kak studi tatrawil

Upload: anonymous-tjxyh9wx

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    1/14

     

    1.  PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Sistem transportasi wilayah merupakan sistem pergerakan manusia dan barang antara satu

    zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang bersangkutan. Transportasi sebagai derived

    demand dalam pembangunan nasional. Transportasi juga sebagai katalisator dalam

    mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.

    Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi diperlukan untuk mendorong kelancaran

    mobilitas manusia, barang dan jasa serta mempercepat pengembagan wilayah dan

    mempererat hubungan antar wilayah NKRI.

    Perencanaan transportasi sangat dibutuhkan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan,

    keadaan lalu lintas, perluasan wilayah. Pengembangan transportasi antarmoda dalam

    wilayah sangat diperlukan guna terselengngaranya transportasi yang efektif, efesien, aman,

    nyaman, lancer dan murah terjangkau.

    Studi Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) di Kalimantan Tengah sebagai

     perencanaan analisis transportasi multi moda dan titik simpul transportasi, perencanaan

     jaringan dan perencanaan sarana dan prasarana transportasi dalam wilayah provinsi

    Kalimantan Tengah.

    1.2  Maksud dan Tujuan

    Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan untuk menjelaskan pekerjaan yang akan

    dilaksanakan oleh konsultan, dengan tujuan agar pekerjaan dimaksud dilaksanakan sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, efektif, efisien, serta tepat sasaran

     bail fisik, keuangan, maupun manfaat.

    1.3  Sasaran

    Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan kegiatan ini meliputi :

    1.  Terlaksananya studi tatrawil di Kalimantan Tengah

    2.  Tersedianya dokumen perencanaan teknik pengembangan transportasi antarmoda di

    Kalimantan Tengah

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    2/14

     

    3.  Tersedianya dokumen pedoman guna penyusunan tahapan pembangunan transportasi

    antarmoda di wilayah provinsi Kalimantan Tengah yang menunjang sistem transportasi

     Nasional.

    1.4  Dasar Hukum Perencanaan

    Dasar hukum dalam kegiatan penyusunan studi investigasi desain jembatan timbang ini

    meliputi :

    1.  Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    (Lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480).

    2.  Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (LNRI Tahun 1999

     Nomor 54, TLN No.3833).

    3. 

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LNRI Tahun 2004

     Nomor 125, TLN Nomor 4437).

    4.  Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

    Pemerintah Pusat Dan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 33, TLN Nomor 4438).

    5.  Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaga Negara Tahun 2004

     Nomor 132, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4444).

    6.  Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

    (Lembaga Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaga Negara Nomor 3529).

    7.  Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan

    Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum.

    8.  Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen Dan

    Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan.

    9. 

    Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

    Konstruksi (Lembaga Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, TLN Nomor 3955).

    10. 

    Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

    (LNRI Tahun 2000 Nomor 64, TLN Nomor 3956).

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan Pembinaan Jasa

    Konstruksi (Lembaga Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 dan TLN Nomor 3957).

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

    (LNRI Tahun 2005 Nomor 140 TLN Nomor 4578).

    13. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah.

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    3/14

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    4/14

     

    4.2 Metode Pendekatan

    A. Metode Pendekatan Penyusunan Studi pengembangan transportasi antarmoda di

    Kalimantan Tengah Pada dasarnya metode pendekatan yang dilaksanakan dalam

     pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

    1. Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data

    Data yang dikumpulkan dan analisa data baik primer maupun sekunder yang sahih

    dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam tahap analisa data.

    Tahap Persiapan

    Pada tahap pendahuluan ini dilakukan persiapan pelaksanaan yang menyangkut

     program kerja (alur pekerjaan dan jadwal,) penyusunan instrument pendataan

    (kuisioner, peralatan, bahan, dan tenaga)

    Tahap kompilasi dan pemrosesan data

    Tahap analisa dan justifikasi potensi dan permasalahan

    Tahap penyusunan skenario (alternatif konsep)

    Tahap penyusunan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan pembangunan

    terminal (lokasi, ekonomi, social-budaya, lingkungan, arsitektural, teknis

    teknologi).

