:iv : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1... · fraksi pdu 1. prof. dr. h. teungku...

43
RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul Ternpat Ketua Sekretaris Acara Hadir Anggota Pemerintah : 2000-2001 :IV : 19 : Rapat Kerja ke-11 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI, POLRI. : Terbuka : Selasa, 10 Juli 2001 : 13.40 s/d 16.10 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II : Andi Matta latta, S. H. M. H : Drs. Iskandar N. Basri : Pembahasan DIM : 38 dari 67 Anggota : Kepala Staf Angkatan yang terkait, Departemen Pertahanan beserta jajarannya, FRAKSI POIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. AMRIS HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG. SH 4. DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO. SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH 6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG 9. PANDA NABABAN 10. R.K. SEMBIRING MELIALA 11. THEO SYAFEI 12. PERMADI,SH

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul Ternpat

Ketua Sekretaris Acara Hadir Anggota

Pemerintah

: 2000-2001 :IV : 19 : Rapat Kerja ke-11 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI, POLRI. : Terbuka : Selasa, 10 Juli 2001 : 13.40 s/d 16.10 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2

Gedung Nusantara II : Andi Matta latta, S. H. M. H : Drs. Iskandar N. Basri : Pembahasan DIM : 38 dari 67 Anggota : Kepala Staf Angkatan yang terkait, Departemen

Pertahanan beserta jajarannya,

FRAKSI POIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. AMRIS HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG. SH 4. DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO. SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH 6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG 9. PANDA NABABAN 10. R.K. SEMBIRING MELIALA

11. THEO SYAFEI

12. PERMADI,SH

Page 2: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

2

13. PATANIARI SIAHMN

14. PROF.DR.J.E.SAHETAPY,SH.MA

15. WILLIAM M. TUTUHARIMA. SH

16. H. AMIN ARYOSO, SH

17. ALEXANDER LITAAY

18. ORA. SUSANINGTYAS NH KERTOPATI

19. MATT AL AMIN KRAYING, SH

20 V. B. DACOSTA, SH

FRAKSIPARTAIGOLKAR 1. ANDI MATTALATTA. SH .. MH

2. DRS. YASRIL ANANTA BAHARUDDIN

3. MUHAMMAD AKIL, BA

4. DRS. DARWIS RIDHA

5. DJAJA SUBAGJA HUSEIN

6. M. MOHAMMAD S. HIDAYAT

7. FERDIANSYAH. SE., MM.

8. DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA

9. DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN. MS

10. DRS. HAJRIYANTO Y. TOHARI, MA

11. ORA. IRIS INDIRA MURTI. MA

12. M. AKIL MOCHTAR, SH

13. ORA. Hj. CHAIRUN NISA, MA

14. DRS. SETYA NOVANTO

15. M. IDRUS MARHAM

16. IR. S.M. TAPUBOLON

FRAKSIPPP 1. H.M. THAHIR SAIMIMA. SH

2. H. ACHMAD KARMAN!

3. DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY

4. H. M. SAIFUL RACHMAN, SH

5. NY. Hj. AISYAH AMINY, SH

6. DRS.H.RUSYDIHAMKA

7. DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN

8. H. ALIMARWAN HANAN. SH

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA 1. H. MUHYIDDIN SUWONDO. MA 2. K.H. SYARIF USTMAN YAHYA 3. DRS. A. EFFENDY CHOIRIE 4. CHOTIBUL UMAM WIRANU 5. DRS. H. ACHMAD SYATIBI 6. DRS. IR. A. ANSHOR CHOLIL 7. K.H. HANIF MUSLIH. Lc

Page 3: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

FRAKSI REFORMASI 1. IR. A.M. LUTFHI 2. PROF. DR. H. MOCH. ASKIN. SH 3. H. PATRIALIS AKBAR. SH. 4. DRS. ACHMAD ARIEF 5. MASHADI

FRAKSI TNIIPOLRI 1. SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc .. MM. 2. SYAMSUL MA'ARIF 3. H. SUPARNO MUANAM. SE 4. DRS. I KETUT ASTAWA 5. FRANS WUWUNG

FRAKSI BULAN BINTANG 1. H.M. ZUBAIR BAKRY 2. H. AHMAD SUMARGONO, SE

FRAKSI KKI

1. DRS. S. MASSARDY KAPHAT

2. DRS. H. A. HAMID MAPPA

FRAKSI PDU

1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y

FRAKSIPDKB

1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO

PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN 2. PANGLIMA TNI 3. KEPALA STAF TNt AD

4. KEPALA STAF TNI AU 5. KEPALA STAF TNI AL

6. SEKJEN POLRI 7. PROF. ABDUL GANI

Page 4: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT (ANDI MATTALATTA,SH., MH.): Assalamu'alaikum Wr, wb. Saudara wakil Pemerintah, para Anggota Pansus yang saya hormati. Menurut catatan dari Sekretariat daftar hadir sudah ditanda tangani

oleh 34 Anggota, yang dihadiri oleh 9 unsur fraksi, sehingga dengan demikian telah memenuhi persyaratan untuk dibukannya rapat Pansus untuk hari ini, Perkenan dengan itu ijinkanlah kami, membuka rapat Pansus untuk hari ini, dan rapat dibuka untuk umum. Saudara-saudara sekalian kemarinkita berakhir pada DIM nomor 72, sehingga sekarang kita memasuki DIM 73, kalau melihat DIM yang ada sekitar 50 DIM lagi yang tersisah, kalau kita berhasil setiap hari 20 minimal, maka kita optimls selesal Undang-undang Pertahanan pada minggu ini, kecuali kalau kita semangat bisa saja 50 DIM kita bisa selesaikan pada hari ini.

Balk untuk DIM 53 ini, dalam keadaan mamasak untuk menghadapi ancaman bersenjata dan Presiden dapat langsung mengerahkan Tentara Nasional Indonesia, ini berkaitan erat dengan DIM 72 kemarin, PDI.P, tetap, Partai Golkar, tetap, Persatuan Pembangunan didraop, mohon penjelasan dan kami persilakan Persatuan Pembangunan untuk menyampaikan usul perubahan DIM.

F.PP (H. ACHMAD KARMAN!): Masuk kami, dari Partai Persatuan Pembangunan mengedrop pasal

ini, oleh karena pasal ini ditempat pasal lain.

KETUA RAPAT : Cukup alasannya, lalu Kebangkitan Bangsa perubahan nomor ayat,

saya kira konsekwensi dari usul yang lain, reformasi tidak ada, TNI/POLRI juga demikkian, PDKB tidak ada orangnya. Karena itu sekarang gilirannya kita untuk tanggapi usul dari fraksi Persatuan Pembangunan untuk menghapus DIM ini, sebelum fraksi-fraksi kami persilakan Pemerintah dulu untuk menjelaskan latarbelakang dari ayat lni.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD): Terima kasih, ini adalah pengecuali dar! DIM 72, yang kemarin sudah

disepakati bahwa penggunaan pengerahan TNI untuk mengahapi ancaman bersenjata yang dilakukan Presiden ata persetujuan . DPR, tetapi kita tahu bahwa didalam kehidupan kita sehari-hari seringkali terjadi hal-hal memaksa, peristiwanya terjadi secara tiba-tiba harus segera diselesaikan sehingga kita harus memberi peluang kepada Presiden untuk dapat langsung mengerahkan kekuatan TNI tanpa harus terlebih dahulu meminta persetujuan DPR. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi barangkali dapat kita rumusan DIM 72 kemarin itu leks

Jenderalisnya bahwa dalam keadaan biasa, pengerahkan Tentara harus persetujuan DPR, tetapi dalam hal-hal tertentu boleh. Namun ini barangkali ada kaitannya dengan DIM 73 nanti, bahwa 74 bahwa walaupun Presiden diberi hak dan kewenangan untuk itu tetap harus ada kontrol dari DPR dalam jangka waktu tentu. Saya kira kita sudah dapat mendengarkan dari Pemerintah, kita kembalikan ke fraksi Persatuan Pembangunan.

F.PP (H. ACHMAD KARMAN!) Baik saudara Ketua, itu memang yang kami maksudkan ada

semacam pengecualian atau kelanjutan, kalau tidak ada persetujuan dari

4

Page 5: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Dewan, haru pada suatu saat memang diberikan kemungkinan Dewan meberikan persetujuan, itu yang kami maksudkan.

KETUA RAPAT : Sekarang kemungkinan itu, ada pada ayat berikutnya, jadi dengan

demikian usul dari fraksi Persatuan Pembangunan kembali ke Rancangan Undang-undang. Silakan Partai Golkar.

F.PG (IR. S.M. TAPUBOLON): Terima kasih, sebelum diketok barangkali kami sebetulnya dari Partai

Golkar tetap, tetapi kita ingin mendengar dari Pemerintah pengertian darlpada keadaan memaksa lnl, tadl sudah dikemukakan bahwa diantaranya misalnya keadaan yang tiba-tiba, kalau bicara mengenai tiba­tiba adalah kendala waktu, oleh karena itu kalau kendala waktu menjadi subtansi, maka kata yang paling tepat adalah mendesak, bukan memaksa, begitu kira-kira menjadi pemiklran kami oleh karena itu sekaligus perlu menberikan penjelasan memaksa itu dalam bentuk contoh-contoh ataukah dipenjelasan nanti, harus ada penjelasan mengenai memaksa itu keadaannya, itu saja sementara, terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan, reformasi.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Terima kasih, kami juga sekaligus menanyakan pda Pemerintah,

mungkin sekaligus untuk menjawabnya, kenapa harus Presiden langsung mengerahkan TNI meskipun dalam keadaan memaksa, apakah Panglima · suah ekplisit memiliki kewenangan sebetulnya untuk melakukan tugas­tugasnya didalam menghadapi dalam situasi dan kondisi yang sesuai dengan tugas Pertahanan itu sendiri itu satu, yang kedua apakah ini tidak akan menjadi satu masalah apabila dalam keadaan memaksa dimana Panglima sudah melihat bahwa ini dalam keadaan memaksa, Presiden tidak memberikan perintah secara langsung sehingga Panglima juga tidak bisa jalan, karena dia terikat dengan ayat ini, kami lngin penjelasan dari Pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan PDI.P.

F.PDI.P (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH): Saudara Ketua, kepulauan Indonesia ini kepulauan yang sangat besar

sekali, sebesar eropa ini, jadi kalau melihat PETA negara kita yang besar ini memang tindakan yang cepat dari Pusat ini memang penting sekali dalam rangka menjaga intehgrasi bangsa. Kita melihat dalam sejarah dimana terjadi peristiwa PRRI/Permesta, di Sumatra Barat, PRRI/Permesta dari Sulawesi Utara, bantuan logis itu dldatangkan melalaul pesawat dan daerah itu dalam keadaan yang sangat cepat berkembang untuk siap menyatakan melepaskan diri dari pusat, disini kalau tidak ada tindakan cepat Almarhum Jenderal A. Yani pada waktu itu, untuk ... kesana saya kira sejarah akan lain pada waktu itu. Jadi kami setuju dalam kaitan pasal 73 dengan pasal berikutnya (74) bahwa Presiden dalam waktu 2 X 24 harus mengajukan masalah ini ke DPR, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik silakan Pemerintah.

5

Page 6: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

PEMERINTAH (MENTERI PERTAHANAN\MAHFUD MD): Kami persilakan Ketua Pokja,

PEMERINTAH (KETUA POKJA \GOFAR SOEWARNO): Terima kasih Bapak Menteri, barangkali kali ingin kami bemberikan

penjelasan yang lebih jelas, memang terminologi ini membinggukan kadang-kadang kalau kita tidak mengerti, apa bedanya the use of force, pengunaan kekuatan dengan the ernployernent of force itu pengerahan the employment. Jadi disini Presiden dalam keadaan memaksa tanpa persetujuan DPR untuk mengerahan karena inl berkaitan dengan sumber daya, jadi beberapa anggaran yang dibutuhkan dan segala macam, ini pengerahan bukan penggunaan, jadi terminologinya memang berbeda disitu, kalau the use of force, pengunaan kekuatan itu memang otoritas Panglima. Jadi mungkin pak Patrialis memang ini ada bedanya the employement of force dengan the use of force, Demikian.

Dalam skala kecil itu kalau kita rnenghadapl suatu keadaan memaksa (bela diri) itu langsung sesuai aturan pelibatan yang ada ini dalam skala kecil, terima kasih.

KETUA RAPAT : Masih ada tambahan dari Pemerintah.

PEMERINTAH (MENTERI PERTAHANAN): Tadi dari Patrialis, apa tidak mungkin berhadapan masalah jika suatu

saat Panglima TNI menyatakan 101 keadaan memaksa, Presiden menyatakan tidak itu memang bisa saja terjadi, tapi menurut kami ini kwensekwensi memang dari pasal sebelumnya yang menyatakan· pengunaan TNI untuk menghadapi ancaman Bersenjata harus dengan persetujuan DPR. Soal apakah Panglima berbeda dengan Presiden dalam neyiakapi sesuatu itu nanti menjadi urusan internal Presiden deng Panglima, mungkin saja pada suatu saat tidak bisa dihindari hal seperti itu tapi bagaimanapun tanggung jawab itu terletak ditangan Presiden, terima kasih. (Panglima dapat menambahkan)

KETUA RAPAT : Silakan, sekaligus subtansi kata-kata memaksa, apa saja itu.

PEMERINTAH (PANGLIMA TNI\ WIDODO AS) Saya akan memberikan tambahan, tentang apa yang disampaikan

Bapak Patrialis, barangkali kita perlu memahami secara universal pengerahan ataupun mengunaan kekuatan militer. Ini pada dasarnya adalah keputusan politik memang harus dilakukan oleh otoritas yang memiliki otorisasi rnengeluarkan keputusan politik. Bagaimana operasi militer itu dilaksanakan, tanggung jawabnya ada dl Panglima TNI, karena secara universal pengunaan atau pengerahan kekuatan militer itu harus didasarkan kepada keputusan politik, barangkali inl sebagai bahan, pertimbangan-pertimbangan rumusan inl harus diputuskan oleh Presiden, karena pada dasarnya kekuatan militer tidak bisa bergerak sendiri untuk melakukan operasi militer tanpa ada keputusan politik. Saya kira perinsip dasarnya itu, terima kasih.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Saya kira cukup sejelas, baik betul itu.

6

Page 7: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Pemerintah, masih ada pertanyaan tadi, saya kira sudah jelas, Partai

Golkar sudah merasa terjawab.

F.PG {IR. S.M TAMPUBOLON): Rasanya belum perna dijawab

KETUA RAPAT : Terpaksa dan terdesak, apa bedanya ?

PEMERINTAH (MENTER! PERTAHANAN\MAHFUD MD): Bapak Ghofar yang tadi, tolong diulang lagl, dielaburasi

PEMERINTAH (KETUA POKJA/GAFAR SUWARNO) Yang diartikan dalam keadaan memasak, memang sesuatu keadaan

yang perlu ditangani segera, ada yang bisa ditunda tapi ini segera, karena menyangkut 3 masalah/hal pokok, tugas TNI, kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, demikian.

KETUA RAPAT : Bagaimana.

F.PG (IR. S.M TAMPUBOLON) Terima kasih, sebetulnya saya kira nanti dipenjelasan saya minta ada

penjelasan dalam penertian memaksa sebetulnya seperti apa, contohnya begitu, digambarkan nanti, kalau bisa sekarang silakan saja. Tetapi maksud kami disini juga apakah kendala waktu yang kita bicarakan atau diluar kendala waktu, kalau dari Pemerintah mengatakan tadi keadaan. yang tiba-tiba misalnya saja itu-kan kendala waktu, maka disini lstilahnya bukan memaksa bukan mendesak itu membedakan daripada termenologi bahasanya, begitu maksud kami, jadi kami minta dari pada Pemerintah, sebetulnya apa yang kita persoalkan disinl, apakah suatu keadaan diluar daripada kondisi masalah waktu atau apa, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi Partai Golkar berpendapat kalau termaksa ltu musuhnya lebih

besar, kalau terdesak musuhnya mungkin seimbang tetapi tidak ada, atau bagaimana kalau kita beri kesempatan, memberikan jawaban dari Pemerintah, memaksa atau mendesak.

F.PDI.P (PANDA NABABAN): Saya pikir sederhana sekali, pengertian memaksa atau mendesak ini,

tiba-tiba diserbu cina, itu memaksa jadi pemahaman memaksa itu bukan soal waktu, soal situasi jadi kalau mendesak ltu lebih lembut dari memaksa. Saya tidak syah saya dipaksa memang paksa ltu konotasinya lebih, saya pikir sudah jelas ini.

