jurnal inspirasi
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
i
e-PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo
Kamis 13 Desember 2018 Tempat KAMPUS BPSDM JABAR
JL Kolonel Masturi Km 35 Cipageran Kota Cimahi
Edisi Khusus
JURNAL INSPIRASI
ISSN 2623 - 0267
No Istimewa
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
ii
KATA PENGANTAR
Salah satu program Jawa Barat untuk tercapainya Birokrasi Kelas Dunia melalui
Smart ASN sebagaimana tercantum dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2024
adalah dengan mewujudkan ldquoCorporate Universityrdquo Corporate University dapat
digambarkan sebagai suatu institusi pendidikan yang menciptakan personil yang
kompeten untuk mendukung kinerja lembaga sesuai fungsinya
Sebagai instusi yang bertanggungjawab untuk mewujudkan tujuan tersebut Badan
pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat
menyelenggarakan Seminar ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo untuk
menjaring masukan ide-ide berdiskusi serta melakukan stock-taking terhadap apa
yang telah dimiliki saat ini dan apa yang harus dilakukan ke depan
Momentum pelaksanaan Seminar Nasional ini bertepatan dengan proses peralihan
JURNAL INSPIRASI BPSDM Provinsi Jawa Barat dari edisi cetak ke edisi online dengan
menggunakan Online Journal System Karena itu Edisi Khusus Tahun 2018 ini
merupakan e- Prosiding Seminar Nasional untuk menandai tonggak bersejarah
tersebut
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan Seminar Nasional Narasumber semua kontributor makalah dan para
peserta Semoga tulisan-tulisan yang tersaji di e-Prosiding ini dapat menjadi
masukan bagi perkembangan kelembagaan BPSDM secara umum maupun
perkembangan Corporate University secara khusus
Cimahi 13 Desember 2018
PANITIA SEMINAR NASIONAL
INOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITY BPSDM PROVINSI JAWA BARAT
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
iii
SUSUNAN KEPANITIAAN
INOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITY
BPSDM PROVINSI JAWA BARAT
Pembina Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Jawa Barat
Pengarah Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Jawa Barat
Ketua Kepala Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan
Kelembagaan BPSDM Provinsi Jawa Barat
Wakil Katua
Kepala Sub Bidang Pengelolaan Kelembagaan
BPSDM Provinsi Jawa Barat
Sekretaris I Kepala Sub Bidang Pengelolaan Sumber Belajar dan
Kerjasama
Sekretaris II Kepala Sub Bidang Serifikasi Kompetensi
Reviewer
1 Dra Turwelis SPd MSi 2 Dr Ir Dewi Yuliani MT 3 Teten Ali Mulku Engkun Phd
Proceeding 1 Dr Ir Dewi Yuliani MT 2 Restu Resmiadi Hidayat SKom 3
Seksi Acara
1 Dr Hj Isye Nuriyah A SH MKn MH 2 Rd Sri Untari SPt MP 3 Novi Soviyanti SSos MAP 4 Erik Andriatma SSTP MSi
Seksi
Dokumentasi
1 Samsidin AMdKom 2 Derry Andrias Pratama SKom
Seksi Publikasi 1 Derry Andrias Pratama SKom 2 Agista Imani Juang Gunawan ST
Administrasi Fitriyati Tsaniyah SIKom
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
iv
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ii
SUSUNAN KEPANITIAAN iii
INOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITY BPSDM PROVINSI JAWA BARAT iii
Daftar Isi iv
Corporate University 1
PENERAPAN BLUD DALAM TRANSFORMASI LEMBAGA DIKLAT MENJADI CORPORATE
UNIVERSITY Elly Rustiny 2
PERAN PENGAWASAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIC PENGENTASAN
KEMISKINAN DI INDONESIA Dr Hj Isye Nuriyah Agindawati SHMKn 12
BPSDM JAWA BARAT MENUJU CORPORATE UNIVERSITY SEBUAH INVENTARISASI
AWAL Dewi Yuliani 20
CORPORATE UNIVERSITY BADAN DIKLAT SUDAH PERLU DIWUJUDKAN Bosman Donald
Hutahaean 28
TRANSFORMASI BPSDM INDONESIA MENUJU CORPORATE UNIVERSITY LN Firdaus
Kiswanto Kasiarudin Indra Sfafri Feizal Qamar Karim R Santoso dan Ikhwan Ridwan 35
PENGGUNAAN KNOWLEDGE MANAGEMENT CORPORATE UNIVERSITY BELAJAR PADA
VIDEO TUNAS INTEGRITAS KEMENKEU LEARNING CENTER Jamila Lestyowati 45
MEWUJUDKAN CORPORATE UNIVERSITY DALAM PERSPEKTIF PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH Iwan Kurniawan 53
KEMENKEU CORPU GOVERNANCE SEBAGAI PATOK BANDING JABAR CORPU
GOVERNANCE Agung Widi Hatmoko Agus Suharsono 61
BPSDM PROV JABAR SEBAGAI ORGANISASI PEMBELAJAR MENUJU CORPORATE
UNIVERSITY (SUATU KAJIAN TEORITIS) H Usman Rahman Hidayat 69
COMMUNITIES OF PRACTICE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA KEMENKEU
CORPU Agus Suharsono dan Amin Subiyakto 81
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA KEMENKEU CORPORATE
UNIVERSITY Ribut Sugianto 94
PEMBELAJARAN MODEL 70-20-10 PADA KEMENKEU CORPU SEBAGAI PATOK BANDING
JABAR CORPU Agus Suharsono Rokhmat Taufiq Hidayat 108
PELUANG DAN TANTANGAN TRANSFORMASI ENTITAS FUNGSI KEDIKLATAN DI
PEMERINTAH KABUPATENKOTA MENJADI CORPORATE UNIVERSITY Syarif Thoyibi 118
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
v
BEST PRACTICE PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN MEDIA E-
LEARNING UNTUK ACCOUNT REPRESENTATIVE DI PUSDIKLAT PAJAK
Junaedi Purnomo 130
KNOWLEDGE MANAGEMENT KEMENKEU CORPU SEBAGAI PATOK BANDING
KNOWLEDGE MANAGEMENT JABAR CORPU Agus Suharsono Ariefina Sri Indaryani 138
PROSES MANAJEMEN PERUBAHAN INSTITUSI PUBLIC MENUJU CORPORATE
UNIVERSITY Daniar Ahmad Nurdianto 147
ANALISIS KOMPETENSI SISTEM INFORMASI UNTUK MEWUJUDKAN CORPORATE
UNIVERSITY DI JAWA BARAT Indri Koesnadi 155
TANTANGAN DAN PERAN WIDYAISWARA DALAM CORPORATE UNIVERSITY
Noor Cholis Madjid 163
Inovasi 172
ANALISIS KOMITMEN DAN POLA FIKIR BIROKRAT TERHADAP PENGEMBANGAN
INOVASI DI INDONESIA Baban Sobandi 173
CO-LEARNING SPACE SEBUAH PEMBARUAN LINGKUNGAN BELAJAR BAGI LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH DALAM KONTEKS CREATIVE HUB
Satya Aryandaru 184
MONEV PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MODEL KIRKPATRICK DI LEMBAGA PENJAMINAN
MUTU PENDIDIKAN Faizal 191
PENTINGNYA PENDAMPINGAN DAN EVALUASI PASCA DIKLAT TERHADAP AKTUALISASI
PESERTA PELATIHAN DASAR Saudahwati 200
TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI INOVATIF PADA PROYEK PERUBAHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN Ecih Sukemsih 205
JALUR PENYELAMATAN (EMERGENCY SAFETY AREA) PADA TURUNAN SEBAGAI
SARANA KESELAMATAN BAGI KENDARAAN Rully Trilenggono 214
PEMANFAATAN BUSINESS INTELLIGENCE UNTUK CUSTOMER RELATIONSHIP
MANAGEMENT PADA INSTANSI PEMERINTAH Agus Hekso Pramudijono 222
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA RSUD PASCA ALIH
KELOLA RSUD PAMEUNGPEUK DAN RSUD JAMPANG KULON KE PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 ndash 2018 dr H Hadri Pramono MARS 233
PERANCANGAN VIRTUAL LABORATORY PADA PELATIHAN ASN SEBAGAI INOVASI
MEDIA PEMBELAJARAN Dede Tarmana 253
PERJALANAN LABORATORIUM INOVASI DI INDONESIA Rengga Vernanda dan Adhityo
Nugraha Barsei 261
Metodologi Pembelajaran Aparatur 273
ONLINE KNOWLEDGE SHARING FLEKSIBILITAS PEMBELAJARAN MELALUI ONLINE
GROUP DISCUSSION DI BMKG Juniarto Widodo 274
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
vi
PERAN WIDYAISWARA DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI E-LEARNING
MENUJU ASN 40 Ratnaningsih Hidayati 283
KEBERLANJUTAN INOVASI ALUMNI DIKLATPIM TK IV DI KABUPATEN KARAWANG
Abdilah Mawardi Nur 289
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PAPER WIDYAISWARA DAN STATISTISI MELALUI
INOVASI METODE PEMBELAJARAN ―THINK THE OPPOSITE Endan Suwandana 1
Euis Mulyaningsih 1 Munawar Asikin 2 299
INTERNALISASI NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN LATSAR CPNS 2018
DI PUSDIKLAT PERDAGANGAN Caterin Magdalena Simamora 306
PROGRAM ACTIVE TRAINING PADA DIKLAT ASN Wartiningsih 314
PENGARUH MOTIVASI DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
PEMBELAJAR Sumiati 322
MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA PELATIHAN ENGLISH
PROFICIENCY TEST PREPARATION DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN SEKRETARIAT
NEGARA Aji Prasetio Putranto Yudhi Ardinal 330
PERAN COACHING PADA TAHAP LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLATPIM TK IV
ANGKATAN XXVIII KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018 Dr Hj Dina Indriyanti MKM 338
STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA PELAKSANAAN DIKLAT DASAR
CPNS Ir Christian Tobing 349
PERANCANGAN PELATIHAN KEMETROLOGIAN BERBASIS KOMPETENSI Reni Sri Marliani
dan Suci Ingrid Daniati 356
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA MODEL OA PADA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Budiman Tahir 365
Reformasi Birokrasi 377
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
KOMPETENSI Erik Andriyatma SSTP MSi 378
ANALISIS KOMITMEN KERJA GENERASI Y TERHADAP ORGANISASI PADA SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Novi Soviyanti 387
REVOLUSI INDUSTRI 40 ldquovis-agrave-visrdquo GOVERNMENT 40 Teten AM Engkun PhD 394
PERANAN HUBUNGAN RELASIONAL DALAM MEMBANGUN KESUKSESAN TATA KELOLA
PEMERINTAHAN KOLABORATIF LINTAS SEKTOR Tati Iriani 416
TRANSPARANSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BREBES
MELALUI APLIKASI BLAKASUTA Andri Tri Kuncoro 427
IMPLEMENTASI ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI (WBBM) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2018 Herru Widiatmanti 436
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
vii
PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG LAYANAN PERTANAHAN
Hadi Arnowo 448
PERAN STRATEGIS PEMIMPIN DALAM DINAMIKA REFORMASI BIROKRASI APARATUR
SIPIL NEGARA (ASN) Posmaria Sianturi 463
COLLABORATIVE GOVERNANCE DAN REFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI
KABUPATEN PINRANG Abdul Rasyid Sahar amp Roy Valiant Salomo 470
MEMBENTUK ADAPTIVE LEADER MELALUI DIKLAT PIM POLA BARU DALAM
MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI Caterin Magdalena Simamora 477
KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN TINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP BKPPW I JAWA
BARAT PASCA IMPLEMENTASI PP 18 TAHUN 2016 Taufiq Firdaus Al Muzaky 485
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PRIMA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
DALAM BENTUK INOVASI-INOVASI PELAYANAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
CACATAN SIPIL KABUPATEN PADANG PARIAMAN Deswan Syam 496
PENGARUH PARTISIPASI DAN DISKRESI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
PADA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Ir Bambang Subagio MSi 506
DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA ERA REFORMASI
BIROKRASI Rusdiana Yuliarti 518
PENGARUH DIKLAT KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI TEHADAP KINERJA
PEGAWAI DALAM JABATAN KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
Cucu Supriyatna 535
Kebijakan Pembangunan Daerah 550
KAPASITAS DAN KAPABILITAS KEPALA DESA DALAM MENJALANKAN KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN DESA Budi Setiawan dan Iwan Kurniawan 551
ANALISIS STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA
DAN KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT
Wangsih dan Nur Handayani 559
IMPLEMENTASI ELECTRONIC MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (E-
MUSRENBANG) DI KOTA BANDUNG Maya Septiani 581
STRATEGI PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH MELALUI PROYEK PERUBAHAN DIKLAT
KEPEMIMPINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Enny Habibah 590
PREDIKSI KONDISI KEUANGANPADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI
BURSA EFEK INDONESIA Luh Gede Sri Artini1 Ni Kadek Tina Rasminiati2 597
ANALISA RPJMD MENGUNAKAN PENDEKATAN DPSIR (STUDI KASUS PEMERINTAH
KOTA BANDUNG) Muhammad Nur Affandi1 Fandi Ahmad2 614
PERAN PERSEPSI MEMEDIASI PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN I Putu Gede Raka Baskara Kesuma Putra1 I Putu Gde Sukaatmadja2 630
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
1
Corporate University
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
2
PENERAPAN BLUD DALAM TRANSFORMASI LEMBAGA DIKLAT MENJADI
CORPORATE UNIVERSITY
Elly Rustiny1
ABSTRAK
Salah satu agenda reformasi di bidang keuangan adalah adanya pergeseran dari
penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja Arah penggunaan
dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada output Perubahan ini
penting dalam rangka proses pembelajaran untuk menggunakan sumber daya
pemerintah yang makin terbatas tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana yang
makin tinggiHal ini untuk mendorong pemerintah dalam rangka meningkatkan
pelayanan publik dengan menerapkan fleksibilitas manajemen keuangan yang
menyoroti produktivitas efisiensi dan efektivitas di lembaga-lembaga pelayanan publik
melalui penerapan Badan Layanan Umum Daerah pada Lembaga Diklat untuk
mendukung menjadi Corporate University Peran Lembaga Diklat atau Unit
Kepegawaian yang lebih besar dari sekedar menjadi training center serta tidak lagi
bersifat taktikal untuk memenuhi analisis kesenjangan kompetensi atau competence
gap Namun harus diperluas sebagai strategic business partner untuk dapat
membentuk SDM aparatur yang berpengetahuan serta terus mendorong
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya melalui continuos learning Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data berasal dari informan dan
dokumen Hasilnya untuk menjawab polemik atas penggunaan pendapatan BLUD yang
dapat digunakan secara langsung untuk membiayai pengeluaran kegiatan BLUD sesuai
RBA tanpa terlebih dahulu disetor ke Kas Daerah Serta dapat melakukan kerjasama
dengan pihak lain dalam hal kerjasama operasional dan pemanfaatan barang milik
daerah yang menjadi pendapatan BLUD
Kata kunci Badan Layanan Umum Daerah Lembaga Diklat Pengelolaan Keuangan
Corporate University
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
3
A Pendahuluan Corporate University (CorpU) saat ini menjadi hot issue dalam dunia kediklatan dan
pengembangan SDM Pengembangan SDM merupakan bagian dari proses end to end talent management sehingga perlu diintegrasikan dengan proses manajemen SDM yang lain CorpU Lembaga Diklat merupakan entitas pengelola pengembangan SDM dan merupakan bagian integral dari proses end to end talent management yang meliputi pengorganisasian fungsi strategic human capital management strategic learning development dan manajemen operasional SDM serta optimalisasi fungsi pendidikan dan pelatihan teknis
Definisi CorpU menurut Mark Allen dalam bukunya The Corporate University Handbook (2002) adalah any educational entity that is a strategic tool designed to assist its parent organization in achieving its goals by conducting activities that foster individual and organizational learning and knowledge Menurut Grenzer (20061) CorpU adalah a function strategically aligned toward integrating the development of people within specific generation and must focus on personal development carreer paths training opportunities learning events human resource programs and leadership at all level of the organization Pengertian sederhananya CorpU adalah seluruh hasil learning training amp knowledge yang mendukung langsung kepada performansi unit bisnis agar performansinya berkembang dan terus berkembang di atas perkembangan rata-rata industri (Performansi adalah cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu (Bernandin amp Russell) CorpU sebagai salah satu engine strategis organisasi yang dapat mengintegrasikan serta mengtriangulasikan sumberdaya proses dan SDM dalam pembelajaran untuk terus bersinergi meningkatkan KSA (knowledge skill dan attitude) sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk pencapaian target organisasi Disinilah pentingnya lembaga diklat dan unit kepegawaian di setiap pemerintahan daerah untuk dapat berperan mewujudkan Corporate University mengubah potensi ASN yang ada menjadi investasi sumber daya manusia aparatur yang bercirikan birokrasi kelas dunia yaitu profesional percaya diri multi skill dan otonom (Dwiyanto 2015)
Peran strategis lembaga diklat dalam bertransformasi menjadi corporate university untuk mendukung tantangan organisasi kedepan perlu didukung dari sisi pengelolaan keuangan Reformasi keuangan negara dalam rangka menjawab tuntutan masyarakat sedang dan terus dilakukan Salah satu agenda reformasi keuangan negara adalah adanya pergeseran dari pengganggaran tradisional menjadi pengganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) Dengan basis kinerja ini arah penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada output Perubahan ini penting dalam rangka proses pembelajaran untuk menggunakan sumber daya pemerintah yang makin terbatas tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana yang makin tinggi Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang telah dianut luas oleh pemerintahan modern di berbagai negara Pendekatan penganggaran yang demikian sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada publik Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan pelayanan publik adalah dengan mewiraswastakan pemerintah Mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
4
Ketentuan tentang penganggaran tersebut telah dituangkan dalam UU No17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No 15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara Ketiga paket peraturan keuangan negara tersebut telah mengubah mindset atau pola pikir yang lebih efisien membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja di lingkungan pemerintah Berdasarkan Pasal 68 dan Pasal 69 UU tersebut instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas efisiensi dan efektivitas Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua UU tersebut menjadi dasar penetapan instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) BLUD ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah tujuan didirikannya BLUD adalah untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif efisien ekonomis transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang Sehat untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah Dalam rangka mencapai tujuannya BLUD diberikan fleksibilitas yaitu keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Berikut merupakan beberapa perbedaan antara universitas pusdiklat dan CorpU dari segi fokus pelayanan proses metode materi dan peran
Tabel 1 Beberapa Perbedaan Universitas Pusdiklat dan Corporate University
Unsur Universitas Pusdiklat Corporate University
Fokus Pendidikan Kebutuhan operasional Kebutuhan bisnis
Pelayanan Reaktifproaktif Reaktif Proaktif
Proses Berfokus pada dosen
pengajar instruktur
trainer
Terfragmentasi per
program training
Terintegrasi diikuti dengan
tindakan nyata berupa on the
job training
Metode Program pembelajaran
disusun untuk
diselesaikan dalam
periode tertentu
Terbatas pada training
yang sedang berlangsung
Blended learning antara
praktek dan belajar di kelas
Pemanfaatan teknologi sebagai
media untuk efektifitas
pembelajaran
Materi Kemampuan umum Kemampuan teknikal
individu
Kemampuan inti organisasi
Peran Institusi pendidikan Pendidikan pelatihan Bagian tak terpisahkan dalam
Human Capital Management
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
5
pengembangan dan pencapaian target bisnis
organisasi
Sumber Drs Herizal MSi dan Eko Haryanto Sebuah Pemikiran PUSDIKLAT BMKG Corporate
University Kenapa Tidak
B Kajian Literatur Beberapa kajian terdahulu terkait dengan konsep Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah adalah 1 Perencanaan Strategis pada Badan Layanan Umum Daerah Moch Yudi Arifin Hasil
penelitian ini adalah 1) Proses penyusunan rencana strategis RSUD Nganjuk melalui tahapan yaitu Persiapan penyusunan rencana strategis Penyusunan rancangan rencana strategis oleh tim perumus dan Penetapan Rencana Strategis Faktor pendukung dalam proses perencanaan strategis adalah proses yang melibatkan pihak-pihak terkait kelembagaan sebagai BLUD dukungan dari pihak ekstern sedangkan faktor penghambat adalah kompetensi SDM di bidang perencanaan kepastian pendanaan dan kurangnya kebijakan teknis yang mengatur tentang BLUD
2 Analisis Yuridis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Pada instansi Pemerintah Penyelenggara Layanan Umum Sulasi Rongiyati Hasilnya penelitiannya yaitu sebagai alat untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik melalui penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja BLU diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat antara lain melalui fleksibilitas dalam pelaksanaan anggaran pengelolaan pendapatan dan belanja pengelolaan kas dan pengadaan barangjasa termasuk kemungkinan mempekerjakan tenaga profesional non PNS dan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya Tetapi sebagai pengimbang BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya serta dalam pertanggungjawabannya
3 Analisis Kesiapan Penerapan Kebijakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Di Kabupaten Kulon Progo (Studi Kasus di Puskesmas Wates dan Puskesmas Girimulyo II Kabupaten Kulon Progo) Albertus Sunuwata Triprasetya Laksono Trisnantoro Ni Luh Putu Eka Puskesmas Wates dan Girimulyo II di Kabupaten Kulon Progo belum siap sepenuhnya dengan persyaratan teknis hal ini ditunjukkan dengan tingkat pendapatan puskesmas yang meningkat dalam tiga tahun terakhir tetapi hasil evaluasi kinerja pelayanan puskesmas belum optimal Puskesmas telah siap dengan persyaratan administratif ditunjukkan dengan kelengkapan dokumen BLUD Puskesmas Stakeholder di Kabupaten Kulon Progo mendukung dalam penerapan kebijakan BLUD Puskesmas ditunjukkan dari hasil analisis yang menunjukkan tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder yang cukup tinggi tetapi belum sepenuhnya siap dengan regulasi BLUD Puskesmas Kondisi pada Puskesmas kurang mendukung dilihat dari komitmen puskesmas yang masih kurang sistem pengelolaan keuangan puskesmas yang belum mendukung dan bendahara puskesmas yang belum terlatih pengelolaan keuangan BLUD
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
6
4 Analisis Implementasi PPK BLU pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Meidyawati Saran dari penelitian ini antara lain menyempurnakan organisasi dan tata laksana yang mendukung pencapaian strategi dan pengembangan budaya entrepreneur Mengintegrasikan sistem informasi manajemen dari semua unit-unit organisasi yang ada Melakukan revisi dan evaluasi secara berkala atas RSB RBA dan SPM Mengembangkan sistem akuntansi biaya dalam rangka perencanaan dan pengendalian pengambilan keputusan perhitungan tarif layanan dan remunerasi yang tepat
5 The Analysis of Investment Services Customer Satisfaction in One Stop Services Investment Coordinating Board (BKPM) Epi Ratri Zuwita MBIPB 2012 Hasil penelitian ini menunjukkan variabel laten seperti fasilitas parkir fasilitas kamar tunggu proses verifikasi dokumen proses pengambilan dokumen dan penanganan pengaduan yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mencerminkan investasi kepuasan layanan pelanggan dalam PTSP BKPM
6 Noor Cholis Madjid Tohirin dan Heru Cahyono 2009 Evaluasi Kinerja Keuangan Satker Rumah Sakit Umum Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Penelitian dilakukan dngan pendekatan kuantitatif Hasil penelitian adalah total aset berpengaruh sangat kuat terhadap pendapatan Badan Layanan Umum Makin besar aset makin besar pendapatan Angka ketergantungan satker BLU terhadap dana yang berasal dari APBN masih cukup besar Angka rata-rata peran APBN terhadap total penerimaan sebesar 42 persen termasuk angka yang cukup tinggi dan dapat dipastikan tanpa adanya suntikan dana APBN sebagian besar BLU tidak akan mampu untuk menjalankan kegiatan operasional
7 Tohirin Ak MM Mukhtaromin SSTAk MM Survey Opini Stakeholders Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan 2013 Sejak konsep pengelolaan keuangan BLU dikenalkan pada 2005 pertumbuhan jumlah maupun pendapatan BLU sangatlah pesat Pada akhir 2005 satker BLU baru berjumlah 13 sedangkan pada akhir tahun 2012 sudah 143 satker ditetapkan sebagai BLU Selama periode 2007 sampai 2011 pendapatan BLU juga terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 753 persen Jika pada akhir 2007 pendapatan BLU Rp 21 Trilyun tahun 2012 diperkirakan pendapatan BLU mencapai Rp 204 Trilyun Porsi pendapatan PNBP BLU adalah sebesar 28 dari total PNBP lainnya walaupun jumlah satker BLU adalah sebesar 3 dari seluruh satker PNBPSebagian besar responden menyatakan puas dan cukup puas dengan proporsi 43 dan 41 Sebagian kecil saja yang menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas dengan proporsi 8 dan 3 dan hanya 3 responden yang menyatakan sangat puas
C Metodologi
Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif dengan rancangan studi kasus untuk menggambarkan keadaaan serta menggali secara luas kesiapan penerapan kebijakan BLUD pada lembaga diklat dengan menganalisis persyaratan teknis dan administratif analisis peran stakeholder serta menganalisis peraturan yang mendukungnya Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling Metode pengumpulan data
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
7
diperoleh dengan wawancara mendalam (indepth interview) hasil benchmarking observasi dan pemanfaatan dokumen literatur D Pembahasan
Di lingkungan pemerintahan di Indonesia terdapat banyak satuan kegiatan yang berpotensi untuk dikelola secara lebih efisien dan efektif melalui pola BLUD Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas Peluang ini secara khusus disediakan bagi satuan kerja pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik Pemerintah telah menerbitkan banyak regulasi terkait dengan pengelolaan keuangan BLU dan BLUD
Sejak diundangkannya berbagai produk hukum terkait dengan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) banyak instansi pemerintah terutama rumah sakit daerah yang kemudian memanfaatkan aturan ini sebagai peluang untuk memperbaiki mutu pelayanan dan fasilitas yang pada akhirnya memperbaiki kesejahteraan sumber daya manusia BLUD merupakan lembaga di lingkungan pemerintah yang menyediakan barang atau jasa dengan prinsip efisiensi dan produktivitas tanpa mengutamakan mencari keuntungan Dengan prinsip ini artinya setiap sen uang yang dikeluarkan (belanja) BLUD harus mendatangkan manfaat (produktivitas) namun ukuran kinerja dari BLUD tersebut bukanlah berapa besar keuntungan (profit) yang diperoleh tetapi ukuran-ukuran lainnya yang biasa digunakan oleh organisasi nirlaba Sebagai contoh untuk Rumah Sakit ukuran kinerjanya bisa berupa menurunnya LOS (length of stay) pasien di Rumah Sakit karena mutu pelayanan yang meningkat
Latar belakang pemerintah mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu disebabkan kondisi pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara Negara dewasa ini dirasa belum memuaskan masyarakat diantaranya dapat dijabarka sebagai berikut a) Dalam memberikan pelayanan tidak cepat namun terjadi prosedur yang berbelit-belit b) Adanya diskriminasi pelayanan c) Biaya tidak transparan lambat d) Adanya budaya kerja aparatur yang belum baik e) Waktu penyelesaian pemberian pelayanan yang tidak jelas f) Banyaknya praktek pungutan liar
Kondisi tersebut memberikan citra negatif terhadap penyelenggara pelayanan di mata masyarakat Sehingga akan berdampak pada rendahnya daya saing bangsa dan juga pertumbuhan ekonomi nasional Konsep pendanaan ke depan bagi perangkat daerah yang bersifat quasi public goods adalah lembaga tersebut diberi kemudahan dalam pengelolaan keuangannya khususnya yang berasal dari jasa layanan dengan konsekuensi lambat laun pendanaan yang bersumber dari APBD presentasenya semakin dikurangi Sehingga diharapkan dikemudian hari bisa mandiri Alokasi anggaran berasal dari APBD yang selama ini dipergunakan untuk membiayai perangkat daerah tersebut dialihkan untuk membiayai perangkat daerah yang bersifat public goods misal untuk pembangunan sekolahan menambah kesejahteraan guru (kaitannya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa) membangun jalan irigasi (kaitannya dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat) Sehingga ke depan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
8
APBD hanya fokus untuk digunakan pada pelayanan masyarakat yang bersifat public goods Dengan demikian salah satunya upaya meningkatkan anggaran yang berbasis kinerja adalah dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada perangkat daerah yang secara operasional memberikan pelayanan langsung pada masyarakat Selain itu alasan menerapkan BLUD dalam pengeloaan keuangan karena lembaga diklat dapat menerima swadana dari Pemerintah kabupaten dan kota untuk setiap kegiatan sehingga kegiatan pada tahun berjalan dapat dilaksanakan Keterbatasan anggaran sering terjadi ketika kegiatan tersebut akan dilaksanakan terbentur dalam perencanaan anggaran yang terbatas dari APBD nya pencairan anggaran dananya yang harus mengikuti proses yang cukup panjang Sedangkan jika sistem BLUD dijalankan proses pencairan dananya lebih pendek atau bersifat fleksibel dengan tetap dibawah pantauan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Menurut CGG (2006) Entrepreneurial Government merupakan salah satu kebijakan yang efisien dan efektif dalam mengelola organisasi Entrepreneurial Government dapat menjamin perbaikan kinerja secara terus menerus atas pemanfaatan sumber daya yang ada dalam konotasi yang lebih luas Setiap kebijakan pemerintah diarahkan untuk mendukung kompetisi antara penyedia layanan (swasta maupun lembaga pemerintah) Masyarakat akan menjadi kontrol atas kualitas pelayanan yang diberikan Pelayanan akan didukung oleh sumber daya manusia BLUD terdiri atas pejabat pengelola dan pegawai Tugas Pejabat Pengelola bertanggung jawab terhadap kinerja umum operasionaI pelaksanaan kebijakan fleksibilitas dan keuangan BLUD dalam pemberian layanan sedangkan tugas Pegawai menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja BLUD Pejabat dan Pegawai terdiri dari Pegawai Negeri Sipil danatau Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Esensi dari BLUD adalah peningkatan pelayanan dan efisiensi anggaran BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD Hal ini dapat dilihat dalam Permendagri No 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah disebutkan bahwa BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksarna teknis dinasbadan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya Serta diarahkan pada praktek Bisnis yang sehat yaitu penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu berkesinambungan dan berdaya saing Kemudahan lainnya yaitu didukung PP No 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah terhadap pengelolaan barang BLUD mengikuti ketentuan perundang-undangan mengenai BMD termasuk terhadap barang yg dikelola danatau dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan tugas fungsi BLUD serta sesuai pasal 61 ayat (1) dan ayat (2) Perpres No 16 Tahun 2018 tentangg Pengadaan BarangJasa Pemerintah - BLUD dikecualikan dari ketentuan dalam Perpres No 16 Tahun 2018 pengadaan barangjasa pada BLUD diatur tersendiri dengan peraturan pimpinan BLUD Hal ini dapat menepis adanya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
9
pemahaman bahwa BLUD merupakan suatu ―kelembagaan padahal hanya menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan saja
Dalam pengelolaan keuangan BLUD diberikan fleksibilitas antara lain dalam pelaksanaan anggarannya harus melakukan penatausahaan keuangan paling sedikit memuat pendapatan dan belanja penerimaan dan pengeluaran kas utang dan piutang persediaan danatau pengelolaan pengadaan barang danatau jasa aset tetap dan investasi ekuitas penyusunan akuntansi pelaporan dan pertanggungjawaban kerjasama dengan pihak lain pengelolaan dana secara langsung dan perumusan standar kebijakan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta pengelolaan sisa kas di akhir tahun anggaran dan defisit Pengelolaan sisa kas di akhir tahun anggaran BLUD apabila ada sisa kas pada BLUD maka sisa kas di akhir tahun anggaran tersebut tidak disetor ke Kas Daerah akan tetapi dilaporkan ke PPKD yang merupakan bagian dari SiLPA Pemerintah Daerah dan dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya Sisa Kas di akhir tahun anggaran dapat disetor ke Kas Daerah sepanjang ada permintaan Kepala Daerah dengan mempertimbangkan tidak mengganggu likuiditas keuangan BLUD dalam memberi pelayanan dan adanya kondisi mendesak kalau tidak segera ditangani akan menimbulkan kerugian yang lebih besar Sehingga diharapkan dengan adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan tersebut kinerja keuangan SKPD BLUD dapat mengalami peningkatan secara komprehensif dari tahun ke tahun SKPD yang telah menjadi BLUD akan diawasi oleh dewan pengawas dalam pelaksanaan operasionalnya Sedangkan ketentuan mengenai pelaksanaan anggaran BLUD tersebut diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
Dalam melakukan perencanaan dan penganggaran BLUD menyusun rencana strategis bisnis yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) RBA tahunan dan evaluasi kinerja Penyusunan RBA disusun berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat badan lain APBD APBN dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya Dalam melakukan pelaporan keuangan BLUD-Unit Kerja memiliki dua kewajiban yaitu menyusun Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Laporan keuangan SAK disusun untuk memenuhi kewajiban pelaporan sebagai BLUD sedangkan laporan keuangan SAP disusun sebagai bagian dari laporan keuangan yang dikonsolodasi dengan pemerintah daerah Institusi yang menerapkan BLUD harus menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan Laporan keuangan yang wajib disusun BLUD terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Neraca Laporan Operasional Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan Siklus akuntansi yang dilaksanakan oleh BLUD beserta penyajian data dan informasi yang dilakukan harus bersesuaian dengan penyusunan Laporan Keuangan BLUD yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Pelaporan keuangan BLUD dilaporkan dengan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil atau output BLUD Laporan keuangan tersebut diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
10
E Kesimpulan dan Rekomendasi
1 Penerapan BLUD pada lembaga diklat menjadi Model CorpU diharapkan akan
menjadikan lembaga diklat dapat terus go beyond training and development dalam
memastikan KSA (knowledge skill dan attitude) yang didapatkan bisa
diimplementasikan dan memiliki keterkaitan yang kuat dan berkontribusi besar pada
kinerja lembaga diklat Dengan kesadaran seperti itu maka lembaga diklat tidak
akan sekedar menyelenggarakan diklat sebagai business as usual buka-tutup
diklat tetapi harus sering turun ke bawah berdialog dengan para mitranya untuk
bersama-sama mencari solusi atau alternatif terbaik bagi pencapaian target kinerja
unit-unit di lingkungan lembaga diklat Selanjutnya lembaga diklat mempunyai tugas
bagaimana membawa solusi atau alternatif terbaik tersebut dikemas menjadi sebuah
program diklat yang solutifkontributif (killer programs) ke dalam kelas baik itu dalam
bentuk kelas klasikal atau pun dalam bentuk yang lain Di masa-masa mendatang
rasanya konsep CorpU akan menjadi kebutuhan yang semakin penting bagi lembaga
diklat terutama bagi mereka yang benar-benar yakin bahwa modal insani yang
bermutu merupakan jurus ampuh dan jitu untuk membawa kejayaan organisasi
2 Esensi dari BLUD adalah peningkatan pelayanan dan efisiensi anggaran Hal ini
sesuai aturan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah bahwa BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
3 Perlunya peningkatan kapasitas SDM perubahan pola pikir (maindset) dan
semangat kewirausahaan (enterpreneurship) bagi seluruh pegawai lembaga diklat
dan pejabat pengelola BLUD
F Referensi
1 Allison Michael dan Jude Kaye (2005) Strategic Planning For Nonprofit
Organization Faisal Basri (Pengantar) (2005) Perencanaan Strategis Bagi
Organisasi Nirlaba Jakarta Yayasan Obor
2 Bryson John M (2005) Strategic Planning for Public and Non Profit
Organization a Guide to strengthening and Sustaining Organizational
Achievement Revised Edition San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Miftahuhudin M (Penterjemah) (2005) Perencanaan strategis bagi organisasi
sosial Yogyakarta Pustaka Pelajar
3 Gani Abdul Yuli Andi (2012) Penyelenggaraan Pelayanan Publik Yang
Berkualitas Sebagai Upaya Memberikan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Universitas Brawijaya 13 (1) Juni h12-21
4 Indrawati Sri Mulyani (2007) Keynote Speech pada Diskusi Panel Pengelolaan
Keuangan BLUD dan Peningkatan Kinerja Rumah Sakit Kondisi Ekspektasi
dan Tata Kelola
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
11
5 Marsono (2009) Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui
Kebijakan Badan Layanan Umum (BLU) Jakarta Lembaga Administrasi
Negara
6 Republik Indonesia UU No17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
7 Republik Indonesia UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
8 Republik Indonesia UU No 15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Keuangan
Negara
9 Republik Indonesia PP No 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
10 Republik Indonesia Permendagri No 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah
11 Sulasi Rongiyati Analisis Yuridis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pada Instansi Pemerintah Penyelenggara Layanan Umum Jurnal melalui
fileFdiklatkepemimpinantahun2018jurnalbpsdmbludpdf
Dewi SartikaSE MM Corporate University Antara Komitmen Pimpinan dan Visi Birokrasi Kelas Dunia melalui httpnewsprokalcoreadnews2800-corporate-university-strategi-membangun-
smart-asn-dan-birokrasi-kelas-dunia
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
12
PERAN PENGAWASAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIC
PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Abstrak
Oleh
Dr Hj ISYE NURIYAH AGINDAWATI SHMKn
Dalam penulisan ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Budaya birokrasi aparat pengawasan yang cenderung buruk saat ini kurang mengedepankan asas professionalismeproposionalisme dan transparansi tapi berdasarkan azas kedekatan dengan penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya Analisis ini menggunakan variabel independen yaitu pengalaman audit keahlian audit tekanan ketaatan dan locus of control Variabel dependennya adalah auditjudgment Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman audit keahlian audit dan locus of control secara signifikan positif mempengaruhi audit judgment yang diambil auditor tekanan ketaatan secara signifikan negatif mempengaruhi auditjudgment yang diambil oleh auditor tapi kompleksitas tugas tidak secara signifikan mempengaruhi auditjudgment yang diambil oleh auditor Kata kuncipengawasan kebijakan public
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
13
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Dalam konteks otonomi daerah desentralisasi dimaksudkan agar daerah lebih mampu mengembangkan inisiatif dan kreativitas daerah dan sumber dayanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat memperkecil kesenjangan social Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas nyata dan bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah Namun kesemuanya itu belum berjalan sesuai dengan harapan
Budaya birokrasi yang cenderung buruk saat ini kurang mengedepankan asas professionalismeproposionalisme dan transparansi tapi berdasarkan azas kedekatan dengan penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya hal ini juga termasuk kepada prilaku dan pemikiran seorang pemeriksaauditordisadari atau tidak etika dan prilaku seorang pemeriksaauditor akan sangat berpengaruh kepada baik atau tidaknya organisasi public yang menjadi auditinya
Pemeriksaan atau audit terhadap program pengentasan kemiskinan yang ditujukan untuk melihat dan minilai apakah ada ketidaksingkronan antara peraturan perundang-undangan dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan misalnya berkaitan dengan adanya ketidaksingkronan atau kekurang tepatan data dalam pengukuran kemiskinan diikuti dengan tumpang tindihnya sejumlah kebijakan alokasi anggaran pengentasan kemiskinan yang berdampak semakin maraknya berbagai kasus kasus tipikor yang dilakukan oleh para pejabat ASN dan kepala daerah (Liputan6com Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS)) mencatat lndeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia tahun 2018 sebesar 366 pada skala 0 sampai 5 Walaupun Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar 371 berdasarkan catatan ICW selama 2017 ada 576 kasus korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp 65 triliun dan kasus suap senilai Rp 211 miliar serta jumlah tersangka mencapai 1298 orangfakta fakta ini menunjukan bahwa kinerja aparat pengawasan masih dinilai lemah
Adanya prinsip ego sectoral di tubuh organisasi pengawasan internal yang merasa diri dan organisasinya paling penting dari yang lain semakin memperburuk keadaan
Pengawasan internal yang dijalankan pemerintah masih focus dan berorientasi pada output penyerapan anggaran pelaksanaan program dan kegiatan saja tidak serta merta menilai sejauhmana program dan kegiatan tersebut bermanfaat untuk masyarakat selain itu jumlah penduduk yang sangat besar disertai permasalahan yang banyak merupakan beban kerja yg cukup tinggi bagi Lembaga pengawasan internal Penguatan LembagaSistem Pengawasan serta peningkatan kompetensi APIP yang memadai harus dilakukan secara sinergi bekerjasama dengan Lembaga pengawasan lainnya diharapkan tingkat penyelewengan dapat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
14
ditekan serendah mungkin terutama berkaitan dengan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan
Uraian uraian tadi menunjukan gambaran betapa permasalahan singkronisasi organisasi yang lemah ditambah budaya birokrasi yang buruk sangat merugikan masyarakat sinergitas Lembaga pengawasan Internal dan eksternal menjadi harapan perbaikan kinerja birokrasi dengan pengawasan akan adanya quality assurance untuk terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan yang baik
12 Rumusan masalah
Makalah ini akan mencakup pembahasan berkaitan dengan Peran Pengawasan Implementasi Kebijakan Public Pengentasan Kemiskinan Di IndonesiaSetelah 15 tahun perjalanannya reformasi kita perlu meninjau ulang apakah pengawasan telah dapat berjalan secara memadai dalam mengawal keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi supaya lebih mampu mengembangkan inisiatif dan kreativitas daerah dan sumber dayanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang bebas dari KKN
Sehubungan dengan hal tersebut timbul pertanyaan sejauh mana agenda reformasi itu terimplentasikan karena pada kenyataannya sampai saat ini Budaya birokrasi yang cenderung buruk kurang mengedepankan asas professionalismeproposionalisme dan transparansifaktor terjadinya korupsi yang sangat mendasar di daerah adalah factor politik dan kekuasaan (legaslatif maupun ekskutif)yang menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangan yang di miliknya untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun golangan
Hal ini juga di tengarai dengan meningkatnya jumlah pejabat ASN di daerah yang tersandung kasus korupsi menandakan bahwa seolah olah ada pelimpahan KKN dari Pusat kepada Daerah Hal ini yang perlu kita cermati bersama bahwa setiap kebijakan publik perlu adanya pengawasan dari berbagai pihak untuk mengawal kebijakan tersebut pada tujuan yang telah di rencanakan secara efektif dan efisien serta bersifat rasionalitas
13 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana Peran
Pengawasan Pengendalian Implementasi Kebijakan Public dan Anggaran Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
Manfaat makalah ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang kuat bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terutama dalam meningkatkan Peran Pengawasan Pengendalian Implementasi Kebijakan Public dan Anggaran Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
14Metode Penulisan
Penulis melakukan kajian literatur dari berbagai bentuk sumber Kajian tersebut yang juga dapat dikatakan sebagai studi pustaka
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
15
PEMBAHASAN
21 Teori dan Konsep Istilah pengawasan dalam bahasa Indonesia asal katanya adalah ―awas
sedangkan dalam bahasa Inggris disebut controlling yang diterjemahkan dengan istilah pengawasan dan pengendalian sehingga istilah controlling lebih luas artinya daripada pengawasan Akan tetapi dikalangan ahli atau sarjana telah disamakan pengertian ―controlling ini dengan pengawasan Jadi pengawasan adalah termasuk pengendalian Pengendalian berasal dari kata ―kendali sehingga pengendalian mengandung arti mengarahkan memperbaiki kegiatan yang salah arah dan meluruskannya menuju arah yang benar Akan tetapi ada juga yang tidak setuju akan disamakannya istilah controlling ini dengan pengawasan karena controlling pengertiannya lebih luas daripada pengawasan dimana dikatakan bahwa pengawasan adalah hanya kegiatan mengawasi saja atau hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan saja hasil kegiatan mengawasi tadi sedangkan controlling adalah disamping melakukan pengawasan juga melakukan kegiatan pengendalian menggerakkan memperbaiki dan meluruskan menuju arah yang benar George R Terry dalam bukunya ―Principles of management menyatakan pengawasan sebagai proses untuk mendeterminir apa yang akan dilaksanakan mengevaluir pelaksanaan dan bilamana perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa hingga pelaksanaan sesuai dengan rencana S P Siagian dalam bukunya ―Filsafat Administrasi memberikan definisi tentang pengawasan sebagai proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya
22Ruang Lingkup Pengawasan Peran Pengawasan Implementasi Kebijakan Public Dan Anggaran Dalam
Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia yang dilakukan secara sinergi dan bekesinambungan akan dapat mencegah berulangnya permasalahan permasalahan birokrasi yang buruk dan KKN dengan Pengawasan dapat memaksa agar kejadian-kejadian sesuai dengan rencana Keberhasilan pengawasan berhubungan erat sekali dengan sinergitas antar Lembaga dalam menjalankan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi 33 Tujuan Pengawasan
Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana kebijaksanaan dan perintah (aturan yang berlaku) Menertibkan kordinasi kegiatan Kalau pelaksana pengawasan banyak jangan ada objek pengawasan dilakukan berulang-ulang sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh pengawasan Mencegah pemborosan dan penyimpangan Karena pengawasan mempunyai prinsip untuk melindungi kepentingan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan maka pemborosan dana yang ditanggung masyarakat harus dicegah oleh penyimpangan yang dilakukan pihak kedua
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
16
34 Proses Pengawasan Proses Pengawasan adalah Proses yang menentukan tentang apa yang harus
dikerjakan agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana Artinya pengawasan itu terdiri atas berbagai aktivitas agar segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggungjawab manajemen terselenggarakan Proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi oleh karena itu setiap Lembaga pengawasan internal pemerintah harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pengawasan internal maupun eksternal terhadap setiap pegawai yang berada dalam organisasi adalah wujud dari pelaksanaan fungsi administrasi dari pengawasan terhadap para pemimpin OPD dan bawahannya serta mewujudkan peningkatan efektifitas efisiensi rasionalitas dan ketertiban dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas organisasi Disamping itu akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana
35Dasar hukum Pengawasan Dalam Organisasi Pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan
standar dan kebijakan pemerintah yang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yaitu
1) Peraturan Pemerintah No12Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
2) Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2008 tentang SPIP 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4) Permendagri No 35 Tahun 2018 tentang kebijakan pengawasan pemerintah daerah tahun 2019
Berdasarkan PP No 12 Tahun 2017 pengawasan dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk yaitu pengawasan umum dan pengawasan teknis pada Pasal 10 Pengawasan umum meliputiapembagian urusan pemerintahan bkelembagaan daerahckepegawaian pada Perangkat Daerahdkeuangan daerahepembangunan daerahfpelayanan publik di daerah gkerja sama daerahhkebijakan daerahikepala daerah dan DPRD dan jbentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sedangkan Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupatenkota (4)Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi a capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
17
b ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma standar prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
c dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan
d akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di daerah
Pada Pasal 12 mengatur Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan harus dilakukan secara terkoordinasi antara pusat dan daerah ayat (3)Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan dilakukan berdasarkan focus dan sasaran yaitu afokus Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang disusun berbasis prioritas dan risiko serta jadwal pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang jelas berikutnya menurut Pasal 13 Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan koordinasi untuk harmonisasi jadwal pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupatenkota dan disampaikan kepada bupatiwali kota(3)Harmonisasi jadwal pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan berdasarkan prinsip keserasian dan keterpaduan serta berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya yang tersedia Kordinasi juga dilakukan bukan hanya dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan pengawasan saja namun dilaksanakan juga dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan APIP dan aparat penegak hukum melakukan koordinasi dalam penanganan laporan atau pengaduan setelah terlebih dahulu melakukan pengumpulan dan verifikasi data awal (6)Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ayat (3) dan ayat (5) dilakukan dalam bentukapemberian informasibverifikasicpengumpulan data dan keterangandpemaparan hasil pemeriksaan penanganan laporan atau pengaduan masyarakat dimaksud danatauebentuk koordinasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan(7)Koordinasi antara APIP dan aparat penegak hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ayat (3) dan ayat (5) dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing antara ainspektorat jenderal Kementerian inspektorat jenderal kementerian terkait unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian inspektorat provinsi danatau inspektorat kabupatenkota dan bkepolisian danatau kejaksaan Dalam konteks diterbitkannya Peraturan Pemerintah No 12 tahun 2017 Tersebut telah menjelaskan secara gamblang dalam Pasal 10 sd 25 mengenai perencanaanpelaksanaan dan tindak lanjut hasil pengawasan dan pembinaan fungsi kordinasi dan sinergitas penanganan hasil pengawasan terhadap perbuatan dan atau tindakan melawan hukum dan korupsi selain PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam tatanan operasionalnya telah diterbitkan pula Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang mengatur lebih lanjut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
18
pengenai pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah atas urusan wajib dan pilihan yang dibagi berdasarkan sub-sub bidang urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota Agar terciptanya kepastian hukum dalam pelaksanaan pengawasan Menteri dalam negeri telah pula menerbitkan Permendagri No 35 Tahun 2018 tentang kebijakan pengawasan pemerintah daerah tahun 2019permendagri ini mengatur lebih lanjut berkaitan Pasal 12 ayat (5) Peraturan Pemerintah No 12 tahun 2017 untuk menetapkan perencanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah tahunan agar penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan perundang undangan yang berlakudalam Pasal 2 bahwa kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Daerah tahun 2019 mengatur a Mengenai kegiatan b Sasaran c Focus dan d Jadwal pelaksanaan
Kebijakaan pengawasan ini harus disusun berbasis prioritas dan resiko dengan tema APIP bekerja mencegah korupsi Selaras dengan peraturan perundang undangan tersebut diatas menurut Silalahi (1992 178) 1) Pengawasan harus menemukan menilai dan menganalisis data tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif 2) Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan3) Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efisiensi 4) Pengawasan harus fleksibel5) Pengawasan harus berorientasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan 6) Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan perbaikan sehingga bedampak kepada meningkatnya kinerja pelaksanaan program dan kegiatan serta penyerapan anggaran sesuai dengan target Permasalahan yang cukup sulit dihadapi oleh Lembaga pengawasan pemerintah di Indonesia adalah untuk mengubah prilaku birokrasi yang buruk Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 15 Januari 2014 yang bertujuan untuk melahirkan aparatur pemerintah yang profesional bebas dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi kolusi nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat Kemudian juga diharapkan untuk dapat membentuk ASN yang mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Reformasi Nasional tidak akan ada artinya apabila pelayanan publik ternyata masih buruk Apalagi dalam rangka mewujudkan good governance akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN secara prima Berkaitan dengan individu ASN reformasi pola pikir (mindset) bahwa ASN harus selalu memiliki budaya yang baik mengedepankan konsep diri antara lain 1Bekerja sebagai Ibadah 2Menghindari sikap tidak terpuji 3Bekerja secara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
19
profesional 4Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus 5Pelayan dan pengayom masyarakat 6Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku 7Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis 8Mampu bekerja dalam tim dan 9Bekerja secara professional dan anti korupsi berangkat dari itu ASN yang melakukan fungsi Pengawasan Harus Berbenah Diri Agar Dapat Berkrontribusi implementasi kebijakan public pengentasan kemiskinan di Indonesia
KESIMPULAN Peran Pengawasan Implementasi Kebijakan Public Dan Anggaran Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia yang dilakukan secara sinergi dan bekesinambungan baik dalam perncanaan pengawasan proses pengawasan tindak lanjut hasil pengawasanketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan perubahan mindset aparat pengawasan ASN dengan Pengawasan dapat memaksa agar kejadian-kejadian sesuai dengan rencana Keberhasilan pengawasan berhubungan erat sekali dengan komitmenintegritas aparat pengawasan serta sinergitas antar Lembaga dalam menjalankan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman audit keahlian audit dan locus of control secara signifikan positif mempengaruhi audit judgment yang diambil auditor tekanan ketaatan secara signifikan negatif mempengaruhi auditjudgment yang diambil oleh auditor tapi kompleksitas tugas tidak secara signifikan mempengaruhi auditjudgment yang diambil oleh auditor berangkat dari itu ASN yang melakukan fungsi Pengawasan Dapat Berkrontribusi di dalam implementasi kebijakan public program pengentasan kemiskinan di Indonesia reformasi pola pikir (mindset) bahwa ASN harus selalu memiliki budaya yang baik mengedepankan konsep diri antara lain 1Bekerja sebagai Ibadah 2Menghindari sikap tidak terpuji 3Bekerja secara profesional 4Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus 5Pelayan dan pengayom masyarakat 6Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku 7Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis 8Mampu bekerja dalam tim dan 9Bekerja secara professional dan anti korupsi akan dapat mencegah berulangnya permasalahan permasalahan birokrasi yang buruk dan KKN
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Peraturan Pemerintah 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2008 tentang SPIP Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Permendagri No 35 Tahun 2018 tentang kebijakan pengawasan pemerintah daerah S P siagian dalam bukunya ―filsafat administrasi2014 bumi aksara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
20
BPSDM JAWA BARAT MENUJU CORPORATE UNIVERSITY
SEBUAH INVENTARISASI AWAL
ABSTRAK
Oleh
Dewi Yuliani
(Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov Jabar HP 082116116190
Email deyul2013gmailcom)
Fenomena menjamurnya Corporate University di Indonesia dimulai pada tahun 2000-an dari sektor swasta yang beberapa diantaranya telah mendapat pengakuan dalam meningkatkan kinerja organisasi Di sektor pemerintahan kemunculan Corporate University sebagai transformasi dari lembaga-lembaga diklat prosesnya lebih lambat Namun demikian dengan adanya UU 5 Tahun 2014 beserta turunannya dimana diamanatkan diantaranya mengenai pengembangan kompetensi ASN maka Corporate University menjadi sebuah keniscayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat saat ini tengah melakukan pembenahan dan reposisi dalam proses transformasi tersebut Makalah ini merupakan suatu kajian awal yang mengkritisi diri sendiri (self assessment) mengenai apa yang telah dimiliki apa yang belum dan apa yang harus dilakukan oleh BPSDM Jawa Barat untuk mencapainya Beberapa temuan awal diantaranya terdapat faktor-faktor yang bersifat non-fisik atau intangibel yang perlu ditingkatkan agar Corporate University dapat terwujud Disarankan pula penggunaan beberapa instrumen penelitian untuk kajian lebih menyeluruh Kata kunci Corporate University BPSDM kompetensi transformasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
21
PENDAHULUAN
Secara umum Corporate University dapat digambarkan sebagai suatu institusi pendidikan yang menciptakan personil yang kompeten untuk mendukung kinerja lembaga sesuai fungsinya dalam dunia yang bergerak dengan cepat Akar kemunculan Corporate University pada tahun 1985-an menurut Paton etal (2004) adalah banyaknya keluhan bahwa universitas maupun sekolah umum tidak menyediakan tenaga yang memiliki kompetensi yang tepatlsquo atau di tanah air sering sebut sebagai tidak siap pakailsquo
Di Indonesia kemunculan Corporate University dimulai di sektor swasta pada sekitar tahun 2000an sebagai tanggapan atas kebutuhan kompetensi karyawan untuk menunjang kinerja institusi diantaranya oleh Telkom PLN dan berbagai bank nasional maupun swasta Pada saat ini konsep Corporate University (CU) ini mulai merambat ke sektor pemerintahan terutama setelah diundangkannya UU 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara
Dalam Undang-Undang ASN tersebut serta peraturan-perundangan turunannya konsep kompetensi PNS dirombak secara besar-besaran Suatu lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah (daerah maupun Pusat) tidak lagi menyediakan menu-menu diklat tertentu namun harus menyesuaikan diri dengan kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu ASN Salah satu dampaknya adalah berubahnya nomenklatur Badan Diklat menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagaimana yang terjadi di Provinsi Jawa Barat
Secara prinsipil tentu terdapat banyak perbedaan antara Corporate University milik swasta dengan CU versi pemerintah Di sisilain dengan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan di atas tidak ada jalan lain bagi BPSDM Jawa Barat untuk mulai bertransformasi menjadi Corporate University Jalan masih panjang yang perlu ditempuh untuk menuju cita-cita tersebut karena itu perlu dirumuskan dimana kita berada apa saja target yang perlu dicapai dan bagaimana cara untuk menuju kesana
Makalah ini akan menyajikan kajian literatur menganai apa itu Corporate University yang diikuti deskripsi mengani metode yang digunakan yaitu analisis konten secara deskriptif Di bagian pembahasan akan menjabarkan kronologis pembentukan BPSDM Jawa Barat dan kondisi saat ini Selanjutnya akan dilakukan analisis terkait aspek-aspek Corporate Universitu terhadap kondisi yang ada di BPSDM Jawa Barat serta kesimpulan dan saran untuk kajian lanjutan
KAJIAN LITERATUR
Menurut Gonzales (2017) konsep Corporate University telah berubah secara signifikan sejak kemunculannya yang merupakan respon terhadap institusi akademik gagal beradaptasi terhadap tantangan jaman yang berubah dengan cepat Di antara tantangan tersebut adalah semakin meningkatnya spesialisasi pengembangan produk yang semakin kompleks dan tumbuhnya berbagai profesi baru akibat merebaknya ekonomi digital Lembaga pendidikan yang dulunya berfokus pada pengembangan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
22
kursus dan pelatihan harus berubah menjadi lembaga yang memungkinkan terjadinya perubahan ini yang sedikitnya melibatkan perubahan budaya organisasi metodologi pembelajaran dan pengembangan bakat
Paton et al (2005) juga memberikan suatu kasus dalam bukunya dimana sebuah Corporate University yang sempat menjadi besar dan sukses di Inggris pada akhirnya runtuh dan dibubarkan ketika manajemen baru diangkat yang tidak memiliki keyakinan dan komitmen sama dengan pendahulunya Selain faktor kepemimpinan terdapat banyak kriteria lainnya yang perlu dipenuhi agar sebuah Corporate University dapat berfungsi secara maksimal dan berkelanjutan untuk mmenuhi tujuan organisasi
Gonzales (2017) mengutarakan beberapa karakteristik umum yang harus ada dalam sebuat Corporate University yaitu
1 Proaktif artinya harus dapat mengantisipasi kebutuhan organisasi tidak hanya merespon permintaan bahkan dapat merespon kebutuhan dan tantangan di masa depan
2 Terukur artinya dampak dari pembelajaran yang diberikan harus dapat diukur dan didesain sejak awal diantaranya dengan melakukan rekam jejak menyeluruh terhadap perkembangan seseorang pasca pembelajaran
3 Pengaruh artinya suatu Corporate University harus memiliki pengaruh yang melampaui lembaga tersebut meluas ke seluruh rangkaian produksi termasuk semua stakeholder
4 Integrasi artinya sebuah Corporate University berfungsi sebagai sebuah simpul yang mengintegrasikan sistem ilmu pengetahuan dengan pembelajar kerjasama dengan para ahli dengan metode pembelajaran yang inovatoif dan aspek-aspek lainnya
Menurut Aruman (2017) konsep Corporat University (CU) berbeda dari konsep pendidikan dan latihan karena CU lebih mengacu pada program pengembangan SDM secara terarah dan sistematis serta terkait dengan pencapaian visi-misi dan strategi suatu lembaga Apabila lembaga Diklat lebih berfokus pada menyediakan program untuk menutup kesenjangan kompetensi personil maka CU lebih mengutamakan terjadinya perubahan yang mendasar pada kompetensi personil atau disebut juga sebagai change management
Yusuf (2018) mensiyalir bahwa banyak orang yang keliru menafsirkan CorpU sebagai universitas yang dimiliki oleh perusahaan seperti misalnya Pertamina University atau Telkom University Padahal menurutnya terdapat sejumlah perbedaan yang prinsipil antara public university dan CU Dari sisi learning output Public university lazimnya melahirkan lulusan dengan penguasaan disiplin ilmu keterampilan dan keahlian yang bersifat umum sedangkan CU menciptakan profesional dan pemimpin yang sesuai kapabilitas maupun kapasitasnya dengan kebutuhan proses bisnis di masing-masing perusahaan atau lembaga Demikian pula dengan kurikulum di Public University kurikulum betsifat generik sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian terkait dan lulusannya pun perlu mengikuti suatu standar yang telah ditetapkan Pada CU kurikulum dapat bersifat unik dan tailor-made untuk suatu lembaga posisi profesi bahkan untuk indoividu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
23
Berbeda dengan penulis di atas Patton (2005) dalam bukunya Handbook of Corporate University Development lebih menekankan kepada kasus-kasus pengembangan CU baik yang berahasil maupun yang gagal dengan tujuan agar bisa didapatkan pembelajaran atau lesseons learned dari kasus-kasus tersebut Dalam makalah ini beberapa aspek yang ditekankan oleh Paton (2005) di atas digunakan untuk melalukan inventarisasi awal terhadap BPSDM Jawa Barat Aspek-aspek ini tentunya masih dapat dikembangkan atau dikurangi agar ke depan dapat digunakan sebagai pemandu bagi pembuatan Peta Jalan Pengembangan BPSDM Jabar menjadi Corporate Univbersity
METODE
Makalah ini merupakan kajian literatur terhadap refensi dan dokumen yang tersedia dengan menggunakan pendekatan content analysis Tinjauan pustaka terhadap prasyarat sebuah Corporate University yang diambil dari berbagai sumber menjadi acuan terhadap penilaian awal terkait apa yang dimiliki dan sudah dicapai oleh BPSDM Provinsi Jawa Barat saat ini Berdasarkan perbandingan tersebut akan dirumuskan apa yang perlu dilakukan untuk melakukan assessment secara menyeluruh agar selanjutnya dapat dibuat Peta Jalan BPSDM Jawa Barat untuk menjadi sebuah Government Corporate University
PEMBAHASAN
Pada tahun 1968 dibentuk Pusat Pendidikan dan Latihan Pemeribtah Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berupa suatu unit non- struktural di bawah Direktorat Kepegawaian Baru pada tahun 1986 Diklat Provinsi Jawa Barat menjadi entitas mandiri dengan Keputusan Gubernur No 061Kep86HUK1986
Untuk menguarkan kedudukan Diklat Provinsi Jawa Barat pada tahun 1994 dikeluarkan Perda No 18 tahun 1994 tentang organisasi dan tatakerja Diklatprov Jabar Selanjutnya pada tahun 2000 diterbitkan Perda Nomor 16 Tahun 2000 dimana Diklatprov Jawa Barat dditetapjan menjadi Badan Diklat Provinsi Jawa Barat Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 Badiklatda provinsi Jawa Barat mengalami reorganisasi dan ditetapkan kembali dengan Perda no 22 tahun 2008
Perkembangan terakhir adalah perubahan Badiklatda Provinsi Jawa Barat menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan melalui Perda No 6 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 Sejak berubah nomenklatur menjadi BPSDM telah banyak terobosan yang dilakukan oleh BPSDM Jawa Barat diantaranya dengan mendapatkan beberapa akreditasi dari lembaga berwenang terkait untuk menyelanggarakan diklat kepemimpinan maupun teknis mendapatkan ISO 9001 2005 Tentang Sistem Manajemen Mutu terkait penyelenggaraan dan pengawasan kediklatan serta mendirikan Lembaga Sertifikasi profesi Kondisi secara umum BPSDM Jawa Barat digambarkan pada tabel di bawah ini
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
24
Tabel 1 Kondisi Aspek Fisik dan Non-fisik BPSDM Provinsi Jawa Barat
NO ASPEK PENJELASAN KONDISI DAN RENCANA
2018 2019
1 Jumlah karyawan Struktural dan staf 82 82
Widyaiswara 40 42
2 Sarana Prasarana Luas tanah 71000 m2 93000 m2
Luas bangunan 4000 m2 7000 m2
Kapasitas kelas Belajar 400 siswa 1000 siswa
Kamar Siswa 350 kamar 750 kamar
Sarana pendukung lain (aula perpustakaan SOR mesjid studio dll)
12 unit 20 unit
3 Jenis Diklat yang diselenggarakan
ManajerialKepemimpinan 6 jenis 6 jenis
Teknis Substantif 9 jenis 15
Fungsional 2 jenis 4 jenis
4 Standarisasi ISO 9001 berbagai SOP 12 12
5 Lembaga Sertifikasi Profesi
Serifikasi KepamongPrajaan Sertifikasi Pemerintahan Sertifikasi Damkar
4 6
6 Managemen Ilmu Pengetahuan
e-Jurnal e-library database Proyek Perubahan aplikasi kompetensi dll
4 8
Sumber Bahan paparan dan wawancara informal 2018
Apabila dihubungkan dengan best practices sebagaimana diuraikan Paton (2005) maka inventarisasi awal bagi BPSDM Jabar terhadap aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi Corporate University diberikan pada tabel di bawah ini Tabel juga menyajikan aspek apa yang perlu diketahui atau digali lebih jauh instrumen apa yang perlu digunakan serta persiapan apa yang perlu dilakukan untuk menuju kesana
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
25
Tabel 2 Inventarisasi Aspek-aspek Corporate University untuk BPSDM Jabar
NO NAMA ASPEK PENJELASAN SKOR REKOMENDASI
1 Kapasitas dan kapabilitas manajemen
Pengetahuan keyakinan dan komitmen pihak
manajemen mengenai CU
1
Peningkatan kapasitas dan
kapabilitas didahului dengan pemetaan detail
2 Moda-moda baru pembentukan pengetahuan dan knowledge sharing
Tersedianya media komunikasi berbasis digital e-jurnal e-
learning e-library dll
3
Integrasi dalam suatu Knowledge
Management System
3 Sistem untuk mengetahui kebutuhan pembelajar dan menyediakan kurikulum yang memadai
Pemetaan kompetensi ASN pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi
kompetensi ASN
2
Sistem pemetaan kompetensi agar
perencanaan pengembangan
kompetensi individu dan
sertifikasi
4 Kerjasama dan networking dengan stakeholder
Pakar dan praktisi PPP institusi untuk praktek magang
lembaga tradisional masyarakat umum
2
Kerjasama tidak hanya formal namun juga networking
informal
5 Sistem pengawasan dan evaluasi pembelajaran
Setiap individu harus diketahui dampaknya setelah pembelajaran
secara terukur dan dilakukan evaluasi
1
Perlu dirumuskan instrumen dan
sistem pengawasan yang terukur
6 Teknologi pembelajaran Sarana prasarana sistem digital metode
pembelajaran yang inovatif blended-
learning
3
Metode pembelajaran secara inovatif masih harus
dikembangkan
7 Inovasi dalam metode Assessment
Teknik-teknik baru dalam assessment
kompetensi yang lebih sesuai (mis
assessment di tempat kerja peer review dll)
1
Perlu dilakukan survey dan
benchmarking terkait jenis
assesment yang sesuai
8 Tersedianya atmosfer pembelajaran yang memberdayakan (enabling)
Pembelajaran bersama meliputi
sikap dan pengetahuan
1
Perlu dilakukan survey kualitatif
mendalam secara terbuka
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
26
fasilitator
9 Organisasi Pembelajar Sinergi fokus pada kekuatan invidu mengutamakan
kepentingan lembaga keterpaduan
1
Perlu diukur sejauh mana aspek-aspek
Learning Organization telah tersedia
Keterangan Skor 0 = tidak tersedia 1 = tersedia dalam jumlah terbatas 2 = tersedia namun tidak lengkap 3 = tersedia seluruhnya namun kurang operasional 4 = tersedia seluruhnya dan berjalan dengan baik (Sumber Hasil Analisis)
KESIMPULAN
Dari inventarisasi awal terkait kesiapan BPSDM Jawa Barat untuk menjadi Corporate University dapat terlihat bahwa hal-hal yang perlu menjadi perhatian lebih kepada aspek yang bersifat non fisik daripada aspek-aspek fisik seperti sarana dan prasarana Beberapa faktor non-fisik masih perlu dipersiapkan secara terukur dan terencana dengan baik bahkan perlu dipetakan agar dapat diketahui titik ungkitnya seperti masalah sinergi kapasitas dan kapabilitas komitmen pemimpin dan suasana pembelajaran yang memberdayakan Beberapa pengukuran dan pemetaan lanjutan masih perlu dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian yang sesuai Di sisi lain BPSDM Jawa Barat memiliki potensi dan aset yang sangat besar untuk berkembang dan menjadi Corporate University yang handal profesional dan terdepan
SARAN
