keputusan go public pt bank panin syariah tbk :...
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK :
PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SISKA PUSPITASARI
NIM: 1112046100162
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
KEPUTUSAN σθ PttLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK:
PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
C)lch i
SISKA PUSPITASARI
NIIV1 1112046100162
Pembimbing
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAPISTUDI ⅣIUAMALAT(EKONOPIIIISLAⅣ l)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUPII
UNIVERSITASISLAⅣ I NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA ‐
1437H/2016 ⅣI
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi berjudul "Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk :
Pendekatan Analytic Network Process" yang ditulis oleh Siska Puspitasari, NIM
11t2046100162, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (Jtr\) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jwnat, 23
September 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi
Syariah).
Jakarta, C)ktober 2016
Panitia Sidang
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Pembimbing
4. Penguji I
5. Penguji tr
:A.M Hasan Ali.M.A.
NIP.197512012005011005
:Dr.Abdlttrad Lc.,]Ⅵ .A.
NIP。 197312152005011002
:Dr.Euis Amalia M.Ag.
NIP.197107011998032002
:Dr.Hendra Kholid.M.A.
NIP.197411272001121002
:L.Ela Patriana.MoM..AAAIJ.
NIP.196905282008012010
Mengesahkan,
NIP.196912161996031001
2.
3.
LEⅣIBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sernua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah
Jakarta.
J akarta, 23 Septemb er 2016
Siska Puspitasari
lV
v
ABSTRACT
Siska Puspitasari. 1112046100162. The Go Public Desicion of PT Bank
Panin Syariah Tbk: Analytic Network Process Approach. Concentration of Islamic
Banking, Muamalat Department (Islamic Economics), Faculty of Sharia and Law,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
The problem that Islamic Bank’s has now is not be separated from the
problem of capital. Without sufficient capital Islamic banks will not be able to
expand or enhance the wider range of services especially for upgrading
infrastructure, improving the quality of technology, product innovation, or an
increase in resources. In order to strengthen the capital and business scale and
efficiency of Islamic banking, OJK has designed a program priority as a strategic
move to support the development of Islamic banks. One of them is encourage
Islamic banking to be go public or Initial Public Offering (IPO). But unfortunately
until now there is only one of Islamic banking that have official listing on the
Exchange, that is PT Bank PaninSyariah Tbk. This research aims to 1) analyze the
benefits, costs, opportunity, and risk from the decision of go public that taken by
Bank Panin Syariah, and 2) to determine an alternative strategy to decide of go
public in Islamic banks depends on consideration BOCR (benefits, opportunity,
cost, risk ). The data that used are primary data obtained through literature studies,
in-depth interview and questionnaires by respondents to assess benefits, costs,
opportunity, and risk as well as the formulation of strategies in the decision of go
public to Islamic banking. This study uses Analytic Network Process (ANP)
research methods with Benefit, Opportunity, Cost, and Risk (BOCR) network.The
result showed depends on priority, the decision of go public is more benefits and
opportunities for Islamic banks compared with the costs and risks of the decision
of go public, with a priority value following benefits (35.43%), opportunities
(28.35%), cost (16 , 65%), and risk (19.57%). While the order of priority of the
strategy to go public on the basis of the calculation BOCR, then the result is: 1)
branding, 2) the quality of the profession and institutions, 3) improvement of GCG,
4) the timing of the IPO, 5) an increase in assets and liabilities, 6) increase in profit,
7 ) strengthening the structure of the company, 8) an increase in the size of the
company, 9) determination of the number of shares outstanding.
Keyword : Islamic Bank, Go Public, ANP-BOCR
Supervisor : Dr. Euis Amalia, M.Ag.
Bibliography : 2005 - 2015
vi
ABSTRAK
Siska Puspitasari. 1112046100162. Keputusan Go Public PT Bank Panin
Syariah : Pendekatan Analytic Network Process. Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Permasalahan yang dihadapi Bank Syariah saat ini tidak lepas dari masalah
permodalan. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu
melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas apalagi
untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk,
ataupun peningkatan sumber daya. Dalam rangka memperkuat permodalan dan
skala usaha serta efisiensi perbankan syariah, OJK telah merancang program
prioritas sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan bank syariah.
Salah satunya adalah dengan mendorong perbankan syariah untuk melakukan go
public atau Initial Public Offering (IPO). Namun yang disayangkan adalah sampai
sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang resmi listing di Bursa, yaitu PT
Bank Panin Syariah Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis benefit,
cost, opportunity, dan risk dari keputusan go public yang diambil oleh Bank Panin
Syariah, dan 2) menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada
bank syariah berdasarkan pertimbangan BOCR (benefit, opportunity, cost, risk).
