isi skripsi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lalu lintas pada jalan raya di akibatkan karena adanya penggerak alat – alat
transportasi, sedangkan kegiatan transportasi itu sendiri dikarenakan adanya
kebutuhan akan perpindahan manusia dan perpindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya. Dan dapat dipahami betapa pentingnya sarana transportasi pada
kehidupan kita sehari – hari.
Pada tahun 1943, terdapat dua usaha angkutan dizaman pendudukan Jepang
yaitu Jawa Unyu Zigyosha yang mengkhususkan diri pada angkutan barang
dengan truk, gerobak atau cikar dan juga terdapat Zidosha Sokyoku yang
melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Pada tahun
1945, setelah Indonesia merdeka, dibawah pengelolaan Departemen Perhubungan
RI, Jawa Unyu Zigyosha berubah nama menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk
angkutan barang dan Zidosha Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat
untuk angkutan penumpang.
Pada tanggal 25 Nopember 1946 berdasarkan Maklumat Kementerian
Perhubungan RI No.01/DAMRI/46 terbentuklah DAMRI (Jawatan Angkutan
Motor Republik Indonesia) dengan tugas utama menyelenggarakan angkutan
penumpang dan barang diatas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Dalam perkembangan selanjutnya sebagai Perusahaan Umum (Perum), nama
DAMRI tetap diabadikan sebagai brand mark dari Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) ini yang hingga saat ini masih tetap konsisten menjalankan tugasnya
1
sebagai salah satu service provider angkutan penumpang dan barang dengan
menggunakan bus dan truk.
Salah satu alat transportasi darat di jalan lintas antar kota Medan dengan Kota
Madya Binjai menggunakan angkutan DAMRI yang saat ini Kota Madya Binjai
sedang mengalami pengembangan Kota yang sangat pesat, kedinamisan
pembangunan dapat dilihat secara nyata dari pertambahan jumlah angkutan darat
yang ada di sertai dengan pertambahan jumlah penduduk.
Kota madya binjai adalah kota yang dijadikan jalur lintas antar propinsi
sumatera utara, Dan kota ini sedang mengalami pengembangan yang sangat pesat.
Kedinamisan pembangunannya dapat dilihat secara nyata dari pertambahan
jumlah pengangkutan yang ada disertai dengan pertambahan jumlah penduduk.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah mengevaluasi pendekatan kriteria yang
dapat di jadikan masukan bagi penetapan tarif (ongkos penumpang) angkutan
umum perkilometer yang sesuai antar kota, khususnya untuk jurusan / trayek
Olympia – Binjai.
Tujuannya adalah agar dapat memberi masukan bagi pengelola angkutan
umum tentang biaya operasional kendaraan tersebut.
1.3 Permasalahan
Mengingat banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan transportasi, maka
yang perlu diperhatikan adalah :
2
1. Banyaknya jenis – jenis angkutan umum :
Damri
Angkutan Mini Bus (Angkot)
Bus
2. Keamanan dan kenyamanan angkutan umum
3. Sistem tarif angkutan umum
4. Jadwal keberangkatan dan kedatangan
5. Kemacetan lalulintas
6. Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Menurut Black (1995) salah satu masalah dalam transportasi yaitu
mobilitas. Masyarakat umum menginginkan angkutan yang baik, tetapi
masyarakat tidak memiliki kemampuan yang sama dalam perjalanan atau
akses yang sama dalam sistem transportasi. Sudah saatnya masyarakat
diminta mengevaluasi pelayanan angkutan umum. Keterbatasan semakin
tampak nyata sementara problem yang muncul semakin parah, di mana
keterlambatan antisipasi dapat menyebabkan dampak yang serius.
1.4. Batasan Masalah
untuk memberikan hasil yang baik dan terarah dalam penelitian ini, maka
penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Penelitian hanya untuk sejenis angkutan umum, dalam hal ini angkutan
Perum Damri Jurusan / Trayek Olympia – Medan.
2. Peninjauan harga di ambil dengan harga yang berlaku saat ini.
3
3. Untuk biaya penyusutan (defresiasi) dihitung secara metode garis lurus
(straight line methode).
4. Penelitian ini di lakukan dengan asusi jumlah penumpang sekali jalan.
1.5. Metodologi
Dalam pelaksanaan penelitian studi ini, sebagai pencapaian tujuan akhir, maka
penelitian dilakukan dengan beberapa tahap seperti, pengumpulan data dan analisa
data antara lain :
1. Data Primer
Data primer ini diperlukan untuk menjelaskan persepsi pelaku perjalanan
terhadap kualitas pelayanan angkutan umum di Kota Medan. Data primer ini
diperoleh melalui kegiatan:
a. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan, dalam
hal ini melakukan perjalanan dengan angkutan umum dan
melakukan pemotretan sesuai dengan permasalahan penelitian.
b. Kuesioner yaitu memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden
yang dipandu oleh surveyor yang dilengkapi panduan lembaran
kuesioner dengan alternatif jawaban yang harus dipilih. Format
jawaban untuk setiap kuesioner ialah tipe likert. Kuesioner
didasarkan atas dimensi mutu pelayanan yang sifatnya umum
(Supranto, 2001). Pelaksanaan interview dilakukan di saat
penumpang berada dalam kendaraan umum yang dipandu oleh satu
orang surveyor.
4
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari berbagai instansi dan lembaga terkait seperti
Perum Damri. Dan literatur – literatur lain sebagai rujukan sesuai
dengan judul penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Angkutan umum di Kota Medan saat ini dikelola oleh beberapa
perusahaan dengan tipe angkutan mini bus (angkot) yaitu Koperasi
Pengangkutan Umum Medan (4000 armada), PT Rahayu Medan Ceria (844
armada), PTU Morina (624), PU Gajah Mada (152 armada), CV Wampu Mini
(407 armada), Fa. Mekarjaya (143 armada) (DLLAJ, 2004).
Dalam PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR :
KP.288 TAHUN 2008 tentang Tarif Dasar Batas Atas Dan Batas Bawah
Angkutan Penumpang Antar Kota Antar Propinsi Kelas Ekonomi seperti
pada Tabel. 2.1. dibawah ini :
Tabel. 2.1. Tarif Dasar Batas Atas Dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Antar Propinsi Kelas Ekonomi
No.
Wilayah Tarif/Penumpang/Km
1. Batas Atas Wilayah I (Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara) Wilayah II (Kalimantan, Sulawesi,
dan pulau lainnya)
Rp. 150,00
Rp. 165,00
2. Batas Bawah Wilayah I (Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara) Wilayah II (Kalimantan, Sulawesi,
dan pulau lainnya)
Rp. 92,00
Rp. 101,00
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : Kp.288 Tahun 2008
Dalam Undang - Undang Nomor 22 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan Tahun 2009 yang dimaksud dengan:
6
1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan,
Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan.
3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.
4. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian Simpul
dan/atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda
dan intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut,
pelabuhan sungai dan danau, dan/atau bandar udara.
6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,
Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna
Jalan, alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.
7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas
rel.
7
9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan
oleh tenaga manusia dan/atau hewan.
10. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan
untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.
11. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.
12. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
rel dan jalan kabel.
13. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan
untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan
menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan.
14. Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor Umum untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.
15. Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk
beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.
16. Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan
tidak ditinggalkan pengemudinya.
17. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi
8
sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna
Jalan.
18. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan atau di
atas permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambing
yang berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi
daerah kepentingan Lalu Lintas.
19. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang
menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi
untuk mengatur Lalu Lintas orang dan/atau Kendaraan di persimpangan
atau pada ruas Jalan.
20. Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa
rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan
Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
21. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan
jasa angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor
Umum.
22. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hokum yang
menggunakan jasa Perusahaan Angkutan Umum.
23. Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di
Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.
24. Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga
dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna
9
Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda.
25. Penumpang adalah orang yang berada di Kendaraan selain Pengemudi
dan awak Kendaraan.
26. Pejalan Kaki adalah setiap orang yang berjalan di Ruang Lalu Lintas
Jalan.
27. Pengguna Jalan adalah orang yang menggunakan Jalan untuk berlalu
lintas.
28. Dana Preservasi Jalan adalah dana yang khusus digunakan untuk kegiatan
pemeliharaan, rehabilitasi, dan rekonstruksi Jalan secara berkelanjutan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
29. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.
30. Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari gangguan
perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.
31. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas
yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan.
10
32. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu
lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban
setiap Pengguna Jalan.
33. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu
lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan
kemacetan di Jalan.
34. Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah
sekumpulan subsistem yang saling berhubungan dengan melalui
penggabungan, pemrosesan, penyimpanan, dan pendistribusian data yang
terkait dengan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
35. Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan.
36. Penyidik Pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan
yang diatur dalam Undang-Undang ini.
37. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
38. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
39. Menteri adalah pembantu Presiden yang memimpin kementerian negara
dan bertanggung jawab atas urusan pemerintahan di bidang Jalan, bidang
11
sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bidang industri,
bidang pengembangan teknologi, atau bidang pendidikan dan pelatihan.
40. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pemimpin
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penanggung jawab
penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi bidang keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat.
