kematian akibat overdosis insulin: analisis perbandingan...

15
Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan Rasio Kadar Insulin dan C-Peptide pada darah Kelinci (Oryctolagus Cuniculus) Insulin Overdose Deaths: Comparative Ratio Analysis Levels and Insulin C-Peptide in Rabbits blood (Oryctolagus cuniculus) Denny Mathius Truly D, Dasril, Djumadi Achmad Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Alamat Korespondensi : dr. Denny Mathius Bagian Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Jl. Kandea No. 2A Makassar, 90153 HP : 081355579159 Email : [email protected]

Upload: doancong

Post on 01-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Kematian Akibat Overdosis Insulin:

Analisis Perbandingan Rasio Kadar Insulin dan C-Peptide pada darah Kelinci (Oryctolagus Cuniculus)

Insulin Overdose Deaths: Comparative Ratio Analysis Levels and Insulin C-Peptide in Rabbits blood (Oryctolagus cuniculus)

Denny Mathius Truly D, Dasril, Djumadi Achmad

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,

Alamat Korespondensi : dr. Denny Mathius Bagian Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Jl. Kandea No. 2A Makassar, 90153 HP : 081355579159 Email : [email protected]

Page 2: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

ABSTRAK C-Peptide adalah suatu senyawa peptida yang bersama insulin merupakan produk dari pemecahan proinsulin di sel beta pulau Langerhans pankreas yang keduanya siap untuk disekresikan bersamaan melalui membran sel. Pada kasus kematian akibat overdosis insulin, korban akan mengalami keadaan hipoglikemia sebelum meninggal,dan menjadi pertanyaan apakah kematian korban akibat kelebihan insulin karena suatu penyakit yang diderita sebelumnya atau ada indikasi pembunuhan dengan menggunakan insulin sintetik. Penelitian ini merupakan suatu penelitian Eksperimental dengan menggunakan 15 ekor kelinci putih spesies Oryctolagus cuniculus (5 kelompok kontrol, 5 kelompok hipoglikemi dan 5 kelompok overdosis) dengan metode pemeriksaan ELISA. Dilakukan di Animal lab FK UNHAS dan laboratorium penelitian RSP UNHAS, Makassar periode Januari 2013 sampai Februari 2013. Hasil penelitian terdapat rasio kadar insulin dan C-peptide pada serum darah kelinci normal didapatkan nilai rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia nilai rata-rata yang didapatkan 9,3060, sementara dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.002 (p < 0,005). Pada kelompok kelinci yang mati akibat overdosis setelah pemberian insulin sintetik, nilai rasio rata-rata pada kelompok ini adalah 12,9340 dan pada uji statistik diperoleh hasil nilai p = 0,042 (p < 0,05). Pada kelompok kelinci yang mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan kelinci yang mati akibat overdosis dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rasio keduanya. Nilai p = 0,513, p > 0,05. Pemeriksaan ini dapat menjadi dasar pembuktian secara ilmiah kasus-kasus kematian akibat overdosis Insulin. Diperlukan penelitian lanjut dengan sampel yang lebih besar. Kata kunci : C-peptide, Insulin, hipoglikemia.

ABSTRACT C-peptide is a peptide compound with insulin is a breakdown product of proinsulin in the beta cells of the pancreatic islets of Langerhans in which both are ready to simultaneously secreted through the cell membrane. In the case of insulin overdose deaths, the victim will experience a state of hypoglycemia before he dies, and it is questionable whether the victim's death is due to excess insulin due to a previous illness or no indication of homicide by use of synthetic insulin. This eexperimental study is using 15 species of white rabbits Oryctolagus cuniculus species (5 control group, 5 groups of hypoglycemic and 5 groups of overdose) with ELISA method. Performed in the FK UNHAS Animal lab and laboratory studies RSP UNHAS, Makassar from January 2013 to February 2013. The results are the ratio of insulin and C-peptide in normal rabbit blood serum obtained an average value of 0.5340, whereas the hypoglycemia group average value obtained 9.3060, while the statistical results obtained from the value of p = 0.002 (p <0.005). In the group of rabbits that died of an overdose after administration of synthetic insulin, the average value of the ratio in this group was 12.9340 and the test results obtained statistical p value = 0.042 (p <0,05). In the group of rabbits who experience hypoglycemia compared with rabbits that died of an overdose in which there is no significant difference between the value of the ratio of the two. P value = 0.513, p> 0.05. This examination can be the basis of scientific evidence cases of death due to an overdose of insulin. Further research is needed with a larger sample. Keywords: C-peptide, insulin, hypoglycemia.