Studi ini merupakan inventarisasi awal dari suatu kajian menyeluruh yang direncanakan akan dilaksanakan dengan didahului oleh suatu penelitian yang menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif Usulan instrumen penelitian yang disarankan berdasarkan tulisan ini diharapkan dapat terlaksana dan didukung semua pihak karena suatu comprehensive self-assessment hanya akan berhasil jika terdapat suasana keterbukaan kemauan belajar dan dan kesiapsediaan untuk bertransformasi Adapun output yang diharapkan nantinya adalah suatu Peta Jalan yang mencakup semua aspek yang harus dilakukan agar BPSDM Jawa Barat dapat menjadi Corporate University yang profesional
Pustaka
Paton Rob et al 2005 Handbook of Corporate University Development Gower Publishing Company England
BPSDM Jabar 2018 Bahan Paparan Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat tidak dipublikasikan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
27
Ramelan M 2018 Coorporate University Bukanlah Universitas PPM Management Artikel (tersedia di httpsppm-manajemenacidblogartikel-manajemen-18postcorporate-university-bukanlah-universitas-1405 diakses tanggal 8 Desember 2018)
Gonzales Didina 2017 Understanding and Contextualizing Corporate University Personal Development Series (tersedia di httpsevolllutioncomrevenue-streamsprofessional_developmentunderstanding-and-contextualizing-corporate-universities diakses tanggal 8 Desember 2018)
Aruman Edhy 2018 Membedah Praktek Corporate University di Indonesia Majalah Swa
Online (tersedia di httpsswacoidswareviewbook-reviewmembedah-praktik-corporate-university-di-indonesia diakses 8 Desember 2018)
Satrijono W Djawahir K Sugiarsono J 2017 Indonesiarsquos best Practices of Corporate
University PLN Corporate University dan PT Swasembada Media Bisnis
Agateid 2018 Corporate University Boom in Indonesia (tersedia di httpsagateidcorpu-indonesian-boom diakses 8 Desember 2018)
Yusuf Amri 2018 Meluruskan Esensi Corporate University BUMN Track (tersedia di httpsbumntrackcomberitameluruskan-esensi-corporate-university diakses 8 Desember
2018)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
28
CORPORATE UNIVERSITY BADAN DIKLAT SUDAH PERLU
DIWUJUDKAN
Abstrack
Oleh
Bosman Donald Hutahaean
(Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov Kalbar HP081348856780 Email bosmanh63gmailcom)
Badan Diklat sekarang hingga beberapa tahun kedepannya mempunyai tantangan yang sangat kompleks akibat dari muncul permasalahan pertumbuhan dunia kerja yang semakin tinggi lahirnya pekerja yang berpengetahuan serta berpendidikan dengan tingkat intelektual yang tinggi serta akan meninggalkan cara bekerja sebagai pekerja manual fisik sulitnya dalam melaksanakan pengembangan kompetensi bagi widyaiswara dan terbatasnya kemampuan dan jumlah widyaiswara Banyaknya pekerja yang berpengetahuan dan pendidikan yang tinggi Serta dituntutnya seorang pimpinan organisasi harus meninggalkan gaya manajemen yang satu arah dan sebagai pekerja yang harus dilibatkan dalam pembuatan dan bukan hanya dalam pelaksana keputusan Badan Diklat sebagai lembaga yang melaksanakan Dikjartih bagi CPNS dan ASN dituntut menciptakan supaya CPNS dan ASN memiliki kompetensi dan mampu menjadi pelayanan publik yang baik serta memiliki pencapaian kinerja yang tinggi Pada kenyataannya bahwa Organisasi Perangkat Daerah hanya mengirimkan utusan satu atau dua orang saja yang seharusnya diikuti oleh seluruh karyawan dari semua level Sudah saatnya pelaksanakan program pengembangan kompetensi ASN dengan minimal 20 jam pelajaran setiap tahunnya dan dituntut untuk waktu pelaksanaan diklat dasar bagi seluruh CPNS harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu satu tahun Untuk itu perlu diirekomendasikan agar Badan Diklat menuju corporate university sebagai jawaban tantangan kemajuan teknologi dan persaingan global sekaligus menyiapkan ASN untuk menghadapi revolusi industry 40
Kata kunci pekerja pendidikan corporate university
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
29
Pendahuluan
Di era Globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat dituntut setiap organisasi harus bisa merespon perubahan tersebut Setiap perubahan akan diikuti dengan tuntutan yang baru dari organisasi organisasi yang mampu merespon tuntutan baru tersebut akan menjadi pemenang dalam persaingan Organisasi harus mampu meresponnya dengan implementasi aturan strategi dan kebijakan yang baru Tetapi implementasi aturan strategi dan kebijakan yang baru selalu membutuhkan prioritas baru dalam penerimaan sumberdaya manusia serta diikuti penggunaan yang berbeda atas sumberdaya manusia tersebut
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai sumberdaya manusia merupakan elemen yang paling utama dalam organisasi perangkat daerah sebagai pekerja dan menjadi pelayan publik apabila dibanding dengan teknologi dan modal sebab ASN lah nantinya yang bisa mengendalikannya
Pengelolaan ASN sebagai sumberdaya manusia tidak hanya kegiatan seleksi penempatan pengupahan pelatihan transfer promosi serta lainnya tapi juga harus fokus pada kepentingan organisasi kerja Dalam pengelolaan ASN seringkali hanya ditahap untuk mengusahakan agar personil dapat bekerja secara efektif dalam artian bahwa pengembangan ASN hanya meliputi pendidikan dan pelatihan padahal diperlukan juga peningkatan kompetensi penyegaran dalam organisasi antara lain short cource pertemuan ilmiah seperti seminar simposium yang berhubungan dengan tugas sebagai ASN dan sebagai pelayan publik Bebagai literature mendukung teori bahwa kualitas sumberdaya manusia berbanding lurus dengan performa organisasi maupun perusahaan sehingga beberapa perusahaan di tanah air memiliki sejumlah cara untuk melahirkan sumberdaya manusia yang unggul
Untuk memenuhi tuntutan tersebut banyak organisasi dihadapkan pada pilihan mempekerjakan orang baru dengan kemampuan baru dengan memarkirkan pejabat mengganti dan mengangkat orang untuk menduduki jabatan tertentu Melatih kembali ASNSDM yang memiliki ketrampilan yang tidak sesuai atau tidak mampu memenuhi standar untuk mempelajari ketrampilan dan keahlian baru sehingga bagi organisasi pemerintah yang menempatkan SDM sebagai sumber keunggulan kompetitif maka pelatihan menjadi jalan untuk mencapai dan untuk memiliki keunggulan tersebut Sehingga keberadaan Badan Diklat ataupun lembaga yang fungsinya hampir sejenis hanya untuk training center atau pusat pelatihan yang selama ini bekerja secara konvensional Namun demikian belakangan sistem tersebut sudah kurang menarik dan secara perlahan semakin ditinggalkan sehingga sebagai solusinya perlu agar Badan Diklat diwujudkan sebagai corporate university Pengorganisasian tulisan ini ingin mencoba menganalisis dan menjelaskan bagaimana Badan Diklat bisa menjadi corporate university dalam melaksanakan pendidikan pengajaran dan pelatihan serta pengembangan kompetensi Widyaiswara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
30
Kajian Literatur
Konsep Pendidikan dan Pelatihan
Salah satu fungsi manajemen sumberdaya manusia adalah menentukan bentuk pendidikan atau pelatihan serta pengembangan yang sesuai untuk aparatur dan menempatkannya dalam lingkungan kerja yang produktip dan memberikan balas jasa (reward) atas prestasi kerjanya tersebut Dalam rangka pengembangan diri dibutuhkan pendidikan dan pelatihan agar setiap manusia sebagai pekerja menjadi professional dibidang tugasnya
Menurut Syafarudin Alwidalam buku Pengembangan Sumberdaya ManusiaUII Press (2005) pelatihan dan pengembangan yang tepat memerlukan perencanaan yang sistematis dan kontekstual dimulai dari tahap menentukan kebutuhan pelatihan penyusunan desain instruksional implementasi dan evaluasi
Senada dengan hal tersebut Bramley ( Juani Swart dkk ) dalam buku Human Resource Development ( 2005 ) mengembangkan model pelatihan yang bisa meningkatkan efektivitasnya Model pelatihan tersebut akan memberikan kesempatan kepada setiap pimpinan untuk menentukan masalah apa yang terjadi dan memutuskan pelatihan apa yang akan dilaksanakan untuk mengatasi problem tersebut yaitu
a Analisis kebutuhan aparatur
Perencanaan pelatihan diawali dengan identifikasi kebutuhan yang terkait yaitu kebutuhan organisasi kebutuhan dalam tugas dan kebutuhan dari individu aparatur Setelah dilakukan analisis kebutuhan aparatur kemudian perlu juga dilakukan pemetaan identifikasi kemampuan ketrampilan dan potensi aparatur yang telah ada dengan mengarah pada alat ukur analisis kebutuhan yang telah dibuat untuk mengetahui
1 Seberapa jauh aparatur yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan 2 Seberapa jauh penempatan aparatur yang sesuai dengan kemampuan dan
ketrampilannya 3 Seberapa jauh aparatur yang dapat dikembangkan potensinya
Setelah dilakukan identifikasi tersebut maka diperoleh aparatur yang potensial yang dapat dikembangkan kemampuannya melalui diklat yang telah disesuaikan dengan job analisis yang dibuat
b Penyusunan intruksional
Berdasarkan analisis kebutuhan yang ada ditentukan apa tujuan pelatihan siapa yang harus mengikuti pelatihan jenis materi yang disajikan dan metode yg digunakan
c Evaluasi
Program pelatihan dikatakan baik apabila trainee mampu mengikuti pelatihan dengan baik dan dapat menerapkan keahlian barunya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
31
d Penyesuaian pengembangan aparatur dengan pola karir aparatur tersebut
Selama ini pengembangan karir aparatur bergantung pada sistem pola karir aparatur pola karir merupakan arah pembinaan ASN yang menggambarkan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan pangkat pendidikan dan pelatihan kompetensi serta masa jabatan seorang ASN sejak pengangkatan pertama Disini diklat seharusnya menjadi bagian yang harus diperhitungkan bagi pengembangan karir aparatur untuk mengarah pada tingkat posisi yang lebih tinggi
Apa Corporate University
Defenisi dari Corporate University (CU) terdiri dari dua kata Corporate yang berarti perusahaan atau korporasi dan University yang mengartikan univeristas atau perguruan tinggi secara sederhana diartikan adalah universitas tapi berada dalam perusahaan Apabila universitas mencetak lulusan disiplin keilmuan tertentu CU menghasilkan para leader yang tangguh yang akan diintegrasikan dalam proses internal perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah untuk bertahan tumbuh dan berkesinambungan Berbeda dengan pusdiklat yang umumnya dimiliki banyak instansi pemerintah dan perusahaan yang selalu menekankan kepada penguasaan mastery dari setiap modul Corporate University mengutamakan peningkatan kecerdasan inteligensia perusahaan untuk melakukan perubahan mengeksekusi inisiatif strategis dan menyebarkan best practices diantara unit usaha dan dari luar unit usaha
Dalam sepuluh tahun terakhir ini di Amerika Serikat CU tumbuh luar biasa Ada yang memperediksi kedepannya jumlah CU di AS akan melebihi jumlah perguruan tinggi dan universitas tradisional Namun di Indonesia istilah Corporate University belum begitu populer di Indonesia konsep CU di Indonesia baru popular dipertengahan tahun 2000-an dan beberapa tahun belakangan sejumlah perusahaan besar seperti Citibank Indonesia dan BUMN telah membentuk dan memelopori implementasi corporate university sebagai pengembangan konsep learning training center atau program learning and development di masing-masing perusahaan CU belum ada terdapat di instansi pusdiklat di Indonesia pada umumnya terdapat di lingkungan BUMN dan swasta diantaranya Telkom PLN Pertamina Wijaya Karya Bank Mandiri BNI Semen Indonesia Garuda Indonesia dan di pihak swasta ada BCA United Tractors Unilever Indonesia Citibank Trakindo Utama Pan Brothers Holcim Indonesia dan AIA Financial
Metode
Metode penulisan artikel ini adalah melalui pemikiran dan kepustakaan Penulisan ini bertujuan mencari landasan teori yang berhubungan dengan penyusunan artikel dengan membaca buku ndash buku referensi dan makalah ndash makalah yang didapatkan melalui internet dan juga bahan bacaan lainnya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
32
Pembahasan
Kondisi Aparatur Saat ini
PNS RI sampai dengan tahun 2016 ( BPS RI ) berjumlah 4374349 ( Pusat 918444 Provinsi 301781 KabupatenKota 3154124 ) kondisi saat ini menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada masih sangat jauh dari apa yang diharapkan Potret SDM aparatur saat ini menunjukkan profesionalisme rendah banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur tingkat gaji yang tidak memadai pelayanan kepada masyarakat kurang baik dan birokrasi yang panjang kurang kreatif dan inovatif bekerja berdasarkan juklak dan juknis serta mungkin masih banyak potret negatif lainnya yang intinya menunjukkan bahwa aparatur di Indonesia masih lemah
Sehingga melihat gambaran tersebut memberikan dorongan untuk melakukan perubahan pada SDM aparatur untuk perubahan paradigma yaitu meninggalkan paradigma pembangunan sebagai pijakan pemerintah selama ini untuk beralih kepada paradigma pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Untuk membentuk SDM bisa dapat seperti tersebut memang memerlukan waktu dan proses dan tidak boleh berhenti Perubahan yang segera dapat dilakukan adalah peningkatan kemampuan atau kompetensi yang dilakukan melalui Diklat maupun non diklat
Pelatihan yang diselenggarakan terhadap aparatur adalah dikarenakan organisasi menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja sehingga dapat sesuai dengan tujuan organisasinya sekaligus juga untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian aparatur Oleh karena itu setiap organisasi yang ingin berkembang pendidikan dan pelatihannya harus memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga bermanfaat bagi aparaturnya sendiri bermanfaat bagi organisasi dan bermanfaat dalam hubungan sumberdaya manusia intra dan antar grup serta dalam melaksanakan kebijakan
Eksistensi SDM aparatur perlu mendapat perhatian khusus berkaitan dengan strategi peningkatan kualitas dan kompetensinya Peningkatan kompetensi SDM aparatur dalam mengemban tugas atau jabatan birokrasi melalui diklat adalah berorientasi pada standar kompetensi jabatan sesuai tantangan reformasi dan globalisasi Oleh karena itu diklat perlu terus ditingkatkan agar SDM aparatur benar-benar memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugasnya secara professional Kompetensi menjadi satu karakteristik yang mendasari individu atau seseorang mencapai kinerja tinggi dalam pekerjaannya Karakteristik itu muncul dalam bentuk pengetahuan (knowledge) keterampilan (skill) dan perilaku (attitude) untuk menciptakan aparatur yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam melayani masyarakat dan selalu bertindak hemat efisien rasional transparan serta akuntabel
Corporate University Badan Diklat
Ada beberapa alasan mendorong membentuk Corporate University tetapi secara mendasar alasannya adalah untuk mengembangkan kapabilitas internal secara spesifik dan up to date serta berdampak lansung pada pencapaian sasaran
Apabila melihat dari perusahaan BUMN dan swasta di Indonesia yang lebih dulu membentuk corporate university mereka telah melaksanakan beberapa tingkatan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
33
tahapan yang harus dilalui agar supaya Badan Diklat bisa diwujudkan menjadi lembaga yang corporate university harus melewati beberapa tahapan tersebut diantaranya training center learning center terbentuknya group learning center terbentuknya group corporate school dan akhirnya menjadi corporate university Dan bila dilihat saat ini bisa dimana posisi Badan Diklat sekarang sudah berada pada posisi mana mungkin saja saat ini Badan Diklat di beberapa daerah di Indonesia sudah ada yang berada di posisi group learning center atau group corporate school Badan Diklat sebagai lembaga edukasi bagi ASN dalam tugas dan fungsinya saat ini telah menyediakan dan melaksanakan layanan pelatihan research consulting recruitment dan publication dibidang latihan dasar dan kepemimpinan juga sudah mendesain dan menyelenggarakan program-program yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi baik dalam bentuk in-house training maupun public training namun demikian desain-desain program pendidikan dan pelatihan Badan Diklat juga sudah melaksanakan sebagian tantangan tanggung jawab untuk kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya CPNS dan ASN di Indonesia
Corporate University mengacu pada program pengembangan SDM secara terarah dan sistematis serta terkait dengan pencapaian visi-misi dan strategi suatu lembaga Berbeda dengan Badan Diklat yang berada dalam konsep diklat atau training center (TC) program pembelajaran hanya dipandang sebagai proyek bukan bagian dari change management Aktivitas TC lebih mengarah pada menutup kesenjangan kompetensi aparatur Dalam konteks change management idealnya kompetensi seperti itu bisa diaplikasikan untuk lintas organisasi bahkan lintas departemen Sehingga Inilah dasar untuk memunculkan gagasan mewujudkan konsep CU yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan aparatur sendiri tetapi juga membuka diri bagi aparatur organisasi lain
Pakar manajemen sumberdaya manusia (SDM) Yodhia Antariksa menilai pembentukan corporate university sangat penting sebagai upaya untuk mencetak SDM yang bermutu dalam sebuah perusahaan Meskipun biasanya perusahaan juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan tetapi pelatihan yang dilakukan selama ini masih kurang sistematis dan temanya selalu berubah Sedangkan melalui corporate university perusahaan bisa membangun standar tertentu yang stabil sehingga konsistensi mutu SDM bisa lebih dipantau dan ditingkatkan
Corporate university merupakan entitas pendidikan yang juga diharapkan dapat sebagai alat strategis dan didesain untuk dapat membantu organisasi perangkat daerah yang sebagai pekerjanya adalah ASN diharapkan mampu untuk mencapai misi dengan menjalankan aktivitas yang mendorong pembelajaran pengetahuan atau wisdom individu dan organisasi tersebut Implementasi corporate university juga dapat meningkatkan pencapaian program pelatihan mendukung proses transformasi serta menciptakan kondisi inovatif dan kelincahan (agility) Sejalan dengan pernyataan KEMENPAN RB Syafrudin (21 November 2108 )Viva News statement Hadapi Revolusi 40 ASN berstandar Internasional ― Pertama kita harus menghasilkan SDM khususnya ASN yang akan menduduki pos atau mengawaki jabatan untuk melayani masyarakat Jadi kita harus kompetitif professional kredibel punya kemampuan yang handal ―
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
34
Kesimpulan
Sebagai sintesis dapat disimpulkan bahwa
Dengan terwujudnya Corporate University Badan Diklat akan menghasilkan para leader yang tangguh melalui pendidikan dan pelatihan CPNS ASN bagi pegawai yang rendah bahkan sampai level pegawai yang paling tinggi guna untuk memiliki kompetensi yang baik dalam upaya menjembatani perkembangan dunia yang semakin transparan dan global sekaligus untuk lebih meningkatkan kecerdasan inteligensia untuk melakukan perubahan mengeksekusi inisiatif strategis dan menyebar best practices
Saran
Sebagai tindak lanjut dari tulisan ini disarankan agar
Dapat mewujudkan Corporate University Badan Diklat adalah Untuk meyiapkan ASN yang berstandar Internasional melayani masyarakat secara prima kompetitif professional kredibel dan mempunyai kemampuan yang handal dan Badan Diklat juga dapat menyiapkan langkah pembelajaran yang lebih cepat untuk mewujudkan ekspektasi organisasi terhadap pegawai dengan harapan agar pengembangan aparatur sesuai strategi planning orgnasisi harus aplikatip relevanadaptip mudah diakses dan berdampak tinggi serta materi belajar harus mudah diakses kapan saja dan dimana saja kerangka pembelajaran harus mampu mencetak agen perubahan
Pustaka
Dessler G 2000 Human Resource Management 8th Edition New jersey Prentice-HallInc
Alwi Syafarudin 2005 Pengembangan SDM UII Press Siagian Sondang P 2008 Manajemen Sumberdaya Manusia Ed 1 cet 15 Jakarta PT Bumi Aksara 2008
Afandi Pandi 2018 Manajemen Sumberdaya Manusia Nusa Media Yogyakarta 2018 KEMENPAN RB Syafrudin 21 November 2018 Viva News Statemen
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
35
TRANSFORMASI BPSDM INDONESIA MENUJU CORPORATE
UNIVERSITY
Oleh
LN Firdaus Kiswanto Kasiarudin Indra Sfafri Feizal Qamar Karim R Santoso dan Ikhwan Ridwan
(Komite Penjamin Mutu BPSDM Provinsi Riau
Telp (0761) 28997 Fax (0761) 28997 E-mail firdauslnyahoocom )
ABSTRAK
Transformasi perusahaan menjadi Corporate university (CU) semakin masif saat ini sejalan dengan semakin kuatnya tekanan akibat perubahan lingkungan strategis yang cepat dan kompleks Makalah tinjauan pustaka ini bertujuan mengeksplor perkembangan pemikian tentang CU melalui pendekatan content-analysis Hasil peninjauan menunjukkan bahwa eksistensi CU semakin diakui dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan Perkembangan CU saat ini telah sampai pada generasi ketiga dan dipredikasi akan lebih canggih di era digital revolusi Industri 40 Paling tidak ada empat proses utama sebagai core element yang harus diperhitungkan secara cermat dalam upaya menubuhkan sebuah CU berkelas dunia yaitu sistem dan proses pengetahuan proses networking dan partnership proses pembelajaran dan proses orang Transformasi BPSDM Indonesia menuju CU sangat dimungkinkan meskipun akan menghadapi tantangan yang berat dan kompleks terkait legalitas struktural kelembagaan dan budaya organisasi konvensional yang membelenggu Integrasi nilai-nilai kearifan lokal setiap daerah ke dalam core element CU diyakini dapat memperkuat sinergitas menuju BPSDM sebagai CU Rencana transformasi BPSDM Indonesia yang berada di bawah Departemen Dalam Negeri menjadi CU sebaiknya memperhitungkan tingkat kesiapan BPSDM di 34 Provinsi Untuk itu perlu pemetaan yang komprehensif yang hasilnya dituangkan dalam rencana aksi yang realistik dan terikat waktu Kata-kata Kunci Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Corporate
University Kearifan Lokal Model Konseptual Transformasi Kultural
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
36
PENDAHULUAN Transformasi organisasi menjadi Corporate university (CU) semakin masif Ada delapan kekuatan paling signifikan yang akan mengubah dunia bisnis dan mengharuskan pembelajaran di seluruh perusahaan pada abad ke-21 yaitu 1) globalisasi dan ekonomi global 2) teknologi 3) transformasi radikal dari dunia kerja 4) meningkatnya pengaruh pelanggan 5) munculnya pengetahuan dan pembelajaran sebagai aset utama organisasi 6) perubahan peran dan ekspektasi pekerja 7) keragaman dan mobilitas tenaga kerja 8) meningkatnya eskalasi perubahan dan kekacauan (Marquadt 2002) Situasi ini memicu perusahaan melakukan transformasi untuk membangun keunggulan kompetitif (Janus 2016 Kasali 2018)
Perkembangan terkini menunjukkan bahwa Singapura dan Malaysia merupakan dua negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki talenta pekerja terbaik (IMD World Talent Rangking 2018) masing-masing di peringkat 13 dan 22 Singapura unggul dalam mengumpulkan talenta-talenta internasional untuk bekerja di negaranya sedangkan Malaysia berinvestasi dalam pendidikan untuk mengembangkan tenaga kerja terampil di negaranya sendiri Survey Institute for Management Development terhadap 6000 eksekutif perusahaan di 63 negara menempatkan Indonesia pada posisi ke 45 di bawah Thailand (42) dan di atas Filipina (55) Swiss menjadi negara dengan talenta pekerja terbaik di dunia diikuti oleh Denmark dan Norwegia
Kontribusi signifikan CU terhadap pengembangan talenta karyawan sebagai modal insan korporat telah diulas oleh Colo et al ( 2013) dan Allen (2014) Tujuan paling akhir dari Corporate University adalah menjadi organisasi pembelajaran (StJohn amp Rio 2018) Di Indonesia konsep CU banyak diadopsi oleh perusahan-perusahaan swasta dan BUMN (Hani Gita Ayuningtias et al 2015 Wisnoe Satrijono et al 2017) Sementara pengembangan CU yang sukses di organisasi pemerintah belum banyak dilaporkan meskipun wacana ke arah itu semakin menguat
ldquoInovasi Menuju Corporate Universityrdquo merupakan tema seminar yang strategik dan visioner Di dalamnya terkandung sebuah imaginasi dan motivasi yang kuat untuk mengubah kondisi saat ini (BPSM sebagai Pusat Pelatihan) menuju CU (BPSDM sebagai entitas Pendidikan) Yang belum dipahami secara eksplisit adalah perubahan seperti apa yang diinginkan dan bagaimana peta jalan rencana aksi serta kapan akan sampai di terminal akhir itu
Makalah tinjauan pustaka ini mengulas perkembangan CU dan elemen-elemen utama yang harus diperhitungkan dalam rencana perubahan BPSDM milik pemerintah menuju CU Sebuah gagasan inovatif dalam bentuk model konseptual transformasi kultural BPSDM yang ditawarkan melalui makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi konstruktif menemani perjalanan BPSDM Indonesia menuju Corporate University KAJIAN LITERATUR Definsi CU relatif beragam namun yang paling luas diterima hingga saat ini berasal dari konsepsi Meister (1998) bahwa ldquoA corporate university is an educational organisation established and run by a company It functions as a strategic umbrella for a firmrsquos total educational requirements for all employees and the entire value chain including
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
37
customers and suppliersrdquo Definsi teknis manajerial tersebut memposisikan CU sebagai entitas pendidikan yang inisiatif dan peruntukannya memang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Entitas pendidikan ini berfungsi sebagai payung strategik guna memenuhi semua persyaratan tenaga kerja dan seluruh rantai nilai (values chains) perusahaan termasuk para pelanggan dan pemasok Allen (2007) meramu definisi yang lebih strategik bahwa ldquoA corporate university is an educational entity that is a strategic tool designed to assist its parent organisation in achieving its mission by conducting activities that cultivate both individual and organisational learning knowledge and wisdom Kombinasi pembelajaran individual dan organisasional sebagai kekuatan transformasi perusahaan dalam definisi tersebut tampak lebih eksplisit
Renaud-Coulon (2017) yang dikutip oleh The Global Council of Corporate Universities (httpwwwglobalccucom) dalam perspektifnya yang lebih komprehensif menguraikan bahwa bahwa ―Corporate University merupakan nama generik yang diberikan kepada struktur pendidikan yang berbasis pada organisasi baik swasta atau pun negeri komersial maupun non komersial Struktur pendidikan itu dibutuhkan untuk 1) menjawab dan menerapkan strategi-strategi organisasinya melalui pendidikan ke dalam anasir manusia ekonomi finansial teknologi komunikasi sosial lingkungan dan terma-terma digitalisasi 2) membangun identitas budaya dan brand organisasi bagi semua pemangku kepentingan
Ramsay (2017) mengidentifikasi delapan tujuan utama dari CU yaitu untuk 1) meningkatkan pertumbuhan perusahaan 2) mengakselerasi perubahan strategik dan penyelarasan dengan perubahan lingkungan 3) membangun skills dan mempersempit gap ketenagakerjaan 4) memfasilitasi dan mendorong penyerbukan silang serta pertukaran pengetahuan 5) mempromosikan adaptabilitas amp pemahaman lintas kultural 6) meningkatkan skills kepemimpinan 7) meningkatkan keterlibatan karyawan dan rekrutmen melalui pembelajaran dan 8) memantapkan budaya dan nilai-nilai perusahaan Singkatnya CU merupakan sebuah ruang bagi penerapan pendidikan dan strategi organisasi dimana perioritas utama diberikan kepada tim agar mereka dapat memahami karakteristik tantangan isu-isu lalu mengambil jalur-jalur baru sehingga CU betul-betul menjadi instrumen politis perusahaan untuk menjalankan misi strategiknya Melalui CU tujuan strategik perusahaan diikat secara langsung ke misi organisasi
Keberadaan CU telah diterima oleh sejumlah besar korporasi di seluruh dunia (Ilyas 2017) Entitas ini sangat signifikan kontribusinya dalam pengembangan keunggulan kompetitif perusahaan melalui peningkatan nilai tambah (intangibles) Intangibles adalah karakter-karakter yang tidak kasat mata tapi bisa dirasakan seperti disiplin kerja keras jujur bertanggungjawab dan lain sebagainya (Kasali 2010) Dalam diri manusia intangibles itu bersifat information-based melekat dalam diri karyawan dalam bentuk skills kerjasama tim tata nilai budaya organisasi reputasi dan teknologi Sedangkan di luar organisasi karakter tidak mudah diukur itu melekat pada pelanggan dalam bentuk brand image customer loyality dan dukungan Perubahan yang kekal dan berfondasi kuat adalah perubahan yang dibangun di atas fondasi intangibles (Kasali 2010) Ada empat proses utama sebagai elemen inti dari CU berkelas dunia yaitu sistem dan proses pengetahuan proses networking dan partnership proses pembelajaran dan proses orang (Prince amp Beaver 2001) Proses
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
38
titu harus bekerja berdasarkan prinsip-prinsip 1) proactive 2) metrics 3) influences dan 4) integration Dengan cara itu CU bekerja seperti Knowledge hub mengintegrasikan pengetahuan internal dengan budaya pembelajar dan mengadopsi metode dan teknologi pembelajaran yang paling inovatif dengan cara membangun aliansi dengan penyedia ahli-ahli pelatihan
Modal insan bertalenta tinggi tidak bisa dihasilkan sepenuhnya melalui pusat pelatihan teknis (Allen 2014) melainkan harus melalui entitas pendidikan sebagai lembaga transformatif modal insan Karena itu eksistensi sebuah organisasi atau perusahaan di era pengetahuan sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam belajar untuk mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan (Scurtu amp Neamțu 2015) Manajemen pengetahuan mendukung proses organisasi melalui inovasi pembelajaran individual pembelajaran kolektif (organisasional) dan pengambilan keputusan secara kolaboratif Wong (2011) menegaskan bahwa CU berperan menyelaraskan pengetahuan dan aktivitas belajar di organisasi dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi menempatkan pembelajaran sebagai prioritas utama bisnis bukan hanya menyelenggarakan beberapa pelatihan tetapi komitmen bisnis untuk menjadi organisasi pembelajaran METODE Kajian ini menggunakan pendekatan analisis konten dengan metode tinjauan pustaka Referensi ditelusur melalui piranti google search dan manual Bahan analisis adalah 33 publikasi ilmiah yang terbit dalam kurun 1998-2018 terdiri dari artikel jurnal buku teks makalah prosiding laporan tahunan dan artikel website Data dianalisis secara deskritif-kualitatif Kesimpulan ditarik secara reflektif-induktif ANALISISPEMBAHASAN Perkembangan Corporate University Hasil peninjauan menunjukkan bahwa perkembangan konsep pemikiran CU di Indonesia sangat jauh tertinggal dalam trend perkembangan CU secara global (Gambar 1)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
39
Gambar 1 Perkembangan Corporate University
Perusahaan General Electric di Crotonville New Jersey merupakan CU pertama yang diakui berdiri pada tahun 1955 (Prince amp Beaver 2001 Alexandria 2016) Sementara Motorolarsquos Corporate University baru didirikan pada tahun 1981 Meskipun cikal-bakal pemikirannya telah hadir sejak 1940-an namun pertumbuhannya baru terjadi sekitar tahun 1980-1990an Selama dekade tersebut banyak CU yang tadinya hanya pusat pelatihan mulai memproklamirkan dirinya sebagai CU Selama dua dekade tersebut banyak CU telah berkembang menjadi entitas yang lebih strategis
Ketika CU tumbuh dan berkembang secara fenomenal di Amerika pada kurun 1990-2000an sindrom CU ini secara cepat menyebar ke seluruh Eropa Cina dan negara-negara Asia lainnya (Allen 2010ab) Konsep CU pun telah muncul di Australia Amerika Selatan dan Afrika Indonesia mulai mengadopsi konsep CU pada tahun 2000-an yang dimotori oleh PT Telkom PLN dan Pertamina (Hani Gita Ayuningtias et al 2015 Wisnoe Satrijono et al 2017) dan persis pada waktu yang hampir berdekatan Prince amp Beaver (2001) mempublikasi sebuah model World Class Coprporate University Kini CU telah berkembang secara masif dan menyebar ke seluruh dunia ((Allen 2014) The Global Council of Corporate Universities adalah sebuah konsorsium CU sedunia yang sangat bergengsi dengan anggotanya bersasal dari Amerika Serikat Kanada Argentina Prancis Spanyol Swiss Rusia Uni Emirat Arab China Singapura India Australia dan Afrika Selatan Ke depan memasuki era digital CU diprediksi akan berkembang menjadi entitas yang lebih canggih (Allen 2014 Kessler 2017) Filosofi Corporate University Tinjauan atas konsepsi CU menunjukkan bahwa identitas korporat dan dimensi strategis merupakan dua atribut yang menjadi karakteristik entitas CU Identitas korporat terlihat dari nilai tambah unik yaitu pendidikan sebagai bisnis utama organisasi Sedangkan dimensi strategis terkait dengan tujuan-tujuan strategis yang
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
40
melekat pada misi organisasinya Dua karakter elementer ini lah yang membedakan CU dengan Training Center (TC) TC lebih mengamalkan prinsip ldquolearning to know dan learning to dordquo sedangkan CU lebih berorientasi pada pengalaman prinsip ldquolearning to berdquo TC lebih berorientasi menghasilkan pekerjakaryawan pintar (intelligent) dan terampil (skillful) Sedangkan CU lebih berorientasi menghasilkan manusia yang cerdas (smart) bertalenta dan kompetitif
Pemahaman atas filosofi mendasar ini sangat penting dalam pengambilan keputusan strategis-politis transformasi organisasi BPSDM Kata ―Pengembangan dalam BPSDM secara ontologis badan ini mestinya memang membawa misi strategis mengembangkan orang melalui Corporate Univesity Namun pada tatanan operasional BPSDM di seluruh provinsi lebih berfokus pada pelatihan Aparatur Sipil Negara Karena itu untuk menjadi CU yang sesungguhnya BPSDM harus mengalami ―mutasi DNA secara struktural Transformasi menuju Corporate University Perubahan BPSM menjadi CU termasuk perubahan yang strategis Perubahan strategis meliputi perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perubahan arahfokus bisnis dan perubahan cara kerja (2005) bersifat perubahan besar fundamental berdampak luas dan memerlukan koordinasi dan dukungan unit-unit terkait atau bahkan seluruh komponen Sedangkan perubahan operasional adalah perubahan kecil yang bersifat parsial dan tidak menimbulkan dampak luar biasa Mencermati filosofi dimensi fungsi dan tujuan dari CU maka perubahan dari BPSDM menuju CU harus menempuh jalur perubahan transformatif
Perubahan transformatif selalu bersifat strategik dan fundamental (Herry Thahjono 2012) dan menghadapi risiko disintegrasi (Djokosantoso Moeljono 2005) Disintegrasi itu disebabkan karena adanya perubahan paradigma Perubahan paradigma adalah kekuatan esensial dari perubahan besar (Covey 1997) baik prosesnya seketika atau pun lambat dan hati-hati Aribowo Prijosaksono amp Marlan Mardianto (2005) memaknai transformasi sebagai proses pembentukan pola pikir sikap dan perilaku untuk membangun karakter manusia baru yang memiliki nilai tambah bagi dirinya keluarga organisasi bangsa dan Negara bahkan terkhusus bagi Tuhan
Untuk mencegah atau meminimalisir peluang terjadinya disintegrasi sebuah proses transformasi harus memperhitungkan dua elemen vital yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi baik konteks pribadi maupun organisasi (Djokosantoso Moeljono 2005) Organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan tranformasi hanya manusia yang bisa melakukannya (Herry Thahjono 2012) Mengubah kultur pribadi maupun kultur organisasi hakikatnya adalah mengubah cara pribadi dan organisasi itu dalam belajar Jadi kemampuan belajar merupakan kata kunci keberhasilan transformasi menuju CU Belajar adalah berfikir Berfikir membuat kita menjadi kreatif Kreativitas menghasilkan pengetahuan Pengetahuan akan membuat kita menjadi besar (great) Pembelajaran adalah akar dari disiplin dan Inovasi Tanpa pembelajaran semua itu tidak mungkin Nilai budaya adalah inti dari perilaku manusia yang menentukan perilaku organisasi Karena itu keunggulan kompetitif yang menjadi tujuan utama CU tidak akan pernah berhasil dirajut tanpa disiplin dalam belajar Basis dari perubahan budaya adalah pembelajaran bukan pelatihan (Djokosantoso Moeljono 2005) Dengan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
41
demikian untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dengan berintegritas tinggi dibutuhkan budaya organisasi
Perubahan BPSDM menuju atau menjadi CU tidak bisa keluar dari jalur transformasi kultural Transformasi kultural secara sederhana menyangkut tentang bagaimana mengubah cara- cara kita melakukan sesuatu di sekeliling kita (Leaders Quest 2018) Transformasi kultural harus mulai dari transformasi pribadi para pemimpin (Korsakova et al 2016) Karena itu diperlukan kepekaan kultural dari organisasi untuk selalu siap menyempurnakan budayanya sehingga tidak hanya sekedar adaptif melainkan harus proaktif Perubahan nilai-nilai atau norma-normal ini membutuhkan dukungan semua pihak dan butuh waktu relatif lama
Berdasarkan kerangka berfikir di atas sebuah model konseptual transformasi Kultural BPSDM menuju Corporate University dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2 Model Konseptual Transformasi Kultural BPSDM menuju Corporate University
Keberhasilan transformasi BPSDM menjadi Corporate University ditentukan oleh efektivitas reaktor transformatif modal insan melalui siklus pembelajaran sepanjang hayat pada empat elemen kunci CU (orang pembelajaran sistem amp pengetahuan networking dan partnership) Kinerja reaktor itu harus dikendalikan oleh seorang pemimpin puncak (top leader) yang memahami dan mempraktikkan kepemimpinan transformatif berbasis kultural yaitu dengan cara menyelaraskan nilai-nilai budaya korporat yang telah ada dengan nilai-nilai budaya baru yang akan dikembangkan Nilai-nilai budaya baru yang akan diselaraskan itu sebaiknya berpaksi pada kearifan lokal masing-masing daerah di seluruh Indonesia Pembangunan yang mengabaikan kearifan tradisi dan nilai-nilai budaya masyarakat lokal akan bermasalah karena kurang mempertimbangkan dimensi sosial budaya yang menjadi bingkai laku hidup masyarakat tersebut (Sultan Hamengku Buwono X 2007) termasuk dalam sebuah organisasi
Kearifan lokal setiap daerah akan menjadi modal dasar untuk membangun keunggulan kompetitif (nilai tambah keunikan) setiap daerah Nilai strategis dari kearifan lokal itu terkait pada fungsinya sebagai perekat simpul jaring pertahanan terhadap gempuran nilai-nilai budaya asing yang kian dahsyat menyerbu dan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
42
memutuskan simpul-simpul jati diri setiap organisasi maupun perusahaan CU sesungguhnya adalah entitas yang digerakkan oleh nilai-nilai (values driven organization) Untuk membentuk organisasi atau perusahaan yang digerakkan oleh nilai-nilai yang pertama sekali diperlukan adalah komitmen kepemimpinan karena jika pemimpin tidak mau dan tidak mampu memberi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai baru yang diinginkan maka tidak akan ada anggota organisasi atau perusahaan yang bergerak dan menyelesaikan sebuah agenda perubahan strategis KESIMPULAN Hakikat Corporate University adalah Organisasi Pembelajaran Perubahan BPSDM menjadi Corporate University adalah perubahan yang strategik dan fundamental Karena itu transformasi kultural dengan cara integrasi nilai-nilai kearifan lokal setiap daerah ke dalam core element BPSDM diyakini dapat memperkuat sinergitas menuju Corporate University Transformasi itu sangat dimungkinkan meskipun akan menghadapi tantangan yang berat dan kompleks terkait legalitas struktural kelembagaan dan budaya organisasi konvensional yang membelenggu JIka BPSDP gagal membuat rencana yang Action-Oriented maka sesungguhnya BPSDM sedang merencanakan kegagalan sepanjang perjalanannya menuju Corporate University yang niscaya tidak akan pernah menjadi kenyataan SARAN Rencana transformasi BPSDM Indonesia yang berada di bawah Departemen Dalam Negeri menjadi CU sebaiknya memperhitungkan tingkat kesiapan BPSDM di 34 Provinsi Untuk itu perlu pemetaan yang komprehensif (internal dan eksternal) yang hasilnya dituangkan dalam rencana aksi yang realistik dan terikat waktu REFERENSI Alexandria VA 2016 Corporate University History
httpwwwcuenterprisecom777aboutcuhistoryphp (diakses tanggal 25 November 2018)
Allen M 2002 The corporate university handbook AMACOM New York Allen M 2010a The Next Generation of Coprporate Universities Training Industry Quarterly
Summer 2010 pp 25-29 Allen M 2010b Corporate Universities 2010 Globalization and Greater Sophistication The
Journal of International Management Studies 5 (1) 48-53 Allen M 2014 Talent Management and Corporate Universities The Intersection of Two Levers
Graziadio Business Review 17 (1) 1-8 Colo PStrack R Cavat P Torres L Balla V 2013 Corporate Universities An Engine for
Human Capital BCG The Bolton Consulting Group USA Covey SR 2004 The 8th Habit From Effectiveness to Greatness Free PressSimon amp
Schuster Inc New York Djokosantoso Moeljono 2005 Budaya Organisasi dalam Tantangan PT Elex Media
Komputindo Jakarta
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
43
Gonzalez D 2017 Understanding and Contextualizing Corporate Universities httpsevolllutioncomrevenuestreamsprofessional_developmentunderstanding-nd-contextualizing-corporate-universities (diakses tanggal 26 November 2018)
Hani Gita Ayuningtias Grisna Anggadwita Annisa Nurbaiti and Mediany Kriseka Putri 2015 The Corporate University Landscape in Indonesia 3rd International Seminar and Conference on Learning Organization (ISCLO) Atlantis Press
Herry Tjahyono 2011 Culture based Leadership PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Ilyas M 2017 Making of a Corporate University Model Transition fromTraditional Training to
Learning Management System Journal of Education and Practice 8 (15) 85-90 IMD World Talent Rangking 2018 IMD Institute for Management Development Switzerland Janus SS 2016 Becoming A Knowledge-Sharing Organization A Handbook for Scaling Up
Solutions through Knowledge Capturing and Sharing International Bank for Reconstruction and Development The World Bank Washington
Kasali R (2005) Change tidak peduli berapa jauh jalan salah yang Ikak jalani putar arah sekarang juga (Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan) Gramedia Jakarta
Kasali R 2010 Myelin Mobilisasi Intangibles menjadi kekuatan perubahan Gramedia Jakarta Kasali R 2018 A Great Shifting PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Kessler B 2017 The Future of the Corporate University
httpsknowledgeinseadeduleadership-organisationsthe-future-of-the-corporate-university-5121 (diakses tanggal 25 November 2018)
Korsakova TV Chelnokova EA Kaznacheeva SN Bicheva IB Lazutina AL and Perova TV 2016 Transformation of Corporate Culture in Conditions of Transition to Knowledge Economics International Journal Of Environmental amp Science Education 11 (11) 4690-4698
Leaders Quest 2018 Transforming Corporate Culture for a Changing World httpsleadersquestorgcontentdocumentsTransforming_corporate_culture_for_a_changing_worldpdf (diakses tanggal 30 November 2018)
Marquardt MJ (2002) Building the Learning Organization Davies-Black Publishing ast Bayshore Road Palo Alto CA
McGuire JB Palus CJ Pasmore W and Rhodes GB 2015 Transforming Your Organization Center for Creative Leadership CCL Greensboro NC
Meister JC 1998 Corporate Universities lessons in building a world-class workforce McGraw-Hill New York
Prince C and Beaver G 2001 The Rise and Rise of the Corporate University the emerging corporate learning agenda The International Journal of Management Education 1(2) 17-26
Ramsay D July 10 2017 The Rise of Corporate Universities httpswwwadventureassoccomthe-rise-of-corporate-universities (diakses tanggal 25 November 2018)
Renaud-Coulon A 2017 Take a Good Look at the Future of Corporate Universities httpswwwclomediacom20170202take-good-look-future-corporate-universities (diakses tanggal 28 November 2018)
Scurtu LE and Neamțu DM (2015) The Need of Using Knowledge Management Strategy In Modern Business Organizations The USV Annals of Economics and Public Administration Vol 15 Issue 2(22) 157-165
St John A and Rio A 2018 The Corporate University An Evolving Entity httpswwwclomediacom20180723the-corporate-university-an-evolving-entity (diakses tanggal 26 November 2018)
Sultan Hamengku Buwono X (2007) Merajut Keindonesiaan Kuta PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
44
The Global Coucil of Corporate University 2018 Comprehending Corporate University httpwwwglobalccucomglobalccu-resourceshtml (diakses tanggal 25 November 2018)
Wagner C 2017 How to Set Up a High-impact Corporate Learning Program ndash Starting With a Corporate University httpselearnmagazinecomhow-to-create-a-corporate-learning-program-starting (diakses tanggal 25 November 2018)
Wisnoe Satrijono Kusnan M Djawahir dan Joko Sugiarsono (Eds) 2017 Indonesiarsquos Best Practices of Corporate University PLN Corporate University dan PT Swasembada Media Bisnis 2017
Wong G 2011 Establishing A Corporate University Overview Gary Wong amp Associates wwwgswongcom (diakses tanggal 28 November 2018)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
45
PENGGUNAAN KNOWLEDGE MANAGEMENT CORPORATE
UNIVERSITY BELAJAR PADA VIDEO TUNAS INTEGRITAS
KEMENKEU LEARNING CENTER
ABSTRAK
Oleh Jamila Lestyowati
(Widyaiswara Ahli MadyaBalai Diklat Keuangan Yogyakarta HP 087868095807
Email jlestyowatikemenkeugoid jamilalestyowatigmailcom) Knowledge management (KM) merupakan salah satu pilar Corporate University (Corpu) Corpu adalah jembatan untuk peningkatan kinerja individu dan organisasi Konsep organisasi pembelajar menjadi popular di era industri 40 Komitmen untuk selalu belajar bagi organisasi ditunjukkan dengan semakin banyaknya institusi yang menerapkan model Corpu dalam pembelajaran Bukan hanya di dunia swasta Corpu juga mulai diimplementasikan di dunia pemerintahan Kemenkeu menjadi salah satu pioner penerapan Corpu pada pemerintahan di Indonesia Sejalan dengan peningkatan kinerja maka pembelajaran dilakukan link and match dengan kebutuhan organisasi Selain itu muncul jargon ldquoBelajar bisa dilakukan oleh siapa saja dimana saja dan kapan sajardquo Maka pada konsep pendidikan dan pelatihan penggunaan instrumen pembelajaran yang mengakomodir peran Corpu semakin dibutuhkan salah satunya adalah dengan menerapkan Knowledge Management (KM) Pada Latsar Golongan II CPNS Kemenkeu mata diklat Anti Korupsi di BDK Yogyakarta pengajar menggunakan media video ldquoTunas Integritasrdquo sebagai bagian KM di Kemenkeu Learning Center (KLC) Hasil pembelajaran menunjukkan antusiasme peserta saat menyaksikan video tersebut Melalui video Tunas Integritas pembelajaran berjalan lebih efisien peran serta peserta meningkat dan persepsi peserta mengenai anti korupsi lebih mengena Hal ini dibuktikan dengan komentar peserta di bagian komentar KLC dan video tersebut menjadi video terpopuler sepanjang tahun 2018 Maka bagi insitusi yang menerapkan Corpu pemanfaatan KM akan menumbuhkan semangat belajar dan menjadi pendorong untuk meningkatkan kinerja Kata kunci Corporate University knowledge management video pembelajaran anti korupsi tunas integritas
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
46
PENDAHULUAN Era industri ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi di semua bidang
Kata kunci yang menjadi jargon adalah perubahan pengetahuan dan teknologi Salah satu bidang yang menerapkan jargon tersebut adalah pelatihan Pelatihan dalam konteks manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari peningkatan kinerja karyawan Sehingga lembaga training yang selama ini eksis mengubah strategi dan bermetamorfosis menjadi sesuatu yang baru agar dapat mengikuti dinamika kemajuan teknologi dan informasi Konsep yang akhir-akhir ini berkembang pesat di dunia pelatihan adalah Corpu Bukan hanya di sektor swasta dunia pemerintahan pun mulai menunjukkan ketertarikan kepada corpu Salah satu pilar corpu adalah knowledge management (KM) Melalui manajemen pengetahuan organisasi berusaha memperoleh pengetahuan yang potensial bermanfaat dan menyediakan pengetahuan yang dapat digunakan pada waktu dan tempat yang cocok untuk mencapai penggunaan yang efektif secara maksimum agar positif dapat memengaruhi kinerja organisasi
Kemenkeu menerapkan strategi Corpu sejak tahun 2017 (milestone Kemenkeu Corpu) Perkembangan Corpu di Kemenkeu sangat pesat ditandai munculya KM pada berbagai pelatihan akses KLC meningkat dan muculnya kebutuhan pada individu dan organisasi untuk selalu belajar Salah satu bentuk KM adalah video pembelajaran
Latsar CPNS merupakan pelatihan pra jabatan CPNS menjadi PNS Pada Latsar CPNS Kemekeu tahun 2018 peserta mengakses pembelajaran melalui KLC Video Tunas Integritas menjadi salah satu video KM yang diakses oleh peserta Latsar Paper ini menganalisis penerapan KM pada Kemenkeu Corpu dengan mempelajari KM video Tunas Integritas dan pengunaaannya pada pelatihan KAJIAN LITERATUR Corporate University
Konsep Corpu menjadi trend selama lima belas tahun belakangan Berbagai perusahaan besar dunia telah menerapkan Corpu untuk memaksimalkan penjualan dan profit mereka Martyn (2017) menyebutkan bahwa saat ini jumlah Corporate University di seluruh dunia terus meningkat Banyak perusahaan terbuka swasta yang belum go public BUMN perusahaan keluarga LSM dan organisasi semi pemerintah telah mendirikan atau sedang mengembangkan Corporate University Kemunculan Corpu pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1990-an bersamaan dengan lahirnya tiga fenomena globalisasi pekerja berpengetahuan (knowledged worker) dan organisasi pembelajar (learning organization) Sepanjang lima belas tahun belakangan praktisi dan akademisi telah merumuskan berbagai defiisi untuk memahami konsep Corporate University Beberapa definisi mengarah ke strategi generik namun kebanyakan menggambarkan Corpu sebagai suatu entitas organisasi
Secara definisi Corporate University diartikan berbeda-beda oleh para ahli JC Meister dalam Martyn (2017) mendefinisan Corpu sebagai payung strategi untuk mengembangkan dan mendidik karyawan pelanggan dan pemasok untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan K Wheeler menyatakan bahwa Corpu adalah fungsi atau departemen yang secara strategis berorientasi pada pengembangan karyawan secara terintegrasi sebagai individu sebagai tim dan yang terpenting sebagai keseluruhan organisasi dengan melakukan riset secara luas memfasilitasi penyampaian content
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
47
serta memimpin upaya membangun tim kepemimpinan yang unggul Pendapat ini didukung oleh M Allen yang memberikan batasan bahwa Corpu adalah sebuah entitas pendidikan yang merupakan alat strategis yang dibuat untuk membuat induk perusahaan dalam mencapai misinya dengan melakukan kegiatan yang mengembangkan individu dan pembelajaran organisasi pengetahuan dan kebijaksanaan
Corporate University adalah sebuah unit pendekatan atau konsep yang mendukung pembaruan implementasi danatau optimasi strategi melalui pembelajaran organisasi (Martyn 2017) Sedangkan pembelajaran organisasi adalah pengembangan wawasan pengetahuan dan hubungan antara tindakan masa lalu efektivitas dari tindakan-tindakan tersebut dan tindakan masa depan yang akan berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang suatu organisasi Di Indonesia beberapa perusahaan yang telah menerapkan strategi Corpu adalah Pertamina PLN Telkom Djarum Bank Mandiri dan Garuda Indonesia Pada tataran organisasi pemerintah belum ada yang menerapkan strategi ini sebelumnya Salah satu pelopor organisasi pemerintah yang menerapkan Corpu adalah Kementerian Keuangan Berdasarkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP- 140PP2017 tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University BPPK sebagai unit yang bertanggung jawab atas pengembangan SDM Kementerian Keuangan melalui pendidikan dan pelatihan Pada Rencana Strategis BPPK tahun 2015 ndash 2019 BPPK memiliki visi menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan terkemuka yang menghasilkan pengelola keuangan negara berkelas dunia Untuk mencapai tujuan itu maka diterapkan konsep Corpu Kementerian Keuangan Corpu merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai visi dan misi Kementerian Keuangan dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh seluruh elemen Kementerian Keuangan dengan BPPK sebagai motor penggerak utama bagi SDM keuangan negara Corporate University bertanggung jawab dalam pengembangan SDM serta peningkatan kapabilitas dan daya saing organisasi sehingga Corporate University harus mampu go beyond training and development dalam memastikan bahwa ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan dan memiliki link and match dengan target kinerja Kementerian Keuangan
Belajar tidak lagi dipandang sebagai alat untuk bertemu muka di ruang kelas Kemenkeu Corpu menjadi organisasi pembelajar (learning organization) melalui pengelolaan dan kapitalisasi pengetahuan seluruh SDM Kementerian Keuangan sehingga memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi pencapaian target kinerja Kementerian Keuangan Dalam konteks manajemen sumber daya manusia pelatihan dan pengembangan mempunyai kegunaan pada karir jangka panjang SDM untuk membantu menghadapi tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang Program ini tidak hanya bermanfaat pada individu tetapi juga pada organisasi Program pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang penting dan dijadikan salah satu investasi organisasi pada SDM (Ike 2008)
Pada dasarnya transformasi Kementerian Keuangan Corpu didasari oleh hal-hal sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
48
1 Pengembangan SDM belum sejalan dengan strategic planning organisasi sehingga diperlukan pengembangan SDM yang lebih fokus terhadap pencapaian target kinerja organisasi
2 Dalam rangka mendukung kinerja organisasi diperlukan proses bisnis pengembangan SDM yang lebih aplikatif relevanadaptif mudah diakses dan berdampak tinggi melalui penerapan Kementerian Keuangan Corporate University
3 Dalam rangka menciptakan learning organization untuk menghasilkan agen perubahan
4 Knowledge yang ada di Kementerian Keuangan yang ada saat ini sangat banyak dan beragam namun sifatnya masih tersebar dan melekat pada orang Dalam hal ini perlu mekanisme untuk dapat mendokumentasikan knowledge yang ada agar knowledge tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal
5 Perkembangan teknologi memiliki konsekuensi pada pergeseran metode pembelajaran sehingga diperlukan penyesuaian Materi belajar harus mudah diakses kapan saja dan dimana saja sehingga diperlukan online system untuk dapat menjawab tantangan tersebut Selain itu materi pembelajaran hams mampu dengan cepat menjawab permasalahan dalam organisasi (just in time)
Organisasi Pembelajar
Organisasi pembelajar merupakan perusahaan organisasi yang memiliki kapasitas besar untuk mengumpulkan menyimpan dan mentransfer pengetahuan sehingga mentransformasi dirinya untuk kesuksesan korporat Organisasi pembelajar memberdayakan orang di dalam dan di luar organisasi untuk mengoptimalkan pembelajaran dan produktivitas (Marquardt dalam Kaswan 2018) Menurut Peter Senge organisasi pembelajar merupakan organisasi yang setiap anggotanya secara terus menerus meningkatkan memperluas kemampuannya untuk menciptakan hasil yang diinginkan yaitu pola pikir baru dan ekspansif ditumbuhkan aspirasi bersama dibiarkan secara bebas dan anggotanya secara terus menerus mempelajari cara untuk mempelajari bersama-sama
Salah satu teori belajar yang digunakan pada organisasi pembelajar adalah action learning yaitu proses atau program andal yang melibatkan sekelompok kecil orang dalam memecahkan masalah nyata dan pada saat yang sama berfokus pada hal-hal yang sedang mereka pelajari dan cara pembelajaran mereka memberikan manfaat kepada setiap anggota kelompok dan organisasi secara keseluruhan Action learning berisikan kerangka kerja teruji yang memungkinkan orang untuk belajar secara efektif dan efisien dan secara simultan menangani situasi kehidupan nyata yag sulit Ia dibangun atas penerapan pertanyaan baru terhadap pengetahuan yang ada juga atas dasar refleksi tentang tindakan yang diambil selama dan setelah sesi pemecahan masalah
Individu dalam organisasi pembelajar memandang belajar sebagai gaya hidup bukan peristiwa sewaktu-waktu Kesempatan pengembangan profesional tersedia bagi setiap orang dalam organisasi Sumber dayanya meliputi pengembangan coaching mentoring dan bank data Pegawai diharapkan tidak hanya mempelajari keterampilan yang terkait dengan pekerjaannya tetapi juga keterampilan orang lain dalam unitnya Organisasi pembelajar mendorong anggotanya untuk memiliki rasa ingin tahu refleksi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
49
kreatif dan inovatif memiliki kemauan bertanya membaca belajar dari kesalahan kegagalan dialog dan lain-lain
Selain pembelajaran individu organisasi pembelajar juga mendorong pembelajaran tim dan organisasi melalui pemberdayaan bersama untuk mencapai visi bersama Kunci suskes lain sebuah organisasi pembelajar adalah faktor kepemimpinan Organisasi dengan kepemimpinan yang kuat dan efektif pada semua tingkatan mampu mencapai hasil-hasil bisnis yang superior Organisasi pembelajar menetapkan sistem yang tepat untuk menangkap dan membagi pembelajaran mengumpulkan dan membagi informasi Untuk mengembangkan budaya belajar organisasi harus menyediakan informasi pengetahuan dan pelajaran yang dipelajarinya untuk semua anggota Organisasi juga menciptakan sistem untuk mengukur kesenjangan antara kinerja saat ini dan kinerja yang diharapkan dan mengubah kesenjangan itu menjadi pembelajaran Untuk itu organisasi membutuhkan KM Knowledge management
Latar belakang Kemenkeu Corpu adalah knowledge yang ada di Kementerian Keuangan sangat banyak dan beragam namun masih scattered melekat pada orang dan belum terdokumentasikan dengan baik Selain itu perkembangan teknologi memiliki konsekuensi pada pergeseran metode pembelajaran Materi belajar harus mudah diakses kapan saja dan dimana saja serta pengembangan SDM harus lebih fokus terhadap pencapaian target kinerja organisasi Sehingga tujuan Corpu adalah tercapainya SDM Kementerian Keuangan yang mampu memenuhi kinerja organisasi dengan dukungan learning yang applicative relevant accesible and impactfull
Corpu akan menggunakan semua jenis strategi pembelajaran pada structured learning learning from other dan workplace integrated learning Akibatnya produk dari corporate university akan menjadi lebih banyak bukan hanya diklat seperti yang selama ini dikerjakan oleh training center Produk-produk ini akan diarahkan untuk memberikan dampak bagi visi misi dan sasaran kinerja Kementerian Keuangan antara lain melalui knowledge management (KM)
KM didasarkan pada premis bahwa sebagaimana halnya manusia yang tidak mampu memanfaatkan potensi otaknya secara utuh organisasi pun tidak mampu memanfaatkan pengetahuan yang mereka miliki secara utuh KM merujuk pada proses peningkatan kinerja perusahaan dengan mendesain dan mengimplementasikan alat proses sistem struktur dan budaya untuk meningkatkan penciptaan sharing dan penggunaan pengetahuan Manajemen pengetahuan dapat membantu organisasi membawa produk ke pasar lebih cepat lebih baik melayani pelanggan mengembangkan produk dan jasa yang lebih inovatif menarik karyawan baru dan mempertahankan karyawan yang ada dengan memberi mereka kesempatan belajar dan berkembang KM menghubungkan antara tacit dan eksplisit knowledge Kimiz (2005) menyatakan bahwa ―Tacit knowledge is difficult to articulate and also difficult to put into words text or drawings In contrast explicit knowledge represents content that has been captured in some tangible form such as words audio recordings or images
Implementasi KM dan organisasi pembelajar sangat dipengaruhi oleh ketersediaan outer shifts (organisasi teknologi informasi sistem dan prosedur organisasi) sebagai sarana untuk menyimpan dan mendistribusikan pengetahuan dan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
50
inner shifts (manusia dan lingkungan psikologis yang kondusif) untuk terjadinya proses berbagi pengetahuan (Tjakraatmadja 2006) METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualititatif dengan pendekatan naratif Penelitian naratif berfokus pada individu tunggal dan bagaimana individu tersebut memberikan makna terhadap pengalamannya melalui cerita yang disampaikan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan cerita pelaporan pengalaman individu dan membahas arti pengalaman itu bagi individu (Creswell 2016) Penelitian menggunakan data kualitatif berupa pengalaman individu dan restorying dengan data primer berasal dari KLC fokus pada KM tunas integritas (httpsklckemenkeugoidbdkyyk-tunas-integritas) ANALISISPEMBAHASAN
Setiap peserta yang mengikuti pelatihan diwajibkan untuk mengakses KLC dengan memilih pelatihan tertentu yang diikutinya Proses pendaftaran pelatihan dilakukan melalui KLC sehingga peserta memiliki akun di KLC itu dengan masuk melalui id kemenkeu atau sign up dengan mendaftarkan diri
Materi anti korupsi memiliki tujuan untuk membentuk perilaku yang amanah dan jujur serta berperan dalam pencegahan korupsi di lingkungannya Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran itu mata diklat anti korupsi memiliki pokok bahasan tunas integritas Peneliti merupakan pengajar pada mata diklat anti korusi Latsar Golongan II Pembelajaran Corpu menitikberatkan pada pembelajaran yang mudah diakses oleh peserta pelatihan maupun siapapun yang membutuhkan pembelajaran Pembelajaran merupakan proses untuk mengubah perilaku Maka pada saat seseorang membutuhkan bahan tertentu untuk pekerjaannya di kantor maka dia akan mencari bahan di KLC baik berupa video materi lain bahan swap dan lain-lain sesuai dengan yang dibutuhkannya
Pada Kemenkeu Corpu widyaiswara berperan sebagai knowledge and learning analyst yang fokus pada pembelajaran dan diseminasi best practices dalam organisasi Widyaiswara bersama Skill Group Owner (SGO) juga melaksanakan pemetaan kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja organisasi dan melakukan inventarisasi kompetensi
Peneliti selaku widyaiswara yang mengampu mata diklat anti korupsi menyiapkan video pembelajaran dengan judul tunas integritas Peneliti membuat story board (detil video narasiscript situasi video dan lain-lain) berkoordinasi dengan tim KM BDK Yogyakarta Pada hari yang sudah ditetapkan tim KM melakuan pengambilan video dengan menentukan lokasi pengambilan gambar Waktu pengambilan video adalah satu hari Beberapa kali harus take ulang untuk mendapatkan video yang terbaik Langkah berikutnya adalah tim KM melakukan proses editing video Menurut tim KM sebenarnya editing masih bisa lebih baik jika waktu nya lebih lama Kondisinya adalah video itu akan segera digunakan di kelas karena Latsar angkatan II sudah dimulai dan esok harinya sudah masuk jadwal anti korupsi Proses berikutnya adalah mengunggah video tersebut di KLC setelah berkoordinasi dengan pihak terkait
Peneliti menyampaikan materi anti korupsi sesuai dengan jadwal menggunakan beragam metode pembelajaran Pokok bahasan tunas integritas menurut Satuan Acara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
51
Pembelajaran (SAP) akan disampaikan pada esok hari Sebelum sesi hari pertama ditutup peneliti memberi tugas kepada peserta untuk mengakses KLC menyaksikan video tunas integritas dan meminta untuk menuliskan komentar di bagian bawah video
Berdasarkan pengamatan peneliti di KLC video tunas integritas sudah mencapai 2619 pageviews dengan 238 komentar sejak diunggah tanggal 5 Maret 2018 Kinerja individu dan organisasi diterapkan terkait video KM Setiap widyaiswara diwajibkan membuat video KM sebanyak 4 buah Tema video yang dibuat diharapkan sama dengan materi yang selama ini diampu Hal ini selain bertujuan untuk memenuhi jumlah video di KLC juga dapat digunakan di kelas sebagai bagian dari media pembelajaran Kriteria IKU lain adalah dengan jumlah view pada video
Peserta pelatihan mendapatkan pengalaman belajar tidak semata melalui klasikal Saat di kamar tidur ruang makan menunggu kendaraan mereka dapat mengakses learning material yang tersaji di KLC Berdasarkan wawancara dengan peserta mereka antusias dengan model pembelajaran seperti itu karena belajar tidak terbatas di kelas Untuk menguji efektifnya video tersebut peneliti juga melihat dari komentar yang dituliskan peserta Komentar berupa narasi peserta dengan bahasa beragam menunjukkan bahwa mereka akan melaksanakan perilaku anti korupsi dan berperan menjadi tunas intergritas di lingkungannya Saat mengakses KLC muncul kendala berupa akses yang lambat dan sering berputar putar Demikian juga ada yang kesulitan untuk masuk ke KLC sehingga beberapa menyarankan untuk mengunggah video di youtube KESIMPULAN 1 Pengetahuan yang selama ini berupa tacit knowledge dapat dibagi kepada semua
pegawai (terutama peserta pelatihan) melalui KM Video tunas integritas merupakan salah satu video KM yang dimanfaatkan untuk menyampaikan materi anti korupsi latsar CPNS Video itu juga dapat dilihat oleh semua pegawai Kemenkeu yang membutuhkan Pemahaman mengenai tunas integritas dan perannya di insitusi diharapkan mampu membentuk pegawai Kemenkeu menjadi pegawai yang amanah jujur dan mampu menjadi tunas integritas di lingkungannya
2 Video KM dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di kelas sehingga penggunaan media menjadi beragam Pengajar akan mampu membuat sudut pandang mengenai materi dengan luas dan kegiatan belajar mengajar menjadi semakin menarik dan tidak membosankan
3 Melalui video KM BPPK sebagai penggerak Corpu menunjukkan pembelajaran bisa dilakukan kapan saja oleh siapa saja dan dimana saja
REKOMENDASI 1 Diperlukan peningkatan kemampuan widyaiswara pengajar untuk menyiapkan
konten video Pengajar widyaiswara perlu dibekali dengan kemampuan untuk pemiihan tema menyiapkan story board membuat script pengambilan gambar dan editing Pelatihan multimedia perlu diberikan kepada widyaiswara untuk meningkatkan kompetensi ini
2 Lembaga pelatihan diharapkan memiliki website khusus untuk keperluan pembelajaran Website menjadi tempat untuk menerapkan strategi Corpu dalam
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
52
pelatihan Teknologi komunikasi dan informasi menjadi relevan untuk diaplikasikan untuk merancang website ini
3 Karena pembelajaran mengandalkan kepada teknologi dengan mengakses website maka kecepatan akses (bandwith) perlu ditingkatkan agar KM dapat disaksikan dengan lancar dan tidak mengalami kendala kecepatan
Pustaka Republik Indonesia 2017 Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP- 140PP2017
tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University Creswell John W 2016 Research Design Edisi 4 Pustaka Pelajar Yogyakarta Dalkir Kimiz 2005 Knowledge Management In Theory and Practice Elsevier
ButterworthndashHeinemann USA Ike Kusdiyah Rachmawati 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Penerbit Andi
Yogyakarta Kaswan 2018 Organisasi Pembelajar untuk Meraih Keunggulan Bersaing Penerbit
Pustaka Setia Bandung Rademakers F Martyn 2017 Corporate University Penerbit PPM Jakarta Tjakraatmadja Jann Hidayat dan Lantu Donald Crestofel 2006 Knowledge
Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar Penerbit Mizan Grafika Sarana Bandung
httpswwwacademiaedu35313731PENELITIAN_NARATIF
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
53
MEWUJUDKAN CORPORATE UNIVERSITY
DALAM PERSPEKTIF PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
ABSTRAK
Oleh
Iwan Kurniawan
(Perencana Ahli Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Wakil Ketua Asosiasi
Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) Komisariat Jawa Barat Telp 081546829079 Email iwankurniawan010gmailcom)
Corporate University (CU) dipandang sebagai strategi yang diharapkan mampu menghilangkan gap kompetensi ASN pemerintah daerah Mewujudkan CU dalam konteks pemerintah daerah agar berhasil dalam implementasinya haruslah diformalkan dalam bentuk dokumen perencanaan daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan perangkat daerah (Renstra PD) Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran keterkaitan antar dokumen perencanaan dan pembagian peran antar perangkat daerah untuk mewujudkan CU Metode yang digunakaan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur Hasil dari kajian terhadap beberapa peraturan perundang-undangan dan literatur terkait diketahui bahwa didalam RPJMD posisi CU berada dalam wilayah strategi untuk menjalankan misi yang terkait dengan birokrasi CU harus berkontribusi terhadap capaian indikator tujuan (Indeks Reformasi Birokrasi) dan indikator sasaran (Indeks Profesionalitas ASN dan Indeks Sistem Merit) Sedangkan didalam Renstra PD konsep CU diterjemahkan melalui program dan kegiatan lebih teknis yang terlebih dahulu didasari oleh pemetaan masalah secara berjenjang Konsep CU pada pemerintah daerah paling tepat digulirkan pada saat proses penyusunan RPJMD dan Renstra PD
Kata kunci Corporate University Perencanaan Dokumen Perencanaan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
54
PENDAHULUAN Aparatur Sipil Negara (ASN) termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aktor penggerak utama organisasi pemerintah untuk mewujudkan visi menjalankan misi dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah visi misi dan tujuan organisasi termaktub dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 yang merupakan salah satu payung hukum perencanaan pembangunan di daerah RPJMD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah Untuk mewujudkan visi menjalankan misi dan mencapai tujuan pemerintah daerah dibutuhkan kompetensi PNS yang mumpuni sehingga mampu berkontribusi terhadap organisasi Secara normatif dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 kompetensi PNS terdiri dari kompetensi manajerial kompetensi teknis dan kompetensi sosio kultural Peraturan Pemerintah ini juga mengamanatkan instansi pemerintah termasuk didalamnya
pemerintah daerah harus menyusun standar kompetensi jabatan dan profil PNS Lebih lanjut setelah tersusun standar kompetensi jabatan dan profil PNS maka dapat diketahui kesenjangan (gap) kompetensi Gap kompetensi inilah yang akan menjadi dasar bagi perangkat daerah yang membidangi pendidikan dan pelatihan atau pengembangan sumber daya manusia untuk melaksanakan berbagai kebijakan pengembangan kompetensi Salah satu kebijakan pengembangan kompetensi adalah dengan mendorong perwujudan Corporate University (CU) Ditinjau dari aspek legalitas kebijakan mewujudkan CU dalam konteks pemerintah daerah secara formal seyogyanya tercantum dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD) dan juga dalam dokumen perencanaan perangkat daerah Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) Urgensi pencantuman strategi indikator keberhasilan dan langkah-langkah implementasi CU dalam dokumen perencanaan adalah untuk menjamin adanya komitmen pemerintah daerah dan juga kejelasan pembagian peran antar PD karena tidak menutup kemungkinan di pemerintah daerah tertentu terdapat beberapa PD yang mengampu urusan penunjang bidang kepegawaian pendidikan dan pelatihan