2.2. Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
Adapun kriteria kualitas pelayanan angkutan umum diwilayah perkotaan
dalam trayek tetap dan teratur menurut Mudita (2000), sesuai dengan
Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat no. 274/HK.105/DRJD/1996,
yaitu :
1. Waktu tunggu
2. Jarak tempat pemberhentian
3. Pergantian rute dan moda transportasi
4. Lama perjalanan
Untuk bus kota non ekonomi memenuhi kriteria tambahan yaitu :
1. Jadwal keberangkatan dan kedatangan
2. Fasilitas
3. Jemlah penummpang
4. Keamanan
5. Awak bus
12
2.3. Kemacetan Lalulintas
Pada daerah perkotaan kemacetan lalulintas relatip besar di bandingkan
dengan daerah pedesaan, hal ini dapat mengakibatkan waktu tempuh
perkilometer semangkin besar. Kemacetan ini biasanya terjadi pada waktu
pagi hari dari jam 07.00 Wib sampai dengan 09.00 Wib, dan sore hari dari jam
16.00 Wib sampai dengan 19.00 Wib, dimana pada jam – jam tersebut
merupakan waktu yang di butuhkan para pegawai dan pelajar untuk
melaksanakan aktifatasnya, jadi dengan adanya kemacetan lalulintas ini akan
menyebakan para pengmudi atau supir angkutan umum tidak dapat menempu
rit/ hari sebanyak 9 kali, tetapi karena kemacetan tersebut menjadi 6 – 7 kali
rit/hari, kemacetan ini juga mempengaruhi biaya operasional kendaraan
(BOK) angkutan umum Perum Damri tersebut.
2.4. Sistem Tarif
Dalam Keputusan Mentri Perhubungan Tentang Mekanisme
Penetapan Dan FormulaPerhitungan Tarif Angkutan Penumpang
Dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi yang dimaksud
dengan tarif angkutan penumpang adalah:
1. Tarif Angkutan Penumpang Kelas Ekonomi adalah harga jasa pada
suatu trayek tertentu atas pelayanan angkutan penumpang kelas
ekonomi.
2. Tarif Dasar adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam nilai rupiah
per penumpang kilometer.
13
3. Tarif dasar batas atas adalah tarif dasar maksimum yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tarip jarak maksimum
4. Tarif dasar batas bawah adalah tarif dasar minimum yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tarip jarak minimum ;
5. Tarif Jarak adalah besaran tarif per trayek per satu kali jalan, untuk
setiap penumpang yang merupakan hasil perkalian antara Tarif Dasar
dengan Jarak.
6. Tarif jarak batas atas adalah besaran tarif maksimum untuk setiap
trayek
7. Tarif jarak batas bawah adalah besaran tarif minimum untuk setiap
trayek.
8. Tarif berlaku adalah besaran tarif jarak pada setiap trayek yang
ditetapkan oleh masing-masing perusahaan angkutan penumpang
umum, yang nilai nominalnya diantara atau sama dengan tarif batas
atas dan tarif batas bawah.
9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
10. Kepala Dinas Propinsi adalah Kepala Dinas dilingkungan Propinsi
yang bertanggung jawab dibidang perhubungan.
Yang dimaksud dengan sistem tarif adalah struktur umum dari pentarifan pada
suatu daerah sedangkan jenis-jenis pentarifan adalah bagaimana mereka
membayarkan ongkos tersebut dibayarkan oleh penumpang.
2.4.1. Tarif Datar
Dalam sistem tarif datar tarif ditarik berdasarkan jauhnya jarak yang dapat
dicover. Tarif datar menawarkan berbagai jenis keuntungan khususnya dalam
14
hubungan antara pengumpulan ongkos dalam kendaraan. Hal ini
memperbolehkan transaksi tunai terutama sangat penting kepada kendaraan
besar. Semakin besar perbedaan antara panjang jarak perjalanan rata-rata dan
frekuensi terbanyak, akan semakin besar dampak yang merugikan pada
penumpang jarak dekat, sedangkan penumpang jarak jauh menikmati biaya
perjalanan yang menguntungkan secara sesuai. Pada kenyataannnya, tarif datar
pada saat ini jarang diterapkan, bentuk klasik dan lebih banyak dalam
kombinasi/perpaduan dengan sistem tarif lainnya. Sebagai contoh, terdapat
beberapa varian tarif datar, seperti tarif datar–berhubungan dengan rute atau
khususnya, tarif datar dengan tarif dekat terdahulu. Tarif berhubungan dengan rute
dapat digunakan bila struktur panjang perjalanan dari daerah tangkapan tidak
memenuhi penggunaan secara general namun memperbolehkan penggunaannya
pada beberapa kasus rute yang spesifik.
Varian yang paling penting dari tarif datar adalah penambahannya melalui suatu
tarif jarak dekat. Hal ini menghindari kerugian penumpang jarak dekat, yang
harus membayar ongkos yang sama besar dengan penumpang yang melakukan
perjalanan pada jarak yang lebih jauh. Tarif jarak dekat biasanya dilaksanakan di
pusat kota atau untuk jumlah tertentu dari perberhentian di seluruh daerah
pengangkutan. Pada dasarnya, tarif tersebut, termasuk elemen-elemen dari tarif
bertingkat dan dapat juga menyerupai tarif zona. Dalam kasus ini kita berhadapan
dengan suatu tarif gabungan. Kegunaannya sering terbatas hanya untuk waktu
tertentu, seperti periode setelah jam sibuk pagi.
15
2.4.2. Tarif Berdasarkan Jarak
Dalam hal ini, besarnya tarif secara mendasar ditentukan oleh jarak yang tercakup.
Sebuah pembedaan ditarik antara biaya kilometer, biaya bertingkat dan biaya
zona.
a. Biaya Kilometer
Ketergantungan biaya pada jarak yang tercakup digambarkan paling
mencolok pada biaya kilometer, yang ditentukan dengan mengalikan
suatu nilai tetap perkm dengan jumlah kilometer yang tercakup. Suatu
jarak minimum (ongkos minimum) diasumsikan. Beberapa agen
meminta ongkos dengan mutlak berdasarkan jarak yang tercakup,
sedangkan yang lain memberikan diskon sepanjang kelebihan
perjalanan dengan mengurangi harga perkilometer. Sistem biaya
kilometer dimana nilai perkilometer meningkat sebanyak panjang
perjalanan yang meningkat, telah juga digunakan namun tidak
dianjurkan. Pada kasus ini pembenaran/ jastifikasi secara ekonomis
biasanya pada penggunaan/ pemanfaatan yang sangat rendah dari
kapasitas tempat duduk, seperti pada perluasanperluasan rute di daerah-
daerah yang penduduknya tidak mencukupi atau untuk alasan-alasan
topografi.
b. Susunan biaya/ biaya bertingkat
Susunan biaya adalah penghitungan yang berdasarkan pada jarak yang
ditempuh oleh penumpang ke dalam suatau formula yang disebut
„tingkat‟. Tingkat adalah bagian dari susunan rute yang salah satunya
16
jarak antara tempat-tempat henti dan pelayanan untuk perhitungan
biaya. Untuk tujuan ini, jaringan angkutan dibagi dalam bagian-bagian
rute yang secara kasar memiliki panjang yang sama. Tergantung pada
kebijakan biaya untuk penumpang jarak pendek, lebih panjang atau
lebih pendek tingkat merupakan penggabungan dalam pusat kota yang
hubungannya dengan populasi pinggiran atau wilayah sekitarnya. Jarak
antara dua tingkat adalah pada umumnya anatara 2 dan 3 km.
Perubahan nilai dalam tingkat harus mudah diketahui dan sangat
khusus. Tingkat biaya mencerminkan usaha untuk mendapatkan
keadilan antara penumpang dan pertimbangan kenyataan harga untuk
pengusaha dengan penerimaan biaya kumpulan waktu. Sistem ini
seharusnya tidak hanya mengambil perhitungan perubahan permintaan
pelayanan angkutan baik jarak pendek maupun jarak panjang, tetapi
juga harus memperhatikan keuntungan pengusaha yang berdasarkan
cara perhitungan kumpulan biaya.
c. Biaya Zona
Biaya Zona adalah penyederhanaan di dalam hubungan pada tingkat
biaya sejak ini membagi angkutan daerah ke dalam zona-zona untuk
pusat kota pada umumnya memformulakan sekitar zona dalam dimana
zona luar mungkin tersusun seperti sabuk. Daerah transportasi juga
dibagi ke dalam zona-zona yang berdekatan. Jika terdapat rute/jaringan
melintang dan melingkar, panjangnya harus dibatasi oleh pembagian
zona dalam sektor-sektor.Skala jarak dan biaya dibentuk melalui cara
serupa menjadi sistem tingkatan biaya, yaitu berdasarkan satu jarak dan
17
satu tingkat biaya. Keadaan yang memungkinkan bagi penumpang yang
hanya bepergian jarak dekat pada zona-zona yang berdekatan adalah
bahwa mereka harus mengeluarkan biaya untuk dua zona. Oleh karena
itu, perjalanan yang panjang di dalam satu zona mungkin lebih murah
daripada perjalan yang pendek akan tetapi melewati batas zona. Usaha
yang dilakukan adalah mengurangi kerugian ini dengan
memperkenalkan apa yang biasa disebut zona pelengkap atau dengan
memperkenalkan skala biaya yang dapat diaplikasikan untuk dua
zona.Seperti pada skala biaya, batasan biaya tertinggi dapat ditetapkan
dengan tanpa membuat ketentuan untuk penyelesaian lebih lanjut untuk
beberapa zona di depannya. Pembuatan kelompok pada beberapa zona
juga dapat dimungkinkan.
2.4.3. Sistem Kombinasi
Kombinasi dari tiga sistem sebelumnya juga merupakan suatu kemungkinan.
