jadi peper hiv kehamilan.docx

36
PENDAHULUAN Pada awal hingga pertengahan tahun 1980-an, di dunia bagian lain mulai berhadapan dengan kasus epidemi HIV dan AIDS yang serius. Pada awal 1990-an, epidemi AIDS telah muncul di beberapa negara Asia, dan pada akhir dekade ini, HIV menyebar dengan cepat di banyak benua. 1 Saat ini, hampir 5 juta orang hidup dengan HIV di Asia Selatan, Timur dan Tenggara. Di India, statistik terbaru menunjukkan bahwa diperkirakan 0,1 % orang dewasa berusia 15-49 tahun yang hidup terinfeksi HIV, lebih rendah bila dibandingkan dengan prevalensi HIV di beberapa bagian sub-Sahara Afrika. Namun, dengan penduduk sekitar 1 miliar setara dengan 2,3 juta orang dewasa yang hidup terinfeksi HIV di India. Jumlah infeksi di Asia turun dari 450.000 pada tahun 2001 menjadi 369.000 pada tahun 2013 dan di India telah turun 56 % sejak 2006. 1 Sekitar 380.000 orang yang hidup terinfeksi HIV di Indonesia, memiliki epidemi yang paling cepat berkembang di Asia. Jumlah ini telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2014, jika pendekatan untuk pencegahan HIV tidak ditingkatkan. Kenaikan ini karena beberapa faktor termasuk: industri negara seks, pemeriksaan dini dan pengobatan terbatas, populasi yang tumbuh pesat dari orang-orang yang menggunakan narkoba, penolakan 1

Upload: r-erick-sebastian-cotto

Post on 17-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jadi peper hiv kehamilan.docx

PENDAHULUAN

Pada awal hingga pertengahan tahun 1980-an, di dunia bagian lain mulai berhadapan dengan

kasus epidemi HIV dan AIDS yang serius. Pada awal 1990-an, epidemi AIDS telah muncul di

beberapa negara Asia, dan pada akhir dekade ini, HIV menyebar dengan cepat di banyak benua.1

Saat ini, hampir 5 juta orang hidup dengan HIV di Asia Selatan, Timur dan Tenggara. Di

India, statistik terbaru menunjukkan bahwa diperkirakan 0,1 % orang dewasa berusia 15-49

tahun yang hidup terinfeksi HIV, lebih rendah bila dibandingkan dengan prevalensi HIV di

beberapa bagian sub-Sahara Afrika. Namun, dengan penduduk sekitar 1 miliar setara dengan 2,3

juta orang dewasa yang hidup terinfeksi HIV di India. Jumlah infeksi di Asia turun dari 450.000

pada tahun 2001 menjadi 369.000 pada tahun 2013 dan di India telah turun 56 % sejak 2006.1

Sekitar 380.000 orang yang hidup terinfeksi HIV di Indonesia, memiliki epidemi yang paling

cepat berkembang di Asia. Jumlah ini telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir dan

diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2014, jika pendekatan untuk pencegahan

HIV tidak ditingkatkan. Kenaikan ini karena beberapa faktor termasuk: industri negara seks,

pemeriksaan dini dan pengobatan terbatas, populasi yang tumbuh pesat dari orang-orang yang

menggunakan narkoba, penolakan kesehatan seksual dan pelayanan reproduksi pada orang-orang

yang belum menikah, dan krisis ekonomi.1

Tingginya kadar infeksi HIV yang ditemukan di antara kelompok beresiko tinggi, seperti

pengguna narkoba suntik, pekerja seks dan klien mereka, serta laki-laki yang berhubungan

dengan laki-laki. Pada tahun 2012, prevalensi HIV dilaporkan setinggi 36 % pada orang yang

menggunakan narkoba suntik. Peraturan daerah sering mengkriminalisasi kelompok beresiko

tinggi dan telah diidentifikasi bahwa beberapa anggota Komisi AIDS Nasional, yang

bertanggung jawab untuk mengatasi HIV / AIDS di Indonesia, gagal untuk mengatasi masalah

HIV/AIDS di kalangan yang beresiko tinggi. Kampanye untuk mempromosikan penggunaan

kondom di kalangan orang-orang yang terlibat dalam hubungan seks beresiko tinggi telah

bertemu perlawanan dari beberapa kelompok agama, yang merasa bahwa kondom hanya harus

dipromosikan untuk pasangan yang sudah menikah.2

Transmisi HIV melalui beberapa cara yaitu hubungan seks tanpa kondom, menyumbang

porsi yang signifikan dari infeksi HIV baru di banyak negara Asia. Klien pekerja seks

