risalah rapat pansus ruu tentang kepolisian negara...

51
RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul Tempat Ketua Sekretaris Acara Hadir Anggota Pemerintah : 2000-2001 :IV : 23 : Rapat Kerja ke-15 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI, POLRI. : Terbuka : Selasa, 17 Juli 2001 : 13.40 s/d 16.35 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II : Andi Mattalatta, S.H, M.H : Drs. Iskandar N. Basri : Pembahasan DIM : 35 dari 67 Anggota : Kepala Staf Angkatan yang terkait, Departemen Pertahanan beserta jajarannya, FRAKSI PDIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. AMRIS HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG, SH 4. DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH 6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG 9. PANDA NABABAN 10. R.K. SEMBIRING MELIALA 11. THEO SYAFEI 12. PERMADI,SH

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul Tempat

Ketua Sekretaris Acara Hadir Anggota

Pemerintah

: 2000-2001 :IV : 23 : Rapat Kerja ke-15 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI, POLRI. : Terbuka : Selasa, 17 Juli 2001 : 13.40 s/d 16.35 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2

Gedung Nusantara II : Andi Mattalatta, S.H, M.H : Drs. Iskandar N. Basri : Pembahasan DIM : 35 dari 67 Anggota : Kepala Staf Angkatan yang terkait, Departemen

Pertahanan beserta jajarannya,

FRAKSI PDIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. AMRIS HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG, SH 4. DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH

6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG

9. PANDA NABABAN

10. R.K. SEMBIRING MELIALA

11. THEO SYAFEI

12. PERMADI,SH

Page 2: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

2

13. PATANIARI SIAHAAN

14. PROF. DR. J.E. SAHETAPY, SH. MA

15. WILLIAM M. TUTUHARIMA, SH

16. H. AMIN ARYOSO, SH

17. ALEXANDER LITAAY

18. ORA. SUSANINGTYAS NH KERTOPATI

19. MATT AL AMIN KRAYING, SH

20 V. B. DACOSTA, SH

FRAKSIPARTAIGOLKAR 1. ANDI MATTALATTA, SH., MH

2. DRS. YASRILANANTA BAHARUDDIN

3. MUHAMMAD AKIL, BA

4. DRS. DARWIS RIDHA

5. DJAJA SUBAGJA HUSEIN

6. M. MOHAMMAD S. HIDAYAT

7. FERDIANSYAH, SE., MM.

8. DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA

9. DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS

10. DRS. HAJRIYANTO Y. TOHARI, MA

11. ORA. IRIS INDIRA MURTI, MA

12. M. AKIL MOCHTAR, SH

13. ORA. Hj. CHAIRUN NISA, MA

14. DRS. SETYA NOVANTO

15. M. IDRUS MARHAM

16. IR. S.M. TAPUBOLON

FRAKSIPPP 1. H.M. THAHIR SAIMIMA, SH

2. H. ACHMAD KARMANI

3. DRS. H. A. CHOZIN CHUMAIDY

4. H. M. SAIFUL RACHMAN, SH

5. NY. Hj. AISYAH AMINY, SH

6. DRS.H.RUSYDIHAMKA

7. DRS. ARIF MUDATSIR MANDAN

8. H. ALIMARWAN HANAN, SH

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA 1. H. MUHYIDDIN SUWONDO, MA

2. K.H. SYARIF USTMAN YAHYA

3. DRS. A. EFFENDY CHOIRIE

4. CHOTIBUL UMAM WIRANU

5. DRS. H. ACHMAD SYATIBI

6. DRS. IR. A. ANSHOR CHOLIL

7. K.H. HANIF MUSLIH, Lc

Page 3: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

3

FRAKSI REFORMASI 1. IR. A.M. LUTFHI 2. PROF. DR. H. MOCH. ASKIN, SH 3. H. PATRIALIS AKBAR, SH. 4. DRS. ACHMAD ARIEF 5. MASHADI

FRAKSI TNI/POLRI 1. SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM. 2. SYAMSUL MA'ARIF 3. H. SUPARNO MUANAM, SE 4. DRS. I KETUT ASTAWA

5. FRANS WUWUNG

FRAKSI BULAN BINTANG

1. H.M. ZUBAIR BAKRY

2. H. AHMAD SUMARGONO, SE

FRAKSI KKI

1. DRS. S. MASSARDY KAPHAT 2. DRS. H. A. HAMID MAPPA

FRAKSI PDU

1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY

FRAKSIPDKB

1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO

PARA UNDANGAN : 1. MENTERIPERTAHANAN 2. PANGLIMA TNI 3. KEPALA STAF TNI AD 4. KEPALA STAF TNI AU 5. KEPALA STAF TN I AL 6. SEKJEN POLRI 7. PROF. ABDUL GANI

Page 4: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

4

KETUA RAPAT : Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua catatana dari

Sekretariat daftar hadir sudah ditanda tangani oleh 34 orang Anggota dan sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya rapat walaupun dengan sangat terpaksa kita membuang percumah waktu 40 menit perkenaan dengan itu izinkan saya untuk membuka rapat ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

( KETOK 2 X)

Sebelum dimulai kami secara khusus ingin menghaturkan selamat datang kepada Pak Hidayat, Pak Yasril atas keikut srtaannya bersama kita disini, sesuai perjalanan pembahasan kita kemarin kita selesai di butir 98 dan sekarang kita masuki butir 99 kalau lihat pekerjaan yang tersisa tinggal 29 DIM, jadi kalau berdasarkan perhitungan matematis harusnya selesai pak, kecuali ada hitungan­hitungan supra natural yang bisa mempercepat atau bisa menunda, nah untuk DIM nopmor 99 ini PDI-P mengusulkan kata komponen saya kira konkordan dengan DIM sebelumnya, bagaimana pak PDI-P, Partai Golkar kata-kata Panglima diganti TNI saya kira sama dengan DIM sebelumnya lalu ada kata-kata ketentuan minta dihapus tetapi saya lihat didalam ayat tidak ada kekuatan dihapus.

F.PG ( DR.HAPPY BONE ZULKRNAIN, MS.) : Maksudnya kekuatan komponen jadi komponen saja yang muncul .

KETUA RAPT A : ltu konkordan dengan PDI-P, P 3. Didrop alasannya apa ini silahkan P3. Oh

iya konkordan dengan judul Kebangkitan Bangsa saya kira juga konkorda dengan usul sebelumnya, Reformasi didrop apa karena konkordan juga dengan usul sebelumnya.

F. REF ( DRS. ACMAD ARIEF ) : Mohon maaf sebenarnya ini kami mohon maaf dulu bahwa sebenarnya

Reformasi tidak didroop cuma waktu pengetikan dulu itu tidak masuk itu, jadi setelah kami konsultasi dengan kawan dari golkar bahwa permasalahan tidak terlalu berat kami mohon ditambah dengan TNI itu tadi di Panjakan nanti kemudian Menteri itu ditambah dengan Hankam tapi itu juga barangkali di Panjakan, jadi drop tidak hanya barangkali memang mohon maaf waktu itu belum sempat diteliti ternyata itu ada.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Di pembahasan Pasal 1 pak, begitu kita menyebut Menteri maka dimaksud

menteri disitu menteri yang bertanggung jawab dibidang Pertahanan begitu menyebut Panglima, panglima disini adalah Panglima TNI bukan Panglima yang lain-lain, PDKB tidak ada saya kira dengan demikian berdasarkan penjelasan dari Fraksi-fraksi pengusul tadi yang sudah kita terima semua maka kelihatan untuk DIM 99 tidak ada perubahan setuju?

( RAPAT SETUJU)

Page 5: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

5

DIM 100 dalam menghadapi bentuk dan sifat an cam an non militer diluar wewenag intansi Pertahanan, ya 100 ada tambahan pasal baru dari Kebangkitan Bangsa ini mengenai uraian dan tanggung jawab Kepala Staf silahkan Kebangkitan Bangsa.

F. KB ( DRS. A. EFFENDY CHOIRIE ) : Ia saya kira ini tawaran tambahan dan terkait dengan apa yang

penyesuaiannya dengan apa yang kami usulkan sebelumnya saya kira tidak usah dibacakan karena semua membaca.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Seebelum fraksi memberi tanggapan kita tanya Pemerintah dulu, jadi ada

usul dari Kebangkitan Bangsa untuk memberi ayat atau pasal tentang kepala staf silahkan pak.

PEMERINTAH/MENHAN : Kami kurang sependapat karena ini materinya menjadi materi UU atau

rencana UU tentang TNI yang nanti akan dibuat sesudah ini selesai. Terima kasih.

KETUA RAPT A : Ia bukan tidak setuju materinya tapi tidak setuju tempatnya pak ya? Dan

rupanya juga rekan dari Kebangkitang Bangsa ada baiknya ditempatkan di UU TNt sehingga dengan demikian ini kita akan alihkan kepada pembicaraan pada mengenai UU TNt nanti kalau kita masih Anggota DPR, nah 101 silahkan PDI-P.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih Pimpinan kami mengusulkan kata-kata oleh pimpinan

lntansisesuai bidangnya diganti dengan secara fungsional.

KETUA RAPAT : Fraksi Golkar.

F. PDI-P (FIRMAN JAVA DAELI, SH.): lni tambahan dari Fraksi POI Perjuangan untuk menambah Pak, Pata itu

dikaitkan dengan yang DIM 61 waktu itu bahwa itukan sebetulnya substansinya ancaman non militer dan militer waktu itu kita mengatakan bahwa Pasal 18 ini baru hidup kalau itu kita percakapkan, jadi memang disini tidak kami usulkan tapi karena pada waktu itu ada pembicaraan yang cukup alot waktu itu soal ancaman militer dan non militer, jadi yang diusulkan dari Fraksi POI Perjuangan Pak Pata perlu lagi ada kata-kata oleh pimpinan intansi dikaitkan dengan itu juga.

Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT : Ya itu yang akan dibicarakan oleh Partai Golkar ancaman non militer

silahkan.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON): Terima kasih Pak Ketua, Rekan-rekan Pansus yang kami hormati Fraksi

Partai Golkar disini menghapus atau minta penjelasan dulu dari pada Pemerintah mengenai non militer ini sebelum kita sepakati sebelum kita akan ambil sikap, nah yang penting bagi kami dalam pemahaman kami Pasal 18 ini sebetulnya kalau Bab Ill ini pak, yang berbicara mengenai pengelolaan sistem Pertahanan Negara

Page 6: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

6

mulai Pasal 11 sampai 14 berbicara mengenai Presiden Pasal 15 mengenai Menteri 16-17 mengenai Panglima 18 ini tidak jelas ini mengenai apasebetulnya sehingga terkesan ada sesuatu yanghilang, nah oleh karena, disini memang dikatakan dalam menghadapi bentuk dan sifat ancaman diluar wewenang intansi Pertahanan penanggulangannya dikoordinasikan oleh pimpinan intansi sesuai dengan finalnya, kalau memang ini digantung demikian namun tidak ada yang mengkoordinasikan maka F. PG melihat disini harus ada PP yang akan mengatur disini supaya ini bisa jalan kita tidak tahu siapa yang melaksanakan siapa yang mengkoordinasikan siapa kalau bentuk perintah dari dari pada UU ini seperti ini, ini yang penting kami sampaikan pada kesempatan yang baik demikian sementara Pak ketua.

T erima kasih.

KETUA RAPT A : Ia nanti akan dijawab oleh Pemerintah dikoordinir oleh Menteri atau

dikoordinir oleh Panglima karena pasal sebelumnya kita berbicara dan mengenai Panglima, kemudian Kebangkitan Bangsa Pasal 19 dirubah menjadi Pasal 18 karena konsekwensi ada pasal tambahan tadi.

F. KB ( DRS. A. EFFENDY CHOJRIE ) : Ia karena usul kami Pasal 18 perubahan Pasal 18 baru mau masuk di UU

TNI yang membahas otomatis pasal tambahan ini naik keatas jadi tidak ada soal.

KETUA RAPAT : Reformasi ada perubahan redaksi, redaksi apa silahkan.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF ) : Jadi kelanjutan dari pada yang kami kemukakan bahwa ini rupanya

ketikannya berbeda dengan yang kita kemukakan jadi mohon maaf betul maka disini untuk DIM ini sampai dengan bidangnya itu sesuai dengan pemerintah, kemudian ditambah dibantu oleh Panglima TNI, Kapolri dan kekuatan pertahanan Negara lainnya ini barang kali kita teringat kalau suatu ancaman non militer sudah memuncak seperti terjadi waktu kali dulu maka barangkali itidak bisa diselesaikan begitu saja masih ada kekuatan bersenjata yang menyelesaikan itu alasannya.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Baik TNI/POLRI

F. TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc., MM.): Dari Fraksi TNI/POLRI menyarankan untuk menambahkan setelah

bidangnya itu yang selanjutnya diatur dengan peraturn perundang-undangan, alasannya dari yang menghadapi ancaman yang non militer ini memang yang diluar intansi pertahanan diluar wewenangnya pertahanan harus dikoordinasikan oleh pimpinan intansi tapi harus yang jelas bagaimana mekanisme hubungan koordinasi ini pak, siapa yang mengkoordinir ini kalau sipat ancaman sipatnya ancaman teknologi siapa yang didepan kalau ancamannya misalnya mungkin ancaman yang kaitannya dengan masalah sosial dan sebagainya itu harus diatur pak dengan peraturan perundang-undangan tentunya peraturan perundang­undangan seyogyanya karena ini ada dibawah ini cukup dengan PP pak, demikian pak.

Page 7: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

7

KETUA RAPAT : Baik, Saudara dari wakil Pemerintah demikian Fraksi-fraksi sudah

menyampaikan usulnya yang pada prinsifnya ada tiga hal, dari PDI-P ingin mengganti kata-kata bidangnya dengan kata-kata secara fungsional sekaligus barangkali penjelasan ancaman militer dan non militer seperti juga yang dikemukakan oleh F.PG dan sekaligus pertanyaan siapa yang mengkordinir disini demikian juga TNI/POLRI yang meminta supaya diatur lebih lanjutdengan ketentuan perundang-undangan, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN : Baik saya akan menjawab lebih dulu kemudian kalau nanti perlu dilengkapi

oleh Ketau Pokja. Yang pertama, penggantian sesuai oleh pimpinaQ intansi sesuai bidangnya

diganti dengan fungsional kami kurang sependapat karena kata fungsional itu biasanya menunjuk pada jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu sehingga dia bisa kalau secara fungsional menangani sesuatu meskipun bukan bidangnya bisa saja karena dia ditunjuk untuk itu namanya fungsional oleh sebab itu kami menggunakan kata sesuai dengan bidangnya tetapi didalamnya sudah sendirinya kan secara fungsional.

Yang kedua, kami setuju dan menerima pikiran golkar dan TNI yang sebenarnya sama isinya, tetapi saya usulkan untuk didiskusikan lagi agar lebih mantah gitu bahwa dalam menghadapi bentuk dan sifat ancaman diluar wewenang intansi Pertahanan Negara penangulangannya dikordinasikan oleh pimpinan intansi sesuai dengan bidangnya saya kira sama dengan POLRt tapi TNI/POLRI mengatakan yang selanjutnya diatur dengan peraturan perundang­undangan sedangkan Golkar memisah tata caranya diatur dengan Peraturan Pemerintah menurut kami mungkin dengan PP lebih tepat karena sudah menyangkut lintas Departemen bukan hanya melibatkan satu Departemen saya kira sekian.

KETUA RAPAT : Mau nambah pak, cukup yang mengkordinir siapa pak.

KETUA POKJA : Terima kasih saya ingin menambahkan penjelasan sejak semula kami

mengharapkan bahwasannya atau mengingatkan kembali bahwasannya urusan Pertahanan dan Keamanan itu bukan hanya urusannya TNt dan POLRI saja karena ancaman itu segala bidang bukan hanya dibidang militer namun kelihatannya diskusi berkembang dan akhirnya menjurus kepada Pertahanan Militer dalam tanda kutip ini yang pertama.

Yang kedua, ingin saya kaitkan dengan DIM 44 sistem pertahanan negara telah menghadapi ancaman non militer menempatan Lembaga Pemerintah diluar bidang Pertahanan sebagai unsur utama sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur bangsa lainnya, jadi dengan demikian masalah pertahanan dan keamanan ini memang urusan seluruh komponen bangsa jadi bukan kordinasi TNt dan POLRt saja itu yang ingin kami ingatkan disini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Kayaknya belum terjawab pak.

Page 8: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

8

KETUA POKJA : Mengkordinir sesuai dengan misalnya ancaman ekonomi pak, yang

tentunya pimpinan Departemen yang berkaitan dengan ancaman ekonomi barang kali Menko Ekuin tapi tidak bisa kami sebutkan disini karena itu harus diatur dalam UU itu sendiri.

Terima kasih.

PEMERINTAH/MENHAN: Jadi Pimpinan Pansus soal yang mengkordinir siapa kalau disepakati kita

membuat PP kalau itu bisa diatur disitu siapa yang mewakili cantumkan saja di PP.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Tapi ancaman yang dimaksud jadi ancaman non militer bukan ancaman

non militer silahkan.

F. PDI-P (DRS. SIDARTO DANUSUBROTO, SH.): Mungkin ada tiga pain yang perlu ada kejelasan Pemerintah, pertama

operasi non militer ini memang ada suatu kejelasan operasi non militer ancaman non militer maksud saya, lalu yang kedua, oleh siapa yang memanage ancaman non militer ini oleh siapa ya, oleh intansi mana yang memanage sesuai dengan sifat dari pada ancaman non militer itu dan kalau sudah kita ada kejelasan ini memang kita harus tanya kembali apakah relepan masalah-masalah ancaman non militer ini masuk didalam wilayah RUU Pertahanan itu yang ingin tanyakan,

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Fraksi Partai Golkar kalau ada sesuatu yang disampaikan.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON ) : Khusus mengenai PP itu terima kasih pak atas Pemerintah, kemudian

mengenai ancaman non militer memang perlu pak ada contoh-contoh kira-kira supaya kita betul-betul selama ini yang secara pasti kita ketahui adalah ancaman konfensional dan non konfesional tapi kita belum ada contoh model apa ancaman non militer itu sehingga mungkin apabila perlu dalam penjelasan dicantumkan.

T erima kasih pak.

KETUA RAPT A : Persatuan Pembangunan.

