kelompok 2

21
KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul REALITAS SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA”. Kami mengucapkan terima kasih kepada guru pengajar maupun teman-teman, karena tanpa bantuan guru pengajar dan teman- teman, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di tentukan. Kami pun menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam penguasaan materinya maupun tata bahasanya. Namun Insya Allah makalah ini dapat memberikan manfaat pada teman- teman sekalian. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Gorontalo, Mei 2012 Penyusun

Upload: iskuswantotunggali

Post on 23-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

seni budaya

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “REALITAS SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada guru pengajar maupun

teman-teman, karena tanpa bantuan guru pengajar dan teman-teman,

kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di

tentukan.

Kami pun menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya baik

dalam penguasaan materinya maupun tata bahasanya. Namun Insya Allah

makalah ini dapat memberikan manfaat pada teman-teman sekalian. Oleh

karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

  Gorontalo, Mei 2012

            Penyusun

Page 2: KELOMPOK 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

……………………………………………………………………………............

DAFTAR ISI 

…………………………………………………………………………...............

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

……………………………………………………………………………....

1.2 Tujuan Penulisan..............................................................

BAB II PERMASALAHAN

1. Mata pencaharian penduduk masyarakat Indonesia…………………..

2. Pengaruh kebudayaan asing……………………………………………………………

3. Animisme / Dinamisme di Indonesia…………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN

1. Mata pencaharian penduduk masyarakat Indonesia…………………2. Pengaruh kebudayaan

asing……………………………………………………………3. Animisme / Dinamisme di

Indonesia…………………………………………….

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………………………

…………………

2. Saran………………………………………………………………………………

………………….

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: KELOMPOK 2

BAB 1PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayahnya di huni oleh berbagai etnis dengan adat istiadat yang beragam. Skiner menyebutkan bahwa Indonesia lebih dari 35 suku bangsa. Selain suku bangsa ,masyarakat Indonesia terdiri atas masyarakat dengan bahasa dan identitas agama yang berbeda-beda. Sementar itu ,sebagian besar masyarakat menganut agama seperti islam, katholik, protestan, hindu buddha dan konghuchu.

Masyarakat Indonesia dibagi atas 3 kelompok :1. Kelompok masyarakat kelas atas2. Kelompok masyarakat kelas menengah3. Kelompok masyarakat kelas bawah

Selain itu, Indonesia juga di diami oleh para pendatang yang berasal dari berbagai ras dan suku bangsa yang berbeda dari berbagai penjuru dunia.

Kehadiran mereka dengan berbagai macam budayanya telah menghasilkan bentuk realitas sosial dan budaya yang beragam.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini pada dasarnya ialah jika kita melihat masyarakat Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan adat istiadat yang cukup banyak. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku-suku bangsa.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini pada dasarnya ialah yang pertama merupakan syarat atau tugas mata pelajaran “SOSIOLOGI” yang di asuh oleh Ibu Hasanati Dama,S.Pd Namun dari sisi lain kami juga ingin mengetahui bagaimana upaya pemecahan masalah dalam realitas sosial masyarakat indonesia. Sehingga kami dapat mengetahui keberagaman masyarakat indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan keseharian kami.

Page 4: KELOMPOK 2

BAB 2PERMASALAHAN

1. Mata pencaharian penduduk masyarakat Indonesia

2. Pengaruh kebudayaan asing

3. Animisme / Dinamisme di indonesia

Page 5: KELOMPOK 2

BAB 3PEMBAHASAN

A.Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asian dan Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas daratan 1.922.570 km² sedangkan luar perairannya 3.257.483 km². Dari luas daratan dan luas wilayah perairan tersebut maka mata pencaharian penduduk Indonesia pun beragam. Ada yang bermata pencaharian pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan ada pula yang bermata pencaharian sebagai pekerja kantoran seperti di kota-kota besar di Indonesia.

