jurnal no24 thn14 juni2015

Upload: risangontosoro

Post on 20-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    1/127

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    2/127

    Diterbitkan oleh:

    BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

    I S S N : 1412-2588

    Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi, dan

    penelitian ilmiah para pemerhati masalah pendidikan.

    Penanggung JawabIr. Suwandi Supatra, MT.

    Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

    Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

    Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

    Prof. Dr. Theresia K. BrahimDr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.

    Dr. Elika Dwi Murwani, M.M.Etiwati, S.Pd., M.M.

    Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.

    Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

    Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968

    http://www.bpkpenabur.or.idE-mail : [email protected]

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    3/127

    iJurnal Pendidikan Penabur - No. 24/Ta hun ke-14/Juni 2015

    Jurnal Pendidikan PenaburNomor 24/Tahun ke-14/Juni 2015

    ISSN: 1412-2588

    Daftar Isi, i

    Pengantar Redaksi, ii - v

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar Drama Dengan Metode Investigasi Kelompok,

    Yohanes Paiman, 1-26

    Peran Role PlayingBerbasis Komputer Pada Kesiapan Belajar Anak Usia Prasekolah 4-5 TahunDilihat Dari Kematangan Emosional, Felucia Hendriette, 27-48

    Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar,

    Fransiska, 49-58

    Implementasi Refleksi Teologis Orasi Daud Bagi Perkembangan Karakter Siswa Melalui

    Pendidikan Kristen, Maria Evvy Yanti, 59-72

    Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar, Hilda Karli, 73-91

    PenggunaanFun Multiplication Beads Untuk Meningkatkan Kemampuan Perkalian Siswa,Sih Retno Hastuti, 92-101

    Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia di Era AFTA 2015, Kumalasari Onggobawono,

    102-110

    Isu Mutakhir: Ujian Nasional Berbasis Komputer, Mudarwan, 111-114

    Resensi buku:Guru Gokil Murid Unyu, Wahyu Kris Aries Wirawardana, 115-119

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    4/127

    ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Pengantar Redaksi

    etika peserta didik menjadi pusat perhatian dalam proses

    pembelajaran, berbagai penelitian dilakukan untuk

    memahami bagaimana sebenarnya manusia belajar. Hasilpenelitian itu dipergunakan mengembangkan pendekatan,

    strategi, metode, dan teknik membelajarkan sehingga memudahkan

    pemelajar memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan

    pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya. Berdasarkan

    kajian psikologi, para ahli mengemukakan teori belajar mulai dari

    teori behavioursme, kognitivisme, konstruktivisme, dan konektivisme

    serta berbagai teori belajar lainnya. Semua teori itu pada hakikatnya

    menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi sesuai dengan

    paradigma setiap teori.

    Dilihat dari kronologinya, teori itu dapat dikenali sebagai teori

    lama, baru, dan mutakhir. Akan tetapi, pada hakikatnya kebenaran

    dan penggunaan teori tidaklah semata-mata ditentukan oleh waktu

    teori itu ditemukan. Sebagai contoh, teori behaviorisme yang muncul

    jauh sebelum teori belajar lainnya tidaklah berarti teori itu tidak berlaku

    dan tidak dipakai lagi sekarang. Untuk keperluan pembelajaran

    tertentu, teori itu lebih tepat dipergunakan daripada teori lainnya.

    Misalnya, pembelajaran yang bertujuan untuk memperolah

    kemampuan mekanistik, teori pembelajaran berdasarkan

    behaviorisme paling sesuai. Sedangkan untuk kemampuan yang

    bersifat kreatif/inovatif, pembelajaran yang berbasis teori kognitivisme

    dan konstruktivisme lebih efektif. Dengan demikian, desain

    pembelajaran dibuat berdasarkan dan ditentukan oleh tujuan

    pembelajaran, karakteristik pemelajar, serta lingkungan belajar.Di samping memperoleh kemampuan yang dikehendaki,

    pengalaman belajar diharapkan dapat menambah keterampilan

    pemelajar belajar sehingga pada waktunya dapat menjadikannya

    pemelajar mandiri sepanjang hayatnya. Dalam kaitannya dengan

    pengalaman belajar, berbagai gagasan juga berkembang. Edgar Dale

    (19001985) misalnya mengemukakan Cone of Experienceberdasarkan

    kajiannya atas berbagai desain pembelajaran dan proses belajar. Cone

    of Experience mengungkapkan perbedaan retensi atau kemampuan

    mengingat manusia melalui pengalaman yang berbeda. Manusia

    mengingat 10% dari membaca (membaca buku pelajaran), 20% dari

    mendengar (penjelasan atau ceramah), 30% dari melihat (gambar),

    50% dari mendengar dan melihat (pameran), 70% dari mengatakandan menulis (pembicara, pemapar), serta 90% dari melakukan sesuatu

    (praktek, pemeran peran). Gambaran ini kemudian mengembangkan

    teori belajar aktif, belajar dengan/sambil berbuat, belajar berdasarkan

    pengalaman, belajar kontekstual dan berbagai teori lainnya yang

    menekankan keaktifan pemelajar secara utuh. Berbagai strategi

    pembelajaran dikembangkan oleh pembelajar agar pemelajar berperan

    secara aktif dalam proses pembelajaran, misalnya dengan model

    pembelajaran simulasi/bermain peran, pembelajaran berbasis

    K

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    5/127

    iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    masalah, pembelajaran kooperatif atau kolaboratif, dan pembelajaran

    berbasis proyek.

    Dalam hubungannya dengan pengalaman belajar ini juga, jauh

    Sebelum Masehi, Kong Hu Chu (Confucius) yang hidup 551 479

    Sebelum Masehi, berpendapat, apa yang hanya didengar akan cepat

    dilupakan, apa yang hanya dilihat akan diingat, tetapi apa yang

    dikerjakan akan dipahami. Pendapat ini menunjukkan keaktifanpemelajar menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran

    secara verbalisme (hanya mendengar) sangat tidak efektif dibandingkan

    dengan secara aktif menggunakan berbagai indera manusia. Pendapat

    lain berkaitan dengan pentingnya keaktifan mental dan fisik pemelajar

    terlihat dari pendapat Siberman yang mengatakan bahwa seseorang

    akan lupa kalau hanya mendengar; mengingat sedikit apa yang

    didengar dan dilihat; mulai memahami kalau mendengar, melihat, dan

    mendiskusikan; memperoleh pengetahuan dan keterampilan kalau

    mendengar, melihat, mendiskusikan, dan melakukan; serta akan

    menguasai kalau mengajarkannya kepada orang lain.

    Teori belajar dan membelajarkan menunjukkan pengalaman kong-

    krit tidak hanya memudahkan, tetapi memotivasi pemelajar belajar danmenambah rasa ingin tahu secara terus menerus serta membuat belajar

    menjadi kegiatan menyenangkan. Berbagai teori dan pendapat seperti

    yang telah diungkapkan juga mendorong penggunaan alat peraga serta

    media dalam proses pembelajaran. Terlebih-lebih perkembangan cepat

    teknologi informasi dan komunikasi (TIK), mendorong lembaga pendi-

    dikan memanfaatka berbagai produk TIK dalam proses pembelajaran,

    mulai dari yang sederhana sampai paling canggih. Tidak sedikit orang

    berpendapat bahwa semakin canggih TIK yang diterapkan, semakin

    meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

    Penelitian penggunaan TIK dalam pembelajaran, ternyata

    membuktikan media pembelajaran bukanlah penentu hasil dan mutu

    pembelajaran. Media pembelajaran secanggih apapun hanya berfung-

    si mengantarkan pesan (bahan pelajaran) kepada pemelajar. Sebagai

    pengangkut dan pengantar, media tidak dapat mengubah bahan pelajar-

    an yang salah menjadi benar, yang acak-acakan menjadi sistematis,

    yang membosankan menjadi menarik. Karakter dan cara pengemasan

    bahan pelajaran, karakter pemelajar, serta lingkungan pembelajaran

    juga merupakan faktor penentu yang perlu diperhatikan pembelajar.

    Dengan demikian, bukan kecanggihan media yang menentukan, tetapi

    bagaimana pembelajar kreatif menggunakan media yang ada

    (sesederhana apa pun) sehingga membuat proses pembelajaran dapat

    memudahkan pemelajar aktif, tertarik, dan termotivasi belajar.

    Dengan menggunakan media yang tepat, berbagai kesulitan belajarpemelajar dapat diatasi. Penjelasan verbal dapat diganti dengan

    menghadirkan objek atau gambar (visual), sehingga tidak memerlukan

    waktu yang lama (lebih efisien) dan pemelajar dapat mengerti/

    memahaminya lebih akurat serta termotivasi belajar (lebih efektif).

    Menggunakan fasilitas internet pembelajar dan pemelajar dapat

    memperoleh berbagai informasi berkaitan dengan pokok bahasan.

    Kemudahan menggali dan memperoleh berbgai informasi melalui TIK

    mendorong semakin maraknya penggunaan TIK di lembaga pendidikan.

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    6/127

    iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Harga produk TIK yang semakin murah membuat beberapa negara

    menerapkan Program Satu Laptop Untuk Setiap Anak (One Laptop Per

    Child/OLPC) seperti di Peru, Spanyol, dan Cina. Belakangan ini di

    Indonesia sejumlah sekolah juga menerapkan program ini. Akan tetapi

    penelitian UNESCO dan Inter-american Development Bank (2010 - 2012)

    di berbagai negera sedang berkembang menyimpulkan antara lain prog-

    ram penggunaan komputer untuk setiap anak (a) secara drastis mening-katkan kesempatan bagi anak menggunakan komputer, (b) tidak ada

    bukti meningkatkan kemampuan matematika dan bahasa anak secara

    signifikan, dan (c) dapat meningkatkan pengetahuan kognitif anak.

    Setiap disiplin ilmu terus berkembang termasuk pendekatan, strate-

    gi, metode, dan teknik belajar dan membelajarkan. Dalam kenyataannya

    jarang terdapat karakteristik pemelajar sepenuhnya homogen tetapi

    berada pada rentang heterogen. Di lain pihak, keberhasilan

    pembelajaran diukur dengan standar tertentu: standar lembaga

    pendidikan, standar wilayah, atau standar nasional. Dengan demikian

    apabila karakteristik masukan (pemelajar, sarana dan prasarana, dan

    pembelajar) bervariasi sedangkan kualitas hasil pembelajaran

    terstandar maka kegiatan dalam proses pembelajaran harus disesuaikandengan kondisi yang ada dan tidak dapat diseragamkan. Berarti,

    pembelajar perlu jeli dan kreatif merancang dan mengembangkan

    pendekatan, strategi, metode, atau teknik pembelajaran.

    Mengacu pada pemikiran perlunya merancang dan menggunakan

    pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang bervariasi,

    pembelajar dalam hal ini guru di sekolah mengatasi berbagai masalah

    pembelajaran dengan memodifikasi atau mengembangkan proses

    pembelajaran. Sebagai contoh, guru melakukan penelitian tindakan

    kelas (PTK) dengan menerapkan strategi dan metode pembelajaran

    untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

    Pengalaman membelajarkan mendorong guru kreatif mengembangkan

    berbagai alternatif mengatasi masalah pembelajaran.

