kasus jiwa perorangan
DESCRIPTION
kasus jiwaTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
SEORANG
PEMBIMBING:Dr. Siti Khalimah, Sp. Kj.
Disusun oleh :
Azmi Ikhsan Azhary030.09.043
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT MARZUKI MAHDI
PERIODE 6 JULI 2015 – 8 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : 6 November 1995
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Buruh pabrik
Alamat : Kp. Bakan Jati RT/RW 05/15 Kel.
Cidadap, Jawa Barat
Tanggal Masuk RS.MM : 9 Juli 2015
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis dilakukan
Autoanamnesis dilakukan kepada pasien pada tanggal
A. Keluhan Utama
Mengamuk dan melempar – lempar barang sejak 1 hari yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMM diantar oleh Ayah dan keponakannya
dengan keluhan mengamuk dan melempar – lempar barang sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sebelum pasien dibawa ke UGD RSMM, pasien
memakai shabu. Ayah pasien mengatakan bahwa emosi pasien sangat tidak
stabil. Pasien sangat mudah tersinggung dan cepat marah, terutama jika
1
keinginannya tidak segera dipenuhi. Pasien sering keluyuran dan sering kali
pulang dini hari. Menurut ayah pasien, pasien seringkali sulit tidur. Ayah
pasien mengaku bahwa bila pasien diajak berbicara, isi pembicaraannya masih
dapat dimengerti. Kadang kala, isi pembicaraan pasien dapat melantur bila
diajak berbicara dalam waktu yang lama. Dirumah, pasien dikatakan bahwa ia
suka mengganggu orang sekitarnya apabila ada orang lain yang lewat di depan
rumahnya. Menurut Ayahnya, pasien pernah membunuh orang pada tahun
1996 karena membantu masalah temennya. Ayahnya juga mengaku bahwa
sejak 20 tahun yang lalu sampe sekarang pasien mengkonsumsi shabu – shabu.
Pasien mengaku bahwa ia mempunyai perusahaan yang besar dan ia digaji
dengan uang sebesar 70 juta rupiah. Pasien mengaku sangat memikirkan
anaknya karena ia takut tidak ada yang mengurusnya. Pasien bercerita bahwa ia
sering melihat kalajengking raksasa dan ia menjadi sangat ketakutan. Menurut
ayah pasien, gejala tersebut sudah berlangsung selama 20 tahun.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
2. Riwayat Medis Lainnya
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
b. Aktivitas sosial
2
c. Riwayat kehidupan beragama
d. Riwayat pelanggaran hukum.
e. Kehidupan seksual masa dewasa
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Kedua orang tua
pasien masih ada dan ketiga saudara kandung pasien masih ada dan sehat.
Pasien mempunyai 2 anak. Anak pertama perempuan berusia 16 tahun. Anak
kedua laki – laki berusia 13 tahun.
Genogram
Keterangan :
: Pria : Wanita
: Pasien
F. Riwayat Sosial Ekonomi
3
II. STATUS MENTAL
Dilakukan kepada pasien pada tanggal 15 juli 2015 di ruang kresna laki –
laki RSMM pukul 12.00 WIB
A.Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki berumur 37 tahun, tampak sesuai dengan
usianya. Berpenampilan cukup rapi dengan kaos berkerah berwarna putih, dan
celana jeans berwarna biru. Rambut lurus warna hitam dipotong pendek. Kuku
terlihat dipotong pendek bersih. Kulit berwarna sawo matang, bersih dan
pasien berperawakan gemuk dan tidak terlalu tinggi.
2. Kesadaran
- Neurologis/biologis : Compos mentis
- Psikologis : Terganggu
- Sosial : Terganggu
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum, selama dan setelah wawancara pasien duduk dengan gelisah.
4.Pembicaraan
Kuantitas banyak; kualitas spontan, cepat, keras, lancar; ide cerita banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym
2. Afek :
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Cukup
Echt/unecht : Echt (sungguh-sungguh)
Empati : Dapat dirabarasakan
Intensitas : Dangkal
4
Skala deferensiasi : Luas
Keserasian : Serasi
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan : SMP
Pengetahuan Umum : Baik
Kecerdasan : Rata-rata
2. Daya Konsentrasi : Baik
3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu : Baik
Daya Orientasi Tempat : Baik
Daya Orientasi Personal : Baik
4. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik
Daya Ingat Sesaat : Baik
5. Kemampuan Visuospatial : Baik
6. Pikiran Abstrak : Baik
7. Kemampuan Menolong Diri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik : Tidak ada
- Halusinasi Visual : Ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Banyak ide
5
Kontinuitas Pikiran : Koheren
Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi: Ada, pasien sangat memikirkan tentang anaknya
Waham :
-Waham Kebesaran
Ada. Karena pasien yakin bahwa ia mempunyai perusahaan terbesar
yang berpenghasilan sebulan Rp. 70.000.000,00
F. Pengendalian Impuls :
Pasien tenang selama wawancara (pengendalian impuls cukup baik)
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realita : Terganggu
H. Tilikan
Derajat 1. Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Pasien dapat dipercaya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan kepada pasien pada tanggal 15 juli 2015 di
ruang kresna laki – laki RSMM pukul 12.00 WIB
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Frekuensi napas : 18x/menit
6
Frekuensi nadi : 72x/menit
Suhu : Afebris
Status gizi : Kesan gizi lebih
TB 164 cm, BB =70 kg; IMT= 26.0 kg/m2
Kulit : Sawo matang
Kepala : Normocephali, tidak ada deformitas
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-)
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas
vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : supel, bising usus normal, tidak ditemukan
pembesaran hepar dan lien.