    2. Tahapan Survey dan Pra Rencana

    Metode analisa adalah menguraikan secara persial dan terinci atas berbagai

     permasalahan yang ada, baik permasalahan fisik maupun non fisik, untuk kemudian

    mencari alternatif solusinya secara parsial dan terinci pula.

    3.  Metode Sintesa

    Metode sintesa adalah mengaitkan (mensintesakan) problem dan solusi hasil analisa

    yang ada untuk mendapatkan alternatif rancangan yang optimal, terpadu dan

    komprehensif.

    B. Metode Pendekatan Penyusunan

    Penyusunan TATRAWIL di Kalimantan Tengah dilakukan dengan melalui beberapa

    tahap kegiatan, yaitu :

    1.  Tahapan Persiapan

    Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan lingkup tugas

    sesuai Kerangka Acuan Kerja/TOR

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    5/14

     

    Melakukan telaah/kajian materi dan membuat interpretasi secara garis besar

    terhadap Kerangka Acuan Kerja/TOR

    Menghimpun berbagai data informasi mengenai daerah perencanaan, sesuai

    dengan ketentuan teknis yang memadai untuk digunakan.2.  Tahapan Survey dan Pra Rencana

    Penyusunan pra-rencana pekerjaan termasuk program dan konsep ruang sebagai

    dasar pengembangan selanjutnya.

    Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

    3.  Tahapan Pengembangan dari Rencana detail

    Pada tahapan ini melakukan pengembangan terhadap tahapan sebelumnya, dalam

    hal ini mulai dilakukannya penyusunan Laporan studi.

    4.3 Sistem Pelaksanaan Pekerjaan

    A. Tahapan Awal Dan Pelaksanaan Pekerjaan

    1. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung, lokasi dan bahan untuk

    mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan.

    2. Konsultan bertanggung jawab atas kebenaran hasil penelitian yang disajikan.

    3. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan pemberi

    tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi

    4. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat dan

    diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas.

    5. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki.

    6. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi tugas

     bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh pihak konsultan.

    B. Tahap Konsultasi Dan Legalisasi.

    Secara periodik (sesuai dengan time schedule), konsultan wajib melakukan konsultasi

    dengan pemberi tugas/owner atau kepala tim teknis yang telah ditunjuk mengenai hal-

    hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.

    Tahap konsultasi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah dijelaskan dalam

     program kerja yang disusun oleh pihak konsultan.

    Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan peralatan dan

    lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan konsultasi dan koordinasi

    dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    6/14

     

    Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan yang

     berlaku.

    V. KELUARAN

    Sesuai dengan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan sasaran dalam kerangka acuan ini,

    maka keluaran yang diharapkan dari Penyusunan pengembangan transportasi antarmoda di

    Kalimantan Tengah ini adalah :

    1.  Tersusunnya dokumen study pengembangan transportasi antarmoda.

    2.  Tersusunnya Titik simpul sarana dan prasarana transportasi wilayah di Provinsi

    Kalimantan Tengah.

    Keluaran tersebut diatas disajikan dalam bentuk format laporan naskah akademis dan

    format pengaturan dilengkapi dengan peta-peta kawasan serta peta digital dalam bentuk

    Laporan cetak (print out warna) disertai dengan file digital dalam bentuk media compact

    disc (CD).

    VI. MASUKAN

    6.1 Informasi

    Dalam melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang dibutuhkan

    selain informasi yang telah disampaikan dalam KAK. Informasi dimiliki harus

    termasuk informasi dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sebagai objek dan

    subjek kawasan yang dilakukan studi.

    Keabsahan data dan informasi dari berbagai sumber yang digunakan dalam proses

    deskripsi, analisa, dan penuangan konsep serta penyusunan berbagai program pada

    kegiatan Penyusunan Studi pengembangan transportasi antarmoda kawasan ini

    menjadi bagian tugas koreksi dari konsultan yang bersangkutan. Dan setiap

    kesalahan dan kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi juga

    menjadi tanggung jawab dari pihak Konsultan.

