isu etika dalam audit part 1

7
Jurnal 1 Integrity in management accounting : A Contradiction in Terms? ( Ulrich Hagenmayer:2007) Pendahuluan Dewasa ini semakin banyak konsultan manajemen yang telah mencari jawaban secara mendalam untuk masalah etika dalam bisnis konsultasi. Disini mereka mencari pertanyaan tentang bagaimana memandang dirinya sendiri. Sejumlah konsultan yang berasal dari proyek mengalami kegagalan dengan konsekuensi dramatis seperti kasus Swissair Grup atau Enron. Baru-baru ini perusahaan tersebut telah menjadi berita utama dan membawa 'prinsip-prinsip konsultasi' yang dipertanyakan (Byrne 2000, 2002). Hal tersebut mengakibatkan terkikisnya kepercayaan yang telah memperngaruhi industri ini menjadi sangat sulit. Seluruh bisnis berdiri atau jatuh oleh reputasi konsultan, karena kinerja konsultasi hanya bisa 'diukur' dengan pendekatan dan estimasi (lih O'Shea & Madigan 1997, Ernst 2002). Oleh karena itu perusahaan mencari konsultan manajemen untuk pemahaman etis yang lebih kuat. Karena apabila terjadi kegagalan dalam pemahaman tersebut maka akan menimbulkan moralitas tanpa arahan, turunnya integritas dan etika perusahaan. 1. Moralitas Tanpa arahan Orang-orang terus-menerus mengambil keputusan yang memiliki dimensi etika, meskipun hal ini sebagian besar terjadi pada alam bawah sadar. Setiap tindakan yang mempengaruhi orang lain mungkin memiliki sisi etis, untuk

Upload: daidaina

Post on 11-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

part 1

TRANSCRIPT

Page 1: Isu Etika Dalam Audit Part 1

Jurnal 1

Integrity in management accounting : A Contradiction in Terms?

( Ulrich Hagenmayer:2007)

Pendahuluan

Dewasa ini semakin banyak konsultan manajemen yang telah mencari jawaban secara

mendalam untuk masalah etika dalam bisnis konsultasi. Disini mereka mencari pertanyaan

tentang bagaimana memandang dirinya sendiri. Sejumlah konsultan yang berasal dari proyek

mengalami kegagalan dengan konsekuensi dramatis seperti kasus Swissair Grup atau Enron.

Baru-baru ini perusahaan tersebut telah menjadi berita utama dan membawa 'prinsip-prinsip

konsultasi' yang dipertanyakan (Byrne 2000, 2002). Hal tersebut mengakibatkan terkikisnya

kepercayaan yang telah memperngaruhi industri ini menjadi sangat sulit. Seluruh bisnis

berdiri atau jatuh oleh reputasi konsultan, karena kinerja konsultasi hanya bisa 'diukur'

dengan pendekatan dan estimasi (lih O'Shea & Madigan 1997, Ernst 2002). Oleh karena itu

perusahaan mencari konsultan manajemen untuk pemahaman etis yang lebih kuat. Karena

apabila terjadi kegagalan dalam pemahaman tersebut maka akan menimbulkan moralitas

tanpa arahan, turunnya integritas dan etika perusahaan.

1. Moralitas Tanpa arahan

Orang-orang terus-menerus mengambil keputusan yang memiliki dimensi

etika, meskipun hal ini sebagian besar terjadi pada alam bawah sadar. Setiap tindakan

yang mempengaruhi orang lain mungkin memiliki sisi etis, untuk itu orang lain bisa

menilai tindakan ini termasuk baik atau buruk, adil atau tidak adil, moral atau tidak

bermoral, etis menguntungkan atau etis dipertanyakan. Kenyataanya, kebanyakan

orang tidak ingin diganggu dengan isu-isu moral dan etika. Karena semua etika terlalu

cepat disamakan dengan arahan yang bermaksud baik atau keyakinan agama.

Perbedaan persepsi moral budaya yang berbeda antar negara menyebabkan perbedaan

pemahaman moral. Misalnya suatu perbuatan yang dianggap sebagai tindakan tidak

bermoral di satu negara mungkin telah menjadi keharusan di negara lain.

2. Integritas

Integritas pribadi seseorang dapat menyampaikan arti keutuhan dan kekuatan dari

jati diri yang asli. Artinya, tidak ada kepalsuan dari pikiran, suasana hati, ucapan,

Page 2: Isu Etika Dalam Audit Part 1

tindakan, dan sikap. Jati diri selalu konsisten bertindak dengan integritas diri untuk

melakukan apa yang benar melalui kejujuran diri sendiri.Tindakan seseorang juga

telah menunjukkan mereka untuk menjadi anggota yang bertanggung jawab dari

masyarakat. Mereka tidak berpikir ingin mengorbankan aspek yang lain. Mereka telah

membuktikan bahwa kehendak dan kekuatan seseorang untuk tidak

mengesampingkan nilai-nilai sosial seperti martabat, keadilan dan keadilan yang dapat

diinjak-injak oleh mereka sendiri untuk meraih sukses, atau dari tekanan dorongan

hidup. Dengan demikian akan terlihat bahwa beberapa jenis arahan moral diperlukan

agar mampu menjadi seseorang yang benar di mata Tuhan dan orang lain.