F. PPP ( DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN ) : Terima kasih Bapak pimpinan, saya kira untuk DIM 101 ini P3 mengusulkan

didrop tetapi disamping didrop karena judul saya kira adal hal yang substansial ini saya sepakat dengan kawan dari PDI-P tadi apakah hal-hal ancaman yang bersifat non militer itu secara eksplisit diatur disini, karena kalau diatur disini pertanyaannya bisa banyak sekali ancamanya model apa oleh siapa yang megkordinir melalui UU atau melalui PP karena itu sifafnya kasuistik tadi sudah disampakan ada ancaman non militer itu ada ancaman yang ditangani oleh POLRI ada yang ditangani oleh ekonomi narkoba oleh siapa dan sebagainya oleh siapa oleh karena itu kalau ini kita cantumkan disini nampaknya toh ini juga sudah disebut sudah diatur dalam DIM 44 oleh karena itu kalau didrop ini menjadi agak lebih baik karena pertanyaan substansial tadi itu apakah hal-hal yang sifatnya non

Page 9: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

9

militer itu juga diatur disini, ini yang saya sepakat dengan PDI-P jadi P3 alasannya didrop disamping karena substansinya juga konkordan dengan judul saya kira itu dari P3.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Kebangkita Bangsa.

F. KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE) : Ia dari PKB sebetulnya memang sependapat dengan Pemerintah karena

kami disini hanya menambahkan,cuma tambahan sudah dicabut, saya kira pertanyaan-pertanyaan dari beberapa kawan memang harus dijawab oleh pemerintah tetapi sementara kami berpendapat bahwa ancaman, ancaman meskipun itu diluar non militer itu juga menajdi tanggung jawab pertahanan ini kan oleh karena itu kami memahami maka menjadi layak untuk tetap masuk disini hanya ketika kita sampai instansi oleh Pimpinan instansi sesuai dengan bidangnya disini memang kemudian membutuhkan penjelasan-penjelasan, nah tadi ada usulan dari Menteri pertahanan bagaimana kalau itu didalam PP atau tadi dari golkar misalnya bagaimana ini masuk didalam penjelasan dari UU ini, nah saya kira dua hal itu perlu kita diskusikan tapi menurut saya supaya konkrit pak, bahwa dari UU itu memang sudah bisa dipahamai oleh seluruh masyarakat sehingga tidak perlu menunggu peraturan segala macam maka mungkin alternatif pilihan menurut saya penjelasan sehingga konkritnya ini tetap karena ancaman apa saja menjadi tanggung jawab pertahanan ini disatu sisi disisi lain karena kalimat disini melahirkan pertanyaan-pertanyaan maka perlu ada penjelasan itu saya kira.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Reformasi.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF) : Terima kasih Bapak Ketua, bahwa ancaman itu faktuil itu ada yaitu

ancaman militer dan non militer ini substansial maka kedua-duanya memang ini tanggung jawab kekuatan yang bisa mengatasi ancaman itu, tadi saya kemukakan bahwa ancman satu diantaranya misalnya keresahan masyarakat yang ditimbulkan oleh preman-preman ini juga termasuk ancaman yang itu juga cukup meresahkan masyarakat maka pemikiran kepada itu barang kali usulan kami bisa disesuaikan dengan apa yang dikatakan POLRI tadi bahwa memang sebenarnya itu perlu diatur kemudian lebih lanjut oleh suatu peraturan jadi kami memahami itu dan kami bisa mencabut usulan kami dibantu oleh Panglima dan sebagainya itu jadi diatur oleh suatu PP.

Terima kasih.

KETUA RAPT A : TNIIPOLRI.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP,. MSc., MM.) : Dari kami sependapat dengan ternan dari F. KB maupun Reformasi, jadi

DIM ini masih p[atut dipertahankan pak, kalau kita lihat dalamDIM sebelumnya 34 tentang pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara keuthan wilayah dan keselamatan segenap Bangsa dari segala bentuk ancman disini konfensional dan non konfensional baik yang datang dari luar maupun dari dalam pada waktu membahas ini DIM ini konfensional non konfensional itu dijelaskan didalam penjelasan ancaman termasuk ancaman

Page 10: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

10

ancaman militer non militer disitu dijelaskan didalam penjelasan pasal ini, jadi sebenarnya sudah ada didalam penjelasan pasal sebelumnya pak, oleh karena itu kalau kita lihat ini masih relepan untuk dimasukan ini.

Kemudian yang kedua, yang dikhawatirkan dari ternan dari PDI-P bahwasannya ini menyangkut tidak patutlah untuk dimasukan didalam UU Pertahanan saya pikir ini masih, bahkan harus ditempatkan dalam UU ini pak, supaya pengundangan TNI untuk kepentingan keselamatan Bangsa pak, menjaga keselamatan bangsa jangan dikonotasikan bahwa ini adalah pelanggaran UU ataupun upaya-upaya tertentu untuk TNI supaya bisa misalnya punya maksud­maksud supaya eksisten dan sebagainya oleh karena .itu pak tentang ini nanti didalam ancaman itu bentuk ancaman apa yang dipenjelasan pasal ini itupun muncul didalam peraturan Perundang-undangan seperti yang dikehendaki oleh Pak Effendy Choirie, itu pak jadi peraturan Perundang-undangan nanti jelaskanan contohnya saja misalnya menghadapi pencemaran laut kita tidak bisa bayangkan apabila terjadi pencemaran laut diselat Malaka itu ujung tombaknya mesti bukan dari anu, tapi dari Departemen Kelautan TNI sifatnya membantu jadi ini ujung tombaknya yang didepan justru bukan intansi dari TNI masalah mengatasi, asap juga bukan dari TNt, TNI sifatnya membantu dari pengeran dari angkatan udara dan sebagainya, bencana alam juga demikian, jadi ini sifatnya untuk penegaskan penggunaan TNI itu didalam kepentingan keselamatan bangsa perlu diatur UU -Ia h.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : KKI.

F. KKI ( DRS. S. MASSARDY KAPHAT ) : Dari KKI, kami berpendapat bahwa DIM ini masih bisa dipertahankan cuma

ya memang nantinya perlu adanya pengaturna lebih lanjut didalam Peraturan Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Demokrasi Kasih Bangsa.

F. PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO}: Terima kasih saudara Ketua, kami melihat memang masalah ini adalah

agak rumit atau rumit sekali tapi saya kira perlu tetap ada barangkali ditambah dengan punya PDI-P kami dapat menyetujui diganti dengan secara fungsional.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik untuk putaran kedua ini, Fraksi-fraksi sudah menyampakan kembali

pendapat ada dua aliran Saudara Menteri dan yang pertama menganggap pasal ini tidak memiliki urgensi yang cukup tinggi untuk dicantumkan karena sudah terkait dengan DIM 44.

Lalu yang kedua, Fraksi-fraksi sebagaian beranggapan masih perlu dicantumkan dengan dua catatan.

Catatan yang pertama, hendaknya dalam penjelasan dijelaskan apa yang dimaksud dengan ancaman dan diberi contoh dan dijelaskan pula instansi yang mengkordinir untuk bidang-bidang tertentu.

Lalu catatan yang kedua, adalah supaya disambung dengan kata-kata yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah silahkan.

Page 11: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

11

PEMERINTAH/MENHAN : Baik, saya ingin menggaris bawahi yang disampaikan oleh PKB dan

TNI/POLRI bahwa ini justru menjadi penting karena justru ada DIM 44 sudah disepakati itu karena 44 sudah disepakati maka sekarang di jelaskan disini untuk ancaman seperti itu dilakukan oleh intansi diluar intansi Pertahanan dan itu diatur oleh Peraturan Pemerintah mengapa ini perlu karena yang pertama kita sepakat bahwa tagas-tugas pertahanan itu meliputi tugas melindungi segenap bangsa atau keselamatan bangsa kedaulatan wilayah dan keutuhan negara, oleh sebab itu lalu pernah kita mendiskusikan berkali-kali tentang rumusan ancaman saya kira tidak perlu diusulkan lagi karena pada beberapa saat yang lalu sudah disepakati ancamannya akan masuk didalam penjelasan dan intinya bahwa ancaman itu ada ancaman militer dan ancaman non militer yang militer itu bisa agresi, infasi bisa pemberontakan separatime yang non militer itu tetorik teroris yang bersenjata kejahatan ekonomi, narkoba, bencana alam dan sebagainya menurut saya ini perlu dipertahankan disni agar nanti ketika kita menghadapi ancaman seperti ini sudah ada rujukannya sudah ditentukan dipasal sekian dan itu harus diatur dengan peraturan pemerintah.

Untuk Bu Astrid materinya kita sependapat tadi cuma beliau mengusulkan sesuai dengan PDI-P bahwa sesuai dengan bidangnya diganti dengan kata secara fungsional menurut kami kalau sudah sesuai dengan bidangnya pasti dengan sendirinya akan fungsional tapi kalau secara fungsional itu tidak sesuai bidang karena bisa dibentuk khusus meskipun bidangnya bukan seperti yang dikena lmpres nomor 15 Tahun 83.

T erima kasih

KETUA RAPAT : Jadi Pemerintah menganggap pasal ini urugen untuk dimasukan saya

kembalikan kepada PDI-P yang mempertanyakan tadi urgen dan tidaknya.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN}: Terima kasih, Pimpinan mungkin perlu klarifikasi dengan rekan TNI/POLRI

jurubicara kami tidak mengatakan tidak tidak patut mempertanyakan terhadap relepansinya untuk masuk kesini itu sesuai pertanyaan, kemudian masalah relepannya sendiri kami melihat belum ada jawaban yang sohib dari Menteri Pertahanan karena kami menayakan kalau memang terkait dengan pasal DIM 44 sebetulnya hanya penembahan kata kordinasi saja pak, yang ada DIM 101 itu yang kami rifer bukan keterangan TNI/POLRI tapi keterangan dari pada Menteri Pertahanan, jadi kalau kita lihat bedanya DIM 44 dengan DIM 101 secara pengertian hanya beda masalah kordinasi dan tambah sedikit masalah fungsi tadi pak mungkin kita perlu menyamakan mengenai organisasi Pemerintahan menurut kami pembagian tugas pemerintahan tersebut dibarengi dengan tugas kedudukan, jadi funsi itu sendiri menjadi lebih luas sesuai dengan pertanggung jawaban terhadap masalah-masalah ada jadi fungsi ada kalau ada permasalahan pak tidak mungkin dikarang-karang dan kemudian kami juga ingin menyamakan pendapat kita karena kalau pakai instansi dikalangan kita sering perdebatan apa instansi itu bisa lembaga bisa badan bisa Departemen jadi kita langsung kefungsinya itu maksud kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya P3 tadi juga mengatkan dengan DIM 44.

Page 12: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

12

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): P3 hanya mempersoalkan begini memang DIM 101 ini bentuknya

penegasan saja jadi ada ancman-ancaman yang memang menjadi wewenang dan urusan pertahanan, kemudian disini disebutkan bahwa sifat ancaman non militer dilur wewenang instansi pertahanan itu akan diurus oleh intansi lain saya kira tanpa ada DIM inipun sidah otomatis kalau ada ancaman yang diluar non militer itu pasti diatur oleh instansi lain maksud saya itu oleh karena itu kalau memang plur sepakat untuk ada disini memang harus ada penjelasan lebih lanjut misalnya setelah secara fungsional itu kemudian dilanjutkan misalnya akan diatur dala PP atau dalam Uusesuai dengan usulan dari saya kira PDI-P ia PKB juga saya kira itu, nah maksud saya hanya itu jadi kalau ini tanpa DIM 101 itu sudah secara otomatis karena duiluar UU ini itu ada UU yang lain yang itu juga berbicara soal ancaman yang itu dalam hal ini adalah ancaman non militer atau PP dan juga mengatur ancaman non militer maksud saya itu, jadi kalau ini misalnya tetap ada ini bentuknya penegasan saja oleh karena itu kami tetap berpendapat bahwa ini sebaiknya didrop saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, saudara Pemerintah kalau kita perhatikan DIM 101 dan 44 bedanya

memang seperti sehelai benang sutra pak, dua-duanya berbicara mengenai ancaman non militer dua-duanya berbicara bahwa yang menjadi kalau 44 memakai bahasa kekuatan utamanya adalah instansi non pertahanan kalau di DIM 101 dikordinir oleh instansi yang bersangkutan jadi semangatnya hampir sama kecuali kalau ada tambahan bahwa mekanismenya diatur dengan PP tapi mekanisme diatur PP DIM 44 pun bisa dicantolkan sebenarnya jadi kami kembalikan kepada Pemerintaha eh silahkan F. PG.

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Ya sebelum ke Pemerintah barangkali perlu ada penjelasan-penjelasan

yang lebih konkrit terutama tentang masalah ancaman tadi pemerintah tadi menjelaskan tetang ancman militer dan non militer dari penjelasan-penjelasan disampaikan misalnya adalah ancaman militer itu adalah inflasi separatis dan lain sebagaianya tapi kalau kami mencoba menyimak dari Pasal 2 itu tetang ancaman konfensional dan non konfensional sepertinya tidak jelas perbedaannya ancaman konfensional non konfensional itu apa ancaman militer dan non militer itu apa bagaimana keterkaitan antara keempat fase ini tetang ancaman apakah ancaman konfensional ini sama dengan ancaman non militer apakah anacaman non konfensional ini berkaitan dengan militer dan lain sebagainya barangkali ini perlu ada konsistensi ini pak, ini sangat berkait dengan Pasal 2, nah oleh karena itu barangkali setiap fase tantangn ancaman konfensional perlu penjelasan ancaman konfensional adalah anu anu anu non konfensional adalah anu anu anu sehingga jelas bedanya antara konfensional non konfesional militer dan non militer jadi ada empat ancaman kalau begitu dan satu sama lain harusnya lebih jelas batasnya kalau tidak jelas batasnya ini akan membingungkan nanti saling mengancam.

Terima kasih.

F. PG ( FERDIANSYAH, SE., MM.): Menambahkan Pimpinan, jadi memang kalau kita juga hasil catatan dari

pada yang pembahasan terdahulu bahwa inikan tergantung dari pada yang hasil panja dari pada yang dipaketkan antara DIM 42,43,44 karena juga tadi kami menegaskan kembali yang disampaikan oleh rekan kami yang terdahulu bahwa pasal ini mengatur mengenai apakarena runtut dari pasal-pasal sebelumnya mengatur mengenai Pang lima itu jelas tapi dalam hal ini mengenai DIM 101 ini

Page 13: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

13

tidak jelas mengaitkan mengenai pembahasan apa, memang terkesan seolah-olah hanya membahas mengenai pengelolaannya tapi kalau dikaitkan dengan DIM 44 itu seolah olah bisa juga dimasukan dalam penyelenggaraan negara tidak mutlak didalam Bab mengenai pengelolaan dari pada sistem pertahanan negara mengkin itu menjadi pertimbangan Pemerintah mohon direnungkan apakah memang relepan katakanlah Dim 101 ini menjadi pasal tersendiri yang tidak mengait dengan bab ataupun bisa mungkin menjadi setelah hasil panja ini menjadi DIM baru menjadi DIM 45 setelah DIM 44.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAP AT : Baik supaya ingatan kita kembali kepada apa yang sudah kita putuskan

didalam Dim 42 DIM 43 DIM 44 itu kita tugaskan kepada Panitia Kerja untuk merumuskan apa yang dimaksud ancaman konfensional apa yang dimaksud ancaman non konfensional apa yang dimaksud ancaman militer apa yang dimaksud dengan ancaman non militer dan tugas Panja juga untuk memilih apakah ke empat-empat istilah ini akan dipakai atau hanya satu pasang saja kofensional dan non konfensional militer atau non militer memang itu yang menjadi tugas Panja yang belum kita putuskan jadi hendaknya kita kembali kesana, nah silahkan.

F. PDI-P (DRS. SIDHARTO DANU SUBROTO, SH.) : Dalam perumusan suatu UU ini harus dicegah suatu rumusan ini harus

dicegah suatu perumusan yang distcuit table karena UU ini menyangkut hak azazi orang ini jangan sampai kita merumuskan distcuit table yang nanti bisa jadi perbicangan maksudnya apa ini non militer, militer konfensional non konfesional bisa luas sekali bisa, nah ini yang kita maksud tadi yang saya tanyakan dari awal harus ada klarifikasi yang jelas karena ini UU, Undang-undang ini menyangkut nanti lnporsman uapaya paksa dalam penegakan hukum panjang jadinya disamping jangan sampai distcuit table dan juga tidak boleh overlef taidak boleh tambrakan dengan yang telah diatur oleh UU lainnya, n~h ini mohon nanti didalam perumusan dari pada penjelasan dari pada masalah ini supaya hal-hal ini dirumuskan dengan baik ya supaya tidak distcuit table over lef. · Terima kasih.

KETUA RAP AT : TN I.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.): Kami ingin menambahkan tadi yang disampaikan oleh ternan dari F.PG

sebetulnya bukan hanya DIM 42,43,44 tapi justru sebelumnya sudah kita sepakati diDIM 34 itu yang paling esensi apa itu tujuan pertahanan tujuan skupnya meliputi masalah ancamam kedaulatan negara keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, disini dikatakan tentang yang konfensional non konfensional pada waktu itu disepakati bahwa ancaman konfensional non konfensional didrop tapi dibahas bersama-sama dengan paket didalam DIM 42, 43 oleh karena itu kesimipulan dalam membahas DIM 42 itu konkor dengan DIM 34 oleh karena itu seluruhnya merupakan suatu rangkaian nanti dijelaskan apa itu konfensional non konfensional yang militer non militer itu apa mana yang dihadapi TNI mana yang dihadapi diluar TNI sekarang yang saya ingin tegaskan disini ini semangatnya pak, bahwa semangat kita adalah menggunakan TNI itu harus diatur UU jangan sampai TNI bermain sendiri itu pak yang penting soal siapa yang menghadapi siapa dan sebagainya buat kami tidak ada masalah tapi kita tidak mau diatur diperintah oleh siapa-siapa sebab dalam keadaan keos itu semua orang pada telepon teleponnya

Page 14: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

14

bukan pada Menteri tapi menelepon pada kesatuan tertentu minta bantuan ini minta bantuan ini perusahaan juga demikian ini kita tidak mau terjadi lagi pak, jadi inilah yang kita angkat semangat kita bahwa kita menunjukan cermin demokrasi warta itu oleh Rakyat.

T erima kasih pak.

KETUA RAPAT: Perusahaan yang dimaksud yang biasa telepon-telepon TNI minta bantuan.

F. TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.) : Yang lalu-lalu begitu pak, ada yang minta ajudanlah ada yang minta

pengamanan Perusahaanlah dan sebagainya. Terima kasih pak.

KETUA RAPAT : Ada lagi sebelum ke Pemerintah ya silahkan pak.