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-).
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada
gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Tremor tangan : (-)
7
Akatisia : (-)
Bradikinesia : (-)
Cara berjalan : normal
Keseimbangan : baik
Rigiditas : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 37 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, berpenampilan rapi dan bersih. Pasien diantar oleh keluarganya
dengan keluhan mengamuk dan suka melempar barang sejak 1 hari yang lalu.
Berdasarkan cerita keluarga pasien, emosi pasien sangat tidak stabil dan iritatif
terutama jika keinginannya tidak segera dipenuhi. Ayah pasien mengatakan
pasien sulit tidur dan sering keluyuran pada malam hari. Pasien adalah
pengguna NAPZA jenis pil koplo dan shabu sejak 20 tahun lalu hingga saat ini.
Sebelum pasien masuk UGD RSMM, pasien menggunakan shabu. Pasien
pertama kali mengalami gejala seperti ini sejak tahun 1996. Selain NAPZA,
pasien juga sering mengonsumsi minuman beralkohol serta merokok. Pasien
hanya berinteraksi dengen keluarga dan teman dekat saja. Pasien jarang
berinteraksi dengan tetanggak karena merasa dijauhi.
Selama wawancara, pasien duduk dengan gelisah. Pembicaraan kuantitas
banyak, kualitas spontan, ide cerita banyak. Sikap terhadap pemeriksa selama
wawancara kooperatif. Mood euthym dengan afek yang serasi. Terdapat
halusinasi visual, waham berupa waham kebesaran serta terdapat preokupasi.
Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit, pasien dapat dipercaya.
8
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna
dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya
(disfungsi) dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan
(disstres) yang dialami oleh pasien. Hal ini dipengaruhi oleh pemakaian zat
stimulansia seperti shabu dan ekstasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
pasien mengalami gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum
yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan
yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan kedalam:
F15.50 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Stimulansia Lain dengan ganguan psikotik Lir-skizofrenia (PPDGJ
III)
Pedoman diagnostik:
Terdapat penghentian (atau pengurangan) penggunaan
amfetamin atau (zat yang berhubungan) yang telah
digunakan lama dan berat.
Terdapat gejala gangguan tidur, gelisah dan peningkatan
nafsu makan
Terdapat gangguan pada fungsi social dan pekerjaan
9
Diagnosis Aksis II
Ciri Kepribadian Dissosial
Diagnosis Aksis III
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan suatu kelainan.
Diagnosis Aksis IV
Tidak terdapat aksis IV pada pasien ini.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF saat masuk : 52 (gejala sedang (moderate), sering bertengkar dengan
orang lain)
GAF saat diwawancara : 62 (gejala ringan)
VII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologi : Tidak ada
Psikologis : Terdapat Halusinasi visual, , preokupasi dan waham
kebesaran
Sosiobudaya : Terdapat hendaya dalam fungsi sosial
IX. DIAGNOSIS BANDING
-F 20.3 Skizofrenia Tak Terinci
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : ad malam
10
A. Faktor yang memperingan :
- Keluarga yang peduli dan mendukung pasien untuk sembuh
B. Faktor yang memperberat :
- Pasien masih sering menggunakan NAPZA dan minuman beralkohol
- Pasien belum mempunyai keinginan untuk sembuh.
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Haloperidol 2 x 5 mg
Psikoterapi :
Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka,
dilakukan terhadap pasien dan keluarga.
Terhadap Pasien
- Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk
terus minum obat teratur, memiliki semangat untuk sembuh,
memberikan dukungan terhadap hal positif yang dilakukan pasien.
- Memberikan psikoterapi Reedukatif yaitu memberikan edukasi dan
informasi tentang keadaan yang dideritanya, yaitu gejala, dampak,
faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Selain
itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama,
adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh
diatur oleh dokter.
Terhadap Keluarga
- Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang diderita
pasien, gejala-gejala, dampak-dampak faktor-faktor penyebab, cara
pengobatan, prognosis dan kekambuhan.
11
- Menjelaskan bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek
samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh
dokter.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik
psikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat inap
dalam program rawat jalan.
- Keluarga harus menjadi ‘perawat utama’, yaitu berpartisipasi dalam
pengobatan pasien, bersikap sabar, menjadi sosok yang hangat dan
pendengar yang baik bagi pasien.
- Membuatkan agenda kegiatan yang bermanfaat untuk pasien.
- Menciptakan suasana rumah atau tempat sekitar pasien nyaman.
- Memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu sabar, berdoa dan
berserah kepada Tuhan YME atas kesembuhan pasien.
Rehabilitasi
Memotivasi pasien untuk berhenti megkonsumsi NAPZA dan
minuman beralkohol.
Pasien diharuskan mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat, tidak banyak tidur, melamun dan menyendiri.
12