jar an an

22
JARANAN DARI JAWA TIMUR (Oleh Yosep Nurdjaman) A. Kebudayaan Jawa Timur Gambar 1 Peta Jawa Timur Sumber:www.google.com Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dahulu merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan

Upload: yosep-nurdjaman-alamsyah

Post on 05-Jul-2015

289 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jar an An

JARANAN

DARI JAWA TIMUR

(Oleh Yosep Nurdjaman)

A. Kebudayaan Jawa Timur

Gambar 1Peta Jawa Timur

Sumber:www.google.com

Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat

menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal

sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dahulu merupakan

daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan

Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri

(Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti

halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.

Kawasan Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan

ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa

Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima

dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.

Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan

Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat

kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.

Page 2: Jar an An

Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya

Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat

masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali.

Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.

Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki

ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang

diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi

anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara

setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan),

sunatan, pacangan.

Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami.

Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake

(menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan

peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau

kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan

Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda

dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar

wanita. Pada umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.

Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga

melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3

tahun setelah kematian.

Salah satu jenis kesenian yang berkembang di Provinsi Jawa Timur adalah

jenis kesenian Jaranan. Jaranan ini merupakan salah satu aset jenis kesenian yang

dimiliki oleh pemerintahan Jawa Timur. Pada awalnya jenis kesenian ini

berfungsi sebagai alat untuk mengiringi iring-iringan pernikahan. Namun setelah

berkembangnya jaman, kesenian jaranan ini berfungsi sebagai hiburan. Jaranan

pada jaman dahulu adalah selalu bersifat sakral. Maksudnya selalu berhubungan

dengan hal-hal yang sifatnya gaib. Selain untuk tontonan, dahulu jaranan juga

digunakan untuk upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan roh-roh

leluhur keraton. Pada jaman kerajaan dahulu jaranan seringkali ditampilkan di

Page 3: Jar an An

keraton.

B. Sejarah Kesenian Jaranan

Gambar 2Jenis Kesenian Jaranan dari Jawa Timur,

Sekarang kesenian Jaranan sudah banyak dimainkan oleh anak-anak Sumber :www.google.com

Sebenarnya Jaranan itu muncul sejak kapan sih? Seni jaranan itu mulai

muncul sejak tahun 1041, atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan yang dibagi

menjadi dua yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan

sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.

Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit.

Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali laki-laki

yang ingin melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi

Sangga Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang

tinggi. Dewi Sangga Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia ingin menjadi

petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Sangga Langit untuk menikah.

Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa

membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.

Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Sangga Langit, di antaranya adalah

Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong dari Blitar,

Kalawraha seorang adipati dari Pesisir Kidul, dan empat prajurit yang berasal dari

Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh

Dewi Sangga Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri

untuk melamar Dewi Sangga Langit.

Page 4: Jar an An

Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu di jalan dan bertengkar dahulu

sebelum mengikuti sayembara di Kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh

Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom

menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya

Singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta

jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi

Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya

dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.

Iring-iringan temanten1 itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati

bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi.

Pada jaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet

dan jaranan.

Dalam perjalanan mengiringi temantenya Dewi Sangga Langit dengan

Pujangganom itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke

Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah

pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang

tempat itu menjadi Simoroto. Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia

kembali lagi ke Kediri. Dia keluar di gua Selomangklung. Sekarang nama tempat

itu adalah Selomangkleng.

Karena Dewi Sangga Langit sudah diboyong ke Wengker oleh

Pujangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan

diberikan kepada kedua adiknya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh

Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit merubah

nama tempat itu menjadi Ponorogo. Jaranan muncul di Kediri itu hanya untuk

menggambarkan boyongnya Dewi Sangga langit dari Kediri menuju Wengker

Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana

Sewandana dikarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan

menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah

1 Temanten adalah sebuah iring-iringan dalam pernikahan.

Page 5: Jar an An

berasal dari bambu dan besi. Pada jaman sekarang besi ini menjadi kenong.

Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Sangga Langit dan

Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat

Kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo muncul Reog. Dua

kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini

diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini.

C. Pertunjukkan Jaranan

Gambar 3Pertunjukkan kesenian jaranan,

Para penari kuda sedanga melakukan gerakan atraksi Sumber: www.google.com

Pertunjukkan jaranan masih kental dengan bau-bau ritual, karena dalam

pertunjukkannya para pemain jaranan masih ada yang kemasukan roh-roh nenek

moyang. Hal ini bisa dikategorikan bahwa para pemain jaranan ini adalah orang-

orang abangan yang masih taat kepada leluhur.