F.PDI.P (FIRMAN JAVA DAELI, SH): Ada tambahan, saya juga tidak tahu sejak kapan Bapak Panda

mewakili Pemerintah dalam hal ini, jadl kita serahkanlah kepada Pemerintah, kita jangan ander sfit sama Pemerlntah dalam hal ini. Saya menambahkan, saya mengaris bawahi yang disampaikan Panda, pada dasarnya dulu sikap dan pendlrian PDI.Perjuangan jelas mendukung usulan Pemerintah itu dulu, saya memperkaya usulan hasanah pemikiran fraksi Partai Golkar, bahwa yang kita maksud adalah, sebetulnya dibatok otak kita memaksa itukan sudah setandar universal itu Bapak Tampubolon,

7

Page 8: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

tetapi yang menjadi persoalan adalah persyarat-persyarat obyektif sehingga itu disebut memaksa itu katagori memaksa. Saya kira kita tidak bisa memperkaya dipasal ini, bisa saja dipenjelasan, usulan konkrit kami ini kita .. nanti kita kaitkan dengan DIM 73. Sebab kalau juga telanjang tidak ada katagori dan termenologi memaksa walaupun kita tahu bersama itu agak susah, tetapi dalam kontek ini kita bisa mengerti tetapi nanti bisa diperjelas dipenjelasannya.

Yang kita maksud adalah persyarat-persyarat obyektifnya itu apa ? jangan-jangan atas nama ini dan seterusnya harus jelas, ini . untuk memperkaya saja, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jangan ancaman kecil dianggap memaksa pula, silakan

F.PG (IR. S.M TAMPUBOLON): Terima kasih dari PDI.P memang demikian maksud kami, jadi kalau

kita mengatakan disini dalam tempo 3 X 24 Jam harus melaporkan, ini-kan kendala waktu sebetulnya itu maksud kami, jadi tidak bisa menunggu 3 X 24 Jam itu, maka dibuatlah.daed lane.bisa sementara diambil tindakan oleh Presiden tanpa meminta dulu kepada Dewan Perwakilan rakyat. Jadi jelas sebtulnya kalau kita lihat disitu kendala waktu ini, karena tidak sempat memberi tahu/melapor kepada Dewan Perwakilan Rakyat, mungkin karena hari Sabtu barangkali atau Jum'at barangkali sehingga tidak sempat, sehingga ini soal kendala waktu, ini yang kami maksudkan. Juga terpaut apa yang disampaikan rekan PDI.P, tadi kita perlukan penjelasan supaya kita memahami betul persyaratan apa, sehingga kita mengatakan kondisi yang memaksa, sehingga DPR nanti paham, betul juga Presiden begitu kira-kira. Jadi ingin penjelsan dari Pemerintah, untuk sekedar lagi, terima. kasih.

KETUA RAPAT : Dengan adanya kreterla yang jelas begitu DPR jangan bikin reses

yang terlalu panjang, ini ada usul pasalnya tetap tetapl sehandainya bisa dijelaskan didalam penjelasan mengenai kata-kata memaksa yang barangkali kita bisa rumuskan pada instansi berikutnya.

PEMERINTAH (MENTER! PERTAHANAN\MAHFUD MD): Saya setuju untuk dimasukkan dibahas lagi, Panitia Kerja tetap

gagasanya saya sudah mendengar diskusi tadi yang mendesak, yang memaksa artinya bisa juga situasi juga bisa waktu, bisa dua-dua karena tadi sudah disebutkan contohnya kalau suatu saat tldakan cepat yang harus diambil ternnyata misalnya DPR sedang reses, atau DPR sedang diculik tentara Musuh siapa yang mau mengambil keputusan cepat. Misalnya seperti itu oleh sebab itu bagi saya ada dua waktu dan situasi, apakah memakai istilah mendesak atau memaksa saya kira nanti Panja, atau mungkin nanti ahli bahasa ada kata lain yang dapat mencakup kedua­duanya, terima kasih.

KETUA RAPAT Saya kira bisa mengakhiri perdebatan pasal ini dengan kesepakatan

kita terima bunyinya, lalu didalam tingkat Panitia Kerja,. kita .carl rumusan untu menjelaskan yang dimaksud mendesak atau memaksa, setuju (belum ada jawaban)

F.PDI.P (PANDA NABABAN) : · Ahli bahasa ada tidak Pimpinan ?

8

Page 9: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Silakan beda terdesak dan terpaksa ?

PEMERINTAH (AHLI BAHASA) Sekedar memberikan penalaran tentang dua kata ini, kedua-duanya

memang sama tapi dalam kontek tertentu artlnya berbeda, misalnya kalau memaksa itu mempertahankan dengan paksa sedngkan mendesak meminta dengan sangat untuk segera dilakukan. Jadi baik memaksa atau mendesak memang dalam keadaan situasi dan sebagainya sama-sama, tergantung dari kontek yang dihadapi. Saya ulangi lagi kalau memaksa itu memperlakukan dengan paksa sedangkan mendesak meminta dengan sangat untuk segera dilakukan.

KETUA RAPAT : Jadi kalau memaksa sudah dilakukan dengan paksa kalau mendesak

baru di meminta, saya kira nanti di Panja, mendesak atau memaksa, kita sepakat untuk menjelaskan kata apapun yang kita pakai, setuju

(KETOK I KALI)

DIM 74 PDI.P ada perubahan usul, silakan

F.PDI.P (FIRMAN JAVA DAELI, SH) Terima kasih Ketua Pansus dan forum Pansus yang saya hormati,

fraksi POI Perjuangan mengajukan penambahan redaksi dari kata mengajukan diganti minta, lantas diakhir ayat ditambah setelah mengerahkan kekuatan TNI (Tentara Nasional Indonesia) Sehingga setelah perubahan kalimatnya menjadi butir 4 pengerahan langsung kekuatan Tentara Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Presiden dalam waktu paling lambat 2 X 24 Jam, harus meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia. Yang menjadi pertimbangan dan alasan PDI.Perjuangan pada dasarnya harus meminta persetujuan, tetapi kita melihat ada keadaan mendesak yang memaksa yang memang tidak mungkin menunggu rapat DPR dulu, ada kondisi obyektif yang memang segerah mengerahkan kekuatan TNI, oleh karena itu maka tanpa menggurangi rasa hormat kepada Parlemen itu perlu dalam rangka kepentingan bangsa dan negara, tetapi dalam tempo 2 X 24 Jam.

Bapak Ketua yang saya hormati, jadi pengerahan itu permintaan atau persetujuan setelah mengerahkan dulu mt kira-kira alasan dan pertimbangan kami, terima kasih Bapak Ketua.

KETUA RAPAT : Jadi 2 X 24 Jam itu dihitung sesudah pasukan itu dikerahkan, bukan

2 X 24 Jam, dari pernyataan Presiden, karena bisa saja pernyataan Presiden hari ini, tetapl pengerahannya besok, 2 X 24 Jam dihitung dari pengerahan (action) Partai Golkar tetap, P3 saya kira kokondran dengan DIM 73, Kebangkitan Bangsa perubahan struktur ayat, reformasi tidak ada demikian juga fraksi-fraksi seterusnya tidak ada. Sebelum menaggapi fraksi PDI.P, saya mlnta Pemerintah dulu.

PEMERINTAH (MENTERI PERTAHANAN\MAHFUD MD): Balk yang PDI.P yang pertama soal mengajukan dan meminta karena

maksudnya sama, dipersilakan saja didiskusikan diforum, setelah terlebih

Page 10: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

dahulu tentu saja mendengar dari ahli bahasa nanti, apakah lebih tepat kata mengajukan atau minta, bagi kami sendiri kata mengajukan itu lebih tepat daripada kata meminta. Kemudian kami setuju juga didiskusikan menambah setelah mengerahkan Tentara Nasional Indonesia ditambah kalimat, apakah setelah menyatakan mengerahkan ataukah setelah pengerahannya itu saya kira perlu jelas dari sekarang sebab dinyatakan sekarang 5 hari lagi baru dikerahkan, kapan itu meminta 2 X 24 Jam itu

. dihitung dari kapan, tetapi sebenarnya kami sendiri mencatat tanpa penambahan kata setelah dan seterusnya itu yang kami maksud adalah Presiden menyatakan karena sebenarnya kuncinya pada saat menyatakan itu, apakah mau mengerahkan atau apa tidak, tetapi kalau mau dipersoalkan apakah setelah menyatakan ataukah setelah mengerahkan itu mari kita diskusikan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik sebelum fraksi-fraksi saya minta ahli bahasa dulu, kata-kata

yang pantas disini mengajukan persetujuab kepada Dewan atau minta persetujuan kepada Dewan.

PEMERINTAH (AHLI BAHASA): Kalau sejajaran seharusnya meminta bukan minta, tetapi masalah

disini adalah mengajukan ltu sendiri sudah terkandung makna meminta didalam kata itu, jadi sudah termuat makna meminta dalam kata mengajukan.

KETUA RAPAT : Ini mengajukan persetujuan atau mengajukan permintaan

persetujuan,bagaimana inl ahll bahasa?

PEMERINTAH (AHLI BAHASA) : Ya, meminta persetujuan, jadi maksud saya mengajukan itu dalam

makna kata mengajukan, sudah terdapat kata meminta disana.

KETUA RAPAT : Ya, apapun penjelasan itulah yang kita dengarkan dari ahll bahasa,

silahkan nanti kita tanggapi bersama. Sebelum fraksl-fraksi ada tidak penjelasan tehnis dari Pemerintah, mengenai jarak pernyataan dan pengerahan biasanya seketika, atau bagaimana? Menyatakan hari ini, seketika juga hari itu dikerahkan atau apa?

PEMERINTAH (PANGLIMA TNI) : Ya, untuk hal yang lni memang, bahwa didalam suatu pengerahan

kekuatan membutuhkan revalition, lnl berartl bahwa ada tenggang waktu, tenggang waktu itu bisa diperhitungkanlah kira-kira dengan pertlmbangan­pertimbangan rasional berapa waktunya. Tetapl yang jelas kalau toch ini dimasudkan sebagai adanya tenggang waktu kekuatan untuk dijadikan pertimbangan untuk permintaan persetujuan kepada DPR, masalah waktu memang perlu dipertimbangkan, hanya dua atau berapa dsb. bisa lebih tehnis nanti diperhitungkan. Karena begin!, terus terang saja untuk satu pengerahan kekuatan yang kemudian diflow pada satu misi 42 hari sebelumnya tidak ada artinya.

Artinya bahwa mulal dari official the clear tentang pengerahan kekuatan sampai dengan satuan dari base menuju daerah operasi, barangkali 2 hari ini belum cukup, tetapi masalahnya bukan pelaksanaan operasinya sendiri, tetapi yang disini menjadi pertimbangan adalah bahwa harus ada keputusan segera, nah keputusan segera inilah yang mungkin

10

Page 11: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

perlu dikeluarkan, yang kemudian keputusan lni untuk kepeluan legitimasi, perlu apakah diajukan, apakah diminta dsb. kepada DPR, saya kira itu.

KETUA RAPAT : Demikian jawaban dari Pemerintah, kami persilahkan fraksi-fraksi

untuk menganggapi usul dari PDIP, kami mulai dari fraksi partai Gokkar.

F.PG (IR. S.M. TAMPUBOLON) : Terima kasih pak Ketua. Menanggapi usul dari rekan PDIP, kami

memahami apa yang dimaksud dengan mengajukan usul merubah kata mengajukan menjadi kata minta. Menurut pemahaman kami saya kira adalah lebih tepat kata mengajukan disini. Mengenai kalimat yang terakhir, berikutnya anak kalimat yang mengatakan setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia, kalau tach ini memang ini kita perlukan menurut pemahaman kami itu lebih pas ditempatkan dipenjelasan nanti supaya lebih jelas dari pada ayat ini, jadi kurang pas kalau disini justru kalau disini karena ini merupakan statement politik kita saya kira dalam ayat ini maka kita batasi sampai dengan Dewan Perwakilan Rakyat saja, sedangkan anak kalimat itu yang ada berikutnya itu kami tidak keberatan kalau itu menjadi bagian penjelasan dari pada ayat ini, terma kasih.

KETUA RAPAT : Persatuan Pembangunan.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Terima kasih saudara Pimpinan. Menanggapi usulan PDIP saya bicara

soal substansinya, saya kira memang dua-duanya mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalam hal DIM 74 ini, lebih tepat mengajukan, PPP lebih setuju mengajukan.

Kemudian setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia saya kira memang inl, apa tidak sebaiknya dihapus saja, jadi tetap seperti usulan Pemerintah DIM 74 atau mungkin ada alternatif lain, tetapi Partai Persatuan Pembangunan lebih setuju dangan apa yang telah disampaikan oleh Pemerintah. dan ini kalau dikatakan setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia, ini malah tidak menjelaskan ini, tetapi kalau sudah sampai segini, saya kira inl lebih fleksibel, lebih tepat, terima kasih.

KETUA RAPAT : Silahkan sesama Pimpinan

WAKIL KETUA (Hj. AISVAH AMINI, SH) : Saudara pimpinan menambah keterangan dari PPP. Ini harus turun

kesini, mendampingi. Barangkali kita memang perlu, kalimat itu jangan lalu diartikan setelah pelaksanaannya itu sudah penyiapan, karena yang diketahui masyarakat dan yang diketahui oleh TNI sendirl adalah keputusan politik dari Pemerintah. ini kan tadi didalam ayat berikutnya akan ada kalimat bila DPR menolak itu kan harus dihentikan. Kalau sudah slap semuanya dan DPR juga tidak tahu kapan itu, akan sulit bagi kita untuk, akan sulit bagl DPR bukan kita. Jadi akan sulit bagi DPR mengetahui sehingga pengertian itu jadi tidak jelas. Saya kira kita tetap pada rumusan pertama untuk lalu inl sungguh-sungguh karena dikatakan keadaan mendesak, ya kita setujulah bahwa dalam keadaan mendesak, Presiden mengambil langkah, tetapi selanjutnya DPR harus tahu dan tentunya Pemerintah dalam meminta persetujuan itu menjelaskan, kenapa dilakukan demikian?

11

Page 12: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Jadi barangkali kami tetap, untuk kalimat itu jangan ditambah lagi dengan kalimat lain, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik, Kebangkitan Bangsa.

F.KB (DRS.HM. MUHYIDDIN SUWONDO,MA) : Terima kasih saudara Ketua. Saya bahkan memandangnya dari segi

tinggi dan rendahnya, antara Presiden dengan DPR. Kalau kita gunakan kata meminta itu saya mempunyai pemikiran itu terkesan orang yan lebih tinggi minta kepada lembaga yang lebih rendah, itu minta. Bukan, bukan, begini maksud saya, kalau minta, itu dari institusi yang lebih tinggi minta kepada institusi yang lebih rendah, minta. Kalau mengajukan itu dari institusi yang lebih rendah kepada institusi yang lebih tinggi, atau minimal seimbang, ini kesan saya.

Kemudian mengenai masalah setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia itu menurut yang ada digambaran pemikiran saya, itu dimulainya adalah dari declaration dari Presiden ini, sebab kalau dimulai dari action itu kalau pak. Panglima tadl menyatakan waktu 2 hari' itu belum cukup, apalagi ini memang mendesak, begitu ada deklarasi bahwa Presiden menggunakan kekuatan Tentara Nasional Indonesia dalam waktu 24 jam, 2 x 24 jam, harus minta persetujuan, itu dimulai darl deklarasinya, kalau dimulai dari actionnya, itu sudah akan mengakibatkan muspro yang berkelanjutan, saya kira itu, terima kasih.

KETUA RAPAT : Menurut Kebangkitan Bangsa, meminta

Mengajukan, karena peminta-minta dipekerjakan Reformasi silahkan.

atau mengajukan? lebih tinggi dari, ya

F.REFORMASI (PROF.DR.H. MOCH. ASIKIN,SH) : Terima kasih Pimpinan. Fraksi kami setelah mengamati rumusan

bahasa ini, sesungguhnya yang paling tepat adalah meminta persetujuan, pengajukan itu belum tentu meminta, mungkin menyodorkan sesuatu, jadi harus tegas bahasanya.