F. PG ( JR. S.M. T AMPUBOLON ) : Hanya tadi karena kami belum karena putaran berikutnya tadi untuk

menanggapi fraksi lain khususnya rekan dari pada PDI-P pemahaman kami disini adalah lebih pas sesuai dengan konteks dari pada yang disampaikan oleh Pemerintah karena yang lebih ditonjolkan disini memang adalah mengenai instansinya jadi kami melihat ini adalah konteks kalimat kata-kata seperti itu lebih cocok demikian sementara pak untuk menanggapi rekan PDI-P.

Terima kasih.

KETUA RAP AT : Jadi sebagaian kawan-kawan fraksi bahwa yang subjek hukum disini subjek

hukumnya adalah intansi Pemerintah non pertahanan dan non TNI jadi instansi Departemen-departemen lain karena itu tadi PDI-P bertanya apa relepansinya diatur disini kalau itu yang menjadi subjek karena toh keikatan instansi non pertahanan dan non militer yang lain dalam urusan-urusan pertahanan sudah diatur didalam DIM-DIM sebelumnya silahkan pak.

PEMERINTAH/MENHAN : Baik selama pembahasan memasuki minggu ke 4 ini, ini masalah ancaman

itu selalu ditanyakan selalu didiskusikan dan kita dulu sudah bersepakat sebenarnya itu dirumuskan di Panja dan kami juga berkali-kali menjelaskan tadi kami titipkan kalau memang itu perlu dijelaskan supaya ditayangkan lagi kami sudah buat yang singkat konfensional non konfensional militer non militer dan sebagainya sudah ada, tetapi pak memang benar seperti yang dikatakan oleh saya kira golkar bahwa pencantuman pasal ini memang hanya menambah yang esensi itu kata mengkordinasikan kata kordinasi sebab yang didepan kita tidak bicara itu secara tegas oleh sebab itu lalu ditegaskan disini dikordinasikan oleh pimpinan instansi sesuai bidangnya, tambahan yang lebih penting misalnya harus diatur dengan PP atau peraturan perundang-undangan itu saya kira kami setuju itu sangat pentang karena bagaimana mengkordinasikan siapa yang semulai siapa yang menilai bahwa sesuatu ancaman sudah terjadi itu harus diatur dulu begitu, mengapa ini harus masuk lagi disini kalau sudah ada dipasal sebelumnya karena bab ini adalah bab tentang pengelolaan sistem Haneg yang yang berbicara tentang pejabat dan jabatan kemarin kita berbicara tentang Presiden bicara tentang Menteri bicara dengan Panglima, nah sekarang bicara instansi lain yang juga terlibat disitu itu maunya pak.

Terima kasih.

Page 15: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

15

KETUA RAPAT : Saya kembalikan kepada rekan, P3 dululah.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): P3 sudah berpendapat dan sudah bersikap tetapi kalau floor menghendaki

ini tetap ada tadi sudah saya katakan bahwa ini sifatnya memang penegasan jadi penegasan agar tegas-tegas bahwa kalau ada ancaman diluar pertahana itu menjadi dikordinasi oleh instansi diluar pertahanan secara terkoordinasi saya kira itu intinya, nah nampaknya floor akan menyepakati itu oleh karena itu kalau ini tetap dicantumkan P3 setuju usulan Partai Golkar agar ancaman non militer ini sebaiknya dihapus, jadi dalam menghadapi bentuk dan sifat ancaman diluar wewenang instansi pertahanan jadi non militer cenderung dihapus, kemudian begitu juga dengan usulan TNI/POLRI jadi diatur dengan peraturan perundang­undangan atau PP sehingga lebih tegas jadi ini sudah penegasa tetapi ditambah dengan dua hal tadi itu dihapus non militernya karena ini urusanya instansi bagaimana menkordinasi diinstansi sehingga usulan golkar dengan menghapus kata-kata non militer dan usulan TNI/POLRI dengan menambah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan ini lebih tegas lagi lebih eksplisit begitu jadi tidak bisa lain memang harus seperti itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : F .PDI-P pak.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih Pimpinan, apa yang kami sampaikan tadi disetujui oleh Menteri

Pertahanan bahwasannya perbedaan dengan DIM 44 itu hanya masalah kata kordinasi kalau sebenarnya itukan masih bisa saja di Panja nanti kata kordinasi bisa dimasukan ke DIM sebelumnya sebetulnya kalau hanya itu masalahnya, kemudian masalah PP dan Perpu saya pikir setiap UU pastikan ada PP-nya jadi itu dengan dengan sendirinya tidak mungkin dilaksananka tanpa ada peraturan Pemerintah sehikngga menurut kami sebetulnya masih bisa dikompromikan karena urgensinya kita katakan tadi hanya penegasan dari pada DIM 42, 43, 44 sementara itu yang menjelaskan masalah perbedaannya hanya masalah kordinasi jadi kami lihat sebenarnya masih bisa digabung dengan pembicaraan 42. 44 jadi DIM ini sendiri menjadi tidak begitu signifikan kepentingannya untuk masuk sini, menaggapi usul ternan dari P3 maupun Golkar mengenai kata-kata militer kalau toh pasal yang dipergunakan dengan sendirinya saya pikir harus menggunakan kata non militer karena inikan menggurangi fungsi dari pada cerita militer disini justru kalau tidak ada malah menjadi aneh menurut kami, sehingga menurut kami bag us merejer saja dipembahasan 42, 43, 44 agar tertampung lebi jelas saya pikir artinya catatan saya pikir rumusan redaksional sebetulnyakan tidak ada ketentuan berubah sebetulnya sehingga pikiran-pikiran semangat yang kita anggap tadi akan terbuang kalau tidak ada DIM ini bisa kita akomodirkan kedalam pembahasan 42,43,44 sekian. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Boleh saya ambil kesimpulan sementara pak? lya barang kali begini DIM ini

lita akan dibahas di Panja secara simultan terintregrasi dengan DIM 42,43,44 dan DIM 34 dengan catatan kalau dalam pembahasan yang bersifat integratif tersebut kelihatan DIM ini perlu berdiri sendiri karena memang dia berbeda dengan yang lain maka dia berdiri sendiri tetapi kalau dia tidak mampu menunjukan perbedaan dirinya kemandiriannya maka dia dilebur itu yang pertama.

Page 16: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

16

Kemudian yang kedua, Fraksi-fraksi bersepakat bakal ancaman itu ancaman militer atau konfensional maka tugasnya instansi pertahanan dan militer tetapi kalau ancamannya non militer atau kita pakai istilah non konfensional nanti maka yang menjadi ujung tombaknya disitu instansi yang terkait sedangkan instansi yang militer dan pertahanan mendukung rumusan selanjutnya akan dibicarakan di panitia kerja setuju?

( RAPAT SETUJU)

ltu masuk dalam pembahasan di Panja lalu 102 dari Reformasi ada tambahan pasal mungkin ini konsekwensi dari usulan pasal baru yang kita bahas sebelumnya silahkan pak.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF ) : Termasuk yang salah masuk ketikan.

KETUA RAPAT : Dia mengetik ditempat lain ini susahnya.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF ) : Yang ngetik disini yang salah.

KETUA RAPAT : Baik kita anggap ini hilap dan hilap tidak ada ancaman pidananya pak, ya

kita tarik saja, lalu 103 PDI-P tetap Golkar kosekwensi perubahan bab saya kira didalam rekstrukturisasi P3 konsekwensi dengan judul kita bisa lewati Kebangkitan Bangsa tetap, Reformasi didrop apaini berkaitan dengan usul yang salah kamar itu.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF ) : Saya kira tetap saja pak, tetap terima kasih.

KETUA RAPAT : Tetap, dengan demikian judul bab ini tidak ada perubahan kita sepakati ya?

(RAPAT SETUJU)

104, PDI-P tetap Golkar tetap P3 terkait dengan judul saya kira demikian ya P3 Kebangkitan Bangsa juga terkait dengan judul Pertahanan Negara dan Pertahanan NasionaiPDU tidak ada penerimaan dan pemberitahun untuk mengambil keputusan apapun, PDKB ada usul tambahah Bu? Mari kita perbincangkan kecuali kalau ibu menarik, silahkan.

F. PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO): Terima kasih pak, ini masalah kecil barangkali masalah bahasa dan

perasaan kalau disini katakan pembinaan kemampuan Pertahanan negara ditujukan untuk secara sistem pertahanan negara sebagai dimaksud dalam UU ini kami mengusulkan kalau bisa ditambah mendukung dan karena rasanya kok rakyat tidak pernah mengurus diri sendiri jadi begitu pak, sedikit-sedikitkan ada itu saja pak, masalahnya kalau tidak bisa diterima ditarik boleh juga pak.

Terima kasih.

Page 17: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

17

KETUA RAPAT : Pemerintah dulu.

PEMERINTAH/MENHAN : Pemerintah setuju untuk mendiskusikan jika dianggap ini akan memperkuat

semangat dari bunyi pasal ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Atau kita tanya ahli bahasa dulu didalam kata-kata terselenggaranya ini

sudah tercantum tidak unsur mendukung?

AHLI BAHASA : Terima kasih, jadi kata terselenggara itu ada beberapa konponen sudah

masuk disana ada sarana pendukung ada sarana dan sebagainya apakah tidak mubazir kalau ditambah kata mendukung disana.

KETUA RAPAT : Saya kembalikan kepada lbu.

F. PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO ) : Merasa sebagai rakyat begutu saja pak tapi kalau secara formil dirasakan

mubazir apa boleh buat rakyat itu tidak pernah cerewet pak. T erima kasih.

KETUA RAPAT : Yang cerewet itu biasanya wakilnya bu, jadi kita sepakat ini ya, silahkan.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON) : Sebelum diketok Pak Ketua, ini ada hal yang mengganjal kembali menurut

pemahaman kami disini kata-kata yang ditutup dengan sebagaimana dimaksud dalam UU ini apakah kita perlu mencantumkan seperti ini, ini memang sudah UU ini kita buat sekarang, ini agak janggal kalau kita mengatakan sebagaimana dimaksud dalam UU ini, jadi pembinaan kemampuan pertahanan negara ditujukan untuk terselenggara dalam sitem pertahanan negara saya pikir cukup sampai disitu saja ini stetmen kita dalam membentuk UU apabila kita mengatakan sebagaimana dimaksud dalam UU kan dua kali kita sudah buat UU kita katakan lagi seperti itu, itu saja pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Mungkin kalau ada UU lain itu tidak berlaku tapi mana legal drafter

PEMERINTAH/LEGAL DARFT : Terima kasih, jadi DIM 104, jadi kemungkinan dicantumkannya dimaksud

UU ini oleh penyusun itu dikhawatirkan memang ada UU lain juga yang mengatur tentang pembinaan kemampuan ini sehingga stersing pada pembinaan kemampuan pertahanan ini, ini dicantumkan sebagaimana dimaksud dalam UU ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Ya silahkan Pak Pataniari.

Page 18: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

18

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih Pimpinan, karena kami mengusulkan tetap berarti kami

mendukung usul Pemerintah untuk kami harus mengajukan argumentasi mengapa kami mendukung hal tersebut kami memahami pertimbangan teman-teman F.PG seolah inikan tidak ada tapi kami memahami tidak seperti itu kami memahaminya adalah sistem pertahanan negara yang dimuat didalam UU ini artinya lingkup dan skupnya itu maksudnya untuk itulah kami menyetujui usul Pemerintah dan tetap.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ia jadi kata-kata ini sebagaimana dijelaskan tadi bahwa kalau ada

pertentangan yang diatur dalam UU lain maka UU lain itu tidak berlaku tapi yang berlaku disini sama saja dengan bunyi Pasal 1 yang dimaksud dalam UU ini dengan ini adalah ... ya silahkan TNI.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc., MM.): Kami juga sejalan dengan ternan PDI-P beberapa waktu yang lalu dari P3

mengusulkan sistem Pertahanan Negara justru dimasukan didalam ketentuan umum karena didalam DIM sebelumnya tidak dijelaskan sistem pertahanan negara itu apa sekarang sebetulnya dengan adanya saran dari P3 yang sudah disepakati oleh kita dimasukan dalam ketentuan umum itu berarti DIM ini sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi, sistem pertahanan yang dimaksud adalah sistem pertahanan negara yang ada di ketentuan umum itu pak, demikian pak. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Tidak perlu dipermasalahkan atau tidak perlu dimuat, ya silahkan Golkar.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON): Kami hanya memberikan satu pikiran begitu karena memang maaf ini pak,

diketentuan umum kita mengatakan itu memang beda konteksnya disini tetapi kalau memang dari pada semuanya berpendapat seperti itu kami tidak berkebaratan untuk menggap hanya mengingatkan saja sebetulnya kami itu saja pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Yang penting sudah diingatkan Golkar tidak keberatan setuju?

(RAPAT SETUJU)

105 PDIP silahkan Golkar.

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS.) : Dari Partai Golkar kami ada perubahan ayat (2) itu Pasal 19 itu menjadi

Pasal 20 ayat (1) dengan kata-kata menghilangkan kata nilai disamping itu juga kami ingin minta penjelasan dari Pemerintah mengenai kata nilai pengertian nilai atau value kemudian jadi Pasal 20 itu bunyinya adalah segala sumber daya nasional yang berupa sumberdaya manusia, suberdaya alam dan buatan, teknologi dan dana dapat didaya gunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara yang diatur lebih I an jut dengan PP.

T erima kasih.

Page 19: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

19

KETUA RAPAT : Silahkan.

F .PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON ) : Terima kasih Pak Ketua, jadi menurut pamahaman menambahakan dari

pad a rekan tadi pemahaman dari pad a F. PG dalam hal ini mengenai ayat (2) ini di Pasal 19 kelihatannya seperti tiba-tiba muncul itu pak, terjun bebas bicara mengenai segala sumberdaya nasional berupa ini dan lain sebagainya kita belum pernah membicarakan hal itu tetapi tiba-tiba kita suruh perintahkan di PP-nya tidak pernah kita berbicara mengenai barang ini dalam hubungannya dikonteks pasal ini oleh karena itu kami melihat justru ada hubungannya dengan Pasal 20 berbicara mengenai pendayagunaan segala sumberdaya alam oleh karena itulah kami menggabung sebetulnya dari pasal 19 ayat (2) itu menjadi Pasal 20 ayat (1) kemudian Pasal 20 itu menjadi ayat (2)-nya, kemudian nantiada PP yang mengaturnya itu kontruksi pemikiran kami dalam konteks supaya ini bisa sejalan begitu dua-duanya berbicara mengenai pemberdayaan, pendayagunaan sumberdaya alam karena kelihatannya diayat (2) Pasal 9 ini terjun bebas tiba-tiba muncul tidak pernah ada kita bicarakan sebelumnya itu sementara pak ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik P3 saya kira terkait dengan judul Kebangkitan Bangsa juga demikian

sehingga untuk DIM 105 hanya F. PG ada dua hal satu menyangkut restrukturisasi pasal karena kelihatan ayat (2) ini tidak bersahabat dengan dengan ayat (1) lebih serumpun dengan pasal 20 sehingga mau digabung kesitu, dan yang kedua, adalah usul penghapusan kata nilai silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN : Ya, kalau kita ingat pada hari ke dua atau ketiga itu ada penambahan satu

DIM lagi DIM 26 mendahului 26 yang yang asli itu justru sudah kita berbicara soal sumberdaya ini sudah panjang diskusinya dan menyangkut ini, oleh sebab itu memang pernah ini bukan sekali datang hari ini sudah didiskusikan bahkan kita menambah DIM baru ketika itu untuk diserahkan ke Panja atau ke Pokja, kemudian berikutnya silahkan Pak gofar.

PEMERINTAH/POKJA: Terima kasih Pak Menteri ini masalah nialai itu memang kurang satu kata

sebetulnya nilai-nilai verius itu pak, jadi yang dimaksud disini adalah netion verius termasuk disitu idiologi bangsa kemudian cara pandang kita termasuk juga cara pandang tentang wawasan Nusantara dan sebagainya jadi itu maksudnya disitu supaya juga itu dimasukan kenapa demikian agar jangan sampai hal-hal yang tidak diinginkan juga bisa terjadi, jadi cara pandang kita itu merupakan hal yang juga menjadi pegangan bagi sumberdaya nasional yang ada itu, itu saja.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Saya kira yang pertama belum terjawab pak 19 ayat (2) ini cocoknya 19 ayat

(1) atau menyatu dengan Pasal 20 itu yang dipertanyakan oleh rekan kami dari F. PG karena dalam 20 berbicara mengenai sumberdaya dia cocoknya menjadi bagian dari Pasal 19 atau menjadi bagian dari Pasal 20 itu yang dipertanyakan Golkar pak, nah sambil Pemerintah mencari jawabannya silahkan Pak Pataniari.

Page 20: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

20

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih tadi kami hanya ingin menegaskan kepada Pemerintah

sebetulnya tapi sudah dapat keterangan dari Tim ahli Pemeritah masalah nilai-nilai maka kami sangat ingin dimasukan hal tersebut karena kami lihat sendiripun apa yang dibuat oleh National security counsult America strategi 2000 jelas masukan nilai-nilai sendiri merupakan satu bagian yang harus dibina diperkuat sekian .

Terima kasih.

PEMERINTAH/POKJA : Jadi mungkin kalau saya lebih jelaskan lagi itu didalam UU baik itu Amerika

maupun Australia itu ada namanya national ethos, bahkan bukan ethos nasional dalam artian ethos kerja tapi nasional ethos itu termasuk sistem politik dia yang ribera! kemudian masuk juga sistem idiologi yang ribera! kemudian sistem ekonomi yang kapitalis dan lain sebagainya itu yang dimaksud felgius disitu.

KETUA RAPAT : Silahkan tambah sambil pemerintah mempersiapkan jawabannya

pertanyaan tadi.

F.PDI-P (FIRMAN JAVA DAELI, SH.): Jadi, memang itu nilai-nilai dalam pengertian yang disampaikan Pemerintah

benar bahkan usulan kami sebetulnya kalau boleh dari segi urutan kalimat segala sumberdaya nasional yang berupa nilai dulu bahkan kalau boleh nilai-nilai dulu itu karena itu yang lebih elementer dan mungkin yang dikhawatirkan tadi itu adalah kalau itu memang penjelasannya bagus tapi apakah kita perlu ini nanti dipenjelasan supaya tidak gantung dia begitu dan inikan pasal-pasal sebelumnyakan belum ada soal nilai tapi soal misalnya sumberdaya alam sudah jelas sumberdaya manusia sudah, nilai-nilai yang disampaikan oleh Bung lkrar tadikan sudah bagus hanya tiba-tiba muncul itu, nah usul konkrit kalau boleh tetap masuk tapi dia urutan pertama sebelum sumberdaya manusia nilai-nilai dulu. Yang kedua, kalau boleh nanti dipenjelasan dilengkapi soal nilai-nilai itu.

Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT : Ya Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN : Sesudah saya membaca Pasal 19 itu memang bisa dijadikan pasal

tersendiri seperti diusulkan golkar tetapi juga bisa digabung karena sebenarnya ayat (1 )-nya itu bicara soal kemampuan pertahanan negara yang itu tentu terkait dengan sumberdayanya tetapi meskipun begitu saya setuju dengan dilempar ke floor saja yang mana yang lebih bagus karena Pemerintah sendiri tidak selama ini tidak melihat ini sebagai persoalan, soal nilai nanti diberi penjelasan saya kira Pemerintah tidak keberatan juga untuk menambah didalam penjelasan nanti bahwa yang dimaksud nilai disini apa-apa dan seterusnya, tapi semuanya sebelum diketok kembalikan dulu ke floor.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Sudah kembali ke floor pak ini TNI silahkan.

Page 21: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

21

F.TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S . .IP.,MSc.,MM,): Kami cuma ingin menjelaskan kepada ternan golkar maupun PDIP bahwa

kita pernah menyepakati pada waktu membahas DIM 26 bahwasannya pengertian sumberdaya nasional itu disepakati ditambahkan dimasukan didalam ketentuan umum sumberdaya nasional itu gabungan dari apa ada rumusan didalam sumberdaya buatan, sumberdaya alam pada waktu itu kita tanyakan apa ada sumberdaya butan yang bukan ciptaan Tuhan dan sebagainyakan itu kita sepakati justru itu usulan dari Jbu Aisyah Aminy itu kita sudah sepakati pada waktu itu juga sudah dijelaskan ini termasuk nilai-nilai, nah sekarang munculnya nilai-nilai karena ditulis nilainya jadi permasalahan oleh karena itu kami kembalikan saja kepada kesepakatan kita yang terdahulu bahwa ini rumusan ini sudah betul cuma bagaimana rumusannya tergantung kita merumuskan nanti didalam Panja pak, sumberdaya nasional yang dimasukan didalam ketentuan umum itu pak, namun bunyinya sekarang ini kalau dari Fraksi kami memang kita tetap, jadi kita menyepakati apa yang nanti dibahas didalam Panja itu pak rumusan ketentuan umum tentang sumberdaya nasional, tapi kalau saya boleh tambahkan nilai-nilai ini dilengkapi pak, nilai-nilai bangsa demikian pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Tempatnya dimana pak? Tempat yang ini tetap dipasal 19 berdiri sendiri

atau gabung dengan Pasal 20.

F.TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S .. IP.,MSc.,MM,): Tetap dipasal ini pak.

KETUA RAPAT : Jadi ada tiga hal, yang pertama penambahan kata nilai menjadi nilai-nilai,

yang kedua, penulisannya nilai-nilai ditulis pada bagian pertama, yang ketiga, nilai-nilai ditambah dengan kata-kata bangsa sehingga menjadi nilai-nilai Bangsa atau kebangsaan dan yang keempat penempatannya apakah berdiri sendiri bagian dari 19 atau bagian dari 20, nah sekarang penempatannya dulu kami kembalikan kepada golkar.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON) : Terima kasih Pak Ketua, jadi kalau kita melihat dari pada Pasal 19 ayat (2)

dan Pasal 20 ayat (2) memang disitu dua-duanya diminta akan diatur dengan PP kalau dari situ saja kelihatan sebetulnya sudah ini akan lebih jalan apabila pasal itu dijadikan satu dan satu ayat (3)-nya nanti menjadi PP-nya satu yang mengatur yang sumberdaya dan seterusnya itu yang kedua adalah pendaya gunaan sumberdaya alam dan yang ketiga adalah PP-nya, jadi kalau kita lihat dari konstruksi yang diajukan ini sebetulnya sepertinya itu berdekatan dan memang kami bukan mengatakan tidak pernah kita bahas sudah tetapi kenapa justru munculnya diayat (2) ini pendaya gunaan ini dan itu yang justru yang dekatnya adalah dekat dengan Pasal 20 ini itu yang mendasari pemikiran kami, jadi kami melihat lebih cocok kalau kedua apa itu satu jalan dijadikan satu pasal begitu kemudian menjadi tiga ayat, ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) demikian Pak Ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi ini pengelompokan baru pak, bagaimana Pemerintah, kalau substansi

saya kira tidak ada masalah ya? Kita semua sepakat untuk mencantumkan nilai menjadi nilai-nilai yang rumusannya akan disesuaikan dengan hasil Panja nanti yang membahas pengertian di Pasal 1, nah sekarang tinggal penempatan dia

Page 22: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

22

berdiri sendiri, atau bagian dari Pasal 20? atau bagian dari Pasal 19 atau penempatan ini juga bagian dari tugas Panja karena toh pada akhirnya nanti ada sinkronisasi untuk menentukan oh ini cocoknya disini ini cocoknya disini bagaimana kalau kita tugaskan Panja untuk membahas tiga hal tadi yang pertama penempatan, yang kedua redaksi rumusan dan disesuaikan dengan devinisi dibab I dan yang ketiga ketentuan lebih lanjutnya diatur dengan PP setuju? silahkan.

F. KB (DRS. A.EFFENDY CHOIRIE) : Ya saya merespon sedikit usulan TNI dan PDIP tentang nilai bahkan dari

golkar juga ya, kita bicara nilai boleh jadi ini masih umum ada nilai posotif ada nilai negatif nilai-nilai bangsa disini biasa nilai-nilai bangsa yang negatif nilainilai bangsa, nah meskipun maksudnya memang akan mengambil yang positif bagaimana kalau kita pertegas ini tadi ada persetujuan juga dari Embak Iris ditambah nilai luhur ini bukannya melintir tapi ada kesepahaman jadi dipertegas nilai-nilai luhur bangsa saya kira itu ya peletakannya saya setuju juga kalau disimpan didepan.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Ada usul mungkin ada yang ahli pilsafat disini, kalau kita berbicara

mengenai sumberdaya apakah itu bisa kita tafsirkan segala sesuatu yang berbau posotif artinya kalau dia bersifat negatif dia tidak tergolong dari bagian sumberdaya, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN : Ahli bahasa saja saya kira.

KETUA RAPAT : Ya ahli bahasa.

AHLI BAHASA : Disini bukan masalah bahasa pak, ini masalah pilsafat.

PEMERINTAH/MENHAN : Maksud saya nilai itu memang satu dimensi niali itu selalu bagus atau

memang ada jelak kalau raport itu raport anak sekolah itu nilainya ada yang bag us ada yang jelek kan gitu itu barang kali nilai.

AHLI BAHASA: Jadi dalam ilmu bahasa ada kesepakatan disana ilmunya bahwa kalau kita

mengacu kepada sesuatu itu tidak terpikir bahwa itu negatif kalau kita menyebut nilai-nilai berasumsi pasti positif.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silahkan tambah itu urusan nilai Pak Pataniari.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN) : Tadi kami telah konfermasi dengan pihak fakar dari Pemerintah yang

dimaksudnilai-nilaikan velius kalau masalah raport saya pikir kita sebut angka pak, jadi saya pikir velius ini jelas adalah hal-hal yang positif yang bisa dipegang untuk jangka panjang sekian.

Terima kasih.

Page 23: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

23

KETUA RAPAT : Ya silahkan.

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS.): Masih tentang nilai ya, nilai-nilai jadi kami menganggap bahwa kalau nilai­

nilai velius itu pasti positif, nah kemudian nilai-nilai itukan sifatnya antanjibel abstrak tetapi terasa, nah nilai itu sendiriada nilai yang memang nilai asli tapi ada juga nilai yang datang dari luar, jadi nilai yang datang dari luar dan juga nilai yang datang dari dalam nah sekarang persoalannya apakah nilai ini adalah nilai bawaan yang datang dari luar atau nilai yang memang muncul dari diri bangsa kita sendiri oleh karena itu saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh TNI bahwa nilai-nilai yang dimaksud kita tambahkan nilai-nilai bangsa tidak terlalu heverfool gitu ya harus ada luhur apa segala macamtapi barangkali dengan nilai bangsa itu artinya sudah luhur sedah agung sudah bagus.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silahkan ini palunya sudah lama nganggur pak.

F.TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S . .IP.,MSc.,MM,): Saya juga maunya cepat diketok, saya tidak akan mempertajam soal sitem

nilai yang kita maksudkan nilai bangsa kita tahu bahwa ada nilai yang interinsik dan eksterinsik baik interisik atau eksterinsik itu dua-duanya itu yang positif mestinya kalau kita berbicara tentang dalam sitem filink/filinksistem itu yang diambil yang kita maksudkan pak dalam hal ini supaya bapak cepat ngetok palu ini kita mau bicara masuk pasal mana pak ini kita membahas Bab IV tentang pembinaan kemampuan diayat (1) yaitu tentang pembinaan kemampuan pertahanan negara yang ditujukan sistem pertahanan negara dan lainsebagainya lalu ayat (2)-nya adalah yang dimaksud ini adalah pembinaan terhadap segala sumberdaya nasional yang berupa sumberdaya manusia kemudian kalau Pasal 20 itu beda pak, itu bukan pembinaan tapi pendayagunaan oleh karena itu letak ini kami menghendaki tetap didalam Pasal 19 demikian pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Kalau begitu saya kembalikan kepada golkar yang ingin memindahkan

barang ini tadi.

F. PG ( IR. S.M. TAMPUBOLON): Terima kasih Pak Ketua, sebetulnya kita hanya mungkin dalam

prosesperjalanannya nanti me~ang kita akan sinkronisasi kembali pak ya, tapi karena Pasal 20 kita belum bicarakan kami tidak berkeberatan seperti itu nanti dalam sinkronisasi saja perjalanan-perjalanan begitu saja pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Artinya untuk sementara boleh dipasal 19 tapi pada saat sinkronisasi nanti

supaya bentuknya di Undang-undang bagus tidak ada keberatan untuk diadakan ada strukturisasi tetapi tidak merubah substansi, sedangkan substansi disini akan disesuaikan dengan hasil perumusan di Pasal 1 yang akan dibahas di Panja setuju? Baik.

( RAPAT SETUJU)

DIM 106, ini TNIIPOLRI ada tambahan baru silahkan TNI/POLRI.

Page 24: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

24

F.TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S . .IP.,MSc.,MM,): Kami menyarankan agar tambahan ayat yang baru yaitu bahwasannya

perencanaan pembangunan didaerah agar memperhatikan kepentingan pembinaan potensi pertahanan didaerah untuk mendukung pertahanan negara yang seaturnya lebih lanjut dengan UU ataukah PP dan kami serahkan pada forum pak, yang kami maksudkan demikian pak, sekarang ini didalam menata pembangunanan didaerah sudah ada forum yang kita namakan sistem pembangunan terpadu ada lnpres dari lnpresnya ada pak, saya lupa nomornya kemudian surat edaran Menteri Dalam Negeri ada pelaksanaan didaerah itu TN/ dan unsurnya Koter itu memperkuat atau memberikan masukan kepada daerah didalam menyusun RUTR ( Rancangan Umum Tata Ruang ) supaya pembangunan didaerah tetap memperhatikan aspek pertahanan dan keamanan TNI sendiri juga bekerja sama dengan angkatan-angkatan termasuk POLRI pak, sehingga misalnya TNI tidak semau-maunya membuat tempat daerah ini menjadi daerah latihan padahal sudah dilaksanakan oleh daerah untuk sebagai daerah industri dan sebagainya demikian juga daerah tidak semaunya sendiri untuk membuat tempat ini padahal itu sudah dekat instalasi pabrik senjata dan lain sebagainya sehingga masalah keamanan lingkungan ini bisa terjamin oleh karena itu kami merencanakan ini untuk dimasukan didalam didalam tambahan dua ayat bahwasannya yang dimaksud ini adalah supaya pembangunan daerah memperhatikan kita sedang dikaitkan dengan fungsi Dephan aparatur didaerah itu unsur TNI yang didaerah dalam hal ini Koter itu adalah sebagai pelaksana tugas dari Departemen Pertahanan oleh karena itu dengan adanya UU ini patut diwadain demikian pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Yang dimaksud perencanaan pembangunan disini perencanaan

pembangunan fisik pak ya? Sebelum Fraksi-fraksi Pemerintah dulu silahkan pak.

PEMERINTAH/MENHAN : Saya kira pemerintah melihat ini juga hal yang bagus kami tidak keberatan

kalau Pansus dari DPR menyetujui ini apa lagi kalau lihat UU Otonomi Daerah bahwa memang masalah pertahanan itu tidak diserahkan kedaerah sehingga pusat memang perlu juga membuat pengaturan seperti ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : PDIP silahkan tanggapi.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): PDIP saya pikir mestinya bapak menanyakan kenapa PDIP ada usul pak

usul di DIM-nya Pasal 20, menanggapi itu sebetulnya kenapa kita bicara ke pasal 20 karena sebetulnya apa yang dimaksud ternan TNI/POLRI karena bisa ditampung dalam perubahan pasal 20 sebetulnya artinya disini subjeknya kan TNI ada Menteri Pertahanan sebetulnya jadi diutamakan justru faktor lain menjadi pendukung terhadap peran TNI POLRI tersebut itu sebetulnya pengertian kami pak.

KETUA RAPAT : Silahkan tambah.

Page 25: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

25

F. PDI-P (FIRMAN JAVA DAELI,SH.): Jadi nanti juga diinregrasikan dengan usulan dari PDI-Perjuangan namun

sebelum diintegrasikan ada pertanyaan untuk F. TNI/POLRI dalam kapasitas sebagai fraksi diparlemen tentunya yang pertama, apakah persoalannya adalah bagaimana artikulasi dan agregasi pertahanan itu didaerah ini sebetulnya pertanyaan kami yang dalam pikiran kita tidak ... yang kedua memang kelihatanya luhur dan mulia tetapi apakah itu diasumsikan nanti bahwa dalam kaitan dengan untuk mendukung pertahanan negara didaerah itu pembangunan daerah agar memperhatikan kepentingan pembinaan pertahanan apakah asumsikan bahwa artikulasi itu dalam kaitan dengan koper-koper itu, yang ketiga apakah juga nanti dalam prediksi F.TNI/POLRI itu akan merekomendasikan Fraksi TNI/POLRI merekomendasikan UU lainnya yang terkait dengan pertahanan walaupun materi yang ruang satu kotak tadi itu akan diatur jadi sebelum jelas dulu kita lebih bagus klear dulu sebelum itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silahkan F.PG menaggapi TNI/POLRI.

F. PG ( IR. S.M.TAMPUBOLON): Terima kasih Pak Ketua F. PG melihat dari pada rekan F. TNI/POLRI ini

memang bisa dipertimbangkan cuma kami kalau toh itu nanti bisa dipertimbangkan kami tidak memulai dengan perencana pembangunan daerah agar memperhatikan kepentingan kita langsung kepada stetmen saja pembinaan protensi pertahanan daerah untuk mendukung pertahanan negara begitu saja kalau memang yang penting adalah adanya suatu keinginan kita memang untuk bagaimana agar didaerah itu bisa mendukung bagaimana aturannya namun demikian mungkin dari rekan TNI/POLRI seperti dari PDIP memerlukan penjelasan tambahan dulu supaya kita paham betul bagaimana oprasionalisasi dari pada ini nanti dilapangan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : P3.

F. PPP ( DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN ) : Saya kira ini ide yang bagus dari TNI/POLRI terutama nanti dikaitkan

dengan otonomi daerah saya kira pembangunan antara di Daerah dan di Pusat terutama masalah pertahanan ini mesti konektif tidak boleh ada diskonektif antara di Daerah dan di Pusat oleh karena itu poin tiga ini ayat (3) ini saya setuju untuk dimasukan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Kebangkitan Bangsa.

F. KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE) : Lihat perkembangan kemudian.

KETUA RAPAT : lni akhir-akhir ini Kebangkitan Bangsa lihat perkembangan terus ya KKI, eh

Reformasi dulu pak.

Page 26: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

26

F. REF (DRS. ACHMAD ARIEF): Reformasi saya kembali keaslinya saja pak. KETUA RAPAT : KKI.

F. KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT) : Dari KKI dalam hal ini mendukung apa yang disampaikan oleh TNI/POLRI.

KETUA RAPAT : Demokrasi Kasih Bangsa.

F. PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO): Terima kasih Bapak, agak susah untuk menelan ini pak ya, rasanya kok

pertahanan didaerah begini nanti orang didaerah malah lari pak ya apakah tidak dapat disampaikan umpamanya perencanaan pembangunan didaerah agar tidak mengorbankan kepentingan pertahanan didaerah dan seterunya pak, karena kalau kita ajukan ini seakan-akan siperencanaan pembangunan harus tunduk terus sama pertahanan dan keamanan itu agak berat untuk daerah pak, sudah terlalu lama mereka dicekoki dengan ini.

T erima kasih pak.

KETUA RAPAT : Silahkan TNI/POLRI yakinkan dulu Fraksi-fraksi sebelum kepemerintah.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc., MM.) : lni kami kembali lagi dalam sistem perencanaan pembangunan pak,

sebelum daerah menyusun di Bapeda itukan ada menyusun RUTR pak, RUTR itu sudah memplot daerah-daerah mana daerah industri mana daerah pemukiman mana daerah peresapan air dan sebagainya, sejalan dengan itu kita TNI ataupun Dephan dalam hal ini menyusun rencana tata ruang wilayah pertahanan daerah­daerah mana kalau seandainya ada ancaman terbuka dari lawan itu yang digunakan untuk daerah untuk pertahanan akhir mana daerah penghunian ini yang harus kita lindungi dan sebagainya pak.

KETUA RAPAT : Oke, kita fokuskan pak mungkin kekhawatirannya lbu Astrid pernah di

Bapenas kalau berbicara pembangunan itu seluruh aspek kehidupan padahal penekanannya TNI hanya menyangkut pengelolaan tata ruang ada tata ruang pruduktif ada tata ruang lindung ada tata ruang pertahanan sehingga kalau dipersempit bagaimana perencanaan penggunaan tata ruang didaerah memperhatikan kalau perencanaan setiap umur sekian sekolah umur begitu banyak sekali pembangunan, padahal yang bapak jelaskan hanya penggunaan tata ruang, ya silahkan.

F. TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc., MM.) : Sebetulnya bukan tata ruang saja tadi baru salah satu contoh pak, kemudian

perencanaan pembangunan sektor-sektor lainnya bukan ditata ruang dulu pak, disebelum itukan ada perencanaan sektor-sektor itu juga akan memperhatikan aspek pertahanan tapi TNI dalam ini tidak berkeinginan untuk mencampuri pelaksanaannya pembangunan itu sendiri tidak cuma yang kita kehendaki perencanaan pembangunan memperhatikan aspek pertahanan maupun keamanan itu saja pak yang kita kehendaki, kaitannya nanti satu lagi pak apabila nanti kita pemerintah daerah didalam otonomi daerah ini tidak memperhatikan ini kita khawatirkan pelaksanaan mobilisasi the mobillisasi itu yang pelaksanaan

Page 27: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

27

mereka ini yang didaerah-daerah kalau sejak awal tidak dipersiapkan oleh daerah nanti pemerintah Pusat sebagai pelasksana ini yang pemegangan mobilisasi kwalahan pak, oleh karena itu pada waktu itu pernah disarankan bimtel dimasa depan tadi kaitannya dengan PDIP tanyakan itu pelaksanaan nanti Pemda kalau suatu saat memang anu Pemda harus diberikan kepercayaan sebagai kepanjangan tangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pertahanan didalam pembinaan protensi pertahanan demikian pak.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, baik tadi angkat tangan silahkan.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN}: Apa yang dimaksud teman-teman TNI/POLRI kami sangat

memahami. .konflik yanmg merugikan kepentingan pertahanan internasional tapi masalahnya tadi yang seperti disampaikan oleh ternan TNI/POLRI tadi menanggapi usul dari pada F.PG mengenai Pasal 19, 20 sebetulnya Pasal 19 itu berbicara masalah pembinaan kekuatan pertahanan jadi bukan membicarakan masalah perencanaan dan kemudian kalau kami mendengarkan mendengarkan keterangan rekan dari padaTNI/POLRI sebenarnya dia bicara masalah penggunaan wilayah sebetulnya apakah tempatnya tidak lebih tepat karena diDIM-DIM berikutnya ada masalah wilayah sebetulnya yaitu mulai DIM 21 saya pikir mungkin lebih tepat dan yang ketiga saya pikir perlu pahami bersama sejauh UUD sekkarang masih ber/aku sebetu/nyakan kemungkinan adanya pertentangan itukan bisa di hindari maksud kami karena kita bicarakan ada GBHN ada Pro pen as ada Repeta dim ana dalam hal tersebut sekaligus .. daerah diakumulasi seka/igus bersamaan sehingga mungkin masa/ahnya, masalah kurang pas kalau di UU Pertahanan mengatur Pemerintah daerah, jadi mungkin kalimatnya bagaimana dirubah jadi karena sebenarnya mengatur bukan pembangunan daerah tentunya dia jadi mungkin tempatnya yang kurang pas.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, P3 dulu silahkan.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN}: Terima kasih saya tadi mengharapkan penjelasan TNI/POLRI itu memang

terutama penggunaan wilayah karena ancaman itu datangnya tidak hanya dari Jakarta tetapi juga bisa dari wilayah-wilayah tertentu daerah-daerah tertentu oleh karena itu penggunaan wilayah penataan ruang mungkin disana ada laut ada udara ada macam-macam itu pembangunannya itu harus memperhatikan kepentingan pertahanan jadi bukan seluruh aspek pembangunan di Daerah karena kalau seluruh aspek pembangunan di Daerah itu apa yang dikhawatirkan oleh ibu tadi akan terwujud jadi mungkin dalam konteks ini harus dispesifikan jadi jika seluruh aspek pembangunan di Daerah, saya kira itu penjelasan saya kenapa P3 setuju ide ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ada Fraksi-fraksi lain mau memberi tanggapan sebelum kepemerintah.

Page 28: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

28

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS.) : Ya terima kasih Pimpinan, kami memahami substansi apa yang

disampaikan oleh ternan dari TNI/POLRI tentang perlunya daerah memperhatikan kepentingan pembinaan potensi pertahanan di Daerah itu tapi memang seperti yang disampaikan oleh lbu Astrid tadi agak sulit menelannya kita harus hati-hati jangan sampai kemudian masuk dalam katakanlah masuk dalam wilayah-wilayah sebetulnya tidak perlu itu, oleh karena itu karena disinikan ada istilah fase perencanaan didalamnya jadi jangan sampai kemudian ada seakan-akan katakanlah semacam eksklusifisme yang menyebabkan kemudian semuanya itu harus bertumpang tindih dengan masalah pertahanan ini tapi dengan demikian ini tetap beranggapan penting jangan sampai ada semacam distconek dengan pusat itu kami setuju itu apa lagi yang berkaitan dengan otonomi daerah namun apabila kita melihat Pasal 21 nanti ini juga berkaitan juga dengan wilayah apakah apa yang disampikan oleh rekan dari TNI/POLRI bisa terakomodasi tidak disini kalau misalnya sudah bisa terakomodasi disini sebetul itukan redanden tapi kalau misalnya tidak bisa terakomodasi disini mungkin kami perlu diyakinkan lagi supaya jangan sampai kemudian kita beranggapan bahwa ada prasangka-prasangka yang sebetulnya tidak perlu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya kalau kami dapat menarik kesimpulan sementara secara substansinya

pada umumnya fraksi bisa memahami bahwa dalam perencanaan pembangunan itu terintregrasi kepentingan pertahanan dan kepentingan yang lain-alin hanya dengan menempatkan pasal ini disini ada kekhwatiran jangan sampai perencanaan pembangunan itu subkordinasi dari pada kepentingan pertahanan barangkali kekhawatiran orang, nah bagaimana menghilangkan kekhawatiran orang itu rumusannya bagaimana kekhawatirnnya hanya itu jangan sampai perencana pembangunan yang meliputi seluruh aspek ini justru menjadi subkordinasi dari kepentingan UU Pertahanan harusny terbalikan? Ya silahkan.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc., MM.) : Sebetulnya justru ini pak untuk menegaskan bahwasannya kita tidak akan

mencampuri urusan pembangunan daerah itu justru memberikan keleluasaan kepada Pemerintah di Daerah dalam hal ini pemerintahan otonom kalau kita lihat UU Otonomi Daerah, daerah saja berhak mengelola teritorial dilaut 6 km itu sampai didaerah wilayahnya kalau urusan pembinaan potensi itu menjadi kewenangan oleh daerah sekarang UU ini UU Otonomi Daerah itu implikasinya besar sekali terutama pengelolaan laut ddan lain sebagainya tumpang tindih dengan UU RUTR Tahun 1992 ttumpang tindih dengan yang lainnya, nah yang kita khawatirkan kalau tidak ada suatu klousul yang menyatakan ini soal letaknya itu nanti mau di Bab pembinaan kemampuan ini ataukah dimasukan diwilayah bagi kami tidak ada maslah tapi klousul ini penting pak untuk kita nagkat supaya daerah memperhatikan ini dan kita justru memberikan keluasan daerah namun daerah juga tetap memperhatikan kepentingan-kepentingan potensi pertahanan sebab nanti pelaksanaannya demobilisasi-demobilisasi justru pemerintah daerah yang harus mensuport demikianpak.

Terima kasih.

KETUA RAPA T : Mungkin Pemerintah bisa memberi jalan keluar pak, jangan jalan masuk

yang dikasi jalan keluar.

Page 29: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

29

PEMERINTAH/MENHAN : Saya kira substansinya kita semuanya sepakat dan kita mendukung .. TNI

oleh sebab itu saya kira lebih baik diserahkan ke Panja saja nanti. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Catatan yang menyertai ke Panja apa pak jangan kepentingan

pembangunan yang umum itu menjadi subkordinasi dari pertahanan tapi justru sebaliknya kepentingan pertahanan adalah bagian pembangunan, nah bagaimana merumuskan itu, sehingga semangat urutan digambar itu yang dibahas di Panja termasuk penempatannya apakah disini ataukah terkait dengan pengelolaan wilayah nanti kita setuju silahkan Bu Astrid.

F. PDKB ( PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO ) : Saya kira yang saya sarankan tadi adalah hanya kata tanpa mengorbakan

potensi pertahanan sehingga ada sedikit keseimbangan disana karena kalimatnya mulai dari perencanaan pembangunan jadi itu sih jalan-jalan saja terus tapi tanpa mengorbakan potendi pertahanan karena kami ya maaf sekian tahun itu menjelajah seluruh Propinsi itu sudah dan melihat didalam banyak hal saya kira Bapak-bapak dari TNI justru tahu itu banyak hal itu kadang-kadang mesti dijaga tidak dijaga dan yang tidak dijaga malah dijaga, dijaga malah rebutan sama yang lain begitu, jadi sebenarnya masalahnya adalah juga dipihak pertahanan plening yang benar dan diopolitis dan seterusnya dimana berbagai hal kita tahu adalah sebenarnya budaya dan ekonomi jadi justru ekonomi ini bahaya untuk daerah kalau kita terlalu tegas, jadi kalimatnya hanya menambahkan tanpa mengorbankan potensi pertahanan didaerah sebenarnya itu saja tapi setuju untuk di Panjakan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya salah satu contoh yang akan dibahas di Panja nanti artinya membuat

ada keseimbangan antara kepentingan pertahanan dan sektor-sektor lain kita setuju ini dibahas di Panja dengan catatan semangat yang saya sampaikan tadi, silahkan.

F. PDI-P (FIRMAN JAYA DAELI, SH.): Ya jadi penjelasan dari TNI/POLRI sudah tangkap bagus, nah nanti kalau di

Panjakan pertama, kita intregrasikan dengan pasal yang berkaitan maknanya. Yang kedua supaya menempatkan bahwa perencanaan pembangunan itu

betapapun lbu Astrid sudah menambahkan kata berikut tapikan ada perubahan struktur kalimat supaya yang primer mana, mana yang sekunder oleh karena itu maka Panja besok juga harus berangkat dari asumsi bahwa ada perubahan kalimat ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : ltu catatan tadi ada dua catatan yang pertama mengenai tempatnya yang

cocok catatan yang kedua merumuskan kalimat yang bisa membedakan mana pokok mana aksesoris setuju.

( RAPAT SETUJU)

Page 30: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

30

Kemudian DIM 107 ini semua tetap kecuali Reformasi ada catatan tapi saya lihat bahasanya sama ini pak, hanya satu agak tebal warnanya silahkan Reformasi.

F. REF (DRS. ACHMAD ARIEF): Jadi begini, apakah pembinaan itu sudah masuk pengembangan serta

kekuatan sudah masuk kemampuan ini persoalannya kita masih meragukan bahwa pembinaan itu sudah masuk pengembangan dan kemampuan itu termasuk kekuatan ini saja kalau itu memang sudah termasuk barang kali bisa disudah dianu bukan salah ketik.

KETUA RAPAT : Jadi pertanyaan saja sama Pemerintah apakah pembinaan itu termasuk

pengembangan atau dua hal yang berbeda, kemudian yang kedua, apakah kekuatan itu sama dengan kemampuan artinya kalau kuat pasti dia mampu atau dua hal yang berbeda, kuat belum tentu mampu, mampu belum tentu kuat ini urusan pertahanan bukan urusan lain-lainnya pak, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN : Mung kin lebih cepat jawabannya kalau ahli bahasa.

KETUA RAPAT : Ya ahli bahasa.

AHLI BAHASA : Dua kata yang berbeda baik pembinaan pengembangan, kemampuan

karena masing-masing ada makna yang dikandungnya pak, kata pembinaan mengarah kepada manusianya, terus pengembangan pada matrial kekuatan disini aspek manusianya juga sedangkan kemampuan itu dari segi matrial jadi beda pak makna disini,ada pembinaan ada pengembangan.

KETUA RAPAT : ltu jawaban ahli bahasa pak.

F. REF (DRS. ACHMAD ARIEF) : Apa bila demikian maka kami mengusulkan seperti itu.

KETUA RAPAT : Jawaban ahli bahasa begitu rupanya jadi tetap dengan judul Bab ini kita

beralih ke 108 PDIP ada usul silahkan.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih Pimpinan, seperti kami sampaikan tadi sebetulnya ada hal-hal

yang sangat terkait erat substansi yang diminta oleh TNI/POLRI pada penambahan pada ayat (3) dan kekhawatiran yang disampaikan oleh lbu Astrid mengenai pandangan sikap daerah terhadap pusat, kita bisa memahami bahwa UU 22 mengatakan masalah pertahanan dan lain-lain sebetulnya masuk kewenangan pusat bukan daerah, dalam krangka baru kami ingin memberikan satu tekanan gambaran kepada masyarakat melalui perumusan Pasal 20 yaitu diantara kata lingkungan dan sesuai ditambah serta kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia artinya pendayagunaan segala sumberdaya alam dan buatan harus dengan prinsif-prinsif berkelanjutan keragaman ... dari lingkungan dan kesejahrataanseluruh rakyat Indonesia, jadi maksudnya bahwa ini jangan sampai usaha pertama menegasi kesejahtaraan tersebut boleh harus berjalan seiring

Page 31: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

3!

sebetulnya usaha pertahanan karena kita semua sepakat bahwa kesejahtraan itu sendiri adalah faktor yang pertahanan sebetulnya ini usul kami kenapa ditambahkan serta kesejahtaraan seluruh rakyat Indonesia.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Partai Golkar silahkan.

F. PG ( FERDIANSYAH, SE.,MM.) : Terima kasih Pimpinan, Fraksi Partai Golkar mengusulkan adanya

penghapusan yaitu kata-kata dari lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sesuai dengan yang telah kami juga telah dijelaskan pada DIM selanjutnya ini juga dalam rangka juga untuk menegaskan bahwa objek mengenai dari lingkungan itu tidak perlu kita tuliskan sehingga tegas bahwa tidak perlu walaupun pengertian lingkungan itu ditampilkan karena sebelumnya juga membahas mengenai apa itu dari pada lingkungan yang berkaitan dengan pertahanan sehingga kalimatnya hanya pada kata-kata proluktifitas jadi objek penegasan pada lingkungan itu tidak usah ditulikan dengan kata mengulang katakanlah kita menganggap pridanden kepada penegasan dari pada pembahasan DIM-DIM sebelumnya kaitannya juga mengenai juga peraturan perundang-undangan kemudian juga pasti mengacu kepada UU yang ada mengenai dikolom keterangan ini mungkin ada tata letak yang kurang tepat kamarnya seharusnya ini ada dikolom keterangan pasal 19 ayat (2) jadi itulah makanya kami mempertanyakan pada pasal 19 ayat (2) walaupun sudah diketok tapi itu merupakan hanya keterangan tambahan bahwa kenapa tiba-tiba muncul PP, itu saja Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik selanjutnya P3 tidak ada perubahan, Kebangkitan Bangsa perubahan

struktur pasal saya kira konsekwensi tidak adanya usul sebelumnya, Reformasi ini dipecahkan jadi tiga silahkan.

F. REF (DRS. ACHMAD ARIEF): Terima kasih Pak Ketua, Reformasi ini aslinya diusul menjadi tiga ayat tapi

ayat pertama ini sepertinya sudah tertampung dalam judul tadi, kemudian tentang hal mendatang sudah dibicarakan pada pasal-pasal yang lalu, kemidian ayat (2) menjadi ayat (1) ayat (3) menjadi ayat (2) yaitu kita usulkan begini segala sumberdaya Nasional yang berupa sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan buatan teknologi dan nilai-nilai pendayagunaannya untuk meningkatakan pembinaan dan pembangunan kekuatan serta kemampuan pertahanan negara yang diatur lebih dari UU wajib bela negara keprajuritan mobilisasi dan demobiulisasi ayat (2) UU yang mengatur mengenai pendayaguanaan segala sumberdaya a lam dan buatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) harus memperhatikan prinsif-prinsif berkelanjutan keragaman dan produkktifitas dari lingkungan hidup itulah saudara Ketua.

KETUA RAPAT : Baik fraksi selanjutnya yang punya usul PDKB apa perubahannya bu.

F. PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO): ltu sebetulnya hanya redaksional mengenai tempat dengan perpindahan

berbagi pasal yang sebelumnya. T erima kasih.

Page 32: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

32

KETUA RAPAT : Masuk dalam rangka restrukturisasi pasal yang akan kita selesaikan secara

baik-baik di sinkronisasi nanti bu, kalau begitu ada tiga masalah saudara wakil Pemerintah.

Yang pertama, yang diusulkan oleh PDIP bahwa dalam rangka pendayagunaan sumberdaya alam itu harus memperhatikan prisif berkelanjutan memperhatikan prinsif keragaman memperhatikan produktifitas dan ditambah memperhatikan bahwa itu untuk tujuan kesejahtraan seluruh Rakyat Indonesia jadi menambah satu poin tujuan,

Sedangkan yang kedua, usulan Fraksi Partai Golkar memotong kalau PDIP menambah satu poin kalau Fraksi Partai Golkar justru menghilangkan anak kalimat lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan yang ketiga, yang diusulkan Reformasi yang barangkali substansinya kalau kita cermati sedikit mungkin berkait dengan DIM nomor 105 mengenai penggunaan sumberdaya silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/MENHAN : Baik masih ada tiga usul yang berbeda dari Pansus DPR tetapi disini kami

mencatat semuanya bisa didiskusikan dengan kecenderungan bahwa kami tidak berkeberatan dengan usul dari PDIP tetapi dengan memotong sesuai dengan peraturn perundang-undangan seperti yang diuslkan golkar juga saya kira tidak menjadi persoalan karena kan dengan sendirinya memang seluruh pelaksanaannya itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan oleh sebab itu usul PDIP dan golkar itu bisa dikombinasikan yang panjang dari PDIP sampai seluruh rakyat Indonesia tetapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dihapus seperti usul golkar saya kira tidak masalah.

Yang Reformasi kami melihat agak rumit ya padahal substansinya sudah ditangkap di depan itu tadi masih menyebut UU wajib bela negara dan seterusnya yang memang sebenarnya sudah kita rencanakan ketika pada hari pertama kita membuat gambar tentang UU apa saja yang nanti dengan sendirinya akan lahir dari UU ini, nah meskipun begitukami kembalikan saja ke Pansus dulu untuk memilih alternatif yang dianggap lebih tepat dari berbagai alternatif itu.

KETUA RAPAT : Baik karena yang agak lain Reformasi kami kembalikan dulu ke Reformasi

bagaimana pak, kita bah as secara terintregrasi dengan DIM 105 di Panja nanti atau tetap kita bahas disini silahkan.

