lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160920-rb10r119t-terjemahan... · iv....
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia
SKRIPSI
Restu Murtiningtyas
0705100315
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI PRANCIS
DEPOK
2010
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia ii
UNIVERSITAS INDONESIA
Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Humaniora
Restu Murtiningtyas
0705100315
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI PRANCIS
KEKHUSUSAN LINGUISTIK
DEPOK
2010
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Restu Murtiningtyas
NPM : 0705100315
Tanda Tangan :
Tanggal :
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama : Restu Murtiningtyas NPM : 0705100315 Program Studi : Sastra Prancis Judul Skripsi : Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke
Bahasa Indonesia Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Rahayu Surtiati Hidayat (……………………….) Penguji I : Dr. Tresnati Sridwiani Solichin(……………………….) Penguji II : Tito W. Wojowasito, DEA (……………………….) Ditetapkan di : Depok Tanggal :
Dekan Dr. Bambang Wibawarta S.S., M.A. (NIP: 196510231990031002)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia v
KATA PENGANTAR
Syukur tak henti-hentinya saya ucapkan kepada Al Malik, Al Fattah, Al
Basit, Allah SWT atas segara anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke
Bahasa Indonesia ini. Saya tentu tidak dapat menyelesaikan penelitian ini sendiri
tanpa bantuan dari orang-orang di sekitar saya. Rasa terima kasih saya sampaikan
kepada mereka ini.
1. Dr. Rahayu Surtiati Hidayat, atas sifat keibuannya yang bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing saya selama penelitian ini
berlangsung, juga kesabarannya untuk mendengarkan keluh kesah dan
kesulitan yang saya hadapi.
2. Dr. Tresnati Sridwiani Solichin, terima kasih untuk diskusi yang
menyenangkan dan kesediaan beliau untuk memeriksa setiap detil dari
penelitian ini agar mencapai kesempurnaannya.
3. Tito W. Wojowasito, DEA, matur nembah nuwun untuk setiap percakapan
yang selalu memberikan ide baru dan semangat baru bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Risnowati Martin, terima kasih atas pelajaran yang akan terus melekat
di kepala saya. “Laci-laci” itu tidak lagi hanya untuk mengisi monème,
synthème, dan syntagme, tetapi juga saya terapkan di kehidupan sehari-
hari. Linguistik, bukan pilihan yang salah untuk saya.
5. Mbak Diah “Deka” Kartini Lasman, yang selama hampir lima tahun ini
menjadi pembimbing akademik yang menyenangkan.
6. Bapak dan Ibu pengajar program studi Prancis, “tout ce que vous m’avez
donné est très précieux”.
7. Bapak dan Ibu, terima kasih untuk setiap doa yang mengalir dalam tubuh
ini, yang selalu menjaga saya, dan memberi kebahagiaan. Terima kasih
untuk semua harapan yang membagun jiwa ini. Maafkan anakmu atas
amarah dan serapah yang selalu kau terima dengan lapang dada. Semoga
penelitian ini dapat memberikan kebanggaan kecil di hati kalian.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia vi
8. Mas Wiwid dan Dede Dian, terima kasih untuk selalu menjadi motivator
terbesar untuk saya. “Nothing can separate us, since picking crayons is the
hardest problems until we are graying.”
9. My support system, Susilo Wirawan, terima kasih untuk semua hal kecil
yang bisa membuat saya tersenyum sekaligus menangis. Terima kasih
untuk lebih banyak memberi semangat dibanding bertanya. Terima kasih
untuk warna merah muda di hidup saya.
10. Tim linguistik 2005, Maretta “Marutto” Kartika Sari “You aren’t my
ordinary fellow, you are encyclopedia” dan Ismirani Mardalena “Having a
discussion with you is timeless”.
11. Mes meilleures amies, Referika Rahmi, Pradila Galuh Savitri, dan Dames
Nurceny “if I could pick some names to be my soulmates, it could be three
of you.” Terima kasih untuk setiap perjalanan waktu yang berharga,
sahabat.
12. Teman-teman Prodi Prancis 2005, terutama “The Jajiers”, para penghuni
perpustakaan FIB. Terima kasih Siska Martina, Sakya Anindhita, Sherilla,
Sarma Dahita, Aditya, Eka M Ilham, Anggraldina, Keyne Marbun, Dilla
Natasia, dan Nurul Izza untuk semua waktu yang menyenangkan. “J’ai
trouvé la plus belle chose dans la vie. C’est vous.”
13. Kakak sekaligus teman terbaik, Khalid Soroinda Nasution dan
Ferdiansyah, terima kasih untuk selalu dapat menyisihkan waktu untuk
menjadi pendengar yang baik. Berpetualang dengan kalian seperti berjalan
di tengah rimba, selalu bertemu hal baru yang tidak disangka. Rizqa Shanti
Lubis, pertemanan kita layaknya donor darah berupa transfusi motivasi.
“One’s life has value so long as one attributes value to the life of others, by
means of love, friendship, indignation and compassion” (Simone de Beauvoir)
Penulis,
Restu Murtiningtyas
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah
ini:
Nama : Restu Murtiningtyas
NPM : 0705100315
Program Studi : Prancis
Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tangerang
Pada tanggal :
Yang menyatakan
(Restu Murtiningtyas)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………...iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv KATA PENGANTAR…………………………………………………………….v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………….vii ABSTRAK………………………………………………………………………viii ABSTRACT……………………………………………………………………..viii RESUMÉ DU MÉMOIRE………………………………………………………..ix DAFTAR ISI……………………………………………………………………....x DAFTAR TABEL………………………………………………………………...xi DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...xii 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….....2 1.3 Tujuan…………………………………………………………………...3 1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………………..3 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian……………………………………………………3 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..3 1.5.3 Teknik Analisis Data………………………………………………...4
2. KERANGKA TEORI 2.1 Perihal Penerjemahan……………………………………………………5
2.1.1 Teknik Penerjemahan………………………………………………..6 2.1.2 Perpadanan dalam Penerjemahan……………………………………7 2.1.2.1 Padanan Tekstual……………………………………………….7 2.1.2.2 Kesejajaran Bentuk……………………………………………..7 2.1.3 Padanan Zero dan Padanan Nil……………………………………...8 2.1.3.1 Padanan Zero…………………………………………………...8 2.1.3.2 Padanan Nil……………………………………………………..9 2.1.4 Pergeseran dalam Penerjemahan…………………………………….9 2.1.4.1 Transposisi atau Pergeseran…………………………………….9 2.1.4.2 Modulasi……………………………………………………….11
2.2 Konteks………………………………………………………………...11 2.3 Situasi…………………………………………………………………..12 2.4 Interjeksi………………………………………………………………..12 2.4.1 Kelas Kata dalam BP……………………………………………12 2.4.2 Kelas Kata dalam BI…………………………………………….15
3. ANALISIS…………………………………………………………………….18 3.1 Interjeksi-Nomina...............................................................................19
3.2 Interjeksi-Adjektiva............................................................................24 3.3 Interjeksi-Adverbia.............................................................................36
4. KESIMPULAN……………………………………………………………….47 4.1 Temuan................................................................................................47 4.2 Diskusi.................................................................................................49
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia xi
DAFTAR REFERENSI………………………………………………………...50 LAMPIRAN……………………………………………………………………..51
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perincian jumlah data (kalimat) yang mengandungi interjeksi..............15 Tabel 3.2 Hasil Analisis Padanan Interjeksi-Nomina dalam BP ke BI..................38 Tabel 3.3 Hasil Analisis Padanan Interjeksi-Adjektiva dalam BP ke BI...............38 Tabel 3.4 Hasil Analisis Padanan Interjeksi-Adverbia dalam BP ke BI................39
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia xiii
DAFTAR SINGKATAN
AS : Les Six Compagnons et Les Agents Secrets
BH : Lou! Buku Harian
BI : Bahasa Indonesia
BP : Bahasa Prancis
BSa : Bahasa Sasaran
BSu : Bahasa Sumber
CR : Les Six Compagnons de la Croix-Rousse
DM : Lou! Di Mortebouse
Fr : Frasa
Int : Interjeksi
JI : Lou ! Journal Infime
Kal : kalimat
Konj : Konjungsi
Kt : Kata
LM : Lou! Mortebouse
MAR : Enam Sahabat Menangkap Agen Rahasia
MPK : Enam Sahabat Mencari Penculik Kafi
TSa : Teks Sasaran
TSu : Teks Sumber
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia viii
ABSTRAK
Nama : Restu Murtiningtyas Program Studi : Prancis Judul : Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia Skripsi ini membahas terjemahan interjeksi dari Bahasa Prancis (BP) ke Bahasa Indonesia (BI). Fokus pada penelitian ini terletak pada interjeksi BP kategori nomina, adjektiva, dan adverbia. Interjeksi BP yang terhimpun dianalisis dari segi perpadanan terhadap BI. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka yang dikhususkan pada penelitian terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks dan situasi merupakan faktor utama penentu makna interjeksi. Sesuai dengan konteksnya interjeksi BP memiliki makna berbeda sehingga padanannya dalam BI berbagai bentuk. Kata kunci : Interjeksi Bahasa Prancis, Interjeksi Bahasa Indonesia, Perpadanan
ABSTRACT
Name : Restu Murtiningtyas Study Program : French Literature Title : The Translation of French Interjection into Indonesian This study discusses the translation of French interjection into Indonesian. The focus of this research lies on French interjections which are categorized in noun, adjective, and adverb. Afterwards, we conduct the equivalent analysis from the French interjections that had been obtained towards Indonesian. This research uses the library research method which is specified on translation method. The result of this research shows that the context and the situation are the prime determinants of the meaning of the interjection. In accordance to its context, French interjection has various meanings, thus it has various equivalent forms in Indonesian.
Key words:
French interjection, Indonesian interjection, the equivalent
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
Universitas Indonesia ix
RESUMÉ DU MÉMOIRE
Nom : Restu Murtiningtyas Département : France Titre : La Traduction de l’Interjection Française à la Langue
Indonésienne Ce mémoire a pour objectif d’analyser la traduction de l’interjection française à la langue indonésienne. La concentration de cette recherche est les interjections françaises qui ont été catégorisées dans le nom, l’adjective, et l’adverbe. À partir des interjections françaises qui ont été obtenues, on fait l’analyse d’équivalent sur la langue indonésienne. Cette recherche utilise la méthode de la recherche documentaire qui est spécifiée à la recherche de la traduction. Le résultat de cette recherche montre que le contexte et la situation sont les déterminants du sens de l’interjection. À l’accordance à son contexte, l’interjection française a plusieurs sens, il a donc plusieurs formes équivalentes dans la langue indonésienne. Les mots clés: L’interjection française, l’interjection indonésienne, l’équivalent
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
1
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Penerjemahan merupakan proses penyampaian makna dari sebuah teks
sumber (yang selanjutnya disingkat TSu) dalam bahasa sasaran (BSa) sesuai
dengan maksud penulis TSu” (Newmark, 1988:5)1. Terjemahan tidak akan
pernah sama dengan teks sumbernya. TSu dapat diterjemahkan secara
berbeda-beda sehingga menghasilkan teks sasaran (yang selanjutnya disingkat
TSa) yang berbeda pula.
Begitu pula halnya dengan penerjemahan interjeksi. Sebagai sebuah unsur
dalam sistem bahasa, interjeksi dapat dikenali karena memiliki pola tertentu.
Interjeksi ditemukan di dalam ragam lisan karena fungsinya adalah untuk
menyatakan reaksi atau perasaan seseorang. Namun, adakalanya interjeksi
disampaikan melalui media tulis, seperti halnya dialog dalam komik dan
novel. Kridalaksana (2007:120) menyatakan, “interjeksi adalah kategori yang
bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaktis tidak
berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran.”
Dalam kasus interjeksi, terjemahannya dapat berbeda-beda sesuai dengan
konteks ujarannya. Contoh:
(1) Bon…ben bonnes vacances, alors… (LM, 2005:6) (a) Hm… Selamat berlibur ya… (DM, 2007:6)
1 “Translation is rendering the meaning of a text into another language in the way that the
author intended the text.” (Newmark, 1988:5)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
2
Universitas Indonesia
(2) Bon, ben c’est sûr, on n’en fera pas un tube… (LM, 2005:3) (b) Jelas kita gak bisa ke kafe… (DM, 2007:3) (3) Bon, ben Richard et maman, c’est une affaire qui roule…(LM, 2005:47) (c) Akhirnya ibu dan Richard jadian juga. (DM, 2007 :47)
Contoh (1), (2), dan (3) di atas merupakan cuplikan dialog Prancis yang
mengandungi interjeksi. Di dalam ketiga ujaran itu, terdapat interjeksi yang
sama, yakni bon, ben. Namun, terjemahan interjeksi itu dalam BI berbeda-
beda. Pada contoh pertama, interjeksi bon, ben memiliki padanan interjeksi
hm. Konteks ujarannya adalah ketika seseorang mengucapkan selamat berlibur
kepada pihak yang lain dengan tidak bersemangat karena lawan bicaranya
menganggap liburan yang akan dilewatinya tidak menyenangkan. Dalam
konteks itu, interjeksi hm dalam BI berbentuk seruan biasa dan memiliki
makna sikap tidak bersemangat.
Pada contoh kedua, interjeksi bon, ben berpadanan zero. Konteks
ujarannya adalah ketika seseorang tidak memiliki uang untuk pergi berlibur,
bahkan untuk pergi ke kafe. Dalam kasus ini, interjeksi BP tidak mendapat
padanan formal dalam BI. Penerjemah tidak memberi padanan atas interjeksi
BP sehingga interjeksi BP tersebut (bon, ben) memperoleh padanan zero.
Sementara itu, pada contoh ketiga, interjeksi bon, ben memiliki padanan
adverbia akhirnya. Konteks ujarannya adalah ketika penutur merasa usahanya
selama ini untuk menjodohkan ibunya dan teman ibunya, Richard, tidaklah
sia-sia. Adverbia akhirnya dalam BI memiliki makna perasaan lega.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sesuai
dengan konteksnya interjeksi BP yang sama memiliki makna berbeda
sehingga padanannya dalam BI berbagai bentuk. Oleh karena itu, saya tertarik
untuk menelisik interjeksi BP dan padanannya dalam BI.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah bagaimana interjeksi BP mendapat
padanan dalam BI.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
3
Universitas Indonesia
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perpadanan
interjeksi BP dalam BI.