    6.2 Tenaga

    Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga profesional dalam

     jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan yang ditinjau dari lingkup proyek

    maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut ialah personel

     berlatar belakang pendidikan Sarjana (S1) berpengalaman menangani pekerjaan

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    7/14

     

    sejenis dan Strata 2 (S2) untuk ketua tim diprioritaskan Tenaga ahli yang

    dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :

    Tenaga Ahli

    Asisten Tenaga AhliTenaga Pendukung

    Penyedia jasa konsultansi perencanaan diharuskan menyediakan tenaga ahli menurut

    kualifikasi, klasifikasi dan senioritasnya, pengalaman sesuai bidangnyadan harus

    memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a.  Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang mempunyai

    akreditas disamakan dan mempunyai pengalaman cukup sesuai yang disyaratkan.

     b.  Membuat Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)  Tenaga Ahli yang harus

    ditulis/diketik dan diteliti dengan benar, ditanda-tangani oleh yang bersangkutan,

    diketahui oleh Pimpinan Perusahaan dan dilampiri fotocopy ijasah (S1) yang

    dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman kerja.

    c. 

    Membuat Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan oleh perusahaan, yang

     bermaterai cukup dan dilampirkan dalam Dokumen Usulan Teknis.

    d.  Mobilisasi Personil Konsultan Perencana dapat disesuaikan dengan kebutuhan

    fisik selama kegiatan pelaksanaan pembangunan.

    Penyedia jasa konsultansi perencana diharuskan mampu merinci penggunaan tenaga, baik

    Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung serta membuat Struktur

    Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi Perencana. Adapun susunan tenaga yang dibutuhkan

    meliputi :

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    8/14

     

     No. KLASIFIKASI JUMLAHKUALIFIKASI/

    PENGALAMAN

    1. Ketua Tim 1

    Ahli Utama,

    (S1, min. 9 tahun

     pengalaman

    2. Tenaga Ahli Transportasi 1Ahli,(S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    3.Tenaga Ahli Teknik

    Lingkungan1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    4.Tenaga Ahli Ekonomi

    Pembangunan1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    5. Tenaga Ahli Teknik Planologi 1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    6. Tenaga Ahli Teknik Sipil 1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    7. Tenaga Ahli Geodesi 1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi 1

    Ahli,

    (S1, min. 5 tahun

     pengalaman

    Susunan tenaga pendukung yang diperlukan :

     No. KLASIFIKASI JUMLAHKUALIFIKASI/

    PENGALAMAN

    1.Chief Surveyor

    Pengumpulan Data1

    Ahli muda,

    (S1, min. 1 tahun

     pengalaman

    2.Surveyor Pengukuran

    Lapangan

    1min. D3 5 tahun

     pengalaman3. Operator Google Internet 1

    min. D3 5 tahun

     pengalaman

    4. Administrasi 1min. D3 5 tahun

     pengalaman

    5. CAD Oparetor 3min. D3 5 tahun

     pengalaman

    6. Operator Komputer 1min. D3 5 tahun

     pengalaman

    7. Office Boy 1 min. SMA/Sederajat

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    9/14

     

    VII. WAKTU PELAKSANAAN

    Secara umum dalam rangka efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya pada pekerjaan ini,

    maka pengalaman lebih tinggi yang lebih tinggi dari yang diisyaratkan diatas akan lebih

    diutamakan.

    a.  Kegiatan Penyusunan pengembangan transportasi antarmoda di Kalimantan Tengah ini

    diselesaikan dalam waktu……(……) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah

    Mulai Kerja (SPMK).

     b.  Biaya Konsultan dan tata cara pembayaran diatur sacara kontraktual setelah melalui

    tahapan pengadaan jasa konsultansi.

    VIII. PEMBIAYAAN

    a. 

    Biaya Perencanaan

    A.  Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat Keputusan

    Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPT SMK/2002 tanggal 21

    Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara, yaitu :

    1.  Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum yang tercamtum dalam table a s/d d

    dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.

    2.  Bila terdapat pekerjaan non standar maka dihitung secara bulan dan biaya langsung

    yang dapat diganti dengan ketentuan billing rate yang berlaku. Pengaturan komponen

     pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara Bangunan Standar

    dan Non Standar serta harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebutkan

    angka dan huruf.

