kd3 semangat!!!
TRANSCRIPT
PERPUSTAKAAN ARSIP SEBAGAI WAHANA INTERAKSI PADA KANTOR PEMERINTAHAN (SEKDA DAN BAPPEDA) DAN PERPUSTAKAAN ARSIP
Pada pendekatan strategi desain, urutan proses perencanaan dan perancangan apabila digambarkan dalam tabel, sebagai berikut :
INPUT(kebutuhan yang diperlukan pada setiap kronologi R-B)ANALISA(pendekatan yang dilakukan pada setiap kronologi R-B)OUTPUT(hasil yang diperoleh pada setiap kronologi R-B yang nantinya akan menjadi strategi desain dalam R-B)
Jenis Pola hubungan Pengelompokan Ekspresi RuangAnalisa Pendekatan AktivitasHirarki Aktivitas (A)-Pelaku-Karakter-Pola
HIRARKI AKTIVITAS (A)Analisa Pendekatan PermassaanHirarki Massa (M)-Bentuk dasar-Pola Gubahan-Ekspresi
HIRARKI MASSA (M)Analisa Pendekatan Kebutuhan S&KSISTEM STRUKTUR KONSTRUKSI
MKRUANG
HIRARKI SITE
Demikian merupakan tabel dalam proses pendekatan strategi desain Rancang Bangun, kemudian akan diberikan penjelasan secara tersendiri dari srategi desain pada Perpustakaan Arsip sebagai wahana interaksi.
INPUT Ruang 1. Jenis RuangPada Perpustakaan Arsip yang berperan sebagai wahana interaksi, jenis ruang pada wahana interaksi ini dikelompokkan berdasarkan wadah kegiatan dan kesamaan sifat ruang, meliputi :Area KoleksiRuang Rak Buku Arsip
Ruang Katalog
Ruang Audio Visual
Area PenggunaRuang Baca
Area wi-fi
Area Staff- area pengadaan, pengolahan- area kerjapimpinan- areakomputerpengolahan- area tatausaha/administrasi- gudangbukudanperlengkapan
2. Pola Hubungan RuangUntuk mendapatkan pola peruangan yang bisa memaksimalkan kegiatan yang diwadahi pada nantinya, maka ruang ruang yang berhubungan perlu diletakkan pada area yang berdekatan. Hal tersebut dilakukan agar antar ruang dapat saling mendukung kegiatan lain layaknya simbiosis mutualisme.Perpustakaan Arsip sebagai wahana interaksi, memiliki ruang dengan kesamaan sifatnya yang kemudian dibuat pola hubungan ruang sesuai dengan kesamaan sifat. Kemudian dengan sifat yang berbeda-beda akan dibuat pula pola hubungan ruangnya agar mengetahui hubungan antar ruang yang memiliki sifat berbeda.
R.Audio visualR.Rak Buku ArsipR.Katalog
Berhubungan LangsungBerhubungan tidak Langsung
Diagram Pola hubungan area koleksiPada area koleksi yang memiliki kesamaan sifat yaitu ruang rak buku arsip, ruang katalog, dan ruang audio visual. Ruang buku arsip dan katalog memiliki kesamaan sifat yang sangat mirip dalam segi fungsinya menyimpan buku sehingga diletakkan berdekatan. Berbeda pula dengan ruang audio visual yang menyimpan seperti CD, kaset, dan hal-hal yang berkaitan dengan visual maka ruang ini tidak akan berhubungan langsung dengan ruang buku arsip dan katalog.
Area wi-fiR.Baca
Berhubungan LangsungBerhubungan tidak LangsungDiagram Pola hubungan area pengguna
Area pengguna yang terdiri dari ruang baca dan area wi-fi memiliki kesamaan sifat, namun ruang ini tidak terikat satu sama lain sehingga ruang ini tidak memiliki hubungan langsung.
Area kerja PimpinanArea Komputer PengolahanArea pengadaan, pengolahanArea AdministrasiGudang buku dan perlengkapan
Berhubungan LangsungBerhubungan tidak Langsung
Diagram Pola hubungan area staff
Area staff yang memiliki kesamaan sifat dan saling berhubungan langsung akan diletakkan berdekatan, sedangkan yang tidak saling berhubungan akan diletakkan pada ruang yang tidak berdekatan.
