kelainan pada usg
DESCRIPTION
kelainan pada modalitas usgTRANSCRIPT
GAMBARAN KELAINAN RADIOLOGIS PADA
MODALITAS ULTRASONOGRAFI
Di Susun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Program Pendidikan Profesi Kedokteran di Bagian Ilmu Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Oleh:Shafri Nahdi
10711223
Pembimbing :Dr. Prasetyo Budi Dewanto, M.Sc, Sp.Rad
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
2015
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
GAMBARAN KELAINAN RADIOLOGIS PADA
MODALITAS ULTRASONOGRAFI
Disusun oleh :
Shafri Nahdi
10711223
Telah dipresentasikan dan disetujui pada
Tanggal : 10 September 2015
Dokter Pembimbing
Dr. Prasetyo Budi Dewanto, M.Sc, Sp.Rad
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Sebuah kata yang selalu terucap, wajib diucap dan ingin
kuucap, apapun yang telah terjadi, sedang dihadapi, dan akan terjadi. Sebuah kalimat pujian
yang hanya untuk Allah SWT atas petunjuk dan ridho-Nyalah segala keterbatasan, halangan
dan rintangan yang ada, penulisan referat yang berjudul “Kelainan Radiologis Pada Modalitas
Ultrasonografi” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan
kepada junjungan dan idola utama Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya.
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui gambaran kelainan radiologis pada
modalitas ultrasonografi dan memenuhi syarat mengikuti program pendidikan klinik di
bagian ilmu Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Prasetyo Budi Dewanto, M.Sc, Sp.Rad selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan semangat, arahan dan bimbingan kepada peneliti.
2. Kedua Orang Tua, Fauzi Mas’ud Nahdi dan Ghonimah Kholaghi atas limpahan kasih
sayang yang tiada henti, kerja keras, pengorbanan, doa yang bahkan lupa berdoa untuk
dirinya demi anaknya tercinta, bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat yang
senantiasa dan tanpa putus asa mengiringi langkah peneliti.
3. Staf Bagian Radiologi RSUD Sragen, atas segala bimbingan dan kerjasama yang solid.
4. Serta teman seperjuangan selama koass, I Kadek Dwi Iman Muliawan dan Tirta Yudha
SHP yang selalu ada dan membantu dalma situasi apapun.
Semoga tulisan ini sedikitnya dapat memberi manfaat bagi pembaca dan hanya
kepada Allah SWT segala urusan kita serahkan. Aamiin Ya Rabbal’alamin.
Sragen, 10 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
Halaman Pengesahan......................................................................................
i
ii
Kata Pengantar................................................................................................ iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.................................................................................
1
1.2. Modalitas
USG..............................................................................
1.3. USG
Abdomen...............................................................................
2
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anatomi dan Fisiologi....................................................................... 4
BAB III. KELAINAN RADIOLOGIS PADA MODALITAS USG...........
3.1.Kelainan Pada Hepar.......................................................................
3.2.Kelainan Pada Vesica Felea............................................................
3.3.Kelainan Pada Lien.......................................................................
3.4.Kelainan Pada Pankreas.................................................................
3.5.Kelainan Pada Renal.....................................................................
3.6.Kelainan Pada Vesica Urinaria.....................................................
3.7.Kelainan Pada Prostat...................................................................
3.8.Kelainan Pada Uterus....................................................................
7
7
10
11
12
13
17
19
20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non
traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Ultrasonografi ini
memanfaatkan gelombang ultrasonik yang merupakan gelombang elektromagnetik, untuk
membantu para petugas kesehatan (dokter atau bidan) dalam mendiagnosa penyakit
ataupun mendeteksi yang ada dalam tubuh pasiennya.
Pertama kali ultrasonic digunakan dalam bidang teknik radar, yaitu teknik SONAR
(Sound Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918) seorang Perancis, pada perang
dunia I, untuk mengetahui adanya kapal selam lawan. Kemudian digunakan dalam
pelayaran untuk menentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia II (1937), teknik ini
digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum
memuaskan. Setelah berkembangnya teknologi kini USG berhsil digunakan untuk
pemeriksaan organ-organ tubuh.
