keberadaan kesehatan dan keselamatan kerja 2
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan
globalisasi yang ditandai dengan semaikin berkembangnya perindustrian dengan
mendayagunakan teknologoi tinggi, sehingga akibatnya timbul kecelakaan kerja
baik operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan. Apabila
banyak terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang menderita, angka absensi
di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin
membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja maupun
perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa berhenti
bekerja sebab sakit sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses kerja
yang tidak aman atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya.
Sehingga perlunya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
menciptakan terwujudnya pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan
kesehatan kerja ini ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan
cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.
Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, maka
untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2. Dengan demikian tenaga kerja merasa
aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan
telah memperhatikan keselamatan dan kesehataan mereka dan memberikan jaminan
jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak langsung para karyawan
akan termotivasi untukmenjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang
dihasilkan akan berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagai Mana Penerapan K3 Di Perusahaan
Profil perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari Roti
2
1.3 Tujuan
Mengetahui penerapan K3 di Perusahaan
Mengetahui Profil Perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari
Roti
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
A. pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi
yang wajib dipenuhi oleh perusahaan (Suma’mur, 1988).
Menurut Dewan K3 Nasional, program K3 adalah upaya untuk
mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana,
lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan
manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian
bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3
dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993).
peraturan-peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai
berikut:
Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety)
Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety)
Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and construction safety)
Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety)
Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
Keselamatan kerja kereta api ( railway safety)
Keselamatan kerja di rumah ( home safety)
Keselamatan kerja di kantor ( office safety)
B. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur
yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian
resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak
aman, meliputi:
4
Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
Membuat prosedur keamanan.
Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan
peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.
Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
Rapat bulanan P2K3
Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti
alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Unsur-unsur program keselamatan dan kesehatan kerja yang terpenting
adalah pernyataan dan kebijakan perusahaan, organisasi dan personil,
menjaga kondisi kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, membuat
laporan dan analisis penyebab kecelakaan dan menyediakan fasilitas
pertolongan pertama pada kecelakaan (Nasution, 2005).
AOMA (American Occupational Medical Assosiation) dalam
Soehatman Ramli (2010) membagi komponen penting dari program K3, yaitu
:
I. Komponen Pokok, meliputi:
1. Pemerikasaan Kesehatan Pekerja
a. Pre-placement yaitu pemeriksaan kesehatan atau status kesehatan
termasuk penilaian emosional, untuk memberikan rekomendasi pada
manajemen mengenai kemampuan seorang pekerja untuk dapat
melakukan pekerjaannya secara aman tanpa membahayakan
keselamatan dan kesehatan kerja dan orang lainnya. Dalam memberikan
rekomendasi tersebut ada beberapa faktor yang diperhatikan yaitu
riwayat kesehatan, riwayat pekerjaan, penilaian terhadap fisik dan alat-
alat tubuh, apakah tidak akan terpengaruh oleh pekerjaannya, evaluasi
dari macam kerja yang akan diberikan.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala yang bertujuan untuk mengetahui status
kesehatan pekerja yang mempunyai efek buruk terhadap kesehatannya.
5
c. Pemeriksaan kesehatan setelah pekerja menderita sakit atau kecelakaan.
d. Pemerikasaan kesehatan pada waktu pensiun atau berhenti bekerja yang
bertujuan untuk mengetahui apakah ada gangguan kesehatan akibat
kerja.
2. Diagnosa dan pengobatan atau kecelakaan akibat kerja, termasuk
rehabilitasinya.
3. Pengobatan darurat dan pengobatan atas kecelakaan yang bukan akibat
kerja.
4. Pendidikan terhadap pekerja akan potensial occupational/hazard dan
tindakan pencegahan dan pengetahuan akan bahaya terhadap kesehatan.
5. Program penentuan perlunya alat-alat perlindungan diri dan pengadaannya.
6. Inspeksi berkala dan evaluasi atas lingkungan kerja untuk mengetahui
apakah ada kemungkinan berbahaya terhadap kesehatan serta
pencegahannya.
7. Pemeriksaan atau studi terhadap bahan kimia yang dipergunakan yang
belum mendapat pemeriksaan secara toksikologis.
8. Studi epidemiologik untuk mengevaluasi dampak daripada lingkungan
kerja.