Namun demikian, lebih kurang 70% mata pencaharian penduduk Indonesia adalah dalam bidang pertanian. Indonesia juga dikatakan sebagai negara agraris, sebab negara kita begitu besar akan hasil pangannya contohnya beras dan umbi-umbian. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian di bidang pertanian dan luasnya lahan Indonesia untuk di jadikan lahan pertanian, tetapi tetap saja Indonesia masih mengimpor beras dari luar negri. Dengan ini bukan hanya saja petani di Indonesia yang dirugikan tetapi pengusaha yang bergelut dalam bidang ini juga akan merugi. Pemerintah harus bekerja keras untuk memajukan lagi pertanian di Indonesia, karena Indonesia termasuk negara penghasil pangan terbanyak. Dulunya pada tahun 80-an Indonesia bisa menjadi negara berswambada beras.

Penduduk Kalimantan Selatan yang tinggal di daerah perbukitan, misalnya yang ada di Loksado dan sekitarnya mata pencaharian utamanya berladang dan mengumpulkan hasil hutan. Di samping itu ada pula usaha lain dalam skala kecil misalnya beternak, berdagang  dan mencari ikan.

Perladangan yang mereka lakukan masih berupa perladangan berpindah dengan padi sebagai tanaman utamanya. Perladangan berpindah (shifting cultivation atau swidden agriculture) dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pada musim panas hutan yang akan dijadikan ladang dibersihkan dengan cara menebang pohon dan menebang kayu-kayunya. Pada musim hujan bidang tanah ladang yang telah dibuka kemudian ditanami paling banyak sampai tiga kali masa tanam. Kemudian ladang tersebut dibiarkan untuk waktu lama (8 tahun lebih) sehingga menjadi hutan kembali. Sesudah itu hutan bekas ladang dapat dibuka kembali denga cara-cara seperti di atas. Karena pembersihan hutan untuk dijadikan ladang dilakukan dengan cara menebang pohon dan membakar kayu-kayunya maka cara berladang semacam ini juga sering disebut sebagai slash and burn agriculture.

Di samping perladangan mengumpulkan hasil hutan seperti getah karet dan kulit kayu manis merupakan mata pencaharian yang penting untuk menunjang kehidupan mereka. Sekarang karet dan kayu manis mulai dibudi dayakan dan bukan lagi tanaman liar yang tumbuh dihutan sehingga usaha ini sudah merupakan usaha perkebunan. Getah karet dan kulit kayu manis mereka jual kepada agen pengumpul hasil hutan. Jenis hasil hutan lain yang mereka jual adalah kayu dan bambu. Pemeliharaan ternak seperti babi dan ayam hanya untuk dikonsumsi sendiri demikian juga halnya dengan pencarian ikan. Seperti sudah dikemukakan di atas ada pula penduduk daerah pegunungan yang berdagang terutama yang

Page 6: KELOMPOK 2

tempat tinggalnya tidak begitu jauh dari kota. Mereka membuat warung-warung kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Di dataran rendah aluvial, rawa-rawa dan daerah aliran sungai penduduk hidup dari pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, perdagangan, kerajianan rumah, bertukang, mendulang dan lain-lain.

Pertanian terutama adalah persawahan basah dengan padi sebagai tanaman utamanya. Pada musim panas lahan pertanian digunakan menanam ubi-ubian, sayuran, serta buah-buahan tertentu. Buah yang biasanya di tanam antara lain semangka yang banyak terdapat di daerah Lupak dan Nagara.