PENDAHULUAN

Page 3: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Menurut Laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 terdapat sekitar

171 juta orang seluruh dunia menderita penyakit Diabetes Mellitus dan diperkirakan meningkat

menjadi 366 juta pada tahun 2030 (WHO) . Di Indonesia prevalensi nasional penyakit Diabetes

Melitus adalah 1,1% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 17 provinsi

mempunyai prevalensi Penyakit Diabetes Melitus di atas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe

Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa

Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur,Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat.

Kemudian, berdasarkan penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruh

Indonesia, dilaporkan, bahwa jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20

tahun ditemukan sebanyak 731 anak dan remaja. Data Riskesdas Nasional 2007 juga

menunjukan DM merupakan penyebab kematian pada semua kelompok umur sebanyak 5,7

persen dari seluruh kematian di Indonesia. Dalam beberapa literatur dan publikasi ilmiah

dilaporkan beberapa kasus mengenai penyalahgunaan insulin, namun di Indonesia sendiri belum

ada laporan tentang kematian atau kasus klinik mengenai hal tersebut (Riskesdas, 2007).

Sebaliknya di luar negeri beberapa kasus penyalahgunaan insulin telah banyak dilaporkan, Pada

tahun 2005 sebuah laporan berkala dari American Association of Poison Control Centres

menyebutkan bahwa dari 2.424.180 kasus keracunan di USA kira-kira 3934 kasus atau sekitar

0,16% merupakan akibat keracunan insulin, dan dalam suatu penelitian retrospektif yang

hasilnya dilaporkan ke poison control unit menyebutkan bahwa 90% kasus keracunan insulin

merupakan kasus percobaan bunuh diri dan 5 % merupakan kasus “kecelakaan”. (Russel

Kristin,2009).

Penyakit Diabetes Melitus itu sendiri Menurut American Diabetes Asociation (ADA)

adalah kondisi yang dengan adanya hiperglikemia sebagai hasil dari ketidakmampuan tubuh

untuk menggunakan glukosa sebagai energi. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat

insulin sehingga glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.

Pada diabetes tipe 2, pankreas tidak cukup membentuk insulin atau tubuh tidak menggunakan

insulin. Diabetes tipe 2 disebut juga noninsulin – dependent diabetes mellitus (Mahler J.R,

1999) . WHO memberikan kriteria diagnostik untuk diabetes yaitu apabila glukosa darah puasa

≥ 126 mg/dl atau glukosa plasma 2 jam post prandial ≥ 200mg/dl.

Penggunaan insulin sebagai terapi untuk penyakit diabetes mellitus pertama kali

Page 4: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

dilakukan tahun 1922 oleh seorang peneliti dari Kanada, dengan percobaan menyuntikkan

insulin dari hewan pada manusia yang menderita diabetes tipe 1. Perkembangan insulin sebagai

sebagai terapi untuk pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 semakin berkembang sejak tahun 1996

dimana diperkenalkan sejumlah insulin sintetik yang baru yang mempunyai fungsi fisiologis

yang hampir sama dengan insulin yang dihasilkan tubuh manusia dan mampu mengontrol kadar

gula darah pada pasien diabetes.(Tanyolac,S. 2010). Insulin sintetik pertama dikenal dengan

nama lispro insulin yang adalah modifikasi dua asam amino insulin manusia (Mahler J.R,1999 ).

Selain sebagai terapi untuk penyakit diabetes, insulin sintetik ini juga dapat

disalahgunakan untuk hal yang lain, sehingga sering ditemukan kematian yang tidak wajar akibat

penyalahgunaan insulin ini. Hipoglikemi sebagai akibat kelebihan insulin dapat terjadi secara

“kecelakaan” ataupun digunakan sebagai senjata untuk membunuh atau bunuh diri (Marks,V

2005 Part 1). Salah satu metode untuk membuktikan hal ini adalah dengan pengukuran kadar

serum C-peptide. Dalam kondisi normal, insulin dan C-peptide selalu dilepaskan ke sirkulasi

dalam jumlah yang equimolar. C-peptide itu sendiri tidak memiliki aktifitas biologis. C-peptide

dapat meningkat bersamaan dengan meningkatnya kadar insulin endogen dalam darah, sehingga

perbandingan rasio dari insulin dan C-peptide dapat digunakan untuk mendiagnosa keracunan

atau overdosis insulin yang disebabkan oleh pemberian insulin dari luar atau insulin sintetik pada

korban yang masih hidup. (Marks, V 2005 part 2). Jika insulin eksogen diberikan,konsentrasi

insulin akan tinggi dan konsentrasi C-peptide rendah. Hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan kadar insulin sekitar 2 – 18 µU/ml dan kadar C-peptide sekitar 0,8 -3,5 ng/ml.