Ultrasonik adalah gelobang suara dengan frekuensi lebh tinggi dari pada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak dapat mendengar sama
sekali. Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada
kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric,yang
merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik.
Transduser bekerja sebagai pemancar dan sebagai penerima gelombang suara.
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian
akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Pantulan
echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, dan
kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam
bentuk cahaya dalam pada layar osiloskop. Dan kemudian transduser digerakkan seolah-
olah kita melalukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-
irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk pemeriksaan organ-organ
tubuh yang dapat diketahui bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan
jaringan lain disekitarnya. Dan tujuan penulisan referat ini untuk mengetahui gambaran
kelainan pada ultrasonografi abdomen.
1.2 Modalitas USG
1.2.1 Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat.
Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan
gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam
bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca
oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
1.2.2 Monitor dan Mesin yang digunakan dalam USG
Merupakan bagian dari USG yang berfungsi untuk mengolah data yang diterima
dalam bentuk gelombang, dan hasilnya dapat dicetak untuk membantu dalam proses
pembacaan.
1.2.3 Gel USG
Gel ini berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari transducer ke permukaan
tubuh, gel membuat kontak antara transducer dan permukaan tubuh menjadi baik atau
tidak terhalangi udara karena gelombang USG tidak dapat melalui udara, serta
mempermudah pergerakan transducer.
1.3 USG Abdomen
USG abdomen (abdominal Ultrasound) adalah prosedur yang digunakan untuk
memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah transduser USG (probe) yang
ditempelkan erat pada kulit perut. Gelombang suara energi tinggi dari transduser
memantul pada jaringan dan membuat gema. Gema ini dikirim ke komputer, yang
membuat citra / gambar yang disebut sonogram. Juga disebut USG transabdominal.
Manfaat pemeriksaan USG abdomen adalah untuk melihat kelainan pada organ-organ
berikut:
Hepar (Hepatoma, Tumor) Empedu (Batu, Cholelithiasis, Massa) Lien (Splenomegali) Pankreas (Pancreatitis) Ginjal (Hidronefrosis, Nefrolithiasis, Pyelonefritis, Gagal ginjal, Kista) Prostat (Pembesaran Prostat, Massa) Uterus ovarium (Massa)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
2.1.1 Hepar (hati)
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah.
Hepar terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri yang dipisahkan oleh ligamentum
falciforme. Ukuran hepar normal bagian lobus kanan 13-15cm dan lobus kiri 9-10cm.
Fungsi hepar :
o Konjugasi bilirubin, metabolisme pigmen empedu dan ekskresi kedalam saluran empedu.
o Hepar merupakan tempat aktivitas metabolik bagi karbohidrat, protein dan lipid.
o Hepar mendetoksikasi banyak produk metabolik, obat, toksik sebelum diekskresikan
kedalam urin. Proses ini melibatkan perubahan kimia, dan konjugasi terutama dengan
asam glukoronat, glisin atau sulfat.
o Hepar menyimpan berbagai senyawa termasuk mineral, vitamin larut lemak (A,D,E,K)
dan vitamin B12.
o Berperan dalam ruang pengapung dan fungsi penyaring. Sel-sel kupffer mengambil bagian
dalam semua aktivitas sistem reticulo endothelial (RES).
2.1.2 Vesica felea (kandung empedu)
Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang terletak
pada permukaan visceral hepar, panjangnya sekitar 7 – 10 cm. Kapasitasnya sekitar 30-50
cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc. Vesica fellea
dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol
dibawah pinggir inferior hepar yang dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior
abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan
visceral hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri.
2.1.3 Lien (limpa)
Lien merupakan organ RES (Reticulo Endothelial System) yang terletak di cavum
abdomen pada regio hipokondrium/hipokondriaka sinistra. Bentuk normal lien umunya
oval dengan ukuran panjang kira-kira 10-11 cm, lebar 6-7 cm, serta tebal 3-4 cm. Struktur
echo parenkim lien adalah homogen, kadang-kadang tampak echo yang tidak homogen
disebabkan oleh cabang-cabang arteri dan vena lienalis. Karena lien sebagian terlindung di
balik iga-iga sehingga memberikan kesulitan dalam penampakan secara ultrasonografi.
