kajian mengenai kesehatan keselamatan dalam bekerja di pt kintab bukit mulia.docx
TRANSCRIPT
ROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
KAJIAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA METODE TAMBANG TERBUKA DI PENAMBANGAN BATUBARA
PT. KINTAB BUKIT MULIA DI DESA SUNGAI CUKA KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT/PLEHARI
KALIMANTAN SELATAN
Oleh:
DESAN DESITNA ARUNG41202A0045
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena taufik
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal praktek kerja lapangan ini
sebagaimana adanya.
Praktek kerja lapangan ini merupakan syarat bagi kami untuk dapat
menyelesaikan Program Ttudi D3 Teknik Pertambangan di Universitas
Muhammadiyah Mataram. Untuk itu besar harapan penulis agar proposal ini
dapat diperhatikan dan dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Penulis menyadari bahwa karena terbatasnya pengetahuan penulis, maka
proposal ini hanya dapat disusun dalam bentuk dan isi yang sederhana dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
kearah kesempurnaan sangat penulis harapkan.
Penulis
Desan Desitna Arung
LEMBAR PENGESAHAN
Peserta Kerja Praktek di PT. Kintab Bukit Mulia
a) Nama : Desan Desitna Arung
b) NIM : 41202A0045
c) Program Studi : Teknik Pertambangan
d) Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Mataram
Mataram, 5 Maret 2015
Menyetujui,
Dekan
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Mataram
ISFANARI, ST., MTNIDN.083008670
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Mataram
DIAH RAHMAWATI, ST. MScNIDN.0805097701
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
KAJIAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA METODE TAMBANG TERBUKA DI PENAMBANGAN BATUBARA
PT. KINTAB BUKIT MULIA DI DESA SUNGAI CUKA KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT/PLEHARI
KALIMANTAN SELATAN
I. Pendahuluan
1. Latar belakang
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri
Pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi
dalam bidang industri pertambangan. Kemajuan tersebut telah
mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri
pertambangan yang semakin komplek dan telah mengundang perhatian
banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari
masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri
pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan
yang ketat antar industri pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai
isu masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat digunakan
sebagai alat dalam memasuki pasar dunia.
Keadaan tersebut diatas telah merubah pandangan masyarakat
khususnya masyarakat industri pertambangan terhadap pentingnya
penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara sungguh-
sungguh dalam industri pertambangan. Akan tetapi pada kenyataannya
memberikan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidaklah mudah
apabila ditinjau dari luasnya ruang lingkup yang harus ditangani dan
ragam persoalan yang ada serta dampak terkait yang dapat menimbulkan
kecelakaan akibat dari suatu kegiatan penambangan.
Sesuai dengan uraian singkat tersebut, penulis berusaha untuk
mengkaji manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan
di PT. Kintab Bukit Mulia, dalam hal ini penulis memilih lokasi
penambangan tambang batubara dengan pertimbangan lokasi
penambangan di permukaan mempunyai tingkat resiko yang cukup tinggi.
II. TUJUAN
Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan :
1. Umum
a. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna
lulusanya.
b. Meningkatkan kepedulian dari partisipasi dunia usaha dalam
memberikan kontribusinya pada sistem Pendidikan Nasional.
c. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan
memahami aplikasi ilmunya didunia industri pada umumnya serta
mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
d. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem kerja didunia
industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara
utuh.
e. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang
lebih berwawasan bagi mahasiswa.
2. Khusus
a. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan peningkatan resiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tambang Batubara di PT.
Kintab Bukit Mulia.
b. Menganalisa manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tambang Batubara di PT. Kintab Bukit Mulia.
c. Memberikan solusi untuk meningkatkan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pada Tambang Batubara di PT.
Kintab Bukit Mulia.
III. Rumusan masalah
Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam industri pertambangan
sebagai suatu konsep dan pekerjaan mempunyai tujuan akhir meniadakan
kecelakaan dan sekaligus menekan seminimal mungkin biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat dari adanya kecelakaan. Apapun program yang
dicanangkan akan bermuara pada tujuan tersebut. Kecelakaan,
bagaimanapun tingkat keparahannya akan tetap merugikan, tidak hanya
bagi yang mengalaminya, namun perusahaan akan menanggung
dampaknya. Kecelakaan, apalagi yang mengakibatkan cacat tetap atau
kematian pasti menyisakan penderitaan bagi sanak keluarganya.