Peternakan yang dikenal oleh masyarakat tradisional antara lain peternakan kerbau dan bebek. Ternak kerbau dapat dibagi dua jenis yaitu ternak kerbau di tanah tinggi baik di padang maupun pantai laut seperti daerah Tabalong dan Tanah Laut serta ternak Kerbau Kalang di daerah rawa seperti di Danau Panggang. Peternakan bebek merupakan peternakan daerah rawa yang sudah lama ada dan cukup berkambang hingga kini. Usaha ini terutama dilakukan di daerah Nagara, Alabio dan Amuntai. Di samping kerbau dan bebek, dahulu khusunya pada masa kerajaan Banjar terdapat peternakan kuda di Tanah Laut, Riam Kanan. Dan Riam Kiri, Martapura dan Hulu Sungai. Sekarang jenis peternakan ini sudah tidak dikembangkan lagi.

Perikanan dalam pengertian tradisi menangkap ikan, merupakan salah satu mata pencaharian penting bagi daerah sungai, rawa, danau dan laut. Penduduk Marabahan sampai Amuntai melakukan penangkapan ikan air tawar di sepanjang sungai Nagara, rawa-rawa dan danau-danau yang ada di daerah mereka, sedang orang-orang Banjar Kuala dari Aluh-aluh sampai Batakan merupakan penangkapan ikan laut.

Usaha perkebunan terutama menghasilkan  tanaman buah-buahan yang kini terus dibudi dayakan adalah jeruk. Hasil perkebunan ini tidak hanya dikonsumsi oleh penduduk Kalimantan Selatan sendiri tetapi juga dikirim keluar pulau.

Orang-orang Banjar pada umunya berjiwa dagang. Usaha dagang mereka tidak hanya terbatas pada perdagangan eceran tetapi juga perdagangan ekspor dan impor dengan komoditas yang beragam. Usaha perdagangan ini berkaitan erat dengan tradisi pelayaran yang sudah mendarah daging.

Kerajinan rumah seperti pembuatan kopiah jangang, tikar, lampit dari rotan maupun pelepah rumbia serta berbagai jenis barang anyaman lainnya memberi sumbangan yang tidak kecil bagi  perekonomian Kalimantan Selatan. Daerah yang terkenal dengan kerajinan anyamannya adalah Margasari. Jenis kerajinan yang dahulu pernah jaya dan kemudian hampir hilang adalah seni tatah ukir. Yang kini masih ada adalah menatah hulu  senjata dan  sarungnya di daearah Hulu Sungai.

Masih erat hubungannya dengan kerajinan adalah usaha pertukangan yang antara lain sebagai berikut :

a. Tukang membuat perahu tradisional seperti perahu pangkuh, bagiwas, tambangan dan lain-lain. Sekarang dengan digesernya perahu-perahu tradisional oleh perahu mesin maka jenis pertukangan ini tidak  dikembangkan lagi. Dahulu tukang membuat perahu banyak terdapat di kampung Tambak Bitin di Nagara.

b. Pandai besi, tembaga dan kuningan. Keahlian ini hingga sekarang masih bertahan terutama di daerah Nagara.

c. Tukang kayu yang ahli dalam membuat papan, balok-balok kayu dan sirap.

d. Tukang mendulang dan membuat perhiasan emas dan intan. Pendulangan banyak dilakukan di daerah Martapura (Cempaka dan

Page 7: KELOMPOK 2

sekitarnya). Penggosokan intan di Martapura sangat terkenal. Disamping intan di Martapura juga dilakukan penggosokkan berbagi jenis batu akik abik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.

e. Tukang ukir wayang dan topeng. Pembuat wayang yang terkenal ada di Tahibi dan Jingah Habang.

Selain yang sudah diuraikan di atas bidang pekerjaan lain yang dimiliki penduduk Kalimantan Selatan adalah sebagai pegawai negeri atau swasta baik yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan, pelayaran, angkutan, jasa dan lain-lain.

Mata pencaharian dapat dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. kehidupan penduduk dapat dibedakan menjadi dua corak yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan corak kehidupan modern (kompleks).Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan).