(Skolnik, B.A, 2010)

Pada penelitian ini, peneliti akan mengukur dan membandingkan rasio kadar insulin dan

C-peptide pada serum darah kelinci yang sebelumnya telah disuntikkan dengan insulin sintetik.

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi para dokter ataupun dokter forensik dalam

membantu investigasi yang dilakukan oleh penyidik terhadap kasus-kasus kematian tidak wajar

akibat overdosis insulin yang terjadi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan (FASYANKES)

atau di luar FASYANKES. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang C-peptide dan

peranannya dalam pembuktian kasus overdosis insulin belum pernah dilakukan sebelumnya di

Indonesia khususnya di Makassar.

BAHAN DAN METODE

Sampel

Page 5: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Penelitian ini merupakan suatu penelitian Eksperimental dengan menggunakan kelinci sebagai

hewan percobaan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lembaga Penelitian Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari

2013 sampai Februari 2013. Populasi penelitian adalah kelinci putih (spesies Oryctolagus

cuniculus), berumur 30-40 minggu dengan berat badan 1000-2000 gram. Hewan coba diperoleh

dari Balai Penyelidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Surabaya. Sampel penelitian adalah 15

ekor kelinci jantan yang dipilih dengan tehnik acak dan sederhana. Sampel dikelompokkan atas 3

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor yaitu 2 kelompok diberikan perlakuan dan 1

kelompok tanpa perlakuan sebagai kontrol.

Metode pemeriksaan ELISA

Metode pemeriksaan Elisa berdasarkan prosedur pemeriksaan menggunakan kit Insulin

dan C-Peptide. Kadar Insulin dan C-Peptide dihitung dengan menggunakan hasil baca dari

mikroplat pembaca, dengan membandingkan hasil standar, kontrol dan sampel.

Statistik

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian, dicatat kemudian dilakukan analisis yang

sesuai yaitu : Uji-t untuk membandingkan dua kelompok tidak berpasangan dengan skala

numerik, dalam hal ini membandingkan kadar Insulin dan C-Peptide pada masing-masing

kelompok perlakuan. Uji One way Anova untuk membandingkan lebih dari dua kelompok tidak

berpasangan dengan skala numerik, dalam hal ini membandingkan kadar Insulin dan C-Peptide

pada masing-masing kelompok perlakuan. Uji Korelatif Pearson, untuk menentukan hubungan

antara dua kelompok dengan skala numerik, dalam penelitian ini untuk menentukan hubungan

antara kadar Insulin dan C-Peptide.

HASIL

Hasil analisis rasio kadar Insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

kontrol dan kelompok hipoglikemi didapatkan nilai rata – rata kelompok kontrol 0.5340

sedangkan pada kelompok hipoglikemi 9.3060. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.002 (

p < 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pada rasio kadar insulin dan

c-peptide antara kelompok kontrol dan kelompok hipoglikemi. Dengan kata lain ada hubungan

bermakna pada rasio kadar insulin dan c-peptide antara kelompok kontrol dan kelompok

Page 6: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

hipoglikemi.

Hasil analisis rasio kadar insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

kontrol dan kelompok overdosis didapatkan nilai rata – rata kelompok kontrol 0.5340 sedangkan

pada kelompok overdosis 12.9340. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.074 ( p > 0.05 ),

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rasio kadar insulin dan c-peptide

antara kelompok kontrol dan kelompok overdosis. Dengan kata lain ada tidak hubungan

bermakna pada rasio kadar insulin dan c-peptide antara kelompok kontrol dan kelompok

overdosis.

Hasil analisis rasio kadar insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

hipoglikemi dan kelompok overdosis didapatkan nilai rata – rata kelompok hipoglikemi 0.93060

sedangkan pada kelompok overdosis 12.9340. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.513 ( p

> 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rasio kadar insulin dan

c-peptide antara kelompok hipoglikemi dan kelompok overdosis. Dengan kata lain tidak ada

hubungan bermakna pada rasio kadar insulin dan c-peptide antara kelompok hipoglikemi dan

kelompok overdosis.