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian ini akan dibatasi pada interjeksi BP yang memiliki bentuk
nomina, adjektiva, dan adverbia. Penelitian ini akan meninjau padanan
interjeksi BP dalam BI dari makna dan bentuk serta pergeseran yang terjadi.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam bagian ini akan dibahas tiga aspek penelitian, yakni metode
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1.5.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research atau
telaah pustaka. Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari
teks fiksi yang menjadi sumber data.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Korpus data penelitian ini diambil dari teks fiksi BP yang diterjemahkan
ke dalam BI, seperti komik dan novel: dua buah komik yang diterjemahkan
oleh Rahayu Surtiati Hidayat (2007) Lou! Mortebouse, dan terjemahannya
Lou! Di Mortebouse serta Lou! Journal Infime dan terjemahannya Lou! Buku
Harian. Selain itu, dua buah novel karya Paul-Jacques Bonzon yang
diterjemahkan oleh Ida Sundari Husen (1985), yakni (1) Les Six Compagnons
et Les Agents Secrets (1969) dan terjemahannya Enam Sahabat Menangkap
Agen Rahasia, dan (2) Les Six Compagnons de la Croix-Rousse
(Hachette:1961) dan terjemahannya Enam Sahabat Mencari Penculik Kafi.
Dari sumber itu, dicari kalimat yang mengandungi interjeksi dan padanannya
yang terdapat dalam buku terjemahannya. Ditemukan 75 kalimat yang
diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya. Lalu, dilakukan analisis interjeksi
BP dan melihat padanannya dalam BI.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
4
Universitas Indonesia
1.5.3 Teknik Analisis Data
Hal pertama yang saya lakukan dalam menganalisis data adalah
mengelompokkannya sesuai dengan kelas katanya. Korpus data berupa
kalimat yang mengandung interjeksi dalam BP dan terjemahannya dalam BI.
Interjeksi BP yang terhimpun memiliki bentuk nomina, adjektiva, dan
adverbia. Kemudian, TSu dan Tsa didampingkan untuk analisis padanan yang
mengacu pada teori Catford (1965), lalu analisis pergeseran yang mengacu
pada teori Catford (1965) dan teori Newmark (1988).
Pada bab selanjutnya, akan dipaparkan teori-teori yang melandasi
penelitian mengenai penerjemahan interjeksi BP ke BI ini.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
5
Universitas Indonesia
BAB 2 KERANGKA TEORI
Sebagai landasan penelitian ini, teori yang akan digunakan adalah yang
ditawarkan oleh Newmark (1988), Larson (1984), Hoed (2006), dan Baker
(1992). Berbagai teori tersebut digunakan karena teori yang satu dengan yang
lainnya saling melengkapi. Teori mengenai perpadanan dalam penerjemahan
memakai teori Catford (1965). Teori mengenai pergeseran dalam
penerjemahan memakai teori Newmark (1988) dan teori Catford (1965). Teori
mengenai konteks dan situasi menggunakan teori Kridalaksana (2008).
Konsep mengenai interjeksi BP dan BI mengacu pada Grevisse (1980) dan
Kridalaksana (2007). Selain itu, konsep kelas kata dalam Bahasa Indonesia
mengacu pada Kridalaksana (2007) dan konsep kelas kata dalam Bahasa
Prancis mengacu pada Grevisse (1980).
2.1 Perihal Penerjemahan
Dalam teori penerjemahan, Newmark (1988:5) menyatakan bahwa
penerjemahan adalah kegiatan menyampaikan pesan atau makna dari sebuah
teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan maksud penulis teks. Sedangkan
Larson (1984:3) mengemukakan bahwa pada dasarnya penerjemahan adalah
hal yang meliputi perubahan bentuk, yakni bentuk kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dsb. yang terucap ataupun tertulis. Hoed (2006:23) berpendapat
bahwa penerjemahan merupakan kegiatan mengalihkan pesan dari suatu teks
bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran secara tertulis. Menurut saya,
ketiga pengertian di atas dapat saling melengkapi satu sama lain. Dari ketiga
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan merupakan proses
penyampaian pesan dari satu bahasa ke bahasa lain yang berakibat perubahan
bentuk.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
6
Universitas Indonesia
2.1.1 Teknik Penerjemahan
Hoed (2006:72-78) mengemukakan sembilan teknik penerjemahan, yakni :
1) Transposisi: Dengan mengubah struktur kalimat untuk mendapatkan
terjemahan yang benar.
2) Modulasi: Dengan memberikan padanan yang berbeda sudut pandang arti atau
lingkup maknanya secara semantik, namun memberikan maksud atau pesan
yang sama sesuai dengan konteks yang bersangkutan.
3) Penerjemahan Deskriptif: Terjemahan ini dilakukan karena tidak
ditemukannya padanan BSu dalam BSa. Dalam hal ini, penerjemah terpaksa
melakukan “uraian” yang berupa makna kata yang bersangkutan.
4) Penjelasan Tambahan: Pemberian kata-kata khusus agar hasil terjemahan
dapat dengan mudah dipahami.
5) Catatan Kaki: Pemberian catatan kaki sebagai salah satu teknik penerjemahan
dimaksudkan untuk memperjelas makna padanannya karena, jika tidak
terdapat penjelasan tambahan, kata itu tidak dapat dimengerti secara baik oleh
pembaca.
6) Penerjemahan Fonologis: Teknik ini dilakukan karena tidak adanya padanan
yang sesuai dalam BSa, sehingga penerjemah memutuskan untuk membuat
kata baru yang diambil dari kata dalam BSu untuk disesuaikan dengan sistem
bunyi (fonologi) dan ejaan (grafologi) BSa.
7) Penerjemahan Resmi/Baku: Penerjemah menggunakan teknik ini dikarenakan
adanya sejumlah nama, istilah, dan ungkapan yang sudah baku ataupun resmi
dalam BSa yang langsung digunakan penerjemah sebagai padanan.
8) Tidak Diberikan Padanan: Teknik ini digunakan karena penerjemah tidak
menemukan terjemahannya dalam BSa, sehingga penerjemah mengutip dari
BSu.
9) Padanan Budaya: Penerjemah menggunakan teknik ini untuk menerjemahkan
dengan memberikan padanan berupa unsur kebudayaan yang ada dalam BSa.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
7
Universitas Indonesia
2.1.2 Perpadanan dalam Penerjemahan
Catford (1965:27–34) mengatakan bahwa perpadanan (equivalence)
adalah suatu keadaan di mana BSu dan BSa menghasilkan pesan yang sama,
setelah keadaan tersebut ditelaah oleh pendengar atau pembaca. Ada dua hal
yang harus diperhatikan penerjemah yaitu kesepadanan tekstual (textual
equivalence) dan kesejajaran bentuk (formal correspondence).
2.1.2.1 Padanan Tekstual (Textual Equivalent)
Padanan tekstual adalah teks atau bagian dari TSa yang dianggap
memiliki pesan yang sama dengan teks atau bagian dari TSu2. Yang menjadi
perhatian dalam padanan tekstual adalah pesan atau makna yang hendak
disampaikan dari BSu ke dalam BSa. Contoh:
J’ai 20 ans.
Usia saya 20 tahun.
Untuk menyatakan usia, BP menggunakan verba avoir, sementara BI
menggunakan frase nominal. Dalam contoh kalimat di atas, bentuk BP
berbeda dari bentuk BI dari segi struktur kalimat ataupun kelas kata, namun
maknanya sama.
2.1.2.2 Kesejajaran Bentuk (Formal Correspondence)
Kesejajaran bentuk dapat terjadi jika kategori TSa, yakni unit, kelas
gramatikal, dan struktur, menempati kategori gramatikal yang sama dengan
TSu3. Contoh:
Il vient de Paris.
Ia datang dari Paris.
2 “A textual translation equivalent is any TL text or portion of text which is observed on a
particular occasion to be the equivalent of a given SL text or portion of text” (Catford 1965:27). 3 “A formal correspondence is any TL category (unit, class, structure, element of structure,
etc.) which can be said to occupy, as nearly as possible, the ‘same’ place in the ‘economy’ of
the TL as the given SL category occupies in the SL” (Catford 1965:27).
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
8
Universitas Indonesia
Dalam contoh di atas, kalimat Il vient de Paris memiliki struktur Subjek +
Predikat + Preposisi + Keterangan tempat (S+P+preposisi+K.tempat). Kalimat
BP tersebut mendapat padanan Ia datang dari Paris dalam BI, yang memiliki
struktur kalimat yang sama dengan BP, yakni S+P+preposisi+K.tempat. Il
sebagai subjek dan kata ganti orang ke tiga dalam BP mendapat padanan ia
yang juga merupakan subjek dan kata ganti orang ke tiga dalam BI. Vient
sebagai verba aktif dalam BP mendapat padanan verba datang dalam BI.
Preposisi de dalam BP mendapat padanan preposisi dari dalam BI. Paris
dalam BP juga mendapat padanan Paris dalam BI. Dari penjabaran tersebut,
dapat terlihat bahwa kalimat dalam BP memiliki struktur yang sama dengan
padanannya dalam BI. Selain itu, setiap unsur kata dalam kalimat BP
menempati kategori gramatikal yang sama dalam BI.
2.1.3 Padanan Zero dan Padanan Nil
Perbedaan struktur gramatikal BSu dan BSa dapat mengakibatkan
adanya beberapa padanan yang tidak terealisasikan. Catford (1965:29)
membedakan padanan jenis ini ke dalam dua jenis, yakni padanan zero dan
padanan nil.
2.1.3.1 Padanan Zero (zero equivalent)
Padanan zero adalah padanan yang tidak muncul dalam TSa karena tidak
mendapat padanan formal dalam sistem TSa. Contoh :
C’est le livre de Marie.
Itu buku (milik) Marie.
Dalam contoh kalimat di atas, preposisi de dalam BP tidak memperoleh
padanan secara langsung dalam BI karena penggunaannya yang tidak
diperlukan.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
9
Universitas Indonesia
2.1.3.2 Padanan Nil (nil equivalent)
Padanan nil adalah padanan yang tidak muncul dalam TSa karena konsep
yang dialihkan tidak dikenal dalam masyarakat BSa. Contoh :
Kafi m’écoutait, les yeux brillants, et on aurait dit qu’il comprenait.
Kafi mendengarkan dengan mata bersinar-sinar, tampaknya seperti mengerti.
Dalam contoh kalimat di atas, verba dalam BP, sebagai BSu,
dikonjugasikan ke dalam bentuk imparfait dan conditionnel passée yang
menyatakan tindakan yang tidak pasti. Sementara itu BI sebagai BSa tidak
mengenal istilah khusus untuk menyatakan tindakan yang tdak pasti tersebut
seperti yang dimiliki BSu. Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur gramatikal
dalam Bsu memperoleh padanan nil dalam BSa.
2.1.4 Pergeseran dalam Penerjemahan
Karena struktur BP dan BI berbeda, adakalanya dalam proses
penerjemahan terjadi pergeseran. Pergeseran ini dilakukan agar makna BSa
sepadan dengan makna BSunya.
2.1.4.1 Transposisi atau Pergeseran
Newmark (1988:85–88) mengemukakan bahwa transposisi adalah
prosedur penerjemahan yang menyangkut perubahan tata bahasa dari bahasa
sumber ke bahasa sasaran. Transposisi dilakukan karena beberapa sebab,
yakni
1) perbedaan struktur gramatikal BSu dan BSa, biasanya terdapat pada
pergeseran bentuk jamak ke tunggal, contoh:
des furnitures (BP) � furnitur (BI)
atau pergeseran posisi kata sifat, contoh:
une grande maison (BP) � rumah (yang) besar (BI)
2) pergeseran struktur gramatikal BSu yang tidak terdapat dalam BSa, contoh:
Tu me manques � Aku merindukanmu
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
10
Universitas Indonesia
Pada contoh di atas, kalimat Tu me manques memiliki struktur S-O-P. BI tidak
mengenal struktur gramatikal seperti itu. Maka, kalimat tersebut memiliki
padanan BI berupa kalimat Aku merindukanmu yang memiliki struktur S-P-O.
3) pergeseran yang dilakukan ketika terjemahan harfiah secara gramatikal
mungkin untuk dilakukan, namun tidak berterima (tidak lazim) dalam BSa.
Pergeseran jenis ini termasuk dalam pergeseran kelas kata, contoh:
Il ne tardera pas à rentrer. Ia akan segera kembali.
Dari contoh di atas, verba ne tardera pas dalam BP berpadanan dengan
keterangan akan segera dalam BI. Kalimat BP mungkin untuk diterjemahkan
secara harfiah dan akan menjadi: Ia tidak akan terlambat untuk kembali.
Secara gramatikal kalimat tersebut berterima dalam BI, namun tidak lazim
untuk digunakan.
4) pergeseran unsur leksikal dengan menggunakan unsur gramatikal. Jenis
pergeseran ini memungkinkan penerjemah untuk menerjemahkan kalimat
kompleks menjadi dua kalimat sederhana ataupun mengubah verba-verba aktif
ke dalam bentuk kata benda.
Catford (1965:73–82) menyebutkan bahwa terdapat dua tipe utama
pergeseran, yakni pergeseran tataran (level shifts) dan pergeseran kategori
(category shifts). Pergeseran tataran yakni pergeseran yang terjadi apabila
transposisi menghasilkan unsur BSa yang berbeda dengan tingkatannya, yaitu
tingkatan fonologi, grafologi, gramatikal, atau leksikal. Contoh: je viendrai �
saya akan datang.
Dari contoh di atas, -ai dalam je viendrai merupakan unsur gramatikal,
sedangkan saya akan datang dalam kalimat BI tersebut merupakan unsur
leksikal. Dalam BP, unsur gramatikal -ai dalam je viendrai memiliki makna
‘futur’. Sedangkan dalam BI dalam frasa saya akan datang, makna ‘futur’
ditandai dengan unsur leksikal akan.
Pergeseran kategori adalah pergeseran yang terjadi bila transposisi
menghasilkan BSa yang berbeda dari struktur, kelas kata, unit atau sistemnya.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
11
Universitas Indonesia
1) Pergeseran struktur (structure-shifts), contoh: nouvelle voiture � mobil
baru.
Dalam contoh tersebut, nouvelle voiture memiliki struktur adjektiva + nomina,
sedangkan mobil baru memiliki struktur nomina + adjektiva.
