kaitan tipologi pantai dengan keberadaan pasir …

10
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012 59 KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR BESI DI PANTAI MUKOMUKO, BENGKULU THE REALTIONSHIP OF COASTAL TYPOLOGY WITH THE PRESENCE OF IRON SAND IN MUKOMOKO BEACH, BENGKULU Udaya Kamiludin, Yudi Darlan dan Deni Setiady Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174 Diterima : 21-10-2011 Disetujui : 05-04-2012 ABSTRAK Pasir besi merupakan salah satu potensi di sebagian kawasan pantai Indonesia yang erat kaitannya dengan keberadaan kondisi geologi batuan bersusunan andesitik-basaltik, oleh sebab itu salah satunya dipilih pantai Mukomuko sebagai objek penyelidikan. Pasir besi ini terakumulasi sebagai endapan alokhton dari hasil pelapukan dan erosi tanah yang diangkut oleh sungai dan diendapkan di pantai. Proses marin berupa abrasi dan akrasi terbentuk di sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Metode penyelidikan meliputi deskripsi kualitatif karakteristik pantai, penentuan posisi, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis, dan pemisahan mineral bersifat magnetik dengan menggunakan magnet tangan disertai foto mikrograf. Tipologi pantai Mukomuko terdiri dari gisik berpasir (Sand beach) yang sebagian di atasnya ada bangunan dinding laut, dan gisik berkerikil (Gravel beach). Endapan pasir besi umumnya menempati gisik berpasir, baik pada muka pantai maupun pada tanggul gisiknya yang sebagian membentuk pematang pantai. Distribusi persentase magnetit (% Fe) sejajar pantai memiliki pola besaran relatif sama dengan kadar frekuensi yang berkisar antara 0 % - 10 %, anomali dijumpai secara setempat pada tanggul gisik dengan kisaran antara 30,07 % - 45,73 %. Berdasarkan klasifikasi cebakan plaser, genesa pasir besi terkonsentrasi oleh media cair yang bergerak sebagai jenis plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan pasir besi diduga berasal dari Formasi Hulusimpang yang dikorelasikan sebagai Andesit Tua, Batuan Gunungapi Kuarter dan lapisan konglomerat aneka bahan Formasi Bintunan yang bersusunan andesitik-basaltik. Kata Kunci : Karakteristik pantai, magnetit, plaser pantai, sumber batuan, pantai Mukomuko Bengkulu. ABSTRACT Iron sand is one of the mineral potential in some coastal areas of Indonesia, which is related to the presence of andesitic-basaltic rocks, therefore Mukomuko coast is then selected as the object of investigation. The iron sand is accumulated as the alochton deposit as the product of the weathering and soil erosion transported by the river and it is accumulated on the beach. The abrasion and accretion processes are formed along the shoreline by waves and currents parallel to the coast. The methods of investigation include coastal characteristics mapping, positioning, sediment sampling, megascopic analysis, and magnetic separation of minerals by using a hand magnet with micrograph photo. The coastal characteristics of Mukomuko consist of gravel beach, and sand beach that some sea walls built on. Iron sand deposits generally occupy a sand beach, either on the beach face or on the berm which partially form the beach ridge. The distribution of magnetite parallel to the coast has the same relative magnitude patterns with the frequency content ranging from 0 % - 10 %, anomaly is found locally on the berm with the frequency content ranging between 30.07 % - 45, 73 %. Based on the classification of placer deposits, iron sand is concentrated in the formation of moving liquid media as placer beach types affected fluvial. The presence of iron sand supposed to be derived from the Hulusimpang Formation is correlated as Old Andesite, Quaternary Volcanic Rocks and conglomerate layers of different materials of andesitic-basaltic composition from Bintunan Formation. Keywords: Coastal Characteristics, magnetite, beach placer, source rocks; shore of Mukomuko, Bengkulu.