Seperti hal ini sering mengalami kesulitan dalam menetapkan batasan yang tepat
dan biaya berdasarkan jarak dalam prakteknya, pertanyaan yang timbul seperti
kapan satu kemungkinan berhubungan dengan bentuk kombinasi dan kapan tidak.
Sistem biaya seharusnya tidak ditunjukkan sebagai “kombinasi”, jika mayoritas
penumpang berpegang pada satu atau sistem biaya yang lain, sebagai contoh
kombinasi sistem tidak cocok jika sistem didasarkan pada tingkatan biaya, tapi
biaya tepat adalah ditetapkan, misalnya untuk anakanak. Sistem dapat dianggap
sebagai kombinasi bagaimanapun, jika biaya dasar merupakan biaya yang tepat,
mengingat biaya konsesi didasarkan pada sistem biaya jarak terhubung.
Pembenaran untuk masing-masing kombinasi sistem bahwa biaya dasar adalah
18
untuk memudahkan pengumpulan biaya pada kendaraankendaraan, sedangkan
biaya konsesi tidak membutuhkan pengumpulan khusus jika tiket dapat dibayar
dimuka. Dalam kasus ini terdapatnya fakta bahwa sistem biaya barangkali
menjadi sedikit pemahaman, hal ini masih dapat ditolelir.Pada umumnya,
kombinasi sistem dapat menambah kebingungan tentang sistem dan harus
dihindari.
2.5. Adanya Tanda – Tanda Lalulintas (Traffic Signal)
traffic signal di daerah perkotaan dan jalur antar kota merupakan
keharusan untuk pengaturan lalulintas agar tidak terjadi kemacetan dan
kecelakaan. Hal ini biasanya di buat pada daerah persimpangan dan
penybrangan untuk lalulintas pejalan kaki. Akibat traffic signal ini
mempengaruhi jarak tempuh semangkin lama suatu kendaraan untuk dapat
mencapai terminal yang akan dituju, dengan demikian traffic signal ini juga
mempengaruhi rit yang akan di capai para pengmudi angkutan tersebut.
2.6. Jumlah Kendaraan (Kepadatan Lalulintas)
Di jaman millennium ini jumlah kendaraan semangkin lama semangkin
bertambah banyak sehingga mengakibatkan kemacetan yang relative besar,
yang membuat waktu tempuh angkutan umum perkilometernya semangkin
lama dan menambah biaya operasional kendaraan (BOK) suatu armada
angkutan, sehingga akan di pengaruhi rit yang akan di tempuh para pengemudi
angkutan tersebut.
19
2.7. Waktu Tempuh Angkutan
Waktu yang di tempuh angkutan umum sangat menpengaruhi untuk
mendapatkan penumpang, pada kondisi yang menunjukan bahwa pada waktu
– waktu tertentu jarak suatu terminal ke terminal yang lain sangat
mempengaruhi waktu tempuh kendaraan umum. Hal ini di karenakan banyak
pengguna kendaraan jalan diwaktu yang bersamaan sehingga terjadi
kemacetan, selain itu adanya traffic signal dan naik turunnya penumpang
disembarangan tempat sehingga mengakibatkan waktu tempuh angkutan
semangkin lama dan juga mempengaruhi naiknya biaya operasional kendaraan
(BOK).
2.8. Pengoperasian Angkutan Umum Penumpang
Pengoperasian angkutan umum penumpang jalan raya pada dasarnya dibagi dalam
3 golongan berdasarkan ruang lingkup pelayanannya, yaitu angkutan dalam kota,
pinggiran kota, dan antar kota. Perbedaan pokok pengoperasian angkutan dalam
kota dengan golongan lainnya yaitu dalam penyusunan rute angkutan umum
dalam kota harus lebih mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas tiap ruas
jalan, karena volume lalulintas dalam kota umumnya lebih padat. Sehingga dalam
rencana pengoperasian, sedapat mungkin menghindari kemacetan.
Sesuai pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993, tentang
Angkutan Jalan, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 tahun 1993,
tentang Penyelengaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum,
menegaskan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum,
mempunyai trayek tetap dan teratur dilaksanakan dalam jaringan trayek. Dengan
20
definisi bahwa jaringan trayek merupakan kumpulan dari trayek-trayek yang
menjadi suatu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Trayek pelayanan
jasa angkutan umum berdasarkan PP No. 41 Tahun 1993 dibagi dalam 4 (empat)
kelompok, yaitu :
a) Trayek antar kota antar propinsi (AKAP), dengan ciri-ciri pelayanan :
Mempunyai jadwal tetap
Pelayanan cepat
Dilayani oleh mobil bus umum
Tersedianya terminal tipe A pada awal pemberangkatan,
persinggahan, dan bterminal tujuan.
b) Trayek antar kota dalam propinsi (AKDP), dengan ciri-ciri pelayanan :
Mempunyai jadwal tetap
Pelayanan cepat dan/atau lambat
Dilayani oleh mobil bus umum
Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B pada
awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan.
c) Trayek kota, terdiri dari :
Trayek utama yang diselenggarakan dengan cirri-ciri :
a. Mempunyai jadwal tetap
b. Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan
utama dan kawasan pendukung dengan melakukan
perjalanan secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat
missal
c. Dilayani oleh mobil bus umum
21
d. Pelayanan cepat dan/atau lambat
e. Jarak pendek
f. Melampaui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk
manaikkan dan manurunkan penumpang.
Trayek cabang yang diselenggarakan dengan ciri-ciri :
a. Mempunyai jadwal yang tetap
b. Melayani angkutan antar kawasan pendukung, antar
kawasan pendukung dan kawasan pemukiman
c. Dilayani oleh mobil bus umum
d. Pelayanan cepat dan/atau lambat
e. Jarak pendek.
Trayek ranting yang diselenggarakan dengan ciri-ciri :
a. Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman
b. Dilayani dengan bus umum dan/atau mobil penumpang
umum
c. Pelayanan lambat
d. Jarak pendek
e. Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.
Trayek langsung yang diselenggarakan dengan ciri-ciri :
a. Mempunyai jadwal yang tetap
b. Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat
missal dan langsung
c. Dilayani oleh mobil bus umum
22
d. Pelayanan cepat
e. Jarak pendek
f. Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.
d) Trayek pedesaan, dengan ciri-ciri pelayanan :
Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal
Pelayanan lambat
Dilayani oleh mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum
Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe C pada
pemberangkatan dan terminal tujuan
2.8.1. Rute Jaringan
Kecepatan dan ketepatan bus harus dapat ditingkatkan dengan
menggunakan konsep bus priority, yang mana memprioritaskan bus untuk
memiliki jalur khusus sehingga terhindar dari kemacetan, dan dapat
mengambil rute-rute langsung, serta menghindari rute memutar yang
dilakukan oleh sistem jaringan berputar 1 arah. Dalam hal ini angkutan umum
Perum Damri memiliki rute seperti pada gambar dibawah ini :
23
Gambar. 2.1. Trayek Perum Damri UBK Medan
2.9. Pengertian Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Biaya operasional kendaraan atau yang di sebut juga dengan BOK adalah
suatu hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan dan perluasan bagi usaha jasa
biaya – biaya seperti STNK, speksi (KIR), asuransi, izin trayek, suku cadang, gaji
pengemudi dan kernet, BBM, dan lain – lain.
Biaya yang di gunakan untuk keperluan tersebut, adalah biaya yang harus
di keluarkan oleh perusahaan jasa angkutan penumpang. Pengeluaran biaya
yang diatas ada yang di keluarkan rutin setiap hari, hari oparasi kendaraan
selama satu bulan dan keadaan jalan/route/trayek yang di laluinya. Jumlah rit
dan hari operasi kendaraan akan mempengaruhi banyaknya penggunaan bahan
bakar dan pelumas, sedangkan keadaan jalan akan mempengaruhi suku cadang
terutama ban.
24
Sehingga dapat di simpulkan, bahwa biaya operasional kendaraan (BOK)
adalah biaya – biaya pokok yang harus di keluarkan pemilik kendaraan selama
kendaraan angkutan penumpang tersebut beroperasi dalam satu hari kerja.
Dengan syarat pengluaran biaya operasi kendaraan ini harus lebih kecil dari
biaya pendapatan pada saat angkutan beroperasi.
2.10. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Dan Factor – Factor Yang
Mempengaruhinnya.
Salah satu sasaran dari perluasan atau pembuatan jalan adalah untuk
meminimize jumlah biaya – biaya kontruksi, perawatan dan biaya operasi
kendaraan tergantung dari tipe kendaraan, termaksud maksud dan tujuan dari
perjalanan kendaraan, selain itu geometri alignemen jalan juga dapat
mempengaruhi biaya operasi kendaraan. Pemakaian kendaraan akan lebih
banyak jika kendaraan melalui jalan yang banyak tanjakannya di banding jalan
yang rata, Tingkat kekasaran permukaan jalan atau roud surface roughness
juga akan berpengaruh pada BOK, mengingan akibatnya pada komponen
kendaraan pada ban dan suku cadang.
Kondisi ketahanan permukaan jalan selain ditentukan standar kontruksi
juga dipengaruhi oleh beban dan intensitas arus lalulintas, tingkat perawatan
dan keadaan lingkungan. Mangkin tinggi intensitas mangkin tinggi beban
gandar, mangkin cepat pula jalan manjadi rusak. Demikian pula halnya
dengan curah hujan lebat yang tinggi akan dapat menimbulkan melemahkan
struktur jalan atau menimbulkan erosi, jadi keadaan lingkungan cuaca,
intensitas lalulintas dan perawatan akan mempengaruhi kondisi struktur
25
permkaan jalan yang berarti akan berdampak pada besarnya BOK. Karena itu
untuk memperkirakan besarnya BOK adalah lebih penting untuk mengerti dan
memperhatikan :
Parameter / variabel fisik apa saja dari tipe – tipe jalan tertentu akan
mempengaruhi besarnya BOK.