KAJIAN LITERATUR CU adalah entitas pendidikan yang merupakan alat strategis yang dirancang untuk membantu organisasi induk dalam mencapai misinya dengan melakukan kegiatan yang memupuk pembelajaran individu dan organisasi serta pengembangan pengetahuan dan kebijakan (Allen 2002) CU secara formal telah ada di Amerika Serikat di awal tahun 1900 (Ewer dan Russ-Eft 2017) dan pada pertengahan abad 20 semakin berkembang dikarenakan terdapat perusahaan-perusahaan besar yang menemukan bahwa pegawai yang direkrut dengan berlatar pendidikan formal ternyata belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menunjang produktivitas sehingga memacu perusahaan untuk mengembangkan pendikan dan pelatihan yang lebih spesifik bagi pegawainya (Wiggenhorn 1990) Banyak organisasi yang telah mengadopsi model CU untuk memenuhi persyaratan kompetensi pegawainya model CU ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pegawai efiensi biaya dan juga menghargai pegawai yang berkompeten (Ilyas 2017) Dewasa ini CU di dunia terus berkembang pada tahun 2012
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
55
diperkirakan perusahaan di negara G-20 telah menginvestasikan hampir US$ 400 milyar untuk program pendidikan dan pelatihan (Kolo Strack Cavat Torres dan Bhala 2013) Ashcroft (2013) mengemukakan bahwa terdapat tiga argumen untuk membentuk CU Pertama CU dapat membantu pembelajaran institusi dan pembelajaran antar generasi secara berkelanjutan Kedua CU yang dirancang dengan baik dengan keberhasilan yang terukur dapat berkontribusi pada peningkatan kredibilitas organisasi dari waktu ke waktu Ketiga CU adalah mekanisme yang terbukti berguna untuk pengembangan aspek kepemimpinan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan organisasi beserta evolusi budaya organisasi ke arah yang lebih baik Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya CU di sektor swasta dalam beberapa hal dicerminkan juga pada sektor publik Tata kelola dan proses manajemennya mungkin berbeda tetapi terdapat kesamaan terutama terkait dengan kondisi yang mendasari pembentukannya seperti berkembangnya masyarakat yang berbasis pengetahuan seringnya reformasi dan restrukturisasi institusi komitmen terhadap e-society dan meningkatnya perhatian terhadap peningkatan kualitas dalam pendidikan (Paton Petter Storey dan Taylor 2005) Membentuk CU di sektor publik memiliki makna yang penting karena efektifitas kinerja pemerintah dapat diwujudkan dengan peningkatan kapasitas pegawainya (Grindle Hilderbrand 1995) Selain itu pegawai pemerintah juga harus terus menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia yang mengedapankan inovasi digital dan tantangan globalisasi Kondisi ini menuntut pegawai untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya dalam rangka beradaptasi dengan tren yang terus berubah sesuai perkembangan zaman (Drucker 1985) Di Indonesia Kementerian Keuangan dikenal sebagai organisasi sektor publik pertama yang mengusung konsep CU (Firdaus 2017) Mewujudkan CU dalam konteks pemerintah daerah agar berhasil dalam implementasinya haruslah melalui konsep perencanaan yang baik Menurut Robbins Decenzo dan Coulter (2013) perencanaan sering disebut fungsi manajemen utama Perencanaan mencakup penentuan tujuan atau sasaran organisasi menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan tersebut dan mengembangkan hierarki rencana yang komprehensif untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan Perencanaan dipandang sebagai sesuatu yang memerlukan usaha yang cukup besar dan waktu yang lama Namun demikian dalam sebuah organisasi perencanaan mutlak harus dilakukan Setidaknya terdapat 4 (empat) alasan untuk mendukung argumen tersebut Pertama perencanaan memberikan arahan kepada seluruh unit organisasi Kedua perencanaan mengurangi ketidakpastian dan memaksa seluruh anggota organisasi untuk fokus pada pencapaian tujuan sekaligus juga dapat mengantisipasi perubahan Ketiga perencanaan meminimalkan hal-hal yang tidak perlu dilakukan karena seluruh aktivitas terukur termasuk dalam penggunaan sumber dayanya Keempat perencanaan menetapkan tujuan atau standar yang digunakan dalam pengendalian (Robbins dan Coulter 2012) Selain itu Groenendijk (2003) menyatakan bahwa perencanaan berorientasi pada pemecahan masalah Pemetaan masalah dibuat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
56
dalam pohon masalah untuk dikemudian dicarikan strategi pemecahan beserta indikator capaian keberhasilannya dan tergambar dalam sebuah kerangka kerja yang logis Selanjutnya perencanaan ada yang bersifat formal dan informal Khusus dalam konteks kajian ini yang dibahas adalah perencanaan formal Menurut Robbins dan Coulter (2012) dalam perencanaan formal tujuan spesifik yang mencakup periode waktu tertentu ditentukan Tujuan-tujuan ini ditulis dan disediakan bagi anggota organisasi Dengan menggunakan sasaran-sasaran ini para manajer dapat mengembangkan rencana-rencana khusus yang secara jelas menentukan jalur yang akan diambil organisasi Perencanaan formal melibatkan dua aspek penting yaitu tujuan dan rencana Tujuan adalah hasil atau target yang diinginkan sedangkan rencana adalah dokumen yang menjelaskan bagaimana tujuan akan dipenuhi termasuk alokasi sumber daya jadwal dan tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan Dalam konteks kajian ini rencana dimaksud adalah dokumen RPJMD dan Renstra PD METODE
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif Kajian dilakukan dengan pendekatan studi literatur terhadap berbagai sumber baik yang bersifat teoretis maupun legalitas berupa peraturan perundang-undangan khususnya yang terkait dengan reformasi birokrasi kompetensi ASN dan perencanaan pembangunan daerah ANALISISPEMBAHASAN Konsep CU dapat membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan kompetensi ASN sesuai dengan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pencapaian tujuan organisasi Mewujudkan CU dikategorisasikan sebagai salah satu kebijakan pemerintah daerah dalam urusan penunjang bidang kepegawaian Oleh karenanya harus melalui konsep perencanaan yang baik dan secara legal termaktub dalam dokumen rencana pemerintah daerah khususnya rencana jangka menengah yaitu RPJMD dan Renstra PD Untuk meletakan CU dalam RPJMD terlebih dahulu harus memahami posisi CU dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menelaah berbagai peraturan perundangan-undangan secara berjenjang khususnya yang berkenaan dengan indikator keberhasilan penyelenggaraan reformasi birokrasi Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 indikator keberhasilan penyelenggaraan reformasi birokrasi adalah Indeks Reformasi Birokrasi Salah satu unsur pengungkit pencapaian Indeks Reformasi Birokrasi adalah Penataan Sistem Manajemen Aparatur Untuk mengukur keberhasilan sistem manajemen aparatur diantaranya dapat melalui pencapaian Indeks Profesionalitas ASN (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2018) dan Indeks Sistem Merit (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2018) Baik Indeks Profesionalitas ASN maupun Indeks Sistem Merit kedua-duanya berkaitan dengan kompetensi khusus kompetensi ini diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 Sejalan dengan itu maka CU dapat diposisikan sebagai strategi pemenuhan kompetensi yang akan berkontribsi pada capaian Indeks Profesionalitas ASN dan capaian Indeks Sistem Merit dan pada akhirnya bermuara pada capaian Indeks Reformasi Birokrasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
57
TABEL 1
CONTOH POSISI CU DALAM RPJMD
MISI INDIKATOR TUJUAN (INDIKATOR
KINERJA KEPALA DAERAH)
INDIKATOR SASARAN
(INDIKATOR KINERJA KEPALA PERANGKAT
DAERAH)
INDIKATOR STRATEGI (PROGRAM)
(INDIKATOR KINERJA UNIT KERJA PADA PERANGKAT
DAERAH)
CU menjadi bagian untuk menjalankan misi yang terkait birokrasi
Indeks Reformasi Birokrasi
- Indeks Profesionalitas Aparatur
- Indeks Sistem Merit
Tingkat kesesuaian kompetensi aparatur dengan standar kompetensi jabatan
Selanjutnya dalam konsep perencanaan khususnya yang termuat pada renstra PD strategi atau kebijakan yang diambil harus berbasis terhadap permasalahan yang dihadapi Dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 dinyatakan bahwa permasalahan pembangunan merupakan penyebab terjadinya kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang di rencanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan konsisi riil saat perencanaan dibuat Dari rumusan permasalahan yang telah diidentifikasi berdasarkan data kesenjangan (gap) kemudian rumusan permasalahan tersebut dipetakan menjadi masalah pokok masalah dan akar masalah Masalah pokok dirumuskan sebagai masalah yang bersifat makro masalah pokok dipecahkan melalui tujuan dan sasaran Masalah dirumuskan dengan cara mencari beberapa penyebab dari masalah pokok yang lebih spesifik dan dipecahkan melalui strategi Selanjutnya akar masalah dirumuskan dengan cara mencari beberapa penyebab dari masalah yang lebih rinci Pemecahan akar masalah melalui arah kebijakan
TABEL 2 CONTOH PEMETAAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN CU
PADA RENSTRA PD
MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
Rendahnya Indeks Profesionalitas ASN
Rendahnya kesesuaian kompetensi aparatur dengan standar kompetensi jabatan
1 Kurangnya kerjasama dan kolaborasi dengan institusi pendidikan lain
2 Kurangnya kompetensi tenaga pengajar
3 Kurang beragamnya metode pengembangan kompetensi
TUJUANSASARAN PD Meningkatkan Indeks Profesionalitas ASN
STRATEGI PD Peningkatan kompetensi aparatur sesuai dengan standar kompetensi jabatan
ARAH KEBIJAKAN PD 1 Peningkatan kerjasama dengan
Perguruan Tinggi 2 Peningkatan Kompetensi Tenaga
pengajar 3 Aktivasi E-Learning
PROGRAM PD KEGIATAN PD
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
58
Pengembangan Kompetensi Aparatur CU
1 Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
2 Pengembangan Kompetensi Tenaga Pengajar
3 Pengembangan Pembelajaran Non Klasikal
INDIKATOR TUJUANSASARAN Capaian Indeks Profesionalitas ASN
Akan menjadi Indikator Kinerja Kepala PD
INDIKATOR PROGRAM PD Tingkat kesesuaian kompetensi aparatur dengan standar kompetensi jabatan 1 Pimpinan Tinggi 2 Administrasi 3 Fungsional
Akan menjadi Indikator Kinerja Kepala Unit Kerja
(Administrator)
INDIKATOR KEGIATAN PD 1 Jumlah Kerjasama dengan
Perguruan Tinggi 2 Jumlah Tenaga Pengajar yang
mengikuti pengembangan kompetensi
3 Jumlah pembelajaran E-Learning Akan menjadi Indikator Kinerja Kepala
Sub Unit Kerja (Pengawas)
CU dapat diwujudkan apabila dua prasyarat utama terlebih dahulu dipenuhi yaitu
tersusunnya standar kompetensi dan profil ASN Kedua hal ini apabila tidak disusun maka tidak dapat diukur tingkat kesesuaian kompetensi aparatur dengan standar kompetensi jabatan yang diampunya Hal yang menjadi kendala biasanya dalam struktur perangkat daerah kedua syarat tersebut terdapat pada dua fungsi perangkat daerah yang berbeda Penyusunan standar kompetensi jabatan berada pada fungsi perangkat daerah yang membidangi organisasi (Sekretariat Daerah) sedangkan penyusunan profil ASN berada pada fungsi perangkat daerah yang membidangi kepegawaian
TABEL 3
CONTOH PEMBAGIAN PERAN PERANGKAT DAERAH UNTUK MEWUJUDKAN KONSEP CU
NO PERAN PERANGKAT DAERAH
1 Menyusun Standar Kompetensi Jabatan PD yang membidangi organisasi (Sekretariat Daerah)
2 Menyusun Profil ASN PD yang membidangi kepegawaian
3 Pengembangan dan Implementasi CU merancang dan melaksanakan pembelajaran
PD yang membidangi pendidikan dan pelatihan pengembangan sumber daya manusia
Sebagai upaya sinkronisasi peran antar PD dalam mewujudkan konsep CU
maka dalam penyusunan renstra PD khususnya pada tahapan forum PD Lintas PD ketiga PD tersebut perlu diintegrasikan dalam pelaksanaannya KESIMPULAN CU merupakan salah satu strategi kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah daerah dalam rangka pemenuhan kompetensi ASN agar dapat berkontribusi terhadap perwujudan visi dan tecapainya tujuan organisasi Konsep CU agar dapat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
59
diimplementasikan seyogyanya dimasukan dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan PD (Renstra PD) Pada RPJMD posisi CU berada dalam wilayah strategi untuk menjalankan misi yang terkait dengan birokrasi CU harus berkontribusi terhadap capaian indikator tujuan (Indeks Reformasi Birokrasi) dan indikator sasaran (Indeks Profesionalitas ASN dan Indeks Sistem Merit) Di dalam Renstra PD konsep CU diterjemahkan melalui program dan kegiatan lebih teknis yang terlebih dahulu didasari oleh pemetaan masalah secara berjenjang SARAN Konsep CU pada pemerintah daerah paling tepat digulirkan pada saat proses penyusunan RPJMD dan Renstra PD Khusus untuk sinkronisasi peran berbagai perangkat daerah yang terkait dengan CU maka dalam penyusunan Renstra PD khususnya pada tahapan forum PDLintas PD pelaksanaannya perlu dintegrasikan
Pustaka Allen M 2002 The Corporate University Handbook Designing Managing and
Growing a Successful Program AMACOM Ashcroft Pamela 2013 Foundation of a Corporate University Final Project Esay -
Athabasca University - Albertha Canada Drucker P F 1985 Effective Executive New York Harper and Row Ewer G and Russ-Eft D 2017 Corporate University Theory and Practice The Case of
Platt University USA International Journal of HRD Practice Policy and Research Vol 2 No 1 35 ndash 49
Firdaus Amin 2017 The Implementation of Corporate University in Public Sector Case Study Ministry of Finance of Indonesia Research Papper International Institute of Social Studies ndash The Hague Netherland
Grindle MS and Hilderbrand ME 1995 Building Sustainable Capacity in the Public Sector What can be done Public Administration amp Development Volume 15 Issue 5
Groenendijk L 2003 Planning and Management Tools a Reference Book The International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation (ITC) The Netherlands
Kolo P Strack R Cavat P Torres R and Bhala V 2013 Corporate Universities an Engine for Human Capital The Boston Consulting Group
Ilyas M 2017 Making of a Corporate University Model Transition from Traditional Training to Learning Management System Journal of Education and Practice Vol8 No15
Paton R Petter G Storey J and Taylor S 2005 Handbook of Corporate University Development Managing Strategic Learning Initiatif in Public and Private Domains Gower Publishing Company
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
60
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengukuran Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit
Robbins SP and Coulter M 2012 Management Eleventh Edition Pearson Education
Inc Prentice Hall Robbins SP Decenzo DA Coulter M 2013 Fundamental of Management Essential
Concepts and Applications Pearson Education Inc Prentice Hall Wiggenhorn W 1990 Motorola U When Training Becomes an Education Harvard Business Review
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
61
KEMENKEU CORPU GOVERNANCE
SEBAGAI PATOK BANDING JABAR CORPU GOVERNANCE
ABSTRAK
Oleh
Agung Widi Hatmoko
(Widyaiswara Ahli Pertama BDK Yogyakarta HP 08982426786 Email wedee99gmailcom)
Agus Suharsono
(Widyaiswara Ahli Madya BDK Yogyakarta HP 081808631929
Email gusharpramuditogmailcom)
Kebijakan pengembangan kompetensi ASN ke depan adalah melalui unit pengelola ASN Corpu Kementerian Keuangan telah menerapkan Corpu sehingga dapat dijadikan patok banding bagi pembentukan Jabar Corpu Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk membentuk Corpu salah satunya adalah Corpu governance yang dibahas dalam tulisan ini Metode yang digunakan adalah deskriptif pengumpulan data dengan studi dokumen dan diolah secara logiko-induktif Hasil pembahasan tulisan ini adalah sebaiknya Jabar Corpu Governance dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tugas dan wewenang masing-masing organisasi perangkat daerah Perlu dikembangkan diklat berbasis institusi untuk melengkapi diklat kepemimpinan dan diklat teknis yang sudah ada agar target seluruh pegawai mendapatkan hak mengembangkan kompetensi dua puluh jam per tahun dapat tercapai Model pembelajaran diutamakan nonklasikal dan melekat pada pekerjaan Seluruh pejabat dan pegawai berperan membagi best practice ke dalam knowledge management sebagai media pembelajaran pegawai lainnya Kata kunci ASN Corpu Corpu Governance Peningkatan Kompetensi ASN
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
62
PENDAHULUAN
Kepada peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV di Badan Diklat DIY Kepala LAN Adi Suryanto menyampaikan bahwa ASN harus mampu menjawab tantangan di era digital ekonomi digital dan revolusi industri ke-4 Arah pengembangan ASN pada RPJM ke-1 periode tahun 2005-2009 adalah good governance RPJM ke-2 periode tahun 2010-2014 adalah reformasi birokrasi RPJM ke-3 periode tahun 2015-2019 adalah ASN Merit System dan RPJM ke-4 periode tahun 2020-2024 adalah world class government Kebijakan pengembangan kompetensi ASN yang perlu dilakukan adalah 1) reorientasi dan pembaharuan kurikulum untuk pengembangan kepemimpinan dan kompetensi teknis dengan mendorong entrepreneurship dan internship 2) menerapkan sistem pelatihan berbasis HybridBlended Learning melalui Sistem Informasi Widyaiswara (SIWI) dan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN (SIPKA) 3) unit pengelola ASN Corporate University (Corpu) dan 4) penguatan kapasitas tenaga pelatihwidyaiswara (Suryanto 2018) ASN Corpu merupakan salah satu arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN baik pada tingkat kementerian lembaga negara maupun pemerintah daerah
Corpu menjadi salah satu altenatif strategis untuk merespon arah kebijakan nasional dalam tataran rancang bangun program pengembangan kompetensi ASN Propinsi Jawa Tengah sudah menuju Jateng Corpu untuk mengembangkan kompetensi inti semua ASN dengan jargon ―jateng pinter bareng (Jateng 2018) Langkah yang sama juga dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar Visi Pemerintah Provinsi Jabar 2013-2018 adalah Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua Adapun misinya adalah 1) membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing 2) membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan 3) meningkatkan kinerja pemerintahan profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi publik 4) mewujudkan jawa barat yang nyaman dan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan dan 5) meningkatkan kehidupan sosial seni dan budaya peran pemuda dan olah raga serta pengembangan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal (Jabar 2013) Guna mewujudkan profesionalisme aparatur Provinsi Jawa Barat sebaiknya juga menerapkan corpu dalam pengembangan kompetensi ASNnya
Corpu muncul di Amerika Serikat tahun 1910-an seiring fenomena knowledged worker dan learning organization Praktik pelatihan internal diawali oleh General Motors dan General Electric tahun 1914 Selanjutnya Shell dan Phillips mulai membangun corpu dengan mengadopsi konsep organisasi pembelajar oleh Peter M Senge yang berpendapat bahwa dalam dunia yang semakin terkoneksi dan dinamis kecepatan belajar semua level pegawai menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif jangka panjang Di Indonesia corpu diterapkan oleh PT Telkom PLN PT Pelindo II Danamon dan BNI (Ramelan 2018) Selain itu juga oleh Citibank Pertamina Bank Mandiri United Tractors Trakindo Utama dan Unilever Indonesia (Aruman 2018) Spirit corpu ingin membawa iklim belajar di dunia universitas dalam lingkungan korporasi Organisasi pembelajar dapat mengakselerasi peningkatan kapasitas melalui proses pembelajaran yang selaras dengan visi korporasi (Ramdani 2018)
Salah satu tema sentral dalam inisiatif strategis program kelembagaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974KMK012016 tentang Implementasi Inisiatif
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
63
Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu adalah adalah pengembangan sumber daya manusia Kemenkeu melalui Kemenkeu Corpu Sebagai tindak lanjutnya diterbitkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu Kemenkeu Corpu digunakan untuk mencapai visi dan misi Kemenkeu dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kemenkeu oleh seluruh elemen Kemenkeu dengan BPPK sebagai motor penggerak utama Perbedaan signifikan antara training center dan corporate university adalah pada fokus pembelajarannya training center hanya berfokus pada pemenuhan kesenjangan kompetensi individu sedangkan corporate university berfokus pada strategic organization issue dan business performance Corpu awalnya memang berkembang pada privat sector namun berkembang ke ranah public sector Kemenkeu sudah mengawalinya dengan membentuk Kemenkeu Corpu Governance tidak melalui perubahan struktur organisasi tetapi dengan menambah perannya Oleh karenanya dapat dijadikan patok banding instansi pemerintah yang lain yang akan membentuk Corpu public sector Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini akan membahas tentang bagaimana Kemenkeu Corpu Governance sebagai patok banding guna mewujudkan Jabar Corpu Governance
Pengorganisasian tulisan ini adalah sebagai berikut Pendahuluan Kajian Literatur
Metode AnalisisPembahasan Kesimpulan dan Saran
KAJIAN LITERATUR
Hasil penelitian Sinaga terhadap lima dimensi kualitas layanan fisik (tangible) empati (empathy) daya tanggap (responsiveness) keandalan (reliability) jaminan (assurance) pada BRI Corpu kampus Bandung menunjukan hasil bahwa peserta diklat belum puas (Sinaga 2017) Penelitian Rizky tentang pengaruh partisipasi karyawan terhadap kompetensi dan kinerja karyawan pada pelatihan PLN Corpu Udiklat Banjarbaru menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan (Rizky CSH 2016) Penelitian Chusminah tentang praktik corpu di PT PLN (Persero) menyimpulkan bahwa berdasarkan fungsi dan kegiatan memiliki sifat komprehensif dan telah terbukti meningkatkan kinerja karyawan tidak hanya sekedar traditional training saja namun sudah terintegrasi dengan strategi korporat dan banyak terobosan yang dilakukan (Chusminah 2015) Beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa corpu berdampak positif terhadap pengembangan kompetensi individu dan instansi
Anna Maria mengutip pendapat Mark Allen Corpu adalah alat stratejik suatu perusahaan untuk membantu organisasi induk dalam mencapai misinya dengan menciptakan sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk menggali wisdom pengetahuan dan learning dari individu dan organisasi Menurut Meister Corpu merupakan ―strategic umbrella untuk membangun dan mendidik karyawan pelanggan suppliers agar selaras dengan strategi bisnis organisasi (Ramdani 2018) Pembelajaran dalam Corpu menerapkan 70-20-10 learning and development model dari Michael Lombardo dan Eichinger Model ini adalah kerangka kerja pembelajaran kerja yang strategis untuk meningkatkan efektifitas pegawai melalui tiga jenis pembelajaran yaitu 70 pembelajaran eksperimental pegawai belajar dan berlatih sambil melakukan pekerjaan di tempat kerja 20 pembelajaran sosial yang melibatkan pembinaan pendampingan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
64
dan pengembangan melalui orang lain dan 10 pembelajaran formal biasanya kita pahami sebagai pelatihan dan pengembangan tradisional (deakinco 2018)
David Osborne berpendapat bahwa bentuk pemerintahan yang berkembang selama era industri dengan birokrasi yang lamban dan berpusat pemenuhan terhadap ketentuan dan peraturan serta rantai hierarki komando tidak lagi berjalan dengan baik Organisasi sosial dan nirlaba mengembangkan kemitraan baru antara bisnis dan pendidikan antara mencari laba dan nirlaba antara sektor pemerintah dan swasta menuju lembaga yang lebih fleksibel inovatif dan berwirausaha (Gaebler 2003) Pendapat ini dapat dijadikan pijakan perlunya sektor pemerintahan juga menerapkan corpu untuk mengembangkan kompetensi pegawainya agar siap menghadapi tantangan zaman
METODE
Tulisan ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala juga menjawab pertanyaan-pertanyaan pada pokok pembahasan (Sumanto 1990) Sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen (Moleong 2015) Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari meneliti mempelajari mencatat dan menginterpretasikan data (Sugiyono 2005) Data yang terkumpul dianalisis dengan proses logiko-induktif yaitu sebuah proses berpikir yang menggunakan logika untuk memahami pola dan kecenderungan dalam data (Mertler 2012)
ANALISISPEMBAHASAN
Salah satu misi BPPK tahun 2015-2019 adalah membangun sistem pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan corporate university Seluruh pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu diarahkan untuk memberikan dampak bagi visi misi dan sasaran kinerja Kemenkeu Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 mengatur bahwa pembelajaran bukan hanya menjadi tanggungjawab unit penyelenggara diklat namun menjadi tanggungjawab seluruh unit eselon I di lingkungan Kemenkeu Agar pembelajaran link and match dengan kebutuhan organisasi diperlukan sinergi yang kuat antar seluruh elemen yang ada dalam Kemenkeu Corpu susunan Kemenkeu Corpu Governance adalah sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
65
Corpu bukan mengubah lembaga diklat menjadi ―semacam universitas tetapi membawa semangat belajar kedalam seluruh institusi Pembelajaran tidak terbatas pada diklat klasikal namun juga nonklasikal Untuk menjalankan Kemenkeu Corpu tidak ada pengangkatan pejabat baru namun pada jabatan lama melekat fungsi baru agar dapat menciptakan Kemenkeu sebagai organisasi pembelajar Demikian halnya Corpu pada Pemerintahan Provinsi Jabar apabila hal ini akan diadopsi bukan hanya mengubah BPSDM Jabar yang menjadi Corpu tetapi seluruh elemen Pemerintahan Provinsi Jabar menjadi Corpu BPSDM Jabar adalah motor pengerak utama Jika Kemenkeu Corpu Governance sebagai patok banding maka Jabar Corpu Governance dapat digambarkan sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
66
Untuk mempermudah pelaksanaan Jabar Corpu sebaiknya dilakukan pembagian bidang tugas untuk menjadi semacam dekan di universitas berdasarkan tugas dan kewenangan organisasi perangkat daerah yaitu Sekretariat DPRD Badan Daerah Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Masing-masing organisasi perangkat daerah bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi seluruh pejabat atau pegawai dalam lingkup kerjanya Karena pembentukan Jabar Corpu melibatkan semua elemen maka harus ada dasar hukum yang kuat untuk cetak biru termasuk penunjukan pejabat yang bertanggung jawab sebaiknya dalam bentuk Peraturan Gubernur Jawa Barat
Tujuan Corpu adalah mencapai tujuan kinerja institusi maka materi ajar dalam Corpu harus link and match dengan kinerja institusi Peran lembaga diklat sebagai motor pengerak utama Pembelajaran corpu menerapkan model 70-20-10 70 pembelajaran eksperimental di tempat kerja 20 pembelajaran sosial yang melibatkan atasan dan sejawat 10 pembelajaran formal yang bersifat klasikal Penerapan pembelajaran eksperimental di tempat kerja (integreted learning at work) dianggap sebagai model pembelajaran yang efektif narasumber mengajarkan apa yang dikerjakan pegawai mengerjakan apa yang diajarkan Model pembelajaran ini sebaiknya tidak berdiri sendiri tetapi terintegrasi dalam sebuah kurikulum sebagai perbandingan adalah kurikulum Latsar CPNS atau Diklat Kepemimpinan ada tatap muka klasikal dan ada penugasan di tempat kerja
Jabar Corpu Governance merupakan lembaga atau wadah pengembangan kompetensi agar wadah tersebut dapat bergerak perlu materi pembelajaran sebagai isinya Materi pembelajaran dalam corpu harus link and match dengan pekerjaan yang menjadi tugas pokok fungsi dan tanggungjawabnya Untuk itu Widyaiswara dalam Kemenkeu Corpu bertugas menjadi Knowledge and Learning Analyst yang merupakan posisi manajemen menengah yang fokus pada pembelajaran dan diseminasi best practices dalam organisasi Narasumber berketerampilan atau skill group owner (SGO) tidak hanya pada widyaiswara tetapi pada pejabat atau pegawai yang mempunyai pengalaman dan keahlian teknis Peran SGO sangat strategis karena mempunyai tacid knowledge dalam mencapai kinerja institusi SGO memiliki tugas untuk 1) bekerjasama dengan widyaiswara dalam melaksanakan pemetaan kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja organisasi dan melakukan inventarisasi kompetensi 2) bekerjasama dengan widyaiswara dalam merumuskan program pembelajaran dan diseminasi best practices dalam organisasi dan 3) memberikan atau membagi knowledge expertise know how experience (tacit knowledge maupun explicit knowledge) terkait kompetensi teknis
Tujuan Jabar Corpu adalah mewujudkan tercapainya kinerja Pemerintah Provinsi Jabar secara keseluruhan yang dilaksanakan oleh seluruh perangkat daerah yang masing-masing berbeda tugas pokok dan fungsinya Jika narasumber pembelajaran hanya pada Widyaiswara akan diperlukan banyak widyaiswara sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pegawai Padahal pejabat atau pegawai setiap hari dalam menjalankan pekerjaannya juga mengembangkan kompetensinya yang masih dalam bentuk tacid knowledge yang melekat pada pejabat atau pegawai tersebut Tacid knowledge akan lebih bermanfaat jika dijadikan explicit knowledge dan menjadi milik institusi dalam
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
67
sebuah knowledge management Jadi tugas Widyaiswara selain pembelajaran adalah diseminasi best practice yang bersumber dari tacid knowledge pejabat dan pegawai Hal ini juga dapat digunakan sebagai antisipasi jika pejabat atau pegawai yang mempunyai tacid knowedge tersebut pindah tugas maka knowledge yang dimiliki sudah menjadi milik institusi Pengetahuan dan ketrampilan para pejabat atau pegawai merupakan best practice yang dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau video sebagai media pembelajaran pegawai yang lain untuk itu perlu adanya knowledge management Seluruh pegawai dapat belajar mandiri melalui knowledge management tersebut untuk mengembangkan kompetensinya
KESIMPULAN
Salah satu arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN adalah dengan menerapkan ASN Corpu Awalnya corpu diterapkan pada private sector di Indonesia beberapa perusahaan negara juga menerapkan corpu Pembelajaran dalam corpu link and match dengan sasaran kinerja institusi Pionir pembentukan corpu pada public sector adalah Kemenkeu Corpu yang tidak mengubah struktur organisasi hanya dengan menambah fungsi agar semua elemen terlibat menjadi learning organization Kemenkeu Corpu Governance dapat dijadikan patok banding bagi Jabar Corpu Governance dengan empat kelompok utama berdasarkan tugas dan wewenang organisasi perangkat daerah yaitu Sekretariat DPRD Badan Daerah Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Pembelajaran yang digunakan adalah model 70-20-10 selain ada tatap muka klasikal juga ada penugasan di tempat kerja sebagaimana Latsar CPNS atau Diklat Kepemimpinan Tugas Widyaiswara dalam corpu selain dikjartih juga sebagai training and knowledge analyst Pejabat dan pegawai berperan membagi best practice sebagai skills group owner
SARAN
Sebagai studi lanjutan dari penelitian ini disarankan agar memperluas tentang tata cara kerja corpu Penelitian berbasis kasus dan penelitian komparatif terkait penerapan corpu di berbagai organisasi baik swasta maupun pemerintahan dapat dilakukan lebih mendalam untuk dapat memperoleh karakteristik yang tepat dalam menerapkan corpu di masing-masing organisasi yang berbeda
Pustaka
Aruman E 2018 Membedah Praktik Corporate University di Indonesia Tersedia di
httpsswacoidswareviewbook-reviewmembedah-praktik-corporate-university-di-
indonesia (diakses tanggal 27 November 2018)
BPS 2018 Jumlah dan Persentase Pegawai Negeri Sipil Daerah Berdasarkan Kelompok Usia
di Jawa Barat 2009-2014 Tersedia di
httpsjabarbpsgoidstatictable2015040243jumlah-dan-persentase-pegawai-negeri-
sipil-daerah-berdasarkan-kelompok-usia-di-jawa-barat-2009-2014html (diakses tanggal 27
November 2018)
Chusminah 2015 Analisis Implementasi Konsep Corporate University Dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT PLN (Persero) Jakarta) Widya Cipta pp 86-94
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
68
deakinco 2018 Developing world-class employees with the 702010 model Tersedia di
httpswwwdeakincocommedia-centrenewsDeveloping-world-class-employees-with-the-
702010-model (diakses tanggal 26 November 2018]
Gaebler D O a T 2003 Mewirausahakan Birokrasi Jakarta Penerbit PPM
Jabar 2013 Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tersedia di
httpjabarprovgoidindexphppagesid1352 (diakses tanggal 26 November 2018]
Jateng 2018 Langkah Awal Mewujudkan Jateng Corporate University di Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah Tersedia di
httpsbpsdmdjatengprovgoidv2web20180606langkah-awal-mewujudkan-jateng-
corporate-university-di-pemerintahan-provinsi-jawa-tengah (diakses tanggal 25 November
2018]
Mertler C A 2012 Action Research Yogyakarta Pustaka Pelajar
Moleong L J 2015 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakarya
Rademakers M F 2017 Corporate University Merancang Membangun dan Mengelola
Organisasi Pembelajaran Jakarta Penerbit PPM
Ramdani A R 2018 Meluruskan Esensi Corporate University Tersedia di
httpsbumntrackcomekonommeluruskan-esensi-corporate-university (diakses tanggal 25
November 2018)
Ramelan 2018 Corporate University Bukanlah Universitas Tersedia di httpsppm-
manajemenacidid_IDblogartikel-manajemen-18postcorporate-university-bukanlah-
universitas-1405 (diakses tanggal 25 November 2018)
Rizky CSH L R S R R 2016 Pengaruh Partisipasi Karyawan Pada Pelatihan PLN
Corporate University Terhadap Kompetensi Dan Kinerja Karyawan Wawasan Manajemen
pp 139-148
Sinaga F F 2017 Analisis Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Perlatihan Di BRI Corporate
University Campus Bandung Bandung Universitas Widyatama
Sugiyono 2005 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sumanto 1990 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yogyakarta Andi Offset
Suryanto A 2018 Ceramah Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN oleh Kepala LAN RI
kepada Peserta Diklat Pim Tingkat IV Angkatan I dan Angkatan II tahun 2018 Tersedia di
httpdiklatjogjaprovgoidv2kegiatanitem514-ceramah-kebijakan-pengembangan-
kompetensi-asn-oleh-kepala-lan-ri-kepada-peserta-diklat-pim-tingkat-iv-angkatan-i-dan-
angkatan-ii-tahun-2018
(diakses tanggal 25 November 2018)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
69
BPSDM PROV JABAR SEBAGAI ORGANISASI PEMBELAJAR
MENUJU CORPORATE UNIVERSITY (SUATU KAJIAN TEORITIS)
Oleh H Usman Rahman Hidayat
(Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Prov Jabar HP 08122399635 Email usman090454yahoocoid)
Abstrak Arus perubahan begitu cepat dan komplek baik di bidang ekonomi sosial politik budaya dan ideologi begitu besar pengaruhnya terhadap berbagai aspek kehidupan dalam membangun bangsa dan negara khususnya dalam membangun aparatur pemerintah yang profesionalGlobalisasi dan liberalisasi ekonomi menuntut penyelenggaraan pemerintahan daerah mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi seperti adanya Asian China Free Trade Area (ACFTA) Asian Economic Community (AEC) dan lain sebagainya BPSDM Prov Jabar sebagai organisasi pembelajar harus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan untuk mewujudkan kepuasan pelanggan dan kelangsungan hidup organisasi Organisasi pembelajar (Learning Organization) adalah organisasi yang setiap anggotanya mau dan mampu belajar secara terus menerus baik secara individu maupun kelompok berdasarkan pola pikir dan pola tindak baru dalam suasana yang kondusif untuk menghasilkan produkjasa yang dibutuhkan bagi kepuasan pelanggan Oleh karena itu semua sistem dan prosedur kerja dalam organisasi harus terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan secara menyeluruh terprogram dan berkelanjutan Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini perubahan sangat komprehensif dan mendasar menyangkut values structure culture vision system competency dan resources Dengan demikian maka proses berfikir menuju corporate university menjadi sangat penting untuk mewujudkan BPSDM ProvJaar yang mengusung visi ldquoMenjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Berstandar Internasional Menuju Aparatur Berkelas Duniardquo Kata Kunci Organisasi Pembelajar Globalisasi Corporate University
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
70
I Pendahuluan Globalisasi dan liberalisasi ekonomi menuntut penyelenggaraan pemerintahan daerah mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi seperti adanya Asian China Free Trade Area (ACFTA) kemudian Asian Economic Community (AEC) dan lain sebagainya mendorong pemikiran menuju corporate university untuk mempersiapkan aparatur BPSDM Prov Jabar yang kompeten pada bidang tugasnya masing-masing Paradigma pemerintahan mengalami perubahan yang mengarah pada terwujudnya good governance dengan mengutamakan pelayanan publik yang semakin baik (public services excellent) mendorong lembaga diklat semakin adaptif sekaligus menjawab berbagai tantangan yang akan terjadi pada masa yang akan datang Ekspektasi pelanggan mengharapkan pelayanan yang lebih cepat (faster) lebih baik (better) lebih baru (newer) dan lebih sederhana (more simple) terus bergerak dinamis Kondisi semacam itu mendorong aparatur yang profesional menjadi prasyarat mutlak untuk menghadapi berbagai permasalahan dan harapan yang ingin dicapai organisasi pemerintah sehingga peningkatan profesionalisme aparatur bukan lagi sekedar keharusan namun sudah bergeser menjadi suatu kebutuhan organisasi Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menuntut peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan menguatkan peran serta pentingnya diklat aparatur Sejalan dengan itu Peraturan Kepala LAN RI Nomor 10 11 12 dan 13 Tahun 2013 tentang Pembaharuan Diklat Kepemimpinan Pola Baru untuk melahirkan pemimpin perubahan menuntut BPSDM Prov Jabar mampu menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat diklat yang terus dinamis Secara keseluruhan perubahan organisasi menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dan komprehensif seperti values structure culture vision system competency dan resources organisasi Oleh karena itu visionary leadership human resources and public services development menjadi semakin penting untuk mewujudkan BPSDM Prov Jabar menuju corporate university II Kajian Literatur Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) Dalam perspektif global suatu organisasi harus memiliki visi yang jelas dan terukur untuk mencapai kepuasan pelanggan yang terus meningkat sekaligus mempertahankan eksistensi organisasi Paling tidak ada 3 faktor penting yang perlu diperhatikan Pertama Visionary leadership Burt Nanus dalam Frederik Ruma (2001) mengemukakan Visi adalah masa depan yang realistis dapat dipercaya dan menarik bagi organisasi Dalam hubungan ini Nurkholis (2011) mengemukakan kepemimpinan visioner ( Visionary leadership ) merupakan kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik dapat dipercaya atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini Sebagai organisasi pembelajar dalam menghadapi era globalisasi dan liberalisasi perdagangan seperti sekarang ini perubahan begitu cepat permasalahan begitu komplek dan persaingan begitu ketat Kondisi seperti itu menuntut pimpinan dan semua unsur organisasi mau belajar terus-menerus dan konsisten menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi Persoalan yang muncul kemudian apakah perlu menjadi organisasi pembelajar Jawabannya tentu sangat diperlukan karena perubahan suatu keniscayaan Persoalan berikutnya apakah sebenarnya yang dimaksud dengan organisasi pembelajar Organisasi pembelajar (the learning
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
71
organization) adalah organisasi yang setiap anggotanya berupaya secara terus-menerus memperluas kapasitas kerjanya untuk menciptakan hasil yang benar-benar diinginkan dengan menerapkan pola pikir baru yang ekspansif yang tumbuh atas dasar aspirasi kolektif dan bebas sehingga mereka dapat belajar bersama-sama dalam satu tim atau unit organisasi (Entang 2001) Dalam hal organisasi pembelajar (learning organization) berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa pembelajar dalam organisasi mengandung arti belajar dapat dilakukan baik secara individual sebagai anggota organisasi maupun secara tim dalam unit kerja organisasi yang tergabung dalam satu kesatuan organisasi Menurut Peter Senge dalam Joko Widodo (2007) organisasi pembelajar hanya dapat diwujudkan jika organisasi mampu bersifat fleksibel adaptif dan produktif sehingga tetap bertahan pada situasi yang cepat berubah sekali pun Belajar adaptif (adaptive learning) belum cukup untuk bertahan hidup sehingga perlu dikombinasikan dengan berlajar generatif (generative learning) yaitu belajar memperbaiki kapasitas diri untuk mencipta sesuatu sehingga menemukan jati dirinya karena pembelajaran sesungguhnya menyentuh perasaan yang berhubungan dengan apa arti menjadi manusia Untuk membangun organisasi pembelajar (building learning organization) dalam prespektif visionary leadership menurut Joko Widodo (2007) dapat dilakukan melalui lima disiplin yaitu 1) Berfikir sistemis (system thinking) 2) Penguasaan pribadi (personal mastery) 3) Model-model mental (mental models) 4) Membangun visi bersama (building shared vision) 5) Pembelajaran tim (team learning) Dalam membangun organisasi pembelajar (building learning organization) pada era globalisasi di mana pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat mengubah cara berfikir dan cara pandang manusia kehidupan manusia komunikasi antar manusia begitu cepat karena jarak dan waktu sudah sangat pendek sehingga batas-batas pemisah antar negara antar bangsa antar suku antar organisasi nyaris hilang dan menuntut standar-standar tertentu yang disepakati bersama baik lokal regional maupun internasional KeduaHuman Resources Development Pengembangan sumber daya manusia menurut Taufik Bahaudin dalam Entang (2001) pada dasarnya mengemukakan bahwa manajemen perangkat otak (brainwre management) merupakan konsep baru dalam dunia manajemen pengelolaan sumber daya manusia Hal ini penting dipelajari karena daya saing individu sangat ditentukan oleh kemampuan otak atau kemampuan mengelola otak dengan baik agar menghasilkan pengetahuan atau knowledge Peter Drucker (1997) menyatakan knowledge to knowledge competition Manajemen perangkat otak memandang manusia sebagai sumber daya saing utama bagi organisasi Daya saing sumber daya manusia tersebut dibentuk melalui proses belajar Dengan memanfaatkan otak dan memadukan tiga unsur pokok manusia yaitu mind body dan emotion yang merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan membentuk satu sistem the whole brain management Dalam hal ini otak sebagai posisi sentral berfungsi mengendalikan tubuh pola pikir dan emosi Sedangkan manajemen perangkat otak (brainware management) sebagai alat ungkit untuk mengembangkan daya saing sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara komunikasi kepemimpinan dan pengembangan diri
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
72
Ketiga Public Services Development Pembahasan learning organization (organisasi pembelajar) dalam perspektif pengembangan pelayanan bagi pelanggan pada dasarnya mencakup Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) dan Total Quality Services (Pelayanan Mutu Terpadu)Pertama Manajemen mutu terpadu (total quality management) dalam suatu organisasi akan memperlihatkan sejumlah nilai positif seperti semua orang yang terlibat dalam proses manajemen memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya mutu seluruh pekerjaan berorientasi pada peningkatan mutu semua kegiatan dalam organisasi itu berorientasi pada aspek kemanusiaan menganggap dan memperlakukan setiap orang memiliki akal sehat (common sense) memiliki peranan yang berbeda sesuai tugas wewenang dan tanggung jawabnya dan partisipatif dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi Selain itu organisasi bercirikan desentralisasi ada upaya pemberdayaan bawahan yang berlangsung dengan baik melalui pelimpahan tugas wewenang dan tanggung jawab Kemudian pembaharuan dan perbaikan mutu dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan terus menerus dalam rangka memuaskan pelanggan (customer satisfaction) Manajemen mutu terpadu menurut Entang (2001) adalah suatu pola manajemen yang berisi sistem dan prosedur kerja agar setiap orang dalam organisasi berupaya secara optimal terpadu dan terus-menerus untuk memperbaiki cara kerja dan hasil kerja menuju sukses Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan kunci untuk meningkatkan daya saing organisasi adalah kualitas produk jasa layanan Dalam hal ini Tjiptono Famp Diana A mengemukakan bahwa total quality management merupakan paradigma baru dalam menjalankan organisasi yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus mnenerus atas kualitas produk jasa manusia proses dan lingkungan organisasiTujuan utamanya adalah meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu layanan dan mutu produk dengan jalan memperbaiki produktivitas dan efisiensi Mutu layanan dan mutu produk yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan (needs) keinginan (wants) dan harapan (expectation) pelanggan (customer) Kedua Konsep pelayanan mutu terpadu (total quality services) menurut DH Stamatis dalam Entang (2001) adalah suatu strategi dan sistem manajemen terpadu yang melibatkan semua level manajemen dan karyawan dengan menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk perbaikan proses organisasi secara berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan Ada empat faktor penting dalam pelayanan mutu terpadu yaitu faktor strategi berupa pernyataan yang jelas dan terkomunikasikan dengan baik tentang posisi dan tujuan organisasi kepada stakeholder Kemudian faktor sistem berupa program prosedur dan sumber-sumber daya organisasi yang dirancang untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan Selanjutnya faktor sumber daya manusia (people) adalah semua orang yang berada dalam semua posisi suatu organisasi yang memiliki kemampuan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa puas Dalam hal ini ada lima indikator pelayanan terpadu yang bisa diamati dan diukur untuk kepuasan pelanggan yaitu better newer faster cheaper dan more simple Kemudian faktor Pelanggan (customer) sebagai unsur yang sangat penting dalam pelayanan mutu terpadu harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya karena prinsipnya ada pelanggan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
73
maka kita ada dan dibutuhkan Pelanggan adalah raja (customer is the king) maka layanilah dengan penuh hormat Corporate University Menurut J C Meister 1998 dalam Martyn F Rademarkers 2018 Corporate university merupakan payung strategi untuk mengembangkan dan mendidik karyawan pelanggan dan pemasok untuk mencapai tujuan organisasi Kemudian K E Gould 2005 dalam Martyn F Rademarkers 2018 Corporate university adalah sebuah entitas pendidikan di luar akademisi sebagai pendamping konsep pembelajaran seumur hidup corporate university memungkinkan perusahaan baik perusahaan profit maupun non-profit untuk mempertahankan dan memperluas keahlian tenaga kerja mereka dan sebagai hasilnya mengamankan posisi mereka di pasar bisnis Selanjutnya menurut Martyn F Rademarkers 2018 Corporate university adalah sebuah unit pendekatan atau konsep yang mendukung pembaruan implementasi danatau optimasi strategi melalui pembelajaran organisasi Kata strategi mewakili suatu tindakan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam batas-batas tujuan organisasi Pembelajaran organisasi adalah pengembangan wawasan pengetahuan dan hubungan antara tindakan masa lalu efektifitas dari tindakan-tindakan tersebut dan tindakan masa depan yang akan berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang suatu organisasi (Martyn F Rademarkers 2018) Dalam organisasi non-komersial seperti organisasi pemerintahan cenderung menggantikan konsep keunggulan kompetitif dengan istilah dampak sosial Organisasi yang ingin menyelaraskan diri dengan lingkungannya harus memiliki kemampuan untuk belajar dalam membangun keunggulan kompetitif atau dampak sosial yang positif Hanya organisasi yang mampu belajar lebih cepat yang dapat memimpin masa depan Selama 15 tahun terakhir Corporate university telah terbentuk layaknya sebuah unit bisnis namun mereka juga muncul sebagai pendekatan dan filosifi yang memajukan kekuatan kompetitif melalui pembelajaran (Martyn F Rademarkers 2018) Corporate university modern mendukung perusahaan dan organisasi untuk memperbarui menerapkan dan mengoptimalkan strategi mereka melalui pembelajaran organisasi secara cepat sesuai arah yang diinginkan organisasi Di tengah dinamika sosial dan perubahan demografis perkembangan teknologi kebangkitan ekonomi dan juga stagnasi sebetulnya ada banyak alasan bagi organisasiinstitusi pemerintahan untuk mengambil keuntungan dari corporate university Tren corporate university dalam perkembangannya menunjukan tumbuh pesat dari 400 perusahaan menjadi 2000 perusahaan pada 2001 Corporate university banyak ditemukan di Amerika Serikat seperti Walt Disney Boeing dan Motorola dan lain-lainnya Salah satu corporate university terbaik di sana adalah Hamburger University yang dioperasikan oleh perusahaan McDonald di Chicago Sedangkan di Indonesia sendiri Corporate University baru dikembangkan beberapa tahun terakhir oleh beberapa perusahaan seperti Danamon Telkom Astra Pertamina Bank BNI PLN dan sebagainya (httpslenterakecilcomsekilas-tentang-corporate-university) Awalnya tujuan didirikan corporate university untuk mengatasi kelambatan dan ketidakmampuan antara hasil belajar teori di perguruan tinggi dengan praktek kerja
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
74
yang sebenarnya Untuk itu bagian pengembangan SDM perusahaanorganisasi membuat pelatihan yang dirancang untuk karyawan agar dapat menjalankan tugasnya dengan tepat dan efisien Bagaimanapun juga banyak perusahaanorganisasi menyadari pentingnya sumber daya manusia untuk dikembangkan kompetensinya sesuai bidang tugasnya Kemajuan teknologi globalisasi mendorong dunia industri mengalami pergeseran menuju industri berbasis pengetahuan ekonomi berbasis informasi dan persaingan mempengaruhi cara kerja organisasi Beberapa manfaat corporate university antara lain 1) Mengembangkan kompetensi karyawan agar tetap produktif di masa krisis 2) Tempat mempertajam naluri bisnis eksekutifnya dan mempersiapkan kader-kader 3) Mengurangi biaya dan mengorganisasikan training secara lebih terpadu 4) Memulai dan mendukung perubahan di organisasi 5) Meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai perusahaan sehingga menciptakan corporate culture yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan loyalitas terhadap perusahaan 6) Meningkatkan corporate social responsibility III Metodologi Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini yaitu medode deskriftif analisis IVGambaran Singkat BPSDM Prov Jabar Secara historis BPSDM Prov Jabar awalnya bernama Pusdiklat Prov Jabar pada Tahun 1968yang beralamat di Jl Windu Nomor 26 Bandung Posisi lembaga ini merupakan institusi teknis daerah di bawah biro kepegawaian Pembentukan lembaga ini didasarkan pada SK Gubernur Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No11-68AIPendSK tanggal 30 september 1968 Selanjutnya sesuai dengan perkembangan dibentuklah unit pelaksana baru sebagai bagian dari lembaga ini bekerjasama dengan KORPRI di cirebon dengan daya tampung yang lebih memadai Kemudian tahun 1984 Pusdiklat ini menjadi lembaga mandiri dengan nama Badan Diklat Provinsi Jawa Barat Ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 1984 dan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 061Kep86-Huk1986 Tanggal 23 Juni 1986 Pembentukan lembaga ini secara otomatis meningkatkan kedudukan eselonering pimpinan lembaga ini menjadi setingkat esselon II Sejak saat itu dilakukan pengembangan insfrastruktur yang lebih baik dengan dibangunnya asrama 2 lantai dan kantor 4 lantai serta aula serbaguna dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat pada tahun 1991 Penguatan insfrastruktur dilakukan juga dengan membangun asrama 6 lantai dan fasilitas lainnya yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat pada tahun 2008 Mulai tahun 2010 Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat mendapat pelimpahan aset berupa eks rumah dinas anggota DPRD Provinsi Jawa barat sebanyak 100 unit rumah dalam area seluas 66 Ha dan dijadikan kampus II Badiklatda Prov Jabar Semenjak ditetapkannya visi dan misi baru tahun 2013-2018 dilakukan revitalisasi baik organisasi manajemen maupun insfrastruktur secara mendasar Kemudian sejak tahun 2017 Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) seiring dengan perubahan organisasi sebagai akibat perubahan kewenangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun2016 dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 Maka sejak bulan Pebruari 2018 BPSDM Prov Jabar menempati kantor baru yang semula di Jalan Windu No 26 Bandung menjadi di Jalan Kolonel Masturi Km 35 No 11 Cipageran Cimahi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
75
Visi BPSDM Prov Jabar ―Menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Berstandar Internasional Menuju Aparatur Berkelas Dunia Misinya mencakup 1Meningkatkan kualitas manajemen pengembangan sumber daya manusia berstandar internasional 2Mengembangkan kompetensi dan kualifikasi profesi sumber daya manusia berbasis teknologi informasi 3Mengembangkan jejaring kerja tingkat regional nasional dan internasional Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut BPSDM Prov Jabar mempunyai tupoksi untuk melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang pengembangan sumber daya manusia meliputi sertifikasi kompetensi dan pengelolaan kelembagaan pengembangan kompetensi teknis subtantif pengembangan kompetensi teknis umum serta pengembangan kompetensi manajerial yang menajdi kewenangan Daerah Provinsi melaksanakan tugas dekonsentrasi dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perundag-undangan (Pergub Jabar No 77 tahun 2016) Struktur Organisasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
76
V Pembahasan Tujuan pembahasan pada dasarnya untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam memperbaiki kinerja aparatur untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus mengembangkan dan memantapkan kelangsungan hidup BPSDM Prov Jabar sebagai lembaga yang adaptif dengan berbagai perubahan dalam perspektif corporate university Permasalahan yang menjadi fokus bahasan adalah bagaimana memperbaiki kinerja aparatur BPSDM Prov Jabar dalam perspektif corporate university agar tetap eksis dan kepuasan pelanggan semakin meningkat di mana kepemimpinan visioner (Visionary Leadership) memegang peranan yang sangat penting BPSDM Prov Jabar usianya sudah mencapai 50 tahun sejak berdirinya tahun 1968 Artinya BPSDM sudah banyak pengalaman dalam proses pembelajaran Sesuai dengan tujuan dan fokus bahasan bahwa BPSDM Prov Jabar yang mengusung ―visi dan misi yang cukup menantang untuk berkembang menyongsong organsasi pembelajar yang berkemajuan menuju corporate university Memperhatikan struktur organisasi tugas pokok dan fungsinya serta SDM yang ada di dalamnya memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup memadai untuk menjadi BPSDM Prov Jabar berkelas dunia berbasis corporate university Kemudian untuk memastikan bahwa BPSDM Prov Jabar sebagai organisasi pembelajar yang berhasil menuju corporate university adalah pentingnya mendapat dukungan penuh dari Kepala BPSDM Jawa Barat sebagai pimpinan puncak Sebagai pimpinan puncak yang memiliki visionary leadership dalam membangun organisasi pembelajar (building learning organization) menurut Joko Widodo (2007) dapat dilakukan lima disiplin yaitu 1) Berfikir sistemis (system thinking) 2) Penguasaan pribadi (personal mastery) 3) Model-model mental (mental models) 4) Membangun visi bersama (building shared vision) 5) Pembelajaran tim (team learning) Kemudian menurut Entang (2001) bahwa seorang pimpinan organisasi pembelajar (learning organization) seharusnya memiliki tujuh karakteristik yaitu 1) Peran pemimpin dalam organisasi sangat penting dalam mendorong karyawan untuk melakukan pembelajaran atau tidak melakukan sama sekali 2) Budaya kerja organisasi perlu dirumuskan disepakati diputuskan dan ditetapkan bersama oleh seluruh anggota organisasi untuk mendorong proses pembelajaran untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik 3) Organisasi pembelajar selalu berupaya mempraktekan teori baru melakukan eksperimentasi secara berkelanjutan melakukan evaluasi dan menyempurnakan agar perubahan organisasi dapat dilakukan secara sadar dan terencana 4) Organisasi pembelajar memiliki garis luwes antara manajemen karyawan pelanggan pemasok mitra kerja dan pesain untuk diarahkan pada perolehan hasil tertentu 5) Setiap anggota organisasi pembelajar akan lebih memfokuskan pada nilai informasi yang tersedia dan berguna walaupun nilai informasi yang dibutuhkan belum terkumpul secara utuh 6) Sistem penghargaan dalam organisasi dapat mendorong anggota-anggotanya melakukan pembelajaran 7) Seleksi yang dilaksanakan organisasi akan lebih memilih calon karyawan yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar dari pada calon karyawan yang telah memiliki pengetahuan tetapi malas belajar lagi Dilihat dari segi Human Resources Development maka sebagai visionary leadership menurut Entang (2001) harus memiliki lima kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu 1) Cermat artinya teliti dalam menerima informasi senantiasa disaring
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
77
melalui pengujian silang ( chek and recheck) berdasarkan nalar sehat tidak mudah dipengaruhi orang lain berwawasan luas penuh pertimbangan arif dan bijaksana serta mau dan mampu untuk terus belajar mengembangkan kapasitasnya 2) Amanah artinya dapat dipercaya dalam mengemban tugas wewenang dan tanggung jawabnya 3) Memiliki keterampilan dalam membangun kerja sama tim yang sinergi 4) Mampu berkomunikasi dengan baik 5) Memiliki integritas dan konsistensi yang tinggi Kemudian dilihat dari aspek Public Services Development maka sebagai visionary leadership dalam perspektif pengembangan pelayanan bagi pelanggan pada dasarnya harus melaksanakan Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) dan Total Quality Services (Pelayanan Mutu Terpadu) Dalam perspektif visioner leadership perlu memahami corporate university dengan baik Martyn F Rademarkers 2018 mengemukakan Corporate university adalah sebuah unit pendekatan atau konsep yang mendukung pembaruan implementasi danatau optimasi strategi melalui pembelajaran organisasi Kata strategi mewakili suatu tindakan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam batas-batas tujuan organisasi Pembelajaran organisasi adalah pengembangan wawasan pengetahuan dan hubungan antara tindakan masa lalu efektifitas dari tindakan-tindakan tersebut dan tindakan masa depan yang akan berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang suatu organisasi (Martyn F Rademarkers 2018) Dalam organisasi non-komersial seperti organisasi pemerintahan cenderung menggantikan konsep keunggulan kompetitif dengan istilah dampak sosial Organisasi yang ingin menyelaraskan diri dengan lingkungannya harus memiliki kemampuan untuk belajar dalam membangun keunggulan kompetitif atau dampak sosial yang positif Hanya organisasi yang mampu belajar lebih cepat yang dapat memimpin masa depan Awalnya tujuan didirikan corporate university untuk mengatasi kelambatan dan ketidakmampuan antara hasil belajar teori di perguruan tinggi dengan praktek kerja yang sebenarnya Untuk itu bagian pengembangan SDM perusahaanorganisasi membuat pelatihan yang dirancang untuk karyawan agar dapat menjalankan tugasnya dengan tepat dan efisien Bagaimanapun juga banyak perusahaanorganisasi menyadari pentingnya sumber daya manusia untuk dikembangkan kompetensinya sesuai bidang tugasnya Kemajuan teknologi globalisasi mendorong dunia industri mengalami pergeseran menuju industri berbasis pengetahuan ekonomi berbasis informasi dan persaingan mempengaruhi cara kerja organisasi Manfaat corporate university antara lain 1) Mengembangkan kompetensi karyawan
agar tetap produktif di masa krisis 2) Tempat mempertajam naluri bisnis eksekutifnya
dan mempersiapkan kader-kader 3) Mengurangi biaya dan mengorganisasikan training
secara lebih terpadu 4) Memulai dan mendukung perubahan di organisasi 5)
Meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai perusahaan sehingga menciptakan
corporate culture yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan loyalitas terhadap
perusahaan 6) Meningkatkan corporate social responsibility
V Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah 1 BPSDM Prov Jabar sebagai organisasi pembelajar telah banyak melakukan
revitalisasi baik menyangkut visionary leadership human resources development maupun public services development namun masih perlu peningkatan lebih lanjut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
78
dan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus memantapkan kelangsungan hidup organisasi
2 BPSDM Prov Jabar sebagai organisasi pembelajar (Learning Organization) dalam menuju corporate university harus dimulai dari pemimpin yang visioner untuk melaksanakan lima macam disiplin secara konsisten yaitu disiplin dalam berpikir sistemis (system thinking) disiplin dalam penguasaan diri (personal mastery) disiplin dalam model mental (mental models) disiplin dalam membangun visi bersama (building shared vision) dan disiplin dalam pembelajaran tim (team learning)
3 Dengan organisasi pembelajar (Learning Organization) akan terjadi berbagai perubahan pada berbagai stake holders baik organisasi pemimpin karyawankelompok pemasokmitra kerja pesaing dan pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan dan mempertahankan eksistensi organisasi
4 Sumber daya manusia sebagai sumber daya saing utama bagi organisasi pembelajar (learning organization) harus dibina dan dikembangkan melalui manajemen perangkat otak (brainware management) dengan cara komunikasi yang baik kepemimpinan yang visioner dan pengembangan diri yang terarah dan terprogram oleh pemimpin yag berintegritas dan mempunyai komitmen dalam mengembangkan organisasi yang lebih maju di masa depan
5 Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan memantapkan kelangsungan hidup organisasi pembelajar (learning organization) maka semua sistem dan prosedur kerja dalam organisasi harus terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan secara menyeluruh melalui pendekatan total quality management dan total quality services yang diterapkan secara konsisten dan berlanjutan Bahkan dalam era globalisasi perubahan itu sangat komprehensif dan mendasar menyangkut values structure culture vision system competency dan resources organisasi
6 Sejumlah manfaat corporate university yang dapat dicapai BPSDM yaitu a) Dapat mengembangkan kompetensi karyawan agar tetap produktif di masa krisis b) Merupakan tempat mempertajam naluri bisnis eksekutifnya dan mempersiapkan kader-kader c) Dapat mengurangi biaya dan mengorganisasikan training secara lebih terpadu d) Dapat memulai dan mendukung perubahan di organisasi e) Dapat meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai perusahaan sehingga menciptakan corporate culture yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan loyalitas terhadap organisasi f) Dapat meningkatkan corporporate social responsibility
Rekomendasi Faktor yang paling penting dalam membangun corporate university adalah memastikan bahwa Kepala BPSDM Prov Jabar memberi dukungan penuh dengan langkah-langkah sebagai berikut a) Pembentukan governing body corporate university yang terdiri dari manajemen
puncak dibantu oleh ahli-ahli bidangilmu tertentu yang sesuai dengan tujuan organisasi Kemudian dilengkapi dengan identifikasi masalah dan solusi serta penyusunan rencana strategis termasuk di dalamnya sumber pendanaannya stakeholder dan delivery model-nya
b) Penggunaan teknologi dan sumber daya (sapras tim pengajar dan sebagainya) yang memadai Dalam pelaksanaannya diperlukan keterlibatan penuh dari seluruh
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
79
lini organsasi Dapat juga sebagai pilihan corporate university bisa di-outsource ke perusahaan konsultasi atau sepenuhnya dijalankan sendiri secara internal
c) Secara internal dan eksternal BPSDM Prov Jabar harus membangun koordinasi yang semakin baik baik lintas bidang maupun lintas sektoral untuk mensinergikan berbagai program kegiatan sehingga dalam pelaksanaannya lebih efektif dan efisien Jika diperlukan bisa juga melibatkan widyaiswara sesuai kompetensinya
d) Kelompok jabatan fungsional widyaiswara agar mengintensifkan diskusi-diskusi kelompok berbasis agenda pembelajaran dan lintas agenda pembelajaran secara berkala dan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan membangun soliditas yang semakin baik termasuk membangun jejaring dengan widyaiswara LAN Depdagri widyaiswara Kab Kota dan widyaiswara balai-balai pelatihan terkait
e) Dapat juga bermitra dengan perguruan tinggi (public university) dalam bentuk corporate university danatau melakukan benchmarking ke corpU Telkom PLN Bank BNI dsb
f) Dapat juga bermitra dengan lembaga balai-balai pelatihan yang berada di bawah kementerian terkait dan lembaga diklat Kab Kota untuk merumuskan kurikulum silabi berbagai jenis diklat teknis yang diperlukan untuk membangun kompetensi teknis aparatur pada bidang tugasnya masing-masingi BPSDM untuk menampungmewadahi berbagai peran dan fungsi lembagabalai-balai pelatihan dalam satu area kampus BPSDM Prov Jabar Konsekuensinya BPSDM Prov Jabar harus membangun sarana prasarana yang dibutuhkan untuk itu
Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi BPSDM Prov Jabar menuju corporate university dan bagi stakeholders lainnya
Referensi
Nanus Burt Kepemimpinan Visioner Cetakan pertama Alih bahasa Frederik Ruma
Jakarta PT Prenhallindo 2001 Tjiptono Fandi amp Diana Anastasia Total Quality Management Edisi Revisi Yogyakarta
Penerbit Andi 2001 David Fred R Manajemen Strategis Konsep-Konsep Edisi Kesembilan Alih bahasa
Kresno Saroso Jakarta PT Indeks 2004 Widodo Joko Learning Organization Malang Bayumedia 2007 Entang M Isu Aktual Sesuai Tema Jakarta LAN RI 2008 Entang M Teknik-Teknik Analisis Manajemen Jakarta LAN RI 2008 Sutrisno Edy Budaya Organisasi Jakarta Kencana 2011 Nurkholis M 2011 Visionary Leadership (Dalam laman web
httpmnurkholis7wordpresscom201112224 ) Wibowo Manajemen Perubahan edisi Ketiga Jakarta PT RajaGrafindo Persada
2012 Peraturan Kepala LAN RI Nomor 10 11 12 dan 13 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tk III III dan IV Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara httpswwwlenterabisniscommanfaat-corporate-university (dikutip tanggal 6-12-2018)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
80
httpslenterakecilcomsekilas-tentang-corporate-university (dikutip tanggal 6-12-2018) Martyn F Rademarkers Corporate University (Merancang Membangun dan Mengelola Organisasi Pembelajar) Jakarta PPM 2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
81
COMMUNITIES OF PRACTICE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA KEMENKEU CORPU
Oleh
Agus Suharsono dan Amin Subiyakto (Widyaiswara Ahli Madya BDK Yogyakarta HP 081326595369 Email gusharpramuditogmailcom )
(Widyaiwara Ahli Muda BDK Yogyakarta HP 08129517597 Email aminsubiyaktogmailcom )
ABSTRAK
Arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah
world class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corpu
Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi
dengan menerapkan berbagai media pembelajaran diantaranya melalui Community of
Practice Metode yang digunakan adalah deskriptif pengumpulan data dengan studi
dokumen dan diolah secara logiko-induktif Hasil pembahasan tulisan ini memumjukkan
Community of Practice di Kementerian Kauangan dilakukan melalui media grup
whatsapp dan web Kemenkeu Learning Center (KLC) Penggunaan mdia whatsapp
lebih dominan dan lebih aktif dibanding melalui website namun pendokumentasian lebih
baik melalui website
Kata kunci Community of Practice Corporate University Action Learning
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
82
PENDAHULUAN
Kepala LAN Adi Suryanto menyampaikan bahwa ASN harus mampu menjawab
tantangan revolusi industri ke-4 dan era digital Pengembangan kompetensi ASN dalam
RPJM tahun 2020-2024 adalah world class government melalui 1) reorientasi dan
pembaharuan kurikulum untuk pengembangan kepemimpinan dan kompetensi teknis
dengan mendorong entrepreneurship dan internship 2) menerapkan sistem pelatihan
berbasis HybridBlended Learning melalui Sistem Informasi Widyaiswara dan Sistem
Informasi Pengembangan Kompetensi ASN 3) unit pengelola ASN Corporate
University (Corpu) dan 4) penguatan kapasitas tenaga pelatihwidyaiswara (Suryanto
2018) Adanya unit ASN Corpu merupakan salah satu arah kebijakan pengembangan
kompetensi ASN ke depan unit tersebut pada kementerian maupun pemerintah
daerah Propinsi Jawa Tengah sudah menuju Jateng Corpu untuk mengembangkan
kompetensi inti semua ASN dengan jargon ―jateng pinter bareng (Jateng 2018)
Langkah yang sama juga dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar sesuai visi 2013-2018
―Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua yang akan diwujudkan melalui salah
satu misinya yaitu meningkatkan kinerja pemerintahan profesionalisme aparatur
dan perluasan partisipasi publik (Jabar 2013) Salah satu langkah yang ditempuh
adalah menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ―Inovasi menuju Corporate
University pada 13 Desember 2018
Corpu awalnya memang berkembang pada privat sector namun berkembang ke ranah
public sector dalam hal ini oleh Kemenkeu Salah satu tema sentral dalam inisiatif
strategis program kelembagaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
974KMK012016 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi
dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu adalah adalah pengembangan sumber
daya manusia Kemenkeu melalui Kemenkeu Corpu Sebagai tindak lanjutnya
diterbitkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru
Kemenkeu Corpu Kemenkeu Corpu digunakan untuk mencapai visi dan misi
Kemenkeu dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan
pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kemenkeu oleh seluruh
elemen Kemenkeu dengan BPPK sebagai motor penggerak utama Untuk mewujudkan
tujuan tersebut Kemenkeu Corpu akan menerapkan 70-20-10 learning and
development model dari Michael Lombardo dan Eichinger yang akan menggunakan
semua jenis strategi pembelajaran pada 10 structured learning 20 learning from
other dan 70 workplace integrated learning Salah satu bentuk learning from other
adalah Community of Practice (CoP) Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini
akan membahas tentang bagaimana pembelajaran melalui CoP pada Kemenkeu
Corpu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
83
KAJIAN LITERATUR
Anna Maria mengutip pendapat Mark Allen Corpu adalah alat stratejik suatu
