keputusan 1

27

Click here to load reader

Upload: norita-aritonang

Post on 10-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: keputusan 1

PENDAHULUAN

Pengertian Pengambilan Keputusan

Menurut Salusu (1996), keputusan berarti pilihan, yaitu pilihan dari dua atau

lebih kemungkinan. Adapun menurut James A. F. Stoner dalam Hasan, keputusan

adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian

yaitu :

1) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.

2) Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang   terbaik.

3) Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan

tersebut.

Sementara menurut Morgan dan Cerullo dalam Salusu (1996), keputusan

adalah  “sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang

terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Yang

dimaksud dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau

alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya.

Selanjutnya, Widjaya dan Hawab (1987) mendefinisikan keputusan sebagai

suatu pengakhiran atau pemutusan daripada suatu proses pemikiran tentang suatu

masalah untuk menjawab suatu pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi

masalah tersebut dengan menjatuhkan pada salah satu alternatif tertentu. Keputusan

inovasi itu sendiri, Hanafi (1981) menyatakan bahwa keputusan inovasi adalah

penerimaan atau penolakan suatu inovasi oleh seseorang. Jika ia menerima

(mengadopsi) inovasi, dia menggunakan ide baru, praktek baru atau barang baru itu

dan menghentikan penggunaan ide-ide yang digantikan oleh inovasi itu. Keputusan

inovasi ini merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi

Page 2: keputusan 1

sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya dan kemudian

mengukuhkannya.

Sehubungan dengan pengambilan keputusan ini, Siagian (1979) menyatakan

bahwa pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang

sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,

penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang

menurut perhitungannya merupakan tindakan yang paling tepat. Sedangkan Hasan

(2002), mengatakan bahwa  pengambilan keputusan merupakan suatu proses

pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk

ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.

Sementara Smith (1996) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai : 1) cara

organisasi menentukan tujuan pilihannya, 2) bagaimana orang melakukan

pekerjaannya dalam mancapai tujuan dan tugas.

Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan Menurut Hanafi (1981), tipe pengambilan

keputusan ada 3 macam, yaitu :

1) Keputusan opsional

Keputusan opsional adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari

keputusan-keputusan yang dibuat oleh anggota sistem. Keputusan seseorang

untuk menerima atau menolak inovasi bukanlah tindakan sekali jadi, melainkan

lebih menyerupai suatu  proses yang terdiri dari serangkaian  tindakan dalam

jangka waktu tertentu. Pandangan tradisional mengenai proses keputusan inovasi,

yang disebut “proses adopsi” terdiri dari 5 tahap yaitu tahap kesadaran, tahap

menaruh minat, tahap penilaian, tahap pencobaan dan tahap penerimaan.

Paradigma proses keputusan inovasi terdiri dari 4 tahap yaitu : pengenalan,

persuasi, keputusan dan konfirmasi. Menurut Arnold dan Turley (1996), proses

pengambilan keputusan individu meliputi :1) Informasi adalah tersedianya tentang

Page 3: keputusan 1

semua kemungkinan alternatif; 2) Pembuat keputusan mempunyai kemampuan

mental yang cukup untuk menilai semua alternatif, termasuk kemampuan

membuat ramalan tentang hasil yang akan datang; 3) Pembuat keputusan akan

memberikan reaksi/respons yang relatif sama pada pemilihan diantara alternatif;

4) Pembuat keputusan akan selalu mencari kegunaan yang maksimal atau

kepuasan.

2)     Keputusan kolektif

Keputusan kolektif adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang

dibuat individu-individu yang ada dalam sistem sosial melalui konsensus. Proses

keputusan kolektif ini melibatkan lebih banyak individu. Jika informasi mengenai

ide baru itu harus dikomunikasikan kepada banyak orang, maka kemungkinan

terjadi distorsi pesan lebih besar, lebih banyak terjadi perbedaan persepsi, dan

besar kemungkinan lebih lambat tercapai konsensus.

