kak studi tatrawil
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
1/14
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem transportasi wilayah merupakan sistem pergerakan manusia dan barang antara satu
zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang bersangkutan. Transportasi sebagai derived
demand dalam pembangunan nasional. Transportasi juga sebagai katalisator dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi diperlukan untuk mendorong kelancaran
mobilitas manusia, barang dan jasa serta mempercepat pengembagan wilayah dan
mempererat hubungan antar wilayah NKRI.
Perencanaan transportasi sangat dibutuhkan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan,
keadaan lalu lintas, perluasan wilayah. Pengembangan transportasi antarmoda dalam
wilayah sangat diperlukan guna terselengngaranya transportasi yang efektif, efesien, aman,
nyaman, lancer dan murah terjangkau.
Studi Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) di Kalimantan Tengah sebagai
perencanaan analisis transportasi multi moda dan titik simpul transportasi, perencanaan
jaringan dan perencanaan sarana dan prasarana transportasi dalam wilayah provinsi
Kalimantan Tengah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan untuk menjelaskan pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh konsultan, dengan tujuan agar pekerjaan dimaksud dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, efektif, efisien, serta tepat sasaran
bail fisik, keuangan, maupun manfaat.
1.3 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan kegiatan ini meliputi :
1. Terlaksananya studi tatrawil di Kalimantan Tengah
2. Tersedianya dokumen perencanaan teknik pengembangan transportasi antarmoda di
Kalimantan Tengah
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
2/14
3. Tersedianya dokumen pedoman guna penyusunan tahapan pembangunan transportasi
antarmoda di wilayah provinsi Kalimantan Tengah yang menunjang sistem transportasi
Nasional.
1.4 Dasar Hukum Perencanaan
Dasar hukum dalam kegiatan penyusunan studi investigasi desain jembatan timbang ini
meliputi :
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480).
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (LNRI Tahun 1999
Nomor 54, TLN No.3833).
3.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LNRI Tahun 2004
Nomor 125, TLN Nomor 4437).
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 33, TLN Nomor 4438).
5. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaga Negara Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4444).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
(Lembaga Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaga Negara Nomor 3529).
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum.
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen Dan
Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan.
9.
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi (Lembaga Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, TLN Nomor 3955).
10.
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(LNRI Tahun 2000 Nomor 64, TLN Nomor 3956).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi (Lembaga Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 dan TLN Nomor 3957).
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(LNRI Tahun 2005 Nomor 140 TLN Nomor 4578).
13. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
3/14
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
4/14
4.2 Metode Pendekatan
A. Metode Pendekatan Penyusunan Studi pengembangan transportasi antarmoda di
Kalimantan Tengah Pada dasarnya metode pendekatan yang dilaksanakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan dan analisa data baik primer maupun sekunder yang sahih
dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam tahap analisa data.
Tahap Persiapan
Pada tahap pendahuluan ini dilakukan persiapan pelaksanaan yang menyangkut
program kerja (alur pekerjaan dan jadwal,) penyusunan instrument pendataan
(kuisioner, peralatan, bahan, dan tenaga)
Tahap kompilasi dan pemrosesan data
Tahap analisa dan justifikasi potensi dan permasalahan
Tahap penyusunan skenario (alternatif konsep)
Tahap penyusunan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan pembangunan
terminal (lokasi, ekonomi, social-budaya, lingkungan, arsitektural, teknis
teknologi).
2. Tahapan Survey dan Pra Rencana
Metode analisa adalah menguraikan secara persial dan terinci atas berbagai
permasalahan yang ada, baik permasalahan fisik maupun non fisik, untuk kemudian
mencari alternatif solusinya secara parsial dan terinci pula.
3. Metode Sintesa
Metode sintesa adalah mengaitkan (mensintesakan) problem dan solusi hasil analisa
yang ada untuk mendapatkan alternatif rancangan yang optimal, terpadu dan
komprehensif.
B. Metode Pendekatan Penyusunan
Penyusunan TATRAWIL di Kalimantan Tengah dilakukan dengan melalui beberapa
tahap kegiatan, yaitu :
1. Tahapan Persiapan
Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan lingkup tugas
sesuai Kerangka Acuan Kerja/TOR
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
5/14
Melakukan telaah/kajian materi dan membuat interpretasi secara garis besar
terhadap Kerangka Acuan Kerja/TOR
Menghimpun berbagai data informasi mengenai daerah perencanaan, sesuai
dengan ketentuan teknis yang memadai untuk digunakan.2. Tahapan Survey dan Pra Rencana
Penyusunan pra-rencana pekerjaan termasuk program dan konsep ruang sebagai
dasar pengembangan selanjutnya.
Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
3. Tahapan Pengembangan dari Rencana detail
Pada tahapan ini melakukan pengembangan terhadap tahapan sebelumnya, dalam
hal ini mulai dilakukannya penyusunan Laporan studi.
4.3 Sistem Pelaksanaan Pekerjaan
A. Tahapan Awal Dan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung, lokasi dan bahan untuk
mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan.
2. Konsultan bertanggung jawab atas kebenaran hasil penelitian yang disajikan.
3. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan pemberi
tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi
4. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat dan
diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas.
5. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki.
6. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi tugas
bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh pihak konsultan.
B. Tahap Konsultasi Dan Legalisasi.
Secara periodik (sesuai dengan time schedule), konsultan wajib melakukan konsultasi
dengan pemberi tugas/owner atau kepala tim teknis yang telah ditunjuk mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
Tahap konsultasi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah dijelaskan dalam
program kerja yang disusun oleh pihak konsultan.
Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan peralatan dan
lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
6/14
Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan yang
berlaku.
V. KELUARAN
Sesuai dengan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan sasaran dalam kerangka acuan ini,
maka keluaran yang diharapkan dari Penyusunan pengembangan transportasi antarmoda di
Kalimantan Tengah ini adalah :
1. Tersusunnya dokumen study pengembangan transportasi antarmoda.
2. Tersusunnya Titik simpul sarana dan prasarana transportasi wilayah di Provinsi
Kalimantan Tengah.
Keluaran tersebut diatas disajikan dalam bentuk format laporan naskah akademis dan
format pengaturan dilengkapi dengan peta-peta kawasan serta peta digital dalam bentuk
Laporan cetak (print out warna) disertai dengan file digital dalam bentuk media compact
disc (CD).
VI. MASUKAN
6.1 Informasi
Dalam melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain informasi yang telah disampaikan dalam KAK. Informasi dimiliki harus
termasuk informasi dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sebagai objek dan
subjek kawasan yang dilakukan studi.
Keabsahan data dan informasi dari berbagai sumber yang digunakan dalam proses
deskripsi, analisa, dan penuangan konsep serta penyusunan berbagai program pada
kegiatan Penyusunan Studi pengembangan transportasi antarmoda kawasan ini
menjadi bagian tugas koreksi dari konsultan yang bersangkutan. Dan setiap
kesalahan dan kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi juga
menjadi tanggung jawab dari pihak Konsultan.
6.2 Tenaga
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga profesional dalam
jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan yang ditinjau dari lingkup proyek
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut ialah personel
berlatar belakang pendidikan Sarjana (S1) berpengalaman menangani pekerjaan
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
7/14
sejenis dan Strata 2 (S2) untuk ketua tim diprioritaskan Tenaga ahli yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
Tenaga Ahli
Asisten Tenaga AhliTenaga Pendukung
Penyedia jasa konsultansi perencanaan diharuskan menyediakan tenaga ahli menurut
kualifikasi, klasifikasi dan senioritasnya, pengalaman sesuai bidangnyadan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang mempunyai
akreditas disamakan dan mempunyai pengalaman cukup sesuai yang disyaratkan.
b. Membuat Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) Tenaga Ahli yang harus
ditulis/diketik dan diteliti dengan benar, ditanda-tangani oleh yang bersangkutan,
diketahui oleh Pimpinan Perusahaan dan dilampiri fotocopy ijasah (S1) yang
dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman kerja.
c.
Membuat Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan oleh perusahaan, yang
bermaterai cukup dan dilampirkan dalam Dokumen Usulan Teknis.
d. Mobilisasi Personil Konsultan Perencana dapat disesuaikan dengan kebutuhan
fisik selama kegiatan pelaksanaan pembangunan.