Dengan bercocok tanam masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan untuk sehari-harinya tanpa harus seluruhnya mengimport dari luar negeri. Namun, saat ini lahan yang tersisa untuk bercocok tanam semakin terbatas karena adanya kemajuan jaman (globalisasi). Lahan pertanian dijadikan gedung-gedung bertingkat yang mengakibatkan kurangnya pasokan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menyebabkan para petani kehilanganpekerjaannya.

Selain bercocok tanam, sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di dataran rendah (daerah pantai) mata pencaharian mereka mengarah ke sektor kelautan. Para nelayan memanfaatkan kekayaan bawah laut Indonesia sebagai sumber mata pencahariannya.Sedangkan, mata pencaharian penduduk di perkotaan mengarah kepada sektor pembangunan, perindustrian, transportasi, pariwisata dll. Daerah perkotaan khususnya di kota-kota besar di pandang sebagai lahan sumber mata pencaharian dengan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mata pencaharian dalam sektor bercocok tanam atauoun nelayan di daerah pedesaan/pantai. Namun, memiliki mata pencaharian di sektor tersebut juga memerlukan kemampuan dan keahlian yang profesional dalam menjalankan pekerjaannya.Karena tingginya penghasilan didaerah perkotaan, menyebabkan masyarakat pedesaan tertarik untuk bekerja di perkotaan yang akhirnya mereka meninggalkan desanya untuk transmigrasi ke kota walaupun mereka berbekal pendidikan yang tidak cukup tinggi. Hal ini menyebabkan, terjadinya kepadatan penduduk di daerah perkotaan juga meningkatkan angka pengangguran di kota karena lahan pekerjaan yang terbatas.Mata pencaharian masyarakat di kota sebagian besar sebagai pegawai kantoran, banyak juga yang berdagang

Page 8: KELOMPOK 2

atau membuka bisnis sendiri sebagai mata pencaharian mereka. Perbedaan mata pencaharian antara di kota dengan di desa, dilihat dari lingkungan lahan di pedesaan sebagian besar digunakan untuk pertanian, sedangkan dikota sudah tidak ada lahan yang digunakan untuk penghijauan. Lahan-lahan di perkotaan banyak digunakan untuk pembangunan gedung-gedung bertingkat, perumahan eliet, dan mall-mall besar. Hal ini, dikarenakan daerah perkotaan telah mengalami pengaruh globalisasi yang menyebabkan tingkat perekonomian di kota juga meningkat.

B.PENGARUH BUDAYA ASING BAGI BUDAYA BANGSA INDONESIA

Kepulauan Indonesia, pada zaman kuno terletak pada jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan internasional ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan sejarah kuno Indonesia. Kehadiran orang India di kepulauan Indonesia memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan di berbagai bidang di wilayah Indonesia.

Hal itu terjadi melalui proses akulturasi kebudayaan, yaitu proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali masing-masing ciri khas dari kebudayaan lama.

Seiring dengan kemajuan zaman serta teknologi yang canggih, Indonesia bangkit menjadi negara berkembang yang semakin lama semakin tumbuh menjadi negara maju dan ini merupakan salah satu perkembangan zaman yang sangat cepat yang sering disebut dalam bahasa sosiologi sebagai REVOLUSI   seperti dalam al-qur’an yang terdapat dalam surat yaasin (‘’wassyamsu tajrii limustaqarrillaha dzaalika taqdiirul azizi al-‘aliem’’)yang artinya ‘’ dan matahari berjalan di tempat peredarannya demikianlah ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui’’(Q.S. Yaasin: 38) Hilangnya budaya indonesia secara bertahap di akibatkan karena adanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, faktor yang terjadi dalam masyarakat maupun luar masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat dapat berupa penemuan baru, atau pertentangan dari masyarakat itu sendiri. Faktor  yang berasal dari luar masyarakat dapat berupa adanya pengaruh budaya dari masyarakat lainnya.

Menurut Soejono Soekanto  (1990: 326-328) perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

1. Sistem pendidikan formal yang maju. 2. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan  berkeinginan untuk

maju.3. Sistem yang terbuka dalam lapisan masyarakat. 4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyiimpang. 5. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan

tertentu yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan kejenuhan.