3. Etika Perusahaan

Etika selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan usaha.Untuk

entitas perusahaan, hal ini berarti bahwa tujuan profitabilitas mau tidak mau harus

tunduk pada etika. Dimana etika juga menentukan urutan prioritas yang jelas, namun

kebenaran harus lebih diutamakan daripada profit kemampuan.Dengan demikian

manajemen akan selalu memimpin perusahaan untuk menerapkan prinsip yang sesuai

dengan etika dalam mengejar misi bisnis. Selain itu, misi bisnis yang dapat

dibenarkan untuk umum pada umumnya harus melayani kepentingan umum, seperti

masyarakat umum biasanya dipengaruhi oleh akibat dari kegiatan operasional

perusahaan.

Konsultasi

Konsultasi diperlukan hanya untuk membuat keputusan penting, yaitu ketika sulit

untuk memilih antara tindakan yang mungkin dilakukan ataupun tidak dilakukan, dan ketika

pilihan tersebut memiliki dampak potensial yang sangat penting. Ketika orang-orang akan

membuat pilihan mereka merasa tidak mampu untuk menilai manakah pilihan yang tepat.

Oleh karena itu mereka berpaling kepada “seseorang” yang dapat memberikan perspektifnya

untuk membantu mereka dalam membuat suatu keputusan. Biasanya “seseorang” ini adalah

seorang ahli yang dianggap mampu dalam hal ini. Hal ini telah menjelaskan bahwa mengapa

saran “seseorang” tersebut sangat penting dalam situasi tertentu. Sehingga konsultasi adalah

cara dalam menghadapi bentuk situasi tertentu dimana mereka merasa tidak kompeten dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut (Overcomplex). Dimana “seseorang” yang ahli dalam

hal tersebut adalah konsultan manajemen.

Konsultasi Manajemen

Page 3: Isu Etika Dalam Audit Part 1

A. Etika dalam konsultasi manajemen

Kedua belah pihak antara konsultan manajemen dengan klien harus berbagi tanggung

jawab yang sama untuk merencanakan proses konsultasi yaitu yang berkaitan dengan

konten dan relevansi data dan informasi yang disediakan. Distribusi jelas dan transparansi

tanggung jawab adalah inti dari orientasi konsultasi yang etis - karena menghindari

bahaya etika utama setiap situasi konsultasi, di mana tak seorang pun tampaknya

bertanggung jawab untuk Hasil dan efek dari proyek konsultasi. Oleh karena itu,

konsultan menerima bagiannya dengan penuh tanggung jawab yang merupakan cara di

mana ia bekerja sama dengan klien.

Konsultan perusahaan menghadapi dilema moral yang mendasar. Seperti klien mereka

yang bersaing secara langsung dengan pemain lain di pasar yang mereka pilih. Atau

seperti, mereka berada dalam bahaya permanen dimana mereka memberikan saran terbaik

yang berlawanan dengan kepentingan klien mereka. Hal tersebut terkadang dilakukan

klien mengoptimalkan penjualan mereka sendiri dan keuntungan daripada untuk

memecahkan masalah pelanggan. Berikut ini prinsip etika bisnis yang dapat membantu

mereka melawan godaan ini (lih ACME 1991, BDU nd):

Umumnya menghindari konflik kepentingan yang bisa mempengaruhi layanan

konsultasi yang disediakan.

Jangan menghubungkan kepentingan ekonomi yang tidak pantas pada bagian dari

konsultan untuk konsultasi layanan yang diberikan.

Jangan mendorong harapan yang tidak realistis.

Hanya mengambil pekerjaan konsultasi di mana konsultan memiliki keahlian yang

tepat dan pengalaman dan kapasitas yang cukup.

Jelas mendefinisikan tujuan, ruang lingkup, prosedur dan biaya untuk setiap proyek.

Informasi klien diperlakukan 'dengan profesinya mutlak kerahasiaan (terutama

sehubungan dengan pesaing klien).

B. Integritas dalam Konsultasi Manajemen

Konsultan manajemen yang menunjukkan integritas selalu melihat klien mereka sama

dan juga dalam hal konsultasi merupakan sebuah cara untuk memperkuat hubungan

dengan klien mereka. Dengan kata lain, konsultasi membantu klien untuk membantu diri

mereka sendiri. Untuk tujuan ini, mereka harus mengaktifkan klien perusahaan sendiri

Page 4: Isu Etika Dalam Audit Part 1

yang merupakan bentuk orientasi proses konsultasi. Dimana konsultasi berfokus pada

spesifik permasalahan, mereka jelas akan membedakan antara fakta dan evaluasi dari

fakta-fakta. Dengan demikian, pada saat yang sama mereka jelas menyatakan secara

teoritis dan praktis yang akan mendukung evaluasi mereka. Mereka akan melihat diri

mereka yang pada dasarnya netral dan independen. Dengan demikian, mereka juga akan

memiliki keberanian untuk menghadapi klien dengan wawasan luas. Karena itu konsultasi

penting untuk dilaksanaan dengan integritas dalam konsultasi manajemen. Sebagai

perusahaan yang tidak mementingkan integritas, mampu menurunkan reputasi mereka.

Page 5: Isu Etika Dalam Audit Part 1