Keputusan kolektif jelas lebih rumit daripada keputusan opsional. Alasannya

adalah karena proses keputusan kolektif itu terdiri dari keputusan sejumlah besar

individu. Untuk itu perlu memperkenalkan ide baru kedalam sistem sosial,

mengadakan penyesuaian usul baru dengan kondisi setempat, mengukuhkan ide

baru itu, mencari dukungan inovasi baru itu dan sebagainya

Pada prinsipnya ada kesamaan antara langkah-langkah dalam pembuatan

keputusan inovasi kolektif dengan tahap-tahap keputusan inovasi opsional. Tetapi

ada perbedaan penting, yakni bahwa dalam proses keputusan kolektif unit

pngambil keputusan adalah sistem sosial sedangkan dalam keputusan opsional

unit pengambil keputusan adalah individu.

3). Keputusan otoritas

Keputusan otoritas adalah tekanan terhadap seseorang oleh orang lain yang

berada dalam posisi atasan. Seseorang (unit adopsi) diperintah oleh seseorang

Page 4: keputusan 1

lebih tinggi kekuasannya untuk menerima atau menolak inovasi. Di sini seseorang

tidak bebas lagi menentukan pilihannya dalam proses keputusan inovasi. Jadi,

struktur sistem kekuasaan sistem sosial berpengaruh terhadap seseorang agar ia

mengikuti keputusan yang telah diambil oleh atasan.

Dalam proses keputusan otoritas ada dua macam unit yang terlibat dalam proses

keputusan, yaitu :

a)      Unit adopsi yakni seseorang, kelompok atau unit yang mengadopsi inovasi.

b)      Unit pengambil keputusan yakni seseorang, kelompok atau unit yang posisi

kekuasaannya lebih tinggi dari unit adopsi dan yanmg membuat keputusan akhir

apakah unit adopsi harus menerima atau menolak inovasi.

Perbedaan utama antara keputusan otoritas dengan keputusan opsional dan

kolektif terletak pada pengaruh sistem sosial terhadap keputusan seseorang.

Dalam keputusan otoritas pengaruh itu sangat besar, melalui struktur kekuasaan.

Dapat digambarkan pengaruh sistem terhadap keputusan seseorang itu sebagai

berikut : keputusan otoritas berada pada titik ekstrim paling tinggi sedangkan

keputusan opsional pada titik ekstrim paling rendah, dalam suatu garis kontinum.

Sedangkan keputusan kolektif berada diantara keduanya.

Tahapan dalam proses keputusan inovasi otoritas adalah :

b)    Pengenalan kebutuhan untuk berubah dan inovasi.

c)    Persuasi dan penilaian terhadap inovasi oleh unit pengambil keputusan.

d)    Keputusan berupa penerimaan atau penolakan inovasi oleh unit pengambil

keputusan.

e)   Komunikasi keputusan kepada unit-unit adopsi dalam organisasi.

f)     Tindakan atau implementasi keputusan, pengadopsian atau penolakan

inovasi oleh unit adopsi.

Page 5: keputusan 1

Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah mengenai penciptaan kejadian – kejadian dan

pembentukan masa depan. Adalah penting membedakan keputusan dan proses

pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan menyangkut peristiwa-

peristiwa yang menjurus pada saat pemilihan dan sesudahnya. Sementara sebuah

keputusan berarti  “memutuskan”, yaitu menentukan sebuah pilihan atau arah tindakan.

Menurut Hanafi (1981), proses pengambilan keputusan terdiri dari 4 tahap,

yaitu :

1) Pengenalan

Tahap pengenalan bermula ketika seseorang mengetahui adanya inovasi dan

memperolah beberapa pengertian mengenai bagaimana inovasi itu berfungsi.

Dalam tahap pengenalan inovasi, ada tiga tipe pengetahuan yaitu pertama,

kesadaran / pengetahuan mengenai adanya inovasi; kedua, pengetahuan “teknis”

meliputi informasi yang diperlukan mengenai cara pemakaian atau penggunaan

suatu inovasi; dan ketiga, pengetahuan “prinsip” yakni berkenan dengan prinsip-

pinsip berfungsinya suatu inovasi.

Menurut Hilton (2000), informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan

harus relevan, akurat, tepat pada waktunya dan mungkin kualitatif. Informasi

dikatakan relevan jika informasi tersebut berguna untuk menyelesaikan masalah.