6. Penduduk yang heterogen adalah masyaarakat yang terdiri atas kelompok - kelompok sosial yang mempunyai latar kebudayaan yang berbeda beda dan ideologi yang berbeda pula.

7. Orientasi ke masa depan yang lebih baik.8. Adanya kontak dengan masyarakat luar yang menyebabkan

terjadinya percampuran budaya.

Page 9: KELOMPOK 2

Perubahan sosial dapat dibedakan dengan perubahan budaya. Menurut E.B.  Tylor dalam buku perubahan sosial di yogyakarta karya Selo Soemardjan (1986) kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan tiap kemampuan serta kebiasaan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.oleh karena itu apa bila terjadi perubahan pada salah satu bagian dari keseluruhan kompleks itu, dikatakan sebagai perubahan budaya.   Perubahan sosial juga memiliki persamaan terhadap perubahan budaya, menurut Selo Soemardjan (1986) perubahan sosial dangan perubahan budaya memiliki satu segi kesamaan, yaitu kedua-duanya menyangkut suatu adaptasi atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berdasarkan penggunaan konsep-konsep sosial dan budaya tersebut.    Namun dalam keadaan seperti ini masyarakat indonesia malu akan budaya sendiri, mereka menganggap bahwa budaya indonesia ketinggalan zaman ini merupakan salah satu penyebab terjadi masuknya budaya asing ke indonesia dengan mudahnya, adapun faktor yang mendukung masuknya budaya asing ke indonesia diantaranya yaitu kemajuan teknologi yang sedikit demi sedikit dapat mempengaruhi kebudayaan nasional.kemudian dari situlah masyarakat indonesia mulai terkena virus-virus kebudayaan asing yang perbedaan budayanya sangat jauh dengan budaya indonesia

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru.

Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman, salah satu contohnya yang telah kita tahu kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur ponorogo telah di akui oleh bangsa Malaysia itu di sebabkan karena kekurangpedulian dan pelestariannyannya kita terhadap budaya kita.

Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat

Page 10: KELOMPOK 2

tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.

Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

1. Dampak budaya asing

Budaya asing yang masuk ke indonesia brdampak sangat buruk dengan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia, karena indonesia dengan mudah meniru budaya, perilaku, cara bergaul, dan berpakaian sangat tidak sesuai dengan budaya indonesia. Dampak negatif yang terlihat jelas pada indonesia diantaranya goncangan budaya atau sering disebut dengan culture shock, ini terjadi karena adanya anggota masyarakat yang tidak siap menerima  perubahan-perubahan akibat budaya asing yang masuk, misalnya adanya penggusuran karena ada pembangunan gedung atau bangunan, sukarnya mencari lahan tempat tinggal maka hal ini membuat mereka frustasi dalam menghadapi biaya hidup yang semakin besar akhirnya mereka pun melakukan perilaku menyimpang. Selain itu akan terjadinya pergeseran nilai budaya indonesia yag menimbulkan kebimbangan, karena masuknya usur-unsur budaya asing yang sangat cepat dan pesat mengakibatkan perubahan sosial yang berkesinambungan, akibatnya masyarakat yang mengalami kebimbangan, dimana mereka tidak mempunyai pegangan menyebabkan anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme. Selain dampak negatif terdapat juga dampak positif diantaranya tumbuhnya indonesia menjadi negara berkembang dan maju serta pembangunan yang semakin pesat terjadi di kota-kota besar, perekonomian indonesia semakin maju dan berkembang.

Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh  kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya. Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono

Page 11: KELOMPOK 2

Soekanto  (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak  positif dan negatif.

a. Dampak positifModernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan

yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.

b. Dampak negatifBudaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian,

etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;  kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

Adanya unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia sangat menghawatirkan karena dapat menyebabkan terjadinya goncangan budaya. Namun, di sisi lain masuknya unsur budaya asing de indonesia juga sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa indonesia.      Menurut Bierens de Haan, dalam masyarakat terdapat dua unsur berlawanan, yaitu statika dan dinamika. Unsur statika merupakan unsur-unsur dalam masyatakat yang cenderung memepertahankan suatu keadaan untuk tetap (tidak berubah), seperti adanya vested interest atau golongan orang yang menghendaki status quo. Sebaliknya, unsur dinamika merupakan unsur yang menghendaki adanya perubahan, misalnya perubahan linkungan alam, nilai-nilai sosial, dan perubahan struktur sosial. Adanya unsur statika dan dinamika inilah sesinambungan masyarakat tetap tejadi meskipun terjadi perubahan-perubahan di dalam masyarakat.         Untuk melestarikan kesinambungan kehidupan masyarakat agar tetap eksis tentu saja kita harus menjunjung tinggi jati diri bangsa. Untuk itu, kita pun harus mampu mempertahankan diri dari derasnya arus globalisasi. Unsur-unsur budaya asing yang sesuai kepribadian bangsa dapat kita ambil, sedangkan yang tidak sesuai kita tinggalkan. Dengan demikian, keberadaan bangsa kita akan terus ada meskipun begitu derasnya pengaruh dari luar. Selain itu, bangsa kita pun akan mampu mengikuti perkembangan yang ada dengan tetap menjaga dan melestarikan budaya bangsa sendiri. Budaya bangsa kita yang harus dipertahankan misalnya budaya gotong royong, peduli terhadap lingkungan, dan adanya kerja sama yang baik. Apa yang akan terjadi jika kita tidak mampu menghadapi tantangan global? Apabila kita tidak mampu menghadapinya, kita akan terisolasi dari bangsa lain. Keberadaan bangsa kita pun tidak diketahui di mata dunia apalagi jika kita tidak mampu menstarakan diri dari bangsa lain.

2. Faktor Utama Masuknya Budaya Asing

Budaya asing yang masuk ke indonesia mempunyai dampak yang sangat terhadap budaya indonesia, masuknya budaya asing terdiri dari beberapa faktor yang berasal dari dalam masyarakat maupun dari luar masyarakat. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri meliputi hal-hal berikut:

Page 12: KELOMPOK 2

a. Penemuan baruPenemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat terwujud dalam bentuk penemuan unsur kebudayaan yang baru.

b. Bertambah atau berkurangnya penduduk. Dengan bertambahnya penduduk masyarakat mulai mengenal hak milik seseorang atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, atau adanya sistem bagi hasil. Hal ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatan berkurangnya penduduk karena perpindahan ke daerah lain menyebabkan kekosongan.

c. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan bessar mlai dari bentuk negara, lembaga masyarakat sampai pada keluarga yang mendiami negara tersebut.

d. Pertentangan masyarakat Pertentangan masyarakat yang terjadi diantara individu dapat menyebabkan perubahan sosial. Faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat maliputi hal berikut :a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan dan banjir. b. Perubahan sosial yang terjadi karena kebudayaan dari

masyarakat lain melancarkan pengaruhnya.c. Peperangan dengan negara lain juga dapat menyebabkan

terjadinya perubahan.  

3. Tantangan Masuknya Budaya Asing ke Dalam Masyarakat Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat indonesia

dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan dan pikiran, hal ini merupakan salah satu akibat dari adanya keterbukaan dan hubungan dengan bangsa lain.