F. REF ( DRS. ACHMAD ARIEF ) : Karena dua, tiga hari tidak mengikuti barangkali ya, jadi apa masalah 1n1

sebenarnya sudah kadaluarsa kami mengakui bahwa ini saya kira perlu dicermati kembali dan kembalikan kepada yang sudah dibahas.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Justur inilah semangat reformasinya kalau dia lihat sesuatu yang sudah basi

dia jujur mengatakan basi itulah reformasi, ya kalau begitu tinggal dua PDJP yang ingin memperpanjang menambah satu poin golkar yang ingin, bagaimana ini silahkan golkar dulu tanggapi PDIP mau tidak bergabung usulnya maksud saya.

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Terima kasih Pimpinan, usul dari PDIP menarik sekali namun demikian

menurut pandangan kami, kami perlu mengingatkan kepada rekan dari PDIP bukan mencrahkan ini mengingatkan saja bahwa yang dimaksud pendayagunaan

Page 33: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

33

sumberdaya alam disini dalam pandangan kami adalah pendayagunaan sumberdaya alam ini yang dimaksudkan adalah prinsif-prinsifnya dengan apa yang harus diperhatikan ketika kita berbicara tentang pendayagunaan sumberdaya alam dan buatan, dalam pandangan kami pendayagunaan sumberdaya alam dan buatan ini adalah dalam prespektif pertahanan tentunya, jadi karena dia adalah dalam prespektif pertahanan maka kita tentu akan melihat bahwa bagaimana seluruhnya ini semua komponen-komponen yang ada disini ini dilihat dalam prespektif pertahanan oleh karena itu menurut pandangan kami ini sebenarnya kalau diminta oleh rekan dari PDIP ada tambahan serta kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia ini sebenarnya kita sudah menyinggungnya di DIM nomor 5, jadi di DIM nomor 5 ini sudah disebutkan bahwa pertahanan negara adalah salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan upaya untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan Nasional yang yaiutu untuk melindungin segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia kemudian memajukan termasuk memajukan kesejahtraan umum, jadi masalah kesejahtraan umum sebetulnya sudah kita singgung dalam DIM 5 ini kalau misalnya disini masukan lagi kesejahtraan umum artinya kita menempatkan martabat dari kesejahtraan umum itu lebih rendah lagi karena semuanya ini sebenarnya berkaitan kesejahtraan sluruh rakyat Indonesia, menurut pandangan kami permintaan dari kawan dari PDIP kelihatannya kalau dilihat dalam konteks itu menjadi tidak relevan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Yang lain dulu P3 dulu.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Terima kasih Pak Ketua, saya kira DIM ini memerintahkan agar penggunaan

sumberdaya alam itu memperhatikan aspek daya dukung dan keterbatasan oleh karena itu diperintahkan dan memperhatikan prinsif-prinsif keberlanjutan keragaman dan produktifitas lingkungan yang terbatas oleh karena itu aspek ini melarang kita untuk eksploitasi lingkungan saya setuju dengan rumusan ini tetapi untuk prinsif-prinsif keberlanjutan ini ada istilah yang kurang lebih baku yaitu yang kita sebut dengan sustainability development (pembangunan berkelanjutan) karena itu mungkin agar lebih baik memakai kata-kata yang sudah baku untuk memperhatikan prisif-prinsif pembangunan berkelanjutan, ada istilah internasional sudah bagus sustainability development seperti itu, nah kemudian yang menyangkut serta kesejahtraan seluruh rakyat indonesia usul PDIP saya kira DIM ini tidak berbicara produksi lingkungan kaitannya dengan kesejahtraan saya kira itu soal lain oleh karena itu mungkin kita batasi saja bahwa penggunaan lingkungan sumberdaya alam ini memang memperhatikan aspek daya dukung dan keterbatasan lingkungan saja tidak memasukan serta kesejahtraan seluruh rakyat indonesia memang ini penting dan saya kira sangat penting untuk kesejahtraan seluruh rakyat indonesia tapi tempatnya bukan disini, saya kira ini sudah baik dengan saya usul menambah dengan pembangunan berkelanjutan jadi prinsif­prinsif pembangunan berkelanjutan.

Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT : Jadi mengenai kesejahtraan seluruh rakyat tidak memang tidak disini.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Saya kira mungkin tidak disini tempatnya. T erima kasih pak.

Page 34: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

ya.

34

KETUA RAPAT : Kebangkitan Bangsa.

F. KB ( DRS. A. EFFENDY CHOIRIE ) : Masih tetap karena belumada yang bisa meyakinkan saya untuk berubah. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Maksunya tetap dengan Pemerintah, Pemerintah yang disini maksudnya

F. KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE): Ya yang termasuk disini.

KETUA RAPAT : TNI/POLRI.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP ., MSc., MM.) : Kami tetap dengan pendapat dari Pemerintah, ada yang mgm saya

tanggapi tentang usulan dari PDIP pak, memang kalau bunyinya dari UU lingkungan hidup itu bunyinya harus mencantumkan ini pak serta kesejahtraan seluruh rakyat indonesia itu demikianpak, tapi kalau kita yang dimaksud disini adalah bagaimana perencanaan sumberdaya alam dan buatan untuk kepentingan pertahanan sebetulnya pak, kalau dengan untuk kepentingan pertahanan mestinya harus memperhatikan prinsif sustainable stability difersikasinya terus kemudian produktifitasnya kami tidak sependapat juga dengan rekan P3 prinsif pembangunan yang berkelajutan, pembangunan berkelanjutan itu intinya yaitu memperhatikan keragaman produktifitas daya dukung dan sebagainya, jadi kami sependapat dengan Pemerintah pak,oleh karena itu rumusannya tetap demikian dan UU yang mengatur ini belum ada kami tetap menghendaki perlu dicantumkan didalam peraturan perundang-undangan, maksudnya UU yang mengatur pendayagunaan sumberdaya alam dan buatan itu sesuai dengan konkordan denagan DIM sebelumnya pak, didalam pemahatan sumberdaya alam dan buatan.

T erima kasih pak.

KETUA RAPAT : Reformasi pak.

F. REF (DRS. ACHMAD ARIEF) : Karena tadi sudah kami kemukakan bahwa itu adalah sudah kembali

kepada asas yaitu yang kemukakan Pemerintah sudah bagus itu.

KETUA RAPAT : KKI.

F. KKI ( DRS. S. MASSARDY KAPHAT ) : Dari KKI juga kembali kepada rumusan awal Pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT : PDKB.

Page 35: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

35

F. PDKB ( PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO ) : T erima kasih Bapak, lama-lama kita berbicara soal sumberdaya a lam dan

kelestariannya malah saya bingung pak yang mula-mula setuju jadi bertambah bingung lagi, apakah pertahan sampai harus kesana memang kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan itu salah satu potensi pendukung kekutanpertahanan dan keamanan ya, apa harus bertele-tele masuk di pasal tapi oke pak untuktidak mengganggu kembali keasli saja pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi untuk urusan kesejahtraan tidak perlu masuk dan potongan UU juga

silahkan pak pemerintah atau mengkin begini ada pertanyaan untuk PDIP kalau umpamanya dalam pengelolaan lingkungan itu harus memperhatikan kesejahtraan simpanlah itu medan didesain untuk latihan dipelihara itu sumberdayanya keragamannya produktifitasnya, tapi disana banyak hutan durian rakyat boleh masuk tidak? Seenaknya kalau demi kesejahtraan rakyat atau harus ada aturan-aturannya, mungkin itu yang dimaksud.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Bapak bertanya atau memberi kesempatan saya berbicara ini?

KETUA RAPAT : Saya memberi kesempatan kebapak untuk meyakinkan semua orang bahwa

kata-kata kesejahtraan itu perlu masuk.

F. PDI-P ( PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih untuk kesempatannya pertama-tama saya mengucapkan

terima kasih pada rekan golkar sudah mengingatkan kami dan juga tambahan dari P3, pemahaman kami terhadap Pasal 20 ini pengertian kami disini tidak sekedar dia pembinaan kekuatan tapi disini bicara pendayagunaan artinya dalam suatu usaha, nah yang kami tahu kalau pakai usaha itu biasanya militer membuat skala prioritas justru kami khawatir dalam skala prioritas tersebut bisa terjadi kepentingan-kepentingan karena tidak umum Pemerintahkan berbicara yang partikuler tidak jeneral, nah satu konsewensi logis otomatis mereka buat prioritas­prioritas, prioritas ini kami harapkan tidak sampai justru menghilangkan kesejahtraan tersebut, nah untuk itu maksud kami, kami terima pasal ini tapi dikunci dengan ini sehingga ada lingkupnya pak sampai dibatas mana saya harus terjadi satu contoh saja pemahaman kami mungkin agak terbatas tapi yang kami tahu kami dengar sekarang jugakan kemungkinan perang selain teknologi juga termasuk teknologi bio teknologi dan sebagainya, jadi saya tidak tahu mudah­mudahan TNI tidak menggambarkan sampai catatan perang kimia atau napalm tapi sampai beewor tapi kemungkinan biasa terjadi pak, kalau sudah sampai namanya biological walfare itu hanya tumbuh-tumbuhan biasa itu sudah sangat mudah membuatnya sebetulnya ini hanya mengingatkan pada UU ini tolong dalam range menjadi proiritasnya nantinya tolong diingat supaya ini menjadi suatu acuan karena pemulihan terhadap kemungkinan parajurit walfare itu sangat lama sekali itu akan meracuni tan a h .... ini saya maksud kami kenapa cantumkan disini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi dengan demikian meyakinkan kesejahtraan itu perlu masuk lalu

potongan kata UU bagaimana perlu tidak setuju PDIP tidak.

Page 36: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

36

F. PDI~P ( PATANIARI SIAHAAN): Kami tadi sudah setuju usul dari Pemerintah yang tadi mengadopsi tiga usul

tadi Pak Menteri sudah menyampaikan menggabungkan usul PDIP dengan golkar tadi kami pikir sudah usul yang terakhir dari pemerintah sebetulnya karena pemerintah tidak lagi kembali kepada usulan DIM semula tapi sudah ada pormulasi yang baru.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi pemerintah itulah suara wakil rakyat pak masih beraneka ragam

silahkan beri penjelasan.

P.EMERINTAH/MENHAN : Ya dari pembicaraan ini kemudian saya tangkap dari Fraksi-fraksi tinggal

dua pilihannya yang satu yang diusulak oleh PDIP dan golkar dengan dikombinasi sehingga Pasal 20 dari PDIP itu menjadi disetujui tapi titiknya sampai rakyat Indonesia tapi dari PDKB dan beberapa fraksi lain setuju dengan Pemerintah saya katakan tadi saya akan menyetujui mana yang nanti disetujui oleh Fraksi-fraksi bagi kami substansi yang kami inginkan tidak terganggu oleh pendapat-pendapat fraksi tadi saya kira sifatnya ingin menyempurnakan semuanya, oleh sebab itu sekarang pilihannya kembalikan kadua itu dan kami setuju yang mana yang disetujui oleh DPR.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Sebelum memilih ada pertanyaan pak. Adakah kemungkinan kita berbeda

pendapat dan untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan prinsif-prisif bekelanjutan adakah kemungkinan kita berbeda pendapat untuk menterjemaahkan apa yang dimaksud prinsif-prinsif keragaman adakah kemungkinan kita berbeda pendapat mengenai apa yang kita maksud dengan prinsif-prinsif produktifitas kalau kita berbeda pendapat rujukannya kemana.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.): lni pengertian pemanfaatan pendayagunaan dan pengembangan didalam

sumberdaya alam itu ada di UU lingkungan hidup, prinsif berkelanjutan keragaman produktifitas dan lingkungan semuanya ada disitu pak,

KETUA RAPAT : Artinya kalau UU itu tidak ada kita bisa berbeda pendapat.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.): ltu sudah ada didalam UU itu pak, jadi kalau ini,

KETUA RAPAT : Andaikan UU itu tidak ada berterujukan kita tidak adakan saya bisa

mengatakan yang beragam ini bapak mengatakan yang beragam cukup lima, artinya kalau kita berbeda pendapat perlu rujukan dan rujukan ada dalam UU sehingga demikian UU ini penting dicantumkan tidak itu yang saya krim pendapatnya kesitu.

F. TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.) : Tapi yang saya maksudkan demikian pak, ini yang dumasukan konteksnya

dalam rangka berkepentingan pertahanan itu yang belum diatur dalam UU,

Page 37: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

37

Undang-undang lingkungan hidup itu tetntang bagaimana menata lingkungan ini bagaimana memanfaatkan mendayagunaan dan mengembangkan lingkungan itu. Demikian pak.

KETUA RAPAT : Artinya menurut bapak kata-kata dalan UU penting atau tidak?

F. TNI/POL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.): ltu tetap dimasukan kaitannya dalam rangka mengatur kepentingan

pertahanan negara ini pak, ini belum ada UU-nya

KETUA RAPAT : Penambahan kata-kata kesejahtraan.

F. TNIIPOL ( SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM.) : Karena kalau kita lihat pendayagunaan itu juga jangan sampai merusak

lingkungan sebab perusakan lingkungan sudah memperhatikan kalau sudah memperhatikan lingkungan hidup artinya berarti kita sudah memperhatikan kesejahtraan rakyat jadi bisa dimasukan bisa juga tidak namun sebetulnya sudah ada didepan juga di prinsif-prinsif pertahanan memperhatikan lingkungan hidup diantaranya pak, demikian pak namun kalau mau lebih jelas saya pikir bersifat kerakyatan UU ini bisa kita terima pak

F. KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE): Pimpinan, Fraksi TNI jangan diganggu lagi tadi sebetulnya sudah setuju

dengan rumusannya tapi karena diganggu lagi dan akhirnya mempertimbangkan lagi ini tergantung yang menarik juga kalau tarik kiri bisa saja terganggu kekiri.

KETUA RAPAT : Sebenarnya yang mau dikomentari bukan saya pernyataanya yang mau

keluar cuma tidak ada alasan begitu saya ngomong begitu kesempatan untuk kelaur pernyataan ya P3 silhkan.

F. PPP ( DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN ) : Kalau per tanyaan dari saudara pimpinan tadi itu penafsiran saya kira ini

tidak ada penafsiran lain prinsif-prinsif keberlanjutan itu yang saya sampaikan tadi itu bahwa sumberdaya alam itu terbatas tidak bisa diperbaharui itu UU Lingkungan mengatakan seperti itu kemudian yang dimaksud dengan keragaman itu ya keragaman hayati itu spaesis hidup tumbuhan maupun hewan yang dirusak sekian yang sekarang makin berkurang, kemudian produktifitas itu sumberdaya lam kaitannya dengan usaha produktifitas.

KETUA RAPAT : Artinya katakanlah UU itu perlu ada disitu supaya kita tidak beda

penafsiran.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Saya kira merujuk ke UU Lingkungan.

KETUA RAPAT : Lalu kata-kata kesejahtraan.

Page 38: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

38

F. PPP ( DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN ) : Saya tadi sudah mengatakan bahwa ini hanya berkaitan dengan antara

penggunaan sumberdaya dan masalah pertahanan, jadi tidak ada kaitannya dengan soal kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia ini penting memang sumber daya alam ini untuk seluruh rakyat Indonesia memamang ia tapi tempatnya tidak disini maksud saya seperti itu jadi bukan substasi tapi tempatnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya silahkan golkar.

F. PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Ya terima kasih ini kami ingin mengingatkan atau kami barangkali kami yang

keliru kok kelihatanya kalimat disini ini berbeda dengan DIM-DIM yang lain jadi menggantung subjeknya tidak ada, jadi kalau kita lihat ini semua DIM-DIM yang ada disini selalu berkaitkan dengan pertahanan negara, misalnya Panglima berwenang menggunakan segenap komponen kekuatan pertahanan dan selalu ada subjeknya pertahanan negara tetapi ini tidak ada apakah barangkali ada yang hilang ini mahan pertanyaan kepada pemerintah subyeknya ini barangkali disini dipendayagunaan, inikan pertanyaannya pendayagunaan sumber daya alam dan buatan ini untuk kepentingan apa begitu kan, nah oleh karena itu barangkali ada yang hilang harus kita tambahkan, pendayagunaan sumberdaya alam dan buatan untuk pertahanan negara harus memperhatikan bla .. bla .. bla .. karena kelihatannya ada yang hilang betul atau tidak ?

KETUA RAPAT : Ada usul dari FPG, bahwa pendayagunaan yang dimaksud disini adalah

pendayagunaan untuk kepentingan pertahanan bukan untuk kepentingan pertanian, kalau untuk pertanian mungkin definisinya lain lagi, iya silakan.

FKP (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN) : Oleh karena itu kalau memang itu sudah masuk disini artinya usulan dari

rekan FPDI-P sudah built in di dalamnya sudah termasuk di dalamnya apalagi kalau kita lihat tadi DIM No. 5 dan juga DIM No. 7, di DIM No. 7 lebih tegs lagi, disini dikatakan upaya pertahanan negara dilaksanakan dengan membangun, memelihara, mengembangkan, dan menggunakan kekuatan pertahanan negara berdasarkan prinsip demokrasi, HAM, kesejahteraan umum, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Jadi sudah masuk semua, terima kasih.

KETUA RAPAT : Sudah masuk semua katanya, Pak Pataniari, silakan pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN) : Saya kira kalau subyeknya cukup jelas dalam arti subyek kalimat, yaitu

pendayagunaan segala sumber daya alam dan buatan itulah subyeknya sebenarnya, lalu memperhatikan itulah predikatnya, kalau itu maksudnya pak, kalau maksud susunan kalimat seperti itu sehingga saya tidak melihat sesuatu yang hilang, tetapi kalau kaitannya dengan pertahanan ini bagian dari Bab, bab sudah menjelaskan yang tadi kita serahkan ke ahli bahasa itu meskipun begitu saya kira Pak lkrar Nusabhakti bisa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Page 39: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

39

KETUA RAPAT : Silakan Pak lkrar.

