jurnal - peternakan.polbangtanyoma.ac.id...birahi, perkembangan folikel, ovulasi dan pembentukan...

13

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JURNALPENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN

    Bidang Ilmu-ilmu Peternakan

    ISSN: 1858-1625

    Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan luli dan Desember, berisi artikel ilmiahpenelitian dan pemikiran dalam bidang Penyuluhan Pertanian, Sosial Ekonomi

    Petemakan, dan Teknis Petemakan Terapan

    Ketua PenyuntingDrs. Gunawan Yulianto, MM., M.Si.

    Penyunting PelaksanaDr. drh. Supriyanto, MP.Teguh Susilo, S.Pt., M.Si.

    Ir. Nuryanto, MS.Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., MP.

    Dr. Ir.Hadi Haryanto, MP.Dr. Joko Daryatmo, S.Pt., MP.

    _'".i-3

    Mitra BestariProf. Dr. Ir. Tri Yuwanta, DEA., Fak.Petemakan UGM

    Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SUoFak.Peternakan UGMIr. Warsono Sarengat, MS., Fak.Peternakan UNDIP

    Prof. Dr. Suharti, Fak.Bahasa dan Seni UNYDr. Sapja Anantanyu, Fak. Pertanian UNS

    Ketua Dewan RedaksiDrh. Budi Purwo Widiarso, MP.

    ~Redaktur Pelaksana

    Drh. Budi Purwo Widiarso, MP.

    Redaksi menerima tulisan hasil penelitian yang belum pemah dipublikasikan. Naskahdiketik diatas kertas HVSukuranA4 (kuarto) dengan spasi1,5 denganjumlah halaman

    10-15 halaman dengan hurufTimes New Roman ukuran font 12. Naskah dikirimberupa print-out, CD atau disket. Naskah yang masuk akan disunting untuk

    keseragaman format penulisan tanpa merubah isi tulisan

    Alamat RedaksiSekolah Tinggi Penyuluhan pertanian (STPP) Magelang

    lurusan Penyuluhan Petemakan11.Magelang-Kopeng Km.7 PO.BOX 152 Magelang lawa Tengah 56101

    Telp/fax. (0293) 364188. e-mail: [email protected]

    mailto:[email protected]

  • JURNAL

    PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN

    Bidang Ilmu-ilmu Peternakan

    Volume 12 (24)~eSember 2016 ISSN: 1858- 1625

    DAFTARISI

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah terhadap Karkas danLemak Abdominal pada Ayam Broiler BetinaGatot Adiwinarto

    6

    Efek Fermentasi Hijauan Potensi Antelmintik MenggunakanTrichoderma Sp. terhadap Jumlah EPG Feses dan EritrositKambingPramu, Y. R. Kusuma, dan T. Susilo

    15

    Penanganan Anestrus Paska Beranak Sapi Perah dengan ImplanProgesterone Intravagina di Kelompok Tani Ternak KecamatanNgablak Kabupaten MagelangSupriyanto

    22

    Pengaruh Penggunaan Tepung Limbah Rumput Laut (GracilariaVerrucosa) Fermentasi dalam Ransum terhadap ProfilHematologis Itik Pengging BetinaF. Evandharu, /sroli, dan E. Suprijatna

    31

    ~

    Massa Kalsium dan Phospor Tulang pada Ayam LokalPersilangan yang Diberi Ransum Menggunakan Kayambang(Salvinia Molesta) .Adnan, K, N. Suthama, dan W Sarengat

    38

    Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Pola Kemitraan AyamPedaging di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten SemarangR. I. Lestari, K Budiharjo, dan M. Handayani

    46

    Pelaku Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong diKabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa TengahK I. Adinata, Sunarso, dan W Sumekar

    55

    Produksi dan Kualitas Jerami Tanaman Proso Millet (PanicumMiliaceum L.) dengan Pemberian Berbagai Aras Urea dan PupukKandang Sebagai Sumber Pakan TernakAkhmad Rizki, Eko Pangestu, dan E. D. Purbajanti

    63

  • Analisis Pendapatan dan Profitabilitas Usaha Ternak AyamPedaging Kecamatan Cluwak Kabupaten PatiP. M. Puspita, S. I. Santoso, dan W Sarengat