Oleh karena itu skening harus dilakukan melalui pinggang kiri secara koronal dan
transversal.
2.1.4 Pankreas
Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak melintang mulai dari pars
desendens duodenum sampai ke hilus limpa dan secara anatomi terbagi atas kaput, korpus
dan kauda. Sebagian besar dari panjang pankreas terletak di depan vena lienalis. Kaput
pankreas terletak di sebelah dorsal hati, sebelah anterior vena kava inferior. Arteri
mesenterika superior letaknya persis di belakang kaput pankreas. Susunan vaskuler pada
daerah abdomen atas tersebut dapat digunakan sebagai titik-titik pegenal (landmark)
pemeriksaan USG pankreas.
2.1.5 Renal (ginjal)
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen
di kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar. Ginjal menjalankan
fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan
dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif.
Menurut Price dan Wilson (2005), ginjal mempunyai berbagai macam fungsi yaitu
ekskresi. Fungsi ekskresi diantaranya adalah :
o Mempertahankan osmolaritas plasma, mempertahankan pH plasma.
o Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.
o Mengekresikan produk akhir nitrogen dari metabolism protein, terutama urea, asam urat
dan kreatinin.
2.1.6 Vesica urinaria (kandung kemih)
Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam kavitas pelvis. Vesica urinaria
cukup baik untuk menyimpan urin dan pada orang dewasa kapasitas maksimal sekitar 500
ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat
bervariasi sesuai dengan jumlah urin didalamnya. Vesica urinaria yang kosong pada orang
dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya
terangkat sampai masuk region hipogastrium.
2.1.7 Prostat
Prostat merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi uretra pars
prostatika. Prostat mempunyai panjang kurang lebih 3 cm dan terletak di antara collum
vesicae di atas dan diaphragm urogenital di bawah. Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa.
Diluar capsula terdapat selubung fibrosa, yang merupakan bagian lapisan visceral fascia
pelvis.
2.1.8 Uterus
Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebal.
Pada orang dewasa muda, panjang uterus 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus
terbagi menjadi fundus, corpus dan cervix uteri.
BAB III
KELAINAN RADIOLOGIS PADA MODALITAS USG
3.1 Kelainan Pada Hepar
3.1.1 Hepatomegali
Hepatomegali adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai
jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, penimbunan lemak, penyakit
keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan
(metastasis).
Gambar 1. Hepatomegali
Deskripsi:
- Hepar : Ukuran membesar ( >15 cm dan >10cm) dan echostruktur normal, permukaan
licin, sistema bilier dan vaskuler normal, intrahepatal tak prominen, tak tampak
massa/nodul.
Kesan :
-Hepatomegali
3.1.2 Hepatoma
Hepatoma disebut juga kanker hati atau karsinoma hepatoseluler atau karsinoma
hepato primer. Hepatoma merupakan pertumbuhan sel hati yang tidak normal yang di
tandai dengan bertambahnya jumlah sel dalam hati yang memiliki kemampuan
membelah/mitosis disertai dengan perubahan sel hati yang menjadi ganas.
Gambar 2. Sagittal precontrast fundamental B-mode US scan, menunjukkan
nodul hipoekoik 2.0 × 1.8 cm pada segmen 6
Deskripsi:
-Hepar : Ukuran normal dan echostruktur meningkat kasar, permukaan licin, system bilier
dan vaskuler normal, intrahepatal tak prominen, tampak lesi hiperechoic, batas tak tegas,
ukuran 2,39 cm x 1,97 cm
Kesan :
-Lesi hiperechoic di lobus sinistra hepar, curiga suatu hepatoma diffus
3.1.3 Cyst Hepar
Kista adalah rongga yang dilapisi sel epitel. Pada kista terdapat duktus yang
biasanyadisebabkan oleh obstruksi, hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan distorsi
struktural. Sebagian kista timbul dari sisa-sisa epitel ektopik atau sebagai hasil nekrosis di
tengah-tengah massa epitel. Kista hepar sering diidentifikasi saar laparotomi dan selama
pmeriksaan gejala abdominal yang tidak berhubungan dengan kista.