Area wi-fiR.BacaAREA PENGGUNAAREA KOLEKSIR.Audio visualR.Rak Buku ArsipR.Katalog
Area kerja PimpinanArea Komputer PengolahanArea pengadaan, pengolahanArea AdministrasiGudang buku dan perlengkapan
AREA STAFF
Berhubungan LangsungBerhubungan tidak Langsung
Diagram Pola hubungan menurut jenis ruang Perpustakaan Arsip
3. Pengelompokan RuangPengelompokan ruang pada Perpustakaan Arsip digolongkan berdasar hasil dari pola hubungan ruang antar ruang-ruang yang berdekatan.Kelompok RuangNama Ruang
Kelompok ruang non visualRuang buku arsip
Ruang katalog
Ruang baca
R.staff administrasi
R.staff pengadaan, pengelola
Kelompok ruang visualRuang audio visual
Area wi-fi
Kelompok pengelola- area kerjapimpinan- areakomputerpengolahan- gudangbukudanperlengkapan
4. Ekspresi RuangEkspresi ruang Perpustakaan arsip dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Pada setiap ruang di Perpustakaan Arsip memiliki ekspresi yang berbeda pada setiap ruangnya. Berikut merupakan ilustrasi dari ekspresi ruang untuk mempertajam sinyal-sinyal fokus pada ruang-ruang Perpustakaan Arsip. Ruang Katalog/Ruang Rak Buku Arsip
Suasana dengan pola sirkulasi melorong sebagai ruang koleksi katalog atau rak buku arsip
Ruang koleksi katalog/rak buku arsip dengan proporsi dan dimensi seperti gambar
Perbandingan dimensi manusia dan bangunan pada tinggi ruang Perpustakaan Arsip
Ruang koleksi katalog/rak buku arsip dengan komponen rak dari partisi kayuRuang koleksi katalog/rak buku dengan komponen rak dari partisi kayu
Ruang Baca
Suasana ruang baca yang meluas dan dan tenang
Dimensi ruang yang dibuthkan pada ruang audio visualRuang lapang dengan adanya alat audio visual tanpa mengganggu area bacaRuang Audio Visual atau area wi-fi
ANALISA PENDEKATAN AKTIVITASAnalisa pendekatan aktivitas ini menghubungkan ruang yang berperan sebagai wadah dengan aktivitas yang terjadi dalam Perpustakaan Arsip sebagai wahana interaksi.Jenis Ruang Aktivitas
Ruang buku arsipMencari Buku dan referensi
Ruang katalogMencari buku dan referensi
Ruang bacaMembaca buku
R.staff administrasiMendaftarkan jadi anggota perpustakaan, mengetik, menulis
R.staff pengadaan, pengelolaMeminjam buku
Ruang audio visualMencari video,kaset
Area wi-fiMencari referensi melalui media internet
- area kerjapimpinan- area komputerpengolahan- gudangbukudanperlengkapanMengelola dan menjaga perpustakaan
HIRARKI AKTIVITASPada tahap selanjutnya hirarki aktivitas, pada Perpustakaan Arsip yang bertindak sebagai ruang interaksi, aktivitas dapat diketahui dari pengguna atau pelaku kegiatan, pola dan karakter pengguna atau pelaku. Pelaku kegiatan Perpustakaan Arsip (Fi)Pelaku KegiatanKegiatan
Pengelola / PustakawanMelayani pengunjung dan memberikan informasi
PengunjungMengunjungi perpustakaan, Meminjam buku arsip dan katalog perpustakaan
Karakter PengunjungSebelum kita membahas berbagai karakter manusia, terlebih dahulu kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan manusia adalah mahluk individu ciptaan Tuhan yang diberi akal, pikiran yang sempurna. Seperti kita ketahui bersama bahwa perpustakaan hampir tidak pernah lepas hubungannya dengan buku dan manusia. Perpustakaan yang memang berfungsi untuk melayani berbagai kebutuhan manusia dalam mencari informasi memang dituntut untuk selalu bisa memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh para manusia pencari informasi yang dalam hal ini pasti memiliki berbagai macam karakter.Karakter yang biasa terjadi pada sebuah perpustakaan, Bertanya pada pengelola/ pengadaan
Mencari referensi dari internetMembaca buku
Mencari referensi dengan mengerjakan tugas
Mencari buku
Pola kegiatan PengunjungPengguna yang berperan sebagai pengelola dan pengunjung memiliki alur kegiatan yang berbeda. Berikut alur kegiatan yang terjadi pada Perpustakaan Arsip.