    Jurnal Pendidikan Penabur Edisi Juni 2015 memuat hasil penelitian

    berkaitan dengan proses pembelajaran terkait dengan startegi dan

    metode pembelajaran seperti Peran Role PlayingBerbasis Komputer

    Pada Kesiapan Belajar Anak Usia Prasekolah 4-5 Tahun Dilihat Dari

    Kematangan Emosional, Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Drama Dengan Metode Investigasi Kelompok, Kegiatan Bimbingan

    Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar, dan

    Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar. Tujuan utama

    setiap penelitian ialah meningkatkan peran siswa dalam proses pembel-

    ajaran dengan menerapkan strategi atau metode pembelajaran yang

    sesuai sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Penelitian jugamenunjukkan antara lain tidak ada strategi atau metode pembelajaran

    efektif dipergunakan untuk semua tujuan pembelajaran atau semua situasi.Di samping laporan peneltian , Edisi ini juga memuat pengalaman

    guru mengatasi kesulitan belajar matematika. Tidak sedikit siswamenganggap matematika sulit dipelajari dan membosankan. Akantetapi dengan strategi dan metode pembelajaran yang kreatif guru dapatmengubah persepsi negatif dengan menggunakan alat peraga ataumedia sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh guru, orang tua, atausiswa sendiri. Pengalaman ini juga menunjukkan, media sederhana

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    7/127

    vJurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    dapat dipergunakan memudahkan dan memotivasi siswa belajar. Oleh

    karena itu, media paling efektif bukanlah selalu media berteknologi

    tinggi, tetapi media yang ada di ruang belajar atau di sekolah. Kalau

    yang ada, hanya papan tulis maka papan tulislah yang terbaik.

    Persoalannya bagaiman guru dapat mempergunakan papan tulis

    sehingga membuat siswa aktif dan termotivasi belajar.

    Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengubah karakterdan dalam Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pembentukan karakter

    peserta didik itu terlihat jelas. Akan tetapi, dari waktu ke waktu

    pembentukan karakter manusia Indonesia itu masih menjadi masalah

    terlihat dari maraknya berbagai masalah sosial yang terjadi dalam

    kehidupan sehari-sehari termasuk dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara. Umat Kristen tentu terpanggil memberikan pemikiran dan

    ikut melaksanakan pendidikan karakter bangsa Indonesia. Tulisan

    berjudul Implementasi Refleksi Teologis Orasi Daud Menurut 1

    Tawarikh 28:1-10 Bagi Perkembangan Karakter Siswa Melalui

    Pendidikan Kristen merupakan kajian yang mencerahkan bagaimana

    pendidikan karakter dapat dilakukan dalam proses pembelajaran.

    Ketekunan, kesabaran, kejujuran, serta percaya diri merupakansejumlah unsur kepribadian yang perlu dimiliki siswa khususnya

    dalam mengikuti setiap kegiatan evaluasi. Penggunaan ujian/tes

    berbasis komputer merupakan salah satu teknik untuk menuntut siswa

    berperilaku tekun dan sabar dalam belajar serta teliti, cermat, dan

    percaya diri dalam mengerjakan soal-soal ujian. Ujian berbasis

    komputer yang diterapkan di sejumlah sekolah dalam Ujian Nasional

    (UN) tahun 2015 yang lalu terbukti membantu penyelenggaraan UN,

    sungguhpun juga tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan masalah

    sebagaimana diangkat sebagai isu mutakhir dalam Edisi ini. Dengan

    semakin merambahnya penggunaan TIK dalam berbagai kegiatan

    pembelajaran di lembaga pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa

    TIK perlu diperkenalkan kepada siswa sedini mungkin dan dilatih

    menggunakannya sehingga terampil dan terdidik dalam

    memanfaatkan TIK untuk memecahkan berbagai masalah belajar.

    Pengalaman empiris menunjukkan, TIK dapat mempermudah

    proses dan mengatasi berbagai masalah pembelajaran. Untuk berbagai

    kegiatan pembelajaran, TIK dapat menggantikan fungsi guru, namun

    peranan guru tidak pernah sepenuhnya dapat digantikan oleh TIK.

    Bahkan di negara yang sudah berteknologi maju sekali pun, siswa

    masih mengharapkan interaksi langsung dengan guru dan TIK

    diperlakukan sebagai pendukung pembelajaran. Apalagi untuk

    pendidikan dasar, siswa masih sangat memerlukan sentuhan emosi

    guru khususnya dalam mengembangkan kepribadian mereka.Bagaimana guru berfungsi sehingga patut digugu dan ditiru, manjadi

    bahasan dalam membicarakan buku Guru Gokil, Murid Unyu. Pendapat

    dalam mengkaji isi buku ini menggambarkan besarnya harapan

    peranan guru dalam membentuk kepribadian siswa dan tidak dapat

    digantikan dengan TIK. Karena kegokil-lan bukti nyata bahwa seorang

    guru telah-sedang-akan terus belajar sepanjang hayat. Selamat belajar.

    Redaksi

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    8/127

    1Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar Drama

    Dengan Metode Investigasi Kelompok

    Yohanes Paiman

    E-mail : [email protected]

    SMPK BPK PENABUR Cirebon

    Penelitian

    B

    Abstrak

    elajar drama sering tidak menarik dan membosankan bagi siswa sehingga partisipasi

    mereka kurang dan hasil belajarnya pun rendah karena guru menerapkan metode

    pembelajaran yang kurang tepat. Penelitian ini mencoba membuat belajar dramamenyenangkan siswa sehingga partisipasi mereka meningkat dan dan hasil belajar mereka

    bertambah baik. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dengan menerapkan metode

    investigasi kelompok di kelas 9A SMPK PENABUR Cirebon. Setelah melalui dua siklus, PTK ini

    dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar

    mereka. Mengacu pada hasil PTK ini disimpulkan, metode investigasi kelompok dapat

    meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar serta meningkatkan hasil belajar. Agar metode

    investigasi kelompok dapat efektif, penelitian ini memberikan sejumlah saran kepada guru yang

    akan melaksanakannya.

    Kata-kata kunci:model pembelajaran, metode pembelajaran, partisipasi belajar, hasil belajar, metode

    investigasi kelompok.

    Improving Learning Participation and Achievement in Drama Class

    by Group Investigation Method

    Abstract

    The students often find learning drama dull and boring that make them perform low participation and poor

    learning achievement due to unappropriate method practiced by the teacher. This classroom action research

    (CAR) tried to imrove the quality of learning process and learning achievement in drama class by employing

    group investigation at Grade 9 A of SMPK PENABUR, Cirebon. Having completing two cycles, the CAR

    could improve the students learning participation and learning achievement in the drama class. Referring to

    the favourable result, this CAR concluded, the group investigation method is effective to improve the students

    learning participation and learning achievement. To succeed the implementation of the group investigationmethod, the teachers are provided with a number of suggestions.

    Keywords:instructional model, instructional method, learning participation, learning achievement, group

    investigation method.

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    9/127

    2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Pendahuluan

    Partisipasi siswa kelas 9A dalam tugas menyu-

    sun naskah drama sebagai tugas tambahan untuk

    memperdalam pemahamannya tentang drama

    belumlah optimal dan kurang antusias. Kondisiini nyata dari belum maksimalnya pengumpulan

    tugas siswa sesuai jadwal yang disepakati

    bersama. Dari 30 siswa, diperoleh data pengum-

    pulan tugas dengan gelombang pengumpulan

    tugas seperti berikut: 13, 4, dan 1 siswa sehingga

    akhirnya terdata sejumlah 18 siswa. Sampai

    tanggal 19 Maret 2015 (waktu yang disepakati

    bersama), masih ada 12 orang belum juga

    mengumpulkan tugas. Kondisi ini berdampak

    pada kurang maksimalnya perolehan nilai tes

    mereka dan menjadi kendala guru untuk meng-

    analisis, merancang tindak lanjut pembelajaran.Kondisi perilaku siswa demikian terjadi

    karena siswa merasa kebingungan dalam

    memilih, memilah jenis drama, dan bagaimana

    cara menyusunnya. Rasa bingung itu terjadi

    karena siswa kurang memahami seluk-beluk

    drama secara jelas serta kurang bertanya pada

    guru. Informasi ini penulis peroleh melalui

    wawancara dengan beberapa siswa yang masih

    belum mengumpulkan tugasnya. Mereka juga

    berkomentar, guru agak cepat dan dominan

    dalam tampil dan menjelaskan materi pelajaran.

    Kondisi ini mengurangi keterlibatan siswadalam belajar, kurang mengalami sesuatu, dan

    tidak membangun konsepnya. Guru cenderung

    melakukan transfer of knowledge. Di luar itu, juga

    disadari siswa, tugas mereka memang banyak,

    sementara itu mereka kurang cermat dalam

    mengelola waktu masing-masing.

    Berdasarkan kondisi dan temuan itu, guru

    perlu mengurangi dominansi diri dalam proses

    pembelajaran dan harus memberikan banyak

    kesempatan kepada siswa untuk membangun

    konsepnya. Untuk mewujudkan hal ini dan

    memperbaiki situasi, maka diusulkan penerapan

    metode investigasi kelompok (Group Investi-

    gation)dalam pembelajaran berikutnya. Dalam

    menerapkan metode ini, siswa dibagi menjadi

    tujuh kelompok. Setiap kelompok terdiri atas

    sekitar empat orang dan masing-masing

    menunjuk ketua, sekretaris, penyaji, dan

    anggota. Kelompok ditugasi mendalami materi

    drama secara undian. Masing-masing memba-

    has, mendalami, merumuskan konsep, dan

    menyiapkan presentasi untuk forum kelas.

    Penyaji wakil kelompok menjadi juru bicara

    kelompok dan menyajikan paparan rumusan

    materi yang disiapkan. Kelompok lain atau

    forum kelas menyimaknya sebagai wawasanbarunya, serta menanggapinya. Begitu terus

    bergulir, sampai kelompok dan materi terakhir

    disajikan lengkap. Mereka aktif, penuh parti-

    sipasi belajar, dan rela berbagi kepada semua

    rekannya. Mereka membagi dan menyerap

    informasi dari hasil kerja kelompok dan

    presentasi anggota kelompok lain. Di sini

    terbangun sikap sosial, solidaritas, dan

    partisipasi belajar bersama.

    Metode investigasi kelompok memberikan

    peluang partisipasi penuh kepada siswa untuk

    berkreasi, membangun konsep, memilih, danmendalami jenis-jenis materi drama. Tugas

    diberikan, disepakati waktu pengumpulannya,

    lalu dibuat, dan dikumpulkan serentak tepat

    waktu. Tes formatif diberikan dan siswa

    mengerjakannya dengan benar karena sudah

    paham. Nilainya bagus. Kedua tugas diselesai-

    kan dengan benar dan tepat waktu. Dengan

    demikian, guru dapat segera melakukan refleksi,

    menganaslisis hasilnya untuk diperbandingkan

    dengan perolehan nilai sebelumnya, serta

    sebagai bahan merancang kegiatan pembelajar-

    an selanjutnya.

    Melalui perjalanan proses tersebut

    diharapkan, target waktu belajar, target

    partisipasi siswa, dan target prestasi hasil belajar

    siswa dapat dipenuhi, diwujudkan, bahkan

    ditingkatkan efisiensi, efektivitas, kualitas,

    maupun produktivitasnya.