1

Page 2: jadi peper hiv kehamilan.docx

membentuk populasi terbesar pada resiko tinggi, antara 0,5-15%. Tingkat penggunaan kondom

saat berhubungan seks di banyak negara masih rendah. Faktor-faktor ini telah memberikan

kontribusi terhadap prevalensi HIV yang tinggi di kalangan pekerja seks dan klien mereka di

seluruh Asia. Selain itu, terjadi peningkatan jumlah perempuan yang sudah menikah dan

dianggap beresiko rendah' infeksi HIV menjadi terinfeksi HIV. Sekitar 25-40 % infeksi HIV di

beberapa negara Asia antara perempuan dan laki-laki yang terinfeksi melalui seks bayaran,

berhubungan seks dengan laki-laki lain atau menggunakan narkoba suntik.3

Penggunaan narkoba suntikan merupakan faktor pendorong utama dalam penyebaran HIV di

seluruh Asia, terutama di China, Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Di Cina 28,4 % dari semua

orang yang terinfeksi HIV diyakini telah terinfeksi melalui penggunaan narkoba suntik, sering

tumpang tindih antara komunitas penguna narkoba suntik dan masyarakat pekerja seks di Asia,

seperti pekerja seks melakukannya untuk membeli narkoba.4

Seks antar laki-laki menyumbang beberapa kasus yang tercatat paling awal dari HIV di Asia,

dan transmisi melalui jalur ini masih merupakan fitur yang menonjol dari epidemi banyak

negara. Kebanyakan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki di Asia tidak

mengidentifikasikan diri mereka sebagai gay karena norma-norma budaya yang mencegah

homoseksualitas, dalam beberapa kasus mereka bahkan mungkin menjadi kepala keluarga dan

mempunyai anak. Faktor-faktor baru yang muncul dalam penyebaran HIV di kalangan

homoseksual seperti kencan melalui internet, penggunaan narkoba, dan bentuk lain. Prevalensi

HIV meningkat diantara populasi homoseksual di Negara-negara Asia Selatan dan Asia

Tenggara.1

HIV dalam kehamilan merupakan salah satu masalah utama dalam bidang Obstretri.

Transmisi heteroseksual dan penyalahgunaan obat suntik meningkat kejadiannya secara

signifikan. Resiko infeksi pada bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi HIV diperkirakan 13-39

%. Kebanyakan anak-anak yang terinfeksi bertahan hidup hingga usia 5 tahun.5

Penularan ibu ke anak juga merupakan rute penularan HIV yang signifikan di Asia. Telah

terjadi penurunan 12 % dalam infeksi HIV yang terjadi pada anak-anak sejak tahun 2009, namun

pencegahan penularan dari ibu ke anak hanya 18 % di Asia Selatan dan Asia Tenggara pada

akhir 2011.1

2

Page 3: jadi peper hiv kehamilan.docx

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

HIV/AIDS adalah suatau sindroma penyakit defisiensi imunitas seluler yang didapat yang

disebabkan oleh HIV. Akibat adanya kehilangan kekebalan, penderita AIDS mudah terkena

berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit dan virus. (1,2)

HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah

retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi

kembali dirinya. (1,3)

ETIOLOGI

HIV merupakan retrovirus penyebab penyakit defisiensi imun yang ditemukan oleh

Montagmik dan kawan – kawan, pada tahun 1983. penyakit – penyakit ini disebabkan dua atau

lebih organisme yang memberikan petunjuk kemungkinan AIDS.

Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2.

HIV–1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang

berbeda–beda dari HIV–1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan

sub–jenis (clades). Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok

M terdapat sekurang–kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini

adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America, Japan, Australia,

Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika Selatan dan India.

HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat

banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya

menular dengan cara yang sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi

3

Page 4: jadi peper hiv kehamilan.docx

oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2,

ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat dan

lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka

yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya. (3)

CARA PENULARAN

HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air

susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah.

Virus tersebut menular melalui:

- Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah.

- Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut

belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril.

- Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang

telah terinfeksi.

- Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau

persalinan dan juga melalui menyusui. (1,2,3)

PATOGENESIS

Penularan HIV terjadi melalui cairan tubuh dari orang yang telah terinfeksi oleh HIV

yang masuk kedalam aliran darah orang yang sehat. Cairan tubuh yang paling potensial dalam

menularkan HIV adalah cairan yang banyak mengandung sel darah putih seperti darah, cairan

sperma dan cairan vagina. Pada umumnya pada awal terinfeksi oleh HIV tidak ditemui gejala –

gejala. Pada sebagian kecil kasus dijumpai gejala – gejala ringan seperti flu yang dikenal sebagai

‘’Seroconversion Illness’’.