Jangan ada penafsiran yang lain-lain lagi disitu. Bahwa dengan mengajukan itu sudah artinya meminta, tidak mutlak itu, sehingga harus tegas bahasanya, bahwa dalam tempo 24 jam, itu 2 x 24 jam Presiden harus meminta persetujuan kepada DPR, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, silahkan, tambah.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Ya, itu satu, yang kedua tentang kalimat yang diajukan setelah

mengerahkan kekuatan dan selanjutnya. Kami kira kalimat, anak kalimat apa, kalimat setelah mengerahkan inl, jutru menjadi perdebatan nanti ini. Pertama perdebatannya adalah nanti akan disampaikan, kami baru mengerahkan 2 hari yang lalu misalnya, kaml belum mengerahkan sekarang ini kan perdebatan.

Saya mungkin lebih condong sepertl dlkatakan pak. Panglima tadi bahwa sebetulnya begitu ada instruksi, itu kita hitung itu sudah mulai, dead line, jadi pengerahan, pengerahan itu apakah mau dikerahkan 2, 3 hari lagi itu melihat situasl, melihat keadaan memaksa tadi, mendesak, berarti begitu diinstruksikan langsung jalan.

12

Page 13: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Oleh karena itu kami setuju sebetulnya dengan Pemerintah, jadi tidak usah kita mencantumkan lagi, itu satunya.

Kedua bisa juga nanti diterjemahkan orang, setelah mengerahkan kekuatan, setelah berarti selesai, bisa juga, ini kan perdebatan, perdebatan bahasa. Jadi supaya jangan terjadi perdebatan begitu, saya kira apa yang dirumuskan oleh Pemerintah itu sudah sangat tepat, saya kira begitu, terima kasih.

KETUA RAPAT : TNI/Polri.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM) : Dari TNI/Polri, kami sependapat dengan konsep dari naskah Rencana

Undang-Undang, alasannya; Yang pertama tentang mengajukan dan meminta tadi, mengajukan persetujuan itu mengandung makna, misalnya kita mengajukan konsep, itu menggambarkan suatu keadaannya, jadi alasan-alasan, pertimbangan keadaan dsb. sehingga kita meminta persetujuan dari DPR, meminta keputusan dari DPR. Oleh karena itu menurut kami lebih tepat menggunakan kata mengajukan.

Kemudian yang kedua, kami pikir tidak perlu ditambah kata-kata setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia, karena pada dasarnya DIM 72, 73, 74 sama 75 itu satu kesatuan, itu satu paket, kita tidak bisa membahas sepotong-sepotong.

Kalau DIM 72 kita menyatakan kemarin kita sudah sepakati bahwa yang akan kita jelaskan disitu menyangkut masalah ancaman bersenjatanya, gradasinya, kemudian DIM 73 nanti akan dijelaskan hal yang memaksa tadi seperti kita sepakati, kemudian didalam DIM 73 ini. jelas sekali bahwa dalam keadaan memaksa untuk menghadapi ancaman bersenjata, yang dimaksudkan yang sudah dijelaskan pada pasal sebelumnya, ayat sebelumnya, Presiden dapat langsung mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia, berartl setelah lnstruksi dari Presiden, itu Presiden setelah menginstruksikan kepada Panglima TNI untuk melaksanakan operas! militer, Preslden harus mengajukan persetujuan DPR, paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam. Apabila nanti DPR tidak menyetujui operasi militer yang pasukan ini sudah bergerak ditengah jalan misalnya dalam pergeseran pasukan dengan kapal, itu bisa dihentikan seketika, pasukan ditarik, itu demikian kira-kira gambarannya. Jadi kembali lagi, menurut hemat kami, tidak perlu ditambah seperti saran dari PDIP, Terima kasih.

KETUA RAPAT : KKI.

F.KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT) : Dari KKI, setelah kami mencermati apa yang diuuslkan Pemerintah

dan usul dari rekan POI Perjuangan, dalam hal ini kami sependapat bahwa istilah mengajukan itu lebih tepat dan kemudian atas tambahan setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia kami kira hal ini tidak perlu ditambahkan, jadi untuk ini saya kira usul Pemerintah itu sudah tepat, terima kasih.

KETUA RAPAT : Bulan Bintang.

13

Page 14: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Menanggapi usul dari pada rekan fraksi PDIP dan berdasarkan

pertimbangan apa yang ditegaskan Panglima dan Ahli Bahasa, bahwa keputusan ini adalah keputusan politis. Antara kata mengajukan dan meminta saya cenderung merasakan bahwa mengajukan itu memenuhi kesopanan bahasa dan disitu ada kesetaraan antara DPR dengan Presiden sedangkan nuansa meminta seperti tadi yang dijelaskan oleh fraksi Kebangkitan Bangsa, ada perbedaan fraksi seolah-olah bawahan meminta keatasan.

Jadi kata mengajukan ini sudah tepat, apalagi menurut Ahli Bahasa didalam kata mengajukan itu sudah tercantum kata meminta, nuansa makna meminta. Dan kedua ada pun tambahan anak kalimat, disini makna dari pada kata pembukaan, pengerahaan langsung kekuatan tentara itu sudah satu definisi yang sudah baku, saya kira tidak perlu lagi memerlukan penjelasan. Bahkan penjelasannya ini bisa menimbulkan suatu perdebatan baru karena apa lagi menyangkut masalah batas waktu 2 x 24 jam, jadi akan menimbulkan suatu pengertian lain nanti. Jadi saya kira sudah sederhana dan tegas dari pada apa yang tercantum sebagaimana kalimat itu, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi dua hal yang disanipaikan rekan PDIP, pertama pergantian kata

mengajukan dengan meminta, mungkin itu bergantung pemahaman makna bahasa kita, tetapi yang kedua ini memang perlu kejelasan, karena kalau tidak jelas nanti Presiden bisa dipersalahkan melanggar UUD 1945, perbendaan hitungan kita berbeda.

Kalau kita mengitung 2 x 24 jam sesudah deklarasi tetapi Presiden menghitung 2 x 24 jam sesudah pengerahan, jadi memang harus definitif disini. Yang kita pakai apa 2 x 24 jam sesudah deklarasi atau 2 x 24 jam sesudah aksi. PDIP mengusulkan 2 x 24 jam sesudah aksi, ya sesudah aksi pengerahan, bisa saja deklarasi 5 hari yang lalu, ini hitung, hitungannya ini perlu kita sepakati, supaya nanti jangan berantem DPR sama Presiden, sudah lebih 3 hari, karena hitungannya. Saya kembalikan lagi, bagaimana Pemerintah, yang pantasnya 2 x 24 sesudah deklarasi atau 2 x 24 jam sesudah aksi pengerahan.

PEMERINTAH(MENTERI PERTAHANAN\MAHFUD MD) : Sesudah pengambilan keputusan politik, berarti sesudah deklarasi,

terima kasih.

KETUA RAPAT : Kami kembalikan kepada PDIP.

F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Ya, sebelum nanti ditambah oteh ternan-ternan juga, jadi memang

faktor utama dulu bahwa lni keputusan politik, tadi pak. Panglima tadi menyampaikannya. Oleh karena ltu maka kami mellhatnya dimensi politik ketatanegaraan, kalau menggunakan kata mengajukan itu nuansanya administratif dan itu tidak ada konsekwensi, kalau menggunakan kata minta tadi ditambah oleh meminta maka itu ada konsekwensinya, ada kekuatannya dan itu bersifat politik.

Oleh karena itu kami tetap mengusulkan kata minta itu, tidak sekedar redaksional, tetapl ada disitu yang terkait dengan soal keputusan politik, keharusan, ada dimensi, ada ...... dst. kalau mengajukan itu, itu administratif sangat tehnislah.

14

Page 15: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Yang kedua, bisa menjadi pertimbangan kita nanti apakah, tetapi dalam bahsa kami sebetulnya adalah yang kami pahami adalah kalau boleh setelah aksi itu, setelah realisasi pengerahan itu, bukan pada deklarasinya, tapi nanti bisa kita lanjutkan lagi di Panja, kemudian yang ketiga soal setelah mengerahkan kekuatan TNI, sebetulnya tetap ada persetujuan nanti tetapi 2 hari itu diserahkan saja dulu kepada Presiden untuk mengerahkan karena kita melihat bahwa ada keadaan yang ·harus mendesak, harus memaksa dia, ini kira-kira pertimbangan dari kami dan kalau ada tambahan dari teman-teman dlpersilahkan.

KETUA RAPAT : Jadi PDIP tetap menganggap perhitungan 2 x 24 jam itu, 2 x 24 jam

sesudah pengerahan bukan sesudah deklarasl, deklarasi bisa saja berumur 1 minggu. Ini tepatnya bagaimana ini. Silahkan

F.REFORMASI (PROF.DR.H. MOCH. ASIKIN,SH): Ada tambahan, jadi kalau kita bawa sedikit sebagai analog kehukum

acara, disitu dihitung pada saat saksi atau surat perintah penahanan diterima yang bersangkutan, jadi disitu mulai tergerak disitu, jadi ada action disitu. Kita sulit membayangkan kalau tidak diterima yang bersangkutan, dia akan melaksanakan diam-dlam saja, itu jadi harus ada batas, ada penilaian kapan itu diterima perintah langsung, tentu saja deklarasi itu harus dalam bentuk tertulis, sehingga jelas ukurannya, kapan dimulai untuk berhitung 2 x 24 jam tersebut. Jadi kami mendukung usul dari PDIP, tinggal redaksi bagaimana kira-kira penjelasan, hitungan, terhitung kapan kita akan ambil untuk 24 jam tersebut, tetapi kurang tepat kalau dikatakan terhitung deklarasi, kalau bersamaan dengan pelaksanaan itu, mungkin bisa diterima, tetapi kalau tidak sulit diterima, terlma kasih.

KETUA RAPAT : Jadi ada dua mazhab disini. Dua hari sesudah Presiden menyatakan

pengerahan dilakukan atau dua hari sesudah pengerahan itu, dan ini saya kira pentig kesepahaman kita karena kalau salah Presiden bisa dituduh melanggar UUD. Golkar bagaimana? Dua hari sesudah action atau 2 hari sesudah pernyataan.

F.PG (IR. S.M. TAMPUBOLON) : Hal itu hanya dimasukan dipenjelasan tadi, setelah pengerahan, 2

hari setelah pengerahan.

KETUA RAPAT : Ya, PPP.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Tadi PPP sudah berpendapat soal meminta atau mengajukan,

sesungguhnya dari sisi bahasa memang tidak terlalu jauh berbeda, tetapi misalnya kalau floor menghendaki, meminta saya kira Partai Persatuan Pambangunan tidak keberatan.

Mengenai setelah mengerahkan kekuatan tentara ini memang kita juga sudah sependapat bahwa kita tidak perlu memasukan setelah mengerahkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia, yang logis justru malah setelah deklarasi, diklar, setelah didiklar, kemudian baru dikasih waktu paling lama 24 jam baru 2 x 24 jam paling lama itu sudah meminta persetujuan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. ·

Disini ada istilah, lni saya mau tanya dengan Pemerintah ini, ada isitlah pengerahan, pengerahan Tentara Nasional Indonesia atau ada juga

15

Page 16: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

istilah penggunaan Tentara Nasional Indonesia, kalau diperbolehkan mohon penjelasan dari Pernerintah apa bedanya dan penggunaannya itu kira-kira dimana itu, kata-kata mengerahkan dan kata-kata menggunakan Tentara Nasional Indonesia, terima kasih saudara Pimpinan.

KETUA RAPAT : Ya, tadi kayaknya sudah dijelaskan itu, kalau pengerahan dari

otoritas yang tinggi sedangkan penggunaan otoritas yang dibawahnya, jadi kalau pengerahan oleh Presiden, penggunaan boleh Panglima, begiti.J tadi pak. penjelasannya.

Jadi kalau bapak mengerahkan sesuatu alat yaitu harus kekuasaan tertinggi kalau hanya bapak menggunakan saja boleh kekuatan yang lebih rendah. Ini, dua mazhab lni sama-sama punya argumentasi dan mungkin kita mernerlukan pertimbangan-pertimbangan tehnis.

F.KB (DRS. HM. MUHYIDDIN SUWONDO, MA) : Kalau saya melihatnya dari DIM 73, dalam keadaan memaksa, jadi ini

tidak boleh berdiri sendiri harus dalam keadaan memaksa, oleh karena itu yang paling tepat hitungannya apabila kita mengacu kepada keadaan memaksa, itu menurut pemikiran saya, saya tetap pada deklarasi, terima kasih.

KETUA RAPAT : Inilah pak, dua mazhab ini sama-sama punya argumentasi dan

barnagkali perlu ada hitungan-hitungan tehnis yang mungkin bisa lebih jelas kalau kita lakukan itu di Panitia Kerja, dan itu bagaimana kalau kami menawarkan untuk kedua hal ini meminta persetujuan atau mengajukan persetujuan 2 hari sesudah pengerahan atau 2 hari sesudah pernyataan, kita perdalam di Panitia Kerja, setuju? Setuju. Ahli bahasa ikut di Panja

KETOK PALU 1 X

Sekarang kita beralih ke DIM 75, P.DIP tetap, Golkar tetap, PPP didrop karena terkait dengan usul sesual dengan usulnya tadi, Kebangkitan Bangsa penambahan ayat (6) karena konsekwensinya ada usul tambahan sudah dikembalikan, Reformasi tidak ada, dst, tidak ada, PDKP didrop. Apa ada yang member! komentar mengenai DIMnya disini. Tidak ada? ya. silahkan.

F.PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Hanya barangkall lngin klarifikasi saja kepada Pemerintah, ini disini di

DIM 75 ini disebutkan ayat (3) nya, ayat sebagaimana dimaksud ayat (3) Presiden menghentikan operasi militer, tetapi diayat (3) itu justru bunyinya mengerahkan kekuatan TNI, inl perlu penjelasan dati Pemerintah maksudnya bagaimana ini?

KETUA RAPAT : Silahkan Pemerintah jelaskan.

PEMERINTAH/MENHAN: Terima kasih, sebelumnya saya menyampaikan bahwa informasi dari

Panglima baru saja Presiden mengumumkan penggantian Menteri Pertahanan.

Jadi sudah ada pengumuman Presiden bahwa saya dipindah menjadi Menteri Kehakiman dan HAM, kemudian, saya akan terus datang sebelum

16

Page 17: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

saya serah terima, jadi mungkin sampai hari Kamis saya masih Menteri Pertahanan, karena belum dilantik yang baru dan belum serah terima. Tetapi saya usul untuk hari ini nanti kembali kejadual semula unt~k diakhiri jam empat jadi dikurangi setengah jam dari biasanya. Untuk istilah operasi militer dan pengerahan kekuatan TNI, saya persilahkan bapak Gofar Suwarno, untuk menjawab.

PEMERINTAH/KETUA POKJA {GOFAR SUWARNO) : Ya, pada dasarnya maknanya sama. Jadi operasi ini mengerahkan

kekuatan TNI, terserah pada floor apa konsisten pengerahan TNI atau menghentikan, kami ulangi menggunakan operasi militer atau pengerahan TNI jadi sama saja maknanya.

KETUA RAPAT : Artinya menurut Pemerintah, pengerahan pasukan TNI itu artinya

operasi militer, tidak ada pengerahan TNI diluar operasi militer dalam konteks ini. Bagaimana Golkar?

F.PG {DR. HAPPY BONE ZULKANAIN, MS) : Kalau memang maknanya sama, redaksinya harus sama juga, jadi

dikembalikan saja kepada ayat (3) itu bunyinya sebab sebelum seperti semula, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi kalau dikembalikan maka berbunyi dalam hal DPR tidak

menyetujui pengerahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Presiden menghentikan pengerahan itu. Bisa disepakati ini, setuju? Setuju!

KETOK PALU 1 X

Jadi sekaligus mengucapkan selamat atas jabatan yang baru, tetapi stelsel yang kita pakai disini, dihitung sejak serah terima, bukan dihitung sejak deklarasi Presiden, kalau pengerahan TNI tadi masih di Panjakan. DIM 76, Kebangkitan Bangsa ada penambahan 1 ayat Presiden menetapkan kebijakan umum pertahanan, yang menurut ingatan kami sudah dibahas pada DIM sebelumnya, tetapl silahkan PKB.

F.KB {DRS. HM. MUHVIDDIN SUWANDO, MA) : Sebetulnya kami lngln memberi heading dari pasal 14 atau DIM 77,

yaitu Presiden menetapkan kebijaksanaan umum pertahanan nasional, itu tujuan kami memasukan DIM lni, kalau sudah dibicarakan, ya sudah dibicarakan, ya sudah, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi ada didalam DIM 68, dalam pengelolaan sistim pertahanan

dst. ,dst., 1.. Presiden menetapkan kebijakan umum pertahanan negara yang menjadi acuan dst., dst,. Dim 68 pak. Jadi dengan demikian kita bisa menganggap bahwa DIM dari Kebangkitan Bangsa sudah dibahas sebelumnya setuju? Setuju!

