kasus integrasi tbc

15
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN IBU MENYUSUI DENGAN TBC Disusun oleh: Bety Wahyu H. (06/196512/KU/11965) Sri komong, S. Kep PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

Upload: alfonso-hasudungan-silalahi

Post on 30-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

KASUS INTEGRASI TBC

TRANSCRIPT

Page 1: KASUS INTEGRASI TBC

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

IBU MENYUSUI DENGAN TBC

Disusun oleh:

Bety Wahyu H. (06/196512/KU/11965)

Sri komong, S. Kep

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2010

Page 2: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

BAGIAN 1. ASSESMEN

A. Anamnesis

Berkaitan Dengan Riwayat Gizi

Data Sosio

ekonomi

Penghasilan : <1.000.000Jumlah anggota keluarga : 5

Suku : Jawa

Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : jam kerja ibu rumah tangga

Jumlah jam tidur sehari : 8 jam

Jenis olahraga : - Frekuensi : -

Alergi makanan Makanan . : - Penyebab

Jenis diet khusus : -

Alasan : -

Yang Menganjurkan : -

Masalah

gastrointestinal

Nyeri ulu hati (ya /tidak), Mual (ya/tidak), Muntah (ya/tidak),

Diare (ya/tidak), Konstipasi (ya/tidak ), Anoreksia (ya/tidak)

Perubahan pengecapan/penciuman (ya/tidak)

Penyakit kronik Jenis penyakit :Batuk lama Modifikasi diet : -

Jenis dan lama pengobatan : pengobatan TBC namun terputus kareena

pasien hamil.

Kesehatan mulut Sulit menelan (ya /tidak), Stomatitis (ya /tidak), Gigi lengkap

(ya/tidak)

Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : Jamu Brotowali

Frekuensi dan jumlah : 2 gelas/minggu

Perubahan berat

badan

Bertambah/berkurang : berkurang lamanya : 3 bln terakhir

disengaja /tidak : tidak disengaja

Mempersiapkan

makanan

Fasilitas memasak : tungku dan kompor

Fasilitas menyimpan makanan : meja makan

Riwayat / pola

makan

Riwayat makan

Makanan pokok ...3.. x/hari dan selingan ......-....... x sehari

Nasi : ...2.. x sehari sejumlah ....2.... piring/entong

Ayam/daging : 3X/bulan

Ikan : 1X/minggu

1

Page 3: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

Telur : 2X / minggu

Tahu/ tempe : 3X / hari

Sayur : Kangkung, kacang

Buah : Pepaya (kalau ada di kebun)

Teh Manis : 1X/hari

Kesimpulan :

Dihadapkan pada pasien Ny. M yang sedang menyusui dengan riwayat TBC sebagai ibu

rumah tangga dengan aktivitas sedang, berkaitan dengan masalah gizi pasien tidak memiliki

riwayat alergi makanan maupun masalah gastrointestinal. Kesehatan mulut pasien baik,

pasien terbiasa meminum jamu brotowali dengan frekuensi 2 gelas tiap minggunya, pasien

mengaku mengalami penurunan berat badan setelah melahirkan, namun penurunan berat

badan ini melampaui berat badan bisanya. Dalam mempersiapkan makanan pasien

mempersiapkan dengan menggunakan kompor dan tungku dan fasilitas penyimpanan

makanan di meja makan. Riwayat dan pola makan pasien biasa, nafsu makan pasien baik,

dari pengkajian riwayat makan diketahui bahwa pasien terkdang mengkonsumsi makan 2

kali sehari dan jarang mengkonsumsi lauk hewani khususnya daging-dagingan. Hal ini

mendukung penyebab bahwa bayi yang dilahirkan pasien BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah) selain juga dapat dimungkinkan adanya penyakit lain.

Pembahasan Anamnesis

TB paru atau yang dengan nama panjang Tuberculosis merupakan penyakit yang disebabkan

oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis yang mengakibatkan pengurangan jaringan, batuk,

demam dan berdahak, adanya demam dan batuk berdahak ini menyebabkan asupan makan

pasien turun selain itu pengurangan jaringan yang timbul menyebabkan penurunan status

gizi pasien menjadi gizi kurang bahkan dapat menjadi gizi buruk.. Pada penderita TB, basal

metabolisme naik 20-30% pada suhu tubuh 102,2 F atau lebih (Astuti, 2010).