Bagi industri pertambangan, kecelakaan kerja berarti kerugian
finansial, moral, dan citra. Terlebih lagi jika kecelakaan kerja tersebut
mempengaruhi nilai sahamnya. Karena begitu besar pengaruh kecelakaan
kerja terhadap citra perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan tambang
harus menyisihkan paling tidak 25 % dari keuntungan bersihnya untuk
dana resiko, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi asuransi,
kerugian yang tidak diasuransikan, dan usaha-usaha pencegahan.
Begitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu
kecelakaan kerja dan juga dampaknya terhadap citra perusahaan tambang,
sehingga usaha pencegahan merupakan prioritas utama. Studi dan
penelitian tentang sistem kecelakaan dan kesehatan kerja tambang
menjadi program yang wajib dilakukan. Dan hal yang tidak bisa ditawar
adalah dengan mengikutkan jajaran manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja pada perusahaan tambang tersebut.
IV. DASAR TEORI
1. Kerangka Dasar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan
bagian dari proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di
dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi
perusahaan tersebut. Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan betujuan
mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang
dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.
Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
suatu industri sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan
pada kenyataan dimana masih banyak terdapat perusahaan yang
berpandangan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
kegiatannya akan mengurangi perolehan keuntungan perusahaan.
Pandangan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada hakekatnya
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja justru akan melipatgandakan
keuntungan melalui pencegahan kecelakaan yang dapat menimbulkan
kerugian dan peningkatan produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan
kiranya apabila suatu industri yang memiliki resiko tinggi seperti industri
pertambangan berpandangan bahwa pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan tidak
semata-mata tanggung jawab suatu bagian atau pimpinan perusahaan. Hal
ini dimungkinkan mengingat adanya pernyataan manajemen yang
mengidentikkan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu segala perlakuan terhadap produk
tidak dapat dibedakan dengan perlakuan terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat disusun sebagai berikut :
a. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini ditentukan oleh konsep dasar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut industri tersebut.
b. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan
pelaporannya, pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta
sistem komunikasi dan informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
c. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan
peralatan, kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi, masyarakat dan
lingkungan kerja serta peraturan pemerintah dapat merupakan masukan
kegiatan manajemen dan fungsi manajemen.
Dengan melandaskan pada kerangka dasar manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah melakukan pencegahan
kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan merealisasikan setiap fungsi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang dibatasi oleh sumber atau
masukan yang dimiliki.
2. Konsep Sebab Kecelakaan
Sebab kecelakaan merupakan landasan dari manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena usaha Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diarahkan untuk mengendalikan sebab terjadinya
kecelakaan. Untuk dapat memahami dengan baik tentang konsep sebab
kecelakaan kerja maka manajemen dituntut memahami sumber penyebab
terjadinya kecelakaan.
Dalam kaitannya dengan manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, sebab kecelakaan dapat bersumber dari empat kelompok besar,
yaitu :
a. Faktor Lingkungan
Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik ditempat kerja yang
meliputi :
Keadaan lingkungan kerja
Kondisi proses produksi
Proses Produksi
b. Faktor Alat Kerja
Dimana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan
bangunan tempat kerja yang salah dirancang atau salah pada saat
pembuatan serta terjadinya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
salah rancang. Selain itu kecelakaan juga bisa disebabkan oleh bahan
baku produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan,
kesalahan dalam penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan.
c. Faktor Manusia
Faktor ini berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia didalam
melakukan pekerjaan, meliputi :
Kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kerjanya
maupun dalam bidang keselamatan kerja.
Kurang mampu secara fisik (karena cacat atau kondisi yang lemah)
atau secara mental.
Kurang motifasi kerja dan kurang kesadaran akan keselamatan
kerja.
Tidak memahami dan menaati prosedur kerja secara aman.
Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya sendiri yang
sebagian besar disebabkan tidak menaati prosedur kerja.
d. Kelemahan Sistem Manajemen
Faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan
pengetahuan dari pucuk pimpinan untuk menyadari peran pentingnya
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, meliputi :
Sikap manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja.
Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung
jawab dan pelimpahan wewenang bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara jelas.
Sistem dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak
tegas.
Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dapat diandalkan.
Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang
kuang baik.
Tidak adanya monitoring terhadap sistem produksi.