Penyedia jasa konsultansi perencana diharuskan mampu merinci penggunaan tenaga, baik
Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung serta membuat Struktur
Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi Perencana. Adapun susunan tenaga yang dibutuhkan
meliputi :
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
8/14
No. KLASIFIKASI JUMLAHKUALIFIKASI/
PENGALAMAN
1. Ketua Tim 1
Ahli Utama,
(S1, min. 9 tahun
pengalaman
2. Tenaga Ahli Transportasi 1Ahli,(S1, min. 5 tahun
pengalaman
3.Tenaga Ahli Teknik
Lingkungan1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
4.Tenaga Ahli Ekonomi
Pembangunan1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
5. Tenaga Ahli Teknik Planologi 1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
6. Tenaga Ahli Teknik Sipil 1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
7. Tenaga Ahli Geodesi 1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi 1
Ahli,
(S1, min. 5 tahun
pengalaman
Susunan tenaga pendukung yang diperlukan :
No. KLASIFIKASI JUMLAHKUALIFIKASI/
PENGALAMAN
1.Chief Surveyor
Pengumpulan Data1
Ahli muda,
(S1, min. 1 tahun
pengalaman
2.Surveyor Pengukuran
Lapangan
1min. D3 5 tahun
pengalaman3. Operator Google Internet 1
min. D3 5 tahun
pengalaman
4. Administrasi 1min. D3 5 tahun
pengalaman
5. CAD Oparetor 3min. D3 5 tahun
pengalaman
6. Operator Komputer 1min. D3 5 tahun
pengalaman
7. Office Boy 1 min. SMA/Sederajat
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
9/14
VII. WAKTU PELAKSANAAN
Secara umum dalam rangka efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya pada pekerjaan ini,
maka pengalaman lebih tinggi yang lebih tinggi dari yang diisyaratkan diatas akan lebih
diutamakan.
a. Kegiatan Penyusunan pengembangan transportasi antarmoda di Kalimantan Tengah ini
diselesaikan dalam waktu……(……) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
b. Biaya Konsultan dan tata cara pembayaran diatur sacara kontraktual setelah melalui
tahapan pengadaan jasa konsultansi.
VIII. PEMBIAYAAN
a.
Biaya Perencanaan
A. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPT SMK/2002 tanggal 21
Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara, yaitu :
1. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum yang tercamtum dalam table a s/d d
dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Bila terdapat pekerjaan non standar maka dihitung secara bulan dan biaya langsung
yang dapat diganti dengan ketentuan billing rate yang berlaku. Pengaturan komponen
pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara Bangunan Standar
dan Non Standar serta harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebutkan
angka dan huruf.
3. Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti.
4.
Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan
yang dibuat oleh Departemen Perdagangan dan Konsultan Perencana.
B.
Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku yang terdiri dari :
1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
2. Material dan pengadaan.
3. Pembelian bahan dan ATK.
4. Biaya penyelidikan tanah.
5.
Pembelian atau sewa peralatan.
6. Sewa kenderaan.
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
10/14
7. Biaya rapat-rapat.
8. Biaya Perjalanan (local atau luar kota)
9.
Jasa dan overhead perencana
10. Pajak dan iuran daerah lainnya.
C. Pembayaran biaya konsultan perencana didasrkan pada prestasi kemajuan pekerjaan
perencana.
b. Sumber Pembiayaan
Pagu Biaya Penyusunan Study TATRAWIL ini sebesar Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus Juta
Rupiah) dibebankan pada APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2011 yang
telah disediakan dalam DPA-SKPD pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kalimantan Tengah melalui Program pembangunan Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungn Kegiatan Perencanaan Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan.
IX. PROSES PERENCANAAN
1. Tanggungjawab Perencanaan
Konsultan Perencana bertanggungjawab perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 11
Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Secara umum bertanggungjawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut
ini :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus tealah mengakomodasi batasan-
batasan yang ditetapkan termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaiaan pekerjaan dari mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi standard an
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung Negara.
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
11/14
2. Proses Perencanaan
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi tugas
dan tim teknis.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk antara pokok yang harus
dihasilkan konsultan perencana sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan tim
teknis berdasarkan standar hasil perencanaan.
c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan perencana harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.
d. Hasil karya perencanaan dalam bentuk dokumen yang akan dilelangkan harus
diserahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
XI. PRODUK PERENCANAAN DAN PELAPORAN
A. Sistem Pelaporan
Laporan yang harus disajikan oleh Konsultan meliputi materi dan sajian sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan, merupakan suatu apresiasi terhadap pekerjaan yang memuat :
Kajian awal terhadap kondisi dan lingkup studi;
Tahapan pelaksanaan dan metodologi analisis yang akan diterapkan;
Jadwal dan Rencana kerja serta Rencana pengumpulan data lapangan yang akan
dilakukan;
Diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu setelah penandatanganan kontrak
Dibuat dalam 5 (lima) rangkap.
2. Laporan Antara, adalah merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap kedua yang
memuat :
Rincian data yang diperoleh;
Hasil evaluasi, analisis awal terhadap kondisi eksisting;
3. Laporan Draft Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap ke-3 yang
memuat :
Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekamikal dan elektrikal.