4

Page 5: jadi peper hiv kehamilan.docx

Sistem kekebalan mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Sistem ini terdiri dari banyak

jenis sel. Dari sel–sel tersebut sel T–helper sangat krusial karena ia mengkoordinasi semua

sistem kekebalan sel lainnya. Sel T–helper memiliki protein pada permukaannya yang disebut

CD4.

HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada

protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita)

turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic

acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian

dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut

mulai menghasilkan virus–virus HI.

Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru.

Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan

berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana

akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh

infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari

orang ke orang.

Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–sel yang

terinfeksi dan mengantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong virus untuk

menghasilkan kembali dirinya.

Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml

kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia

menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik.

5

Page 6: jadi peper hiv kehamilan.docx

Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika sistem kekebalan

tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi–infeksi tersebut tidak

biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi

fatal.

Tanpa perawatan, viral load, yang menunjuk pada jumlah relatif dari virus bebas bergerak

didalam plasma darah, akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan mampu

melawannya. (1,3)

Perkembangan dari HIV dapat dibagi dalam 4 fase / stadium:

1. Infeksi utama (Seroconversion), ketika kebanyakan pengidap HIV tidak menyadari

dengan segera bahwa mereka telah terinfeksi. terjadi perubahan serologi dari negatif

menjadi positif, berlangsung antara 1-3 bulan bahkan ada yang sampai 6 bulan.

2. Fase asymptomatik, dimana tidak ada gejala yang nampak, tetapi virus tersebut tetap aktif

(5-8 tahun) jumlah sel T > 500

3. Fase symptomatik, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi–

infeksi oportunistik yang bukan HIV tertentu melainkan disebabkan oleh bakteri dan

virus–virus yang berada di sekitar kita dalam segala keseharian kita dengan tanda-tanda

pembesaran kelenjer limfe, jumlah sel T antara 200-500

4. AIDS, yang berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, adalah fase

akhir dan biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 kurang dari 200.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV

dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200. AIDS bukanlah penyakit yang

khusus melainkan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana

sistem kekebalan yang melemah tidak dapat merespons. (1,2,3)

6

Page 7: jadi peper hiv kehamilan.docx

PEMERIKSAAN KLINIS

Infeksi HIV dapat diketahui melalui sebuah pengujian antibodi mengenai HIV. Ketika

seseorang terinfeksi dengan HIV, antibodinya dihasilkan da0lam jangka waktu 3–8 minggu.

Tahap berikutnya sebelum antibodi tersebut dapat dideteksi dikenal sebagai "tahap jendela"

(window period).

- Pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan sampel darah, air liur atau air kencing.

- Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10–20 menit. Suatu hasil

positif biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih lanjut.

- Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan sebelum–selama–dan

sesudahnya. (1)

Terdapat 2 cara untuk pemeriksaan virus ini, yaitu :

1. Cara langsung

Yaitu isolasi virus dari sampel, umumnya dengan menggunakan PCR (Polimerase Chains

Reaction)

Tes HIV pada bayi karena zat anti dari ibu

Menetapkan status infeksi pada individu seronegatif

Tes oada kelompok resiko tinggi sebelum terjadi serokonversi

Tes konfirmasi untuk HIV sebab sensitivitas untuk ELISA lebih rendah.

2. Cara tidak langsung

A. ELISA ( Enzin Linked Imuno Sorbent Assay )

Bereaksi terhadap antibodi yang ada dalam serum dengan memperlihatkan

7

Page 8: jadi peper hiv kehamilan.docx

warna merah tua.

B. Western Blot jarang digunakan karena mahal serta cukup sulit dan membutuhkan

waktu yang lama.

C. IFA ( Imuno Fluoresen Assay )

D. RIFA ( Radio Imunopraecipitation Assay ) (1)

Disamping itu, terdapat dua cara pengujian yang tersedia dalam memonitor

perkembangan HIV/AIDS:

- Pengujian CD4 adalah mengukur jumlah dari CD4 atau sel T–helper didalam darah.

Kekuatan dari sistem.

- Pengujian viral load adalah mengukur jumlah dari HIV didalam darah dalam setiap ml

darah. Semakin tinggi viral load maka semakin cepat pula perkembangannya ke AIDS. (3)

RESIKO DAN KEUNTUNGAN PEMERIKSAAN HIV

Resiko pemeriksaan HIV

Gangguan pada hubungan antar manusia

Seperti mengasingkan diri dari lingkungan sosial

Gejala menarik diri

Kesulitan dalam pekerjaan

Reaksi psikologios yang berat, seperti mimpi buruk, usaha bunuh diri, cemas dan

marah

Keuntungan pemeriksaan HIV

Membuat individu segera mendapat intervensi medik

8

Page 9: jadi peper hiv kehamilan.docx

Melindungi resisten dari organ – organ yang di donorkan sel telur, sperma, ASI atau

menyuntikkan bayinya dengan vaksin virus hidup.

