kepailitan dan hpu (26 april 2011)

14
I-STUD Ke-5 Sesi Pagi - PRINSIP UMUM KEPAILITAN, INSTRUMEN INSOLVENSI DAN ASPEK EKONOMI PKPU (26 April 2011) PRINSIP UMUM KEPAILITAN, INSTRUMEN INSOLVENSI DAN ASPEK EKONOMI PKPU DIPRESENTASIKAN OLEH JOSYE ANDREAS NEUMANN BARUS PADA INTERNAL STUDY BUSINESS LAW SOCIETY (BLS) FAKULTAS HUKUM UI 2011 KEPAILITAN Sita umum atas semua kekayaan Debitor (Orang Perorangan/Badan Hukum) Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas. Tujuan sita umum: Menghindari perebutan aset. Kekayaan adalah semua barang dan hak atas benda yang dapat diuangkan. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang. Debitor: Orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang Utang: Kewajiban yang dinyatakan dalam atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi, bila tidak maka akan memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhan dari debitor. (Dalam Arti Luas, Perhatikan 1234 KUHPER) “Penggunaan Hukum Kepailitan merupakan tindakan terakhir yang dapat dilakukan apabila langkah-langkah perdamaian dan restrukturisasi utang telah gagal dilakukan”

Upload: indra-tri-junialdi

Post on 25-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Hukum Kepailitan

TRANSCRIPT

I-STUD Ke-5 Sesi Pagi - PRINSIP UMUM KEPAILITAN, INSTRUMEN INSOLVENSI DAN ASPEK EKONOMI PKPU (26 April 2011)

PRINSIP UMUM KEPAILITAN, INSTRUMEN INSOLVENSI DAN ASPEK EKONOMI PKPUDIPRESENTASIKAN OLEH

JOSYE ANDREAS NEUMANN BARUS

PADA

INTERNAL STUDY BUSINESS LAW SOCIETY (BLS)

FAKULTAS HUKUM UI

2011

KEPAILITAN Sita umum atas semua kekayaan Debitor (Orang Perorangan/Badan Hukum) Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas.

Tujuan sita umum: Menghindari perebutan aset.

Kekayaan adalah semua barang dan hak atas benda yang dapat diuangkan.

Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang.

Debitor: Orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang

Utang: Kewajiban yang dinyatakan dalam atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi, bila tidak maka akan memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhan dari debitor. (Dalam Arti Luas, Perhatikan 1234 KUHPER)

Penggunaan Hukum Kepailitan merupakan tindakan terakhir yang dapat dilakukan apabila langkah-langkah perdamaian dan restrukturisasi utang telah gagal dilakukan

Fungsi Hukum Kepailitan

Ada dua Tujuan Klasik 1. Pembagian yang adil kekayaan debitor untuk kemanfaatan debitor

2.Fresh Start: Pemberian Kesempatan bagi debitor untuk dapat mengelola kembali perusahaannya/pemberian kesempatan bagi debitor untuk dapat membangun usahanya dari Nol lagi. Thomas H.Jackson:

Memaksimalkan kesejahteraan Kelompok (Creditors Wealth Maximization) Pada dasarnya Kreditor hanya peduli dengan maksimalisasi dariRecoverymereka.

Mengacu pada Unsur-unsru dalam hukum kepailitan di Indonesia yaitu keadilan dan perlindungan yang seimbang (debitor&kreditor)

Unsur yang Paling Penting adalah Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonan sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnyaSecara sederhana: Debitur adalah orang yang meminjam uang.

Kreditur adalah orang yang memberikan pinjaman tersebut.

Jadi ketika Debitur tidak membayar kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan dan kewajiban tersebut sudah jatuh tempo dan dapat ditagih, maka dapat diajukan permohonan pailit.

Dengan syarat: ada dua kreditor dan tidak membayar 1 utang yang telah jatuh tempo.

Jenis Pinjaman: 1. Kredit dari Bank, Pinjaman dari orang perorangan, pinjam-meminjam.

2.Surat utang jangka pendel (sampai dengan satu tahun), mis:Commercial Paper(Jangka waktu 270 hari)

3. Surat utang jangka menengah

4. Surat utang jangka panjang (diatas 3 tahun) mis: Obligasi di Pasar Modal dan dijual melalui direct placement.

Kreditur:

1. Konkuren

2. Preferens/Separatis

Permohonan Pailit selain debitur tersebut dapat juga:

1. Kejaksaan

2. Bank Indonesia

3.Bapepam

4. Menteri Keuanga.

Pada dasarnya Masalah kepailitan ini sangat Luas sekali ditandai dengan 308 Pasal dalam Ketentuan UU No.37 Tahun 2004, salah satu Pasal yang terbanyak dibandingAntitrust, Company Law, Mining, Banking, IPR. Mengkolaborasikan Pengetahuan tentang Hukum Perdata (Mutlak), Pidana, dan yang paling penting pemahaman tentang Ilmu Ekonomi.