9. Pemerikasaan occupational health records.
10. Imunisasi terhadap penyakit infeksi.
11. Ikut serta dalam penentuan dan evaluasi dari ansuransi pekerja.
12. Keikutsertaan dalam program peraturan dari perusahaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
13. Mengevaluasi secara periodik efektivitas program kesehatan kerja yang
ada.
II. Komponen Pilihan, meliputi:
1. Penyediaan tempat pengobatan (klinik) untuk hal-hal yang sifatnya minor
dan non occupational.
2. Pengobatan yang berulang-ulang dan kondisi non occupational yang
diberikan oleh dokter pribadi seperti fisioterapis, suntikan yang rutin, dapat
6
disediakan/diadakan demi mencegah hilangnya waktu kerja dan tentunya
menurunkan biaya dari pekerja itu sendiri.
3. Program bantuan terhadap pekerja bertujuan untuk membantu
memecahkan masalah atau keadaan yang ada hubungannya dan dapat
mempengaruhi kesehatan/kesejahteraan serta pekerjaan.
4. Pendidikan kesehatan dan konsultasi.
5. Bantuan terhadap pimpinan perusahaan dalam mengontrol absen kerja oleh
karena sakit.
6. Program keadaan darurat di tempat kerja, termasuk koordinasi dengan
bagian yang penting di luar perusahaan.
C. Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja secara umum adalah
mempercepat proses gerakan nasional K3 dalam upaya memberdayakan
keselamatan dan kesehatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil.
Sasaran dari program keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
1. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan K3
semua unsur pimpinan dan pekerja pada sutau perusahaan.
2. Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3. Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan.
4. Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyrakat umum.
2.2 Kecelakaan Kerja
A. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tak terduga, oleh karna itu di belakang peristiwa itu tidak dapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan bisa terjadi
kondisi tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan tidak yang tidak
selamat. Jadi, defenisi kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. kecelakaan akibat
kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:
7
a. kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan,
b. kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang
terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa
kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil
keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan
kecelakaan, ketidak cocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang
disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu
berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak
mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk
mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan.
Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan
penyakit.
b. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat
pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak.
Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor
keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari
pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada
rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak
pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna
sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi
sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna
misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan
setempat.
8
2.3 Peralatan Perlindungan Diri
A. Pengertian Alat Pelindung Diri
Peralatan Perlindungan Diri adalah seperangkat alat yang digunakan
olehtenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
PeralatanPerlindungan Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orangdi sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melaluiDepartemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
2.4 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a) Undang-undang No.1 tahun 1970.
1) Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat- syarat untuk memberikan Alat Pelindung Diri
2) Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan
danmenjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung
Diri.
3) PasaPermenakertrans No.Per.01/MEN/1981Pasal 4 ayat (3)
menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri
dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya
untuk pencegahan penyakit akibat kerja.3)
b) Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982Pasal 2 butir I menyebutkan
memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dangizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
c) Permenakertrans No.Per.03/Men/1986Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga
kerja yang mengelola Pestisida harusmemakai alat-alat pelindung diri yg
berupa pakaian kerja, sepatu Safety ,sarung tangan, kacamata pelindung
atau pelindung muka dan pelindung ernafasan.Berdasarkan Undang-
undang, jaminan Keselamatan dan Kesehatan kerjaitu di peruntukkan bagi
seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat, baik darat,di dalam tanah,
9
dipermukaan air, di ddala air maupun di udara, yang beradadidalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap
pekerja di Indonesia berhak atas jaminan Keselamatan dan Kesehatan
kerja.Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama
1tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000 (lima belas juta
rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.
sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut:
1) UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2) UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3) PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
4) Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja.
5) Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan
Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur
tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja
untuk:
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau ahli keselamatan kerja;
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung jawab.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari Roti
3.1.1 Profil Perusahaan PT. Indofood
Alamat PT. Indofood cabang semarang terletak di Jl. Tambak Aji
II No 8 Desa Beringin, Tambak Aji Ngaliyan, Semarang 50185.
Nomor Telepon (024) 7608455, 8664555 Fax (024) 8662455.
Indofood berdiri pada tahun 1990, dengan nama PT Panganjaya
Intikusuma. Kemudian pada 1994, berganti nama menjadi PT Indofood
Sukses Makmur. Tahun 1995 perusahaan ini mengakuisisi pabrik
penggilingan gandum Bogasari. Lalu pada tahun 1997 memperkuat
jaringan dengan mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Dan 2007 Indofood
mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan
menempatkan saham baru.
Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya
yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling
melengkapi sebagai berikut:
1. Produk Konsumen Bermerek
Grup Produk Konsumen Bermerek saat ini terdiri dari lima divisi
yaitu Mi Instan, Makanan Ringan, Bumbu Penyedap Makanan, Nutrisi
& Makanan Khusus serta Biskuit.
2. Grup Bogasari
Dua pabrik tepung terigu Bogasari berlokasi di Jakarta dan
Surabaya. Memiliki beberapa merek seperti Cakra Kembar, Segitiga
Biru, Kunci Biru, dan La Fonte.
3. Grup Agribisnis
beroperasi di bawah naungan PT Salim Ivomas Pratama dan PT PP
London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan tercatat di Bursa
Efek Indonesia.
11
4. Grup Distribusi
Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia,
menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain
mendistribusikan produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan
berbagai produk pihak ketiga.
3.1.2 Profil Perusahaan PT. Nissin
Alamt PT Nissin Biscuit Indonesia terletak Semarang Ungaran
Alamat : Jl. Raya Semarang Salatiga Km. 23 Ungaran Nomor Telepon :
024 6921125.
PT Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi makanan-makanan
ringan bercita rasa tinggi yang sehat dan halal sejak tahun 1977.
Bersama pabrik-pabrik lain di bawah Kelompok Khong Guan di
Jakarta, Nissin mengawali kiprahnya dengan gemilang dalam produksi
biskuit kemasan kecil sampai kemasan kaleng besar.
Nissin memulai produksinya dengan brand Butter Coconut,
Frychip, Honey, Aynako, dan Longer Stick. Sejalan dengan
perkembangannya, Nissin semakin variatif memproduksi biskuit, kue,
kerupuk, makanan ringan dan wafer.
3.1.3 Profil Perusahaan PT. Sari Roti
PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") berdiri pada
tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri
Jababeka, Cikarang.
Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat,
Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di
Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas
produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik
ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri
Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di
Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun
2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di
Palembang dan Makassar.
12
Pabrik ke-4 di semarang diresmikan oleh Ibu Wendy Yap,
President & CEO PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk dan disaksikan
oleh Mr. Kaneyoshi Morita, Senior Managing Director Shikisima
Jepang serta jajaran direksi PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
“Pendirian pabrik di Semarang ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan permintaan akan Sari Roti yang terus bertambah di
daerah Jawa Tengah dan DIY. Hal ini juga sebagai komitmen kami
untuk menghasilkan produk yang aman, sehat, halal dan bergizi yang
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Yusuf Hady,
Director of Operations PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
3.2 Penerapan K3 Di Perusahaan
3.2.1 penerapan K3 di Perusahaan Indofood
A. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang
Semarang memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang merupakan pedoman dasar pelaksanaan sistem
manajemen industri di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi
Noodle Cabang Semarang yang bertujuan untuk pencapaian zero
accident. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur ini mengadopsi isi dari
peraturan perundang-undangan maupun standar-standar internasional.
Prinsip penerapan SMK3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi
Noodle Cabang Semarang mengacu pada Permenaker No.
05/MEN/1996 sebagai berikut :
1. Komitmen dan Kebijakan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang
Semarang merupakan perusahaan yang cukup konsen terhadap
komitmen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), hal ini terlihat dengan adanya Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang telah dibentuk sejak
tanggal 24 Mei 2000 dengan susunan panitia. Yaitu :
13
a. Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
b. Wakil Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. (P2K3)
d. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)
e. anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)
f. Seksi Litbang
g. Seksi Kebersihan Lingkungan
h. Seksi Kesehatan Karyawan
i. Seksi PMK
j. Seksi Mekanik, Listrik dan Konstruksi
k. Seksi Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
l. Seksi Pelatihan dan Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fungsi dari P2K3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi
Noodle Cabang Semarang adalah :
a. Membantu perusahaan menyusun kebijakan manajemen dalam
rangka meningkatkan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di perusahaan.
b. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
c. Menyusun program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang akan dilaksanakan serta memantau keefektivan
pelaksanaannya.
d. Mengembangkan tindakan pengendalian resiko terhadap potensi
bahaya yang ada di lingkungan kerja PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.
e. Menentukan dan menyebarluaskan penyelesaian dari masalah-
masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
f. Mengembangkan kegiatan pelatihan di bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) kepada seluruh tenaga kerja PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.
