kejenuhan dalam belajar dalam word
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya
yang bertakwa.
Atas berkat rahmat serta inayah Allah jualah kami selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul : “ KEJENUHAN DALAM BELAJAR ”.
Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengantar pendidikan jurusan BIMBINGAN DAN KONSELING . Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan
apabila masih terdapat kesalahan atau kekeliruan. Karena kesempurnaan hanya
milik pencipta alam semesta ini.
Akhirnya sesuai dengan kata pepatah “ Tiada gading yang tak retak”,saya
mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari teman-teman sekalian demi
perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah sederhana ini mendatangkan manfaat
bagi penulis dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya .Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu sehingga selesainya
makalah ini.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb
Tegal, April 2014
Tim penyusun
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
DINAS PENDIDIKAN,PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 2 ADIWERNAAlamat : Jl.Anggrek PO Box 2 Ujungrusi Adiwerna (0283) 442192 Kab. Tegal 52194
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Materi Layanan : Atasi Kejenuhan dalam Belajar2. Sub. Materi Layanan : Kejenuhan dalam Belajar3. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar4. Jenis Layanan : Informasi5. Fungsi Layanan : Pemahaman6. Tugas Perkembangan : Mencapai peserta didik yang mempunyai arah
kecenderungan, lebih bersemangat dan sukses dalam belajar.7. Rumusan Kompetensi :1.Siswa mampu melakukan aktifitas belajar dengan
lebih baik.2.Siswa mampu mengatasi kejenuhan dalam belajar yang ada pada dirinya.
8. Indikator : Siswa dapat belajar dengan nyaman, penuh keantusiasan dalam belajar dan menjadikan belajar sebagai hobi
9. Sasaran : Siswa Kelas VIII 10. Tempat : Ruang kelas VIII11. Uraian Kegiatan : a. Penjelasan tentang definisi kejenuhan dalam belajar b. Siswa mengidentifikasi faktor kejenuhan dalam belajar. c. Penjelasan tentang cara mengatasi kejenuhan dalam belajar12. Semester / Waktu : 1 / 2 x 45 menit13. Penyelenggara : Rina Nurjanah14. Pihak yang diikut sertakan: Guru Mapel15. Alat perlengkapan : Buku panduan psikologi peserta didik 16. Rencana Penilaian dan tindak lanjut :
1. Penilaian proses (partisipasi/keaktifan siswa)2. Laijapen (Pemahaman siswa terhadap materi layanan) a. Menanyakan kepada siswa tentang definisi kejenuhan dalam belajar. b. Siswa diminta menyebutkan cara mengatasi kejenuhan dalam belajar. c. Mengamati apakah siswa sudah dapat mengatasi kejenuhan dalam
belajar.
17. Keterkaitan Layanan ini dengan kegiatan pendukung :-
18. Catatan khusus :-
Tegal, ....... April 2014
Mengetahui, Guru Pembimbing
Kepala Sekolah
------------------------ -----------------------------
NIP. 195312251979031008 NIP.196519161990032009
PEMBAHASAN
MATERI
A. Definisi Kejenuhan dalam Belajar
Secara harfiah, kejenuhan belajar berasal dari dua kata yaitu “kejenuhan” dan
“belajar”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:411 & 14) kejenuhan adalah
“padat atau penuh sehingga tidak mampu memuat lagi”, Selain itu, jenuh juga dapat
berarti “jemu” atau “bosan”. Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami
kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh
belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau
(baca: pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang
dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah
memubazirkan usahanya. Jadi kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber 1988).
Dalam teori kognitif, otak manusia mengolah apa yang kita alami dan pelajari.
Semuanya akan tersimpan di dalam akal secara permanen. Namun, kenyataannya
terkadang lain. Apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar diingat
kembali dan mudah terlupakan sebaliknya tidak sedikit pengalaman dan pelajarn
yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tidak dapat
bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau
pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan di tempat”.
Apabila kemajuan belajar yang jalan ditempat ini kita gambarkan dalam bentuk
kurva, yang akan tampak adalah garis mendatar yang lazim disebut plateau.
Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan motivasi dan
konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya.
Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak
adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya,
tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit
siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali.
B. Fakor Penyebab Kejenuhan dalam Belajar
kejenuhan juga dapat terjadi karna proses belajar siswa telah sampai pada batas
kemampuan jasmaniyahnya karena bosan (boring) dan keletihan (fatigue). Namun
penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang melanda siswa,
karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa
yang bersangkutan.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan
siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam yakni:
1) keletihan indera siswa
2) keletihan fisik siswa
3) keletihan mental siswa.
Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga pada
umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat
cukup terutama tidur nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang
cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang
sederhana cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya.
Adapun berbagai penyebab kejenuhan belajar yang perlu diketahui di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Belajar dilakukan dengan metode yang tidak bervariasi.
2. Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu saja. Misalnya di kamar tidur
3. Kondisi ruang belajar yang tidak berubah-ubah, terutama di rumah
4. Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau hiburan untuk menetralisir kelelahan
berpikir setelah belajar
5. Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut di saat belajar.
C. Akibat Kejenuhan dalam Belajar
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kejenuhan belajar adalah sebagai berikut:
1. Timbulnya rasa malas yang berat untuk belajar
2. Di saat belajar merasa kehilangan semangat dan tidak bergairah
3. Merasa sulit untuk berkonsentrasi di saat belajar
4. Pelajar yang tadinya rajin berubah menjadi malas dan prestasinya menurun.
5. Kadang-kadang rasa malas tsb sedemikian beratnya sehingga seorang pelajar /
mahasiswa merasa seperti tidak mau belajar sama sekali.
D. Cara Mengatasi Kejenuhan dalam Belajar
1. Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan
bahan pelajaran sejak awal semester.
2. Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus
belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3. Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
4. Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar
sambil mendengar music instrumental yang tenang
5. Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
6. Menghindari adanya ketegangan mental di saat belajar
7. Melakukan aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan
menetralisir berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa
cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai ke alam bawah
sadar
E. Kiat - Kiat Guru jika Siswanya Terjangkit Kejenuhan dalam Belajar
Disamping siswa wajib memerangi kejenuhan, guru mempunyai peranan penting
dalam pendidikan, Oleh karena itu guru dapat melakukan kiat-kiat berikut jika
peserta didiknya mulai terjangkit kejenuhan:
1. Jika siswa mulai kelihatan jenuh, ajaklah peserta didik kita untuk bermain
sebentar, contohnya siswa diberi kebebasan membuat yel-yel, tepuk-tepuk yang
menurut mereka bisa menumbuhkan semangat belajar(3menit yel-yel diucapkan
bersama)
2. Sebelum pelajaran inti guru mengajak siswa dalam sebuah permainan yang
berguna untuk memusatkan konsentrasi anak, contohnya guru menyebut gajah
siswa mempraktekkan dengan gerakan dan ucapan kecil, ketika guru menyebut
semut siswa merespon dengan gerakan dan ucapan besar. Hal itu bisa
dicontohkan ke benda-benda lain.
3. Mengajak siswa dalam suasana berbeda contoh guru tidak hanya monoton
mengajar didalam kelas tetapi diluar kelaspun jadi asal siswa diajak untuk tetap
bertanggungjawab & tetap komitmen belajar.
4. Siswa diberi tanggung jawab untuk melakukan menjelaskan materi yang
sebelumnya dibuat tugas kelompok dan teman lainnya diajak untuk menilainya.
Guru harus bisa mengarahkan dan mendorong sisiwa itu untuk lebihkreatif
5. Siswa diberi tanggung jawab untuk membuat soal sendiri dan diserahkan kepada
gurunya, kemudian guru menyortir dan menggunakannya sebagai ulangan harian.
Dari hasil evaluasi tersebut guru memberi nilai 80 kepada siswa yang pintar untuk
mencapai nilai 100, siswa tersebut diberitanggung jawab untuk mengajari
temannya yang nilainya kurang. Guru membimbing dan mengawasinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran sering terjadi berbagai gejala. Diantaranya lupa, kejenuhan, transfer
belajar dan kesulitan dalam belajar yang telah dijelaskan secara terperinc
diatas.Untuk itu sangatlah penting bagi para pengajar memperhatikan hal-hal
tersebut. Dan dalam semua hal tersebut tentu akan dapat ditangani menggunakan
solusi-solusi yang telah dijelaskan. Para pengajar harus mampu memahami keadaan
siswa, agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.
Guru adalah tenaga pendidikan yang tugas utamanya mengajar, dalam arti
mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi konsep
ideal mendidik. Dimana salah satu tugas guru yaitu menghilangkan rasa jenuh dalam
proses belajar mengajar dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi.
Proses belajar mengajar diantaranya, karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi
dan metode, karakteristik kelompok, fasilitas fisik mata pelajaran dan lingkungan.
Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/08/kejenuhan-dalam-belajar-
494065.html
2. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
3. http://ibnulbasyar.wordpress.com/2012/06/02/mengatasi-kejenuhan-belajar-
siswa/
4. http://mnurussobach.blogspot.com/2012/06/mengatasi-kejenuhan-dalam- belajar.html