    Rumusan Masalah

    Dari fakta kasus pada latar belakang yang telah

    diuraikan dapat dikatakan, kegalauan siswa

    dalam belajar dan menulis naskah dramadisebabkan oleh kurang pahamnya siswa akan

    materi drama. Kekurangpahaman siswa dise-

    babkan oleh metode guru dalam menjelaskan

    materi pembelajaran terlalu cepat dan kurang

    tepat. Solusinya dengan mengganti metode

    pembelajaran yang lebih cocok untuk mening-

    katkan partisipasi siswa dalam belajar dan

    membangun konsep ilmu. Pilihan metode yang

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    10/127

    3Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    cocok untuk penggalakan partisipasi belajar ini

    adalah investigasi kelompok.

    Berdasakan kondisi itu, maka dirumuskan

    masalah sebagai berikut, Mampukah penerap-

    an metode investigasi kelompok meningkatkan

    partisipasi dan prestasi belajar drama bagi siswa

    di kelas 9A SMPK PENABUR Cirebon?

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka

    penelitian ini hendak mewujudkan tujuan

    berikut. Pertama,meningkatkan partisipasi siswa

    dalam belajar drama. Kedua, meningkatkan

    prestasi hasil belajar siswa. Ketiga,mendeteksi

    seberapa jauh efektivitas peran dan dampak

    metode belajar investigasi kelompok dalam

    menolong kesulitan belajar siswa. Keempat,

    membangun mutu proses belajar yang

    berdampak pada peningkatan mutu siswa, mutuguru, mutu sekolah/lembaga, dan mutu

    pendidikan.

    Manfaat Penelitian

    Penelitian ini hendak mewujudkan manfaat

    teoretik maupun manfaat praktis. Manfaat

    teroretik penelitian ini adalah, bahwa penelitian

    ini merupakan suatu upaya untuk meningkat-

    kan kemampuan siswa dalam belajar drama dan

    menulis naskah drama. Bahkan di luar itu,

    penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi

    beberapa pihak, seperti: siswa, guru, sekolah/

    lembaga, pengembangan proses belajar,

    maupun orangtua/pemercaya sekolah.

    Bagi siswa, penerapan metode investigasi

    kelompok mengondisikan siswa lebih senang

    dalam belajar dan membangun konsep drama;

    siswa lebih partisipatif dalam belajar dan

    membangun konsep; siswa lebih berhasil dalam

    prestasi belajarnya; dan siswa dapat membang-

    un karakter lebih dinamis dan berdampak.

    Bagi guru, penerapan metode itu mengondi-

    sikan guru mampu menolong dan mengangkatkesulitan belajar siswa dalam belajar drama;

    guru semakin berpengalaman membangun

    suasana belajar yang bernuansa PAIKEM

    GEMBROT (pembelajaran yang aktif, inovatif,

    kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, banyak

    curah pendapat dan berbobot ); guru semakin

    berpengalaman dalam melakukan perubahan

    paradigma belajar, dengan menerapkan model

    dan metode pembelajaran yang tepat, produktif,

    efektif, variatif, dan berkualitas; dan guru

    semakin berpengalaman dalam melakukan PTK

    dan menuangkannya dalam karya tulis.

    Bagi sekolah/lembaga, penerapan metode

    tepat seperti itu mengondisikan sekolah semakin

    tampil berkualitas melalui terbangunnyakualitas siswa, kualitas guru, dan pembelajaran;

    sekolah semakin memiliki kultur ilmiah; dan

    masyarakat pemercaya sekolah semakin

    banyak/luas.

    Bagi pengembangan proses belajar siswa,

    penerapan metode itu mengondisikan pembel-

    ajaran semakin dinamis, produktif, progresif,

    berkualitas; guru dan siswa semakin mudah

    bersinergi dalam membangun PBM bermutu.

    Bagi orang tua/pemercaya sekolah, lembaga

    pendidikan bermutu mengondisikan orangtua

    semakin percaya pada sekolah; orangtua reladan semangat mendukung upaya memajukan

    sekolah.

    Secara praktis penelitian ini dapat

    memberikan sumbangan pemikiran dalam

    pengembangan metode pembelajaran yang

    inovatif dan kritis. Guru menjadi lebih kreatif

    dalam menyajikan materi pembelajaran,

    khususnya pembelajaran menulis naskah

    drama. Dengan demikian, terwujud pembel-

    ajaran lebih menarik dan menyenangkan.

    Selain itu, penggunaan metode investigasi

    kelompok dalam pembelajaran menulis naskah

    drama dapat menepis anggapan siswa bahwa

    pembelajaran menulis naskah drama itu sulit,

    membosankan, dan tidak menyenangkan. Siswa

    diharapkan dapat lebih terampil menulis naskah

    drama karena adanya variasi metode

    pembelajaran yang dapat meningkatkan

    motivasi dan minat mereka dalam pembelajaran

    menulis naskah drama.

    Kajian Pustaka

    Metode Pembelajaran Ceramah bervariasi

    Metode dan model pembelajaran cukup berva-

    riasi dan menantang guru untuk mencoba dalam

    proses pembelajaran (Suyanto 2013:113-174).

    Pilihan metode yang tepat berpengaruh pada

    suasana, proses, dan kualitas pembelajaran,

    partisipasi siswa, dan kualitas hasil belajar. Pada

    pembelajaran ber-PTK ini penulis hendak

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    11/127

    4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    memperbandingkan penerapan dua metode;

    yaitu metode dan model pembelajaran ceramah

    bervariasi dan investigasi kelompok. Metode

    ceramah bervariasi adalah varian metode

    ceramah. Metode ceramah beresensi menyajikan

    ide dalam segala bentuk, variasi, dan gaya

    penyajian penyaji (W James Popham 1992: 80).Pada sumber lain disebut, ceramah adalah

    berbicara/berpidato di depan banyak pendengar

    untuk menyampaikan suatu hal, seperti

    pengetahuan (Harimurti Kridalaksana 1999:

    185). Tokoh pendidikan yang lain menyebut,

    bahwa ceramah digunakan untuk menyampai-

    kan informasi dan pengetahuan secara lisan

    kepada siswa di kelas. Umumnya, siswa hanya

    mengikuti secara satu arah (one way communica-

    tion). Pada saat guru menerapkan metode

    ceramah bervariasi, guru cenderung melakukan

    transfer of knowledge (transfer ilmu pengetahuankepada murid). Guru aktif, murid pasif. Guru

    berbicara, murid menyimak. Komunikasi yang

    dibangun searah saja; yaitu guru-murid. Agar

    suasana dapat berjalan kondusif, guru

    memberikan variasi dengan sesekali/banyak

    kali melontarkan pertanyaan untuk memancing

    respon, pendalaman, partisipasi, dan keaktifan

    murid. Dengan demikian dapat dipahami,

    metode ceramah bervariasi merupakan metode

    lontar ilmu kepada murid diselingi pertanyaan

    untuk mengaktifkan murid. Metode ini sering

    disebut juga metode kuliah bagi dosen di

    perguruan tinggi. (W James Popham 1992: 69-

    84).

    Metode Pembelajaran Investigasi Kelompok

    Pada kesempatan selanjutnya, penulis juga

    menggunakan metode investigasi kelompok

    untuk memperbandingkannya dengan metode

    ceramah bervariasi dalam hal proses, dampak,

    hasil yang diperoleh dalam pembelajaran, serta

    kemampuan metode ini dalam mengatasi

    persoalan belajar drama siswa.Dewey (1916) dalam Hendy Hermawan

    (2006: 27) menegaskan, keseluruhan kehidupan

    sekolah harus ditata/diorganisasikan sebagai

    miniatur kehidupan demokrasi, karena suasana

    kelas merupakan analogi kehidupan masyara-

    kat. Dengan demikian guru perlu berusaha

    mewujudkan suasana kelas seperti suasana

    kehidupan masyarakat itu (Joyce dan Weil, 1986:

    228 dalam Hendy Hermawan (2006:27). Untuk

    itu, siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk

    berpartisipasi dalam pembangunan sistem

    sosial melalui pengalaman dan pembelajaran

    bermasyarakat, demi kemajuan masyarakat itu.

    Sharan (1992) mengembangkan model

    pembelajaran kooperatif teknik investigasikelompok. Model ini bermaksud membina sikap

    tanggung jawab dan bekerja sama dalam

    kelompok, serta membina sikap saling

    menghargai pendapat anggota kelompok, dan

    pada ujungnya membiasakan untuk berani

    mengemukakan pendapat.

    Model investigasi kelompok ini menganut

    langkah-langkah berikut. Pertama, guru

    membagi kelas menjadi beberapa kelompok

    heterogen, lalu kelompok membentuk pengurus

    kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris,

    penyaji, dan anggota.Kedua, guru menjelaskanmaksud, prosedur belajar dalam investigasi

    kelompok. Ketiga,guru memanggil para ketua

    kelompok untuk mengambil undian materi tugas

    yang berbeda untuk didiskusikan dalam

    kelompok dan disusun sistematika materi dan

    rencana paparannya di depan forum kelas nanti.

    Keempat, setiap kelompok bekerja secara

    kooperatif dalam kelompoknya menyiapkan

    paparan materi presentasi. Kelima, setelah

    selesai, setiap kelompok tampil melalui juru

    bicaranya menyampaikan paparan hasil

    diskusinya; kelompok lain menyimak dan

    menanggapinya. Urutan maju presentasi diundi

    antarkelompok. Keenam,jika terjadi ketepatan

    sajian konsep, guru memberikan penguatan;

    sedangkan jika terjadi kekurangtepatan konsep,

    guru memberikan klarifikasi.

    Model pembelajaran ini memberikan kesem-

    patan siswa untuk banyak berpartisipasi,

    berinteraksi dalam membangun gagasan.

    Semakin partisipasi belajar siswa tinggi,

    penguasaan konsep dan materi pembelajaran

    semakin dalam dan luas pula. Ini menguntung-kan siswa ketika mereka menghadapi tes.

    Hasilnya pasti baik dan memuaskan.

    Penentu Sukses Belajar Siswa

    Sukses belajar siswa ditentukan oleh banyak

    faktor. Pertama,faktor minat dan motivasi siswa.

    Minat ini merupakan daya dorong internal dan

    laten. Kekuatan pengaruhnya luar biasa. Kedua,

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    12/127

    5Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    faktor penyaji atau cara seorang guru mengelola

    proses pembelajaran (Hendy Hermawan, 2006:

    v). Gaya, sikap, teknik pendekatan menarik yang

    guru suguhkan dalam melayani siswa

    memberikan dampak semangat belajar tinggi.

    Dinamika belajar terbangun. Belajar tidak capek

    dan tidak membosankan. Ketiga,faktor metodepembelajaran yang diterapkan guru. Pilihan

    metode yang cocok dan disukai siswa menjadi

    sumber kekuatan dan energi belajar tersendiri.

    Keempat, faktor kebermanfaatan materi

    pembelajaran itu bagi siswa dan kehidupannya.

    Semakin sebuah materi pembelajaran dinilai

    tinggi manfaatnya bagi hidup siswa kelak, maka

    semangat belajar siswa semakin tumbuh dan

    dinamis. Keterlibatan siswa dalam belajar

    semakin nyata.

