kel 4 - paradoks zeno

Upload: kholidanisa1

Post on 02-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Paradoks Zeno

TRANSCRIPT

  • TUGAS FILSAFAT ILMU, ETIKA, SEJARAH MATEMATIKA

    PARADOKS ZENO

    Disusun oleh :

    Anisa Rahmawati 12/331118/PA/14455

    Zainab Mursyidah 12/331194/PA/14492

    Vivien Tiara Dewi 12/331291/PA/14568

    Kholida Khoirunnisa 12/331359/PA/14622

    Dia Primasari 12/331378/PA/14636

    Sintya Sucofiana 12/334604/PA/14837

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    2015

  • A. BIOGRAFI ZENO DARI ELEA

    Zeno adalah seorang filsuf

    Yunani yang diperkirakan lahir pada

    tahun 490 SM. Zeno merupakan

    anak dari Teleutogoras dan tinggal di

    Magna Graecia (Elea), Italy. Semasa

    mudanya Zeno merupakan murid

    sekaligus teman dari Parmenides dan

    tergabung dalam Eleatic School.

    Menurut catatan Plato, yang

    merupakan temannya pada masa itu,

    guna melindungi Parmenides dari

    para pengkritiknya, Zeno melalui

    ide-idenya membuat banyak sekali

    paradoks yang tidak dapat dipecahkan oleh logika filsuf terkemuka di Yunani

    saat itu. Melalui paradoks tersebut, Zeno berusaha menyatakan bahwa semua

    gerak dan perubahan di dunia ini bersifat semu. Baik Zeno maupun Parmenides

    berpendapat bahwa alam semesta sebenarnya tunggal, diam dan seragam.

    Hanya tampak luarnya saja yang mengesankan perbedaan atau perubahan.

    Meskipun begitu, di masa kini hampir tidak ada karya asli Zeno dan

    Parmenides yang bertahan. Buku yang berisi 40 buah paradoks hilang dicuri

    orang. Hanya beberapa kutipan dari filsuf sepantaran mereka yang memberi

    petunjuk. Salah satu pendapatnya tertuang dalam buku Physic yang dicatat oleh

    Aristoteles. Melalui catatan tersebut, orang dapat membaca pemikiran Zeno.

    Zeno mengemukakan 6 paradoks, teka-teki yang tidak dapat dipecahkan

    oleh logika filsuf terkemuka Yunani saat itu. Paradoks yang dilontarkan Zeno

    membingungkan semua filsuf Yunani, namun tidak seorang pun dapat

    menemukan kesalahan pada logika Zeno.

    Paradoks ini menjadi sangat termasyhur karena terus mengganggu

    pemikiran para matematikawan dan baru dapat dipecahkan hampir 2000 tahun

    kemudian. Dari enam paradoksnya, yang paling terkenal, adalah paradoks

    lomba lari Achilles dan kura-kura.

  • Di penghujung hayatnya, Zeno menghadapi permasalahan yang serius.

    Sekitar tahun 430 SM, Zeno bersekongkol untuk menggullingkan tirani Elea

    saat itu, yaitu Nearchus. Zeno membantu penyelundupan senjata dan

    mendukung pemberontakan. Namun Nearchus mengetahui skenario itu dan

    akhirnya Zeno ditangkap. Meskipun Zeno telah wafat, namun hasil dari

    pemikiran-pemikirannya membuahkan inspirasi pada konsep limit dan deret

    tak hingga.1

    B. PARADOKS ZENO TENTANG GERAK

    Pada buku Physics karya Aristoteles subbab 6.9, menyatakan bahwa Zeno

    mempunyai empat pendapat mengenai gerak yang sulit dipecahkan. Aristoteles

    mengungkapkannya dalam bentuk parafrase dan memberikan pandangannya

    sendiri. Pendapat-pendapat tersebut selanjutnya disebut Paradoks .

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Paradoks merupakan pernyataan

    yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau

    kebenaran tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.2

    Berikut adalah keempat paradoks yang termuat dalam buku Physics

    1. Paradoks Dikotomi (Dichotomy Paradox)

    There is no motion because that which is moved must arrive at the middle

    of its course before it arrives at the end.

    Physics, Aristoteles

    Sebuah benda yang bergerak tidak akan pernah mencapai tujuan. Pertama-

    tama benda harus menempuh segmen setengah perjalanan. Lalu sesudah itu

    dia masih harus melewati banyak segmen: seperempat, seperdelapan,

    seperenambelas, sepertigapuluhdua dan seterusnya sedemikian hingga

    jumlah perjalanannya menjadi tak-hingga.

    1 http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/history/Biographies/Zeno_of_Elea.html 2 http://kbbi.web.id/paradoks

  • Karena mustahil melakukan perjalanan sebanyak tak-hingga, maka benda

    takkan pernah sampai tujuan.