PEMBAHASAN

Pada Penelitian yang membandingkan kadar insulin dan C-peptide didapatkan hasil

bahwa jumlah kadar C-peptide pada serum darah kelinci normal yang diperiksa dengan

menggunakan metode ELISA, didapatkan hasil bahwa tidak perbedaan signifikan antara kadar

C-peptide pada serum darah kelinci normal dengan serum darah kelinci yang mengalami

hipoglikemia. Nilai p = 0,687 ( p > 0.05). Demikian pula dengan jumlah kadar C-peptide pada

kelinci yang mati akibat overdosis, hasilnya juga tidak menunjukkan perbedaan signifikan

dengan kadar C-peptide kelinci normal (nilai p= 0,819, p >0,05), dan C-peptide pada serum

darah kelinci yang mengalami hipoglikemia (nilai p = 0,795, p >0,05). Hal ini sesuai dengan

teori yang mengatakan bahwa C-peptide hanya berasal dari insulin endogen yang teraktifasi, dan

menurut logemann et all mengatakan bahwa pada kasus orang yang bunuh diri dengan

menggunakan insulin sintetik terdapat peningkatan kadar insulin dan penurunan jumlah C-

peptide. ( Iwase,H 2001).

Pada penelitian selanjutnya dimana kadar insulin pada serum darah normal kelinci

normal yang diperiksa dengan metode ELISA menunjukkan perbedaan signifikan dengan kadar

Page 7: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

insulin serum darah kelinci yang mengalami hipoglikemia dan kelinci yang mati akibat

overdosis setelah disuntikkan dengan sejumlah dosis insulin sintetik. Kadar insulin pada kelinci

yang disuntikkan dengan insulin sintetik (novorapid) dengan dosis 60 unit , dan kemudian

mengalami hipoglikemia (GDS< 60 mg/dl) menunjukkan peningkatan yang signifikan

dibandingkan dengan kelinci normal (nilai p = 0,000, p < 0,05). Hal yang sama ditunjukkan pada

kadar insulin kelinci yang mati akibat overdosis insulin setelah disuntikan dengan dosis 100 unit,

dimana terjadi peningkatan yang signifikan kadar insulin yang mati dibandingkan pada kelinci

yang normal ( nilai p = 0,001, p < 0,005). Hasil yang berbeda didapatkan pada kadar insulin

kelinci yang hipoglikemia dan yang mati akibat overdosis insulin, dimana tidak terdapat

perbedaan yang signifikan ( nilai p= 0,795, p > 0,05). Hasilini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa pada kondisi normal, insulin dan C-peptide selalu dilepaskan dalamjumlah

yang equimolar ke sirkulasi. Jika terdapat pemberian insulin dari luar maka konsentrasi insulin

akan meningkat sedangkan konsentrasi dari C-peptide akan menurun. (Skolnik, A.B, 2010).

Rasio kadar insulin dan C-peptide pada serum darah kelinci normal didapatkan nilai rata-

rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia nilai rata-rata yang didapatkan 9,3060,

sementara dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.002 (p < 0,005). Dari hasil ini menunjukkan

bahwa ada peningkatan nilai rasio kadar insulin dan C-peptide pada kelinci yang mengalam

hipoglikemia sebanyak 17,5 kali lebih besar dari kelinci normal. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa nilai molar rasio antara insulin dan C-peptide pada darah selalu berada pada

nilai kurang dari 1, kecuali pada kondisi adanya pemberian insulin eksogen maka nilai rasionya

meningkat lebih dari 1. Hal ini disebabkan karena waktu paruh dari C-peptide lebih panjang dari

insulin. ( Skolnik, 2010). Hasil pada kelompok kelinci yang mati akibat overdosis setelah

pemberian insulin sintetik, dimana nilai rasio rata-rata pada kelompok ini adalah 12,9340 dan

pada uji statistik diperoleh hasil nilai p = 0,042 (p <0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada

peningkatan rasio kadar insulin dan C-peptide pada kelinci yang mati akibat overdosis dibanding

dengan kelinci normal. Hasil ini bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa rasio

molaritas insulin pada kelinci yang mati akibat overdosis akan meningkat dibandingkan dengan

kelinci normal. Hasil yang berbeda didapatkan ketika nilai rasio kadar insulin dan C-peptide

pada kelinci yang mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan kelinci yang mati akibat

overdosis dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rasio keduanya. Nilai p =

