kak sab

21
Kerangka acuan kerja Penyusunan rencana teknis (Drainase) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan transmigrasi merupakan baian tak terpisahkan dari pembangunan Nasional, yaitu menuju pembentukan suatu masyarakat indonesia yang bersatu, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. dalam rangka mewujudkan pembangunan transmigrasi yang berkualitas harus memperhatikan aspek peningkatan taraf hidup transmigran. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup transmigran perlu disiapkan lokasi permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha dan layak berkembang. Diantaranya diperlukan penyiapan perencanaan teknis prasarana dan sarana pemukiman transmigrasi yang tepat guna secara terpadu dan menyeluruh serta berwawasan lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa kebanyakan lokasi permukiman transmigrasi mempunyai kesamaan karekteristik hidrologis yaitu persebaran air hujan yang tidak merata untuk setiap tahunnya serta berada didalam wilayah daerah pengairan sungai (dps). Sehingga dengan dibukanya lokasi tersebut menjadi areal permukiman tranmigrasi akan menimbulkan permasalahan genangan atau banjir akibat perubahan areal dan fungsi daerah pengaliran air. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu disiapkan rencana teknis drainase/pengendalian air dengan merencanakan sistem saluran, bangunan-bangunan pengatur seperti, bangunan terjun, bangunan pintu air/skat dan bangunan pelengkap lainnya. Agar pelaksanaan perencanaan teknis drainase/pengendalian air tersebut dapat mencapai sasarannya dengan baik , maka perlu Pedoman sebagai petunjuk bagi pelaksanaan perencanaan. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Perencanaan teknis Drainasi/Pengendali Air ini dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi permukiman transmigrasi yang bebas dari permasalahan genangan dan banjir dalam rangka mendukung usaha transmigran untuk mengelola lahan pekarangan dan lahan usaha yang diberikan sehingga peningkatan taraf hidup dapat terwujud. Tujuan dari penyusunan rencana teknis drainase/pengendalian air dilokasi permukiman transmigrasi, penyiapan dokumen lelang untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisiknya serta rekomendasi pengoprasiannya pemeliharaannya secara lengkap dan terpadu, sehingga optimalisasi investasi dan tahapan pelaksanaan fisik secara teknis dan ekonimis dapat diwujudkan.

Upload: ahmadnoorperady

Post on 09-Jul-2016

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KAK SAB

TRANSCRIPT

Page 1: KAK SAB

Kerangka acuan kerja

Penyusunan rencana teknis

(Drainase)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan transmigrasi merupakan baian tak terpisahkan dari pembangunan

Nasional, yaitu menuju pembentukan suatu masyarakat indonesia yang bersatu,

sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. dalam rangka

mewujudkan pembangunan transmigrasi yang berkualitas harus memperhatikan aspek

peningkatan taraf hidup transmigran.

Dalam rangka meningkatkan taraf hidup transmigran perlu disiapkan lokasi

permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha dan layak berkembang.

Diantaranya diperlukan penyiapan perencanaan teknis prasarana dan sarana

pemukiman transmigrasi yang tepat guna secara terpadu dan menyeluruh serta

berwawasan lingkungan.

Sebagaimana diketahui bahwa kebanyakan lokasi permukiman transmigrasi

mempunyai kesamaan karekteristik hidrologis yaitu persebaran air hujan yang tidak

merata untuk setiap tahunnya serta berada didalam wilayah daerah pengairan sungai

(dps). Sehingga dengan dibukanya lokasi tersebut menjadi areal permukiman

tranmigrasi akan menimbulkan permasalahan genangan atau banjir akibat perubahan

areal dan fungsi daerah pengaliran air.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu disiapkan rencana teknis

drainase/pengendalian air dengan merencanakan sistem saluran, bangunan-bangunan

pengatur seperti, bangunan terjun, bangunan pintu air/skat dan bangunan pelengkap

lainnya.

Agar pelaksanaan perencanaan teknis drainase/pengendalian air tersebut dapat

mencapai sasarannya dengan baik , maka perlu Pedoman sebagai petunjuk bagi

pelaksanaan perencanaan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Perencanaan teknis Drainasi/Pengendali Air ini dimaksudkan untuk menyiapkan

lokasi permukiman transmigrasi yang bebas dari permasalahan genangan dan banjir

dalam rangka mendukung usaha transmigran untuk mengelola lahan pekarangan dan

lahan usaha yang diberikan sehingga peningkatan taraf hidup dapat terwujud.

Tujuan dari penyusunan rencana teknis drainase/pengendalian air dilokasi

permukiman transmigrasi, penyiapan dokumen lelang untuk pengendalian

pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisiknya serta rekomendasi pengoprasiannya

pemeliharaannya secara lengkap dan terpadu, sehingga optimalisasi investasi dan

tahapan pelaksanaan fisik secara teknis dan ekonimis dapat diwujudkan.

Page 2: KAK SAB

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup dan volume pekerjaan ini mencakup sate lokasi atau beberapa lokasi

transmigrasi, apabila diantara lokasi-lokasi tersebut ada keterkaittan pola pengairan

air atau kesamaan pola genangan air.

a Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi : pengumpulan data dan peta penyusunan kerja,

metodelogi pelaksanaan dan pembuatan peta rencana kerja, penyiapan personil

pelaksana, bahan-bahan dan peralatan, penyiapan surat-surat ijin survey dan

formulir isian data/survey.

b Pekerjaaan Lapangan

Pekerjaan lapangan meliputi : survey pendahuluan/orientasi lapangan,

pengukran topografi, penyelidikan hidrologi dan hidrometri serta penyelidikan

mekanika tanah, penyelidikan sumber material, serta pengamatan sosial

ekonomi dan lingkungan.

c Pekerjaan Studio/Kantor

Pekerjaan studio/kantor meliputi : analisis data hidrologi dan hidrometri,

perencanaan tata letak/lay out trase dan tata letak bangunan pengatur,

perhitungan hidrolika dan struktur penggambaran dan penyajian gambar,

perhitungan volume pekerjaan dan biaya kontruksi, pembuatan laporan serta

pembuatan dokumen pelelalangan fisik.

BAB II

PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan merupakan tahapan kegiatan awal yang bertujuan

untuk menunjang tahapan pekerjaan berikutnya, yaitu pekerjaan lapangan sehinga

seluruh pekerjaan perencanaan teknis drainase/pengendalian air ini dapat

dilaksanakan sesuai dengan pedoman dalam terget waktu yang telah ditetapkan.

Dalam melakukan pekerjaan persiapan, rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

2.1.1. Persiapan Administrasi dan Koordinasi

a Penyiapan Surat Ijin Survey.

