kelompok 13

19
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PENYESUAIAN DIRI DAN PERMASALANNYA Disusun oleh Dhea Vivin. K (F05112088) Ermeisa Dini Sari (F05112056) Nia Widyarsih (F05112062) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Upload: dhea-dhevinka

Post on 16-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPENYESUAIAN DIRI DAN PERMASALANNYA

Disusun olehDhea Vivin. K (F05112088)Ermeisa Dini Sari (F05112056)Nia Widyarsih (F05112062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2013BAB XIIIPENYESUAIAN DIRI DAN MASALAHNYA

A. Pengertian Penyesuaian DiriPenyesuaian diri dalam bahasanya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Mendiskusikan pengertian penyesuaian diri, menurut Schneiders (1984) dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni:1. Penyesuaian Diri Sebagai Adaptasi (Adaptation)Adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.2. Penyesuaian Diri Sebagai Bentuk Konformitas (Conformity)Individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Dalam sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.3. Penyesuaian Diri Sebagai Usaha Penguasaan (Mastery)Kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustasi tidak terjadi. Dengan kata lain, kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan-dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.Pemaknaan penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery) ini mengandung kelemahan, yakni menyamaratakan semua individu. Perlu dirumuskan prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yakni:a. Setiap individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbedab. Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau kecenderungan yang telah dicapainyac. Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan tuntutan lingkungan individu yang bersangkutanBerdasarkan tiga sudut pandang tentang makna penyesuaian diri, dapst diartikan sebagai suatu proses yang mencakup respons-respons mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri invidu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.B. Penyesuain Diri yang BaikSeseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik (well adjusted person) manakal a mampu melakukan respons-respons yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dengan demikian, orang yang dipandang memunyai penyesuaian diri yang baik adalah individu yang telah belajar mereaksi terhadap dirinya dan lingkungannya dengan cara-cara yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat serta dapat menguasai konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan perilaku simptomatik dan gangguan psikosomatik yang mengganggu tujuan-tujuan moral, sosial, agama, dan kepercayaan.C. Proses Penyesuain DiriProses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984) setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu:1. Motivasi dan Proses Penyesuain DiriFaktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme.Respons penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara keseimbangan yang lebih wajar.2. Sikap Terhadap Realitas dan Proses Penyesuain DiriSecara umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat. Beberapa perilaku seperti antisosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan, sikap kenakalan, dan sikap semaunya sendiri, semuanya itu sangat mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.3. Pola Dasar Proses Penyesuaian DiriSesuain dengan konsep dan prinsip-prinsip penyesuaian diri yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungannya, maka proses penyesuaian diri menurut Sunarto (1998) dapat ditujukan sebagai berikuta. Mula-mula individu di satu sisi merupakan dorongan keinginan untuk memeroleh makna dan eksistensi dalam kehidupannya dan di sisi lain mendapat peluang atau tuntutan dari luar dirinya sendiri,b. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan diluar diriny secara obyektif sesuain dengan pertimbangan-pertimbangan rasional serta perasaan.c. Kemampuan bertindak sesuain dengan potensi kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan obyektif diluar dirinya.d. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes, dan tidak kaku sehingga menimbulkan rasa aman tidak dihantui rasa kecemasan atau ketakutan.e. Dapat bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak dikembangkan sehingga dapat menerima dan diterima lingkungan, tidak disingkirkan oleh lingkungan maupun menentang dinamika lingkungan.f. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran, selalu menunjukkan perilaku hormat sesuai dengan harkat dan martabat manusia, dan dapat mengerti serta menerima keadaan orang lain meskipun sebenarnya kurang serius dengan keadaan dirinya.g. Kesanggupan mereaksi frustasi, konflik, dan stress secara wajar, sehat, dan profesional, dapat mengontrol dan mengendalikannya sehingga dapat memeroleh manfaat tanpa harus menerima kesedihan yang mendalam.h. Kesanggupan bertindak secara terbuka dan sanggup menerima kritik dan tindakannya dapat bersifat murni sehingga sanggup memerbaiki tindakan-tindakan yang sudah tidak sesuain lagi.i. Dapat bertindak sesuain dengan norma yang dianut oleh lingkungannya serta selaras dengan hak dan kewajibannya.j. Secara positif ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan segala sesuatu di luar dirinya sehingga tidak pernah merasa tersisih atau kesepian.