PulangDatangMeminjam koleksi buku arsip / mengembalikan pada rak pengembalian bukuMencari data dari melalui internet di area audio visual / area wi-fiMengisi daftar hadir perpustakaanMembaca buku di area bacaMencari buku langsung pada ruang koleksi buku arsip dan katalogMencari buku pada komputer pencari data nomor buku
Tempat pengembalian arsip yang tidak dipinjam
Pola kegiatan Pengelola / Pustakawan Menampilakan data peminjaman bukuMenyimpan data peminjam bukuPola kegiatan Peminjaman Buku
Memasukkan data buku
Pola Kegiatan Pengembalian Buku
Memasukkan data buku pinjamanMenampilkan data perhitungan dendaMenampilkan data peminjaman
Cetak kartuMemasukkan data anggota perpustakaan Membuat dan mencetak kartu Perpustakaan Arsip
ANALISA PENDEKATAN MASSAPada kronologi R-B ini, Perpustakaan Arsip yang juga berperan sebagai wahana interaksi terdapat berbagai aktivitas didalamnya. Dalam mendukung aktivitas aktivitas yang terjadi diperlukan sebuah wadah dalam menampungnya. Wadah tersebut dibentuk sesuai dengan mempertimbangkan kronologi sebelumnya, yaitu pola aktivitas dan kebutuhan ruang. Apabila hal tersebut dipertimbangkan maka nantinya akan terjadi sebuah bentuk massa yang sesuai dengan kebutuhan Perpustakaan Arsip. Dari uraian analisa yang terjadi pada beberapa aktivitas dan ruang, massa yang dibutuhkan pada kronologi R-B ini, dibutuhkan massa yang masif. Selanjutnya bentuk massa masif dipilih karena kebutuhan ruang yang lapang dan dengan pencahayaan yang cukup. Beberapa hal tersebut nantinya akan dijadikan panduang pada proses selanjutnya agar lebih mudah. Berikut merupakan pendekatan bentuk massa yang dibutuhkan.
Pada gambar terdiri dari berbagai perpustakaan yang masif dengan pencahayaan alami yang cukup dan memberikan kesan lapang, menjadikan suatu pilihan untuk diberikan pada pendekatan pada analisa massa ini. Letak site yang berada Kota Surakarta, bentuk massanya tidak akan lepas dari ciri khas kota Surakarta. Ciri khas Kota Surakarta juga akan menghiasi massa yang nantinya akan terbentuk. Seperti halnya pada ornamen, struktur, dan tampilan bangunannya.
HIRARKI MassaPada tahap kronologi mengenai hirarki massa, massa yang dipilih merupakan yang berbentuk masif. Pada dasarnya, massa yang terbentuk dari pola gubahannya, akan mempengaruhi bentuk tampilan bangunan yang disusun melalui ruang dan aktivitas yang telah terbentuk. Selain itu, dari tampilan bangunan akan diketahui pula fasad bangunan yang nantinya akan menjadi point of interest sebuah bangunan. Bentuk Dasar
BENTUK DASAR MASSAPada wahana interaksi Perpustakaan arsip digunakan bentuk dasar persegi, karena pada pola dasar persegi akan mudah dalam proses gubahannya. Selain itu mengingat bentuk persegi merupakan bentuk yang fomal sekaligus mendukukng Perpustakaan Arsip masih berada pada satu site dan merupakan bagian dari kantor pemerintahan yang bersifat formal.
Pola gubahanPola gubahan yang terjadi pada Perpustakaan arsip dari bentuk persegi adalah sebagai berikut.
Pada pola gubahan, terdapat penggabungan antara massa F1 dan F2/Fi, melalui area baca outdoorPerpustakaan Arsip (F2=Fi)
Perpustakaan Arsip (F2=Fi)
Kantor Pemerintahan (F1)
Perpustakaan Arsip (F2=Fi)Kantor Pemerintahan (F1)
EkspresiEkspresi yang diberikan adalah ekspresi massa yang masif tetapi masih memiliki sifat yang terkesan lapang, dan terbuka dengan alam luar. Dengan pemberian elemen dinding terbuat dari kaca.