Sebelum tim survey berangkat kelapangan, team leader harus sudah

memperoleh surat ijin survey dari pihak pemberi tugas. Untuk itu,

konsultan haru mengajukan permohonan ijin survey segera sesudah sudr

perintah kerja (SPK).

b Penyiapan Surat Keterangan Demobilisasi

Surat keterangan demobilisasi ini dibuat oleh konsultan sebagai bukti

bahwa konsultan telah melaksanakan rangkaian kegiatan lapangan sesuai

yang telah digariskan dalam kerangka acuan kerja.

Disamping konsultan menyiapkan Surat Keterangan Demobilasasi sesuai

dengan lokasi proyek yang ditandatangani didalam kontrak, konsultan

juga harus menyiapkan surat keterangan demobilisasi dengan lokasi yang

dikosongkan, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perpindahan proyek.

Page 3: KAK SAB

c Koordinasi

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya agar pekerjaan lapangan pekerjaan

berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu perlu disiapkan

kelengkapan administrasi koordinasi dengan instansi terkait baik dengan

baik intern mapupun eksteren ditingkat pusat.

2.1.2. Pengumpulan Data dan Peta

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi teknis mengenai

lokasi pekerjaan sebanyak mungkin yaitu berupa peta-peta, data skunder

maupun data premer guna menunjang tahapan kegiatan selanjudnya yang

meliputi

1) Pengumpulan data dan semua laporan studi yang berkaitan dengan lokasi

kajian serta literatur-literatur yang berkaitan dengan ruang lingkup

pekerjaan baik dari instansi intern maupun instansi kesetern yang terkait

ditingkat pusat dan tingkat daerah.

2) Pengumpulan data-data

Peta-peta yang harus dikumpulkan oleh konsultan pada pekerjaan ini

adalah :

o Peta orientasi, dengan skala 1 : 250 000

o Peta RSKP, dengan skala 1 : 10 000

o Peta Topografi dengan skala 1 : 250 000 atau skala 1 : 100 000 atau

skala 1 : 50 000 dari bokosurtanal (Badan Koordinasi Survey Dan

Pemetaan Nasional)

o Peta guna lahan (land use) dengan skala 1 : 50 000

o Peta Tata Ruang dengan skala 1 10 000

o Peta Topografi hasil RTSP dengan skala 1 : 10 000

o Peta Penggunaan lahan hasil RTSP dengan skala 1 : 10 000

o Peta hidrologi hasil RTSP dengan skala 1 : 10.000

o Peta lainnya yang berkaitan dengan lokasi kajian

2.1.3. penyusunan rencana kerja, metodelogi pelaksanaan dan pembuatan peta

rencana kerja.

Berdasarkan evaluasi dan analii t erhadap data-data skunder yang diperoleh,

maka konsultan diharapkan dapat membauat lay out definitif (pendahuluan)

diatas peta tata ruang yang diperoleh, lay out yang telah diperoleh ini harus

diasistensikan terlebih dahulu sebelum didiskusikan pada waktu

dipersentasikan laporan pendahuluan dengan pihak pemberi tugas.

Konsultan juga harus menyiapkan rencana kerja berikut dengan metodelogi

pelaksanaanya, rencana kerja yang telah dibuat ini akan diplot diatas peta lay

out definitif yang telah disetujui, sehingga seluruh ruang lingkup pekerjaan ini

dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

2.1.4. Penyiapan Personil, Bahan Dan Peralatan

Konsultan harus menyiapkan peralatan survey dan bahan yang memadai baik

dari segi kualitas maupun kuantitas serta telah mendapat persetujuan dari

pihak pemberi tugas. Konsultan juga harus menyiapkan tenaga personil sesuai

dengan bidang tugas dan keahliannya.

Page 4: KAK SAB

2.1.5. Penyiapkan Formulir Isian Data

Sebelum berangkat kelapangan,konsultan harus menyiapkan formulir-formulir

isian data/survey selengkap mungkin sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan

kebutuhan untuk analisis data toporafi, hidrolofi/ hiddrometri, mekanika tanah

serta data sosial ekonomi.

2.2. PEKERJAAN LAPANGAN

2.2.1. koordinasi pekerjaan lapangan harus selalu dilapangan dengan dinas

kependudukan dan transmigrasi Provinsi Kalimantan Tengah dan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten yang bersangkutan. Hal yang perlu

dikoordinasikan adalah :

1) Pemanfaatan lokasi proyek, pemindahan lokasi proyek harus dilengkapi

berita acara dari kepala dinas yang menangani ketransmigrasian di

Kabupaten Kotawaringin Timur.

2) Pencapaian lokasi

3) Program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Provinsi Kalimantan

Tengah) terhadap pembangunan fisik yang direncanakan dan UPT-UPT

disekitar lokasi proyek.

4) Program Pemda Kabupaten Kotawaringin Timur dan Lintas Sektor terkait

(Dinas PU, Pengairan, bappeda dll)

5) Informasi kemampuan kontraktor didaerah tersebut

6) Personil Dinas Provinsi yang akan mengantar kelokasi proyek.

2.2.2. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan atau orientasi lapangan dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran yang jelas mengenai situasi lokasi dan permasalahan dilapangan

sehingga pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat berjalan dengan baik sesuai

dengan rencana.

Kegiatan Survey pendahuluan meliputi :

a. Melakukan inventarisasi dan pengamatan secara umum mengenai :

1) Kondisi daerah pengairan sungai (catcment area) dan geomorfologis

sungai yang terdapat dilokasi survey.

2) Lokasi dan sumber tenaga kerja pendukung untuk pelaksanaan

pekerjaan lapangan.

3) Tempat sementara dilapangan, sumber logistik dan bahan-bahan

perlengkapan kerja selama dilapangan.

4) Sarana dan prasarana transportasi lokal guna menunjang kelancaran

pekerjaan lapangan.

5) Permasalahan genangan banjir yang ada, meliputi :

a Sumber asal

b Lama dan frequensi

c Lokasi, tinggi dan lugs.

d Riwayat

e Tingkat rasio

b. Inventarisasi terhadap patok-patok tetap yang akan dijadikan referensi

pada pengikatan titik awal dan titk akhir pengukuran (BM, RTSP, BM

lokasl dan lain-lain.)sesuai dengan pengarahan dan pengawas/asisten

pengawas lapangan dan berdasarkan informasi yang diperoleh dari lokasi.