Tipe kendaraan serta keadaan operasi.
Komponen apa saja yang perlu dievaluasi.
2.10.1 Parameter Fisik Dan Jalan
A. kecepatan dan pemakaian bahan bakar
Kecepatan dan pemakaian bahan bakar ini sangat tergantung pada naik
dan turunya jalan, Karen jika kendaraan sering melalui jalan – jalan
tanjakan maka kendaraan tersebut akan lebih banyak memakai bahan
bakar. Secara umum jalan dapat digolongkan dalam tiga bagian :
Table 2.2 : Rata – Rata Tanjakan Jalan
NO
.
Jenis jalan Rata – rata tanjakan
1.
2.
3.
Jalan rata (flate roud)
Jalan berbukit (rolling roud)
Jalan tanjakan curam (steep roud)
<1.5 %
1.5 % - 3.5 %
> 3.5 %
Sumber : ekonomi rekayasa trasportasi
Dari hasil survei bahwa jalan yang dilalui trayek angkutan Perum Damri Olympia
– Binjai adalah jenis jalan rata.
26
B. Lebar jalan (roud width)
Lebar jalan yang di lalui angkutan Perum Damri Olympia – Binjai lebih
kurang ___ meter, sehingga akan mempengaruhi kecepatan kendaraan,
tetapi jalan yang kurang dari __ meter akan mengurangi kecepatan yang
dicapai.
C. Kekasaran permukaan jalan (roud surface roughness)
Kekasaran permukaan jalan akan banyak mempengaruhi banyak
komponen dari biaya operasional kendaraan (BOK) nilai rata – rata
kekasaran permukaan jalan (average value of roughness) dari berbagai
tipe jalan yang biasa di pakai dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :
Table 2.3 Rata – Rata Kekerasan Permukaan Jalan
No
.
Jenis jalan Rata – rata kekerasan
1.
2.
3.
4.
5.
Jalan dengan aspal beton
Jalan baru
Jalan lama
Jalan krikil tanpa aspal, kondisi baik
Jalan krikil tanpa aspal, kondisi jelek
1800 mm/KM
2400 mm/KM
2700 mm/KM
5000 mm/KM
10000 mm/KM
Sumber : Ekonomi Rekayasa Transportasi
27
Untuk kekerasan permukaan jalan trayek angkutan umum Perum Damri Olympia
– Binjai terdapat satu jenis jalan.
D. Tingkat Kelembaban
Tingkan kelembaban jalan yang tidak beraspal akan mempengaruhi
kelicinan permukaan jalan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan
kendaraan, tetapi dampaknya terhadap harga (cost) adalah minim.
E. Legokan – Legokan Pada Jalan
Legokan – legokan yang terjadi pada jalan akan cenderung mengurangi
kecepatan kendaraan dan juga akan mengaruhi pada penggunaan spare
part / suku cadang kendaraan.
F. Kelonggaran material permukaan jalan
kelonggaran material permukaan jalan akan mengakibatkan hilangnya
fisik antara roda – roda pendorong dengan permukaan jalan cendrung
dapat mengkatkan pemakaian bahan bakar, namun nilainya sangat kecil.
2.10.2 Ciri – Cirri Dan Spesipikasi Kendaraan
A. Berat Bruto Kendaraan (Gross Vehicle Weight)
Berat bruto kendaraan ini, dampaknya akan mempengaruhi pemakaian
bahan bakan dan juga ban kendaraan pada saat kendaraan tersebut
sedang beroprasi.
28
B. Umur Kendaraan
Kendaraan angkutan umum tersebut harus di ketahui berapa umur
kendaraannya dan kilometer yang telah dijalani sejak kendaraan masih
baru, karena akan berdampak / berpengaruh atas pemakaian suku
cadang dan biaya perawatan. Kendaraan yang di survey ini berumur 5
tahun.
2.10.3 Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Dan Batas – Batas Pemakaiannya
Perkiraan besarnya biaya operasi kendaraan dipecah dalam beberapa
komponen biaya yaitu, pemakaian bahan bakar dan miyak pelumas,
pemakaian suku cadang, penyusutan (depresiasi), jumlah jam operasi, awak
kendaraan dan biaya kepemilikan atau standing cost (harga tetap).
A. Pemakaian Bahan Bakar (Fuel Consumption)
Bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian kendaraan umum dalam
pemakaiannya tergantung dari rata – rata naik turunnya jalan kemudi
ditambah atau di kurang mengingat dapaknya dari kecapatan dan juga
akibat dari bruto kendaraa, karena pemakaian bahan bakar dijalan yang
datar jauh lebih irit di badingkan dengan kendaraan yang sering melalui
jalan tanjakan.
B. Pemakaian Bahan Pelumas (Lubricating Oil Consumption)
Penelitian tentang kebannyaknya bahan pelumas terpakai merupakan
nilai rata – rata utuk jalan beraspal dan jalan yang tidak beraspal serta
mencakup empat golongan kendaraan, baik minyak pelumas yang di
29
pakai untuk perawatan (pergantian minyak) maupun yang terpakai
dalam operasi kendaraan sudah termasuk dalam perkiraan.
C. Perawatam Kemdaraan (Vehicle Maintenance)
Adalah merupakan perkiraan tentang perawatan kendaraan mengenai
pemakaian suku cadang akiat beroperasinya kendaraan dan keadaan
jalan yang dilaluinya. Perawatan kendaraan angkutan umum Perum
Damri dilakukan Sendiri oleh pihak Perum Damri.
D. Biaya Tetap (Standing Cost)
Diperkirakan denga praksi (pecahan) atau persentase tertentu dari total
pengeluaran rutin, dengan perkataan lain dari mengkalikan total
pengeluaran rutin dengan koevisien over head tertentu yaitu sebesar
10%.
2.11. Komponen – Komponen Dan Perhitungan Biaya Operasi
Kendaraan
Komponen – Komponen yang di anggap penting dalam menghitung biaya
operasi kendaraan (BOK) adalah sebagai berikut :
2.11.1 Biaya Tetap
Adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan angkutan
kendaraan secara rutintiap hari, bulan dan tahun, dengan atau tanpa
beroperasinya angkutan penumpang tersebut. Biaya – biaya tetap ini meliputi
30
biaya upah/gaji pengemudi dan kondektur, biaya bunga modal. Selanjudnya
biaya tetap ini dapat dihitung dengan rumus :
BT = UP + ADM + AS (Rp/hari) …………… (a)
Dimana :
BT = Biaya tetap (Rp/hari)
UP = Biaya upah pengemudi dan kondektur (Rp/hari)
ADM = Biaya administrasi (Rp/hari)
AS = Biaya asuransi (Rp/hari)
Sumber biaya bunga modal : buku “ekonoi teknik” jilid II (Dept P.U)
2.11.2. Biaya Variabel
Sebagai akibat pengoprasian kendaraan angkutan penumpang, maka
kendaraan tersebut mengalami berbagai hal tentang perbaikan – perbaikan,
kehausan, penggantian, bahan bakar minyak, penggantian minyak
pelumas,pemakaian ban, perawatan suku cadang dan retribusi. Untuk biaya
yang di keluarkan akibat dari beroprasinya kendaraan ini besarnya akan selalu
berubah – ubah (variabel) dengan kata lain tidak tetap. Ini di sebabkan
pergantian suku cadang dan minyak pelumas tidak rutin setiap hari,
sedangkan untuk bahan bakar kendaraan selalu diisi setiap hari kecuali
kendaraan tidak beroperasi, itu pun tergantung dari lamanya kendaraan
beroperasi serta jumlahnya rute perjalanan dan untuk biaya retribusi
disesuaikan dengan berapa kali kendaraan tersebut masuk terminal dalam satu
hari. Biaya – biaya variable dapat dihitung dengan rumus :
31
BV = BBM + MP + BN + MN + TPR + SC (Rp/hari)……………(b)
Dimana :
BV : Biaya variable
BBM : Biaya bahan bakar minyak (Rp/hari)
MP : Biaya minyak pelumas (Rp/hari)
BN : Biaya pemakaian ban (Rp/hari)
MN : Biaya Pemeliharaan (Rp/hari)
TPR : Biaya retribusi (Rp/hari)
SC : Biaya pergantian suku cadang (Rp/hari)
Sumber biaya bunga modal : buku “ekonoi teknik” jilid II (Dept P.U)
2.11.3. Biaya Over Head
Biaya over head adalah biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan oleh
pemilik kendaraan atau pengusaha angkutan penumpang yang akan
dipergunakan untuk keperluan biaya sewa kantor dan admonistrasi keperluan
kantor lainnya. Biaya overhead ini diambil sebesar 10% dari jumlah biaya
operasi kendaraan per hari. Biaya overhead dapat dihitung dengan rumus :
OV = 10% x BOK /hari ………….. (c)
Dimana :
OV : Biaya over head (Rp/hari)
BOK/hari : Biaya operasional kendaraan per hari (Rp/hari)
2.11.4. Biaya Tak Terduga (Tg)
Dalam setiap kendaraan, biaya tak terduga ini setiap harinya selalu
disediakan oleh pemilik kendaraan, karena untuk menjaga kemungkinan –
32
kemungkinan adanya biaya tambahan pada saat kendaraan sedang beroperasi.