KETOK PALU 1 X

DIM 77, kata keamanan diganti dengan pertahanan, silahkan.

17

Page 18: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

F.PDIP (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH): Kami sebetulnya ingin mengalir dari perumusan, kalau saya baca

kembali pasal 14 DIM 77 dalam nenetapkan kebijaksanaan pertahanan negara, sebagaimana dimaksud pasal 12 ayat (2) Presiden dibantu oleh Dewan Keamanan Nasional yang berfungsi memberikan pertimbangan kebijakan umum pertahanan negara. jadi saya melihat bahwa kaliniat ini kurang mengalir dengan baik, jadi usul kita adalah kata keamanan diganti dengan pertahanan. ·

Kami akan sedikit menambahkan bahwa seperti pendapat kami pada waktu bicara mengenai judul dulu yang di pending, judul itu adalah perumusan supra, kalau dewan ini semacam struktur yang supra, seperti yang kami sampaikan waktu itu bahwa masalah keamanan ini masalah yang sangat besar sekali, perundang-undangan yang terlibat disini. KUHP mewadahi kurang lebih 80°/o masalah keamanan, sisanya kalau saya hitung-hitung tersebar kurang lebih 15 perundang-undangan dibidang keamanan ini, seperti Undang-Undang Keamanan Lalu Lintas Barang, UU Pabean, UU Keamanan Lalu Untas Orang itu, imigrasi, UU Narkoba, UU Psikotropika, UU Tindak Pidana Korupsi, UU Keadaan Bahaya, Lingkungan Hidup dsb.

Ini ada 15 perundang-undangan dibidang keamanan. Jadi kalau ada judul yang nanti yang mencakup masalah keamanan atau ada satu dewan yang mewadahi masalah keamanan, saya khawatir hal ini akan terlalu luas sekali. Jadi kami kembali pada perumusan yang mengalir supaya kata keamanan ini diganti dengan pertahanan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya fraksi Partai Golkar.

F.PG (FERDIANSYAH, SE) : Fraksi Partai Golkar kali ini sama dengan POI Perjuangan, cuma kami

hanya menambahkan pertanyaan kepada Pemerintah pada draf UU ini dikatakan bahwa, Presiden dibantu oleh Dewan Keamanan Nasional, namun kalau kita melihat konsideran dari pada judul RUU ini adalah mengenai pertahanan negara, apakah tidak rancu mengenai hal lni? Karena satu menyangkut Dewan Keamanan Nasional satu lagl kita membahas mengenai pertahanan negaranya. Jadl ini juga konkordan nantinya kaitannya dengan usulan dari fraksi-fraksi lain yang juga akan mempertanyakan masalah ini, terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT : Sebelum kami lanjutkan mungkin Golkar bisa memberi klarifikasi.

Dalam usul perubahan Dewan Keamanan Nasional diganti menjadi Dewan Pertahanan Nasional, tetapi setelah perubahan, tidak ada perubahan, tetap Dewan Keamanan Nasional ini salah cetak atau. Ya, jadi ini Dewan Pertahanan Nasional ya. PPP ditambah kata keamanan saya kira konkordan dengan judul.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Hanya kami lngin bertanya kepada Pemerintah, disini dilanjutkan

dengan berfungsi memberikan pertimbangan kebljakan umum pertahanan negara, kalau ada umum ada khusus. Apakah ada pertimbangan­pertimbangan persifat khusus atau hanya umum saja, terima kasih.

18

Page 19: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Nanti akan dijawab Pemerintah, Kebangkitan Bangsa pertahanan

negara diganti dengan pertahanan nasional saya kira konkordan dengan judul, Reformasi perubahan redaksi apa ada yang mau dijelaskan.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH} : Sebetulnya pasal 14 ini sudah ada diatas, jadi kami mencantumkan

sebetulnya yang diatas itu ada disini, tetapi karena memang sudah kita sepakati tadi, ini kami cabut kembali dan prinsipnya kami setuju dengan usul dari PDIP, terima kasih.

KETUA RAPAT : TNI/Polri silahkan.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM} : TNI/Polri, pertama konkordan pada DIM sebelumnya, kami

menyarankan untuk perubahan letak pasal jadi pasal 14 ini dijadikan pasal 13, pasal 13 menjadi 14, kalau pasal 14 itu mengatur masalah kewenangan didalam kebijakan pertahanan negara dan termasuk Dewan Keamanan Nasional. Kemudian yang kedua dalam, khusus masalah DIM ini, kami juga ingin bertanya kepada Pemerintah, apakah penggunaan nama Dewan Keamanan Nasional ini sudah tepat? Karena pengertian Dewan Keamanan Nasional ini, memang berlaku dibeberapa negara yang sudah ada, dalam arti bahwa keamanan nasional itu dalam arti yang luas bahwa defend disitu termasuk salah satu baglan dari keamanan nasional, apakah ini yang dimaksud? Dengan adanya Undang-Undang Pertahanan Negara, judulnya, apakah mungkin tidak bisa dicarikan alternatif nama yang lain? Terima kasih.

KETUA RAPAT : Balk, KKI

F.KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT) : Dari KKI sependapat dengan rekan PDI Perjuangan tadi, terima kasih.

KETUA RAPAT : Bulan Bintang.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY): Pertama dulu saya minta penjelasan, apakah alternatif pilihan judul

antara Pertahanan Negara, UU Pertahanan Negara, UU Pertahanan dan Keamanan, ini yang telah disetujui yang mana?

KETUA RAPAT : Yang telah disetujui mengikuti materi, substansl.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Pertahanan Negara.

KETUA RAPAT : Belum, jadi akan dibahas sesudah seluruh materinya rampung ..

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY} Ya, memang ada juga opsi lain yang dikatakan pertahanan nasional

m1. jadi kelihatannya dari PBB, belum bisa memberikan satu tanggapan kalau tambahan Dewan Pertahanan Nasional lni, karena akan masih

19

Page 20: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

berubah dalam pikiran konkordan kepada judul nanti dari pada undang­undang, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik, jadi Pemerintah ada banyak pertanyaan dan ada satu usul dari

PDIP, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN: Terima kasih, jadi kami memang memilih nama Dewan Keamanan

Nasional karena Dewan ini dimaksudkan sebagai lembaga untuk mengambil keputusan politik dengan melakukan penilalan terhadap situasi dalam menghadapi keamanan nasional yang memerlukan penggunaan instrumen­instrumen, misalnya politik, diplomasi dan militer. Jadl disini pertahanan diletakan dalam pengertiannya sebagai bagian dari pengertlan keamanan pada umumnya. Dimana militer atau penggunaan TNI itu hanya sebagian dari itu, oleh sebab itu kami tetap mengusulkan untuk diterimanya penggunaan istilah Dewan Keamanan Nasional ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi Pemerintah menempatkan pertahanan disini sebagai subordiansi

dari keamanan.

PEMERINTAH/MENHAN: Panglima mau menambahkan.

PEMERINTAH/PANGLIMA TNI: Sedikit saja, sebenarnya masalah ini berkembang pada saat diskusi

awal pertama kita membahas judul. Disini Dewan Keamanan Nasional, (K) besar disini, ini sebetulnya adalah terjemahan dari NSC, National Security Council, dimana masalah keamanan nasional, national security, itu dia puny a bagian-bagian yang dulu pernah didiskuslkan adanya public security, internat security dan external defend, sehingga pertahanan merupakan bagian dari national security itu sendiri.

Dewan Keamanan Nasional dimaksudkan disini, dimaksudkan juga mernberikan pertimbangan kepada aspek-aspek yang ada dibawah national security sendiri, hanya masalahnya memang kita hanya membahas masalah pertahanan, barangkali apa yang tepat, tetapi yang dimaksudkan didalam draf ini sebagai Dewan Keamanan Nasional itu adalah terjemahan dari National Security Council yang memang keamanan nasional dengan huruf besar ini, jadi ada hal-hal yang berkaitan dengan internal security, public security, internal security dan external defend.

Mungkin pemahaman inl perlu, sehingga kalau ini mau dilemparkan ke Panja, ini bisa menjadi bahan untuk di disklasifikasi, terima kasih.

KETUA RAPAT: Jadi keamanan dalam arti "k" kecil itu bisa ditafsirkan keamanan

dalam negeri, kalau "K" besar meliputi ketiga unsur itu, dalam negeri, keamanan urnum dan pertahanan, silahkan PDIP.

F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Terima kasih, kami juga tentu minta terima kasih kepada ternan­

ternan yang mendukung ide kami fraksl, maupun yang masih netral-netral dan juga penjelasan dari Pemerintah. struktur berpikir kami begini, jadi UUD 1945, kemudian TAP MPR itu memang itu "k" kecil bukan "K'; besar, dalam studi ilmu politik dan dalam kitab pertahanan memang itu dinegara Barat ada itu, Dewan Keamanan Nasional, tetapl dalam konteks TAP MPR

20

Page 21: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

dan dalam konteks konstitusi ukan dalam terminologi itu pak. Menteri Pertahanan dan pak. Panglima, bukan konteks itu.

Oleh karena itu maka kalau kita tanda petik, kalau kita selundupkan ini tanda petik ya, sementara kita berbicara pertahanan dalam dimensi yang sekarang ini maka apakah ini tidak ada korelasi, ini tidak punya koneks, barang kecil tetapi ide besar itu (K) besar pada hal kita bicarakan adalah sub dari (K) besar itu. itu yang bertama.

Yang kedua kalau dalam terminologi (K) besar maka persoalan kita adalah harus ada yang pertama adalah reformasi strategis, strategis dari kebijakan publik, reformasi birokrasi nasional, manajemen dan birokrasi publik, harus ada perubahan sistim struktur politik dan sosial dulu, baru ide yang luhur ini, gagasan yang bagus ini, (K) besar itu baru masuk, ini kerangka berpikir kami. Oleh karena itu maka, kami tetap mengusulkan kalau boleh, ini tetap Dewan Pertahanan Nasional, seperti apa yang disampaikan oleh teman-teman sekalian, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap (K) besar itu, (K) yang dimaksud tadi, terima kaslh.

KETUA RAPAT: Mungkin (k) besar ini bagus diatur kalau kita nanti membuat undang­

undang Pertahanan dan Keamanan, barangkali kalau ada. Ada tambahan PDIP, silahkan.

F.PDIP (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH) : Boleh kami menambahkan dari rekan kita. Jadi kalau kta bicara

national security council di Amerika, ini kita bicara mengenai suatu sistim dari negara adidaya, dimana happy daripada external security itu berat sekali, seperti ada tambrakan pesawat di Taiwan itu, pesawat Amerika digiring sampai harus turun dilandasan, itu sudah tercakup dalam national security council mereka, lalu kecelakaan kapal selam di Jepang juga dalam kaitan itu, ini adalah pekerjaan dari pada negara adidaya begini. Kalau kita bicara mengenai UU Pertahanan kita, dlmana substansi sebagian besar substansinya adalah mengenal pertahanan, saya klra kita agak terlalu berat kalau kita bandingkan masalah ini dengan masalah national security council diluar negeri.

Kalau bicara mengenai internal security ke Amerika, di Amerika itu ada yang namanya FBI, ltu menanganl fedro dalam internal affairs, ada Secret Service yang menangani masalah uang palsu dalam negeri, keluar negeri juga, itu sivillian otority, ada juga drug enforcement agency yang menangani masalah narkoba, kadang-kadang juga melebar ke Kolombia dan Peru, itu civillian otority juga, lalu penanganan pelanggaran pidana dinegara bagian dan dlkota ltu ditanganl oleh kepolisian lokal disana, karena tidak ada kepolisian nasional.

Dalam kaitan undang-undang kita sendiri disini mengenai pertahanan, ini kita terlalu jauh kalau klta bandingkan dengan national security dari negara adldaya itu, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik, silahkan, sekarang giliran kedua kalinya untuk fraksi-fraksi

menanggapi.

F.PG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA) : Dari fraksi partai Golkar bertitik tolak dari apa yang dibicarakan

dalam kesempatan DIM lni, meningatkan kembali untuk fraksi kami itu

21

Page 22: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

kepada pengantar musyawarah pada waktu awal pembahasan dirapat kerja ini. jadi benar yang dikatakan oleh saudara Panglima TNI, ini terkait dengan masalah substansi yang akan kita rumuskan bersama. oleh karena itu menurut pendapat fraksi partai Golkar, sebetulnya menyangkut masalah pasal 14 ayat ( 1 ),ayat (2), ayat (3), ayat ( 4) yang secara keseluruhan ini menjadi satu kesatuan, sebetulnya ada beberapa hal yang memang kami juga menangkap ada beberapa prinsip-prinsip yang harus clear dalam pembahasan pada level rapat kerja ini.

Yang kami maksudkan adalah; satu, perdebatan menyangkut masalah peristilahan pertahanan dan keamanan, itu satu, harus clear lebih dahulu, konsepnya bagaimana? Bagaimana sebetulnya konsepsi kebijakan Pemerintah seperti yang dikatakan tadl oleh Panglima TNI maupun oleh saudara Menhan, ini yang harus kita klarifikasi itu pertama.

Kemudian yang kedua, tentunya juga tidak bisa serta merta pengaturan masalah Dewan, apakah itu Dewan Keamanan atau Dewan Pertahanan yang masih menjadi perdebatan ini, itu tidak bisa serta merta kita hanya mencantelkan peristilahan itu dengan komposisi keanggotaan begitu saja, apalagi selanjutnya didalam pasal 14 ayat ( 4) nya dikatakan bahwa Dewan sebagai dimaksud bla, bla, diatur dengan Keputusan Presiden, ini satu hal yang sangat amat secara prinsipil menurut pendapat kami tidak bisa seperti itu, ini adalah kita membuat cek kosong, sehingga Presiden bisa dengan serta merta mengisi apa saja menyangkut masalah Dewan tersebut. oleh karena itu menurut hemat kami, kami minta penjelasan terlebih dahulu dari Pemerintah apakah kita akan juga bisa bersepakat merombak kembali atau bagaimana, karena terkait dengan judul terdahulu, artinya bahwa harus ada alasan-alasan yang sangat significan, kalau perlu dirumuskan kembali secara tegas, apa fungsi dan kewenangan dari pada Dewan ini.

Karena kami melihat, ini juga akan overlap dengan pasal 15, kalau kita bicara tentang posisi Menteri Pertahanan, itu tidak ada bedanya antara Dewan Pertahanan ini dengan Menteri, dua-duanya bertugas membantu Presiden dalam rangka merumuskan kebijakan umum pertahanan negara. buat apa ada Dewan, buat apa ada Menteri, apa bedanya.

Harus ada perbedaan yang sangat-sangat signifikan antara Dewan disatu sisi dan Menteri Pertahanan disatu sisi.

Yang berikutnya, juga harus ada kejelasan-kejelasan tentang keanggotaan daripada Dewan itu sendiri, alasan dan pertimbangan apa, untuk kepentingan apa keanggotaan itu terdiri dari Wakil Presiden, keanggotaannya terdlri dari Menteri Luar Negeri, lalu disini dicantumkan tentang Menteri Dalam Negeri, lalu Menter! Pertahanan, ada Panglima TNI, ini harus ada resening-resening yang dijadikan landasan ketika rumusan ini masuk begitu saja, tidak bisa serta merta ketentuan selanjutnya diatur dalam Keputusan Presiden, saya kira ini Pimpinan yang harus diclearkan terlebih dahulu, terima kasih.

KETUA RAPAT : PPP.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Saya kira PPP tetap pada konkordan pada judul, dalam arti bahwa,

kalau kita bicara soal Dewan Keamanan Nasional, tadi benar apa yang disampaikan oleh Panglima bahwa kita bicara soal National Security Council, itu mencakup secara keseluruhan, artlnya keamanan dan juga pertahanan.

Akan tetapi kalau nanti judulnya itu Pertahanan dan Keamanan, saya kira usul PDIP diganti pertahanan itu lebih tepat. Ini bolak balik juga

22

Page 23: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

kembali pada asal muasal kita waktu kita pertama kali berbicara pertama dahulu itu, soal judul, saya kira nanti bisa itu. saya kira itu mungkin nanti pain 77 ini bisa diselesaikan dalam Panja, karena sangat terkait langsung dengan judul yang akan kita putuskan tadi itu. saja setuju sekali dengan apa yang disampaikan oleh ternan kami dari Golkar tadi itu, soal yang berfungsi memberikan pertimbangan kebijakan umum pertahanan negara. ini memang harus dirumuskan secara jelas, karena tadi saya kira dikita ada Menteri Pertahanan, ada Wantanas, ada Lemhannas, itu yang kurang lebih, itu fungsinya sama atau katakanlah serupa, memberikan pertimbangan­pertimbangan umum pada persoalan-persoalan pertahanan negara. ini saya kira harus diclearkan, itu kenapa tadi saya pertanyakan kepada Pemerintah, perlu penjelasan, pertimbangan kebijakan umum ini yang mana? Wantanas ini? kalau nanti judulnya Dewan Pertahanan Nasional.