    Berkaitan dengan hal tersebut, guru dalam

    mengajar hendaknya mampu membantu siswamemperoleh ide, keterampilan, nilai, cara

    berpikir, sarana dan ruang untuk mengekspresi-

    kan diri, berbagai cara belajar bagaimana belajar,

    sehingga siswa mampu meningkatkan

    kemampuannya untuk belajar lebih mudah dan

    lebih efektif di masa depan. Oleh karena itu,

    proses pembelajaran harus memiliki makna

    deskriptif, keterkinian, prospektif, dan

    berorientasi ke masa depan (Hendy Hermawan,

    2006: 3). Kondisi ini pasti mampu mendukung

    siswa sukses dan berprestasi dalam belajar.

    Penentu Kualitas Belajar Siswa

    Kualitas belajar siswa dipengaruhi banyak

    faktor. Pertama,faktor minat belajar siswa. Minat

    yang positif, stabil, bersumber dari intern siswa

    sangat mempengaruhi kinerja belajar yang

    berdampak pada belajar efektif dan produktif.

    Kedua, faktor guru dan gayapenyajiannya.

    Ketokohan, semangat, kegigihan, kejuangan,

    kemurnian, kebapakan/keibuan, ketulusan, dan

    kesetiaan seorang guru dalam mengajar akan

    sangat dirasakan siswa dalam seluruh aspekkehidupannya. Jasanya akan dikenangnya

    sepanjang masa, bahkan akan diceritakan

    kepada saudara dan keturunannya. Ketiga,faktor

    metode pembelajaran. Metode yang enak dan

    menantang akan mengondisikan belajar siswa

    dalam ambang semangat dan prestasi tinggi.

    Keempat, faktor kondisi lingkungan yang

    kondusif. Lingkungan kelas, luar kelas, bahkan

    kultur tertentu sekolah akan sangat menopang

    ketenangan dan kenyamanan belajar siswa.

    Kondisi ini mendukung teraihnya prestasi tinggi

    siswa. Kelima, faktor sinergi antarpihak dan

    sarana. Kesamaan visi, kebutuhan, langkah, cita-

    cita, dan persepsi tentang pemanfaatan dan

    optimalisasi sarana pendidikan menjadi bekaltersendiri bagi niat untuk membangun mutu

    belajar siswa. Untuk itu, kondisi seperti ini harus

    dijaga dan diwujudkan terus (Suyanto 2013: 79-

    111).

    Drama

    Pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang

    berkaitan dengan drama yaitu tujuan belajar,

    istilah, definisi/pengertian, sumber ide untuk

    menulis, struktur teks, unsur intrinsik,.urutan

    pentas, syarat pentas, urutan/langkah menulis

    teks, struktur alur, jenis, menilai teks, dan menilaipementasan. Tujuan belajar drama meliputi:

    memahami konsep lengkap tentang drama;

    terampil menulis naskah drama; terampil

    berpentas drama; menilai naskah drama; menilai

    pementasan drama.

    Istilah-istilah drama meliputi: sandiwara

    (sandi : rahasia, warah : ajaran ); teater (pemen-

    tasan); fragmen ( cuplikan pentas kehidupan );

    tonil (Belanda: toneel, artinya : tontonan) (Adhy

    Asmara 1979 : 9-12). Ketiga, definisi drama dapat

    dinyatakan seperti: pementasan/pemanggung-

    an karya fiksi berupa dialog-monolog (Sumiati

    Budiman 1987:49); pementasan karya fiksi

    berupa dialog-monolog dan akting tokoh diiringi

    musik yang sesuai, kostum yang pas, dekorasi

    panggung/latar yang cocok, untuk menyampa-

    ikan sebuah konflik dan pesan (Laelasari 2006

    :73-74);.seni yang mempertunjukkan pekerti

    manusia dengan perbuatan dan dialog-monolog

    (Soetarno 1976 : 20).

    Sumber ide untuk menulis naskah drama

    berasal dari: karya imajinasi pengarang (asli-

    fiksi); parafrase ( ubah bentuk/tampilan ) karyalain ; dari cerpen ke drama; bahan buku harian (diary) penga rang; modifikasi naskah drama lain;

    mengubah skenario cerita film (E Kosasih 2008:

    117-122; 131-137)..

    Struktur teks drama meliputi: judul dan

    pengarang; deskripsi tokoh dan watak/karakter-

    nya; paparan latar awal (ekspos suasana dan

    persoalan); dialog-monolog tokoh yang

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    13/127

    6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    membangun alur; deskripsi perilaku tokoh (laku-

    an/akting); paparan latar (tempat, waktu, suasa-

    na, iringan musik); dan improvisasi pemain.

    Unsur intrinsik drama meliputi: tema,

    amanat/pesan cerita-pementasan, dialog-

    monolog, akting/tata laku, latar/panggung plus

    iringan musik, tata lampu, dekorasi, alur/plot/jaringan cerita, kostum/tata rias tokoh/karakte-

    risasi tokoh, improvisasi tokoh (Adhy Asmara

    1979: 53-67).

    Urutan/struktur pementasan drama:

    prolog, adegan dan babak, dan epilog.

    Syarat pementasan drama meliputi: adarepertoire, ada sutradara, ada pemain, ada latar/

    panggung, ada kostum pemain, ada dekorasi,

    iringan musik, ada sarana pendukung lain, ada

    penonton (Soetarno 1976: 20).

    Urutan langkah menulis naskah drama/

    repertoire: ada/punya tema; ada pesan yang akandisampaikan; merancang plot/skenario cerita;

    memilih tokoh/pembeber tema-skenario; meran-

    cang tata laku-akting tokoh; mulai menulis

    judul, deskripsi tokoh dan wataknya, latar awal,

    dialog-monolog dilengkapi; dan akting tokoh,

    latar antara, latar musik, tata lampu, suasana;

    membaca naskah dan mengeditnya (Nurhadi

    2007: 147-152)..

    Urutan/struktur alur drama meliputi:

    introduksi, perkenalan, tampilan masalah,

    konflik, konflik merumit, klimaks, antiklimaks,

    peleraian, penyelesaian/konklusi (Soetarno

    1976: 21)..

    Jenis dan bentuk drama meliputi: tragedi,

    komedi, trage-komedi, opera/operet, tablo-

    panto-mime, eketoprak, ludur, lenong,

    sendratari, dagelan, dan wayang (Adhy Asmara

    1979 : 50-52), ( Sumiati Budiman 1987:50-52),

    (Soetarno 1976 : 21-23), (Laelasari 2006 :74-77)..

    Menilai naskah drama mengarah pada

    elemen: struktur teks, tata tulis, bahasa, dialog-

    monolog, lukisan akting, latar awal-tengah-

    antara, tema-amanat/pesan, originalitas, asasnilai manfaat teks, kejelasan alur dan pesan

    (Nurhadi 2007: 161-166)..

    Menilai pementasan drama mengarah pada

    elemen: ketepatan pilihan tokoh dan karakter (ka-

    rakterisasi), ketepatan pembabaran alur/plot;

    originalitas dan kemenarikan pementasan.,

    kesesu aian kostum, iringan musik/suasana/

    dekorasi, improvisasi tokoh/kesigapan tokoh

    dalam berperan, dialog-monolog tokoh/bahasa

    tokoh, akting/perilaku/tata laku tokoh, kesesua-

    ian dialog-monolog dengan akting tokoh, nilai

    manfaat tema pementasan (Rendra 1976: 7-95),

    (Nurhadi 2007: 187-194).

    Metode PenelitianSubjek Penelitian

    Penelitian dilakukan di SMP Kristen PENABUR

    Cirebon, Jalan Dr. Ciptomangunkusumo Nomor

    24, Cirebon. Sekolah ini berada di tengah kota

    dan di lingkungan bisnis, pendidikan, dan

    perkantoran. Sekolah yang berdiri pada tanggal

    1 Agustus 1951 ini telah melahirkan ribuan

    alumni yang tersebar di seantero Nusantara

    dengan pilihan tugas dan karier masing-masing.

    Subjek penelitian adalah siswa kelas 9 A

    yang termasuk kelas unggulan dengan jumlah

    murid sebanyak 30 orang; terdiri atas 13 siswidan 17 siswa. Mayoritas siswa keturunan

    China, yaitu sebanyak 26 orang, keturunan Jawa

    dua orang, dan keturunan Batak dua orang.

    Prosedur dan Siklus Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk

    memperbaiki kompetensi, partisipasi, dan

    prestasi siswa dalam belajar dan menulis teks

    drama dengan menggunakan metode investigasi

    kelompok. PTK merupakan suatu proses yang

    menunjukkan siklus-siklus kegiatan

    berkelanjutan dan berulang-ulang. Banyaknya

    siklus bergantung kepada hasil dan pencapaian

    kompetensi siswa yang diharapkan setelah

    diproses dengan metode PTK. Minimal siklusnya

    dua kali. Kalau hasil dan kompetensi siswa

    sudah tercapai pada dua tahapan siklus, PTK

    dianggap sudah tuntas. Jika dua kali siklus

    belum tuntas, dilanjutkan ke siklus tiga. Begitu

    seterusnya. Siklus maksimal tiga atau empat.

    Proses PTK terdiri atas empat tahap; yaitu:

    perencanaan, pelaksanaan/tindakan, peng-amatan, dan refleksi. Berikut jabarannya.

    Perencanaan

    Dalam penelitian ini penulis/peneliti

    merencanakan kegiatan perbaikan pembelajaran

    dengan menggunakan metode investigasi

    kelompok untuk meningkatkan partisipasi

    belajar siswa, kompetensi, prestasi belajar dan

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    14/127

    7Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    kemampuan menulis naskah drama pada siswa

    kelas 9A. Metode ini digunakan untuk satu kali

    pertemuan dalam dua jam pelajaran. Pada tahap

    ini, penulis menyiapkan bahan-bahan seperti:

    Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan

    lembar kerja siswa; perangkat pengumpulan

    data, seperti lembar observasi dan alat tes siswa;melakukan koordinasi dengan teman sejawat

    dan murid untuk membantu pelaksanaan

    penelitian ini.

    Pelaksanaan

    Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam satu

    kali pertemuan kelas, dua jam pelajaran dengan

    prosedur kerja sebagai berikut: guru

    menyampaikan salam pagi dan mengabsen

    siswa; guru mengatur tempat duduk siswa dan

    mendorong diwujudkannya kebersihan/K-3

    kelas; guru mengajak siswa memahami standarkompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan

    pembelajaran yang hendak diwujudkan bersama

    hari ini; guru menjelaskan prosedur belajar hari

    ini: pembukaan, pemahaman SK, KD, tujuan

    pembelajaran, pembentukan kelompok, pengun-

    dian materi diskusi dan presentasi, presentasi

    kelompok, tanggapan teman, tanya jawab ( klari-

    fikasi dan penguatan ), penutup (tes, analisis

    hasil tes), pemberian tugas rumah; pemben-

    tukan kelompok, ketua, presenter/juru bicara,

    dan anggota; pengundian dan pembagian materi

    heterogen; diskusi kelompok; presentasi wakil-

    wakil kelompok, teman dan forum lain menyi-

    mak dan menanggapinya dengan baik; tanya

    jawab/tanggapan; tes formatif; analisis hasil tes;

    guru memberikan ulasan umum tentang belajar

    menulis teks drama dengan metode investigasi

    kelompok; dan guru memberikan tugas rumah

    siswa untuk penajaman pemahaman.