perusahaan untuk membantu organisasi induk dalam mencapai misinya dengan
menciptakan sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk menggali wisdom pengetahuan
dan learning dari individu dan organisasi Menurut Meister Corpu merupakan
―strategic umbrella untuk membangun dan mendidik karyawan pelanggan suppliers
agar selaras dengan strategi bisnis organisasi (Ramdani 2018) Sehingga
pembelajaran model 70-20-10 dianggap lebih sesuai untuk diterapkan Abad kedua
puluh adalah masa keemasan pelatihan untuk pengembangan sumber daya
manusia Namun terdapat pergeseran fokus pembelajaran dari pembelajaran formal
10-20-70 ke pembelajaran kerja 70-20-10 atau belajar dengan bekerja dan belajar
untuk bekerja (Arets 2016) Menurut Charles Jennings beberapa tahun terakhir
pembelajaran model 70-20-10 mulai dterapkan di beberapa negara Pembelajaran
model lebih banyak dilakukan di tempat kerja sehingga langsung meningkatkan sasaran
kinerja dan akhir-akhir ini meruntuhkan pembelajaran terstruktur (klasikal) yang jarang
memberikan solusi yang tepat terhadap kinerja 70-20-10 adalah model referensi
bukan resep formulanya tidak kaku (Jennings 2013)
70-20-10 learning and development model adalah kerangka kerja pembelajaran kerja
yang strategis untuk meningkatkan efektifitas pegawai melalui tiga jenis pembelajaran
yaitu 70 pembelajaran eksperimental pegawai belajar dan berlatih sambil melakukan
pekerjaan di tempat kerja 20 pembelajaran sosial yang melibatkan pembinaan
pendampingan dan pengembangan melalui orang lain dan 10 pembelajaran formal
biasanya kita pahami sebagai pelatihan dan pengembangan tradisional di tempat
kerja Model 70-20-10 memungkinkan organisasi mengambil keuntungan dari setiap
kesempatan belajar karena menawarkan manfaat untuk menciptakan elemen penting
untuk menciptakan karyawan berkinerja tinggi Selain itu model ini mempunyai
keunggulan karena sifatnya yang fleksibel sinergi dan keterlibatan Fleksibel karena ini
adalah sebuah referensi atau cara bukan formula kurikulum yang baku sehingga
fleksibel untuk menggunakan berbagai cara Sinergi karena meski dilaksanakan
terpisah tiap komponen (70-20-10) tapi saling meningkatkan kompetensi Keterlibatan
karena implementasi 70-20-10 menyadarkan pegawai bahwa pengembangan terjadi
setiap saat juga pada saat bekerja bukan hanya pada saat diklat (Deakinco 2018)
Bagaimana CoP bisa menjadi media pembelajaran menurut Szulanski tacit knowledge
hanya bisa dilewatkan dari satu orang atau tempat ke tempat lain jika ada jaringan
sosial Kemudahan transfer sepenuhnya tergantung pada kualitas sumber-penerima
hubungan dan kekuatan dan keaktifan dalam komunitas itu (Szulanski 1996) Karena
itu untuk pertukaran pengetahuan semacam ini perlu ada koneksi pribadi yang kuat
tingkat yang tinggi interdependensi kognitif di antara peserta (Yoo dan
Kanawattanachai 2001) dan berbagi akal identitas dan rasa memiliki dengan rekan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
84
satu orang dan keberadaan hubungan kerja sama (Bresman et al 1999) Komunitas
praktik menciptakan jejaring sosial dan menyediakan mekanisme pertukaran
pengetahuan informal yang diperlukan untuk aliran pengetahuan tacit terjadi Jaringan
virtual dapat membantu tetapi tidak bisa menggantikan tatap muka atau kontak sosial
secara langsung lainnya ((Iacono dan Weisband 1997 Baughn et al 1997 Davenport
dan Prusak1998)
Menurut Paul Duguid penekanan pembelajaran bergerak dari kemitraan ke komunitas
dengan komunitas praktik menjadi tumpuannya (Duguid Paul 2004) Komunitas dan
jaringan pembelajaran tidak dapat diarahkan hanya diaktifkan difasilitasi atau
didukung Komunitas praktik dikelola sebagaimana organisasi relawan tidak bisa
dikelola seperti proyek atau tim kerja (Allee 2000) CoP adalah komunitas sosial yang
akan efektif jika dikelola dengan teori sosial (Bate Robert 2002)
METODE
Metode tulisan ini adalah deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi gambaran atau
lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat
sertahubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir 1988) Sumber data utamanya
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
(Moleong 2015) Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu
mencari meneliti mempelajari mencatat dan menginterpretasikan data (Sugiyono
2005) Data yang terkumpul dianalisis dengan proses logiko-induktif yaitu sebuah
proses berpikir yang menggunakan logika untuk memahami pola dan kecenderungan
dalam data (Mertler 2012)
ANALISISPEMBAHASAN
Salah satu misi BPPK tahun 2015-2019 adalah membangun sistem pendidikan dan
pelatihan SDM Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan Kemenkeu
Corpu Seluruh pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu diarahkan untuk memberikan
dampak bagi visi misi dan sasaran kinerja Kemenkeu yang dapat digambarkan
sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
85
Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu harus link and match dengan visi misi dan
sasaran kinerja Kemenkeu tujuan pembelajaran tidak hanya memperkuat performace
pegawai secara individu tetapi juga harus memperkuat performance organisasi dengan
utilisasi knowledge management system dan menumbuhkan budaya belajar Pokok
bahasan tulisan ini adalah desain pembelajaran yang digunakan adalah model 70-20-
10 Pembelajaran tersebut dimulai dengan analisis kebutuhan pembelajaran (AKP)
untuk mengcapture kebutuhan pembelajaran yang difokuskan pada strategic issue dan
business performance untuk memperkuat performance individu dan memperkuat
performance organisasi Inti dari pelaksanaan AKP adalah untuk mengetahui gap
kompetensi pegawai dengan kompetensi jabatan uraian jabatan serta sasaran kinerja
Sarana untuk mengukur kompetensi pegawai sebaiknya dilakukan dengan sebuah tes
kompetensi dan pendapat atasan sehingga hasilnya lebih objektif dan terukur AKP
menggunakan kuesioner yang harus diisi oleh pegawai yang bersangkutan lebih
bersifat subjektif dan cenderung meningkatkan performance individu dibanding
performance organisasi
Pembelajaran model 70-20-10 dijabarkan dalam Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-
4PP2017 Tentang Pedoman Desain Pembelajaran Di Lingkungan Kemenkeu bentuk
pembelajaran dalam Kemeterian Keuangan Corporate University berdasarkan Pasal 4
Pasal 5 dan Pasal 6 dilaksanakan melalui klasikal danatau nonklasikal Pembelajaran
klasikal meliputi a) pelatihan yang terdiri dari pelatihan teknis fungsional sosial
kultural struktural dan prajabatan b) seminar c) kursus d) penataran e)
lokakaryaworkshop dan f) pengembangan SDM lain Sedangkan pembelajaran
nonklasikal meliputi a) e-learning b) pelatihan jarak jauh c) magang (on the job
learning) d) pertukaran pegawai negeri sipil dengan pegawai swasta e) mentoring f)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
86
coaching g) keteladanan (job shadowing) dan h) pengembangan SDM lain Pasal 7
mengatur bahwa bentuk pembelajaran nonklasikal dapat berdiri sendiri ataupun
menjadi bagian dari bentuk pembelajaran klasikal Pasal 8 mengatur bahwa bentuk
pembelajaran tersebut dapat dilengkapi dengan upaya melatih implementasi
pengetahuan keterampilan dan perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran (action
learning) Pembelajaran model 70-20-10 pada Kemenkeu Corpu juga diatur dalam
Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 yang meliputi 1) 10 self learning
structured training 2) 20 coaching mentoring feedback Community of Practice 3)
70 integrated learning at work berupa project and assignment action learning
problem solving on the job training internship rotasi task force Tulisan ini hanya
membahas bagaimana penerapan CoP sebagai bagian dari proses pembelajaran di
Kemenkeu Corpu dalam rangka menerapkan pembelajaran model 70-20-10
CoP di Kementeian Keuangan Corpu dilakukan melalui media geup whatsapp (WAG)
dan melalui web Kemenkeu Learning Center (KLC) Jumlah CoP melalui grup whtatsap
(WAG) berjumlah 11 grup dengan peserta 536 orang Jumlah CoP melalui web KLC
adalah 55 dengan anggota 2386 Jika angka tersebut diambil rata-ratanya tiap grup
whatsapp beranggotakan 48 orang sedangkan CoP melalui web KLC rata-rata
beranggotakan 43 orang per grup
Diskusi melalui group Whatsapp terdapat beberapa masalah yaitu 1) tidak dapat
diprediksi materi maupun pesertanya kadang ramai karena banyak yang perpendapat
namun kadang sepi sedikit yang berpendapat 2) tidak dapat dipastikan apakah setiap
ada diskusi maka semua anggota mengikuti pembelajaran 3) tidak mudah
membuktikan bahwa yang bersangkutan mengikuti pembelajaran untuk dapat
dikonversi sebagai jam pelajaran 4) perlu tidaknya diterbitkan surat tugas dan surat
keterangan pembelajaran sebagai bukti bahwa masing-masing pegawai telah
mengikuti dan 5) karena menggunakan group Whatsapp ada kemungkinan peserta
menghapus riwayat percakapan
Sebaiknya ada pejabat yang berwenang menjadi semacam wasit yang akan memutus
jika dalam diskusi group Whatsapp terdapat perbedaan pendapat Agar CoP tidak
mudah terhapus dan melekat pada institusi sebaiknya dibuat berbasis web dan bersifat
nasional sebagai salah satu bentuk knowledge management
Disamping melalui gup whatsapp Kementerian Keuangan memfasilitasi CoP melalui
website Kemenkeu Learning Center (KLC) Di setiap CoP akan ada admin dari
pengelola web KLC yang ditugaskan karena akan memfasilitasi dari pembentukan grup
hingga mengawal proses berjalannya diskusi lewat grup dari sisi teknis Hal ini
memungkinkan dokumentasi yang ada dalam web berupa seluruh komunikasi anggota
grup bisa didokumentasikan oleh organisasi melalui admin KLC
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
87
KESIMPULAN
Arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah
world class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corpu
Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi
dan menerapkan pembelajaran model 70-20-10 terpadu yaitu 70 berupa integreted
learning at work 20 berupa coaching dan Community of Practice 10 berupa self
learning melalui e-learning danatau tatap muka Pembelajaran model 70-20-10 sesuai
dengan ketentuan pengembangan kompetensi PNS dalam Undang-Undang ASN
sehinga dapat diterapkan dalam Jabar Corpu
CoP sebagai bagian dari proses pembelajaran melalui sharing keahlian antar praktisi
dapat difasilitasi melalui saluran komunikasi yang mudah Grup Whatsapps efektif
dalam membangun komunikasi dibanding melalui web namun pendokumentasian
komunikasi akan lebih efektif melalui web
SARAN
Agar pembelajaran tmelalui CoP lebih efektif diperlukan media yang memudahkan bagi
anggota untuk berkomunikasi dengan cepat dan praktis Sangat penting buat organisasi
mendokumentasikan proses transfer tacit knowledge melalui CoP
Berdasarkan pengalaman Kemenkeu Corpu CoP melalui WAG lebih memudahkan
komunikasi untuk mengatasi pendokumentasian bisa dilakukan proses transfer
komunikasi secara periodik ke web
Pustaka
Allee V (2000) Knowledge networks and communities of practicelsquo OD Practitioner Online
32(4) 13pp wwwodnetworkorgodponline
Aruman E 2018 Membedah Praktik Corporate University di Indonesia Tersedia di
httpsswacoidswareviewbook-reviewmembedah-praktik-corporate-university-di-
indonesia (diakses tanggal 27 November 2018)
Bate SP and Robert G (2002) Knowledge Management and communities of practice in the
private sector lessons for modernising the National Health Service in England and
Waleslsquo Public Administration 80(4) 643-663
BPS 2018 Jumlah dan Persentase Pegawai Negeri Sipil Daerah Berdasarkan Kelompok Usia
di Jawa Barat 2009-2014 Tersedia di
httpsjabarbpsgoidstatictable2015040243jumlah-dan-persentase-pegawai-negeri-
sipil-daerah-berdasarkan-kelompok-usia-di-jawa-barat-2009-2014html (diakses tanggal
27 November 2018)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
88
Chusminah 2015 Analisis Implementasi Konsep Corporate University Dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT PLN (Persero) Jakarta) Widya Cipta pp 86-94
Deakinco 2018 Developing world-class employees with the 702010 model Tersedia di
httpswwwdeakincocommedia-centrenewsDeveloping-world-class-employees-with-
the-702010-model (diakses tanggal 26 November 2018]
Duguid Paul 2004 The Art Of Knowing Social And Tacit Dimensions Of Knowledge And The
Limits Of The Community Of Practice University of California Berkeley Copenhagen
Business School
Gaebler D O a T 2003 Mewirausahakan Birokrasi Jakarta Penerbit PPM
Jabar 2013 Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tersedia di
httpjabarprovgoidindexphppagesid1352 (diakses tanggal 26 November 2018]
Jateng 2018 Langkah Awal Mewujudkan Jateng Corporate University di Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah Tersedia di
httpsbpsdmdjatengprovgoidv2web20180606langkah-awal-mewujudkan-jateng-
corporate-university-di-pemerintahan-provinsi-jawa-tengah (diakses tanggal 25
November 2018]
Iacono C S and Weisband S (1997) Developing trust in virtual teamslsquo Paper presented to
HICSS-30 Conference Hawaii
Ramdani A R 2018 Meluruskan Esensi Corporate University Tersedia di
httpsbumntrackcomekonommeluruskan-esensi-corporate-university (diakses tanggal 25
November 2018)
Szulanski G (2000) The process of knowledge transfer a diachronic analysis of stickinesslsquo
Organisational Behaviour and Human Decision Processes 82(1) pp 9-27
Szulanksi G (1996) Exploring internal stickiness impediments to the transfer of best practices
within the firmlsquo Strategic Management Journal 17 (Winter special issue) pp 27-43
Suryanto A 2018 Ceramah Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN oleh Kepala LAN RI
kepada Peserta Diklat Pim Tingkat IV Angkatan I dan Angkatan II tahun 2018 Tersedia di
httpdiklatjogjaprovgoidv2kegiatanitem514-ceramah-kebijakan-pengembangan-
kompetensi-asn-oleh-kepala-lan-ri-kepada-peserta-diklat-pim-tingkat-iv-angkatan-i-dan-
angkatan-ii-tahun-2018 (diakses tanggal 25 November 2018)
Yoo Y and Kanawattanachai P (2001) Developments in transactive memory and collective mind
in virtual teamslsquo Paper presented to the Annual Meeting of the Academy of Management
Washington DC
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
89
Lampiran I
Data CoP melalui WAG di BDK Yogyakarta
No Nama CoP Anggota Jumlah
Anggota
Kondisi Keaktifan
1 CoP Ekstensifikasi
Pajak Kanwil DJP DIY
Kabid Kasi dan Pelaksana di Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan di
lingkungan Kanwil DJP DIY
33 Diskusi melalui WAG mulai 6 Juli 2017 dan masih aktif sampai sekarang
Cop Gathering pada tanggal 3 - 4 Oktober 2017
2 CoP Kasi Waskon
Kanwil DJP Jateng II
Kasi Waskon (Galpot) di lingkungan
Kanwil DJP Jateng II
45 Diskusi melalui WAG mulai 19 April 2018 dan masih aktif sampai sekarang
Cop Gathering pada tanggal 4 Mei 2018
3 CoP Waskon I Kanwil
DJP DIY
Kabid P2Humas Kasi Waskon I dan
AR Waskon I di lingkungan Kanwil
DJP DIY
54 Diskusi melalui WAG mulai 6 Agustus 2018 dan masih aktif sampai sekarang
4 CoP Kasi Waskon
Galpot Kanwil DJP DIY
Kasi Waskon (Galpot dan
Ekstensifikasi) di lingkungan Kanwil
DJP DIY
25 Diskusi melalui WAG mulai 3 Agustus 2018 dan masih aktif sampai sekarang
5 CoP AR Waskon Galpot
Kanwil DJP DIY
AR Waskon (Galpot dan
Ekstensifikasi) di lingkungan Kanwil
DJP DIY
165 Diskusi melalui WAG mulai 3 Agustus 2018 dan masih aktif sampai sekarang
6 CoP Pajak Daerah BPKAD KabupatenKota di Wilayah
Jateng dan DIY
17 Diskusi melalui WAG mulai 16 Desember 2017 masih aktif sampai sekarang
7 CoP Bendahara Alumni diklat Bendahara namun
sebagian besar merupakan
Bendahara
28 Diskusi melalui WAG mulai 22 Februari 2017
8 CoP Pejabat Pembuat
Komitmen
Alumni diklat Penyusunan HPS
namun sebagian besar merupakan
PPK
17 Diskusi melalui WAG mulai Agustus 2016 masih aktif sampai sekarang
9 CoP Metolit dan KTI Alumni Diklat Karya Tulis Ilmiah 52 Diskusi melalui WAG mulai 7 November 2018
10 CoP Pengelolaan Dana
Desa
Alumni TOT Dana Desa 83 Diskusi melalui WAG mulai 22 Januari 2018
11 CoP Pajak Daerah Praktisi Pajak Daerah di Pemda
Jogja Jateng
17 Diskusi melalui WAG mulai 16 Desember 2017
536
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
90
Lampiran I
Data CoP melalui Web Kemenkeu Learning Center (KLC)
No Nama CoP Uraian Jumlah
Anggota
1 Aplikasi Android Native CoP ini membahas tentang pengembangan aplikasi android native dengan mudah dan benar untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi di Lingkungan Kementerian Keuangan
4
2 English
CoP ini berisi tentang Pembahasan dan diskusi tentang penggunaan Bahasa Inggris yang ditekankan pada tema dan situasional tertentu guna memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Keuangan
1
3 Pengolahan Data dan Visualisasi Pelaporan
CoP ini berisi pembahasan dan diskusi tentang mengolah data dan
informasi serta melakukan analisis untuk visualisasi laporan yang
dirancang mencakup pengetahuan tentang data pengolahan analisis
data chart dan
2
4 Ekonomi Makro dan Kebijakan Publik
CoP ini berisi pembahasan dan diskusi tentang penerapan konsep metode analisa dan implementasi kebijakan terkait kebijakan publik kebijakan ekonomi makro dan kebijakan fiskal
5
5 SMM ISO 90012015 DJPB
CoP ini membahas penerapan ketentuan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 90012015 dalam upaya Standardisasi proses bisnis di Lingkungan Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
1
6 Menulis untuk Media Massa
CoP ini membahas tentang Teknik penulisan artikel (baik opini maupun essai) di Bidang Keuangan Negara sehingga dapat dimuat di salah satu Media Massa (Cetak Online)
1
7 Metodologi Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah
CoP ini membahas tentang teknik penulisan atau penyampaian laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau kajian suatu masalah dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
8
8 Desain Grafis dan Multimedia CoP ini fokus pada diskusi mengenai teknik desain grafis dan multimedia yang baik dan kekinian
1
9 Manajemen Talenta Kementerian Keuangan 2018
Grup Manajemen Talenta Kementerian Keuangan 2018 21
10 Bendahara Pengeluaran Community of Practice (COP) ini merupakan forum Knowledge Sharing bagi bendahara pengeluaran di lingkungan Kementerian Lembaga Knowledge Sharing tersebut membahas mengenai studi kasus permasalahan dan solusinya
682
11 Pengadaan Barang dan Jasa Community of Practice (COP) ini merupakan forum Knowledge Sharing bagi panitia pengadaan di lingkungan Kementerian Lembaga Knowledge Sharing tersebut membahas mengenai studi kasus permasalahan dan solusinya
574
12 Pelatihan Prioritas Nasional Dana Desa
Diskusi pada diklat ini dimaksudkan untuk sharing knowledge terkait Permasalahan Dana Desa silahkan Request untuk masuk kedalam group diskusi ini
20
13 Penyusunan Laporan Keuangan BPPK Sarana untuk berbagi hal-hal terkait Penyusunan Laporan Keuangan di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
20
14 Pejabat Pembuat Komitmen Community of Practice (COP) ini merupakan forum Knowledge Sharing bagi PPK di lingkungan KementerianLembaga Knowledge Sharing tersebut membahas mengenai studi kasus permasalahan dan solusinya
487
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
91
No Nama CoP Uraian Jumlah
Anggota
15 Fasilitas Kepabeanan Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi dan berdiskusi berkaitan dengan Fasilitas Kepabeanan
6
16 UPKP Leaderless Group Discussion Terkait dengan UPKP 35
17 Corporate University Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi Pegawai Kementerian Keuangan dalam rangka implementasi dan pengembangan Kementerian Keuangan Corporate University
49
18 Juru Sita Merupakan forum Knowledge Sharing bagi Juru Sita di lingkungan DJP Knowledge Sharing tersebut membahas mengenai studi kasus permasalahan dan solusinya
30
19 Auditor Kepabeanan dan Cukai Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para Auditor Kepabeanan dan Cukai
3
20 Inspektorat Jenderal Kemenkeu Grup Inspektorat Jenderal Kemenkeu merupakan wadah interaksi terhadap proses bisnis Itjen Kemenkeu
2
21 Public Relations Organisasi di Era Digital
Perubahan sikap dan perilaku masyarakat sebagai dampak dari kehadiran media sosial perlu disikapi dengan bijak oleh kalangan pemerintah Humas pemerintah harus dapat memanfaatkan aset digital yang dimilikinya
25
22 Desain Grafis dan Multimedia Grup ini merupakan CoP untuk permaslahan-permasalah terkait Desain Grafis dan Multimedia
5
23 Pelatihan Pejabat Lelang Bagi Pejabat Struktural
Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para pejabat lelang
24
24 microlearning TND 1 Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat Tata Naskah Dinas
1
25 Microlearning TND Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat Tata Naskah Dinas
5
26 Jabatan Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Daerah (Jafung AKPD)
Grup ini membahas tentang permasalahan terkait Jabatan Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Daerah
24
27 Pengelolaan Keuangan Desa
Group ini merupakan wadah berkumpulnya penanggungjawab Keuangan Desa baik dari Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten
15
28 Medsos Administrator Social Media admin sebagai wadah dan wujud sinergi antar-unit kementerian keuangan dalam mengoptimalkan social media sebagai media komunikasi penyebaran informasi pembentukan jejaring social sarana edukasi
27
29 COP Pusdiklat Pajak Untuk Penyuluh Pajak 4
30 Penilaian Barang Milik Negara Grup ini membahas tentang Pengetahuan di bidang penilaian barang milik negara
34
31 Customer Service Officer Kantor Layanan Bersama Instansi Vertikal Kementerian Keuangan
Grup ini memberikan pengetahuan terkait pengelolaan kantor layanan bersama khususnya dalam hal rekonsiliasi keuangan BMN pengelolaan Adm hibah pengurusan piutang negara dan lelang akuntansi berbasis akrual
24
32 Pengelolaan Barang Milik Negara Grup ini membahas tentang Current Issue dan Tanya Jawab yang berkaitan dengan Pengelolaan Barang Milik Negara
35
33 Metodologi Penelitian
Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat Metodologi Penelitian
2
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
92
No Nama CoP Uraian Jumlah
Anggota
34 Training of Trainer PRO UKI Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat TOT Pro UKI
1
35 Desain Pembelajaran Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat Desain Pembelajaran
2
36 Cukai
Pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu
13
37 Klasifikasi Barang Klasifikasi Barang Impor dan Ekspor berdasarkan Harmonized System (HS)
12
38 Nilai Pabean Nilai Pabean atas penghitungan bea masuk dan pajak dalam rangka impor
12
39 Analis Keberatan dan Banding DJBC Dalam hal penetapan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai mengandung kesalahan dirasa tidak pas atau merupakan produk yang tidak sesuai dengan data dan bukti pendukung maka pengguna jasa diperkenankan untuk [hellip]
11
40 Penindakan DJBC Penindakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 2
41 Diskusi Topik 1 Dasar Hukum Penyelesaian Perselisihan PBJ
Grup ini merupakan media untuk bertukar informasi berdiskusi dan mencari solusi bagi para alumni dikat PBJ
1
42 Penilaian Sumber daya Alam Grup ini membahas tentang pengetahuan di bidang penilaian sumber daya alam
21
43 Forum Manajemen Risiko (Tailor Made)
Forum Manajemen Risiko (Tailor Made) 7
44 DTSD Kekayaan Negara Pelaksana-VI Forum diskusi untuk peserta pengajar dan panitia DTSD Kekayaan Negara Pelaksana-VI
3
45 Manajemen Risiko Membahas mengenai Manajemen RIsiko di Kementerian Keuangan 16
46 Audit Sistem Informasi Forum ini merupakan bentuk COP terkait Audit Sistem Informasi 3
47 Ekonomi Makro dan Kebijakan Publik Peminat Peneliti dan penggiat Ekonomi Makro dan Kebijakan Publik 13
48 Kewirausahaan Forum ini membahas tentang peluang usaha bagi para pegawai dan pensiunan
6
49 Operator Console Pajak
Grup ini merupakan sarana Operator Console Pajak (Admin TIK) untuk berbagi informasi pengetahuan dan solusi terkait TIK DJP
28
50 Penelaah Keberatan
Grup ini berisi alumni DTSS Penelaah Keberatan Dasar Angkatan I dan II dan para pengajar diharapkan dengan adanya grup ini dapat menjadi sarana diskusi dan dan sharing knowledge terkait materi atau kasus
5
51 Kepatuhan Internal Membahas KI di Kementerian Keuangan 6
52 Ekonomi Syariah
Grup ini dibentuk untuk mewadahi para peminat aktivitas ekonomi yang berlandaskan pada syariah
14
53 Kuasa Pengguna Anggaran Grup yang digunakan guna diskusi terkait pelaksanaan tugas Kuasa Pengguna Anggaran
17
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
93
No Nama CoP Uraian Jumlah
Anggota
54 Bendahara Penerimaan Grup untuk berdiskusi terkait pelaksanaan tugas bendahara penerimaan
11
55 Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
Grup ini merupakan forum diskusi bagi para PPSPM terkait pelaksanaan tugas PPSPM
5
2386
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
94
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA KEMENKEU
CORPORATE UNIVERSITY
ABSTRAK
Oleh
Ribut Sugianto
(Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Bea dan Cukai BPPK HP 08159411472 Email ributsugiantogmailcom)
Salah satu strategi Kementerian Keuangan dalam transformasi kelembagaan adalah
memperkuat peran Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam
pengembangan sumber daya manusia yaitu dengan menjadi corporate university yang
saat ini dikenal dengan Kemekeu Corporate University Berdasarkan teori salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah organisasi untuk menjadi Corporate
University adalah manajemen pengetahuan (Knowledge ManagementKM) KM adalah
upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan
pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi
peningkatan kinerja organisasi Secara singkat konsep knowledge management adalah
semi komponen sumber daya manusia dalam organisasi yang mampu mengakses
informasi penting dalam menunjang core business serta kegiatan pendukungnya
sehingga keberlangsungan organisasi dalam mewujudkan visi dan misi dapat terjamin
Salah satu implementasi KM di BPPK yang terus dikembangkan adalah Kemenkeu
Learning Center Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan implementasi knowledge
management pada Kemenkeu Corporate University Metode yang digunakan dengan
pengumpulan data dengan cara pengamatan observasi dan menggunakan sumber
internet studi pustaka pada BPPK dan jurnal ilmiah Berdasarkan penelitian ini
diharapkan Kemekeu Learning Center salah satu implementasi Konwledge
Management pada kemenkeu Corporate University yang telah dibangun dan
dikembangkan oleh BPPK dapat memberikan manfaat tidak hanya pada kalangan
internal tetapi juga eksternal BPPK
Kata Kunci Knowledge Managemet Corporate University Kemenkeu Learning Center
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
95
A PENDAHULUAN
Model Corporate University saat ini menjadi pilihan bagi perusahaan-perusahaan besar maupun KementerianLembaga di Indonesia dalam mengembangkan sistem pendidikannya Kemajuan teknologi tuntutan globalisasi dan terjadinya pergeseran core business menuju berbasis pengetahuan dan informasi serta tuntutan target kinerja yang semakin meningkat tentunya mempengaruhi cara kerja sebuah institusi Ada beberapa alasan yang mendorong institusi-institusi seperti BUMN dan KementerianLembaga membentuk Corporate University Tetapi secara mendasar hampir semuanya punya satu kesamaan yaitu untuk mengembangkan kapabilitas internal secara lebih spesifik dan up to date serta berdampak langsung pada pencapaian sasaran organisasi
Menurut Allen salah satu elemen penting yang harus ada dalam sebuah organisasi untuk menerapkan konsep Corporate University adalah adanya manajemen pengetahuan Knowledge Mangement(Allen 2007) Knowledge Mangement (KM) adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi Secara singkat konsep knowledge management adalah semi komponen sumber daya manusia dalam organisasi yang mampu mengakses informasi penting dalam menunjang core business serta kegiatan pendukungnya sehingga keberlangsungan organisasi dalam mewujudkan visi dan misi dapat terjamin
Salah satu strategi Kementerian Keuangan dalam transformasi kelembagaan adalah memperkuat peran Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu dengan menjadi corporate university yang saat ini dikenal dengan Kemenkeu Corporate University (Kemenkeu Corpu) Gagasan awal Kemenkeu Corpu dimulai sejak tahun 2015 dengan penguatan proses pembelanjaran di Kementerian Keuangan melalui pengelolaan kapitalisasi pengetahuan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Keuangan sehingga memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi pencapaian target kinerja di bidang keuangan Dalam Framework Kemenkeu Corpu yang di susun dan di tetapkan BPPK pada tahun 2016 setelah melakukan self assessment dan identifikasi proses bisnis kediklatan pada Kementerian Keuangan Knowledge and Learning Management System merupakan salah satu pilar penting dalam implementasi Kemenkeu Corpu
Dalam diagnosa awal knowledge management dilingkungan Kementerian Keuangan secara umum pengetahuan di lingkungan kementerian keuangan sudah terdokumentasi dengan baik namun belum terintegerasi (scattered) Oleh karena itu sebagai upaya pembentukan knowledge management yang mana knowledge di bidang keuangan negara sangat banyak dan beragam namun tersebar dan melekat pada orang BPPK membuat kebijakan untuk melakukan Capture baik Tacit Knowledge maupun Explicit Knowledge melalui penyiapan tidak saja SDM Infrastruktur Teknologi Informasi maupun Anggaran yang diperlukan Salah satu yang digunakan untuk implenetasi knowledge management tersebut dengan membangun dan mengembangkan Kemenkeu Learning Center yang merupakan media pembelajaran online yang membahas berbagai materi tentang pengelolaan keuangan negara yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Kementerian Keuangan dan masyarakat umum Kemenkeu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
96
Learning Center juga berfungsi untuk mendukung proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di lingkungan Kementerian Keuangan
Dengan latar belakang tersebut diatas penulisan ini bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan salah satu implementasi knowledge management yang selama ini telah dibangun dan dikembangkan pada kemenkeu Corpu melalui Kemenkeu Learning Center yang diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi pencapaian target kinerja di bidang keuangan negara
B KAJIAN LITERATUR
Knowledge Management
Pengertian Knowledge Management menurut Jann Dan Lantu adalah proses sistematik untuk menemukan memilih mengorganisasikan menyarikan dan menyajikan pengetahuan dengan cara tertentu sehingga para pekerja mampu memanfaatkan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik untuk kemudia ada proses institusional agar pengetahuan yang diciptakan menjadi pengetahuan perusahaan (Jann Dan Lantu 2006)
Pengertian Knowledge Management menurut Davenport dan Prusak adalah sebuah upaya untuk mencatat pengetahuan eksplisit faktual dan pengetahuan taksit yang ada di dalam perusahaan untuk mencapai objektif bisnis (Davenport dan Prusak 1998)
Knowledge Management pada awalnya hanya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi mulai dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki proses kerja di organisasi dan seiring dengan perkembangan Teknologi Iinformasi dan Komunikasi (TIK) Knowledge Management diterapkan juga di dunia pendidikan Galagan (1997) menjelaskan proses KM sebagai berikut
1 Generating creating new knowledge within the organization 2 Accessing knowledge from external sources 3 Representing knowledge in documents databases software and so forth 4 Embedding knowledge in processes products or services 5 Transferring existing knowledge around and organization and giving room for
further knowledge generation 6 Using accessible knowledge in decision-making and policy formulation 7 Facilitating knowledge growth through culture awarding system and incentives 8 Measuring the value of knowledge assets and the impact of knowledge
management
Berdasarkan pendapat di atas dapat dideskripsikan bahwa melalui proses pengetahuan diharapkan menjadi aset yang mempunyai nilai ekonomis Proses dimulai dari penciptaan pengetahuan baru sampai mengukur nilai aset pengetahuan dan dampak manajemen pengetahuan Pendapat di atas ditegaskan oleh Davenport yang membagi pelaksanaan KM dalam 4 proses yaitu
1 Menciptakan tempat penyimpanan pengetahuan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
97
2 Memperbaiki akses pada pengetahuan 3 Memajukan lingkungan pengetahuan 4 Mengelola pengetahuan sebagai aset
Corporate University
Corporate University adalah Salah satu Engine Strategis suatu organisasi yang mengintegrasikan apa yang telah tersedia yaitu sumber daya proses bisnis dan orang-orang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai performansi terbaik dan secara terus menerus meningkatkan Knowledge Skill dan Attitude dari orang-orang yang berada dalam ekosistem Organisasi dengan didukung oleh Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)
10 Karakteristik Corporate University dalam kemenkeu Corpu adalah sebagai berikut
1 Proaktif menggali dan menyelesaikan masalah performansi organisasi terkait dengan kompetensi pegawai
2 Pengawal transformasi nilai-nilai dan penguatan Budaya Organisasi 3 Mendukung pembelajaran terkait dengan kebutuhan organisasi dan untuk
mengembangkan individu pegawai 4 Memberikan orientasi induksi pelatihan pengembangan dan edukasi kepada
pegawai stakeholders pelanggan dan juga masyarakat apabila diperlukan 5 Secara fisik dan virtual terkoneksi melalui fasilitas yang terintegrasi dengan
Learning Management System (LMS) dan Knowledge Management System (KMS)
6 Mempunyai alliance and partnership dengan pihak Institusi dan Universitas untuk mendukung pengembangan individu pegawai
7 Berperan sebagai Brand yang menjadi daya tarik untuk mempertahankan Talent dan pelanggan layanan
8 Berperan sebagai platform ketika knowledge organisasi disalurkan melalui program Leaders as Teacher dan Retired Prominent Faculty
9 Selaras Sejalan dan terintegrasi dengan semua inisatif HRD 10 Dikelola secara profesional oleh Learning Technologist
Penelitian Sebelumnya
1 Hafid Mukhlasin Indra Budi dalam penelitian tentang analsisis pengukuran tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan studi kasus Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan tahun 2017 menyimpulkan bahwa tingkat kesiapan penerapan Knowledge Management BPPK berada pada tingkat receptive (dari 5 tingkat kesiapan mulai not ready preliminary ready receptive dan optimal) yang mengindikasikan bahwa semua indikator dalam KM sudah sangat mendukung untuk diterapkannya KM di BPPK
2 Tri Pujadi dan Tumar dalam penelitian tentang Knowledge Management di Instansi pemerintahan menyimpulkan bahwa melalui model manajemen pengetahuan di pemerintahan setiap individu sebagai pemangku kepentingan yang melayani masyarakat akan memiliki pengetahuan yang memadai dalam melaksanakan tugasnya Pengetahuan dipandang sebagai komoditi atau sebuah asset intelektual
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
98
Penggunaan pengetahuan tidak akan menghabiskan pengetahuan sebab semakin sering digunakan pengetahuan akhirnya semakin berkembang secara luas yang akhirnya seseorang tidak tergantung pada seseorang yang memiliki pengetahuan (continuous learning)
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Metode deskriptif Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang lembaga masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya Menurut Nazir (2005) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual
Dalam kaitan dengan implementasi knowledge management pada kemenkeu corporate university penulis akan berusaha mendeskripsikan tahapan proses kebijakan pemilihan strategi corporate university dalam pengembangan SDM Kemeneterian Keuangan yang dibebankan pada BPPK yang salah satunya dengan mengimplementasikan Konowledge Management melalui pengambangan dan pembangunan Kemenkeu Learning Center (KLC)
C ANALISISPEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi terkait kondisi perkembangan implementasi Kemenku Corpu di lingkungan BPPK khususnya dalam implementasi Knowledge Management dapat di diagambarkan sebagai berikut
1 Adanya komitmen dari pimpinan tertinggi dalam hal ini Menteri Keuangan berdasarkan Memorandum Menteri Keuangan Nomor MO-1MK12015 yang salah satunya mengamanatkan Pembentukan Corporate University serta ditindaklanjuti dengan arahan Kepala BPPK untuk membangun Knowledge Management yang disampaikan pada kegiatan resmi BPPK (Rakor BPPK pada tahun 2016)
2 BPPK telah membentuk Tim KM pusat yg bertugas untuk melakukan insialisasi Knowledge Management di BPPK seperti menyusun kebijakan atau peraturan terkait KM merancang prototype KM merancang KMS mengadakan workshop KM
3 BPPK telah menyelenggarakan workshop dan diklat KM yang dihadiri oleh perwakilan dari tiap Pusdiklat Tujuan dari workshop ini adalah memberikan pemahaman tentang KM sehingga setiap Pusdiklat dapat menerapkan KM yang sejalan dengan rencana strategis BPPK Salah satu sesi dalam diklat adalah melakukan self assessment untuk mengukur kesiapan BPPK dalam mewujudkan Kemenkeu Corpu dari beberapa aspek anatara lain kinerja yang diharapkan sumber daya dan prasarana proses pembelajaran SDM Komitmen pimpinan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
99
Dukungan BoD kapasitas Chief Learning Organization dan kapasitas pengelola pembelajaran Berdasarkan hasil self assessment diperoleh nilai 60 dari skala 100 yang berarti kegiatan pengembangan SDM yang dilakukan oleh BPPK selama ini sudah mengarah ke model Corporate University namun masih ada beberapa aspek yang perlu dioptimalkan dan dikembangkan
4 BPPK telah mempersiapkan prototype model KM dimana KM dibagi menjadi dua yaitu KLC (Knowledge Learning Center) sebagai media atau tempat belajar dan KBS (Knowledge Base System) sebagai tempat penyimpanan pengetahuan Prototype ini akan dijalankan untuk BPPK dan Pusdiklat mulai tahun 2017 untuk kemudian dilakukan evaluasi dan jika dianggap bagus maka akan dijadikan model KM bagi unit Eselon 1 lain di Kemenkeu sampai akhirnya menjadi model KM Kemenkeu
5 BPPK telah mengadakan workshop KM yang materinya lebih ke arah teknis TI yaitu tentang pembuatan materimateri digital (multimedia) yang nantinya sebagai media penyebaran pengetahuan
6 BPPK telah mengadakan studi banding ke organisasi atau perusahaan yang telah sukses menerapkan KM seperti mandiri University Telkom Corporate University PLN Corporate University dan Pertamina University
7 BPPK telah membentuk tim KM Pusdiklat yang bertugas memberikan kontribusi terhadap prototype aplikasi Kemenkeu Learning Center berupa materi diklat dari Pusdiklat
8 Widyaiswara dan dosen BPPK akan menjadi ujung tombak KM BPPK dalam hal pengisi konten tim sosialisasi fasilitator pembuatan materi digital serta dimasukkan kedalam kebijakan target Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing Widyaiiswara dalam 2 (dua) tahun terakhir
9 BPPK telah memiliki aplikasi-aplikasi lain yang cukup menunjang untuk proses KM seperti BPPK TV forum intranet BPPK SIM Diklat SMS gateway dsb
Kemenkeu Learning Center merupakan suatu aplikasi media pembelajaran online yang membahas berbagai materi tentang pengelolaan keuangan negara yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Kementerian Keuangan dan masyarakat umum Kemenkeu Learning Center juga berfungsi untuk mendukung proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di lingkungan Kementerian Keuangan Kemenkeu Learning Center dapat diakses melalui laman httpsklckemenkeugoid
Fitur-Fitur dalam aplikasi Kemenkeu Learning Center (KLC) dibagi ke dalam 3 menu
yaitu
1 Knowledge Center
2 Courses
3 Communities of Practice
Menu Knowledge Center dibagi kedalam sub menu category yaitu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
100
a Main Category yang berisi tema knowledge capture dari unit Eselon 1 di
lingkungan Kementerian Keuangan antara lain Anggaran Bea dan Cukai
Fiskal Kekayaan Negara Pajak Pengembangan SDM Perbendaharaan dan
Perimbangan Keuangan
b Specific Category yang berisi tema Knowledge capture antara lain Akuntansi
Dana Desa Manajemen Organisasi Pembiayaan dan Keuangan Syariah
Pengadaan barang dan Jasa Kediklatan Menteri Keuangan Teknologi
Informasi dan Riset Widyaiswara
c Unit Eselon I berisi Tema Knowledge capture masing-masing Unit Eselon I yang
berada di lingkungan Kementerian Keuangan yaitu Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal
Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Inspektorat
Jenderal Badan Kebijkan Fiskal dan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan
Tabel 1 Jumlah Knowledge Capture Berdasarkan Category pada KLC
Category Knowledge Capture Jumlah Category Knowledge Capture
Jumlah
1 Akuntansi 156 37 PBB Perkebunan 1
2 Akuntansi Pajak 5 38 Pelayanan pajak 6
3 Akuntansi Pemerintah 6 39 Pembiayaan Keu Syariah 12
4 Anggaran 97 40 Pemeriksaan Pajak 16
5 Audit 22 41 Penagihan pajak 3
6 Audit Kepabeanan Cukai 7 42 Pend Anti Korupsi 16
7 Audit Manajemen Risiko 1 43 Pengadaan Barang Jasa 51
8 Badan Kebijakan Fiskal 22 44 Pengadilan Pajak 5
9 BPPK 654 45 Pengawasan Kepab Cukai 21
10 Bahasa 9 46 Pengelolaan BMN 19
11 Barang Milik Negara 53 47 Pengembangan SDM 118
12 Bea Cukai 128 48 Penggalian Potensi Pajak 3
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
101
13 Dana Desa 25 49 Penilaian 17
14 Ditjen Anggaran 1 50 Perbendaharaa 167
15 Ditjen Perimbangan
Keuangan
3 51 Perbend Penerimaan BC 4
16 Ekonomi 49 52 Perdagangan Internasional 5
17 Ekonomi Makro 7 53 Perimbangan Keuangan 30
18 Fiskal 17 54 Piutang 1
19 Hukum 7 55 PKN STAN 205
20 Inspektorat Jenderal 1 56 PPh 21
21 Jurnal 5 57 PPh Pot Put 5
22 Kediklatan 24 58 PPN 10
23 Kekayaan Negara 63 59 Profile Kantor 7
24 Keuangan Daerah 8 60 Public Speaking 2
25 Keuangan Publik 43 61 Pusdiklat KU 4
26 Klasifikasi Identifikasi Barang 24 62 Riset Widyaiswara 3
27 Latsar 8 63 RKBMN 4
28 Lelang 9 64 Sewa 2
29 Manajemen 20 65 Soft Skill 2
30 Manajemen Organisasi 30 66 Statistika 7
31 Menteri Keuangan 17 70 Teknis Fasilitas Cukai 9
32 Operator Console Pajak Lanj 1 71 Teknis Fasilitas Kepabeanan 17
33 Pajak 223 72 Teknologi Informasi 12
34 Pajak Bumi dan Bangunan 8 73 Umum 205
35 Pajak Daerah 4 74 Unit Eselon I 4
36 Pajak Internasional 7 75 Voyage To Indonesia 5
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
102
Seminar
Total Knowledge Capture 2783
Sumber data Kemenkeu Learning Center Status 2 Desember 2018
Menu Courses dibagi kedalam category yaitu Anggaran kekayaan Negara keuangan
Umum pajak Pengembangan SDM Perbendaharaan Perimbangan Keuangan dan
Profesi Keuangan
Courses Pelatihan yang ada dalam Kemenkeu Learning Center telah di didesain
sebagai pelatihan yang menggunakan E-Learning baik yang sudah menggunakan Full
E-Learning maupun yang masih menggunakan Blended E-Learning Tujuan yang
diharapkan untuk pembelajaran ke arah E-Learning ini antara lain cakupan
pembelajaran dapat di review kapanpun dan dimanapun selama ada koneksi internet
untuk mengaksesnya bahan pembelajaran yang terstruktur dan terjadwal dengan baik
melalui internet serta dapat diakses kapanpun jika diperlukan
Courses yang ada dalam KLC diharapkan dapat mendukung 4 (empat) perubahan
karakteristik kediklatan pada Kemenkeu Corpu yaitu
1 Impactfull (Berdampak) yaitu Training Need Analysis (TNA) diklat yang berbasis
performance dan bisnis gap diklat yang menitikberatkan pada kegiatan praktek
langsung (action based learning) penugasan pembelajaran setelah kembali ke
unit kerja dalam masa tertentu (capacity based assignment)
2 Relevant (Relelevan) yaitu sesuai kebutuhan unit tepat sasaran kekinian dan
menyenangkan
3 Accessible (Mudah diakses) yaitu mudah diakses untuk belajar dimana saja
kapan saja dan dari mana saja
4 Applicable (Aplikatif) yaitu mudah dipelajari mudah diajarkan dan mudah
diterapkan
Menu Communities of Practice (CoP) adalah komunitas yang terbentuk karena memiliki
minatkepentingan pada suatu hal yang sama Seseorang yang terus berinteraksi
dengan komunitas dan memperbaharui pengetahuannya bekerja sama dalam
menyeleseikan permasalahan dan meningkatkan kualitas kinerja Strategi ini
melibatkan komunitas yang terdiri dari para pejabat dan pegawai dengan pengalaman
kerja langsung menggunakan knowledge tertentu Komunitas tersebut kemudian
merumuskan inisiatif dan metode terbaik dalam menyelesaikan isu-isu terkait dengan
pekerjaannya Perumusan inisiatif dan metode dimaksud menggunakan metode sharing
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
103
knowledge yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaannya(Blueprint Kemenkeu
Corpu 2017)
Sampai saat ini pada Kemenkeu Learning Center Status 2 Desember 2018 jumlah
Group CoP yang sudah dibuat sebanyak 55 Group yang meliputi Group yang
mengambil tema Umum Perpajakan Kepabeanan dan Cukai Perbendaharaan
Anggaran Perimbangan Keuangan dan Kekayaaan Negara Teknologi Informasi dan
tema lainnya Table 2 berikut menggambarkan Daftar Group Communities of Practice
(CoP) pada KLC
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
104
Tabel 2 Daftar Group Communities of Practice (CoP) pada KLC
Group CoP Group CoP Jumlah
1 Analisis Keberatan dan Banding DJBC 29 Manajemen Risiko
2 Aplikasi Android Note 30 Manajemen Talenta Kemenkeu 2018
3 Audit Sistem Informasi 31 Medsos Administrator
4 Auditor Kepabeanan dan Cukai 32 Menulis untuk Media Masa
5 Bendahara Penerima 33 Metodologi Penelitian
6 Bendahara Pengeluaran 34 Metodologi Penelitian dan karya Tulis
Ilmiah
7 CoP Pusdiklat Pajak 35 Microlearning TND
8 Corporate University 36 Microlearning TND I
9 Cukai 37 Nilai Pabean
10 Customer Sevice Officers Kantor
Layanan Bersama Instansi Vertikal
Kemenkeu
38 Operator Console Pajak
11 Desain Grafis Multimedia
(Permasalahan)
39 Pejabat Pembuat Komitmen
12 Desain Grafis Multimedia (Teknik yang
baik dan kekinian)
40 Pejabat Penanda Tangan Surat
Perintah Membayar ( PP SPM)
13 Desian Pembelajaran 41 Pelatihan Prioritas Nasional Dana Desa
14 Diskusi Topik 1 Dasar Hukum
Penyelesaian Perselisihan PBJ
42 Pelatihan Pejabat Lelang bagi Pejabat
Struktural
15 DTSD Kekayaan Negara Pelaksana VI 43 Penelaah Keberatan
16 Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal
(Peminat Peneliti Penggiat)
44 Pengadaan Barang dan Jasa
17 Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal
(Penerapan konsep metode analisa
dan implementasi)
45 Pengelolaan Barang Milik Negara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
105
18 Ekonomi Syariah 46 Pengelolaan Keuangan Desa
19 English 47 Pengolahan Data dan Visualisasi
laporan
20 Fasilitas Kepabeanan 48 Penilaian Barang Milik Negara
21 Forum Manajemen Risiko (Tailor
Made)
49 Penilaian Sumber Daya Alam
22 Inspektorat Jenederal Kemenkeu 50 Penindakan DJBC
23 Jabatan Fungsional Analisis Keuangan
Pusat dan daerah (Jafung AKPD)
51 Penyusunan Laporan Keuangan BPPK
24 Juru Sita 52 Public Relation Organisasi di Era Digital
25 Kepatuhan Internal 53 SMM ISO90012015 DJPB
26 Kewirausahaan 54 Training of trainer PRO UKI
27 Klasifikasi Barang 55 UPKP
28 Kuasa Pengguna Anggaran
Sumber data Kemenkeu Learning Center Status 2 Desember 2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
106
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan user internal BPPK maupun user eksternal yang pernah melakukan akses terhadap Kemenkeu Learning Center melalui laman httpsklckemenkeugoid sebagai salah satu bagian dari implementasi Knowledge Management dapat di disimpulkan bahwa
1 Secara umum pengetahuan di bidang pengelolaan keuangan negara di lingkungan Kementerian Keuangan yang sangat tersebar khususnya di BPPK sebagai bagian dari implementasi Knowledge Management telah mulai dikelola dan diintegerasikan melalui pembangunan dan pengembangan Kemenkeu Learning Center (KLC) Knowledge Capture yang sangat bervariasi terkait tema pengelolaan keuangan negara maupun tema umum telah di sediakan pada KLC sebanyak 75 category dengan total jumlah 2783 video capture Namun demikian beberapa hal yang masih dirasakan oleh user internal maupun eksternal BPPK pada saat melakukan akses terhadap video capture di KLC performance akses masih dirasakan masih terdapat delay dan lambat pada tayangannya Hal ini menyebankan kurangnya rasa nyaman oleh user padahal dari sisi substansi mereka sangat tertarik dan membutuhkan tayangan video capture dimaksud
2 CoursesPelatihan yang ada dalam KLC yang berbasis E-Learning maupun Blended Learning dirasakan oleh user sudah mengarah kepada pembelajaran yang efektif efisien dan menarik dalam implementasinya Namun demikian sejauh mana pembelajaran berbasis berbasis E-Learning maupun Blended Learning benar-benar sudah sesuai dengan karakteristik pembelajaran pada Kemenkeu Corpu yang Impactfull Relevant Accessible dan Applicable perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut Hal ini sangat dipengaruhi tidak saja pada konten dan substansi materi pembelajaran namun demikian juga sangat dipengaruhi oleh perserta pembelajaran khususnya terkait dengan kebiasaan yang sebelumnya menggunakan metode tatap muka berubah denga belajar mandiri dengan E-Learning maupun Blended Learning
3 Communities of Practice (CoP) yang merupakan bagian implementasi Knowledge Management dalam mewadahi komunitas yang memiliki minatkepentingan pada suatu hal yang sama dalam KLC yang berjumlah sekitar 55 Group Dari berbagai macam Group CoP yang diharapkan dapat merumuskan inisiatif dan metode terbaik dalam menyelesaikan isu-isu terkait dengan pekerjaannya sesuai tema Group tersebut belum semua secara optimal dapat aktif digunakan dan dimanfaatkan Hal ini perlunya dorongan yang lebih kuat agar masing-masing Group CoP diisi oleh pejabat atau pegawai yang berpengalaman dalam bidangnya namun juga bisa memberikan kontribusi yang konsisten terhadap keaktifan dalam Group CoP
D KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum implementasi knowledge management yang selama ini telah dibangun dan dikembangkan pada Kemenkeu Corpu melalui Kemenkeu Learning Center (KLC) yang terdiri dari Knowledge Center Courses yang berbasis E-Learning dan Blended Learning serta Communities of Practice (CoP) sudah sesuai dengan yang diharapkan dalam tahapan perwujudan Kemenkeu Corpu Hal ini terbukti dengan sudah tersedianya Knowledge
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
107
Capture pada KLC sejumlah 2783 dan tentunya ini akan terus berkembang dan menjadi media pembelajaran yang sangat bermanfaat tidak saja bagi pihak eksternal akan tetapi juga pihak internal kementerian keuangan khususnya untuk tercapainya tujuan strategis dari organisasi
Dalam pengembangan lebih lanjut implementasi knowledge management melalui Kemenkeu Learning Center (KLC) perlu dievaluasi lebih lanjut kendala-kendala dalam performance sistem teknologi informasi agar seluruh fitur yang ada dalam KLC dapat diakses lebih mudah cepat dan nyaman oleh user internal maupun eksternal
E SARAN
Sebagai studi lanjutan dari penulisan ini disarankan agar BPPK Kementerian Keuangan dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap implementasi knowledge management melalui Kemenkeu Learning Center (KLC) khususnya terhadap performance Knowledge Center dan Optimalisasi CoP serta dapat dilakukan kajian atas dampak pembelajaran berbasis E-Learning dan Blended Learning kea rah pencapaian tujuan strategis organisasi kementerian keuangan
F Pustaka
Davenport T H and Prusak L (1998) Working knowledge how organizations
manage what they know Boston Harvard Business School Press
Galagan P (1997) Smart Companies (knowledge management) Training and
Development
Jurnal Sistem Informasi (Journal of Information Systems) Volume 13 Issue 1 April
2017 Hafid Mukhlasin Indra Budi Analsisi Pengukuran Tingkat Kesiapan
Penerapan Manajemen Pengetahuan Studi Kasus Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Kementerian Keuangan
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 57-64 ISSN 163-699X | EISSN
2502-065X Vol 4 No 1 Januari 2016 Tri Pujadi dan Tumar Knowledge
Management di Instansi pemerintahan
M Allen (2007) The next generation of corporate universities San Francisco Pfeiffer
Majalah Edukasi Edisi 34 tahun 2016 ISSN 2086-4833 transformasi Kelembagaan di
BPPKmewujudkan Kemenkeu Corpu untuk Negeri
Moh Nazir (2005) Metode Penelitian Ghalia Indonesia Jakarta
Tjakraatmadja Jann Hidayat dan Donald Crestofel Lantu 2006 Knowledge Management dalam konteks organisasi pembelajar Bandung SBM-ITB
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
108
PEMBELAJARAN MODEL 70-20-10 PADA KEMENKEU CORPU
SEBAGAI PATOK BANDING JABAR CORPU
ABSTRAK
Oleh
Agus Suharsono (Widyaiswara Ahli Madya BDK YogyakartaHP081808631929
Email gusharpramuditogmailcom)
Rokhmat Taufiq Hidayat (Kepala Seksi Evaluasi dan Informasi BDK YogyakartaHP 08128025919
Email rtopickhidayatgmailcom)
Arah pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah world
class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corporate University
Kementerian Keuangan telah menerapkan strategi Kemenkeu Corporate University
dalam pengembangan kompetensi pegawainya Pembelajaran dalam strategi
Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi dan menerapkan
pembelajaran model 70-20-10 terpadu yaitu 70 berupa integreted learning at work
20 berupa coaching dan Community of Practice 10 berupa self learning melalui e-
learning danatau tatap muka Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah
deskriptif pengumpulan data dengan studi dokumen dan diolah secara logiko-induktif
Hasil pembahasan tulisan ini adalah pembelajaran model 70-20-10 sesuai dengan
ketentuan pengembangan kompetensi PNS dalam Undang-Undang ASN sehinga dapat
diterapkan dalam Jabar Corporate University Pembelajaran model 70-20-10 diawali
dengan Analisis Kebutuhan Pembelajaran untuk mengukur kesenjangan kompetensi
pegawai dengan target kinerja institusi Agar pembelajaran efektif dalam pencapaian
target kinerja sebaiknya kegiatan pembelajaran tidak berdasar jabatan tetapi institusi
Pembelajaran yang dilaksanakan harus lebih banyak berupa action learning yang
integreted learning at work yang bersifat nonklasikal sehingga efektif dan efisien
Kata kunci Pembelajaran Model 70-20-10 Corporate University Action Learning
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
109
PENDAHULUAN
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mampu menjawab tantangan revolusi industri ke-4 dan era digital Pengembangan kompetensi ASN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2020-2024 adalah world class government melalui 1) reorientasi dan pembaharuan kurikulum untuk pengembangan kepemimpinan dan kompetensi teknis dengan mendorong entrepreneurship dan internship 2) menerapkan sistem pelatihan berbasis HybridBlended Learning melalui Sistem Informasi Widyaiswara dan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN 3) unit pengelola ASN Corporate University (Corpu) dan 4) penguatan kapasitas tenaga pelatihwidyaiswara (Suryanto 2018) Unit ASN Corpu merupakan salah satu arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN ke depan Unit tersebut dapat berada pada kementerian maupun pemerintah daerah
Corpu muncul seiring fenomena knowledged worker dan learning organization pada tahun 1990-an di Amerika Serikat Kemunculan Corpu diawali oleh General Motors dan General Electric pada tahun 1914 Selanjutnya Shell dan Phillips mulai membangun corpu dengan mengadopsi konsep organisasi pembelajar oleh Peter M Senge yang berpendapat bahwa dalam dunia yang semakin terkoneksi dan dinamis kecepatan belajar semua level pegawai menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif jangka panjang Di Indonesia corpu diterapkan oleh PT Telkom PLN PT Pelindo II Danamon dan BNI (Ramelan 2018) Selain itu juga oleh Citibank Pertamina Bank Mandiri United Tractors Trakindo Utama dan Unilever Indonesia (Aruman 2018) Spirit corpu adalah ingin membawa iklim belajar di dunia universitas dalam lingkungan korporasi Organisasi pembelajar dapat mengakselerasi peningkatan kapasitas melalui proses pembelajaran yang selaras dengan visi korporasi (Ramdani 2018)
Corpu yang awalnya berkembang pada private sector sekarang juga berkembang ke ranah public sector Di lingkungan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) adalah salah satu provinsi yang sudah menuju Jateng Corpu untuk mengembangkan kompetensi inti semua ASN dengan jargon ―Jateng Pinter Bareng (Jateng 2018) Langkah yang sama juga dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar sesuai visi 2013-2018 ―Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua yang akan diwujudkan melalui salah satu misinya yaitu meningkatkan kinerja pemerintahan profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi publik (Jabar 2013)
Di lingkungan pemerintah pusat kementerian yang menerapkan strategi Corpu untuk pengembangan kompetensi pegawainya adalah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Salah satu tema sentral dalam inisiatif strategis program kelembagaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974KMK012016 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu adalah pengembangan sumber daya manusia Kemenkeu melalui Kementerian Keuangan Corporate University (Kemenkeu Corpu) Strategi Kemenkeu Corpu digunakan untuk mencapai visi dan misi Kemenkeu dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kemenkeu oleh seluruh elemen Kemenkeu dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) sebagai motor penggerak utama
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
110
Sebagai tindak lanjut penerapan strategi Kemenkeu Corpu telah diterbitkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa untuk Kemenkeu Corpu akan menerapkan 70-20-10 learning and development model dari Michael Lombardo dan Eichinger yang menggunakan semua jenis strategi pembelajaran pada structured learning learning from other dan workplace integrated learning Selama ini badan diklat (training center) hanya menerapkan structured learning Imbas penerapan strategi corpu adalah produk dari corpu akan menjadi lebih banyak bukan hanya diklat seperti yang selama ini dikerjakan oleh training center Kemenkeu yang sudah menerapkan strategi Kemenkeu Corpu dengan pembelajaran model 70-20-10 dapat dijadikan patok banding instansi pemerintah yang lain Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini akan membahas tentang bagaimana pembelajaran model 70-20-10 dalam Kemenkeu Corpu sebagai patok banding guna mewujudkan Jabar Corpu
KAJIAN LITERATUR
Anna Maria mengutip pendapat Mark Allen Corpu adalah alat stratejik suatu perusahaan untuk membantu organisasi induk dalam mencapai misinya dengan menciptakan sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk menggali wisdom pengetahuan dan learning dari individu dan organisasi Menurut Meister Corpu merupakan ―strategic umbrella untuk membangun dan mendidik karyawan pelanggan suppliers agar selaras dengan strategi bisnis organisasi (Ramdani 2018) Merujuk hal tersebut maka pembelajaran model 70-20-10 dianggap lebih sesuai untuk diterapkan dalam strategi Corpu Abad kedua puluh adalah masa keemasan pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia Namun terdapat pergeseran fokus pembelajaran dari pembelajaran formal 10-20-70 ke pembelajaran kerja 70-20-10 atau belajar dengan bekerja dan belajar untuk bekerja (Arets 2016) Menurut Charles Jennings beberapa tahun terakhir pembelajaran model 70-20-10 mulai dterapkan di beberapa negara Pembelajaran model ini lebih banyak dilakukan di tempat kerja sehingga langsung meningkatkan sasaran kinerja dan akhir-akhir ini meruntuhkan pembelajaran terstruktur (klasikal) yang jarang memberikan solusi yang tepat terhadap kinerja 70-20-10 adalah model referensi bukan resep formulanya tidak kaku (Jennings 2013)
70-20-10 learning and development model adalah kerangka kerja pembelajaran kerja yang strategis untuk meningkatkan efektifitas pegawai melalui tiga jenis pembelajaran yaitu 70 pembelajaran eksperimental pegawai belajar dan berlatih sambil melakukan pekerjaan di tempat kerja 20 pembelajaran sosial yang melibatkan pembinaan pendampingan dan pengembangan melalui orang lain dan 10 pembelajaran formal biasanya kita pahami sebagai pelatihan dan pengembangan tradisional di tempat kerja Model 70-20-10 memungkinkan organisasi mengambil keuntungan dari setiap kesempatan belajar karena menawarkan manfaat untuk menciptakan elemen penting untuk menciptakan karyawan berkinerja tinggi Selain itu model ini mempunyai keunggulan karena sifatnya yang fleksibel sinergi dan keterlibatan Fleksibel karena ini adalah sebuah referensi atau cara bukan formula kurikulum yang baku sehingga fleksibel untuk menggunakan berbagai cara Sinergi karena meski dilaksanakan terpisah tiap komponen (70-20-10) tapi saling meningkatkan kompetensi Keterlibatan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
111
karena implementasi 70-20-10 menyadarkan pegawai bahwa pengembangan terjadi setiap saat juga pada saat bekerja bukan hanya pada saat diklat (deakinco 2018)
Pembelajaran model 70-20-10 bermanfaat bagi individu maupun institusi Manfaat bagi individu adalah 1) memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil organisasi dengan bekerja pada proyek perbaikan 2) menggabungkan pengembangan profesional dengan hasil organisasi yang diinginkan 3) bekerja pada berbagai proyek yang lebih besar 4) mendapatkan motivasi dengan melakukan pekerjaan yang menantang dalam lingkungan yang berorientasi pada kinerja dan 5) mencapai hubungan fungsional antara tim dan kinerja individu Manfaat bagi institusi adalah 1) mencapai hasil organisasi yang terukur 2) mendapatkan laba atas proyek-proyek perbaikan 3) memperoleh laba atas pengembangan profesional dalam proyek-proyek perbaikan 4) mendorong kelayakan kerja internal dan eksternal dan 5) memotivasi karyawan dan mempertahankan kesetiaan mereka (Arets 2016) Namun demikian menurut Alan Clardy pembelajaran model 70-20-10 mempunyai kelemahan terutama pada pembelajaran di tempat kerja yang bersifat informal (70) jika dipisahkan dari pembelajaran formal (10) Untuk itu perlu dirancang pembelajaran model 70-20-10 yang terpadu (Clardy 2018)
METODE
Metode tulisan ini adalah deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir 1988) Sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen (Moleong 2015) Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari meneliti mempelajari mencatat dan menginterpretasikan data (Sugiyono 2005) Data yang terkumpul dianalisis dengan proses logika-induktif (logico-inductive) yaitu sebuah proses berpikir yang menggunakan logika untuk memahami pola dan kecenderungan dalam data (Mertler 2012)
ANALISISPEMBAHASAN
Salah satu misi BPPK tahun 2015-2019 adalah membangun sistem pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan Kemenkeu Corpu Seluruh pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu diarahkan untuk memberikan dampak bagi visi misi dan sasaran kinerja Kemenkeu yang dapat digambarkan sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
112
Dalam strategi Kemenkeu Corpu pembelajaran harus link and match dengan visi misi dan sasaran kinerja Kemenkeu tujuan pembelajaran tidak hanya memperkuat performance pegawai secara individu tetapi juga harus memperkuat performance organisasi dan pembelajaran dilakukan dengan utilisasi knowledge management system dan menumbuhkan budaya belajar Pokok bahasan tulisan ini adalah desain pembelajaran yang digunakan adalah model 70-20-10
Proses pembelajaran dimulai dengan analisis kebutuhan pembelajaran (AKP) untuk mengcapture kebutuhan pembelajaran yang difokuskan pada strategic issue dan business performance untuk memperkuat performance individu dan memperkuat performance organisasi Inti dari pelaksanaan AKP adalah untuk mengetahui gap kompetensi pegawai dengan kompetensi jabatan uraian jabatan serta sasaran kinerja Untuk mengukur kompetensi pegawai dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya dengan sebuah tes kompetensi dan pendapat atasan sehingga hasilnya lebih objektif dan terukur AKP menggunakan kuesioner yang diisi oleh pegawai yang bersangkutan lebih bersifat subjektif dan cenderung berhubungan dengan peningkatan performance individu dibanding performance organisasi
Berdasarkan Peraturan Menkeu Nomor 45PMK0112018 terdapat dua jenis AKP yaitu 1) AKP Reguler ialah AKP yang dilaksanakan secara terjadwal sebelum tahun pembelajaran berjalan yang terdiri atas a) AKP Strategis yaitu AKP yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian kebutuhan strategis dan target kinerja Unit Pengguna b) AKP Jabatan yaitu AKP yang dilaksanakan untuk mendukung pemenuhan kompetensi pemangku jabatan pada Unit Pengguna dan c) AKP Individu yaitu AKP yang dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kompetensi individu dan memenuhi kesenjangan kinerja dengan target kinerja jabatan 2) AKP Insidental ialah AKP yang dilaksanakan sepanjang tahun pembelajaran berjalan untuk memenuhi kebutuhan strategis jabatan atau individu Linimasa AKP adalah sebagai berikut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
113
Tujuan Kemenkeu Corpu adalah mencapai tujuan kinerja Kemenkeu yang meliputi tujuan kinerja seluruh unit eselon 1 di lingkungan Kemenkeu Untuk mencapai tujuan kinerja tersebut akan muncul kendala sepanjang tahun berjalan sehingga perlu adanya AKP Insindental tahun berjalan untuk mendesain pembelajaran sebagai alternatif mengatasi kendala dan tantangan yang muncul pada tahun berjalan AKP Individu AKP Jabatan dan AKP Strategis lebih cocok untuk diklat kepemimpinan dan diklat teknis sebagai syarat menduduki jabatan tertentu Sedangkan AKP Insidental lebih cocok untuk diklat teknis pegawai yang sudah menduduki jabatan tertentu untuk memenuhi ketentuan Pasal 203 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang mengatur bahwa pengembangan kompetensi bagi setiap Pegawai Negeri Sipil dilakukan paling sedikit dua puluh jam pelajaran dalam satu tahun Target tersebut tidak mudah dipenuhi jika pengembangan kompetensi dilakukan hanya dengan diklat klasikal Sebagai gambaran berdasarkan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2016 persentase pegawai yang memenuhi standar jam latihan adalah hanya sebesar 7575 (DJP 2017)
Pembelajaran model 70-20-10 dijabarkan dalam Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-4PP2017 Tentang Pedoman Desain Pembelajaran Di Lingkungan Kemenkeu Bentuk pembelajaran dalam Kementerian Keuangan Corporate University berdasarkan Pasal 4 Pasal 5 dan Pasal 6 peraturan tersebut dilaksanakan melalui klasikal danatau nonklasikal Pembelajaran klasikal meliputi a) pelatihan yang terdiri dari pelatihan teknis fungsional sosial kultural struktural dan prajabatan b) seminar c) kursus d) penataran e) lokakaryaworkshop dan f) pengembangan SDM lain Sedangkan pembelajaran nonklasikal meliputi a) e-learning b) pelatihan jarak jauh c) magang (on the job learning) d) pertukaran pegawai negeri sipil dengan pegawai swasta e) mentoring f) coaching g) keteladanan (job shadowing) dan h) pengembangan SDM lain Pasal 7 peraturan tersebut mengatur bahwa bentuk pembelajaran nonklasikal dapat berdiri sendiri ataupun menjadi bagian dari bentuk pembelajaran klasikal Sementara itu pasal 8 mengatur bahwa bentuk pembelajaran tersebut dapat dilengkapi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
114
dengan upaya melatih implementasi pengetahuan keterampilan dan perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran (action learning)
Pembelajaran model 70-20-10 pada Kemenkeu Corpu juga diatur dalam Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu yang meliputi 1) 10 self learning structured training 2) 20 coaching mentoring feedback Community of Practice 3) 70 integrated learning at work berupa project and assignment action learning problem solving on the job training internship rotasi task force Tulisan ini hanya membahas konsep yang bersifat normatif karena keterbatasan waktu penelitian belum dilakukan penelitian secara empiris terhadap kegiatan pembelajaran (misalnya diklat) yang sudah menerapkan pembelajaran model 70-20-10
Berdasarkan pembahasan tersebut untuk memenuhi hak pegawai yang sudah menduduki jabatan tertentu mendapatkan pengembangan kompetensi teknis paling sedikit dua puluh jam per tahun dapat menerapkan pembelajaran model 70-20-10 dengan mengutamakan pada unsur 70 yaitu integrated learning at work berupa project and assignment action learning problem solving Pembelajaran ini tidak harus membentuk diklat baru tidak harus meninggalkan kantor dan pekerjaan sehingga juga tidak ada tambahan biaya Jika dalam kantor ada in house training atau rapat-rapat membahas problem solving dapat dikonversi menjadi diklat yang diadministrasikan oleh lembaga yang berwenang menyelenggarakan diklat Proses pengadministrasian tersebut dilakukan mirip dengan administrasi diklat yaitu diawali dari AKP dibuatkan kerangka acuan pembelajaran (kurikulum) diimplementasikan dievaluasi dan diberikan surat keterangan mengikuti pembelajaran agar dapat diadministrasikan pengembangan kompetensi yang telah diikuti
Desain pembelajaran model 70-20-10 yang diterapkan dalam Kemenkeu Corpu sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ASN serta Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS pada Pasal 210 sampai dengan Pasal 213 yang menyatakan bahwa 1) pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan dalam bentuk pendidikan danatau pelatihan 2) pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian PNS melalui pendidikan formal sesuai dengan ketentuan dengan pemberian tugas belajar 3) pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan dilakukan melalui jalur pelatihan klasikal melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas paling kurang melalui pelatihan seminar kursus dan penataran dan nonklasikal 4) pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dilakukan paling kurang melalui e-learning bimbingan di tempat kerja pelatihan jarak jauh magang dan pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta yang dilaksanakan dalam waktu paling lama satu tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN dan 5) pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan secara mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu atau bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen Pembelajaran model 70-20-10 dalam Kemenkeu Corpu sesuai dengan Undang-Undang ASN maupun Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 sehingga dapat dijadikan patok banding Jabar Corpu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
115
Sebagaimana pendapat Alan Clardy bahwa pembelajaran model 70-20-10 yang dilaksanakan terpisah atau hanya melaksanakan pembelajaran di tempat kerja secara informal (70) kurang efektif hasilnya maka dari itu perlu dirancang pembelajaran model 70-20-10 yang terpadu Gambaran yang lebih pas untuk pembelajaran model 70-20-10 adalah kurikulum Latsar atau Diklat Kepemimpinan ada pembelajaran e-learning tatap muka dan habituasi atau membuat proper sebagai action learning
Di lingkungan Kemenkeu beberapa pelatihan telah menerapkan pembelajaran model 70-20-10 seperti misalnya terjadi pada Pelatihan Menulis di Media Massa Pelatihan Desain Grafis dan Multimedia dan Pelatihan Metodologi Penelitian Dalam pelatihan-pelatihan tersebut terdapat unsur pembelajaran melalui e-learning tatap muka dan pembuatan produk sebagai action learning