Page 5: KAK SAB

c. Inventarisasi terhadap sistem jaringan drainase yang ada (existing) dilokasi

kajian dan sekitarnya serta inventarisasi terhadap sistem jaringan tata air

lainnya seperti :

1) Sistem jaringan irigasi/pengairan

2) Sistem jaringan transportasi air

3) Sistem jaringan air limbah

4) Sistem air bersih

5) Dan lain-lain.

d. Menentukan spot-spot penyelidikan hidrologi dan hidrometri, penyelidikan

mekanika tanah dan titik-titik pemasangan benchmark (BM)

e. Evaluasi terhadap data-data yang diperoleh dari hasil orientasi lapangan

guna menyusun alternatif layout jaringan drainase devinitif (pendahuluan)

yang dibuat sebelumnya pada tahap pekerjaan persiapan, serta penyesuaian

peta rencana kerja dengan kondisi lapangan hasil orientasi lapangan.

2.2.3. Pengularan Topografi

Pengukuran topografi dimaksudkan untuk membuat peta situasi detail selta

memperoleh data dan gambar-gambar pengukuran topografi yang lebih akurat untuk

dijadikan sebagai dasar dalam perencanaan detail jaringan drainase/pengendalian

banjir. Pada tahap ini juga, konsultan akan melakukan pemasangan patok-patok stake

out pada jalur trase yang direncanakan.

Dalam pekerjaan pengukuran topografi, rangkaian kegiatan yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Pemasangan Benchmark dan Patok-Patok sementara

1) Benchmark (BM)

Patok Benchmark (BM) adalah patok yang dibuat sebagai tanda tetap dan

berfungsi sebagai titik kontrol baik kontrol horizontal maupun kontrol vertical.

Patok ini dipasang pada jalur kerangka utama (jalur poligon) dan bempat-tempat

yang diperlukan dengan ketentuan sebagai berikut

o Dipasang dengan jarak satu sama lain kurang lebih 5 Km;

o Diletakan ditempat yang tidak mudah terganggu, mudah dicari dan pada

tanah yang cukup stabil. Apabila tidak terdapat tanah keras maka dibagian

bawah dipasang cerucuk. Untuk daerah rawa, konsultan harus membuat

tanda pembantu sebagai penunjuk lokasi BM diietakan;

o Patok terbuat dari beton bertulang dengan campuran beton adalah 1 pc : 2 psr

: 3 kr, dengan diameter tulangan 0 8 mm - 15 mm serta dibuat dilapangan;

o Ukuran patok adalah 20 x 20 x 75 cm dicat wama kuning serta ditanam

sedalam 55 cm atau muncul 20 cm dari permukaan tanah;

o Dibagian atas patok BM dipasang baut dengan ukuran diameter 3/8 " atau 4

mm;

o Patok BM diberi nomor urut pada sisi depan dan sisi samping diberi label

DRN TRANS dan pada sisi atas diberi label BM TRANS.

Page 6: KAK SAB

2) Patok Sementara

Patok sementara dipakai sebagai patok pengukuran atau tempat berdirinya

Slatdengan ketentuan sebagai berikut :

Patok dibuat dari kayu dengan ukuran diameter 5 cm - 7 cm dengan

panjang 60 cm

Patok dipasang pada setiap jarak maksimum 100 m;

Patok diberi rromor urut dan dicat wama kuning serta ditanam sedalam

40 cm (atau muncul 20 cm di atas permukaan tanah);

Di bagian atas Patok diPasang Paku seng

b. Pengukuran Kerangka Dasar dan Situasi

Daerah survey yang mencakup daerah banjir/genangan yang akan dipetakan

terlebih dahulu dibuat kerangka dasamya, baik kerangka dasar horizontal

(koordinat X,Y) maupun kerangka dasar verrtikal (koordinat Z), yang berfungsi

sebagai batas pengukuran. Kerangka dasar ini harus diikatkan pada titik

trianggullas yang ada atau pada SBM yang ada dilapangan. Jika tidak ada

maka diikatkan dengan detail alam yang tampak Pada peta

topografl, misalnya perpotongan sungai. Dalam pengukuran

kerangka dasar dan situasi ini yang akan dilakukan oleh konsultan

adalah sebagai berikut :

1) Pengamatan Matahari

Pengamatan Matahari yang dilakukan dengan memperhatikan

ketentuan sebagai berikut : Dilakukan pada titik awal dan titik akhir pekerjaan serta

pada jarak maksimum 50 titik atau ekivalen dengan selang jarak 5 Km;

Ketelitian pengamatan gyro compass adalah 15; Dilakukan sekuang-kurangnya untuk satu serf ganda pagi

dan sore. 2). Pengukuran Poligon

Pengukuran poligon dimaksudkan untuk mengetahui besaran

sudut arah dari patok ke patok yang telah dipasang sepanjang

jalur pengukran sehingga diketahui Pengukuran poligon ini

dilakukan dengan menggunakan alat To/Wild (Theodolith)

atau alat ukur lainnya yang sederajat dan rambu ukur, serta

perhitungannya menggunakan metode Bowdith, dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

Dilakukan dengan menggunakan system tertutup/kring

(loop);

Dilakukan dengan kerapatan jarak antara titik-titik poligon

bagian yang lurus adalah 100 m dan pada bagian tikungan

dirapatkan disesuaikan dengan kondisi tikungan;

Ketelitian pengukuan sudut maksimum adalah 10' untuk

setiap titik poligon; kesalahan penutup sudut adalah 4,5"n

(dimana n adalah jumlah titik poligon):

Kesalahan tinir adalah < 1: 2000;

Jarak diukur dengan pita baja (midband) dalam satu arah dan

dikontrol dengan jarak opsit ke arah muka dan belakang.

Page 7: KAK SAB

3) Pengukuran Sipat Datar

Pengukuran sipat dasar dimaksudkan untuk memperoleh ketinggian

permukaan suatu titik, guna memudahkan pengontrolan, maka dalam

pengukuran memanjangnya pelaksanaannya akan dibagi dalam beberapa

seksi. Pengukuran sipat dasar ini dilakukan dengan menggunakan alat

Waterpass NAK-2 atau alat ukur yang sederajat dan rambu ukur dengan

ketentuan sebagai berikut :

o Dilaksanakan dengan menggunakan system tertutup (loop);

o Panjang setiap seksi maksimum adalah 1 Km;

o Pembacaan slat dilakukan dengan cara double stand (2kali berdiri

alat), dengan pembacaan Benang Tengah (BT), Benang Atas (BA)

dan Benang Bawah (BB) dibaca secara lengkap;

Pembacaan dikontrol dari selisih (BA+BB) dengan ketentuan 2 ST lebih kecil dari 2 mm;

Kesalahan penutup adalah s 25 : 'ID mm (dimana D adalah jarak antara seksi km).

4) Pengukuran Situasi

Pengukuran situasi dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih detail

mengenai medan yang akan menjadi tapak jaringan rencana drainase.

Pengukuran situasi ini dilakukan dengan menggunakan alat theodolith

To/wild atau alat ukur yang sederajat, alat ukur waterpass Nak-2 atau alat

ukur yang sederajat dan rambu ukur.