Gambar 3. Ultrasound scan showing a 4 x 3 x 5.7 cm subcapsular
hepatic pseudocyst within the right lobe of the liver posteriorly (arrows).
Deskripsi :
- Ren dextra : Ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan medulla tegas, SPC tak melebar, tak tampak batu. tampak lesi anechoic, bentuk bulat, batas tegas, dinding licin.
Kesan :
- Simpel cyst ren dextra
3.2 Kelainan Pada Vesica Felea
3.2.1 Kholelitiasis
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung
empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu
empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu. Batu empedu bisa
terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya
penyempitan saluran.
Gambar 4. Ultrasound—solitary calculus producing acoustic
shadowing with internal echoes and showing flotation.
Deskripsi:
- Vesica felea : Ukuran normal, dinding licin, reguler, tampak lesi hiperechoic dengan
acoustic shadow (+), ukuran total ... cm, tak tampak sludge
Kesan :
-Multipel Kholelitiasis
3.3 Kelainan Pada Lien
3.3.1 Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa, keadaaan ini biasanya terjadi
akibat proliferasi limfosit dalam limpa karena infeksi di tempat lain tubuh. Pada orang
dewasa, limpa yang sehat beratnya sekitar 200g, sedangkan limpa yang bengkak beratnya
dapat mencapai 2 kg atau bahkan lebih. Pembesaran limpa dapat menurunkan jumlah
eritrosit, trombosit, dan limfosit yang normal dalam aliran darah, sehingga akan lebih
sering mengalami infeksi.
Gambar 5. Splenomegali dengan sirosis hati
Deskripsi:
- Lien : Ukuran membesar (... cm ) dan echostruktur normal, tak tampak massa/nodul,
hilus lienalis tak prominent.
Kesan :
-Splenomegali
3.4 Kelainan Pada Pancreas
3.4.1 Pancreatitis
Pankreatitis adalah suatu penyakit inflamasi pankreas yang identik menyebabkan
nyeri perut dan terkait dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin, (meskipun pada
akhirnya fungsi sebagai kelenjar endokrin juga terganggu akibat kerusakan organ
pankreas).
Gambar 6. Pankreatitis akut
Deskripsi :
- Pancreas : Ukuran meningkat dan echostruktur menurun, batas ireguler dan kabur, tak
tampak massa/kalsifikasi, ductus pankreaticus tak prominen.
Kesan :
- Pancreatitis akut
3.5 Kelainan Pada Renal
3.5.1 Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada salah
satu atau kedua ginjal akibat terkumpulnya urin di dalam ginjal. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai keadaan yang menyebabkan tersumbatnya lokasi di sepanjang saluran kemih
atau terganggunya fungsi kandung kemih, yang menyebabkan terjadinya aliran balik ke
dalam ginjal.
Gambar 7. Hidronefrosis grade I-II
Deskripsi:
- Ren sinistra :Ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan medulla tegas, SPC
melebar, tak tampak massa/ batu.
Kesan :
-Hidronefrosis sinistra grade I-II
3.5.2 Nefrolithiasis
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di
dalam ginjal. erbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor
tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan
faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Deskripsi:
- Ren : Ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan medulla tegas, SPC tak melebar,
tak tampak massa, tampak lesi hiperechoic dengan acosutic shadow (+), ukuran ... cm
Kesan :
- Nefrolithiasis
3.5.3 Chronic Kidney Disease (CKD)
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berdasarkan kelainan patologik atau pertanda kerusakan ginjal seperti kelainan pada urinalisis, dengan penurunan filtrasi glomerulus ataupun tidak. Penyakit ginjal kronik ini ditandai dengan penurunan semua faal ginjal secara bertahap, diikuti penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Gambar . Typical image of chronic renal insufficiencydue to hypertensive renal sclerosis
Deskripsi:
- Ren : Ukuran mengecil ( 3,05 cm x 6,94 cm ) dan echostruktur meningkat, batas cortex
dan medulla mengabur, SPC tak melebar, tak tampak massa / batu.
Kesan
- Chronic kidney disease
3.5.4 Cyst Ren
Kista ginjal adalah kista yang terdapat di ginjal. Kista ini biasanya berkaitan dengan penyakit lainnya yang bisa mengganggu fungsi ginjal. biasanya berbentuk bulat atau oval, berisi cairan yang terbentuk di dalam ginjal.
