kemot erap i
DESCRIPTION
kemoterapiTRANSCRIPT
FARMAKOLOGI “KEMOTERAPI”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan
terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang
ganas inilah yang disebut dengan Kanker. Tumor Ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat
menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi Tumor yang baru.
Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada
yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat.
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan
berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis
Kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak
terkontrol. Fungsi utama obat-obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) adalah mengenali dan
menghancurkan sel-sel seperti ini.
Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah
pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya,
sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel
Kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan Kanker tergantung pada jenis atau tipe
Kanker yang diderita dan dari mana asal Kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien
serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker.
Pada kasus Kanker Pengobatan utama adalah melalui:
1. Pembedahan atau Operasi
2. Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan
3. Radioterapi atau Penggunaan Sinar Radiasi
Pada kenyataannya Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di
atas, misalnya Pembedahan yang diikuti oleh Kemoterapi atau Radioterapi, bahkan kadang
pengobatan digunakan dengan 3 kombinasi (Pembedahan, Kemotarapi dan Radioterapi). Pada
dasarnya Tujuan utama dari Pembedahan adalah mengangkat Kanker secara keseluruhan karena
Kanker hanya dapat sembuh apabila belum menjalar ketempat lain. Sedangkan Kemoterapi dan
Riadiasi tidak bukan dan tidak lain bertujuan untuk membunuh sel-sel Kanker atau
menghentikan pertumbuhan sel-sel Kanker yang masih tertinggal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan defenisi dari kemoterapi?
2. Sebutkan jenis kemoterapi dan macam – macam obat kemoterapi?
3. Sebutkan Tujuan dan manfaat dari pemberian kemoterapi?
4. Bagaimanakah bentuk sediaan dan dosis dari obat kemoterapi?
5. Bagaimanakah Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker?
6. Sebutkan efek samping yang dapat timbul dari pengobatan kemoterapi dan cara
mengatasinya?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui defenisi dari kemoterapi.
2. Untuk mengetahui jenis kemoterapi dan macam – macam obat kemoterapi.
3. Untuk mengetahui Tujuan dan manfaat dari pemberian kemoterapi.
4. Untuk mengetahui bentuk sediaan dan dosis dari obat kemoterapi.
5. Untuk mengetahui Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker.
6. Untuk mengetahui efek samping yang dapat timbul dari pengobatan kemoterapi dan cara
mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEMOTERAPI
A. Defenisi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk
membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan
dalam Kemoterapi. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-
sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu
suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
B. Tujuan pemberian kemoterapi
1. Pengobatan.
2. Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
3. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4. Mengurangi komplikasi akibat metastase.
C. Manfaat Kemoterapi
Manfaat Kemoterapi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau
beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak bertambah
besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan
memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.
D. Macam – Macam Obat Kemoterapi
Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
1. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst
golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel
tersebut tidak bisa melakukan replikasi.
2. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat
menghambat sintesis DNA.
3. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada
gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
4. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis
protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker
tersebut.
E. Jenis Kemoterapi
1. Kemoterapi tunggal : hanya diberikan satu macam obat
2. Kemoterapi kombinasi : Diberikan lebih dari satu macam obat secara bersamaan
F. Bentuk Sediaan
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit,
rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan
kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit,
klinik, bahkan di rumah.
Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis
yang terlatih).
G. Dosis
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table
berdasarkan tinggi badan dan berat badan.
Apabila tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk
pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT =
1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5 mg = 75 mg.
H. Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker atau Farmakodinamika
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap
sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi
maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin
lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten.
Pada inti sel, pada waktu sel membelah (mitosis). Makin cepat sel bermitosis, makin sensitive
terhadap kemoterapi.
CELL CYCLE PHASE SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang aktif, jadi
harus diberikan secara kontinyu.
CELL CYCLE PHASE NON SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang
maupun yang istirahat, jadi dapat diberikan secara single bolus.
I. Pola pemberian kemoterapi
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada
tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti
leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
2. Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya
adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada
(micro metastasis).
3. Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang bersifat
kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya bedah atau
radiasi.
4. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti pembedahan atau
penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan
massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.
J. Indikasi
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan
kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu
pertimbangan sbb :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan <= 2
2. Jumlah lekosit >=3000/ml
3. Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal Hepar ).
7. Elektrolit dalam batas normal.
8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70
tahun.
Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan ini mengambil
indikator kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi
penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang menentukan pilihan
terapi yang tepat pada pasien dengan sesuai status penampilannya.
K. Kontra Indikasi Kemoterapi
1. Kontra indkasi absolut:
pada stadium terminal
Kehamilan trimester pertama
Kondisi septikemia dan koma.
2. Kontra indikasi relatif :
Bayi <>8g/dl, leukosit > 3000/mm3
L. Cara pemberian obat kemoterapi
1. Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2
menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam
dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.
2. Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak
(liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3. Radiosensitizer
yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek radiasi,
jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®, Myleran®, Natulan®, Puri-
netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®, Gleevec®.
5. Subkutan dan intramuskular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini
sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan,
biasanya pemberian Bleomycin.
1. Topikal
2. Intra arterial
3. Intracavity
4. Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker ganas
intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum
pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan
produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.
M. Persiapan dan Syarat kemoterapi
1. Persiapan
Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:
1. Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
2. Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
3. Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin
meningkat.
4. Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
5. EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
6. Syarat :
1. Keadaan umum cukup baik.
2. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent.
3. Faal ginjal dan hati baik.
4. Diagnosis patologik
5. Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
6. Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
7. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000
/mm³, trombosit > 150 000/mm³.
N. Efek samping
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun
dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun
dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh
bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang,
kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare,
konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang
beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum
tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi
sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari
ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke
empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal
pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat
mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus
gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek
samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas,
fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan
syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker
baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati
terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil
dan lebih mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu
sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga
tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek
sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi.
Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya.
Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain
jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping
Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel
kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat.
Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya
membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau
beberapa waktu setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung
menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa
orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti
mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah dapat
berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi
berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat,
sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB:
perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi
mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi
dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah
beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki
serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan
pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah
penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes
darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah
telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
8. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang
berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan
jumlah leokosit.
9. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit
mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
10. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb
(hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang
menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
11. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
12. Produksi Hormon
Menurunkan nafsu seks dan kesuburan, Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi
tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan
kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya
seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi
dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi
sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi
konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima
kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang
bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda
di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan
dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk
memantau hasilnya.
O. Cara mengatasi efek samping Kemoterapi
pemberian anti mual dan muntah
saat merasa mual duduk ditempat yang segar
makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso, puding, susu, roti
panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dll)
lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila
tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah, gunakan pembersih mulut
berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian penderita kanker tahap
dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu
menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.
Bagaimanapun manusia hanya bisa berharap sedangkan kejadian akhir hanyalah Tuhan yang
menentukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
Tujuan pemberian kemoterapi : Pengobatan, Mengurangi massa tumor selain
pembedahan atau radiasi, Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas
hidup, Mengurangi komplikasi akibat metastase.
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah
kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain: Lemas, Mual dan Muntah, Gangguan
Pencernaan, Sariawan, Efek Pada Darah, Otot dan Saraf, Kulit dapat menjadi kering dan
berubah warna, dan Produksi Hormon.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian penderita
kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase, tindakan
kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien
untuk sementara waktu. Bagaimanapun manusia hanya bisa berharap sedangkan kejadian
akhir hanyalah Tuhan yang menentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-Penelitian, Bagian
obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
http://roohit.com/http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/04/cara-kerja-sitostatika-dan-
efek-sampingnya/
http://roohit.com/http://wwwmelilea.blogspot.com/2009/10/pengetahuan-dasar-tentang-
kemoterapi.html
http://dr-rizkyp.blogspot.com/2008/05/kemoterapi.html