D. Karakteristik Penyesuaian Diri RemajaAdapun karakteristik penyesuaian diri remaja adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnyaTujuannya adalah memeroleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat dimengerti serta diterima oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.2. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikanPada dasarnya penyesuaian diri secara khas berjuang ingin meraih sukses dalam studi, tetapi dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang, terhindar dari tertekan, dan konflik, atau bahkan frustasi.3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan seksPenyesuaian diri remaja dalam konteks ini adalah remaja ingin memahami kondisi seksual dirinya dan lawan jenisnya serta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksualnya yang dapat dimengerti dan dibenarkan oleh norma sosial dan agama.4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosialPenyesuaian diri remaja terhadap norma sosial mengarah pada dua dimensi. Pertama, remaja ingin diakui kehadirannya dalam masyarakat luas, yang berarti remaja harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Kedua, remaja ingin bebas menciptakan aturan-aturan tersendiri yang cocok untuk kelompoknya, tetapi menuntut agar dapat dimengerti dan diterima oleh masyarakat dewasa.5. Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Penggunaan Waktu LuangDalam konteks ini, upaya penyesuaian diri remaja adalah melakukan penyesuaian antara dorongan kebebasannya secara inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.6. Penyesuaian Diri Remaja dalam Penggunaan UangDalam konteks ini, perjuangan penyesuaian diri remaja adalah berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional, melakukan penyesuaian antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orang tuanya. Dengan upaya penyesuaian diri sedemikian itu diharapkan penggunaan uang akan menjadi efektif dan efisien serta tidak menimbulkan kegoncangan pada diri remaja itu sendiri.7. Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Kecemasan, Konflik, dan FrustasiStrategi yang digunakan penyesuaian diri dengan kecemasan, konflik, dan frustasi tersebut biasanya melalui suatu mekanisme yang oleh Sigmund Freud (Corey, 1989) disebut dengan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) seperti kompensasi, rasionalisai, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi, dan fiksasi.

E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian RemajaMenurut Schneiders (1964), setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yakni1. Kondisi FisikAspek-aspek berkaitang dengan kondisi fisik yang dapat memengaruhi penyesuaian diri remaja adalaha. Heriditas dan konstitusi fisikSemakin dekat kapasitas pribadi, sifat, atau kecenderungan berkaitan dengan konstitusi fisik, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri. Bahkan dalam hal tertentu, kecenderungan kearah malasuai (maladjustment) diturunkan secara genetis, khususnya melalui media temperamen. Faktor lain berkaitan dengan konstitusi tubuh yang dapat memengaruhi penyesuaian diri adalah intelegensi dan imajinasi.b. Sistem utama tubuhSistem tubuh yang dipandang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri adalah sistem syaraf, kelenjar, dan otot.c. Kesehatan fisikPenyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat dari pada yang tidak sehat.2. KepribadianUnsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalaha. Kemauan dan kemampuan untuk berubah (modifiability)Kemauan dan kemampuan untuk berubah merupakan karakteristik kepribadian yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses penyesuaian diri.b. Pengaturan diri (self-regilation)Kemampuan mengatur diri sendiri dapat mencegah individu dari keadaan malasuai dan penyimpangan kepribadian. Kemampuan pengaturan diri dapat mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi diri.c. Realisasi diri (self-realization)Kemampuan pengaturan diri mengimplikasi potensi dan kemampuan kearah realisasi diri. Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secarabertahap sangat erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.d. InteligensiKemampuan pengaturan diri sesungguhnya muncul tergantung pada kualitas dasar lainnya yang penting peranannya dalam penyesuaian diri, yaitu kualitas inteligensi.3. Edukasi/pendidikanTermasuk unsur-unsur penting dalam edukasi/pendidikan yang dapat memengaruhi penyesuaian diri individu adalaha. BelajarKemauan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respons-respons dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke dalam diri individu melalui proses belajar.Pengaruh proses belajar itu akan muncul dalam bentuk mencoba-coba dan gagal (trial and error), pengkondisian (conditioning), dan menghubung-hubungkan (assosiation) berbagai faktor yang ada dimana individu itu melakukan proses penyesuaian diri.b. PengalamanAda dua jenis pengalaman yang memiliki nilai signifikan terhadap proses penyesuaian diri, yaitu1) Pengalaman yang menyehatkan (salutary experiences)2) Pengalaman traumatik (traumatic experiences)c. LatihanPenyesuaian diri sebagai suatu proses yang kompleks yang mencakup didalamnya proses psikologis dan sosiologis, maka memerluka latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri yang baik.d. Determinasi diriDeterminasi diri merupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas, atau bahkan untuk merusak diri sendiri.4. Lingkungana. Lingkungan keluargaLingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang amat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya dengan penyesuaian diri individu.Ada sejumlah karakteristik menonjol dalam interaksi orang tua dengan anak yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri, yaitu1) Penerimaan (acceptance)Penerimaan orang tua terhadap anaknya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian, kehangatan, kasih sayang, akan memberikan sumbangan yang berarti bagi berkembangnya penyesuaian diri yang baik pada anak.2) Identifikasi (identification)Anak memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasi dirinya terhadap pola sikap dan prilaku orang tuanya. Proses idrntifikasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.3) Idealisasi (idealization)Idealisasi merupakan suatu bentuk proses identifikasi yang sifatnya lebih mendalam.4) Identifikasi negatif (negative identivication)Proses ini muncul jika anak justru mengidentifikasi sifat-sifat negatif orang tuanya.5) Identifikasi menyilang (cross identification)Identifikasi menyilang adalah identifikasi yang dilakukan oleh anak kepada orang tuanya yang berlawanan jenis. Akibat lebih jauh dan lebih parah lagi, menurut Schneider (1984), adalah bahwa perilaku homoseksual dan lesbian merupakan akibat fatal dari proses identifikasi menyilang pada anak yang tidak segera dicegah atau diluruskan.6) Tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras (punishment and overdiscipline)Pemberian hukuman dan disiplin yang terlalu keras juga berakibat kurang baik terhadap perkembangan penyesuaian diri anak karena dapat menimbulkan perasaan terancam, tidak aman, atau bahkan merasa turun harkat dan martabat kemanusiaannya.7) Kecemburuan dan kebencian (jealousy and hatred)Muncul biasanya karena pemberian hukuman dan disiplin yang terlalu keras sehingga berakibat anak membenci orang tua dan orang tua membenci anak.8) Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan (overindulgence and overprotection)Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan secara sepintas seolah-olah memberikan perasaan aman terhadap anak, tetapi sesungguhnya secara psikologis yang sifatnya mendasar justru menimbulkan perasaan tidak aman, kecemburuan, gugup, kurang percaya diri, dan jenis-jenis kesulitan lainnya dalam penyesuaian diri.9) Penolakan (rejection)Penolakan orang tua terhadap anak merupakan pengalaman yang paling tidak mengenakkan, sangat tidak menguntungkan, dan bahkan dapat merusak anak.b. Lingkungan sekolahProses sosialisasi yang dilakukan melalui iklim kehidupan sekolah yang diciptakan oleh guru dalam interaksi edukatifnya sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.c. Lingkungan msyarakatKonsistensi nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, norma, moral, dan perilaku masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada dalam masyarakat tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian dirinya.5. Agama dan BudayaAgama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Selain agama, budaya juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Ini sangat tampak jika di lihat dari karakteristik budaya yang diwariskan kepada individu melalui berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