Mengurangi kecemasan

Mendorong individu dengan tingkah laku beresiko tinggi untuk mengubah perilaku. (2)

PENGOBATAN

Obat–obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk HIV/AIDS tetapi

cukup memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap HIV. Pada tempat yang kurang baik

pengaturannya permulaan dari pengobatan ARV biasanya secara medis direkomendasikan ketika

jumlah sel CD4 dari orangyang mengidap HIV/AIDS adalah 200 atau lebih rendah. Untuk lebih

efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV dikonsumsi, secara umum ini adalah

mengenai terapi Antiretroviral yang sangat aktif (HAART). Kombinasi dari ARV berikut ini

dapat mengunakan:

1. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI'), mentargetkan

pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral

RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT, ddl, ddC & 3TC).

2. Non–nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI's) memperlambat reproduksi

dari HIV dengan bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang

penting. Enzim tersebut sangat esensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan

kedalam sel–sel. Obat–obatan NNRTI termasuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta),

efavirenza (Sustiva).

3. Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga

suatu virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan. (3)

9

Page 10: jadi peper hiv kehamilan.docx

Pencegahan perpindahan dari ibu ke anak (PMTCT): seorang wanita yang mengidap

HIV(+) dapat menularkan HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan masa

menyusui. Dalam ketidakhadiran dari intervensi pencegahan, kemungkinan bahwa bayi dari

seorang wanita yang mengidap HIV(+) akan terinfeksi kira–kira 25%–35%. (1,3)

Dua pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi penularan HIV/AIDS dari ibu ke

anak. Obat–obatan tersebut adalah:

1. Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28 minggu

selama masa kehamilan. Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan angka penularan

mendekati 67%. Suatu rangkaian pendek dimulai pada kehamilan terlambat sekitar 36

minggu menjadi 50% penurunan. Suatu rangkaian pendek dimulai pada masa persalinan

sekitas 38%. Beberapa studi telah menyelidiki pengunaan dari Ziduvidine (AZT) dalam

kombinasi dengan Lamivudine (3TC)

2. Nevirapine: diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu

dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut dapat

menurunkan penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya digunakan pada ibu dengan

membawa satu tablet kerumah ketika masa persalinan tiba, sementara bayi tersebut harus

diberikan satu dosis dalam 3 hari.

Post–exposure prophylaxis (PEP) adalah sebuah program dari beberapa obat antiviral,

yang dikonsumsi beberapa kali setiap harinya, paling kurang 30 hari, untuk mencegah seseorang

menjadi terinfeksi dengan HIV sesudah terinfeksi, baik melalui serangan seksual maupun

terinfeksi occupational. Dihubungankan dengan permulaan pengunaan dari PEP, maka suatu

pengujian HIV harus dijalani untuk menetapkan status orang yang bersangkutan.

10

Page 11: jadi peper hiv kehamilan.docx

Informasi dan bimbingan perlu diberikan untuk memungkinkan orang tersebut mengerti

obat–obatan, keperluan untuk mentaati, kebutuhan untuk mempraktekan hubungan seks yang

aman dan memperbaharui pengujian HIV. Antiretrovirals direkomendasikan untuk PEP termasuk

AZT dan 3TC yang digunakan dalam kombinasi. CDC telah memperingatkan mengenai

pengunaan dari Nevirapine sebagai bagian dari PEP yang berhutang pada bahaya akan kerusakan

pada hati. Sesudah terkena infeksi yang potensial ke HIV, pengobatan PEP perlu dimulai

sekurangnya selama 72 jam, sekalipun terdapat bukti untuk mengusulkan bahwa lebih awal

seseorang memulai pengobatan, maka keuntungannya pun akan menjadi lebih besar.

PEP tidak merekomendasikan proses terinfeksi secara biasa ke HIV/AIDS sebagaimana

hal ini tidak efektif 100%; hal tersebut dapat memberikan efek samping yang hebat dan

mendorong perilaku seksual yang tidak aman. (3)

PENCEGAHAN

Program pencegahan penyebaran HIV dipusatkan terutama pada pendidikan masyarakat

mengenai cara penularan HIV, dengan tujuan merubah kebiasaan orang –orang yang beresiko

tinggi untuk tertular.