Sementara itu salah satu contoh implementasi strategi Kemenkeu Corpu dalam pengembangan kompetensi tanpa melibatkan kegiatan pelatihan adalah pengembangan kompetensi Account Representative (AR) di lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jateng II terkait dengan kompetensi penggalian potensi pajak Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jateng II dan Balai Diklat Keuangan Yogyakarta sebagai unit pelaksana teknis BPPK di wilayah Jateng dan DIY Kegiatan diawali dengan AKP untuk mencari kesenjangan antara kompetensi pegawai dengan sasaran kinerja diantaranya melalui tes kompetensi dan masukan dari atasan Kesenjangan tersebut dijadikan dasar untuk menyusun materi pembelajaran dengan komposisi 10 berupa self learning melalui e-learning danatau tatap muka melalui bimbingan teknis 20 berupa coaching dan Community of Practice atau belajar dalam kelompok sejawat dan 70 merupakan integrated learning at work berupa project and assignment action learning atau problem solving Setelah selesai dilakukan evaluasi untuk mengukur peningkatan kompetensi pegawai Pembelajaran model ini dapat dijadikan patok banding pada Jabar Corpu
Pegawai Pemerintah Provinsi Jabar tentu saja banyak dan bidang tugasnya juga beragam Agar pembelajaran model 70-20-10 dapat berjalan sebaiknya kurikulum diklat disusun berdasarkan institusi yaitu biro dinas inspektorat dan badan Pembelajaran ini sebagai pelengkap Diklat Kepemimpinan mupun Diklat Teknis yang sudah ada Pesertanya adalah pegawai yang tahun bersangkutan tidak dipanggil diklat Sehingga diklat yang tepat tidak melekat pada jabatan tetapi melekat pada institusi misalnya Diklat Peningkatan Kompetensi Pegawai Dinas Kesehatan pesertanya adalah semua Pegawai Dinas Kesehatan Peran Widyaiswara dan lembaga diklat adalah membantu melaksanakan AKP untuk mencari kesenjangan menyusun kurikulum membantu menyusun materi pembelajaran mengajar sesuai dengan kompetensi Widyaiswara membantu mencari nara sumber dengan mengutamakan yang berasal dari pegawai yang mempunyai pengalaman best practice dalam bekerja dan mengevaluasi dan memberi surat keterangan telah mengikuti diklat
Best practice pegawai adalah materi pembelajaran yang paling tepat bagi institusi hanya saja masih berupa tacit knowledge yang melekat pada pegawai yang bersangkutan Tacit knowledge mempunyai potensi hilang atau pindah jika pegawai yang menguasainya pindah atau purna tugas untuk itu perlu diubah menjadi explisit knowledge dan dikumpulkan dalam knowledge management agar knowledge tersebut
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
116
menjadi milik institusi dan dapat dijadikan materi self learning bagai pegawai yang lain yang dalam bekerja menemukan masalah Jika model sistem ini berjalan maka akan tercipta institusi pembelajar yang terus berkembang dari tahun ke tahun
KESIMPULAN
Arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah world class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corpu Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi dan menerapkan pembelajaran model 70-20-10 terpadu yaitu 70 berupa integreted learning at work 20 berupa coaching dan Community of Practice 10 berupa self learning melalui e-learning danatau tatap muka
SARAN
Pembelajaran model 70-20-10 sesuai dengan ketentuan pengembangan kompetensi PNS dalam Undang-Undang ASN sehinga dapat diterapkan dalam Jabar Corpu Pembelajaran model 70-20-10 diawali dengan AKP untuk mengukur kesenjangan kompetensi pegawai dengan target kinerja institusi AKP tersebut tepat untuk pegawai yang tidak dipanggil diklat kepemimpinan atau diklat teknis dalam tahun berjalan Agar pembelajaran yang dihasilkan dari AKP tersebut efektif dalam pencapaian target kinerja sebaiknya diklat tidak berdasar jabatan tetapi institusi Pembelajaran yang dilaksanakan harus lebih banyak berupa action learning yang integreted learning at work yang bersifat nonklasikal sehingga efektif dan efisien
Pustaka
Arets J 2016 elearningindustry [Online]
Available at httpselearningindustrycom70-20-10-learning-at-the-speed-of-performance
[Accessed 2018 November 29]
Aruman E 2018 SWAOnline [Online]
Available at httpsswacoidswareviewbook-reviewmembedah-praktik-corporate-
university-di-indonesia
Clardy A 2018 70-20-10 and the Dominance of Informal Learning A Fact in Search of
Evidence Human Resource Development Review I(1) pp 1-26
deakinco 2018 deakinco [Online]
Available at httpswwwdeakincocommedia-centrenewsDeveloping-world-class-
employees-with-the-702010-model
[Accessed 26 November 2018]
DJP 2017 Laporan Tahunan 2016 Jakarta DJP
Jabar 2013 Jabarprov [Online]
Available at httpjabarprovgoidindexphppagesid1352
[Accessed 26 November 2018]
Jateng 2018 bpsdmdjatengprov [Online]
Available at httpsbpsdmdjatengprovgoidv2web20180606langkah-awal-
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
117
mewujudkan-jateng-corporate-university-di-pemerintahan-provinsi-jawa-tengah
[Accessed 25 November 2018]
Jennings C 2013 Charles-Jenningsblogspot [Online]
Available at httpcharles-jenningsblogspotcom201306702010-framework-for-high-
performancehtml
[Accessed 29 November 2018]
Mertler C A 2012 Action Research Yogyakarta Pustaka Pelajar
Moleong L J 2015 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakarya
Nazir M 1988 Metode Penelitian Keempat ed Jakarta Ghalia Indonesia
Rademakers M F 2017 Corporate University Merancang Membangun dan Mengelola
Organisasi Pembelajaran Jakarta Penerbit PPM
Ramdani A R 2018 bumntrack [Online]
Available at httpsbumntrackcomekonommeluruskan-esensi-corporate-university
Ramelan 2018 ppm [Online]
Available at httpppm-manajemenacidpageramelan-1
Sugiyono 2005 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sumanto 1990 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yogyakarta Andi Offset
Suryanto A 2018 Badan Diklat DIY [Online] Available at httpdiklatjogjaprovgoidv2kegiatanitem514-ceramah-kebijakan-pengembangan-kompetensi-asn-oleh-kepala-lan-ri-kepada-peserta-diklat-pim-tingkat-iv-angkatan-i-dan-angkatan-ii-tahun-2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
118
PELUANG DAN TANTANGAN TRANSFORMASI ENTITAS FUNGSI
KEDIKLATAN DI PEMERINTAH KABUPATENKOTA MENJADI
CORPORATE UNIVERSITY
(Studi Kasus BKPSDM Kabupaten Ciamis)
Oleh Syarif Thoyibi
(Widyaiswara Ahli Muda BKPSDM Prov Jabar HP 085324777377
Email syarifthoyibigmailcom)
ABSTRAK Penelitian ini untuk menggambarkan peluang dan tantangan transformasi entitas kediklatan di pemerintah kabupatenkota menjadi corporate university Metode Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara telaah dokumen dan observasi yang selanjutnya dilakukan analisis kualitatif untuk menggali peluang dan tantangan transformasi Temuan dari penelitian ini adalah bahwa BKPSDM Kabupaten Ciamis berpeluang bertransformasi menjadi corporate university Peluang yang ada berupa (1) keberadaan sarana dan prasarana (2) paradigma Aparatur tentang pendidikan dan latihan (3) jumlah PNS yang besar (4) corporate university mendukung inovasi birokrasi dan daya saing daerah (5) visi misi kepala daerah dalam peningkatan kapasitas aparatur (6) Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS Sedangkan tantangannya berupa (1) stereotif negatif aparatur tentang diklat (2) kultur budaya belajar aparatur yang masih rendah (3) pengembangan kompetensi aparatur tidak menjadi prioritas Kebijakan Umum Anggaran Rekomendasi dari penelitian ini bahwa dalam melakukan transformasi transformasi entitas fungsi kediklatan menjadi corporate university di Pemerintah KabupatenKota atau di lembaga diklat pemerintah lainnya harus melalui pertimbangan dan perencanaan yang matang tidak berdasarkan trend atau gimmick pencitraan belaka Konsep ASN Pembelajar dapat diadopsi untuk menunjang kesuksesan culture shifting ASN menjadi aparatur pembelajar Kata kunci corporate university culture shifting ASN pembelajar
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
119
PENDAHULUAN
Hampir semua organisasi menyadari bahwa sumberdaya manusia merupakan asep penting organisasi Kapasitas dan kompetensi sumberdaya manusialah yang akan menciptakan daya saing dan aktor penting dalam pencapaian visi dan misi organisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara merupakan sebuah keniscayaan Pelatihan dan pengembangan adalah bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang sangat penting untuk pertumbuhan kapasitas organisasi( Amin Firdaus 2017) Investasi pengembangan sumberdaya manusia merupakan upaya strategis untuk menjaga keberlangsungan organisasi dan pencapaian tujuan organisasi
Sektor publik pun menyadari bahwa pencapaian visi misi organisasinya dan visi misi daerahnya tidak akan tercapai tanpa serius mengembangkan sumber daya manusia Kementerian Lembaga Pemerintah Non Kementeraian Pemerintah Provinsi Pemerintah KabupatenKota sebagian besar memiliki unit kerja yang secara khusus menangani pengelolaan sumber daya manusia Di era otonomi daerah sekarang ini setiap daerah baik itu kabupatenkota dituntut untuk berinovasi sehingga mempunyai daya saing yang tinggi dan mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan secara efektif dan efisien Kondisi tersebut memerlukan ketersediaan sumberdaya aparatur yang kompeten dan handal
Kehadiran aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi handal secara manajerial teknikal dan sosio kultural menjadi keniscayaan Disrupsi yang melanda birokrasi memerlukan ASN yang profesional Menurut Fadel Muhammad (2008) ada lima isu utama yang memengaruhi praktek penyelenggaraan pemerintahan yang memaksa pemerintah terus menerus melakukan (value creation) untuk pelayanan publik yang diselenggarakannya Kelima isu tersebut adalah (1) perkembangan ilmu pengetahuan baru dan inovasi teknologi yang sangat luar biasa (2) perubahan pola kelembagaan sebagai akibat munculnya ekonomi baru (3) meningkatnya integrasi dan globalisasi bisnis politik kebudayaan dan perhatian terhadap lingkungan hidup yang semakin menguat (4) perubahan demografis dan sosio kultural yang menuju ke masyarakat yang lebih majemuk dan potensial bagi berkembangnya konflik dan (5) terjadinya erosi kepercayaan terhadap pemerintah berkaitan dengan kemampuannya untuk menghadapi lingkungan eksternal Untuk mengelola dan mengantisipasi isu-isu tersebut maka ASN yang ada harus bertransformasi dari budaya dan paradigm lama Diperlukan konsep lain dalam peningkatan kapasitas untuk menyempurnakan metode yang selama ini digunakan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia atau istilah lain sebagai entitas yang melaksanakan fungsi pendidikan dan pelatihan harus lebih luas dari hanya menjadi pusat pelatihan (training center) Dewi Sartika (2008) dalam tulisannya yang berjudul Corporate University Antara Komitmen Pimpinan dan Visi Birokrasi Kelas Dunia menyatakan bahwa badan diklat tidak lagi sekadar bersifat taktikal untuk memenuhi analisis kesenjangan kompetensi atau yang biasa dikenal dengan competence gap Namun harus diperluas sebagai strategic business partner untuk dapat membentuk SDM aparatur yang berpengetahuan serta terus mendorong mereka mengoptimalkan potensi yang dimilikinya melalui continous learning Pakar manajemen sumber daya manusia (SDM) menyarankan pembentukan corporate university sebagai upaya untuk mencetak SDM yang bermutu dalam sebuah perusahaan atau organisasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
120
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peluang dan tantangan transformasi entitas fungsi kediklatan di pemerintah kabupatenkota menjadi corporate university Sebelumnya telah ada beberapa penelitian tentang transformasi lembaga diklat konvensional menjadi corporate university Mochamad Surjani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Transformasi Learning Center menjadi Corporate University (Studi Kasus Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Organisasi Pembelajar pada Telkom Corporate University) Penelitian tentang penerapan corporate university di sektor publik diantaranya Penelitian Amin Firdaus (2017) yang berjudul The Implementation of Corporate University in Public Sector Case Study Ministry of Finance of Indonesia Dalam penelitiannya ditemukan bahwa implementasi corporate university di Kementerian Keuangan tidak efektif diimplementasikan Selain itu salah satu program pelatihan yang menggunakan konsep corporate university belum memberikan dampak positif Secara keseluruhan keberlanjutan program ini diragukan karena hasil evaluasi jangka menengah kelemahan dan ancaman akan menghambat proyek untuk benar-benar dilaksanakan
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Ciamis mempunyai Bidang Pengembangan Kapasitas Aparatur sebagai entitas yang melaksanakan fungsi kediklatan Aktitifas peningkatan kapasitas aparatur yang dilakukan masih tergolong entitas kediklatan konvensional Penelitian ini ingin mengekslorasi bagaimana peluang dan tantangan transformasi entitas fungsi kediklatan menjadi corporate university di pemerintah daerah kabupatenkota dengan studi BKPSDM Kabupaten Ciamis Untuk melihat peluang dan tantangan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara telaah dokumen dan observasi Pengorganisasian tulisan ini adalah sebagai berikut (1) pendahuluan (2) kajian literature (3) metode (4) analisispembahasan (5) kesimpulansaran
KAJIAN LITERATUR
Literatur tentang penerapan corporate university di sektor publik yang dipublikasikan masih relative jarang dibanding dengan kajian corporate university di sektor privat Hal ini dapat dimaklumi karena memang konsep corporate university berawal dan tumbuh kembang di sektor privatdunia usaha Konsep corporate university yang cukup lengkap diberikan Mark Allen PhD dalam bukunya yang berjudul The Corporate University Handbook Allen M (2002) Ia memberikan definisi corporate university sebagai entitas pendidikan yang merupakan alat strategis yang dirancang untuk membantu organisasi induknya dalam mencapai misinya dengan melakukan kegiatan yang meningkatkan pembelajaran pengetahuan dan kebijaksanaan individu dan organisasi Sementara itu El Tanir (2012) mendefinisikan corporate university sebagai fungsi atau departemen di perusahaan yang mengembangkan keterampilan untuk karyawan dan mengintegrasikannya ke dalam orientasi strategis perusahaan dengan penekanan kuat pada kepemimpinan dan peningkatan kinerja terkait pekerjaan Dua definisi tersebut menekankan pada kata strategis dalam mendefinisikan konsep corporate university Konsep strategis inilah yang membedakan corporate university dengan entitas kediklatan konvensional yang biasanya bersifat taktis dan operasional dan tidak terikat langsung dengan strategi organisasi Menurut DrIr John Sihotang MM Tujuan utama corporate university diantaranya adalah untuk membangun kompetensi inti organisasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
121
mendorong perubahan organisasi mempertahankan daya saing perusahaan merekrut dan mempertahankan talent atau pelayanan pelanggan
Transformasi corporate university baik itu di sektor publik maupun privat harus melalui perencanaan dan pertimbangan yang matang Alasan implementasi corporate university hanya untuk pencitraan atau gimmick pemasaran atau hanya mengikuti trend harus dihindari (Allen 2007) Salah satu penentu keberhasilan implementasi corporate university adalah perubahan budaya belajar Perubahan budaya belajar ini harus menjadi prioritas Dalam praktik terbaik implementasi corporate university aspek ini adalah DNA dari corporate university (Kiely 2007) Jika perubahan budaya belajar ini tidak menjadi fokus proyek hanya akan membuang-buang uang dan waktu (ibid) Penanam kesadaran bahwa belajar merupakan satu kebutuhan dan perubahan budaya belajar ini harus direncanakan sejak awal Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan bertahap
Penelitian tentang transformasi lembaga diklat menjadi corporate university pernah dilakukan oleh Mochamad Surjani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Transformasi Learning Center menjadi Corporate University (Studi Kasus Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Organisasi Pembelajar pada Telkom Corporate University) Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa untuk menghadapi persaingan bisnis dan beradaptasi di tengah lingkungan yang berubah cepat susah diprediksi dan penuh turbulensi maka PT Telkom memutuskan untuk melakukan transformasi Learning Center menjadi Corporate University Tujuan transformasi ini adalah untuk (a) Telkom ingin ―invest in people guna menyiapkan SDM yang kompetern untuk menghadapi kompetitor bisnisnya (b) Telkom ingin melakukan perubahan struktur SDM teknologi dan budaya korporasinya (c) merubah sistem pembelajaran lama dengan sistem pembelajaran baru yang menggunakan pola organisasi pembelajar
Sementara itu penelitian tentang transformasi lembaga diklat di sektor publik pernah dilakukan oleh Amin Firdaus (2017) yang berjudul The Implementation of Corporate University in Public Sector Case Study Ministry of Finance of Indonesia dimana ditemukan bahwa implementasi corporate university di Kementerian Keuangan tidak efektif diimplementasikan Selain itu salah satu program pelatihan yang menggunakan konsep corporate university belum memberikan dampak positif Secara keseluruhan keberlanjutan program ini diragukan karena hasil evaluasi jangka menengah kelemahan dan ancaman akan menghambat proyek untuk benar-benar dilaksanakan Temuan lainnya adalah bahwa penerapan corporate university masih belum selaras dengan kompetensi atau keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi Hal ini dapat dilihat dari peserta yang mengikuti pelatihan bukan peserta yang ditargetkan dalam pelatihan Akibatnya pelatihan yang mengadopsi konsep corporate tidak dapat mendukung strategi dan kinerja bisnis organisasi
Penelitian tentang corporate university di lingkup Pemerintah KabupatenKota masih jarang Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peluang dan tantangan tranformasi entitas fungsi kediklatan di pemerintah kabupatenkota menjadi corporate university Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi entititas kediklatan di pemerintah daerah kabupatenkota yang ingin bertransformasi menjadi corporate university
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
122
METODE
Penelitian ini didesain untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan transformasi entitas kediklatan menjadi corporate university di lingkup pemerintah daerah dengan studi kasus BKPDM Kabupaten Ciamis Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara telaah dokumen dan observasi yang selanjutnya dilakukan analisis kualitatif untuk menggali peluang dan tantangan transformasi entitas kediklatan di kabupatenkota menjadi corporate university
Wawancara dilakukan terhadap sebelas orang informan yang berstatus sebagai aparatur sipil negara di lingkup pemerintah Kabupaten Ciamis Informan terdiri dari pejabat administrasi pejabat fungsional tertentu dan pelaksana Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2018 Locus penelitian ini di Badan Kepegawaian Kabupaten Ciamis dan beberaoa Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Ciamis
ANALISISPEMBAHASAN
A Identifikasi Kondisi Eksisting Pengembangan Sumberdaya Manusia Di Kabupaten Ciamis
Keberadaan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Peraturan Bupati Ciamis Nomor 36 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Tugas Fungsi Dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan unsur pelaksana fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
Fungsi pengembangan sumber daya manusia pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis diemban oleh Bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur sebagaimana dimaksud yang mempunyai tugas melaksanakan merencanakan melaksanakan dan evaluasi pengembangan kompetensi aparatur serta sertifikasi kompetensi Bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur menyelenggarakan fungsi
a perumusan kebijakan pengembangan kompetensi b penyelenggaraan pengembangan kompetensi c perencanaan kebutuhan sertifikasi kompetensi d fasilitasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi e pengoordinasian dan kerjasama pelaksanaan pengembangan
kompetensidan sertifikasi kompetensi f pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pengembangankompetensi dan sertifikasi kompetensi g pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait h penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya dan i pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan tugas
dan fungsinya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
123
Badan ini menjadi rumah besar bagi 10823 Aparatur Sipil Negara lingkup pemerintah Kabupaten Ciamis Ada 903 ASN yang menduduki jabatan tinggi pratama administrator dan pengawas serta 7856 jabatan fungsional tertentu dan 2064 pejabat pelaksana yang menjadi objek tata kelola kepegawaian dan pengembangan kompetensinya Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis mempunyai misi untuk mewujudkan aparatur daerah Kabupaten Ciamis yang proporsional profesional akuntabel dan sejahtera Untuk mencapai visi tersebut BKPSDM Kabupaten Ciamis mempunyai misi
1 Mewujudkan Aparatur yang Profesional 2 Meningkatkan tata kelola pelayanan administrasi kepegawaian yang prima 3 Meningkatkan pengelolaan data kepegawaian yang berbasis Teknologi
Informasi 4 Meningkatkan Pembinaan Aparatur dalam upaya mendorong peningkatan
disiplin pegawai kinerja dan kesejahteraan pegawai
Saat ini Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis berkekuatan 56 orang pegawai negeri sipil yang terdiri dari pejabat tinggi pratama administratur pengawas dan pelaksana Selain itu BKPDSM Kabupaten Ciamis juga memilik jabatan fungsional tertentu yang terdiri dari Widyaiswara Analis Kepegawaian dan Arsiparis
Dari segi infrastruktur Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis telah memilik gedung diklat asrama dan sarana pendukung lainnya yang secara bertahap terus dilengkapi Kegiatan pendidikan dan latihan yang telah rutin dilaksanakan meliputi pengiriman peserta Diklatpim Tingkat II dan III Penyelenggaran Prajabatan Diklatpim Tingkat IV dan berbagai diklat teknis Keterbatasan anggaran yang ada menjadi penghambat belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi peningkatan kompetensi aparatur
B Transformasi Entitas Kediklatan Menjadi Corporate University
Gelombang disrupsi menyapu hampir semua aspek kehidupan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disrupsi diartikan sebagai tercabut dari akarnya Secara lebih luas disrupsi dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan yang mendasar atau fundamental dalam berbagai aspek kehidupan termasuk birokrasi didalamnya Perubahan dan pergerakan cepat yang terjadi pada sektor privat membuat birokrasi terlihat lambat Birokrasi seperti terengah-engah mengimbangi pola dan sistem kerja pemangku kepentingan eksternal yang mengacak-acak pola tatanan lama dan sistem yang tidak lagi linear
Di sisi yang lain demokratisasi dan keterbukaan informasi membuat masyarakat semakin cerdas Masyarakat semakin kritis tentang haknya sebagai warga negara Mereka menuntut pelayanan prima dan fasilitasi yang optimal dari fungsi-fungsi pemerintahan Aparatur pemerintah dituntut untuk kompeten responsif dan berkarakter melayani seluruh pemangkung kepentingan
Situasi ini mau tidak mau membuat birokrasi harus berubah termasuk tata kelola aparatur pemerintah didalamnya Pendidikan dan pelatihan aparatur yang merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kompetensi aparatur harus
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
124
menjadi program yang strategis Kegiatan pendidikan pelatihan yang saat ini dilakukan baru sampai pada tahap rutinitas Output dari lembaga diklat pemerintah belum mampu menjawab kebutuhan organisasi untuk mencapai visi dan misinya
Transformasi menjadi sebuah corporate university adalah sebuah pilihan Keputusan entitas kediklatan bertansformasi menjadi corporate university dapat dilakukan oleh lembaga diklat pemerintah baik itu yang berupa Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Balai Diklat atau sebutan lain bagi entitas penyelenggara fungsi kediklatan Transformasi menjadi corporate university diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi pemerintah daerah yaitu selarasnya antara strategi pemerintah daerah dengan strategi corporate university
Terciptanya Aparatur Sipil Negara yang berkelas dunia di semua tingkatan birokrasi yang merupakan visi Untuk mewujudkan ASN yang berkelas dunia Visi ini adalah untuk mengubah potensi ASN yang ada menjadi investasi sumber daya manusia aparatur yang bercirikan birokrasi kelas dunia yaitu profesional percaya diri multi skill dan otonom (Dwiyanto 2015) Sebagai upaya untuk mewujudkannya sudah selayaknya mengadopsi konsep peningkatan kapasitas pegawai yang mendunia Corporate University secara global sudah diakui sebagai alat strategis untuk mencapai visi dan misi organisasi dengan cara menjalankan berbagai aktivitas yang menumbuhkembangkan keahlian pengetahuan dan karakter individu karyawan maupun organisasi
Output dari penerapan corporate university di sektor publik adalah terciptanya aparatur-aparatur pembelajar Aparatur yang terus belajar dan berlatih sehingga mampu menghasilkan kinerja yang optimal Aparatur yang menjadi asset organisasi bukan malah menjadi beban organisasi Aparatur yang bekerja bukan karena keterpaksaan atau tekanan tetapi merupakan individu yang merdeka yang bekerja dengan niat yang baik dan gairah yang tinggi untuk memberikan kontribusi bagi bangsa negara dan masyarakat
Corporate university adalah sebuah ekosistem Pemangku kepentingan pendidikan dan pelatihan aparatur merupakan anggota dari ekosistem corporate university Kunci sukses mengembangkan corporate university adalah bagaimana menumbuhkan budaya corporate university dan akar dari budaya corporate university adalah continuous learning (belajar yang berkelanjutan) Budaya corporate university harus ditumbuhkan dengan pendekatan kesadaran tidak cukup dengan pendekatan regulasi dan koersif Corporate university ada bukan karena diwajibkan tetapi karena memang aparatur yang memerlukan corporate university untuk mengembangkan diri
C Peluang dan Tantangan Pengembangan Corporate University Di Kabupaten Ciamis
C1 Peluang
1 Keberadaan Sarana Prasarana dan Widyaiswara
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan pendidikan dan latihan baik secara klasikal maupun non klasikal Gedung diklat beserta sarana dan prasarananya telah memenuhi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
125
standar penyelenggaraan diklat aparatur Selain itu keberadaan widyaiswara dengan berbagai kompetensi
2 Paradigma Aparatur tentang Pendidikan dan Latihan
Kegiatan Pendidikan dan Latihan yang saat ini biasa dilaksanakan mempunyai pandangan yang beragam di kalangan pegawai negeri sipil Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pejabat administratur dan pengawa keberadaan pendidikan dan latihan kepemimpinan (Diklatpim) dipandang sangat diperlukan dan penting untuk meningkatkan pengetahuan wawasan kompetensi dan pelayanan kepada masyarakat Diklat ini diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dan memupuk integritas sehingga perlu dilanjutkan
Pada dasarnya Diklat yang dilaksanakan oleh lembaga diklat pemerintah saat sudah dirumuskan dengan baik Pelaksanaan pendidikan dan latihan dalam beberapa kasus sudah mengacu kepada perubahan mindset dan sudah memenuhi esensi diklat itu sendiri sbg upaya peningkatan kapasitas bukan sebagai formalitas Diklat masih dipandang sebagai sesuatu yang penting dan harus tetap dilaksanakan sebagai acuan dasar kepemimpinan
Keberadaan proyek perubahan dan sistem kurikulum diklat on-off sudah bagus dan materi yang diberikan sudah menyentuh kebutuhan situasi saat ini dimana setiap orang dituntut untuk bisa berinovasi Bagaimanapun inovasi sangat dibutuhkan untuk penyegaran dan pembaharuan proses bisnis sehingga pelayanan publik dan jalannya organisasi dapat berjalan dengan baik
3 Jumlah PNS yang besar
Kabupaten Ciamis saat ini memiliki pegawai negeri sipil sebanyak 10823 (data per Juli 2017) orang dengan 903 jabatan struktural Komposisi pendidikan terdiri dari 4 orang strata tiga (S3) 490 orang strata dua (S2) 6354 orang srata satu (S1) 111 orang diploma IV (DIV) 1072 orang diploma III (D3) 734 orang diploma II (D2) 1722 orang SLTA 184 orang SLTP dan 100 orang SD Tenaga teknis pendidikan sekitar 60 dari total PNS dan 12 tenaga teknis kesehatan
Melihat kondisi eksisting pegawai komposisi pegawai seperti di atas peningkatan kompetensi pegawai menjadi sangat penting Khusus tenaga teknis pendidikan dan kesehatan yang jumlahnya lebih dari 70 yang merupakan ujung tombak perwujudan visi dan dan misi kepala daerah di bidang pendidikan dan kesehatan yang memerlukan peningkatan kompetensi dan kapasitas dalam pelaksanaan tugasnya
4 Corporate University Mendukung Inovasi Birokrasi dan Daya Saing Daerah
Inovasi daerah merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing daerah Di era otonomi daerah daya saing daerah menjadi sesuatu yang penting Daya saing yang tinggi lahir dari keberhasilan daerah tersebut dalam mengelola keunggulan-keunggulan komparatif dan kompetitifnya Daerah yang mempunyai daya saing yang tinggi akan menarik investasi dan berbagai kerjasama ekonomi lainnya Kalau daya saing itu berupa keunggulan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
126
pengelolaan objek wisata maka akan mampu menarik minat wisatawan Daya saing yang tinggi akhirnya akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Inovasi daerah akan lahir dari aparatur daerah yang mempunyai kapasitas profesional dan mempunyai keinginan untuk memajukan daerah Aparatur-aparatur seperti itu selain didapatkan dari proses rekrutmen juga dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan terhadap aparatur eksisting Perlu konsep dan metode pendidikan dan latihan yang sesuai untuk menciptakan aparatur unggul yang mampu menjadi pelaku inovasi birokrasi dan pengungkit daya saing daerah
Untuk menciptakan aparatur dengan kapasitas seperti tersebut di atas corporate university dinilai sebagai konsep dan metode yang relevan Corporate university dipandang dapat memastikan bahwa pengetahuan keterampilan dan karakter yang dipelajari dapat diimplementasikan dan memiliki keterkaitan yang kuat serta berdampak signifikan terhadap peningkatan inovasi dan daya saing daerah Corporate mampu memfasilitasi semua aktifitas pembelajaran di pemerintah daerah dengan berbagai metode pembelajaran Ketika pendidikan dan kesehatan menjadi isu strategis daerah maka corporate university menjadi mitra strategis untuk mengkreasi tenaga pendidikan dan kesehatan yang kompeten
5 Visi Misi Kepala Daerah dalam Peningkatan Kapasitas Aparatur
Salah satu misi Pemerintah Kabupaten Ciamis adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efisien dan efektif Untuk mencapai kondisi efektif dan efisien tentunya memerlukan aparatur yang mempunyai kapasitas profesional yang memadai Dalam konteks penyediaan dan peningkatan kapasitas aparatur inilah corporate university menjadi berperan Strategi corporate university dapat disinkronkan dan disinergikan dengan pencapaian visi dan misi daerah
6 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Pasal 203 ayat (3) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN secara tersurat menyatakan bahwa Setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang bersangkutan dab pengembangan kompetensi bagi setiap PNS sebagaimana dimaksud dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun Hal ini menjadi peluang bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan terutama terkait dengan peningkatan kompetensi teknis aparatur yang dapat dilaksanakan di kabupatenkota
C2 Tantangan
1 Stereotif Negatif Aparatur tentang Diklat Berdasarkan wawancara ada beberapa stereotif negatif tentang diklat yang
dapat menjadi hambatan bagi implementasi corporate university Pertama anggapan bahwa diklat yang telah dilaksanakan tidak merubah sikap perilaku
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
127
dan keterampilan peserta diklat karena peserta sebagian hanya sekedar mengikuti kegiatan Diklat untuk memenuhi persyaratan penjenjangan jabatan Kedua adalah tingkat partisipasi peserta pelatihan rendah Salah satu penyebabnya ialah karena peserta umumnya tidak merasakan penghargaan yang berarti setelah usai mengikuti pelatihan baik dari segi materi maupun karir Malah dalam diklat pengadaan barang dan jasa justru banyak peserta yang tidak ingin lulus
2 Kultur Budaya Belajar Aparatur yang Masih Rendah
Adanya kultur budaya belajar dan keinginan untuk meningkatkan kompetensi merupakan salah satu faktor penting dalam transformasi lembaga diklat menjadi corporate university Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kultur budaya belajar aparatur di kabupaten ciamis untuk pejabat struktural dan fungsional ada tergolong cukup tinggi dan nada yang tergolong rendah Budaya belajar yang tinggi sebagian besar dimiliki oleh aparatur yang tergolong PNS milenial mereka yang lahir antara 1970an sampai dengan 1990an Sedangkan yang budaya belajarnya rendah sebagian besar adalah aparatur yang sudah mendekati batas usia pensiun kelahiran antara tahun 1960 sampai dengan tahun 1970 Mereka telah merasa cukup dengan kemampuan yang ada Mereka memandang sudah dekat pensiun sehingga tidak perlu lagi repot dengan ikut diklat atau metode peningkatan kompetensi lainnya Bagi mereka meningkatnya kemampuan akan semakin meningkatkan beban kerja
PNS Pembelajar merupakan sebuah istilah yang dapat disosialisasikan untuk meningkatkan belajar dikalangan aparatur pemerintah Perlu ada pergeseran budaya (cultural shifting) dari yang tadinya merasa cukup dengan kemampuan yang ada menjadi figur pembelajar Proses pengkreasian PNS Pembelajar ini memerlukan waktu dan proses yang cukup lama
3 Pengembangan SDM Aparatur Tidak Menjadi Prioritas KUA
Tantangan lain dalam tranformasi entitas kediklatan menjadi corporate university adalah pengembangan SDM aparatur tidak menjadi prioritas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kondisi ini dapat berakibat terbatasnya alokasi anggaran untuk program peningkatan kompetensi aparatur Pengembangan SDM Aparatur harus menjadi isu dan program bersama Sebagus apapun visi dan misi kepala daerah tanpa didukung oleh keberadaan aparatur yang kompeten maka akan menjadi sesuatu yang sulit untuk diwujudkan
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis berpeluang untuk bertransformasi menjadi corporate university Ada beberapa peluang dan tantangan dalam transformasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis menjadi corporate university Peluang yang ada berupa (1)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
128
keberadaan sarana dan prasarana (2) paradigma Aparatur tentang pendidikan dan latihan (3) jumlah PNS yang besar (4) corporate university mendukung inovasi birokrasi dan daya saing daerah (5) visi misi kepala daerah dalam peningkatan kapasitas aparatur (6) peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS Sedangkan tantangannya berupa (1) stereotif negatif aparatur tentang diklat (2) kultur budaya belajar aparatur yang masih rendah (3) pengembangan SDM aparatur tidak menjadi prioritas KUA
SARAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian ini maka disarankan bagi pemerintah kabupatenkota atau lembaga pemerintah lain yang entitas kediklatannya ingin bertransformasi menjadi corporate university agar merencanakan dan mempertimbangkan dengan matang Corporate university bukan sebuah trend atau gimmick pencitraan Adanya budaya belajar dari aparatur merupakan salah satu kunci sukses penerapan corporate university Konsep PNS Pembelajar merupakan rekomendasi dari penelitian ini untuk mengakselerasi pergeseran budaya PNS menjadi aparatur pembelajar
Pustaka
Allen M 2002 The Corporate University Handbook Designing Managing And Growing A Successful Program AMACOM Div American Mgmt Assn
Allen M (Ed) (2007) The next generation of corporate universities Innovative approaches for developing people and expanding organizational capabilities John Wiley amp Sons
El-Tannir A A (2002) The Corporate University Model For Continuous Learning Training And Development Education+ Training 44(2) 76-81
Firdaus Amin 2017 The Implementation of Corporate University in Public Sector Case Study Ministry of Finance of Indonesia
Kiely L 2007 Corporate Universities as Shapers of Culturelsquo in Allen M (ed) The next generation of corporate universities pp 263-283
Muhammad Fadel(2008) Reinventing Local Government Pengalaman dari Daerah PT Elek Media Komputindo
Sartika Dewi (2008) Corporate University Antara Komitmen Pimpinan dan Visi Birokrasi Kelas Dunia
Surjani Mochamad 2013 Transformasi Learning Center menjadi Corporate University (Studi Kasus Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Organisasi Pembelajar pada Telkom Corporate University)
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 36 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
129
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Tugas Fungsi Dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
httpselfmotivatorwebid2013apa-beda-corporate-university-dan-training-centre-dan-universitas-biasahtml diakses tanggal 27 November 2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
130
BEST PRACTICE PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH
DENGAN MEDIA E-LEARNING UNTUK ACCOUNT REPRESENTATIVE
DI PUSDIKLAT PAJAK
ABSTRAK
Oleh
Junaedi Purnomo
(Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keuangan Jogyakarta HP 081210595455 Email masjunagmailcom)
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai penghimpun utama penerimaan negara memiliki target penerimaan yang meningkat signifikan dari tahun ke tahun Hal ini membutuhkan effort dan inovasi strategis yang lebih baik seiring dengan tantangan DJP yang semakin besar Salah satu tantangannya adalah peningkatan kompetensi ASN yang bertugas sebagai Account Representative (AR) yang jumlahnya mayoritas di DJP AR yang memiliki tugas memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak dan melakukan pengawasan serta penggalian potensi perpajakan memiliki peran strategis untuk pencapaian target penerimaan pajak Peningkatan Kompetensi AR melalui pembelajaran tatap muka klasikal tidak memadai untuk mengelola jumlah AR di DJP yang jumlahnya diatas sepuluh ribu pegawai Pusat Pendidikan Pajak (Pusdiklat Pajak) memperkenalkan pembelajaran jarak jauh melalui e-learning untuk pengembangan Kompetensi bagi ASN di DJP yang bekerja sebagai AR Upaya pengembangan e-learning ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Keuangan Corporate University yang sedang dikembangkan Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pengumpulan data dengan studi dokumen Hasil pembahasan tulisan ini adalah pelaksanaan e-learning di Pusdiklat Pajak pada tahun 2017 sebanyak tujuh angkatan yang diikuti lebih dari 1500 AR di Seluruh Kantor Pajak di Indonesia E-learning yang dilaksanakan di Pusdiklat Pajak disarankan sebagai referensi pelaksanaan pembelajaran melalui E-learning bagi ASN di Provinsi Jawa Barat Kata kunci Pembelajaran Jarak Jauh E-Learning Account Representative
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
131
A PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memiliki jumlah ASN yang paling besar di lingkungan Kementerian Keuangan Pusdikat Pajak sebagai institusi di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kompetensi ASN di DJP yang jumlahnya lebih dari lima puluh ribu pegawai Data Laporan tahunan DJP tahun 2016 jumlah pegawai sudah mencapai 40035 orang Salah satu ASN yang jumlahnya paling banyak adalah pegawai yang bekerja sebagai AR AR memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak melakukan pengawasan atas pemenuhan kewajiban perpajakan dan melakukan penggalian potensi perpajakan untuk mendukung tercapainya target penerimaan pajak
Peningkatan kompetensi untuk AR di Pusdiklat Pajak sebenarnya telah ada sebelumnya dengan nama Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Account Representative Dasar (DTSS AR Dasar) yang dilaksanakan secara klasikal selama 102 jam latihan (jamlat) selama 9 hari dengan 91 jamlat adalah kegiatan mata diklat pokok 8 jamlat mata diklat penunjang berupa pembentukan karakter dan 4 jamlat berupa ceramah Standar kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti diklat tersebut peserta mampu menerapkan materi teknik perpajakan untuk mendukung pekerjaan ASN sebagai AR antara lain pemahanan yang memadai atas jenis pajak mengaplikasikan Standard Operating Prosedure dan menerapkan teknik dan metode analisa laporan keuangan dan praktek pengawasan dan penggalian potensi pajak
Pelaksanaan Pembelajaran Klasikal untuk AR yang telah dilaksanakan sejak tahun 2012 memiliki keterbatasan dana prasarana sumber daya pengajar ( Widyaiswara ) serta keterbatasan jumlah peserta yang dapat mengikuti DTSS AR Dasar tersebut Meskipun sejak tahun 2016 telah diperkenalkan Blended e-learning dengan mewajibkan peserta untuk mempelajari modul diklat dan mengerjakan Tes Formatif serta Tes Sumatif terlebih dahulu secara mandiri namun dalam pelaksanaanya banyak peserta yang tidak mengakses materi karena tidak terdapat konsekuensi yang jelas terhadap peserta yang tidak mempelajari modul secara online atau mengerjakan soal tes tersebut Pelaksanaan DTSS AR Dasar secara klasikal tersebut tidak mampu menjawab kebutuhan DJP untuk mengangkat ASN yang bekerja sebagai AR Hal ini menyebabkan banyak ASN yang diangkat sebagai AR dan kemudian menunggu antrian untuk diklat DTSS AR Dasar Pada awal tahun 2017 DJP menginformasikan bahwa terdapat 1824 pegawai yang telah diangkat sebagai AR namun belum mengikuti DTSS AR Dasar Berdasarkan hal tersebut maka Pusdiklat Pajak merancang pelaksanaan pelatihan dengan pelatihan jarak jauh e-learning secara lebih maksimal
Ayat (1) Pasal 212 Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) menyatakan bahwa pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan dilakukan melalui jalur pelatihan klasikal dan non klasikal Lebih lanjut di ayat (3) dinyatakan bahwa pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dilakukan paling kurang melalui e-learning bimbingan di tempat kerja pelatihan jarak jauh magang dan pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta Sehingga langkah Pusdiklat Pajak untuk melaksanakan e-learning sejalan dengan semangat Peraturan terkait Manajemen PNS Pelatihan dengan e-learning untuk pengembangan kompetensi AR itu juga sebagai pelaksanaan dari
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
132
Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974KMK012016 terkait inisiatif pengembangan SDM melalui Kementerian Corporate University yang telah dijabarkan dalam Peraturan Kepala BPPK Nomor Per-4PP2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran di Lingkungan Kementerian Keuangan Per-4PP2017 menyatakan bahwa e-learning merupakan salah satu program pembelajaran non klasikal yang proses pembelajarannya jarak jauh dengan memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi Pelaksanaan e-learning untuk AR dengan menggunakan teknologi informasi Learning management System (LMS) yang dapat diakses melalui laman httpsklckemenkeugoid
Pengorganisasian tulisan ini dimulai dengan latar belakang adanya pembelajaran e-learning lalu dilanjutkan dengan kajian literatur terkait e-learning metodologi penelitian deskriptif yang dipergunakan dilanjutkan dengan pembahasan kesimpulan dan saran
B KAJIAN LITERATUR
Hasil Penelitian Soekartawi tentang Blende e-Learning Altenatif Model Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia menyimpulkan bahwa penggunaan e-learning sebagai alat bantu pendidikan jarak jauh semakin banyak diminati baik oleh pembuat kebijakan (pimpinan lembaga pendidikan) maupun siswa Lebih lanjut Soekartawi mengungkapkan bahwa e-learning memiliki keunggulan dalam peningkatan pemeratan memperoleh kesempatan pendidikan meningkatkan kompetensi belajar siswa menjadikan student learning center menjadi lebih cepat terbentuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dan siswa serta meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan SDM pengajar (Soekartawi 2006) Inayatulloh mengutip pendapat Ennew dan Fernandez-Young Online learning dapat dibedakan menjadi dua model dasar yaitu campus-based model serta distance based model Campus-based model memandang media online sebagai pelengkap untuk model penyampaian tradisional sedangkan distance-based model memandang online learning sebagai pengganti untuk bentuk penyampaian tradisional Distance-based model dapat berbentuk campuran (media campuran termasuk cetakan CD DVD dan yang lainnya (Inayatulloh 2012) Slotte dan Herbert menyatakan bahwa pelaksanaan e-learning membutuhkan umpan balik dari para pelakunya Selain itu pengajar harus bekerja lebih keras dalam membangun komunitas online serta lebih melibatkan para pelajar dalam perancangan pembelajaran (Inayatulloh 2012)
Husnul Khatimi dalam penelitiannya Mengenal e-learning Sebagai Salah Satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran menunjukkan bahwa perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna internet terus meningkat demikian juga halnya dengan jumlah peserta didik yang mengikuti e-learning dan institusi penyelenggara e-learning Fungsi e-learning dapat sebagai pelengkap atau tambahan dan pada kondisi tertentu bahkan dapat menjadi alternatif lain dari pembelajaran konvensional Lebih lanjut dinyatakan bahwa beberapa di antara manfaat e-learning adalah fleksibilitas kegiatan pembelajaran baik dalam arti interaksi peserta didik dengan materibahan pembelajaran maupun interaksi peserta didik dengan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
133
dosenguru instruktur serta interaksi antara sesama peserta didik untuk mendiskusikan materi pembelajaran (Khatimi 2006)
Penggunaan media web untuk pelaksanaan e-learning menurut Panji Wisnu Wirawan dalam penelitiannya tentang Pengembangan Kemampuan E-learning Berbasis Web ke dalam M-learning semakin luas bukan hanya media penyampaian saja Dengan bermunculannya open source Learning Management System (LMS) berbasis web seperti Moodle Blackboard dan Dokeos e-learning semakin mudah untuk dibuat dan digunakan Web digunakan bukan hanya sebagai media penyampaian melainkan untuk mengembangkan kebebasan bereksplorasi terhadap materi pembelajaran serta menyediakan interaksi antara sesama pelajar maupun pelajar dengan instruktur Sistem e-learning berbasis web secara mendasar memiliki struktur yang multi layer Sistem tersebut disusun oleh direktori utama dalam web server termasuk sub-direktori direktori virtual dan sejumlah besar dokumen dan basis data yang merupakan sumber dari e-learning (Wirawan 211)
Muktiono Waspodo dalam Penerapan E-learning Untuk Mendukung Peningkatan Kompetensi Pamong Belajar membagi tugas penyusunan e-learning menjadi beberapa peran yaitu Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber yang menguasai materi pelajaran Instructional Designer (ID) yang bertugas secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-learning yang menarik Graphic Designer (GD) yang mengubah materi teks menjadi multimedia yang menarik untuk dipelajari serta ahli di bidang Learning Management System (LMS) yang mengelola lalulintas interaksi di e-learning (Waspodo 2010)
Penelitian terhadap pemanfaatan e-learning di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang oleh Muhsin dan Ismiyati menyimpulkan bahwa Sistem pembelajaran e-learning dapat meningkatkan antusia keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar meningkatkan hasil belajar (Muhsin 2012) Bernard Renaldy Suteja dan Agus Harjoko dalam penelitiannya tentang User Interface Design for e-Learning System menyimpulkan bahwa melakukan desain user interface yang efektif harus memperhatikan aspek grafik layout dari informasi logika dalam bernavigasi Perancang user interface e-Learning bertugas untuk menyatukan elemen - elemen kedalam lingkungan pembelajaran (learning) secara user friendly dan mampu mendukung pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri Pengembangan perancangan desain interface kedepan mampu mempertimbangan aspek interoperabilitas sehingga pengguna dapat memperoleh efek yang sama saat interface tersebut diakses dari berbagai macam devices (Bernard Renaldy Suteja 2008)
C METODE PENELITIAN
Tulisan ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala juga menjawab pertanyaan-pertanyaan pada pokok pembahasan (Sumanto 1990) Sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen (Moleong 2015) Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari meneliti mempelajari mencatat dan menginterpretasikan data (Sugiyono 2005) Data yang terkumpul dianalisis dengan proses logiko-induktif yaitu sebuah proses berpikir yang menggunakan logika untuk memahami pola dan kecenderungan dalam data (Mertler
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
134
2012) Natalina Nilamsari mengutip pendapat Jamesh Mc Millan dan Sally Schumacer dalam Research in Education A Conceptual Introduction menyebut setidaknya ada empat strategi pengumpulan data dengan multi-metode dalam penelitian kualitatif observasi partisipatif wawancara mendalam studi dokumen dan artefak serta teknik pelengkap (Nilamsari 2014) John Creswell dalam bukunya Riset Pendidikan Perencanaan Pelaksanaan dan Evaluasi Riset Kualitatif amp Kuantitatif mengatakan bahwa Penelitian naratif mengeksplorasi permasalahan penelitian pendidikan dengan memahami pengalaman seorang individu Disamping itu peneliti menuliskan ke dalam cerita yang disusun kembali kronologi kejadian yang mendeskripsikan pengalaman individu di masa lalu sekarang dan yang akan datang dalam ranah dan konteks tertentu (Creswell 2015)
D PEMBAHASAN
Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University menyatakan bahwa BPPK sebagai unit yang memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan SDM pengelolaan keuangan dan kekayaan negara melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaan Corporate University akan menggunakan semua jenis strategi pembelajaran pada structured learning learning form other dan workplace integrated learning sedangkan badan diklat hanya menerapkan structured learning (BPPK 2017) Sejalan dengan kebijakan tersebut Pusdiklat Pajak disamping mendesain dan memperbaiki desain dari pembelajaran class learning culture change coaching mentoring on the job training kwoledge sharing knowledge managemen working group community of practice expert directory juga mendesain e-learning disamping blended learning
Program e-learning AR merupakan bentuk non class learning yang mulai di desain sejak awal tahun 2017 oleh Pusdiklat Pajak untuk menjawab kebutuhan user (DJP) atas peningkatan kompetensi ASN yang diangkat sebagai AR Untuk metigasi risiko kompetensi pekerjaan atas pengangkatan 1824 pegawai sebagai AR tanpa melalui class learning DTSS AR Dasar maka Program e-learning dirancang full learning dengan tetap mendasarkan pada kurikulum class learning DTSS AR Dasar yang telah ada sebelumnya
Penyusunan Desain DTSS AR Dasar menggunakan metode e-learning selain melibatkan pihak Pusdiklat Pajak juga melibatkan Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur Pembahasan dilakukan dengan terlebih dahulu menyepakati kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang calon petugas AR dengan mendasarkan pada Kamus Kompetensi Teknis Rumpun Jabatan Pelayanan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
Diklat Teknis Substantif Spesialisasi AR Dasar E-learning dimaksudkan untuk mendidik dan melatih AR di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak agar dapat menerapkan penguasaan pengetahuan teknis di bidang perpajakan dan kreatif menggali potensi pajak sehingga siap melaksanakan tugas baik sebagai AR Pelayanan maupun sebagai AR Pengawasan dan Penggalian Potensi AR yang akan didiklatkan ini adalah AR yang sudah menjabat lebih dari 2 tahun sehingga telah memiliki pengalaman langsung di
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
135
lapangan hanya belum memiliki kompetensi yang terukur secara pendidikan dan pelatihan dalam bentuk sertifikat
Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu untuk memahami pengantar perpajakan untuk AR SOP Perencanaan Kerja AR melakukan deteksi objek pajak menerapkan teknik dan metode analisis penghasilan dan biaya visit dan kegiatan pasca visit serta membuat surat klarifikasi dan melakukan konseling dengan baik
Kompetensi yang diharapkan dari peserta dari diklat tersebut disesuaikan dengan diklat AR Dasar yang dilaksanakan secara class learning Materi DTSS e-learning AR Dasar terdiri dari 7 mata diklat dengan 68 jamlat e-learning dan 20 jamlat forum diskusi online
Para peserta diwajibkan untuk mempelajari bahan ajartayang utama berupa modul pdf dan slide powerpoint dan bahan ajartayang penunjang berupa video yang sudah ditayangkan (di-upload) di Learning Management System (LMS) yang beralamat di httpsklckemenkeugoid dimenu Courses dalam Course Catagories Pajak dengan nama Pelatihan Teknis Account Representative Dasar E-learning Tahun 2017 Bahan diwajibkan dipelajari satu minggu sebelum pembelajaran kelas e-learning agar dapat mengerjakan pretest dan dilanjutkan pada saat mulai kelas e-learning pada jadwal penyelenggaraan diklat sesuai angkatannya Para peserta dapat mengakses bahan ajartayang tersebut baik melalui portal intranet unit kerjanya (LMS DJP) maupun LMS BPPK Sesudah melakukan pembelajaran mandiri peserta juga dapat mengikuti forum diskusi yang akan dijawab oleh widyaiswara pengampu mata diklat beserta salah seorang AR senior melalui LMS BPPK Forum diskusi dilaksanakan pada hari Jumat minggu pertama (10 jamlat) dan hari Rabu minggu kedua (10 jamlat berikutnya) dengan pembagian menjadi 3 (tiga) kelas online dimana masing-masing kelas diampu oleh 1 (satu) widyaiswara sebagai problem solver dan leader
Evaluasi terhadap peserta dilakukan dengan evaluasi kehadiran berupa e-registration melalui aplikasi semantik BPPK ( httpsemantikbppkkemenkeugoid ) dan riwayat sudah pernah log-in dari peserta untuk mengakses bahan ajartayang maupun forum diskusi Evaluasi aktivitas peserta dilakukan melalui hasil jawaban pretest pada awal pembelajaran dan post test yang dikirimkan setiap akhir mata diklat Evaluasi ujian akhir dilakukan melalui hasil ujian komprehensif yang dikirimkan di akhir pembelajaran kelas e-learning Ujian komprehensif dilakukan secara serentak dan peserta diberikan waktu 5 jamlat untuk menyelesaikannya Peserta diklat yang memenuhi syarat kelulusan akan diberikan sertifikat telah mengikuti Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Account Representative Dasar E-learning Kebijakan memberikan sertifikat ―telah mengikuti diklat bukan ―lulus diklat diambil dengan pertimbangan bahwa e-learning tersebut baru pertama kali dilaksanakan sehingga fokus utama adalah memberikan pemerataan knowledge kepada AR yang sudah bekerja dua tahun namun belum pernah memperoleh bekal bekerja sebagai AR Sedangkan hasil ujian pre test post test serta ujian komprehensif dari peserta akan dikirimkan ke Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (Kistda) di DJP sebagai data prioritas pengembangan kompetensi pegawai
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
136
Data pelaksanaan pembelajaran e-learning selama tahun 2017 adalah sebagai berikut
Angkatan Waktu Pelaksanaan
Jumlah Peserta
ldquotelah mengikutirdquo
Ujian Susulan
Mengulang Diklat
Angkatan I 21-31 Agtlsquo17 242 196 77 31
Angkatan II 4-14 Septlsquo17 221 175 84 38
Angkatan III 25 Sept sd 5 Oktlsquo17 262 239 26 3
Angkatan IV 9-19 Oktlsquo17 207 228 24 45
Angkatan V 23 Okt sd 2 Novlsquo17 239 238 30 29
Angkatan VI 6-16 Novlsquo17 246 262 9 25
Angkatan VII 20 -30 Novlsquo17 248 250 22 24
Jumlah 1665 1588 272 195
Sumber Laporan Pelaksanaan DTSS AR (e-learning) Angkatan 1 sd VII Tahun 2017
Peserta yang mengulang karena tidak mengikuti diklat e-learning dari awal sedangkan peserta yang dikatagorikan ujian susulan karena tidak mengikuti post-test dan ujian komprehensif Banyaknya peserta yang ujian susulan (1634) dan peserta yang mengulang diklat (1171 ) lebih dikarenakan masalah jaringan yang tidak stabil di tempat peserta serta keterbatasan bandwidth dari jaringan LMS yang dipergunakan serta adanya pekerjaan kantor yang harus diselesaikan peserta Indeks kepuasan peserta terhadap pelaksanaan e-learning dari Angkatan I sd VII adalah sebagai berikut
Faktor Penilaian atas Pelayanan
Angkatan
I II III IV V VI VII
Kurikulum 372 378 36 372 372 355 363
Penyelenggaraan 369 360 369 382 366 355 367
Evaluasi 355 354 323 338 338 335 344
Bahan Ajar 357 359 365 388 366 345 369
Pengajar 361 347 359 389 369 362 362
Sumber Laporan Pelaksanaan DTSS AR (e-learning) Angkatan 1 sd VII Tahun 2017
Indeks Kepuasan peserta tidak memenuhi target yang dicapai yaitu 43 dalam skala 5 mengacu pada indeks pembelajaran klasikal DTSS AR Dasar E-learning ini dilanjutkan di tahun 2018 dan telah terselenggaran empat angkatan hingga akhir November 2018
E KESIMPULAN
E-learning merupakan salah satu desain pembelajaran pada Corporate University yang dikembangkan oleh BPPK E-learning yang dikembangkan Pusdiklat Pajak untuk meningkatkan kompetensi AR memanfaatkan Learning Management System (LMS) yang beralamat di httpsklckemenkeugoid dimenu Courses dalam Course Catagories Pajak dengan nama Pelatihan Teknis Account Representative Dasar E-learning Tahun 2017 Program ini merupakan pioneer pembelajaran jarak jauh di Pusdiklat Pajak yang memanfaatkan beragam media pembelajaran seperti penggunaan bahan ajar bahan tayang video pembelajaran hingga diskusi online untuk menjembatani pemahaman peserta dengan Widyaiswarapengajar terhadap materi pembelajaran Penggunaan e-learning mampu memenuhi kebutuhan user (DJP) atas
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
137
peningkatan kompetensi pegawai keterlibatan peserta yang besar efisiensi penyelenggaraan dan pemanfaatan SDM pengajar
F SARAN
Sebagai penyempurnaan dalam penyelenggaran e-learning disarankan agar dilakukan
perbaikan atas user interface pada saat diskusi online tidak semata dengan chat room
namun dapat digabung dengan live video streaming dari pengajarnya Terhadap materi
pembelajaran yang tidak optimal disampaikan secara online misalnya teknik komunikasi
saat visitkunjungan komunikasi saat konseling dengan Wajib Pajak maka peserta
diberikan penugasan tambahan berupa action learning untuk praktek role play terkait
kasus dan dikirim hasilnya dalam bentuk video Agar pembelajaran tersebut efektif
dalam pencapaian target kinerja yang diharapkan agar diberikan perhatian yang optimal
terkait bandwidth dari jaringan LMS yang dipergunakan
G DAFTAR PUSTAKA
Bernard Renaldy Suteja A H 2008 User Interface Design for e-Learning System Yogyakarta Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi BPPK 2017 Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP217 Tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University Jakarta BPPK Creswell J 2015 Riset Pendidikan Perencanaan Pelaksanaan dan Evaluasi Riset Kualitatif amp Kuantitatif 5 ed Yogyakarta Pustaka Pelajar Inayatulloh 2012 Pembangunan Model E-Learning Di Perguruan Tinggi Dengan Mempertimbangkan Faktor Kebutuhan Dinamis Comtech 3(1) Pp 346-353 Khatimi H 2006 Mengenal E-Learning Sebagai Salah Satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran Info Teknik 7(2) p 72 ndash 81 Mertler C A 2012 Action Reseacrh Yogyakarta Pustaka Pelajar Moleong L J 2015 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakarya Muhsin I 2012 Pemanfaatan E-Learning E-Lena Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dasar Statistika Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Unnes Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan VII(2) p 130 ndash 139 Nilamsari N 2014 Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif Wacana XIII(2) pp 177-181 Prasojo L D 2009 Model Manajemen E-Learning Di Perguruan Tinggi Majalah Ilmiah Pembelajaran 2(6) pp 131-13 Soekartawi 2006 Blended E-Learning Alternatif Model Pembelajaran Jarak Jauh Di Indonesia Yogyakarta Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) pp 95-100 Sugiyono 2005 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta Sumanto 1990 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yogyakarta Andi Offset Waspodo M 2010 Penerapan E-Learning Untuk Mendukung Peningkatan Kompetensi Pamong Belajar Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF 5(1) pp 94-98
Wirawan P W 211 Pengembangan Kemampuan E-Learning Berbasis Web Ke Dalam M-Learning Jurnal Masyarakat Informatika 2(4) pp 21-26
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
138
KNOWLEDGE MANAGEMENT KEMENKEU CORPU SEBAGAI PATOK
BANDING KNOWLEDGE MANAGEMENT JABAR CORPU
Agus Suharsono BDK Yogyakarta gusharpramuditogmailcom Ariefina Sri Indaryani BDK Yogyakarta ariefinasrigmailcom
Abstrak
Arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah world class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corpu Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi dan menerapkan pembelajaran model 70-20-10 terpadu dengan utilisasi Knowledge Management (KM) Pemerintah Provinsi Jabar juga akan menuju corpu dapat patok banding dengan KM Kemenkeu Corpu Metode yang digunakan adalah deskriptif pengumpulan data dengan studi dokumen dan diolah secara logiko-induktif Hasil pembahasan tulisan ini adalah salah satu bentuk KM di Kemenkeu Corpu adalah menggunakan aplikasi berbasis web dengan nama Kemenkeu Learning Center (KLC) dengan tiga menu utama yaitu 1) knowledge center yang meliputi main category specific category dan unit eselon I 2) courses berjumlah 153 buah dan 3) communities of practice sebanyak 55 Materi KLC terdiri dari 2660 video yang dibuat oleh Widyaiswara Dosen PKN STAN dan Pegawai Kemenkeu KLC dapat dijadikan patok banding KM Jabar Corpu dan disarankan agar materinya segera terpenuhi maka diperbanyak diisi dengan best practice dari pejabat atau pegawai Provinsi Jabar
Kata kunci Knowledge Management Corporate University Pengembangan Kompetensi PNS
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
139
Pendahuluan
Kepala LAN Adi Suryanto menyampaikan bahwa ASN harus mampu menjawab tantangan revolusi industri ke-4 dan era digital Pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah world class government melalui 1) reorientasi dan pembaharuan kurikulum untuk pengembangan kepemimpinan dan kompetensi teknis dengan mendorong entrepreneurship dan internship 2) menerapkan sistem pelatihan berbasis HybridBlended Learning melalui Sistem Informasi Widyaiswara dan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN 3) unit pengelola ASN Corporate University (Corpu) dan 4) penguatan kapasitas tenaga pelatihwidyaiswara (Suryanto 2018) Adanya unit ASN Corpu merupakan salah satu arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN ke depan unit tersebut pada kementerian maupun pemerintah daerah Propinsi Jawa Tengah sudah menuju Jateng Corpu untuk mengembangkan kompetensi inti semua ASN dengan jargon ―jateng pinter bareng (Jateng 2018) Langkah yang sama juga dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar sesuai visi 2013-2018 ―Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua yang akan diwujudkan melalui salah satu misinya yaitu meningkatkan kinerja pemerintahan profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi publik (Jabar 2013) Salah satu langkah yang ditempuh adalah menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ―Inovasi menuju Corporate University pada 13 Desember 2018
Corpu muncul seiring fenomena knowledged worker dan learning organization tahun 1990-an di Amreika Serikat Diawali oleh General Motors dan General Electric tahun 1914 Selanjutnya Shell dan Phillips mulai membangun corpu dengan mengadopsi konsep organisasi pembelajar oleh Peter M Senge yang berpendapat bahwa dalam dunia yang semakin terkoneksi dan dinamis kecepatan belajar semua level pegawai menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif jangka panjang Di Indonesia corpu diterapkan oleh PT Telkom PLN PT Peindo II Danamon dan BNI (Ramelan 2018) Selain itu juga oleh Citibank Pertamina Bank Mandiri United Tractors Trakindo Utama dan Unilever Indonesia (Aruman 2018) Spirit corpu ingin membawa iklim belajar di dunia universitas dalam lingkungan korporasi Organisasi pembelajar dapat mengakselerasi peningkatan kapasitas melalui proses pembelajaran yang selaras dengan visi korporasi (Ramdani 2018)
Corpu awalnya memang berkembang pada privat sector namun berkembang ke ranah public sector dalam hal ini oleh Kemenkeu Salah satu tema sentral dalam inisiatif strategis program kelembagaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974KMK012016 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu adalah adalah pengembangan sumber daya manusia Kemenkeu melalui Kemenkeu Corpu Sebagai tindak lanjutnya diterbitkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu Kemenkeu Corpu digunakan untuk mencapai visi dan misi Kemenkeu dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kemenkeu oleh seluruh elemen Kemenkeu dengan BPPK sebagai motor penggerak utama Perbedaan signifikan antara training center dan corpu adalah pada fokus pembelajarannya training center hanya berfokus pada pemenuhan kesenjangan kompetensi individu sedangkan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
140
corpu berfokus pada strategic organization issue dan business performance Pembelajaran dalam corpu lazimnya menerapkan model 70-20-10 dengan utilisasi knowledge management (KM) dan menumbuhkan budaya belajar
Salah satu pilar dalam corporate university adanya knowledge managemet yaitu strategi pengelolaan pengetahuan sebagai solusi yang memudahkan kinerja organisasi dan membantu pencapaian target organisasi Kemenkeu Corpu mengidentifikasi menciptakan menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali diketahui dan dipelajari di dalam organisasi
Kemenkeu sudah mengawali membentuk Kemenkeu Corpu sehingga dapat dijadikan patok banding instansi pemerintah yang lain Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini akan membahas tentang bagaimana utilisasi KM dalam Kemenkeu Corpu sebagai patok banding guna mewujudkan KM pada Jabar Corpu
Kajian Literatur
Anna Maria mengutip pendapat Mark Allen Corpu adalah alat stratejik suatu perusahaan untuk membantu organisasi induk dalam mencapai misinya dengan menciptakan sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk menggali wisdom pengetahuan dan learning dari individu dan organisasi Menurut Meister Corpu merupakan ―strategic umbrella untuk membangun dan mendidik karyawan pelanggan suppliers agar selaras dengan strategi bisnis organisasi (Ramdani 2018)
Salah satu karakteristik organisasi modern adalah organisasi pembelajar yang terus menerus belajar secara bersama di antara anggotanya menggunakan pengetahuan yang ada sehingga perusahaan dapat mencapai kesuksesan Pembelajaran dilakukan secara terorganisir dan kontinyu mempraktekkan hal-hal yang telah dipelajari sehingga organisasi dapat semakin berkembang Ada lima karakteristik yang disebut sebagai bangunan stratejik untuk dapat membangun organisasi pembelajar yaitu kejelasan visi dan misi komitmen dan pemberdayaan kepemimpinan eksperimen dan penghargaan transfer pengetahuan yang efektif kerja sama tim dan pemecahan masalah secara kelompok (Situmorang 2014) Persaingan internasional yang ketat dan kompleks menuntut instansi pemerintahan untuk mengelola tacit ke explicit knowledge dalam sebuah KM untuk dapat mengembangkan pelayanan karena masyarakat semakin kritis dan cerdas dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia bagi pemangku kepentingan (Tumar 2016) Instansi Pemerintah sering menghadapi masalah kehilangan knowledge kebutuhan knowledge tidak terpenuhi dan terdapat kesenjangan knowledge Untuk itu perlu memaksimalkan knowledge yang tercipta tersimpan dan tersebar seringkali tidak terintegrasi dan berkelanjutan untuk menjalankan segala aktivitasnya Hal tersebut dapat diatasi dengan membangun KM (Farisya Setiadi 2011)
Penelitian Putri pada Kementerian Sekneg KM berperan penting dalam membantu meningkatkan efektivitas organisasi karena dapat mendorong pengetahuan yang sudah dimiliki untuk meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan Proses KM yang dapat diterapkan adalah internalization socialization for knowledge sharing routines direction dan combination Fitur yang dikembangkan adalah manajemen dokumen
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
141
kliping berita help desk blog serta chatting yang disertai fungsi pencarian pada masing-masing fitur (Putri 2014) Sedangkan penelitian Hafid Mukhlasin dan Indra Budi menunjukkan bahwa salah satu elemen penting dalam corpu adalah KM BPPK sebagai motor pengerak Kemenkeu Corpu belum memiliki mekanisme untuk mengelola pengetahuan Solusi yang ditempuh BPPK perlu membangun sistem KM agar setiap individu mudah untuk berbagi pengetahuan yang bermanfaat bagi organisasi Tingkat kesiapan membangun KM diukur berdasarkan pemetaan variabel infrastructure enabler dan critical success factor diketahui bahwa BPPK berada pada tingkat receptive atau sangat mendukung (Budi 2017)
Menurut Amrit Tiwana pembentukan KM ada empat tahap yang terdiri dari sepuluh langkah yaitu sebagai berikut Tahap 1 Evaluasi Infrastruktur meliputi 1) menganalisis infrastruktur yang ada 2) menyelaraskan KM dan strategi bisnis Tahap 2 Analisis Desain dan Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan meliputi 3) merancang arsitektur dan desain KM 4) mengaudit aset dan sistem pengetahuan yang ada 5) merancang tim KM 6) menyusun cetak biru KM Tahap 3 Penyebaran meliputi 7) mengembangkan KM 8) melakukan pengujian dengan metodologi Results-Driven Incremental 9) mengelola kepemimpinan dan struktur untuk pemberian reward Tahap 4 Metrik untuk Evaluasi Kinerja meliputi 10) evaluasi kinerja mengukur return of investment dan memperbaiki KMS (Tiwana 1996)
Metode Penelitian
Metode tulisan ini adalah deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat sertahubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir 1988) Sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen (Moleong 2015) Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari meneliti mempelajari mencatat dan menginterpretasikan data (Sugiyono 2005) Data yang terkumpul dianalisis dengan proses logiko-induktif yaitu sebuah proses berpikir yang menggunakan logika untuk memahami pola dan kecenderungan dalam data (Mertler 2012)
Pembahasan