Besarnya biaya tak terduga ini tergantung dari pemilik kendaraan untuk
menyediakannya, sehingga tidak mempunyai besaran yang tetap untuk ini.
2.11.5. Keuntungan Dari Pemilik Kendaraan
Keuntungan dari pemilik kendaraan ini tidak diperhitungkan sebesar 10%
dikalikan dengan harga kendaraan baru, setelah diketahui komponen –
komponen untuk menghitung besarnya biaya operasi kendaraan (BOK) maka
harga operasi kendaraan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
BOK / hari (Rp/hari) = BT + BV
BOK Total (Rp/hari) = BOK / hari (Rp/hari) + OV + Tg
Dimana :
BT = Biaya tetap (Rp/hari)
BV = Biaya variable (Rp/hari)
OV = Biaya Over Head (Rp/hari)
Tg = Biaya Tak terduga (Rp/hari)
Sumber biaya bunga modal : buku “ekonoi teknik” jilid II (Dept P.U)
2.12. Penentuan Tarif Penumpang Perkilometer
Pada dasarnya perhitunga tarif pada penelitian ini terdiri dari dua bagian
yaitu perhitungan tarif angkutan umum dengan jenis bus kecil (microlet,
sedaco) dan perhitungan tarif kendaraan jenis bus sedang dengan besar.
Perhitungan ini tidak ada bedanya, hanya saja perhitungan dari biaya operasi
kendaraan pada pemakaian suku cadang dan jumlah tempat duduk yang
tersedia pada kendaraan tersebut. Untuk menghitung besarnya tarif
penumpang perkilometer dapat digunakan rumus sebagai berikut :
33
Tarif (Rp/hari) = BOK total
Jpu+( y x Jpp)
Tarif (Rp/pnp/KM) = BOK total
(Jpu+[ y x Jpp] x [0.5 x Jdr ])…………..(2)
Dimana :
BOK total: Biaya operasi kendaraan total dalam satu hari (Rp/hari)
Jpu : Jumlah penumpang umum (pnp/rit)
Jpp : Jumlah penumpang pelajar (pnp/rit)
Jpr : Jumlah dari pada rit (pnp/rit)
Jdr : Jara dari pada rit (KM)
Y : Perbandingan dari penumpang pelajar dan umum (1/3)
Sumber biaya bunga modal : buku “ekonoi teknik” jilid II (Dept P.U)
Rumus di atas berlaku untuk semua kendaraan angkutan umum, yang
membedakan tarif angkutan umum, sedangkan untuk jenis kendaraan yang tiadak
membedakan tarif seperti bus pantas, bus pantas AC rumus di atas dapat
diperlakukan denga menganggap jumlah pelajar sama dengan 0 (nol).
2.13. Penyelesaian Data
2.13.1 Jenis Angkutan
Didalam mengevaluasi tarif angkutan umum, kita harus dapat menentukan
jenis angkutan yang akan digunakan. Berdasarkan pedoman teknis
penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam
trayek tetap dan teratur dari Dinas Perhubungan tahun 2002 sebagai
berikut :
34
Tabel 2.3. Klasifikasi Angkutan Umum Berdasarkan Trayek
Ukuran kota
Klasifikasi
Trayek
Kota raya
(> 1.000.000
penduduk)
Kota besar
(500.000 –
1.000.000
penduduk)
Kota sedang
(100.000 –
500.000
penduduk)
Kota kecil
(< 100. 000
penduduk)
UtamaKA
Bus besarBus besar
Bus besar /
sedangBus sedang
Cabang Bus besar /
sedangBus sedang
Bus sedang /
kecilBus kecil
RantingBus sedang /
kecilBus kecil
MPUMPU
Langsung Bus besar Bus besar Bus sedang Bus sedang
Sumber : Dinas Perhubungan tanhun 2002
Data – data yang diambil berdasarkan apa yang telah di berikan oleh
Perum Damri, dan data tersebut dimasukan dalam sebuah tabel sebagai berikut :
Tabel .2.4 Karakteristik Kendaraan
No. Karakteristik kendaraan Detail
1. Merek / tipe kendaraan MERCEDEZ BENZ OH
2. Ukuran mesin 80 X 120 M
3. Jumlah tempat duduk 48
5. Waktu tempuh 1 rit 1,5 Jam
35
5. Jarak tempuh 1 rit 28 Km
6. Rata – rata rit dalam 1 hari 9 Rit
7.Jumlah hari operasi dalam 1 bulan 30 Hari
Bab III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Penyajian Data
Salah satu studi teknik lalulintas adalah pengukuran kecepatan perjalanan
dan waktu perjalanan yang berguna untuk mengetahui kelancaran arus lalulintas
dalam satu rute, serta hal – hal yang menjadi sebab terjadinya kehilangan waktu
perjalanan dalam suatu lintasan atau ruas jalan. Data – data dari pengukuran
kecepatan perjalanan dan waktu tempuh perjalanan, ini akan dapat di pakai untuk
mengadakan control device yang cocok dalam mengatasi kemacetan yang terjadi.
Cara melaksanakan metode ini di lapangan adalah sebagai berikut :
pertama – tama di tentukan terdahulu rute/trayek yang akan di teliti, lalu di adakan
survei pandahuluan, pada tahap ini segala hal yang perlu (data – data tentang rute
tersebut) kemudian jarak rute di ukur, dalam hal ini di gunakan speedometer,
setelah itu dari titik awal (dalam penelitian ini adalah di Binjai), mulailah
perjalanan menempuh rute tersebut (dengan cara mengikuti kendaraan penumpang
Perum Damri) dengan menaiki sepeda motor mengikutinya dari belakang sampai
ke titik akhir rute (Olympia).
Sebagai tambahan perlu dicacat kondisi dan aktifitas lingkungan jalan,
misalnya ; perumahan penduduk, pusat perbelanjaan, daerah perkantoran, daerah
industri, parkir pinggiran jalan, keadaan persimpangan dan lain – lain, setelah di
36
dapat panjang rute kendaraan penumpang Perum Damri tersebut, lalu mencari
komponen biaya operasi kendaraan yang di gunakan oleh angkutan penumpang
itu.
Untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) angkutan
penumpang, dalam hal ini angkutan penumpang Perum Damri trayek Olympia –
Binjai, adalah mengetahui besarnya komponen – komponen dari biaya operasional
kendaraan (BOK) yang telah di keluarkan oleh pemilik kendaraan dalam satu hari
dalam satu tahun.
Besarnya biaya komponen – komponen kendaraan itu dapat di lakukan
dengan cara melaksanakan survey langsung atau bertanya kepada pengemudi atau
pemilik angkutan penumpang Perum Damri tersebut, dimana pengemudi atau
pemilik angkutan ini, adalah orang yang terlibat langsung dalam transaksi dalam
pembelian dan pergantian biaya suku cadang dan biaya – biaya yang di keluarkan
untuk operasi kendaraan.
Dari penelitian / survey tersebut, angkutan umum Perum Damri sering
mengalami kemacetan dijalan. Kemacetan yang sering terjadi di daerah
persimpangan pinang baris, jalan medan – binjai, dan petisah, ini terjadi karena
banyaknya pengguna jalan dan angkuta umum (angkot, sdako, dan lain - lain)
yang beroperasi pada saat jam – jam sibuk. Kemacetan ini biasanya terjadi pada
waktu pagi hari dari jam 07.00 Wib sampai dengan 09.00 Wib, dan sore hari dari
jam 16.00 Wib sampai dengan 19.00 Wib, karena pada jam – jam tersebut
merupakan waktu yang sangat di butuhkan oleh para pengguna jalan, terutama
pegawai (pekerja/ buruh) dan pelajar untuk melaksanakan kegiatan atau aktifitas
sehari – hari.
37
Daerah perkotaan relative lebih besar di bandingkan daerah pedesaan. Hal
ini juga dapat mengetahui besarnya komponen – komponen biaya kendaraan atau
biaya operasional kendaraan (BOK) angkuta penumpang Perum Damri.
Komponen - komponen Biaya Jasa Angkutan terutama untuk Bus antar
kota kelas ekonomi sebagaimana tertuang dalam Lampiran Keputusan Mneteri
Perhubungan Nomor KM 89 Tahun 2002 antara lain :
3.1.1. Data Biaya Tetap
Yaitu biaya – biaya yang meliputi upah pengemudi atau pendapatan,
dimana para pengemudi ini adalah merangkap pemilik kendaraan, biaya
administrasi dan biaya asuransi.
3.1.2. Biaya Variable
Yaitu biaya – biaya yang meliputi bahan bakar, minyak pelumas, biaya
pemeliharaan, pemakaian / pergandian ban, retribusi, suku cadang (spare part) dan
biaya tak terduga.