2) Pergeseran kelas kata (class-shifts), contoh: son poil avait le luisant de la
soie;... � bulunya`mengilat seperti sutera.
Dalam contoh di atas, le luisant termasuk dalam kelas kata nomina dalam BP
sedangkan padanannya, yakni mengilat termasuk dalam kelas kata adjektiva
dalam BI.
3) Pergeseran unit (unit-shifts), contoh: fillette � gadis cilik.
Dalam contoh tersebut, fillette termasuk dalam tataran kata dalam BP,
sedangkan gadis cilik termasuk dalam tataran frasa dalam BI.
4) pergeseran intrasistem (intra-system-shifts), contoh: des vacances �
liburan.
Dalam contoh tersebut des vacances selalu memiliki bentuk jamak dalam BP.
Namun, dalam BI, des vacances memiliki padanan liburan yang berbentuk
tunggal. Di sini, des vacances tidak memperoleh padanan berbentuk jamak
karena pengunaannya yang tidak lazim dalam BSu.
2.1.4.2 Modulasi
Newmark (1988:88–89) mengutip dari Vinay dan Darbelnet, mengatakan
bahwa modulasi adalah variasi yang meliputi perubahan sudut pandang,
perspektif, ataupun perubahan pemikiran. Contoh:
Il n’a pas hésité � Ia sangat yakin
Il n’est pas lâche � Ia sangat berani
Dari kedua contoh di atas terlihat ada perubahan sudut pandang, yakni kalimat
negatif ganda yang diterjemahkan dengan kalimat afirmatif.
2.2 Konteks
Kridalaksana (2008:134) menyatakan, “konteks adalah 1) unsur-unsur
lingkungan fisik atau sosial yang kait-mengait dengan ujaran tertentu; 2)
pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar sehingga
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
12
Universitas Indonesia
pendengar paham apa yang dimaksud pembicara." Contohnya pada kata main.
Kata itu memiliki makna lain jika diletakkan pada konteks yang berbeda,
misalnya yang terdapat dalam frasa prendre un paquet d’une (seule) main dan
frasa avoir la main ouverte. Main dalam frasa pertama bermakna ‘main’ dalam
BP atau ‘tangan’ dalam BI, sedangkan dalam frasa kedua memiliki makna
yang berbeda karena konteksnya yang berbeda. Main dalam frasa kedua
merupakan bagian dari idiom avoir la main ouverte yang bermakna
‘secourable’ dalam BP atau ‘suka menolong’ dalam BI.
2.3 Situasi
Kridalaksana (2008:224) menyatakan bahwa situasi adalah unsur-unsur
luar bahasa yang berhubungan dengan ujaran atau wacana sehingga ujaran
atau wacana itu bermakna. Contohnya pada situasi ketika seseorang merasa
haus, ia dapat mengatakan J’ai soif. Kalimat tersebut dapat diartikan sebagai
pernyataan rasa haus atau dapat juga suruhan untuk mengambilkan air minum.
2.4 Interjeksi
Baik dalam BP maupun BI, interjeksi merupakan salah satu jenis kelas
kata yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan pembicara. Penelitian ini
dilakukan tidak terbatas pada lingkup interjeksi saja, melainkan kelas-kelas
kata lain yang meliputinya. Seperti dalam BP, interjeksi memiliki lima macam
bentuk, yakni seruan biasa atau onomatope, nomina, adjektiva, bentuk verbal,
dan kalimat lengkap.
2.4.1 Kelas Kata dalam BP
Grevisse (1980:223-1276) menyebutkan bahwa kelas kata dalam BP terbagi
menjadi Sembilan jenis, yakni:
1. Nomina atau substantif, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukkan,
“menamakan” sesuatu yang bernyawa atau suatu benda yang tidak hanya
berupa objek, namun juga perbuatan, perasaan, keadaan, gagasan, abstraksi,
fenomena, dan sebagainya. Contoh: Louis, chien, table, livraison, colère,
bonté, néant, absence, gelée.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
13
Universitas Indonesia
2. Artikel atau kata sandang, merupakan kata yang diletakkan di depan nomina
untuk menunjukkan apakah nomina tersebut memiliki makna penuh atau
sebagian, serta digunakan untuk menunjukkan jenis dan jumlah dari nomina
yang mengikutinya. Artikel juga digunakan untuk menunjukkan jenis
adjektiva (apakah singular atau plural; feminin atau maskulin). Contoh: le
livre, la maison, un professeur, des fleurs, dan sebagainya.
3. Adjektiva, merupakan kata yang ditambahkan pada sebuah nomina yang
berfungsi untuk menjelaskan keberadaan atau objek yang dituju, atau untuk
menjelaskan nomina tersebut dalam sebuah wacana. Contoh: Un comissaire
bon enfant, une femme pot-au-feu, un rocher à pic, un poète de genie, être
tout en larmes.
4. Kata ganti, adalah kata yang seringkali menggantikan nomina, adjektiva,
gagasan, atau kalimat. Kata ganti ini dapat muncul sebelum atau setelah objek
yang digantikan. Contoh:
Le travail est un trésor: retenez bien cela.
Retenez ceci: le travail est un trésor.
Kata ganti ini juga dapat bekerja secara mutlak, tidak menggantikan apapun,
baik itu nomina, adjektiva, gagasan, atau kalimat. Namun, kata ganti seperti
ini tidak dapat dikatakan sebagai kata ganti, melainkan nomina. Contoh:
Tout est dit.
Rien n’est fait.
Qui a parlé?
On espère.
5. Verba atau kata kerja, merupakan kata yang menunjukkan baik perbuatan
yang dilakukan atau dialami oleh subjek, keberadaan atau keadaan subjek,
maupun kesatuan sifat dari subjek. Verba seringkali didefinisikan sebagai kata
yang mengungkapkan proses, yang mana proses tersebut menjelaskan
perbuatan, keberadaan, keadaan, dan perkembangan yang mengacu pada
subjek. Contoh: devenir, se faire, rester, demeurer, se montrer, tomber, dan
sebagainya.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
14
Universitas Indonesia
6. Adverbia, adalah kata yang tidak berubah-ubah bentuknya yang bergabung
dengan verba, adjektiva, atau dengan adverbia lainnya, untuk mengubah
makna dari yang diikutinya. Contoh:
Il parle bien.
Un homme très pauvre.
Il écrit fort mal.
7. Preposisi, adalah kata yang tidak berubah bentuknya, apapun fungsi dan
hubungan gramatikalnya, yang berfungsi sebagai penanda kata atau unsur
yang terikat secara eksosentris. Contoh:
Habiter dans une chaumière.
Il régnait depuis deux ans.
Le jardin de mon voisin.
8. Kata sambung, adalah kata yang tidak berubah yang bertugas untuk
menggabungkan, baik dua kalimat, dua kata, atau kumpulan kata yang
masing-masing memiliki fungsi yang sama dalam satu kalimat. Contoh:
Quand on voit le style naturel, on est tout étonné et ravi, car on s’attendait de
voir un auteur, et on trouve un homme.
9. Interjeksi, adalah seruan yang dilemparkan dalam sebuah wacana untuk
mengekspresikan perasaan, pemikiran, perintah, ajakan, dan panggilan.
Interjeksi umumnya pendek dan seringkali terdiri dari satu suku kata. Selain
itu, biasanya interjeksi diikuti oleh tanda seru. Contoh: Ah! Allons! Gare!
Holà! Pst!
Dilihat dari bentuknya, interjeksi dapat dibagi menjadi lima macam, yakni:
a. Seruan biasa atau onomatope, merupakan interjeksi yang terbentuk baik dari
satu atau gabungan vokal yang dikombinasikan dengan atau tidak dengan satu
tarikan napas, vokal yang dikombinasikan dengan sebuah konsonan, maupun
gabungan konsonan. Contoh: Ah! Eh! Hom! Euh! Heu! Hue! Ohé! Ouais!
Ouf! Bah! Fi! Pouah! Chut! Holà! St! Pst!
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
15
Universitas Indonesia
b. Nomina, yang berdiri sendiri atau diikuti oleh sebuah epitet4, sebuah penentu,
atau tergantung pada preposisi, contoh: Attention! Courage! Ciel! Dame!
Horreur! Juste ciel! Bonté divine! Ma parole! Ma foi! Par exemple! Au temps!
c. Adjektiva yang berdiri sendiri maupun yang diikuti oleh sebuah adverbia.
Contoh: Bon! Chic! Mince! Ferme! Bravo! Tout doux! Tout beau!
d. Bentuk verbal, terutama bentuk imperatif, contoh: Allons! Allez! Gare! Halte!
Tiens! Suffit! Vois-tu! Dis donc! Va!
e. Kalimat lengkap, contoh: Fouette cocher! Va comme je te pousse! Vogue la
galère!
2.4.2 Kelas Kata dalam BI
Kridalaksana (2007:51-121) menyebutkan bahwa kelas kata dalam BI
terbagi menjadi empat belas jenis, yakni:
1. verba, merupakan kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam
beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek
pesona, atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan,
keadaan, atau proses; kelas ini dalam Bahasa Indonesia ditandai dengan
kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali
dengan kata seperti sangat, lebih, dan sebagainya. Contoh: datang, naik,
bekerja, dan sebagainya. (Kridalaksana 2008:254).
2. adjektiva, adalah kata yang menerangkan nomina. Dalam BI adjektiva
mempunyai ciri dapat bergabung dengan tidak dan partikel seperti lebih,
sangat, dan sebagainya. Contoh: besar, kecil, tinggi, dan sebagainya.
(Kridalaksana 2008:4).
3. nomina, merupakan kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subjek
atau objek dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda,
atau hal lain yang dibedakan dalam alam di luar bahasa; kelas ini dalam
Bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak.
Contoh: buku, rumah, pohon, dan sebagainya. (Kidalaksana 2008:163).
4 Epitet adalah kata atau ungkapan yang dipakai sebagai keterangan orang atau benda (mis.: vous, un si brave homme). –(Tata bahasa) Kata sifat yang tidak dihubungkan oleh kata kerja dengan kata bendanya. (mis.: une grande maison, grande adalah epitet). (Kamus Prancis-Indonesia 2004:375)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
16
Universitas Indonesia
4. pronomina, merupakan kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina
atau frasa nominal. Contoh: Anak muda itu menjadi direktur perusahaan ini.
Ia sangat kreatif. (Kridalaksana 2008:200).
Dalam contoh di atas, ia merupakan pronomina yang menggantikan nomina
anak muda itu.
5. numeralia, adalah kategori yang dapat (1) mendampingi nomina dalam
konstruksi sintaktis, (2) mempunyai potensi untuk mendampingi numeralia
lain, dan (3) tidak dapat bergabung dengan tidak atau dengan sangat. Contoh:
Dua tambah dua sama dengan empat.
6. adverbia, merupakan kategori yang dipakai untuk memerikan verba, adjektiva,
proposisi, atau verba lain. Contoh: sangat, lebih, tidak, dan sebagainya.
(Kridalaksana 2008:2)
7. interogativa, adalah kategori dalam kalimat interogatif yang berfungsi
menggantikan sesuatu yang ingin diketahui oleh pembicara atau mengukuhkan
apa yang telah diketahui pembicara. Contoh: apa, bila, kapan, mana, dan
sebagainya.
8. demonstrativa, merupakan kategori yang berfungsi untuk menunjukkan
sesuatu di dalam maupun di luar wacana. Contoh: itu, ini, berikut, sekian, dan
sebagainya.
9. artikula, adalah kategori yang mendampingi nomina dasar (misalnya si kancil,
sang dewa, para pelajar), nomina deverbal (misalnya si terdakwa, si tertuduh),
pronomina (misalnya si dia, sang aku), dan verba pasif (misalnya kaum
tertindas), dalam konstruksi eksosentris yang berkategori nominal. Artikula
berupa partikel, jadi tidak dapat berafiksasi.
10. preposisi, adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama
nomina) sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif. Contoh: di, ke, dari, dan
sebagainya.
11. konjungsi, merupakan partikel yang digunakan untuk menggabungkan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan
kalimat, atau paragraf dengan paragraf. (Kridalaksana 2008:131)
Contoh: Ia pergi karena saya mengusirnya.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
17
Universitas Indonesia
Dalam contoh di atas, karena merupakan konjungsi yang menghubungkan
klausa dengan klausa.
12. kategori fatis, adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau
mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan kawan bicara. Kelas kata ini
biasanya terdapat dalam konteks dialog atau wawancara bersambutan, yaitu
kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan kawan bicara. Contoh:
Kok kamu pergi juga?
13. interjeksi, adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara;
dan secara sintaktis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran.
Contoh: aduh, oh, sip, wah.
14. pertindihan kelas, pada kategori ini Kridalaksana (2007:121-124) menjelaskan
dengan contoh:
a. Sapi saya mati kemarin.
b. Mati itu bukan akhir segalanya.
c. Ini harga mati.
Mati pada ketiga contoh di atas memang berbeda, namun tidak dalam
kategori, melainkan dalam fungsi. Fungsi mati (a) adalah predikat, (b) adalah
subjek, dan (3) adalah keterangan. Dapat dikatakan bahwa fungsi gramatikal
tidak dapat dipergunakan sebagai acuan ciri kelas kata, jadi subjek tidak bisa
hanya dipakai sebagai ciri nomina atau predikat sebagai ciri verba. Dapat
disimpulkan bahwa kategori kata dapat menempati fungsi gramatikal yang
berbeda-beda.
Semua teori yang telah disebutkan di atas akan dijadikan dasar untuk
menganalisis terjemahan interjeksi BP dalam BI. Pada bab berikutnya akan
dibahas analisis data.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
18
Universitas Indonesia
BAB 3
ANALISIS
Jumlah korpus data yang didapat dari empat buah sumber yang telah
disebutkan di muka adalah 75 buah. Data yang terhimpun terdiri dari 14 buah
kalimat yang mengandungi interjeksi yang memiliki bentuk nomina, 38 buah
kalimat yang mengandungi interjeksi yang memiliki bentuk adjektiva, dan 23
buah kalimat yang mengandungi interjeksi yang memiliki bentuk adverbia.
Berikut tabel yang menyajikan jumlah data secara lebih terperinci.