Salah satu misi BPPK tahun 2015-2019 adalah membangun sistem pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan Kemenkeu Corpu Seluruh pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu harus link and match dengan visi misi dan sasaran kinerja Kemenkeu tujuan pembelajaran tidak hanya memperkuat performace pegawai secara individu tetapi juga harus memperkuat performance organisasi dengan menerapkan model 70-20-10 dengan utilisasi knowledge management (KM) dan menumbuhkan budaya belajar (learning with passion) KM merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi menciptakan menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali diketahui dan dipelajari di dalam organisasi KM berhubungan dengan knowledge sharing dan KM working group Knowledge sharing merupakan satu hal yang mutlak dilakukan untuk menjaga pengetahuan di organisasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
142
Dengan adanya sharing knowledge antar pegawai dan pejabat jika terdapat pegawaipejabat yang berhalangan atau berhenti bekerja knowledge tersebut tidak hilang dari organisasi sehingga pekerjaan yang sedang berlangsung dapat dilanjutkan Selain itu dengan bertambahnya pegawaipejabat yang menguasai knowledge tersebut organisasi dapat meningkat kualitas maupun kuantitas output-nya Kemenkeu Corpu berupaya menyediakan saluran atau media untuk keperluan knowledge sharing baik di dalam unit Eselon I maupun antar unit Eselon I Knowledge Management Working Group dimaksudkan untuk mengisi KM dengan materi pembelajaran Materi pembelajaran yang dimaksud dapat berupa bahan ajar sesuai kurikulum diklat pengalaman hasil knowledge sharing tutorial dan berbagai knowledge lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi dan mempermudah penyelesaian pekerjaan (BPPK 2017) KM pada Kemenkeu Corpu menggunakan aplikasi berbasis web dengan nama Kemenkeu Corpu Learning Center (KLC) yang dapat diakses melalui httpsklckemenkeugoid
KLC merupakan media pembelajaran online yang membahas berbagai materi tentang Pengelolaan Keuangan Negara yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Kementerian Keuangan dan masyarakat umum Terdapat tiga menu utama dan beberapa submenu dalam KLC yaitu 1) Knowledge center yang meliputi a) main category Anggaran Bea Dan Cukai Fiskal Kekayaan Negara Pajak Pengembangan SDM Perbendaharaan dan Perimbangan Keuangan b) specific category Akuntansi Barang Milik Negara Dana Desa Manajemen Organisasi Pembiayaan dan Keuangan Syariah Pengadaan Barang Dan Jasa Kediklatan Menkeu Tehnologi Informasi dan Riset Widyaiswara c) unit eselon I Sekjen DJA DJP DJBC DJPb DJKN DJPK DJPPR Irjen BKF dan BPPK 2) Courses terdapat 153 dengan kategori Anggaran Bea dan Cukai Kekayaan Negara Keuangan Umum Pajak Pengembangan SDM Perbendaharaan Perimbangan Keuangan Profesi Keuangan Micro Learning PPL Akuntan Publik 2018 Microlearning PPL Bendahara dan Dana Desa dan 3) Communities of practice sebanyak 55
Sampai saat tulisan ini dibuat KLC mempunyai 2600 video pembelajaran yang dibuat oleh widyaiswara pejabat maupun pegawai Video tersebut bertujuan mengubah tacit knowledge yang melekat pada pribadi pemiliknya menjadi explicit knowledge milik institusi
No Knowledge Category Jumlah
No Knowledge Category Jumlah
1 BPPK 624
38 Teknis dan Fasilitas Cukai
9
2 Pajak 219
39 Keuangan Daerah 8
3 Umum 198
40 Latsar 8
4 PKN STAN 182
41 Pajak Bumi dan Bangunan
8
5 Pembendaharaan 165
42 Audit Bea amp Cukai 7
6 Akuntansi 136
43 Hukum 7
7 Bea dan Cukai 126
44 Pajak Internasional 7
8 Pengembangan SDM 112
45 Profile Kantor 7
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
143
No Knowledge Category Jumlah
No Knowledge Category Jumlah
9 Anggaran 96
46 Statistika 7
10 Kekayaan Negara 60
47 Akuntansi Pemerintahan
6
11 Barang Milik Negara 51
48 Ekonomi Makro 6
12 Pengadaan Barang dan Jasa
49
49 Pelayanan Pajak 6
13 Ekonomi 46
50 Akuntansi Pajak 5
14 Keuangan Publik 40
51 Pengadilan Pajak 5
15 Perimbangan Keuangan 29
52 Perdagangan Internasional
5
16 Manajemen Organisasi 25
53 Voyage to Indonesia Semnr
5
17 Dana Desa 24
54 Pajak Daerah 4
18 Kediklatan 23
55 Perbend Pen Bea amp Cukai
4
19 Klas amp Identifikasi Barang 23
56 PPh Pot Put 4
20 Audit 22
57 Pusdiklat Keuangan Umum
4
21 Badan Kebijakan Fiskal 22
58 RKBMN 4
22 Pengawasan Bea amp Cukai 21
59 Unit Eselon I 4
23 PPh 19
60 DJPK 3
24 Fiskal 17
61 Jurnal 3
25 Menteri Keuangan 17
62 Penagihan Pajak 3
26 Manajemen 16
63 Penggalian Potensi Pajak
3
27 Pemeriksaan Pajak 16
64 DJKN 2
28 Penilaian 16
65 Public Speaking 2
29 Teknis amp Fasilitas Kepabeanan
16
66 Riset Widyaiswara 2
30 Pengelolaan BMN 15
67 Sewa 2
31 Direktorat Jenderal Pajak 14
68 Audit Manajemen Resiko
1
32 Pembiayaan dan Keu Syariah
12
69 DJPPR 1
33 Pendidikan Anti Korupsi 12
70 DJPBn 1
34 Teknologi Informasi 12
71 OC Pajak Lanjutan 1
35 PPN 10
72 PBB Perkebunan 1
36 Bahasa 9
73 Piutang 1
37 Lelang 9 74 Softskill 1
Jumlah 2503 Jumlah 157
Jumlah keseluruhan 2660
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
144
Jumlah video dalam KLC sebagian besar masih di buat oleh Widyaiswara dan Dosen PKN STAN Namun demikian sudah ada video dari best practice beberapa pegawai atau pejabat dari eselon I Kemenkeu Pembelajaran dalam corpu diharapkan link and match dengan sasaran kinerja institusi maka perlu meningkatkan materi KM yang berasal dari tacit knowledge berupa best practice para pejabat atau pegawai KLC jika dianalisis menggunakan pembentukan KM menurut Tiwana yang meliputi empat tahap terdiri dari sepuluh langkah dapat digambarkan bahwa KLC Kemenkeu Corpu sudah memenuhi tiga tahap dan delapan langkah Namun masih ada dua langkah dan satu tahap yang belum dilakukan dengan perincian sebagai berikut
Tahapn dan Langkap Ket
Tahap 1 Evaluasi Infrastruktur Sudah
1 Menganalisis infrastruktur yang ada Sudah
2 Menyelaraskan KM dan strategi bisnis Sudah
Tahap 2 Analisis Desain dan Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan
Sudah
3 Merancang arsitektur dan desain KM Sudah
4 Mengaudit aset dan sistem pengetahuan yang ada Sudah
5 Merancang tim KM Sudah
6 Menyusun cetak biru KM Sudah
Tahap 3 Penyebaran Sudah
7 Mengembangkan KM Sudah
8 Melakukan pengujian terhadap KM dengan metodologi Results-Driven Incremental
Belum
9 Mengelola kepemimpinan dan struktur untuk pemberian reward Belum
Tahap 4 Metrik untuk Evaluasi Kinerja Belum
10 Evaluasi kinerja mengukur return of investment dan memperbaiki KM
Belum
KM pada Kemenkeu Corpu sudah sampai pada tahap ke tiga berdasarkan empat tahap yang terdiri dari sepuluh langkah menurut Tiwana Tiga langkah yang belum terlaksana adalah melakukan pengujian mengelola kepemimpinan dan struktur dan evaluasi kinerja Cetak biru Kemenkeu Corpu sudah memasukkan hal tersebut sebagai berikut 1) akan ada penyusunan jabatan fungsional baru yang terkait dengan pelaksanaan KM dalam rangka pengembangan SDM yang tepat dan menjaga kesinambungan Corpu 2) pengukuran dan evaluasi yang konsisten terhadap dampak dari pembelajaran dengan learning management and reporting system 3) output pembelajaran akan dievaluasi pada pemehaman peserta dampak setelah pembelajaran dan beberapa pembelajaran diukur menggunakan return on training
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
145
investment (BPPK 2017) Sepertinya karena prosesnya belum memungkinkan untuk sampai pada pengelolaan kepemimpinan dan evaluasi tapi hal itu sudah direncanakan Dalam penyiapan tiga langkah tersebut Kementerian Keuanga sudah menyusun blue print dan payung hukum tentang KM
Jumlah PNS Pemerintah Provinsi Jabar adalah 12511 (BPS 2018) orang jika masing-masing pegawai harus mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi maka setidaknya harus tersedia 250220 jam pelajaran dalam setahun Jumlah tersebut sangat besar jika dilakukan secara klasikal maka perlu disiapkan pembelajaran nonklasikal salah satunya dengan membangun KM Jabar Corpu pada laman resmi BPSDM Provinsi Jabar di httpbpsdmjabarprovgoid atau terpisah Untuk memepercepat jumlah materi pembelajaran di KM Jabar Corpu sebaiknya selain diisi oleh Widyaiswara juga diisi dengan best practice para pejabat atau pegawai
Kesimpulan dan Rekomendasi
Arah kebijakan pengembangan kompetensi ASN dalam RPJM tahun 2020-2024 adalah world class government salah satunya melalui unit pengelola ASN Corpu Pembelajaran dalam Kemenkeu Corpu link and match dengan target kinerja institusi dan menerapkan pembelajaran model 70-20-10 terpadu dengan utilisasi KM Pemerintah Provinsi Jabar juga akan menuju corpu dapat patok banding dengan KM Kemenkeu Corpu KM di Kemenkeu Corpu adalah KLC dengan tiga menu utama yaitu 1) knowledge center yang meliputi main category specific category dan unit eselon I 2) courses berjumlah 153 buah dan 3) communities of practice sebanyak 55 Materi KLC terdiri dari 2660 video yang dibuat oleh Widyaiswara Dosen PKN STAN dan Pegawai Kemenkeu Sampai saat ini KLC sudah sampai tahap ketiga dan langkah ke tujuh jika dianalis menggunakan pendapat Amrit Tiwana tentang pembentukan KM melalui tiga tahap yang terdiri dari sepuluh langkah Langkah yang belum terlaksana adalah adalah melakukan pengujian mengelola kepemimpinan dan struktur dan evaluasi namun hal itu sudah diatur dalam cetak biru Kemenkeu Corpu KLC dapat dijadikan patok banding KM Jabar Corpu dan disarankan agar materinya segera terpenuhi maka diperbanyak diisi dengan best practice dari pejabat atau pegawai Provinsi Jabar agar link and match denga sasaran knerja institusi
References
Aruman E 2018 SWAOnline [Online] Available at httpsswacoidswareviewbook-reviewmembedah-praktik-corporate-university-di-indonesia
BPPK 2017 Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-140PP2017 Tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu Jakarta BPPK
BPS 2018 BPSJabar [Online] Available at httpsjabarbpsgoidstatictable2015040243jumlah-dan-persentase-pegawai-negeri-sipil-daerah-berdasarkan-kelompok-usia-di-jawa-barat-2009-2014html [Accessed 27 November 2018]
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
146
Budi H M d I 2017 Analisis Pengukuran Tingkat Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Studi Kasus Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Jurnal Sistem Informasi 13(1) pp 11-20
deakinco 2018 deakinco [Online] Available at httpswwwdeakincocommedia-centrenewsDeveloping-world-class-employees-with-the-702010-model [Accessed 26 November 2018]
Farisya Setiadi A R Z A H 2011 Model Government Knowledge Management System Untuk Mewujudkan Transparansi Dan Partisipasi Publik Pada Instansi Pemerintah Yogyakarta SNATI 2011
Gaebler D O a T 2003 Mewirausahakan Birokrasi Jakarta Penerbit PPM Jabar 2013 Jabarprov [Online]
Available at httpjabarprovgoidindexphppagesid1352 [Accessed 26 November 2018]
Jateng 2018 bpsdmdjatengprov [Online] Available at httpsbpsdmdjatengprovgoidv2web20180606langkah-awal-mewujudkan-jateng-corporate-university-di-pemerintahan-provinsi-jawa-tengah [Accessed 25 November 2018]
Mertler C A 2012 Action Research Yogyakarta Pustaka Pelajar Moleong L J 2015 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakarya Nazir M 1988 Metode Penelitian Keempat ed Jakarta Ghalia Indonesia Putri D K 2014 Perancangan Knowledge Management System Studi Kasus Deputi
Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara Jakarta Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Magister Teknologi Informasi
Rademakers M F 2017 Corporate University Merancang Membangun dan Mengelola Organisasi Pembelajaran Jakarta Penerbit PPM
Ramdani A R 2018 bumntrack [Online] Available at httpsbumntrackcomekonommeluruskan-esensi-corporate-university
Ramelan 2018 ppm [Online] Available at httpppm-manajemenacidpageramelan-1
Situmorang J R 2014 Bangunan Stratejik Organisasi Pembelajar Jurnal Administrasi Bisnis 10(2) pp 145-154
Sugiyono 2005 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta Sumanto 1990 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yogyakarta Andi Offset Suryanto A 2018 Badan Diklat DIY [Online]
Available at httpdiklatjogjaprovgoidv2kegiatanitem514-ceramah-kebijakan-pengembangan-kompetensi-asn-oleh-kepala-lan-ri-kepada-peserta-diklat-pim-tingkat-iv-angkatan-i-dan-angkatan-ii-tahun-2018
Tiwana A 1996 Knowledge Management Toolkit New Jersey USA Prentice Hall
Tumar T P D 2016 Knowledge Management Di Instansi Pemerintah ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) 4(1) pp 57-64
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
147
PROSES MANAJEMEN PERUBAHAN INSTITUSI PUBLIC MENUJU
CORPORATE UNIVERSITY
Daniar Ahmad Nurdianto Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat
D4niartogmailcom
Abstrak
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia menerbitkan
dua kebijakan untuk meningkatkan perekonomian nasional Pertama Kebijakan
Reformasi Koperasi Total yaitu pembubaran koperasi yang tidak berkualitas dan kedua
adalah Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yaitu peningkatan jumlah wirausaha
baru Secara internal inovasi Blended Learning yang telah dilaksakan membuat
pembelajaran menjadi lebih fleksibel Hal-hal tersebut merubah manajemen layanan
Pendidikan dan pelatihan yang selama ini dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Pendidikan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha (P3W) Jawa
Barat Perubahan tersebut meliputi organisasi metodologi pembelajaran operasional
pelatihan dan pola kerjasama pelatihan Penelitian ini bertujuan menggali strategi
manajemen perubahan organisasi menuju corporate university Tulisan ini merupakan
penelitian kualitatif yang dilakukan melalui pendekatan studi kasus Strategi utama
menuju corporate university yaitu perubahan kurikulum dan infrastruktur sebagai
temuan dalam penelitian ini
Kata kunci corporate university manajemen perubahan Pengelolaan Pendidikan
vokasional
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
148
I Pendahuluan
Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif studi manajemen perubahan UPTD P3W
dalam perspektif Corporate University Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
perubahan-perubahan-perubahan layanan Pendidikan dan pelatihan UPTD P3W
adalah sebuah unit kerja pemerintah provinsi Jawa Barat yang bertugas dalam
pengembangan SDM Koperasi dan UMKM Jawa Barat
Pada tahun 2015 Kementerian Koperasi dan UKM RI telah menerbitkan dua kebijakan
yaitu Reformasi Koperasi Total dan Gerakan Kewirausahaan Nasional Reformasi
Koperasi Total yaitu kebijakan yang menitikberatkan kepada kualitas koperasi dengan
membubarkan koperasi-koperasi yang tidak aktif Kualitas koperasi dipersyaratkan
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola yang memiliki kompetensi
perkoperasian Kebijakan kedua adalah Gerakan Kewirausahaan Nasionalsebuah
kebijakan untuk mencetak wirausaha baru di kalangan permuda Kebijakan tersebut
sinergi dengan kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu
pencetakan seratus ribu wirausaha baru Jawa Barat Sebuah program pendidikan dan
pelatihan bagi calon wirausaha maupun UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
dalam pengembangan ide usaha dan pengembangan skala usaha Secara internal
Inovasi pembelajaran menggunakan blended learning memberikan pengaruh besar
dalam percepatan layanan pendidikan dan pelatihan bagi peserta didik Faktor
eksternal dan internal organisasi ini telah mendorong terciptanya Corporate University
yaitu kesesuaian antara program Pendidikan yang disediakan oleh UPTD P3W dengan
kebutuhan pengelola organisasi bisnis dalam hal ini adalah Koperasi dan UMKM
II KAJIAN LITERATUR
A Mutu Pendidikan
Mutu menurut Parasuraman dkk (1985 41) agregasi dari transaksional khusus
untuk mencapai kepuasan pelanggan Ada 2 pendekatan yang menjadi unsur penting
dalam peningkatan mutu pembelajaran sekaligus mutu pendidikan di sekolah dalam
sudut pandang mikro dan makro pendidikan sebagaimana dijabarkan berikut ini
1 Pendekatan Mikro Pendidikan yaitu suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indikator kajiannya dilihat dari hubungan antara elemen peserta didik pendidik dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan Secara lengkap elemen mikro adalah Kualitas manajemen Pemberdayaan satuan pendidikan Profesionalisme dan ketenagaan Relevansi dan kebutuhan
2 Pendekatan Makro Pendidikan Pendekatan makro pendidikan yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas yaitu dengan elemen sebagai berikut Standarisasi pengembangan kurikulum pemerataan persamaan dan keadilan standar mutu dan kemampuan bersaing Sedangkan pendekatan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
149
makro pendidikan menyangkut berbagai hal yaitu melalui jalur pertama yaitu Input -Sumber ndash Proses Pendidikan ndash Hasil Pendidikan
B Manajemen Perubahan Secara umum proses manajemen perubahan peliputi kegiatan perancangan
perubahan implementasi perubahan dan pengendalian perubahan Bagaimana proses perubahan dikembangkan mengacu pada keberhsilan upaya perubahan itu sendiri Perubahan itu dapat dikendalikan dengan metode Total Quality Management
Total Quality Management (TQM) adalah suatu adalah suatu sistem manajemen
yang berfokus kepada orang atau pelanggan yang bertujuan untuk meningkatkan
secara berkelanjutan kepuasan customer pada biaya sesungguhnya yang secara
berkelanjutan terus menerus (Mulyasa 2013174) Proses Total Quality Management
menggunakan Siklus Plan-Do-Chek-Action (PDCA) sebuah siklus perbaikan terus
menerus
C Corporate University
Corporate University (CU) terlibat dalam membangun dan mengembangkan
kompetensi khusus SDM organisasi dan telah digunakan sebagai kendaraan untuk
menyatukan inisiasi pembelajaran dengan tujuan organisasi dan kinerja bisnis
Perbedaan antara departemen pelatihan tradisional dengan CU adalah ruang lingkup
yang telah diperluas dan sifatnya lebih proaktif Secara tradisional departemen
pelatihan focus pada orientasi pelatihan teknis dan bersifat reaktif CU menyediakan
pengembangan SDM untuk semua tingkat karyawan dipandu oleh tujuan yang jelas dan
rencara strategis jangka Panjang serta lebih proaktif Hal ini senada dengan definisi
yang dikemukakan oleh Abel amp Li (2012104)
ldquoCU is a company-driven initiative that integrates personal group and organization developmental processes in support of a strategic vision and enables the corporation to achieve competitive advantage through improved workforce performance and productivityrdquo
Untuk lebih jelasnya ciri-ciri Corporate University dapat dilihat table berikut
Tabel 1 Ciri-ciri Corporate University
Profil Fungsi Dimensi
Profil Organisasi Tatakelola dan kepemimpinan
Profil Metode pembelajaran Kurikulum yang ditawarkan
Populasi peserta didik
Profil Operasional Penggunaan teknologi dan implementasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
150
Profil Kerjasama Kerjasama dengan unit bisnis
Kerjasama dengan akademisi
Sumber Abel amp Li (2012105)
III METODOLOGi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan studi kasus Studi kasus termasuk ke dalam penelitian analisis deskriptif yang mana penelitiannya focus pada suatu kasus tertentu yang diamati dandianalisis secara cermatAnalisis ini dilakukan terhadap berbagai factor yang terkait dengan kasus yang diteliti dalam penelitian ini kasus yang diteliti mengenai proses manajemen perubahan institusi public
Sampel dalam penelitian ini tidak merupakan sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sampling) dan digunakan teknik bola salju atau snowball sampling technique (Bogdan amp Biklen 1982 Moleong 1990) Responden penelitian terdiri dari peserta pelatihan wirausaha baru Jawa Barat dan peserta pelatihan perkoperasian para peserta Sinergitas ABCGM (Academia Business Community Government Media) yaitu gerakan relawan pembangunan KUMKM yang dibentuk khusus oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat pengajar widyaiswara dan pejabat structural UPTD P3W
IV PEMBAHASAN
A Kebijakan menuju Corporate University
Kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa
Barat dalam menunjang perubahan menuju Corporate University
1 ―Sinergitas ABCGM (Academia Business Community Government dan Media)
sebuah kerjasama pentahelix yang berisikan relawan dibentuk untuk
pembangunan KUKM Jabar dengan program ―UMKM Jabar Naik Kelas Tim
ABCGM terbentuk atas prakarsa Kepala Dinas (badan pelaksana) yang melihat
kolaborasi merupakan sebuah modal Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
pembuatan maupun implementasi kebijakan Proses pembentukan tim diawali
dengan inisiasi aktif pimpinan badan untuk melibatkan actor kebijakan non
pemerintah dalam perumusan dan implementasi kebijakan Tim ABCGM yang
aktif terlibat adalah Akademic (akademisi) dari berbagai universitas dilibatkan
UNPAD ITB UNWID Tel-U YPKP Sanggabuana LP3I dari Business (pelaku
usaha) melibatkan BJB BRI sebagai bank yang bertanggungjawab dalam
menyalurkan kredit bagi UMKM Community (komunitas) KADIN Jabar HIPMI
Komunitas Tangan Di Atas (TDA) IWAPI GUMKEMINDO adalah komunitas
pengusaha yang ikut terlibat Government (pemerintah) OPD pemerintah
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
151
Provinsi dan OPD pemerintah kabkota Media (media informasi) Strategi bisnis
(Strabis) TV Bandung TV TVRI K-Lite FM membantu memberitakan informasi
ini
2 Kebijakan Reformasi Birokasi yang melahirkan berbagai inovasi dalam
menunjang blended learning
3 Sinergi dengan inkubator bisnis wirausaha Creative Hub (Ruang Kreatif) dan
LSP yang memiliki SKKNI Perkoperasian
4 Fleksibilitas kurikulum pelatihan berdasarkan kebutuhan peserta didik
5 Pembentukan Koperasi bagi para alumni pelatihan wirausaha
B Manajemen perubahan layanan Pendidikan
Manajemen perubahan ini menggunakan Total Quality Management dengan
konsep perubahan Plan-Do-Chek-Action (Siklus Shewhart) Diharapkan dengan
siklus ini tergambarkan dengan jelas
1 Plan
- Merencanakan jenis kebutuhan Pendidikan dan pelatihan
- Penganggaran Pelatihan
2 Do
- Perubahan Organisasi
Tata kelola menjadi lebih akuntabel dengan melakukan kerjasama antara
UPTD P3W dengan unit bisnis kepemimpinan kewirausahaan Kepala Dinas
sebagai pimpinan tertinggi menghasilkan kebijakan kemudian level midlle
manager Kepala UPTD P3W yang menghasilkan strategi implementasi
perubahan sehingga UPTDmenjadikan banyak kerjasama dengan LSP SKKNI
perkoperasian dengan membentuk Lembaga Diklat Profesi (LDP) diluar
struktur yang ada dan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan asosiasi unit
usaha (KADIN DEKOPINWIL IWAPI) dalam megembangkan usaha UMKM
- Perubahan Metode pembelajaran
a Kurikulum
Kurikulum yang fleksibel berbasis pengalaman (success story) dan
kepemimpinan bagi UMKM kemudian kurikulum berbasis kompetensi
bagi pengelola koperasi
b Terintegrasi dengan incubator bisnis dan Rumah Kreatif Peserta didik dari UPTD P3W bisa mengikuti pelatihan di RKB bahkan UPTD P3W bekerjasama dalam menyusun kurikulum pelatihan bagi UMKM
c Populasi peserta didik Peserta didik adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah pengelola
koperasi Dan para alumni incubator bisnis
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
152
- Perubahan Operasional Menggunakan metode blended learning yaitu inclass dan offclass bekerjasama dengan ingenio belajar online (Dataquest)
- Perubahan Kerjasama Kerjasama dalam Sinergitas ABCGM membentuk pola hubungan yang
erat
3 Chek
- Dinas koperasi dan Usaha Kecil membentuk tim pendamping untuk
monitoring hasil pelatihan yang diaplikasikan dalam usaha
- Melakukan monitoring oleh tim pengajar untuk mengevaluasi proses dan hasil
pendampingan
4 Action
- Membuat perbaikan hasil pelatihan
- Membentuk koperasi bagi alumni pelatihan UMKM
C Kelemahan dan Tantangan perubahan
1 Kendala SDM kesulitan bagi instruktur dan peserta didik dalam menggukan
teknologi blended learning
2 Kendala Anggaran terbatasnya anggaran UPTD P3W tidak menutupi
kebutuhan pelatihan yang beragam
3 Kendala alat ketersediaan fasilitas internet di daerah sulit diakses
D Strategi pelaksanaan
1 Strategi pendanaan (1) dana -dana CSR dan PKBL yang dikeluarkan
oleh BUMNBUMS dapat digunakan sebagai dana penunjang pelatihan
2 Strategi kelembagaan sinergitas ABCGM yang sifatnya relawan mampu
memberikan pendampingan secara gratis bagi UMKM hasil seleksi yang
siap mengikuti pelatihan dan pendampingan UMKM naik kelas
3 Strategi Kebijakan penggunaan blended learning sebagai infrastruktur
pendukung
4 Strategi SDM Pelatihan bagi instruktur atau pelatih dalam memberikan
materi pelatihan menggunakan blended learning
5 Strategi Kurikulum luwes dan fleksibel tergantungt kebutuhan unit bisnis
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
153
E Strategi Implementasi Kurikulum dan penggunaan infrastruktur
Hal UMKM Koperasi
Peserta didik UMKM Pengelola Koperasi
Materi Kepeimpinan dan
Kewirausahaan
Kompetensi individu
Cara
penyampaian
Praktisi sebagai narasumber
dan E-Learning
Praktisi sebagai sumber dan
fasilitator (tersertifikasi)
Pengelolaan Tersinergi dengan Kebutuhan
komunitas UMKM
Tersinergi dengan LSP yang
telah memiliki SKKNI
Perkoperasian
Aliansi Komunitas UMKM LSP Koperasi dan Dewan
Koperasi
V KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
- Sistem manajemen perubahan yang diimplementasikan disebuah
institusi public belum tentu berhasil pada saat diimplementasikan
adaptasi terhadap sebuah perubahan maupun penyesuaian memerlukan
proses dan waktu
- Strategi utama perubahan menuju Cororate University adalah kesiapan
SDM dalam membuat kurikulum yang fleksibel dan luwes dalam
pembelajaran
- Strategi relevansi mutu lulusan dan unit usaha adalah kurikulum dan
infrastruktur pembelajaran
- Strategi utama relevansi kurikulum pembelajaran sebuah unit diklat pada
kasus ini adalah sinergitas ABCGM sebuah forum komunikasi dan
kerjasama dalam pengembangan unit bisnis UMKM dan media blended
learning
- Koperasi yang terbnetuk dari alumni pelatihan wirausaha akan dilatih
perkoperasian berbasis kompetensi
2 Saran
- Diperlukan Kepemimpinan Kewirausahaan dalam membentuk inovasi
dalam kebijakan
- Perlu diterbitknnya peraturan yang menjamin keberlangsungannya
kerjasama Pentahelix
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
154
VI Referensi
Abel Amy Lui amp Li Jessica (2012) Exploring the Corporate University Phenomenon Development and Implementation of Comprehensive Survey Human Resource Development Quarterly vol 23 no 1 pp 103-126
Bogdan RC amp Biklen SK (1982)Qualitative research for education An introduction to theory andmethods Boston Allyn amp Bacon Inc
Moleong L J (1990) Metoda Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakarya Mulyasa HE (2013) Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet 3 Jakarta PT
Bumi Aksara Kolo Philip Strack Rainer Cavat Philippe Torres Roselinde and Bhalla Vikram (2013)
Corporate Universities an engine for human capital The Boston Consulting Group ParasuramanValerie A Zeithaml amp Leonard Berry (1985) A coneptual model of
service quality and its implications for future research Journal of marketing vol 49 41-50
Saifulloh Moh Muhibbin Zainul dan Hermanto (2012) Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Jurnal Sosial Humaniora hal 206-217
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
155
ANALISIS KOMPETENSI SISTEM INFORMASI UNTUK MEWUJUDKAN
CORPORATE UNIVERSITY DI JAWA BARAT
ABSTRAK
Oleh
Indri Koesnadi
(Pranata Komputer Ahli Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat HP 08156013335 Email i_koesnadiyahoocom)
Perkembangan teknologi saat ini ditandai dengan mencairnya batas-batas wilayah
keleluasaan individu dan entitas bisnis terkoneksi satu sama lain yang menyebabkan
laju perubahan sangat cepat Hanya organisasi yang dapat mengimbangi kecepatan
perubahan yang akan bertahan Visi Jawa Barat sebagai Provinsi Juara Lahir dan
Bathin sudah waktunya menciptakan corporate university bagi pegawainya Corporate
university Jawa Barat digunakan sebagai pusat pembelajaran bagi pegawai untuk
menghasilkan layanan masyarakat berbasis proses bisnis terkoneksi yang berorientasi
orang dan proses untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
Proses Bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang terstruktur dan saling terkait dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi baik instansi pusat maupun di daerah Pemetaan struktur
dan keterkaitan aktivitas melibatkan orang dan proses yang dihubungkan oleh data
danatau informasi di dalamnya Pengetahuan tentang proses bisnis orang dan proses
termasuk substansi kompetensi sistem informasi Identifikasi pengetahuan pada
kompetensi sistem informasi yang patut dikuasai oleh Aparatur Sipil Negara di Jawa
Barat diwujudkan dalam Kerangka Kerja Kerangka Kerja disusun tanpa menunjukkan
hubungan diantaranya Kerangka kerja pengetahuan sistem informasi menunjukkan
pengetahuan utama yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara Jawa Barat untuk
mewujudkan Jawa barat Juara Lahir dan Bathin melalui kolaborasi dan inovasi
Kata kunci corporate university sistem informasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
156
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi pada era globalisasi telah mencairkan batas-batas wilayah keleluasaan individu dan entitas bisnis terkoneksi satu sama lain yang menyebabkan laju perubahan sangat cepat Perubahan tersebut ditandai dengan memunculkan model bisnis dan model investasi baru di masyarakat Menyikapi perubahan tersebut Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah memiliki visi dan misi untuk menjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi Juara Lahir dan Batin Transformasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai unit kerja yang menyeluruh menuju transformasi digital sudah tak dapat dielakkan Transformasi digital yang dilakukan sedikitnya memiliki ruang lingkup penciptaan strategi proses sumber daya manusia budaya dan kepemimpinan Dalam dunia digital standar operasional prosedur yang kemudian menjadi proses bisnis dihubungkan oleh data danatau informasi Proses bisnis tersebut praktis saling terkoneksi dan berorientasi orang dan proses
Coorporate university di Jawa Barat sebagai pusat pembelajaran bagi pegawainya sudah saatnya diwujudkan Sebagai pusat pembelajaran para pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi ditingkatkan kompetensi dan kemampuannya untuk menghasilkan layanan masyarakat berbasis proses bisnis terkoneksi dalam upaya pencapaian visi dan misi Pembangunan Jawa Barat di bawah koordinasi Gubernur Jawa Barat Pengetahuan tentang proses bisnis termasuk dalam substansi kompetensi sistem informasi Dalam rangka peningkatan kualitas layanan masyarakat berbasis proses bisnis terkoneksi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan identifikasi kompetensi sistem informasi minimal bagi para pegawainya yang diwujudkan dalam Kerangka Kerja
Analisis kompetensi sistem informasi untuk mewujudkan Coorporate University di Jawa Barat disusun untuk mewujudkan Kerangka Kerja tersebut Kerangka kerja yang secara mandiri adalah sebagai pengetahuan utama yang perlu dimiliki oleh pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
KAJIAN LITERATUR
Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) 5 mendeskripsikan kriteria informasi menjadi 7 (tujuh) aspek utama yaitu 1 Effectiveness berarti informasi relevan dan dapat memenuhi kebutuhan proses
bisnis Tersedia secara tepat waktu akurat konsistem dan dapat dengan mudah digunakan
2 Efficieny berarti informasi menggunakan sumber daya secara produktif dan ekonomis
3 Confidentially berarti informasi bersifat aman dari pihak-pihak yang tidak berhak mengetahuinya
4 Integrity berarti informasi berhubungan secara tepat dan lengkap 5 Availability berarti informasi tersedia secara cepat ketika dibutuhkan 6 Compliance berarti informasi dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya 7 Reliability berarti informasi terjamin kehandalannya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
157
Pada pendekatan kesisteman data informasi dan value bagaikan sebuah siklus informasi Pada siklus informasi proses bisnis menghasilkan dan mengolah data mentransformasikannya menjadi informasi dan pengetahuan akhirnya menciptakan nilai bagi organisasi sebagaimana terlihat pada Gambar 1
Bisnis Proses
Data
Informasi Pengetahuan
Value
Proses TI
menghasilkan
dan proses
transformasi transformasi menciptakan
menggerakkan
Gambar 1 Siklus Informasi
Enterprise Architecture (EA) merupakan pendekatan logis yang komprehensif untuk merancang sistem dan mengimplementasikan komponen sistem Hal ini memberikan dampak pada kemudahan dan kejelasan interaksi diantara tujuan dan solusi layanan Setiap komponen terdiri elemen yang terbentuk dari variabel yang berinteraksi didalamnya Komponen utama EA diperlihatkan pada Gambar 2 Untuk menghasilkan informasi variabel yang dibutuhkan berbasis people process dan technology People menggambarkan variabel-variabel dari elemen people sebagai indikator kinerja seperti perilaku organisasi budaya organisasi asset organisasi dan kompetensi dasar Process menggambarkan variabel-variabel dari elemen process sebagai indikator kinerja seperti collectmengumpulkan processingmemproses storemenyimpan usemenggunakan dan disseminatediseminasi Technology menggambarkan variabel-variabel dari elemen technology sebagai indikator kinerja seperti standar layanan service level management dan quality of service
BP Definition
BP Events
BP Specification
BP Work flow
Structure
Org infrastructure
Org type
IT function
Job rule
IT Personal Hard
competence
People
OB OB OA SC
Process
Collect processing store
use disseminate
Technology
Standard service
QOS
IT
Organization
Architecture
IT
Business Process
Architecture
IT
Architecture
Information
Architecture
Business Dev
Outsorcing Partnership
Alliances EDI
Technology
Network
Business Continuity
Risk Management
Req
uir
emen
tsR
equ
irem
ents
Req
uirem
ents
Req
uirem
ents
A set of business
entities amp they related
(Indicators amp Model
design)
IT coordinated dev
(Indicators amp Model
design)
Organization chart
(Indicators amp Model
design)
BPM Service
Platform (Indicators
amp Model design)
DIAGRAM amp SCHEMATICS
HOLISTIC REPRESENTATION
OF ALL COMPONENT EA
EMPHASIZE THE PART OF
THE ENTERPRISE
Gambar 2 Komponen elemen dan variabel EA
Ralph W Tyler menyatakan bahwa pengembangan learning experiences yang diharapkan akan menyebabkan tujuan tercapai Learning experiences penting diperhatikan sehingga 1 Learning experience harus memberikan kesempatan untuk melatih apa yang
dipelajarinya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
158
2 Learning experience harus memberikan kepuasan bagi yang mempelajarinya 3 Reaksi yang diharapkan harus sesuai dengan perkembangan 4 Banyak learning experience dapat dipergunakan mencapai tujuan yang sama 5 Learning experience dapat menghasilkan berbagai outcome OlsquoBrien dan Marakas telah menyusun kerangka kerja yang menunjukkan pengetahuan-pengetahuan yang harus dikuasai di bidang sistem informasi Tujuan utama dari kerangka kerja itu adalah untuk memberikan gambaran umum tentang pengetahuan sistem informasi Kerangka kerja itu ditampilkan dalam Gambar 3
Gambar 3 Kerangka kerja pengetahuan-pengetahuan utama sistem informasi
METODE
Analisis kompetensi sistem informasi untuk mewujudkan Coorporate University di
Jawa Barat dilakukan tahapan sebagai berikut
1 identifikasi masalah melakukan pemetaan aspek utama informasi dan variabel berdasarkan kriteria tertentu
2 analisis dan interpretasi melakukan analisis dan interpretasi 3 desain melakukan desain kerangka kerja pengetahuan dan kompetensi sistem
informasi 4 kesimpulan dan Saran menyusun kesimpulan dan saran Seluruh kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dengan siklus proses dapat dlihat
pada Gambar 3
Gambar 3 Metode Penelitian
ANALISISPEMBAHASAN
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Hal ini menjadi keniscayaan bahwa layanan-layanan dalam Penyelenggara Pemerintah semestinya berbasis elektronik Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Identifikasi masalah
Analisis dan Interpretasi
Desain
Kesimpulan dan saran
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
159
sedikitnya memiliki ruang lingkup pengaturan Tata Kelola Manajemen Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi penyelenggara percepatan dan pemantauan serta evaluasi Ruang lingkup tersebut sebagaimana terlihat pada Gambar 4 Proses bisnis menjadi bahagian unsur dari Tata Kelola yang dideskripsikan melalui arsitektur proses bisnis Arsitektur adalah kerangka dasar yang mendeskripsikan integrasi proses bisnis data dan informasi infrastruktur aplikasi dan keamanan untuk menghasilkan layanan yang terintegrasi Proses Bisnis adalah sekumpulan kegiatan yang terstruktur dan saling terkait dalam pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pusat dan pemerintah daerah masing-masing Lebih jauh kemudian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah
Gambar 4 Ruang Lingkup Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Penyusunan Peta Proses Bisnis dimunculkan dalam rangka penataan ketatalaksanaan sebagai salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi untuk mewujudkan organisasi instansi pemerintah yang tepat fungsi tepat ukuran dan tepat proses Merujuk pada aspek utama informasi dan variabel EA dilakukan pemetaan berbasis proses sebagaimana terlihat pada Tabel 1
Tabel 1 Pemetaan aspek utama informasi terhadap variabel EA berbasis proses
No Aspek Utama Variabel EA
1 Efficieny People
2 Efficieny People
3 Effectiveness People
4 Effectiveness People
5 Avalilability People
6 Avalilability People
7 Integrity Technology
Tata Kelola Manajemen
Penyelenggara percepatan dan pemantauan serta evaluasi
Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
160
8 Confidentially Technology
9 Compliance Technology
10 Reliability Technology
Corporate university muncul hampir bersamaan dengan era globalisasi pegawai yang berpengetahuan dan organisasi pembelajar Pada abad 21 dimana informasi sudah tak mengenal batas wilayah berdampak pada semakin banyak orang yang berpengetahuan Hal ini merubah gaya kepemimpinan yang semula memiliki gaya komando menjadi gaya partisipatif Sehingga kecepatan belajar menjadi keunggulan kompetitif Corporate university seharusnya adalah tentang penyelarasan strategi dan pembelajaran yang terfokus Corporate university lebih tepat dipandang sebagai pendekatan pembelajaran organisasi untuk mendukung kinerja organisasi Oleh karenanya pertimbangan aspek people meliputi pengetahuan ketrampilan dan sikap kepribadian menjadi hal yang terelakkan Pengetahuan proses bisnis pemahaman layanan target masyarakat yang dilayani menjadi hal yang paling penting
Visi Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 ndash 2023 yaitu ―Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi dengan 5 misi yang menjadi tujuan pembangunan Jawa Barat hanya dapat diwujudkan dengan kolaborasi proses layanan masyarakat dengan melibatkan Perangkat Daerah yang terkait Fokus pada informasi yang menjadi integrator proses layanan masyarakat Pemimpin dan Pegawai Negeri Sipil hendaknya memahami model-model bisnis terkini sesuai pelaksanaan tugas dan fungsinya Untuk memahami model bisnis dan merancang strategi pelayanan yang efektif sebagai dampak dari globalisasi dapat dilakukan 1 Peningkatan pemahaman tentang perkembangan sosial budaya masyarakat 2 Menentukan jenis layanan sesuai kebutuhan masyarakat yang berbasis pasar global 3 Identifikasi peluang pemasaran global 4 Pemahaman kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat untuk ditumbuh
kembangkan sebagai penciri masyarakat Jawa Barat Corporate university yang merupakan entitas pendidikan dan pengembangan sumber daya aparatur serta penciptaan pengetahuan bagi organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan Penyusunan kerangka kerja yang menunjukkan informasi sebagai suatu sistem proses bisnis penting dilakukan Kerangka kerja ini menjadi identifikasi pengetahuan utama bagi sumber daya aparatur untuk menciptakan strategi pelayanan yang efektif ini menjadi filosofi penting bagi program corporate university Pembelajaran tidak harus dilaksanakan sendiri semuanya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat bermitra dengan kalangan akademisi bahkan dunia industri berdasarkan kesepakatan pelaksanaan program dan evaluasi tertentu
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
161
Tabel 2 Kerangka Kerja Pengetahuan Sistem Informasi di Jawa Barat
No Pengetahuan
Utama
Keterkaitan Misi Fokus Pembelajaran Kompetensi yang
terfokus
1 Information
Technologies
Konektivitas
wilayah (3)
Keamanan Informasi Intelejensia bisnis dan
data warehouse
2 Foundation
Concepts
Seluruh misi Permasalahan Sosial
Informasi
1 Manajemen
perubahan
2 Jaringan informasi
dan sosial
3 Pemetaan informasi
Perangkat Daerah
3 Development
Processes
1 Pelayanan
Publik yang
inovatif (2)
2 Pemerintahan
kolaboratif (5)
1 Tata Kelola dan
Manajemen
Informasi
2 Pengujian dan
Evaluasi Informasi
3 Manajemen
Proyek
1 Rekayasa Proses
Bisnis
2 Tata Kelola Informasi
3 Pengukuran Kinerja
4 Manajemen Investasi
4 Business
Applications
Pembentukan
Pusat Peradaban
(1)
Pengembangan
Sistem Informasi
1 Perencanaan Sistem
Informasi
2 Manajemen Proyek
5 Management
Challenges
Pemanfaatan
teknologi digital
(4)
Layanan masyarakat
Terintegrasi
1 Sistem dan
Manajemen Informasi
2 Etika dan Hukum
3 Kepemimpinan bisnis
Management Challenges sebagai media learning experiences dapat mengambil bermacam-macam bentuk aktivitas pembelajaran misalnya temu muka penugasan praktikum bahkan sampai dengan magang
KESIMPULAN
Corporate university di Jawa Barat sebagai penyelenggara pendidikan juga berfungsi untuk memperkecil kesenjangan kompetensi aparatur Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sebagai dampak era globalisasi Pelaksanaan program pembangunan Jawa Barat serta pengembangan kompetensi sumber daya aparatur diperlukan untuk merespon kebutuhan masyarakat dan mengeksplorasi masa depan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
162
Kompetensi sistem informasi menjadi penting untuk menciptakan strategi layanan masyarakat yang efektif Kompetensi sistem informasi tersebut disusun dalam Kerangka kerja pengetahuan sistem informasi Kerangka kerja tersebut menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi sistem informasi bagi sumber daya aparatur melalui Corporate university di Jawa Barat
SARAN
Penciptaan Corporate university di Jawa Barat untuk mewadahi pengetahuan aparatur
di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi strategis nilainya Karena
melalui Corporate university proses pembelajaran penyelarasan pelaksanaan program
pembangunan dapat dilaksanakan sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Barat
senantiasa menjadi organisasi pembelajar untuk menghasilkan layanan masyarakat
yang Juara
REFERENSI
Rudito Priyantono PhD Sinaga Mardi FN MBA 2017 Digital Mastery Membangun Kepemimpinan Digital untuk Memenangkan Era Disrupsi Gramedia
___________ (2012) COBIT 5 A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT ISACA USA
Sembiring Jaka Nuryatno Edi Triono Gondokaryono Yudi Satria 2011 Analyzing the Indicators and requirements in Main Components of Enterprise Architecture Methodology Development Using Grounded Theory in Qualitative Methods Journal Econometrics Econometric amp Statistical Methods ndash Special Topics e-Journal vol 4
Tyler RW 1949 Basic Principles of Curriculum and Instruction The University of Chicago Press Chicago
OlsquoBrien JA and Marakas GM (2006) Management Information Systems McGraw-HillIrwin Boston
Leon G Schiffman and Joseph L Wisenblit (2015) Consumer Behavior 11th edition Pearson Education Limited England
httpswwwclomediacom20180503future-corporate-university diakses tanggal 30 November 2018 pukul 1422
Susanto Tony D PhD (ITIL TOGAF COBIT) 2018 Presentasi Kompetensi Sukses era Industri 40
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
163
TANTANGAN DAN PERAN WIDYAISWARA DALAM CORPORATE
UNIVERSITY
Abstrak
Oleh Noor Cholis Madjid
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan noorcholismdgmailcom
Perubahan kondisi global dan berkembangnya revolusi industry 40 telah mengubah cara dalam bisnis pemerintahan dan pendidikan Teknologi informasi dan transformasi digital menjadi landasan untuk bergerak lebih cepat efektif efisien dan berkualitas Untuk mengantisipasi kondisi global KementerianLembaga negara dituntut untuk fokus dalam menyelesaikan masalah strategis organisasi dan peningkatan kinerja sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas Undang Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan bahwa ASN harus memiliki integritas profesional netral dan bebas dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi kolusi dan nepotisme Kondisi yang hendak dicapai tersebut antara lain dilakukan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pada saat ini berkembang trend transformasi Lembaga Diklat menjadi Corporate University Kajian ini merupakan pemikiran penulis dengan melakukan pengamatan dan studi kepustakaan terkait dengan tantangan dan peran Widyaiswara dalam Corporate University Berdasarkan hasil kajian penulis Widyaiswara akan tetap berperan dalam Corporate University dengan terus mengembangkan kompetensi terkait dengan teknologi informasi business proses membangun kompetensi pengembangan instructional system design dan penguasaan ragam pembelajaran Selanjutnya dalam Corporate University Widyaiswara dapat berperan menjadi Facilitating Skill Learning Technologist dan Partner Skill Group Owner (SGO) Manajemen dan Widyaiswara harus berkolaborasi agar Transformasi lembaga diklat menjadi Corporate University mampu mencapai tujuan yang diharapkan
Keyword Widyaiswara Corporate UniversityLembaga Diklat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
164
A PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Perubahan kondisi global dan berkembangnya revolusi industry 40 telah mengubah cara dalam bisnis pemerintahan dan pendidikan Teknologi informasi dan transformasi digital menjadi platform agar semua lini bergerak lebih cepat lebih efektif lebih efisien dan lebih berkualitas Organisasi Kementerian dituntut untuk fokus dan mampu menyelesaikan masalah strategis organisasi dan peningkatan kinerja Untuk mencapai itu semua diperlukan SDM yang berkualitas tinggi Untuk mencapai Tujuan tersebut salah satu pilihan yang dilakukan oleh Badan Diklat adalah melakukan transformasi kelembagaan menjadi Corporate University (Corpu)
Peran Lembaga diklat dalam manajemen ASN diatur dalam Undang-Undang Undang Undang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa ASN yang hendak dibangun adalah Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas profesional netral dan bebas dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Salah satu Lembaga Pendidikan dan pelatihan pemerintah yang telah bertransformasi menjadi Corpu adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Alasan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bertransformasi menjadi corpu adalah
a Pengembangan keselarasan SDM dengan sasaran strategis organisasi b Pemanfaatan teknologi untuk membuat belajar menjadi lebih fleksibel
tidak terikat oleh ruang dan waktu c Pengembangan dan dokumentasi pengetahuan (knowledge) yang telah
dimiliki oleh organisasi d Proses pembelajaran yang aplikatif mudah diakses dan berdampak tinggi
2 Permasalahan
Sebagai sebuah Badan Diklat salah satu ujung tombak pegawai adalah Widyaiswara Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai tugas pendidikan pengajaran pelatihan evaluasi diklat dan pengembangan diklat Ketika organisasi bertransformasi menjadi Corpu maka permasalahan yang dihadapi oleh Widyaiswara antara lain
a Apakah tantangan yang dihadapi oleh Widyaiswara b Apakah peran Widyaiswara dalam organisasi Corporate University
3 Tujuan Penulisan
Artikel ini akan menguraikan pengalaman dan pengamatan penulis sebagai Widyaiswara pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang telah bertransformasi menjadi Kementerian Keuangan Corporate University Dengan terjadinya perubahan organisasi sebagai Widyaiswara yang terlibat langsung didalamnya penulis akan menguraikan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
165
a Tantangan yang dihadapi Widyaiswara sesuai dengan dinamika
organisasi
b Peran Widyaiswara dalam organisasi Corporate University
Penulis berharap kajian ini bermanfaat terutama bagi pengelola dan
Widyaiswara pada badan diklat yang berniat bertransformasi menjadi Corpu
B KAJIAN LITERATUR 1 Perbedaan Corporate University Dengan Training Center
Perbedaan utama antara Lembaga diklat (training center) dengan corporate university adalah terkait dengan fokus pembelajaran Training center pada umumnya berfokus padapemenuhan kesenjangan kompetensi individu sedangkan Corporate University berfokus pada masalah-masalah strategis dan performa bisnis dari organisasi induknya Perbedaan mendasar ini tercermin dalam definisi Corporate University
Di lingkungan Kementerian Keuangan Corporate University didefinisikan sebagai strategi yang digunakan untuk mencapai visi dan misi Kementerian Keuangan dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh seluruh elemen Kementerian Keuangan dengan BPPK sebagai motor penggerak utama bagi SDM Keuangan Negara Corporate University bertanggung jawab dalam pengembangan SDM serta peningkatan kapabilitas dan daya saing organisasi sehingga Corporate University harus mampu go beyond training and development dalam memastikan bahwa ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan dan memiliki link and match dengan target kinerja Kementerian Keuangan (Keputusan
Kepala Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Nomor Kep- 140PP2017)
Dari Tujuan dan definisi Corporate University tersebut jelas tergambar bahwa tugas corporate university jauh lebih berat daripada tugas Lembaga diklat Selain itu integrasi Corporate University dalam keseluruhan organisasi juga menjadi lebih kuat Untuk mencapai Tujuan tersebut Corporate University mengadopsi model learning development yang diinisiasi oleh Michael Lombardo dan Eichinger (2010) Model ini menjelaskan bahwa strategi pembelajaran yang dapat memberikan hasil optimal bagi organisasi 70 persen adalah workplace integrated learning 20 persen adalah learning from other dan 10 persen adalah structural learning
Corporate university menggunakan semua jenis strategi pembelajaran yang meliputi structured learning learning from other dan workplace integrated learning sedangkan Badan Diklat pada umumnya hanya menerapkan structures learning Kondisi ini akan memunculkan konsekuensi perbedaan struktur organisasi antara corporate university dengan Lembaga diklat konvensional Selain perbedaan struktur juga akan berimbas terhadap ragam produk dari Lembaga diklat yang bertransformasi menjadi corporate university
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
166
Ilustrasi penyusunan pembelajaran dan pencapaian visi misi dan sasaran kinerja organisasi dapat dijelaskan dalam gambar berikut
Sumber Paparan BPPK terkait Corporate University
2 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Corporate University Dalam pengelolaan Corporate University dibutuhkan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas SDM yang secara fungsional menonjol dalam pengelolaan Corporate University adalah
a Facilitating Skill Merupakan tenaga pengajar yang kompeten sebagai mata diklat di Corporate
University Pengajar yang kompeten merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah institusi pendidikan apa pun model institusi tersebut
b Learning Technologist Learning Technologist merupakan pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan
yang terlibat dalam pengelolaan pengembanganpenyelenggaraan evaluasi dan dukungan kediklatan denganmenggunakan teknologi pembelajaran yang dimiliki
c Pejabat Lain Yang Terlibat Dalam Proses Pembelajaran Karena dalam proses pembelajaran Corpu menggunakan Community Learning
dan Integrated Learning at Work maka pejabat dilingkungan unit teknis juga terlibat Salah satu pemeran dalam proses pembelajaran adalah Skill Group Owner (SGO) SGO merupakan pegawai yang menguasai keahlian teknis dan bertugas untuk membantu melaksanakan pemetaan kompetensi untuk peningkatan kinerja organisasi dan menginventarisasi kompetensi merumuskan program pembelajaran dan diseminasi best practices dalam organisasi serta membagi knowledgeexpertiseknow
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
167
how experience (tacit knowledge dan explicit knowledge) terkait kompetensi teknis untuk bahan knowledge management
C METODOLOGI
Makalah ini dirumuskan dengan menggunakan metodologi kajian literatur dan kerangka pemikiran secara logis Kajian literatur dilakukan dengan mengkaji literatur mengenai Corpaorate University dan mendalami aturan organisasi Corporate University pada lingkungan Kementerian Keuangan Kemenkeu dipilih karena salah satu lembaga diklat pemerintah yang telah bertransformasi menjadi Corporate University adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
D PEMBAHASAN 1 Tantangan Yang Dihadapi Widyaiswara Terkait Dengan Dinamika Organisasi
Widyaiswara harus berperan aktif dalam Corporate university Peran aktif tersebut antara lain adalah terlibat dalam menghasilkna output dari organisasi Perbedaan produk atau output yang dihasilkan oleh Corporate University dibandingkan dengan lembaga diklat atau training center adalah sebagai berikut
Tabel 1 Perbedaan Output Training Center dan Corporate University
Sumber Kep- 140PP2017 Kep- 140PP2017 (diolah)
Sehubungan dengan produk yang akan dihasilkan Corpu sebagaiman dalam tabel diatas maka maka tantangan utama yang dihadap WI terkait transformasi kelembagaan menjadi Corporate University adalah peningkatan dan pengembangan kompetensi Adapun Kompetensi dan yang harus ditingkatkan dan dikembangkan Widyaiswara adalah
a Kompetensi di bidang Teknologi Informasi
No Training Center Corporate University
1 Class Learning Class Learning
2 E-Leaming E-Leaming
3 Blended Learning Blended Learning
4 CoachingMentoring
5 Culture Change
6 Knowledge Management
7 System
8 On the Job Training
9 Knowledge Sharing
10 Knowledge Management
11 Working Group
12 Community of Practice
13 Expert Directory
14 Produk Lainnya bila diperlukan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
168
Salah satu alasan transformasi Lembaga diklat menjadi corporate university adalah revolusi industry 40 Oleh sebab itu banyak produk corpu yang berbasiskan teknologi industry Oleh sebab itu penguasaan teknologi informasi menjadi mutlak bagi seorang widyaiswara Penggunaan teknologi informasi tersebut antara lain dipergunakan untuk
a) Optimalisasi penggunaan smart classroom b) Penyusunan bahan ajar berbasis multimedia (video) c) Menjadi narasumber pewawancara editor penulis script untuk kegiatan
yang terkait dengan Knowledge Management Capture
b Penguasaan Kompetensi dalam Business Proses Membangun Kompetensi
Widyaiswara harus memahami dan mampu menjalankan business process Corpu Dalam membangun kompetensi dan mengembangkan ASN bisnis model yang dikembangkan oleh Corpu adalah sebagai berikut
Tabel 2 Peta Pembelajaran Relevan dan Impactfull
OutputTarget Kinerja Organisasi
(Outputtarget kinerja individujabatan)
Kualifikasi SDM yang Dibutuhkan
Kebutuhan Pengembangan SDM
(Kebutuhan PembelajaranKompetensi)
Analysys Desain Development Implementation and
Evaluation Pembelajaran untuk Pemenuhan Kebutuhan
Kompetensi
Pencapaian outputtarget kinerja individujabatan
Pencapaian Outputtarget kinerja organisasi
Sumber Kep- 140PP2017 (diolah)
c Kompetensi terkait dengan Instructional System Design (ISD)
Seluruh proses pembelajaran pada Kementerian Corporate university diarahkan untuk memberikan dampak bagi visi misi dan sasaran kinerja Kementerian Keuangan Proses pembelajaran dimulai dari identifikasi kebutuhan diklat yang selaras dengan visi misi dan sasaran kinerja organisasi sesuai dengan strategic issue dan business performance yang diharapkan pada tahun yang bersangkutan Identifikasi kebutuhan pembelajaran berfungsi untuk memperkuat performance individu dan performance organisasi Untuk itu widyaiswara harus mempunyai kompetensi tinggi terkait dengan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
169
Instructional System Design (ISD) atau desain pembelajaran agar sesuai dengan Tujuan organisasi
Dalam penyusunan ISD tersebut Widyaiswara harus memperhatikan konsep ADDIE (Analysis Design Development Implementation and Evaluation) Yang harus diperhatikan dalam penyusunan ISD ini adalah harus memnuhi kriteria
1) Relevant artinya terdapat link and match dengan strategic issue dan kinerja organisasi (tingkat Eselon I dan KementerianLembaga)
2) Applicable artinya program pembelajaran harus mudah dipahami dikuasi dan diterapkan dalam pelaksanaan tugasfungsi
3) Accessible artinya program pembelajaran harus mudah diakses kapan saja dimana saja
4) Impactfull artinya program pembelajaran harus dampak yang tinggi terhadap peningkatan organisasi (level eselon I dan KementerianLembaga)
d Kompetensi Di Bidang Penguasaan Ragam Pembelajaran
Dengan banyaknya produk dari Corporate University maka Widyaiswara harus menguasai ragam pembelajaran yang lebih bervariasi Learning delivery yang dipergunakan dalam Corporate University jauh lebih beragam daripada Lembaga diklat untuk itu widyaiswara harus mempunyai kompetensi dalam pengggunaan learning delivery yang dipilih
2 Peran Widyaiswara dalam organisasi Corporate University
Dalam Corporate University secara fungsi terdapat beberapa peran yang dapat dipilih oleh Widyiswara yaitu
a Facilitating Skill Peran facilitating skill merupakan peran yang paling dekat dengan Widyaiswara
saat ini yaitu tenaga pengajar yang kompeten sebagai mata diklat di Corporate University Yang perlu menjadi perhatian adalah dalam model pembelajaran yang bersifat structural hanya 10 persen dari pembelajaran yang dikembangkan oleh Corporate University
b Learning Technologist Widyaiswara dapat juga mengembangkan peran sebagai Learning Technologist
yaitu peran untuk pengelolaan pengembanganpenyelenggaraan evaluasi dan dukungan kediklatan dengan menggunakan teknologi pembelajaran yang dimiliki Untuk dapat berperan sebagai learning technologist Widyaiswara harus mengembangkan kemampuan baru di bidang teknologi pembelajaran
c Skill Group Owner (SGO) Proses pembelajaran yang bersifat community Learning dan Integrated Learning
at Work membutuhkan Skill Group Owner (SGO) SGO pada prinsipnya berada pada unit eselon I dan tidak berada pada lembaga penyelenggara diklat Widyaiswara harus punya kompetensi teknis yang memadai sehingga dapat bekerja sama secara harmonis dengan SGO untuk
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
170
a melaksanakan pemetaan kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja organisasi dan melakukan inventarisasi kompetensi serta
b merumuskan program pembelajaran dan diseminasi best practices dalam organisasi
c memberikanmembagi knowledgeexpertiseknow how experience (tacit knowledge maupun explicit knowledge) terkait kompetensi teknis untuk bahan knowledge management
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 Kesimpulan
Corporate University didefinisikan sebagai strategi yang digunakan untuk mencapai visi dan misi Organisasi dengan mewujudkan link and match antara pembelajaran pengelolaan pengetahuan dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Organisasi dan dilaksanakan oleh seluruh elemen Organisasi Untuk mencapai Tujuan tersebut Corporate University mengadopsi model learning development yang dapat memberikan hasil optimal bagi organisasi yaitu 70 persen adalah workplace integrated learning 20 persen adalah learning from other dan 10 persen adalah structural learning
Dengan adanya transformasi Lembaga diklat menjadi Corporate University maka terdapat dua permasalahan bagi Widyaaiswara yaitu
a Tantangan Yang Dihadapi Widyaiswara Terkait Dengan Dinamika Organisasi
Widyaiswara harus berperan aktif dalam Corpu Peran aktif tersebut adalah terlibat dalam menghasilkna output dari organisasi Terkait hal tersebut tantangan utama Widyaiswara adalah meningkatkan dan mengembangkan kompetensi khususnya terkait dengan
1) Kompetensi di bidang Teknologi Informasi 2) Penguasaan Kompetensi dalam Business Proses Membangun Kompetensi 3) Kompetensi terkait dengan Instructional System Design (ISD) 4) Kompetensi Di Bidang Penguasaan Ragam Pembelajaran
b Peran Widyaiswara dalam organisasi Corporate University
Dalam Corporate University terdapat beberapa peran yang dapat dilakukan oleh Widyiswara yaitu
1) Facilitating Skill 2) Learning Technologist 3) Partner utama Skill Group Owner (SGO)
2 Rekomendasi
Sehubungan dengan transformasi Lembaga diklat menjadi Corporate University maka pengelola Lembaga diklat dan Widyaiswara harus berkolaborasi dengan baik agar tantangan organisasi dapat dilewati dengan sukses Dua hal pokok yang harus menjadi perhatian Widyaiswara dan Lembaga diklat adalah
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
171
1) Mempersiapkan kompetensi Widyaiswara terkait dengan Kompetensi di bidang Teknologi Informasi Penguasaan kompetensi dalam business proses membangun kompetensi Kompetensi terkait dengan Instructional System Design (ISD) Kompetensi di bidang penguasaan ragam pembelajaran
2) Mempersiapkan peran Widyaiswara dalam Lembaga Corporate University terkait peran-peran yang dapat dilakukan Widyaiswara dalam Corpu yaitu Facilitating Skill Learning Technologist atau sebagai partner Skill Group Owner (SGO)
REFERENSI
Algifari 2015 Mengukur Kualitas Layanan dengan Indeks Kepuasan Metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan Model Kano Yogyakarta Kurnia Kalam Semesta
Darudianto Suprapto Yunica Dewi Puji 2006Anal isis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasiskan Web (Studi Kasus PT Fajar Buana Internasional Jurnal sistem Informasi
Hanan Mack amp Karp Peter (1991) Customer Satisfaction How to Maximize Measure and Market your companylsquos Ultimate Product New York American Management Association
Hasibuan H Melayu SP 1997 Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Jakarta Bumi Aksara
Keputusan Kepala Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Nomor Kep- 140PP2017 Tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University BPPK 2017 Lombardo Michael M Eichinger Robert W (1996) The Career Architect Development Planner (1st
ed) Minneapolis Lominger Nawawi H 1995 Metodologi Penelitian Bidang Sosial Gadjah Mada University Press
Yogyakarta Martyn F Rademakers 2013 Corporate University Merancang Membangun Mengelola
Organisasi Pembelajar PPM Manajemen Jakarta
PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil Permenpan No 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
172
Inovasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
173
ANALISIS KOMITMEN DAN POLA FIKIR BIROKRAT
TERHADAP PENGEMBANGAN INOVASI DI INDONESIA
ABSTRAK
oleh Baban Sobandi
(Widyaiswara Madya Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN Jatinangor
HP 08122262733 e-mail babansobanfigmailcom
Sejak empat tahun terakhir inovasi pada Sektor Pemerintah di Indonesia mengalami perkembangan yang meyakinkan Selain disebabkan oleh munculnya para pemimpin yang inovatif juga adanya berbagai kebijakan yang mendorong inovasi Meskipun demikian masih terdapat faktor yang diduga menghambat perkembangan inovasi diantaranya komitmen dan pola fikir birokrat yang kurang mendukung Berdasarkan hal tersebut dirumuskan masalah penelitian ldquoBagaimana komitmen dan pola fikir birokrat terhadap pengembangan inovasirdquo Dengan menggunakan Metode Kuantitatif dan Pendekatan Eksplanasi ditemukan Pertama secara umum birokrat pusat dan daerah memiliki komitmen pasif yang tinggi terhadap pengembangan inovasi yang dibuktikan dengan dukungan motivasi apresiasi dan pemberian inspirasi Namun kemauan tersebut belum mampu diejawantahkan dalam komitmen aktif yang optimal seperti penyusunan road map inovasi pembuatan tim inovasi penganggaran maupun pengintegrasian rencana inovasi ke dalam dokumen perencanaan Kedua pola fikir Birokrat sudah mulai terbuka terhadap pentingnya inovasi meskipun terdapat perbedaan antara Birokrat Pusat dengan Birokrat Daerah dimana prosentase Birokrat Daerah yang memiliki komitmen berkembang lebih besar dibanding Birokrat Pusat Atas dasar temuan tersebut direkomendasikan untuk meningkatkan komitmen aktif mengubah pola fikir serta mengintegrasikan inovasi ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran
Kata Kunci Inovasi Komitmen Pola Fikir
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
174
PENDAHULUAN
Inovasi merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa Oleh karena itu setiap negara berupaya terus melakukan inovasi pada berbagai bidang Hasilnya beberapa negara berhasil mencapai perkembangan inovasi yang luar biasa dengan indikator Indeks Inovasi Global yang baik Indonesia telah berupaya melakukan berbagai upaya dalam mendorong inovasi namun hasilnya masih belum sesuai harapan Pada Tahun 2017 Indonesia memiliki Indeks Inovasi Global sebesar 301 atau peringkat ke 87 menurut Global Innovation Indeks (2017) di bawah Philipina yang memiliki peringkat 73 Brunei peringkat 69 Thailand peringkat 51 Vietnam peringkat 47 Malaysia peringkat 37 dan Singapura peringkat 7 Hal ini semestinya menjadi pemicu bagi Indonesia untuk terus meningkatkan inovasi pada berbagai sektor tak terkecuali Sektor Birokrasi
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendorong Sektor Birokrasi untuk melakukan inovasi Harapannya jika inovasi Sektor Pemerintah berkembang maka pelayanan akan semakin baik semakin efisien dan Sektor Swasta akan terpacu untuk melakukan inovasi Beberapa Kebijakan tersebut antara lain Dimasukkannya Inovasi Daerah dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah diwajibkannya peserta Pelatihan Kepemimpinan melakukan inovasi sebagai produk pembelajaran (learning product) dan Program Pengembangan Laboratorium Inovasi oleh Lembaga Administrasi Negara Selain itu Pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) serta Kementrian Dalam Negeri (Kemendgri) secara rutin menyelenggarakan penilaian terhadap inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah ataupun Instansi Pusat
Hasil dari berbagai kebijakan tersebut perkembangan inovasi Sektor Pemerintah
mengalami perkembangan yang cukup meyakinkan khsusnya sejak 4 (empat) tahun
terakhir Meskipun demikian masih terdapat faktor yang diduga menjadi kendala
terutama masalah pola fikir birokrat dan komitmen birokrat terhadap perlunya
pengembangan inovasi Atas dasar hal tersebut penelitian ini bermaksud untuk
menganalisis variable komitmen dan pola fikir birokrat terhadap pengembangan inovasi
Adapun rumusan masalahnya adalah ―Bagaimanakah komitmen dan pola fikir birokrat
terhadap pengembangan inovasi di Indonesia
KAJIAN LITERATUR
1 Pengaruh Komitmen Terhadap Pengembangan Inovasi
Komitmen organisasi memiliki peran penting dalam studi perilaku organisasi Dalam hal ini komitmen didefinisikan sebagai kesetiaan pegawai kepada organisasi untuk mengerahkan daya dan upayanya atas nama organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Sinclair et al 2005 Meyer et al 2002 dalam Salih Yeşil Fikret Soumlzbilir İbrahim Akben 2012) Inovasi hanya bisa diwujudkan ketika semua komponen organisasi yang terkait memiliki komitmen untuk pengembangan inovasi tersebut (Trisno Sakti 2015)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
175
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kemampuan motivasi dan partisipasi pegawai sehingga mendorong mereka menjadi inovatif Selain itu penciptaan iklim inovatif akan melahirkan persepsi positif pegawai terhadap organisasi sehingga merangsang pegawai untuk memberikan timbal balik kepada organisasi dengan inovasi (Schirin Schimansky 2014)
Selain komitmen gaya kepemimpinan situasional yang menekankan jejaring dan lobi dengan setiap level pimpinan publik menentukan berhasil atau gagalnya impelentasi inovasi di sektor publik (Anna Bos-Nehles Tanya Bondarouk amp Koen Nijenhuis 2016) Hal ini disebabkan bahwasannya inovasi di Sektor Publik sering kali tidak bisa dilaksanakan oleh sendiri melainkan melibatkan berbagai stakeholder yang memiliki karakteristik yang berbeda baik stakeholder instansi pemerintah maupun sektor swasta dan masyarakat
Di situlah pentingnya kepemimpinan yang mampu menggerakan semua komponen organisasi dan dapat memobilisasi stakeholder agar mendukung penuh inovasi yang dilakukan organisasinya Pemimpin visioner dan terbuka serta pemangku kepentingan yang kolaboratif dan partisipasi masyarakat menjadi aspek-aspek penting dari kapabilitas inovasi Keterbukaan pemimpin tersebut akan mengundang berbagai fihak untuk bergabung dalam mewujudkan inovasi (Pius Sugeng Prasetyo Kristian Widya Wicaksono Trisno Sakti Herwanto Gusti Mulyadi Roby Abdul Malik 2016)
Berdasarkan uraian tersebut untuk meningkatkan kinerja organisasi maka komitmen merupakan faktor utama Bukan hanya komitmen pimpinan akan tetapi komitmen penuh dari anggota organisasi dan stakeholders merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan inovasi di sektor publik (Trisno Sakti 2015)
2 Pengaruh Pola Fikir Terhadap Pengembangan Inovasi
Pola fikir merupakan faktor kedua yang mempengaruhi pengembangan inovasi Pola Pikir atau mindset didefinisikan sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya Belief menentukan cara berpikir berkomunikasi dan bertindak seseorang Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief
Ada dua macam pola fikir (mindset) yaitu Pola Pikir Berkembang dan Pola Fikir Tetap (Dweck 2017) Pola Fikir Berkembang (growth mindset) didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas dasar seseorang adalah hal-hal yang dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu Meskipun manusia mungkin berbeda dalam berbagai hal seperti bakat kemampuan awal minat atau temperamen namun dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan pengalaman
Ciri-ciri dari orang dengan pola fikir berkembang (growth mindset) antara lain Memiliki keyakinan bahwa intelegensi bakat dan sifat bukan merupakan fungsi hereditasketurunan Menerima tantangan dan bersungguh-sungguh menjalankannya Tetap berpandangan ke depan dari kegagalan Berpandangan positif
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
176
terhadap usaha Belajar dari kritik Menemukan pelajaran dan mendapatkan inspirasi dari kesuksesan
Pola Pikir Tetap (Fixed mindset) didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas seseorang sudah ditetapkan dengan inteligensi tertentu kepribadian tertentu dan karakter moral tertentu Ciri-ciri orang dengan Pola Fikir Tetap (fixed mindset) antara lain Memilliki keyakinan bahwa inteligensi bakat sifat adalah sebagai fungsi hereditasketurunan Mengubah adanya tantangan Mudah menyerah Menganggap usaha tidak ada gunanya Mengabaikan kritik Merasa terancam dengan kesuksesan orang lain
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa growth mindset dan fixed mindset dapat dibedakan melalui keyakinan (belief) terhadap inteligensi bakat dan sifat Pengambilan resiko terhadap tantangan Pensikapan terhadap halangan dan rintangan Usaha yang dilakukan Penerimaan terhadap kritik dan saran Serta kemauan menemukan pelajaran dan inspirasi dari pengelaman orang lain
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola fikir Penelitian yang dilakukan Rima Permata Sari Holilulloh Hermi Yanzi (2015) menunjukkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola fikir seseorang antara lain lingkungan keluarga pendidikan masyarakat sistem kepercayaan masyarakat pergaulan dengan masyarakat kualitas hidup pribadi dan kualitas hidup bermasyarakat