    Pengamatan

    Sasaran pengamatan dalam proses penelitian ini

    adalah kinerja guru di dalam menerapkanmetode investigasi kelompok untuk meningkat-

    kan kompetensi siswa belajar menulis teks

    drama, dan perilaku siswa dalam proses belajar

    dan melakukan diskusi kelompok, mempresen-

    tasikan hasilnya, dan di dalam siswa memberi-

    kan tanggapan-tanggapan atau pertanyaan.

    Refleksi

    Penulis melakukan refleksi berdasarkan hasil

    observasi guru, teman sejawat, siswa atas kinerja

    guru dan perilaku belajar siswa dalam proses

    belajar mengajar serta perolehan nilai siswa

    selama proses pembelajaran. Hasil observasi

    serta perolehan nilai siswa penulis gunakansebagai dasar perbaikan pembelajaran pada

    siklus kedua. Refleksi tersebut penulis fokuskan

    pada masalah utama penelitian, yaitu: cara guru

    dalam merencanakan dan melaksanakan

    kegiatan pembelajaran dengan metode

    investigasi kelompok, dan pencapaian hasil

    belajar siswa setelah guru menerapkan metode

    investigasi kelompok dalam pembelajarannya.

    Apabila perolehan nilai sebagian besar siswa

    (yaitu 85%) belum mencapai standar KKM

    sekolah (yaitu 85), maka dikategorikan pembel-

    ajaran belum tuntas atau gagal. Untuk itu perludilakukan pengulangan pembelajaran dengan

    perbaikan pada aspek tertentu. Aspek tersebut

    berdasarkan temuan dan telaah guru selama

    proses pembelajaran yang lalu berlangsung.

    Misi umum penelitian ini adalah mening-

    katkan partisipasi dan prestasi belajar siswa

    dalam belajar drama dan menulis naskah drama

    dengan menggunakan metode investigasi

    kelompok di kelas 9A. Kegiatan tersebut

    dilaksanakan untuk mencapai KKM sekolah

    sebesar 85. Apabila nilai sebagian besar siswa

    (sejumlah 85 %) belum mencapai standar KKM

    sekolah, maka pembelajarannya haruslah

    diulang dengan siklus berikutnya. Siklus berikut

    itu harus menerapkan perbaikan pada beberapa

    aspek hasil telaah dan temuan selama proses

    pembelajaran sebelumnya berlangsung.

    Penerapan desain dan siklus pembelajaran di

    atas dapat kita cermati pada Gambar 1.

    Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaku-

    kan dengan tes dan observasi.

    Tes

    Tes yang dilakukan adalah postes dengan

    bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.

    Bahan tes ini sesuai dengan indikator dan

    tujuan siswa belajar drama dan menulis teks

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    15/127

    8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    drama yaitu siswa (a) mampu memahami

    konsep drama secara utuh dan komprehensif,

    (b) terampil menulis naskah drama, (c) terampil

    bermain/berpentas drama, (d) terampil menilai

    naskah drama, dan (e) terampil menilai

    pementasan drama.

    Tes diberikan dua kali, yaitu pada siklus 1

    dan 2. Bentuk tes adalah pilihan ganda agar

    segera diketahui hasil, perkembangan, dan

    perbandingannya. Dengan demikian, analisisdan kesimpulan penerapan metode baru dalam

    pembelajaran bersiklus itu dapat terbaca.

    Observasi

    Observasi dilakukan guru sejawat dan siswa

    terhadap guru dan siswa pada kedua siklus

    yang dilakukan. Guru pengamat mengobservasi

    kinerja guru dalam menerapkan metode

    investigasi kelompok dan perilaku belajar siswa

    dalam memberikan partisipasi belajar drama.

    Siswa pengamat mengamati kinerja guru dalammenerapkan metode investigasi kelompok dan

    perilaku belajar siswa temannya dalam

    memberikan partisipasi belajar drama.

    Melalui hasil pengamatan kedua pihak,

    maka kinerja guru menerapkan metode investi-

    gasi kelompok dan perilaku belajar siswa dalam

    memberikan partisipasi belajar drama dapat

    dicermati bagaimana perkembangan dan

    kemajuan kompetensinya.

    Teknik Analisis Data

    Sesuai dengan teknik pengumpulan data, maka

    ada dua macam data yang dianalisis dalam

    penelitian ini.

    Nilai siswa

    Nilai ini merupakan potret kemampuan siswadalam belajar drama, sebelum dan setelah

    penerapan metode investigasi kelompok.

    Nilai siswa ini ada dua macam; yaitu hasil pos

    tes pada siklus 1 dan 2. Nilainya berupa nilai

    kuantitatif. Dengan nilai itu dapat dikaji (a)

    berapa siswa yang meraih KKM, dan yang belum

    KKM, (b) bagaimana tingkat ketuntasan belajar

    kelasnya, (c) bagaimana perkembangan

    kemajuan antara siklus pembelajaran kesatu dan

    kedua setelah penerapan metode investigasi

    kelompok dalam belajar drama, (d) soal tesnomor mana saja yang masih merupakan

    kesulitan siswa, dan (e) kalau nilai tes jelek/tak

    memenuhi standar, apa langkah berikut.

    Hasil observasi

    Lembar hasil observasi guru/teman sejawat dan

    siswa terhadap kinerja guru dan perilaku belajar

    Permasalahan

    Permasalahanbaru hasil refleksi

    Apabila permasalahanbelum terselesaikan

    Siklus 1

    Siklus 2

    Perencanaantindakan 1

    Pelaksanaantindakan 1

    Pengamatan/Pengumpulan Data 3

    Pengamatan/Pengumpulan Data 1

    Pelaksanaantindakan 2

    Refleksi 1

    Perencanaantindakan 2

    Refleksi 2 Pengamatan/Pengumpulan Data 2

    Dilanjutkan ke siklusberikutnya/S3

    >

    >

    > >

    Gambar 1: Alur Siklus Pembelajaran

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    16/127

    9Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    siswa dalam menerapkan metode investigasi

    kelompok dalam belajar drama ini berupa nilai

    kuantitatif. Data kondisinya digunakan untuk

    menelaah dan menghubungkan data kondisi

    satu dan lainnya, untuk akhirnya disimpulkan.

    Kinerja guru dalam menerapkan metode

    investigasi kelompok diobservasi dan dinilaioleh teman sejawat dan siswanya. Sedangkan

    perilaku belajar siswa dalam memberikan

    partisipasi belajar drama dengan metode

    investigasi kelompok diobservasi dan dinilai

    oleh guru peneliti, guru observer/teman sejawat,

    dan siswa/temannya sendiri.

    Hasil Penelitian

    Deskripsi Hasil Penelitian

    Siklus 1Pada siklus pembelajaran kesatu ini telah

    dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan, dan refleksi. Berikut ini uraiannya.

    Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti menyiapkan dan menyu-

    sun RPP siklus 1; menghubungi guru/teman

    sejawat, yaitu rekan guru Bahasa Indonesia,

    untuk mengobservasi kinerja dirinya, mengob-

    servasi perilaku belajar siswa, dan membantu

    pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 9A,

    atas izin Kepala Sekolah; menghu-bungi dua

    orang siswa, siswa berkarakter, berwawasan,

    dan loyal, untuk menjadi tenaga observer saat

    pembelajaran dilakukan, guna mengobservasi

    kinerja guru dan perilaku belajar temannya;

    meminta seorang tenaga karyawan, yangmenguasai fotografi, untuk mendokumen-

    tasikan kegiatan pembelajaran ini; menetapkan

    hari Kamis, 16 April 2015 jam ke-6-7, pukul 10.30-

    12.10 adalah hari pembelajaran siklus 1 di kelas

    9A bagi penerapan metode ceramah bervariasi

    untuk meningkatkan kompetensi dan partisipasi

    belajar siswa dalam belajar drama dan menulis

    teks drama; dan akhirnya, menyiapkan

    perangkat pendukung pembelajaran.

    Pelaksanaan

    Pada tahap ini penulis melakukan anekakegiatan di kelas 9A berupa: menyampaikan

    salam pagi dan mengabsen siswa; mengatur

    tempat duduk siswa dan mengelola K-3 kelas;

    mengajak siswa memahami standar kompetensi,

    kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang

    hendak diwujudkan bersama hari ini;

    menjelaskan prosedur belajar hari ini;

    memberikan apersepsi uantuk merangsang

    kesiapan belajar; menjelaskan materi dengan

    metode ceramah bervariasi; memberikan

    Tabel 1: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa V

    2 Minat dan Semangat Belajar V

    3 Minat Bertanya V

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    V

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran V

    6 Konsentrasi Belajar V

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    V

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa V

    Jumlah = 8 i tem/aspek 8

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    17/127

    10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    kesempatan siswa untuk bertanya materi pelajar-

    an; memberikan postes; mengajak siswa meng-

    analisis tes dan hasilnya; memberikan tugas

    rumah siswa untuk penajaman dan pengayaan

    konsep; akhirnya menutup pertemuan hari itu.

    PengamatanPada tahap ini penulis mengamati perilaku

    belajar siswa, hasil postes, dan hasil observasi

    dari dirinya, observer guru sejawat, maupun

    siswa. Hasilnya sebagai berikut.

    1. Pengamatan guru atas perilaku belajar siswa

    Sambil mengajar guru mengamati, bahwa

    kondisi perilaku belajar siswa tenang,

    memperhatikan pembelajaran, mencatat

    rangkuman penjelasan, tidak bertanya,

    namun hasil postesnya ternyata ada sembi-

    lan orang tidak KKM; atau 30 % tidak KKM.

    2. Pengamatan Teman Sejawat tentangperilaku belajar siswa

    Teman Sejawat menilai perilaku belajar

    siswa sebagai baik, partisipasi belajar siswa

    dan prestasi studinya baik, 8 item

    pengamatan yang dinilai semua baik.

    Deskripsinya terlihat pada Tabel 1.

    3. Pengamatan Siswa tentang perilaku siswa/

    temannya

    Dua orang siswa mengamati perilaku

    belajar temannya sebagai cukup baik dan

    Tabel 2 a: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek 4 2 2

    kondusif. Ini nyata dari penilaian amat baik

    1 poin, baik 8 poin, sedang 5 poin, dan

    kurang 2 poin, sebagaimana terlihat pada

    Tabel 2 a dan 2 b.

    4. Pengamatan Teman Sejawat tentang kinerja

    guru.

    Teman sejawat mengamati, murid tenang,perhatian baik, kurang bertanya/pasif,

    partisipasi siswa baik, hasil prestasi baik.

    Sedangkan penampilan guru dinilai cukup

    kondusif, piawai dalam mengelola kelas,

    menyenangkan siswa, menarik.

    Teman Sejawat menilai kinerja guru sebagai

    baik dalam kedelapan item pengamatan.

    Deskripsinya terlihat pada Tabel 3.

    5. Pengamatan Siswa tentang kinerja guru.

    Dua orang siswa menilai kinerja guru seba-

    gai amat baik 5 poin, baik 10 poin, sedang 1

    poin, sebagaimana terlihat pada Tabel 4adan 4b.

    6. Hasil postes siswa

    Hasil postes siswa terlihat pada Tabel 5.