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui studi literatur,
indepth interview dan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui
benefit, cost, opportunity, dan risk serta perumusan strategi dalam pengambilan
keputusan go public perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Analytic Network Process (ANP) dengan jaringan Benefit, Opportunity,
Cost, dan Risk (BOCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama,
berdasarkan nilai prioritas keputusan go public lebih memberikan manfaat dan
peluang bagi bank syariah dibandingkan dengan biaya dan risiko dari keputusan go
public, dengan nilai prioritas sebagai berikut manfaat (35,43%), peluang (28,35%),
biaya (16,65%), dan risiko (19,57%). Kedua, berdasarkan urutan prioritas strategi
go public dengan berdasarkan perhitungan BOCR, maka dihasilkan sebagai berikut:
1) branding, 2) kualitas profesi dan lembaga, 3) perbaikan GCG, 4) timing IPO, 5)
peningkatan aset dan liability, 6) peningkatan laba, 7) penguatan struktur
perusahaan, 8) peningkatan ukuran perusahaan, 9) penentuan jumlah saham
beredar.
Kata Kunci : Bank Syariah, Go Public, ANP-BOCR
Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M. Ag.
Daftar Pustaka : Tahun 2005 s.d 2015
vii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Assalammualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan
kasih sayang-Nya, penulis mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam
menuntaskan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Go Public PT Bank Panin
Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process” sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak
lupa shalawat serta salam yang selalu mengiringi rasa syukur, penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan paling sempurna
dalam sikap dan tutur katanya.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah dan
tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Berkat
dorongan dan motivasi dari merekalah yang akhirnya mengantarkan penulis kepada
penyelesaian skripsi yang sangat baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dan
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang
senantiasa memberikan arahan dan semangat serta yang dengan sabar telah
viii
membantu proses pengajuan judul penelitian hingga tahap akhir penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan dan dorongan kepada
penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Prof. Ahmad Rodhoni, MM dan Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Azis,
MM selaku Dosen FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam
pengumpulan data penelitian serta memberikan arahan dan masukan dalam
menyelesaikan tugas ini.
5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan FEB UIN Jakarta yang telah
meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan
membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.
6. Bapak Dr. Aries Muftie selaku Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah yang
telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proses penelitian terkait go public
bank syariah.
7. Bapak Aam Slamet Rusydiana dan Ibu Abrista Devi selaku fasilitator di Smart
Consulting yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengolahan
data penelitian.
8. Segenap Dosen dan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
tambahan ilmu kepada penulis.
ix
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Nana Herdiyana dan Nur Syaripah serta adik
tersayang Alya Hafidzah yang telah banyak memberikan semangat, inspirasi,
saran, doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis.
10. Someone special in my heart, Hasbi Siraj yang selalu ada dan senantiasa
menemani serta memberikan perhatian yang begitu besar untuk penulis agar
terus semangat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11. Keluarga Ideologis, C.O.I.N.S merupakan lembaga kajian keilmuan yang
selama ini menjadi tempat penulis berdiskusi dan belajar serta mengembangkan
diri. Khususnya Maya, Peni, Tofik, Tendi, Nuke, Dwiki, Novian, Reza.
12. Kawan-kawan Perbankan Syariah D 2012 yang selama empat tahun ini
berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita. Khususnya Heny, Atun, Hanim,
dan Achi.
13. Keluarga besar Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Jakarta, HMI Komfaksy,
HMPS Muamalat, Q-Pro Academy, KKN PERKASA yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak
mengurangi rasa terima kasih.