Kelemahan Sistem manajemen ini mempunyai peranan yang
sangat besar sbagai penyebab kecelakaan, karena sistem manajemenlah
yang mengatur ketiga unsur produksi (manusia, peralatan, dan tempat
kerja). Ketimpangan yang terjadi pada sistem manajemen akan
menimbulkan ketimpangan pada ketiga unsur sistem produksi yang
lain. Sehingga sering dikatakan bahwa kecelakaan merupakan
manifestasi dari adanya kesalahan manajemen dalam sistem
manajemen yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam proses
produksi.
3. Konsep Akibat Kecelakaan
Pengertian terjadinya kecelakaan sering dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan, untuk memahami dengan baik tentang kecelakaan maka
hal yang harus dipertimbangkan adalah konsepsi akibat yang ditimbulkan.
Didalam penerapannya, para manager harus bepandangan bahwa suatu
kejadian yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan tidak hanya terbatas
pada keadaan didalam lingkungan pengolahan saja,akan tetapi lingkungan
luar pengolahan juga harus dipertimbangkan. Karena pada dasarnya
kejadian di dalam berdampak negatif terhadap lingkungan luar.
Demikiian pula terhadap pengertian kecelakaan tersebut tidak harus selalu
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan atau kerugian yang dialami.
Maksud pengertian ini menekankan bahwa suatu kejadian baru dikatakan
kecelakaan apabila mengakibatkan cedera, korban jiwa, penyakit akibat
kerja atau kerugian-kerugian lainnya.
4. Prinsip Pencegahan Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada
konsep sebab akibat kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan
mengurangi akibat kecelakaan. Upaya ini dilandasi dengan kenyataan
bahwa suatu kecelakaan terjadi bila adanya bahaya tidak dapat terkendali
dan penanganan bahaya akan lebih mudah bila dilakukan sejak tahap awal.
Demikian pula terhadap akibat yang terjadi dapat ditekan seminimal
mungkin. Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan tersebut maka
fungsi dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang
peranan penting terhadap upaya pengenalian kecelakaan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan.
5. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di industri
Pertambangan
Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang
didasarkan pada prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan
hingga tuntas. Secanggih apapun program yang ditawarkan, jikalau
berhenti di tengah jalan dan tidak diikuti dengan tindak lanjut yang nyata
tentu tidak memiliki arti. Baik Internationa Loss Control Institute (ILCI)
maupun National Occupational Safety Association (NOSA) menyebutkan
bahwa sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Identifikasi Bahaya (Identification Hazzard)
Adalah tidak sama bahaya di lingkungan kerja satu dengan yang lain.
Untuk program yang umum dijumpai di industri pertambangan dalam
kaitannya dengan prinsip ini antara lain :
Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard Recognition and
awareness Program)
Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia ( Hazard
Communication and Chemical Inventory Program)
Program Pemantauan Higiena Perusahaan
Program Percontoh (Sampling Program)
STOP Program
Program Penilaian Resiko (Risk Assesment Program)
Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline Audit)
b. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set
Standart of Performance and Measurement)
Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat
standart, prosedur atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi
bahaya yang telah diketahui. Dalam penyusunan prosedur ini
sebaiknya melibatkan semua tingkatan managemen dan pelaksana di
lapangan.
Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja, Prosedur dengan
tolok ukur standart institusi international, pemerintah dan pabrik.
Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur Review)
Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja (Safety
Accountability Program)
Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety Meeting Program)
c. Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of
Accountability)
Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan
untuk masing-masing tingkatan manajemen. Program yang sering
dijumpai berkaitan dengan langkah ini adalah :
Program Standarisasi Penugasan (Assignment Standardization
Program )
Program Standarisasi Pertanggunggugatan (Accountability
Standardisation Program)
Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description Evaluation
Program)
Program KRA-KPI
d. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure
Performance against Standard)
Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai
terhadap standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat
dikenal dalam langkah ini adalah :
Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal &
External Safety Audit)
Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)
NOSA Five Starrs Grading Audit
Housekeeping Evaluation
e. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)
Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya
penyimpangan dari peraturan perundangan dan standar internasional
yang berlaku. Contoh program dalam langkah ini antara lain:
Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)
Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )
Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)
Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)
Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan
Audit Follow up
f. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct
Deviations and Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)
Program Koreksi Tuntas (Correction –Close The Loop Program)
Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager
Meeting)
Audit Tindak Lanjut Oleh Manajemen (Audit Follow Up By
Management)
V. METODE PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis
menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari
keduanya diperoleh pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan
pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi lteratur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka
yang menunjang yang diperoleh dari :
instansi terkait
perpustakaan dan brosur-brosur
peta, grafik, tabel-tabel dan spesifikasi alat
2. Penelitian langsung di lapangan
Dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan langsung terhadap topografi daerah dan data-
data penunjang lainnya.