    70

    Kecernaan dan Fermentabilitas Nutrien Rumput Gajah Secara InVitro Iltanam dengan Pemupukan Arang Aktif UreaY. P. Wlr;jodo, L. K Nuswantara, dan F. Kusmiyati

    76

    Kadar Protein Kasar dan Fermentabilitas Secara In Vitro JeramiTanaman Kedelai yang Ditanam dengan Penyiraman Air Lautdan Mulsa Eceng GondokA. Fauzi, Surahmanto, dan A. Darmawati

    85

    Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Jambu Biji (PsidiumGuajava L.) dalam Ransum Terhadap Persentase dan PotonganKomersial Karkas Ayam BroilerMandegani D., L. D. Mahfudz, dan B. Sukamto

    92

    Pemberian Prebiotik Soybean Oligosakarida dari EkstrakBungkil dan Kulit Kedelai terhadap Perlemakan dan BobotDaging pada Ayam BroilerM. E. Krismaputri, N. Suthama, and Y. B. Pramono

    98

    Tingkat Status Pencemaran Bakteri Selama Penyimpanan diJalur Distribusi Telur Ayam LayerOktavia Mutiarini, Fajar Wahyono, dan SUi Susanti

    105

    Degradabilitas Nutrien Bagasse Amofer pada Domba Secara InSaccoNurahman, M. E., E. Pangestu, dan F. Wahyono

    115

    Penggunaan Tepung Limbah Penetasan ~~lur Puyuh dalamRansum Terhadap Kualitas Fisik Telur Puyuh (Coturnix CoturnixJaponica)S. Alamsyah, S. Kismiati, dan V. D. Yunianto

    123

    Pengaruh Penggunaan Tepung Rumput Laut (GracilariaVerrucosa) Fermentasi dalam Ramsum Ayam Broiler terhadapBerat dan Ukuran Tulang Femur, Tibia dan TarsometatarsusArdhianto R., L.D. Mahfudz; dan E. Suprijatna

    129

  • PENANGANAN ANESTRUS PASCA BERANAK SAPI PERAH DENGANIMPLAN PROGESTERONE INTRA VAGINA DI KELOMPOK TANI TERNAK

    KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG(Handling of Dairy Cattle Anestrus Post Birth with Intravaginal Progesterone Implant

    in The District Livestock Farmers Group Ngablak Magelang District)

    Supriyantn'

    1) Iurusan Penyuluhan Peternakan, STPP MagelangII. Magelang-Kopeng Km 7 Purwosari, Tegalrejo, Magelang

    C;;.g E-mail: [email protected]

    Diterima: 24 Agustus 2016 Disetujui: 08 November 2016

    ABSTRAK

    Upaya untuk meningkatkan populasi sapi perah dengan salah satu teknologiinseminasi buatan banyak kendala, salah satunya adalah sulitnya deteksi estrus, karenakejadian anestrus sangat umum pada sapi perah setelah lahir. Tujuan dari penelitian inimenggunakan teknik sinkronisasi estrus menggunakan intravaginal implan progeteroneuntuk mengatasi anestrus di sapi perah pasca melahirkan. Duapuluh ekor sapi perahblasteran yang dimiliki oleh Kelompok Tani ternak di Kabupaten Kabupaten Magelangdesa Ngablak dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. pengobatan menggunakan implanprogesteron CIDR selama 10 hari di intravaginal, II sebagai pengobatan untuk kontrolmenggunakan implan kosong selama 10 hari untuk intravaginal sebagai kontro1.Pengamatan birahi dilakukan setelah pengambilan implan dan inseminasi buatan (AI)dilakukan setelah ternak menunjukkan gejala birahi. sapi perah menunjukkan ada tanda-tanda dari birahi lebih dari 3 periode estrus .melakukan pemeriksaan ginekologi untukmenentukan status reproduksi dan kebuntingannya. Hasil menunjukkan kekuatan retensiintravaginal imp Ian dianggap sempurna (100%), induksi estrus menunjukkan perbedaanawal (66,27±07.12 vs 453,76±79,50; P