Jakarta, 29 Juni 2016
Siska Puspitasari
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Permasalahan .................................................................................................. 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................... 10
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 11
E. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 14
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 17
A. Landasan Teori ............................................................................................. 17
B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public .................................... 37
C. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 52
xi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 57
B. Teknik Pengumpulan Sampel ....................................................................... 57
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 69
A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk ............................................... 69
B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public ..... 72
C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public ............................................................. 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................... 94
B. Rekomendasi ................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ..................................19
Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public .......30
Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi
Literatur .................................................................................................................50
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu .............................................................55
Tabel 3.1 Daftar Responden Penelitian ..................................................................58
Tabel 3.2 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik ..........................................63
Tabel 3.3 Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas ...............................66
Tabel. 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah ............................71
Tabel 4.2 Hasil ANP atas Keputusan Go Public .....................................................74
Tabel 4.3 Bobot Alternatif Strategi Go Public ........................................................91
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Prioritas Strategi Go Public .......................................91
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015 ...................1
Gambar 1.2 Pangsa Pasar Perbankan Syariah ......................................................... 3
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ...........................................................................13
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian ...........................................................................15
Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ..........................................................32
Gambar 2.3 Proses Penawaran Umum Saham .......................................................36
Gambar 3.1 Perbedaan Hierarki dan Jaringan ........................................................60
Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...............70
Gambar 4.2 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013
– 2015 ....................................................................................................................70
Gambar 4.3 Model ANP Keputusan Go Public ......................................................73
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public ....................78
Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public ...................................................................79
Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar ..........................................................................79
Gambar 4.7 Aspek Manfaat Finansial ....................................................................79
Gambar 4.8 Aspek Manfaat Tak Berwujud ...........................................................79
Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public .................81
Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public .................................................................82
Gambar 4.11 Aspek Peluang Finansial ..................................................................82
Gambar 4.12 Aspek Peluang Pasar ........................................................................82
Gambar 4.13 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public .................. 84
Gambar 4.14 Aspek Biaya Go Public .....................................................................84
xiv
Gambar 4.15 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public ..................86
Gambar 4.16 Aspek Risiko Go Public ....................................................................87
Gambar 4.17 Aspek Risiko Pasar ...........................................................................87
Gambar 4.18 Aspek Risiko Finansial .....................................................................87
Gambar 4.19 Aspek Risiko Manajemen .................................................................87
Gambar 4.20 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public .................90
Gambar 4.21 Hasil Prioritas Strategi Go Public Pendekatan BOCR ......................92
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian
Lampiran II : Tampilan Model ANP dalam software Super Desicion
Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan Syariah di Indonesia selama lebih dari dua dekade ini telah
menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup bervariasi namun tetap dalam
kondisi baik. Dalam dekade terakhir perbankan syariah terus mengalami
pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan.
Gambar 1.1
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015
Sumber : ojk.go.id
Berdasarkan grafik diatas, terlihat pertumbuhan asset perbankan
syariah terus meningkat dari tahun 2008 sampai 2015. Dimana jumlah asset
perbankan syariah secara gabungan tercatat sebesar Rp 272,38 triliun pada Mei
20151 atau meningkat sebesar 10,17 persen dari tahun sebelumnya. Dan jika
dirata-ratakan peningkatan perbankan syariah selama 10 tahun terakhir sebesar
33,2 persen2.
1 Tim Otoritas Jasa Keuangan , “Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015, Tabel
Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”, h. 18. 2 Tim Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Roadmap
Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019”, 2015, h. 01.
2
Namun di tengah pertumbuhan positif perbankan syariah, ternyata
terjadi perlambatan pertumbuhan aset dalam perkembangan di tiga tahun
terakhir sehingga pada akhir tahun 2014 hanya tercatat pertumbuhan sebesar
12 persen. Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh kondisi
perekonomian nasional yang sedang menurun, dimana Badan Pusat Statistik
mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 hanya mencapai
4,71 persen secara tahunan (yoy), sedangkan pada kuartal I 2014 telah
mencapai 5,21 persen.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan dampak
dari melemahnya perekonomian di China, dimana ekonomi China menurun
dari 7,4 persen menjadi 7 persen3. Lesunya perekonomian global menjadi salah
satu indikator perlambatan ekonomi Indonesia yang kemudian akhirnya secara
langsung maupun tidak langsung berdampak pada pertumbuhan perbankan
syariah.
Salah satunya adalah menurunnya tingkat rasio kecukupan modal (car
adequacy ratio) perbankan syariah. Data statistik perbankan syariah mencatat
jumlah CAR perbankan syariah hanya sebesar 14,29 persen, menurun jika
dibandingkan dengan Mei 2014 yang mencapai 16,85 persen. Tetapi catatan
CAR pada Mei 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan awal
tahun yang sempat anjlok hingga 13,75 persen. Namun, kondisi CAR sebesar
14,29 persen masih cukup baik untuk menilai kesehatan perbankan syariah.
3 Septian Deny, “Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi”, Artikel
diakses pada pada 5 Oktober 2015, dari : http://bisnis.liputan6.com/read/2243325/perbankan-
syariah-ikut-terdampak-perlambatan-ekonomi
3
Selain itu, dampak perlambatan pertumbuhan perbankan syariah yang
terjadi pada tahun 2014 dirasakan oleh bank syariah yang berada di daerah
Banten. Dimana pertumbuhan aset perbankan syariah disana mengalami
penurunan pada kuartal II tahun 2014 menjadi 4,15 persen dibanding
pertumbuhan pada kuartal II tahun 2013 sebesar 8,21 persen4. Ternyata jumlah
penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim tidak menjamin
perkembangan keuangan syariah dapat bergerak cepat. Hal ini dibuktikan dari
pangsa pasar perbankan syariah yang hanya bergerak di bawah angka 5 persen.