Pengukuran situasi menggunakan metode raai dengan memperhatikan

ketentuan sebagai berikut :

o Jarak antara raai untuk daerah genangan/banjir adalah 100 m dan daerah

lainnya adalah 200 m;

o Ketentuan pengukuran poligon dan sipat datar sama dengan ketentuan

sebelumnya;

o Pada jalur raai untuk setiap jarak 100 m dipasang patok kayu dengan

ukuran diameter 5-7 cm yang dicat dengan warna kuning serta berfungsi

sebagai patok pengukuran atau tempat berdirinya alat

c Penggambaran Peta Tentatif

Penggambaran peta tentatif harus dilakukan diLapangan di atas kertas millimeter. Peta Tentatif merupakan peta situasi areal survey sementara yang dibuat dilapangan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Skala 1 : 5000

2) Jarak intrval kontur 0,25 m pada daerah datar dan 0.5 m sampai 1 m

pada daerah bukit pegunungan.

Peta tentatif ini merupakan hasil pengeplotan dad

1) Titik-titik poligon, benchmark dan titik-titik lainnya berdasarkan

perhitungan koordinat (x,y) dan elevasi ketinggian (z).

2) Daerah genangan banjir.

3) Rencana layout atau tata letak trase yang merupakan penyempurnaan

dad layout yang dibuat sebelumnya.

4) Rencana tata letak bangunan pelengkap.

Page 8: KAK SAB

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan oleh konsultan dalam

marencanakan system drainase/pengendalian air adalah sebagai berikut :

1) Kondisi topografi daerah survey;

2) Kondisi mekanika tanah di daerah survey;

3) Kondisi permasalahan, yang meliputi : sumber/asal genangan atau

banjir di daerah survey

4) Kondisi genangan/banjir, yang meliputi : lokasi genangan/banjir,

tinggi dan luas serta frekuensi genangan/banjir

5) Alternatif penanganan masalah, seperti :

a. Pembuatan tanggul banjir;

b. Penyusunan rencana system saluran;

c. Pembersihan sungai/normalisasi sungai

6) Attematif tokasi pembuangan akhir (oudet); trase yang tepat dan

sesuai menurut azimuth dengan lebar rintisan sekurang-kurangnya 1

meter

b) Dilakukan pada titik awal, titik akhir dan titik simpul pada sumbu

berdasarkan perhitungan di lapangan dipasang patok kontrol

(control point) dengan ketentuan sebagai berikut:

o Terbuat dari paralon dengan ukuran diameter 4 inch dan panjang

75 cm

o Ditanam sedalam 55 cm atau muncul setinggi 20 cm di atas

permukaan tanah.

o Diisi dengan beton tumbuk (jika perlu diberi tulangan dengan

dia. 8 mm)

o Dicat warna biru

o Diberi tanda yang jelas dan nomor urut

o Jarak maksimum antar patok + 5 km.

c) Pada setiap jarak 100 m dipasang patok kayu ukuran diameter 5 - 7

cm, dicat warna biru

d) Ketelitian pengukuran sudut maksimum adalah 10' untuk setiap titik

poligon

e) Kesalahan linier adalah < 1 : 2000

f) Jarak diukur dengan pita baja (mid band) dala satu arah dan

diikontrol dengan jarak optis ke arah muka dan belakang.

2) Pengukuran Profil Memanjang

Pengukuran profil memanjang dimaksudkan untuk memperoleh data -

data potongan/profil memanjang trase yang direncanakan. Pengukuran profil memanjang dilakukan dengan menggunakan alat ukur waterpass NAK-2 atau alat ukur Iain yang sederajat dan rambu ukur, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a. Dilakukan disepanjang trase rencana (saluran, tanggul dan atau

sungai/slur) b. Dilakukan pada setiap jarak 100 m untuk bagian lurus dan pada

tikungan dirapatkan 25 sampai 50 m, disesuaikan dengan keadaan tikungan atau searah dengan arah aliran.

c. Pembacaan alat dilakukan dengan cara double stand(2 kali berdiri alat), dengan pembacaan Benang Tengah (BT), Benang Atas (BA), dan Benang Bawah (BB), dibaca secara lengkap,

d. Pembacaan alat dikontrol dari selisih (BA+BB) dengan 2 BT Iebih kecil dari 2mm

Page 9: KAK SAB

e. Ketelitian pengukuran adalah < 25 ID mm (D adalah jarak pengukuran dalam km)

f. Awal dan akhir pengukuran harus diikatkan ke titik-titik kontrol terdekat

g. Dibuatkan sketsa profit guna memudahkan dalam proses penggambaran

3) Pengukuran Profil Melintang

Pengukuran profil melintang dimaksudkan untuk memperoleh data -

data potongan/profil melintang dan trase Yang direncanakan.

Pengukuran profil melintang dilakukan dengan menggunakan alat

ukur theodolith To atau alat ukur lain yang sederajat dan rambu

ukur, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. Dilakukan tegak lurus ke arah sumbu/as trase dengan lebar

penampang 50 m ke arah kiri-kanan trase

b. Dilakukan pada setiap jarak 100 m untuk bagian yang lurus,

sedangkan bagian

c. Tikungan dirapatkan sesuai dengan kondisi tikungan:

7) Fungsi dan hirarki sistem saluran:

Sistem saluran drainase/pengendalian air dapat dibagi atas

a) Sistem eksternal, yaitu system sungai yang berfungsi sebagai

tempat pembuangan akhir (outlet) serta melayani system intemal;

b) Sistiem internal merupakan system saluran yang berfungsi untuk

menampung dan mengalirkan limpasan air hujan yang tertadah

dilokasi pemukiman transmigrasi menuju system eksternal (atau

tempat pembuangan akhir (outlet). Hirarki system saluran dari

tempat pemnbuangan akhir dimulai dari system saluran primer,

sekunder, dan tersier, dimana system dibagian hilir akan melayani

system dibagian hulunya

8) Fungsi bangunan- bangunan air, seperti:

a) Bangunan Persilangan

Bangunan persilangan merupakan bangunan air yang direncanakan

apabila system saluran memotong/melintasi jalan, saluran, sungai dan

lain-lain. Dimana pada persilangan saluran dengan jalan dapat berupa:

bangunan gorong-gorong, culvert, jembatan, sipon dan lain-lain. Dan

pada persilangan saluran dengan saluran/sungai dapat berupa talang,

sipon dan lain-lain;

b) Bangunan Pengatur

Bangunan pengatur merupakan bangunan air yang berfungsi untuk

mengatur aliran air, seperti bangunan terjun, bangunan ruan

olak/peredam energi, dan lain-lain;

c) Bangunan Pelengkap, seperti: Pintu air, slat bak, dan lain-lain

9) Kondisi Tata Guna Lahan (land use) didaerah survey, baik kondisi

existing maupun kondisi akan datang

10) Kondisi system tata air di daerah survey.