  • study using estrus synchronization technique using intravaginal implant progeterone toovercome anestrus in cattle dairy cows post-birth. Some 20 head of crossbreed dairy cowsowned by farmers group of cattle in the district of Magelang regency Ngablak village isdivided into two treatment groups. The treatment I use imlan progesterone CIDR for 10days in intravaginal, II as a treatment to control using an empty implant for 10 days forintravaginal as controls. Observations carried lust after implant retrieval and artificialinsemination (AI) is made after cattle showed symptoms of lust. Dairy cows are showingno sign of lust over 3 periods of estrus do a gynecological examination to determinereproductive status and kebuntingannya. The results showed intravaginal retention powerof the implant is considered perfect (100%), induction of estrus showed a difference early(66.27±fJ7.12 versus 453. 76±79.50; P

  • fungsi korpus luteum. Lisisnya korpusluteum akan diikuti dengan pembebasangonadotropin yang menyebabkan timbulnyabirahi, perkembangan folikel, ovulasi danpembentukan ~orpus luteum (Peter, 1986).Substitusi korp~s luteum dengan pemberianhormon progesterone eksogen akanmenyebabkan penekanan pembebasanhormon gonadotropin dengan tiba-tiba,yang berakibat terjadinya perkembanganfolikel, timbulnya gejala birahi dan ovulasisecara serentak (Suharto et al., 2008 danPutro, 2013).

    Senyawa progesterone mempunyaibeberapa keunggulan untuk sinkronisasidibanding dengan prostaglandin, antara lainmampu meningkatkan ferlititas, dapatdigunakan pada hewan mengalamiinaktivitas ovarium (Cavalieri et al., 2007).Hormon progesterone yang dimasukkansecara intravagina merupakan agensinkronisasi intravagina selama 9-15 harimenghasikan angka konsepsi 58% -66%pada sapi perah (Putro, 1991), sedangkaninnersi selama selama 9 hari menyebabkankenaikan progesteron plasma danpencabutan imp Ian setelah 9 harimenimbulkan penurunan progesteron tiba-tiba, memacu perkembangan folikelovulasi, diikuti estrus dan ovulasi (Putro,2013)

    Dengan demkian bila kejadian estruspertama pasca beranak yang panjang dapatditangani atau dapat diperpendek waktunya,maka selang beranak dapat puladiperpendek waktunya dengan demikianterjadinya kebuntingan tidak tertunda,sebagai akibatnya kerugian petani peternakberupa biaya pemeliharaan secara ekonomidapat ditekan selanjutnya dapatmeningkatkan pendapatan petani peternaktersebut.

    Bertitik tolak hal terse but diatas makaakan dilakukan suatu penelitian pengaruh

    pemberian imp alan progesterone gunamenginduksi birahi dan ovulasi sehinggacepatnya dapat dikawinkan dan bunting.

    MA TERI DAN METODEBahan dan Alat Penelitian.

    Penelitian dilakukan pada ternak kambinglaboratorium ternak kecil Sekolah TinggiPenyuluhan Pertanian Magelang danKelompok Tani Desa GlagahomboKecamatan Tegalrejo dengan mengunakan:1. Sapi perah pasca beranak sebanyak 20ekor, pernah beranak, umur :::;3 tahun, 7bulan setelah beranak, mempunyai beratbadan :::;400kg, belum pernah menunjukkangejala birahi dan tidak mempunyai riwayatgangguan reproduksi; 2. Implan HormonProgesteron terbuat dari spon berbentukIingkaran diameter 3 em panjang 5 erndengan panjang tali 20 em, berisi DepoProgestin (medroxyprogesterone acetate)60 mg produksi Harsen Jakarta Indonesia;3. Kemekalia antiseptik acriflafin danvaselin; 4. Satu unit vaginoskop.

    Jalannya Penelitian. Sapi perahperlakuan terbagi dalam pasangan (total 10pasang) dalam tiap pasangan keadaan~ternak dah umur ternak hampir sarna, miliksatu peternak atau peternak yangberdekatan dan mendapat perlakuanpemeliharaan yang relatif sarna. Tiappasangan mendapat perlakuan denganmengunakan implan progesterone(Kelompok I) dan implan kosong(Kelompok II) intra vagina selama 12 hari.Tempat deposisi imp Ian dalam vagina didepan servik, cara pemasangan implandengan alat khusus (vaginoskop)sebelumnya di sterilisasi dengan acriflavindemikian juga dengan alat kelamin ternakperlakuan. Data yang didapat dianalisadengan statistik uji-square dan uji-t(Snedecor dan Cochran, 1980).