0,513, p > 0,05. Hasil diatas menunjukkan kesesuaian antara teori yang mengatakan bahwa rasio

Page 8: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Insulin dan C-peptide pada darah selalu berada pada nilai < 1, dan nilainya kan meningkat

apabila terjadi pemberian insulin dari luar, sehingga rasio ini dapat menjadi tes yang bisa

digunakan pada kasus-kasus hipoglikemia atau kematian akibat overdosis pemberian insulin

sintetik. (Iwase, H 2007) .

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat Hubungan bermakna antara kadar insulin pada serum darah kelinci normal

dengan serum darah kelinci yang hipoglikemia akibat pemberian insulin sintetik, yaitu adanya

peningkatan kadar insulin yang signifikan pada kelinci yang hipoglikemia. Tidak Terdapat

hubungan bermakna antara kadar C-peptide pada serum darah kelinci normal dengan serum

darah kelinci yang hipoglikemia akibat pemberian insulin sintetik, yaitu kadar C-peptide tidak

mengalami perubahan yang signifikan setelah pemberian insulin sintetik. Terdapat Hubungan

bermakna antara kadar insulin pada serum darah kelinci normal dengan serum darah kelinci yang

mati akibat overdosis pemberian insulin sintetik, yaitu adanya peningkatan kadar insulin yang

signifikan pada kelinci yang hipoglikemia. Tidak Terdapat hubungan bermakna antara kadar C-

peptide pada serum darah kelinci normal dengan serum darah kelinci yang mati akibat overdosis

pemberian insulin sintetik, yaitu kadar C-peptide tidak mengalami perubahan yang signifikan

setelah pemberian insulin sintetik. Tidak terdapat hubungan bermakna antara baik kadar insulin

maupun kadar C-peptide pada serum darah keinci yang hipoglikemia dan kelinci yang mati

akibat overdosis insulin, yaitu tidak ada perubahan jumlah kadar yang signifikan dari insulin dan

C-petide. Terdapat hubungan bermakna antara rasio kadar insulin dan C-peptide pada serum

darah kelinci normal dibandingkan serum darah kelinci yang mengalami hipoglikemia akibat

pemberian insulin sintetik, yaitu terdapat peningkatan rasio pada kelompok hipoglikemia. Tidak

terdapat hubungan bermakna antara rasio kadar insulin dan C-peptide pada serum darah kelinci

normal dibandingkan serum darah kelinci yang mati akibat overdosis pemberian insulin sintetik,

yaitu tidak terdapat peningkatan rasio pada kelompok yang mengalami overdosis. Tidak terdapat

hubungan bermakna antara rasio kadar insulin dan C-peptide pada serum darah kelinci yang

hipoglikemia dibandingkan serum darah kelinci yang mati akibat overdosis pemberian insulin

sintetik, yaitu tidak terdapat peningkatan rasio pada kedua kelompok tersebut. Sebaiknya

penelitian selanjutnya dengan judul yang sama menggunakan satu hewan coba untuk dua kali

Page 9: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

perlakuan yaitu hipoglikemia dan matiakibat overdosis insulin sintetik. Perlu adanya penelitian

lanjutan untuk melihat kadar insulin dan C-peptide pada keadaan - keadaan post mortem.

DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Riskesdas 2007, Departemen Kesehatan

republik Indonesia, 2008

Benjamin A S, Ewald B M. An Insulin Overdose : .Case Files of the Harvard Medical

Toxicology at Children Hospital, American College of Medical Toxicology, Boston,

USA, 2010. Jakarta.

Benton D et al. The supply of Glucose to the Brain and Cognitive Function, Department of

Psycology, University of Wales, Swansea, J.Biosoc. Sci, 463-479, 1996 .

Bradenburg, D. History and Diagnostic Signicance of C-Peptide : Review Article, Institute

for clinical-Research and Development, Mainz Germany, Hindawi Publishing

Coorporation experimental Diabetes Research, Volume 2008.

Claire E H, Brumskill N, CellulR AND Physiological effect of C-Peptide : Review,

Department of Infection, Imunity and Inflamation, university of Leicester, UK, Clinical

Science, 565-574, 2009

Kristin r et al, Insulin Overdose Among Patients With Diabetes : A Readily Available Means

of Suicide, Journal clinical Psyciatry, Boston, USA, 2009.