14
B. Perencanaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur selain merumuskan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, juga merencanakan
pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Hal ini dilakukan untuk menjamin kesesuaian
implementasi kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah dibuat di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur.
Perencanaan yang telah dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang sebagai berikut :
a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
b. Perundang-undangan
c. Tujuan dan Sasaran
d. Indikator Kerja
C. Penerapan
Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), perusahaan melibatkan personil tenaga kerja yang ditunjuk
untuk menjadi pengurus dalam Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3). Untuk memenuhi tujuan dan sasaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka dalam penerapan SMK3 meliputi
berbagai aspek penting dalam pelaksanaannya.
a. Identifikasi bahaya dan potensi bahaya
Kegiatan penelitian yang telah dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang, diperoleh data tentang
identifikasi bahaya dan potensi bahaya yang ada di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur. sebagai berikut :
17
3.2.2 Penerapan K3 di Perusahaan Nissin
PT. Nissin Biscuit Semarang ini telah berusaha menempatkan karyawan
pada tugas yang benar (the right man on the right job) dan masih ditemukan
juga karyawan yang kurang disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang
teliti dan kurang serius dalam bekerja serta kurang dapat memberikan contoh
yang baik.
Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit
Indonesia sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha
karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang bersangkutan
mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat
mencapai efektivitas kerja yang tinggi.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan bahan
baku pilihan dan penggunaan tegnologi canggih dalam proses produksi serta
penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik), GMP (Good
Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Opening Procedure) dan
HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Standar Mutu ISO
2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah ditetapka dalam
proses produksi disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama Indonesia
(MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan
aman dikonsumsi.
3.2.3 Penerapan K3 di Perusahaan Sari Roti
Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan
sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal,
Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk
Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh
sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.
Kemudian pabrik sari roti krena merasa penting akan pentingnya untuk
menujang K3 yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia,
18
Perseroan menerapkan program pelatihan yang berkesinambungan, baik dalam
hal pengembangan diri, perspektif bisnis dan manajemen, serta pengetahuan
teknis. Beberapa pelatihan yang pernah diberikan oleh Perseroan kepada
karyawan baik berupa pelatihan di dalam maupun di luar Perseroan adalah:
GMP (Good Manufacturing Practice) dan SSOP (Sanitation Standard
Operating Procedure)
Keselamatan kerja (K3)
Work Instruction Training (WIT)
TPM (Total Productivity Maintenance)
Baking Training School
HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point)Training
Sosialisasi kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP) LPPOM
MUI
Pelatihan Pajak
Pelatihan Internal Audit
Leadership
Bukti Terlaksananya K3 Perusahaan Sari roti memiliki karyawan-
karyawan yang memiliki keahlian khusus melalui program pelatihanpelatihan
di bidang produksi roti seperti Program Pelatihan bagi Pekerja, Program
Pemagangan, Fasilitas Pelatihan, Program Pengindonesiaan. Untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, Perseroan memberikan sistem
kompensasi kepada karyawan yang berbasis kinerja. Selain itu, Perseroan juga
memberikan beberapa manfaat karyawan antara lain:
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Transportasi
Asuransi kesehatan karyawan beserta keluarga
Poliklinik
P3K
Dokter Pemeriksa
Paramedis
19
Ahli/Petugas K3
Paramedis
Regu Pemadam Kebakaran
Koperasi Karyawan
Unit KB Perusahaan
Perumahan Karyawan
TPA
Program Pensiun
Klinik
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kesehatan dan keselamatan kerja khususnya pada perusahan sangat
penting dilakukan, karena dapat mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan
terutama keselamatan kerja karyawan atau pekerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle
Cabang Semarang, PT. Nissin Biskuit dan PT. Sari Roti berhasil menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam upaya
pencegahan kecelakaan, ini terbukti karena adanya fasilitas-faslitas,
organisasi, sistem yang diterapkan , alat-alat dan tenaga ahli dalam
pelaksanaan K3 seperti yang telah di jelaskan diatas.
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Morison, MJ , 1992, A.colour guide to the nursing management of wounds,
alih bahasa Monica Ester ,Jakarta :EGC
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,
1996).