Cara – cara pencegahan ini adalah :

1. Untuk orang sehat

- Abstinens ( tidak melakukan hubungan seksual )

- Sex aman ( terlindung )

2. Untuk penderita HIV positif

- Abstinens

- Seks aman

- Tidak mendonorkan darah atau organ

11

Page 12: jadi peper hiv kehamilan.docx

- Mencegah kehamilan

- Memberitahu mitra seksualnya sebelum dan sesudah diketahui terinfeksi

3. Untuk penyalah guna obat – obatan.

- Menghentikan penggunaan suntikan bekas atau bersama – sama

- Mengikuti program rehabilitasi

4. Untuk profesional kesehatan

- Menggunakan sarung tangan lateks pada setiap kontak dengan cairan tubuh

- Menggunakan jarum hanya untuk sekali pakai

Bermacam – macam vaksin sudah dicoba untuk mencegah dan memperlambat

progresivitas penyakit, tapi sejauh ini belum ada yang berhasil.

Permukaan – permukaan yang terkontaminasi HIV dengan mudah bisa di bersihkan dan

disucihamakan karena virus ini rusak oleh panas dan cairan desinfektan yang biasa digunakan

seperti Hidrogen Peroksida dan Alkohol.

Sangatlah mungkin bagi pengidap HIV/AIDS dalam menjalani suatu hidup yang

produktif dengan mengikuti suatu diet tinggi akan protein dan kilojoule yang sehat, mengatur

tingkat–tingkat stress, mempraktekan seks yang aman dengan mengunakan kondom, tidak

minum air yang belum dimasak, moderasi dalam mengkonsumsi alkohol dan merokok, mencuci

tangan, memastikan kesejahteraan spiritual dan emosional serta memperhatikan infeksi

oportunistik sedini mungkin. Orang yang memiliki hewan piaraan harus mengikuti tindakan

pencegahan yang normal dengan menjamin bahwa makanan, kotoran dan tempat tidur mereka

selalu segar dan memenuhi norma kesehatan sepanjang waktu.

Perawatan harus dilakukan untuk menghindari pukulan, goresan dan gigitan serta

binatang tersebut harus dimandikan dan divaksinasi secara teratur. (1,3)

12

Page 13: jadi peper hiv kehamilan.docx

PROGNOSIS

Pemaparan terhadap HIV tidak selalu mengakibatkan penularan, beberapa orang yang

terpapar HIV selama bertahun-tahun bisa tidak terinfeksi. Di sisi lain seseorang yang terinfeksi

bisa tidak menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa pengobatan, infeksi HIV

mempunyai resiko 1-2 % untuk menjdi AIDS pada beberapa tahun pertama. Resiko ini

meningkat 5% pada setiap tahun berikutnya. Resiko terkena AIDS dalam 10-11 tahun setelah

terinfeksi HIV mencapai 50%. Sebelum diketemukan obat-obat terbaru, pada akhirnya semua

kasus akan menjadi AIDS. Pengobatan AIDS telah berhasil menurunkan angka infeksi

oportunistik dan meningkatkan angka harapan hidup penderita. Kombinasi beberapa jenis obat

berhasil menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak dapat terdeteksi. Tapi belum ada

penderita yang terbukti sembuh. 5

Teknik penghitungan jumlah virus HIV (plasma RNA) dalam darah seperti polymerase

chain reaction (PCR) dan branched deoxyribonucleid acid (bDNA) test membantu dokter untuk

memonitor efek pengobatan dan membantu penilaian prognosis penderita. Kadar virus ini akan

bervariasi mulai kurang dari beberapa ratus sampai lebih dari sejuta virus RNA/mL plasma.

Dengan perkembangan obat-obat anti virus terbaru dan metode-metode pengobatan dan

pencegahan infeksi oportunistik yang terus diperbarui, penderita bisa mempertahankan.5

kemampuan fisik dan mentalnya sampai bertahun-tahun setelah terkena AIDS. Sehingga pada

saat ini bisa dikatakan bahwa AIDS sudah bisa ditangani walaupun belum bisa disembuhkan.

13

Page 14: jadi peper hiv kehamilan.docx

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.H

Umur : 31 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Komplek marelan indah No.22

Agama : Islam

Suku : Padang

Pendidikan Terakhir : SMA

Tgl masuk RS : 20 April 2014 ( IGD )

Jam masuk RS : 18.00 WIB

No RM : 211116

Tanggal periksa : 20 April 2014

Identitas Suami

Nama : Tn. E

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : wiraswasta

Pendidikan Terakhir : S1

GPA : G3P1A1 gravida 38-39 minggu

I. ANAMNESA (Autoanamnesa &Alloanamnesa)

Keluhan Utama : Mau melahirkan

Telaah :

Pasien usia 31 tahun datang masuk melalui IGD RSUD Haji medan pada tanggal 20

April 2014 jam 18.00 WIB dengan keterangan G3P1A1 gravida 38-39 minggu dengan HIV

reaktif. Pasien merupakan pasien dr.Muslih SpoG.