Memuat tentang hasil analisa (mengidentifikasi potensi dan permasalahan) dan
perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan.
Diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah penandatanganan kontrak.
Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
12/14
4. Laporan Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap terakhir yang
merupakan penyempurnaan draft akhir setelah dilaksanakan proses ekspose dengan
tim teknis. Laporan Akhir mencakup :
Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekanikal dan elektrikal.
Perhitungan Kelayakan kegiatan pembangunan jembatan timbang.
Diserahkan selambat-lambatnya 3 hari sebelum berakhirnya kontrak.
Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
5.
Laporan Study Investegasi Design, laporan ini merupakan laporan Studi Investegasi
Design pembangunan jembatan timbang simpang runtu yang sekurang-kurangnya
berisikan mengenai analisa dan perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan yang
meliputi hal-hal :
Kelayakan Lokasi.
Kelayakan Ekonomi.
Kelayakan Lingkungan.
Kelayakan Sosial Budaya.
Kelayakan Arsitektural dan Teknis Teknologi.
6.
Laporan Ringkasan Eksekutif, sebanyak 5 (lima) rangkap yang berisikan :
Maksud dan tujuan pekerjaanKriteria perencanaan
Ringkasan hasil perencanaan
Estimasi biaya konstruksi
7. Dokumen Pengadaan Jasa Pemborongan, sebanyak 5 (lima) rangkap
8. Album Gambar Ukuran A1, sebanyak 5 (lima) rangkap
9. Album Gambar Ukuran A3, sebanyak 5 (lima) rangkap
B. Format Pelaporan
Laporan harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan
yang disempurnakan (EYD).
Format Laporan adalah sebagai berikut :
a.
Kertas
Ukuran Kertas : A4, 80 gram
Jenis Kertas : HVS warna puith polos
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
13/14
Format : Atas = 4; Kiri = 4; Kanan = 3; Bawah = 3
Kertas Pembatas : Kertas Tipis berwarna sebagai pembatas antar bab
b.
Tulisan
Jenis Huruf : Standar
Bentuk Huruf : Jelas, Huruf Tegak, Miring (sesuai kebutuhan)
Spasi : 1,5 spasi
c. Sampul/Cover
Bahan : Kertas tebal, jenis buffalo, dilaminas, hard cover
Warna sampul : Disepakati kemudian
Penjilidan : Dijilid Rapi
Format Sampul : Desain dan tata letak tulisan pada sampul di desain oleh
pelaksana/konsultan dan disetujui oleh pihak pengguna jasa
d. Tabel dan Grafik
Format Tabel/Grafik : Kreatifitas konsultan, mudah dibaca dan dimengerti dengan
teknik presentasi yang komunikatif
e. Peta
Ukuran Kertas : A3, 80 gram
Jenis kertas : HVS warna putih polos
Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang komunikatif
f. Album Gambar (Gambar Kerja/Detail Perencanaan Teknis (DED))
Ukuran Kertas : A1, 80 gram dan A3, 80 gram
Jenis kertas : HVS warna putih polos
Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang komunikatif
Pada setiap selesainya produk Penyusunan Study TATRAWIL di Kalimantan Tengah
akan diadakan suatu pertemuan antara Konsultan, Pemberi Tugas dan unsure lainnya
(Tim Teknis) untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai dan penambahan data
yang diperlukan bagi tahapan berikutnya. Tahapan perubahan ini sudah termasuk dalam
waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan.
XIII. IKATAN HUBUNGAN KERJA, CARA PEMBAYARAN DAN SANKSI-
SANKSINYA
Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus mematuhi petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh pihak Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas baik secara lisan
-
8/16/2019 Kak Studi Tatrawil
14/14
maupun tertulis, dan berpedoman kepada Keppres No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 8tahun 2006.
Pembayaran pada Rekanan Penyedia Jasa Konsultasi dilakukan sesuai dengan
pelaksanaan pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan. Bagi Penyedia Jasa Konsultasi Perencanaan yang melaksanakan pekerjaan.
Tidak sesuai dengan peraturan maupun ketentuan-ketentuan tersebut, akan dikenakan
sanksi-sanksi berupa teguran, peringatan, denda dan pembatalan/pencabutan SPK atau
Surat Perjanjian Kontrak.
XIV. PENUTUP.
a.
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan yang telah diterima dan mencari bahan masukan (input)
yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan ini.
b.
Berdasarkan bahan tersebut konsultan segera menyusun Program Kerja dan dibahas
bersama dengan pemberi tugas atau tim yang telah dibentuk.