    Refleksi

    Penulis merasa dan menimbang, bahwa langkah

    persiapan/perencanaan pembelajaran telah

    dilakukan maksimal. RPP, materi pembelajaran,

    sarana pendukung, seperti soal tes, fotokopi

    rangkuman materi pelajaran untuk siswa sudah

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    18/127

    11Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 2 b: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v v

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    v v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v 1

    6 Konsentrasi Belajar 4 3

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 item/aspek 4 2 2

    Tabel 3: Lembar Observasi Teman Sejawat pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Pengarahan Guru v

    2 Metode yang Digunakan Guru v

    3 Penyajian Materi Guru danSistematikanya

    v

    4 Kecakapan dan KeterlibatanGuru Menangani Tanggapandan Penuntasan Pembelajaran

    v

    5 Kepiawaian Guru dalamMenghidupkan Kelas

    v

    6 Penguasaan/ManagemenKelas

    v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek pengamatan 8

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    19/127

    12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 4 a: Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Pengarahan Guru v

    2 Metode yang Digunakan Guru v

    3 Penyajian Materi Guru danSistematikanya

    v

    4 Kecakapan dan KeterlibatanGuru Menangani Tanggapandan Penuntasan Pembelajaran

    v

    5 Kepiawaian Guru dalamMenghidupkan Kelas

    v

    6 Penguasaan/ManagemenKelas

    v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek pengamatan 3 4 1

    Tabel 4 b: Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus 1

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Pengarahan Guru v

    2 Metode yang Digunakan Guru v v

    3 Penyajian Materi Guru danSistematikanya

    vV

    4 Kecakapan dan KeterlibatanGuru Menangani Tanggapandan Penuntasan Pembelajaran

    v

    5 Kepiawaian Guru dalam

    Menghidupkan KelasV

    6 Penguasaan/ManagemenKelas

    v2

    6

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek pengamatan 3 4 1

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    20/127

    13Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 5: Hasil Postes pada Siklus 1

    No Nama Siswa Nilai Keterangan

    1 Siswa 1 95 KKM = 85

    2 Siswa 2 95

    3 Siswa 3 80 Nilai 100 = 2

    4 Siswa 4 90 Nilai 95 = 2

    5 Siswa 5 85 Nilai 90 = 10

    6 Siswa 6 100 Nilai 85 = 7

    7 Siswa 7 75 Nilai 80 = 6

    8 Siswa 8 85 Nilai 75 = 1

    9 Siswa 9 90 Nilai 70 = 1

    10 Siswa 10 80 Nilai 0 = 1

    11 Siswa 11 90

    12 Siswa 12 90

    13 Siswa 13 90

    14 Siswa 14 90

    15 Siswa 15 90

    16 Siswa 16 80

    17 Siswa 17 85

    18 Siswa 18 80

    19 Siswa 19 80

    20 Siswa 20 85

    21 Siswa 21 80

    22 Siswa 22 0 Sakit/tidak tuntas

    23 Siswa 23 85

    24 Siswa 24 100

    25 Siswa 25 80

    26 Siswa 26 90

    27 Siswa 27 70

    28 Siswa 28 90

    29 Siswa 29 90

    30 Siswa 30 85

    Juml ah tuntas /ta ktuntas

    21/9siswa

    Tuntas:21(70%)

    Tidak tuntas:9 (30%)

    tersedia dan dibagikan kepada siswa.

    Pelaksanaan dan sarana pendukung telah

    dioperasikan optimal. RPP yang disiapkan telah

    dipraktikkan dalam pembelajaran. Guru

    menjelaskan materi pembelajaran secara

    sistematis dengan LCD, peluang siswa bertanya

    disediakan, walaupun tak direspon seorangpun, kondisi kelas sangat kondusif, tenang,

    nyaman untuk memahami dan membangun

    konsep.

    Hasil observasi guru sejawat pun positif

    dan sejalan dengan renungan di atas. Kinerja

    guru baik, perilaku belajar siswa cukup baik.

    Pendapat dan pemahaman ini juga didukung

    oleh hasil observasi dua orang siswa. Kinerja

    guru baik dan perilaku belajar siswa pun baik.

    Hampir semuanya positif.

    Perencanaan dan pelaksanaan pembel-

    ajaran yang optimal tersebut ternyata belummenghasilkan partisipasi belajar siswa dan

    prestasi belajar yang optimal. Ini ternyata dari

    tidak satu pun siswa bertanya, menanggapi,

    memberikan klarifikasi materi pelajaran saat

    terjadi proses belajar mengajar. Siswa pasif dan

    diam. Awalnya guru bangga karena merasa

    upaya penjelasannya dapat ditangkap jelas oleh

    siswa. Rasa bangga yang berujung agak kecewa.

    Kecewa karena ternyata hasil tesnya (Tabel 5)

    tidak optimal. Ada 9 siswa tidak mencapai KKM

    sekolah, yaitu 85. Dari 30 siswa hanya 21 siswa

    mencapai KKM. Ini berarti hanya 70% siswa

    kelas itu tuntas belajar drama. Syarat tuntas

    belajar kelas adalah 85%. Ini berarti bahwa

    pembelajaran pada siklus 1 bermasalah.

    Berdasarkan hasil investigasi guru

    terhadap siswa setelah membahas soal tes

    diperoleh beberapa masukan berikut. Paparan

    materi belajar guru lancar, sistematika bagus,

    volume suara dan intonasi baik, kelincahan dan

    penguasaan materi guru baik, namun guru

    terlalu cepat dalam menyampaikan materi

    pelajaran. Komunikasi pembelajarannyadidominasi guru (one way communication). Guru

    terus menyapa murid setelah proses paparan

    materi pelajaran. Misalnya, Bagaimana? Jelas?

    Bisa dipahami? Oke? Murid hanya menja-

    wab,Bisa. Mari kita lanjutkan. Oke. Murid

    hanya menjawab, Oke. Kondisi demikian

    ternyata sulit diselami untuk mendeteksi

    kesiapan murid menangkap dan menguasai

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    21/127

    14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    konsep materi guru. Inilah persoalan yang

    terjadi.

    Dari kajian dan refleksi di atas, maka dapat

    disimpulkan, siklus pembelajaran kesatu

    mengalami masalah: guru terlalu cepat dalam

    menjelaskan materi pelajaran, guru melibatkan

    siswa dalam belajar namun tidak diresponpositif murid, guru terlalu mendominasi

    komunikasi pembelajaran, sapaan guru tak

    berjawab menandai kepasifan siswa dan tanda

    tanya atas kualitas pemahaman murid terhadap

    materi pelajaran. Atas dasar semua itu,

    pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus kedua

    dengan memperbaiki kinerja guru dan perilaku

    belajar siswa. Pilihan jitu untuk memperbaiki

    kondisi adalah menerapkan metode atau model

    pembelajaran investigasi kelompok dalam siklus

    pembelajaran kedua. Alasan pemilihan metode

    adalah, bahwa metode ini mampu mengeks-plorasi partisipasi dan demokrasi dalam belajar

    siswa, sehingga berdampak pada peningkatan

    prestasi siswa.

    Siklus 2

    Pada siklus pembelajaran kedua ini dilakukan

    kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan, dan refleksi. Berikut uraiannya.

    Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa

    hal berikut : menyusun RPP siklus 2 dengan

    revisi; menghubungi guru/teman sejawat untuk

    mengobservasi dirinya dan murid, serta

    membantu pelaksanaan kegiatan di kelas 9A,

    atas izin Kepala Sekolah; menghubungi dua

    siswa untuk menjadi tenaga observer saat

    pembelajaran dilakukan, serta meminta seorang

    Tenaga TU untuk mendokumentasikan kegiatan

    pembelajaran ini; menetapkan hari Jumat, 17

    April 2015, jam ke-8-9, pukul 12.10-13.30 adalah

    hari pembelajaran siklus 2 di kelas 9A bagi

    penerapan metode investigasi kelompok untukmeningkatkan kompetensi, partisipasi, dan

    prestasi belajar siswa dalam belajar drama dan

    menulis naskah drama; dan terakhir, menyiap-

    kan perangkat pendukung pembelajaran.

    Pelaksanaan

    Pada tahap ini penulis melakukan proses

    pembelajaran di kelas 9A berupa kegiatan: guru

    menyam-paikan salam pagi, mengabsen siswa,

    mengatur piket kelas/mengelola K3 untuk

    membersihkan kelas agar nyaman digunakan

    untuk belajar; guru mengatur tempat duduk

    siswa agar mereka nyaman belajar; guru

    mengajak siswa memahami standar kompetensi,

    kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yanghendak diwujudkan bersama hari ini; guru

    menjelaskan prosedur belajar hari ini:

    pembukaan, pemahaman SK, KD, tujuan

    pembelajaran, pembentukan kelompok,

    pengundian materi diskusi, penyiapan bahan

    presentasi kelompok, presentasi kelompok,

    tanggapan teman, tanya jawab ( klarifikasi dan

    penguatan ), penutup (tes, analisis hasil tes),

    pemberian tugas rumah untuk menguatkan

    pemahaman konsep tentang drama dan

    penyusunan naskah drama; pembentukan

    kelompok diskusi, ketua, sekretaris, danpresenter/juru bicara kelompok, anggota; yaitu

    sebanyak tujuh kelompok, yang terdiri dari:

    1. Kelompok Kesatu, dengan juru bicara AP

    2. Kelompok Kedua., dengan juru bicara CLG

    3. Kelompok Ketiga, dengan juru bicara MTS.

    4. Kelompok Keempat, dengan juru bicara FTS.

    5. Kelompok Kelima, dengan juru bicara JFK.

    6. Kelompok Keenam, dengan juru bicara

    HHW.

    7. Kelompok Ketujuh, dengan juru bicara CSB.

    Selesai membentuk kelompok dan

    personalnya, guru melakukan pengundian dan

    pembagian materi heterogen; memandu diskusi

    kelompok; mengundi urutan presentasi materi

    belajar yang disiapkan; memoderatori presentasi

    wakil-wakil kelompok, teman dan forum lain

    menyimak dan menanggapinya dengan baik;

    memandu tanya jawab untuk penguatan

    pemahaman konsep drama; memberikan tes

    formatif/postes; melakukan analisis hasil tes

    dan kesan pesan forum; guru memberikan

    ulasan umum tentang belajar drama dan menulis

    naskah drama dengan metode investigasikelompok; guru memberikan tugas rumah siswa

    untuk penguatan konsep penyusunan naskah

    drama; dan akhirnya, guru menutup pertemuan

    hari ini.

    Pengamatan

    Pada tahap ini penulis mengamati perilaku

    belajar siswa, hasil postes, dan hasil observasi

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    22/127

    15Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    dari observer guru sejawat maupun siswa.

    Hasilnya sebagai berikut.

    1. Pengamatan guru atas perilaku belajar siswa

    Sambil mengajar guru mengamati, bahwa

    kondisi perilaku siswa dalam diskusi

    kelompok cukup aktif berpendapat, cukup

    hidup, dan dinamis memperhatikan danmerespon presentasi teman kelompok lain,

    bertanya kepada siswa presenter, yang pada

    ujungnya berdampak hasil postesnya

    ternyata 93,3% mencapai KKM.