Bahkan di tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup drastis hingga
mencapai 3,70 persen, bahkan lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2013
yang mencapai angka 4,80 persen.
Gambar 1.2
Pangsa Pasar Perbankan Syariah
Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
Ada tiga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar
bank syariah sangat kecil di Indonesia, yaitu : 1) Kurangnya kesadaran muslim
tentang pentingnya bank syariah; 2) Infrastruktur dan kualitas bank syariah
4 Stagnan, Industri Perbankan Syariah di Banten, Artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari
: http://www.beritamoneter.com/stagnan-industri-perbankan-syariah-di-banten/
4
secara signifikan kurang dari perbankan konvensional; 3) Bank konvensional
memiliki keunggulan non teknis dibandingkan bank syariah5.
Kemudian masih banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi oleh
perbankan syariah di Indonesia yang saat ini menjadi perhatian khusus para
stakeholder. Masalah-masalah ini terangkum dalam Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia 2015 – 2019, diantaranya adalah 1) belum selarasnya visi
dan masih kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam
pengembangan perbankan syariah, 2) modal yang belum memadai, skala
industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih
rendah, 3) biaya dana yang mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen
pembiayaan, 4) produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum
sesuai ekspektasi masyarakat, 5) kuantitas dan kualitas SDM yang belum
memadai serta TI yang belum dapat mendukung pengembangan produk dan
layanan, 6) pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan 7)
pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal.
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh perbankan syariah, maka
dibutuhkan sebuah strategi yang dapat memenuhi visi pengembangan
perbankan syariah nasional yang dipaparkan dalam Roadmap Perbakan
Syariah Indonesia 2015-2019 dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), yakni :
5 Sebastian Herman, “Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah Kenapa
Rendah?”, Paper FREKS III 2015 Kategori Muda, h. 5
5
“Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas
sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.”
Sebagaimana yang ditawarkan oleh otoritas terkait keputusan dalam
mewujudkan visi pengembangan perbankan syariah, salah satunya adalah
dengan memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi. Tentu
permodalan merupakan bagian yang terpenting dalam mendukung
perkembangan bank syariah di Indonesia. Tanpa permodalan yang cukup bank
syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan
layanan yang lebih luas. Apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan
kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya
manusianya pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Dalam rangka memperkuat permodalan perbankan syariah, OJK telah
merancang program-program prioritas untuk mendukung terlaksananya
keputusan tersebut, salah satunya adalah mendorong perbankan syariah untuk
melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Dengan adanya
program tersebut perbankan syariah diharapkan untuk lebih aktif menawarkan
sahamnya kepada publik, karena dengan begitu perbankan syariah berpeluang
mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan
memperluas jangkauan layanan perbankan. Tidak hanya itu masih banyak
benefit yang akan didapatkan dari keputusan go public ini.
Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu
perbankan syariah yang berani mengambil keputusan go public, yaitu Bank
6
Panin Syariah. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014 Bank Panin Syariah
resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan menerbitkan
saham baru sejumlah 4.750.000.000 atau 48,72 persen dari modal disetor6.
Dimana pencapaian Bank Panin Syariah setelah go public yakni adanya
peningkatan total ekuitas di tahun 2014 sebesar 104 persen dengan CAR di
akhir tahun 2014 mencapai 25,69 persen7. Selain itu, peningkatan juga terjadi
pada laba bersih yang diperoleh yakni senilai Rp 70,9 miliar atau sekitar 232
persen dibanding tahun sebelumnya. Tentu keputusan yang diambil Bank
Panin Syariah ini harus diapresiasi, karena apabila dilihat dari segi usia Bank
Panin Syariah merupakan bank yang lebih muda dibandingkan Bank Muamalat
dan Bank Syariah Mandiri.
Sehingga diperlukan kajian khusus untuk membahas mengapa Bank
Panin Syariah mengambil keputusan go public disaat perbankan syariah yang
lain belum mengambil keputusan tersebut. Dan apakah keputusan go public ini
dapat menjadi solusi konkrit dalam pengembangan perbankan syariah di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka menganalisis urgensi keputusan go
public untuk perbankan syariah maka penulis hendak mengangkat judul
penelitian “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan
Analytic Network Process”
6 Ria Pratiwi, “Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai Rp 4
Triliun”, 19 Juni 2014, dari : http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpk-
meningkat-aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015. 7 Laporan Tahunan Bank Panin Syariah Tahun 2014
7
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi, yaitu :
a. Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan untuk go public, yakni :
1) Saham mengalami underpricing ketika diperdagangkan di pasar
sekunder8;
2) Ingin mempertahankan perusahaannya untuk tetap menjadi
perusahaan private karena tidak ingin adanya pengurangan
kepemilikan saham;
3) Kekhawatiran tentang kondisi pasar yang tidak menguntungkan9;
4) Kemudian kendala lain yang dihadapi, khususnya perbankan syariah
yang ingin go public adalah terletak pada kebijakan pemegang
saham10. Karena ketika pemegang saham masih belum memiliki
niatan untuk memasukkan perusahaannya ke bursa, maka bank
syariah atau perusahaan tersebut tidak akan bisa melakukan go public.