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

59

KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR BESI DI PANTAI MUKOMUKO, BENGKULU

THE REALTIONSHIP OF COASTAL TYPOLOGY WITH THE PRESENCE OF IRON SAND IN MUKOMOKO BEACH, BENGKULU

Udaya Kamiludin, Yudi Darlan dan Deni Setiady

Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174

Diterima : 21-10-2011 Disetujui : 05-04-2012

ABSTRAK

Pasir besi merupakan salah satu potensi di sebagian kawasan pantai Indonesia yang erat kaitannya dengankeberadaan kondisi geologi batuan bersusunan andesitik-basaltik, oleh sebab itu salah satunya dipilih pantaiMukomuko sebagai objek penyelidikan. Pasir besi ini terakumulasi sebagai endapan alokhton dari hasil pelapukandan erosi tanah yang diangkut oleh sungai dan diendapkan di pantai. Proses marin berupa abrasi dan akrasiterbentuk di sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Metode penyelidikanmeliputi deskripsi kualitatif karakteristik pantai, penentuan posisi, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis,dan pemisahan mineral bersifat magnetik dengan menggunakan magnet tangan disertai foto mikrograf. Tipologipantai Mukomuko terdiri dari gisik berpasir (Sand beach) yang sebagian di atasnya ada bangunan dinding laut, dangisik berkerikil (Gravel beach). Endapan pasir besi umumnya menempati gisik berpasir, baik pada muka pantaimaupun pada tanggul gisiknya yang sebagian membentuk pematang pantai. Distribusi persentase magnetit (% Fe)sejajar pantai memiliki pola besaran relatif sama dengan kadar frekuensi yang berkisar antara 0 % - 10 %, anomalidijumpai secara setempat pada tanggul gisik dengan kisaran antara 30,07 % - 45,73 %. Berdasarkan klasifikasicebakan plaser, genesa pasir besi terkonsentrasi oleh media cair yang bergerak sebagai jenis plaser pantai yangdipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan pasir besi diduga berasal dari Formasi Hulusimpang yang dikorelasikansebagai Andesit Tua, Batuan Gunungapi Kuarter dan lapisan konglomerat aneka bahan Formasi Bintunan yangbersusunan andesitik-basaltik.

Kata Kunci : Karakteristik pantai, magnetit, plaser pantai, sumber batuan, pantai Mukomuko Bengkulu.

ABSTRACT

Iron sand is one of the mineral potential in some coastal areas of Indonesia, which is related to the presence ofandesitic-basaltic rocks, therefore Mukomuko coast is then selected as the object of investigation. The iron sand isaccumulated as the alochton deposit as the product of the weathering and soil erosion transported by the river and it isaccumulated on the beach. The abrasion and accretion processes are formed along the shoreline by waves and currentsparallel to the coast. The methods of investigation include coastal characteristics mapping, positioning, sedimentsampling, megascopic analysis, and magnetic separation of minerals by using a hand magnet with micrograph photo.The coastal characteristics of Mukomuko consist of gravel beach, and sand beach that some sea walls built on. Iron sanddeposits generally occupy a sand beach, either on the beach face or on the berm which partially form the beach ridge. Thedistribution of magnetite parallel to the coast has the same relative magnitude patterns with the frequency contentranging from 0 % - 10 %, anomaly is found locally on the berm with the frequency content ranging between 30.07 % -45, 73 %. Based on the classification of placer deposits, iron sand is concentrated in the formation of moving liquidmedia as placer beach types affected fluvial. The presence of iron sand supposed to be derived from the HulusimpangFormation is correlated as Old Andesite, Quaternary Volcanic Rocks and conglomerate layers of different materials ofandesitic-basaltic composition from Bintunan Formation.

Keywords: Coastal Characteristics, magnetite, beach placer, source rocks; shore of Mukomuko, Bengkulu.

Page 2: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

60

PENDAHULUANMukomuko merupakan pantai barat Sumatera

yang menghadap ke Samudera Hindia, secaraadministratif merupakan bagian dari wilayahProvinsi Bengkulu, secara geografi terletak padakoordinat 2º 22’ 00” 2º 41' 00” LS dan 100º 55'00” 101º 14' 00” BT (Gambar 1).

Bijih besi merupakan salah satu potensi diIndonesia, seperti di Sumatera Barat, Riau,Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung,Nangroe Aceh Darusalam, Lampung, Banten,Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua(Direktorat Sumber Daya Mineral, 1983 dalamDirektorat Jenderal Mineral, Batubara dan PanasBumi, 2007). Oleh sebab itu, salah satunya dipilihdaerah pantai Mukomuko, Bengkulu sebagai objekpenyelidikan.