3. Pengambilan data
Data yang diambil harus akurat dan relevan dengan permasalahan
yang ada. Cara pengambilan data dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan dan juga data-data yang diambil dari literatur
yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. Adapun data yang
akan diambil yang berkaitan dengan penelitian antara lain :
Permasalahan Dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Di PT. Kintab Bukit Mulia, Statistik Kecelakaan, Penyebab dan
Faktor-faktor Pendukung Terjadinya peningkatan Kekerapan
Kecelakaan Kerja, Kelemahan Dalam Pelaksanaan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Kintab Bukit Mulia, Sistem
Keselamatan Kerja dan Metode Analisa Keselamatan Kerja, Sosialisasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Seluruh
Departemen, Peningkatan Efektifitas Pengidentifikasian Bahaya.
4. Analisis data
Bertujuan untuk:
mengumpulkan dan mengelompokkan data agar lebih mudah
dianalisa.
mengetahui keakuratan data
mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek
pengamatan
5. Pengolahan data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau
rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
6. Analisis hasil pengolahan data
Dilakukan dengan tujuan untuk untuk memperoleh kesimpulan
sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih
lanjut pada bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan
dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil
akhir dari semua masalah yang dibahas.
VI. BENTUK KEGIATAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan di PT. Kintab
Bukit Mulia Yang dimulai sesuai dengan yang dijadwalkan oleh pihak
perusahaan. Dengan perincian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
No KegiatanWaktu (Minggu)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pengenalan Perusahaan dan Lapangan
2 Observasi Lapangan
3 Pengumpulan Data
4 Penyusunan Laporan
VII. PESERTA
Peserta Praktek Kerja Lapangan ini adalah mahasiswa Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Nama : Desan Desitna Arung
NIM : 41202A0045
VIII. PELAKSANAAN
Waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut :
Tempat : PT. Kintab Bukit Mulia Alamat : Kintab,
Kecamatan Kintab Kabupaten Tanah Laut/PLEHARI Kalimantan Selatan
Waktu : Menyesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
PT. Kintab Bukit Mulia.
IX. PENUTUP
Demikian Proposal ini penulis susun sebagai bahan pertimbangan
pihak General Manajer PT. Kintab Bukit Mulia dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan. Besar harapan kami akan bantuan segenap
Direksi dan karyawan PT. Kintab Bukit Mulia demi kelancaran serta
suksesnya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang akan kami
laksanakan.
Mataram, 5 Maret 2015
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Mataram
DIAH RAHMAWATI, ST. MScNIDN.0805097701
Penulis
DESAN DESITNA ARUNGNIM 41202A0045
Nama Desan Desitna Arung
Tempat dan tanggal lahir Lab, Jambu. 12 November 1994
Jenis kelamin Laki – laki
Status marital Belum nikah
Agama Islam
Hobi Sepakbola
Phone/Email 087864205746
Alamat asal RT/RW 06/03 Desa Lab.Jambu, Kecamatan
Tarano, Kabupaten Sumbawa Besar
Alamat kos Jl. Danau Beratan No.13 BTN Pagutan Permai
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah Tempat Dari Sampai Major
I. Sekolah : SDN 1 Tarano Sumbawa 2000 2006 Umum
MTSN 1 Empang Sumbawa 2006 2009 Umum
SMKN 1 Tarano Sumbawa 2009 2012 Umum
II. Universitas : Universitas Muhammadiyah
Mataram
Mataram 2012 - Teknik
Pertambangan
Tahapan kegiatan :
Tahapan penelitian
Identifikasi masalah
Studi literatur Data primer
Lokasi penelitian Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Kintab Bukit Mulia
Kerangka Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Keselamatan Kerja Di PT. Kintab Bukit Mulia
Konsepsi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Permasalahan Dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Kintab Bukit Mulia
Pengenalan Bahaya Statistik Kecelakaan
Prinsip Pengendalian bahaya Penyebab dan Faktor-faktor Pendukung Terjadinya peningkatan Kekerapan Kecelakaan Kerja
Kelemahan Dalam Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Kintab Bukit Mulia
Sistem Keselamatan Kerja dan Metode Analisa Keselamatan Kerja
Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Seluruh Departemen
Peningkatan Efektifitas Pengidentifikasian Bahaya
Obsevasi lapangan