11) Kebutuhan dan Kepentingan akan sumber daya air.

12) Kondisi utilitas permukiman di daerah survey, seperti : fasliitas sosial

budaya, fasilitas ekonomi dan lain-lain.

13) Kondisi sosial ekonomi dan budaya pada lokasi survey.

Page 10: KAK SAB

d. Pengukuran

Trase Rencana

Trase yang harus diukur adalah trase rencana, yang metiputi saluran

drainase, dan atau trase tanggul, dan atau trase sungai. Trase

direncanakan berdasarkan layout rencana di atas peta situasi serta telah

mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi Tugas.

Pengukuran trase terdiri atas

1) Staking Out (uitzet)

Pekerjaan staking out atau uitzet dilakukan dengan menggunakan

alat ukur theodolith To atau alat ukur yang sederajat dengan

ketentuan sebagai benkut :

a. Staking out atau vitzet dilakukan dari titik awal perencanaan

kearah sumbu

b. Kerapatan titik profll maksimum adalah 2.0 m dan setiap

perubahan tanah harus dicatat

2.2.4 Penyelidikan Hidrologi dan Hidrometri

Peryelidikan hidrologi dan hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh

data hidrologis dan hidrometri sebagai masukan pada perencanaan

teknis drainase/pengendalian air, yang meliputi:

a. Penyelidikan Hidrologi

Penyelidikan hidrologi dimaksudkan untuk mengetahui

karakteristik hidrologis (klimatologi, curah hujan, modulus

drainase, daerah pengaliran sungai) daerah survey, yang meliputi

rangkaian kegiatan sebagai berikut :

1) Survey data curah hujan dan klimatologi, dengan menperhatikan

ketentuan sebagai berikut :

a. Data curah hujan dan klimatogoli harus representatif

terhadap daerah survey;

b. jumlah tahun pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun;

c. Jumlah stasiun/pos pengamatan sekurang-kurangnya satu

buah

d. Sumber data dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan

Geofisika (BMG), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian

dll

e. Waktu data pengamatan dapat berupa janqka pendek

(menitan) atau sekurang-kurangnya data harian

2) Penyelidikan karakteristik pala dan sebaran data curah hujan

yang terdapat disekitar lokasi survey yang representat if

3) Penyelidikan karakteristik daerah pengaliran sungai (dps)

dilokasi survey, yang meliputi :

a. Penentuan delianyasi batas-batas daerah pengaliran sungai;

b. Panjang sungai dan lugs daerah pengaliran sungai;

c. Koefisien pengaiiran sungai;

d. Kondisi tata guna lahan pada sekitar daerah pengaliran

sungai

e. Kondisi pemanfaatan alur sungai dan sekitarya

f. Kondisi sosial ekonomi dan budaya disekitar daerah

pengaliran sungai

Page 11: KAK SAB

b. Penyelidikan Hidrometri

Penyelidikan hidrometri dimaksudkan untuk mengetahui

karakteristik geomorfologis sungai yang terdapat di lokasi survey,

yang meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Pengukuran profil melintang dan kecepatan aliran sungai

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui besaran dimensi

hidrolis melintang sungai (lebar, luas basah, keliling basah

sungai), kecepaian ailran sungai pada titik -titik pengukaran

yang representatif, yang nantinya dijadikan sebagai masukan

dalam perhitungan kapasitas sungai dan atau debit banjir sungai.

Lokasi titik pengukuran dengan ketentuan :

a. Untuk keperluan penentuan kapasitas sungai, pengukuran

dilakukan pada titik-titik pengamatan yang cukup

representatif disepanjang 500 m ke arah hulu dan kearah hilir

sungai dari lokasi pemasangan akhir (outlet). Penentuan

kapasitas dilakukan apabila sungai merupakan tempat

pembuangan akhir (outlet) dari system internal

b. Untuk keperluan penentuan debit banjir sungai, pengukuran

dilakukan pada setiap sekurang-kurangnya 1 km disepanjang

trase sungai yang rencana akan diperlakukan. Penentuan debit

banjir dilakukan apabila sungai merupakan sumber/penyebab

banjir sehingga perlu perlakuan pada trase sungai seperti

pembersihan sungai, tanggul banjir dll Namun demikian, konsultan tetap harus melakukan pengamatan disepanjang sungai baik ke arah hulu maupun ke arah hilir.

Pengukuran profil melintang sunrgai dilakukan dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika kedalaman sungai tersebut dangkal dan lebar, sungai

tidak terlalu besar, pengukuran dapat dilakukan dengan

menggunakan alat ukur theodolith atau alat ukur lainnya yang

sedeajat dengan dibantu rambu ukur dan perahu.

b. Jika lebar sungai cukup besar (> 30 m) dan dasar sungai

cukup dalam, pengukuran perlu dilakukan dengan

menggunakan alat Echo sounding (pengukuran kedalaman)

dan range finder (pengukuran jarak).

Pengukuran kecepatan aliran sungai dapat dilakukan dengan

beberapa cara, seperti .

a. Menggunakan alat bantu pelampung dan stopwatch, dengan

syarat lokasi pengukuran:

kondisi sungai cukup bersih dari material hanyutan;

pada sungai bagian lurus;

perubahan lebar, kedalaman dan kemiringan yang relatif

kecil.

b. Menggunakan slat curentmeter yang telah dikalibrasi

sebelumnya, dengan menentukan kecepatan rata-rata

bendasarkan harga rata-rata dad kecepatan aliran yang diukur

pada titik-titik pengukuran yang repersentatif, dengan

ketentuan sebagai berikut : untuk satu titik pengukuran, v rata-rata = v (kecepatan aliran), peda titik d/D = 0.60

Page 12: KAK SAB

Untuk dua ttik pagukuran, maka v rata-rata = harga rata-rata dari

v (kecepatan aliran) pada titik d/D = 0.20 dan 0.80 ; Dan

seterusnya.

Dimana d adalah kedalaman pengukuran dan D adalah kedalaman

sungai pada lokasi pengukuran.

2) Pengukuran Elevasi Muka Air Sungai

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui elevasi atau

ketinggian muka air sungai guna menentukan elevasi mercu

targgul dan atau elevasi serta jenis bangunan outlet yang

direncanakan.