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Maria Bella dan Maichal (2018) menghasilkan kesimpulan bahwa mindset berpengaruh secara signifikan terhadap kepemimpinan mindset berpengaruh secara signifikan terhadap nilai keluarga dan budaya organisasi perusahaan keluarga dapat dibentuk oleh mindset pemimpin yang tercerminkan melalui nilai keluarga yang diyakini dan ditanamkan di dalam perusahaan Temuan ini menegaskan pentingnya mindset untuk mencapai keberhasilan suatu usaha termasuk dalam pengembangan inovasi organisasi
3 Definisi Operasional Variabel
Atas dasar hasil kajian literatur tersebut definisi operasional variable penelitian ini adalah sebagai berikut
Komitetmen adalah keinginan dukungan apresiasi dan kesediaan pimpinan untuk mengerahkan upaya untuk melakukan inovasi dalam organisasinya Komitmen dibagi dua yaitu komitmen pasif (passive commitment) dan komitmen aktif (active commitment) Komitmen pasif adalah keinginan dukungan dan apresiasi terhadap pengembangan inovasi Sedangkan komitmen aktif adalah keinginan dan dukungan yang diwujudkan dengan tindakan nyata dalam pengembangan inovasi organisasi Indikator komitmen pasif adalah keinginan berinovasi dukungan kepada bawahan yang berinovasi pemberian motivasi kepada bawahan untuk berinovasi apresiasi kepada bawahan yang berinovasi dan pemberian inspirasi kepada bawahan untuk berinovasi Sedangkan indikator komitmen aktif terdiri dari langkah nyata penetapan kebijakan road map inovasi pengintegrasian inovasi ke dalam Perencanaan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
177
Strategis (RENSTRA) pengintegrasian inovasi ke dalam Perencanaan Kinerja (RENJA) dan penganggaran inovasi
Pola fikir adalah cara berfikir birokrat yang mempengaruhi perilaku dan sikapnya terhadap pengembangan inovasi Indikator pola fikir inovasi dalam penelitian ini terdiri dari pola fikir yang menilai bahwa inovasi itu pasti tidak pasti sulit pola fikir yang menilai bahwa inovasi itu harus tidak harus besar pola fikir yang menilai bahwa inovasi itu selalu tidak selalu mahal dan pola fikir yang menilai bahwa inovasi itu pasti tidak pasti melanggar aturan
METODOLOGI 1 Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif dengan Pendekatan Eksplanatif Metode kuantitatif merupakan suatu metode penelitian deduktif yaitu penelitian yang diawali dengan hal-hal yang umum (teori) kemudian diterapkan dalam konteks yang khusus (konteks Birokrasi di Indonesia) 2 Hipotesis
Dengan mengacu kepada teori dan hasil kajian sebelumnya yang dikemukakan pada bagian terdahulu maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut
Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada perbedaan antara komitmen pasif dengan komitmen aktif yang dimiliki birokrat dalam pengembangan inovasi (Komitmen pasif selalu ditindaklanjuti dengan komitmen aktif keinginan selalu ditindaklanjuti dengan langkah nyata) Ho πp = πa (Proporsi pejabat eselon II yang memiliki komitmen pasif sama dengan proporsi pejabat eselon II yang memiliki komitmen aktif)
Tida ada perbedaan pola fikir antara birokrat pusat dengan birokrat daerah terhadap pengembangan inovasi Ho πp = πd (Proporsi birokrat pusat yang memiliki pola fikir berkembang sama dengan proporsi birokrat daerah yang memiliki pola fikir berkembang)
Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat perbedaan antara komitmen pasif dengan komitmen aktif yang dimiliki birokrat dalam pengembangan inovasi (Komitmen pasif tidak selalu ditindaklanjuti dengan komitmen aktif keinginan tidak selalu ditindaklanjuti dengan langkah nyata) Ha πp ne πa (Proporsi pejabat eselon II yang memiliki komitmen pasif tidak sama dengan proporsi pejabat eselon II yang memiliki komitmen aktif)
Terdapat perbedaan pola fikir antara birokrat pusat dengan birokrat daerah terhadap pengembangan inovasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
178
Ha πp ne πd (Proporsi birokrat pusat yang memiliki pola fikir berkembang tidak sama dengan proporsi birokrat daerah yang memiliki pola fikir berkembang)
Statistik Uji dan Kriteria Pengujian Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan alat uji beda proporsi dengan
rumus sebagai berikut
dimana
Adapun kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95 (α = 5) untuk uji dua pihak sebagai berikut
Terima Ho atau Tolak Ha jika -196 le Z le 196
Tolah Ho atau Terima Ha jika Z lt -196 atau Z gt 196
3 Populasi dan Sampel
Untuk menguji pola fikir birokrat terhadap pengembangan inovasi diambil sampel birokrat dari Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah secara random dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Snedecor GW amp Cochran WG1967 Lemeshowb 1997 dalam Anwar Hidayat 2012 dan Hari Basuki 2017)
N Z21-2 P (1-P)
n = -------------------------------
(N-1) d2 + Z21-2 P (1-P)
Dalam hal jumlah populasi sangat besar sehingga (N-n)(N-1) mendekati 1 maka
rumus jumlah sampel sebagai berikut
Z21-2 P (1-P)
n = -------------------- d2
Dimana Z adalah nilai baku p adalah proporsi sukses (proporsi biorokrat yang memiliki pola fikir berkembang atau proporsi Pimpinan Tinggi Pratama yang memiliki komitmen aktifpasif) N adalah jumlah populasi (jumlah birokrat di Indonesia) n adalah jumlah sampel dan d adalah tingkat kesalahan (error) yang ditoleransi
Hasil perhitungan -- dengan asumsi tidak ada perbedaan antara pola fikir birokrat pusat dan birokrat daerah (p=50) dan error yang ditoleransi maksimal sebesar 10 -- diperoleh jumlah sampel minimum sebanyak 9604 dibulatkan menjadi 97 Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 98 orang Khusus untuk menguji komitmen Pimpinan Tinggi Pratama jumlah sampel yang diambil hanya 24 orang
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
179
PEMBAHASAN
1 Analisis Komitmen Pimpinan
Untuk menganalisis komitmen pimpinan terhadap pengembangan inovasi dilakukan survey terhadap 24 Pimpinan Tinggi Pratama (Instansi Pusat dan Organisasi Perangkat Daerah) Dari 24 Pimpinan Tinggi Pratama tersebut 100 memiliki komitmen pasif dengan indikator sangat mendukung sangat mendorong memberi apresiasi dan memberi inspirasi dalam rangka pengembangan inovasi
Sementara itu jumlah Pimpinan Tinggi Pratama yang menindaklanjuti komitmen pasif menjadi komitmen aktif berupa road map inovasi mengintegrasikan inovasi ke dalam RENSTRA mengintegrasikan inovasi ke dalam RENJA menindaklanjuti proyek perubahan diklat kepemimpinan membentuk tim inovasi pada unit kerja dan menganggarkan inovasi selama 3 (tiga) tahun terakhir belum mencapai 100 sebagaimana nampak pada tabel 1 di bawah ini
Tabel 1
Komitmen AKTIF Pimpinan Instansi OPD Terhadap Inovasi
Indikator Komitmen
AKTIF
Jumlah
Pimpinan Tinggi
Pratama Yang
Memiliki
Komitmen
AKTIF
Jumlah Pimpinan
Tinggi Pratama
Yang Tidak
Memiliki
Komitmen AKTIF
Prosentase
Pimpinan
Tinggi Pratama
Yang Memiliki
Komitmen
AKTIF
1 Memiliki Roadmap
Inovasi
17 7 7083
2 Inovasi dimasukkan
dalam Renstra
18 6 6923
3 Inovasi Dimasukkan
Dalam Renja
16 8 6667
4 Proper Diklatpim
Ditindak-lanjuti
22 2 9167
5 Dibentuk Tim
Inovasi Instansi
10 14 4167
6 Inovasi Dianggarkan
dalam 3 Tahun
Terakhir
14 10 5833
Rata-rata proporsi 664
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
180
Sumber Kuesioner diolah 2018
Berdasarkan hasil uji beda proporsi terdapat perbedaan yang signifikan antara pimpinan yang memiliki komitmen pasif dengan pimpinan yang memiliki komitmen aktif Pada tingkat kepercayaan 95 nilai z hitung sebesar 2471 Apabila nilai z hitung ini dibandingkan dengan z tabel (batas kritis) sebesar 196 maka Ho ditolak (Ha diterima) Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi Pimpinan Tinggi Pratama yang hanya memiliki komitmen pasif dengan yang memiliki komitmen aktif Hal ini berarti bahwa tidak semua komitmen pasif yang dimiliki oleh Pimpinan Tinggi Pratama ditindaklanjuti secara nyata dalam bentuk perencanaan maupun penganggaran Hanya 664 Pimpinan Tinggi Pratama yang mewujudkan komitmen pasifnya menjadi komitmen aktif yaitu ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran serta membentuk Tim Inovasi Instansi
Rendahnya komitmen aktif yang dimiliki Pimpinan Tinggi Pratama Instansi Pusat disebabkan oleh Pertama panjangnya jalur birokrasi vertikal ke atas sehingga sulit dalam pengambilan keputusan pengembangan inovasi Jalur birokrasi Pimpinan Tinggi Praama ke atas memiliki 2 tingkat yaitu ke Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I) dan Menteri Kedua menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional kewajiban membuat RENSTRA adalah Kementrian di Instansi Pusat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Daerah Dengan demikian bargaining Pimpinan Tinggi Pratama di Instansi Pusat relative lemah dalam memasukkan Inovasi ke dalam RENSTRA RENJA dan penganggaran
Sementara itu kurangnya komitmen aktif pada Pimpinan Tinggi Pratama Instansi Pemerintah Daerah disebabkan antara lain oleh kentalnya nuansa politik di Daerah sehingga inovasi yang tidak selaras atau ―tidak menguntungkan secara politik atau tidak berdampak kepada konstituen tidak dimasukkan dalam prioritas pembangunan sehingga tidak akan masuk di dalam dokumen perencanaan
2 Analisis Perbedaan Pola Fikir Antara Birokrat Pusat dan Birokrat Daerah
Pola fikir birokrat merupakan faktor penentu pengembangan inovasi Pola fikir berkembang akan mendorong pengembangan inovasi Sedangkan pola fikir tetap akan menghambat pengembangan inovasi Pola fikir seseorang dipengaruhi oleh lingkungannya Dalam konteks ini pola fikir terhadap inovasi dalam organisasi dipengaruhi oleh iklim organisasi lingkungan organisasi dan kebijakan yang terkait dengan inovasi oraginasi Berdasarkan hasil survey masih terdapat birokrat baik di Instansi Pusat maupun di Instansi Pemerintah Daerah yang memiliki pola fikir tetap sebagaimana Nampak pada tabel 2 di bawah ini
Tabel 2 Pola Fikir Birokrat Pusat dan Birokrat Daerah
Terhadap Pengembangan Inovasi Indikator Pola Fikir Birokrat Pusat Yang
Memiliki Pola Fikir
Berkembang
Birokrat Daerah Yang
Memiliki Pola Fikir
Berkembang
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
181
(n=29) (n = 69)
Jumlah Jumlah
1 Inovasi itu Sulit Tidak Selalu
Sulit
22 7590 56 812
2 Inovasi itu Mahal Tidak Selalu
Murah
27 9311 65 9421
3 Inovasi itu Harus Besar Tidak
Selalu Harus Besar
26 8966 65 9421
4 Inovasi itu Melanggar Aturan
Tidak Selalu Melanggar Aturan
25 8621 62 8986
Rata-rata proporsi - 8622 - 8987
Sumber Kuesioner diolah 2018
Rata-rata Birokrat Instansi Pusat yang memiliki pola fikir berkembang sebesar 8622 sedangkan Birokrat Pemerintah Daerah sebesar 8987 Hasil uji beda proporsi pada tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa z hitung sebesar 53752 lebih besar dari z tabel (nilai kritis) sebesar 196 Atas dasar hasil ini dapat disimpulkan bahwa proporsi Birokrat Pemerintah Daerah yang memiliki pola fikir berkembang lebih besar dibandingkan Birokrat Instansi Pusat
Beberapa alasan lebih rendahnya proporsi Birokrat Instansi Pusat dibandingkan Birokrat Pemerintah Daerah yang memiliki pola fikir berkembang antara lain bahwa jalur birokrasi di Instansi Pusat lebih panjang dibandingkan di Daerah sehingga mekanisme yang panjang tersebut menyebabkan birokrat pusat merasa lebih sulit dalam melakukan inovasi dan lebih sulit dalam mengajukan anggaran untuk pengembangan inovasi Selain itu luasnya kewenangan horizontal Instansi Pusat memberikan persepsi kepada Birokrat Instansi Pusat bahwa inovasi itu harus selalu besar
Adanya berbagai kebijakan yang lebih mendorong inovasi Pemerintah Daerah antara lain UU Nomor 23 Tahun 2014 yang memberikan jaminan secara khsus kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan inovasi merupakan faktor yang menyebabkan birokrat Pemerintah Daerah memiliki pola fikir lebih berkembang dari pada birokrat Instansi Pusat Selain itu kebijakan lomba inovasi yang diselenggarakan oleh Kementrian PAN dan RB serta oleh Kementrian Dalam Negeri yang lebih ditujukan kepada Pemerintah Daerah juga menyebabkan pola fikir birokrat daerah lebih berkembang dari pada birokrat Instansi Pusat Demikian juga Program Laboratorium Inovasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara yang lebih menyasar Pemerintah Daerah menyebabkan pola fikir birokrat daerah lebih berkembang dibandingkan Birokrat Instansi Pusat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
182
Akses Pimpinan Tinggi Pratama di Daerah yang lebih mudah kepada Pimpinan Puncak (Bupati Walikota Gubernur) dibandingkan Pimpinan Tinggi Pratama Instansi Pusat kepada Menteri Pimpinan Lembaga menyebabkan pola fikir birokrat daerah lebih berkembang dibandingkan birokrat Instansi Pusat
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Komitmen pimpinan dan pola fikir birokrat merupakan faktor penting yang menentukan pengembangan inovasi di Indonesia Penelitian ini menemukan bahwa komitmen pasif yang dimiliki pimpinan tidak selalu ditindaklanjuti oleh komitmen aktif sehingga tidak semua keinginan dukungan motivasi dan inspirasi untuk berinovasi ditindaklanjuti dengan perencanaan dan penganggaran inovasi Beberapa alasan lebih rendahnya komitmen aktif adalah karena keterbatasan anggaran panjangnya jalur birokrasi terutama di Instansi Pemerintah Pusat dan kentalnya nuansa politik di Daerah sehingga inovasi-inovasi yang tidak berdampak langsung kepada kepentingan konstituen tidak mendapatkan prioritas
Sementara itu meskipun secara umum pola fikir birokrat di Indonesia sudah mulai terbuka terhadap pengembangan inovasi namun ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara Birokrat Instansi Pusat dengan Birokrat Instansi Pemerintah Daerah Prosentase Birokrat Instansi Pemerintah Daerah yang memiliki pola fikir berkembang lebih besar dibandingkan dengan Birokrat Instansi Pusat Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kebijakan yang berkesan ―lebih mendorong pengembangan inovasi di Daerah
2 Rekomendasi
Atas dasar temuan penelitian ini direkomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait baik di Instansi Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmen aktif dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat transformasi komitmen pasif menjadi komitmen aktif Selani itu diperlukan penguatan pola fikir berkembang melalui penciptaan iklim inovasi dan pengembangan kebijakan yang mendorong lahirnya inovasi Terakhir perlu secara konsisten mengintegrasikan inovasi ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran
REFERENSI
Anna Bos-Nehles Tanya Bondarouk amp Koen Nijenhuis 2016 Innovative work behaviour in knowledgeintensive public sector organizations the case of supervisors in the Netherlands fire services The International Journal of Human Resource Management httpwwwtandfonlinecomloirijh20
Anwar Hidayat 2012 Menghitung Besar Sampel Penelitian httpswwwstatistikiancom201208menghitung-besar-sampel-penelitianhtml
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
183
Basuki Hari 2017 Penghitungan Besar Sampel httpswwwacademiaedu10117768 PENGHITUNGAN_BESAR_SAMPEL
Bella Maria Maichal 2018 Pengaruh Mindset Kepemimpinan dan Nilai Keluarga terhadap Budaya Organisasi Perusahaan Keluarga [Influence of Mindset Leadership and Family Values on the Organizational Culture of Family Firms] DeReMa Jurnal Manajemen Vol 13 No 1 Mei 2018 httpswww researchgatenetpublication325124413_Pengaruh_Mindset_Kepemimpinan_dan_Nilai_Keluarga_terhadap_Budaya_Organisasi_Perusahaan_Keluarga_
Dweck Carol S 2017 Mindset Mengerti Kekuatan Pola Fikir Untuk Perubahan Besar Hidup Anda Bentara Cahaya Aksara
Pius Sugeng Prasetyo Kristian Widya Wicaksono Trisno Sakti Herwanto Gusti Mulyadi Roby Abdul Malik 2016 Proses dan Implikasi Innovative Governance Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Desa Sukalaksana Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Perjanjian Nomor IIILPPM2016-02108-P httprepositoryunparacidbitstreamhandle123456789815LPD_Pius20Sugeng_Proses20dan20Implikasi20Innovative20Governanc-ppdfsequence=1ampisAllowed=y
Salih Yeşil Fikret Soumlzbilir İbrahim Akben 2012 Affective Organisational Commitment Individual Innovation Behaviour And Organisational Innovation Performance 10th International Conference on Knowledge Economy and Management 11th International Conference of the ASIA Chapter of the AHRD amp 2nd International Conference of the MENA Chapter of the AHRD PROCEEDINGS httpswwwresearchgatenetpublication310621773
Sari Rima Permata Holilulloh Hermi Yanzi 2015 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pikir Masyarakat Terhadap Pentingnya Pendidikan Di Desa Cugung Jurnal Kultur Demokrasi Vol3 Nomor 7 httpswwwneliticomjournalsjurnal-kultur-demokrasipage=8
Schirin Schimansky 2014 The Effect of a High-Commitment Work System on Innovative Behavior of Employees University of Twente PO Box 217 7500AE Enschede The Netherlands sschimanskystudentutwentenl
The Global Innovation Indeks (GII) 2017 Innovation Feeding the World Tenth Edition httpswwwglobalinnovationindexorggii-2017-report
Trisno Sakti 2015 Pentingnya Komitmen Penuh Organisasi Dan Stakeholders Dalam Mewujudkan Inovasi Publik Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP) Vol 1 No 2 URL httpejournalfiaubacidindexphpjiap
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
184
CO-LEARNING SPACE SEBUAH PEMBARUAN LINGKUNGAN
BELAJAR BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMERINTAH DALAM KONTEKS CREATIVE HUB
Satya Aryandaru (Widyaiswara Ahli Pertama Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta
Telp 081931942505 Email ryanbagus99gmailcom)
ABSTRAK
Tulisan ini merupakan respon atas urgenitas fakta tentang kebutuhan infrastruktur pembelajaran berupa Co-Learning Space di lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah Dikaji dengan pendekatan kualitatif ndash interpretif dan penghimpunan data melalui desk research (Studi Kepustakaan) tulisan ini berupaya menelisik kedalaman tentang pentingnya ketersediaan Co-Learning Space yang mengadopsi tren konsep Co-Working Space ala perkantoran swasta dan Co-Learning Space yang telah ada di perpustakaan ndash perpustakaan modern di berbagai universitas terkemuka Hal ini dikarenakan kebutuhan akan kelas ndash kelas belajar yang nyaman integratif dan akomodatif menjadi aspek realitas yang mutlak harus dipenuhi Tidak hanya memfasilitasi manusianya (peserta dan fasilitator) tetapi juga ragam manifestasi metode pembelajaran yang kreatif sekaligus menisbatkan lembaga pendidikan dan pelatihan sebagai Creative Hub (pusat kreativitas) sebuah model yang berupaya mendobrak pakem ndash pakem kelas belajar aparatur yang terbiasa kaku kuno amp birokratis namun tidak mengurangi aspek formalitas Di akhir Penulis merekomendasikan 2 (dua) hal yaitu (1) Co-Learning Space menjadi prasyarat sarana prasarana wajib bagi sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah dan (2) Pembaruan metode pembelajaran dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi fasilitator yang adaptif dengan konsep yang diusung Co-learning Space Kata Kunci Co-learning Space Pembaruan Pembelajaran Creative Hub
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
185
PENDAHULUAN
Perubahan paradigma pembelajaran baik untuk konteks siswa didik di sekolah maupun peserta pendidikan pelatihan pengembangan kompetensi dan sejenisnya adalah sebuah keniscayaan Aparatur pemerintah sebagai obyek tersebut tidak bisa lagi dipandang sebagai pusat produksi hasil belajar secara individual Demikian juga lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah tidak bisa lagi sekedar menjadi event organizer bagi terselenggaranya sebuah pendidikan dan pelatihan meskipun sebaik apapun kurikulum pembelajaran yang telah disusun
Rutinitas pembelajaran aparatur pemerintah harus berubah secara lebih komprehensif Ruang belajar dengan fasilitas standar fasilitator dengan metode ajar yang menjemukan dan kurikulum pembelajaran yang terpaku pada dominasi tatap muka menjadi alasan utama perlunya sebuah pembaruan pembelajaran melalui pembiasaan untuk memanfaatkan model pembelajaran yang sebenarnya bukan hal baru yaitu cooperative learning (Co-Learning) Melalui titik ini lembaga pendidikan dan pelatihan dan atau pengembangan sumber daya manusia milik pemerintah harus bertumbuh menjadi pusat-pusat kreativitas (creative hub) dengan menyediakan ruang-ruang belajar yang mampu mengakomodasi kebutuhan pembelajaran yang berubah secara orientasi dan tujuan agar mampu mencetak prestasi peserta yang unggul sekaligus meningkatkan reputasi lembaga itu sendiri sebagai center of exellences tulen
Tulisan ini dapat dicermati mulai dari kajian literatur terkait Co-Learning Space Pembaruan Pembelajaran dan creative hub Menggunakan metode yang relevan dan akademik dibahas dengan sistematis terkait analisis tentang Co-Learning Space sebagai Pembaruan lingkungan Belajar Script Think dan Creative Hub dan Holistisitas Pembelajaran Aparatur Kesimpulan dan saran (rekomendasi) melengkapi karya tulis ini
KAJIAN LITERATUR
Co-Learning dalam hal ini Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran (Widiasworo 2018161) Didukung oleh pernyataan Jacobs etal (2004) bahwa Cooperative Learning merupakan suatu prinsip dan teknik untuk membantu peserta didik bekerja bersama lebih efektif Kedua pendapat tersebut relevan untuk mengkonstruksi definisi yang lebih mendekati untuk memahami Co-Learning Space yaitu sebuah strategi baru untuk memfasilitasi pembelajaran dan mengakomodasi beragam kebutuhan dari peserta didik dengan memikirkan kembali segi manfaat desain dan lokus dari ruang pembelajaran (Brown 2014)
Pembaruan dalam konteks inovasi merupakan suatu ide produk informasi teknologi kelembagaan perilaku nilai-nilai dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui diterima dan digunakan atau diterapkan yang dapat digunakan untuk mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan (Ahmed dan Sheperd dalam Sukmadi 201630) Hal tersebut difokuskan oleh Robbins (ibid) pada 3 (tiga) hal
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
186
utama yaitu Gagasan baru Produk Jasa dan Upaya perbaikan (penyempurnaan dan improvisasi hingga dirasakan manfaat inovasi) Kedua pernyataan tersebut dikuatkan oleh Sawyer (200725) yang menyatakan bahwa munculnya sebuah inovasi (pembaruan) datang dari bawah tak terprediksi dan melalui sebuah improvisasi dan hal ini sering terjadi setelah inovasi itu terealisasi nyata
Terkait Pembelajaran Hamalik dalam Rusmandkk (201216) mengemukakan bahwa Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran Hal ini selaras dengan pendapat Sudjana (ibid) yang menyatakan bahwa Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi interaksi edukatif antara dua pihak yaitu peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan pembelajaran
Mengerucut pada konteks Pembaruan Pembelajaran harapan untuk peserta lebih kreatif inovatif dan produktif harus disesuaikan pada perubahan paradigma dalam wujud pembaruan pembelajaran dari orientasi pembelajaran teacher centered beralih pada student centered metodologi semula didominasi oleh ekspositori berganti ke partisipatori dan pendekatan tekstual ke arah kontekstual Semua perubahan pembaruan tersebut mengarah pada upaya memperbaiki mutu pendidikan (Al-Tabany 201511)
Pada akhirnya konteks Creative Hub dalam artian Pusat - Pusat Kreativitas menekankan pada sebuah tempat baik fisik maupun virtual yang didalamnya terdapat orang-orang kreatif (peserta) untuk bersama (berinteraksi) dengan menyediakan lokus dan dukungan kerjasama dengan menggabungkan kreativitas inovasi pengetahuan dan lain-lain (Dovey etal 2016)
METODE
Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif interpretif yang berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti (Neuman 199768) Interpretif melihat fakta sebagai hal yang cair (tidak kaku) yang melekat pada sistem makna dalam pendekatan dimaksud Fakta-fakta tidaklah imparsial obyektif dan netral Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang bergantung pada pemaknaan sebagian orang dalam situasi sosialInterpretif menyatakan situasi sosial mengandung ambiguisitas yang besar (ibid 1997 72) Dalam menghimpun data metode yang digunakan adalah desk research yakni studi kepustakaan yang dilakukan untuk mengembangkan aspek teoritis maupun manfaat praktis mencari dasar pijakan fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori kerangka berpikir dan menentukan dugaan sementara
ANALISIS PEMBAHASAN
Hasil interpretasi kualitatif dari kajian literatur fakta dan kebutuhan pembaruan pembelajaran bagi aparatur dapat dianalisis relevansi antara Co-Learning Space dengan model pemikiran Script Think yang berupaya menekankan pentingnya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
187
transformasi lembaga pelatihan pemerintah menjadi sebuah creative hub sekaligus menerangkan tentang holistisitas pembelajaran aparatur yang lebih terbuka dan akomodatif
1 Co-Learning Space sebagai Pembaruan lingkungan Belajar
Pembaruan yang dimaksud adalah dalam konteks inovasi Inovasi dapat terjadi dalam lingkungan yang berfikir divergen imajinasi ketidakteraturan uncertainty dan toleransi terhadap ambiguitas (Hyland dan Beckett dalam Sukmadi 2016 40) Selain itu terdapat pergeseran paradigma pembelajaran di lingkup masyarakat (termasuk konteks aparatur pemerintah) (Makagiansar dalam Al-Tabany 2015 5-6) meliputi Pertama dari pola belajar secara terminal bergeser ke pola belajar sepanjang hayat (long life education) Kedua dari belajar berfokus hanya pada penguasaan pengetahuan menjadi berfokus pada sistem belajar secara holistik Ketiga dari hubungan antara guru dan pelajar yang konfrontatif menjadi suatu hubungan yang bersifat kemitraan Keempat penekanan skolastik bergeser menjadi penekanan berfokus pada nilai Kelima dari hanya buta aksara maka diera globalisasi bertambah dengan adanya buta teknologi budaya dan komputer Keenam dari sistem kerja terisolasi bergeser menjadi sistem kerja melalui tim (team work) dan Ketujuh dari konsentrasi eksklusif kompetitif menjadi sistem kerja sama
Relevan dengan tujuh poin tersebut ketidakteraturan ketidakpastian dan ambiguitas terkait penyelenggaraan pelatihan atau pengembangan kompetensi aparatur pemerintah yang harus diantisipasi dengan munculnya pembaruan lingkungan belajar dengan memperkenalkan konsep Co-Learning Space sebagai ruang belajar cooperatif dengan pelibatan seluruh elemen pembelajar termasuk fasilitator untuk merespon dinamika pelatihan dan pengembangan kompetensi aparatur pemerintah saat ini yaitu Pertama hadirnya fenomena E-Learning yang dalam waktu dekat akan menjamah seluruh lembaga pelatihan dan pengembangan kompetensi milik pemerintah Mau tidak mau harus ekstra siap dan Co-Learning Space mampu merespon hal tersebut
Selai itu Kedua ketergantungan lembaga diklat pemerintah dengan anggaran padahal
anggaran terbatas Ketiga ambiguitas orientasi keikutsertaan peserta diklat
(pengembangan kompetensi atau keterpaksaan partisipasi) Keempat minimnya
kreativitas metode pembelajaran dari fasilitator Khusus poin ini banyak kritik yang
ditujukan pada cara fasilitator (widyaiswara) yang terlalu menekankan pada
penguasaan sejumlah informasikonsep belaka Penumpukan informasikonsep pada
subyek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali
Tidak dapat disangkal bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting
namun bukan terletak pada konsep itu sendiri melainkan terletak pada bagaimana
konsep itu dipahami oleh subyek didik dalam hal ini peserta pelatihan Terakhir Kelima
keberadaan ruang Kelas yang unsupport akan terfasilitasi jika Co-Learning Space
mampu diterapkan perlahan namun pasti hingga tujuan pembelajaran tercapai
seutuhnya
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
188
2 Script Think dan Creative Hub
Kata kunci untuk memahami sekali lagi inovasi adalah mewujudnyatakan sebuah jejaring kolaborasi yang sangat penting daripada sebuah sekumpulan orang-orang kreatif Tentu sekumpulan orang kreatif tersebut mampu memainkan peran penting sebagai elemen aktif dari sebuah jejaring kolaborasi Hal tersebut dapat didukung oleh model pemikiran Script Think yaitu kemampuan nalar pikir individu maupun kelompok (groups) untuk secara konsisten mampu menyadarikegagalan untuk selanjutnya direalisasikan melalui improvisasi ndash improvisasi penting melalui kerjasama dan kolaborasi (Sawyer 2007 24) Contoh Honda perusahaan otomotif dari Jepang mampu masuk ke dalam pasar motor di Amerika Serikat sebagai salah satu cerita improvisasi inovasi tersukses yang pernah ada mendampingi British Companies dalam menyaingi Harley Davidson sebagai pemain utama
Sudarma (2016 17-18) membagi kreativitas dalam 4 aspek yaitu pertama kreativitas dimaknai sebagai sebuah kekuatan (power) yang ada dalam diri individu Kedua kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses mengelola informasi melakukan sesuatu atau membuat sesuatu Kreativitas menghasilkan sesuatu yang baru gagasan baru atau bentuk yang baru Ketiga kreativitas adalah sebuah produk Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang akan dikaitkan dengan produknya Keempat kreativitas dimaknai sebagai person Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya pada prosesnya atau pada energinya Kreativitas dimaknakan pada individunya
Akan tetapi pada konteks dinamika pembelajaran saat ini banyak tindakan dalam
jejaring kolaborasi dimana setiap titik ndash titik kreativitas harus dapat ditingkatkan secara
lebih luas dan terukur untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal Individu harus
melebur dalam kelompok ndash kelompok Slavson (1948 76-77) mengemukakan sebuah
kelompok harus tetap berada dalam alam kerjanya untuk belajar dan mengajar
menginisiasi informasi untuk meningkatkan pengetahuan faktual Pengalaman kreatif
tidak mungkin terwujud dengan pergerakan pasif oleh pembelajar namun harus
ditunjang dengan pergerakan verbal dari pengajar (fasilitator) dan organisasi yang
membawahi
Maka dari itu untuk merealisasikan seluruh potensi kreativitas yang dimiliki lembaga
pelatihan pemerintah harus bergerak lebih luas dari sekedar mindset kreativitas ―biasa
kedalam kekuatan jejaring kolaborasi antar elemen lembaga yang teredukasi lebih
komprehensif Sebuah Creative Hub tidak sekedar titik atau pusat lebih dari itu
creative hub memberikan daya ungkit bagi lembaga pelatihan pemerintah untuk
memampukan peserta didik termasuk lembaga itu sendiri untuk tumbuh sustainably
atau berkelanjutan dengan ketahanan (resiliensi) yang tangguh Selain tumbuh menjadi
lembaga yang tangguh untuk mengelola pelatihan dan pengembangan manusia
khususnya pada aparatur pemerintah dengan bertransfromasi diri menjadi sebuah
creative hub maka dengan sendirinya akan mampu membentuk sebuah ekosistem
kreatif sesuai kebutuhan lembaga itu sendiri
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
189
3 Holistisitas Pembelajaran Aparatur
Hasil analisis tentang kebutuhan ruang untuk belajar secara bekerjasama (Co-Learning Space) dan dorongan bagi lembaga pendidikan dan pelatihan dan atau pengembangan kompetensi milik pemerintah sebagai sebuah creative hub mengisyaratkan untuk merubah dominasi proses pembelajaran yang konvensional beralih menjadi teknis kreatif dan inovatif Tidak melupakan sisi akademik justru dibutuhkan pengembangan ndash pengembangan untuk mengakomodir dinamika pembelajaran yang dituntut untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien
Model pembelajaran yang ―baru pada akhirnya cenderung mengarah pada beberapa hal Pertama Proses belajar Aparatur Aparatur yang menjadi peserta sebuah pelatihan atau pengembangan kompetensi tidak hanya tergambar statis Datang belajar lulus pulang Pada prosesnya tidak sekedar mengikuti tatap muka sebuah mata pelatihan lebih dari itu harus mampu mengkonstruksikan pengetahuan secara terorganisir Kedua Transfer Belajar Hal ini mengacu pada keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh peserta diperluas kedalam sebuah konstruk pemikiran hasil kerjasama dalam ruang-ruang kreatif Ketiga Strategi Belajar Aparatur Tugas fasilitator adalah memfasilitasi seluruh elemen kognitif afektif dan psikomotorik dengan menekankan dan memberikan kesempatan peserta untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri sekaligus menyadarkan peserta untuk menerapkan strategi mereka sendiri secara berkelompok
Keempat Lingkungan Belajar Fasilitas lembaga berikut ruang kelas yang akomodatif dan transformatif dibekali dengan sarana prasarana kekinian mencakup kebaruan teknologi modernisasi tata letak memungkinkan ide Co-Learning Space itu mampu diimplemetasikan dengan maksimal meskipun melalui pembiasaan ndash pembiasaan termasuk penyesuaian terhadap kebutuhan penganggaran khas birokrasi Kesemuanya merupakan kebutuhan dasar untuk merealisasikan sekaligus membudayakan sebuah Co-Learning Space yang dinilai lebih mampu memberikan kebaruan tipikal pembelajaran bagi aparatur pemerintah
KESIMPULAN
Komitmen lembaga pendidikan dan pelatihan dan atau pengembangan kompetensi milik pemerintah yang mengelola pembelajaran aparatur dituntut lebih jika memiliki kehendak murni dan positif untuk menerapkan Co-Learning Space sebagai pemenuh kebutuhan pembelajaran yang inovatif sekaligus pusat penumbuhan kreativitas Tidak menuntut secara revolutif dengan tahapan inkremental pun sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan dan atau pengembangan kompetensi milik pemerintah mampu mengadopsi model Co-Learning Space sebagai kelengkapan sarananya dengan fasilitas unggul yang memadai mampu merubah wajah pelatihan atau pengembangan kompetensi aparatur pemerintah lebih fresh modern equal tepat metode dan simbol prestasi bagi lembaga itu sendiri
SARAN
Terkait kesimpulan tersebut penulis merekomendasikan 2 (dua) hal yaitu (1) Co-Learning Space segera wajib menjadi prasyarat sarana prasarana wajib bagi sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah untuk merespon dinamika yang
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
190
terus tumbuh dan (2) Pembaruan metode pembelajaran dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi fasilitator yang adaptif dengan konsep yang diusung oleh Co-learning Space Dengan mampu menerapkan konsep menarik ini dengan tepat dan dukungan penganggaran yang optimal akan mampu diperoleh lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah dengan reputasi tinggi
Pustaka
Al-Tabany Trianto Ibnu Badar 2015 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif dan Kontekstual Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulkum Tematik IntegratifTKI) Jakarta Kencana
Brown dan Long 2014 Trends in Learning Space design ReseachGate
Dovey Jon etal 2016 Creative Hubs Understanding The New Economy British Council City University of London
Jacobs George 2004 Cooperative Learning Theory Principles And Techniques Researchgate
Rusman dkk 2012 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru Jakarta Rajawali Press
Sawyer R Keith 2007 Group Genious The Creative Power of Collaboration Philadelphia Basic Books
Slavson SR 1948 Creative Group Education New York Association Press
Sudarma Momon Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Jakarta Rajawali Press
Sukmadi 2016 Inovasi dan Kewirausahaan Bandung Humaniora Utama Press Widiasworo Erwin 2018 Strategi Pembelajaran Edutaintment Berbasis Karakter Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
191
MONEV PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MODEL KIRKPATRICK DI
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
ABSTRAK
Oleh
Faizal
(Widyaiswara Ahli Madya LPMP Prov Sulawesi Tengah Jl DrSutomo No4 Palu HP 081341159357 Email faizal159357gmailcom)
Fokus masalah bagaimana pelaksanaan Monev Diklat model Kirkpatrick di Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP) bertujuan Untuk menilai kualitas program kualitas pelaksanaan dan peningkatan kompetensi peserta sebagai masukan bagi penyelenggara di LPMP Metode penulisan yang digunakan tinjauan pustaka (literatur) yang mengungkap secara teoritik berkenaan dengan pelaksanaan monev Hasil menunjukkan pelaksanaan Monev Diklat dengan tahap empat level yang didasarkan pada kemudahan kejelasan kesederhanaan dan kelengkapan Tahap Pelaksanaan Monev di LPMP mencakup evaluasi level 1 reaction level 2 learning level 3 behavior dan level 4 result Pelaksanaan Monev lebih dominan dilakukan pada Monev program penyelenggaraan dan kompetensi peserta sedangkan yang jarang dilakukan adalah Monev pasca Diklat Monev juga tidak hanya dilakukan di akhir kegiatan namun juga dilakukan selama proses kegiatan dan juga di evaluasi setelah kegiatan Rekomendasi yang sarankan adalah penyelenggara perlu menyiapkan instrumen yang lengkap sesuai kebutuhan setiap tahap model Kirkpatrickbila perlu dalam bentuk aplikasi Penyelenggara juga perlu menyiapkan analisis data melalui aplikasi khusus Evaluasi model Kirkpatrick dapat di pilih sesuai kebutuhan dan anggaran yang tersedia Penggunaan monev diklat model kirckpatrick dengan empat level memiliki keunggulan pada aspek kemudahan kejelasan kesederhanaan dan kelengkapan namun perlu kecermatan dan ketelatenan dalam menggunakannya
Kata Kunci Monev Diklat Model Kirkpatrick
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
192
PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 3 huruf
d menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai profesi berlandaskan pada prinsip yang salah satunya adalah mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas sedangakan dalam pasal 70 menyatakan sebagai upaya mengembangkan kompetensi bagi ASN tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) Sedangkan menurut PP No 11 tahun 2017 pasal 203 (4) menjelaskan bahwa Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun
Kegiatan Diklat yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah menyangkut Diklat fungsional dan diklat teknis pada pendidik dan Tenaga Kependidikan Kegiatan tersebut memiliki tujuan dan manfaat sesuai dengan karakteristik substansi materi dan peserta yang terlibat dengan harapan 1) peningkatan kompetensi pengetahuan keterampilan dan sikap 2) Peningkatan motivasi dan kinerja 3) Teraktualisasinya hasil diklat di tempat tugas dan 4) Monev Diklat terlaksana secara komprehensif Namun fakta empirik menunjukkan bahwa 1) Kegiatan Diklat belum dievaluasi secara komprehensif 2) Monev Diklat masih sangat terbatas pada pelaksanaan dan fasilitator 3) Evaluasi peserta terbatas pada kompetensi pengetahuan 4) fasilitas sarana dan prsarana yang belum memadai 5) evaluasi dampak diklat belum dilaksanakan 6) kompetensi nara sumber yang belum memadai dan 7) media yang digunakan belum memadai
Berdasarkan fakta tersebut maka permasalahan yang mendasar yang perlu pemecahan adalah perlunya pelaksanaan Monev Diklat secara komprehensif hal ini disebabkan karena 1) pemahaman terhadap model evaluasi belum memadai 2) Kurangnya pilihan model evaluasi yang di gunakan 3) Instrumen yang belum tersedia 4) Petugas monitoring yang belum terlatih dan 5) Hasil Monev belum di tindak lanjuti Faktor penyebab tersebut perlu dicarikan alternatif solusi pemecahan sehingga diharapkan semua permasalahan Monev dapat dilaksanakan dan ditindaklanjuti untuk pengambilan keputusan Alternatif solusi pemecahaan yang sangat mendesak terkait dengan permasalahan tersebut yaitu pelaksanaan evaluasi dan monitoring diklat menggunakan model kirkpatrick Sebenarnya banyak metode evaluasi pengukuran yang dapat digunakan saat ini semuanya bertujuan untuk melaporkan keberhasilan program diklat dan program perbaikan kinerja
Menurut Badu QS (2012107) menyatakan bahwa Berbagai model evaluasi yang telah dikembangkan dan sangat populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan evaluasi program pembelajaran diantaranya 1) Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model 2) Evaluasi Model CIPP (Context Input Prosess and Product) dan 3) Evaluasi Model Stake (Model Couintenance) Dari empat model ini masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada Evaluasi Model Kirkpatrick
Model Kirkpatrick merupakan model evaluasi pelatihan yang memiliki kelebihan karena sifatnya yang menyeluruh sederhana dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan Menyeluruh dalam artian model evaluasi ini mampu menjangkau semua sisi dari suatu program pelatihan Dikatakan sederhana karena model ini memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami serta kategorisasi yang jelas
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
193
dan tidak berbelit-belit Sementara dari sisi penggunaan model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam jenis pelatihan dengan berbagai macam situasi dalam Rukmi Dkk (2014132)
LPMP sebagai penyelenggara program Diklat juga melaksanakan pemantauan evaluasi dan pelaporan hasil program secara kontinyu Melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi diperlukan suatu model evaluasi yang mampu menilai kualitas dan efektifitas penyelanggaran Permasalahan mendasar yang perlu dijelaskan dalam konteks Monev Diklat sebagai alternatif solusi pemecahan masalah adalah bagaimana pelaksanaan Monev Diklat model kirkpatrick di LPMP
KAJIAN LITERATUR A Konsep Monitoring dan Evaluasi Diklat
Monev adalah dua kata yang memiliki aspek kegiatan yang berbeda yaitu kata Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang telah dibuat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut Monitoring terhadap hasil perencanaan yang sedang dilaksanakan menjadi alat pengendalian yang baik terhadap seluruh proses implementasi ―Monitoring lebih menekankan pada pemantauan terhadap proses pelaksanaan (LPPKS 201311)
Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran pemberian angka dan penilaian Evaluasi dapat menjawab pertanyaan ―Apa pebedaan yang dibuat (William N Dunn 2000)
Evaluasi memiliki tujuan yang berbeda dengan monitoring Tujuan evaluasi terhadap suatu programkegiatan seperti yang dijelaskan oleh Kirkpatrik (1994) adalah sebagai berikut (1) Untuk menilai keefektifan program (2) Untuk menunjukkan atau melihat dampak (3) Untuk memperkuat atau meningkatkan akuntabilitas (4) Untuk medapatkan masukan terhadap pengambilan keputusan apakah pelaksanaan program Diklat yang telah dilaksanakan sudah cukup baik atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam pelaksanaan program diklat tahun berikutnya
B Monev Diklat Model Kirkpatrick
Menentukan jenis atau model evaluasi yang hendak digunakan evaluator biasanya mempertimbangkan dua hal yaitu jenis program yang hendak dievaluasi dan tujuan atau untuk kepentingan apa suatu evaluasi dilakukan Evaluator biasanya tergantung pada manajer program untuk memperoleh informasi-informasi kunci dan akses kepada organisasi sumber data dan sumber evaluasi lain Hubungan kerjasama antar evaluator dengan manajer sangat dipengaruhi oleh tujuan evaluasi dalam McDavid amp Hawthorn (2006 p376)
Evaluasi Model Kirkpatrick dilakukan melalui empat tahap kategori yaitu (1) Tahap 1 Reaction evaluasi terhadap reaksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan (2) Tahap 2 Learning evaluasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
194
belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap mental perbaikan pengetahuan dan atau penambahan keterampilan peserta setelah selesai mengikuti program (3) Tahap 3 Behaviour evaluasi terhadap perilaku ini difokuskan pada perilaku kerja peserta pelatihan setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya (4) Tahap 4 Result evaluasi ini bertujuan mengetahui dampak perubahan perilaku kerja peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi Umunya Evaluasi terhadap Diklat secara sistimatis dilakukan dengan 4 langkah yaitu 1) Penyusunan desain evaluasi 2) Pengembangan instrumen evaluasi 3) Pengumpulan data penafsiran dan menyimpulkan serta 4) Menyusun laporan hasil evaluasidalam Purwanto dan Atwi Suparman (199973)
C Teknik Analisis Hasil Evaluasi Diklat Model Kirkpatrick
Evaluasi Model Kirkpatrick terhadap pelaksanaan program kediklatan mencakup 1) Analisis Level 1 Reaction
Analisis level 1 ini terdiri atas (a) Relevansi dan Efektivitas Diklat Mengukur relevansi dan efektivitas pelatihan dilakukan dengan menggunakan angket reaksi Angket reaksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan Evaluasi reaksi merupakan evaluasi terhadap proses pelatihan itu sendiri dalam LPPKS (2012) Relevansi dan efektivitas pelatihan diketahui dengan cara meminta seluruh peserta untuk mengisi instrumen pada hari terakhir pelatihan Instrumen tersebut juga dilengkapi butir-butir yang menggali respon peserta secara kualitatif terkait dengan apa yang mereka sukai dari pelatihan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan agar pelatihan lebih baik rencana yang dilakukan di tempat kerja setelah mengikuti pelatihan serta permasalahan dan hal-hal lain dari respon peserta Relevansi pelatihan dengan pekerjaan peserta dan kemampuan menerapkannya pada pekerjaan tersebut digali melalui butir pertanyaan nomor (1) yaitu bagaimana Anda menilai kesesuaian isi pelatihan ini dengan pekerjaan dan nomor (6) yaitu bagaimana Anda menilai kegiatan ini berkaitan dengan kemampuan untuk menerapkannya pada pekerjaan Rumus menghitung Relevansi pelatihan adalah jumlah rerata persentase yang menilai
pertanyaan 1 + 6 (Q1 + Q6) di bagi 2 atau relevansi
Efektivitas pelatihan digali melalui butir pertanyaan nomor 2 sampai 5 sebagai berikut (2) Bagaimana anda menilai penguasaan materi para pelatih anda (3) Bagaimana anda menilai kualitas materi pelatihan yang disediakan dalam pelatihan ini (4) Bagaimana anda menilai metode pelatihan yang digunakan (5) Bagaimana Anda menilai pelatihan ini secara keseluruhan Rumus menghitung efektivitas pelatihan adalah jumlah rerata persentase peserta yang menilai pertanyaan 2 ndash 5
(Q2+Q3+Q4+Q5) di bagi 4 atau efektivitas
dalam LPPKS (2012) (b)
Analisis Kualitas Diklat Mengukur kualitas DiklatBimtek dengan menggunakan teknik pengamatan Menurut Kirkpatrick dan Donald (1998) Kualitas pelatihan adalah proses pelaksanaan pelatihan mulai dari kemampuan fasilitator menyajikan materi metode dan strategi yang digunakan fasilitator isi materi pelatihan digunakan fasilitator dengan tepat fasilitas dan logistik pelatihan serta hubungan peserta dengan fasilitator Kualitas pelatihan diketahui dengan cara peneliti mengamati langsung proses pembelajaran di kelas selama fasilitator menyajikan materi Analisis Kualitas Diklat dilakukan antara lain (1) Smiley Face (Ekspresi Wajah Peserta) Instrumen smiley face dimaksudkan untuk
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
195
mengetahui respon peserta pada hari tertentu terhadap pelaksanaan kegiatan Hari pertama peserta belum diminta untuk mengisi instrumen smiley face Hal ini dilandasi pertimbangan bahwa materi diklat hari pertama terkait dengan tindakan Dinamika kelompok disajikan di dalam dan di luar kelas (outbond) secara bergantian Peserta lebih banyak beraktivitas dengan kegiatan-kegiatan permainan yang memiliki muatan belajar kekompakan tim Hari pertama Tim fasilitator mengamati peserta diklat sangat antusias riang dan gembira Atas pertimbangan ini maka pada hari pertama peserta tidak diminta mengisi instrumen smiley face tetapi cukup pada hari kedua dan seterusnya Hasil instrumen di rekap dan dihitung dengan porsentasi (2) Bull Eye Instrumen Bull Eye digunakan pada setiap hari diakhir sesi pembelajaran Pengolahan data dilakukan dengan melihat kecenderungan jumlah titik pada setiap aspek semakin mendekati pusat menunjukan hal yang positif ( sangat baik baik cukup kurang) Jika di temukan titik jauh dari pusat lingkaran harus menjadi perhatian penyelenggara dan fasilitator pada hari berikutnya Hasil analisa data digunakan sebagai umpan balik kepada penyelenggara dan fasilitator agar pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta Hasil instrumen di rekap dan dihitung dengan porsentase
2) Analisis level 2 Learning
Evaluasi hasil pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan belajar yang terjadi pada peserta kegiatan Analisis dimulai dengan menghitung rata-rata hasil pres test dan post tet Semakin besar standar deviasi (sebaran nilai) maka akan semakin besar perbedaaan dengan nilai rata-rata hitung (means) yang diperlukan untuk mengidentifikasi apakah selisih dalam nilai rata-rata hitung itu memang signifikan secara statistikT-tes dan effect size untuk menghitung besarnya perubahan setelah pembelajaran dalam Kirkpatrick amp rsquos (2008) dan juga menggunakan rumus menghitung T-test dalam Ridwan (2003207) Menghitung effect size menggunakan rumus effect Size dengan kriteria (a) kecil 020 ndash 0 49 (b) sedang 050 ndash 079 dan (c) besar ˃ 08 dalam Kirkpatrick Donald (1998)
3) Analisis level 3 Behavior
Instrumen behavior digunakan untuk mengukur perubahan perilaku peserta diklat dalam kurun waktu 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah diklat dan atau sebelum pelatihan sebagai evaluasi awal Evaluasi level 3 ini menggunakan metode survei dengan instrumen kuisioner atau wawancara pada peserta diklat atas langsung peserta bawahan langsung dan pihak yang sering terlibat dan mengamati langsung dengan peserta Evaluasi level ini dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memastikan bahwa peserta tetap dalam perilaku yang sesuai dengan tujuan diklat Analisis yang digunakan dengan mereduksi data hasil dan melakukan interpretasi serta menyimpulkan secara deskripsi sebagai hasil survey Kemudian dilakukan rekapitulasi dengan perhitungan porsentase
4) Analisis level 3 Behavior
Instrumen behavior digunakan untuk mengukur perubahan perilaku peserta diklat dalam kurun waktu 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah diklat dan atau sebelum pelatihan sebagai evaluasi awal Evaluasi level 3 ini menggunakan metode survei
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
196
dengan instrumen kuisioner atau wawancara pada peserta diklat atas langsung peserta bawahan langsung dan pihak yang sering terlibat dan mengamati langsung dengan peserta Evaluasi level ini dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memastikan bahwa peserta tetap dalam perilaku yang sesuai dengan tujuan diklat Analisis yang digunakan dengan mereduksi data hasil dan melakukan interpretasi serta menyimpulkan secara deskripsi sebagai hasil survey Kemudian dilakukan rekapitulasi dengan perhitungan porsentase
5) Analisis level 4 Result
Instrumen level 4 result digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan organisasi sebagai dampak dari program diklat ketercapaian tujuan organisasi dapat dilihat dari tingkat produktifitas kinerja tingkat layanan publik tingkat kepuasan pelanggan meningkatnya moral pegawai dan meningkatnya pengelolaan dan keuntungan organisasi Kegiatan evaluasi pada level ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner wawancara dan studi dokumen serta dapat menggunakan data sekunder Evaluasi level 4 juga dapat dilakukan pengulangan atau lebih dari satu kali untuk memastikan dampak dari tujuan program kegiatan diklat dengan membandingkan hasil pertama dengan kedua Analisis yang digunakan dengan mereduksi data hasil dan melakukan interpretasi serta menyimpulkan secara deskripsi hasil survey Kemudian dilakukan rekapitulasi dengan perhitungan porsentase
METODE PENULISAN
Metode penulisan adalah Tinjauan Pustaka (Literatur) yang mengungkap secara teoritik berkenaan dengan pelaksanaan dan penerapan monev Diklat model Kirkpatrick dan dibahas secara deskriptif berdasarakan fakta emprik dari implementasi di LPMP
PEMBAHASAN
A Monitoring dan Evaluasi Program Pelatihan Kegiatan Monev Pelatihan dan Bimtek di LPMP dilakukan berdasarkan salah satu
tugas pokok LPMP yaitu melakukan supervisi dan evaluasi di kegiatan pendidikan dan pelatihanBimtek dan atau kegiatan lainnya Pedoman dalam melaksanakan kegiatan supervisi monitoring dan evaluasi di lakukan dengan beberapa cara yaitu (1) Diturunkan dari tim pengembang dari kemdikbud (2) Adaptasi dari model ndashmodel evaluasi Diklat (3) Disusun sendiri oleh tim yang ditunjuk oleh pejabat LPMP dan (4) Kombinasi antara (1) (2)dan (3) maksudnya semua instrumen yang di miliki digunakan untuk saling melengkapi Hal ini sesuai dengan langkah-langkah implementasi Monev model Kirkpatrick Kegiatan Monev yang di laksanakan di LPMP tertuang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) terdiri dari 3 jenis kegiatan Monev yaitu (1) Monev penyelenggaran diklatbimtek (2) Evaluasi kompetensi peserta diklatbimtek (pre-tes dan post- tes) (3) Evaluasi widyaiswaranarasumberinstruktur dan (4) evaluasi pasca DiklatBimtek
B Monitoring dan Evaluasi enyelenggaran Pelatihan (MEPP)
MEPP dan Bimtek dilakukan menggunakan metode kuisioner yang diisi oleh semua peserta sebelum penutupan program diklat Hal ini sejalan dengan Kirkpatrick dan Donald (1998) Kualitas pelatihan adalah proses pelaksanaan pelatihan mulai dari
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
197
kemampuan fasilitator menyajikan materi metode dan strategi yang digunakan fasilitator isi materi pelatihan digunakan fasilitator dengan tepat fasilitas dan logistik pelatihan serta hubungan peserta dengan fasilitator Model instrumen yang digunakan adalah model Smile face Bull Eyedan kuisioner
Kegiatan MEPP dan Bimtek yang dilakukan sudah sesuai dengan evaluasi di level 1 Reaction yang mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap program diklat yang diikutinya Perbaikan dilakukan terkait dengan tindak lanjut dari rekomendasi yang agar mempunyai dasar untuk tindak lanjut dan perbaikan di kegiatan berikutnya
C Monitoring dan Evaluasi Kompetensi Peserta Pelatihan (MEKPP)
Kegiatan MEKPP wajib diikuti oleh semua peserta sebelum dan setelah diklat Hal ini sejalan dengan model Kirkpatrick dengan instrumen yang bisa digunakan adalah tes tertulis dan tes kinerja Selain itu Kirkpatrick juga menyarankan penggunaan kelompok pembanding sebagai referensi efek pelatihan terhadap peserta Kelompok pembanding adalah kelompok yang tidak ikut program pelatihan Kedua kelompok diukur dan dibandingkan hingga dapat diketahui efek program terhadap pesertanya Namun LPMP belum menggunakan kelompok pembanding dalam melaksanakan analisis hasil MEKPP dan Bimtek
D Monitoring dan Evaluasi Pasca Diklat (MEPD)
Kegiatan MEPD yang dilakukan oleh LPMP secara umum belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik pelaksanaan evaluasi di level-3 dan level-4 model Kirkpatrick Namun ada perbedaan yang mendasar yang dilakukan di LPMP yaitu MEPD dalam bentuk Pendampingan dan supervisi Kegiatan pendampingan dan supervisi dilakukan setelah peserta mengikuti DiklatBimtek (IN) dalam kurun waktu 3 sd 4 minggu kemudian dilakukan pendampingan dan supervisi (ON) ditempat kerja masing-masing peserta hal ini sesuai dengan karakteristik evaluasi level-3 dan level-4 di model empat level Kirkpatrick Ketidaksepenuhnya dilakukan di sebabkan terbatasnya anggaran dan tidak adanya tindak lanjut terhadap hasil rekomendasi yang diberikan dalam kegiatan MEPD menjadi kekurangan yang harus diperbaiki
KESIMPULAN
Pelaksanaan Monev Diklat di LPMP mencakup evaluasi level 1 reaction level 2 learning level 3 behavior dan level 4 result Monev program diklat dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah implementasi Monev model Kirkpatrick MEPP dan Bimtek sejalan dengan model Kirkpatrick Model instrumen yang digunakan adalah model Smile face Bull Eye dan kuisioner Juga dilakukan sesuai dengan evaluasi di level 1 Reaction Kegiatan MEKPP sejalan dengan model Kirkpatrick dengan instrumen yang bisa digunakan adalah tes tertulis dan tes kinerja Selain itu Kirkpatrick menyarankan penggunaan kelompok pembanding sebagai referensi efek pelatihan terhadap peserta namun LPMP belum menggunakan kelompok pembanding Kegiatan MEPD yang dilakukan secara umum belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik pelaksanaan evaluasi di level 3 dan level 4 Namun ada perbedaan yang mendasar yang dilakukan di LPMP yaitu MEPD dalam bentuk Pendampingan dan supervisi Kegiatan pendampingan dan supervisi dilakukan setelah peserta mengikuti DiklatBimtek (IN) dalam kurun waktu 3 sd 4 minggu kemudian dilakukan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
198
pendampingan dan supervisi (ON) ditempat kerja masing-masing peserta hal ini sesuai model Kirkpatrick
Pelaksanaan Monev Diklat lebih dominan dilakukan pada Monev program Monev penyelenggaraan dan Monev kompetensi peserta sedangkan yang jarang dilakukan adalah Monev pasca Diklat Evaluasi program diklat juga tidak hanya dilakukan di akhir kegiatan namun dilakukan selama proses kegiatan dan juga di evaluasi setelah kegiatan REKOMENDASI
Penyelenggara perlu menyiapkan instrumen yang lengkap sesuai kebutuhan setiap tahap model Kirkpatrickbila perlu dalam bentuk aplikasi Penyelenggara juga perlu menyiapkan analisis data melalui aplikasi khusus untuk kemudahan dan mempercepat dalam menyimpulkan serta tindak lanjut
Evaluasi model Kirkpatrick dapat di pilih sesuai kebutuhan dan anggaran yang tersedia Kegiatan monev program Diklat juga dapat dijadikan acuan bagi pihak penyelenggara diklat termasuk LPMP dalam menentukan model monev Penggunaan monev diklat model kirckpatrick dengan empat level memiliki keunggulan pada aspek kemudahan kejelasan kesederhanaan dan kelengkapan namun perlu kecermatan dan ketelatenan dalam menggunakannya DAFTAR PUSTAKA BaduQS (2012) Implementasi Evaluasi Model Kirkpatrick Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan edisi Dies Natalis Ke 48 UNY Diambil tanggal 20 November 2018 dari httpswwwgooglecomsearchq=evaluasi+model+kirkpatrickampie=utf-8ampoe=utf-8ampclient=firefox-b-ab
LPPKS Surakarta 2012 Modul model Kirk Patrick (Model Evaluasi Pelatihan) bahan workshop Persiapan Monitoring dan Evaluasi Piloting Tingkat Nasional dilaksanakan di solo tanggal 28 Nopember sd 1 Desember 2012 Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan kepala Sekolah (LPPKS) Surakarta
Kirkpatrick D L (1994) Evaluating Training Programs San Francisco Berrett-Koehler Publishers Inc
Kirkpatrick D L (1998) Evalaution Training Programs The Four Level Second Edition San Fransisco Berrett-Koehler Publisher Inc Naugle (2000)
Kirkpatrick amp rsquos Evaluation Model as A Mean of Evaluation Teacher Performance Diambil tanggal 2 November 2018 dari httpwwwcoewayneeduevalpdf
Kruse Kevin (2000) Technology-based Training The Art and Science of Design Development and Delivery Jossey-Bass Publish
McDavid amp Hawthorm (2006) Program Evaluation amp Performance Measurement An Introduction to Practice SAGE Publications
PP No 11 Tahun 2017 Tentang Menejemen PNS Diambil tanggal 20 November 2018 dari httpsbpptikkominfogoiddownloadpp-no-11-tahun-2017-tentang-manajemen-pegawai-negeri-sipil
Purwanto dan Atwi Suparman (1999) Evaluasi Program Diklat Jakarta Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN
Ridwan 2003 Dasar-Dasar Statistika BandungAlfabeta Bandung
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
199
Rukmi SH Dkk (2014) Evaluasi Training dengan Menggunakan Model Kirkpatrick
National Industrial Engineering Conference Diambil tanggal 20 November 2018
httplibitenasacidktiwp-contentuploads201403131138-Bareng-Bu-Virapdf
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Aparatur Sipil Negara Diambil tanggal 20 November 2018 httpslukstaffugmacidaturUU5-2014AparaturSipilNegarapdf
William N Dunn (2003) Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan)
Yogyakarta Gajahmada University press
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
200
PENTINGNYA PENDAMPINGAN DAN EVALUASI PASCA DIKLAT TERHADAP AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR
ABSTRAK
Oleh
Saudahwati
(Widyaiswara Ahli Madya BKPSDMD Prov BabelHP082183947117
Email saudahwatiargmailcom
Tulisan ini mencoba menelaah tentang pentingnya melakukan pendampingan dan evaluasi terhadap aktualisasi pasca diklat kepada peserta pelatihan dasarPeserta latsar adalah generasi milenial adalah asset yang sangat berharga siap menerima estafet menjadi calon pemimpin masa depan Aktualisasi adalah salah satu wujud dari ide kreativitas dari peserta diklat sesuai ruang lingkup tugasnya diterapkan di lingkungan instansinya masing-masing dengan mengedepankan dan menerapkan nilai-nilai ANEKA Kedudukan dan peran dalam NKRI diharapkan mampu menjadi pembiasaan dan bersipat intristik (habituasi) akan menjadi sebuah inovasi Faktor ketiga pembentuk budaya inovasi antara lain adalah kebijakanaturan kebiasaan dan sikapKajian ini termasuk dalam penelitian kualitatif didasari dari hasil pengamatan pengalaman yang dilakukan menggunakan data primer dan sekunder serta studi literatur Kata kunci sederhana perubahan karakter
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
201
PENDAHULUAN Sumber daya manusia merupakan asset yang sangat berharga berbagai upaya peningkatan dan pengembangan terus dilakukan berbagai lembaga diklat dan pihak yang terkait terlibat dalam rangka meningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara agar dapat mengelola sumber daya secara optimal Tujuan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah membentuk PNS profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat Salah satu upaya dilakukan melalui penyelenggaraan Pelatihan Dasar bagi calon pegawai negeri sipil memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal ditempat pelatihan dan ditempat kerja menjadi laporan AktualisasiLaporan aktualisasi tersebut apabila di Implementasi dan dihabituasi menjadi sebuah Inovasi Menindak lanjuti dari hasil penelitian kepada peserta diklat PIM IV tahun 2016 bahwa dari 17 (tujuh belas) orang hanya 6 (enam) orang atau sebesar 3333 yang mengimplementasi proyek perubahan setelah peserta kembali ke instansinya masing-masing Keterlibatan penulis sebagai pengampu mata diklat pelayanan publik pengalaman hasil observasi dan coaching terhadap peserta Pelatihan Dasar Golongan II dan III Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tahun 2018 Peserta Pelatihan Dasar adalah orang-orang yang terpilih dan berprestasi memiliki potensi kapasitas yang mumpuni memiliki nilai-nilai sikap dan perilaku yang baik merupakan asset yang berhargasaat ini disebut dengan generasi melinial Generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi media dan teknologi digital Potensi kapasitas serta nilai-nilai karakter tersebut dapat dikembangkan secara optimal salah satu faktor utama adalah lingkungan yang kondusif maka perlu dikembangkan melalui Pendampingan dan evaluasi pasca Pelatihan Dasar terhadap aktualisasi setelah peserta kembali ke instansinya masing-masing KAJIAN LITERATUR Literatur mengenai pendampingan atau lebih dikenal dengn istilah mentorshipMentorship berasal dari kata mentor (KBBI) memiliki makna pembimbing atau pengasuh Marilyn Atkinson pendiri Erikson Coaching International menjelaskan mentor adalah seorang ahli yang memberikan hal-hal bijak dan membimbing berdasarkan pengalaman sendiri mentor dapat menasehati melakukan konseling hubungan yang berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang fokus pada karir dan pengembangan pribadi Berdasarkan penjelasn diatas artinya mentor dapat sekaligus melakukan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi bagi peserta diklat Menurut (maliki 201610) evaluasi program pasca diklat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan sistematisuntuk mengetahui tingkat penerapan hasil diklat oleh peserta dan peningkatan kinerja peserta serta organisasi yang dimulai dari pengembangan instrumen pengumpulan dan analisis data serta penafsiran temuan dengan tujuan untuk memperoleh umpan balik dan mengetahui efektivitas diklat yang dilaksanakan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
202
Tujuan dari Pelatihan Dasar bagi calon pegawai negeri sipil adalah membentuk karakter sikap dan perilaku yang mengedepankan nilai-nilai dasar pns dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran pns dalam NKRI sertamengusai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan per an secara profesional sebagai pelayan masyarakat Inovasi menurut (LAN 2014) proses memikirkan dan mengimplementasikan suatu gagasan yang memiliki unsur kebaruan dan kebermanfaatan Sebagai contoh sederhana aktualisasi yang dibuat oleh peserta pendidikan dan pelatihan dasar adalah ―Peningkatan pelayanan pembuatan paspor pada seksi lantaskim melalui sosialisasi dan edukasi dalam penggunaan aflikasi antrian paspor online dan pengisian formulir kelengkapan paspor Peserta ini memberikan suatu solusi terhadap proses pembuatan paspor tentang kepastian quota pelayanan waktu pelayanan syarat yang harus dipenuhi kepastian biaya sehingga kepastian layanan kepada masyarakat lebih cepat dan tepat dan transfaran Menurut (Utomo 201736) salah satu faktor pembentuk budaya inovasi adalah sikapSikap adalah cara pandang kita terhadap sesuatu halmisalnya bagaimana kita memberi makna terhadap tugas dan tanggung jawab dalam organisasimenghargai sebuah usaha dan kerja keras dari orang lain Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran perilaku budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnyaGene Klann (2007) mengemukakan model pengembangan karakter dengan 5 E yaitu Example Ekperience Education Environment dan Evaluation METODE Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan kajian Literatur melalui pengalaman obsevasi menggunakan data primer dan sekunder Menurut Sugiyono (201015) menjelaskan bahwa Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiahLiteratur yang dipergunakan meliputi Literatur terkait teori dan konsep peraturan data dan informasi diolah menjadi kesimpulan ANALISISPEMBAHASAN Dari analisis terhadap data kualitatif dari hasil kasus studi diperlukan adanya pendampingan dan evaluasi APendampinganmentor dalam pendidikan karakter (Diknas) yang perlu dibangun bersama adalah 1Religius 2Jujur 3Toleransi 4Disiplin 5Kerja Cerdas 6Kreatif 7Mandiri 8Demokratis
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
203
9Rasa ingin tahu 10Semangat kebangsaan 11Cinta Tanah Air 12Menghargai Prestasi 13BersahabatKomunikatif 14Cinta Damai 15Gemar membaca 16Peduli lingkungan 17Peduli Sosial 18Tanggung Jawab
BModel Evaluasi Dalam kajian ini focus pada evaluasi level 4 bagaimana Implementasi berdampak pada kinerja individu maupun kinerja organisasinya dan upaya yang akan dilakukan Ada beberapa model dalam melakukan evaluasi namun dalam kajian ini mengemukakan model Kirkpatrick dengan nama Kirkpatrick Training Evaluation mencakup 4 (empat) level sebagai berikut 1Evaluating Reaction Evaluasi yang dilakukan pada level 1 menekankan pada reaksi peserta terhadap pelaksanaan penyelenggaraan diklat sarana dan prasarana dan kurikulum sehingga mereka termotivasi untuk belajar dan berlatih 2Evaluating Learning Maliki (198820) Learning can be defined as the extent towhich participant change attitudesimprove knowledge and for increase skills as result of attending the program Evaluasi yang dilakukan pada level 2 ini menekankan pada peniliaian hasil (Output) belajarOleh karena itu dalam pengukuran hasil belajar (Learning Measurement) seperti pengetahuna apa yang dipelajari Sikap apa yang telah berubah dan ketrampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki 3Evaluating Behevior Evaluasi pada level 3 disebut penilaian pasca diklat yang menekankan pada outcame dari kegiatan diklatPenilaian sikap pada level 3 difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta diklat kembali ke tempat kerja sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersipat ekternal Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah peserta merasa senang dan bersemangat setelah kembali ketempat kerjanya bagaimana peserta dapat mentransfer pengetahuan sikap dan ketrampilan yang diperoleh selama Pelatihan Dasar untuk di Implementasikan ditempat kerjanya 4Evaluating Result Evaluasi hasil pada level 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result) karena peserta diklat telah mengikuti suatu program yang termasuk dari hasil akhir suatu program diklat diantaranya adalah kenaikan produksi peningkatan kualitas penurunan biaya penurunan kualitas kecelakan kerja penurunan turn over dan kenaikan keuntungan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
204
KESIMPULAN Sebagai sintesis dapat disimpulkan bahwa 1Karakter sikap dan perilaku yang mengedepankan nilai-nilai dasar pengetahuan kedudukan dan peran pns dalam NKRI mampu melaksanakan tugas peran secara profesional sebagai pelayan masyarakat dapat terwujud apabila adanya pembimbinganmentoring berperan sebagai pelaku perubahan suri tauladan penasehat pemberi dukungan perintis dan pelindung 2Lingkungan yang kondusif berkontribusi terhadap pembentukan karakter sikap dan perilaku diperlukan Komitmen dari para pemimpin 3Idegagasan kreativitasakan akan bermakna apabila diimplementasidiaktualiasikan menjadi kebiasandi (habituasi) akan menjadi sebuah inovasi SARAN Sebagai studi lanjutan dari penelitian ini disarankan agar adanya penelitian lebih lanjut dengan pengayaan variabel teori dan konsep terbaru REFERENSI
HTTPSIDWIKIPEDIAORGWIKIPENDAMPINGANDIAKSES TANGGAL 4 DESEMBER 2018 HTTPSIDWIKIPEDIAORGWIKIKARAKTER DIAKSES TANGGAL 7 DESEMBER 2018 LAN RI2016 PERATURAN NO21 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN IIILAN RIJAKARTA LAN RI2016PERATURAN NO22 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN I DAN IILAN RIJAKARTA MALIKI2016EVALUASI PROGRAM DIKLATJAKARTALEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA WIRANATA2016TEKNIK DASAR COACHINGJAKARTAPKP2A1LEMBAGA ADMINSTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUGIONO2010METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN RampDBANDUNGALFABETA UTOMO2017INOVASI HARGA MATIJAKARTAPT RAJA GRAFINDO PERSADA
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
205
TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI INOVATIF PADA
PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN
ABSTRAK
Oleh Ecih Sukemsih
(Widyaiswara Ahli Muda BPSDM Prov Kalbar HP 08125744447
Email nengechiegmailcom) Kompetensi sebagai pemimpin perubahan akan terbentuk melalui praktik
langsung di lapangan maupun pengalaman langsung di instansi Pelaksanaan proyek perubahan dimulai dengan menyusun rancangan dilanjutkan implementasi dan menyusun laporan proyek perubahan Fokus permasalahan yang dibahas bagaimana teknik analisis permasalahan dan solusi inovatif pada proyek perubahan peserta DIKLATPIM Wujud dari keseriusan pemerintah dalam menerapkan reformasi birokrasi menuju perubahan manajemen organisasi adalah pengembangan SDM melalui DIKLATPIM yang berorientasi pada pejabat pemerintah untuk membentuk dan mengembangkan potensi menjadi pemimpin perubahan Metode penulisan adalah tinjauan literatur dengan hasil mendiagnosis organisasi terdiri atas dua kegiatan yaitu (1) Menilai kinerja Unit Organisasi dan (2) Menyusun langkah-langkah intervensi Menentukan masalah prioritas menggunakan teknis analisis dengan Matriks USG Penilaian prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan teknik seperti USG dan tapisan Teknik analisis penetapan sasaran yang dapat digunakan misalnya analisis sasaran masalah dengan menggunakan fishbone Selanjutnya dilakukan penetapan alternatif penyelasaian Dengan rekomendasi proyek perubahan diawali dengan mengkaji Renstra mengidentifikasi isu strategis mengidentifikasi permasalahan dan analisis tugas organisasi menentukan faktor penyebab dibutuhkan ketajaman dan kedalaman analasis sehingga membutuhkan teknis analisis yang tepat demikian pula dalam menentukan solusi yang inovatif diperlukan kajian yang mendalam untuk suksesnya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai Kata kunci teknik analisis permasalahan dan solusi inovatif