    Para presenter telah dapat mewakili

    kelompoknya menyampaikan paparan

    materi drama dengan baik, berani, tenang,

    lancar, serta mampu menjawab pertanyaan

    atau tanggapan kelompok lain. Ada 11

    siswa penanya dengan 17 pertanyaan,

    penguatan, dan tanggapan. Mereka itu

    adalah: Penanya 1 ( 1 pertanyaan), Penanyakedua (1 pertanyaan), Penanya ketiga (3

    pertanyaan), Penanya keempat (2 pertanya-

    an), Penanya kelima (1 pertanyaan),

    Penanya keenam (4 pertanyaan), Penanya

    ketujuh (1 pertanyaan), Penanya kedelapan

    (1 pertanyaan), Penanya kesembilan (1

    pertanyaan), Penanya kesepuluh (1 perta-

    nyaan), dan Penanya kesebelas (1 perta-

    nyaan). Lintas bicara antarpihak telah

    terjadi cukup semarak dan hidup, menarik,

    dan menyenangkan, berkesan, serta ingin

    diulang pada kesempatan lain. Data itu

    menandai, bahwa partisipasi siswa dalam

    diskusi internal cukup hidup dan aktif, juga

    dalam forum diskusi kelas. Ini dapat

    dinikmati saat guru keliling ke setiap

    kelompok ketika mereka mendiskusikan

    materi bagian kelompoknya, maupun saat

    memoderatori penampilan wakil kelompok

    dalam diskusi kelas yang lebih luas.

    2. Hasil postes siswa

    Hasil postes siswa terdeskripsi disajikan

    pada Tabel 6.3. Hasil observasi guru sejawat dan siswa

    a. Observasi guru sejawat terhadap guru

    Penampilan guru dinilai sangat

    kondusif, piawai dalam mengelola kelas,

    menyenangkan siswa, memotivasi kelas

    sehingga kelas hidup. Lima dari delapan

    aspek penilaian dinyatakan amat baik.

    Tabel 6: Hasil Postes pada Siklus 2

    No Nama Siswa Nilai Keterangan

    1 Siswa 1 100 KKM = 85

    2 Siswa 2 100

    3 Siswa 3 100 Nilai 100 = 20

    4 Siswa 4 100 Nilai 95 = 5

    5 Siswa 5 100 Nilai 90 = 3

    6 Siswa 6 100 Nilai 80 = 1

    7 Siswa 7 80 Nilai 80 = 1

    8 Siswa 8 100 Nilai 0 =

    9 Siswa 9 100

    10 Siswa 10 95

    11 Siswa 11 100

    12 Siswa 12 100

    13 Siswa 13 100

    14 Siswa 14 100

    15 Siswa 15 100

    16 Siswa 16 100

    17 Siswa 17 95

    18 Siswa 18 100

    19 Siswa 19 90

    20 Siswa 20 100

    21 Siswa 21 90

    22 Siswa 22 0 Sakit/tidak tuntas

    23 Siswa 23 95

    24 Siswa 24 100

    25 Siswa 25 95

    26 Siswa 26 95

    27 Siswa 27 90

    28 Siswa 28 100

    29 Siswa 29 100

    30 Siswa 30 100

    Juml ah tuntas /ta ktuntas

    28/2or-ang

    Tuntas: 28(93,3%)

    Tidak tuntas:2 (6.7%)

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    23/127

    16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tiga item dinilai baik. Tabel 7 deskripsi

    hasil observasinya.

    b. Observasi guru sejawat terhadap

    perilaku belajar siswa

    Teman Sejawat mengamati siswa,

    bahwa mereka aktif berdiskusi dan

    berpartisipasi membangun ide, baikdalam diskusi kelompok maupun

    dalam forum kelas, hasil prestasi

    belajarnya amat baik. Lima dari delapan

    aspek penilaian dinyatakan amat baik,

    sedangkan tiga aspeknya baik. Tabel 8

    berisi deskripsi hasil observasinya.

    c. Observasi siswa terhadap kinerja Guru

    Dua orang siswa, Siswi 1 dan Siswa 2

    diminta turut mengobservasi kegiatan

    gurunya dalam mengajar dengan

    metode investigasi kelompok. Mereka

    menilai, bahwa proses ke-giatanpembelajaran berjalan lancar, kondusif,

    menyenangkan, memotivasi siswa

    belajar dan bergagasan. Siswi 1 menilai

    tiga dari delapan aspek kegiatan guru

    dinilai amat baik; lima item dinilai baik.

    Sedangkan S2 menilai dua item amat

    Tabel 7: Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Pengarahan Guru v

    2 Metode yang Digunakan Guru v

    3 Penyajian Materi Guru danSistematikanya

    v

    4 Kecakapan dan KeterlibatanGuru Menangani Tanggapandan Penuntasan Pembelajaran

    v

    5 Kepiawaian Guru dalam

    Menghidupkan Kelas

    v

    6 Penguasaan/ManagemenKelas

    v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek pengamatan 5 3

    baik dan 6 item baik sebagaimana

    terlihat pada pada tabel 9a dan 9b.

    4. Observasi siswa terhadap perilaku belajar

    siswa

    Dua orang siswa, Siswi 1 dan Siswa 2, turut

    mengobservasi kegiatan temannya dalam

    belajar dan diskusi. Mereka menilai, bahwakegiatan temannya aktif, partisipatif,

    kondusif, senang, bahkan terlihat nyaman.

    Kedua siswa mengamati dan menilai bahwa

    kedelapan aspek pembelajaran siswa

    dinilainya amat baik 5 poin, baik 10 poin,

    dan sedang 1 poin. Deskripsi kondisi hasil

    pengamatan mereka itu tertera pada tabel

    10a dan 10b.

    Refleksi

    Mengingat kegagalan pada siklus 1, maka

    penulis melakukan persiapan lebih baik denganmemberikan penekanan perubahan berdasar-

    kan aspek/titik kelemahan siklus 1. RPP, strategi

    pembelajaran diubah, materi pembelajaran

    bahan diskusi kelompok disiapkan, sarana

    pendukung, seperti soal tes, fotokopi rangkuman

    materi pelajaran untuk siswa disediakan dan

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    24/127

    17Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    dibagikan kepada siswa. Pelaksanaan dan

    sarana pendukung telah dioperasikan optimal.

    RPP yang disiapkan telah dipraktikkan dalam

    pembelajaran. Guru menjelaskan dan menegas-

    kan prosedur dan teknis belajar pada siklus 2

    ini secara serius agar pembelajaran berjalan

    efektif, sistematis, mencapai tujuan optimal,

    peluang siswa bertanya disediakan, baik dalam

    internal kelompok maupun forum kelas agar

    kelas menjadi hidup; kondisi kelas sangat

    Tabel 8: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya V

    4 Semangat Mencatat Materi

    Pelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek 5 3

    Tabel 9a: Lembar Observasi Siswa atas Kinerja Guru pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 item/aspek 3 5

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    25/127

    18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 10b: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek 2 6

    kondusif, dinamis, kerjasama terba-ngun baik,

    nyaman untuk memahami dan membangun

    konsep.

    Hasil observasi guru sejawat positif dan

    sejalan dengan renungan di atas. Kinerja guru

    baik, perilaku belajar siswa baik. Pendapat dan

    pemahaman ini juga didukung oleh hasil

    observasi dua orang siswa. Kinerja guru baik dan

    perilaku belajar siswa pun baik. Semuanya

    positif.

    Tabel 9b: Lembar Observasi Siswa atas Kinerja Guru pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v

    4 Semangat Mencatat Materi

    Pelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 i tem/aspek 2 6

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    26/127

    19Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Perencanaan dan pelaksanaan pembel-

    ajaran yang optimal tersebut ternyata mampu

    menghasilkan partisipasi belajar siswa dan

    prestasi belajar yang optimal. Ini ternyata dari

    adanya 11 siswa bertanya, menanggapi, membe-

    rikan klarifikasi materi pelajaran saat terjadi

    proses belajar mengajar. Siswa aktif dan dinamis.

    Guru bangga karena merasa perubahan metode

    dan strategi pembelajaran yang dilakukan

    menjadikan siswa nyaman belajar, berkomu-

    nikasi baik, dan bersama-sama membangun

    konsep tentang drama. Rasa bangga itu berujung

    puas dan bangga lagi. Dinyatakan demikian

    karena ternyata partisipasi belajar siswa

    berubah dan meningkat, bahkan hasil tesnya

    optimal. Dua puluh delapan siswa dari 30 siswa

    mencapai KKM sekolah, yaitu 85. Persentase

    KKM 93,3%. Dua puluh dari 30 siswa memper-

    oleh nilai 10/maksimal. Ini berarti terjadi

    perubahan luar biasa dari siklus 1 ke siklus 2.Berdasarkan hasil investigasi guru

    terhadap siswa setelah membahas soal tes

    diperoleh beberapa masukan berikut. Model

    pembelajaran seperti ini enak, bagus, dan perlu

    diulang lagi pada pokok pelajaran berikutnya.

    Banyak siswa dapat atau terpaksa harus ikut

    aktif dalam bergagasan. Tetapi bagus dan

    bermanfaat. Perlu dikembangkan terus.

    Dari kajian dan refleksi di atas, maka dapat

    disimpulkan bahwa siklus pembelajaran kedua

    mengalami peningkatan signifikan dan berhasil.

    Kinerja guru dan perilaku belajar siswa berubah

    ke arah yang lebih baik dan bermakna. Untuk

    itu siklusnya berhenti di sini.

    Pembahasan Hasil Penelitian

    Berikut ini, penulis hendak menghubungkan

    rumusan masalah, tujuan penelitian, temuan

    fakta dan data penelitian (tes maupun observasi),

    dan kajian teori untuk menyimpulkan sebuah

    konsep. Rumusan masalah penelitian ini

    adalah: Mampukah penerapan metode inves-

    tigasi kelompok meningkatkan partisipasi dan

    prestasi belajar drama bagi siswa di kelas 9A

    SMPK PENABUR Cirebon?Rumusan masalah

    ini dijabarkan ke dalam empattujuan penelitian

    berikut. Pertama, mening-katkan partisipasisiswa dalam belajar drama. Kedua, mening-

    katkan prestasi hasil belajar siswa. Ketiga,

    mendeteksi seberapa jauh efektivitas peran dan

    dampak metode belajar Group Investigationdalam

    menolong kesulitan belajar siswa. Keempat,

    membangun mutu proses belajar yang berdam-

    pak pada peningkatan mutu siswa, mutu guru,

    mutu sekolah/lembaga, dan mutu pendidikan.

    Tabel 10a: Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa pada Siklus 2

    NoAspek Penilaian dalam

    Observasi

    Rentang SkorKeterangan

    Amat Baik Baik Sedang Kurang

    1 Perhatian Siswa v

    2 Minat dan Semangat Belajar v

    3 Minat Bertanya v

    4 Semangat Mencatat MateriPelajaran

    v

    5 Keterlibatan dalam Pelajaran v

    6 Konsentrasi Belajar v

    7 Partisipasi Siswa dalamPembelajaran

    v

    8 Hasil Prestasi Studi Siswa v

    Jumlah = 8 item/aspek 3 4 1

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    27/127

    20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    berarti bahwa ada hubungan linear-logis antara

    pilihan metode pada kajian teori/pustaka

    dengan rumusan masalah penelitian ini. Kedua,

    dengan pilihan dan terapan metode

    pembelajaran yang pas, partisipasi studi siswa

    membaik. Partisipasi pada siklus 1 yang kurang

    diminati nol, sedangkan partisipasi pada siklus2 berupa 11 siswa penanggap dengan 17

    produksi tanggapan. Ini membuktikan

    tercapainya tujuan-kesatu penelitian ini dan

    tampak jelas pada Gambar 2.