    24 Penanganan Anestrus Pasca Beranak Sapi Perah dengan Implan Progesterone Intravagina diKelompok Tani Ternak Kecamatan Ngablak Kabupaten MageJang

  • Pengamatan birahi. Setelah 12 hariimp Ian dilepas kemudian dilakukanpengamatan birahi empat kali dalam sehari,perkawinan dilakukan dengan pejantan.

    Pemeriksaan kebuntingan.Pengamatan .intensif setelah 18 hari setelahperkawinan sampai dengan terjadinyakelahiran.

    Variabel yang diamati. Variabelyang diamati adalah daya retensiintra vagina, induksi birahi, angka konsepsi(CR) dan angka kebuntingan (PR). Sebagaidata pendukung adalah data SIC, angka NR,panjang siklus estrus dan jumlah sapibunting.

    HASIL DAN PEMBAHASANDaya Retensi Intravagina

    Implan CIDR yangsebanyak 20 buah (10 pasang

    terpasangsapi PFH)

    yang diinsersikan kedalam vaginamepunyai day a retensi sebesar 100% ( tidaksatupun implan yang lepas). Hasil dayaretensi yang sempurna tersebutdimungkinkan karena bentuk dari karetsilikon yang elastik bahkan pada sapi yanglongggar vaginanya, hasil daya retensi yangsempurna juga dilaporkan oleh Supriyanto(2000), Supriyanto (2006) bahwa selamamelakukan penelitian dengan mengunakanCIDR yang diinsersikan pada sapi laktasiyang berbeda tidak lepas. Putro (2013)melaporkan karena bentuk CIDR yangmenyerupai huruf T sehingga memberikankemampuan retensi intra vagina yangsempurna, dengan vagina yang sudahlonggar tidak dijumpai terjadinya irnplanCIDR yang lepas sebelum diambil.

    Induksi BirahiHasil pengolahan data sapi perah

    pada terjadinya berahi Kelompok Imenunjukkan adanya perbedaan lebih awal(66,27±07,12 versus 453,76±79,50;

    P

  • pituitaria anterior, penghentian pemberianprogestron eksogen ini akan diikuti denganpembebasan hormon gonadotropin secaratiba-tiba, yang berakibat terjadinya birahidan ovulasi secara serentak dalam waktu 2-3 hari setelah ~enghentian. Putro (1991)

    .?to

    pemberian progesteron pada sapi subsestrusmaupun anestrus selama 15 hari yangdiinersikan secara intravagina mampumenginduksi birahi dan ovulasi denganselang waktu antara 2-4 hari.

    Anderson dan Macmillan (1994) danRyan et al. (1995) melaporkan tehniksinkronisasi dengan cara substitusi fungsikorpus luteum dengan menggunakanimp Ian pro gesteron secara intravagina 7-15hari menyebabkan penekanan pembebasanhormon gonadotropin. Pengambilan impIanakan menghasilkan pembebasan hormongonadotropin .dengan tiba-tiba yangberakibat terjadinya perkembangan folikel,timbulnya gejala birahi dan ovulasi secaraserentak

    Kresno dan Eko (2010) hasilpenelitiannya bahwa pengaruh sinkronisasiestrus dengan menggunakan ImplantIntravagina Controlled Internal DrugRelease (CIDR), waktu pertama kalimunculnya estrus dengan onset estrus 23,50jam pada respon estrus ±26,55 jam dandurasi estrus 35,61 jam. Disarankanpenggunaan CID R selama 10 hari dapatdigunakan untuk sinkronisasi estrus denganrespon 100%, perlunya pembuatan CIDRdari dalam vagma sehingga biayasinkronisasi bisa ditekan, perlunyasosialisasi penggunaan CIDR dalamsinkronisasi estrus

    Putro (2013) menyatakanterjadi 66, 18±03,42 jam

    estrussetelah

    pengambilan implan. Insersi CIDRmenyebabkan hambatan perkembanganfolikel dominan, namun setelahpengambilan impIan perkembangan folikel

    ovulasi terjadi sangat pesat, mencapaiukuran maksimum dan ovulasi pada hariberikutnya. Implan CIDR jugamenyebabkan regresi korpus luteum.Peningkatan kadar progesteron plasmaterjadi setelah insersi CIDR dan terjadipenurunan dengan tiba-tiba setelahpencabutan implan, hingga kurang dari 0,50mg/ml dalam waktu 3 hari saat timbulgejala estrus. Implan CIDR merupakanprogestin poten untuk sinkronisasi estrus.Insersinya menyebabkan kenaikanprogesteron plasma dan pencabutan implansetelah 9 hari menimbulkan penurunanprogesteron tiba-tiba, memacuperkembangan folikel ovulasi, diikuti estrusdan ovulasi. Insersi impIan nu jugamenghambat perkembangan korpus luteum,sehingga pemberian PGF2a tidakberdampak pada penurunan kadarprogesteron plasma.