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
206
PENDAHULUAN Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (DIKLATPIM) merupakan Diklat yang
dirancang bagi pejabat pemerintah untuk mengembangkan potensi menjadi pemimpin yang membawa perubahan Kompetensi yang dibangun pada DIKLATPIM Tingkat III dan IV adalah kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan (PerkaLan No 19 tahun 2015 dan PerkaLan No 20 tahun 2015) Kompetensi sebagai pemimpin perubahan akan terbentuk melalui praktik langsung di lapangan maupun pengalaman langsung di instansi Bentuk praktik langsung dalam DIKLATPIM tersebut adalah dengan melaksanakan proyek perubahan di instansinya Pelaksanaan proyek perubahan dimulai dengan menyusun rancangan proyek perubahan dilanjutkan implementasi proyek perubahan dan menyusun laporan proyek perubahan
Hal yang menarik untuk dicermati adalah ketika peserta mulai menyusun rancangan proyek perubahan dengan memulai menentukan judul sehingga pada akhirnya kesulitan menghubungkan dengan tugas dan fungsi organisasi Peserta juga kesulitan dalam melakukan identifikasi permasalahan dan akar masalah sehingga bermuara pada tugas rutinitas keseharian Juga kesulitan dalam menentukan isu strategis yang menjadi awal dalam menentukan program dan kegiatan untuk mencapai visi dan misi organisasi dan yang tak kalah sulit adalah analisis permasalahan dan alternatif solusi Menjawab permasalahan peserta tersebut di atas maka diperlukan strategi dan teknik yang tepat untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan Sebagai alternatif solusi maka perlu penguatan pemahaman peserta terhadap langkah-langkah penentuan isu strategis analisis permasalahan mengidentifikasi akar masalah dan menentukan alternatif solusi atau pemecahan masalah Sehingga yang menarik untuk dibahas atau fokus permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana teknik analisis permasalahan dan solusi inovatif pada proyek perubahan peserta diklat kepemimpinan
KAJIAN LITERATUR
1 Pemimpin dan Perubahan Definisi Kepemimpinan Menurut LAN (2014 2) adalah kemampuan
mempengaruhi orang untuk mencapai suatu tujuan Pengertian kepemimpinan tersebut dimaknai bahwa seorang pemimpin terlebih dahulu menetapkan tujuan sebelum melangkah lebih lanjut lalu kemudian mempengaruhi menggerakkan mengembangkan dan memberdayakan staf dan stakeholdernya untuk mendukung dan melaksanakan perubahan itu jadi penetapan tujuan dari seorang pemimpin kemudian menjadi suatu dimensi yang sangat menentukan Setelah menetapkan tujuan yang tepat barulah pemimpin menerapkan kemampuan mempengaruhinya agar seluruh stakeholdernya mendukungnya untuk mencapai tujuan tersebut Keberhasilannya dalam mempengaruhi stakeholder inilah yang akan menentukan apakah pemimpin tersebut berhasil membawa perubahan Pemimpin membutuhkan orang lain untuk mewujudkan perubahan yang dikehendaki Jika efektif memobilisasi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
207
stakeholder maka perubahan yang direncanakan akan terwujud tanpa menemui kendala yang berarti
2 Proyek perubahan Manajemen perubahan sebagaimana disebut Nugroho R (2013) dalam
Bambang SPSunu (20154) menyatakan bahwa Manajemen perubahan adalah sebuah pendekatan proaktif untuk memahami bagaimana seharusnya perubahan dilaksanakan dalam suatu organisasi Pendekatan atau metode atau strategi tersebut tidak saja berkenaan dengan langkah adaptif namun dibutuhkan tetapi lebih jauh menemukan kebutuhan-kebutuhan perubahan dalam organisasi memahami makna manajemen perubahan tersebut di atas maka sudah menjadi kewajiban organisasi untuk melakukan perubahan-perubahan secara komprehensif yang kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan global
Manajemen perubahan (change management) organisasi sementara dilakukan dan dikembangkan oleh kementerianlembaga pemerintahan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota diseluruh Indonesia hal ini sebagai konsekuensi dari implementasi Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permeneg PAN amp RB) No 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan Menurut Permeneg PAN amp RB No 10 tahun 2011 menyatakan bahwa manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut Berdasarkan pengertian manajemen perubahan tersebut maka dalam kerangka reformasi birokrasi pemahaman manajemen perubahan dapat digambarkan sebagai berikut
Beberapa kondisi yang dipandang berpengaruh dan perlu menjadi perhatian
dalam manajemen perubahan pada suatu institusi adalah (a) Organisasi (b) peraturan perundang-undangan (c) SDM aparatur (d) kewenangan (e) Pelayanan Publik dan (f) Pola pikir dan budaya kerja Karena itu perubahan yang dikelola secara holistik terstruktur dan berorientasi hasil akan sangat membantu organisasi tim kerja dan individustaf di dalamnya dalam menjalani ―masa transisi menuju kondisi birokrasi yang diinginkan
Wujud keseriusan pemerintah dalam menerapkan reformasi birokrasi menuju perubahan organisasi adalah pengembangan SDM melalui DIKLATPIM dengan produk proyek perubahan Kegiatan pembelajaran DIKLATPIM meliputi (1) Mendiagnosa kebutuhan perubahan organisasi menggunakan alat yang dipilih (2) Mengidentifikasi
i KONDISI
SAAT INI
REFORMASI
BIROKRASI
KONDISI YG
DIHARAPKAN
MANAJEMEN PERUBAHAN
Gambar 1 Manajemen Perubahan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
208
seluruh pemangku kepentingan yang akan dilibatkan dan berpengaruh dengan proyek perubahan (3) Mengkomunikasikan permasalahan dan kebutuhan perubahan dengan pemangku kepentingan (4) Merancang perubahan dan membangun tim (5) Melaksanakan proyek perubahan (6) Menyajikan hasil pelaksanaan proyek perubahan dalam seminar laboratorium kepemimpinan dalam BPPK Kemenkeu RI (20161)
Menurut BPPK Kemenkeu RI (20162) menyatakan proyek perubahan yang baik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (1) Perubahan yang dilakukan merupakan gagasan yang orisinil dan diharapkan menemukan gagasan baru dalam proyek perubahan yang akan dilaksanakan (2) Perubahan yang dilakukan bermanfaat bagi pemangku kepentinganpengguna (3) Keterkaitan antara perubahan dengan hasil yang diharapkan tergambar dengan jelas (4) Tahapan perubahan tergambar dengan jelas tahapan-tahapan (milestone) yang akan dilalui (5) Semua pemangku kepentingan baik yang pro maupun kontra terhadap perubahan tergambar dengan jelas (6) Proyek perubahan harus menggambarkan semua pemangku kepentingan yang terkait
3 Lingkup Area Perubahan
Perubahan dalam organisasi sebagaimana diuraikan di atas terjadi pada berbagai wilayah kerja kementerianlembaga dan pemerintah daerah atau disebut sebagai area selanjutnya yang dimaksudkan dengan ruang lingkup adalah uraian kegiatan terkait dari area perubahan dimaksud Untuk memberikan gambaran yang nyata maka disarankan bagi peserta memperhatikan contoh-contoh penjelasan pada pembelajaran lingkup area Perubahan dan ruang lingkup kegiatan proyek perubahan pada gambar 2 dalam Bambang SPSunu (20156)
Proyek perubahan yang diusulkan bukan program rutin yang sedang berjalan atau sedang dilakukan ditempat kerjanya atau menghidupkan kembali gagasan lama yang sudah dilaksanakan dan 8 Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI terhenti karena sesuatu atau berbagai hambatan Perubahan kegiatan yang diusulkan merupakan terobosan mengatasi permasalahan yang dialami unit kerjanya pada saat ini dan ditemukan dari hasil diagnose organisasi dalam Bambang SPSunu (20158)
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
209
4 Teknis Analisis Manajemen Teknik adalah suatu metode atau prosedur Teknik juga merupakan variasi dari
metode-metode tertentu dan dapat diterapkan dalam konteks yang lebih khusus (William N Dunn 2000 40) berdasarkan pengertian tersebut maka dapat didefinisikan bahwa Teknik analisis adalah metode atau alat yang dapat diterapkan dalam merinci memilah dan memilih sesuatu ke dalam beberapa unsur dan menilainya sehingga jelas hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya atau terjadinya sesuatu
Kegiatan analisis manajemen secara komprehensif meliputi (a) Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi (b) Mengolah atau menilai faktor-faktor keberhasilan organisasi (c) Menentukan faktor kunci keberhasilan (d) Menetapkan sebuah strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran (e) Menyusun program dan kegiatan Beragam alat analisis yang dapat digunakan dalam analisis manajemen seperti tertera dalam tabel berikut
Tabel 1 Daftar alat analisis dan penggunaannya No Alat Analisis Kegunaan
1 SWOT Analisis keadaaan lingkungan internal amp eksternal
2 Force field analysis Analisis merencanakan perubahan
3 Brainstorming Teknik menggali ide menyelesaikan masalah
4 Diagram pohon masalah Untuk merinci masalah dan sebab akibat
5 Diagram fishbone Model untuk merinci dan sebab akibat
6 Model causal map Model untuk pemetaan sebab akibat
7 Model matriks Model untuk penyusunan fakta dan data
Program
Kegiatan
Gambar 2 Lingkup Area Perubahan ( Scoping Diagnostic)
Visi
Tujuan
Sasaran Kinerja
Strategi
Misi
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
210
No Alat Analisis Kegunaan
8 Check sheet Lembar periksa keadaan atau faktormasalah
9 Stratifikasi Pengelompokan ke dalam berbagai Kriteria
10 Model skala nilai Model dalam menilai membobot satu faktor
11 Matriks USG Matriks dalam memilih prioritas masalah
12 Diagram pareto Model penyajian dan pemilihan fakta dan data
13 Model problem priority Model pemilihan prioritas masalah
14 Teknik komparasi Teknik membandingkan atau evaluasimenilai
15 Cost benefit Model ratio antara biaya dan keuntungan Manfaat
Sumber LAN RI 200821 Alat analisis tersebut di atas disesuaikan penggunaannya untk melakukan
kegiatan analisis Penggunaan alat analisis itu lebih bersifat komplementer atau saling melengkapi Untuk itu penggunaan alat analisis disesuaikan dengan tujuan analisis dan kerangka analisisnya
METODELOGI
Metodologi dalam penulisan ini adalah tinjauan pustaka (literatur) yang mengungkap secara teoritik berkenaan dengan analisis permasalahan dan solusi inovatif pada proyek perubahan diklat pimpinan
PEMBAHASAN 1 Diagnosis Permasalahan Pengelolaan Kegiatan Organisasi a Pengertian dan Konsep Diagnostik
Mendiagnosis organisasi merupakan langkah awal yang sangat menentukan tugas utama pemimpin perubahaan Agar terhindar dari kesalahan dalam melakukan diagnosis permasalahan organisasi terdapat dua prasyarat yang perlu dimiliki sebelum melakukan diagnosis organisasi (1) Penguasaan Diri seorang pemimpin haruslah menguasai dirinya sebelum melakukan diagnose organisasi (2) Teknis Mendiagnosis teknik ini memerlukan kompetensi teknis yang berada dibawah disiplin ilmu organizational development (OD) Berdasarkan uraian diatas maka secara teknis kegiatan mendiagnosis organisasi terdiri atas dua kegiatan yaitu (1) Menilai kinerja Unit Organisasi pemimpin perlu menilai kinerja unit organisasi saat ini dalam menilai kinerja pemimpin perlu melihat output dan atau outcome apa yang harus dipenuhi Data dan informasi tentang kedua hal ini dapat diperoleh di Rencana Strategi (Renstra) Laporan Kinerja hasil observasi atau dari narasumber Di samping itu pemimpin perlu melakukan validasi informasi tersebut dengan observasi dan mendapatkan masukan dari narasumber yang dapat dipercaya (2) Menyusun langkah-langkah intervensi kegiatan ini berawal dari adanya kesenjangan kemudian langkah-langkah intervensi dapat disusun pertama mendeskripsikan secara terukur tentang kondisi kinerja yang diharapkan dan sekaligus mendeskripsikan secara terukur tentang kondisi kinerja saat ini
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
211
b Kriteria Permasalahan
Menurut Sugiyono (201779) mengatakan bahwa masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi antara teori dan praktek antara perencanaankebijakan dengan pelaksanaan antara aturan dengan pelaksanaan Masalah adalah merupakan penyimpangan antara apa yang terjadi dengan apa yang diharapkan atau penyimpangan dari norma standar dan status quo Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan masalah adalah adanya kesenjangan antara capaian yang diharapkan dengan capaian yang dikerjakan Menentukan masalah tersebut menjadi isu yang penting diperlukan kriteria Ada empat kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam memilih isu penting yaitu (1) Aktual adalah Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat (2) Kekhalayakan adalah Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak (3) Problematik adalah Isu yang menyimpang dari harapan standar (4) Kelayakan adalah Isu yang masuk akal (logis)
c Analisis Tugas Operasional
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan karena itu analisis tugas diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi Analisis tugas diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai pekerjaan sifat pekerjaan syarat pejabat dan tanggung jawab pejabat Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu (1) Analisis tugas (2) Deskripsi tugas (3) Spesifikasi tugas (4) Penilaian tugas dan (5) Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas
d Penetapan Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan dua alasan Pertama karena terbatasnya sumber daya yang tersedia dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah Kedua karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan Untuk menentukan masalah prioritas maka perlu menggunakan alat analisis Alat pertama yang dapat digunakan untuk menentukan permasalahan prioritas adalah dengan menggunakan teknis analisis dengan Matriks USG Pentingnya suatu masalah dibandingkan masalah lainnya dapat dilihat dari tiga aspek berikut (1) Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini terhadap produktivitas orang danatau sumber dana dan daya (2) Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia (3) Bagaimana perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan berkembangnya masalah
2 Solusi Pemecahan Permasalahan Pengelolaan Kegiatan Organisasi a Identifikasi dan Analisis Penyebab
Dalam proses analisis pada umumnya kegiatan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi Kegiatan identifikasi dan analisis penyebab dapat dilakukan melalui beberapa teknik analisis antara lain Brainstorming nominal group diskusi kelompok FGD dan lain sebagainya yang pada prinsipnya adalah menggali isu-isu b Penentuan Akar Penyebab Dominan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
212
Untuk memilih akar penyebab dominan dilakukan dengan urutan prioritas dengan cara pemberian bobot sesuai dengan Kriteria pada setiap masalah yang ada Penilaian bobot tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pemilihan prioritas seperti USG tapisan dan lain sebagainya
Tabel 2 Contoh Memilih Penyebab Prioritas
Penyebab Dampak
Kriteria
Prioritas
A P K L
1 Lemahnya peraturan
2 Rendahnya komitmen
3 Belum adanya uraian tugas yang jelas
Lemahnya penempatan
4 Kurangnya motivasi
5 Lingkungan kurang kondusif
Belum adanya standar yang jelas
Keterangan A = Aktual (terjadiakan terjadi) P = Problematik K = Kekhalayakan L = Layak
c Penetapan sasarantujuan kegiatan
Penetapan sasaran kegiatan adalah suatu akibat yang secara sadar ingin dicapai atau ingin dihindari Teknik analisis penetapan sasaran yang dapat digunakan misalnya analisis sasaran masalah dengan menggunakan fishbone
d Penentuan Alternatif Penyelesaian dan Kegiatan yang Dominan
Alternatif adalah pilihan tentang cara atau alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuansasaran Alternatif ini dapat diperoleh dari hasil analisis sasaran Adapun kriteria untuk mengukurmenilai feasibilitas (kelayakan) dari tiap-tiap alternatif misalnya (1) Politik alternatif mana yang paling banyak mendapatkan dukungan dari para aktor kebijakan (2) Ekonomifinancial alternatif mana yang paling banyak menggunakan dana (3) Administratiforganisatoris apakah secara administratiforganisatoris alternatif tersebut dapat dilaksanakan atau apakah ada organisasi yang melaksanakan (4) Teknologi apakah untuk alternatif-alternatif tersebut didukung oleh tersedianya teknologi yang diperlukan (5) Sosial budaya dan agama apakah alternatif-alternatif tersebut tidak menimbulkan gejolak sosial sara dan sebagainya (6) Pertahanan dan keamanan apakah alternatif-alternatif tersebut dari segi stabilitas keamanan cukup feasible (layak)
KESIMPULAN
Sebagai simpulan bahwa mendiagnosis organisasi terdiri atas dua kegiatan yaitu (1) Menilai kinerja Unit Organisasi dan (2) Menyusun langkah-langkah intervensi Terdapat empat kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam memilih isu penting yaitu (1) Aktual (2) Kekhalayakan (3) Problematik dan (4) Kelayakan Menentukan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
213
masalah prioritas menggunakan teknis analisis dengan Matriks USG Untuk memilih akar penyebab dominan dilakukan dengan urutan prioritas dengan cara pemberian bobot sesuai dengan Kriteria pada setiap masalah yang ada Penilaian bobot tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pemilihan prioritas seperti USG dan tapisan Teknik analisis penetapan sasaran yang dapat digunakan misalnya analisis sasaran masalah dengan menggunakan fishborn Selanjutnya dilakukan dengan penetapan alternatif penyelasaian kriteria untuk mengukurmenilai feasibilitas (kelayakan) dari tiap-tiap alternatif misalnya (1) Politik (2) Ekonomifinancial (3) Administratiforganisatoris (4) Teknologi (5) Sosial budaya dan agama dan (6) Pertahanan dan keamanan
SARAN
Melaksanakan proyek perubahan diawali dengan mengkaji Rencana stategis sebagai sebuah tujuan bersama Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi isu strategis sebagai langkah awal mengidentifikasi permasalahan dan sekaligus melakukan analisis tugas organisasi menentukan faktor penyebab dibutuhan ketajaman dan kedalaman analasis sehingga membutuhkan teknis analisis yang tepat Demikian pula dalam menentukan solusi yang inovatif diperlukan kajian yang mendalam untuk suksesnya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai
Puataka
Dunn William N 2000 Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Indonesia Yogyakarta Gajah Mada University Press Edisi kedua
LAN RI (2014) Diagnosa perubahan (diagnostic reading) DiklatPim III Badan Diklat DIY httpdiklatjogjaprovgoid diambil tanggal 25 November 2018
LAN RI (2008)Teknik-Teknik Analisis Manajemen Modul DiklatPim Tingkat III Lembaga Administrasi Negara RI
Modul 2016 Pedoman Proyek Perubahan Diklatpim Tingkat IV Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kemenkeu RI Magelang
Permeneg PAN amp RB RI 2011 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 10 tahun 2011 tentang Pedoman Proyek Perubahan Dikatpim Tingkat IV Buku 4 Kemeneg PAN amp RB RI
Sugiyono Prof Dr 2017 Metodologi Penelitian amp Pengembangan (Research amp Development) Bandung Alfabeta
Sunu BSP 2015 Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III Agenda Proyek
Perubahan Merancang Proyek Perubahan Lembaga Administrasi Negara Jakarta
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
214
JALUR PENYELAMATAN (EMERGENCY SAFETY AREA) PADA
TURUNAN SEBAGAI SARANA KESELAMATAN BAGI KENDARAAN
ABSTRAK
Oleh
Rully Trilenggono
(Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov Jabar HP 085101685371 Email trilenggonoyahoocom)
Pada bagian jalan yang menurun panjang dan curam seringkali kendaraan terutama kendaraan berat rem nya tidakkurang berfungsi (blong) untuk mencegah terulangnya kecelakaan lalu lintas di turunan jalan yang panjang perlu disediakan sarana perlengkapan jalan berupa Jalur Penyelamatan (Emergency Safety Area) berupa jalur dengan panjang tertentu dengan hamparan material penghenti kendaraan (Arrestor Beds) dimana kendaraan yang rem nya blong dapat mengarahkan kendaraan nya ke jalur tersebut dan dapat berhenti dengan aman tanpa adanya kerusakan kendaraan serta tidak mengganggu arus lalulintas yang lewat Jalur penyelamatan dengan tipe menurun datar dan dan menanjak serta menggunakan material Arrestor berupa gundukan pasir agregat lepas dan jaring baja (Arrestor Net) yang berfungsi sebagai tahanan gulir kendaraan tentunya memiliki karakteristik masing-masing yang khas Dibutuhkan Analisa Perbandingan agar bisa diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing tipe dan material Arrestor serta rekomendasi penggunaannya di berbagai status jalan di dalam maupun di luar kota Kata kunci Jalur Penyelamatan Arrestor Bed Arrestor Net Deceleration Tahanan Gulir
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
215
PENDAHULUAN
Jalan adalah sarana transportasi darat yang sangat penting mengikuti berbagai kontur permukaan bumi adakalanya melewati kontur datar atau berbukitbergunung jalan yang melewati perbukitanpegunungan tentunya memiliki alinyemen jalan yang menanjak atau tanjakan dan alinyemen yang menurun atau turunan
Pada bagian jalan yang menanjak panjang dan curam jalan seyogyanya dilengkapi dengan Jalur Pendakian yang dikhususkan bagi kendaraan yang menanjak agar tidak menghalangi arus lalu lintas pada saat kendaraan tersebut tidak kuat menanjak
Pada bagian jalan yang menurun panjang dan curam jalan seyogyanya dilengkapi dengan Jalur Penyelamatan yang dikhususkan bagi kendaraan yang menurun dan rem nya tidakkurang berfungsi (blong) agar dapat berhenti dengan aman tanpa adanya kecelakaan
Jalan yang menurun terus menerus dapat menyebabkan kanvas rem kendaraan menjadi panas sehingga berujung blong nya rem kendaraan ditambah dengan faktor pengemudi yang tidak memahami kontur jalan menurun dapat menyebabkan sering terjadi kecelakaan kendaraan terutama kendaraan berat (BusTruk) Sebagai contoh seringnya terjadi kecelakaan lalulintas akibat rem blong di Turunan Emen (sekarang berganti nama menjadi Turunan Aman) berlokasi di Desa Cicenang Kecamatan Ciater Kabupaten Subang
Dalam rentang tahun 2004-2018 terjadi 8 kecelakaan bus di lokasi tersebut peristiwa kecelakaan terakhir pada 10 februari 2018 sebuah bus pariwisata asal tangerang dan depok terguling dengan korban tewas 27 orang dan korban luka-luka 18 orang
Dalam banyak literatur Jalur Penyelamatan pada jalan Raya memiliki banyak istilah seperti Truck Escape Ramp Runaway Truck Ramp Emergency Escape Ramp dan pada lapangan terbang dikenal istilah Aircraft Arresting Systems
Beberapa Penyebab terjadinya kecelakaan pada turunan jalan panjang adalah
1 Sudut Kemiringan Turunan 2 Kesalahan Pengemudi misal terlambat oper gigi 3 Kegagalan sistem pengereman kendaraan atau Rem Blong 4 Tidak menguasai kendaraan 5 Tidak memahami kontur jalan 6 Kelelahan Pengemudi Penggunaan alkohol amp narkoba 7 Kurangnya rambu dan marka jalan
Diantara sebab-sebab diatas tidak berfungsinya rem kendaraan (Rem Blong) adalah hal yang paling sering terjadi dalam kecelakaan lalu lintas di turunan jalan
Untuk mencegah terulangnya kecelakaan lalu lintas di turunan jalan perlu disediakan sarana perlengkapan jalan berupa Jalur Penyelamatan (Emergency Safety Area) berupa jalur dengan panjang tertentu dengan hamparan material penghenti kendaraan (Arrestor Beds) dimana kendaraan yang rem nya blong dapat mengarahkan kendaraan nya ke jalur tersebut dan dapat berhenti dengan aman tanpa adanya kerusakan kendaraan serta tidak mengganggu arus lalulintas yang lewat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
216
Setiap 10 kemiringan Jalur Penyelamatan menyebabkan bertambahnya berkurangnya perlambatan percepatan (deceleration) sekitar 1 mdtk2
TIPE-TIPE JALUR PENYELAMATAN
Ada 4 tipe jalur penyelamatan yaitu
1 Sandpile (Tipe Gundukan Pasir)
Jalur penyelamatan tipe ini menggunakan gundukan pasir lepas kering dengan panjang yang biasa digunakan tidak lebih dari 120 m Perlambatan yang dihasilkan oleh material pasir berbeda-beda dan dipengaruhi oleh cuaca (oleh karena itu tipe sandpile tidak lebih baik dari tipe lainnya)
2 Descending Grade (Tipe Menurun)
Jalur penyelamatan tipe ini menggunakan agregat lepas sebagai tahanan gulir kendaraan Adanya efek gravitasi sebagai tambahan percepatan kendaraan membuat tipe ini akan membutuhkan panjang yang lebih dari tipe lainnya
3 Horizontal Grade (Tipe Datar)
Jalur penyelamat tipe ini menggunakan agregat lepas sebagai tahanan gulir kendaraan Tidak adanya efek gravitasional sebagai tambahan perlambatan membuat tipe ini akan membutuhkan panjang yang lebih dari tipe menanjak
4 Ascending Grade (Tipe Menanjak)
Jalur penyelamat tipe ini menggunakan agregat lepas sebagai tahanan gulir kendaraan Adanya efek gravitasional sebagai tambahan perlambatan membuat tipe ini akan membutuhkan panjang yang lebih pendek dibanding tipe Menurun dan Datar sehingga tipe ini dinilai sebagai tipe paling efektif
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
217
Gambar 1Tipe-tipe Jalur Penyelamatan
MATERIAL ARRESTOR
Material Arrestor adalah bahan yang mengisi Jalur Penyelamatan dan merupakan hal yang sangat penting dalam menahan tahanan gulir kendaraan Penggunaan ketebalan optimal Arrestor Beds menyebabkan perlambatan percepatan (deceleration) kendaraan antara 5 mdtk2 - 6 mdtk2
1 Pasir
Tipe Arrestor Beds yang sangat sederhana adalah gundukan pasir lepas kering Perlambatan yang dihasilkan oleh material pasir berbeda-beda dan dipengaruhi oleh cuaca pada musim hujan gundukan pasir akan mencair dan berkurang ketinggiannya sehingga mengurangi kinerja penghambatan kendaraannya
Gambar 2Arrestor Beds tipe Gundukan Pasir
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
218
2 Agregat Lepas
Tipe Arrestor Beds yang berupa agregat lepas adalah yang cukup efektif dan handal dalam segala cuaca Perlambatan yang dihasilkan oleh agregat lepas tergantung dari ketebalan lapisan agregat serta Gradasi Agregat dimana digunakan Gradasi yang Seragam
Menurut American Association of State Highway and Transportation Officials (
AASHTO) ―A Policy on Geometric Design of Highways and Streets 2011 6th Edition
material agregat lepas harus memiliki spesifikasi sebagai berikut
ldquoPermukaan material yang digunakan harus bersih tidak mudah padat dan memiliki
koefisien gulir yang tinggi Agregat yang digunakan harus bulat tidak pecah
dominan satu ukuran Material tersebut akan menghasilkan banyak pori oleh
karenanya sistem drainase harus optimum dan minimalisasikan interlocking dan
pemadatan Material dengan kekuatan geser yang rendah baik untuk penetrasi ban
Durabilitas dari agregat harus dievaluasi menggunakan tes yang benar Batu bulat
adalah representasi dari material yang paling sering digunakan meskipun batuan
lepas dan pasir juga digunakan Gradasi dengan ukuran maksimum 40 mm telah
digunakan dengan baik di beberapa daerahrdquo
Gambar 3Arrestor Beds tipe Agregat Lepas dan kedalaman penetrasi roda pada agregat
Gambar 4Efektifitas Arrestor Beds tipe Agregat Lepas sehingga Truk harus diangkat oleh Crane
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
219
3 Jaring Baja (Tipe Arrestor Net)
Tipe Arrestor ini merupakan material buatan dan bukan material alam penggunaan jaring baja ditambah tong air untuk memaksimalkan tahanan gulir kendaraan akibat panjang jalur penyelamatan yang sangat pendek oleh karena itu tipe arrestor in sangat cocok diterapkan di perkotaan dengan lahan yang sangat terbatas
Gambar 5Penggunaan Jaring Baja (Arrestor Net) pada jalur penyelamatan yang sangat pendek di perkotaan
PERBANDINGAN
Untuk memahami berbagai tipe Jalur Penyelamatan dengan arrestor Bed nya dapat dibuat tabel perbadingan sebagai berikut
Tipe Gundukan Pasir
Tipe Menurun Tipe Datar Tipe Menanjak Tipe Arrestor Net
Sifat Relatif Non Permanen
Relatif Permanen Relatif Permanen Relatif Permanen Relatif Permanen
Tipe Kendaraan Kendaraan Ringan + Sedang
Kendaraan Berat Kendaraan Berat Kendaraan Berat Kendaran Ringan
Material Arrestor Pasir Lepas Kering
Agregat Lepas Agregat Lepas Agregat Lepas Jaring Baja + Tong Air
Harga Material Arrestor
Murah Mahal Mahal Mahal Mahal
Pemeliharaan Material Harus sering digemburkan
Relatif Tanpa Pemeliharaan
Relatif Tanpa Pemeliharaan
Relatif Tanpa Pemeliharaan
Pemeliharaan Berkala
Kinerja terhadap cuaca Buruk di musim hujan
Baik di segala cuaca
Baik di segala cuaca
Baik di segala cuaca
Baik di segala cuaca
Biaya Pek Tanah amp Konstruksi
Sangat Murah Relatif Murah Relatif Mahal Relatif Mahal Sekali
Relatif Mahal
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
220
Tahanan Gulir Kurang Kurang Baik Sangat Baik Baik
Panjang Jalur Penyelamatan
Panjang Panjang Sekali Panjang Pendek Sangat Pendek
Kemudahan Mengaplikasikan
Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit
Aplikasi di Perkotaan Kurang Kurang Kurang Kurang Sangat Baik
Aplikasi di luar kota Baik Baik Baik Baik Kurang
Evakuasi Kendaraan dari jalur Penyelamatan
Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah
Kerawanan Pencurian Material Arrestor amp Kerawanan Sosial
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
= Kelebihan
= Kekurangan
KESIMPULAN
Sebagai sintesis dapat disimpulkan bahwa
1 Untuk penerapan Jalur Penyelamatan di dalam kota (Status Jalan Kota) dimana dihadapkan dengan permasalahan keterbatasan lahan direkomendasikan penggunaan Tipe Arrestor Net (Jaring Baja) + Tong Air
2 Untuk penerapan Jalur Penyelamatan di luar kota (Status Jalan Nasional amp Provinsi) dimana dihadapkan dengan permasalahan sering terjadinya kecelakaan Kendaraan Berat direkomendasikan penggunaan Tipe Menanjak dengan material arrestor agregat lepas
3 Untuk penerapan Jalur Penyelamatan di luar kota (Status Jalan Kabupaten) dimana dihadapkan dengan permasalahan keterbatasan anggaran direkomendasikan penggunaan Tipe Gundukan Pasir dengan material arrestor pasir lepas kering
4 Perlu adanya pengawasan dari pihak yang berwenang terhadap kemungkinan pencurian material arrestor kemungkinan diduduki oleh pedagang K5 amp pemukiman liar serta kemungkinan menjadi tempat kerawanan sosial seperti tempat orang mabuk-mabukangepengprostitusi dan lain-lain
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
221
SARAN
Sebagai studi lanjutan dari penelitian ini disarankan agar dilakukan Studi Kasus Desain Jalur Penyelamatan di Turunan Emen yang berlokasi di KM JKT 179 + 600 Desa Cicenang Kecamatan Ciater Kabupaten Subang
Pustaka
South African National Roads Agency 2000 Geometric Design Guidelines South African NRA Limited
American Association of State Highway and Transportation Officials ( AASHTO) 2011 ―A Policy on Geometric Design of Highways and Streets 6th Edition
Dirjen Bina Marga Departemen PU 2009 Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol ( 007-BM-2009 )
Connecticut Department of Transportation (ConnDOT)2009 Truck Escape Ramp (TER) in Avon Connecticut
WSDOT Design Manual M 22-0106 December 2009 Design of Emergency Escape Ramps
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
222
PEMANFAATAN BUSINESS INTELLIGENCE UNTUK CUSTOMER
RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA INSTANSI PEMERINTAH
ABSTRAK
Oleh Agus Hekso Pramudijono
(Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Keuangan Umum BPPK
Kementerian Keuangan HP 081319819860
Email gushekso gmailcom gusheksokemenkeugoid) Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja kapan saja dan dari siapa saja Dalam instansi pemerintah khususnya dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi bidang pemerintahan dan dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan Keunggulan kompetitif sebuah Instansi Pemerintah tidak luput dari keberadaan dan pemanfaatan teknologi informasi Dengan mengadopsi pendekatan Customer Relationship Management (CRM) dalam proses bisnisnya instansi pemerintah dapat menerapkan konsep CRM untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap Stakeholdernya sebagai orientasi utama Dengan dukungan model Business Intelligence (BI) sebagai pengolah datanya CRM diharapkan akan dapat menawarkan alternatif solusi yang lebih personal sesuai dengan karakter tiap-tiap stakeholdernya Dalam kajian ini penulis mencoba untuk mengusulkan prototype terhadap implementasi Business Intelligen dalam Customer Relationship Management dengan mengikuti tahapan pengembangan sistem secara umum dengan ditambah konseptual framework dari hasil pengamatan yang diharapkan dapat menjadi alternatif guidelines penerapan CRM di Instansi Pemerintahan khususnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan
Keyword Business Intelligence Customer Relationship Management Kualitas Layanan instansi pemerintah
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
223
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan pengumpulan pengolahan penyimpanan penyebaran dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi 20066) Pada era saat ini Big data menjadi topik yang hangat dan sering di bahas di dalam industri TIK istilah Big Data marak di gunakan sebagai teknologi yang akan menjadi trend masa depan Banyak pihak yang mungkin heran kenapa topik ini baru menjadi pusat perhatian padahal ledakan informasi telah terjadi secara berkelangsungan sejak dimulainya era informasi Perkembangan volume dan jenis data yang terus meningkat secara berlipat-lipat dalam dunia maya Internet semenjak kelahirannya adalah fakta yang tak dapat dipungkiri Mulai data yang hanya berupa teks gambar atau foto lalu data berupa video hingga data yang berasal system pengindraan Kalau kita mengartikannya maka big data berarti data yang besar Dalam instansi pemerintah dan dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi bidang pemerintahan dan dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan
Dengan mengadopsi pendekatan Customer Relationship Management (CRM) dalam proses bisnisnya instansi pemerintah dapat menerapkannya untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap Stakeholdernya sebagai orientasi utama Dengan dukungan model Business Intelligence (BI) sebagai pengolah datanya maka CRM diharapkan akan dapat menawarkan alternatif solusi yang lebih personal sesuai dengan karakter tiap-tiap stakeholdernya Dalam artikel ini saya mencoba untuk mengusulkan prototype implementasi BI dalam CRM dengan mengikuti tahapan pengembangan sistem yang diharapkan dapat menjadi alternatif guidelines penerapan CRM di Instansi Pemerintahan yang berhubungan dengan dunia pendidikan
KAJIAN LITERATUR
Konsep Customer Relationship Management Stanley Brown (20088) menyatakan CRM adalah suatu proses dalam mendapatkan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan yang menguntungkan Memerlukan fokus yang jelas dalam atribut pelayanan yang akan menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga akan tercipta loyalitas Hubungan dengan pelanggan (customer relationship) merupakan bagian dari relationship marketing (Craven 2000) Program hubungan dengan pelanggan (customer relationship) yang dibutuhkan dalam mempertahankan konsumen menurut Kotler Bowen and Makens (2002) adalah dengan membuat pedoman hubungan dengan pelanggan (customer relationship) berupa 1) Melakukan identifikasi terhadap customer yang sesuai dalam penerapan program hubungan dengan pelanggan tersebut (Identify the key customer prospective for customer relationship management) 2) Memilih staf yang sesuai dan memiliki kemampuan relationship yang baik dengan pelanggan yang ada (Assign a skilled relationship manager to each key customer) 3) Membuat kriteria objektif tanggung jawab dan evaluasi dengan sejelasndashjelasnya mengenai deskripsi kerja dari staf dalam pelaksanaan hubungan dengan pelanggan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
224
(Develop a clear job description for customer relationship management) 4) Memberikan kesempatan bagi staf untuk membuat perencanaan dalam membuat saran strategi dan specific action yang dubutuhkan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan pelanggan (Have each relationship manager develop annual ang long-range customer relationship plans) Menunjuk seorang pemimpin yang mampu mengarahkan dan mengawasi kerja staf secara keseluruhan dalam membangun hubungan dengan pelanggan (Appoint an overall manager to supervise the relationship manager)
1 Customer Relationship Management
Evolusi strategi pemasaran yang digunakan dalam dunia bisnis saat ini telah mengalami pergeseran mulai dari bisnis berorientasi pasar menjadi berorientasi customer CRM merupakan konsep manajemen yang membantu sebuah perusahaan untuk selalu dapat menjaga hubungannya dengan customer yang memungkinkan perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis Konsep ini didasarkan pada filosofi personalisasi yaitu segala service yang diberikan kepada customer didasarkan pada preferensi dan behaviour dari customer Implementasi dari konsep ini bertujuan untuk mengenal mengetahui dan menggali hal-hal yang sebenarnya diinginkan oleh customer pada suatu perusahaan Berdasarkan profil data customer dan historinya sistem CRM akan memberikan tindakan (actions) khusus yang berbeda sesuai profil dari masing-masing customer Di sisi lain disebutkan oleh Zuo Hongwu bahwa CRM tidak hanya serangkaian perangkat lunak manajemen akan tetapi juga merupakan sebuah strategi bisnis yang terdiri dari berbagai manajemen bisnis Disebutkan oleh Ni Wayan Wisswani bahwa CRM berperan penting bagi perusahaan dalam 2 hal pokok yang pertama yaitu proses otomatisasi dari seluruh data customer yang akan dipakai perusahaan untuk membangun database customer Yang kedua adalah dalam proses penyiapan laporan-laporan (reporting) untuk dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan (wisswani 2010)
Meningkatnya pelayanan dalam dunia pendidikan khususnya pusat pelatihan memungkinkan konsep CRM untuk diterapkan sebagai satu alternatif untuk meningkatkan keunggulan pusat pelatihan dalam memberikan service pada customer yang meliputi peserta pelatihan dan stakholdernya Maria Beatriz mengadopsi konsep CRM tersebut untuk diterapkan dalam dunia pendidikan dengan mentransformasi konsep customer oriented menjadi student oriented yang dikenal dengan konsep Student Relationsip Management (SRM) SRM mendukung berbagai kegiatan dalam pusat pelatihan dimana kegiatan utamanya terkait dengan kegiatan akademik peserta pelatihan dalam proses belajar mengajar (teaching-learning process)
2 Bussiness Intelligence
Pada tahun 1989 dalam sebuah artikel terbitan Gartner Howard Dresner menggunakan istilah Business Intelligence (BI) Dia menggambarkan istilah tersebut sebagai seperangkat konsep dan metode yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
225
pembuatan keputusan dengan bantuan sistem yang berbasiskan fakta atau realita yang terjadi
Menurut Nadia Branon Business Intelligence merupakan kategori yang umum digunakan untuk aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan menyimpan menganalisa dan menyediakan akses pada data agar dapat membantu pengguna dari kalangan perusahaan agar dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dan tepat Pada umumnya solusi yang disediakan oleh BI berupa sumber-sumber data dimana data yang sifatnya transaksional dikumpulkan data warehousesdata marts reporting dan alat visualisasi seperti analisis prediksi dan modelling
Dalam jurnal Management Vol 15 Ivana Kursan dan Mirela Mihic menyatakan bahwa istilah BI merujuk pada variasi solusi perangkat lunak termasuk teknologi-teknologi dan metodologi-metodologi yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang tepat guna sehingga mampu membuat keputusan bisnis dengan tujuan utama yaitu meningkatkan keseluruhan performa bisnis pada pasar
Karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah informasi yang banyak masalah utama operasional adalah untuk fokus pada informasi yang sesuai BI membantu untuk mengidentifikasi berbagai penyebab dan alasan yang muncul agar dapat membantu bisnis dalam berbagai prediksi perhitungan dan analisis Sehingga pengentahuan yang dibutuhkan dapat diekstrak dari jumlah data yang banyak dan kadang-kadang berasal dari data yang tersembunyi
Teknologi informasi memainkan peranan yang sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mendukung segala kegiatan instansi pemerintah (Indrajani 2009) Mulai dari manajemen tingkat bawah hingga manajemen tingkat atas memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap kegiatan bisnisnya baik dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan strategis pemerintahan Penggunaan sistem informasi dalam berbagai aktivitas merupakan bentuk pemanfaatan teknologi informasi tersebut
Setiap harinya data yang tersimpan akan terus bertambah Sehingga instansi yang bersangkutan akan menumpuk ribuan bahkan jutaan data dalam sistemnya Data yang terus meningkat jumlahnya ini hanya akan menjadi kuburan data (data thombs) saja jika tidak ada pengolahan lebih lanjut dari manajemen Fenomena ini seperti dipaparkan oleh Kamber rich of data but poor of information (Kamber 2006) Instansi Pemerintah memiliki banyak data namun tidak ada informasi bernilai yang dapat diambil maupun dimanfaatkan manajemen untuk menunjang performa peningkatan pelayanan pada instansinya dalam jangka panjang
Di sisi lain fakta yang banyak dijumpai dalam sebuah Instansi adalah penyimpanan data dari sistem informasi ini masih terpisah antara satu bidangbagian dengan bidangbagian yang lain Seperti halnya pada Kementerian yang juga menggunakan sistem informasi pada setiap direktoratnya Menggunakan banyak sistem informasi untuk mendukung kegiatan administratif mulai dari sistem penerimaan pegawai baru sistem informasi diklat (yang meliputi subsistem registrasi diklat penjadwalan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
226
penilaian dan subsistem penunjang lainnya) sistem informasi beasiswa sistem informasi penilaiaan kinerja sistem cuti sistem pengajian dan sistem pelaporan keuangan dan sebagainya
Business Intelligence (BI) sebenarnya mencakup querying reporting online analytical processing (OLAP) serta alert system Sehingga bisa dikatakan BI adalah solusi untuk menjawab pertanyaan 1 Apa yang sudah terjadi 2 Berapa kali terjadi 3 Seberapa sering terjadi 4 Di mana masalahnya
Pertanyaan pertanyaan itu mendorong keputusan yang harus diambil berdasarkan fakta yang sudah terjadi
Gambar 1 Iterasi penerapan business Inteligence (BI)
Business Intelligence (BI) yang merupakan suatu proses teknologi yang mampu mentransformasi ribuan data menjadi informasi menyediakan analisa data dan menggali (mining) knowledge yang lebih dalam dan lebih bernilai (valuable) Indrajani mendefinisikan business intelligence sebagai suatu knowledge yang diperoleh dari analisis data dari aktivitas organisasi atau perusahaan yang diasosiasikan dengan peningkatan performa perusahaan Business intelligence merupakan istilah manajemen bisnis untuk menggambarkan aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan memberikan akses dan menganalisis data dan informasi mengenai suatu Organisasi dengan tujuan membantu organisasi membuat keputusan bisnis yang lebih baik Berikut ini Gambar 2 menunjukkan sebuah arsitektur dasar dari sebuah business intelligence
Kumpulkan data
Gabung Informasi
Analisa Informasi Buat Strategy
Buat Keputusan Action
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
227
Gambar 2 Arsitektur Business Intelligence (disesuaikan oleh penulis)
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2 arsitektur business intelligence terdiri dari beberapa level yang dimulai dari level terendah sebagai sumber data (data source) yaitu sejumlah database yang ada dalam organisasi yang kemungkinan saling terpisah dan berbeda format dalam konteks logical maupun technical Kumpulan database tersebut kemudian diekstrak untuk dapat diambil datanya sesuai dengan konteks kebutuhan Kemudian data ditransformasikan ke dalam satu repositori baru yaitu DataWarehouse Dari seluruh data yang tersimpan dalam datawarehouse dilakukan analisis atau penggalian untuk mendapatkan informasi yang lebih signifikan yang kemungkinan tersembunyi dari tumpukan data tersebut Berbagai pendekatan dan tools digunakan untuk melakukan analisis seperti data mining querying statistical approach dan lain sebagainya hingga diperoleh informasi Logical context dari informasi yang didapat dari proses penggalian datawarehouse disajikan sebagai knowledge dalam business view Pada level tertinggi dari system business intelligence adalah BI front- end apllication yang merupakan dashboard langsung dari hasil keseluruhan proses
METODE
Disain penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tren kebutuhan diklatmulai dari perencanaan diklat penyelenggaraan diklat dan evaluasi diklat pada Instansi pemerintah dalam hal ini Pusdiklat Keuangan Keuangan Umum Kementerian Keuangan dengan menggunakan 2 metode
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
228
1 Metode melalui studi literatur 2 Metode eksperimen dengan menggunakan beberapa tahapan diantaranya
Pengumpulan data Cleaning Data Implementasi pada Power Pivot Analisis hasil
Skema tahapan penelitian ditunjukkan pada
Gambar 3 Tahapan Penelitian
ANALISISPEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan hasil penelitian yaitu bagaimana hasil dari pengumpulan data Cleaning data dan pengolahan data-data kebutuhan pelatihan sehingga didapatkan output berupa tampilan visualisasi dalam bentuk dashboard
1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data kebutuhan pelatihan Kementerian pada pusdiklat keuangan Umum 2018 yang berasal dari Analisa Kebutuhan Diklat (AKD) dari seluruh unit eselon I kementerian Keuangan Data yang diperoleh dalam bentuk format excel sebanyak 2457 baris data kemudian data tersebut disesuaikan agar dapat di import ke database dan dianalisa menggunakan power Pivot
2 Cleaning Data
Cleaning data merupakan suatu proses mendeteksi dan memperbaiki ataupun menghapus data set tabel dan database yang corrupt tidak relevan atau tidak akurat Lalu dirty data tersebut akan dimodifikasi ataupun dihapus Proses cleaning data ini adalah hal yang penting dalam pembangunan data warehouse untuk mencegah terjadinya duplikasi data ambigu data ataupun konflik penamaan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
229
3 Implementasi Pada Power Pivot
Setelah proses impor data telah berhasil dilakukan kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan Power Pivot untuk membuat hirarki data dan data model dan relasinya Sehingga tersusun sebuah laporan dalam bentuk dashboard
Dari analisis pengamatan dari data yang tersedia dengan mengunakan BI yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan instansi dan stakholder serta kegiatan lainnya Sehingga BI dapat dimanfaatkan secara nyata dalam instansi pemerintah adapun pemanfaatan BI yang dapat dirasakan antara lain
A Pemanfaatan BI Bagi Pusdiklat Penggunaan BI memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan Dilingkungan pendidikan dan pelatihan pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic Learning Pengembangan e-learning bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan sehingga instansi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada stakholdernya baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana BI dengan bantuan internet yaitu dengan menyediakan materi pelatihan secara online dan materi pelatihan tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan Bagi institusi pendidikan yang telah menerapkan TIK didalam organisasinya selain memanfaatkan sistem informasi untuk tugas-tugas sistem pendidikan yang umum didalam fungsi bisnisnya seperti akademik akuntansi dan keuangan personalia inventori pemasaran perpustakaan dan lainnya Selanjutnya berbekal data-data mulai dari Transaction Processing System (TPS) Management Information System (MIS) dan Executive Information System (EIS) yang telah terlebih dahulu dibangun dan sudah terimplementasi dengan baik dirasa perlu meningkatkan strategi TIK-nya dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif dengan memperkaya fitur dan kemampuan sistem informasinya yaitu diantaranya dengan penerapan business intelligence (BI) Suatu sistem dan teknologi yang digunakan di institusi pendidikan dalam rangka mencapai penerapan BI BI dan pembuatan keputusan bisa dilakukan dengan baik apabila hal tersebut didukung oleh empat kategori sistem yaitu MIS Decision Support System (DSS) Executive Support System (ESS) dan Group Decision Support System (GDSS) Dari keempat kategori sistem tersebut perlu dukungan data yang akurat dan cepat dari education system lecturer dan student portal knowledge management system data mining online analytical processing (OLAP) dan dukungan dari sistem HR inventory purchasing
B Keuntungan Pemanfaatan Bi Bagi Instansi Pemerintah Instansi yang menggunakan BI untuk memperoleh lebih dalam lagi mengenai segala informasi yang berhubungan dengan pelayanan terhadap stakholdernya Hal ini digunakan untuk memahami meningkatkan kinerja penganggaran biaya yang lebih efisien dan mengidentifikasi peluang layanan baru Beberapa manfaat penggunaan BI antara lain
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
230
1 Produktivitas Instansi pemerintah telah mendapatkan manfaat dari fleksibilitas solusi baik di level bagian maupun bidang atau bahkan pusat dan lebih jauh lagi direktorat dan pengguna akhir lapisan BI Misalnya IT sekarang memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam pekerjaan waktu termasuk menjalankan mereka setiap hari atau berkala Lingkungan pengembangan laporan baru dikerahkan memungkinkan analis bisnis untuk mengatasi pengguna akhir (Administrator dan customer) perlu secara langsung daripada mengandalkan TI Misalnya membandingkan hasil tes untuk Sekelompok peserta dari satu diklat dengan hasil tes mereka selama tahun sebelumnya di instansi yang berbeda Di masa lalu jenis permintaan ini akan diperlukan dalam pengembangan jangka panjang untuk membuat laporan Dengan sistem baru ad hoc query dapat dijalankan untuk laporan yang lebih detil dan Up to date
2 Peningkatan Proses Operasional Manfaat yang paling penting untuk Instansi pemerintah telah ketersediaan query pelaporan dan fungsi analisis berdasarkan set terintegrasi data historis dan saat ini yang memungkinkan Instansi pemerintah untuk menunjukkan efek dari data yang ada untuk peningkatan pelayanan dan kinerja pegawainya Data warehouse memberikan pandangan pegawai-sentris dengan mengikat semua catatan sejarah untuk ID pegawai tunggal Sehingga ―versi tunggal kebenaran yang memungkinkan pelacakan kinerja dari mulai penerimaan hingga usia pension untuk setiap pegawai atau kelompok pegawai Analisis data juga dapat digunakan untuk menargetkan peningkatan kompetensi pegawai dengan masalah peningkatan kapasitas melalui pembelajaran dengan program pendidikan yang paling tepat Yang baru diperoleh wawasan juga meningkatkan Instansi pemerintah dan kemampuan masing-masing instansi untuk mengalokasikan dana dan sumber daya lainnya efisien Selain kedua manfaat tersebut masih ada beberapa manfaat lain yang tidak kalah pentingnya antara lain
Mengukur melacak dan memprediksi kebutuhan anggaran
Optimalisasi proses dan kinerja operasional
Meningkatkan efektifitas pelaksanaan dan evaluasi
Analisa CRM (Customer Relationship Management)
Analisa Risiko
Analisa nilai strategis
KESIMPULAN
Sebagai sintesis dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data yang digunakan dari analisa kebutuhan diklat (AKD) dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan business intelligence untuk customer relationship management pada instansi pemerintah yaitu 1 Pelayanan servis yang lebih baik kepada stakholder Informasi dapat disediakan 24
jam sehari 7 hari dalam seminggu tanpa harus menunggu dibukanya kantor Informasi dapat dicari dari kantor rumah tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
231
2 Peningkatan hubungan antara pemerintah pelaku bisnis dan masyarakat umum Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak
3 Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien Sebagai contoh koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar hal ini sangat membantu Tanya jawab koordinasi diskusi antara pimpinan dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja
SARAN
Sebagai studi lanjutan dari penelitian ini saran untuk pengembangan lebih lanjut diantaranya 1 Menggunakan lebih dari satu data set (dapat berasal dari berbagai macam sumber)
sehingga informasi yang diperoleh lebih luas 2 Melakukan perbandingan menggunakan software BI yang lainnya sehingga dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Power Pivot sebagai salah satu software BI
3 Memfokuskan pada stakholdernya sehingga dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi tujuan stakholdernya sehingga mampu memberikan layanan dan maksimal
Pustaka
Brannon Nadia ―Business Intelligence and E-DiscoveryJuly 2010Intellectual Property amp Technology Law Journal Vol 22
Braams RF 2004 Benefits of Business Intelligence Business Mathematics and Informatics (BMI) Thesis Vrije Universiteit
Httpswwwresearchgatenetpublication326723790_Implementasi_Business_Intelligence_Untuk_Menentukan_Tren_Ekspor_Perikanan_Nasional_Menggunakan_Software_IBM_Waston_Analytics [di akses Dec 07 2018]
H Zuo L Zejian and W Rui ―The Empirical Research on Study Demand of Adult Education Students Based on CRM Zuo Hongwu Li Zejian WangRui Technology no Iceit pp 26-29 2010
I Kursan M MihicBusiness Intelligence The role of the Internet in marketing researcManagement Vol 15 2010 1 pp 69-86
J Han and M Kamber Data mining concepts and techniques vol 54 Morgan Kaufmann 2006 p 258
Loudon Keneth C dan Jane P Loudon 2005 Managing the Digital Firms Management Information System 2009
L Lechtchinskaia I Friedrich and M H Breitner ―Requirements Analysis for a Student Relationship Management System ndash Results from an Empirical Study in Ivy League Universities Hawai International Conference on System Sciences 2012
M B Piedade and M Y Santos ―Business Intelligence in Higher Education Enhancing the teaching-learning process with a SRM system Information Systems 2010
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
232
M B Piedade and M Y Santos ―Student Relationship Management Concept Practice and Technological Support Practice pp 1-5 2008
N W Wisswani ―Kajian Potensi Implementasi Customer Relationship Management Di Lingkungan Politeknik Negeri Bali Ni Wayan Wisswani Management vol 9 no 1 2010
R Alt and T Puschmann ―Successful Practices in Customer Relationship Management Direct Marketing vol 0 no C pp 1-9 2004
T Foundation ―Business intelligence design on the company Indrajani Yuliana Lisanti no 27
pp 356-361 2009
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
233
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA RSUD PASCA ALIH KELOLA RSUD PAMEUNGPEUK DAN RSUD JAMPANG
KULON KE PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 ndash 2018
ABSTRAK
Oleh dr H Hadri Pramono MARS
(Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RS Paru Sidawangi Prov Jawa Barat HP 0816642133 Email hadripramonogmailcom)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyadari pentingnya pengaturan sebaran pelayanan Kesehatan dalam menunjang peningkatan derajat kesehatan khususnya menyangkut penyebaran fasilitas Kesehatan terutama RS di daerah selatan Jawa Barat Berdasarkan latar belakang tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencoba mengatur meningkatkan status kepemilikan beberapa RS milik kabupatenkota menjadi milik Provinsi dengan maksud meningkatkan pelayanan Kesehatan pada fasilitas Kesehatan pada daerah selatan Jawa Barat PERMASALAHAN Perlu segera ditindak lanjuti dengan dilakukannya penelitian studi tentang RS Pameungpeuk dan RS Jampang Kulon tersebut apakah masih dapat dikembangkanditingkatkan kualitas pelayanan kesehatannya paska alih kelola menjadi RSUD Provinsi setaraf RSUD Kelas B METODA Membandingkan gambaran kebutuhan pengembangan RSUD Pameungpeuk atau RSUD Jampang Kulon dengan kondisi eksisting RS Prov Jawa Barat kelas B TEMUAN Setelah selesainya proses assesment kelayakan dan proses alih status RSUD Pamengpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat serta beralihnya RSUD milik pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi UPT Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat maka dibuatlah Plan of Action Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat 2018 REKOMENDASI Beberapa saran pelaksanaan implementasi yang lebih luas terhadap beberapa Informan dari Berbagai OPD lainnya yang terkait hal ini disebabkan masa transisi penerapan Permendagri 12 tahun 2017 dan Pergub 71 tahun 2017 tentang SOTK UPT Daerah Saran kedua adalah dengan peningkatan sosialisasi Permendagri 12 tahun 2017 dan Pergub 71 tahun 2017 tentang SOTK UPT Daerah serta beberapa peraturan lainnya yang mencangkup BPJS BLUD Prov Akreditasi RS Versi Snars Ed1 Penetapan Kelas RS dll Saran ketiga adalah perlunya penyamaan persepsi dengan mengadakan workshop atau pertemuan yang mengundang ke-6 RS yang ada dibawah Dinas Kesehatan untuk bersama sama mengkaji permasalahan yang ada Kata Kunci Derajat Kesehatan Daerah Selatan Jawa Barat RSUD Kelas B POA Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
234
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan dilaksanakan melalui pengembangan dan perluasan jaringan pelayanan Kesehatan agar berada sedekat mungkin dengan penduduk yang membutuhkannya Perubahan kebijakan Kesehatan di daerah dan pusat merupakan perubahan yang harus dicermati dalam pelaksanaannya Kebijakan Kesehatan saat ini mengacu pada Jaminan Kesehatan Nasional yang diantaranya menuju cakupan semesta 2019 Sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit maka diperlukan beberapa kebijakan untuk mendukung hal tersebut Beberapa pengembangan diantaranya adalah dengan penataan manajemen pelayanan Kesehatan Penataan manajemen pelayanan Kesehatan diantaranya dengan peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit Kebijakan ini sangat diperlukan untuk mempermudah akses dan mutu fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan terutama milik pemerintah nantinya akan diarahkan agar dapat meningkatkan kendali mutu dan kendali biaya
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyadari pentingnya pengaturan sebaran pelayanan Kesehatan dalam menunjang peningkatan derajat Kesehatan terutama menyangkut penyebaran fasilitas Kesehatan terutama RS di daerah selatan Jawa Barat Berdasarkan latar belakang tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencoba mengatur meningkatkan status kepemilikan beberapa RS milik kabupatenkota menjadi milik Provinsi dengan maksud meningkatkan pelayanan Kesehatan pada fasilitas Kesehatan pada daerah selatan Jawa Barat Hal ini sejalan dengan Perda No 11 Tahun 2010 tentang Penyelenggaran Kesehatan yang didalamnya terdapat Sistem Kesehatan Provinsi Sistem Kesehatan Provinsi menetapkan bahwa ―Pengembangan fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat kedua difokuskan pada pengembangan regionalwilayah sehingga di setiap wilayah terdapat Rumah Sakit yang dapat menjadi pusat rujukan beberapa KabupatenKota
Regulasi lain yang juga harus dicermati adalah ditetapkannya UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang merupakan perubahan atas UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Regulasi terbaru ini mengatur tata cara pelaksanaan pemerintahan dan terdapat beberapa perubahan tentang pengaturan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah
Pada tahun 2017 sudah dilakukan penetapan SOTK baru yang menetapkan bahwa Rumah Sakit Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat diletakkan menjadi UPTD dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Beberapa tahun kebelakang BAPEDA Provinsi Jawa Barat telah mencanangkan Model Hybrid Pembangunan di Jawa Barat dengan mensosialisasikan Tiga Metropolitan dan Tiga pusat pertumbuhan dimana RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon merupakan RS yang berada diaerah Pusat Pertumbuhan Rancabuaya dan Pusat Pertumbuhan Palabuhan Ratu menurut Model Hybrid Bapeda ini adalah sebagai penghela ekonomi kesejahteraan moderenisasi dan keberlanjutan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat Sehingga dibutuhkan Rumah Sakit yang representative untuk menunjang hal tersebut diatas
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
235
Sementara itu data yang diperoleh dari RS online pada Desember 2015 diketahui bahwa jumlah tempat tidur yang harus dipenuhi adalah 13902 tempat tidur dengan dampak pemenuhan lainnya antara lain sebagai berikut Pemetaan fasilitas Kesehatan Rujukan terutama di daerah perbatasan dan daerah terpencil perhitungan kembali dari dampak terhadap perencanaan penambahan SDM Kesehatan di Jawa Barat penghitungan kembali biaya operasional perhitungan kembali dampaknya terhadap jumlah IPAL atau penambahan IPAL perhitungan kembali jumlah penambahan sarana prasarana dan peralatan ataupun hospital furniture serta keterkaitan dengan program fungsi instalasi di Rumah Sakit Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Kab Garut masih memerlukan 1436 Tempat tidur baru termasuk tempat tidur gawat darurat dan ICU serta Kab Sukabumi masih memerlukan 1320 Tempat tidur baru
Pasal 24 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggara pelayanan Kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan Rumah Sakit diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit yang disesuaikan dengan standar Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 yang mengatur perizinan Rumah Sakit Berdasarkan asas dan tujuannya pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit selain untuk memepermudah akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan juga untuk memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien masyarkat lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya manusia
Salah satu upaya yang dibutuhkan dalam mengatasi berbagai persoalan Kesehatan di Jawa Barat memerlukan Master Plan pembangunan Kesehatan sebagai bentuk perencanaan yang baik dan berkesinambungan sehingga setiap program dan kegiatan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan tepat anggaran
Pada acara Gubernur Ngamumule Lembur yang diaadakan tanggga 27 juni 2015 Gubernur Jawa Barat sempat menyampaikan di depan masyarakat kabupaten pameungpeuk kab garut jabar selatan bahwa ―hellipPemProv Jabar akan meningkatkan RSUD Pameungpeuk menjadi RS Provinsi Kelas B pada tahun 2015-2016hellip pesan ini merupakan janji Gubernur Jawa Barat yang segera ditindak lanjuti dengan dilakukannya kelayakan studi tentang RS Pameungpeuk dan RS Jampang Kulon Dari kajian sementara kedua Rumah Sakit tersebut masih dapat dikembangkan menjadi RSUD Provinsi Kelas B
B Perumusan Masalah
Belum tersedianya Suatu Roadmap Upaya Peningkatan Kulitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2018
C Pertanyaan Penelitian
Bagaimana Rancangan Roadmap Upaya Peningkatan Kulitas Pelayanan Kesehatan
pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2018
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
236
KAJIAN LITERATUR
Kerangka Pikir
Roadmap Upaya Peningkatan Kulitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2018 yang akan diterapkan di Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu strategi peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan di daerah Jabar Selatan
Kerangka pikir dalam Roadmap Upaya Peningkatan Kulitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2018 ini adalah sebagai berikut
Gambar 83 Kerangka Pikir
Dalam Riset Mandiri ini penyusunan Rancangan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
1 Membentuk Focus Group Discussion (Ella Nurlaella Hadi1998)Membentuk FGD yaitu fokus grup diskusi yang terdiri dari direktur RSUD Pameung peuk direktur RSUD Jampang Kulon dan para staf dari kedua Rumah Sakit yang diketuai oleh narasumber perumahsakitan yang melakukan diskusi-diskusi terarah untuk menggali informasi mengenai topik tentang perumahsakitan masalah prioritas dalam Pelayanan Medis di Rumah Sakit dan lain lain yang berhubungan dengan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
2 Identifikasi Tujuan dan Sasaran Penyusunan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
237
3 Identifikasi Kebutuhan Penyusunan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
4 Dokumentasi Situasi Awal Penyusunan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Mendokumentasikan sistem perencanaan dan yang ada saat ini terjadi Dalam menilai sistem yang sedang berlangsung dapat di nilai pula apakah sistem itu dapat di pergunakan pada masa-masa yang akan datang
5 Menganalisa Permasalahan Penyebab Dampak Alternatif Solusi dalam Penyusunan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Menganalisa Permasalahan Penyebab Dampak Alternatif Solusi dalam Penyusunan Rancangan Bangun dapat dipergunakan dalam tahap ini dimulai dengan membangun Mapping
6 Merancang Suatu Roadmap Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Merancang Suatu Model yang menggambarkan secara utuh berdasarkan data informasi dan analisis yang ada
Analisis Biaya Total Penyusunan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Biaya total yang diperlukan untuk suatu Suatu
Model harus meliputi semua elemen biaya yang terlibat dan yang telah diperhitungkan
Ada empat hal yang perlu dianalisa yaitu biaya pengadaan biaya perancangan dan
ujicoba biaya operasional biaya pemeliharaan
Metodologi Penelitian
1 Rancangan Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Studi Kualitatif (Ella Nurlaella Hadi1998) Situasi Eksisting Alur Proses Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Jawa Barat selama ini dikaji secara mendalam baik dari sisi kesesuaian kebutuhan organisasi struktur personel jaringan pelayanan pembiayaan rancang bangun sistem hardware barinware maupun softwarenya
2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat khususnya di lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rumah Sakit Jampang Kulon dan Rumah Sakit Pameungpeuk dengan melibatkan sejumlah Direktur Kepala Dinas Sekertaris Dinas Bidang Seksi dan unsur pendukung lainnya
3 Fokus Penelitian
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
238
Penelitian khusus difokuskan pada pengembangan Penyusunan Roadmap Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 9 (sembilan ) bulan mulai tanggal 1 juli 2017 sd 30 Maret 2018 Sejumlah diskusi dan konsultasi dilakukan selama melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan UPTD dilingkungan Dinas Kesehatan
5 Metoda Pengumpulan Data
a Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder yang sesuai dengan tujuan penelitian ini Data mentah yang dikumpulkan setiap hari oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat RS Jampang Kulon dan RS Pameungpeuk disusun diidentifikasi dan dianalisa
b Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metoda Pengamatan Partisipatif Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion = FGD) Wawancara Mendalam (Indepth Interview) dengan menggunakan instrumen unstructured questionnaire dan document review
c Pengamatan partisipatif dilakukan dengan ikut langsung melibatkan diri dengan para pelaksana yang menangani data dan informasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat serta mengamati berbagai permasalahan dan kemungkinan solusinya bersama-sama
d Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) dilaksanakan dengan membentuk fokus grup diskusi yang terdiri dari direktur RSUD Pameung peuk direktur RSUD Jampang Kulon dan para staf dari kedua Rumah Sakit yang diketuai oleh narasumber perumahsakitan yang melakukan diskusi-diskusi terarah untuk menggali informasi mengenai topik tentang perumahsakitan masalah prioritas dalam Pelayanan Medis di Rumah Sakit dan lain lain yang berhubungan dengan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang sedang berjalan maupun yang diinginkan Pedoman pertanyaan untuk masing-masing adalah sama dengan tujuan untuk triangulasi
e Wawancara mendalam dilakukan dengan Diektur dan kepala Bagian direktur RSUD Pameung peuk direktur RSUD Jampang Kulon dan para staf dari kedua Rumah Sakit yang diketuai oleh narasumber perumahsakitan yang melakukan diskusi-diskusi terarah untuk menggali informasi mengenai topik tentang perumahsakitan yang berhubungan dengan Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
239
Metoda pengambilan contoh (sampling method) yang digunakan adalah purposive
sampling dengan informan terdiri dari Diektur dan kepala Bagian direktur RSUD
Pameung peuk direktur RSUD Jampang Kulon dan para staf dari kedua Rumah Sakit
Jumlah contoh masing-masing informan bervariasi tergantung kepada domisili
informan
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian akan di uraikan pada bab ini termasuk hasil temuan pengamatan pengumpulan data dan wawancara baik Focus Group Discussion maupun Indepth Interview Solusi dari permasalahan yang ditemukan di bab ini akan di bahas pada bab pembahasan berikutnya
A Pelaksanaan Penelitian
1 Karakteristik Informan
a Deskripsi Informan
Walaupun dalam penelitian saya ini informan tidak dipilih secara acak (probability
sampling) namun demikian informan dipilih sesuai dengan prinsip yang berlaku Prinsip
pengambilan informan pada penelitian kualitatif saya adalah kesesuaian
(appropriateness) dan kecukupan (adequacy) (seperti yang dikutip dari Ella 1998)
Tabel 12 Informan Kunci
Siapa Informan Kunci Dasar Alasan Menjadi Informan Kunci
Sekertaris Dinas Kesehatan Prov Jabar Mampu melakukan pembinaan dan menjadi penanggungjawab pembinaan UPT Daerah dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Direktur RS Jampang Kulon Menjadi penanggungjawab pembinaan pelayanan RS Jampang Kulon
Direktur RS Pameungpeuk Menjadi penanggungjawab pembinaan pelayanan RS Pameungpeuk
Kasubag Kesehatan Biro Yanbangsos Menjadi penanggung jawab Bagian Kesehatan di setdaBiro Yansos dan mengikuti proses alih fungsi RS Jampang Kulon dan RS Pameungpeuk
Ka Balai Evaporrenbangda Menjadi penanggung jawab Bagian Kesehatan Bappeda dan mengikuti proses alih fungsi RS Jampang Kulon dan RS Pameungpeuk
Kesesuaian atau appropriateness yaitu pada penelitian yang saya lakukan ini informan
dipilih berdasarkan pengetahuan ikut dalam proses alih status RS memberikan
pembinaan dan menjadi penanggungjawab pembinaan UPT Daerah dilingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Cara pencarian informan dengan metode Snowball
Sampling dimana informan kunci (key informan) yang dipilih adalah Sekertaris Dinas
Kesehatan Prov Jabar
Prosiding Seminar Nasional ldquoINOVASI MENUJU CORPORATE UNIVERSITYrdquo 13 Desember 2018 ndash BPSDM Provinsi Jawa Barat
240
Tabel 13 Informan FGD
Tabel 14 Observasi Informan
b Kecukupan atau Adequacy
Sedangkan untuk memenuhi kecukupan atau adequacy penelitian ini Peneliti berusaha dengan mencari data yang diperoleh dari informan sehingga mampu untuk menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian Roadmap Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada RSUD Pasca Alih Kelola RSUD Pameungpeuk dan RSUD Jampang Kulon ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Oleh karena itu untuk memenuhi kategori-kategori yang berkaitan dengan penelitian ditanyakan kesetiap informan data data seperti nama lengkap umur jenis kelamin alamat pendidikan terakhir status pekerjaan status perkawinananak dan jabatan sekarang pewawancara Indepth InterviewFGD tanggal wawancara latar