    Ketiga,perolehan nilai siswa sebagai wujud

    meterai kompetensi belajar siswa mengalami

    perubahan variatif dan signifikan. Ini menunjuk-

    kan, bahwa pilihan metode pembelajaran dapat

    mendongkrak minat belajar dan prestasi siswa,

    serta mendukung pewujudan tujuan-kedua

    penelitian ini. Kondisi ini dapat dicermati padaGambar 3 yang menunjukkan KKM meningkat

    dari 70% menjadi 93.3%, melebihi KKM standar

    sebesar 85%.

    Pada siklus 1, siswa ber-KKM sebanyak 21

    orang, tidak KKM sebanyak 9 orang. Pada siklus

    2, siswa ber-KKM sebanyak 28 orang, tidak KKM

    sebanyak 2 orang. Jumlah siswa tidak KKM

    menurun, dan meningkatkan jumlah siswa ber-

    KKM. Jumlah siswa yang mengalami pening-

    katan poin nilai 27 orang, yang stagnan/jenuh

    3 orang. Dua orang stagnan karena perolehan

    nilai pada siklus 1-2 sudah maksimal; yaitu 100.Satu orang stagnan karena sakit dan tidak ikut

    proses belajar dan postes (Tabel 12).

    Hasil postes mereka juga menunjukkan

    perkembangan dan peningkatan signifikan. Ini

    membuktikan, bahwa pemberlakuan metode

    baru pada siklus 2 tepat dan produktif. Kalau

    diperbandingkan peraihan nilai dan jumlah

    kedua siklus, maka terlihat seperti Tabel 13.

    Dari data tabel itu dapat dikatakan, bahwa

    rentang variasi perolehan nilai pada siklus 1

    lebih banyak daripada pada siklus 2.

    Perbandingannya adalah 8:5. Rentang

    panjangnya menunjukkan toleransi terhadap

    perolehan nilai di bawah KKM tinggi,

    sedangkan rentang pendeknya menun-jukkan

    perolehan nilai di atas KKM tinggi pula.

    Perubahan rentang variasi nilai dari siklus 1 ke

    siklus 2 menunjukkan terjadinya perbaikan

    kualitas pemahaman dan pembelajaran siswa.

    Pemeroleh nilai ideal semakin banyak, sedang-

    Sesuai kajian pustaka, metode investigasi

    kelompok diplih karena metode ini mampu

    membangun sikap tanggung jawab dan kerjasa-

    ma dalam kelompok, serta membina sikap saling

    menghargai pendapat anggota kelompok, dan

    pada ujungnya membiasakan untuk berani

    mengemukakan pendapat. Kecuali itu, model ini

    juga memberikan kesempatan siswa untuk

    banyak berpartisipasi, berinteraksi dalam

    membangun gagasan. Semakin partisipasi

    belajar siswa tinggi, penguasaan konsep danmateri pembelajaran semakin dalam dan luas

    pula. Kondisi ini berdampak positif dan

    produktif pada peningkatan prestasi siswa

    sebagaimana terlihat pada Tabel 11.

    Data Tabel 11 menunjukkan, pertama,

    pilihan metode pembelajaran memberikan aneka

    dampak pada kehidupan, nurani, perasaan,

    sikap, partisipasi, dan prestasi belajar siswa. Ini

    0

    11

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    Siklus 1 Siklus 2

    Gambar 2: Partisipan Belajardan Penanya

    70

    93.3

    0

    10

    20

    30

    40

    5060

    70

    80

    90

    100

    KKM RPPCeramah

    Bervariasi

    KKM InvestigasiKelompok

    Gambar 3: Perbandingan Hasil KKMSiklus/RPP1dan Siklus/RPP2 dalam %

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    28/127

    21Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 11 : Relasi dan Dampak Multiaspek dalam Dua SiKlus

    No Relasi Multiaspek Siklus 1 Siklus 2 Kondisi Perubahan Kesimpulan

    1 Terapan metode CeramahBervariasi

    InvestigasiKelompok

    100 % berubah Perlu berubah &bermanfaat

    2 Partisipasi Studi 0 penanggap 11 penang-gap/17tanggapan

    37 % Partisipasi studisignifikan

    3 Nilai/prestasi:a.100/sempurnab.nilai meningkatc.nilai tetap

    a.2 (6,7%)b.21c.3

    a.20 (67%)b.27c.3

    a.+ 18 siswa/900%b.+ 6 (28,6%)c.0 %

    a. naik signifikanb. naik signifikanc.2 jenuh/1 sakit

    4 Pencapaian KKMa. Sesuai KKMb. Di atas KKMc. KKM ( 85 )d. Tidak sesuai KKM

    e. % KKM kelas (85%)

    a.7b.14c.21d. 9

    e. 70%

    a.0b.28c. 28d. 2

    e. 93,3%

    a.7 siswa nilai naikb.naik 100%c.+ 7 siswa/33,3%d.- 7 siswa/77,8%

    e. naik 23,3%

    a.naik signifikanb. naik signifikanc. naik signifikand. naik signifikan

    e. di atas KKM5 Kenyamanan studi

    a. Kurang nyamanb. Nyaman, momen unjuk diri

    a.28 siswab.2 siswa

    a.29 siswab.27 siswa

    a.beda drastisb.beda drastis

    a.. Guru perlu refleksib.Guru perlu refleksi

    6 Alur komunikasi Harus kon-sern satuarah

    Multiarah Demokratis, bebas,moderat

    Siswamenyenanginya.

    7 Tekanan Belajar Tinggi (16siswa) ber-kata begitu

    Fleksibel (25siswa) mera-sa begitu

    Demokratis, seriustapi santai

    Siswa kelas inikurang tahantekanan

    8 Kebebasan Belajar Rendah/ke-na komandoguru (29siswa)berkata itu

    Tinggi/gurukelilingkontrol dis-kusi kelom-pok; siswapunya pagarkelompok

    Harkat diri siswadiperhatikan

    Siswa kelas inipunya gengsitertentu

    9 Kinerja Guru-Murid Guru ditun-tut banyak,murid pasif.Guru capek,murid enak.

    Guru menja-di konduktororchesta PBM.

    Guru takterlalucapek, muridaktif kerja

    Porsi dan persen-tase kinerja-hakdisesuaikan lebihefektif danberdaya guna

    tinggi

    Perlu berubah &bermanfaat seca rakontiniu, fle ksibel,berdam pak positif

    10 Kajian Observer Guru-Siswa pada Peneliti

    5 Amat baik18 Baik1 Sedang

    10 Amat baik14 Baik0 Sedang

    meningkatbaik

    Kinerja Guru/Peneliti tambah baik

    11 Kajian Observer Gu-ru-Siswa pada Perila-ku Belajar Siswa

    1 Amat Baik16 Baik5 Sedang2 Kurang

    10 Amat baik13 Baik1 Sedang0 Kurang

    MeningkatBaik

    Perilaku belajarsiswa berubahmembaik dansignifikan

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    29/127

    22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    kan pemeroleh nilai di

    bawah KKM semakin kecil.

    Ini membuktikan bahwa

    penerapan strategi belajar

    dengan metode investigasi

    kelompok untuk belajar

    menulis naskah dramamemang tepat, sehingga

    pembelajaran dapat berhasil.

    Dari data hasil peng-

    amatan guru, guru sejawat,

    maupun siswa, juga dari

    hasil postes tersebut, dapat

    dikatakan bahwa penerapan

    metode investigasi kelompok

    dalam pembelajaran drama

    dan menulis naskah drama

    berdampak sangat positif

    dan berhasil, sehingga sikluspembelajaran perlu dan

    dapat dihentikan di sini. Keempat,dari hasil jajag

    ide setelah selesai PBM, guru

    memperoleh beberapa masu-

    kan dan komentar siswa

    yang mendorong guru untuk

    bertindak mobiledan fleksibel

    dalam memandu belajar

    siswa dan dalam mengelola

    kelas, serta dalam mengelola

    kejiwaan/psikis siswa. Gaya

    dan sikap hidup remaja

    sekarang perlu dicermati,

    diempati, jangan dilawan

    atau dikerasi. Kita mesti

    belajar pada filosofi Ki Hajar

    Dewantara ini. Ing ngarso

    sung tulodho, ing madyo

    mangun karso, lan tut wuri

    handayani, pungkasane aweh

    hasil kang mentes lan maedahi.

    Maknanya adalah, (sebagaiorangtua dan dewasa) di

    depan kita menjadi teladan

    hebat, di antara mereka kita

    membangun semangat

    hidup-belajar dan motivasi,

    dan di belakang mereka, kita

    tetap berwibawa mengenda-

    likan dan mengarahkan

    Tabel 12 : D ata Perolehan Nilai Postes Siklus 1 d an 2,Serta Perkembangannya

    NoNamaSiswa

    Nilai Siklus 1Metode

    CeramahBervariasi

    Nilai Siklus 2Metode

    CeramahBervariasi

    Perkembangan/perubahan

    dampakpenerapan

    metode baru

    1 Sisw a 1 95 100 5

    2 Siswa 2 95 100 5

    3 Siswa 3 80 100 20

    4 Siswa 4 90 100 10

    5 Siswa 5 85 100 15

    6 Siswa 6 100 100 0/tetap

    7 Siswa 7 75 80 5

    8 Siswa 8 85 100 15

    9 Siswa 9 90 100 10

    10 Siswa 10 80 95 15

    11 Siswa 11 90 100 10

    12 Siswa 12 90 100 10

    13 Siswa 13 90 100 10

    14 Siswa 14 90 100 10

    15 Siswa 15 90 100 10

    16 Siswa 16 85 100 15

    17 Siswa 17 80 95 15

    18 Siswa 18 85 100 15

    19 Siswa 19 80 90 10

    20 Siswa 20 80 100 20

    21 S iswa 21 85 90 5

    22 Siswa 22 0 0 0/tetap

    23 Siswa 23 85 95 10

    24 Siswa 24 100 100 0/tetap

    25 Siswa 25 80 95 5

    26 Siswa 26 90 95 5

    27 Siswa 27 70 90 20

    28 Siswa 28 90 100 10

    29 Siswa 29 90 100 10

    30 Siswa 30 85 100 15

    Ju m la htuntas/tak

    tuntas

    21/9 orang70%/30%

    28/2 siswa93,3%/6,7%

    27/3 orang90%/10%

  • 7/24/2019 Jurnal No24 Thn14 Juni2015

    30/127

    23Jurnal Pendidikan Penabur - No.24/Tahun ke-14/Juni 2015

    Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar

    Tabel 13: Perkembangan Peraihan Nilai Antarsiklus

    NoNilai

    Raihan

    Siklus 1Metode

    CeramahBervariasi

    Siklus 2Metode

    InvestigasiKelompok

    Keterangan/ apresiasi

    1 100 2 20 meningkat/tambah 18 orang

    2 95 2 5 meningkat/tambah 3 orang

    3 90 10 3 berkurang 7 orang, naik skor

    4 85 7 0 berkurang 7 orang naik skor

    5 80 6 1 berkurang 5 orang, naik skor