Apa bedanya dengan yang diberikan Menteri Pertahanan, apa bedanya dengan Lemhannas yang juga berfungsi sama dlsb. ini saya pertanyakan, yang belum dijawab, disamping pertanyaan lagi apa ada hal­hal lain yang khusus, pertimbangan-pertimbangan khusus dalam arti apakah tidak sebaiknya dalam rumusan ini, itu tidak usah kita berikan umum, cukup berfungsi memberikan pertimbangan kebijakan pertahanan negara. karena nanti miskipun ini terkesan hanya embel-embel saja, umum tetapi nanti dalam aplikasinya punya konsekwensi juga. Apakah Wantanas tidak berhak memberikan pertimbangan khusus kalau, kalau ada khusus, kalau tidak ada tidak apa-apa. Ini yang kami pertanyakan tadi itu disamping ada tumpang tindih fungsi antara Wantanas,· Dephan dlsb. ini perlu penjelasan dari Pemerintah, terima kasih saudara Pimpinan.

KETUA RAPAT : Kebangkitan Bangsa.

F.KB (DRS. HM. MUHYIDDIN SUWONDO, MA): Tid a ada ide.

KETUA RAPAT : Reformasi.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Setelah mendengarkan penjelasan dari Pemerintah, ada beberapa hal

yang kami juga ingin konfirmasi, mudahan-mudahan ini bisa membantu cara kita merumuskan tentang masalah Dewan Keamanan Nasional ini. sebab memang kita terus terang didalam pembahasan ini pikiran kita ini sedikit banyaknya sudah mula! berpikir bahwa ini pertahanan, sehingga setiap ada kalimat keamanan otomaticly kita ganti dengan pertahanan, karena memang image atau brain kita sudah terfokus kesitu, sehlngga apa yang diusulkan oleh ternan-ternan PDIP sebetulnya cukup beralasan kalau memang demikian.

Untuk memberikan satu pengertian yang lebih luas, pertama kami ingin mempertanyakan apakah Dewan Keamanan Nasional ini, merupakan satu Dewan yang sifatnya payung, yang bisa memberikan pertimbangan baik itu pada pertahanan maupun juga kepada Kepolislan. Kalau di mengayomi dua lembaga lni, maka berarti Dewan lnl kita perlukan, tetapi tugasnya hanya memberikan kompetensfnya hanya memberikan pertimbangan kepada pertahanan saja maka tentu ini tidak pas kita tempatkan disini, itu satu.

Yang kedua, apakah nanti, jadi kita melihat untuk kedepan, apakah Dewan Keamanan Nasional ini, merupakan satu Lembaga Negara

23

Page 24: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

tersendiri? Bagairnana posisinya? Kalau rnernang dia rnerupakan satu lernbaga tersendiri, kita harus tegaskan, terrnasuk keberadaan Dewan Kearnanan Nasional ini, fungsi, tugas, kedudukan dan lain segala rnacam, itu harus jelas, sehingga dia tidak tiba-tiba ada.

Yang ketiga tentang rnasalah effektivitas dari tugasnya 1m bagairnana? Apakah sernua pertirnbangan yang diberikan oleh Dewan Kearnanan Nasional ini, baik itu kepada pertahanan dan juga kepada Kepolisian harus didengar atau tidak? Atau rnernang dia peranannya pada posisi sarna dengan DPA sekarang, antara ada dan tiada, fotamorgana? Mau rnernberikan pertirnbangan boleh, didengar, kalau tidak diterima tidak apa-apa. Kalau itu fungsinya, saya pikir ini tidak perlu, tetapi kalau rnernang betul piklran-pikiran, pertirnbangan-pertlmbangan itu adalah sangat dibutuhkan oleh pertahanan atau oleh kepolisian, saya kira ini sangat penting.

Jadi ini sebelurn karni rnenyatakan setuju atau tidak, maaf ternan­ternan PDIP, karena rnernang ini berkernbang. Jadi walaupun karni tadi sudah rnendukung, tetapi pikiran yang karni pertanyakan ini akan membuat jelas posisi Dewan Keamanan Nasional ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : TNI/Polri, silahkan.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM) : Karni rnernang tadi rninta penjelasan pada Pemerintah, kalau

rnernang yang dirnaksud Kearnanan Nasional itu dalam arti, kearnanan yang luas, yang meliputi fungsi-fungsi negara dibidang, pertama mungkin rnengembangkan kernapuan pertahanan, defend capability bagairnana, yang kedua keselarnatan negara., yang ketiga ketertiban publik, yang keernpat penegakan hukurn dan kepastian hukum, jadi ada 5 fungsi, yang diernban dalarn kearnanan nasional.

Oleh karena itu kalau kita pilahkan dengan sikap mungkin baik rnenyangkut pertahanan dan menyangkut keamanan internal dan didalam penegakan hukurn. Kalau rnenurut ini yang dikenhendaki oleh Pemerintah, berarti badan ini rnemang scopenya bukan mernayungi saja untuk Dewan Pertahanan, untuk rnasalah pertahanan saja, tetapi juga menyangkut rnasalah kearnanan dsb.

Kalaupun ini rnernang dibutuhkan rnenurut hemat kami, rnemang ini diperlukan, tetapi tugas, fungsinya yang pernah karni baca dileteratur yang lain-lain, itu bukan hanya merurnuskan kebijakan saja, ini adalah badan pengarnbil keputusan, rnulal dia tugasnya adalah rnenilai, meidentifikasi, rnernutuskan dan rnelaksanakan sesuai dengan pengawasan, yang ditingkat kebijakan dan rnelaksanakan, strategis pak. Oleh karena itu Badan ini harus bekerja terus-rnenerus sepanjang tahun.

Mernang ada Sekretaris Jenderalnya dsb. tetapi kalau rnenurut pendapat karni, kalau keamanan riasional arti yang luas itu yang dikehendaki oleh Pemerintah, kami sependapat untuk diadakan. Cuma letaknya tugas-tugasnya barangkali masih perlu kita bahas kembali, ini yang perlu rnendapat penjelasan resrnl darl Pemerlntah, terima kasih pak.

KETUA RAPAT : Tadi Pernerintah sudah menjelaskan bahwa yang dimaksud

keamanan disini, kearnanan dalam artl huruf (K} besar, meliputi internal security, rneliputi public security dan rneliputl international, jadi kita juga perlu rnengingatkan sesual dengan apa yang disampaikan Pemerintah dihari-hari pertama, bahwa yang kita bahas ini adalah Undang-Undang Pertahanan, jadi rurnahnya kecil, tetapi rnau diisi dengan perabot yang

24

Page 25: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

lebih besar, nanti bisa lebih besar pasak dari pada tiang. Silahkan KKI. TNI/Polri menambah, silahkan.

F.TNI/POLRI {DRS. I KETUT ASTAWA) : Mohon izin kaml untuk menyampaikan sedikit masukan bahan

pertimbangan bagi pertanyaan dari rekan fraksi Reformasi, menyangkut kebijakan Kepolisian. Kaml kira didalam TAP VII pasal 8 itu sudah dibentuklah Lembaga Kepolisian Nasional. Lembaga Kepolisian Nasional ini, yang diperintahkan untuk membantu Presiden dalam rangka menetapkan arah kebijaksanaan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi mengenai kebijakan-kebijakan yang menyangkut Kepolisian ini sudah tertampung, sehingga jangan sampai nanti Lembaga ini overlap dengan apa yang kita bentuk, soalnya apalagi Panja kita ini menjadi satu, jangan sampai, satu Panja tujuan supaya jelas pemisahan ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik, KKI. PBB.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Terima kasih pak. Dari awal pandangan umum fraksi kami, kami

mengusulkan supaya judul undang-undang lni hanya Undang-Undang Pertahanan Negara, bukannya pertahanan nasional, bukannya ditambah keamanan dan terkait. Apabila itu yang menjadi keputusan maka saya sampaikan kepada rekan fraksi PDIP, saya bukannya netral saat ini, tetapi itu baru cocok, sejalan dengan Dewan Pertahanan Nasional, kalau judul disesuaikan tadi.

KETUA RAPAT : Jadi, judul belum diputuskan pak. tetapi kesepakatan kita, yang kita

bahas ini adalah Undang-Undang Pertahanan.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Undang-Undang Pertahanan, bukan, belum ditentukan undang­

undang pertahanan apa?

KETUA RAPAT : Belum kita tentukan judulnya, cuma kita sepakat yang kita bahas

adalah Undang-Undang Pertahanan Negara.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Undang-undang pertahanan negara, ya, terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, kembali pak., silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN: Ketua Pokja akan membantu saya, untuk menjelaskan apa yang

sebenarnya tadi sudah dijelaskan, tetapl juga ada pertanyaan-pertanyaan lain, menyangkut dari Reformasi tadi, apakah lembaga ini mandiri? Apa juga memberikan pertimbangan dalam bidang keamanan dalam artl yang sempit, kami tadi fraksl TNI/Polri sudah memberikan gambaran bahwa didalam TAP itu ada Lembaga Kepolisian. Persilahkan, ada yang bisa langsung dijawab ada yang nanti dipantulkan lagi untuk didiskusikan.

25

Page 26: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Termasuk yang terakhir yang disampaikan PDIP bahwa undang­

undang ini, kelihatannya kamarnya kecil tetapi diisi dengan perabot yang besar.

PEMERINTAH/KETUA POKJA (GOFAR SUWARNO) : Terima kasih bapak Menteri. Tadi sebetulnya sudah dijelaskan secara

sepintas oleh bapak Panglima, masalah NSC, jadi kita coba belajar pada negara-negara yang maju, kita bukan belajar pada Negeria.

Jadi pada umumnya negara-negara yang maju itu dikenal National Security Council, NSC, ini tugasnya itu membicarakan masalah-masalah crusial mendesak yang berkaitan dengan keamanan nasional, itu dapat meliputi masalah-masalah pertahanan, juga masalah-masalah kamdagri, juga masalah-masalah krisis nasional yang lain, ini dari negara asalnya seperti itu. Biasanya National Security Council itu mempunyai counter part yang dinamakan NCA yaitu National Command Authority, ini adalah otoritas komando nasional, ini dikepalai oleh Presiden, dibantu oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan, juga NCA ini membawahi Panglima Komando Tugas Gabungan yang akan menjadi pelaksana tugas, dalam suatu task force. Selain dibantu oleh NCA, dia akan dibantu oleh NSA, National Security Adviser, jadi badan penasehat keamanan bagi Presiden ini, jadi negara maju seperti itu. yang tugasnya tadi saya katakan, memecahkan masalah-masalah crusial mendesak berkaitan dengan keamanan nasional yang meliputi besar tadi.

Bagi Indonesia sendiri kita lihat bahwasanya masalah bangsa ini pada hakekatnya akan berujung pada masalah pemeliharaan ketahanan nasional, tentunya akan meliputi semua aspek, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer. Nah. Kami kemballkan kepada floor apakah menggunakan masalah Dewan Keamanan Nasional atau barangkali ada yang lain yaitu Dewan Ketahanan Nasional, jadi bukan tadl dlkataka oleh bapak Ketua Pansus yang besar akan masuk keruang yang kecil, bukan. Justru yang luas ini akan memberikan masukan kepada yang kecil atau memberikan saran kepada yang kecil.

Jadi masih terbuka, apakah namanya Dewan Keamanan Nasional ataukah Dewan Ketahanan Nasional, barangkali lebih moderatlah kalau alergi kepada Dewan Keamanan Nasional. Inilah yang kami maksud didalam konsep RUU ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi masalahnya begini pak. konsepsi keamanan yang dihayati dan

dipahami oleh kawan-kawan adalah konsepsi keamanan sebagaimana yang diatur dalam Konstitusi dan TAP MPR, yang terpisah dengan pertahanan, sedangkan konsepsl keamanan yang disodorkan Pemerintah dengan pendefinisian tadi adalah konsepsi keamanan yang meliputi pertahani:m, itu yang menjadi seal. Jadi sekarang ada tawaran darl Pemerlntah. Okelah kalau kosepsi itu tidak bisa dipertemukan disinl, kata keamanan bisa diganti tetapi dengan ketahanan, ketahanan lebih luas lagi dari pertahanan. Bagaimana mau di ... silahkan PDIP.

F.PDIP (DRS. SINDHARTO DANUSUBROTO, SH) : Saya tidak setuju kalau masalah ini dl Panjakan, ini masalah yang

sangat penting untuk hari depan Indonesia. Harus selesai ditingkat Pansus ini. Panja itu satu forum yang lebih kecll membahas masalah yang begini besar. Terus terang disini saya menemukan satu perbedaan pendekatan, dari Pemerintah melakukan pendekatan dari negara-negara yang sangat

26

Page 27: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

maju, National Security Council dl Amerika dst. yang sangat canggih dan approach nya adalah mempengaruhi belahan dunia lainnya.

Dus dia perlukan suatu Dewan yang memang sangat supra, sangat kuat sekali, dengan kekuatan militer dan lain-lain dukungan yang memang demikian, sejarahnya memang demikian. Kita harus mengacu pada refrensi nasional kita ini, atau kalau mau jauh lagi kita refrensi pada negara-negara tetangga kita, negara-negara Asean itu baru kita tahu posisi kita, kita ini negara berkembang, negara masih membutuhkan hal-hal lain diluar masalah pertahanan, keamanan ini, masih banyak sekali yang harus kita benahi dalam Republik kita ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, tambah terus, silahkan tambah.

F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Pemikiran kami, sebetulnya tidak diperhadapkan secara diameteral

dengan Pemerintah, jelas kami menangkap dan menggaris bawahi substansi pemikiran yang dari Pemerintah itu dulu, itu posisi dulu. Dan kami juga tidak alergi terhadap Barat itu bahkan kami banyak belajar dari studi ilmu politik tentang itu. persoalan adalah prinsip dasar yang kami sampaikan;

Yang pertama kita berbicara dalam kerangka bernegara kita UUD 1945, TAP MPR, tadi telah kami sampaikan bahwa disitu tidak ada (K) besar, yang dimaksud adalah (k) kecil. Yang kedua kita lagi diskusi mengenai RUU Pertahanan Negara yang menjadi sub yang dimaksud tadi dalam (K) besar.

Dan yang ketiga kami merespon yang dimaksud tadi, kalau itu benar (K) besar maka persoalan bukan dalam konteks undang-undang ini, tetapi harus ada perubahan pada tataran strategis makro politik pertahanan, politik nasional, apakah sistim stuktur politik atau misalnya birokrasi nasional, kemudian apakah strategi kebijakan publik.

Yang keempat kalau itu ketahanan ditawarkan sebagai solusi maka kalau tetap fungsi dan kewenangannya sama seperti yang dimaksud dengan (K) besar, maka itu bukan solusi, itu bukan solusi. Dan terminologi ketahanan dalam dimensi studi politik dan harus dimensi inl tidak ada. jadi saya kira ltu bukan solusl, maka kita kemball kepada jalan yang benar yaitu Konstitusi dan TAP MPR dan kita maksudkan (k) disitu jelas-jelas dan tegas-tegas itu adalah (k) kecil.