Tabel 3.1 Perincian jumlah data (kalimat) yang mengandungi interjeksi
Bentuk Interjeksi Jenis Interjeksi Jumlah Nomina Attention ! 8
Courage ! 1 Ciel ! 3 Malheur ! 1
Prudence ! 1 Adjektiva Bon ! 26
Formidable ! 6 Bizarre ! 2 Curieux ! 3 Chic ! 1
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
19
Universitas Indonesia
Bentuk Interjeksi Jenis Interjeksi
Jumlah
Adverbia Ben ! 14
Comment ! 2 Evidemment ! 4 Probablement ! 1
Exactement ! 1 Bien ! 1
TOTAL :
3.1 Interjeksi-Nomina
Attention !
1. Bermakna sikap memperingatkan
1. BP BI
Sans plus attendre, j’entraîne la
bande chez moi, en prévenant
mes camarades : “ Attention,
pas de bruit, il ne faut pas que
la concierge aperçoive Kafi. ”
(CR h.182)
Tanpa menunggu lagi, aku menyeret
kelompok kami itu ke rumahku,
setelah mengingatkan mereka,
“Awas, jangan ribut, Kafi tidak boleh
terlihat oleh penjaga rumah kami.”
(MPK h.203)
Konteks ujaran tersebut adalah pada saat Tidou memperingatkan
teman-temannya agar masuk ke dalam rumahnya secara diam-diam. Tidou
tidak ingin penjaga rumahnya yang galak itu mengetahui kedatangan mereka
bersama Kafi, anjing milik Tidou.
Interjeksi attention dalam ujaran tersebut menyatakan sikap Tidou saat
memperingatkan teman-temannya agar penjaga rumahnya tidak mengetahui
kedatangan mereka. Attention dalam BP memiliki makna action de fixer son
esprit sur qqch.; concentration de l’activité mentale sur un objet déterminé.
Interjeksi attention dalam ujaran tersebut memiliki padanan interjeksi awas
dalam BI. Awas dalam BI memiliki makna memperhatikan dengan baik ;
waspada ; hati-hati ; ingat.
75
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
20
Universitas Indonesia
Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pergeseran kelas maupun unit
dari interjeksi attention ke awas. Jika dilihat bentuknya, interjeksi attention
memiliki bentuk nomina, sedangkan interjeksi awas memiliki bentuk verba.
Meskipun demikian, attention dan awas sama-sama termasuk dalam kelas kata
interjeksi. Jadi, tidak terdapat pergeseran dalam penerjemahan interjeksi
attention ke interjeksi awas. Dalam konteks tersebut, interjeksi awas memiliki
makna sikap memperingatkan.
2. Bermakna sikap meminta perhatian
1. BP BI
Ils se préparent à allumer le feu
pour le petit déjeuner quand
Kafi pointa les oreilles en
direction du chemin forestier.
“Attention! fit Tidou, mon
chien a entendu quelque
chose!”
(AS h.25)
Mereka siap-siap untuk menyalakan
api untuk sarapan, ketika telinga Kafi
ditegakkan ke arah jalan yang
menembus hutan. “Perhatian! kata
Tidou. Anjingku mendengar
sesuatu.”
(MAR h.28)
Konteks ujaran tersebut adalah saat Kafi menegakkan telinganya tanda
mendengar sesuatu. Tidou, majikan Kafi meminta perhatian teman-temannya
untuk diam sejenak dan mencari tahu apa yang didengar Kafi.
Interjeksi attention dalam ujaran tersebut menyatakan sikap Tidou
untuk meminta perhatian teman-temannya. Interjeksi attention dalam BP
mendapat padanan interjeksi perhatian dalam BI. Dapat dikatakan tidak
terdapat pergeseran pada interjeksi attention. Jadi, interjeksi perhatian dalam
BI memiliki makna sikap meminta perhatian.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
21
Universitas Indonesia
Ciel!
1. Bermakna perasaan terkejut
1. BP BI
Malgré nos précautions, nous
avions fait du bruit dans
l’escalier. En arrivant au
quatrième palier, je n’eus pas le
temps de frapper. La porte
s’était déjà ouverte. “Ciel !
s’écria la mère de Mady en
voyant tous ces « gones », que
se passe-t-il ?”
(CR h.106)
Walaupun berhati-hati, tak urung
langkah-langkah kami terdengar
ramai di tangga. Sesampainya di
tingkat empat, aku tidak sempat
mengetuk pintu. Pintu sudah
terbuka.“Ya Tuhan ! teriak ibu Mady
tatkala melihat rombongan anak-anak
itu. Ada apa?”
(MPK h.119)
Konteks ujaran tersebut adalah saat ibu Mady melihat rombongan
anak-anak Gros-Caillou yang ingin menjenguk Mady. Rombongan anak-anak
itu datang dengan penuh semangat. Suara kedatangan mereka pun ramai
terdengar di tangga. Ibu Mady merasa terkejut melihat kedatangan rombongan
anak-anak Gros-Caillou tersebut.
Interjeksi ciel dalam ujaran tersebut memiliki makna perasaan terkejut
ibu Mady yang melihat kedatangan rombongan anak-anak Gros-Caillou yang
ingin menjenguk Mady. Ciel dalam BP memiliki makna séjour des dieux, des
puissances surnaturelles (imaginé comme analogue au ciel). Interjeksi ciel
dalam BP memiliki padanan interjeksi Ya Tuhan dalam BI. Tuhan dalam BI
memiliki makna sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia
sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb.; sesuatu yang dianggap sebagai
Tuhan. Dapat dikatakan bahwa tidak terjadi pergeseran makna dari interjeksi
ciel dalam BP dan interjeksi Ya Tuhan dalam BI. Namun terjadi pergeseran
unit (unit shift) dari interjeksi BP yang termasuk dalam tataran kata ke Ya
Tuhan dalam BI yang termasuk dalam tataran frasa. Interjeksi Ya Tuhan dalam
konteks tersebut memiliki makna perasaan terkejut.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
22
Universitas Indonesia
Courage!
1. Bermakna sikap memberi semangat
1. BP BI
Bon. Allez. Courage. On doit
rentrer maintenant.
(JI, h.31)
Semangat. Kita harus pulang
sekarang.
(JI, h.31)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika Ibu dan Lou tiba di rumah
setelah pergi dari pesta bersama Richard. Ibu merasa malas untuk pulang ke
rumah dan bertemu Nenek yang menyebalkan. Lou pun memberi semangat
kepada Ibu agar mereka bisa kuat menghadapi Nenek.
Interjeksi courage dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Lou
yang memberi semangat Ibu agar kuat menghadapi Nenek. Courage dalam BP
memiliki arti force morale; disposition du cœur. Interjeksi courage dalam BP
mendapat padanan interjeksi semangat dalam BI. Semangat dalam BI
memiliki arti kekuatan (kegembiraan, gairah) batin. Interjeksi semangat dalam
BI memiliki makna sikap memberi semangat.
Malheur!
1. Bermakna perasaan khawatir
1. BP BI
Malheur ! elle s’est égarée
dans le brouillard ! Pourvu
qu’elle ne soit pas tombée du
haut des rochers. Nous navions
plus qu’une seule lampe. Elle a
refusé de la prendre, de crainte
que nos prisonniers ne profitent
de la nuit pour chercher à
s’échapper.
(AS h.155)
Celaka ! Dia tersesat di dalam kabut !
Asal saja dia tidak tergelincir dari
atas batu. Lampu senter kami tinggal
satu. Anak itu menolak
membawanya, karena takut tawanan
kita mengambil kesempatan untuk
melarikan diri.
(MAR h.163)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
23
Universitas Indonesia
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak mengetahui bahwa
Mady tersesat di dalam kabut sendirian. Anak-anak itu merasa khawatir akan
keadaan Mady. Mereka berharap keadaan Mady akan baik-baik saja.
Interjeksi malheur memiliki makna perasaan khawatir anak-anak
setelah mengetahui bahwa Mady tersesat di dalam kabut sendirian. Malheur
dalam BP memiliki makna événement qui affecte (ou semble de nature à
affecter) péniblement, cruellement (qqn). Interjeksi malheur dalam BP
memiliki padanan interjeksi celaka dalam BI. Interjeksi celaka memiliki
makna (selalu) mendapat kesulitan, kemalangan, kesusahan, dsb: malang; sial.
Dapat dikatakan tidak terjadi pergeseran dalam penerjemahan interjeksi
malheur dalam BP ke interjeksi celaka dalam BI. Interjeksi celaka memiliki
makna perasaan khawatir.
Prudence!
1. Bermakna sikap memberi peringatan
1. BP BI
Prudence ! murmura Tidou,
nous approchons du sommet.
(AS h.133)
Hati-hati ! bisik Tidou. Kita sudah
dekat ke puncak.
(MAR h.139)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak secara beriringan
sedang melewati jalanan yang berbahaya. Jalanan yang mereka lalui itu adalah
jalanan untuk mencapai ke puncak hutan. Tidou memperingatkan teman-
temannya agar tetap berhati-hati dalam melangkah.
Interjeksi prudence dalam ujaran tersebut memiliki makna sikap Tidou
yang memperingatkan teman-temannya untuk tetap berhati-hati dalam
melangkah. Prudence dalam BP memiliki makna sagesse ; conduite
raisonnable (vertu cardinl) ; attitude d’esprit d’une personne qui,
réfléchissant à la portée et aux conséquences de ses actes, prend ses
dispositions pour éviter des erreurs, des malheurs possibles, s’abstient de tout
ce qu’elle croit pour être source de dommage. Interjeksi prudence dalam BP
memiliki padanan interjeksi hati-hati dalam BI. Hati-hati dalam BI memiliki
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
24
Universitas Indonesia
makna ingat-ingat; hemat-hemat; waspada. Dapat dikatakan tidak terdapat
pergeseran dalam penerjemahan interjeksi prudence dalam BP ke interjeksi
hati-hati dalam BI. Interjeksi hati-hati dalam konteks di atas memiliki makna
sikap memberi peringatan.
3.2 Interjeksi-Adjektiva
Bizarre!
1. Bermakna perasaan penasaran
1. BP BI
Bizarre ! fit Bistèque. Si on en
juge par ce que nous venons de
voir, il aurait dit la vérité. Il
semble réellement s’intéresser
aux maisons forestières. Mais
où a-t-il déniché cette carte ?
…sûrement pas à Saint-Agan.
(AS h.29)
Aneh ! kata Bistèque. Jika kita
mempertimbangkan apa yang barusan
kita lihat, orang itu mungkin
mengatakan hal yang sebenarnya. Dia
tampak betul-betul tertarik pada
rumah-rumah penjaga hutan. Tetapi
dari mana dia memperoleh peta itu.
Pasti bukan dari Saint-Agan.
(MAR h.32)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak bertemu dengan orang
asing yang tertarik pada rumah-rumah penjaga hutan. Namun yang
mencurigakan adalah bahwa orang asing tersebut memiliki peta yang tidak
dapat diketahui dari mana asalnya. Bistèque pun bertanya-tanya dari mana
orang asing itu mendapatkan peta.
Interjeksi bizarre memiliki makna perasaan penasaran Bistèque
terhadap orang asing yang baru saja ditemuinya. Bizarre dalam BP memiliki
makna qui s’écarte de l’ordre commun, qui est inhabituel, qu’on explique mal.
Sedangkan aneh dalam BI memiliki makna tidak seperti yang biasa kita lihat
(dengar dsb); ajaib; ganjil. Interjeksi bizarre dalam BP memiliki padanan
interjeksi aneh dalam BI. Interjeksi aneh memiliki makna perasaan penasaran.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
25
Universitas Indonesia
Bon!
1. Bermakna perasaan kesal
Konteks ujaran di atas adalah pada saat Lou sedang belajar dan
mengerjakan tugas rumahnya. Saat itu, Ibu menyetel radio dengan suara keras
sambil memaksa Lou untuk berdansa dengannya. Lou merasa kesal atas apa
yang dilakukan Ibu.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan kesal Lou
terhadap Ibu yang mengganggunya saat ia sedang belajar. Interjeksi bon
mendapat padanan interjeksi dah dalam BI. Dapat dikatakan tidak terjadi
pergeseran dari interjeksi bon dalam BP ke interjeksi dah dalam BI. Interjeksi
dah memiliki makna perasaan kesal.
Konteks ujaran tersebut adalah ketika Lou mendapat telepon dari
editor buku Ibu. Si editor buku menitipkan pesan melalui Lou untuk Ibu
bahwa Ibu terkena PHK. Lou merasa kesal karena Ibu tidak kunjung bekerja
untuk menyelesaikan cerita yang akan dibukukan itu. Selain itu mereka tidak
memiliki uang sampai buku Ibu diterbitkan.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan kesal Lou
terhadap Ibu yang terkena PHK. Interjeksi bon dalam BP tidak mendapat
padanan formal atau berpadanan zero dalam BI.
1. BP BI
Arrête! Bon! À plus!
(LM h.5)
Stop ! Dah ! Cukup !
(DM h.5)
2. BP BI
Bon. Là, on a un problème.
(LM h.8)
Kita ada masalah…
(DM h.8)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
26
Universitas Indonesia
2. Berfungsi sebagai penyambung komunikasi (la fonction phatique)
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou dan Ibu sedang berada di
dalam kereta dalam perjalanan mereka menuju Mortebouse. Lou merasa lapar
dan hendak mencari sandwich di resto kereta itu.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas hanya berfungsi sebagai
penyambung komunikasi dari penutur kepada penerima pesan. Interjeksi bon
dalam BP berpadanan zero dalam BI.
3. Bermakna perasaan senang
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou sedang berada di pesta desa.
Ia bertemu dengan Paul, pemuda Mortebouse yang ditemuinya tempo hari.
Lou merasa bersalah dan meminta maaf kepada Paul karena Lou telah
menghinanya. Namun dengan perasaan senang Paul memaafkan Lou dan
menunjukkannya sesuatu yang menyenangkan di pesta desa.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan senang
Paul saat ia memaafkan Lou atas apa yang telah Lou perbuat tempo hari.
Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan interjeksi oke dalam BI. Dapat
dikatakan tidak terjadi pergeseran dari interjeksi bon dalam BP ke interjeksi
oke dalam BI. Interjeksi oke dalam BI memiliki makna perasaan senang.
1. BP BI
Bon. Je vais me chercher un
sandwich au wagon-bar.
(LM h.14)
Aku cari makanan bentar ya.
(DM h.14)
1. BP BI
Bon, allez, ça va, viens. Je
connais un truc qui va te
remettre les idées en place.
(LM h.34)
Oke, kumaafkan. Mari, kutunjukkan
sesuatu yang menyenangkan.