3.1.3. Tarif Angkutan Saat Ini
Didalam menetapkan tarif angkutan umum, Perum Damri memiliki cara
tersendiri. Terutama untuk jurusan / trayek Olympia – Binjai yang dibagi menjadi
2 estafet, jarak yang ditempuh sebesar 28 Km. Berarti jarak setiap estafet adalah
14 Km. Besarnya tarif angkutan yang berlaku saat ini berdasarkan fakta di
lapangan yaitu :
1. Masyarakat :
Jarak 1 Estafet = 14 Km = Rp. 3.000,00
Jarak 2 Estafet = 28 Km = Rp. 5.000,00
38
2. Pelajar :
Jarak 1 Estafet = 14 Km = Rp. 2.000,00
Jarak 2 Estafet = 28 Km = Rp. 4.000,00
3. 2. Kapasitas Angkutan
Kapasitas atau penumpang yang terangkat sekali jalan adalah 48 orang
penumpang, dan dari 48 orang penumpang ini diasumsikan setiap kendaraan
mengangkut 16 orang penumpang pelajar, dapat kita lihat seperti gambar di
bawah ini :
Gambar. 3.1. Kapasitas Angkutan Umum Perum Damri 48 Penumpang
39
3.3. Sistem Pembayaran Tarif Angkutan Umum Perum Damri
Dalam pembayaran tarif angkutan, Perum Damri menggunakan sistem
yang sederhana, dimana Penumpang dipungut tarif angkutan oleh kernek, lalu
kernek akan memberi sebuah tiket seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar. 3.2. Tiket Angkutan Umum Perum Damri
Setelah mendapatkan data – data dan biaya operasional kendaraan (BOK),
maka selanjudnya dilaksanakan survey rute yang di lalui angkutan oleh
angkutan Perum Damri tersebut, dari Binjai – Kampong Lalang – Sei
Kambing – Iskandar Muda – Petisah – Olympia, dengan jarak 28 Km sekali
pergi atau 56 Km untuk pulang pergi, dengan keadaan jalan yang tidak
mengalami kerusakan.
40
Sampel yang di ambil pada pelaksanaan penelitian ini adalah sebanyak 10
sempel kendaraan dari total angkutan kendaraan umum Perum Damri yang
berjumlah sebanyak 3 unit. Selanjutnya data – data sempel dapat di lihat pada
lampiran III.1. Angkutan Perum Damri yang digunakan adalah angkutan
Perum Damri yang memiliki kapasitas penumpang 48 orang, seperti pada
gambar dibawah ini :
Gambar. 3.3. Jenis Bus Dengan Kapasitas Penumpang 48
41
BAB IV
ANALISA DATA DAN TARIF
4.1. Analisa Data
Data – data yang di peroleh ini belum dapat langsung di laksanakan untuk
menghitung tarif yang sesuai, sebab data – data operasi kendaraan tersebut tidak
semuanya dikeluarkan setiap hari tetapi ada juga yang satu bulan sekali, dua bulan
sekali, dan tiga bulan sekali, seperti biaya minyak pelumas, pemakaian ban,
depresiasi dan suku cadang, maka semua biaya – biaya yang di maksud yang di
keluarkan berdasarkan bulan harud di rubah berdasarkan hari, demikian juga biaya
administrasi asuransi, angsuran dan bunga modal serta pendapatan, selanjutnya
biaya – biaya tersebut dihitung keseluruhannya, kemudian di cari biaya – biaya
rata – ratanya sehingga besar tarif penumpang kendaraan yang sesuai dapat di
hitung, untuk mengetahui besarnya biaya variable BOK dan tarif yang sesuai
dapat dilihat pada perhitunga sebagai berikut :
4.1.1. Karakteristik Biaya Variable Bok
Data – Data sampel no. 4
4.1.2. Karakteristik Dan Peroduksi Kendaraan
1. Merek / type kendaraan : MERCEDEZ BENZ OH
2. Ukuran mesin : 80 X 120 M
3. Jumlah tempat duduk : 48
4. Jarak tempuh pulang pergi : 56 Km
5. Rata – rata rit dalam satu hari : 9 Rit
42
6. Hari operasi kendaraan dalam satu bulan : 30 hari
4.1.3. Biaya – biaya
Data – data yang didapat akan dibagi menjadi perhari, dan di asumsikan
bahwa 1 tahun = 366 hari dan 1 bulan = 30 hari.
STNK = Rp. 2.637.000,-/ tahun
Kir (speksi) = Rp. 2.100.000,- /6 bulan
Kartu izin trayek / pengawasan = Rp. 250.000,-/ tahun
Asuransi = Rp. 35.000,-/ bulan
Biaya operasi
BBM = 25 ltr/ 2 rid
Retribusi = Rp.1.000,- / rit
Penggantian pelumas
Oli mesin = 8000 Km = 20 ltr x Rp.21.500,-/ ltr
Oli gerdang = 32000 Km = 5 ltr x Rp.28.000,-/ ltr
Oli transmisi = 16000 Km = 9 ltr x Rp.21.500,-/ ltr
Minyak rem = Rp. 65.000,- ltr/ tahun
Pergantian 1 buah ban = Rp. 2.850.000,-/ tahun
Pergantian spare part / suku cadang
Accu / penambahan Accu = Rp. 1.200.000,-/ tahun
Saringan udara = 50000 Km → Rp. 25.000,-
Saringan Oli = 8000 Km → Rp. 60.000,-
Per roda depan = Rp. 20.000,- / 6
bulan
43
Per roda belakang = Rp. 20.000,- / 6 bulan
Boss steer = Rp. 20.000,- / 3 bulan
Karet rem depan = Rp. 285.000,-/set x 2
Karet rem belakang = Rp. 350.000,-/set x 2
Ball joint = Rp. 175.000,- / tahun
Cross joint = Rp. 225.000,- tahun
Plat copling = Rp. 205.000,- / tahun
Perawatan
Pada dasarnya Perum Damri merupakan salah satu perusahaan
BUMN, dan perawatan pada kendaraan angkutan umum Perum
Damri dilakukan oleh pihak perusahaan, yang menggunakan jasa 3
orang ahli dalam bidang Otomotif. Untuk itu, pihak Pihak Perum
Damri memberikan upak kepada satu orang sebesar Rp.
1.200.000,- / bulan.
Upah Pengemudi
Didalam angkutan umum Perum Damri yang merupakan salah satu
perusahaan BUMN, menetapkan gaji supir menurut golongan
masing – masing, yang di tambah dengan tanggungan seperti istri,
anak (maksimal 3 orang) dan upah pendapatan perhari, sebagai
berikut :
Gaji pokok = Rp. 610.000,-/ bulan
Mempunyai istri = 5% dari gaji pokok
Mempunyai seorang anak = 10% dari gaji pokok
Upah pengemudi perhari = 7% dari pendapatan perhari
44
Pendapatan
Analisa pendapatan :
kapasitas penumpang 48 orang/rit terdiri dari 32 penumpang umum
dan 12 penumpang pelajartarif penumpang umum Rp. 3.000,- dan
untuk penumpang pelajar Rp. 2.000,- .
IV.1.4. Perhitungan
1. Pendapatan
Jumlah penumpang umum 32 = 32 x Rp. 3.000,-/rit
= Rp. 96.000,-/ rit
Jumlah rit dalam 1 hari = 9 rit/ hari
= 9 rit/ hari x Rp. 96.000,-/ rit
= Rp. 864.000,-/ rit
Jumlah penumpang pelajar 16 = 16 x Rp. 2.000,-/rit
= Rp.32.000,-/ rit
Jumlah rit dalam 1 hari = 9 rit/ hari
= 9 rit/ hari x Rp.32.000,-/ rit
= Rp. 288.000,-/ rit
Jadi pendapatan per hari adalah = Rp. 1.152.000,-/hari
2. Upah pengemudi per hari (jumlah pengemudi 2 orang)
Gaji pokok = Rp. 610.000,- / bulan
= Rp. 20.334,- / hari
45
= Rp. 20.334,- x 2 orang
= Rp. 40.668,-/ hari
Mempunyai istri = 5% dari gaji pokok
= 5% x Rp. 610.000,- / bulan
= Rp. 30.500,- / bulan
= Rp. 1.017,- / hari
= Rp. 1.017,- / hari x 2 orang
= Rp. 2.034,- / hari
Mempunyai seorang anak = 10% dari gaji pokok
= 10% x Rp. 610.000,- / bulan
= Rp. 61.000,- / bulan
= Rp. 2.034,- / hari
Jadi jumlah anak 3 orang x 2 orang supir = 3 x 2 x Rp. 2.034,- / hari
= Rp. 12.024,- / hari
Upah pengemudi perhari = 7% dari pendapatan perhari
= 7% x Rp. 1.152.000,-/hari
= Rp. 80.640,-/ hari
Jadi jumlah UP = Rp. 135.366,- / hari
3. Administrasi