Informasi dikatakan tepat pada waktunya jika informasi tersebut tersedia pada

waktu membuat keputusan.

2) Persuasi

Pada tahap persuasi, seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan

terhadap inovasi. Jika aktivitas mental pada tahap pengenalan adalah

berlangsungnya fungsi kognitif, aktifitas mental pada tahap persuasi adalah afektif

Page 6: keputusan 1

(perasaan). Sebelum seseorang mengenal suatu ide baru, ia tidak dapat

membentuk sikap tertentu terhadapnya.

Pada tahap persuasi seseorang lebih terlibat secara psikologis dengan inovasi. Ia

giat mencari keterangan mengenai ide baru. Pada tahap persuasi inilah prsepsi

umum terhadap inovasi dibentuk. Ciri-ciri inovasi yang tampak misalnya

keuntungan relatif, kompatibilitas dan kerumitan atau kesederhanaannya.

3) Keputusan

Pada tahap keputusan, seseorang terpilih dalam kegiatan yang mengarah pada

pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi. Keputusan ini meliputi

pertimbangan lebih lanjut apakah ia akan mencoba inovasi itu atau tidak, jika

inovasi itu dapat dicoba. Kebanyakan, orang tidak menerima suatu inovasi tanpa

mencobanya terlebih dulu sebagai dasar untuk melihat kemungkinan kegunaan

inovasi itu bagi situasi dirinya sendiri. Pencobaan dalam skala kecil ini seringkali

menjadi bagian dari keputusan untuk menerima, dan ini penting sebagai jalan untuk

mengurangi resiko inovasi.

4) Konfirmasi

Tahap konfirmasi berlangsung setelah ada keputusan untuk menerima atau

menolak inovasi selama jangka waktu yang tak terbatas. Pada tahap ini seseorang

berusaha mencari informasi untuk menguatkan keputusan inovasi yang telah

dibuatnya, tetapi mungkin dia merubah keputusannya semula jika ia memperoleh

pesan-pesan yang bertentangan. Ia dapat menghentikan penggunaan inovasi

setelah sebelumnya mengadopsi. Ia menghentikan penggunaan inovasi karena

menerima ide baru yang lebih baik menurut pandangannya ataupun karena

ketidakpuasan terhadap hasil inovasi (mungkin timbul karena inovasi itu tidak cocok

baginya atau relatif tak memberi keuntungan).

Page 7: keputusan 1

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan apakah seseorang menolak atau menerima suatu

inovasi banyak tergantung pada sikap mental dan perbuatan yang dilandasi oleh situasi

intern orang tersebut, misalnya pendidikan, status sosial, umur, luas penguasaan lahan,

tingkat pendapatan, pengalaman dan sebagainya serta situasi lingkungannya, misalnya

frekuensi kontak dengan sumber informasi, kesukaan mendengarkan radio atau

menonton televisi, menghadiri temu karya dan sebagainya (Soekartawi, 1988).

Keputusan yang diambil seseorang ditentukan oleh :

1) Kemampuan / keberanian / watak individu yang bersagkutan yang harus mengambil

keputusan

2) Pendidikannya, yaitu pendidikan formil dan non formil

3) Jenis keputusan yang harus diambilnya

4) Cara bagaimana informasi tentang hal yang mengakibatkan individu harus

mengambil keputusan.

Page 8: keputusan 1

PEMBAHASAN

Camat sebagai pemimpin pemerintahan yang bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan, serta mampu menjalankan kepemimpinan dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal ini Camat berkemampuan untuk membangkitkan minat, kemampuan, serta

semangat pegawainya demi mencapai tujuan bersama dan mencapai hasil yang

sempurna. Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan kewajiban Camat untuk

menjalankan pemerintahan Kecamatan serta berkewajiban untuk membina disiplin kerja

aparatur pemerintah di Kecamatan. Adapun kepemimpinan camat terhadap

pengambilan keputusan di kecamatan Parbuluan dapat dilihat sebagai berikut:

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dalam pengambilan keputusan

mengadakan rapat, yang mana dalam rapat ini diadakan musyawarah, dialog antara

atasan dan bawahan, dan pemimpin mempertimbangkan semua masukan yang ada

sehingga keputusan yang diambil tepat dan dapat diterima oleh semua pihak.