Bahwa kita akan mengembangkan wacana tentang {K) besar, itu menjadl wacana kaml difraksl terus terang saja. Kita sering ngobrol dengan teman-teman Propatria dengan teman-teman lain, tetapi itu gagasan besar, kewenangan besar, tidak menjadi proposional kalau ditempatkan dalam konteks RUU Pertahanan ini. Ini struktur berpikir kami, jadi kami bukan menolak, substansi 100°/o kami dukung dan kaml juga minta terima kasih kepada fraksi Reformasi walaupun sudah mulai bergeser, tetapi kami tetap minta terima kasih atas pemikiran itu. Jadi oleh karena itu diselesaikan disini pak. dipleno Pansus ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ada fraksi lain yang ingin memberi, jadi kelihatannya sudah

paradigmanya sudah kelihatan. Pemerintah mau pakai pendekatan konsepsi keamanan itu dalam arti (K) besar, sedangkan kawan-kawan disini memakai konsepsi keamanan itu sesuai pasal 30 TAP MPR dimana (k) nya itu berbicara mengenai keamanan pada umumnya adalah keamanan dalam negeri, bukan keamanan (K) besar yang mengsubordinasikan

27

Page 28: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

pertahanan. Masalahnya sekarang kita berbicara mengenai pertahanan. Ada fraksi-fraksi, silahkan TNI.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM): Terima kasih pak. sebetulnya kami tadi belum selesai, berbicara yang

pertama tadi. tetapi langsung saja pada masalahnya bahwasanya, taroklah ini dengan menggunakan nama Dewan Keamanan Nasional, tetapi rumusan tugas-tugas didalam DIM berikutnya lni, itu hanya menyangkut masalah pertahanan tidak ada yang menyangkut masalah keamanan, disinilah grendelnya pak. sebetulnya apa yang dikehendaki, kalau memang tadi, bukan soal rumah, isinya dsb. tetapi tugas-tugasnya disini dikatakan pada DIM berikutnya adalah menyangkut masalah pertahanan semuanya. Apakah tidak keberatan kalau Pemerintah disesuaikan dengan scope tugasnya yang diberikan pada itu pak. cuma nanti apakah alternatifnya menjadi Dewan Pertahanan Negara, apakah Dewan Pertahanan Nasional, itu kita mungkin perlu sepakati bersama.

KETUA RAPAT : Jadi pertahanannya TNI sudah sama dengan pertahanannya PDIP,

bagaimana Pemerintah? Silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN : Pemerintah ini, sudah mengeluarkan argumen-argumen,alasan­

alasan, saya kira sekarang tinggal pilihan. Argumen Pemerintah sudah jelas lalu pilihan kita, apa sebenarnya. Kami sendiri menggagas keamanan dalam arti besar itu, nanti ada juga, ini mengantisipasi perlunya wadah­wadah lembaga penasehat Presiden atau pemberi pertimbangan kepada Presiden dalam pengertian keamanan yang besar itu, bahkan dalam pengertian· pertahanan yang luar juga, pertahanan melalui jalur pendidikan, pertanian dsb. Jadi ada disini sebenarnya. Tetapi misalnya mau diartikan pertahanan kecil karena juga alasannya masuk akal sepertl dikemukakan oleh PDIP, silahkan didiskusikan lebih lanjut, kemana arah yang lebih kita cenderungi, terima kasih.

KETUA RAPAT : Sudah berlanjut diskusinya Pak, dan kelihatannya menyesuaikan

dengan undang-undang ya UU Pertahanan. Kecuali nanti kalau kita bahas UU Pertahanan dan Keamanan mungkin di situ akan dibentuk dewan keamanan dalam arti yang besar.

PEMERINTAH/MENHAN : Kalau memang begitu kecenderungan yang lebih besar memang ke

pertahanan dalam arti kecil kami juga setuju. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi dewan pertahanan, apakah pakai naslonal atau pakai negara itu

soal kemudian tapi dewan pertahanan. Setuju?

KETOK PALU 1 X

Saya senang kalau Pak Panda di sinl, setujunya cepat. Kalau yang lain sejak kemarin. DIM 78, PDI-P silakan.

F.PDIP (A. TERAS NARANG, SH) : Terima kasih. Pimpinan yang terhormat, khusus untuk DIM 78 ini

Fraksi POI Perjuangan mengajukan usulan perubahan terhadap redaksi. Sesuai dengan usulan Pemerintah dinyatakan sebagai berikut: Dewan

28

Page 29: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin o/eh Presiden dengan anggota tetap terdiri dari wakil presiden, menteri luar negeri, menteri dalam negeri, menteri pertahanan dan panglima. FPDI -P mengajukan usulan sebagai berikut :Dewan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh presiden dengan anggota yang terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah. demikian Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Sekaligus mohon dijelaskan yang dimaksud non pemerintah siapa .

. F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Kalau itu kan dengan asumsi bahwa dewan keamanan tadi, tapi kami

mengusulkan tetap dewan pertahanan, dewan pertahanan nasional atau negara. kami menambah ternan kami dari FPDI-P bahwa bisa menjadi bahan-bahan diskusi nanti. Apakah dengan perubahan atau pergeseran perubahan nama tadi apakah tetap dengan komposisi itu. Itu yang mau kami tambahkan, walaupun kami tidak mengusulkan disini tetapi menjadi pengkaya kita dalam diskusi nanti terima kasih.

KETUA .RAP AT : Kalau begitu kita tanya Pemerintah dulu, setelah merubah posisi dari

(K) besar menjadi pertahanan, apakah dalam bayang-bayang Pemerintah anggotanya tidak mengalami perubahan juga, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN : Saya kira tidak, tidak ada perubahan dari kami, terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya kami persilahkan partai Golkar

F.PG (IR. S.M. TAMPUBOLON) : Terima kasih bapak Ketua, rekan-rekan anggota Pansus yang kami

hormati. Partai Golkar mengusulkan beberapa hal; Yang pertama mengawali dari pada ayat ini kita harus menuliskan Jengkap, karena kita tidak mengenal istilah hanya Dewan saja, ini sudah menjadi nama, apakah itu menjadi Dewan Pertahanan Nasional nanti atau Dewan Pertahanan Negara saya kira kita sudah sepakat tadi, tetapl lstilah Dewan itu sendiri tidak, bukanlah sesuatu yang baku disini.

Yang ada itu nanti apakah Dewan Pertahanan Nasional atau Dewan Pertahanan Negara. Yang berikutnya dalam masalah susunan penulisan, disini urutannya kami rubah seperti yang kami sampaikan dalam usulan perubahan dan Menteri itu didahului dengan Menter! Pertahanan, sesuai dengan yang langsung dalam konteks ini Menter! Pertahanan maka kita dahulukan Menteri Pertahanan baru Menteri Luar Negeri baru Menteri Dalam Negeri.

Jadi herarchienya karena urutan-urutan yang dalam fungsi, yang berfungsi langsung dalam hal ini.

Dalam hal ini juga kami mengusulkan agar Panglima dihapus, namun mt merupakan catatan sementara, apabila Pemerintah nanti bisa meyakinkan kami bahwa pengertian Panglima ini harus perlu disini, kita menunggu penjelasan dari Pemerintah. Demikian sementara dari fraksi partai Golkar terima kasih pak.

29

Page 30: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Terima kasih, selanjutnya PPP, PPP disini ada tambahan Kapolri

mungkin karean terkait dengan judul.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Konkordan, nanti kita diskusikan disebut yang lain, terima kasih.

KETUA RAPAT : Kemudian Kebangkitan Bangsa.

F.KB (DRS. HM. MUHVIDDIN SUWONDO. MA): Terima kasih, partai Kebangkitan Bangsa sebetulnya tidak merubah

dari ide RUU yang dikemukan oleh Pemerintah hanya ingin, begini, partai Kebangkitan Bangsa melihat ada celah yaitu Menteri Koordinator mungkin dalam hal ini Menteri Koordinator Polsoskam, sehingga merasa perlu untuk memasukan Menteri Koordinator, sehingga bunyinya jadinya, Dewan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dipimpin oleh Presiden dengan anggota tetap terdiri dari Wakil Presiden, Menko Polsoskam, Menteri Kehakiman dst. terima kasih.

KETUA RAPAT : Reformasi ada perubahan redaksi.

F.REFORMASI (H.PATRIALIS AKBAR, SH) : Terima kasih, perubahan redaksinya kami cabut kembali, karena

memang sudah ada diatas, sudah dibicarakan. Tetapi kami ingin juga menambahkan, pertama kami setuju dengan fraksi partai Golkar, jadi mengedepankan Menteri Pertahanan setelah Wakil Presiden. Yang kedua setelah Panglima itu kita tegaskan Panglima TNI, karena kita banyak Panglima, ada Pangdam nanti salah terjemahkan lagi, jadi Panglima TNI, terima kasih.

KETUA RAPAT : Di pasal 1, kayaknya ada Pang lima yang dimaksud adalah Panglima

TNI. TNI/Polri adalah pertanyaan, nanti dijawab oleh Pemerintah. PBB, silahkan PBB.

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Sesuai tadi pengertian Dewan Pertahanan maka kami berpendapat

bahwa susunan anggota yang tetap, sedianya kami berpendapat sebelumnya bahwa Dewan Pertahanan ini tidak dipimpin langsung oleh Presiden tetapi oleh Wakil Presiden dan anggotanya diperluas misalnya Pakar Bidang Pertahanan. Kami kembali berpikir bahwa fungsi dan tugas Presiden sudah terlalu berat sehingga Wakll Presiden barangkali bisa diberikan fungsi untuk Dewan Pertahanan yang memimplnnya, ini pendapat kami, tetapi apabila dalam perkembangan diskusi ini tidak mendapat persetujuan maka kami akan mempertimbangkan terima kasih.

KETUA RAPAT : Fraksi KKI

30

Page 31: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

F.KKI (DRS. S. MASSARO! KAPHAT) : Dari KKI anggota Dewan Pertahanan ini, dari apa yang dirumuskan

oleh Pemerintah kami ingin menambahkan yaitu Menteri Kehakiman dan Kepala Lembaga Intelijen Negara, alasannya oleh karena kedua lembaga ini juga mungkin perlu untuk memperkuat dari pada Dewan Pertahanan Nasional ini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi saudara Pemerintah ada tiga hal pak. ada satu masalah redaksi

yang menginginkan supaya Dewan dipajangkan menjadi Dewan Pertahanan atau apalah namanya. Yang kedua masalah kepemimpinan Dewan ini, Pemerintah dan beberapa fraksi tidak mempersoalkan kepemimpinan ditangan Presiden, tetapi PBB meminta supaya kepemimpinannya ditangan Wakil Presiden. Dan masalah yang ketiga siapa-siapa yang menjadi anggota dari pada Dewan itu. Silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN : Terima kasih. Kalau soal penggunaan nama dewan ditulis dewan

pertahanan dan seterusnya, silakan saja untuk diiskusikan lagi. Kami tidak keberatan untuk itu. Kemudian mengenai panglima, tadi FPG, sebaiknya panglima dihapus. Saya kira mendasarkan diri pada TAP No. VII Panglima TNI adalah pejabat setingkat menteri, dan dialah yang sekaligus atau secara langsung mengimplementasikan kebijakan pemerintah di bidang pertahanan terutama dalam penggunaan TNI.

Oleh karena panglima ini bukan bawahan dari seorang menteri, dan tugas utamanya mengimplementasikan kebijakan pertahanan, maka menurut kami panglima TNI tetap harus di anggota tetap di situ. Kami juga berpendapat bahwa sebaiknya dewan ini tetap dipimpin oleh presiden, karena apa? Karena presiden lah yang menurut undang-undang ini yang harus mengambil keputusan atau menetapkan keputusan tentang kebijakan umum atau kebijakan bahkan juga penggunaan TNI dalam keadaan mendesak atau memaksa tadi yang mempunyai wewenang itu adalah presiden. Oleh sebab ltu menurut kami presiden justru harus memimpin lembaga ini.

Jadi lepas dari soal presiden bebannya terlalu banyak tetapi memang seorang presiden tugasnya memang harus banyak. Tentang anggota­anggota lain yang diusulkan seperti menko, menterl kehakiman, BAKIN, sekaligus usul dari PDI-P tadi bahwa terdirl dart usul pemerintah dan non pemerintah menurut kami itu sudah bisa ditampung di dalam ayat berikutnya yang akan segera kita bahas. Bahwa ada kemungkinan di luar anggota tetap itu ada orang-orang LSM, boleh, orang perguruan tinggi, kemudian menteri lain yang dianggap terkait yaitu diangkat per SK presiden. Setiap ganti presiden, ganti priode, mungkin tantangannya lain, mungkin kebutuhannya lain, anggota tidak tetapnya bisa ganti. Saya kira sekian.

KETUA RAPAT : Jadi karena yang diatur di sini anggota tetap jumlahnya terbatas,

yang fungsional saja. Demikian kita sudah mendengarkan jawaban pemerintah. silakan diskusikan yang menyangkut redaksi. Jadl ada tiga hal yang menjadi bahan diskusi kita.

Yang pertama penyebutan secara komplit dewan pertahanan. Yang kedua kepemimpinan dewan pertahanan menurut pemerintah

tetap di bawah presiden.

31

Page 32: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Dan yang ketiga keanggotaannya, karena ini adalah anggota tetap hanya terbatas pada pejabat-pejabat setingkat menteri yang punya kaitan langsung dengan masalah pertahanan.

Silakan PDI-P.

FPDI-P (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH) : Kami melihat bahwa sistem pertahanan atau kepolisian ini adalah

milik rakyat banyak, namanya saja sishankamrata, sistemnya. Jadi kalau di sini memang kita usulkan ada unsur non pemerintah dalam arti tokoh­tokoh masyarakat, kampus dan sebagainya.

Supaya rakyat ini ikut memikirkan bagaimana han yang terbaik untuk bangsa ini. Juga dalam relevan dengan pemlkiran ini di dalam DIM kita mengenai komisi kepolisian nasional, kita juga mengusulkan bahwa komisi kepolisian nasional terdiri dari unsur pemerintahdan nanti kita bisa baca lagi di belakang. Karena kita melihat bahwa masalah-masalah yang urgen di bidang kepolisian, di bidang pertahanan, rakyat harus disertakan, maksud saya tokoh masyarakat, tokoh kampus dan lain sebagainya.

KETUA RAPAT : Sebenarnya pemerintah menerima ada anggota dari non pemerintah

tapi posisinya anggota tidak tetap, bagaimana PDI-P?

FPDI-P (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH) .: Apakah non pemerintah itu anggota tetap? Kalau usul pemerintah

anggota tidak tetap. Anggota tetap hanya pejabat yang terkait langsung dalam rumusan DIM yang sudah kita putuskan dalam rapat pansus kita anggota tetap termasuk unsur non pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT : FPG.

FPDI-P (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH): Tetapi kepemimpinan tetap sama presiden.

KETUA RAPAT : Ya. FPG.

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON) : Terima kasih Bp. Ketua. Terima kasih atas penyampaian dari

pemerintah tadi bahwa bisa dibicarakan mengenai penulisannya, apakah secara lengkap dan menurut pemahaman kami yang paling tepat karena ini sudah menjadi nama maka tidak boleh sepotong-sepotong. Oleh karena itu dewan pertahanan nasional atau negara nanti yang lebih cocok dalam konteks kalimat penulisan itu. Kemudlan mengenal pemerintah tadi bahwa 1111 tetap presiden, kami sependapat memang demikiarilah yang sebenarnya.

Kemudian mengenal usul daripada rekan POI -P kaml pun melihat apa yang disampaikan pemerintah di siniyang kita bicarakan pada ayat ini adalah yang tetap, yang lainnya nantl yang non pemerintah itu, itu adalah lebih tepat kalau itu adalah anggota tldak tetap, yang kita blcarakan di sini adalah anggota tidak tetap. Kemudian mengenai panglimanya sendiri kalau demikian halnya kami tidak berkeberatan apabila FPG menarik usul penghapusan itu dan itu dihidupkan kembali. Demikian sementara Pak. Terima kasih.

32

Page 33: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Jadi Pang lima masuk menjadi anggota tetap. Silahkan PPP.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Terima kasih saudara Pimpinan. Saya kira usulan dari PDIP ini

menarik sekali, ini wancan yang perlu kita kembangkan, karena persoalan pertahanan itu memang juga menajadi consent dan tanggungjawab rakyat juga, disini juga disebutkan ada komponen utuma, komponen cadangan dan komponen pendukung yang terdiri dari rakyat.

Oleh karena itu usulan PDIP ini perlu kita pertimbangkan, cuma yang menjadi persoalan nantinya adalah bagaimana cara recruitmentnya yang dimaksud dengan non Pemerintah ini nanti kemudian siapa, karena banyak ada LSM, ada ormas, ada tokoh rnasyarakat, ada kalangan kampus, proposional dlsb. ini justru operaional ini jang mungkin nanti menjadi perhatian kita bersama, kalau non Pemrintah ini dimasukan, ini yang paling penting. Tetapi sebagai sebuah usul saya kira inl menarik sekali, untuk kita diskusikan.

Memang pertanyaannya bukan , apakah lazim atau tidak lazim non Pemerintah ini masuk Dewan Pertahanan Nasional atau apapun namanya tetapi mengkin perlu juga kami pertanyakan kepada Pemerintah apakah lazim atau ada contoh yang menyertakan non Pemerintah ini masuk dalam Dewan Pertahanan Nasional. Itu menyangkut usulan PDIP, saya kira ini perlu kita kembangkan diskusi ini.