b. Saat ini baru satu Bank Syariah yang mencatatkan nama di bursa atau
listing di Bursa Efek, yaitu PT. Bank Panin Syariah, Tbk (PNBS). Dimana
8 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran
Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
No. 1 (April 2010). 9 James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory
and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006). 10 Dian Ihsan Siregar, “BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di Bursa”, 13
Desember 2013, dari : http://bisnis.liputan6.com/read/773944/bei-minta-perbankan-syariah-ikut-
melenggang-di-bursa, diakses pada Senin, 25 November 2015.
8
sudah ada 519 perusahaan11 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan
hanya 41 perusahaan12 yang bergerak di bidang perbankan yang
mencatatkan namanya di bursa.
c. Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, diantaranya adalah : 1)
Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka, 2) Harus
mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban
pelaporan, 3) Segala bentuk kegiatan keuangan harus tercatat secara
terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan, 4) Harus selalu
membuatkan pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan kurun waktu yang
ditetapkan, dan 5) Harus mengumumkan besarnya pendapatan dan
pembagian dividen calon emiten.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk mencegah
pembahasan yang terlalu meluas, yakni :
a. Penelitian ini dibatasi hanya meninjau bagaimana manfaat, biaya,
peluang, dan risiko yang dihadapi oleh bank syariah yang akan go public.
Sebagai bentuk pertimbangan bank syariah dalam mengambil keputusan
go public. Dimana perbankan syariah yang menjadi objek penelitian
adalah Bank Panin Syariah Tbk.
11 Bursa Efek Indonesia, “Perusahaan Tercatat”, diakses dari : http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25 Nopember 2015. 12 Saham OK, “Sub Sektor Bank di BEI”, 22 Oktober 2015, diakses dari :
http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/, pada Rabu, 25 Nopember
2015.
9
b. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Analytic
Network Process melalui jaringan BCR (Benefit-Costs Ratio). Sebelum ke
tahapan analisis, peneliti melakukan studi literatur dan indepth interview
dengan pakar dan praktisi yang dianggap ahli dan mengetahui banyak
tentang persoalan yang diangkat, kemudian diteruskan dengan pengisian
kuesioner oleh pakar, praktisi, atau akademisi yang kompeten dalam
persoalan yang dibahas.
c. Penelitian ini difokuskan untuk meninjau keputusan go public yang
diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan menemukan skala prioritas dari
setiap kriteria serta solusi alternatif dalam memutuskan keputusan go
public pada bank syariah.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil paparan latar belakang, identifikasi masalah dan
batasan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa dengan mendorong
perbankan syariah menjadi perusahaan publik (go public) dapat menjadi
langkah strategis dalam meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Oleh
karena itu, peneliti telah membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank
Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public?
2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam memutuskan go
public untuk bank syariah ?
10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Meninjau hasil keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah
Tbk ketika go public dilihat dari komponen benefit, cost, opportunity, dan
risk.
2) Menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank
syariah.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1) Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan
referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji strategi pengembangan
perbankan syariah di industri perbankan nasional.
2) Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi
khususnya bagian manajemen perseroan untuk mengambil keputusan go
public dalam rangka mempercepat kemajuan perbankan syariah terutama
dalam hal permodalan.
3) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi
masyarakat dalam mengenal dan memahami lebih jauh tentang keputusan
go public yang dilakukan oleh bank syariah.
11
D. Kerangka Pemikiran
Permasalahan yang dihadapi bank syariah hingga saat ini telah menjadi
perhatian regulator dan praktisi bank syariah. Berdasarkan data yang dikumpulkan
peneliti telah terangkum sepuluh permasalahan, yaitu : 1) Perlambatan
pertumbuhan aset perbankan syariah, 2) Terjadinya stagnansi bank syariah, 3)
Pangsa pasar bank syariah menurun, 4) Belum selarasnya visi dan masih kurang
koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah,
5) Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil
serta efisiensi yang masih rendah, 6) Biaya dana yang mahal berdampak pada
keterbatasan segmen pembiayaan, 7) Produk yang masih kurang variatif dan
pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 8) Kuantitas dan kualitas
SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk
dan layanan, 9) Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah, dan 10)
Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal. Berdasarkan penjabaran
masalah diatas maka sebenarnya masalah bank syariah tidaklah terlepas dari
masalah permodalan.