F. Dinamika Penyesuaian Diri RemajaDinamika penyesuaian diri itu melibatkan sejumlah faktor-faktor psikologis dasar yang mengantarkan individu kepada perilaku yang ajastif/penyesuaian diri yang baik (adjustive behavior).Ada sejumlah faktor psikologis dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika penyesuaian diri, yaitu1. Kebutuhan (need)Penyesuaian diri ditafsirkan sebagai suatu jenis respons yang diarahkan untuk memenuhi tuntutan yang harus diatasi oleh individu.2. Motivasi (motivation)Ada lima teori motivasi yang dapat digunakan untuk menerangkan dinamika penyesuaian diri, yaitu sebagai berikuta. Teori stimulus-responsMotivasi dianggap sebagai sesuatu yang kurang berarti, sebab semua perilaku termasuk penyeuaian diri muncul hanya sebagai pengondisian untuk merespons stimulus sehingga perilaku refleks dankebiasaan membentuk totalitas respons individu.b. Teori fisiologisBerpandangan bahwa pengurangan motivasi atau usaha pemuasan motif tertentu ditentukan oleh stimulusc. Teori intrinsikAda dua yang sangat menonjol dalam hubungannya dengan penyesuaian diri, yakni1) Pandangan hornic2) Pandangan psikoanalisisd. Teori motivasi tak sadarSebagai salah satu bukti adanya motivasi tak sadar sebagai faktor yang memengaruhi dinamika penyesuaian diri dibuktikan oleh Sigmund Freud dalam eksperimennya melalui pengalaman-pengalaman psikologis klinisnya yang mendapati bahwa orang-orang yang berperilaku malasuai (maladjusted) maupun yang berperilaku ajastif (adjusted)mengungkapkan bahwa motivasi yang mendasari simptom perilakunya itu sering tidak diketahui atau tidak disadari.e. Teori hedonistikSuasana hedonisme berarti perilaku yang diarahkan untuk memenuhi kesenangan individu dan ini di anggap penting karena pada dasarnya kebutuhan merupakan tuntutan internal yang harus dipuaskan agar dapat mencapai penyesuaian diri yang baik.3. Perspsi (perseption)Davidof (1981) mengemukakan tiga alasan yang mendukung bahwa persepsi itu bukanlah cermin realitas, yaknia. Indera yang dimiliki oleh manusia tidak dapat memberikan respons terhadap semua aspek yang ada dalam lingkunganb. Manusia seringkali melakukan persepsi terhadap stimulus-stimulus yang pada kenyataannya tidak adac. Persepsi manusia itu bergantung pada apa yang diharapkan, pengalaman yang dimilikinya, dan motivasi yang ada pada dirinya.Atkinson dan Hilgard (1983) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses menginterpretasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang berasal dari lingkungan.Levine dan Shefner (Eysenck, 1993), persepsi adalah cara-cara dimana individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh yang didasarkan pada pemahaman individu itu sendiri.Dengan persepsi, individu dapat menentukan bagaimana seharusnya ia bereaksi terhadap stimulus yang ada disekitarnya karena persepsi merupakan rangkaian peristiwa yang mengantarai stimulus dan perilaku tertentu (Stagner dan Solley, 1970).