2

Page 4: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

B. ANTROPOMETRI

TB/PB…155….cm

Rentang Lengan……-….. cm

Tinggi lutut………-…cm

Berat Badan……40…. kg

LLA……22…cm

L. pinggul : ………-…..Cm

L. Pinggang : .......

..-……Cm

Kesimpulan :

Status gizi berdasarkan LLA = LLA pengukuran x 100%

LILA standar

= 22 x 100% = 79,42 %

27,7

Berdasarkan perhitungan status gizi menggunakan LLA, status gizi pasien tergolong gizi kurang

karena memiliki nilai 79,42 %, hal ini terkait dengan adanya infeksi TB yang menyebabkan

pengurangan jaringan sehingga menurunkan status gizi penderita (Astuti, 2010).

Kategori status gizi berdasar pengukuran LLA :

> 85 % = gizi baik

70 % - 85 % = gizi kurang

< 70 % = gizi buruk

Sedangkan status gizi pasien dari IMT yaitu :

Status gizi pasien menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu :

IMT = BB/(TB)2(m)

= 40/(1,55)2

= 16,65 (Gizi Buruk)

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA

Tidak terdapat pemeriksaan biokimia

D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK

1. Kesan Umum : CM, lemas, kurus, pucat

2. Vital Sign :

Nilai normal 7 Mei 2010 KeteranganTekanan darah 120/80 100/60 Dibawah NormalRespirasi 15-30 x 32 CepatNadi 60-100 88 NormalSuhu 36 – 37,5 °C 36,5 Afebris

3. Kepala/ abdomen/extremitas dll :-

3

Page 5: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

Kesimpulan status gizi :

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinik dapat disimpulkan bahwa pasien dalam

keadaan compos mentis, lemah, kurus dan pucat. Tekanan darah pasien berada di bawah normal,

respirasi cepat, nadi normal, dan suhu tubuh pasien febris.

E. ASUPAN ZAT GIZI.

Hasil Recall 24 jam diet : Rumah

Tanggal : 6 Mei 2010

Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Asupan

Kebutuhan1883,7 60 52,32 293,19

% Asupan

Kesimpulan :

Dari hasil recall 24 jam pada pasien dapat diketahui bahwa asupan makan pasien kurang yaitu

<60% kecuali pada asupan lemak sudah baik yaitu 87,27%.

Untuk klasifikasi hasil yang diperoleh, digunakan kriteria yang ditetapkan oleh USDA berupa

Healthy Eating Index (HEI) yaitu :

Asupan > 80% dari kebutuhan = asupan baik

Asupan berkisar 51% – 80% dari keb. = asupan kurang, butuh peningkatan

Asupan < 51% dari kebutuhan = asupan buruk (Gibson, 2005).

. Turunnya asupan makan disebabkan karena kondisi tubuh pasien yang lemah, batuk, selain itu

adanya berbagai terapi medis yang umumnya menyebabkan gangguan saluran cerna, mual, dan

anorexia semakin memperkuat turunnya asupan makan. Oleh karena itu motivasi pasien untuk

meningkatkan asupan makanannya diperlukan dalam pengobatan.

4

Page 6: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

F. TERAPI MEDIS

Jenis

Obat/tindakanFungsi Interaksi dengan zat gizi

Rifampisin Terapi TP Paru

Anorexia dan gangguan saluran

cerna. Diberikan pd saat perut

kosong 2 jam sebelum/sesudah

makan

INH TBC Paru

Rasa tidak nyaman pada GI

Diberikan pd saat perut kosong

2 jam sebelum/sesudah makan

Menyebabkan neuritis dengan

penurunan abs. vitamin B6,

Niacin, dan vitamin B12.

Nausea, muntah dan mulut

kering sering terjadi.

Pirazinamid TBC ParuTidak terdapat interaksi dengan

zat gizi

5

Page 7: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

Problem Gizi

Domain Intake :

1. Peningkatan kebutuhan energi dan protein

2. Kekurangan intake makanan oral

3. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan

Kesimpulan

1. Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan infeksi TB ditandai oleh pasien

dalam kondisi perawatan penyakit TBC, status gizi pasien yang buruk (NI 1.1)

2. Kekurangan intake makanan oral berkaitan dengan katabolisme dan ketidakmampuan

memenuhi bahan makanan ditandai oleh intake makanan yang rendah dan riwayat/pola

makan pasien yang kurang memenuhi kebutuhan tubuh (NI 2.1)

3. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan katabolisme penyakit infeksi

ditandai oleh intake makanan yang kurang dan TB paru (NC 3.2)