Dari tatanan Stratigrafi Urutan Pra Tersier,Tersier, Kuarter, dan Batuan Terobosanberdasarkan peta Geologi Lembar Sungaipenuhdan Ketaun, Sumatera (Kusnama, drr., 2010),menunjukkan bahwa daerah penyelidikanmerupakan bagian dari Cekungan Bengkulu.

Cekungan Bengkulu yang sebagian besar ditutupioleh Formasi Bintunan (Qas) terdiri darikonglomerat aneka bahan, batupasir berbatuapung,batulanau, batulempung dengan sisa tanaman,sisipan lignit dan batugamping, kemudianEndapan Rawa (Qas) berupa lempungmengandung sisa tanaman-pasir dan Aluvium (Qa)lepas berukuran lempung-bongkah (Gambar 2).

Beberapa struktur utama perlipatan,pensesaran dan pengkekaran terkait dengankemunculan beberapa formasi batuan di sebelahtimur daerah penyelidikan lembar tersebut di atas,terutama Formasi Hulusimpang yang dapatdikorelasikan dengan Andesit Tua, terdiri dari lava,breksi gunungapi dan tuf terubah, bersusunanandesit-basal; dan Formasi Bandan yang terdiridari tuf padu, breksi gunungapi dan tufkonglomeratan. Kedua formasi ini mengandunganeka mineral ekonomis seperti emas, tembagadan besi. Selain itu PT. Alfa Bahan Bumi (2009)dari percontoh pasir pantai dalam volume samadengan berat berbeda hanya mengatakan bahwatimbangan terberat diasumsikan mempunyai kadar

pasir besi relatif sama dengan di laut.Berdasarkan indikasi kondisi geologi

tersebut di atas maka bahan galian beruparagam endapan mineral, khususnya pasirbesi diharapkan terakumulasi di pantaiMukomuko, Bengkulu sebagai endapanplaser.

Pasir besi atau disebut endapan plaser(Placer deposits) diartikan sebagai endapanmineral permukaan yang terkonsentrasisecara mekanik, yakni pemisahan beratjenis alami mineral berat dari mineralringan oleh media air atau udara yangmana dengan sifat atau tingkah lakumineralnya menjadi terhimpun dalamsuatu endapan (Jensen & Bateman, 1981).

Kemudian ditinjau dari segipengembangan dan pembangunan, daerahpantai masih memiliki keterbatasan databeraspek geologi, khususnya potensisumber daya mineral. Denganketerbatasan ini maka dilakukanpenyelidikan guna mengumpulkan danmenginventarisasi data dasar mengenaitipe pantai dan keberadaan pasir besinya.Tujuannya yaitu identifikasi danmemberikan informasi tentangkaraktersistik pantai keterkaitannyadengan keberadaan pasir besi sebagaibahan pertimbangan di dalam pengelolaandan pengembangan wilayah pantai.

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan

Page 3: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

61

Ketergantungan terhadap logam tersebut diatas dinyatakan oleh penggunaannya dalamkehidupan manusia; mulai dari keperluan rumah,pertanian, permesinan, alat transportasi, bahancampuran dalam industri semen, dan sebagaibahan baku untuk industri peleburan/baja sesuaidengan perkembangan teknologi pengolahan dankebutuhan pasar.

METODEMetode penyelidikan meliputi pemetaan

karakteristik pantai, penentuan posisi,pemercontohan sedimen, analisis megaskopis danpemisahan mineral menggunakan magnet tangan.

Identifikasi pantai dengan penekananpemetaan karakteristik pantai sepanjang ± 50 kmdipakai pendekatan metode langsung dan tidaklangsung. Metode tidak langsung dilakukandengan cara studi pustaka meliputi pemilihanmetode yang akan diterapkan, penelaahantopografi, citra satelit dan kondisi fisik geologi.Metode langsung dilakukan guna pencocokanunsur-unsur karaktersitik pantai yang telah dibuatberdasarkan interpretasi citra satelit yangditunjang peta topografi dan geologi. Metodelangsung dilakukan secara setempat denganorientasi lapangan melalui tepian laut atau pantaisecara deskripsi kualitatif terhadap aspek geologi

(resistensi batuan), relief, karakteristik garispantai dan proses dominan (Dolan, et al., 1975)dengan beberapa modifikasi pada legenda danskala peta. Proses dominan, seperti marin,fluviatil, pencucian massa (Mass washing),pertumbuhan koral (Coral life) dan pertumbuhanbakau (Mangrove life) atau campurannya.