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat duga ukur

(peilschaal) dengan ketentuan sebagai berikut :

a Ditempatkan pada lokasi yang tepat sedemikian rupa sehingga

memudahkan dalam pengikatan;

b Dipasang kuat dan stabil selama pengukuran;

c Elevasi titik nol peilschaal harus diikatkan pada system pengukuran yang

ada dimana sudah diketahui koordinatnya (x,y,z).

d Pengamatan elevasi muka air do pasang surut dilakukan sekurang-

kurangnya selama 15 hari dan dicatat sekurang kurangnya pada setiap 30

menit sekali

3) Pengikatan (lavelling)

Pengikatan dilakukan dengan menggunakan alat ukur waberpass NAK-2

atau sederajat dan rambu ukur yang bertujuan untuk mengikat titik nol

peilsdial terhadap BM atau titik tetap yang ada, sehingga diperoleh

hubungan antara ketinggian topografi dan perubahan elevasi muka air.

Pengikatan ini harus dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah

pengukuran tirggi muka air dalarn periode pengukuran.

2.2.5 Penyelidikan mekanika Tanah

Pekerjaan ini untuk mengetahui parameter mekanika tanah, yang metiputi

paramater mekanika tanah lapangan dan parameter mekanika tanah

laboraborium dimana nantinya akan dijadikan dasar dalam perencanaan teknik

saluran drainase, bangunan pengatur, bangunan pelengkap lainnya, yang

meliputi data untuk perhitungan:

a. stabilitas air,

b. daya dukung tanah/pondasi;

c. permeabilitas

d. penurunan (settlement)

e. pemadatan

f. dan lain-lain

Lokasi penyelidikan mekanika tanah ditentukan sedemikian rupa sehingga representatif

terhadap lokasi kajian dan keperluan perencanaan, serta harus mendapat persetujuan

dari assisten pengawas lapangan atau pihak pemberi tugas, seperti :

a. Lokasi calon tanggu! atau bangunan

b. lokasi calon saluran

c. Lokasi calon quarry bahan timbunan terutama untuk tanggul

Page 13: KAK SAB

Lokasi calon quarry bahan timbunan terutama untuk tanggul

a. Penyelidikan Lapangan

Penyelidikan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter mekanika tanah berdasarkan survey lapangan, dengan mempehatikan ketentuan sebagai berikut : 1) untuk saluran/tanggul dilakukan pada setiap + 5 km, awal saluran/tanggul dan

akhir sa;uran/tanggul

2) Untuk lokasi quary dilakukan test pit dan pengambilan sample

tanah terganggu (disturbed sample).

3) Untuk saluran/tanggul dan bangunan dilakukan bor tangan dan

pengambilan sample tanah tidak berganggu (undisturbed sample).

Penyelidikan mekanika tanah di lapangan meliputi rangkaian

kegiatan sebagai berikut :

1) Pemboran (Bor Tangan)

Pekerjaan pemboran dimaksudkan untuk mengetahui keadaan

lapisan tanah yang akan menjadi pondasi, menggambarkan profil

tanah serta pergambaran contoh tanah untuk keperluan !ebih

lanjut penyelidikan laboraiaorium.

Pemboran dilaksanakan dengan menggunakan bor tangan

(Iwan Auger) yang berdiameter 10 an dengan kedalaman

minimum + 3 m dan maksimum + 8 m. Dari pemboran

diambil contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample),

minimal 1 (satu) sample pada setiap perubahan tapisan

tanah Peralatan pelengkap yang harus disiapkan dalam rangka penyelidikan ini antara lain . a. Tabung tanah b. Form deskripsi tanah. c. Parafin d. Casing jika diperlukan untuk tanah-tanah yang tidak stabil

dimana lubang bor tidakdapat terbuka atau jka pemboran dilakukan dibawah muka air. Form deskripsi tanah (boring log) harus memuat lokasi sample, namor urut titik bor, elevasi muka tanah, kedalaman muka air tanah, tim pelaksana, tanggal pelaksanaan, dll. Untuk lebih jelasnya, format deskripsi tanah dapat dllihat pada lampiran.

2) Test Pit (di lokasi quarry tanah timbunan)

Test pit dibuat dengan cara sebagai berikut :

a Ukuran lubang tes pit adalah 1,25 m x 1,25 m

b Kedalaman lubang maksimum adalah 5.0 meter

c Disepanjang dinding galian dibuatkan deskripsi tanah

yang ada dan dilakukan pengambilan contoh tanah

secara merata dari keempat sisi galian senayak sekuang-

kurangnya20 kg

Contoh tanah yang diambil merupakan contoh tanah

terganggu (disturb sample) dimana akan diuji di

laboratorium untuk mendapatkan karakteristik

Pemadatannya.

Page 14: KAK SAB

b. Penyelidikan Laboratorium

Penyelidikan ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-

parameter mekanika tanah yang akan dijadikan bahan analisis tes

laboratorium.

Menurut prosedur ASTM dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyelidikan terhadap sample tanah yang diperoleh dari lapangan

adalah:

1) Untuk contoh tanah tidak terganggu atau undisturbed sample,

sebagai berikut:

a. Indeks properties;

b. Atterberg Limits(consistecy)

c. Permeabilitas

d. Triaxial test atau unconfined test atau uji geser langsung

(direct shear).

e. Test konsolidasi

2) Dan untuk contoh tanah terganggu (disturbet sample),

penyelidikan yang dilakukan meliputi:

a. karakteristik pemadatan (compaction charateristik)

b. Analisis gradasi butiran (grain size analysis)

2.2.6 Penyelidikan Sumber Material

Yang dimaksud sumber material adalah bahan-bahan yang akan

dpergunakan dalam pembangunan saluran drainase, bangunan pengatur,

bangunan persilangan dan bengunan pelengkap lainnya seperti Tanah

timbunan; Pasir; Kerikil;Batu Kali. dll Adapun data-data yang diperoleh menyangkut material ini adalah sebagai berikut : 1) Lokasi quarry atau lokasi penjual material 2) Jumlah dan kuatitas deposit yang tersedia; 3) Jarak dan kondisi prasarana trarsportasi ke lokasi survey 4) Perangkat Perijinan untuk pengambilan quarry.

2.2.7 Pengamatan Lingkungan

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak pembangunan drainase/pengendalian air terhadap lingkungannya. Konsultan perlu mengidentifikasi adanya fiora dan fauna yang dilindungi di lokasi proyek.

Disamping itu juga mengidentifikasi masalah lingkungan yang

disebabkan oleh erosi sungai, pengambilan material, dH. Informasi mengenai kondisi exsisting rona lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi.

Identifikasi dampak lingkungan dari kegiatan proyek yang dimulai dari

kegiatan survey dan perencanaan, kegiatan konstnrksi sampai dengan

kegiatan pasca konstruksi (operasional).

