isolasi bakteri.docx

20
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM K I M I A Rekayasa Bioproses Oleh : Kelompok 3 ( 1KA ) 1. Nopi Anggraini (061330400305) 2. Nurul Agustini (061330400306) 3.Putri Utami (061330400307) 4. RA. Rifka Fadillah (061330400308) 5. Raden Ayu Wilda A. (061330400309) 6. Renny Eka Dhamayanti (061330400310) 7. Ridho Tri Julian (061330400311) Instruktur : Ir. Jaksen M. Amin, M.Si

Upload: ridhotrijulian

Post on 29-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ISOLASI BAKTERI

TRANSCRIPT

Page 1: ISOLASI BAKTERI.docx

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

K I M I ARekayasa Bioproses

Oleh :Kelompok 3 ( 1KA )1. Nopi Anggraini (061330400305)2. Nurul Agustini (061330400306)3. Putri Utami (061330400307)4. RA. Rifka Fadillah (061330400308)5. Raden Ayu Wilda A. (061330400309)6. Renny Eka Dhamayanti (061330400310)7. Ridho Tri Julian (061330400311)

Instruktur : Ir. Jaksen M. Amin, M.Si

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPALEMBANG

2013

Page 2: ISOLASI BAKTERI.docx

ISOLASI BAKTERI

I.TUJUAN

Dalam praktikum kali ini bertujuan untuk - Mempelajari tata cara mengisolasi bakteri, sehingga dapat mendapatkan biakan

murni.- Mengenalkan penerapan teknik perlakuan aseptic, teknik pembiakan

mikroorganisma dalam agar datar dan pengenceran dengan menggunakan media agar.

II. DASAR TEORI

Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.

Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain (Sailer,2000).

Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan  berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1988 ). Oeh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri (Pelczer et al.,1988).

Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. (Waluyi,2007). Untuk metode streak plate misalnya, mikroba diletakan didalam pada ujung palte mengguanakan ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode Pour Plate atau penuanga. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian”.

Page 3: ISOLASI BAKTERI.docx

Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu:

1. Dengan pengenceran

Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2.      Dengan penuangan

Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti tersebut di atas ini, maka akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih terjamin. Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup yang sekarang terkenal sebagai cawan Petri (Petri dish). Pembantu yang kedua ialah Hese yang menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak lekas mencair, titik cairnya 95o C.

2. Dengan pengesekan

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, tapi dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebat di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu biakan murni.

Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Ada beberapa teknik goresan, antara lain : 1. Goresan T2. Goresan kuadran3. Goresan radian4. Goresan sinambung (Nuniek, 2001).

Page 4: ISOLASI BAKTERI.docx

4.      Dengan mengucilakan satu selKita mempunyai alat yang dapat mengambil satu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu disebut mikropipet. Alat itu ditempatkan pada tangan-tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakukan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh biakan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula, mikromanipulator itu sangat mahal.

5.       Dengan inokulasi hewanMetode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang sedang menderita tbc. Jika dahak itu disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saproba yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil tbc saja. Biakan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intramuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi.

Karakteristik Koloni Bakteri

Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar datar yaitu (Sutedjo, 1996) :

1. Ukuran • Titik • Kecil • Sedang •Besar

2. Warna koloni

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel

bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadilebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti.

3. Bentuk koloni • Bundar• Tidak beraturan • Rhizoid (tersebar seperti akar)

Page 5: ISOLASI BAKTERI.docx

4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )

• Rata (entir e)• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )• Bergelombang (undulate )• Bergerigi(serrate )• Seperti filamen (filamentous)

5. Bentuk koloni dilihat dari samping atau tingginya (elevation ) • Datar ( flat) • Agak menonjol ke atas (raised ) • Menonjol ke atas (convek ) • Menonjol dengan bagian pusat yang lebih tinggi (umbonate ) Pada isolasi mikroorganisme air digunakan metode pengenceran bertingkat. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan satu kultur murni atau dengan kata lain satu koloni

Page 6: ISOLASI BAKTERI.docx

Lactobacillus casei

Scientific classification

Kingdom : Bacteria Division : Firmicutes Class : Bacilli Order : Lactobacillales Family : Lactobacillaceae Genus : Lactobacillus Species : L. delbrueckii Subspecies : L. d. bulgaricus

Lactobacillus casei adalah spesies genus Lactobacillus ditemukan di usus manusia dan mulut. Ini spesies tertentu dari Lactobacillus didokumentasikan memiliki pH yang luas dan rentang suhu, dan melengkapi pertumbuhan L. acidophilus, produsen enzim amilase (mencerna karbohidrat-enzim).