Hal sama, pemercontohan sedimendilaksanakan sinergi dengan deskripsi kualitatifunsur-unsur karakteristik pantai, yaitu diambil disepanjang pantai. Pengeplotan data dipanduperangkat Global Positioning System (GPS) Plus IIIjenis Garmin dengan memasukan rencana lokasicontoh, maka akan terlihat posisi titik-titikkoordinat di layar monitor sesuai dengan yangdiinginkan. Dari rencana ini didapat 13 percontohyang mewakili (representative) yang diambil padamuka/paras pantai (Beach face) dan pada tanggulgisik (Berm) sedalam 20 cm.

Analisis megaskopis merupakan pemeriansifat fisik/tekstur sedimen/batuan (warna, bentuk,hubungan antar butir dan kandungan mineralnya)dengan alat bantu kaca pembesar (10x dan 20x),bertujuan untuk mendapatkan gambaran umumjenis contoh guna penentuan analisis berikutnya.Kemudian analisis laboratorium berupa pemisahanmineral bersifat magnetik, dalam hal ini preparasicontoh dipilih pada sedimen yang mengandung

Gambar 2. Peta geologi daerah Mukomuko (Sumber : Kusnama, drr., 2010)

Page 4: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

62

fraksi pasir (11 percontoh dari 13 lokasi) dengancara pengambilan dan penimbangan, meliputi: asalcontoh basah, hasil pengeringan dan homogenisasi(Sample splitter). Dari contoh homogenisasidiambil 100 gram, selanjutnya mineral bersifatmagnetik dipisahkan dari non magnetiknya denganpengulangan tiga kali menggunakan magnettangan disertai foto mikrograf.

HASIL PENYELIDIKAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PANTAIBerdasarkan deskripsi kualitatif terhadap

aspek geologi, relief, karakteristik garis pantaidan proses dominan (Dolan, et al., 1975) makatipologi pantai daerah penelitian dapat dibedakanke dalam gisik berpasir (Sand beach) dan gisikberkerikil/gravel beach (Gambar 3).

Gisik Berpasir (Sand Beach)Tipologi gisik berpasir disusun oleh Aluvium

Holosen sampai Formasi Bintunan Plio-Plistosenmempunyai daya tahan rendah sampai tinggi,menempati morfologi pedataran pantai berelieflemah sampai sedang dengan proses dominan

marin dan pertumbuhan bakau (Mangrove life)yang dipengaruhi oleh fluviatil.

Aluvium tersebut di atas merupakan asalendapan sungai, rawa dan pantai, berukuran antaralempung-berangkal. Formasi Bintunannyamerupakan endapan sungai yang diendapkan dilingkungan peralihan sampai air payau; terdiri darikonglomerat aneka bahan, batupasir berbatuapung,batulanau, batulempung dengan sisa tanaman,sisipan lignit dan batugamping (Kusnama., drr,2010).

Gisik berpasir berkembang hampir di seluruhpantai daerah penyelidikan mulai dari pantai DesaUPT Silaut V - Desa Pangkalan Perahu hinggapantai Desa Air Dikit.

Pada saat kedududukan surut laut (Low sealevel), tipe pantai ini dicirikan oleh garis pantaiyang berpasir dengan lebar muka pantai (Beachface) antara 8 m - 25 m. Sebaliknya, saat pasanglaut (High sea level) menjadi pantai berbakau(Mangrove life). Bakaunya sebagian besar berupacemara dan campurannya, berumur muda-dewasadengan densitas rendah - tinggi. Ke arah darat, disepanjang tepian kiri-kanan sungai berkembangpohon nipah. Tepian ini dapat dikatakan sebagaiperalihan atau dengan kata lain tumbuh kembang

Gambar 3. Peta karakteristik pantai Mukomuko (Peta dasar dari Bakosurtanal, 2003)

Page 5: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

63

pohon nipah dalam lingkungan payau akibatperubahan salinitas pengaruh campuran air sungaidan air laut.