    2. Paradoks Anak Panah (Paradox of Arrow)

    If, says Zeno, everything is either at rest or moving when it occupies a

    space equal to itself, while the object moved is in the instant, the moving

    arrow is unmoved.

    Physics , Aristoteles

    Misalnya kita membagi waktu sebagai deretan masa-kini. Kemudian kita

    lepaskan anak panah. Di setiap masa-kini anak panah menduduki posisi

    tertentu di udara.

    Oleh karena itu anak panah dapat dikatakan diam sepanjang waktu.

    3. Paradoks Stadion (Stadium Paradox)

    concerning the two rows of bodies, each row being composed of an

    equal number of bodies of equal size,

    passing each other on a race-course as

    they proceed with equal velocity in

    opposite directions, the one row

    originally occupying the space between

    the goal and the middle point of the

    course and the other that between the

    middle point and the starting-post.

    This...involves the conclusion that half a

    given time is equal to double that time.

    Physics, Aristoteles

  • B dan C bergerak saling mendekati dengan kecepatan yang sama (hendak

    bersejajar dengan barisan A).

    Antara Sebelum dan Sesudah, titik C paling kiri melewati dua buah B,

    tetapi cuma satu buah A.

    Berarti waktu C untuk melewati B = setengah waktu untuk melewati A.

    Padahal A dan B adalah unit yang identik!

    Mungkinkah setengah waktu = satu waktu?

    4. Paradoks Lomba Lari Achilles dan Kura-kura

    ... the slower when running will never be overtaken by the quicker; for that

    which is pursuing must first reach the point from which that which is fleeing

    started, so that the slower must necessarily always be some distance

    ahead.

    Paradoks Zeno dalam buku Physics karya Aristoteles

    Achilles (Pahlawan Yunani dalam Perang Troja/Trojan War) dan kura-

    kura akan berlomba lari. Achilles dapat berlari dengan kecepatan 10 meter

    per detik, sedangkan kura-kura hanya mampu berlari 1 meter per detik.

  • Achilles selain manusia perkasa juga sportif berbaik hati

    memberikan keuntungan start bagi sang kura-kura 10 meter di depannya.

    Tidak masalah, mungkin begitu pikir Achilles. Jadi, siapa yang menang?

    Kura-kura memulai start 10 meter di depan Achilles. Keduanya lalu

    mulai berlari.

    - Setelah satu detik, Achilles telah mencapai tempat di mana kura-kura

    memulai start-nya. Sedangkan sang kura-kura sudah berlari 1 meter di

    depan.

    - Achilles berlari lagi dan berhasil mencapai tempat kura-kura berada

    tadi. Sedangkan sang kura-kura telah berlari 0.1 meter di depan.

    - Achilles masih dengan semangat berlari lagi untuk meraih selisih 0.1

    meter ini. Di saat yang bersamaan, sang kura-kura telah berlari 0.01 meter

    di depan.

    Hal ini berlangsung terus-menerus. Setiap kali Achilles berhasil

    mencapai tempat di mana kura-kura berada beberapa saat yang lalu, sang

    kura-kura lagi-lagi telah menempuh sedikit jarak dan tetap berada di depan

    Achilles.

    Pada makalah ini, paradoks lomba lari akan dibahas lebih lanjut.

    Sedangkan ketiga paradoks lainnya secara analog memiliki penyelesaian

    seperti paradoks lomba lari. Selanjutnya dalam makalah ini, paradoks lomba

    lari ini disebut Paradoks Zeno.

    C. PENYELESAIAN PARADOKS ZENO

    Berikut adalah beberapa variasi penyelesaian paradox Zeno. Semua

    penyelesaian di bawah ini ditemukan setelah Zeno wafat. Dasar penyelesaian

    ini adalah penyelesaian dengan deret tak hingga oleh Augustin-Loius Cauchy

    (dibahas pada poin ketiga). Sedangkan dua penyelesaian lainnya yang akan

    dibahas, merupakan variasi penyelesaian.

    1. Penyelesaian dengan Mempertimbangkan Finish

    Dahulu, Zeno memiliki kesulitan tentang notasi dan simbol

    matematika karena pada jamannya notasi dan simbol matematika belum

    berkembang dan hanya tersedia bahasa saja. Berbeda dengan sekarang yang

  • notasi dan simbol matematika sudah sangat berkembang. Maka, untuk

    menyelesaikan paradoks Zeno ini, kita akan memanfaatkan notasi aljabar

    sederhana.

    Perhatikan gambar berikut.

    Finish 10 meter

    Karena titik start kura-kura berada pada 10 meter didepan achilles, maka

    jika finish di 10 meter, kura-kura langsung menang bahkan sebelum kura-

    kura bergerak.