(DM h.34)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
27
Universitas Indonesia
4. Bermakna sikap bersemangat
Konteks ujaran di atas adalah pada saat Ibu sedang menikmati makan
malam di restoran bersama Clement Fifrelin. Setelah mereka menyelesaikan
makanan utama, Clement dengan semangat memesan sampanye sebagai
pencuci mulut.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap bersemangat
Clement untuk menikmati sampanye sebagai pencuci mulut malam itu.
Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan interjeksi oke dalam BI. Interjeksi
oke dalam BI memiliki makna sikap bersemangat.
5. Bermakna tindakan menyudahi sesuatu
Konteks ujaran di atas adalah Nenek meminta maaf kepada Lou dan
Ibu karena Nenek suka berperilaku menyebalkan kepada mereka berdua.
Nenek pun menangis menyesali perbuatannya. Nenek segera menyudahi
kesedihannya dan segera beranjak menonton film kesukaannya.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Nenek untuk
menyudahi kesedihannya setelah ia meminta maaf atas perbuatannya yang
menyebalkan kepada Lou dan Ibu. Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan
interjeksi oke dalam BI. Interjeksi oke dalam BI memiliki makna sikap
menyudahi sesuatu.
1. BP BI
Bon, allez, pour le dessert :
CHAMPAGNE!
(LM h.34)
Oke, untuk cuci mulut : sampanye !
(DM h.34)
1. BP BI
Bon, lâchez-moi, maintenant.
C’est l’heure de mon feuilleton.
(LM h.40)
Oke, sudah cukup. Ini waktunya
filmku.
(DM h.40)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
28
Universitas Indonesia
6. Bermakna sikap berpamitan
Konteks ujaran di atas adalah pada saat Lou, Ibu dan Richard selesai
makan malam. Lou merasa sangat lelah dan ia pun berpamitan pada Ibu dan
Richard untuk pergi tidur.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Lou untuk
berpamitan kepada Ibu dan Richard ketika ia hendak pergi tidur. Interjeksi bon
dalam BP mendapat padanan interjeksi oke dalam BI. Interjeksi oke dalam BI
memiliki makna sikap berpamitan.
Konteks ujaran di atas adalah ketika Ibu membuatkan pesta kejutan
untuk ulang tahun Lou. Saat itu Mina, Tristan, dan Richard datang ke pesta
itu. Namun ketika meraka sedang asik mengobrol, tiba-tiba Mina berpamitan
pulang.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Mina untuk
berpamitan kepada Lou saat pesta ulang tahun Lou. Interjeksi bon dalam BI
mendapat padanan interjeksi nah dalam BI. Dapat dikatakan tidak terjadi
pergeseran dari interjeksi bon dalam BP ke interjeksi nah dalam BI. Interjeksi
nah dalam BI memiliki makna sikap berpamitan.
1. BP BI
Bon, je vais au lit : j’suis jet
lag, avec ce voyage, là…
(LM h.46)
Oke, aku tidur dulu. Capek banget…
(DM h.46)
2. BP BI
Bon, les amis, je vous laisse
entre couples, alors, hein…
(LM h.47)
Nah, aku pulang dulu ya.
(DM h.47)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
29
Universitas Indonesia
Konteks ujaran di atas adalah saat Ibu sedang menceritakan cerita-
cerita seram di malam halloween. Lou merasa tidak tertarik dengan cerita Ibu
yang kuno. Lalu Lou pun berpamitan kepada Ibu untuk pergi tidur.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Lou untuk
berpamitan kepada Ibu sebelum ia pergi tidur. Interjeksi bon dalam BP tidak
mendapat padanan formal atau berpadanan zero dalam BI.
7. Bermakna sikap tidak berani
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou mendapatkan nomor telepon
Tristan. Ia ingin sekali meneleponnya, namun ia tidak memiliki keberanian
untuk menelepon dan berbicara dengan Tristan.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap tidak berani
Lou untuk menelepon Tristan. Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan
konjungsi tapi dalam BI. Dapat dikatakan terjadi pergeseran kelas dari
interjeksi bon dalam BP ke tapi yang termasuk dalam kelas kata konjungsi
dalam BI. Konjungsi tapi dalam BI memiliki makna sikap tidak berani.
3. BP BI
Bon, j’vais me coucher. T’es
lourde..
(JI, p.21)
Aku mau tidur. Ibu kuno…
(BH h.21)
1. BP BI
Bon, en même temps, jamais
j’oserai l’appeler…
(JI, p.18)
Tapi, aku gak berani telepon dia…
(BH h.18)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
30
Universitas Indonesia
8. Bermakna sikap memberanikan diri
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou sedang berjalan sendiri
menuju rumah Tristan. Dalam perjalanannya itu, ia terus menerus
memberanikan dirinya untuk menghampiri Tristan.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna sikap Lou untuk
memberanikan dirinya bertemu Tristan. Interjeksi bon dalam BP mendapat
padanan interjeksi oke dalam BI. Interjeksi oke dalam BI memiliki makna
sikap memberanikan diri.
9. Bermakna perasaan sedih
Konteks ujaran tersebut adalah pada saat Richard berpamitan kepada
Ibu untuk pergi menghabiskan musim panas dengan mengikuti acara seminar
yang akan berlangsung selama dua bulan. Ibu merasa sedih karena ia tidak
akan bertemu Richard sampai dua bulan ke depan.
Interjeksi bon dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan sedih Ibu
setelah mengetahui bahwa Richard akan pergi ke seminar musim panas selama
dua bulan. Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan interjeksi oke dalam
BI. Interjeksi oke dalam BI memiliki makna perasaan sedih.
1. BP BI
Bon…allez, hop: je m’lance, je
vais dire un p’tit coucou à
Tristan.
(JI, p.45)
Oke, ayo berani ! Aku akan ke
tempat Tristan.
(BH h.45)
1. BP BI
Ah, tu pars animer ? Bon,
alors. Heu…On se dit au
septembre alors ?
(JI, p.46)
Ah, ke seminar..Oke sampai jumpa
September?
(BH h.46)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
31
Universitas Indonesia
10. Bermakna sikap meyakinkan diri
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou memberanikan dirinya untuk
pergi ke rumah Tristan dan menyatakan rasa cintanya. Ia terus meyakinkan
dirinya bahwa usahanya kali ini untuk menyatakan perasaannya kepada
Tristan haruslah berhasil.
Interjeksi bon dalam ujaan di atas memiliki makna sikap Lou dalam
meyakinkan dirinya untuk menyatakan perasaan cintanya kepada Tristan.
Interjeksi bon dalam BP mendapat padanan interjeksi oke dalam BI. Interjeksi
oke dalam BI memiliki makna sikap meyakinkan diri.
Chic!
1. Bermakna perasaan senang
1. BP BI
... Nous dégringolons les
marches qui mènent au fleuve.
Là-bas, sur les Alpes, les neiges
n’ont pas encore commencé à
fondre car les eaux sont restées
basses. Une langue de sable et
de gravier s’étire le long de la
rive.
“Chic! Fait Bistèque, on va
pouvoir organiser quelque
chose.”
(CR h. 117)
...Kami tunggang-langgang menuruni
anak-anak tangga yang menuju ke
sungai. Di atas sana, di Pegunungan
Alpen, salju belum mencair.
Buktinya air sungai masih tetap surut.
Di sepanjang tepi sungai terdapat
pasir dan kerikil.
“Asyik! Kata Bistèque. “Kita bisa
main-main di sini”
(MPK h. 130)
1. BP BI
Bon, allez. Cette fois-ci c’est la
bonne…
(JI, p.47)
Oke, kali ini harus berhasil…
(BH h.47)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
32
Universitas Indonesia
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak sedang bermain-main
di hutan. Anak-anak itu merasa sangat senang karena hari itu hari yang indah
untuk bermain.
Interjeksi chic dalam ujaran tersebut memiliki makna perasaan senang
anak-anak yang sedang bermain-main di hutan. Interjeksi chic dalam Kamus
Le Robert memiliki makna marquant le plaisir, la satisfaction. Interjeksi chic
dalam BP memiliki padanan interjeksi asyik dalam BI. Interjeksi asyik
memiliki makna perasaan senang.
Curieux!
1. Bermakna perasaan ganjil
1. BP BI
Enfin, à travers le feuillage,
apparurent deux points
lumineux.
“Curieux! remarqua Bistèque,
on dirait qu’elle s’éclaire
seulement avec ses lanternes.
-Alors, méfions-nous, souffla
Tidou. Ne nous montrons pas.”
(AS h.45)
Akhirnya, di balik dedaunan, muncul
dua titik berkilauan.
“Aneh! komentar Bistèque.
“Sepertinya dia hanya memakai
lampu kecil saja.”
“Kalau begitu, kita harus berhati-
hati,” bisik Tidou. “Kita jangan
memperlihatkan diri.”
(MAR h.48 – 49)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak sedang mengamati
sebuah mobil yang sedang melintasi hutan. Mobil itu terlihat sangat aneh
karena dari jarak yang tidak begitu jauh dari anak-anak itu, mobil itu tidak
tampak. Namun, tiba-tiba lampu mobil itu menyala dan cahayanya menembus
dari balik dedaunan. Bistèque merasa kejadian itu ganjil baginya. Tidou pun
lalu memperingatkan agar teman-temannya lebih berhati-hati.
Interjeksi curieux dalam ujaran tersebut menunjukkan perasaan ganjil
Bistèque saat melihat mobil yang tiba-tiba lampunya menyala dari jarak yang
sangat dekat dengannya. Curieux dalam BP memiliki makna qui a soin, souci
de qqch. � intéressé ; qui a désireux (de voir, de savoir) ; qui cherche à
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
33
Universitas Indonesia
connaître ce qui ne le regarde pas. Interjeksi curieux dalam BP memiliki
padanan interjeksi aneh dalam BI. Tidak terjadi pergeseran dari interjeksi
curieux dalam BP ke interjeksi aneh dalam BI. Interjeksi aneh memiliki
makna perasaan ganjil.
Formidable!
1. Bermakna sikap bersemangat
1. BP BI
Formidable ! S’écria le Tondu
en jetant son béret en l’air, en
signe de joie, nous ne pouvions
pas mieux tomber qu’ici ! Vous,
les filles, débrouillez-vous
toutes seules pour monter vos
tentes ; nous avons assez à faire
avec notre marabout.
(AS h.15)
Wah, hebat ! seru si Gundul sambil
melemparkan baretnya ke udara untuk
menunjukkan kegembiraannya. Tidak
ada tempat yang lebih cocok lagi
selain ini. Ayo, kerja semuanya !
Kalian gadis-gadis, urus sendiri tenda
kalian, kami bakal cukup sibuk
dengan tenda antik kami.
(MAR h.17)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak sedang sibuk
membangun tenda mereka. si Gundul merasa sangat bersemangat. Terlebih
lagi ia memiliki tenda antik yang disukainya yang sudah siap untuk dibangun.
Interjeksi formidable dalam ujaran di atas menunjukkan sikap
bersemangat si Gundul untuk membangun tenda miliknya dan memulai
pekemahan. Formidable dalam BP memiliki makna qui inspire ou est de
nature à inspirer une grande crainte ; dont la taille, la force, la puissance est
très grande. Formidable dalam BP memiliki padanan wah hebat dalam BI.
Hebat dalam BI memiliki makna terlampau amat sangat (dahsyat, ramai, kuat,
seru, bagus, menakutkan, dsb.). Dapat dikatakan terjadi pergeseran unit (unit-
shift) dari interjeksi formidable yang ke wah hebat yang merupakan frasa
adjektival. Frasa wah hebat memiliki makna sikap bersemangat.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
34
Universitas Indonesia
2. Bermakna perasaan senang
1. BP BI
Formidable ! s’écria le Tondu
en apercevant les gros pains et
le bidon de lait frais ! Où as-tu
déniché ça, Tidou ?
(AS h.24)
Cihuy ! Sedap ! seru si Gundul
ketika dia melihat roti dan botol susu
segar. Dari mana kau gaet itu,
Tidou?
(MAR h.27)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika si Gundul melihat Tidou
membawa roti dan sebotol susu segar yang didapatkannya di Saint-Agan. Si
Gundul merasa senang melihat apa yang dibawa oleh temannya itu.
Interjeksi formidable dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
senang si Gundul ketika melihat Tidou membawa roti dan sebotol susu segar.
Interjeksi formidable dalam BP pada ujaran di atas memiliki padanan cihuy
dan sedap dalam BI. Interjeksi cihuy dan sedap memiliki makna perasaan
senang.
2. BP BI
Oui, fait le Tondu, résummant
d’un mot la situation. Tout ce qui
s’est passé cette nuit a été
formidable, FORMIDABLE !
FORMIDABLE ! répètent les
Compagnons.
FORMIDABLE !semble penser
Kafi qui couché aux pieds de son
maître, la tête levée, comprend,
devant tous ces visages souriants,
qu’il vient d’arriver quelque
chose d’heureux.
Ya. Kata si Gundul, sambil
menyimpulkan keadaan tersebut
dalam satu kata. Pokoknya kejadian
yang telah berlangsung tadi malam
benar-benar HEBAT ! HEBAT!
Semua sahabatnya menyambut.
HEBAT ! demikian pula tampaknya
yang ada di benak Kafi. Binatang itu
sedang berbaring di kaki
majikannya sambil menengadah.
Melihat semua wajah penuh
senyum, mungkin binatang itu
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
35
Universitas Indonesia
(AS h.179)
mengerti bahwa baru terjadi sesuatu
yang membahagiakan.
(MAR h.188)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak telah berhasil
menyelesaikan misi mereka dalam menangkap agen rahasia. Anak-anak
merasa sangat senang akan hal tersebut.
Interjeksi formidable dalam ujaran tersebut memiliki makna perasaan
senang anak-anak ketika mereka berhasil menyelesaikan misi mereka.
Interjeksi formidable dalam BP memiliki padanan interjeksi hebat dalam BI.
Tidak terjadi pergeseran dari interjeksi BP ke interjeksi BI. Interjeksi hebat
memiliki makna perasaan senang.
3. Bermakna perasaan terkejut
1. BP BI
Formidable ! s’ écria-t-il en
appuyant sur le bouton. Ça
« gratouille » dans l’écouteur !
(AS h.118)
Wah, hebat ! serunya sambil
menekan tombol. Ada suara
gemerisik lagi pada alat
pendengarnya.