Dengan diadakannya rapat dalam mengambil keputusan, maka dapat diketahui

gaya kepemimpinan yang diterapkan Camat Parbuluan dalam melaksanakan tugasnya

adalah Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Camat adalah gaya kepemimpinan

partisipatif, dimana pemimpin tidak menganggap dirinya sebagai orang yang

mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan orang lain serta senantiasa

mendiskusikan semua masalah dengan bawahannya.Dari hal tersebut dapat dilihat

bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan. Dalam pengambilan

keputusan ini dimaksudkan bahwa pada proses pengambilan keputusan tersebut,

aparat atau bawahan diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran, kritik atau

masukan. Dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan ini, maka diharapkan para

pegawai dalam melaksanakan tugas akan lebih bertanggung jawab.

Page 9: keputusan 1

Kepemimpinan seseorang pemimpin tidak muncul secara tiba-tiba, namun

berlangsung sebagai suatu proses. Proses itu mungkin terjadi didalam diri pemimpin itu

sendiri tetapi mungkin pula mengikut sertakan orang-orang yang dipimpin atau

bawahannya. Dalam pelaksanaan rapat untuk mengambil suatu keputusan diperlukan

keaktifan para aparatur di sekretariat kecamatan Parbuluan dalam memberikan

masukan sehingga tercapai keputusan yang diharapkan.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Joko Suprianto (2009:171) dalam buku

“Menggagas keputusan yang efektif” menyatakan bahwa:

“Dalam satu kepemimpinan organisasi setiap keputusan yang diambil mampu

menyelaraskan diri didalam melaksanakan tugas-tugas yang dilakukan langsung

pada bawahannya dimana bawahan mampu menerimanya dengan baik”.

Selama rapat dilaksanakan, Camat selaku kepala pemerintahan di Kecamatan

mengendalikan dan mengatur seluruh aspek-aspek selama rapat itu berjalan dan

hasilnya mendapatkan penilain yang efektif baik dari bawahan yang menerima dengan

baik keputusan tersebut maupun toko-toko masyarakat yang hadir contohnya rapat

pembuatan E KTP dilingkungan kecamatan Parbuluan dimana bentuk penempatan diri

Camat didalam memimpin rapat didasarkan pada aturan atau kebijakan yang mengatur

tentang pembuatan E KTP, tetapi juga sangat memperhatikan unsur-unsur yang

disampaikan baik dari masyarakat, pemerintah desa dan juga staf pemerintah

kecamatan itu sendiri. Disitulah nampak keterbukaan dan penempatan diri yang sangat

baik oleh seorang Camat didalam rapat karena berazaskan keadilan, kebutuhan dan

kebenaran selalu didasarkan atas keputusan-keputusan yang bersifat demokratis.

Meskipun demikian bahwa kemampuan menempatkan diri dalam rapat juga masih

ada penilaian-penilaian kecil yang menganggap kurang atau tidak mampu dengan

alasan yang tidak terlalu substansial dan cenderung tidak jelas, sehingga peneliti

Page 10: keputusan 1

beranggapan bahwa camat selaku pemimpin pemerintahan dikecamatan, mampu

menempatkan diri didalam pelaksanaan rapat dengan baik.

Keterbukaan seorang pemimpin dalam menerima saran atau ide dari bawahan

tidak hanya dibutuhkan dalam pengambilan keputusan musyawarah mufakat, tetapi

keterbukaan tersebut juga sangat dibutuhkan didalam proses interaksi antara bawahan

dan pimpinan dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing dilingkup kantor

Kecamatan Parbuluan. Camat dalam mendorong suatu pembangunan dibutuhkan

suatu keterbukaan dalam menerima saran atau ide dari bawahan karena dengan

demikian akan muncul suatu kerja sama dan hubungan yang harmonis antara bawahan

dan pimpinan. Dengan terbangunya keterbukaan, kerjasama, dan hubungan harmonis

maka akan terbangun budaya kerja yang efektif berkualitas dan bertanggung jawab.