Istilah kemasukan roh ini dikemukakan oleh Paul Stange dalam bukunya

yang berjudul Rasa dalam Kebudayaan Jawa, Paul Stage mengemukakan sebagai

berikut:

“Meskipun terdapat varian substansial dalam konteks dan penafsiran, … tersebut melibatkan “ kesurupan “ paling tidak sebagian besar saksi peristiwa tersebut sebagai kesurupan. Istilah – istilah bahasa Jawa yang

Page 6: Jar an An

plaing umum adalah kesurupan, secara harfiah berarti “ Kemasukan” dan ndadi yang berarti bukan sekadar tak sadarkan diri, tetapi benar – benar ke-‘ masuk’-an menjadi…..” (Paul Stange, 1998: 32).

Mereka masih menggunakan danyangan atau punden sebagai tempat yang

dikeramatkan. Mereka masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap roh-roh

nenek moyangnya. Mereka juga masih melaksanakan praktek-praktek slametan

seperti halnya dilakukan oleh orang-orang dahulu.

Ada beberapa versi pertunjukkan jaranan ini, yakni versi yang pertama

adalah bahwa pertunjukkan jaranan ini dilakukan di jalan, yaitu dengan system

arak-arakan. Semua pemain yang terlibat di dalam pertunjukkan jaranan ini

berjalan sesuai dengan rute perjalanan yang telah ditentukan.

Kemudian versi yang kedua yakni pertunjukkan jaranan ini dilakukan di

lapangan yang ukurannya cukup luas. Kenapa memerlukan tempat pertunjukkan

yang cukup luas? Karena koreografi yang dibawakan dalam pertunjukkan jaranan

ini memerlukan tempat yang luas. Misalkan, empat penari kuda lumping ketika

mempertontonkan tariannya menggunakan langkah-langkah yang cukup lebar,

kadang-kadang mereka berlari-lari sambil menebaskan pecutnya, kemudian

barong dengan topenganya, biasanya penari barong ini mempertontonkan

tariannya dengan memerlukan ukuran tempat yang luas, dan lain-lain.

versi yang ketiga, yakni pertunjukkan jaranan ini dilakukan dengan arak-

arakan kemudian perjalanan mereka terakhir di salah satu lapangan, kemudian

mereka melakukan atrkasi-atraksi tarian yang khas dalam pertunjukkan jaranan

tersebut.

D. Alat Musik Jaranan

Page 7: Jar an An

Gambar 4Alat-alat musik yang dipergunakan

dalam pertunjukkan jaranan Sumber: www.google.com

Unsur yang sangat mendukung dalam pertunjukkan jaranan ini adalah unsur

musikal. Musikalitas yang ada dalam kesenian jaranan merupakan syarat harus

ada dalam pertunjukkan jenis kesenian ini, kemudian jalinan musik yang

dimainkan oleh pangrawit memberikan aura yang bermacam-macam, diantaranya

adalah: aura mistisnya jadi tambah kental, aura semangat yang timbul dari para

penarinya, kemudian aura musik ini akan sampai kepada para penonton yang akan

menyaksikan pertunjukkan jaranan ini, sehingga musik ini juga bisa difungsikan

juga sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan para penonton supaya datang

menyaksikan pertunjukkan jaranan ini.

Adapun alat-alat musik yang terdapat di dalam pertunjukkan jaranan ini

adalah sebagai berikut:

1. Bonang

Gambar 5Penclon bonang

yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan sumber: www.google.com

Bonang merupakan salah satu alat musik yang dipergunakan dalam

Page 8: Jar an An

pertunjukkan jaranan. Bonang terbuat dari logam, ada yang menggunakan bahan

dasar besi, kuningan, dan perunggu. Kwalitas suara yang dihasilkan dari tiap

bahan dasar tersebut menghasilkan suara yang berbeda-beda. Biasanya warna

suara yang paling bagus adalah bonang yang terbuat dari perunggu.

Perunggu ini merupakan hasil campuran dari besi, tembaga, dan timah.