    Finish 11 meter

    Achilles berlari dengan kecepatan 10 m/s dan kura-kura bergerak dengan

    kecepatan 1 m/s, maka pada detik pertama, Achilles menempuh jarak 10

  • meter, sedangkan kura-kura telah menempuh jarak 11 meter. Jadi, kura-

    kura menang karena mencapai finish terlebih dahulu dengan waktu 1 detik.

    Finish 12 meter

    Dengan kecepatan 1 m/s, untuk mencapai finish 12 meter, kura-kura

    membutuhkan waktu 2 detik, padahal dengan waktu 2 detik, Achilles telah

    menempuh 20 meter. Jadi sebelum kura-kura menempuh jarak 12 meter,

    Achilles telah menyalip kura-kura.

    Finish lebih dari 12 meter

    Untuk finish yang lebih dari 12 meter, Achilles akan terus menang karena

    selalu dapat mencapai finish terlebih dahulu.

  • Lalu, bagaimana proses Achilles menyalip kura-kura?

    Achilles akan menyusul kura-kura saat Achilles menempuh jarak yang

    sama dengan jarak yang ditempuh kura-kura. Secara matematis dapat

    ditulis sebagai berikut.

    =

    10. = 10 + 1.

    9. = 10

    = 10

    9()

    Jadi pada saat = 10

    9 detik Achilles berhasil menyusul kura-kura.

    Jarak tempuh Achilles = 10 10

    9 =

    100

    9 = 11,111 .

    Jarak tempuh kura-kura = 10 + 1 10

    9 =

    100

    9 =

    11,111 .

    Jadi, Achilles mulai menyalip kura-kura pada jarak 11,111 meter.

    Dengan demikian, untuk jarak finish yang kurang dari 11,111

    meter, maka kura-kura akan menang. Akan tetapi, untuk jarak finish yang

    lebih dari 11,111 meter, maka Achilles lah yang akan selalu menang.

    2. Penyelesaian dengan Konsep Himpunan

    Didefinisikan himpunan (interval waktu) :

    = {|0 10

    9}

    Jelas bahwa ketiga interval waktu di atas saling asing.

    Selanjutnya, dengan hitungan aljabar sederhana, dapat dihitung jarak

    tempuh kura-kura dan Achilles, yaitu

    Jarak tempuh kura-kura : 10 +

  • Jarak tempuh Achilles : 10

    Selisih jarak tempuh (()) : (10 + ) 10 = 10 9

    Perhatikan bahwa interval waktu di atas menunjukkan selisih jarak tempuh

    yang berbeda.

    a. Untuk ,

    0 0

    () > 0

    Selisih jarak tempuh bernilai positif. Artinya, jarak yang ditempuh kura-

    kura lebih jauh daripada jarak yang ditempuh Achilles, sehingga kura-kura

    menang.

    b. Untuk , =10

    9

    () = 10 9 = 10 (9 10

    9) = 10 10 = 0

    Selisih jarak tempuh bernilai nol. Artinya, keduanya seri.

    c. Untuk ,

    >10

    9

    9 > 10

    10 9 < 0

    () < 0

    Selisih jarak tempuh bernilai negatif. Artinya, jarak yang ditempuh kura-

    kura lebih pendek daripada jarak yang ditempuh Achilles, sehingga Achilles

    menang.

    Zeno mengatakan bahwa setiap Achilles mendekati kura-kura, maka

    kura-kura telah melangkah sedikit ke depan, sehingga kura-kura menang.

    Hal ini bernilai benar untuk interval waktu . Sedangkan dalam intuisi kita,

    mengatakan bahwa Achilles pada akhirnya akan menang. Hal ini benar

    untuk interval waktu . Kedua kondisi pada interval waktu maupun pada

  • interval waktu sama sama bernilai benar, namun bertentangan

    sehingga memunculkan paradoks Zeno.

    Mengingat interval waktu dan interval waktu saling asing,

    maka = . Tidak mungkin ada kejadian yang terjadi pada interval

    waktu yang berupa himpunan kosong. Artinya, tidak mungkin kura-kura

    dan Achilles sekaligus kedua-duanya menang. Jadi, paradoks Zeno ini

    muncul karena menganggap ada kejadian yang dapat terjadi pada

    interval waktu yang berupa himpunan kosong.

    Dengan demikian, solusinya adalah kura-kura menang pada interval

    waktu dan Achilles menang pada interval waktu .

    3. Penyelesaian dengan Limit Tak Hingga

    Pandangan Zeno terhadap cerita di atas adalah bahwa setiap kali

    Achilles mencapai tempat siput, maka siput sudah maju sedikit lebih di

    depan Achilles. Menurut Zeno pula hal tersebut akan berlaku untuk waktu

    yang tak terhingga, karena 1 + 0,1 + 0,001 + akan menuju tak hingga.