Melihat Permasalahan Kepailitan dapat dilihat dari 1. Analisa Ekonomi atas Hukum Kepailitan dan PKPU (Hampir Sama dengan Reorganization di Amerika).Presentasi ini akan concern pada analisa ekonomi atas hukum, dan menimbulkan pertanyaan,Apakah Kepailitan merupakan sautu hal yang menguntungkan dilakukan atau tidak? 2. Dapat dilihat dari Aspek kepastian huku (Legalitas), pembahasan ini akan berujung pada pembahasan secara formal yuridis (Commercial Litigation).

Permasalahan Inti:Fakta 1: Jika seorang x memiliki utang Rp.1000, kepada Y, dan utang tersebut tersebut telah jatuh tempo. Dalam perkembangannya ternyata si X tidak membayar lunas utang tersebut.

Fakta 2: Aset X, Rp.10.000

Permasalahan:

Apakah si Y, dapat mempailitkan si X?

Apakah si X, dapat dipailitkan?

Apa beda tidak mampu (Willingnes to Repay)dan Tidak Mau(Ability to Repay)?Refers: Financial Audit dan Financial due diligence

Insolvensi Test Insolvensi: Ketidaksanggupan untuk memenuhi kewajiban finansial ketika jatuh waktu seperti layaknya dalam bisnis.

Kelebihan kewajiban dibandingkan aset.

Kamus Hukum:Keadaan dimana seseorang tidak mampu membayar. Di Indonesia instrumen Tes Insolvensi ini belum ada, hanya saja Tes Insolvensi yang ada di Amerika dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengadakan tes Insolvensi.

Secara umum ada 3 Test Insolvensi untuk mengetahui apakah seseorang/perusahaan mampu atau tidak mampu membayar.1.The Abiliti to Pay Solvency Testn (Cash Flow Solvency Test),tes yang menentukan apakah suatu debitor dapat membayar utangnya ketika utangnya telah jatuh tempo. Melihat masa depan kondisi keuangan debitor dan dilakukan hanya dengan melihat apakah utang seorang debitor telah jatuh tempo dan tidak mampu untuk membayar.

Rumus Perhitungan solvabilitas jangka pendek: N1 X P1 + N2 X P2 = FUTURE CASH FLOW

N: Nominal

P: Probability (Peluang)

Cth: Dik: Perusahaan X memiliki utang yang jatuh tempo disatu tahun buku sebesar Rp.100.000 dan Perusahaan X, tidak memiliki aset (dana). Seandainya Perusahaan X akan memiliki uang sebesar Rp.1.000.000, TAPI kemungkinan mendapatkannya 15% atau kemungkinan mendapatkan Rp.0 DENGAN kemungkinan 85 %

Intinya: 85% PerusahaanX tidak akan mampu membayar utangnya (Insolven), ketika jatuh tempo

15% Mampu membayar utangnya dan dapat untung Rp.900.000 (Rp.1.000.000-100.000),

Dit: Hitung Future cash Flownya dan Apakah perusahaan masih solven?

JAWAB

N1 X P1 + N2 X P2

=Rp.1.000.000 x 15% + Rp.0 X 85%

=Rp.150.000 (Cash Flow Future)

Perusahaan masih Solven karena Aset yang akan didapat (150.000) > Kewajiban (100.000).

Solvabilitas Jangka Panjang Net Cash Provided by operating activities:average total liabilities= cash debt coverage ratio Contoh:

Perusahaan X( Debitor) dlm menjalankan usahanya selama 5 tahun buku akan memiliki proyek 2 proyek dengan total nilai Rp.8.000.000, dan di penghujung tahun ke lima perusahaan memiliki utang sebesar Rp.6.000.000.

Dit : Solvabilitas?

Jawab: Rp.8.000.000: Rp.6.000.000

=1,33

Tingkat solven bagus karena rasio 1,3 adalah angka yang positif.

>1 maka semakin solven perusahaan itu

VC dan FC)

Pilihan: Reoganisasi atau PKPU

FC: Biaya yang tidak tergantung pada tingkat produksi cth: sewa gedung, harga barang modal

VC: Biaya yang tergantung pada itngkat produksi cth: Upah buruh, biaya bahan baku.