Adanya globalisasi dan komunikasi yang semakin terbuka, hubungan antar bangsa semakin mudah selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dimana nilai-nilai sosial budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita ikut masuk dalam kebudayaan bangsa, akibatnya akan mempengaruhi pola pikir, sikap hidup, dan perbuatan kita. Sejalan dengan itu, nilai-nilai sosial budaya yang belum sesuai dengan nilai budaya bangsa indonesia juga dapat ikut diserap. Menurut Bierens de Haan nilai-nilai tersebut dapat berupa sifat, pandangan, paham, dan juga hidup yaitu, diantaranya:

a. EGOIS yaitu hanya mementingkan diri sendiri. b. MATERIALISME yaitu pandangan yang mengutamakan materi.c. SEKULARISME yaitu paham yang mengajarkan bahwa moralitas 

tidak perlu diajarkan pada ajaran agama. d. EKSTRIMISME yaitu pikiran atau pandangan yang melampaui

batas kebiasaan atau norma-norma. e. CHAUVIMISME yaitu paham yang mengagungkan bangsa sendiri

dan merendahkan bangsa orang lain. f. ELITISME dan eksklusifisme yaitu pikiran atau pandangan dari

seseorang yang merasa dirinya merupakan orang atau sekelompok orang yang terpandang atau sederajat tinggi hingga orang lain dianggap rendah.

g. DISKRIMINATIF  yaitu sifat yang suka membeda-bedakan orang dengan orang lain.

h. KONSUMTIF sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak menghasilkan manfaat.

Page 13: KELOMPOK 2

i. GLAMORISTIK yaitu suatu sikap atau gaya hidup yang bermewah-mewahan.

4. Cara Mengantisipasi Dampak Negatif Masuknya Budaya Asing

Globasisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat mendunia, dimana batas wilayah bukan lagi hambatan yang berarti. Hubungan antar bangsa berlangsung lebih aktif. Setiap bangsa pun tidak menutup diri dari bangsa lain. Indonesia ssebagai bangsa yang terbuka harus siap menerima pengaruh tersebut.

Negara yang berhasil mewujudkan globalisasi harus dapat memanfaatkan globalisasi dalam segi kehidupan tetapi juga harus mampu menyaringnya melalui ideologi bangsa yang kokoh, dengan begitu negara tersebut akan berkembang secara cepat. Sebaliknya, apabila ketahanan ideologi dan pandangan hidup suatu bangsa rapuh, globalisasi justruakan membuat jati diri bangsa tersebut memudar. Dibawah ini merupakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi dampak budaya asing.

1. Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat

diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita, sedangkan yang kita tinggalkan untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila).

b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya.

2. Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai

jati diri bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam rangka membangun masyarakat yang adil dan makmur

yang tetap berkepribadian indonesia, kita harus tetap beriman dn bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Dalam menjalani tuntutan era globalisasi, kita tetap mampu berdiri kokoh sebagai bangsa dengan ideologi dan pandangan hidup nasional yang tangguh serta kebudayaan nasional yang yang luhur.

C. ANIMISME DAN DINAMISME

1. Pengertian AnimismeKata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'.

Kepercayaan animismeadalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu. Paham animisme mempercayai bahwasetiap benda di bumi ini (seperti laut, gunung, hutan, gua, atau tempat-tempat tertentu),mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar jiwa tersebut tidak mengganggu manusia, ataubahkan membantu mereka dalam kehidupan ini.Banyak kepercayaan animisme yang berkembang di

Page 14: KELOMPOK 2

masyarakat. Seperti, kepercayaanmasyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaandari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orangyang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan harimau.Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya ketikahidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasisendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusiayang sudah mati bisa kembali lagi ke alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya ia akan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenaldengan perangainya yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud seekor babi.

2. Pengertian Dinamisme  Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos,

sedangkan dalam bahasaInggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan,daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadapbenda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaanprimitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamismedisebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan. Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang beradadalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau marabahaya. Kesaktian itubisa berasal dari api, batu-batuan, air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang beradadi luar dirinya. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yangdianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya. Manusiatersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selaluberada di samping zat itu. Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memilikidaya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telahmemberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin. Ia mengira bahwa apimemiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan.