    Angka Konsepsi (CR)Angka konsepsi yang dihasilkan tidak

    berbeda nyata (80% vs 76,67% ) hal inimenunujukkanbahwa tingkat fertilitashewan yang berahi terinduksi progesterone-CrDR tidak)berbeda dengan fertilitas hewanberahi alami. Angka konsepsi cukup tinggibaik pada kelompok perlakukan maupunkontro1. Dilihat dari persentase angkakebuntingan, maka perlakuan progesteronyang merupakan metode yang cukup efektifdalam upaya peningkatan angkakebuntingan, sehingga dapat memperbaikiefisiensi reproduksi sapi perah anestrus.

    Hasil terse but lebih tinggidibandingkan dengan hasil hasil penelitianyang dilakukan oleh Supriyanto (2000)angka konsepsi yang didapat adalah 75% (6/8 ekor) dan 73,33% (11/15 ekor),selanjutnya Solihati (2008) hasil penelitianmenunjukkan,progesteron

    bahwa perlakuanmenghasilkan • angka

    26 Penanganan Anestrus Pasca Beranak Sapi Perah dengan Implan Progesterone Intravagina diKelompok Tani Ternak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

  • kebuntingan·(71,4%). Hastuti (2008) darihasi1 penelitiaannya diperoleh hasil bahwaangka konsepsi cukup yaitu 63,55 persenterhadap para pet ani petemak sapi potongyang berada di kecamatan Petanahan,Puring dan Ayali kabupaten Kebumen.

    Angka konsepsi yang didapatkanpada penelitian ini sedikit lebih tinggi, inimenunujukkan bahwa sinkrosisasi denganmenggunakan CIDR-progesteron sapi perahpaska beranak berhasil dengan baik, dengandemikian bahwa CIDR-progesterone dapatmengatasi masalah yang umumnya terjadipada sinkronisasi birahi dengan preparatlain yang umumnya angka konsepsi lebihrendah.

    Arifiantini et al. (2010) menyatakanbahwa, angka konsepsi ditentukan oleh 3faktor yaitu kesuburan pejantan, kesuburanbet ina dan teknik inseminasi. Padaperkawinan normal jarang ditemukan suatukeadaan dimana hewan jantan dan betinamencapai kapasitas kesuburan 100%.Walaupun masing-masing mencapaitingkatan kesuburan 80%, pengaruhkombinasinya menghasilkan angkakonsepsi sebesar 64% (80x80). Teknik. . .msemmasi baik akanyangmempertahankan nilai ini, akan tetapi setiappenurunan efisiensi reproduksi merupakansuatu persamaan faktorial dari ketigavariable tersebut diatas (prosentasekesuburan jantan x prosentase kesuburanbet ina x prosentase efisiensi kerjainseminator) (Arifiantini et al., 2010).

    Rendahnya CR hasil . ..mserrunasidengan semen beku pada penelitian inikemungkinan disebabkan oleh beberapafaktor, pertama terlambatnya waktuinseminasi, kedua kemungkinan kurangnyajumlah spermatozoa motil yangdiinseminasikan. Menurut Katila (2005),saat ini konsentrasi spermatozoa yangdigunakan untuk IE pada kuda antara 5

    sampai dengan 500 x106. Semen beku yangdigunakan pada percobaan ini mempunyaiPTM antara 35%-40% dengan jumlah totalspermatozoa motil dari semen beku yangdiinseminasikan sebanyak 250 sampaidengan 300x106. Menurut Vidament et al.(2002), jumlah sel motil untuk IEmenggunakan semen beku antara 150sampai dengan 300xl06, bahkan Woods etal. (2000), Morris et al. (2003) dan Siemmeet al. (2004) melaporkan angkakebuntingan yang cukup tinggi dengankonsentrasi spermatozoa

  • rendah pada' ternak kambing di peternak,progesteron dibuktikan dapat mengatasimasalah yang umurnnya terjadi padahormon-hormonlpreparat lain sepertiprostaglandin, untuk mengatasi kegagalanreproduksi ant~ lain masalah anovulasi,ovulasi tertunda maupun korpus luteumberumur pendek (Supriyanto, 2000 danPutro, 2013).