Pantainya sebagian bertanggul gisik (Berm)yang bentuknya menyerupai pematang pantai(Beach ridge) dengan ketinggian rendah (Foto 1).Pematang pantai ini merupakan bentukan prosesmarin berupa penumpukan bahan gisik olehgelombang laut. Lebar muka pantai (Beach face)berbanding terbalik dengan kemiringan atau dapatdikatakan semakin lebar muka gisiknya makakemiringannya akan berkurang; untuk daerahpenyelidikan, lebar muka gisiknya secarakumulatif relatif semakin melebar ke arah utara.Penampang pantai bergantung atas tinggi, lebardan juga sudut muka gisik, bentukannya berkaitanerat, terutama kepada tinggi gelombang yangmembangunnya.

Material gisiknya berwarna coklat, abu-abusampai kehitaman, berukuran halus-kasar,sebagian kerikilan, bentuk butir membundarsampai membundar tanggung, sortasi baik denganpenyusun utama kuarsa dan sebagian mineralmafik yang mengandung bioklas, organik sisatumbuhan dan fragmen batuan.

Resistensi lemah aluvium; serta lapisanbatulanau dan batulempung dalam FormasiBintunan selalu identik dengan garis pantaimundur, seperti dicirikan oleh tercabutnya akar-akar pohon bakau yang masih muda. Walaupundemikian, di daerah penyelidikan relatif stabil olehkarena selain proses kesetimbangan pantai terjaga,

terlihat masih tegaknya bakau dewasa; sertalapisan konglomerat aneka bahan dalam FormasiBintunan yang berdaya tahan tinggi. Secarakumulatif proses akrasi tetap lebih aktifdibandingkan dengan abrasi. Hal ini terlihat daridijumpainya sebagian pertumbuhan vegetasi mudaberupa hamparan cemara ke arah laut (Foto 2).Akrasi terlihat di muara-muara sungai, sepertisedimentasi di muara Sungai Jenih, SungaiSelagan, Sungai Silaut dan Sungai Dikit. Hal lainterdapat campur tangan manusia (Antropogenik)yaitu lahan perkebunan sawit yang relatif masihmemperhatikan garis sepadan pantai. Dampaklingkungan tidak terasa sekarang tapi di masaakan datang, pantai stabil akan sangat rentan ataumenjadi tidak seimbang bila faktor-faktor asaldarat dan asal laut yang berinteraksi mengalamiperubahan.

Pada gisik berpasir ini, dibelakang mukapantainya secara setempat dijumpai adanyabangunan pantai berupa dinding laut (Sea wall) daritumpukan bongkah batuan beku, semen corberbentuk silinder dan tetrapod. Dinding lautdibangun di tengah-tengah antara pantai TanahRekah dan pantai Air Dikit sepanjang ± 3500 m.Pembangunan dikerjakan bertahap, dimulai setelahterjadi gempa bumi Tahun 2007 yang merusakkaninfra struktur jalan raya sampai akhir Tahun 2011.

Pemasangan dinding laut dilakukan denganjalan menempatkan, antara lain: bongkah (Boulder)batuan beku berdiameter antara 25 - 60 cm, semencor berbentuk silinder berdiameter 120 cm dengan

Foto 1. Tampak Gisik berpasir dengan latar belakangtanggul gisik yang membentuk pematangpantai (Lokasi: Barat Pantai PangkalanPerahu)

Foto 2. Pertumbuhan hamparan cemara ke arah laut(Lokasi: Pantai Rawa Bangun)

Page 6: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

64

tinggi 50 cm; dan tetrapod berdiameter 100 cmdengan lebar dan tinggi sama, yaitu 80 cm. Ketigajenis komponen dinding laut ini posisinya diletakanbertumpuk sejajar sesuai ketinggian tanggul gisik/jalan rayanya, dan berfungsi sebagai pelindungbadan jalan Bengkulu-Mukomuko dari abrasi (Foto3 dan 4).

Pengamatan lapangan dengan menggunakanpeta kerja dari Bakosurtanal dan ditunjang olehCitra Satelit Image Google, terlihat adanya garispantai mundur (abrasi) tersebut di atas tidakmencolok. Abrasi diduga diakibatkan oleh karenalemahnya daya tahan batuan terhadap gelombanglaut.