Bahan dasar tersebut dipanaskan, kemudian dilebur menjadi satu dengan ukuran

banyak dari tiap bahan dasar tersebut pada saat melebur sesuai dengan ketentuan

tertentu. Semakin tepat ukuran dari tiap bahan dasarnya pada saat melebur, maka

semakin bagus kwalitas yang dihasilkannya. Setelah bahan perunggu sudah jadi,

kemudian langkah selanjutnya adalah membentuk bahan perunggu tersebut

menjadi bonang (penclon).

Bonang biasanya dibuat dengan cara ditempa. Cara ini merupakan proses

pembentukan bahan dasar perunggu menjadi bentuk bonang (penclon) dengan

menggunakan palu atau sejenisnya. Palu tersebut dipukulkan ke bahan dasar

perunggu tersebut sehingga menghasilkan bentuk bonang (penclon) yang

diinginkan. Setelah bentuk bonang terbentuk, langkah selanjutnya adalah

menghaluskan hasil tempaan tersebut dengan menggunkan alat penghalus logam

kikir.

Cara selanjutnya adalah bonang tersebut dilaras atau distem, yakni dengan

cara ditempa yang menggunakan palu. Untuk mengubah nada bonang menjadi

tinggi wilayah yang ditempanya yaitu bagian bawah bonang (bagian cekung atau

resonator bonang), kemudian untuk mengubah nada menjadi rendah wilayah yang

ditempa yaitu bagian atas bonang (tepatnya bagian sebelah cekungan atas

bonang).

Cara memainkan alat musik bonang ini adalah dengan cara dipukul

menggunakan alat tabuh khusus untuk bonang. Nada yang dipergunakan

dalam pertunjukkan jaranan ini adalah nada 1 (da) untuk istilah Sunda atau

nem (istilah Jawa), kemudian nada berikutnya adalah nada 4 (ti) untuk istilah

Sunda atau ro (istilah Jawa). Kedua nada tersebut dimainkan dengan saling

bergantian kira-kira sebagai berikut:

Page 9: Jar an An

1 4 1 4 1 4 1 4

Catatan: dengan mengikuti tempo yang dibawakan oleh kendang

2. Terompet

Gambar 6Terompet yang digunakan dalam pertunjukkan jaranan,

alat musik ini cukup dominan ketika pertunjukkan jaranan berlangsung

Sumber: www.google.com

Salah satu alat musik yang dominan dalam pertunjukkan jaranan adalah

terompet. Terompet adalah salah satu alat musik tradisional yang termasuk ke

dalam kategori rumpun aerophone (alat musik tiup). Cara memainkan alat musik

terompet yakni dengan cara ditiup dan untuk pengaturan nadanya yakni dengan

cara mentutup-buka lubang-lubang suara yang terdapat dalam terompet tersebut.

Sehingga akan menghasil suara melodi yang pada aplikasinya akan saling

bersahutan dengan vokalis.

Terompet merupakan alat musik yang terbuat dari batok kelapa dan kayu

yang dibuat dan dibentuk seperti gambar di atas. Cara pembutan terompet jenis ini

yakni sama seperti cara pembuatan jenis terompet yang ada di nusantara lainnya,

yakni dengan menggunakan alat atau perkakas golok, pisau raut, kikir, dan alat

penghalus kayu (hampelas).

Terompet terbagi menjadi tiga bagian, yakni bagian atas, tengah, dan

bawah. Ketiga bagian tersebut dibuat dengan cara yang berbeda-beda, baik dari

Page 10: Jar an An

segi bentuk, bahan, maupun ukurannya. Bahan kayu digunakan untuk membuat

terompet bagian tengah dan bagian bawah, kemudian bahan dari batok kelapa

yakni digunakan untuk membuat terompet bagian atas. Salah satu bagian yang

sangat penting sebagai alat untuk penghasil suara, kemudian suara yang dihasilkan

masuk ke terompet bagian tengah yang akan diolah dengan lubang-lubang yang

ditutup-buka dengan menggunakan tangan sehingga akan menghasilkan suara

sesuai dengan apa yang diinginkan. Nama dari penghasil suara tersebut adalah

mpet2. Setelah udara masuk ke terompet bagian tengah sehingga menghasilkan

suara yang bervariasi, kemudian disalurkan lagi ke terompet bagian ketiga atau

bagian dari terompet yang berfungsi untuk mengeluarkan suara dengan nyaring.