(MAR h.125)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika si Gundul berhasil memperbaiki
walkie-talkie yang rusak. Akhirnya dengan bantuan obengnya, si Gundul
berhasil memperbaiki walkie-talkie tersebut. Bistèque merasa terkejut atas
hasil kerja si Gundul tersebut.
Interjeksi formidable dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
terkejut Bistèque saat mengetahui walkie-talkienya telah berfungsi kembali
setelah diperbaiki oleh si Gundul. Interjeksi formidable dalam BP memiliki
padanan interjeksi wah hebat dalam BI. Dapat dikatakan terjadi pergeseran
unit (unit-shift) dari interjeksi formidable ke wah hebat yang merupakan frasa
adjektival. Frasa wah hebat dalam BI memiliki makna perasaan terkejut.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
36
Universitas Indonesia
4. Bermakna perasaan bangga
1. BP BI
“Si vous aviez vu Kafi, reprend
le Tondu. Formidable ! Malgré
sa blessure, il a fait presque
toute la besogne. Regardez !”
(AS h.154)
“Coba tadi kalian lihat si Kafi !”
sambung si Gundul. “Wah hebat !
Walaupun lukanya belum sembuh,
berkat dialah seluruh rencana ini
terlaksana. Lihatlah.”
(MAR h.162)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika anak-anak melihat Kafi, yang
sedang dalam keadaan sakit, tetap dapat menjalankan tugasnya untuk
mengawasi ketiga penebang kayu. Si Gundul merasa bangga atas usaha Kafi
tersebut.
Interjeksi formidable dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
bangga Si Gundul akan usaha Kafi untuk mengawasi ketiga penebang kayu.
Interjeksi formidable dalam BP memiliki padanan interjeksi wah hebat dalam
BI. Dapat dikatakan terjadi pergeseran unit (unit-shift) dari interjeksi
formidable ke wah hebat yang merupakan frasa adjektival. Frasa wah hebat
dalam BI memiliki makna perasaan bangga.
3.3 Interjeksi-Adverbia
Ben!
1. Bermakna perasaan heran
Konteks ujaran di atas adalah ketika liburan musim panas tiba, Lou
merasa sangat kesepian. Sejauh penglihatannya semua orang bersiap-siap
pergi berlibur, bahkan toko pun banyak yang tutup. Ia merasa perlu bertemu
orang-orang agar bisa diajak bicara. Namun karena ia tidak dapat menemui
1. BP BI
Ben t’as ressoti tes peluches ?!
(LM h.9)
Lho, boneka keluar lagi ?
(DM h.9)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
37
Universitas Indonesia
siapapun, akhirnya ia pun mengeluarkan boneka-bonekanya untuk diajak
bicara. Ibu yang melihat Lou mengeluarkan boneka-bonekanya lagi merasa
heran.
Interjeksi ben dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan heran Ibu
saat melihat Lou mengeluarkan boneka-bonekanya lagi. Interjeksi ben dalam
BP mendapat padanan interjeksi lho dalam BI. Dapat dikatakan tidak terjadi
pergeseran dari interjeksi ben dalam BP ke interjeksi lho dalam BI. Interjeksi
lho dalam BI memiliki makna perasaan heran.
Konteks ujaran di atas adalah ketika Lou baru bangun tidur di suatu
pagi, ia melihat Richard telah berada di meja makan bersama Ibu. Lou pun
merasa heran akan apa yang dilakukan Richard pagi itu di rumahnya.
Interjeksi ben dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan heran Lou
saat pagi hari melihat Richard telah berada di meja makan di rumahnya.
Interjeksi ben dalam BP mendapat padanan interjeksi wah dalam BI. Tidak
terjadi pergeseran dari interjeksi ben ke interjeksi wah dalam BI. Interjeksi
wah dalam BI memiliki makna perasaan heran.
2. Berfungsi sebagai penyambung komunikasi (la fonction phatique)
Konteks ujaran di atas adalah pada saat Ibu sedang menceritakan
kenangan pahit masa mudanya bersama Clement Fifrelin yang sering
mengusilinya kepada Lou. Namun ketika Ibu selesai bercerita, Ibu merasa
2. BP BI
Ben, Richard…Mais qu’est-ce
que tu fais là déjà ?
(LM h.46)
Wah Richard, ngapain pagi-pagi
gini ?
(DM h.46)
1. BP BI
Lou? Ben t’es où?
(LM h.24)
Lou ? Kamu di mana ?
(DM h.24)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
38
Universitas Indonesia
heran karena Lou sudah tidak ada di hadapannya, dan selama itu pula ia
berbicara sendiri.
Interjeksi ben dalam BP dalam ujaran di atas hanya berfungsi sebagai
penyambung komunikasi dari penutur kepada penerima pesan. Interjeksi ben
dalam BP tidak mendapat padanan formal atau berpadanan zero dalam BI.
Comment!
1. Bermakna perasaan heran
1. BP BI
...-Un mot?
-Comment?!... il ne t’a rien
dit?
-S’il l’avait trouvé, il m’en
aurait certainement parlé... il
croyait que vous n’étiez pas
venu.”
(CR h.72)
...”Surat kecil?”
“Apa?... Dia tidak mengatakan apa-
apa kepadamu?”
“Kalau dia telah melihatnya, pasti dia
akan membicarakannya denganku...
Dia kira Bapak tidak datang.”
(MPK h.80)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika sopir truk mengatakan kepada
Tidou bahwa ia telah menyelipkan surat kecil di leher Kafi, anjing milik
Tidou, yang ia tinggalkan di Warung Kopi Petit-Beaujolais. Sopir truk itu
berpikir bahwa pemilik Warung Kopi Petit-Beaujolais tersebut pasti akan
membaca surat yang terselip di leher Kafi. Namun, ketika sopir truk itu
menanyakan Tidou perihal surat tersebut, Tidou malah merasa bingung,
karena ia tidak mengetahui apa-apa. Sopir truk itu pun merasa heran.
Interjeksi comment dalam ujaran tersebut memiliki makna perasaan
heran sopir truk saat mengetahui bahwa Tidou tidak mengetahui apa-apa
mengenai surat kecil yang ia selipkan di leher Kafi. Interjeksi comment dalam
BP memiliki padanan interjeksi apa dalam BI. Dapat dikatakan tidak terjadi
pergeseran dari interjeksi comment dalam BP ke interjeksi apa dalam BI.
Meskipun pada dasarnya comment termasuk dalam kelas kata adverbial dalam
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
39
Universitas Indonesia
BP dan apa termasuk dalam kelas kata interogativa dalam BI, namun dalam
konteks ujaran di atas, keduanya bertugas sebagai interjeksi. Interjeksi apa
dalam BI memiliki makna perasaan heran.
Bien!
1. Bermakna sikap bersemangat
1. BP BI
Bien! Les enfants, voici le
moment de voir vos œuvres ! Je
vous rappelle le sujet : eprimez
vos doutes et vos interrogations
sur l’avenir au travers d’une
œuvre d’art. dessin, chant,
etc…tout est permis !
(JI, h.42)
Oke ! Anak-anak, inilah saatnya
melihat karya kalian! Ingat, topiknya,
ungkapkan keraguan dan pertanyaan
tentang masa depan melalui sebuah
karya seni. Gambar, lagu…apa saja
boleh!
(BH, h.42)
Konteks ujaran tersebut adalah ketika Ibu Guru Seni dengan semangat
meminta anak-anak muridnya untuk memperlihatkan hasil karya mereka di
depan kelas.
Interjeksi bien dalam ujaran di atas memiliki makna sikap bersemangat
Ibu Guru Seni untuk meminta anak-anaknya memperlihatkan hasil karya
mereka di depan kelas. Interjeksi bien dalam BP mendapat padanan interjeksi
oke dalam BI. Interjeksi oke dalam BI memiliki makna sikap bersemangat.
Evidemment!
1. Bermakna perasaan tidak percaya
1. BP BI
“Evidemment, fit Bistèque en
haussant les épaules, les
accidents sont toujours arrivés
par temps couvert et, la nuit
“Tidak masuk akal !”sambut
Bistèque sambil mengangkat bahu.
“Kecelakaan-kecelakaan selalu
terjadi pada waktu cuaca buruk, dan
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
40
Universitas Indonesia
dernière, il faisait clair comme
en plain jour.”
(AS h.33)
kemarin malam cuaca terang
bagaikan siang hari.”
(MAR h.36)
Konteks ujaran tersebut adalah pada saat Bistèque merasa tidak
percaya atas kejadian yang baru saja terjadi, yakni kecelakaan yang terjadi
pada saat cuaca di malam hari terang bagaikan siang hari.
Interjeksi evidemment dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
tidak percaya Bistèque atas kecelakaan yang terjadi saat cuaca terang.
Evidemment dalam BP memiliki makna d’une manière évidente, à l’évidence ;
(comme adv. d’affirmation) � assurément, certainement. Interjeksi
evidemment dalam BP memiliki padanan interjeksi tidak masuk akal dalam BI.
Dapat dikatakan terjadi pergeseran unit dari interjeksi evidemment ke tidak
masuk akal yang termasuk dalam tataran kalimat dalam BI. Kalimat tidak
masuk akal dalam BI memiliki makna perasaan tidak percaya.
2. Bermakna perasaan yakin
1. BP BI
Et, après une hésitation :
“Parle-t-on habituellement le
français à Nancy?”
-Évidemment, fit Zabeth.
(AS h.35)
Dan setelah ragu-ragu sejenak,
“Apakah di Nancy orang ngomong
Prancis dengan aksen yang biasa?”
“Tentu saja,” kata Zabeth.
(MAR h.38)
Konteks ujaran tersebut adalah pada saat seorang ibu pemilik hotel
bertanya kepada anak-anak megenai aksen bahasa Prancis yang digunakan
orang-orang di Nancy. Zabeth pun menjawabnya dengan penuh keyakinan
bahwa orang Nancy berbicara bahasa Prancis dengan aksen biasa.
Interjeksi évidemment dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
yakin Zabeth bahwa orang-orang di Nancy berbicara bahasa Prancis dengan
aksen biasa. Interjeksi évidemment dalam BP memiliki makna interjeksi tentu
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
41
Universitas Indonesia
saja dalam BI. Dapat dikatakan terjadi pergeseran unit dari interjeksi
évidemment ke tentu saja yang termasuk dalam tataran frasa dalam BI. Frasa
tentu saja memiliki makna perasaan yakin.
3. Bermakna sikap setuju
1. BP BI
“Evidemment, approuve le
brigadier. Ils sont donc
redescendus… et même, depuis
un certain temps puisque nous
ne les avons pas rencontrés.”
(AS h.151)
“Memang benar,” polisi itu
menyetujui. “Mungkin mereka turun
lagi…tentunya sudah agak lama,
kecuali kita tidak berpapasan dengan
mereka. »
(MAR h.159)
Konteks ujaran tersebut adalah pada saat anak-anak dan polisi tidak
menemukan mobil yang dikendarai para penebang kayu di tengah hutan. Pada
saat itu Gnafron merasa curiga karena mereka tidak menemukan mobil para
penebang kayu, sedangkan jalan di depan mereka sangatlah kecil dan tidak
memungkinkan untuk dilewati sebuah mobil. Polisi menyetujui kecurigaan
Gnafron tersebut.
Interjeksi évidemment dalam ujaran di atas memiliki makna sikap
setuju polisi atas kecurigaan Gnafron. Interjeksi évidemment dalam BP
memiliki padanan interjeksi memang benar dalam BI. Dapat dikatakan terjadi
pergeseran unit dari interjeksi évidemment ke memang benar yang temasuk
dalam tataran frasa dalam BI. Frasa memang benar dalam BI memiliki makna
sikap setuju.
Exactement!
1. Bermakna perasaan yakin
1. BP BI
“La Rue des Rouettes?... est-ce
que, par hasard, elle ne se
“Jalan Rouettes?... Bukankah itu
jalan yang berada di belakang
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
42
Universitas Indonesia
trouverait pas derrière, le quai
Saint-Vincent?
-Exactement ! …et voyez la
date du journal : 29
novembre !”
(CR h.78)
Dermaga Saint-Vincent?”
“Tepat ! …Dan lihatlah tanggal
koran ini : 29 November !”
(MPK h.88)
Konteks ujaran di atas adalah ketika Tidou bertanya jika Jalan Rouettes
itu berada di belakang Dermaga Saint-Vincent. Corget pun menjawab dengan
yakin bahwa Jalan Rouettes berada di belakang Dermaga Saint-Vincent.
Interjeksi exactement dalam ujaran di atas memiliki makna perasaan
yakin Corget bahwa Jalan Rouettes berada di belakang Dermaga Saint-
Vincent. Exactement dalam BP memiliki makna d’une manière exacte (dans
toue les sens de ce mot) ; conformément à la vérité, à la réalité �
précisément ; conformément à une modèle � fidèlement, littéralement,
textuellement ; tout à fait. Interjeksi exactement memiliki padanan interjeksi
tepat dalam BI. Jika dilihat sebagai bentuk dasar, exactement merupakan
adverbia dalam BP, sedangkan tepat merupakan adjektiva dalam BI. Namun,
dalam konteks di atas, keduanya memiliki tugas yang sama, yakni sebagai
interjeksi. Jadi, tidak terjadi pergeseran kelas dari interjeksi exactement dalam
BP ke interjeksi tepat dalam BI. Interjeksi tepat memiliki makna perasaan
yakin.
Probablement!
1. Bermakna sikap setuju
1. BP BI
“Probablement, approuve la
Guille. S’ils sont encore là-haut,
nous devrions retrouver leurs
machines, camouflées quelque
part.”
“Boleh jadi…” La Guille setuju.
“Kalau mereka masih berada di atas,
mestinya kita akan dapat
menemukan motornya, tersembunyi
di suatu tempat.”
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
43
Universitas Indonesia
(AS h.151) (MAR h.159)
Konteks ujaran di atas adalah ketika Zabeth menyimpulkan bahwa
kawanan penebang kayu itu tidak mungkin terus menelusuri hutan dengan
menggunakan mobil, karena jalan yang sempit. Namun kawanan itu juga tidak
menelusuri hutan dengan motor, karena tidak ada jejak ban motor di sana. Dari
kesimpulan Zabeth tersebut, La Guille menyetujuinya. Ia pun melanjutkan
bahwa jika kawanan penebang kayu itu menelusuri jalan hutan dengan motor,
mereka pasti sudah menemukan motor-motor milik mereka.