Marks, Vincent. Hypoglycaemia : accidents, violence and murder. Part 1 United

Kingdom : John Wiley & Sons, Ltd ; 2005. 1 – 4

Marks, Vincent. Hypoglycaemia : accidents, violence and murder. Part 2 United Kingdom :

John Wiley & Sons, Ltd ; 2005. 1 – 7

Marks, Vincent. Colin Bouwer: Professor of Psychiatry and Murderer. United Kingdom: 2008

Mahler J R, Type 2 Diabetes Mellitus : Update on Diagnosis, Pathophysiology, and

Treatment, Clinical Review, Division of Diabetes, endocrinology and

Metabolism,University Medical College, New York, Journal of Clinical Endocrinology

and Metabolism, 1999.

P M Clark, Assays for insulin, proinsulin and C-peptide. Regional Endocrine, University

Hospital Birmingham: 1999

Page 10: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Polonsky S K et al, International Comparison of C-Peptide Measurement, Department of

Pathology and Anatomical Sciences and Child Health, University of Missouri Columbia

School of Medicine, MO, USA, American Association for Clinical Chemistry, 2007

Robbins et al, The endocrine Pancreas,8 th edition, Elsevier, 2010

Tanyolac S. Insulin - Pharmacology, Types of Regimens, and Adjustments. [online ]. 2009. [

cited 2010 Mei 1 ]. Available from : http://www.endotext.org

Tomsky D, Detection, Prevention, and Treatment of Hypoglikemia in the Hospital, Diabetes

care In the Hoaspital, Diabetes Spectrum, Volume 18, 2005

Wahren J. New Aspect of C-Peptide Physiology : Ernst-Friederich-Pfeifer Memorial

lecture, Department of Surgical Sciences, Karoliska Hospital, Sweden, 1998

Wong, Q.F. A Case of Acute Insulin Poisoning. Hong Kong : Hong Kong Journal of

Emergency Medicine ; 2006 . 232 - 4

World Health Organization, Definition and diagnosis of diabetes mellitusand intermediate

hyperglycemia, page 7, 2006.

Yotsapon T MD. Attempt Sucide by Massive Insulin Injection: A Case Report and Review of

the Literature. Departement of Medicine , Heptarin Hospital, Bangkok: 2008

Lampiran Tabel Tabel 1. Kadar insulin dan C-Peptide pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan

Page 11: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

hipoglikemia yang diberi suntikan insulin sintetik 60 IU dan kelompok perlakuan yang mati

setelah pemberian insulin sintetik 100 IU Insulin

Kelompok

Kontrol

C-Peptide

Kelompok

Kontrol

Insulin

Kelompok

Hipoglikemia

C-Peptide

Kelompok

Hipoglikemia

Insulin

Kelompok

Over Dosis

C-Peptide

Kelompok

Over Dosis

7.1 0.30 116.3 0.33 96.7 0.24

6.5 0.33 105.2 0.19 66.3 0.22

7.3 0.24 115.9 0.24 118.3 0.53

6.9 0.36 102.6 0.39 110.5 0.19

6.6 0.19 121.9 0.22 110.7 0.07

6.91 0.28 112.38 0.27 100.52 0.25

Tabel 2. Kadar insulin dan C-Peptide setelah dikonversi dalam satuan pmol/L.

Insulin Kelompok

Kontrol

C-Peptide Kelompok

Kontrol

Ratio Insulin

dan C-Peptide Kelompok

Kontrol

Insulin Kelompok

Hipoglikemia

C-Peptide Kelompok

Hipoglikemia

Ratio Insulin dan

C-Peptide Kelompok

Hipoglikemia

Insulin Kelompok Over Dosis

C-Peptide Kelompok Over Dosis

Ratio Insulin dan C-Peptide

kelompok Over Dosis

49,52 100,08 0,49 807,70 109,68 7,36 671,58 80,89 8,30

45,28 109,68 0,41 730,61 61,71 11,83 460,45 71,30 6,45

50,98 80,89 0,63 804,93 80,89 9,95 821,59 176,95 4,64

48,13 119,28 0,40 712,56 128,88 5,52 767,42 61,71 12,43

45,98 61,71 0,74 846,60 71,30 11,87 768,81 23,40 32,85

Tabel. 3. Kadar Insulin pada serum darah kelinci antara kelompok kontrol dan kelompok

hipoglikemi

Page 12: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Kadar Insulin Kelompok