Kenapa suara terompet bisa nyaring, karena pada bagian ketiga dari bentuk

terompet ini yakni bentuknya sepetri loudspeaker, berbentuk setengah lingkaran

yang tengahnya bolong sehingga suara yang dikeluarkan dari terompet tersebut

menjadi nyaring.

3. Kendang

Gambar 7Kendang yang dipergunakan Dalam pertunjukkan jaranan,

sama dengan kendang yang berada di Solo Sumber: www.google.com

Kendang merupakan alat musik yang termasuk ke dalam rumpun

membranophone. Jenis kendang yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan

2 Mpet adalah sebuah benda yang diterbuat dari daun kelapa dan bulu angsa atau ayam (bulu

ayamnya dibuang), kemudian daun kelapanya dibuat menjadi segitiga dan bagian bawahnya

dibentuk setengah lingkaran. Bagian ujung segitiganya dimasukan bulu ayam (seperti sedotan)

dan ditalikan dengan menggunakan tali, sehingga akan menghasilkan bunyi yang khas.

Page 11: Jar an An

ini adalah sama seperti kendang Jawa pada umumnya, namun berbeda dengan

jenis kendang yang terdapat di Jawa Barat.

Cara membuat kendang pada dasarnya semuanya sama, namun dari segi

bentuk yang membedakan, kemudian bentuk itu pula yang menjadikan identitas

asal masing-masing kendang tersebut.

Kendang dalam pertunjukkan jaranan ini terbuat dari kayu yang besar

dengan panjang enam puluh centimeter dan bentuknya simetris cembung,

kemudian diameter membrane bawah ukurannya tiga puluh centimeter dan

membrane bagian atas dua puluh dua centimeter. Kayu tersebut bagian tengahnya

dilubangi, sehingga pada bagian tengahnya bolong. Kedua ujung lobangnya

tersebut ditutup dengan kulit Kerbau, kemudian untuk mengencangkan kulit

tersebut dengan menggunakan bambu tali yang dilingkarkan ke ujung kayu yang

akan ditutup oleh kulit, kemudian ujung kulit tersebut dililitkan ke bambu tali,

sehingga kulitnya menjadi nempel dan kuat. Untuk mengencangkan antara ujung

atas dan ujung bawah agar membrane atas dan membrane bawah bisa distem,

yaitu dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit atau istilah lainnya adalah

rarawat, kemudian tali ini disampulkan ke tiap ujung dari membran kendang

sekelilingnya. Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan yakni ali-ali, ali-ali ini

berfungsi untuk menyetem kendang tersebut. Untuk mengencangkan rarawat agar

bisa menyetem kendang yakni dengan menggunakan ali-ali. Cara kerja dari ali-ali

ini adalah apabila menginginkan suara kendang yang nadanya lebih tinggi yakni

posisi ali-ali ini harus di ke bawahkan, kemudian sebaliknya apabila ingin

menghasilkan suara kendang yang lebih rendah maka ali-ali tersebut posisinya

dipindahkan ke atas.

Cara memainkan alat musik kendang ini adalah dengan menggunakan

tangan yang dipukulkan ke masing-masing membrane kendang tersebut. Posisi

kendang dalam pertunjukkannya adalah posisinya tidur horizontal.

Page 12: Jar an An

Fungsi dari kendang ini adalah untuk mengiringi gerakan-gerakan yang

dibawakan oleh para penari jaranan tersebut. Iringan yang dibawakannya yakni

sifatnya spontanitas sesuai dengan gerakan-gerakan penari. Penulis perhatikan

gerakan-gerakan penari jaranan tersebut lebih dominan spontanitas dibandingkan

dengan gerakan-gerakan koreografi yang bersamaan sehingga apabila penari

menarikan koreografinya dengan bersamaan maka disitu ada proses komitment

antara seorang pengendang dengan penari.

Terdapat kesulitan untuk menuliskan notasi untuk waditra kendang ini,

karena motif tepak kendangnya tidak baku. Artinya bahwa seorang pengendang

dalam pertunjukkannya fokus terhadap gerakan para penari jaranan yang

membawakan koreografinya secara spontan, karena penari disitu lebih ke atraksi-

atraksi seperti menyerupai atraksi debus dalam membawakan tariannya. Misalkan,

seorang penari kuda lumping ketika menarinya dia sambil mengembakan

pecutnya.

