karakteristik dan tumbuh kembang remaja
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK DAN TUMBUH KEMBANG REMAJA
REMAJA
• Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun
• Secara fisik, remaja ditandai dengan perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama terkait dengan kelenjar seksual
• Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan moral diantara masa anak-anak menuju dewasa
KARAKTERISRIK
Tahap Perekembangan
RemajaUsia Remaja Awal (12-15 th)
Usia remaja Tengah (15-18 th)
Usia remaja Akhir (18-19 th)
Usia remaja awal (12-15
th)
Lebih dekat dengan teman
sebaya
Ingin Bebas
Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
kOGNITIF
Menggali kemampuan
baru untuk pikiran abstrak
yang terbatas, mencari-
cari nilai dan energi baru,
perbandingan terhadap
“normalitas” dengan
sebaya yang jenis
kelaminnya sama (Wong,
2004).
Terus menerus memikirkan perubahan tubuh yang cepat, mencoba berbagai peran, pengukuran ketertarikan dengan penerimaan atau penolakan terhadap sebaya, menegaskan norma-norma kelompok. Pada fase ini remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri (Wong, 2004).
Identitas
Mendefinisikan batasan
kemandirian
ketergantungan, keinginan
yang kuat untuk tetap
tergantung pada orang
tua, sambil mencoba
untuk memisahkan diri,
tidak ada konflik utama
terhadap kontrol parental
(Wong, 2004)
Mencari afiliasi sebaya untuk menghadapi ketidaksetabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat, peningkatan pertemanan ideal yang dekat dengan anggota, dengan jenis kelamin yang sama, berjuang untuk menguasai dan mengambil tempat di dalam kelompok (Wong, 2004)
Hubungan dengan
orang tua
Hubungan dengan sebaya
Eksplorasi diri dan evaluasi
kencan terbatas. Pada fase
ini, remaja memilih
pasangan berdasarkan
karakteristik fisik dan
kepribadian yang diterima
oleh kelompok teman
sebaya. Dengan adanya
hubungan ini remaja
mengeksplorasi dan
memahami perasaan
romantis (Wong, 2004).
Pada masa tersebut mulai muncul tingkah laku impulsif secara bertahap tanpa adanya kemampuan kognitif untuk memahami tingkah laku tersebut. Rasa marah diekspresikan dengan kemurungan, ungkapan yang meledak-ledak (Rudolph, 2006)
Seksualitas
Psikologis
Usia Remaja Tengah
(15-18 th)
Timbulnya keinginan untuk
kencan
Mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak
Mempunyai rasa cinta yang mendalam
Mencari identitas diri
kOGNITIFpada fase ini, remaja mampu berpikir tentang pikiran mereka sendiri dan pikiran orang lain. Remaja mulai mampu membedakan pikiran orang lain dan pikiran mereka sendiri dan mengintepretasikan pikiran orang lain secara lebih akurat. Mereka mampu memahami bahwa beberapa konsep adalah mutlak atau tidak, bergantung pada faktor-faktor pengaruh lainnya (Wong, 2004).
Mengubah citra diri menjadi sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri) meningkat. Individu berharap untuk memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan dari difusi peran ((Wong, 2009).
Identitas
. Fase ini merupakan titik terendah dalam hubungan orang tua – anak. Remaja
menjadi lebih kompeten sehingga remaja memelukan otonomi yang lebih besar, sementara kekurangan uang atau rintangan dari orang tua menjadi penghalang
(Wong, 2009).
Kebutuhan identitas yang kuat untuk memantapkan citra diri, setandard perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya, penerimaan oleh sebaya sangat penting / rasa takut akan penolakan dan eksplorasi terhadap kemampuan untuk menarik lawan jenis.
Hubungan dengan sebaya
Hubungan
dengan
Orang tua
Remaja mulai mengembangkan perasaan
romantis, dan kebanyakan
remaja memulai percobaan
seksual. Pada fase ini,
remaja memilih pasangan
berdasarkan karakteristik
fisik dan kepribadian yang
diterima oleh kelompok
teman sebaya. Dengan
adanya hubungan ini
remaja mengeksplorasi dan
memahami perasaan
romantis (Wong, 2009).
Lebih instrospektif, kecenderungan untuk menarik diri ketika marah atau psaat merasakan sakit hati, ketidakstabilan emosi (kebimbangan), dan tingkah laku yang impulsif (Rudolph, 2006)
Seksualitas
Psikologis
Usia Remaja Akhir (18-21 th)
Pengungkapan identitas diri
Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
Mempunyai citra jasmani dirinya
Dapat mewujudkan rasa cinta
Mampu berpikir abstrak
kOGNITIFMencapai pikiran abstrak, dapat menerima dan bertindak pada pelaksanaan jangka panjang, mampu memandang masalah secara komprehensif, identitas intelektual dan fungsional terbentuk. (Wong, 2004).
Definisi citra tubuh dan peran jender hampir menetap, identitas seksual matang, fase konsolidasi tentang identitas, stabilitas harga diri, nyaman dengan pertumbuhan fisik, peran sosial terdefinisi dan terartikulasi (Wong, 2009).
Identitas
Perpisahan emosional dan fisik dari orang tua terselesaikan, bebas dari orang tua dengan sedikit konflik dan emansipasi hampir terjamin. Konflik dengan keluarga mengenai masalah moral dan etik timbul karena pandangan sosiosentrik dan bukan lagi sebagai masalah
egosentrik (Rudolph, 2006).
Kepentingan individu dalam kelompok yang bersifat pertemanan sebaya mulai berkurang, mereka mulai masuk pada tahap hubungan yang lebih serius dari sekedar pertemanan biasa. Mereka mulai menjajagi kemungkinan hubungan yang permanen antara pria dan wanita (Wong, 2009).
Hubungan dengan sebaya
Hubungan dengan Orang
tua
Membentuk hubungan
yang stabil dan saling
tertarik, meningkatkan
kapasitas untuk mutualitas,
berkencan sebagai
pasangan pria-wanita,
keintiman melibatkan
komitmen dari pada
eksplorasi dan romantisme.
Pilihan pasangan
kemungkinan lebih
didasarkan pada
karakteristik dan
ketertarikan pribadi (Wong,
2009)
Identitas personal telah terbentuk, Emosi lebih konstan dan perasaan marah lebih terkontrol (Rudolph, 2006)
Seksualitas
Psikologis
TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
Semua tugas-tugas perkembangan masa
remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap
dan pola perilaku kanak-kanak dan
mempersipakan sikap dan perilaku orang
dewasa.
• Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang
dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
• Mencapai peran sosial pria dan wanita.
• Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan
tubuhnya secara efektif.
• Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggungjawab.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan
orang-orang dewasa lainnya.
• Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
• Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai
pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.