isolasi dan identifikasi senyawa fenol dari ekstrak metanol biji pepaya

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang ditumbuhi keanekaragam hayati dan merupakan wilayah hutan tropic tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazilia. Terdapat 940 jenis tanaman berkhasiat sebagai obat yang telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional sevara turun menurun. Jumlah tanaman obat tersebut meliputi 90% dari jumlah tanaman obat yang terdapat di kawasan Asia. Menurut Dirjen POM terdapat 283 spesies tanaman obat yang sudah terdaftar digunakan oleh industry Obat Tradisional di Indonesia, diantaranya 180 spesies tanaman obat yang bersal dari hutan tropika. Kekayaan alam Indonesia telah terbukti mampu menghidupi asrakat penghuninya. Tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat trasisional, dikenal dengan Etnobotani. Tanaman tersebut mengandung senyawa-senyawa kimia alami, yang disebut metabolit sekunder. Ilmu yang mempelajari kandungan senyawa kimia alami dikenal dengan ilmu kimia organic bahan alam. Senyawa organik bahan alam dapat berupa metabolit primer dan metabolit sekunder. Ahli kimia organik berpendapat bahwa metabolit sekunder adalah bahan alam yang terpenting dan berperan pada kelangsungan hidup. Sejak permulaan abad ini, para peneliti kimia semakin tertarik dengan senyawa organik bahan alam untuk diisolasi dan digunakan sebagai bahan untuk keperluan mahluk hidup. Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder adalah biji pepaya. Biji pepaya yang tak asing lagi bagi masyarakat, dan termasuk salah satu diantara tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional. Secara umum biji pepaya digunakan untuk mencegah dan membasmi cacing yang bersarang di dalam saluran pencernaan, mencegah penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, dan saponin. Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak

Upload: avrack-uchida

Post on 13-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Organic

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang ditumbuhi keanekaragam hayati dan merupakan wilayah hutan tropic tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazilia. Terdapat 940 jenis tanaman berkhasiat sebagai obat yang telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional sevara turun menurun. Jumlah tanaman obat tersebut meliputi 90% dari jumlah tanaman obat yang terdapat di kawasan Asia.

Menurut Dirjen POM terdapat 283 spesies tanaman obat yang sudah terdaftar digunakan oleh industry Obat Tradisional di Indonesia, diantaranya 180 spesies tanaman obat yang bersal dari hutan tropika. Kekayaan alam Indonesia telah terbukti mampu menghidupi asrakat penghuninya. Tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat trasisional, dikenal dengan Etnobotani. Tanaman tersebut mengandung senyawa-senyawa kimia alami, yang disebut metabolit sekunder. Ilmu yang mempelajari kandungan senyawa kimia alami dikenal dengan ilmu kimia organic bahan alam.

Senyawa organik bahan alam dapat berupa metabolit primer dan metabolit sekunder. Ahli kimia organik berpendapat bahwa metabolit sekunder adalah bahan alam yang terpenting dan berperan pada kelangsungan hidup. Sejak permulaan abad ini, para peneliti kimia semakin tertarik dengan senyawa organik bahan alam untuk diisolasi dan digunakan sebagai bahan untuk keperluan mahluk hidup.Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder adalah biji pepaya. Biji pepaya yang tak asing lagi bagi masyarakat, dan termasuk salah satu diantara tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional. Secara umum biji pepaya digunakan untuk mencegah dan membasmi cacing yang bersarang di dalam saluran pencernaan, mencegah penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, dan saponin. Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak kental metanol mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui jenis isolat dari ekstrak metanol biji papaya

2. Untuk mengetahui bilangan gelombang dari ekstrak metanol biji papaya3. Untuk mengetahui gugus fungsi dari ekstrak metanol biji pepaya1.3 Rumusan masalah

1. Apa jenis isolat dari ekstrak metanol biji pepaya ?2. Berapa bilangan gelombang dari ekstrak metanol biji pepaya ?3. Apa saja bentuk gugus fungsi dari ekstrak metanol biji pepaya ?1.4 Batasan masalah

1. Bahan yang digunakan adalah biji pepaya (c. papaya l)2. Pada proses ekstraksi digunakan metode maerasi dengan metanol selama 2 x 12 jam, setiap 12 jam pelarut diganti dengan yang baru3. Dalam pwnwtuan fraksi digunakan metode kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom

4. Bahan yang digunakan harus di uji Fitokimia terlebih dahulu

1.5 Manfaat

1. Pribadi

Menerapkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dalam bentuk penelitian dan

Merupakan tugas akhir dalam perkuliahan2. Mahasiswa

Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian kimia dan sebagai

bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

3. Lembaga

Sebagai bahan referensi untuk data penelitian selanjutnya untuk pemanfaatan

yang lebih baik.

4. Masyarakat

Menambah wawasan mengenai biji pepaya untuk mendapatkan

keuntungan.

1.6 Variabel Penelitian

A. Variabel Bebasa. Variasi 1 : biji pepaya bangkokb. Variasi 2 : biji pepaya californiaB. Variabel terikata. Waktu yang dibutuhkan dalam proses ekstraksi

b. Jumlah isolat yang dihasilkan

Yusuf Andriansyah

12630035

Identifikasi dan Isolasi ekstrak metanol biji pepaya

Isolate murni

( senyawa fenol )

BIJI PEPAYA

Jarang termanfaatkan

Maserai

Evaporasi

Pemisahan kromatografi kolom

Uji Fitokimia

analisis spektofotometer UV-Vis dan IR

Pemurnian dengan KLT

pelarut n-heksan : etil asetat dan Kloroform : Metanol (9:1 dan 5:5)