Produksi susu

Aplikasi yang paling umum dari L. casei adalah industri , khususnya untuk produksi susu . Namun, tim ilmuwan dari Simón Bolívar University di Caracas , Venezuela menemukan bahwa , dengan menggunakan bakteri L. casei dalam fermentasi alami dari kacang-kacangan, kacang mengandung tingkat lebih rendah dari senyawa yang menyebabkan perut kembung pada pencernaan .

Lactobacillus casei biasanya spesies dominan bakteri asam laktat nonstarter ( yaitu bakteri kontaminan) hadir dalam pematangan keju Cheddar , dan , baru-baru ini , urutan genom lengkap L. casei ATCC 334 telah menjadi tersedia . L. casei juga merupakan spesies dominan yang difermentasi secara alami zaitun hijau Sisilia . medis

Lactobacillus bulgaricus

Page 7: ISOLASI BAKTERI.docx

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Bacteria

Divisi: Firmicutes

Kelas: Bacilli

Ordo: Lactobacillales

Famili: Lactobacillaceae

Genus: Lactobacillus

Spesies: L. delbrueckii

Upaspesies: L. d. bulgaricus

Lactobacillus delbrueckii subsp . bulgaricus ( sampai tahun 1984 dikenal sebagai Lactobacillus bulgaricus ) adalah salah satu dari beberapa bakteri yang digunakan untuk produksi yoghurt . Hal ini juga ditemukan dalam produk alami lainnya yang difermentasi . Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1905 oleh dokter Bulgaria Benang sari Grigorov , bakteri memakan laktosa menghasilkan asam laktat , yang digunakan untuk mengawetkan susu.

Ini adalah batang Gram - positif yang mungkin muncul panjang dan berserabut . Ini adalah non - motil dan tidak membentuk spora . Hal ini dianggap sebagai aciduric atau acidophilic , karena memerlukan pH rendah ( sekitar 5,4-4,6 ) untuk tumbuh secara efektif . Bakteri memiliki kebutuhan nutrisi yang kompleks .

Kegunakan dalam industri

Lactobacillus delbrueckii subsp . bulgaricus umumnya digunakan bersama Streptococcus thermophilus sebagai starter untuk membuat yoghurt . Kedua spesies bekerja secara sinergi , dengan L.d. bulgaricus memproduksi asam amino dari protein susu , yang kemudian digunakan oleh S. thermophilus Kedua spesies menghasilkan asam laktat , yang memberikan yoghurt rasa dan tindakan tart sebagai pengawet . Hasil penurunan pH juga sebagian menggumpal protein susu , seperti kasein , sehingga ketebalan yogurt . Sementara fermentasi susu, Ld bulgaricus menghasilkan asetaldehida , salah satu komponen aroma yoghurt utama. Beberapa strain Ld bulgaricus juga memproduksi bakteriosin , yang telah terbukti dapat membunuh bakteri yang tidak diinginkan secara in vitro .

III.   ALAT DAN BAHANAlat :                  Bahan:

1.  Cawan petri steril  1. Media agar datar  2.  Jarum ose           2. Etanol3.  Lilin             3. Yakult

Page 8: ISOLASI BAKTERI.docx

4.  Lemari isolasi                 4. Aqudest5.  Tabung Reaksi6. Mikroskop7. Aluminium foil 8. Pengaduk     

IV.    CARA KERJA

Penggoresan-   Menyiapkan cawan steril dengan media agar yang sudah steril.-  Memberi label dibagian tutup cawan petri sebagai tanda kelompok, dan jenis

media isolasi·        

- Mensterilkan jarum ose dengan memanaskan dengan pemanas (api lilin/bunsen)- Mendinginkan sejenak jarum ose, kemudian mengambil bakteri yg terdapat pada

yakult dengan jarum ose,- Menutup cawan peteri dibuka, kemudian melakukan penggoresan dengan metode

kuadaran.- Mensterilakan lagi jarum ose dengan pemanas (api lilin / bunsen, kemudian

medinginkan sejenak lalu menggoreskan lagi ke kuadran ke dua dengan mengambil bakteri pada yakult lagi.

- Meakukan cara diatas sampai kuadran ke empat, setelah itu menutup cawan, melakukan penggoresan pada cawan selalu dekat dengan bunsen agar tidak terkontaminasi.

- Cawan kemudian diinkubasi.- Setelah di inkubasi, mengambil sample dengan pinsen dari media agar. Kemudian

mengamati dengan mikroskop.