Interjeksi probablement dalam ujaran di atas memiliki makna sikap
setuju La Guille bahwa para penebang kayu tidak melanjutkan perjalanan
mereka menelusuri hutan baik dengan mobil maupun dengan motor.
Probablement dalam BP memiliki makna vraisemblablement (cf. sans doute).
Interjeksi probablement dalam BP memiliki padanan frasa boleh jadi dalam
BI. Dapat dikatakan terjadi pergeseran unit dari interjeksi probablement ke
boleh jadi yang termasuk dalam tataran frasa dalam BI. Frasa boleh jadi
memiliki makna sikap setuju
Dari keseluruhan data yang telah dianalisis, terlihat bahwa satu jenis
interjeksi yang sama dapat memiliki padanan berbagai bentuk. Hal tersebut
didasari pada konteks dan situasi ujaran yang menjadi faktor utama penentu
makna interjeksi. Selain itu, terbukti bahwa interjeksi Bsu dapat diberi
padanan berupa interjeksi BSa, padanan zero, maupun unsur lain yang
memiliki makna leksikal yang dapat berupa kata, frasa, maupun kalimat.
Demikianlah analisis dari penelitian ini. Berikut adalah tabel yang menyajikan
secara ringkas hasil analisis interjeksi yang telah dipaparkan sebelumnya.
Tabel 3.2 Hasil Analisis Padanan Interjeksi Bentuk Nomina dalam BP ke BI
No. Interjeksi
BP
Makna Interjeksi Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
1. Attention! sikap
memperingatkan
Awas! -
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
44
Universitas Indonesia
No. Interjeksi
BP
Makna Interjeksi Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
sikap meminta
perhatian
Perhatian! -
2. Ciel! perasaan terkejut Ya Tuhan! Unit-shift (Kt�Fr)
3. Courage! sikap memberi
semangat
Semangat! -
4. Malheur! perasaan khawatir Celaka! -
5. Prudence! sikap memberi
peringatan
Hati-hati! -
Tabel 3.3 Hasil Analisis Padanan Interjeksi Bentuk Adjektiva dalam BP ke BI
No. Interjeksi
BP
Makna
Interjeksi
Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
1. Bizarre! perasaan
penasaran
Aneh! -
2.
Bon!
perasaan kesal
Dah! -
pd. Zero -
la fonction
phatique
pd. zero -
perasaan senang Oke -
sikap
bersemangat
Oke -
tindakan
menyudahi
sesuatu
Oke
-
sikap berpamitan
Oke -
Nah -
pd. zero
-
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
45
Universitas Indonesia
No. Interjeksi
BP
Makna
Interjeksi
Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
sikap tidak berani
Tapi Class-shift
(Int�Konj)
sikap
memberanikan
diri
Oke
-
perasaan sedih Oke -
sikap meyakinkan
diri
Oke -
3. Chic! perasaan senang Asyik! -
4. Curieux! perasaan ganjil Aneh! -
5. Formidable! sikap
bersemangat
Wah, hebat! Unit-shift (Kt�Fr)
perasaan senang
Cihuy!
Sedap!
-
Hebat! -
perasaan terkejut Wah, hebat! Unit-shift (Kt�Fr)
perasaan bangga Wah, hebat! Unit-shift (Kt�Fr)
Tabel 3.4 Hasil Analisis Padanan Interjeksi Bentuk Adverbia dalam BP ke BI
No. Interjeksi BP Makna
Interjeksi
Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
1. Ben! perasaan heran
Lho -
Wah -
la fonction
phatique
pd. zero -
2. Comment! perasaan heran Apa?! -
3.
Bien!
sikap bersemangat Oke!
-
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
46
Universitas Indonesia
No. Interjeksi BP Makna
Interjeksi
Padanan
dalam BI
Pergeseran yang
Terjadi
4.
Evidemment!
perasaan tidak
percaya
Tidak masuk
akal!
Unit-shift
(Kt�Kal)
sikap setuju
perasaan yakin
Memang
benar!
Tentu saja!
Unit-shift
(Kt�Fr)
Unit-shift
(Kt�Fr)
5. Exactement! perasaan yakin Tepat! -
6. Probablement! sikap setuju Boleh jadi Unit-shift
(Kt�Fr)
Dari analisis yang telah dilakukan, terlihat bahwa satu jenis interjeksi
dalam memiliki padanan yang bervariasi. Dalam beberapa kasus juga terjadi
pergeseran dari interjeksi BP ke BI. Dalam bab berikutnya, akan diuraikan
kesimpulan yang didapat dari penelitian ini.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
47
Universitas Indonesia
BAB 4
KESIMPULAN
Penelitian ini mencoba menjawab masalah yang telah dikemukakan
dalam bab 1, yakni bagaimana interjeksi BP diterjemahkan ke dalam BI.
Adapun interjeksi yang dianalisis dalam penelitian ini terbatas pada interjeksi
yang memiliki bentuk nomina, adjektiva, dan adverbia. Dari hasil analisis
yang dilandasi teori-teori yang dijelaskan dalam bab 2, dapat ditarik beberapa
kesimpulan berikut.
Interjeksi merupakan kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan
pembicara. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa interjeksi bertugas untuk
menyatakan berbagai makna. Untuk menentukan makna dari interjeksi
tersebut, konteks dan situasi ujaran merupakan faktor utama penentu makna
interjeksi. Maka, interjeksi Bsu dapat diberi padanan berupa interjeksi BSa,
padanan zero, padanan nil, maupun unsur lain yang memiliki makna leksikal
yang dapat berupa kata, frasa, maupun kalimat.
4.1 Temuan
Dari 75 data yang telah dianalisis dan dikelompokkan menjadi tiga
kategori interjeksi, yakni interjeksi yang memiliki bentuk nomina, adjektiva,
dan adverbia, didapat pelbagai macam makna interjeksi. Setelah dilakukan
analisis, 14 data yang mengandungi interjeksi berbentuk nomina menyatakan
dua golongan besar makna, yakni makna sikap dan perasaan. Makna sikap
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
48
Universitas Indonesia
yang dinyatakan interjeksi BP yang memiliki bentuk nomina dalam analisis ini
terdiri dari: sikap memperingatan, sikap meminta perhatian, dan sikap
memberi semangat. Adapun makna perasaan yang didapat terdiri atas:
perasaan terkejut dan perasaan khawatir.
Dalam analisis data, didapati bahwa terjadi pergeseran pada
perpadanan interjeksi BP dalam BI. Pergeseran tersebut berupa pergeseran
unit dari kata ke frasa, yang terjadi pada interjeksi ciel dalam BP yang
diterjemahkan menjadi ya Tuhan dalam BI.
Adapun 38 data yang mengandungi interjeksi yang memiliki bentuk
adjektiva menyatakan tiga golongan besar makna, yakni sikap, tindakan, dan
perasaan. Makna sikap yang dinyatakan interjeksi BP dalam analisis ini
adalah: sikap bersemangat, sikap berpamitan, sikap memberanikan diri, sikap
tidak berani, dan sikap meyakinkan diri. Makna tindakan yang didapat berupa
tindakan menyudahi sesuatu. Adapun makna perasaan yang dinyatakan
berupa: perasaan penasaran, perasaan kesal, perasaan senang, perasaan sedih,
perasaan ganjil, perasaan terkejut, dan perasaan bangga. Hal lain yang
ditemukan dalam interjeksi BP yang memiliki bentuk adjektiva adalah bahwa
interjeksi BP dapat berfungsi sebagai penyambung komunikasi (la fonction
phatique), yakni pada interjeksi bon. Selebihnya, beberapa konteks pada
interjeksi bon mendapat padanan zero.
Pergeseran yang terjadi dalam terjemahan interjeksi BP dalam BI yang
memiliki bentuk adjektiva berupa pergeseran kelas dan unit. Dalam
menganalisis pergeseran, ditemukan bahwa pergeseran kelas terjadi hanya
pada interjeksi bon dalam BP yang diterjemahkan menjadi tapi dalam BI.
Pergeseran unit yang terjadi berupa pergeseran dari bentuk kata ke frasa, yakni
pada interjeksi formidable dalam BP yang diterjemahkan menjadi wah hebat
dalam BI.
Dari 23 data yang mengandungi interjeksi BP yang memiliki bentuk
adverbia, menyatakan dua golongan besar makna yakni sikap dan perasaan.
Makna sikap yang dinyatakan oleh interjeksi BP terdiri dari: sikap
bersemangat, dan sikap setuju. Sementara itu, makna perasaan yang didapat
berupa perasaan heran, perasaan tidak percaya, dan perasaan yakin. Selain
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
49
Universitas Indonesia
makna-makna di atas, interjeksi BP yang memiliki bentuk adverbia juga dapat
berfungsi sebagai penyambung komunikasi (la fonction phatique), yakni pada
interjeksi ben. Ditemukan pula bahwa beberapa konteks interjeksi ben juga
memiliki padanan zero.
Terjadi pergeseran unit yang sebagian besar berupa pergeseran dari
kata ke frasa. Namun ada pula yang mengalami pergeseran unit dari kata ke
kalimat.
4.2 Diskusi
Dilihat dari jumlah data yang terhimpun, yakni 14 data interjeksi-
nomina, 38 data interjeksi-adjektiva dan 23 data interjeksi-adverbia, terlihat
bahwa data interjeksi-adjektiva memiliki jumlah yang paling banyak
dibanding dua lainnya. Dari perbedaan jumlah tersebut dapat disimpulkan
bahwa interjeksi-adjektiva merupakan jenis interjeksi yang paling banyak
digunakan dalam ujaran, terutama pada interjeksi bon. Interjeksi bon juga
dapat mewakili berbagai makna dalam berbagai konteks ujaran, karena dari
analisis yang dilakukan, interjeksi bon memiliki makna paling banyak
dibandingkan dengan interjeksi-interjeksi lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian sederhana yang masih memiliki
banyak kekurangan. Keterbatasan dalam penelitian ini membuat saya berharap
agar penelitian ini dapat dilanjutkan ke cakupan yang lebih besar lagi agar
tercapai kesempurnaannya.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
50
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Baker M. 1992. In other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge. Catford JC. 1965. A Linguistic Theory of Translation: An Essay in Applied
Linguistics. Oxford: Oxford University Press. Hoed BH. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Grevisse M. 1980. Le Bon Usage, Préface de Paul Robert (ed. ke-11). Paris: Duculot. Kridalaksana H. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (ed. ke-2). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana H. 2008. Kamus Linguistik (ed. ke-4). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Larson ML. 1984. Meaning-based Translation: A Guide to Cross-language
Equivalence. New York: University Press of America. Newmark P. 1988. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall International English Language Teaching.
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
51
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 1
INTERJEKSI-NOMINA
Attention (n.f.)
1. Sikap memperingatkan
1. BP BI
L’étranger semblait
s’interroger. Tantôt il
s’absorbait dans l’examen de la
carte, tantôt il promenait son
regard à la ronde, comme pour
s’orienter. Soudain, les
Compagnons eurent très peur.
Il leur sembla que l’inconnu
regardait avec insistance dans
leur direction. Avait-il entendu
du bruit? Non. Il examina de
nouveau la carte et la plia.
“Attention! murmura Tidou.
S’il revient sur ses pas, il risque
de nous découvrir.”
(AS h.28)
Orang asing itu tampak sedang
bertanya-tanya pada diri sendiri.
Kadang-kadang dia sibuk
mempelajari peta, kadang-kadang dia
melihat ke sekelilingnya, seperti
sedang mempelajari situasi. Tiba-tiba
anak-anak itu merasa sangat takut.
Tampaknya orang asing itu
memandang tajam-tajam ke arah
mereka. Apakah dia mendengar
bunyi? Tidak. Dia melihat peta lagi
dan melipatnya. “Awas! bisik Tidou.
Kalau kita kembali ke mobilnya, kita
akan kepergok.”
(MAR h.30)
2. BP BI
Ils roulaient ainsi depuis un
quart d’heure sous la couvert
des hauts fayardsquand Mady
s’écria : “Attention!... Deux
heures devant nous!... Une
auto!”
(AS h.97)
Mereka beriringan seperti itu selama
seperempat jam, di bawah naungan
pohon-pohon fayards yang tinggi,
ketika Mady berteriak, “Awas!... Ada
dua sinar di depan kita!... Sebuah
mobil!”
(MAR h.103)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
52
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 1
3. BP BI
Une heure s’écoula. L’homme
ne reparaissait pas, et aucun
bruit, au loin, à part celui de la
tronçonneuse. De plus en plus
inquiet, Rudi tenta un ultime
essai avec son talkie qu’il
secoua, tapota espérant un
miracle. Il essayait de démonter
l’appareil avec la pointe de son
canif quand Tidou le prévint :
“Attention!”
Les bûcherons rentraient. ...
(AS h.115)
Satu jam berlalu. Orang itu tidak
muncul lagi dan tak terdengar bunyi
dari jauh, kecuali bunyi mesin
pemotong kayu. Rudi, yang
bertambah khawatir, mencoba lagi
menggunakan walkie-talkienya
dengan mengguncang-guncang,
menepuk-nepuknya, sambil
mengharapkan terjadinya keajaiban.
Dia sedang mencoba membuka alat
itu dengan ujung pisau lipatnya,
ketika Tidou memperingatkan,
“Awas!”
Para penebang kayu itu pulang. ...
(MAR h.122)
4. BP BI
Le brouillard devint bientôt si
épais que Ganfron, qui roulait
en tête, alluma son phare, et
ralentit l’allure pour éviter les
chutes. Plus aucun point de
repère.
“Attention! répétait Tidou,
cherchez bien sur la gauche, le
sentier qui mène à la clairière.”
(AS h.40)
Tak lama kemudian kabut menjadi
demikian tebal, sehingga Gnafron,
yang meluncur paling depan,
menyalakan lampu motornya dan
memperlambat jalannya agar tidak
terpeleset. Petunjuk-petunjuk jalan
sudah tidak kelihatan.
“Awas!” kata Tidou berulang-ulang.
“Cari betul-betul di sebelah kiri, jalan
kecil yang menuju ke lapangan.”
(MAR h. 43)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
53
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 1
2. Sikap meminta perhatian
1. BP BI
Attention attention ! Tout le
monde en place pour le quart
d’heure tango d’amédée et son
accordéon enchanté.
(LM h.34)
Perhatian ! Perhatian ! Semua siap
untuk dansa tango bersama Amedee
dan akordeonnya.