PEMERINTAH {TIM POKJA): Terima kasih Bapak Menteri, jadi begini pak ini harus dibaca bahwa Bab IV

itu khususnya Pasal19 sampai Pasal21 ayat (1) dan (2) itu adalah yang berkaitan dengan masalah pembinaan kemampuan pertahanan dalam kaitannya dengan bagaimana menggunakan wilayah, nah dalam Pasal 20 itu sebetulnya intinya adalah supaya dalam penggunaan sumber daya alam itu harus memperhatikan lingkungan, jadi tidak ada kaitanya dengan kesejahteraan masyarakat, ini adalah bagaimana kita merespek, menghormati lingkungan karena itu prinsip-prinsip berkelanjutan itu adalah berkelanjutan dalam kaitannya dengan lingkungan, keragaman lingkungan, produktivitas dari lingkungan, jadi bukan prinsip misalnya pembangunan berkelanjutan karena inti kata semuanya itu akhirnya adalah lingkungan, mungkin perlu saya jelaskan begini pak ini adalah suatu respek dari kalangan TNI yang waktu itu kami juga mengusulkan itu, supaya dalam pendayagunaan sumberdaya alam itu tidak merusak lingkungan dan bagaimana swpaya itu tidak juga mengganggu produktivitas dari lingkungan itu sebagai contoh pak, itu kalau latihan militer di Jepang tidak boleh lewat dari jam 1 0 malam karen a itu mengganggu produktivitas lingkungan karena mengganggu orang tidur sehingga besok orang tidak bisa kerja, itu arti dari produktivitas dari lingkungan salah satu interpretasinya, demikian juga supaya tidak terjadi mengganggu produktivitas lingkungan dalam artian lingkungan alam, jadi lingkungan disini bukan hanya lingkungan alam tapi juga lingkungan manusianya ya itu tadi masalah yang saya katakan apa itu produktivitas dari lingkungan. lni berkaitan dengan Pasal 21, kalau misalnya tadi FPDI-P meinta kesejahteraan rakyat, masalah kesejahteraan itu bahwa supaya dalam memanfaatkan wilayah itu juga jangan mengambilalih hak masyarakat, jadi berkaitan dengan Pasal 20 tadi, jadi hak masyarakat itu harus diperhatikan, jadi itu harus dibaca secara keseluruhan, kemudian supaya itu tidak terjadi bahwa semuanya itu nanti menjadi hak otonomi daerah dimana pusat itu tidak bisa berbuat apa-apa makanya Pasal 21 itu juga ditambah dengan ayat (2) nya supaya dalam menentukan instalasi militer yang strategis dan permanen itu juga ditetapkan dengan PP, jadi pasal yang kalau kita perhatikan Pasal 19 sampai Pasal 22 itu semuanya berkaitan dengan pembinaan kemampuan cuma yang bagian depan itu ada yang berkaitan dengan lingkungan, ada yang berkaitan dengan penggunaan lahan, ada juga yang berkaitan dengan bagaimana supaya dalam meningkatkan kemampuan pertahanan itu juga ada lahan bagi kalangan TNI atau kalangan militer, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi mungkin begini, maksud kata-kata memperhatikan pnns1p-pnns1p

berkelanjutan dan seterusnya itu fungsinya disini adalah rambu-rambu bukan tujuan bukan goal, sedangkan apa yang disampaikan FPDI-P, tujuan, rambu juga rupanya.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Kami menambahkan saja pak, dari awal kami mengatakan Pasal 19 dan

Pasal 20 terkait termasuk menjawab pertanyaan rekan FTNI/Polri penambahan ayat (3) tadi pak, kami sampaikan berbagai contoh berbicara masalah pembinaan itu otomatis pasti ada pilihan-pilihan justru kami tambah rambu itu agar pilihan tersebut jangan bicara hal-hal yang abstrak kita tahu apa yang namanya produktivitas, efisiensi, pertumbuhan itu yang selama ini menghilangkan hak-hak rakyat hanya itu saja sebenarnya.

Page 40: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

40

KETUA RAPAT : lni prinsip tidak pak, pak pemerintah artinya kalau ini masuk mengganggu

tidak, punyanya FPDIP mengenai kesejahteraan.

PEMERINTAH (MENHAN): Menurut kami tidak terlalu mengganggu.

KETUA RAPAT : Tidak mengganggu ya artinya kalau FPDI P memaksakan apa boleh buat

kecuali kalau FPDIP rela menarik kembali, tinggal FPG bagaimana kata UU ini.

FPG (JR. S.M. TAMPUBOLON) : Tadi ada tambahan juga dari kami mengenai substansi pertahanan negara

ini sebab apabila tidak kesan kita kalau pasal ini berlaku umum saja kenapa harus ini sebab tidak ada yang mengikat untuk kepentingan apa sebetulnya ini, oleh karena itulah kami berpikir memang ini harus ada subyeknya. Berbicara mengenai apa yang disampaikan rekan FPDIP ini sebetulnya kalau kita berbicara semua apa yang kita bicarakan ini adalah untuk kesejahteraan seluruh rakyat, semua substansinya itu tetapi apakah hanya didalam konteks pasal 20 ini harus masuk, itu sebetulnya bukan apa-apa Pak, jadi kita paham apa yang dimaksud tetapi apa secara eksplisit barang kali bukan disini karena yang kita maksud adalah prinsip­prinsip itu tadi, prinsip-prinsip untuk kepentingan pertahanan negara ini apa, itu saja pak, jadi soal UU itu kami masih merasakan tidak perlu sebetulnya karena otomatis semua apa yang kita buat itu harus berjalan harus melihat semua peraturan perundangan yang ada termasuk UUD saya kira sudah kebiasaan kita itu, namun tergantung kita semua pak terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi ada tiga hal yang pertama penegakan disini bahwa pengelolaan

sumber daya alam disini adalah dalam rangka kepentingan pertahanan, jadi pendayagunaan segala sumber daya alam dan buatan dalam rangka kepentingan pertahanan harus dapat seterusnya dan seterusnya, itu yang pertama.

·Yang kedua, penambahan kata-kata kesejahteraan rakyat, yang ketiga kata Undang-undang tetap, kalau ini kita sepakati dengan inilah kita selesai disini pak, tapi kalau kita tidak ikhlas ya terpaksa di Panja.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Maksud kami klarifikasi dengan Pimpinan dan rekan anggota, ahli bahasa

maupun Pemerintah, pengertian kami istilah penggunaan itu berbeda dengan pendayagunaan berdaya guna berarti ada maksimalisasi justru itu yang menjadi masalah kalau tidak dikasih rambu itu permasalahannya, kecuali kata-katanya bukan pendayagunaan, jadi pemilihan kata pendayagunaan jelas ini adalah law enforcement dari hal-hal yang biasa terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi pendayagunaan pak, silakan FPPP.

FPPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Saya kira pasal 19, 20, 21 itu memang bicara soal lingkungan, sumber

daya alam lingkungan baik lingkungan alam maupun manusia tadi dijelaskan oleh pihak pemerintah kaitannya dengan sistem pertahanan, jadi memang disitu ini memang tidak ada kaitannya dengan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia bukannya kita tidak setuju rakyat indonesia sejahtera saya kira kita semua setuju tapi tempatnya tidak disini menurut saya ini mengganggu kalau dimasukan karena

Page 41: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

41

kita hanya konteksnya soal pendayagunaan terhadap sumber daya alam ini lingkungan manusia maupun alam tadi itu yang ada prinsip berkelanjutan ada prinsip keragaman produktivitas dan lain-lain, stop tidak ada kaitannya dengan masalah kesejahteraan seluruh rakyat indonesia, alau dikait-kaitkan semuanya terkait, tetapi ini kalau dimasukkan jelas mengganggu menurut FPPP, artinya tempatnya tidak disini.

KETUA RAPAT : Silakan pak.

FTNI/POLRI (SUPRIYADI, S.IP, MSc, MM): Kami spendapat dengan FPG, apabila ditambah untuk kepentingan

pertahanan negara terlepas kita sudah tahu bahwasanya diatas sudah ditujukan itu saya pikir kesejahteraan seluruh rakyat indonesia tidak perlu dimasukan, kemudian yang keduanya bahwa ini tetap harus diatur dengan UU, jadi saran kamu kalau memang begitu mohon pemerintah tadi sudah dijelaskan sebetulnya sudah ada di Bab IV tapi apalah susahnya kan tidak merubah makna dan di DIM lainnya juga menyebutkan untuk kepentingan pertahanan oleh karena itu supaya tidak rancu kita perlu masukan, justru kalau tidak dimasukan untuk kepentingan pertahanan munculah ide seperti saran dari FPDIP saya pikir kalau dimasukan untuk kepentingan pertahanan negara ini dalam rangka ini FPDIP mungkin dengan ikhlas bisa mencabut.

KETUA RAPA T : lni yang saya tawarkan tadi pak untuk ketiga hal ini kalu kita ikhlas selesai

disini tapi kalau kita tidak bukan ikhlaslah kalau kita yakin selesai disini, tapi kalau kita tidak yakin ya jangan berlama-lama disebuah lubang. Silakan

FPKB (EFFENDI CHOIRIE) : lni saya kira bukan persoalan ikhlas tidak ikhlas tetapi ini pas apa tidak pas

kan itu persoalannya, kalau tidak pas ya kalau tidak ikhlas misalnya terus ngotot nanti, oke saya setuju dengan pendapat FPPP dan pemerintah saya kira jelas memang kalau disebut kesejahteraan rakyat, lingkungannya menjadi hilang seolah kemudian tertuju pada kesejahteraan disatu sisi, disisi lain tanpa menyebut ini saya kira tidak usah khawatir kalau tidak diakui merasa khawatir diakui memperjuangkan rakyat jadi itu tidak usah khawatir tanpa menyebut ini saya kira substansinya dan segala macam sudah ada didalamnya, karena kalau orang tidak terganggu dia produktif, berkelanjutan segala macam nanti juga sejahtera itu saya kira yang pertama menanggapi FPDIP, sekarang menanggapi FPG saya kira tidak soal kalu misalnya di masukkan kata untuk kepentingan pertahanan negara, masuknya juga setelah kata sumber daya alam dan buatan untuk dan seterusnya, tetapi bisa juga saya kira keragaman dan produktivitas dari lingkungan untuk kepentingan pertahanan negara sesuai dengan peraturan perundangan, saya kira kalau ini masuk juga tidak mengurangi substansi bahkan mungkin makin memperjelas persoalan, itu saya kira terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan.

FPDI-P (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Jadi tapi kalau menurut kami ini masukan ini pas masuknya pas,

sebetulnya dalam kalimat yang sama pernah juga diperdebatkan alam dim-dim sebelumnya hanya risalah mungkin dapat membantu kita tapi waktu itu diPanjakan atau diterima tapi kami juga pernah mengusulkan hal yang sama ini

Page 42: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

42

waktu itu kebetulan kami yang menyampaikan dan yang kedua memang bisa juga dikaitkan dengan pasal-pasal lain karena semua orientasinya adalah kesejahteraan seluruh rakyat indonesia tapi kalau dikaitlkan dengan terminologi pendayagunaan itu kalau tidak ada batasan orientasi itu menjadi kurang bermakna juga jadi perlu kita pagari, walaupun juga secara normatif semuanya yang kita lakukan ini dalam kerangka keseluruhan tapi kata terminologi mungkin pendayagunaan menurutt kami bukan kami memaksakan tapi alangkah lebih arif kalau ini sejak awal kita kasih warning kita kasih batasan. Oleh karena itu merujuk pada pembicaraan DIM-DIM sebelumnya sebetulnya risalah bisa bantu kita tapi tidak sekarang, tidak ada salahnya kalau kira merenungkan ini di Panja itu usulan kami, yang kedua saya tidak tahu tadi kawan kami dari FPDIP tapi kalau masuk disini kata peraturan perundangan justru ini pembatasan kalau tidak ada peraturan perundang-undangan interpretasinya lari kemana-mana kalau tidak dibatasi dengan peraturan perundangan ini kira-kira pemikiran dari kami,. Kalau harus masuk kata kesejahteraan seluruh rakyat indonesia demikian pak ketua.

KETUA RAPAT : Karena itulah kami menawarkan kembali kesimpulan, ada empat hal. Yang

pertama kata-kata kesejahteraan seluruh rakyat indonesia, yang kedua kata-kata kepentingan pertahanan sebab pendayagunaan yang dimaksud dalam rangka kepentingan pertahanan, yang ketiga kata sesuai dengan peraturan perundang­undangan, dan yang keempat tempatnya yang pas, dipasal I ni atau dimana. Keempat inilah yang kita bahas dalam panitia kerja dengan memperhatikan pasal­pasal lain yang terkait karena sepertinya sudah empat kali putaran, disini setuju, berubah disini, disana yang berubah, ya mungkin karena pikiran tidak sekali datang. Jadi bisa kita sepakati untuk keempat hal ini kita dalami dalam Panja, setuju?

Ketok 1 X

DIM No. 109 ini jam 16.00 wib, kita mulai lanjutkan sampai jam 17.00 atau jam •6.30, kalau setengah lima kebiasan kita tidak ada istirahat, FPDIP ada perubahan silakan.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Terima kasih, kami perubahannya usul penambahan saja jadi bunyi yang

baru adalah wilayah itu bisa dimanfaatkan untuk pembinaan kemampuan pertahanan dengan tidak mengurangi serta memperhatikan hak-hak dari masyarakat yang diatur dalam peraturan peundang-undangan. Jadi penambahan kata-kata tidak mengurangi serta memperhatikan hak-hak dari masyarakat, terima kasih.

KETUA RAPAT : FPG, silakan

FPG (JR. S.M. TAMPUBOLON) : Terima kasih, jadi didepan kata wilayah kami menambahkan kata bagian

sebab menurut pemahaman kami adalah yang kita dalam hubungannya dengan memperhatikan hak masyarakat ini maka bagian itu yang kita bicarakan bukan wilayahnya sedangkan wilayah ini secara keseluruhan ada hubungannya dengan luar sedangkan yang mengatur ke dalam maka kami mengatakan disini adalah bagian wilayah demikian sementara terima kasih, kemudian kembali kepada peraturan perundangan ini kami juga disini sebetulnya merasakan juga tidak perlu dicantumkan terima kasih.

Page 43: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

43

KETUA RAPAT : FPPP saya kira konkordan dengan judul pak, FKB terkait dengan usul

sebelumnya jadi tidak perlu, Fref perubahan redaksi apa ada hal yang ingin disampaikan, konkordan berarti lewat, jadi ada tiga permasalahan yang pertama yang disampaikan oleh FPDIP memperhatikan hak-hak masyarakat tidak cukup harus ditambahkan kata-kata dengan tidak mengurangi, mungkin ahli bahasa bisa menengahi. Kalau memperhatikan itu apakah didalamnya sudah terkandung pengertian tidak boleh mengurangi.

AHLI BAHASA: Baik terima kasih, dengan mencantumkan memperhatikan hak-hak

masyarakat itu haknya banyak sekali bisa lebih bisa dikurangi bisa ditambah jadi alangkah sayangnya kalau tidak mengurangi sebab didalam memperhatikan hak tercakup didalamnya segala hak, baik lebih, kurang, tentu lebih saya kira sudah termasuk disana. Yang kedua disini ada dua hak, hak masyarakat dan peraturan perundang-undangan dua kata yang mempunyai kedudukan yang sama satu dihilangkan yang lain akan mengurangi makna terima kasih.

KETUA RAPAT : Ada pertanyaan pak Pataniari, kalu usul pemerintah memperhatikan hak

masyarakat dan peraturan perundang-undangan, kalau FPDIP ini sebelum Fraksi menanggapi memperhatikan hak masyarakat yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, kalau ada hak yang belum diatur, adat misalnya kebetulan belum ada Uunya itu bagaimana, tidak perlu diperhatikan. Supaya jelas nanti Fraksi menanggapi, karena itu yang dimaksud atau bagaimana.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Yang pertama-tama masalah hak kami tambah satu hak lagi pak, jadi hak­

hak dari masyarakat. Kemudian masalah tidak mengurangi itu hanya pembatasan saja terima kasih.

KETUA RAPAT : Hak-hak yang dimaksud itu betul-betul hak-hak yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan seperti bapak usulkan atau karena ada hak-hak yang belum diatur dalam UU positif.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Jadi maksud yang diatur termasuk nanti yang belum diatur, jadi artinya

perundang-undangan bertambah terus.

KETUA RAPAT : ltu jawabannya sekarang pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN) : Setelah mencermati usul dari FPDIP rasanya apa yang diinginkan itu

sebenarnya sudah tertampung dalam Pasal lama semuanya Pasal yang diusulkan pemerintah bahkan meskipun Pak Pataniari mengatakan termasuk peraturan perundangan-undangan yang belum diatur sebab akan ada hak-hak itu yang tidak akan pernah diatur tidak akan pernah terpikirkan tetapi sudah menjadi hak oleh sebab itu kita mengakui juga yang disebut hukum tidak tertulis dan sebagainya oleh sebab itu kami tetap kembali keusul kami, sedangkan yang dari FPG sebagian wilayah kami juga kurang sependapat karena kita harus memandang

Page 44: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

44

Indonesia itu sebagai satu kesatuan kalau ada kata bagian nanti ditafsirkan lagi bagian yang mana ini pokoknya seluruh wilayah, seluruh bagian bagiannya dan kalau seluruh bagiannya berarti tidak usah disebutkan kata bagian disini, terima kasih.

KETUA RAPAT : Saya kembalikan kepada Fraksi pengusul dari FPG dulu.

FPDI-P (PATANIARI SIAHAAN): Sebelum ke FPG supaya lebih mudah, kalau yang kami maksudkan

menurut pemerintah sudah termasuk didalam rumusan lama kalau begitu kami bisa menerima dari pemerintah artinya bahwa keterangan tadi bahwa yang dimaksudkan tadi adalah sudah mencakup terima kasih.

KETUA RAPAT : Kalau begitu tinggal FPG, silakan.

FPG (FERDIANSYAH, SE, MM) : Terima kasih pimpinan, kami menambahkan penjelasan yang disampaikan

rekan kami terdahulu, bahwa kita memahami bahwa seluruh wilayah indonesia itu bsa digunakan untuk kepentingan pertahanan negara nah mungkin ada katakanlah kita pada aplikasinya nanti ini mengait pada pasal yang akan datang mengenai tempat ataupun wilayah latihan militer ada penentuan-penentuan yang digunakan ataupun bagian-bagian wilayah yang dipergunakan secara khusus, nah dari situlah Jatar belakang pemikiran kami mengapa mengusulkan kata bagian dimunculkan kami memahami memang seluruh wilayah indonesia bisa digunakan itu pasti tapikan ada penentuan wilayah atau penentuan bagian dari wilayah yang sesuai tadi kalau berdasarakan diskusi adalah berdasartkan RUTR yang ada yang cocok sebagai wilayah tempat daripada untuk kepentingan pertahanan negara. ltu pimpinan terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi kata-kata bagian dianggap penting masuk disini, sedangkan untuk

ketentuan peraturan perundang-undangan kita kinkordan dengan sebelumnya. Silakan pemerintah jadi tinggal satu masalah, wilayah Indonesia atau bagian wilayah Indonesia.