Kontrol

Kelompok

Hipoglikemi Pmol/L

Mean 47.9780 780.4800

Standar Deviasi 2.38139 56.59224

Median 48.13000 804.93000

Min – Max 45.28 - 50.98 712.56 - 846.60

t hitung = -28.917 p = 0.000 ( p < 0.05 )

Tabel. 4 Kadar c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok kontrol dan kelompok

hipoglikemi

Kadar C-Peptide Kelompok

Kontrol

Kelompok

Hipoglikemi Pmol/L

Mean 94.3280 90.4920

Standar Deviasi 23.10782 27.97656

Median 100.08 80.8900

Min – Max 61.71 - 119.28 61.71 - 128.88

t hitung = 0.236 p = 0.819 ( p > 0.05 )

Tabel. 5 Kadar Insulin pada serum darah kelinci antara kelompok kontrol dan kelompok

overdosis

Kadar Insulin Kelompok Kontrol

Kelompok Overdosis Pmol/L

Mean 47.9780 697.9700

Standar Deviasi 2.38139 143.38383

Median 48.13000 767.42000

Min – Max 45.28 - 50.98 460.45 - 821.59

t hitung = 10.135 p = 0.001 ( p < 0.05 )

Tabel. 6 Kadar c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok kontrol dan kelompok

overdosis

Page 13: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Kadar C-Peptide Kelompok

Kontrol

Kelompok

Overdosis Pmol/L

Mean 94.3280 82.8500

Standar Deviasi 23.10782 56.95010

Median 100.08 71.3000

Min – Max 61.71 - 119.28 23.40 - 176.95

t hitung = 0.418 p = 0.687 ( p > 0.05 )

Tabel. 7 Kadar Insulin pada serum darah kelinci antara kelompok hipoglikemi dan

kelompok overdosis

Kadar Insulin Kelompok

Hipoglikemi

Kelompok

Overdosis Pmol/L

Mean 780.4800 697.9700

Standar Deviasi 56.59224 143.38383

Median 804.93000 767.4200

Min – Max 712.56 - 846.60 460.45 - 821.59

t hitung = 1.197 p = 0.266 ( p > 0.05 )

Tabel. 8 Kadar c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok hipoglikemi dan kelompok

overdosis

Page 14: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Kadar C-Peptide Kelompok

Hipoglikemi

Kelompok

Overdosis Pmol/L

Mean 90.4920 82.8500

Standar Deviasi 27.97656 56.95010

Median 80.8900 71.3000

Min – Max 61.71 - 128.88 23.40 - 176.95

t hitung = 0.269 p = 0.795 ( p > 0.05 )

Tabel.9 Rasio Kadar Insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

kontrol dan kelompok hipoglikemi

Rasio Kelompok

Kontrol Kelompok Hipoglikemi

Insulin / C-peptide

Mean 0.5340 9.3060

Standar Deviasi 0.14741 2.80536

Median 0.4900 9.9500

Min – Max 0.40 - 0.74 5.52 - 11.87

t hitung = -6.982 p = 0.002 ( p < 0.05 )

Tabel. 10 Rasio Kadar Insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

kontrol dan kelompok overdosis

Page 15: Kematian Akibat Overdosis Insulin: Analisis Perbandingan ...pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8a7742b8afb4a30fd0a3e358d202edd4.pdf · rata-rata 0,5340, sedangkan pada kelompok hipoglikemia

Rasio Kelompok

Kontrol

Kelompok

Overdosis Insulin / C-peptide

Mean 0.5340 12.9340

Standar Deviasi 0.14741 11.50226

Median 0.4900 8.3000

Min – Max 0.40 - 0.74 4.64 - 32.85

t hitung = -2.410 p = 0.074 ( p >0.05 )

Tabel. 11 Rasio Kadar Insulin dan c-peptide pada serum darah kelinci antara kelompok

hipoglikemi dan kelompok overdosis

Rasio Kelompok

Hipoglikemi

Kelompok

Overdosis Insulin / C-peptide

Mean 9.3060 12.9340

Standar Deviasi 2.80536 11.50226

Median 9.9500 8.3000

Min – Max 5.52 - 11.87 4.64 - 32.85

t hitung = -0.685 p = 0.513 ( p > 0.05 )