Gisik Berkerikil (Gravel Beach)Gisik berkerikil disusun oleh konglomerat

aneka bahan, batupasir, batulanau, batulempungdan batugamping berasal dari Formasi Bintunan(Plio-Plistosen) yang berdaya tahan rendahsampai tinggi, menempati morfologi pedataranpantai berelief lemah dengan proses dominanmarin berupa pencucian massa (Mass washing).

Pantai berkerikil disusun oleh fragmen batuananeka bahan dan hanya berkembang di pantaiTanah Rekah sepanjang ± 4500 m (Foto 5). Halserupa dengan pantai berpasir, yaitu pada pantaiberkerikil ini di belakangan tanggul gisiknyaberkembang vegetasi cemara.

Tipologi pantai ini dicirikan oleh garis pantaiberkerikil/gravel/2-4096 mm (Tabel 1). Secaramegaskopik fragmen kerikilnya mempunyai sifatfisik, antara lain: berwarna abu-abu, hitam, coklat

sampai kemerahan teroksidasi; berukuran kerakal/pebble (4-64 mm) sampai berangkal/cobble (64-256mm), membundar sampai membundar tanggung,pemilahan sangat buruk; dibentuk oleh fragmenutama volkanoklastik yang umumnya andesit,sebagian basal dan urat kuarsa; serta sebagianfragmen batuan sedimen berupa batupasir,batulempung dan batugamping. Terlihat struktursedimen imbricate dengan arah dominasi sumbufragmen batuan baratlaut - tenggara atau dengankata lain dipengaruhi oleh adanya arus sejajarpantai.

Foto 3. Dinding laut dari tumpukan bongkah batuanbeku (Lokasi: Utara Pantai Air Dikit)

Foto 4. Dinding laut dari semen cor berbentuksilinder dan tetrapod, tampak didepannyabongkah batuan beku (Lokasi: Utara PantaiAir Dikit)

Foto 5. Pantai berkerikil, tampak di belakangtanggul gisik berkembang pohon cemara(Lokasi: Pantai Tanah Rekah)

Page 7: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

65

Fragmen batuan tersebut di atasdiinterpretasikan merupakan bentukan prosesmarin berupa penumpukan hasil terlepasnyakomponen singkapan konglomerat FormasiBintunan dasar pantai dari masa dasarnya olehabrasi gelombang. Diduga pada waktu surutterendah akan terlihat berbatuan, yakni berupahamparan singkapan konglomerat yang sebagianditutupi oleh karang mati. Paras pantainya (Beachface) mempunyai lebar antara 7 sampai 15 mdengan kemiringan 15o - 25o.

KETERDAPATAN PASIR BESIDari penyelidikan lapangan didapat sedimen

pantai sebanyak 13 percontoh (Gambar 3). Secaramegaskopis semua percontoh, baik itu yangdiambil pada gisik pasir/Sand beach maupuntanggul gisik/Berm umumnya dicirikan oleh pasir,dan pada gisik berkerikil (Gravel beach) dicirikanoleh gravel (2-4096 mm). Pasirnya coklatkeputihan - kehitaman, berukuran halus - kasar,sebagian kerikilan/granule (2-4 mm), bentuk butirmembundar - membudar tanggung, sortasi baik,mengandung kuarsa, mineral mafik, pecahancangkang, sisa tanaman dan fragmen batuan.Gravelnya berwarna abu-abu - hitam - coklathingga kemerahan teroksidasi, berukuran kerakal/Pebble (4-64 mm) - berangkal/Cobble (64-256 mm),membundar sampai membundar tanggung,pemilahan sangat buruk; fragmen utamavolkanoklastik terdiri dari andesit, sebagian basaldan urat kuarsa; serta sebagian fragmen batuan

sedimen berupa batupasir, batulempung danbatugamping.

Dari 13 percontohan sedimen hanya 11 lokasiyang dilakukan analisis pemisahan denganmenggunakan magnet tangan dan sisanya yang 2percontoh sebagai fragmen batuan (kerakal -berangkal) pada gisik berkerikil (Gravel beach).Hasil analisis dengan pengulangan 3 kali didapatpersentase kadar besi (% Fe) atau disebut sebagaimagnetit berkisar antara 2,11 % - 45,73% ataurata-rata 13,39 % (Tabel 2).