    Progesterone juga dapat digunakanuntuk mensinkronisasi birahi, pengobatanpada ternak yang mengalami anestrus, danuntuk meningkatkan angka kebuntingandan fertilitas (Xu et al., 1997 dan Pemayunet al., 2014), selanjutnya sinkronisasi estrusdengan porgesteron sintetik telah dirasakanhasil yang memuaskan, baik padakelompok hew an domestik konvensionalseperti kambing dan domba, maupun jenislain seperti rusa (Muir et al., 1997 danNurcholidah,2008).

    Cara standar sinkronisasi birahimeliputi 2 kali penyuntikan prostaglandindengan selang 10-12 hari. Birahi akanterjadi dalam waktu 72-96 jam setelahpenyuntikan kedua. Pelaksanaan inseminasidilakukan 12 jam setelah kelihatan birahi,atau sekali pada 80 jam setelah penyuntikankedua. Sinkronisasi birahi denganprostaglandin hanya akan berhasil padakerbau yang bersiklus birahi normal dantidak akan meningkatkan angka konsepsimelebihi inseminasi pada birahi alamoAngka konsepsi dari inseminasi pertamadengan sinkronisasi birahi ini tidak setinggipada sapi, tetapi hanya berkisar antara 30-40 (Sujarwo, 2009).

    SIMPULAN DAN SARANSimpulan

    Teknik sinkronisasi birahi denganmenggunakan implan progesteronintravagina pada sapi perah pasca beranakmampu menginduksi birahi dan ovulasi,

    serta mengatasi problem anestrus sehinggamampu mengoptimalisasi hasil perkawinandan meningkatkan efisiensi reproduksinya.

    SaranUntuk mengoptimalisasi hasil

    perkawinan dan meningkatkan efisiensireproduksi, maka teknik sinkronisasi birahidengan progresteron intravagina dapatdigunakan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifiantini, R. 1., B. Purw antara, T. L.Yusuf, D. Sajuthi, dan Amrozi,2010. Angka Konsepsi HasilInseminasi Semen Cair VersusSemen Beku pada Kuda yangDisinkronisasi Estrus dan Ovulasi.Media Petemakan. Vol. 33 No. 1. Pp.I-SAnderson, L.H. and Mac Day.,1994. Acute ProgesteroneAdministration Regresses PersitentDominant and Improves Fertility ofCattle III Ehich Estrus wasSynchronized with MelengestrolActate. J. Anim. Sci. 72:2955-2961.

    Cavalieri, L, G. Hepworrth, V. M. Smart,M. Ryan and K. L. Macmillan.,2007. Reproductive performance oflactating dairy cows and heiferssynchronized for a secondinseminasi with an intravaginalprogesterone-releasing device 7 or 8d with estradiol benzoate injected atthe time of device insertion and 24 hafter removal. Theriogenology 64:824-834.

    Hastuti, D. 2008. Tingkat KeberhasilanInseminasi Buatan Sapi Potong DiTinjau Dari Angka Konsepsi DanService Per Conception. Mediagro .Vol. 4. No. 1. Pp. 2-20

    28 Penanganan Anestrus Pasca Beranak Sapi Perah dengan Implan Progesterone Intravagina diKelompok Tani Ternak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

  • Kresno S. dim Eko M. 2010. SinkronisasiEstrus Dengan Implant ControlledInternal Drug Release IntravaginaPada Kambing Peranakan Ettawa.Buana Sa ins. Vol 10 No 1: Pp. 1-7

    Muir, P. D., G. Semiadi, G.W. Aser, T. E.Broad, M. L. Tate and T.N. Barry.,1997. Sambar deer (Cervusunicolor) X Red deeer (c. elephus)interspecies hybrids. lumal ofHeredity 88: 366-372.