Pemberian Motivasi

Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia,

motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara

sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya

dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi mempersoalkan

bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama

secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang

telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat

sehingga mencapai hasil yang optimal. Suatu perusahaan/instansi pemerintahan dapat

berkembang dengan baik dan mampu mencapai tujuannya, karena didasari oleh

motivasi.

Pemberian kesempatan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan nampak

ketika cara camat menegur bawahannya dengan cara-cara atau metode yang

menghormati dan itu bukan teguran keras yang diberikan melainkan diajari dengan baik

Page 11: keputusan 1

dan diberi kesempatan untuk memperbaiki atas segala sesuatu yang berkaitan dengan

pekerjaan bawahannya

Meskipun kesempatan itu di buka secara luas oleh camat tetapi penentuan

kebijakan tetap dicantumkan oleh pemerintah daerah kabupaten melalui badan

kepegawaian daerah yang dikonsultasikan daerah ke badan sekretariat daerah,

contohnya pelaksanaan diklat kepemimpinan yang biasa diikuti oleh sekretaris

kecamatan (sekcam) dan kadang juga kepala bidang. Menurut Sekcam kecamatan

Parbuluan menyatakan bahwa seringkali pelaksanaan pelatihan tidak sesuai dengan

bidang-bidang yang ada pada pemerintah kecamatan sehingga pencapaian dari hasil

tersebut dinilai tidak efektif. Oleh karena itu sangat diharapkan agar relefansi

kesempatan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bawahan sesuai dengan

standar kebutuhan yang ada pada pemerintah kecamatan.

Penghargaan adalah bentuk pemberian dari atasan kepada bawahan karena

dianggap mampu bekerja dan itu dinilai berprestasi dengan baik . sementara sanksi

biasanya diberikan oleh atasan kepada bawahan karena ada sesuatu yang dilanggar

atau menggangu konsentrasi jalannya atau proses kinerja sesuai dengan aturan yang

berlaku. Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa camat memperhatikan

dengan baik dalam memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi dan

juga memperhatikan didalam memberikan sanksi kepada bawahan yang melanggar

dan mengganggu kondisi kerja yang efektif. Bentuk penghargaan yang diberikan

biasanya berupa dorongan, motivasi, dan penghargaan terhadap bawahan yang telah

mampu menciptakan prestasi kerja dan menyelesaikan segala bentuk tanggung jawab

dan kewenangan yang dimilikinya, sementara bagi yang melakukan pelanggaran

diberikan sanksi berupa teguran baik tertulis, tersurat maupun tersirat intinya dua-

duanya diberikan sampai pada akhirnya sanksi itu diperhatikan oleh bawahan. Selain

ada yang melihat bahwa camat memberikan perhatian yang tinggi juga muncul

Page 12: keputusan 1

tanggapan bahwa camat juga kurang memperhatikan karena pembuktian secara

langsung camat dalam hal ini diasumsikan bahwa penghargaan yang diberikan hanya

berupa dorongan, tetapi tidak langsung pada pembuktian kongkrit berupa pengusulan

untuk pemberian tugas izin belajar disertai dengan beasiswa untuk melanjutkan

pendidikan demi peningkatan SDM.

Pada dasarnya tanggung jawab disiplin dan ketegasan seorang pemimpin dalam

memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar

harus diberikan secara seimbang supaya tercipta kondisi kerja yang dapat mendorong

perkembangan organisasi yang lebih efektif.

Penegakan Peraturan

Peraturan adalah produk atau output dari suatu sistem, yang bertujuan untuk

mengatur sistem lain, atau sistem itu sendiri. Jika suatu peraturan adalah output dari

sistem Pancasila, maka peraturan tersebut harus menjunjung tinggi asas keadilan. Jika

tidak, maka akan menimbulkan ketidakpuasan yang berujung kepada pelanggaran.

Kebanyakan pelanggaran terjadi terhadap peraturan yang dipandang tidak adil dan

hanya menguntungkan kepentingan pihak tertentu saja, Semakin adil sebuah

peraturan, maka akan semakin berwibawa, dan akan semakin dipatuhi.