46
STNK = Rp. 2.637.000,-/ tahun
= Rp. 7.325,-/ hari
KIR = Rp. 2.100.000,- /6 bulan
= Rp. 2.100.000,- : (6 x 30)
= Rp. 11.667,-/ hari
Kartu izin trayek = Rp. 250.000,-/ tahun
= Rp. 694,-/ hari
Jumlah Administrasi = Rp. 18.992,-/ hari
4. Asuransi
As = Rp. 35.000,-/ bulan
= Rp. 1.167,-/ hari
5. Bahan bakar minya (BBM)/hari
BBM (solar) = 12,5 ltr/ rit
Harga 1 liter solar = Rp. 4.500,-
Jadi BBM (solar) = 12,5 ltr/rit x 9 rit/hari x Rp. 4.500,-
= Rp. 506.250,- ltr / hari
6. Minyak pelumas (Mp)/hari
Oli mesin = 8000 Km = 20 ltr x Rp.21.500,-/ ltr
1 rit = 28 Km → 1 hari = 9 rit → 9 x 28 = 252 km/hari
Jadi 8000 Km : 252 km/hari = 32 hari
47
Jadi = 20 ltr x Rp. 21.500,-/ltr : 32 hari
= Rp. 13.438,- / hari
Oli gerdang = 32000 Km = 5 ltr x Rp.28.000,-/ ltr
1 rit = 28 Km → 1 hari = 9 rit → 9 x 28 = 252 km/hari
Jadi 32000 Km : 252 km/hari = 127 hari
Jadi = 5 ltr x Rp. 28.000/ ltr : 127 hari
= Rp. 1.102,-/ hari
Oli transmisi = 16000 Km = 9 ltr x Rp.21.500,-/ ltr
1 rit = 28 Km → 1 hari = 9 rit → 9 x 28 = 252 km/hari
Jadi 16000 Km : 252 km/hari = 63 hari
Jadi = 9 ltr x Rp. 21.500,-/ ltr : 63 hari
= Rp. 3.071,-/hari
Minyak rem = Rp. 65.000,- ltr/ tahun
= Rp. 181,- / hari
Jumlah Minyak Pelumas (MP) = Rp. 17.792,- / hari
7. Perawatan (Mn)
Upah seorang ahli Otomotif = Rp. 1.200.000,- / bulan
= Rp. 40.000,- / hari
Jika memiliki 3 orang ahli Otomotif, maka = Rp. 40.000,- x 3 orang
= Rp. 120.000,- / hari
8. Pemakaian ban (Bn)/hari
Bn = Rp. 2.850.000,-/ tahun
48
= Rp. 7.916,-/ hari
Jadi Penggunaan ban sebanyak 4 buah = Rp. 7.916,-/ hari x 4
= Rp. 31.664,- / hari
9. Biaya Retribusi (TPR)/hari
TPR = Rp. 1.000,- / rit
= Rp. 9.000,- / hari
10. Suku cadang (Sc)/hari
Accu / penambahan = Rp. 1.200.000,-/ tahun
= Rp. 3.333,-/ hari
Saringan udara = 50000 Km → Rp. 25.000,-
1 rit = 28 Km → 1 hari = 9 rit → 9 x 28 = 252 km/hari
Jadi 50000 Km : 252 km/hari = 198 hari
Jadi = Rp. 25.000,- : 198 hari
= Rp. 126,- hari
Saringan oli = 8000 Km → Rp. 60.000,-
1 rit = 28 Km → 1 hari = 9 rit → 9 x 28 = 252 km/hari
Jadi 8000 Km : 252 km/hari = 32 hari
Jadi = Rp. 60.000,- : 32 hari
= Rp. 1.875,- hari
Per roda depan = Rp. 20.000,- / 6
bulan
= Rp. 1.12,- / hari
Jadi jumlam per depan kanan dan kiri :
49
` = Rp. 1.12,- / hari x 2
= Rp. 2.24,- / hari
Per roda belakang = Rp. 20.000,- / 6 bulan
= Rp. 1.12,- / hari
Jadi jumlam per depan kanan dan kiri :
` = Rp. 1.12,- / hari x 2
= Rp. 2.24,- / hari
Boss steer = Rp. 20.000,- / 3 bulan
= Rp. 2.23,- / hari
Karet rem depan = Rp. 285.000,-/set x 2
= Rp. 570.000,-/ tahun
= Rp. 1.583,- / hari
Karet rem belakang = Rp. 350.000,-/set x 2
= Rp. 700.000,-/ tahun
= Rp. 1.944,- / hari
Ball Joint = Rp. 175.000,- / tahun
= Rp. 486,- / hari
Cross joint = Rp. 225.000,- tahun
= Rp. 625,- / hari
Plat kopling = Rp. 205.000,- / tahun
= Rp. 569,- / hari
50
Jumlah suku cadang (SC) = Rp. 11.212,- / hari
11. Perawatan
Upah seorang ahli Otomotif = Rp. 1.200.000,- / bulan
= Rp. 40.000,- / hari
Jika memiliki 3 orang ahli Otomotif, maka = Rp. 40.000,- x 3 orang
= Rp. 120.000,- / hari
IV.1.2. Perhitungan Biaya Operasi Kendaraa Per Hari Biaya Operasi
Kendaraan Total
Setelah di dapat hasil dan perhitungan variable – variable biaya operasi
kendaraan, maka dapat dihitung biaya operasi kendaraan per hari dan biaya
operasi kendaraan sebagai berikut :
1. Karekteristik operasi kendaraan rata – rata :
Jarak satu rit = 28 Km
Jumlah rit dalam satu hari = 9 rit
Hari operasi kendaraan selama satu bulan = 30 hari
2. Variable – variable BOK
UP = Rp. 135.366,-/ hari
ADM = Rp. 18.992,-/ hari
AS = Rp. 1.167,-/ hari
BBM = Rp. 506.250,- ltr / hari
MP = Rp. 17.792,- / hari
MN = Rp. 120.000,- / hari
BN = Rp. 31.664,- / hari
51
TPR = Rp. 9.000,- / hari
SC = Rp. 11.212,- / hari
TG = Rp. 10.000,- / hari
Biaya Tetap (BT) = UP + ADM + AS
= Rp. 135.366,-/ hari + Rp. 18.992,-/ hari
+ Rp. 1.167,-/ hari = Rp. 155.525,- / hari
Biaya variable (BV) = BBM + MP + BN + MN + TPR + SC
= Rp. 506.250,- ltr / hari + Rp. 17.792,- / hari
+ Rp. 31.664,- / hari + Rp. 120.000,- / hari + Rp.
9.000,- + Rp. 11.212,- / hari
= Rp. 695.918,- / hari
BOK per hari adalah :
BOK per hari = BT + BV
= Rp. 155.525,- / hari + Rp. 695.918,-/ hari
= Rp. 851.443,- / hari
Biaya overhead (OV) = 10 % x BOK perhari
= 10 % x Rp. 851.443,- / hari
= Rp. 85.144,- / hari
Biaya tak terduga (Tg) di asumsikan sebesar Rp. 10.000,- / hari
Maka BOK total adalah :
BOK total = BOK perhari + OV + TG
52
= Rp. 851.443,- / hari + Rp. 85.144,- / hari + Rp. 10.000,- / hari
= Rp. 946.587,- / hari
Selanjutnya hasil dari perhitungan dan hasil perhitungan sempel lainnya di
masukan dalam table IV.1, table IV.2, table IV.3 dan table IV.4.
53
No
.HOP hari JRT
perhariUp Rp/hr ADM
RP/hrAs RP/hr Biaya tetap
RP/hr
1. 29 9 137.436,- 18992,- 1167,- 157.635,-
2. 29 8 128.476,- 18992,- 1167,- 148.675,-
3. 30 9 135366,- 18992,- 1167,- 155.525,-
4. 30 9 135366,- 18992,- 1167,- 155.525,-
5. 28 9 139.458,- 18992,- 1167,- 159.700,-
6. 30 8 126406,- 18992,- 1167,- 146565,-
7. 31 9 133.770,- 18992,- 1167,- 153.891,-
8. 27 9 141.644,- 18992,- 1167,- 161.932,-
9. 30 9 135366,- 18992,- 1167,- 155.525,-
10. 30 8 126406,- 18992,- 1167,- 146565,-
Table IV.1 Perhitungan Biaya Tetap
Biaya variable (BT) = UP + ADM + AS
54
Table 4.2 Perhitungan Biaya Variable
Biaya variable (Bv) = BBM + Mp + Mn + Bn + TPR + Sc
No.HOP hari
JRT per Hr
BBMRp/hari
Mp Rp/hr
Mn RP/hr
Bn RP/hr
TPR RP/hr
Sc RP/hr
Biaya variable Rp/hr
1. 29 9 506.250,-17.792,
-124.137,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
700.055,-
2. 29 8 450.000,-17.792,
-124.137,- 31.664,- 8.000,- 11.212,-
642.805,-
3. 30 9 506.250,-17.792,
-120.000,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
695.918,-
4. 30 9 506.250,-17.792,
-120.000,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
695.918,-
5. 28 9 506.250,-17.792,
-128.571,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
704.489,-
6. 30 8 450.000,-17.792,
-120.000,- 31.664,- 8.000,- 11.212,-
638.668,-
7. 31 9 506.250,-17.792,
-116.130,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
692.048,-
8. 27 9 506.250,-17.792,
-133.332,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
709.250,-
9. 30 9 506.250,-17.792,
-120.000,- 31.664,- 9.000,- 11.212,-
695.918,-
10. 30 8 450.000,-17.792,
-120.000,- 31.664,- 8.000,- 11.212,-
638.668,-
55
Table 4.3 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Perhari
BOK per hari = Bt + Bv
No
.