    Nurcholidah, S., 2008. PenggunaanProgesteron Intravaginal DanKombinasinya Dengan Pgf2a SertaEstrogen Dalam UpayaMenimbulkan Estrus DanKebuntingan Pada Sapi PerahAnestrus. lumal Bionatura, Vol. 10,No.3, Pp 258-272.

    Pemayun, T.G.O., I.G.N.B.Trilaksana.,M.K.Budiasa., 2014. WaktuInseminasi Buatan yang Tepat padaSapi Bali dan Kadar Progesteronpada Sapi Bunting. Jurnal Veteriner. Vol. 15 No.3: 425-430

    Peter, AR., 1986. Hormonal control of thebovine oestrous cycle. BR.Veteriner 1. 142: 564-575.

    Putro, P. P., 1991. The treatment ofAnaoestrous and Suboeestrous IIIDairy Cattle Using Progesterone-Controlled Internal Drug Release(CIDR) or a SintheticGonadotrophin Release Hormone(GnRH). Buletin FKH-UGM.Desember ed.

    Putro, P.P., 2013. Dinamika folikel ovulasisetelah perlakuan sinkronisasi estrusdengan impIan progesteronintravagina pada sapi perah. lurnalSain Vet. 31 (2): 128-137.

    Ryan, P.P., S. Spiner, H. Yaakup And KJ.o Ferrell, 1995. An Evaluation ofEstrous Synchronization Programsin Reproductive Management ofDairy Herds. 1.Anim Sci. 73:369-3695.

    Siregar, T.N., H. Hamdan, G. Riady, B.Panjaitan, D. Aliza, E. F. Pratiwi, T.Darianto and Husnurrizal., 2014.Efficacy of two estrussynchronization methods IIIindonesian aceh cattle. Inter 1. Vet.Sci., 4(2): 87-91. www.ijvets.com

    Snedecor, G.W. and Cochran, W.G., 1990.Statistic Methods. 7th. RD. IowaUniversity Press. Ames. Iowa. USA

    Suharto, K., A Junaidi, A Kusumawati,D.T. Widayati, 2008. PerbandinganFertilitas antara Sapi perahPeranakan Etawa Skor KondisiTubuh (SKT) Kurus versus IdealSetelah Sinkronisasi Estrus danInseminasi buatan. FKH UGM.Media Kedokteran Hewan. 24: 49-54 .

    Sujarwo, ~., 2009. Penerapan TehnikSinkronisasi Birahi pada Kerbaudan Problemnya. Dinas PeternakanSulawesi Selatan.

    Supriyanto, 2000. Pengaruh PemberianSuatu Implan ProgesteronIntravagina terhadap induksi birahi,angka konsepsi dan kadarprogesteron air susu sapi perahpasca beranak. Tesis. Pro gram pascasarjana UGM. Yogjakarta.

    Supriyanto, 2014. Pengaruh pemberianImplan Progesteron Intravagianterhadap Induksi Berahi dan angkakebuntingan Kambing peranakaEtawa (PE). 1. Pengembangan

    Penanganan Anestrus Pasca Beranak Sapi Perah dengan Implan Progesterone Intravagina diKelampok Tani Temak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

    29

    http://www.ijvets.com

  • Penyuluhan Pertanian. Vol. 10. No.20. Pp.221-226

    Sutama, LK., LG.M. Budiarsana and Y.Saefudin., 1995. Kinerja reproduksisekitar "pubertas dan beranakpertama Xapi perahranakan etawah.Jurnal Ilmu dan Peternakan. 8 (1):9-12.

    Utomo, S., 2011. Porduktifitas Sapi perahdi Wilayah Pengembangan PesisirPantai Kecamatan Wates, KulonProgo. Laporan Penelitian.Universitas Mereu BuanaYogyakarta.

    Wenkoff, M., 1986. EstrousSynchronisation in Cattle. DalamCurrent Therapy in Theriology.Morror, DA.,(ed) WE., SaundersCo. Philadephia.

    Xu, Z. Z., L. J. Dorton and K. L.Macmillan, 1997. ReproductivePerformance of Lactation DairyCows Following EstrousSynchronization Regimens withPGF2a and progesteron.Theriognology. 47: 687-701.

    30 Penanganan Anestrus Pasca Beranak Sapi Perah dengan Implan Progesterone Intravagina diKelompok Tani Ternak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

    NtrF950.PDF