jamur candida albicans

7
Candida albicans Candida albicans merupakan bagian dari bentuk candida yakni salah satu jenis mikroorganisme atau mikroflora oral yang berupa jamur yang terdapat di dalam rongga mulut. Adapun macam dari Candida tersebut antara lain Candida albicans , candida tropikalis, candida glabrata, candida krusei, candida parapilosis. Dari kelima spesies candida tersebut Candida albicans merupakan spesies yang paling umum menyebabkan infeksi di rongga mulut (Nolte,1982). Klasifikasi Kingdom : Fungi Phylum : Ascomycota Subphylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Family : Saccharomycetaceae Genus : Candida Spesies : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923

Upload: yunita-fatmala

Post on 28-Dec-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Candida albicans menyebabkan lesi putih pada lidah

TRANSCRIPT

Page 1: Jamur Candida Albicans

Candida albicans

Candida albicans merupakan bagian dari bentuk candida yakni salah satu jenis mikroorganisme atau mikroflora oral yang berupa jamur yang terdapat di dalam rongga mulut. Adapun macam dari Candida tersebut antara lain Candida albicans , candida tropikalis, candida glabrata, candida krusei, candida parapilosis. Dari kelima spesies candida tersebut Candida albicans merupakan spesies yang paling umum menyebabkan infeksi di rongga mulut (Nolte,1982).

Klasifikasi 

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Subphylum : Saccharomycotina

Class : Saccharomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923

Sinonim : Candida stellatoidea dan Oidium albicans

Page 2: Jamur Candida Albicans

Habitat dan Transmisi

Candida albicans merupakan flora normal pada kavitasoral, gastrointestinal tract, saluran

genital wanita, dan kadang-kadang pada kulit.Oleh karena itu, infeksinya biasanya endogen,

walaupun cross-infection mungkin saja terjadi, misalnya dari ibu ke bayi.

Morfologi 

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua

bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan

menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Berbentuk spherical atau oval

dengan ukuran 3-5x5-10µ. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang

mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan

ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2-5,5 µ x 5-28 µ.

Struktur Candida albicans terdiri dari dinding sel,sitoplasma nukleus,membran golgi, dan

endoplasmic retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh mannoprotein,

gulkan, gulkan chitin.(Farlane M,2002).

Daur Hidup

Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang

membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk

bulat atau lonjong di sekitar septum. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang

berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ. Morfologi koloni C. albicans pada medium

padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit

cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah

tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau

asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, Candida

albicans tumbuh di dasar tabung.

Candida albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya melakukan

proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat sebagai sumber

karbon. Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya gas dan asam pada

Page 3: Jamur Candida Albicans

glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas

pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada glukosa, maltosa

dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa.

Patologi dan Gejala Klinis

Candidiasis adalah suatu infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur Candida.

Terjadinya candidiasis dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama pengguna protesa,

serostomia, penggunaan radio therapy, obat-obatan sitotoksis, konsentrasi gula dalam darah

(diabetes),penggunaan antibiotik atau kortikosteroid, penyakit keganasan (neoplasma),

kehamilan,defisiensi nutrisi, penyakit kelainan darah dan penderita Immunosupresi (AIDS)

sehingga pada penggunaan protesa menyebabkan kurangnya pembersihan oleh saliva dan

pengelupasan epitel. Hal ini menyebabkan perubahan pada mukosa.(Silverman S,2001)

Pertumbuhan Candida lebih subur bila disertai kortikosteroid, antibiotik, kadar glikosa tinggi,

dan imunodefisiensi (Jawetz et al,1996).

Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut (contohnya menyebabkan

Pseudomembranous candidiasi, feses, kulit dan di bawah kuku orang sehat. Candida albicans

dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam tubuh. Bentuk

blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan. Sesudah terjadi lesi, dibentuk

hifa yang melakukan invasi. Dengan proses tersebut terjadilah reaksi radang. Pada kandidosis

akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium.

Kelainan jaringan yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses

kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah

ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya

abses kecil-kecil berwarna keputihan.

Alat dalam lainnya yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok.

Mata dan otak sangat jarang terinfeksi. Kandidosis jantung berupa proliferasi pada katup-katup

atau granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau miokardium. Pada saluran

pencernaan tampak nekrosis atau ulkus yang kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak

Page 4: Jamur Candida Albicans

terlihat pada pemeriksaan. Manifestasi klinik infeksi Candida albicans bervariasi tergantung

dari organ yang diinfeksinya.

Diagnosis

Pemerikasaan langsung dengan menggunakan garam faal, isolasi jamur dengan media khusus,

atau biopsi.

a. Superfisialis

-Kulit dan kuku : Kerukan kulit atau kuku yang aktif diberi KOH 10% dan dilakukan

fiksasi isolasi bakteri

-Vagina dan orofaring : Mengusapkan kapas lidi pada lesi dan larutan garam faal diberi

KOH 10% dan dengan cara isolasi

b. Sistemik

-Biopsi Jaringan

-Pemeriksaan darah

-Sputum

-Urin

Pengobatan

1. Superfisialis : Larutan gentian violet 10%, derivatazol, pulien (nistatin dan amfoterisin-B)

2. Sistemik

-Derivatazol : itrakonazol, flukonazol, dan amfoterisin-B

-Antipiretik : antihistamin 2mg

Epidemiologi

Candida albicans dapat ditemukan di mana-mana sebagai mikroorganisme yang menetap di

dalam saluran yang berhubungan dengan lingkungan luar manusia (rektum, rongga mulut dan

vagina). Prevalensi infeksi Candida albicans pada manusia dihubungkan dengan kekebalan

tubuh yang menurun, sehingga invasi dapat terjadi. Meningkatnya prevalensi infeksi Candida

albicans dihubungkan dengan kelompok penderita dengan gangguan sistem imunitas seperti

Page 5: Jamur Candida Albicans

pada penderita AIDS, penderita yang menjalani transplantasi organ dan kemoterapi

antimaligna.

Selain itu makin meningkatnya tindakan invasif, seperti penggunaan kateter dan jarum infus

sering dihubungkan dengan terjadinya invasi Candida albicans ke dalam jaringan. Edward

(1990) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 344.610 kasus infeksi nosokomial yang

ditemukan, 27.200 kasus (7,9 %) disebabkan oleh jamur dan 21.488 kasus (79%) disebabkan

oleh spesies Candida. Peneliti lain (Odds dkk. 1990) mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita

AIDS, sekitar 44,8 % nya adalah penderita kandidosis.

Banyak studi epidemiologi melaporkan bahwa terjadinya kasus-kasus kandidosis tidak

dipengaruhi oleh iklim dan geografis. Hal itu menunjukkan bahwa Candida albicans sebagai

penyebab kandidosis dapat ditemukan di berbagai Negara.

Daftar Pustaka

Louise B. Hauley. 2003. Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta : Hipokrates

Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

Jainkittvong,el al. 2007. Candidiasis in OLP Patient Under going Topical Steroid Therapy.

Triple O.

MC Farlane et al. 2002. Essential of Microbiology for dental Student. Oxfort: New York.

Nolte.A.W . 1982. Oral Microbiology,4 ed. The C.V Mosby Co,St Louis:London.

Jawetz, Melnick, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC:

Jakarta

Scully C, Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis and Treatment, Edinburgh:

Wright, 2004