    3.  Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti.

    4. 

    Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan

    yang dibuat oleh Departemen Perdagangan dan Konsultan Perencana.

    B. 

    Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara

    kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai

     peraturan yang berlaku yang terdiri dari :

    1.  Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.

    2.  Material dan pengadaan.

    3.  Pembelian bahan dan ATK.

    4.  Biaya penyelidikan tanah.

    5. 

    Pembelian atau sewa peralatan.

    6.  Sewa kenderaan.

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    10/14

     

    7.  Biaya rapat-rapat.

    8.  Biaya Perjalanan (local atau luar kota)

    9. 

    Jasa dan overhead perencana

    10. Pajak dan iuran daerah lainnya.

    C.  Pembayaran biaya konsultan perencana didasrkan pada prestasi kemajuan pekerjaan

     perencana.

     b.  Sumber Pembiayaan

    Pagu Biaya Penyusunan Study TATRAWIL ini sebesar Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus Juta

    Rupiah) dibebankan pada APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2011 yang

    telah disediakan dalam DPA-SKPD pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

    Provinsi Kalimantan Tengah melalui Program pembangunan Prasarana Dan Fasilitas

    Perhubungn Kegiatan Perencanaan Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan.

    IX. PROSES PERENCANAAN

    1.  Tanggungjawab Perencanaan

    Konsultan Perencana bertanggungjawab perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 11

    Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

    Secara umum bertanggungjawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut

    ini :

    a.  Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar

    hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan

    ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

     b.  Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus tealah mengakomodasi batasan-

     batasan yang ditetapkan termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,

    waktu penyelesaiaan pekerjaan dari mutu bangunan yang akan diwujudkan.

    c. 

    Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi standard an

     pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada

    umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung Negara.

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    11/14

     

    2.  Proses Perencanaan

    a.  Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,

    konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi tugas

    dan tim teknis.

     b.  Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk antara pokok yang harus

    dihasilkan konsultan perencana sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan tim

    teknis berdasarkan standar hasil perencanaan.

    c.  Dalam pelaksanaan tugas, konsultan perencana harus selalu memperhitungkan bahwa

    waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.

    d.  Hasil karya perencanaan dalam bentuk dokumen yang akan dilelangkan harus

    diserahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

    XI. PRODUK PERENCANAAN DAN PELAPORAN

    A.  Sistem Pelaporan

    Laporan yang harus disajikan oleh Konsultan meliputi materi dan sajian sebagai berikut :

    1.  Laporan Pendahuluan, merupakan suatu apresiasi terhadap pekerjaan yang memuat :

    Kajian awal terhadap kondisi dan lingkup studi;

    Tahapan pelaksanaan dan metodologi analisis yang akan diterapkan;

    Jadwal dan Rencana kerja serta Rencana pengumpulan data lapangan yang akan

    dilakukan;

    Diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu setelah penandatanganan kontrak

    Dibuat dalam 5 (lima) rangkap.

    2.  Laporan Antara, adalah merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap kedua yang

    memuat :

    Rincian data yang diperoleh;

    Hasil evaluasi, analisis awal terhadap kondisi eksisting;

    3.  Laporan Draft Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap ke-3 yang

    memuat :

    Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekamikal dan elektrikal.

    Memuat tentang hasil analisa (mengidentifikasi potensi dan permasalahan) dan

     perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan.

    Diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah penandatanganan kontrak.

    Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    12/14

     

    4.  Laporan Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap terakhir yang

    merupakan penyempurnaan draft akhir setelah dilaksanakan proses ekspose dengan

    tim teknis. Laporan Akhir mencakup :

    Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekanikal dan elektrikal.

    Perhitungan Kelayakan kegiatan pembangunan jembatan timbang.

    Diserahkan selambat-lambatnya 3 hari sebelum berakhirnya kontrak.

    Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

    5. 

    Laporan Study Investegasi Design, laporan ini merupakan laporan Studi Investegasi

    Design pembangunan jembatan timbang simpang runtu yang sekurang-kurangnya

     berisikan mengenai analisa dan perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan yang

    meliputi hal-hal :

    Kelayakan Lokasi.