Penegakan peraturan adalah penting, sekali lagi, dengan memegang teguh prinsip

keadilan, yaitu dengan mempertimbangkan seberat apa pelangaran itu dan siapa yang

melakukannya. Pemberian pelanggaran akan menjadi preseden buruk, dan memicu

tumbuhnya prinsip yang tidak benar seperti halnya boleh melanggar asalkan tidak ada

yang tahu dan tidak ada yang dirugikan. Ini adalah persepsi yang salah karena

melanggar peraturan pasti ada yang dirugikan.

Peran camat guna menjalankan tugas untuk mencapai tujuan pada dasarnya tidak

bisa terlepas dari peraturan-peraturan yang ada, baik pecapain visi dan misi

kecamatan, dan segala bentuk program-program kecamatan yang ingin dicapai. Selain

Page 13: keputusan 1

berkomitmen pada peraturan yang berlaku juga fungsi koordinasi antara bawahan dan

pimpinan juga diharapkan efektifitas agar tugas-tugas yang dijalankan sesuai dengan

peraturan yang ada mampu menghasilkan sesuatu yang berhasil dan berdayaguna.

Tidak semua penilaian dari responden yang melihat bahwa pemerintah berkomitmen

menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang ada karena ada juga tanggapan

responden yang kurang setuju karena budaya yang nampak baik kehadiran, etos kerja

dan juga prestasi masih dinilai kurang efektif dan sangat jauh dari standar aturan-aturan

yang ada. Dari segi pelayanan, juga ada yang menilai kurang, ada juga yang menilai

baik tetapi pada umumnya lebih banyak tanggapan yang melihat bahwa pelayanan itu

sudah berjalan maksimal dan pelayanan pemerintah kecamatan sudah baik.

Masalah ketegasan camat dalam memberikan sanksi nampak terjadi di

kecamatan Parbuluan meskipun biasanya atasan menegur bawahan yang melanggar

tidak mengenal tempat, etika, norma, dan sering kali terjadi kesewenang-wenangan

kepada bawahan, lain halnya yang dilakukan camat Parbuluan karena pemberian

sanksi atas kesalahan-kesalahan yang diberikan bawahannya tidak secara

sembarangan, namun tetap berpegang teguh terhadap prosedur yang ada kemudian itu

dipertimbangkan dan diterapkan kepada seluruh bawahan yang melakukan

pelanggaran. Tegas bukan berarti keras karena kadang-kadang ketegasan diterapkan

dengan cara-cara tegas, karena ketegasan yang baik adalah suatu bentuk teguran

yang selalu ditempatkan pada tempat yang semestinya. Artinya bahwa pemberian

sanksi oleh camat kepada bawahannya selalu memperhatikan kaidah normatif dan

diterapkan dengan memperhatikan etika dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

yang adil dan beradab.

Pemberian Teladan

Definisi teladan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yg patut ditiru

atau baik untuk dicontoh seperti perbuatan, kelakuan, sifat, dsb. Dengan demikian

Page 14: keputusan 1

nilai-nilai kepemimpinan teladan adalah ukuran kebaikan dan kebenaran seorang

pemimpin yang di praktekkan dalam kegiatan organisasi untuk mewujudkan visi

organisasi yang dapat dijadikan contoh karena memberikan kesejahteraan bagi orang

lain dan pegawainya serta memberikan kebaikan bagi alam sekitarnya

Kepribadian bagi seorang camat sangat perlu didalam memberikan contoh yang

baik atau tauladan kepada bawahannya, karena dengan kepribadian yang baik maka

akan mempengaruhi tingkat ketaatan seorang bawahan. Baiknya suatu kepribadian

seorang camat tercitra dari pola hidup sehari-hari dan dampak dari kepemimpinan yang

dilaksanakan berpengaruh besar terhadap pembangunan kecamatan. Itu sebabnya

kepribadian ini menjadi entri point yang paling utama dalam keteladan kepemimpinan

camat. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa camat memiliki kepribadian dalam

memberikan teladan kepada bawahannya. Ini artinya bahwa dengan kepribadian yang

dimiliki seorang camat diharapkan dapat mendorong pembangunan, baik

pembangunan disektor ekonomi, politik, sosial, hukum dan kebudayaan. Kepribadian

camat menjadi hal yang sangat penting dalam tatanan pembangunan karena

kepribadian yang baik akan menghasilkan keteladan yang baik.