PEMERINTAH (MENHAN) :

PEMERINTAH/MENHAN: Saya kurang paham dengan penjelasan bahwa kalau kita memerlukan suatu bagian yang diperlakukan khusus, lalu mengharuskan didalam pasal ini juga menyebut kata "bagian" sebab tanpa menyebut itu-pun sebenarnya kalau kita memerlukan satu bagian khusus dengan keperluan khusus juga sudah teryampung disini, sehingga tidak perlu menyebutkan tetapi kalau disini menyebut bagian bisa timbul penafsiran macam-macam itu nanti, bagian yang mana atau ada bagian yang boleh tidak, kita katakan seluruh wilayah, kekhususanya nantikan didalam kebijakan setiap kasus/program, meskipun begitu mungkin pokja mau nambah, terima kasih.

KETUA RAPAT: Ya, jadi tinggal satu masalah bagaimana F.PDIP atau F.TNI/POLRI dulu.

Page 45: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

45

F.TNIIPOLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP, MSc, MM): Karni tetap sependapat dengan rancangan dari Pernerintah, sebetulnya ini

sudah diatur didalarn arnandernen UUD, jadi kalau kita baca arnandernen UUD itukan Bab IX a, Indonesia adalah negara kepulauan dan wilayah dana batas­batas yang hak-haknya ditetapkan dengan UU, sekarang perrnasalahanya UU tentang wilayah negara ini belurn ada, oleh karena itu pengertian disini, wilayah negara karni tidak sependapat dengan usulan dari F.PG, kalau bagian wilayah negara itu tidak pak, yang dirnaksudkan disini baik keseluruhan wilayah itu bisa dirnanfaatkan untuk kepentingan pertahanan, bagairnana rnengaturnya itu diatur dengan UU Batas Wilayah Negara ataupun khusus kalau rnernang yang dirnaksudkan disini adalah yang hak rnasyarakat dan peraturan perundang­undangan ini dimasukan dalam UU itu pak wilayah negara itu tadi pak, terima kasih.

KETUA RAPAT: F.PPP

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Tetap dengan rurnusan Pernerintah.

KETUA RAPAT: F.KKI.

F.KKI (DRS. H.A. HAMID MAPPA): Setelah rnendengar komentar dari ternan-ternan, yang terakhir oleh

F.TNI/POLRI rnaka kami setuju dengan apa yang telah diutarakan oleh Pemerintah.

KETUA RAPAT: F.PDKB.

F.PDKB (PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO): Setuju dengan versi Pernerintah.

KETUA RAPAT: F.KB.

F.KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE): Sarna.

KETUA RAPAT: Fraksi Reforrnasi, saya kernbalikan kepada F.PG.

F.PG (IR. S.M. TAMPUBOLON): T erirna kasih Pak Ketua. Sebenarnya kita faham bahwa wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan

pembinaan kernampuan pertahanan dengan mernperhatikan hak rnasyarakat dan peraturan, itu kita sudah faham sebetulnya, curna stresing kita didalarn pernaharnan karni didalam pencamtuman ini adalah yang perlu kita atur adalah bagian wilayah ini yang masih tersisa, karena kalau wilayah itu sendiri sudah tidak ada persoalan saya kira pernaharnan kita, tetapi bahwa pikiran kita apa sebetulnya rnakna, kita berfikir bagian wilayah itu yang akan diatur nanti, rnisalnya didaerah a, b, c, dan sebagainya itu yang kita rnaksudkan sebetulnya dalarn pernaharnan kita untuk UU ini bukan bahwa karni tidak seluruhnya, jadi dalam

Page 46: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

46

hubungan ini bagian itu dianggap penting, oleh karena itu kalau bisa kita perdalam kita lihat di Panja nanti, terima kasih.

KETUA RAPAT: Jadi Suadara Pemerintah, tolong dijelaskan kepada kami, ini ada kata-kata

"dapat" belum dalam kenyataan, sesuatu yang bisa, nah kalau sesuatu yang bisa itu seluruhnya atau memang sudah diplot.

PEMERINTAH/MENHAN: Baik, kalau pertanyaanya kalau wilayah Indonesia itukan kita sudah faham

kita, sehingga perlu ada kata "bagian" justru itu kita pasang disini "wilayah" agar nanti tidak ada yang menghalangi atau dengan alasan mungkin yang lebih lemah dibandingkan dengan kepentingan pertahanan sebab kalau sudah wilayah ya wilayah mana saja, setiap bagianya, kalau kata "dapat" ya tidak absolut artinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kalau memang ada keperluan, tentu ada dasar-dasar pertimbangan ketikan sebuah keperluan itu dikemukakan, terima kasih.

KETUA RAPAT: Silahkan.

F.PDIP (PATANIARI SIAHAAN): Kami melihat usul inikan mungkin hanya merupakan dari Pembukaan

UUD'45 "melindungi segenap tumpah darah " jadi otomatis ya segenap wilayah itu maksudnya.

KETUA RAPAT: Jadi karena yang dipertahankan itu seluruh wilayah berarti seluruh wilayah

juga bisa dipergunakan untuk kepentingan, itu dasarnya pertimbangan, bagaimana F.PG.

F .PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS): ltu barangkali yang menyangkut dengan kata dapat saja sebetulnya, dapat

dimanfaatkan, kalau kita lihat pengertian kata dapat dimanfaatkan artinyakan tidak seluruh wilayah Indonesia ini dimanfaatkan tapi ada bagian-bagain yang dapat dimanfaatkan dan ada bagian-bagian yang sebetulnya tidak perlu dimanfaatkan sebagai latihan militer dengan radius tertentu, ada radius yang tidak boleh digunakan oleh non militer tapi ada pula yang sebetulnya dapat digunakan, kira­kira pengertianya itu yang bisa kami sampaikan, terima kasih.

KETUA RAPAT: Silahkan tambahan.

F.PDIP (K.H. ACHMAD ARIS MUNANDAR, MSc): lni kalau bagian wilayah itu sudah jelas termasuk wilayah, tapi kalau

wilayah saja, bagian itu sudah masuk ke wilayah itu sendiri, namun wilayah itu skup-nya lebih luas dan ini tidak ada kaitanya dengan acuan tadi, tidak ada kaitanya dengan latihan-latihan tadi, kalau latihan jelas itu sudah jauh dari rakyat, oleh sebab itu wilayah Indonesia itu saya rasa lebih tepat, terima kasih.

F.PDIP (FIRMAN JAYA DAELI, SH): Jadi usulan Pemerintah, kami kan sudah mencabut tadi ya, kemudian

dalam konteks ini kami berbeda dengan F.PG, karena menurut kami sebetulnya tidak punya korelasi dapat dengan pemilahan antara wilayah dengan bagian itu

Page 47: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

47

karena pnnsrpnya adalah memang keseluruhan wilayah dulu, soal terminologi "dapat" itu tidak bisa dipertentangkan dengan kalau misalnya kita bilang dapat maka seolah-olah hanya bagian-bagian tertentu, karena menurut kami dapat itu struktur kalimatnya disini adalah untuk mempertegas prinsip bahwa ini keseluruhan, jangan sampai karena ada dapat maka seolah-olah ada kecanggungannya, ada peluang bahwa daerah lain tidak boleh, bagian lain bisa, tapi prinsip dulu ini semua, jadi kalau kita sama-sama kembali ke jalan yang bagus tidak ada soal ini diselesaikan disni saja pak, terima kasih.

KETUA RAPAT: F.PG bagaimana.

F.PG (FERDIANSYAH, SE, MM): Pimpinan kami berpandangan juga atau kami juga malihat kaitanya dengan

DIM yang akan datang karen a pad a DIM 110 karena kami memandangnya waktu itu kaitannya yang akan datang yaitu DIM 110 mengatakan diantaranya wilayah yang digunakan sebagai instalasi militer, pengertian kami atau pemahaman kami tidak seluruh wilayah itu bisa digunakan sebagai instalasi militer, kaitanya dengan DIM 109 ini sebagai pengantar untuk memasuki wilayah bag ian daripada instalasi militer diantaranya seperti itu, Jadi kami F .PG sangat memahami bahwa satu keutuhan wilayah itu bicara wilayah yang dimaksud sesuai dengan yang diamandemen UUD,45 kami sangat memahami, namun hal ini adalah DIM yang mengantar yang akan disampaiakn pad a DIM selanjutnya yaitu DIM 110 sehingga kami memandang penting memasukan kata-kata "bagian" itu Pimpinan alasan kami, terima kasih.

KETUA RAPAT: Kalau begitu ketemu pintu masuknya ini, pertanyaanya kepada Pemerintah,

apakah pembinaan kemampuan pertahanan itu identik dengan pembangunan instalasi militer dan tempat latihan militer.

PEMERINTAH/MENHAN: Tidak identik itu hanya bagian, tetapi begini.

KETUA RAPAT: Justru itu jawaban yang kita perlukan, jadi untuk pembinaan kemampuan

pertahanan meliputi seluruh wilayah, untuk ini banyak jenis kegiatanya antara lain pembangunan instalasi militer, untuk pembangunan instalasi militer tidak boleh seluruh wilayah tapi hanya bagian-bagian tertentu, untuk kegiatan lain bagian tertentu tapi untuk pembinaan kemampuan pertahanan secara menyeluruh memang meliputi wilayah Indonesia, apakah logika berfikir seperti itu, nah sekarang yang kita perdebatkan ini adalah pembinaan kemapuan pertahanan secara nasional, silahkan.

PEMERINTAH/MENHAN: Saya kira sudah terjawab Ketua Pansus bahwa.

KETUA RAPAT: Saya tidak punya kompetensi untuk menjawab pak, saya cuma

memperjelas gambaran debat pembicaraan kita, saya kembalikan kepada fraksi pengusul F.PG.

Page 48: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

48

F.PG (FERDIANSYAH, SE, MM): Mencerrnati daripada pernbahasan yang cukup rnendalarn,. Kalau

diperkenankan dan dan atas kerendahan hati ternan-ternan, karni usulkan untuk di Panjakan, itu Pirnpinan.

KETUA RAPAT: Ada usul di Panja, bagirnana, ya silahkan.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP, MSc, MM): lni yang dirnaksudkan pernbinaan kernarnpuan pertahanan tadi yang

dirnaksudkan oleh Pirnpinan bahwa wilayah ini bisa dipakai, digunakan, dirnanfaatkan untuk pernbinaan kernarnpuan baik kornponen utarna pertahanan, kornponen pendukung rnaupun kornponen cadangan, jadi bukan hanya instalasi atau untuk daerah latihan tapi apa yang didalarn wilayah jadi atas perrnukaan itu bisa kita rnanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan itu digunakan harus rnernperhatikan hak-hak rnasyarakat yang lanjutnya itu nanti akan diatur dalarn UU, dernikian pak.

KETUA RAPAT: lni ada tawaran dari F.PG tentu tawaranya itu dikandung rnaksud

rnernperhatikan pernbicaraan yang berkernbang disini, tidak rnulai dari nol disana, bagairnana kita bisa rnenerirna dibahas di Panja dengan rnernperhatikan sernangat yang berkernbang disini cenderung untuk rnenyatrakan bahwa yang dirnaksud disitu adalah wilayah yang sebenarnya, silahkan Pernerintah.

F .KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE): Sebentar Pirnpinan, rnenurut saya karena harnpir sernua fraksi sudah

sepakat kecuali hanya satu fraksi, apakah ini rnasih harus kita bawa ke Panja, kalau kaitanya dengan F.PG tadi itu rnisalnya soal bagian dan segala rnacarn ini kita perlu tengok berikutnya Pasal 110 disitu ada terkait, saya kira itu, sehingga rnenurut saya sekali lagi karena ini sudah sernuanya disitu dan pernaharnanya saya kira sudah jelas rnaka saya kira tidak perlu dibawa ke Panja selesai disini, terirna kasih.

KETUA RAPAT: Bagairnana F.PG, ada harapan dan perrnintaan.

F.PG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS): Karni yang jelas sudah rnaksirnal untuk rnenyarnpaikan pikiran-pikiran karni

tapi karni juga rnernaharni apa yang disarnpaikan oleh kawan-kawan sernua, sernangat karni adalah sernangat dernokrasi jadi oleh karena itu karni rnengikuti yang banyak lah, terirna kasih.

KETUA RAPAT: Baik, dengan dernikian untuk DIM 109, kita lanjutkan pak ya, DIM 110

"wilayah yang digunakan sebagai instalasi rniliter dan latihan rniliter yang strategis dan perrnanen ditetapkan dengan PP" artinya tidak boleh seenaknya ditentukan begitu barangkali ya, ada tidak arnandernen ini, ada ~enolakan disini, saya kira sernangatnay disitu Pernerintah ya bahwa untuk penentuan latihan rniliter tidak boleh seenaknya panglirna rnenentukan disitu, tidak boleh rnenteri rnenentukan tapi harus dengan PP, setuju ini?

(RAPAT SETUJU)

Page 49: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

49

DIM 112 "dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara Pemerintah melakukan penelitian dan pengembangan industri dan teknologi dibidang pertahanan" DIM 111 oh ya ada silahkan F.KKI.

F.KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT): F.KKI oleh karena sudah diketok yang DIM 110 tadi itu, yang tambahan ini

itu tambahan ayat pak, jadi ayat (4) ini dicabut oleh karena sudah termasuk di ayat (2) kemudian yang tambahan ayat baru itu itu adalah yang ayat (3) inipun ya kalau memang ini teman-teman bisa memahami.

KETUA RAPAT: Ya ini permintaanya memelas, kawan-kawan bisa memahami, silahkan

pemerintah dulu.

PEMERINTAH/MENHAN: Menurut catatan kami, yang satu itu untuk mendukung penyelenggaraan

pertahanan nasional, sebenarnya sudah tercakup didalam pasal sebelumnya seperti bapak katakan tadi, jadi dua-duanya ini sebenarnya sudah tercakup dari yang kita diskusikan tadi.

KETUA RAPAT: Jadi usul bapak itu sebenarnya sudah difahami sebelum bapak

mengajukan disini.

F.KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT): Oke setuju.

KETUA RAPAT: Setuju?

(KETOK SATU KALI)

DIM 112 "dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara Pemerintah melakukan penelitian dan pengembangan industri dan teknologi dibidang pertahanan" F.PG saya kira ini "serta" saja ini semantik, F.PPP terkait dengan judul, F.KB terkait dengan judul, F.Reformasi pembinaan sama dengan pengembangan tadi sudah dijawab oleh ahli bahasa pak, F.TNI/POLRI tetap sehingga dengan demikian saya kira kita bisa menerima DIM 112 ya, baik.

(KETOK SATU KALI)

Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana diamksud dalam ayat (1) ada yang minta didrop, F.PPP silahkan, F.Reformasi saya kira konkordan juga dengan judul ini ya Menhankam, bagaimana F.Reformasi pas, pas artinya konkordan, tidak ada jadi kita bisa sepakati ini karena hanya F.Reformasi yang mengusulkan dan menyatakan .. setuju ?

(RAPAT SETUJU)

DIM 114, dari F.KB penambahan bab baru keadaan bahaya dan hukum militer, silahkan F.KB.

Page 50: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

50

F.KB (DRS. A. EFFENDY CHOIRIE): lni saya kira juga terkait dengan pikiran sebelumnya tetapi kalau bisa

didiskusikan tidak soal tapi kalau misalnya dianggap tidak perlu ya saya kira tidak soal, terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik, dengan demikian kita dapat berasumsi bahwa F.KB tidak keberatan

dengan kembali ke RUU, setuju?

(RAPAT SETUJU)

DIM 115 Bab V Pengawasan, F.PG didrop, kenapa.

F.PG (JR. S.M. TAMPUBOLON): Terima kasih Pak Ketua. Jadi F.PG memang mendrop Bab Pengawasan ini karena ini dikaitkan

terutama dengan peranan DPR terhadap pengawasan, pemahaman daripada F.PG maka bukan hanya pertahanan ini, seluruhnya itu adalah dalam pengertian fungsi DPR pengawasan pembuatan UU dan APBN ini sudah menjadi seluruhnya dan setiap 3 bulan kita melalui mekanisme Rapat Kerja ini sudah kita laksanakan, kenapa secara eksplisit harus secara khusus bahwa pertahanan ini harus dicantumkan disini lagi dengan pengawasan ini, jadi ini yang menjadi alasan kami, jadi kami merasa tidak perlu lagi ini, apabila demikian seluruhnya nanti departemen-departemen terkait kita harus mencantumkan ini, kecuali ada hal-hal tertentu-pun sudah kita tentukan, misalnya saja pernyataan negara dalam keadaan bahaya harus persetujuan dari DPR, misalnya pengangkatan panglima, sudah ada kita atur, kecuali ada hal-hal tertentu yang masih kita rasakan diperlukan untuk pengawasan, mari kita kaji tetapi tidak keseluruhan dari ini harus lagi kita cantumkan, harus diawasi, itu saja sementara, terima kasih.

KETUA RAPAT: Kelihatanya masalahnya memang Tatib DPR ini, silahklan Pemerintah

kenapa dimasukan ini pak.

PEMERINTAH/MENHAN: Ketua Pokja, tetapi kalau boleh saya kira nampaknya agak panjang diskusi

1m, bisa menjadi mulai meteri pertama besok siang, tapi Pokja saya kira bisa menjelaskan.

PEMERINTAH/KETUA POKJA (GOFAR SUWARNO): Jadi kami mencantumkan ini memberikan peluang atau memberdayakan

fungsi dari DPR tetapi kalau itu memang sudah dianggap inheren, ya sudah ya terima kasih.

KETUA RAPAT: Mustinya kalau fraksi lain setuju dikeluarkan, bapak juga tidak keberatan

untuk mengeluarkan, silahkan F.PPP dulu pak.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Saya kira ini memerlukan satu diskusi yang agak lebih mendalam, saya kira

bagaimana kalau saya usulkan besok saja kita lanjutkan, terima kasih.

Page 51: RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-035711-1603.p… · FRAKSI PDU 1. PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY FRAKSIPDKB

51

KETUA RAPAT: Ada usul supaya ini dimulai sebagai materi pertama, dengan kesediaan dan

kejelasan untuk hadir memenuhi kourum. Baik, kalau tidak ada hal-hal yang sangat urgen, izinkan saya untuk

menutup rapat ini, cukup produktif hari ini ada 16 DIM yang kita selesaikan tapi syukur satu kemajuan dibanding yang kemarin maka dengan demikian dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, izinkan kami menutup rapat pada sore hari ini dan dibuka besok kembali pada pukul 13.00 WIB terima kasih.

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore dan selamat melaksanakan tugas berikutnya.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 16.35 WIB)

Jakarta, 17 Juli 2001 a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT

~~{ DRS. ISKANDAR N. BASRI

NIP.210001160