Sebaran magnetit sejajar pantai dalam setiappercontoh terlihat mencolok dan fluktuatif denganpersentase kandungan terendah sebesar 2,11 %ditemukan pada percontoh MMP-11 dan tertinggi45,73 % pada MMP-04. Namun demikian, secaraumum memiliki pola besaran relatif sama yaitudistribusi frekuensinya jatuh pada kisaran kadarantara 0 - 10 % (Gambar 4 dan Foto 6). Hal inimenunjukkan bahwa kandungan magnetit dalamsedimen pantai umumnya rendah, jika ada anomaliitupun tersebar secara setempat yaitu padatanggul gisik (Berm) seperti pada percontoh MMP04 sebesar 45,73 %, MMP 02 30,07%, dan MMP13 34,41% (Foto 7 - 9). Tebal pasir besi padatanggul gisik ini bervariasi dari bentuk laminasitipis hingga mencapai ±25 cm. Ketebalannyatidak merata, menipis dan terkadang menghilang

Tabel 1. Skala ukuran Butir (Folk, 1980) Tabel 2. Kadar pasir besi (% Fe) dari 11 percontohsedimen asal berbagai lokasi

Page 8: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

66

seperti lensa-lensa yang menyerupaibentuk mangkuk/kantong.

Photomicrograph menunjukkanbahwa sedimen pantai tersebut di atasdidominasi oleh kuarsa, sebagianmagnetit, sedikit biogenik berupa foramdan pecahan cangkang, dan lignit (Foto 10dan 11). Berdasarkan perbandingan datasekunder hasil analisis kimia MajorElements di sebelah selatan daerahkajian, tepatnya pantai Air Hitam,Mukomuko Selatan memperlihatkanbesaran yang tidak jauh berbeda yaitukadar Fe2O3 rata-rata 3,64 %, dan SiO2mencapai 65,04 % (Saleh, drr., 1985).

Magnetit tersebut di atas termasukke dalam endapan alochton oleh karenaterbentuk sebagai formasi endapan darisumber-sumber batuan yangmengandung mineral/unsur besi (Fe)yang diduga berasal dari FormasiHulusimpang yang dikorelasikan sebagaiAndesit Tua, Batuan Gunungapi Kuarterdan lapisan konglomerat aneka bahanFormasi Bintunan yang berkomposisiandesitik-basaltik. Proses pelapukan danerosi memisahkan bahan-bahan lapuk danmenciptakan bahan baru yang tahanpelapukan untuk diangkut oleh media dankemudian terakumulasi pada cekungansedimen sebagai formasi pasir yangmengandung besi di lingkungan pantai.

Magnetit tergolong mineral opakyang mempunyai kestabilan menengah

Foto 6. Laminasi tipis pasir besi pada tanggul gisikdengan kadar magnetit rendah (Lokasi:MMP-12)

Foto 7. Tanggul gisik dengan kadar magnetitrelatif tinggi (Lokasi: MMP-04)

Gambar 4. Distribusi magnetit sejajar pantai

Tabel 3. Klasifikasi cebakan plaser berdasarkan genesanya (Evans,1980)

Page 9: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

67

(Folk, 1980). Berdasarkan klasifikasi cebakanplaser (Evans, 1980) maka pasir yangmengandung besi daerah penyelidikan genesanyaterkonsentrasi dalam media cair yang bergerak(air) jenis plaser pantai yang dipengaruhi olehplaser aluvial/sungai (Tabel 3). Jenis cebakan inisebagian besar merupakan cadangan berukurankecil dan terakumulasi dalam waktu singkat karenatererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendahdan mudah dikerjakan tanpa penghancuran olehkarena berbentuk partikel bebas. Lain halnyadengan mineral-mineral bijih besi secara komersilpada batuan yang harus mempunyai mineral

mengandung besi berkadar, antara lain: magnetit(Bijih hitam: FeO, Fe2O3) berkadar Fe 72,4 %,hematit (Bijih merah: Fe2O3) 70 % Fe, Limonit(Bijih coklat: Fe2O3, nH2O) 59 - 63 % Fe, danSiderit/clay iron stone: FeCO3 dengan 48,2 % Fe(Jensen & Bateman, 1981).