Pihak otoritas telah merencanakan program prioritas untuk menangani
permasalahan bank syariah, salah satunya adalah dengan mendorong bank syariah
untuk melakukan IPO (initial public offering) atau go public. IPO merupakan
kegiatan penawaran umum saham ke publik guna mendapatkan dana, yang nantinya
dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan. Hal ini didukung pula
dengan pendapat Adler Haymans Manurung yang mengatakan bahwa pendanaan
12
pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko kecil dibandingkan dengan
pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mendapat pinjaman.
Sehingga keputusan go public dapat dipertimbangkan sebagai sebuah
alternatif strategi untuk mengatasi permasalahan permodalan yang dihadapi bank
syariah. Oleh karena itu perlu pengkajian lebih jauh untuk dapat mengetahui
urgensi dari keputusan go public. Namun, sampai saat ini hanya ada satu bank
syariah yang sudah go public yaitu Bank Panin Syariah. Oleh karena itulah
diperlukan pandangan dari praktisi Bank Panin Syariah sebagai satu-satunya bank
syariah yang sudah go public. Dalam penelitian ini tidak hanya melibatkan
pendangan praktisi melainkan pandangan pakar juga menjadi pertimbangan untuk
mengkaji keputusan go public bank syariah.
Hal ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ANP (analytic
network process), dengan menekankan kepada manfaat, peluang, biaya, dan risiko
dari keputusan go public. Kemudian merumuskan strategi go public dengan
mempertimbangkan benefit, opportunity, cost, dan risk, sehingga akan
menghasilkan strategi yang tepat untuk bank syariah. Dan dapat menjadi rujukan
untuk bank syariah lain yang belum go public. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran.
13
Gambar 1.3
Kerangka Pemikiran
Masalah
1. Perlambatan pertumbuhan aset
perbankan syariah
2. Terjadinya stagnansi bank syariah
3. Pangsa pasar bank syariah menurun
4. Belum selarasnya visi dan masih kurang
koordinasi antar pemerintah dan otoritas
dalam pengembangan perbankan syariah
5. Modal yang belum memadai, skala
industri dan individual bank yang masih
kecil serta efisiensi yang masih rendah
6. Biaya dana yang mahal berdampak pada
keterbatasan segmen pembiayaan
7. Produk yang masih kurang variatif dan
pelayanan yang belum sesuai ekspektasi
masyarakat
8. Kuantitas dan kualitas SDM yang
belum memadai serta TI yang belum
mendukung pengembangan produk dan
layanan
9. Pemahaman dan kesadaran masyarakat
masih rendah
10. Pengaturan dan pengawasan yang
masih belum optimal
PERMODALAN
Solusi
Mendorong perbankan syariah
untuk melakukan go public
atau IPO (OJK)
Pendanaan pada saham
merupakan pendanaan yang
memiliki risiko kecil
dibandingkan dengan
pendanaan melalui penerbitan
surat utang atau mendapat
pinjaman. (Adler Haymans
Manurung)
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH
TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
Metode Analytic Network Process
(ANP)
Jaringan BCOR (Benefit, Cost,
Opportunity, Risk)
HASIL DAN KESIMPULAN
14
E. Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic network
process (ANP). ANP sangat cocok digunakan untuk penentuan sebuah
keputusan atau strategi karena ANP dapat menghasilkan bobot penilaian
terhadap kriteria keputusan yang ditawarkan. Dalam ANP menggunakan
sumber data primer, yang diperoleh melalui kajian pustaka atau wawancara
mendalam. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengumpulkan data yang
bersifat teori dan akan diverifikasi melalui wawancara mendalam oleh pakar
atau praktisi. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh pakar dan
praktisi yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Setelah pengumpulan data selesai, maka selanjutnya adalah tahap
analisis data dengan tahapan metode ANP yaitu pertama dengan melakukan
pairwise comparison (perbandingan pasangan) antar kriteria. Untuk dapat
menghasilkan nilai eigen vektor, yang nantinya akan dihitung dengan pola
perhitungan matriks untuk dapat menemukan nilai consistency index dan
consistency ratio. Setelah itu akan menghasilkan nilai yang disebut bobot
prioritas atau nilai priorita antar kriteria.
Begitu pula dengan perhitungan strategi yang ditawarkan tetap
melalui proses yang sebelumnya terlebih dahulu, hanya saja ditambahkan
perhitungan formula additive negative untuk dapat menghasilkan prioritas
strategi yang tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4
Kerangka Penelitian.
