kehamilan kembar.doc
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar
yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan
untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut
dan mungkin faktor lain dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel
de graf atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, herediter, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi
terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor penghambat pada
masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi
sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2
plasenta seperti kehamilan kembar dizigot. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi
sebelum terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion sebelum primitive
streak tampak, maka kan terjadi kehamilan kembar denagan satu amnion. Setelah primitive
streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk amnion.
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu
secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko terhadap persalinan
yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung
ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu. Namun, dengan segala risiko tersebut yang
penting, rajin berkonsultasi ke dokter dan ikuti semua saran kesehatan bagi kehamilan dan
persalinan kembar untuk mencegah segala kemungkinan.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan
ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang
dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel
dalam atau lebih awal. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap
ibu dan janin. Oleh karen aitu, dalam menghadapi kehamilan ganda harus dilakukan perawatan
antenatal yang intensif.
ETIOLOGI
Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras
yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100
kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80
kehamilan. Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada
orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan
akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan
ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan
mengakibatkan multiple ovulasi
Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah. White
dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus
orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut,
dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata
juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan
bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang diturunkan.
Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita
yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk
(1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan
meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3%
dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan status
nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar
mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan
berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering
ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh
kecil.
Faktor terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin
sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk
(1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi
ovulasi dengan terapi human menopause gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan
ganda setelah ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap
karakteristik sperma, meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992,
Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan
monozigotik.
Faktor assisted reproductive technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui teknik
fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik,
dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang
ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan
kehamilan ganda.
KLASIFIKASI
Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar dibanding kehamilan
tunggal akibat :
a. Persalinan preterm
b. Perdarahan
c. Infeksi traktus urinarius
d. Hipertensi dalam kehamilan
2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain
berakhirV dalam usia kehamilan 10 minggu).
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
a. Kelainan kromosome
b. Prematuritas
c. Kelainan kongenital
d. Hipoksia
e. Trauma
PATOGENESIS
1. Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma. Biasanya
memiliki jenis kelamin sama. Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi
preimplantasi Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan
sidik jari yang berbeda.
2. Kehamilan kembar DIZYGOTIK
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma. Kehamilan kembar
dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
kembar dizygotic :
Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
Cenderung berulang.
Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic
sebesar 5 – 10% .
3. Bentuk kehamilan kembar lain
Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda
(superfecundasi)
Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda
(tidak mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan
sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
FAKTOR FAKTOR TERKAIT
1. Anemia gravidarum sering terjadi .
2. Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien
lebih bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
3. Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
4. Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.
5. Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :
Anemia gravidarum
Infeksi traktus urinariums
Preeklampsia –eklampsia
Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
Kejadian plasenta previa
Inersia uteri
Gemeli
PLASENTA DAN TALI PUSAT
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada
gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang
dapat terlihat adalah :
Selaput ketuban pada kehamilan kembar
1. Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III)
menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic
dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV –
VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion ( meliputi 2/3 kasus kembar monozygotic)
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1
chorion dan 1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari
ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.
Masalah paling serius pada plasenta monochorionic adalah jalur pintas pembuluh darah yang
disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang terjadi akibat anastomosis masing-
masing individu sejak kehamilan awal mereka. Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-
vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya adalah kombinasi arteri-vena yang dapat
menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”
Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’ icterus, pembesaran
ginjal dan jantung, hidramnion akibat poliuria, hipervolemia dan meninggal akibat gagal jantung
dalam usia 24 jam pertama.
Janin donor : kecil, pucat, dehidrasi akibat PJT-Pertumbuhan janin terhambat, malnutrisi dan
hipovolemia, oligohidramnion, anemia berat, hidrops fetalis dan gagal jantung.
Kejadian prolapsus talipusat sering terjadi pada kedua janin. Janin kedua sering mengalami
ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring dystocia”.
Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
Kembar monochorionic-monoamniotic ( angka kejadian 1 : 100 kehamilan kembar) memiliki
kemungkinan lahir hidup 50% akibat komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya
direncanakan SC pada kehamilan 32 – 34 minggu untuk mencegah terjadinya komplikasi pada
talipusat.
JANIN
Melalui pemeriksaan ultrasonografi secara dini, diketahui bahwa angka kejadian kehamilan
kembar sebelum kehamilan 12 minggu kira-kira 3.29 – 5.39%. Namun 20% diantaranya satu
atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang disertai dengan perdarahan
pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).Kelainan kongenital pada
kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%) Kelainan kongenital pada kembar
monozygotic lebih sering.
GEJALA KLINIK
1. Gejala dan Tanda
a. Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
Polihidramnion.
Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
Detik Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per
menit
2. Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau
ultrasonografi. Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun. Anemia maternal : hipokromik
normositik. Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance
test.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan kembar harus dikerjakan. Pada kehamilan kembar
dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (>
2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta yang menjadi
satu.
Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat gambaran diatas.
Presentasi vertex-vertex = 50% kasus kehamilan kembar
Presentasi vertex-bokong = 33% kasus kehamilan kembar
Presentasi bokong-bokong = 10% kasus kehamilan kembar
DIAGNOSA BANDING
1. Kehamilan tunggal
Kesalahan dalam penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of
Confinement-EDC sering menyebabkan kesalahan diagnosa kehamilan kembar.
2. Polihidramnion
3. Mola Hidatidosa
4. Tumor abdomen dalam kehamilan:
Mioma uteri
Tumor ovarium
Vesika urinaria yang penuh
5. Kehamilan Kembar dengan komplikasi
Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi Janin
yang mati potensial untuk menyebabkan masalah pada ibu atau janin lain (gangguan pembekuan
darah pada ibu) dan ini dapat menimbulkan masalah medis yang pengambilan keputusan
kliniknya amat sulit.
PENATALAKSANAAN
Persalinan
Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami
perdarahan pervaginam. Penilaian klinis dilakukan seperti pada umumnya proses persalinan
normal. Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Klasifikasi presentasi intrapartum :
1. Vertex – Vertex ( 40%)
2. Vertex – nonVertex , bokong atau lintang ( 20% )
Kiri: presentasivertex-vertex
Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong
PENATALAKSANAAN PERSALINAN :
1) Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
2) Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio
caesar.
3) Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
4) Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking
sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
5) Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga
tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah
dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar
KOMPLIKASI
a. Hipertensi dalam kehamilan
b. Anemia
c. Polihidramnion
d. Persalinan preterm
e. Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
f. Mortalitas perinatal meningkat
PROGNOSIS
Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar
berikutnya sebesar 10 kali lipat.
Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Berghella V, Kaufmann M: Natural history of twin to twin tranfusion syndrome.eproud Med
46:480,2001
2. Cauckwell S, Murphy DJ: The effect of mode of delivery and gestational age on neonatal
outcome of the non-cephalic-presenting second twin. Am J Obstet Gynecol 187:1356,2002
3. DeCherney AH. Nathan L : Multiple Pregnancy in Current Obstetrics and Gynecologic
Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003
4. Demaria F, Goffinet F, Kayem G,et al: Monoamniotic twin pregnancies : Antenatal
management and perinatal result of 19 consecutive cases. BJOG 111:22, 2004
5. Victoria A, Mora G, Arias F:Perinatal outcome, placental pathology and severity of
discordance in monochorionic twins. Obstet Gynecol 97:310, 2001
6. Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kehamilan-kembar-gemeli-pada-
penyulit.html#ixzz2S7ABIqUI