Dengan keteladan tersebut akan tumbuh jiwa kepemimpinan yang efektif dan

akan mampu mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan ingin dicapai

pemerintahan kecamatan tersebut.

Pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian aparat kecamatan terkait dengan

kedisiplinan jam masuk dan pulang kantor harus diperhatikan dan ditangani secara

serius karena sesuatu yang kecil jika dibiarkan akan menjadi masalah yang besar dan

sangat serius. Oleh karena itu, kesadaran dari semua pihak yang terkait dengan

tanggung jawab ini diharapkan memiliki kemampuan untuk mengoreksi diri agar

kekeliruan yang selama ini menjadi kebiasaan dapat tumbuh dan berkembang kearah

yang lebih baik lagi, dalam artian aparat yang memiliki kekeliruan dapat masuk dan

Page 15: keputusan 1

pulang tepat pada waktunya. Salah satu faktor penyebab aparat kecamatan sebagian

masuk telat dan pulang cepat karena pekerjaan yang ada dikantor sedikit dana, timbul

rasa bosan untuk terus tinggal dikantor sementara tidak ada yang dilaksanakan. Inilah

yang menyebabkan masuk dan pulang lebih cepat karena beranggapan bahwa seluruh

kewajiban pekerjaannya dapat selesai secara tuntas. Munculnya permasalahan ini

menjadi corak bahwa pemerintah daerah Kabupaten Dairi memiliki pekerjaan rumah

yang sangat serius untuk dituntaskan agar efektifitas penggunaan waktu kerja setiap

jam kerja dapat dimanfaatkan dengan baik dan bawahan tidak berkeliaran diluar jam

kantor. Disinilah inovatif governance dibutuhkan diera otonomi daerah untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada dalam lingkup wilayah kewenangan

masing-masing untuk diselesaikan demi mewujudkan good governance. Jadi

pemerintah kecamatan diharapkan untuk dapat mewujudkan pilar-pilar sistem good

governance dalam sistem pemerintahan di Kecamatan Parbuluan.

Penggunaan baju dinas pemerintah di kecamatan Parbuluan dan atribut lainnya

sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Dimana pada hari senin menggunakan baju

linmas untuk upacara bendera, hari selasa sampai rabu penggunaan baju dinas yang

rapi, hari kamis menggunakan baju batik, dan hari jum’at menggunakan pakaian

olahraga untuk persiapan kerja bakti. Kedisiplinan penggunaan pakaian dinas pada

umumnya telah terlaksanakan dengan baik karena keseragaman sudah nampak dan

bisa dikatakan tidak ada yang melanggar. Hanya sedikit tanggapan responden yang

menyatakan kurang sesuai karena pada saat tiba dikantor ada sebagian aparat yang

membuka sepatunya kemudian menggunakan sandal jepit karena alasan kaki

kepanasan dan dengan sandal jepit semua terasa lebih santai dan rileks. Jadi dalam

penelitian menyangkut masalah kedisiplinan pakaian dinas bisa dikatakan bahwa di

Kecamatan Parbuluan sudah sesuai, dan kalau bisa kesadaran pegawai lebih

ditingkatkan dalam menjaga kedisiplinan tersebut.

Page 16: keputusan 1

Keberadaan pemerintah di kecamatan Parbuluan untuk berada di kantor selama

jam kerja mendapatkan persetujuan dari responden karena itu sudah menjadi

ketentuan, kecuali jika ada hal-hal penting yang perlu dilaksanakan dalam bentuk

urusan dinas. Diluar dari urusan dinas hendaknya meminta izin dari atasan untuk tidak

masuk atau berada diluar dari jam kantor. Segala ketentuan terkait kedinasan sudah

ada ketetapan yang diatur dalam ketetapan dan itu semua ketika dilaksanakan dengan

baik oleh seluruh komponen pemerintah kecamatan maka tidak akan ada pelanggaran

kedisiplinan yang dilakukan oleh pegawai. Namun ketika aturan tersebut tidak

diperhatikan dan tidak ditaati tentu akan menimbulkan permasalahan-permasalahan

yang melanggar dari kode etik kepegawaian yang terkait masalah kedisiplinan.