JRTPerHari
BtRp/hari
BvRp/hari
BOK Per HariRp/hari
1. 9 Rp. 157.635,- Rp. 700.055,- Rp. 857.690,-
2. 8 Rp. 148.675,- Rp. 642.805,- Rp. 791.480,-
3. 9 Rp. 155.525,- Rp. 695.918,- Rp. 851.443,-
4. 9 Rp. 155.525,- Rp. 695.918,- Rp. 851.443,-
5. 9 Rp. 159.700,- Rp. 704.489,- Rp. 864.189,-
6. 8 Rp. 146565,- Rp. 638.668,- Rp. 785.233,-
7. 9 Rp. 153.891,- Rp. 692.048,- Rp. 845.939,-
8. 9 Rp. 161.932,- Rp. 709.250,- Rp. 871.182,-
9. 9 Rp. 155.525,- Rp. 695.918,- Rp. 851.443,-
10. 8 Rp. 146565,- Rp. 638.668,- Rp. 785.233,-
56
57
Table 4.4 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Total
BOK Total = BOK/hari + Ov + Tg
NoJRK Km
JRT PerHari
HOP Hari
BOKPerHari
Biaya Overhead 10% BOK Hari
(Rp/hari)
Tg Rp/Hr
BOK Total
1. 28 9 29 857.690,- 85.769,- 10.000,- 953.459,-
2. 28 8 29 791.480,- 79.148,- 10.000,- 880.628,-
3. 28 9 30 851.443,- 85.144,- 10.000,- 946.587,-
4. 28 9 30 851.443,- 85.144,- 10.000,- 946.587,-
5. 28 9 28 864.189,- 86.419,- 10.000,- 960.608,-
6. 28 8 30 785.233,- 78.523,- 10.000,- 873.756,-
7. 28 9 31 845.939,- 84.594,- 10.000,- 940.533,-
8. 28 9 27 871.182,- 87.118,- 10.000,- 968.300,-
9. 28 9 30 851.443,- 85.144,- 10.000,- 946.587,-
10 28 8 30 785.233,- 78.523,- 10.000,- 873.756,-
JUMLAH 87 Jumlah 9.290.801,-
Rata – Rata 8,7 Rata – Rata 929.080,-
58
IV.1.3. Perhitungan Tarif Angkutan
Dari hasil perhitungan pada table – IV, didapat BOK total rata – rata
sebesar : BOK total = Rp. 946.587,- / hari. Dengan asumsi penumpang pelajar
terangkut per rit adalah 16, maka besarnya tarif penumpang yang sesuai per
kilometernya adalah :
Tarif (Rp/pnp/Km) = BOK total
(Jpu + (Y*Jpp)* Jpr* (0,5 *Jdr)
= Rp. 946.587,- / hari
(32 + (1/3*16)* 9 * (0,5 *28)
= 946.587,-
4.704
= Rp. 201,- /pnp/km
Tarif tersebut Rp. 201,-/pnp/km adalah untuk satu kali perjalanan, maka besarnya
tarif/ongkos untuk satu orang penumpang umum dari Binjai ke Olympia adalah
Rp. 201,- x 28 km = Rp. 5.628 ≈ Rp. 6.000,- per penumpang sedangkan ongkos
untuk pelajar adalah 1/3 x ongkos penumpang umum = 1/3 x Rp. 6000,- = Rp.
2.000,-
IV.2. Analisa Hasil Perhitungan
Hasil akhir perhitungan tarif angkutan penumpang umum Perum Damri
trayek Olympia – Binjai adalah sebesar Rp. 6.000,- /pnp/km jika dengan tarif
yang berlaku sekarang yaitu Rp. 6.000,- /pnp/km, maka tarif tersebut tidak
mengalami kenaikan, akibat terjadinya krisis ekonomi di Indonesi, maka
berdampak pada kenaikan harga – harga suku cadang atau spare part yang berarti
59
akan mengakibatkan pula pada bisnis angkutan penumpang. Tetapi dengan
keadaan harga – harga suku cadang kendaraan yang tinggi dengan tarif
penumpang yang berlaku sekarang ini, masih dapat menutupi semua itu. maka
timbul pertanyaan pada masyarakat, bagaimana tanggapan masyarakat tentang
tarif angkutan Umum Perum Damri? Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
ternyata Perum Damri melakukan cara – cara sebagai berikut untuk mengatasi
masalah – masalah yang mereka hadapi antara lain :
1. Memberikan fasilitas yang baik, seperti Bus yang layak pakai,
pendingin (AC), dan pelayanan yang di berikan. Hal ini yang
memberikan kenyamanan pada penumpang angkutan umum Perum
Damri.
2. Sering kita ketahui bahwa keamanan didalam menggunakan Angkutan
umum sangat penting. Di daerah Ibu Kota, sudah sering sekali
terdengar pelecehan ataupun pencopetan di dalam Angkutan umum.
Untuk itu Perum Damri memberikan keamanan yang terjamin untuk
meningkatkan mutu.
3. Waktu tempuh yang sangat disenangi oleh masyarakat, karena
masyarakat di Indonesia sangat mengeluhkan hal tersebut.
Inilah yang menyebabkan masyarakat selalu setia menggunakan jasa
angkutan umum Perum Damri, selain itu Perum Damri ingin meningkatkan mutu,
kualitas, dan kepercayaan agar masyarakat slalu senantiasa dapat menggunakan
jasa angkutan umum Perum Damri. Dan angkutan umum Perum Damri
memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk melakukan penelitian dan
masukan bagi Perum Damri untuk mengembakan ini semua.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan tarif penumpang umum yang sesuai untuk angkutan
penumpang Perum Damri trayek Olympia – Binjai Bab IV, bahwa jumlah
penumpang di asumsikan penumpang umum 32 orang dan penumpang pelajar 16
orang sekali jalan, sehingga besar tarif penumpang yang di peroleh adalah Rp.
201,-/pnp/km atau Rp. 6.000,- /pnp sekali jalan sesuai dengan tarif yang berlaku
sekarang. maka dalam penutupan tugas akhir ini dapat di ambil kesimpulan :
1. Dilihat dari tarif yang berlaku saat ini trayek Olympia – Binjai untuk
penumpang umum sesuai dengan perhitungan yaitu Rp. 6.000,-/pnp, akan
tetapi untuk penumpang pelajar belum sesuai yaitu Rp. 4.000,-/pnp
sedangkan menurut perhitungan yaitu Rp. 2.000,-/pnp.
2. Selanjudnya untuk tarif penumpang setiap satu estafet (14 km) adalah
sebesar Rp. 3.000,-/ penumpang dan untuk pennumpang pelajar tarif yang
sesuai dari Olympia menuju Binjai atau sebaliknya adalah Rp. 1.000,- /
perpenumpang.
3. Minat penumpang terhadap angkutan umum Perum Damri Trayek
Olympia – Binjai sangat besar, karena pelayanan yang diberikan membuat
penumpang merasa aman dan nyaman dalam melakukan perjalanan.
61
5.2 Saran
Untuk mewujudkan sasaran yang lebih baik dan efisien maka ada beberapa
hal yang perlu di lakukan yaitu :
1. Di harap pada pemerintah daerah didalam menentukan tarif kendaraan
harus benar – benar melihat dari segi kebutuhan antara pemilik kendaraan
angkutan penumpang dengan penumpang, sehingga di antara keduanya
tidak akan merasa dirugikan.
2. Selanjutnya kepada pemerintah daerah di harapkan juga, untuk dapat
memantau pelaksanaan tarif penumpang yang sesuai, sehingga para supir
tidak akan menaikan tarif di luar dari ketentuan pemerintah daerah.
Kepada pemerintah daerah diharapkan dapat memperhatikan perbaikan –
perbaikan jalan yang rusak dan rambu – rambu lalulintas.
3. Melihat kondisi – kondisi seperti ini alternative lain adalah digantinya
kendaraan – kendaraan mini bus seperti angkot / sodako yang selama ini
sering ugal – ugalan dalam bertugas dan membuat kemaceta di jalan.
4. Kepada para sopir agar selalu memberikan pelayanan yang baik kepada
para penumpang, sehingga penumpang akan merasa lebih nyaman dalam
menggunakan jasa angkutan umum dan juga agar para supir dapat
mematuhi rambu – rambu lalulintas.
5. Prosedur penentua tarif penumpang yang sesuai pada buku ini bukanlah
hanya di peruntukan bagi angkutan umum Perum Damri Olympia – Binjai
saja, namun angkutan – angkutan penumpang selain Perum Damri dalam
menentukan tarif penumpang juga dapat menggunakan prosedur ini tetapi
62
harus di sesuaikan dengan keadaan dan kondisi kendaraan masing –
masing.
6. Keluhan yang sering dirasakan penumpang angkutan umum Perum Damri
terhadap waktu tunggu. oleh karena itu diharapkan kepada pengelola agar
dapat mempertimbangkan hal tersebut, agar dapat memberikan yang
terbaik kepada masyarakat.
63
DAFTAR PUSTAKA
Analisa Tarif AKDP Di Jawa Barat Tahun 2011
Drs. H. A. Abbas salim , Manejemen Transportasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta 1993
Direktorat Jendral Bina Marga, Peraturan Perencanaan Geometric Jalan Raya, No. 13 / 1970
Edwar K. Morlok, Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi, Erlangga Jakarta 1985
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 03, Herry Lubis, Julaihi Wahid, Rahmad Dian, PERSEPSI PELAKU PERJALANAN TERHADAP PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA MEDAN, Desember 2005: 12 – 23
keputusan mentri perhubungan no. km 89 tahun 2002
Marsudi Joyowiyono Ir. Fx, Ekonomi Teknik Jilid I dan II, dept PU, Jakarta 1983
Ofyar. Z. Tarmin Dr. Ir. Iwa Kustiwa. Ir Aine K. Ir, Metode Evaluasi Jumlah Armada Dan Tarif Angkutan Umum, Studi Kasus DKI Jakarta (Seminar Nasional Lustrum Himp. Mahasiswa Sipil ITB VIII), ITB Bandung 1995
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor : KP. 288 TAHUN 2008
Tjokroadirejo. SE,D.E.S.SYTR.AE, Ekonomi Rekayasa Transportasi, ITB Bandung 1990
Undang - Undang Nomor 22 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Tahun 2009
64