KESIMPULANKeterdapatan persentase magnetit (% Fe)

umumnya berkembang pada gisik berpasir (Sandbeach) yang bertanggul gisik (Berm) danditafsirkan berasal dari hasil pelapukan dan erosi

Foto 8. Tanggul gisik dengan kadar magnetitsedang (Lokasi: MMP-13)

Foto 10. Dominasi kuarsa dalam sedimen pantai(Lok. MMP-07).

Foto 9. Lapisan pasir besi menyerupai lensa-lensaberbentuk mangkuk/kantong pada tanggulgisik dengan kadar magnetit sedang (Lokasi:MMP-02)

Foto 11. Dominasi magnetit dalam sedimen pantai(Lok. MMP-04).

Page 10: KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

68

tanah yang diangkut oleh sungai dan diendapkan dipantai, juga berasal dari hasil proses marin berupaabrasi dan akrasi yang terbentuk di sepanjang garispantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajarpantai. Gelombang melemparkan partikel-partikelpembentuk cebakan ke pantai, dan air yangkembali membawa bahan-bahan ringan untukdipisahkan dari mineral berat. Bertambah besardan berat partikel akan diendapkan di pantai,kemudian terakumulasi sebagai batas yang jelasdan membentuk lapisan hitam yang mengandungbesi seperti terlihat pada muka pantai (Beach face)dan lapisan tanggul gisiknya. Sumber utamketerdapatan magnetit diduga berasal dari lapisankonglomerat aneka bahan Formasi Bintunan; sertaFormasi Hulusimpang yang dikorelasikan sebagaiAndesit Tua dan Batuan Gunungapi yang berada disebelah timur daerah penyelidikan. Ke duaFormasi dan batuan Volkanik Gunungapi Kuarterini bersusunan andesitik-basaltik dan tersingkapbaik di daratan Mukomuko dengan pola sebaran kearah selatan Bengkulu yang semakin meluas kearah kawasan pantai.

ACUANAnonim., 2007. Mineral, Batubara dan

Geothermal, Direktorat Jenderal Mineral,Batubara dan Panas Bumi.

Anonim., 2003. Peta Rupa Bumi LembarMukomuko, skala 1 : 50.000, BadanKoordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.

Anonim., 2009. Laporan Pendahuluan EkplorasiEndapan Bijih Pasir Besi Pantai DiMukomuko, Provinsi Bengkulu. LaporanIntern PT. Alfa Bahan Bumi. Tidakdipublikasikan.

Dolan, R., Hayden, B.O. and Vincent, M.K., 1975.Classificataion of Coastal Landform of theAmerica, Zeithschr Geomorphology, inEncyclopedia of Beach and CoastalEnvironments.

Evans, Anthony M.; 1980. An Introduction to OreGeology, Geoscience Texts Volume 2,Blackwell Scientific Publications, Oxford-London-Edinburgh-Boston-Palo Alto-Melbourne.

Folk, R.L., 1980. Petrology of Sedimentary Rocks.Hemphill Publishing Company, AustinTexas, 182 p.

Google Earth., 2011. Image TerraMetrics DataSIO, NOAA, US. Navy, NGA, GEBCO, Mapdata Tele Atlas.

Jensen, M.L and Bateman, A.M., 1981. EconomicMineral Deposits, Third Edition, John Wiley& Sons.

Kusnama, Pardede, R., dan Andi Mangga, S., 2010.Peta Geologi Lembar Sungaipenuh danKetaun, Sumatera skala 1 : 250.000, PusatSurvei Geologi.

Saleh, D., Margiana., Erwan, A., dan Wakijo, 1985.Inventarisasi Bahan Galian DaerahKecamatan Mukomuko Utara dan Selatanserta Pemetaan Geologi DaerahBungatanjung dan Sekitarnya, Bengkulu.Laporan Intern Proyek PengembanganPertambangan dan Energi Wilayah II,Laporan Survei Kantor WilayahDepartemen Pertambangan dan Energi.Tidak dipublikasikan.