Saat dirumah sakit pasien belum mengeluh adanya mules-mules maupun perut kencang

atau tegang, pasien juga belum merasakan adanya keluar air-air maupun lendir ataupun darah

14

Page 15: jadi peper hiv kehamilan.docx

dari jalan lahir. Pasien masih merasakan gerakan aktif dari janin. Buang air kecil dan buang

air besar tidak ada keluhan.

Selama kehamilan pasien tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi, mual dan

muntah, nyeri kepala, demam penurunan penglihatan serta anggota badan yang bengkak dan

perdarahan dari jalan lahir.

Pasien sudah merencanakan ke IGD pada tanggal 20 april 2014 dikarnakan pasien telah

berkonsultasi di Poli kebidanan pada tanggal 15 april 2014.

Riwayat Penyakit Dahulu :

±3 tahun yang lalu pasien melakukan pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling and

Testing) dan didapatkan hasil HIV reaktif pada bulan Februari tahun 2011. Pasien berobat ke

RS Pakam dan didiagnosa menderita HIV.

Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung dan penyakit

ginjal sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga :

Suami dan anak pertama pasien tidak pernah mempunyai keluhan yang sama seperti

pasien. Suami dan anak pertama pasien juga belom pernah melakukan pemeriksaan VCT

Riwayat Pengobatan :

Pasien pernah dirawat di RS Pakam dan mendapatkan pengobatan Neviral dan Deviral

untuk penyakit HIVnya sampai saat ini.

Pasien tidak pernah mendapatkan transfusi darah.

Riwayat Haid :

Menarche pada usia 13 tahun, menstruasi tidak teratur setiap bulannya, dengan lama

setiap kali haid ± 6-7 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari, disminorea (+), keputihan (+).

HPHT : 30 07 2013

HPL : 07 05 2014

Riwayat Seksual :

15

Page 16: jadi peper hiv kehamilan.docx

Pasien pertama kali melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun dengan suaminya,

frekuensi 2-3 kali seminggu, nyeri saat berhubungan (-).

Pada tahun 2012-2013 (± selama satu tahun) pasien jarang melakukan hubungan seksual

dengan suaminya dikarenakan tempat tinggal yang terpisah. Pasien berada di medan

sedangkan suami pasien bekerja di Jakarta sebagai buruh pabrik.

Riwayat Pernikahan :

Pasien menikah dua kali pada tahun 2006 dan 2012, yaitu saat pasien berusia 20 tahun

dan suami pasien berusia 24 tahun.

Riwayat Obstetri :

G3P1A0

Anak Pertama : Dilahirkan di Bidan tahun 2006, lahir abortus , usia kehamilan 4 minggu,

meninggal

Anak Kedua : Dilahirkan di RSUD. Haji medan, ditolong oleh dokter, lahir Sesar a/i HIV,

usia kehamilan 9 bulan, jenis kelamin perempuan, BBL 2900 gram, hidup.

Anak Ketiga : hamil ini

Riwayat Pemberian ASI

Anak Kedua : Diberikan PASI sejak lahir

Riwayat ANC :

Pasien pertama kali memeriksakan kandungannya ke Bidan saat usia kehamilan 6 bulan

sebanyak 3 kali . Selanjutnya bidan menyarankan pasien melakukan pemeriksaan kandungan

di RSUD HAJI sebanyak 2 kali

Pasien melanjutkan pemeriksaan kandungan di Poli Kandungan di RSUD HAJI

sebanyak dua kali dan mendapat tablet penambah darah.

16

Page 17: jadi peper hiv kehamilan.docx

Riwayat KB :

Pasien pernah menggunakan KB suntik 3 bulan sekali sebelum kehamilan anak pertama

namun tidak cocok . Setelah pasien dinyatakan positif menderita HIV, suami pasien selalu

menggunakan kondom setiap mereka berhubungan seksual.

Riwayat Alergi:

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat.

Riwayat Trauma :

Pasien tidak pernah mengalami trauma.