Kemudian menyangkut usulan Golkar, setuju Dewan ini ditulis lengkap saja, Dewan Pertahanan Nasional jadi kita ataukah Dewan Pertahanan Negara nanti, apa yang disetujui. Kemudian soal anggota yang dari Pemerintah usulan dari fraksi Kebangkitan Bangsa ini menarik juga, karena misalnya Menko Polsoskam itu juga terkait, karena ada "kam" nya itu, pertahanan dan keamanan ltu, tetapi kalau tidak salah Menko itu dinegara kita, itu boleh ada, boleh tidak, persoalannya boleh ada, boleh tidak, kemarin ada Menko Taskin, sekarang tidak ada, itu nanti kesulitannya disitu kalau sidah kita tulis secara definitif ada Menko Polsoskam, mungkin suatu ketika tidak ada menjadi ltu. kalau Menteri Pertahanan dan Panglima saya kira mesti harus ada.

Untuk usulan FKB inl perlu kita renungkan kembali, kita itukan kembali, apa perlu kita masukan secara ekspelisit. Kemudlan sebaiknya memang atau seharusnya Presiden yang menjadi Pimpinan Dewan Pertahanan Nasional ini tidak Wakil Presiden karena dialah yang bertanggungjawab soal pertahanan lni dan yang mengambil keputusan, terima kasih saudara Pimpinan.

KETUA RAPAT : Kebangkitan Bangsa.

F.KB (DRS. HM. MUHYIDDIN SUWONDO, MA) : Terima kasih saudara Pimpinan. Saya secara slngkat saja, setuju Dewan itu ditulis secara lengkap

Dewan Pertahanan nanti apakah Negara apakah Nasional, saya setuju. Kemudian pengertian anggota tetap dan anggota tldak tetap, juga saya setuju. Anggota tetapnya adalah secara definitif seperti dikemukan oleh Pemerintah ini, sedangkan yang dari non Pemerintah itu bisa dimasukan sebagai anggota tidak tetap.

Tetapi saya mempunyai pemikiran, ingin menghargai apa yang dikemukakan oleh rekan-rekan dari PDIP dengan Sishankanrata tadi, itu memang perlu dipertimbangkan, namun apakah ltu anggota tetap atau anggota tidak tetap, itu persoalan lain. Kalau misalnya sudah masuk

33

Page 34: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

kedalam, anggota tidak tetap pun, itu sudah mencakup apa yang diinginkan oleh rekan-rekan dari PDIP.

Yang selanjutnya menanggapi ide dari Golkar, pertama kali saya mengucapkan terima kasih, begini pak. Menko Polsoskam ini, sepanjang perjalanan sejak adanya Menko itu belum pernah dihapuskan, cuma saya kalau itu dipertimbangkan saya setuju sekali, tetapi perlu dicatat juga Menko Polsoskan ini, hanya dulu namanya Menko Polkam sekarang Menko Polsoskam, itu selamanya selalu semenjak ada itu tidak pernah terhapus, terima kasih.

KETUA RAPAT : Reformasi.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Terima kasih. Kami juga setuju usul dari fraksi partai Golkar, Dewan

Pertahanan, kita lengkapi disinl. Ternyata ternan-ternan kita dari PDIP itu sudah mencoba mengkaitkan keberadaan DIM 78 ini dengan 79, apapun tentu kita tidak bisa melepaskan kedua DIM ini, karena ini jelas dari PDIP akan mendrop DIM 79.

Oleh karena itu karni mencoba mernberikan satu rumusan tetapi dengan rnerinci, tetapi mengakomodir pendapat dari ternan-ternan PDIP karena prisipnya kami juga setuju dengan pendapat itu.

Karni merumuskan dernikian, jadi ayat (2) Dewan Pertahanan sebagai dimaksud dalarn ayat ( 1) dipirnpin oleh Presiden terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap. Ayat (3) nya, Anggota tetap terdiri dari, kita limitatif harus kita jelaskan siapa yang sudah dicanturnkan oleh Pemerintah dan kita setujui itu. Sedangkan anggota tidak tetap terdiri dari, kita juga harus menjelaskan berapa orang, sebab kalau ini kita tidak jelaskan dalam undang-undang ini, jumlahnya sekian orang, ini juga akan rnenjadi persoalan sendiri nanti dan ini akan bisa berubah-rubah.

Selain dari itu usurnya pun juga kita jelaskan disini, seperti kita mencoba membuat draft Mahkamah Konstitusl misalnya, itu kita jelas-jelas mencantumkan jumlahnya sekian orang, terdiri dari unsurnya, a, b, dan c. disini kami mengusulkan sedangkan anggota tidak tetap terdiri dari titik­titik orang, eh berjurnlah, berjurnlah, sedangkan anggota tidak tetap berjurnlah sekian orang yang terdiri dari; a. kalangan Perguruan Tinggi, b, c, dan selanjutnya sedang kita pikirkan. Jadi ada perubahan dari rumusan ini, sehingga keinginan ternan-ternan dari PDIP, ingin menunjukan bahwa memang sishankarnrata itu sudah narnpak didalam satu pasal sebagai payung lebih lanjut terhadap pasal ini, saya kira begitu. Terima kasih.

KETUA RAPAT : TNI/Polri.

F.TNI/POLRI (SVAMSUL MA'ARIF) : Terirna kasih pak. Pimpinan. Jadi dari diskusi yang berkernbarig tadi,

yang pertama untuk judul saya klra sesual dengan yang disampaikan oleh rekan yang terdahulu dan diterirna oleh Pemerintah, Dewan Pertahanan Nasional atau Negara. kernudian saya kira yang paling crusial adalah apakah non Pernerintah dirnasukan atau tidak dimasukan didalam DIM No.78.

Karni berpendapat bahwa seyogiyanya inl dimasukan didalam DIM 79 yakni anggota tidak tetap dari unsur Pemerintah maupun non Pemerintah. saya kira kita bisa membayangkan apabila nanti LSM ataupun non Pemerintah dirnasukan didalam anggota tetap yang kesulitan yang pertarna

34

Page 35: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

begitu banyak nya unsur-unsur yang dimasukan dan yang kedua adalah kesulitan dalam hal operasi sosialisasinya.

Yang berikutnya saran untuk menambah anggota Dewan tetap dari rekan PKB saya kira bisa diterima untuk dimasukan Badan Intelijen Negara dan bahkan kalau perlu, oh. sorry KKI, dan kalau perlu kita masukan juga Kapolri, alasannya bahwa untuk mencapai pada tingkat keamanan yang atau ancaman yang paling tinggi itu biasanya kita melewati beberapa eskalasi, dimana eskalasi itu juga dihadapi oleh rekan-rekan dari Polri, oleh karena itu perlu juga dipikirkan dimasukan tambahan anggota tetap dari Polri, juga ditambah Menko Polsoskam saya kira sudah disampaikan oleh beberapa rekan tadi, kita bisa terima, saya kira itu saja. Terima kasih.

KETUA RAPAT : KKI ada tambahan atau cukup.

F.KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT) : Sedikit pak. Yang pertama yaitu mengenai penulisan Dewan, apa

yang diusulkan oleh FPG saya kira kami sependapat bahwa itu penulisan secara lengkap. Kemudian untuk Dewan ini, kami setuju untuk dipimpin oleh Presiden.

Kemudian terhadap usul dari rekan POI Perjuangan, kami juga sependapat, namun didalam hal ini , memang unsur-unsur ini, unsur-unsur keanggotaannya itu perlu kita batasi, terima kasih

KETUA RAPAT : Bulan Bintang

F.PBB (H.M. ZUBAIR BAKRY) : Substansi pemikiran kami kenapa kami usulkan bahwa Dewan ini

dipimpin oleh Wakil Presiden dalam pertimbangan oleh karena UUD menyebut bahwa Presiden dibantu oleh Wakil Presiden. Sehingga dalam kurung kami berpikir pasal 14 dari ayat (1) sampai (4). Ini bunyinya; Dewan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) dipimpin oleh dan ayat ( 1) dalam menetapkan kebijakan umum pertahanan negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, Presiden dibantu oleh Dewan Keamanan, disini oleh Dewan Pertahanan yang sudah dlrubah.

Jadi presiden dibantu oleh dewan, sementara dewan ini dipimpin oleh presiden sendiri. Jadi arti daripada pembantu inl keliahatannya membantu sendiri, membantu pada dirinya sendiri daripada suatu pemikiran yang terpisah. Dan mengingat pemikiran kami juga bahwa selama ini beberapa kali wakil presiden terutama di zaman orde baru penampllan Wakil presiden itu sangat tidak terlalu sering dan dari pada kegiatan-kegiatan wakil presiden,sehingga pemikiran kami oleh karena ada kata presiden dibantu oleh dewan, bagaimana pengertian dewan itu sendiri mau membantu kepada presiden padahal presiden sendiri yang memimpin dewan itu. Sehingga pengertian dibantu di sinl hampir hilang. Dari situ kami sulit sekali berpikir. Adapun anggota tetap yang telah ditetapkan dan usul dari rekan PDI-P yang tidak jelas, oleh karena terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah ini bisa mengambang menjadi sangat luas sekali siapa­siapa yang menjadi anggota. Jadi lebih balk secara definitif saja sebagaimana ditentukan dalam konsep.

Menteri Pertahanan tentunya diurutkan tetapl dengan catatan tadi dewan ini dipimpin oleh wakil presiden, dalam pengertian tadi kata bantu untuk membantu lni, sehingga apabila kata bantu kembali lagi kepada presiden yang memimpin, apa artinya bantu. Terima kasih.

J5

Page 36: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : . Tambahan anggota seperti badan intelejen negara, menko,

baga1mana Pak? Artinya kalau kita sepakat jadilah itu, kalau tidak sepakat tidak jadi. Silakan dari FPG.

FPG (M. AKIL MOCHTAR, SH) : Terima kasih pimpinan. Untuk mendekatkan usulan teman-teman

dari PDI-P dan pemikiran yang berkembang dalam Pansus ini, sekiranya sebelum Pemerintah menjawab perlu juga dijelaskan apa tugas-tugas atau perbedaan antara anggota tetap dan anggota tidak tetap. Karena apa? Di dalam DIM 79 itu presiden dapat mengangkat, saya kira mungkin dalam pengertian dapat itu boleh ya boleh tidak, tetapi mungkin kalau kata dapat nya kita hilangkan maka ada kewajiban presiden mengangkat anggota tidak tetap yang terdiri daripada unsur non pemerintah, sehingga usulan PDI-P itu juga bisa masuk ke sana.

Narnun kita tidak melihat apa yang menjadi perbedaan signifikan antara anggota tetap dan anggota tidak tetap, sehingga ini juga perlu dijelaskan. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik. Jadi Pemerintah masih tinggal dua masalah kelihatannya,

masalah nama semua fraksi sepakat dan Pemerintah kalau mau dipanjangkan ya tulis panjang saja Dewan Pertahanan Nasional atau Negara dan seterusnya. Yang kedua masalah kepemimpinari tinggal PBB, kalau fraksi lain menghendaki bahwa ini dipimpin oleh presiden, PBB menghendaki ini dipimpin oleh wakil presiden, masalahnya dari segi hukum ketatanegaraan kita yang menganut sistem presidentil bisa tidak UU memisahkan antara presiden dan wakil presiden fungsinya dalam UU. Dan yang kedua kalau alasan yang dikatakan tadi membantu, kayaknya di universitas juga begitu Pak. Rektor dibantu oleh senat yang diketuai oleh rektor sendiri, jadi organisasi seperti itu sudah banyak.

Mungkin presiden selaku kepala negara, kepala pemerintahan dibantu oleh presiden selaku ketua dewan pertahanan. Yang ketiga isi daripada dewan itu, kalau PDI-P menganggap tidak anggota tidak tetap semua anggota tetap yang isinya pemerintah dan non pemerintah. fraksi lain mengatakan ada anggota tetap, ada anggota tidak tetap. Anggota tetap ini ada penambahan menko sama badan inteljen dan non pemerintahmenjadi anggota tidak tetap. Dan pertanyaan yang disampaikan terakhir, apa beda fungsi antara anggota tetap sama anggota tidak tetap, apa seperti PBB anggota tetap punya hak veto anggota tidak tetap tidak punya hak veto. Silakan.

PEMERINTAH/MENHAN: Terima kasih. Saya akan mulai menjawab dari apa yang disampaikan

oleh Fraksi Reformasi dan pertanyaan yang terakhir dari Golkar. Kami melihat bahwa memang perlu ada pembedaan antara anggota tetap dan anggota tidak tetap. Anggota tetap itu adalah pejabat-pejabat yang terkait langsung atau mempunyai kepentingan paling besar terhadap masalah pertahanan yang kedudukannya otomatis dan tidak berubah-ubah, siapapun orangnya tanpa SK baru, siapa yang menjadi menteri pertahanan misalnya langsung menjadi anggota.

Sedangkan yang menjadi anggota tidak tetap itu bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, mungkin untuk setahun ke depan kita perlu orang LSM dan perguruan tinggi, mungkin tahu berikutnya situasi baru kemungkinan perlu ormas atau apa dan sebagainya. Itu bisa berubah-ubah tergantung pada SK Presiden di situ. Dan oleh sebab itu saya setuju

36

Page 37: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

seumpama pun formulasinya harus diperbaiki saya kira yang diusulkan oleh Fraksi Reformasi itu bisa saja kita terima bahwa dewan ini dewan sebagai ayat ( 1) terdiri anggota tetap dan anggota tidak tetap.

Dan ayat (2) nya anggota tetap terdiri dari ini-ini yang sudah definitif di situ, sedangkan anggota tetap berjumlah sekian orang yang ditetapkan oleh presiden misalnya. Kemudian Pak selama ini kami tidak berpikir apakah ada contoh di negara lain seperti ditanyakan oleh PPP. Yang penting sekarang ini ada kebutuhan di dalam diskusi-diskusi kami dengan berbagai pakar dan LSM, bahwa dewan seperti itu sebaiknya tidak dimonopoli oleh negara, terlepas apakah di negara lain itu a.da unsur non negara apa tidak dalam dewan itu.

Bahkan sekarang pun kami punya pokja itu banyak dari LSM juga yang kami bawa ke sini, yang karni selalu bawa ke ruangan ini, dalam rangka reformasi biar tidak dimonopoli dan ada keterkaitan dengan perkernbangan-perkernbangan pernikiran di tengah-tengah masyarakat dan di kalangan pakar. Kami tidak setuju kalau menko misalnya dimasukkan karena rnenko itu belum tentu ada setiap saat, oleh sebab itu dimasukkan di dalarn anggota tidak tetap saja berdasarkan kebutuhan juga, kalau sekarang ada rnenko yang terkait bahkan dulu pernah ada pemikiran rnenteri pertarna dan sebagainya , yang menghapuskan menko itu bisa saja di dalam implementasi terhadap UUD itu tidak dilarang meniadakan menko dan mengganti dengan sebutan menteri pertama atau menteri utama atau apapun. Sehingga akan lebih fleksibel kalau yang tetap ini adalah seperti yang kami cantumkan.

Bahkan Kapolri pun menurut kami kalau diperlukan itu menjadi anggota tidak tetap saja karena ini dewan pertahanan. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Masalah kepernimpinan Pak, presiden dan wapres dalam segi

ketatanegaraan bagaimana, blsa tidak undang-undang

PEMERINTAH/MENHAN: Menurut kami justru memang lebih tepat presiden yang memimpin ini

dan tidak ada masalah, mlsalnya presiden dibantu oleh sebuah lembaga yang dipimpinnya sendiri, seperti dengan tepat tadi dikatakan universitas itu rektor - ketua senat, ia membantu rektor dan sebagainya, sebagai pimpinan universitas.

KETUA RAPAT : Mengenai keanggotaan tetap dan tidak tetap yang baru dijawab tadi

sumbernya, kalau tetap sumbernya pemerintah tidak tetap dari non pemerintah. Sekarang hak dan kewajiban, statusnya ataukah itu tetap punya hak veto misalnya atau bagaimana atau haknya sama saja?

PEMERINTAH/MENHAN: Kalau selama ini kami menganggap dalam proses pengambilan

keputusan anggota tetap dan tidak tetap itu sama saja haknya, sama-sama satu suara, mempunyai hak bicara yang sama. Bedanya ·hanya dalam pengangkatannya saja, satu otomatis, yang satu berdasarkan SK. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadl semua putusan juga diambil dl situ tidak sama dengan

organisasi, ada pengurus harlan, ada pengurus pleno.

:.7

Page 38: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

PEMERINTAH/MENHAN : Sementara ini kami anggap diambil di situ keputusan-keputusan.

