karya ilmiah

Upload: muzaroh-khotimah

Post on 17-Jul-2015

173 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Karya ilmiah

Budidaya Ternak Itik Petelur(Untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah lingkuan bisnis)

Oleh: Analis Eko Budi Ryanto 10.12.4479 S1.SI.2B

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

(Abstrak) Itik merupakan jenis unggas yang termasuk dalam class Aves seperti halnya ayam. Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard yang terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Di indonesia sendiri, itik banyak diternak untuk dimanfaatkan telur dan dagingnya. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor. Keunggulan itik dibandingkan unggas lainnya adalah daya adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan baru, jadi cukup mudah untuk untuk dikembangkan atau dibudidayakan.

ISI1. Pemilihan Bibit Di Indonesia banyak sekali itik lokal yang berkualitas (unggulan). Seperti itik Tegal, Itik Mojosari, Itik Alabio, Itik Bali, dan lain sebagainya. Untuk itik jenis Mojosari ini sangat menarik untuk dibudidaya. Karena badan itik Mojosari relatif lebih kecil dibandingkan dengan itik petelur lainnya, tetapi memliki telurnya cukup besar, enak rasanya dan digemari oleh konsumen. Itik yang berasal dari kecamatan Mojokerto Jawa Timur ini memiliki ciri ciri sebagai berikut: Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas. Warna paruh dan kaki hitam. Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg. Produksi telur rata-rata 230-250 butir/tahun. Berat telur rata-rata 65 gram. Warna kerabang telur putih kehijauan. Masa produksi 11 bulan/tahun. Itik Mojosari ini bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif. Setelah umur 7 bulan produksinya mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi. 2. Pakan A. Jenis Pakan a) Dedak Padi Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ternak mempunyai kandungan karbohidrat atau sumber energi yang cukup tinggi. b) Singkong Singkong merupakan tanaman yang mudah dijumpai dart banyak dihasilkan diIndonesia. Bagian singkong yang dapat digunakan sebagai bahan pakan itik adalah umbigaplek, mempunyai kandungan karbohidat atau sumber energi yang tinggi, hampir menyamai jagung, tetapi miskin akan protein (sekitar 2%). c) Bekicot Bekicot dapat digunakan sebagai sumber protein untuk itik. Kadar protein ini dapat ditingkatkan dengan membuat tepung bekicot (dipisahkan dari kulit, dikeringkan lalu digiling). Mengandung 52% protein dari bekicot mentah, dan mengandung 32,7% protein

d)

e)

f)

B.

dari bekicot rebus. Tepung bekicot mentah dapat dicampurkan dalam pakan itik hingga 15%, sedangkan tepung bekicot rebus hingga 20%. Keong Mas Keong emas baik digunakan untuk campuran pakan itik karena mengandung banyak protein dan kalsium. Cara yakni keong Mas harus direbus dahulu agar zat anti nutrisi yang berpengaruh negatif pada ternak hilang. Cangkang Udang Cangkang udang basah mempunyai kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan mengandung 50% protein kasar, 11% calcium dan 1,95% fosfor. Pemberian cangkang udang kering hingga 30,% dapat meningkatkan produksi telur itik cukup tinggi. Ikan rucah Ikan rucah yang banyak dihasilkan di berbagai daerah dapat digunakan sebagai sumber protein bagi itik. Pemberian ikan rucah akan saling melengkapi kebutuhan protein jika diberikan bersamaan dengan cangkang udang. Pemberian Pakan dan Minum Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu: a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder). b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai. c. umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai. d. umur 18 minggu72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus). Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen. e. Pemberian probiotik MigroSUPLEMEN pada itik muda dicampur pada air minum. Cara pemberiannya adalah sebagai berikut : 1. Umur 1 7 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 30ml /hari/1000 ekor. 2. Umur 8 14 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 60ml /hari/1000 ekor. 3. Umur 15 20 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 90ml /hari/1000 ekor. 4. Umur 21 keatas : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 100ml /hari/1000 ekor. Diberikan hanya 2 hari sekali. f. Itik yang sudah memproduksi telur, probiotik MigroSUPLEMEN diberikan setiap 2 hari sekali (pagi atau sore hari) dengan dosis 120ml/2hari sekali/1000 ekor. Diberikan pada air minum atau dicampurkan pada pakan. g. Bila sedang aplikasi vaksin, pemberian probiotik MigroSUPLEMEN pada hari tersebut dihentikan, diberikan kembali keesokan harinya. Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu : a. Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam. b. Umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus). c. Umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.

3. Perkandangan Syarat Perkandangan Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari kandang tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:

1) Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut. 2) Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah). 3) Kandang yang dibangun harus memberikan hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang. 4) Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu peternak dan keluarganya. Sebaliknya keluarga peternak juga tidak mengganggu itik tersebut. 5) Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas. Jenis kandang 1) Kandang Itik Sistem Terkurung Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi telur konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan, bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas berupa kulit padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila alas kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang kelembabannya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya penyakit. 2) Kandang Itik Sistem Perkarangan Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar pekarangan dibuat pagar dengan tinggi 75 cm. 3) Kandang Itik Sistem Baterai Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan bambu anyaman atau kawat. Kandang yang Ideal Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu. Hal lain yang menjadi penentu ideal tidaknya kandang yang kita dirikan adalah luasan kandang serta daya tampungnya. Sebagai patokan tiap satu meter persegi kandang bisa didiami dengan 4 ekor itik dewasa (umur > 6 bulan) dengan rumus sebagai berikut: Panjang kandang (m) X lebar (m) X 4 = Jumlah itik yang dipelihara 4. Kesehatan Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu: 1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa. 2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat.

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah: 1. Penyakit Duck Cholera Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pencegahan: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat. 2. Penyakit Salmonellosis Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pencegahan: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat. 3. Penyakit Cacing Penyebab: Berbagai jenis cacing. Tanda-tanda: Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang. 4. Lumpuh Penyebab: Kekurangan vitamin B. Tanda-tanda: Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh,kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan. Pencegahan: Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari. 5. Panen A. Hasil Utama Hasil utama dari usah ternak itik petelur dalah telur itik.

B. Hasil Tambahan Hasil tambahan berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging, dan kotoran ternak sebagai pupuk tanah yang berharga.

ReferensiBambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998 Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999 Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361 Sumber: bisnisukm.com Wordpress.com