Riwayat Operasi :

Pasien mempunyai riwayat operasi Secsio sesaria anak ke 2

II. Status Present (02-03-2014)

Sens : Compos mentis

Vital Sign : TD :110/70 mmHg Anemia : -/-

RR : 20 x/menit Ikterik : -/-

Nadi : 84 x/menit Dyspnoe : -

Suhu : 36,5°C Sianosis : -

Antropometri : BB sekarang : 59 kg Oedem : -

TB : 155 cm

Status Genaralisata

Mata : Anemia -/-, Ikterus -/-

Leher : KGB tidak teraba, TVJ tidak meningkat

Thorak : Cor : bunyi jantung normal, reguler, bunyi tambahan (-)

Pulmo : Suara pernafasan vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen : Distensi (-), Peristaltik (+) Normal, Hepar tidak teraba, lien tidak

teraba

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-/-)

Status Obsterti

17

Page 18: jadi peper hiv kehamilan.docx

Abdomen : Membesar, asimetris

Palpasi

Leopold I : 4 jari dibawah proc.Xypoideus ( 28 cm )

Leopold II : kiri teraba bagian kecil, kanan teraba punggung, teregang kekanan

Leopold III : Teraba bulat keras, ,elenting bagian bawah kepala

Leopold IV : Divergen,

Gerak Janin : (+)

HIS : (-)

DJJ : 148x/menit

EBW : 2200-2400 gr

Inspeculo : Tidak dilakukan pemeriksaan

HASIL LABORATORIUM

Darah Nilai normalHb : 11,4 gr/dl 12- 16 gr/dlHt : 33,6 % 36-47 %Leukosit : 10,000/mm3 4000-11.000/mm3

Trombosit : 225.000 / mm3 150.000-450.000/mm3

Eritrosit : 4,0 3,9 – 5,6 mm3

Gds : 177 mg/dL < 140 mg/dL

V. DIAGNOSA KERJA

Prev SC 1 x + MG + KDR (aterm) + PK + AH + B.Inpartu

VII. TERAPI

- Persiapan operasi

-IVFD 20 gtt/i

- Kateter urin

-Inj. Cefotaxim 2 gr/iv skin test

- Puasa 6-8 jam

18

Page 19: jadi peper hiv kehamilan.docx

LAPORAN SEKSIO SESARIA :

1. Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan keteter terpasang baik

2. Dilakukan tindakan aseptic dengan larutan pavidor iodine 10% dan alcohol 70% pada

dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi

3. Dibawah anastesi spinal dilakukan insisi mulai dari kulit subkutis sepanjang 10cm

4. Dengan mensisipkan pinset anatomi dibawahnya fascia di gunting ke kanan dan ke kiri, otot

dikeluarkan tumpul

5. Peritoneum dijepit dan klem, diangkat lalu digunting ke atas dan kebawah

6. Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR

7. Lalu plika vesicouterina digunting uterus di insisi, secara konkaf sampai menembus

subendometrium,kemudian endometrium ditembuus secara tumpul dengan jari dan

diperlebar sesuai arah sayatan

8. Dan ekstraksi bokong kemudian perasa lowest dan meuricu maka lahir bayi perempuan BB

3900gr. PB 50cm, AS 3/9, anus (+)

9. Tali pusat di klem pada 2 tempat dan digunting

10. Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat

11. Kedua kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval

12. Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dan kasa steril terbuka sampai tidak

ada selaput ketuban dengan kasa steril terbuka sampai tidak ada selaput atas bagian

plasenta yang tertinggal, kesan bersih

13. Dilakukan penjahitan homeostatis pada kedua ujung robekan uterus dengan benang

chronic, vicryl no 2 dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci over hecting.

Evaluasi tidak ada perdarahan repitonealisasi dengan cut gut no 1,0

14. Klem peritoneum dipasang lalu kavum abdomen dibersihkan dan bekuan darah dari cairan

ketuban, kesan bersih. Evaluasi : tuba dan ovarium kanan kiri, kesan : normal

15. Kedua ujung fascia di jepit dengan locher,lalu dijahitt secara jelujur

16. Sub cutis di jahit secara simple suture dengan plan cut gut

17. Kutis di jahit secara subkutikuler dengan vicryl no. 4.0

18. Luka operasi ditutup supratule,kasa steril+betadine solution dan hipofix

19. Liang vagina di bersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih

20. KU ibu post operasi : stabil

19

Page 20: jadi peper hiv kehamilan.docx

INSTRUKSI PASCA OPERASI :

1.awasi kontrasi, tanda tanda perdarahan

2.cek HB 2 jam post operasi, jika < 8 gr/dl transfuse sesuai kebutuhan

TERAPI :

1.Tirah baring

2.IVFD RL+oksitosin 10-5-5 20 gtt/i

3.Inj. ceftriaxon 1gr/iv/12 jam

4.inj. ketorolac 30 mg/iv/8 jam

5.inj. Transamin 1amp/8 jam

IX. Follow Up

Follow up (21-04-2014) Prev SC

S : Pusing

O : Sensorium : Compos mentis

Vital Sign : TD :110/70 mmHg Ikterik : -

RR : 20 x/menit Anemis : -

Nadi : 84 x/menit Sianosis : -

Suhu : 36,5°C Dyspnoe : -

Oedem : -

Abdomen : Membesar asimetris

TFU : 3 jari bawah prosesusxipoideus

Teregang : Kanan

Terbawah : Kepala

Gerak janin : (+)