    Hal tersebut terjadi karena pada zaman tersebut belum mengenal

    adanya konsep deret tak hingga. Paradoks tersebut masih meresahkan para

    matematikawan sampai 2000 tahun. Hingga akhirnya pada abad ke-19 ahli

    matematika dunia bernama Augustin-Louis Cauchy dapat menyelesaikan

    paradoks Zeno dengan sangat memuaskan. Cauchy menemukan solusi

    dengan deret tak hingga.

    Dihitung dari titik awal, maka jarak yang ditempuh oleh kura-kura

    adalah,

    10 + 1 + 0,1 + 0,01 + 0,001 + = (1)

    Kalikan kedua ruas dengan 0,1 maka diperoleh

    0,1(10 + 1 + 0,1 + 0,01 + . . . ) = 0,1

    1 + 0,1 + 0,01 + 0,001 + = 0,1 (2)

    Kurangkan persamaan (2) dengan persamaan (1), sehingga hasilnya menjadi

    10 = 0,1 = 0,9 atau

    =10

    0,9 =

    100

    9

  • Sementara itu, jarak yang ditempuh oleh Achilles adalah

    10 + 1 + 0,1 + 0,01 + 0,001 + = SA

    Dengan cara yang sama diperoleh jarak yang ditempuh Achilles adalah,

    =100

    9

    Karena jarak Achilles pada akhirnya sama dengan jarak yang ditempuh oleh

    kura-kura maka Achilles berhasil menyamai kura-kura pada jarak

    = =100

    9

    Permasalahan selanjutnya adalah apakah Achilles memiliki cukup

    waktu untuk berada di depan kura-kura. Perhatikan kembali bahwa Achilles

    membutuhkan waktu 1 detik untuk mencapai 10 meter, 0,1 detik untuk 1

    meter, 0,001 detik untuk 0,1 meter, dan seterusnya. Menurut anggapan

    Zeno, karena perubahan waktu tersebut akan memberikan perubahan posisi

    pada kura-kura untuk tetap berada depan Achilles. Hal tersebut akan terjadi

    untuk waktu yang tak hingga.

    Akan tetapi perhatikan deret berikut:

    = 1 + 0,1 + 0,01 + 0,001 + (3)

    Kalikan kedua ruas dengan 0,1 maka diperoleh,

    0,1 = 0,1 + 0,01 + 0,001 + (4)

    Dengan mengurangi persamaan (3) dengan persamaan (4) diperoleh:

    0,1 = 1

    0,9 = 1

    =1

    0,9 =

    10

    9

    Artinya bahwa Achilles mampu menyamai kedudukan kura-kura dalam

    waktu yang singkat, yaitu 10

    9 detik atau 1,111 detik (merupakan bilangan

    yang berhingga).

    Dari pembuktian dengan menggukan deret tak hingga tersebut,

    terlihat bahwa Achilles mampu menyamai kedudukan kura-kura pada jarak

    100

    9 meter dari garis start, dan akan berada di depan kura-kura pada jarak

    selanjutnya. Waktu yang dibutuhkan Achilles pun tidak banyak, yaitu

    sekurang-kurangnya 1,111 detik untuk berada di depan kura-kura.

  • D. PENGARUH PARADOKS ZENO TERHADAP MATEMATIKA

    Keberadaan paradoks Zeno yang meresahkan para filsuf dan matematikawan

    membuat mereka bertanya-tanya bagaimana cara membuktikan kebenarannya.

    Selama berabad-abad mereka berusahan melakukan berbagai pendekatan

    hingga terbentuknya deret menuju tak hingga. Perkembangan tentang

    matematika yang cukup pesat menjadikan paradoks Zeno ini sebagai cikal bakal

    konsep limit menuju tak hingga.

    E. KESIMPULAN

    Paradoks Zeno terpecahkan karena dua nilai yang saling bertentangan akhirnya

    dapat dibuktikan bahwa masing-masing nilai tersebut benar dengan syarat

    tertentu. Dan melalui paradoksnya, Zeno mampu merangsang otak-otak kreatif

    matematikawan setelah zamannya sehingga memberi warna pada sejarah

    perkembangan matematika.

    F. DAFTAR PUSTAKA

    http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/history/Biographies/Zeno_of_Elea.html

    diakses pada 3 Maret 2015 pukul 15.00 WIB

    http://m.kaskus.co.id/thread/5365cb306607e7b5098b4665/paradoks-zeno-

    paradoks-yang-tidak-terselesaikan-selama-ribuan-tahun/ diakses pada 23 Februari

    2015

    https://zenosphere.wordpress.com/2011/01/28/empat-paradoks-zeno/ diakses pada

    4 Maret 2015 pukul 11.30 WIB

    http://kbbi.web.id/paradoks diakses pada 22 Maret 2015 pukul 11.48 WIB