Page 15: KAK SAB

2.2.8 Pengamatan Sosial Ekonomi

Pengamatan sosial ekonomi dan lingkungan, meliputi :

1) Informasi mengenai kondisi sosial budaya dan ekonomi lokasi

kajian dan sekitamya, baik yang sudah ada ekisting) maupun

rencana, meliputi:

a. Jumlah dan perkembangan transmigrasi/penduduk sekitarnya

b. Tingkat pendapatan transmigran/penduduk sekitamya

c. Komposisi penduduk menurut umur dan mata pencaharian

d. Fasilitas pendidikan dan keseehatan dilokasi kajian dan

sekitamya.

2) Analisis manfaat proyek dengan menggunakan beberapa perdekatan

yang representatif.

2.2.9 Foto Dokumentasi Lapangan

Foto dokumentasi pekerjaan lapangan harus dilampirkan pada laporan

lapangan dimana dimaksudkan sebagai bukti bahwa konsultan telah

melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK)

serta sebagai bahan referensi tim evaluasi didalam pemeriksaan draft

laporan akhir.

Adapun spot-spot foto dokumentasi lapangan yang harus diambil oleh

konsultan adalah sebagai betikut :

a. Mobilisasi personil dan peralatan survey;

b. Pelaksanaan pekerjaan lapangan;

c. Patok-patok BM dan CP;

d. Spot-spot penyelidikan mekanika tanah;

e. Spot-spot penyelidikan hidrometri;

f. Lokasi sumber material dan aksebilitasnya;

g. Kondisi tata guna lahan lokasi dan daerah pengaliran sungai (dps);

h. Kondisi system tata air dan bangunan air (existing);

i. Kondisi outlet rencana;

j. Kondisi morfologis sungai ke arah hulu dan kearah hilir ;

k. Kondisi sosial budaya dan ekonomi lokasi dan sekitamya

l. Kondisi lingkungan kokasi dan sekitarnya. dll.

Page 16: KAK SAB

BAB III

PEKERJAAN STUDIO DAN KANTOR

Pekerjaan studio/kantor merupakan pekerjaan setelah pekerjaan lapangan

dilakukan, yang meliputi pekerjaan analisis data, pekerjaan perencanaan teknis

(detail design) serta kegiatan penyusunan laporan dan penggambaran.

3.1. Analisis Data

Data hasil survey hidrologi dan hidrometri, topografi, mekanika tanah,

sosial ekonomi dan lingkungan akan diolah dan dianalisis serta

dilakukan perhitungan-perhitungan yang akan disusun dalam laporan

untuk dijadikan sebagai bahan masukan pada tahap perencanaan teknis

(detail design).

Metode formula dan kriteria perencanaan dalam menganalisis data

mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di Direktorat

Perencanaan Teknis Permukiman dan Perpindahan, Ditjen Pembinaan

Penyiapan Permukiman dan Perpindahan Transmigrasi, Departemen

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

A. Anailisis Data Hasii survey meliputi :

a. Informasi mengenai Benchmark (BM) dan Control Point (CP)/Patok Paralon yang

disajikan dalam bentuk daftar berikut deskripsinya. Format daftar BM/CP dan

format deskripsi BM dan CP dapat dilihat pada lampiran;

b. Informasi mengenai jalur pengukuran topografi yang disajikan dalam bentuk

sketsa, meliputi ; jalur pengamatan matahari, jalur pengukuran theodolith dan jalur

pengukuran waterpass;

c. Perhitungan data-data hasil survey bopografi;

d. Informasi mengenai kondisi topografi lokasi kajian berdasarkan plotting data hasil

survey topografi.

B. Analisis Data Hidrologi, mencakup

1) Kiasifikasi dan pembagian zona iklim dengan sekurang-kurangnya menggunakan

dua metode yang representatif tertiadap wilayah kajian;

2) Analisis frequensi (frecuency analysis) curah hujan, yang meliputi

Penentuan besarya periode utang (return period) yang rexemita terhadap

wilayah kajian dan pada data arah hujan

Penentuan metode analisis frekuensi yang representatif berhadap data dan

wilayah kajian, seperti di bawah ini :

a. Metode Gumbel

b. Metode Log Pearson III

c. Metode Log Normal

d. Metode Log Ekstrim

e. Dan lain-lain

Karakteristik hidrologis wilayah, kajian dan perhitungan besamya curah hujan

maksimum rencana (Rtr) dengan menggunakan metode yang telah dipilih

Perhitungan besarnya beban drainase (drainage module), dengan

menggunakan metode yang repressentatif terhadap wiiayah kaian.

Page 17: KAK SAB

Perhitungan intensitas curah hujan (rainfall intensity) dengan metode yang

representatif terhadap pola data curah hujan yang diperoleh, seperti

a. Metode Talbot;.

b. Metode Ishuguro;

c. Metode Sherman;

d. Metode Rational..

Perhitungan debit banjir rencana maximum (design flood) dan atau kapasitas

tampung sungai rencana (design discharge) dengan metode yang repesentatif

terhadap kordisi dan lugs wilayah kajian.

C. Analisa Data Hidrometri, meliputi :

1) Perhitungan debit aliran sungai sesaat (flow discharge) dengan

memasukan data hasil survey hidrometri seperti kecepatan aliran

rata-rata, luas penampang basah rata - tata pada rumus/formula

yang representatif;

2) Penentuan elevasi mercu tanggul banjir rencana serta elevasi dan

jenis bangunan pembuangan (putlet).

D. Analisis data mekanika tanah tersebut mencakup

1) Perhitungan daya dukung tanah yang diijinkan (ultimate bearing

capacity) sesuai dengan kondisi pembebanan, jenis pondasi dan

karakteristik tanah setempat, dengan menggunakan formula/ rumus

Terzaghi atau rumus lain yang representatif.

2) Perhitungan stabilitas lereng untuk oprit jembatan yang tinggi

dengan menggunakan rumus/formula Bishop atau rumus/formula

lain yang representatif

3) Perhitungan penurunan (setlement) pondasi dengan menggunakan

rumus/formula yang 4) Analisis pemadatan tanah timbunan dengan

menggunakan metode/rumus yang representatif.

3.2. Perhitungan Hidrolika dan Struktur

1 Perhitungan Hidrolika (Hydraulic Design)

Perhitungan hidrolika bertujuan untuk menentukan/menghitung

dimensi hidrolis dari setiap komponen drainase/pengendalian air,

yaitu dengan meninjau hasil analisis data hidrologi/hidrometri,

data pengukuran, dan data mekanika tanah dan data lainnya

meliputi;

1. Perhitungan hidrolika saluran drainase/pembuang

2. Perhitungan hidrolika bangunan pengatur, bangunan terjun,

got miring, pintu air/skat balk dll.