3. CONTOH PERILAKU ANIMISME DAN DINAMISME

Malam jumat kemarin ada kejadian tentang dua orang pemuda yang tewas terbawa arus di Sungai Opak, Yogyakarta. Kedua pemuda tersebut terpeleset ketika hendak menyelamatkan bapaknya yang terjatuh. Yang menarik adalah ketiga orang tersebut baru saja selesai menjalani ritual “kungkum” atau berendam di Sungai Opak. Ritual kungkum bagi sebagian masyarakat di Jawa Tengah memang dipercaya membawa berkah bagi orang yang melakukannya. Berkah tersebut bisa berbentuk jodoh, kelancaran dalam karir, kedudukan atau bahkan pangkat dalam suatu organisasi.

Dalam kasus ini, bukannya kesuksesan atau berkah yang mereka dapat, tetapi musibah yang mereka dapat. Kedua pemuda tersebut tewas secara konyol atau sia-sia. Pertanyaan yang sering saya dengungkan dalam hati, mengapa mereka begitu mempercayai hal klenik atau

Page 15: KELOMPOK 2

okultisme? Mengapa mereka tidak mau berusaha secara wajar dan rasional dalam mengejar suatu impian?

Inilah potret masyarakat kita yang masih mempercayai animisme dan dinamisme. Segala hal berbau okultisme masih diyakini dan bahkan dijadikan panutan dalam mencapai suatu hal. Inilah tanda bahwa sebagian masyarakat kita masih terbelakang dalam pola pikir dan mengalami krisis percaya diri. Bukankah kita harus berusaha dalam mencapai tujuan? Bukankah kita memiliki Tuhan? Mengapa masih saja menduakan Tuhan?

Sunda Wiwitan (Bahasa Sunda: "Sunda permulaan", "Sunda sejati", atau "Sunda asli") adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.[1] Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.

Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan dan tuntunan moral, aturan dan pelajaran budi pekerti. Kitab ini disebut Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia. Berdasarkan keterangan kokolot (tetua) kampung Cikeusik, orang Kanekes bukanlah penganut Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme, yaitu kepercayaan yang memuja arwah nenek moyang. Hanya dalam perkembangannya kepercayaan orang Kanekes ini telah dimasuki oleh unsur-unsur ajaran Hindu, dan hingga batas tertentu, ajaran Islam.Dalam Carita Parahyangan kepercayaan ini disebut sebagai ajaran "Jatisunda".

Page 16: KELOMPOK 2

BAB 4PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini dapat di simpulkan bahwa,Pengelompokkan masyarakat Indonesia tentu tidak sederhana,

masyarakat Indonesia masih dapat di bagi lagi atas berbagai kategori, seperti suku bangsa, agama, kelompok mayoritas atau minoritas dan sebagainya.

Dari kenyataan tersebut, dapat di katakan bahwa Indonesia adalah sebuah masyarakat yang sistem nasionalnya mempersatukan beraneka ragam masyarakat dan kebudayaanya sebagai sebuah bangsa dalam wadah negara

2. SARAN

Di harapkan kepada para pembaca agar kiranya dapat mengkaji kembali tentang adanya realitas sosial masyarakat Indonesia, karena Indonesia di kenal dengan kekayaan sumber daya alam dan istiadat .

Page 17: KELOMPOK 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Mariyati,kun . suryawati,juju . 2007, Jakarta ‘SOSIOLOGI SMA Kelas XI . Pt Gelora aksara pratama.

2. http://www.nandalawi.co.cc/2011/03/mata-pencaharian-penduduk-indonesia.html

3. Sri Wahyuni, Niniek. Dkk. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact.

4. DR. Mubarak, Achmad, MA. 2004. Nasionalis Religius Jati Diri Bangsa Indonesia. Jatiwaringin: PT.Bina Rena Pariwara

5. www.google.pengaruhbudayaasing.com 6. www.google.search.westernisasi.com