    Kelayakan Ekonomi.

    Kelayakan Lingkungan.

    Kelayakan Sosial Budaya.

    Kelayakan Arsitektural dan Teknis Teknologi.

    6. 

    Laporan Ringkasan Eksekutif, sebanyak 5 (lima) rangkap yang berisikan :

    Maksud dan tujuan pekerjaanKriteria perencanaan

    Ringkasan hasil perencanaan

    Estimasi biaya konstruksi

    7.  Dokumen Pengadaan Jasa Pemborongan, sebanyak 5 (lima) rangkap

    8.  Album Gambar Ukuran A1, sebanyak 5 (lima) rangkap

    9.  Album Gambar Ukuran A3, sebanyak 5 (lima) rangkap

    B.  Format Pelaporan

    Laporan harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan

    yang disempurnakan (EYD).

    Format Laporan adalah sebagai berikut :

    a. 

    Kertas

    Ukuran Kertas : A4, 80 gram

    Jenis Kertas : HVS warna puith polos

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    13/14

     

    Format : Atas = 4; Kiri = 4; Kanan = 3; Bawah = 3

    Kertas Pembatas : Kertas Tipis berwarna sebagai pembatas antar bab

     b. 

    Tulisan

    Jenis Huruf : Standar

    Bentuk Huruf : Jelas, Huruf Tegak, Miring (sesuai kebutuhan)

    Spasi : 1,5 spasi

    c.  Sampul/Cover

    Bahan : Kertas tebal, jenis buffalo, dilaminas, hard cover

    Warna sampul : Disepakati kemudian

    Penjilidan : Dijilid Rapi

    Format Sampul : Desain dan tata letak tulisan pada sampul di desain oleh

     pelaksana/konsultan dan disetujui oleh pihak pengguna jasa

    d.  Tabel dan Grafik

    Format Tabel/Grafik : Kreatifitas konsultan, mudah dibaca dan dimengerti dengan

    teknik presentasi yang komunikatif

    e.  Peta

    Ukuran Kertas : A3, 80 gram

    Jenis kertas : HVS warna putih polos

    Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang komunikatif

    f.  Album Gambar (Gambar Kerja/Detail Perencanaan Teknis (DED))

    Ukuran Kertas : A1, 80 gram dan A3, 80 gram

    Jenis kertas : HVS warna putih polos

    Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang komunikatif

    Pada setiap selesainya produk Penyusunan Study TATRAWIL di Kalimantan Tengah

    akan diadakan suatu pertemuan antara Konsultan, Pemberi Tugas dan unsure lainnya

    (Tim Teknis) untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai dan penambahan data

    yang diperlukan bagi tahapan berikutnya. Tahapan perubahan ini sudah termasuk dalam

    waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan.

    XIII. IKATAN HUBUNGAN KERJA, CARA PEMBAYARAN DAN SANKSI-

    SANKSINYA

    Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus mematuhi petunjuk-

     petunjuk yang diberikan oleh pihak Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas baik secara lisan

  • 8/16/2019 Kak Studi Tatrawil

    14/14

     

    maupun tertulis, dan berpedoman kepada Keppres No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah

    terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 8tahun 2006.

    Pembayaran pada Rekanan Penyedia Jasa Konsultasi dilakukan sesuai dengan

     pelaksanaan pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang telah

    diselesaikan. Bagi Penyedia Jasa Konsultasi Perencanaan yang melaksanakan pekerjaan.

    Tidak sesuai dengan peraturan maupun ketentuan-ketentuan tersebut, akan dikenakan

    sanksi-sanksi berupa teguran, peringatan, denda dan pembatalan/pencabutan SPK atau

    Surat Perjanjian Kontrak.

    XIV. PENUTUP.

    a. 

    Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya

    memeriksa semua bahan yang telah diterima dan mencari bahan masukan (input)

    yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan ini.

     b. 

    Berdasarkan bahan tersebut konsultan segera menyusun Program Kerja dan dibahas

     bersama dengan pemberi tugas atau tim yang telah dibentuk.