3. Perhitungan hidrolika bangunan Persilargan (talang, garong-

gorong. siphon) serta bargunan pelengkap lainnya.

b. Perhitungan Struktur (Corstnxtion Design)

Perhitungan struktur bertujuan untuk menentukan dimensi struktur

dari setiap kompanen drainase/pengendalian banjir dengan

memperhatikan hasil analisis data mekanika tanah (stabilitas lereng,

daya dukung tanah/pondasi, permeabilitas) yang meliputi:

1) Perhitungan struktur saluran drainase/pembuang

Page 18: KAK SAB

2) Perhitungan struktur bangunan pengatur, bangunan terjun, got

miring, pintu air/skat balk dll.

3) Perhitungan hidrolika bangunan Persilangan (talang, gorong-

gorong, siphon) serta bangunan pelengkap lainnya.

33. Penggambaran

Mated yang akan digambar, jenis dan ukuran bahan, interval dan

ketebalan garis kontur, notasi, symbol, nomenklatur. Legenda dan lain -

lain yang digunakan mengacu kepada Standard Penggambaran Direktorat

Perencanaan Teknis Permukiman dan Perpindahan, Direktorat Jenderal

Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi,

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dengan ukuran kertas gambar adalah AI atau 841 x 594 mm. Huruf dan angka dalam penggambaran minimal berukuran CL 100 sehingga jika diperkecil menjadi ukuran A3, huruf dan angka tersebut tetap dapat terbaca.

3.4. Estimasi Volume Pekerjaan dan Biaya

Estimasi volume pekerjaan dan biaya kontruksi dibuat dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Perkiraan volume satuan pekerjaan dari bagian-bagian pekerjaan fisik dihitung berdasarkan gambar-gambar perencanaan yang telah mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas.

b. Estimasi biaya konstruksi dilakukan berdasarkan hasil analisa harga satuan pekerjaan yang meninjau harga satuan bahan, peralatan dan upah dilokasi proyek.

c. Harga bahan dan upah harus diambil langsung dari lokasi proyek melalui wawancara maupun survey ke toko-toko bahan bangunan terdekat. Sebagai pembanding harga satuan bahan dan upah dilokasi proyek, maka konsultan harus mendapatkan Daftar Harga satuan Bahan dan Upah (Basic Price) yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat

3.5 Asistensi dan Presentasi a. Asistensi

Konsultan harus melakukan asistensi kepada pemberi tugas, paling tidak sebelum penyerahan setiap Laporan. Asistensi laporan pendahuluan dan laporan lapangan cukup dilakukan kepada pengawas lapangan (asisten teknis), sedangkan untuk laporan akhir sementara asistensi harus dilakukan kepada tim evaluasi yang ditunjuk untuk masing-masing paket. Form evaluasi harus diisi oleh masing masing evaluator serta diberi tanda selesai dan tanda tangan bila perbaikan telah disetujui. Form persetujuan untuk menerima laporan akhir harus diisi dan ditandatangani Pengawas Lapangan (asisten teknis) dan para evaluator sebelum laporan akhir dlgandakan.

b. Presentasi

Presentasi Laporan Pendahuluan

Presentasi ini dimaksudkan untuk melihat kesiapan kansultan dalam

meiaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan lapangan. Presentasi

dilakukan dihadapan Pemberi Tugas sebelum Tim Survey berangkat ke

lapangan. Berita Acara Presentasi harus diserahkan sebelum mobilsasi

tim.

Page 19: KAK SAB

Persentasi Draft Laporan Akhir

Laporan akhir sementara harus dipresentasikan dihadapan Pemberi Tugas, unsure pengguna (user) dan lintas sector terkait untuk memperoleh mawkan guna penyempumaan laporan menjadi laporan akhir. Berita Acara Presentasi haru dibuat dan diserahkan kepada tim evaluasi sebagai salah satu dasar perbaikan evaluasi.

BAB IV

PELAPORAN

41. Penyusunan Laporan

Semua hasil pekerjaan harus dijilid rapi dan diberi sampul/cover sesuai

wama dan judul buku mengikuti ketentuan standar Direktoraat

Perencanaan Teknis Permukiman dan Perpindahan, Direktorat Jenderal

Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi,

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.

Laporan-laporan yang harus diserahkan oleh konsultan selama

pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

A. Laporan Pendahuluan

Laporan ini disusun oleh konsultan dan harus diserahkan sebelum

pekerjaan lapangan dilaksanakan. Laporan pendahuluan berisi Rencana

Kerja Konsultan, terlebih dahulu harus diasistensikan kepada Pihak

Pemberi Pekerjaan.

B. Laporan lapangan

Laporan ini merupakan laporan hasil pekerjaan lapangan berisi data

lapangan dan peta-peta hasil pengukuran lapangan serta dilengkapi

dengan foto-foto dokumenatasi kegiatan selama pelaksanaan pekerjaan

lapangan

C. Draft Laporan Akhir

Laporan ini merupakan laporan akhir sementara yang berisikan kajaian

dan analisis data, perencanaan tata letak/layout trase, bangunan,

perhitungan-perhitungan hidrolika, mekanika dan struktur serta

perkiraan anggaran biaya, yang meliputi

1) Draft laporan Jilid A, merupakan laporan yang mencakup uraian

ringkas dari hasil perencanaan teknis dan rekomendasi pelaksanaan

konstruksi serta rencana anggaran biaya;

2) Draft laparan Jilid B, merupakan laporan yang mencakup uraian

lengkap dad perencanaan teknis, hasil analisis laboratorium

mekanika tanah serta rekomendasi pelaksanaan konstruksi;

3) Draft laparan Jilid C, merupakan laporan yang berisikan uraian

mengenai daftar volume satuan pekerjaan, analisis harga satuan

pekerjaan, daftar harga satuan bahan, peralatan dan upah buruh,

serta daftar uraian estimasi volume pekerjaan dan biaya total fisik

pekerjaan.

4) Draft gambar rencana, mencakup tata / layout trase dan gambar -

gambar teknis.

Draft laporan akhir ini harus diaslstensikan dan dipresentasikan

dhadapan pihak Pemberi Tugas sebelum menjadi lapangan

Page 20: KAK SAB

D. Laporan Akhir

Laporan akhir merupakan hasil perbaikan dari Draft Laporan Akhir

Yang telah mendapat pertujuan dan Pihak Pemberi Tugas, yang

meliputi :

- Laporan Akhir Jilid A

- Laporan Akhir Jilid B

- Laporan Akhir jilid C

- Gambar Rencana

4.3. Jadwal pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan rencana teknis

(drainase)selama 105 hari dengan perincian sebagai berikut :.

kegiatan Waktu yang diperlukan (minggu)

I II III IV

Persiapan

Pelaksanaan

Analisa hasil

survey

Penyusunan

laporan

Palangka raya,

Page 21: KAK SAB

REKAPITULASI HARGA

Program :

Pekerjaan :

Lokasi :

Dukungan dana :

No Jenis pengeluaran Jumlah Biaya

I Biaya langsung personil

II