I-STUD Ke-5 Sesi Siang - SEKILAS MENGENAI HUKUM PERSAINGAN USAHA (26 April 2011)

SEKILAS MENGENAI HUKUM PERSAINGAN USAHA

Oleh: Togar TandjungDisampaikan Pada I-Stud BLS 26 April 2011Whats Competition ?Competition (Economics)

The effort of two or more parties acting independently to secure the business of a third party by offering the most favorable terms.

Merriam-WebsterPasar Persaingan Sempurnav Banyak perusahaan yang beroperasi untuk menjual barang dengan karakteristik yang serupa;

v Informasi dengan luas tersedia kepada penjual maupun pembeli, mudah masuk dan keluar dari pasar

v Eksternalitas di luar pasar yang dapat berujung menganggu kinerja pasar terbatas

v Kontrak yang dibuat antara penjual dan pembeli dapat dengan mudah dilaksanakan (contracts can be enforced easily)

Pengusaha =Price TakerPasar Persaingan Sempurna

=

Total Welfare

Pasar MonopolistikPengusaha =Price MakerAntitrust LawThe antitrust law seek to control the exercise of profit economic power by preventing monopoly,punishing cartels, and otherwiseprotecting competition.Ernest Gellhorn dan William E. KovacicThis law ... aims to promote free and fair competition tostimulate the initiative of entrepreneurs, to encourage business avtivities of enterprise, to heighten the level of employment and national income, and thereby to promote the democratic and wholesome development of national economy as well as to assure the interest of the general consumerPasal 1 Undang-undang Antimonopoli JepangThe Minimum of Competition/Antitrust Actv Hukum persaingan usaha harus berfungsi untuk mengeleminasi perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh beberapa perusahaan yang bertujuan untuk mematikan kompetisi dengan pemusatan kegiatan ekonomi, seperti perjanjian penetapan harga (price fixing)

v Hukum persaingan usaha harus berfungsi untuk memperkecil kemampuan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki posisi dominan di pasar untuk menggunakan dominansinya tadi melakukan tindakan-tindakan yang melenceng dari persaingan usaha seperti penetapan harga predator (predatory pricing), merusak jaringan distribusi dengan melarang distributor untukmendistribusikan produk dari perusahaan lain, dan menghambat perusahaan kompetitor ke akses-akses tertentu yang esensial;

v Hukum persaingan usaha harus peka terhadap pemusatan pasar yang mungkin timbul darimergertertentu. Beberapamergeryang membuat posisi sebuah perusahaan hasilmergertadi sangat dominan di pasar dapat berakibat menurunnya persaingan secara signifikan. Regulasi yang ketat di bidang hukum persaingan usaha sangat diperlukan untuk memastikan agarmerger-mergertertentu berakibat konsentrasi pasar yang amat besar, yang dapat mengakibatkan perilaku-perilaku diskriminatif yang anti persaingan.

Susan Joekes dan Phil EvansCasesTrenton Potteries CovsUnited States(1927). 20 perusahaan peralatan kamar mandi menguasai 82 % pasar dinyatakan melakukan penetapan harga. Asosiasi (kartel) berargumen bahwa tuduhan tidak beralasan karena harga berada di bawah harga pasar (below market price) dan menurut mereka tidak merugikan konsumen. Pendapat Hakim Stone dalam putusannya :The reasonable price fixed today may through economic and business changes become unreasonable price of tomorrow.(Per se Illegal);

Socony-Vacumm Oil Co vs United States(1940). Beberapa perusahaan pengolahan minyak membeli minyak mentah dari penyulingan diEast TexasdanMid-Continentdan akan dijual kembali kepada stasiun-stasiun pom bensin di daerahMid-Western. Asosiasi tersebut dituduh mengontrol dan menaikkan harga sekehendak mereka. Saat dibandingkan dengan harga ritel minyak di daerah lain, harga ritel minyal diMid-Westernlebih tinggi sedikit dibandingkan harga rata-rata penjualan ritel minyak di daerah-daerah lain di Texas. Asosiasi berpendapat,Mid-Westernharus ditangani berbeda karena hasil minyak di sana tengah mengalami paceklik. Mereka berpendapat harga mereka masih rasional. Hakim Douglas dalam putusannya :The reasonable of prices the dynamic quality of business facts underlying price structures. Those who fixed reasonable prices today would perpetuate unreasonable prices tomorrow.(Per se Illegal)Competition Law In Indonesia

To eliminatefree fight liberalism(persaingan gontok-gontokan)

State Monopoly v. Private Monopoly