4. Goong

Gambar 8Goong yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan,

sama dengan goong yang berada di Sunda Sumber: www.datasunda.org

Alat musik berikutnya yang terdapat dalam jenis kesenian jaranan adalah

goong. Goong di dalam jaranan ini sama dengan goong yang terdapat dalam

Page 13: Jar an An

kesenian di Sunda, baik dari segi bentuk, bahan, jumlah, maupun cara

memainkannya. Goong dalam kesenian jaranan ini terdapat dua buah goong yakni

yang pertama adalah goong kecil (kempul) dan yang kedua yakni goong besar.

Alat musik goong ini terbuat dari logam, baik yang terbuat dari besi,

kuningan, maupun perunggu. Sama seperti bonang, yakni bahan dasar dengan

kualitas yang terbaik adalah goong yang terbuat dari perunggu. Suara yang

dihasilkannya pun panjang dan agem.

Cara mambuatnya sama seperti cara membuat bonang yakni bisa dengan

cara ditempa dan dicetak. Untuk membuat goong besar baik dengan cara ditempa

maupun dicetak, namun biasanya untuk menghasilkan bentuk goong yang lebih

sempurna yakni dengan cara dicetak. Goong besar mempunyai ukuran diameter

tujuh puluh centimeter, kemiudian goong kecil mempunyai ukuran diameter

empat puluh centimeter. Cara memainkannya yakni dengan cara dipukul

menggunakan alat tabuh khusus untuk goong.

Adapun pola tabuh goong dalam pertunjukkan jaranan ini adalah sebagai

berikut:

Tempo cepat yang dipukul hanya goong besarnya saja, notasinya sebagai berikut:

G . G . G . G .

Tempo lambat yang dipukul kempul dengan goong, notasinya sebagai berikut:

. . . p . . . p

. . . p . p . G

Keterangan:

P = Kempul

G = Goong besar

Page 14: Jar an An

5. Vokal

Fungsi vokal dalam kesenian jaranan ini sama seperti fungsi vokal pada

jenis keseian yang lainnya. Dalam kesenian jaranan vokal berfungsi untuk

mengiringi tarian jaranan tersebut. Dalam kesenian ini terdapat vokal wanita dan

vokal pria. Dalam pertunjukkannya antara vokal pria dan wanita yakni saling

bergantian. Teks lagu yang dibawakannya yakni dengan menggunakan bahasa

jawa, tentunya teks lagu yang dilantunkannya ada relevansinya terhadap

pertunjukkan jaranan tersebut. Seperti yang telah disinggung di dalam penjelasan

terompet, bahwa vokal disini bermainnya saling bergantian dan saling barsahutan

dengan ornamen terompet. Adapun repertoar lagu yang terdapat di dalam

pertunjukkan jaranan ini yakni dengan menggunakan laras Salendro.

Page 15: Jar an An

Daftar Pustaka

http://isom-bahri.blogspot.com/2009/03/sejarah-jaranan.html. 9-12-10. 16.15.

http://www.anneahira.com/kesenian-jaranan.htm. 9-12-10. 16.45.

http://www.facebook.com/topic.php?uid=181583706787&topic=11415. 13.12.10. 13.00.

http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1&q=bonang&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai. 13.12.10. 13.15.

http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1&q=gong+sunda&aq=o&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=. 13-12-10. 14.00.

http://www.google.co.id/imglanding?imgurl=http://didit91.student.umm.ac.id/files/2010/09/jaranan-senterewe1.jpg&imgrefurl=http://didit91.student.umm.ac.id/&h=274&w=400&sz=40&tbnid=9zUCBqINyAeeOM:&tbnh=85&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Djaranan&zoom=1&q=jaranan&hl=id&usg=__ZMeTNYeBbirPTXALjaQZubQ_aT8%3D&sa=X&ei=AC4QTcOoJ47JrAeF-IDBCw&ved=0CDQQ9QEwBg. 13-12-10. 15.00.

http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1&q=kendang&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=.14-12-10. 17.00.

http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1&q=peta+jawa+timur&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=&gs_rfai=. 16-12-10. 15.00.

http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1&q=terompet&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=. 21-12-10. 09.15

http://www.youtube.com/watch?v=qjaMeZnz360&feature=related. 21-12-10. 11.11

Stange, Paul, 1998. Politik Perhatian: Rasa dalam Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: LKIS.

Page 16: Jar an An