Faktor penting yang harus diperhatikan oleh Aparat adalah faktor kesadaran diri.

Karena apapun bentuk kebijakan dari pemerintah tidak akan dapat berjalan efektif

selama kesadaran tidak terlaksana dengan baik. Ketidakmaksimalkan kedisiplinan

waktu berada dikantor untuk melaksanakan pekerjaan sudah menjadi ciri bahwa good

governance masih jauh dari tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah. Makanya

diperlukan suatu kesadaran dari semua stake khoder untuk berusaha menegakkan dan

menjalankan kedisiplinan pegawai dengan baik sehingga efektifitas dan efisiensi

pegawai dapat tercapai.

Page 17: keputusan 1

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan sebelumnya, yakni pengaruh

kepemimpinan camat terhadap disiplin kerja aparatur pemerintah di Kecamatan

Parbuluan Kabupaten Dairi, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Pengaruh kepemimpin dan Camat terhadap disiplin kerja aparatur pemerintah di

Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi yang dioperasionalkan dengan dua

variabel yaitu kepemimpinan camat dan disiplin kerja aparatur, yang kemudian

dibagi masing-masing kedalam empat indikator. Dapat dilihat dari kepemimpinan

Camat yang memiliki gaya dan karakteristik tersendiri baik dari pengambilan

keputusan, pemberian motivasi, penegakan peraturan, dan pemberian teladan.

Selain itu juga dipengaruhi oleh disiplin kerja yang akan berpengaruh terhadap

tanggung jawab kerja, kegairahan kerja, ketaatan terhadap peraturan, juga

terhadap penggunaan sarana dan prasarana kantor di Kecamatan Parbuluan

Kabupaten Dairi.

2. Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Camat tehadap disiplin kerja aparatur

pemerintah di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi yang pertama adalah

penerapan Kepemimpinan yang baik, selanjutnya motivasi yang berasal atau

timbul dari setiap individu atau dalam artian kesadaran akan arti pentingnya

berdisiplin, pemenuhan kebutuhan atau tingkat kesejahteraan, sebab setiap

individu yang bekerja adalah untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan

apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak lain tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan. Selain itu dalam ketegasan pengambilan keputusan atau kebijakan,

pemberian sikap teladan dalam hal kehadiran Aparat di kantor, dan hubungan

komunikasi lebih dekat dengan masyarakat.

Page 18: keputusan 1

2. Saran

Dari kesimpulan diatas, dapat dikemukakan saran yang dianggap perlu dalam

rangka meningkatkan disiplin kerja aparatur di Kecamatan Parbuluan Sebagai berikut:

1. Hendaknya Camat Parbuluan senantiasa mempertahankan apa yang telah

dicapai saat ini. Disamping itu Camat seharusnya lebih mampu melakukan

pendekatan secara pribadi terhadap aparatnya sehingga hubungan emosional

yang terjalin diantara keduanya lebih erat dan disiplin kerja aparatur pemerintah

lebih mampu ditingkatkan. Dan kiranya Camat menata disiplin kerja berkaitan

dengan Administrasi dan keuangan sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Kepada para aparatur yang bekerja di Kecamatan (kantor camat) Parbuluan

kiranya dapat mempertahankan apa yang telah dicapai saat ini dan diharapkan

dapat lebih ditingkatkan dimasa yang akan datang. Menyangkut faktor yang

mempengaruhi yang telah disebutkan, Dalam hal menghargai waktu tetap dijaga

karena disetiap waktu ada kesempatan untuk berbuat lebih baik dan hubungan

emosional terhadap masyarakat lebih ditingkatkan. kiranya dapat menjadi acuan

agar selalu memotivasi diri sendiri untuk terus bekerja secara maksimal sehingga

apa yang telah didapatkan baik itu berupa gaji, intensif dan lain-lain dapat

menjadi lebih bermakna.