HIS (-)

DJJ : 132 x/menit

EBW : 2200-2400

BAK : +

BAB : - Flatus : -

20

Page 21: jadi peper hiv kehamilan.docx

Dx : Prev SC 1 x + MG + KDR (aterm) + PK + AH + B.Inpartu

Tanggal : 22-04-2014 ( Post operasi )

Follow up (22-04-2014)

S : Nyeri pada luka operasi

O : Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign : TD :110/80 mmHg Ikterik : -

RR : 24 x/menit Anemis : -

Nadi : 80 x/menit Sianosis : -

Suhu : 36,5°C Dyspnoe : -

Oedem : -

Abdomen : Soepel peristaltik ( +)

TFU : 2 jari bawah pusat

P/V : Lochia rubra (+)

L/O : Tertutup verban kesan kering

BAB : (+) Flatus : -

BAK : Via kateter 120 cc/ jam

ASI : -/-

DX : Post SC a/i prev SC 1 x+ NH1

Follow up (23-04-2014)

S : -

O : Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign : TD :90/60 mmHg Ikterik : -

RR : 24 x/menit Anemis : -

Nadi : 80 x/menit Sianosis : -

Suhu : 36,5°C Dyspnoe : -

Oedem : -

Abdomen : Soepel peristaltik ( +) normal

TFU : 2 jari dbp

P/V : Lochia rubra (+)

L/O : Tertutup verban kesan kering

21

Page 22: jadi peper hiv kehamilan.docx

BAB : (-) Flatus : +

BAK : Via kateter 120 cc/ jam

ASI : -/-

DX : Post SC a/i prev SC 1 x+ NH2

Follow up (24-04-2014)

S : -

O : Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign : TD :80/70 mmHg Ikterik : -

RR : 24 x/menit Anemis : -

Nadi : 70 x/menit Sianosis : -

Suhu : 36,5°C Dyspnoe : -

Oedem : -

Abdomen : Soepel peristaltik ( +) normal

TFU : 2 jari dbp

P/V : Lochia rubra (+)

L/O : Tertutup verban kesan kering

BAB : (-) Flatus : +

BAK : +

ASI : -/-

DX : Post SC a/i prev SC 1 x+ NH3

R/ tanggal 25 april 2014 pasien berobat jalan

22

Page 23: jadi peper hiv kehamilan.docx

KESIMPULAN

HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang

system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan

AIDS. Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency

virus (HIV). Cara penularan HIVmelakukan penetrasi seks, melalui darah yang terinfeksi,

dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah

terinfeksi, wanita hamil. Penularan secara perinatal terjadi terutama pada saat proses melahirkan,

karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus

dari ibu dapat menular pada bayi.

Kelompok resiko tinggi: lelaki homoseksual atau biseks, orang yang ketagian obat

intravena, partner seks dari penderita AIDS, penerima darah atau produk darah (transfusi), bayi

dari ibu/bapak terinfeksi. Gejala mayor infeksi HIV adalah BB menurun lebih dari 10% dalam 1

bulan, diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan adanya

gangguan neurologis, demensia / HIV ensefalopati. Gejala minor: batuk menetap lebih dari 1

bulan, dermatitis generalist, adanya herpes zoster yang berulang, kandidiasis orofaringeal, herpes

simplex kronik progresif, limfadenopati generalist, infeksi jamur berulang pada kelamin wanita,

retinitis cytomegalovirus.

23

Page 24: jadi peper hiv kehamilan.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Merck MT. What is HIV/AIDS. Family Health International For HIV/AIDC. Update August

2006. available from URL : www.medicinet.com/info/whatisHIVADIS.pdf

2. Mansjoer A, et al, Penyakit Human Imunodeficiency Virus/AIDS dalam Kapita Selekta

Kedokteran, Jilid II, edisi ke 3,Media Aesculapius FK UI,2000; 162-165

3. Michael G. Acquired Imunno Deficiency Syndrome , Department of Diagnostic Sciences,

New Jersey Dental School, University of Medicine and Dentistry of New Jersey. 2005 .

available from URL : http://www.emedicine.com/file09855.htm

4. Hendarwanto, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Jakarta, FKUI,1996

5. Hiemann R. HIV, Eastern Virginia School of Medicine Last update July 23, 2006. Available

from URL : http://www.wikipedia.com/wiki/00344.htm

24