Gambar 3. Glomerulocystic kidney disease
Deskripsi:
- Ren sinistra : Ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan medulla tegas, SPC tak
melebar, tak tampak massa / batu. Tampak lesi anechoic di pole atas, bentuk bulat, batas
tegas, dinding licin
Kesan :
-Simpel cyst ren sinistra
3.6 Kelainan Pada Vesica Urinaria
3.6.1 Cystitis
Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium
melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih. Infeksi kandung kemih menunjukkan adanya
invasi mikroorganisme dalam kandung kemih, dapat mengenai laki-laki maupun
perempuan semua umur yang ditunjukkan dengan adanya bakteri didalam urin disebut
bakteriuria
Gambar . Cystitis chronic
Deskripsi :
- VU : terisi cairan, dinding menebal, irreguler, tampak double layer,tak tampak
massa/batu
Kesan :
- Cystitis
3.6.2 Vesicolithiasis
Vesicolithiasis adalah batu dalam vesica urinaria yang dapat terbentuk ditempat atau
berasal dari ginjal yang masuk ke vesica urinaria. Karena vesica urinaria berkontraksi
untuk mengeluarkan air kencing maka batu tertekan pada trigonum yang peka itu, maka
menyebabkan nyeri. Biasanya terdapat sedikit hematuria dan infeksi juga sering terjadi.
Gambar . Vesicolithiasis
Deskripsi :
- VU : terisi cairan, dinding licin, tak tampak double layer, tampak lesi hiperechoic
dengan acoustic shadow (+), ukuran ... cm, tak tampak massa.
Kesan :
- Vesicolithiasis
3.7 Kelainan Pada Prostat
3.7.1 Pembesaran Prostat
BPH (Benign Prostate Hyperplasia) adalah pembesaran jinak dari kelenjar prostat.
Penyebab dari BPH tidak diketahui secara jelas, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan
bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar Dihydrotestoteron
(DHT) dan proses aging (penuaan).
Gambar . Pembesaran prostat
Deskripsi :
- Prostat: Ukuran membesar ( 5,35 x 4,91 x 4,96 cm, volume: 68,2 ml) dan echostruktur
normal, tak tampak massa.
Kesan :
- Pembesaran prostat
3.8 Kelainan Pada Uterus
3.8.1 Massa pada Uterus
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri disebut juga dengan leimioma
uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot
rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum dan
sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar
dan letak mioma.
Gambar . Mioma uteri
Deskripsi :
- Uterus : Ukuran membesar, tampak lesi hiperechoic bentuk amorf, batas tidak tegas,
Kesan :
-Massa pada uteri, DD : myoma uteri
DAFTAR PUSTAKA
Avni, Garel. 2006. Perinatal Assesment of Hereditary Cystic Renal Disease: The
Contribution of Sonography.
Banka, S et al. 2007. Liver Cyst Caused by the Peritoneal Catheter of a Cerebrospinal Fluid
Shunt. Departments of a Neurosurgery and Radiology, Birmingham Children’s
Hospital, Birmingham, England.
Ding, H et al. 2001. Hepatocellular Carcinoma: Depiction of Tumor Parenchymal Flow with
Intermittent Harmonic Power Doppler US during the Early Arterial Phase in
Dual-Display Mode. Department of Ultrasound, Zhongshan Hospital, Shanghai
Medical University, China.
Kapoor, B S et al. 1995. Prediction of gall stone composition by ultrasound: implications for
non-surgical therapy. Departments of Surgery and Radiodiagnosis, University
Hospital, Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, India
Rasad, Sjahriar et al. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Twickler, D et al. 2009. Ultrasound and Assessment of Ovarian Cancer Risk. Departement of
Radiology, University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas.
Woodfield, C et al. 2010. Abdominal Pain in Pregnancy: Diagnoses and Imaging Unique to
Pregnancy-Review. Departement Radiology, University of California at San
Diego, CA.
Wrenger, Eike. 2006. Useful Tips : Sonography in Renal Disease. Langenhagen, Germany.