V.    DATA PENGAMATAN

PengamatanHari ke-

Warna Keterangan

Hari ke-1 Setelah Kuning madu Belum ada perubahan signifikan pada media agar,

baru Nampak goresan-goresan tipis bekas goresan

isolasi.Hari ke-2 dan hari ke-3

setelah isolasiHari ke-4 setelah isolasi Kuning madu Telah ada goresan-goresan

yang terlihat, muncul juga sedikit kapang di sudut-sudut

cawan petris.

Hari ke- Gambar Keterangan

Page 9: ISOLASI BAKTERI.docx

Hari ke-1 Bentuk agar datar, warnanya agak kuning madu, goresan tidak begitu tampak belum ada tanda-tanda munculnya bakteri.

Hari ke-4 Bentuk agar-agar cembung. Warna kuning madu, goresan terlihat jelas, sudah muncul kapang di berbagai sudut.

VI.    ANALISA

. …

Page 10: ISOLASI BAKTERI.docx

Isolasi bakteri dengan metode pengoresan dilakukan agar mengurangi terjadinya kontaminasi pada media yang akan digunakan untuk pengisolasian bakteri, diamana penggoresan dilakukan dengan jarum ose yang disterilakan dengan api lilin, kemudian bakteri diambil dari yakult setelah jarum didinginkan sejenak, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bakteri mati dan agar mudah meleleh sehingga metode ini dibutuhkan keahlian, jarum ose yang sudah diberi bakteri kemudian digoreskan ke media agar dengan zigzag pada kuadran pertama dari empat kuadaran yang daerah kuadrannya sudah digambar pada bagian cawan sebelumnya.

Setelah malakukan penggoresan media cawan ditutup kembali dan kemudian disterilakn kembali dibagian tepinya di nyala api Bunsen, kemudian dibungkus dengan kertas yang sudah ada, media sudah siap lalu di inkubasi degan suhu 300C selam 48 jam. Setelah 48 jam media diambil dan lakukan pengamatan. Peletakan media dilakaukan dengan terbalik.Penggoresan media yang benar dan baik akan terliahat hasil biakan bakteri murni pada satu titik koloni pada kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini media isolasi bakteri telah mengalami kesalahan pengoresan sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri pada satu titik pada kuadran emapat, melainkan terdapat banyak titik biakan dan bakteri pada alur penggoresan, kesalahan penggoresan terletak pada langkah kerja yang dilakukan praktiakan dimana praktikan tidak mendinginkan sejenak jarum ose yang panas sehingga penggoresan di setiap awal mulai penggoresan pada setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak melemah sesuai dengan metode yang ada.

VII.     KESIMPULAN

Pada isolasi bakteri ini dengan metode penggoresan menggunakan kawat ose yang dipanaskan dan dicelupkan ke dalam suspensi. Suspensi yang digunakan adalah yakult yang mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus casei.

Proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan diperlukan keahlian dalam menggores media agar didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan, karena penggoresan yang semakin melemah pada setiap kuadranya akan menyaring atau mengisolasi secara tidak langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini akan memperoleh biakan murni pada satu titik pada kuadran emapat, Adapun metode yang digunakan selalu memperhatikan kesterilan lingkunagan, media, dan alat goresnya agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga pada metode ini cawan dan Jarum ose selalu didekatkan Bunsen atau dipanaskan pada Bunsen.

VIII.   DAFTAR PUSTAKA

Tim laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Rekayasa Bioproses. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang

http://aditthp.blogspot.com/2011/04/teknik-isolasi-mikroba.html http://mikrolaborat.blogspot.com/2011/10/laporan-isolasi-bakteri.html Pelczar, and E. Chan.1988. Dasar-dasar mikrobiologi.UI-press. Jakarta http://en.wikipedia.org/wiki/Lactobacillus_delbrueckii_subsp._bulgaricus http://en.wikipedia.org/wiki/Lactobacillus_casei

Gambar Alat

Page 11: ISOLASI BAKTERI.docx

Aquadest Cawan Petri Alumunium Foil

Inkubator Jarum Ose Api lilin

Hot plate Neraca Analitik Erlenmeyer

Page 12: ISOLASI BAKTERI.docx

Tabung reaksi Batang pengaduk

Mikroskop

Page 13: ISOLASI BAKTERI.docx

LAMPIRAN

Teknik Penggoresan

Page 14: ISOLASI BAKTERI.docx
Page 15: ISOLASI BAKTERI.docx

Gambar Literatur

- Lactobacillus Bulgaricus

- Lactobacillus Casei