Bentuk massa
ANALISA Kebutuhan S dan KPada analisa pendekatan Korelatif, wahana interaksi Perpusakaan Arsip akan menekankan pada sabagian dari struktur dan pencahayaan tersebut. Pada struktur, akan dibahas secara lebih dekat mengenai supper struktur dan upper struktur. Sedangkan dibahas mengenai pencahayaan karena mengingat akan kebutuhan pengguna yang terdapat pada wahana interaksi tersebut.Perpustakaan Arsip yang merupakan wahana interaksi yang memilki fungsi area publik, bangunan ini berjumlah tiga lantai. Oleh karena itu harus memperhatikan super struktur yang ada. Berikut merupakan macam dari Super struktur yang ada,1. StrukturRangka Strukturrangkamemadukankonstruksiantarakolomsebagai unsur vertical yang berfungsimenyalurkangayabebanbalok, sebagaiunsurhorisontalmenujutanah, danbalok sebagai unsur horizontal yang memegangdanmembagigayakekolom. Udahditerapkankesemuajenisbangunan Dapatdikombinasidengan system lain Mudahdalampenampilanberbagaibentuk1. Shear wall system Ketinnggianbangunan relative terbatas Dapatdikembangkanmenjadi system core wall Mudahdalampelaksanaandanrelatifekonomis1. Core wall Berfungsisebagaiintibangunan Dapatdigunakansebagai unit service Pelaksanaanagak lama dan relative rumit KurangekonomisSelain itu, unsur estetika maka akan diberikan ornamen ornamen sebagai estetika kolom dalam ruang.Pada upper structure Perpustakaan Arsip akan menggunakan bentuk bentuk atap jawa, karena mengingat latar belakang dari wahana interaksi yaitu letaknya di Kota Surakarta. Berikut ilustrasi bentuk bentuk atap jawa,
Pada korelatif, Perpustakaan arsip membutuhkan pencahayaan yang cukup. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan dan aktivitas pengguna pada perpustakaan arsip tersebut. Berikut merupakan ilustrasi pencahayaan pada ruang yang dibutuhkan pada area-area dan ruang pada Perpustakaan Arsip,
Pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu
Pencahayaan alami dengan memaksimalkan adanya bukaan
SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Pada R-B wahana interaksi Perpustakaan Arsip, supper structure wahana inteksi ini digunakan yaitu sistem kolom Shear wall system. Selain itu juga diberikan estetika oranamen pada kolom sehingga keadaan disekitar ruang tidak sepi, dan monoton.
Ornamen batik
Pada upper structure Perpustakaan Arsip akan bentuk atap jawa yang dgidunakan padda Perpustakaan arsip yaitu bentuk atap pelana. Bentuk atap pelana dipilih karena bentuk atap ini yang paling unity dengan bangunan F1 yang berhubungan langsung dengan Perpustakaan Arsip.
Bentuk atap
Pada korelatif, Perpustakaan arsip membutuhkan pencahayaan yang cukup. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan dan aktivitas pengguna pada perpustakaan arsip tersebut. Sehingga dipilih pencahayaan alami sebagai pendukungnya. Dengan demikian, dapat diketahui elemen pembentuk pada wahana interaksi berupa kaca-kaca sebagai pendistributor pencahayaan alami pada ruang ruang pada Perpustakaan Arsip. Berikut ilustrasinya,
HIRARKI SITEHirarki Site didapat dari poduk SPA 4
Kantor Pemerintahan (F1)Pada lt.2 Perpustakaan Arsip (F2 = Fi)
SITE PLAN
Kantor Pemerintahan (F1)Pada lt.2 Perpustakaan Arsip (F2 = Fi)
SITUASI
CRUSTASIA AJI WESTRANI - I0211017
Kantor Pemerintahan (F1)Pada lt.2 Perpustakaan Arsip (F2 = Fi)
DENAH LT.1
Kantor Pemerintahan (F1)Pada lt.2 Perpustakaan Arsip (F2 = Fi)
DENAH LT.2
RUANG PENGELOLARUANG KATALOGAREA BACA INDOORR. BUKU ARSIPDENAH LT.2 PERPUSTAKAAN ARSIPAREA BACA OUTDOOR
Kantor Pemerintahan (F1)Pada lt.2 Perpustakaan Arsip (F2 = Fi)
DENAH LT.3
TAMPAK BARAT
TAMPAK SELATAN
Perpustakaan Arsip (F2=Fi)
TAMPAK UTARA