Terima kasih. Mungkin panglima mau menambahkan.

KETUA RAPAT : Balk , silakan Pak.

PEMERINTAH/PANGLIMA TNI : Terima kasih. Saya ingin menambahkan sedikit. Saya kira bahan-bahan untuk

diskusi katakanlah mau dikembangkan di dalam panitia kerja nantinya sudah cukup banyak.

Yang ingin kami titipkan adalah bahwa pemahaman keberadaan dewan ini, ini sebenarnya adalah suatu fasilitas dalam rangka proses pengambilan keputusan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pertahanan, sehingga dengan pemahaman seperti ini nantinya untuk menentukan komposisi, keanggotaan dan sebagainya itu lebih realistik. Mungkin kita tidak bisa putuskan dalam pleno Pansus.

Tetapi dengan memahami keberadaan dewan ini, salah satu fasilitas dalam rangka proses pengambilan keputusan untuk membantu otoritas pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah-masalah pertahanan itu sendiri. Saya kira ini saja. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik kalau demikian. Yang pertama nama dewan kita sudah sepakat, dewan pertahanan

nasional atau negara, dipanjangkan. Yang kedua, saya kira PBB kita sepakat juga kepemimpinan dewan

ini di tangan presiden, kita bisa sepakat itu. Sekarang tinggal isinya, isinya ada dua hal yang pertama masih dibedakan status anggota tetap dan anggota tidak tetap. Yang kedua siapa yang masuk kategori tetap siapa yang masuk kategori tidak tetap. Kalau hal ini bisa kita sepakati berarti kita menyelesaikan DIM sampai DIM 80. Kami kembalikan, jadi diskusi kita tinggal keanggotaan tadi.

FPDI-P (DRS. SIDHARTO DNUSUBROTO, SH) : Sdr. Ketua , saya blsa menerima tadi yang disampaikan oleh menteri

pertahanan bahwa yang membedakan antara tetap dan tidak tetap adalah kalau yang tetap itu ex officio tadi yang disebut para pejabat tadi, kalau yang tidak tetap itu proses yang pernah kita lakukan waktu kita memili'h semacam KPU, ada cal on dari pemerintah, ada cal on dari DPR, dan kita pilih bersama-sama. Kita pasti memilih orang-orang yang kredibel dan juga orang-orang yang punya wawasan pertahanan yang luas. Kalau soal hak dan kewajibannya sebagai anggota inl yang kita harapkan sama antara lain tetap sama tidak tetap terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi tidak ada masalah Pak. Tinggal pengaturannya di sini dikatakan

diatur dalam keputusan presiden, kita sepakat itu. Atau diatur dalam PP, atau diatur dalam apa? Ayat berikutnya susunan dan kedudukan termasuk proses pemilihan tidak tetap kalau ada. DIM 80.

38

Page 39: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON) : Urutannya juga tadi Pak, apakah perlu dibahas di Panja. Kami tadi

megusulkan urutan daripada keputusan itu kita mulai dari menteri pertahanan, apakah kita anggap sudah selesai?

KETUA RAPAT : Belum, makanya ini satu paket 78, 79, 80 karena memburu waktu.

Jadi intinya yang pertama nama itu disebut lengkap dewan pertahnan nasional atau dewan pertahanan negara.

Yang kedua kepemimpinannya di tangan presiden. Yang ketiga isinya terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap. Anggota tetap dan anggota tidak tetap hak dan kewajibannya sama. Anggota tetap berasal dari pemerintah secara ex officio, anggota tidak tetap berasal dari unsur masyarakat. Anggota tetap disebutkan secara limitatif ialah menteri pertahanan, menteri dalam negeri dan lain sebagainya.

Sedangkan Pernerintah mengusulkan menko, kepolisian menjadi anggota tidak tetap. Itu belurn kita putuskan. Saya ingin menawarkan bagaimana kalu isi dari anggota ini yang belum kita sepakati kita atur saja di kemudian hari di panja. Tetapi pengaturannya apakah cukup dengan keputusan presiden atau peraturan pemerintah karena ini bukan hanya sekedar mengangkat orang , tetapi mengatur tata kerja dari dewan itu, susunan dan kedudukan. Kalau kita sepakat inti-intinya, mungkin kita bisa sepakati DIM 78, 79, 80 satu paket di panja dengan pokok-pokok pengertian seperti tadi. Silakan.

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Kami setuju Pimpinan, apa yang disampaikan oleh Pimpinan, tetapi

ada yang agak mengganggu kami di DIM 79, substansinya kami tidak persoalkan, tetapi ini dalam rangka konkordan dengan yang lain-lain. Hendaknya barangkali dewan pertahanan nasional itu atau dewan pertahanan yang lain dengan nama yang lain, itu harus eksplisit di sini. Di sini misalnya presiden dapat mengangkat anggota tidak tetap dari .dewan pertahanan nasional yang berasal dari unsur pemerintah maupun non pemerintah misalnya begitu, tapi ada eksplisit supaya terlihat kesamaannya dengan yang lain. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan reformasl.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Terima kasih. Pertama mengenai anggota yang tetap. Kami sebetulnya setuju juga

dengan pendapat dari Fraksi TNI tadi bahwa seyogyanya juga di sini kita masukkan unsur POLRI, sebab apapun alasannya kita bicara tentang masalah pertahanan tidak mungkin POLRI tidak akan mengetahui atau tidak diberitahukan atau tidak terlibat meskipun hanya pengetahuan secara langsung apa yang akan dilakukan oleh lembaga pertahanan ini. Kecuali itu ini memang kita bicara tentang masalah pertahanan tetapi kita juga di sini melibatkan ada menteri luar negeri, ada menteri dalam negeri dan segala macam, sehingga POLRI juga mempunyai kapasitas yang punya kepentingan langsung juga terhadap masalah menjadi anggota dewan keamanan secara tetap. Sedangkan yang tidak tetap itu kami mengusulkan agar terdapat suatu survei dan juga jangan ini merupakan satu kegiatan­kegiatan yang juga tidak menentu di kemudian hari. Ada baiknya di sini kita melibatkan kembali wakil-wakil rakyat.

Page 40: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Jadi diusulkan jumlahnya misalnya katakan 5 orang atau 9 orang diusulkan oleh DPR. Jadi lebih menunjukkan bahwa betul bagian daripada lembaga ini ada wakil-wakil yang disetujul oleh rakyat. Sehingga sistem Hankamrata tadi betul-betul terwujud di dalamnya itu. Dua, mungkin ini merupakan bagian dari catatan kita di sini.

Yang ketiga tentang masalah susunan, kedudukan dan fungsi itu saya kira jangan kita atur di tempat lain, sekaligus kita atur di sini. Sehingga UU ini memang betul-betul bisa dijadikan patokan, nanti kalau diatur lagi saya kira berubah-ubah sehingga dia tidak lagi mencerminkan sishankamrata. Itu saja demikian.

KETUA RAPAT : Sehingga susunan dan kedudukan dewan ini ditambahkan di dalam

pasal-pasal.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : . Di dalam pasal-pasal tersendiri dan itu bisa kita rumuskan.

KETUA RAPAT : Keppres hanya menentukan orangnya saja.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Ya, Keppres hanya melaksanakan saja. Kita tahu isi keppres hanya

melaksanakan, operasionalisasi tugas. Jadi keppres itu tidak boleh mengambil kebijakan sesuai dengan perubahan tata urutan perundang­undangan kita keppres itu hanya melaksanakan. Dia tidak boleh mengatur kebijakan, sama sekali tidak boleh. Ini perubahan TAP kita yang baru demikian. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jumlah anggota tidak tetap yang diusulkan Reformasi berapa?

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Sembilan.

KETUA RAPAT : Sembilan, lebih banyak dari anggota tetap. Kalau terjadi voting

bagaimana?

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Itu usul tetapi bisa kita sesuaikan.

KETUA RAPAT : Silakan PDI-P.

FPDI-P (PANDA NABABAN) : Saya pikir dengan dari rekan Reformasl tadi makin memperkuat

keyakinan kami bahwa tldak ada cerita anggota tidak tetap. Anggota tetap bahwa nanti yang pemerintah sudah jelas tadi, non pemerintah dengan proses, 9, melalui DPR dan sebagainya. Jadi untuk apa kita DPR capek­capek milih anggota tidak tetap, bonafitasnya dimana itu kredibilitasnya.

Jadi makin kuatlah kita bahwa anggotanya anggota tetap terdiri dari pemerintah yang itu tadi, dan non pemerintah yang dlpilih dan diapakan oleh DPR. Karena soal waktu tadi ini untuk bahan kita nanti menjadi catatan di dalam Panja. Jadi keterlibatan kita di situ dan kredibilitas saya pikir percaya DPR milih yang sembilan itu.

40

Page 41: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

Tetapi kalau mereka untuk menjadi anggota tidak ·tetap, bagaimana kita mau pilih dia itu tidak jelas. Saya coba idenya Patrialis tadi saya coba masuk lagi memperkuat usul dari PDI Perjuangan tadi.

KETUA RAPAT : Jumlah anggota tidak tetap kira-kira berapa?

FPDI-P (PANDA NABABAN) : Tujuh atau sembilan pokoknya terserahlah itu. Dan saya pikir dari

pengalaman-pengalaman kita proses KPU, proses yang sebagainya itu ada satu proses yang sangat kredibel dan sangat terbuka untuk memilih orng­orang itu. Terima kasih.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Jadi masa tugas nantl kita atur sekaligus.

KETUA RAPAT : Pemerintah ada ? Jadi saya bisa simpulkan barangkali begini, ini sekaligus DIM 78, 79,

80. Yang pertama nama tidak ada persoalan. Yang kedua kepemimpinan di tangan presiden. Yang ketiga keanggotaan dibagi 2 ada anggota tetap ada anggota tidak tetap. Anggota tetap ex officio pemerintah, anggota tidak tetap non pemerintah. anggota tetap terdiri dari menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri luar negeri, panglima dan kapolri, lima. Karena tadi kesannya menko tidak selamanya ada. Sedangkan anggota tidak tetap dipilih melalui prosedur di DPR, apakah pemerintah yang mengusulkan lalu DPR menerima atau sebaliknya, tapl perlu persetujuan DPR. Jumlahnya berapa lima, jadi pemerintah lima. Susunan dan kedudukan selanjutnya diatur di dalam undang-undang ini. Pembahasan selanjutnya akan dibahas di panitia kerja. Bagaimana Pemerintah?

FPDI-P (PANDA NABABAN) : Sebelum ke Pemerintah, tadi kesimpulannya itu masih keselip kita

punya usul. Anggota terdiri dari pemerintah dan non pemerintah yang kemudian proses. Jadl bukan anggota tidak tetap, biar itu dibahas juga nanti. Jadi tadi seakan-akan anggota tetap dan anggota tidak tetap melalui proses DPR , berbeda dengan usul kami.

KETUA RAPAT : Kalau anggota tetap itu karena ex officio jadi tidak melalui DPR.

FPDI-P (PANDA NABABAN) : Bukan, artinya bisa saja kita katakan ex officio di situ. Karena pada

prakteknya tanpa ada dewan ini pun sebenarnya presiden sudah memimpin, menko Polkam rapat mengenai keamanan, hadir menteri­menteri pembantu-pembantunya ini, apa yang menjadi kekhasannya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT Silakan Pemerintah.

41

Page 42: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

PEMERINTAH/MENHAN : Kami setuju saja dengan usul itu, tetapi ada gagasan tadi bahwa ada

menteri-menteri yang tidak ex officio itu mau dianggap apa? Gambaran kami itu anggota tidak tetap bersama masyarakat. Seperti taruhlah menko kalau suatu saat ada, kejaksaan misalnya, BIN atau BAKIN, seperti itu. Itu tidak tetap tetapi pada suatu saat dibutuhkan dan kebetulan lembaganya ada. Itu bisa dibentuk dari bagian bersama masyarakat itu. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi anggota tetap adalah anggota ex officio, pasti dari Pemerintah,

anggota tidak tetap bisa dari Pemerintah blsa dari masyarakat. Kalau dari masyarakat perosesnya melalui persetujuan DPR, kalau dari Pemerintah langsung Pemerintah tetapi temperer. Kalau dalam kabinet itu ada menteri yang terkait dengan itu maka dia masuk. Silahkan.

F.PDIP (DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH): Saudara Ketua. Ini sudah makin mendekati persetujuan kita bersama

tetapi kala kembali kepada usul saudara Panda tadi, klta Dewan memilih anggota tidak tetap dari non Pemerintah, itu alangkah kita kecilkan unsur non Pemerintah, kita kecilkan dalam proses ini.

Jadi kalau tadi saya dengar dari Menteri Pertahanan hak dan kewajiban daripada anggota tetap dan tidak tetap in I sam a,· kami cenderung pada usul dari saudara Panda bahwa anggota Pemerintah ini ex officio ini harus sudah tetap berapa jumlahnya tldak bisa berkembang lagi, lima, tujuh atau berapa dan unsur non Pemerintah yang diajukan Pemerintah dan dipilih oleh DPR, karena kalau Dewan ini memilih anggota tidak tetap, itu dikecilkan sekali unsur-unsur yang non Pemerintah yang kita pilih ini lalu merasa kecil dia, sebagai anggota itu, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi starting pointnya bukan pada anggota tetap dan anggota tidak

tetap, tetapi amggota ex officio Pemerintah ditentukan secara definitif disini dan anggota yang tidak ex officio Pemerlntah juga ditentukan jumlahnya disini. Prosedur nya yang diusulkan oleh Pemerintah kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan dengan jumlah yang seimbang. Jadi tidak ada unsur Pemerintah yang masuk dengan dipillh oleh DPR, begitu dia mewakili Pemerintah maka dia ex officio karena itu harus dltentukan secara definitif disini.

PEMERINTAH/MENHAN: Saya setuju dengan gagasannya, oleh sebab ltu saya usul ada yang

merumuskan nanti malam, lalu besok pada saat ketemu pertama kita mulai dengan itu. Lima hal yang sudah dlsetujul tadl disimpulkan itu sudah final, tetapi menyangkut soal yang tetap, tidak tetap inl dlrumuskan nanti untuk besok pada kesempatan pertama kita sepakakti, saya kira itu tidak bisa dibawa ke Panja itu menyangkut hal penting. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Kita sepakat ini?

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Kalau memang akan dirunuskan nanti malam, kami masukan juga tolong diingatkan mekanisme recruitment, mekanisme recruitment tolong dimasukan juga dalam rumusan nantl.

42

Page 43: :IV : 19berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · FRAKSI PDU 1. PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y FRAKSIPDKB 1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO PARA UNDANGAN: 1. MENTERIPERTAHANAN

KETUA RAPAT : Saya kira demikian bapak Pemerintah, nanti dari Pemerintah yang

merumuskannya, boleh tidak sebetar malam, boleh besok pagi. tetapi sebelum jam 13.00.

PEMERINTAH/MENHAN : Pemerintah yang merumuskannya.

KETUA RAPAT : Nanti dari Pemerintah yang merumuskan, boleh tidak sebentar

malam, boleh besok pagi pak. tetapi siap sebelum jam satu.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.~P.,M.Sc.,MM) : Tambahan dari kami, usul, kalau memang dan dirumuskan, sebelum

kita menentukan struktur kita harus tahu tugas apa dan fungsinya. Jadi saya mohon diddalam merumuskan inl, apa ltu tugas Dewan Pertahanan Nasional? Apa itu fungsl-fungslnya? Kemudian mekanisme kerjanya, baru kita tahu yang anggota tetap sama anggota tidak tetap. Recruitmentnya itu diambil dari mana nanti kelihatan dari sini.

KETUA RAPAT : Jadi yang diusulkan tadi oleh saudara Patrlalis jangan diatur dengan

Keppres tetapi diatur dalam undang-undang ini termasuk itu yang akan dirumuskan oleh Pemerintah. Saya kira demikian jam sudah lewat 8 menit, kami mengucapkan terlma kasih, amat miskin sore ini, kita hanya berhasil menyelesaikan tidak seproduktif yang kemarin, tetapi kualitas nya lebih tinggi ini pak. jauh. Ini karena Panda hadir, kalau tidak hadir mungkin lebih dari itu. demikian atas nama Pimpinan dan seluruh anggota Pansus mengucapkan terima kasih. Wassaalamualaikum Wr. Wb.

KETOK PALU 2 X

(RAPAT DISKORS PADA PUKUL 16.10 WIB)

43

Jakarta, 10 Juli 2001

A.N. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT

M\~& DRS.ISKANDAR N.BASRI

NIP.210001160