6

Page 8: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING

1. Terapi Diet , Bentuk makanan dan cara pemberian : Diet TETP, Biasa, Peroral

2. Tujuan Diet

a. Memberikan makanan yang mencukupi kebutuhan tubuh pasien

b. Mengurangi kerusakan jaringan tubuh akibat infeksi

c. Memberikan makanan sesuai daya terima pasien

d. Mencegah semakin memburuknya status gizi pasien

3. Syarat / prinsip Diet:

a. Energi diberikan tinggi dikoreksi dengan faktor stress

b. Protein diberikan tinggi 1,5 gr/Kg BB untuk mempercepat penyembuhan dan

memperhatikan kondisi pasien yang masih menyusui

c. Lemak diberikan mencukupi kebutuhan tubuh sehari

d. Karbohidrat diberikan cukup memenuhi kebutuhan tubuh sehari

4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi

Perhitungan kebutuhan energi menggunakan rumus Harris Benedict :

BEE = 655,1 + 9,56 (BB) + 1,85 (TB) – 4,68 (U)

= 655,1 + 9,56 (40) + 1,85 (155) – 4,68 (25)

= 1207,5 kcal

TEE = BEE x FA x FS

= 1207,5 x 1,3 x 1,3

= 1883,7

Protein = 1,5 x 40 = 60 gr = 240 Kcal

Lemak = 25% x 1883,7 = 470,93 kcal = 52,32 gr

KH = 1883,7 – 240 - 470,93 = 1172,78 kcal = 293,19 gr

Pembahasan Preskripsi Diet :

Berdasarkan perhitungan Harris Benedict, energi yang dibutuhkan pasien sebesar

1803,22 kcal. Sedangkan kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat masing-masing sebesar

69,18 gr; 49,40 gr; dan 270,48 gr.

7

Page 9: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

5. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah gizi Tujuan Materi konseling keterangan Peningkatan

kebutuhan zat gizi

Kurangnya asupan makanan

Memberikan makanan yang mencukupi kebutuhan tubuh pasien

Mengurangi kerusakan jaringan tubuh akibat infeksi

Mencegah semakin memburuknya status gizi

Memberikan penjelasan mengenai diet TETP dan tujuan dilakukannya diet TETP

Mejelaskan mengenai manfaat diet TETP

Memberikan penjelasan mengenai BM yang dianjurkan untuk dikonsumsi

Memberikan penjelasan rekomendasi diet yang dianjurkan

Media yang digunakan adalah leaflet diet DM dan leaflet BMP (Bahan Makanan Penukar)

B. IMPLEMENTASI

1. Rekomendasi Diet :

Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Kebutuhan

(planning)1883,7 60 52,32 293,19

Rekomendasi1920 64 55 295

Persentase 101,93% 106,67% 105,12% 100,62%

2. Penerapan diet berdasarkan rekomendasi

a. Jenis diet : diet TETP

b. Bentuk : biasa

c. Pemberian : peroral

Golongan Penukar E KH P L

Karbohidrat 3 525 12   120Lauk Hewani 2 190 20 12  Lauk Nabati 2 160 12 6 16sayur A 0        Sayur B 3 150 9   30Buah 1 40     10Gula 7 280     70Snack 1 175 4   40Minyak 6 270   30  Susu 1 130 7 7 9

8

Page 10: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

Pembagian Waktu Makan Sehari

Waktu Makan MakananRekomendasi

Penukar gram

Pagi

Beras 1 50LH 1 50LN 1 50Sayur 1 100Buah 1 100Susu - -Gula 1½ 15Minyak 1 5

Selingan Pagi

Snack 1½ 75Susu 1 25Gula 1½ 15Buah - -

Siang

Beras ½ 25LH 1 50LN 1 50Sayur ¾ 75Buah 1 100Susu - -Gula 2 15Minyak 1 5

Selingan Sore Buah - -

Sore

Beras ½ 25LH 1 50LN ¾ 75Sayur ¾ 75Buah - -Susu - -Gula 1½ 15Minyak 1 5

Nilai Gizi

Energi 1820Protein 71,5Lemak 53,25KH 266

9

Page 11: KASUS INTEGRASI TBC

Prodi Gizi Kesehatan FK UGM tahun 2010

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Astuti, Herni. 2010. Penatalaksanaan Diet Pada PPOK. Disampaikan pada Mata Kuliah Dietetik Program Studi Gizi Kesehatan UGM Yogyakarta.

Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment 2nd Edition. New York : Oxford University Press, Inc.

Sutedjo, A.Y. 2009. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books : Yogyakarta.

10