(DM h.34)
2. BP BI
“Attention!...” Un éclair! Un
deuxième! Un
troisième!...Affolé, Kafi aboie
furieusement. Décidément, lui
non plus n’aime pas la
publicité…
(CR h.190)
“Awas!...” Satu jepretan! Dua kali!
Tiga kali!... Karena terkejut Kafi
menggonggong sekeras-kerasnya.
Wah, betul-betul dia tidak senang
publisitas...
(MPK h.211)
Ciel
1. Perasaan terkejut
1. BP BI
“Ainsi, reprit-elle, vous campez
en pleine forêt. De quel côté?”
--Près de la Croix de Buis, fit
Mady.
--Ciel, la Croix de Buis! Et vous
n’avez pas peur, la nuit? Je ne
sais si j’oserais... en ce
moment.”
(AS h.94)
“Jadi kalian berkemah di tengah-
tengah hutan, ya? Di sebelah mana?”
“Dekat Croix de Buis,” jawab Mady.
“Ya Tuhan, Croix de Buis! Dan
kalian tidak takut di malam hari?
Saya tidak tahu apakah saya akan
berani... pada hari-hari ini.”
(MAR h.100-101)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
54
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 1
2. BP BI
...Mais, plus loin, à cinquante
mètres de là, Rudi découvre les
quatres engins entassés au pied
d’un rocher, en contrebas du
chemin.
Loin de le rassurer, cette
trouvaille inquiète Gnafron. Ou
bien un ou plusieurs
Compagnons sont blessés,
incapables de redescendre, où
tous ont été emmenés par les
bûcherons, avec Kafi.
“Ciel! fait Zabeth, ils auraient
été enlevés?”
(AS h.151-152)
...Tetapi lebih jauh, pada jarak lima
puluh meter situ, Rudi menemukan
keempat motor itu bertumpuk di kaki
sebuah batu besar, di sebelah bawah
jalan.
Penemuan itu tidak menentramkan,
malahan menghawatirkan hati
Gnafron. Ada beberapa kemungkinan:
satu atau beberapa orang kawannya
terluka, tidak bisa turun lagi, atau
semuanya disandera oleh para
penebang kayu itu, dengan Kafi.
“Ya, Tuhan!” jerit Zabeth,
“Mungkinkah mereka semuanya
diculik?”
(MAR h.159-160)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
55
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 2
INTERJEKSI-ADJEKTIVA
Bizzare
1. Perasaan penasaran
1. BP BI
Bizzare ! fit Tidou vaguement
inquiet. Pourquoi Kafin’est-il
pas venu à notre rencontre ?
(AS h.40)
Aneh, gumam Tidou mulai khawatir.
Mengapa Kafi tidak menyongsong
kita ?
(MAR h.44)
Bon
1. Perasaan kesal
2. La fonction phatique
1. BP BI
Bon. Je vais aux comissions.
(JI, p.30)
Aku harus belanja .
(BH h.30)
2. BP BI
Bon, tu peux dormir là cette
année encore, MAIS C’EST LA
DERNIÈRE FOIS !
(JI, p.21)
Kamu boleh tidur di sini lagi tahun
ini. TAPI TERAKHIR YA !
(BH h.21)
1. BP BI
Bon, alors tu travererses la rue
et tu laisses parler ton cœur !
(JI, p.47)
Kalau begitu, katakan isi hatimu !
(BH h.47)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
56
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 2
2. BP BI
Bon. Allez. Courage. On doit
rentrer maintenant.
(JI, p.31)
Semangat. Kita harus pulang
sekarang.
(BH h.31)
3. BP BI
Bon, on fait quoi?
(JI, p.19)
Mau ngapain?
(BH h.19)
4. BP BI
Bon. Un yogourt et au lit.
(LM h.17)
Minum yogurt lalu tidur.
(DM h.17)
5. BP BI
Bon…on y va ?
(JI, h.9)
Ayo, bu !
(BH h.9)
6. BP BI
Bon…à partir de maintenant, je
te coache : boulot! Boulot !
boulot !
(LM h.8)
Mulai sekarang kuawasi : kerja !
kerja ! kerja !
(DM h.8)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
57
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 2
3. Sikap bersemangat
4. Tindakan menyudahi sesuatu
5. Sikap berpamitan
1. BP BI
Tenez bon. Mon prince !
(LM h.7)
Aku datang !
(DM h.7)
2. BP BI
Bon ! Au temps pour moi :
t’avais raison. Le sport, c’est
super, j’ai une pêche d’enfer…
(JI, p.16)
Oke ! Olahraga memang hebat, aku
semangat…
(BH h.16)
1. BP BI
Bon! J’y vais! Je raccroche !
(JI, h.8)
Oke ! Sudah ya !
(BH h.8)
1. BP BI
Bon, je te le laisse, j’vais
essayer de bosser un peu.
(LM h.21)
Ibu tinggal ya. Mau menulis sedikit.
(DM h.21)
2. BP BI
Bon, j’vous laisse, hein, vous
devez avoir plein de trucs super
à vous raconter.
(LM h.26)
Kutinggal ya. Pasti banyak yang
ingin kalian bicarakan.
(DM h.26)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
58
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 2
Curieux
1. perasaan ganjil
1. BP BI
Curieux ! fit Gnafron, toutes
ces feuilles arrachées, ces
branches cassées prouvent
qu’il y a eu lutte. On dirait que
Kafi s’est débattu pour
échapper à celui qui voulait le
prendre ou l’achever.
(AS h.66)
Aneh ! kata Gnafron. Semua daun-
daun yang berserakan, dahan-dahan
yang patah-patah, membuktikan
bahwa ada perkelahian. Mungkin Kafi
melawan, untuk melarikan diri dari
orang yang bermaksud menculik atau
membunuhnya.
(MAR h.70)
2. BP BI
“Curieux ! fait Gnafron, si la
route ne va pas plus loin, nous
devrions retrouver, ici, la
voiture des bûcherons. Ils n’ont
pas pu rouler sur ce sentier de
chèvre qui grimpe tant !”
(AS h.150)
“Aneh !” kata Gnafron. “Jika jalan
ini berhenti sampai di sini, mestinya
kita menemukan mobil para
penebang kayu itu. Tidak mungkin
mereka terus melewati jalan setapak
yang begini mendaki.”
(MAR h.158)
Formidable (adj.)
1. perasaan senang
1. BP BI
Formidable ! Tidou. Nous
allons sauver Mady, nous lui
devons bien ça !...
(CR h.181)
Hebat, Tidou ! Kita akan menolong
Mady. Kita memang berutang budi
padanya.
(MPK h.202)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
59
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 3
INTERJEKSI-ADVERBIA
Ben
1.Perasaan heran
2. la fonction phatique
1. BP BI
Ben et après ? T’es jalouse ou
quoi ?
(JI, h.14)
Kenapa ? Cemburu nih ?
(BH, h.14)
2. BP BI
Ben t’attends. Meme pas de
savoir s’ils vont éviter
l’iceberg ?
(JI, h.40)
Gak mau lihat mereka berhasil
menghindari gunung es apa gak?
(BH, h.40)
1. BP BI
Ben creuse-toi la tête : offre-lui
un cadeau explicite pour lui
montrer tes sentiments.
(JI, h.43)
Kasih kado yang mengungkapkan
perasaanmu.
(BH, h.43)
2. BP BI
Ben oui, ils sont comme des
gosses à pas oser faire le
premier pas !
(JI, h.40)
Ya, mereka seperti anak kecil, gak
ada yang berani mengambil langkah
pertama.
(BH, h.40)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
60
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 3
3. BP BI
La St. Val’ ? Ben quoi ?
Tristan t’a pas envoyé de
lettre ?
(JI, h.34)
Valentine ? Kenapa ? Tristan gak
kasih surat?
(BH, h.34)
4. BP BI
Je heu…ben je voulais te
donner ça et t’inviter pour
heu…enfin tu verras…
(JI, h.34)
Aku eh…mau undang
kamu…eh…baca aja deh…
(BH, h.34)
5. BP BI
Ben c’est mon p’tit chat!
(JI, h.30)
Itu kucing saya !
(BH, h.30)
6. BP BI
Ben…mes parents viennent
juste de divorcer, tu sais, et…ça
fait bizarre de me dire que cette
année je passerai Noël sans
mon père…
(JI, h.25)
Orang tuaku baru bercerai. Aneh
rasanya merayakan natal tanpa
ayah…
(BH, h.25)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
61
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 3
Comment
1. perasaan heran
1. BP BI
-Mady? s’étonne Gnafron; elle
n’est pas là?
-Comment?... Ce n’est pas elle
qui vous a prévenus?... Vous ne
l’avez pas rencontrée?”
(AS h.155)
“Mady?” kata Gnafron keheranan.
“Memangnya dia tidak ada di sini?”
“Apa?”... Bukankah dia yang
memberi tahu kalian?... Kalian tidak
berjumpa dengan dia?”
(MAR h.163)
7. BP BI
Ben…si, en fait…je…je crois
bien que je suis un peu
jalouse !
(JI, h.14)
Sebenarnya…mungkin agak cemburu !
(BH, h.14)
8. BP BI
Ben ‘faut bien que tu sortes, de
temps en temps…
(JI, h.14)
Ibu perlu keluar sekali-sekali.
(BH, h.14)
9. BP BI
Lou? Ben t’es où?
(LM h.24)
Lou ? Kamu di mana ?
(DM h.24)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
62
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 3
Evidemment
1. perasaan yakin
1. BP BI
“Evidemment! Fit Tidou, même
si ce sont des étrangers, ils
utilisent une voiture
immatriculée dans ce
department. D’ailleurs, le
contremaître, lui, doit être du
pays : il parle le français avec
l’accent de la région.”(AS h.59)
“Tentu saja ,” kata Tidou,
“walaupun mereka orang asing,
mereka pasti menggunakan mobil
dengan nomor daerah ini. Lagi pula
sepertinya si kepala sih orang sini,
dia ngomong Prancis dengan aksen
daerah ini.”
(MAR h.62)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
63
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 4
Berikut hasil temuan tambahan dari kalimat yang mengandungi interjeksi BP. Semoga temuan ini dapat membantu dalam penelitian interjeksi selanjutnya. Interjeksi-frasa nominal: Mon Dieu!
1. BP BI
Mon père se força à sourire
pour remercier maman
d’accepter si courageusement
d’être mal logée dans une
maison sale, elle qui tenait si
bien la nôtre, mais presque
aussitôt, ses sourcils se
froncèrent de nouveau.
“Ce n’est pas tout, ajouta-t-il, il
y a autre chose qui m’ennuie,...
qui m’ennuie beaucoup.
--Mon Dieu! quoi donc?”
Mon père me regarda, puis
regarda le chien.
(CR h.13)
Papa memaksa diri tersenyum
sebagai tanda terima kasih kepada
Mama, yang tanpa ragu-ragu bersedia
menerima tempat tinggal yang jelek,
dalam bangunan kotor, padahal dia
biasa tinggal di rumahnya yang
terawat begitu baik. Tetapi sejenak
kemudian, Papa mengernyitkan
alisnya lagi.
“Ada satu hal lagi,” tambahnya, “ada
hal lain yang menyusahkan... yang
sangat menyusahkan hatiku.”
“Ya Tuhan! apa lagi?”
Papa memandangku, lalu melihat
anjingku.
(MPK h.14)
2. BP BI
“Mon Dieu! Fait Colette en
voyant, autour d’elle, ces
visages étonnés. Qu’y a-t-il de si
extraordinaire ? Pendant la
guerre, tous les toits du Vercors
abritaient des réfugiés. ”
(AS h. 176)
“Ya ampun !” kata Colette ketika
melihat wajah-wajah yang terkejut,
di sekitarnya. “Apa sih yang luar
biasa ? Semasa perang semua atap
yang ada di daerah Le Vercors
melindungi para pengungsi.”
(MAR h.185)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
64
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 4 Par exemple!
1. BP BI
Oh ! Par exemple ! c’est trop
fort…Messieurs les agents, voici
mes papiers, lisez, je vous en
prie ; nous sommes
d’honnorables commerants.
(CR h.162)
Ya, Tuhan ! Yang benar saja !
Keterlaluan!... Bapak-bapak polisi,
ini surat keterangan kami, silakan
baca. Kami pedagang-pedangan yang
terhormat.
(MPK h.181)
Pas d’hésitation!
1. BP BI
Le brigadier réfléchit et décide
: “Pas d’hesitation! Montons
jusqu’en haut.”
(AS h.152)
Polisi desa itu berpikir dan
memutuskan,
“Jangan ragu-ragu! Ayo kita naik
lebih tinggi!”
(MAR h.160)
Interjeksi-adjektiva yang diikuti adverbia: Bon, ben
Interjeksi-frasa adverbial: Ah, ben
1. BP BI
Bon, ben moi je vais aller faire
du cheval alors.
(JI, h.19)
Kalau gitu, aku pergi saja.
(BH h.19)
1. BP BI
Ah ben ça c’est un peu forte de
café ! Voilà que maintenant je
devrais t’encourager à écrire
tes machins de scientologie ?!?
(LM h.18)
Ini sudah keterlaluan ! Jadi, aku
harus mendorongmu untuk menulis
scientologi ?
(DM h.18)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010
65
Universitas Indonesia
LANJUTAN LAMPIRAN 4
Eh, bien!
1. BP BI
…et bien j’avais…ÇA !
(LM h.21)
…oh, dengan… INI!
(DM h.21)
2. BP BI
Nous nous sommes arretés net,
souffoqués. Les deux agents
s’approchent de notre bande,
nous détaillant, l’air
soupçonneux.
“Eh bien, mes gaillards”
(CR h.162)
Kami serempak berhenti, terkejut.
Kedua petugas keamanan itu
mendekati kelompok kami, sambil
memperhatikan kami dengan penuh
kecurigaan.
“Wah, anak-anak!...”
(MPK h.179)
2. BP BI
Ah ben voilà Clément…Fifrelin.
(LM h.26)
Nah, itu Clément…Fifrelin.
(DM h.26)
3. BP BI
Ah eh ben j’ai pas mes bonnes
lunettes por voir de près…
(LM h.29)
Kacamata ini bukan untuk baca…
(DM h.29)
4. BP BI
Ah ben on va être voisins de
palier !!
(JI, h.7)
Wah ! Kita bakal selantai !!
(BH, h.7)
Terjemahan interjeksi..., Restu Murtiningtyas, FIB UI, 2010