15
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian
Hasil
Bobot prioritas setiap elemen
Prioritas Strategi
Kesimpulan dan Saran
Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT
Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public?
2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam
memutuskan go public bank syariah ?
Rancangan Pengumpulan Data
Diskusi pakar dan praktisi
Keputusan Go Public Perbankan Syariah
Studi pustaka
Penentuan elemen penelitian Pra penelitian
Pengumpulan
Data
Studi pendahuluan, Studi pustaka, Opini pakar
Pengumpulan data lapangan
Analisis Data
ANP
Nilai Eigen Vektor
Hitung CI dan CR
Pairwise Comparison
Tidak Ya
Analisis Prioritas Keputusan
Konsisten
16
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori mengenai konsep bank syariah, sumber
pendanaan bank syariah, konsep manajemen pengambilan keputusan, dan
teori keputusan go public/IPO serta penelitian studi terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan
data, metode penentuan sampel, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang bagaimana manfaat, peluang, biaya dan risiko
keputusan go public dan rumusan strategi keputusan go public bank syariah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.
Demikianlah penjelasan mengenai sistematika penulisan skripsi yang
dibuat oleh penulis.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
Bank Syariah atau disebut juga Bank Islam merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil
melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya)
berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun
mikro.13
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah.
Dalam UU tersebut juga disebutkan definisi dari prinsip syariah, yaitu
prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah.
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
bank syariah adalah lembaga keuangan yang dalam kegiatan usahanya
13 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h.30
18
berlandaskan pada prinsip syariah. Bank syariah bukan hanya sekedar bank
yang bebas bunga, tetapi juga bank yang memiliki orientasi pencapaian
kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank
syariah14, yakni:
1) Penghapusan riba, dimana dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam
surah Al-Imran ayat 130 yang berbunyi :
Artinya :
“Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan” (Q.S Al-Imran :130).
2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-
ekonomi Islam
3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersil dan bank investasi
4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersial syariah menerapkan profit and lost sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis, dan industri
5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan bank syariah dan pengusaha,
14 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009), h.67.
19
6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan
likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank
syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah.
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat jelas bahwa esensi dan
karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Dimana
perbedaan bank syariah dan bank konvensional akan disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Perbedaan Bank Syariah Bank
Konvensional
1. Fungsi dan
Kegiatan Bank
Intermediasi, Manager
Investasi, Investor,
Sosial, Jasa Keuangan
Intermediasi, Jasa
Keuangan
2. Mekanisme dan
Objek Usaha
Anti riba dan anti
maysir
Tidak antiriba dan
antimaysir
3. Prinsip Dasar
Operasi
- Tidak bebas nilai
(prinsip syariah islam)
- Uang sebagai alat tukar
dan bukan komoditi
- Bagi hasil, jual beli,
sewa
- Bebas nilai
(prinsip
materialis)
- Uang sebagai
komoditi
- Bunga
4. Prioritas
Pelayanan
Kepentingan publik Kepentingan
pribadi
5. Orientasi Tujuan sosial-ekonomi
islam, keuntungan
Keuntungan
20
6. Bentuk Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-
purpose
Bank komersial
7. Evaluasi Nasabah Lebih hati-hati karena
partisipasi dalam risiko
Kepastian
pengembalian
pokok dan bunga
(creditworthiness
dan collateral)
8. Hubungan
Nasabah
Erat sebagai mitra usaha Terbatas debitor-
kreditor
9. Sumber Likuiditas
Jangka Pendek
Pasar Uang Syariah, Bank
Sentral
Pasar Uang, Bank
Sentral
10. Pinjaman yang
diberikan
Komersial dan
nonkomersial,
berorientasi laba dan
nirlaba
Komersial dan
nonkomersial,
berorientasi laba
11. Lembaga
Penyelesaian
Sengketa
Pengadilan, Badan
Arbitrase Syariah
Nasional
Pengadilan,
Arbitrase
12. Risiko Usaha - Dihadapi bersama
antara bank dan
nasabah dengan prinsip
keadilan dan kejujuran
- Tidak mungkin terjadi
negative spread
- Risiko bank tidak
terkait langsung
dengan debitur,
risiko debitur
tidak terkait
langsung dengan
bank
- Kemungkinan
terjadi negative
spread
21
13. Struktur
Organisasi
Pengawas
Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas
Syariah, Dewan Syariah
Nasional
- Dewan Komisaris
14. Investasi Halal Halal atau Haram
Sumber : Ascarya (2008)
2. Sumber Pendanaan Bank Syariah
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana
dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah
dari simpanan atau lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai kegiatan
operasional bank, dana dapat diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan
mengeluarkan atau menjual saham15. Perolehan dana disesuaikan pula
dengan tujuan dari pengunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan
menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.
Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa pemilihan sumber
dana harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan feedback yang
memuaskan. Berikut beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan sumber dana dan penggunaan dana bank, yaitu16 :
1) Jenis penggunaan dana
2) Apakah ada kesempatan untuk memperoleh dana dari pasar dan
3) Filosofi manajemen bank yang bersangkutan
4) Jenis sumber dana
15 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.50. 16 Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta : UIN Press, 2015),
h.16.
22
5) Hubungan biaya dana dan penghasilan
6) Lamanya dana tersebut dipakai
Kemudian secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh
dari tiga sumber, yakni17:
1) Dana yang bersumber dari modal sendiri (Dana Pihak Pertama)
Adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank.
Dana pihak pertama tercantum dalam neraca bank pada sisi passiva
(liability) yaitu pada rekening modal dan cadangan.
Dana yang termasuk modal sendiri, terdiri atas :
a) Modal yang disetor
Adalah dana yang disetor pertama kali oleh pemilik (pemegang
saham) pada saat bank berdiri atau pemegang saham baru. Dana
modal yang disetor biasanya digunakan untuk pembelian aset,
promosi, dan lainnya.
b) Cadangan-cadangan
Adalah modal yang berasal dari penyisihan sebagian laba dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan
untuk mengantisipasi risiko.
c) Laba yang di tahan atau retained earning
Adalah laba tahun berjalan yang tidak dibagikan kepada para
pemegang saham dan dimasukkan kembali dalam modal kerja,
tentunya keputusan ini harus disetujui pada rapat pemegang saham.
17 Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, h.17.
23
d) Agio saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan
keuangan dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan
sumber dana ekuitas.
2) Dana yang bersumber dari pihak luar (Dana Pihak Kedua)
Adalah dana yang berasal dari pihak luar yang memberikan
pinjaman dana pada bank. Dana yang termasuk dana pihak ketiga, antara
lain :
a) Pinjaman dari Bank Sentral
Adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditas mendadak, Bank Indonesia
selaku Bank Sentral menyediakan fasilitas diskonto (Discount
Window) untuk menampung upaya terakhir suatu bank
mendapatkan uang tunai, setelah tidak dapat lagi memperoleh
pinjaman dari pihak lain.
b) Pinjaman antar bank (Call Money)
Adalah pinjaman harian antar bank dengan menggunakan instrument
pasar uang, misalnya promes. Pinjaman ini biasanya diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring dan tidak mampu membayarnya.
c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri
Adalah pinjaman yang diperoleh bank dari luar negeri.
24
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Adalah surat berharga dimana pihak bank menerbitkan SBPU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik
perusahaan keuangan maupun non keuangan.
3) Dana yang bersumber dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
Adalah dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari
masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasiya dari sumber dana tersebut. Untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga jenis simpanan dimana
setiap jenis simpanan ini memiliki keunggulannya masing-masing, yaitu:
a) Simpanan giro (Giro Wadiah)
Adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari
nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk
keamanan dan kemudahan pemakaianya. Karakteristik giro wadiah
mirip dengan giro pada bank konvensional, yaitu nasabah
penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-
waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan
bank, seperti cek, bilyet giro, kartu ATM atau dengan sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan
tanpa biaya.
25
b) Simpanan tabungan
Adalah simpanan atau titipan murni dari suatu pihak.
c) Simpanan deposito
Adalah simpanan berjangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan
biasanya deposito Mudharabah berjangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan.
Dan pada umumnya, semakin panjang jangka waktu maka semakin
besar nisbah bagi hasil bagi nasabah. Berdasarkan jangka waktunya,
deposito mudharabah dapat dijadikan sebagai sarana intrumen
jangka pendek.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis beranggapan bahwa
dana yang diperoleh dari hasil go public masuk dalam kelompok dana pihak
pertama karena masyarakat yang membeli saham akan menjadi investor
perusahaan tersebut. Menurut Adler Manurung sumber pendanaan perusahaan
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu, pendanaan dari internal
perusahaan yaitu laba ditahan dan sumber eksternal perusahaan yaitu hutang
kepada publik dan Bank serta penerbitan saham baru yang ditawarkan kepada
pemegang saham lama atau kepada publik. Pendanaan pada saham merupakan
pendanaan yang memiliki risiko yang kecil dibandingkan dengan pendanaan
melalui penerbitan surat hutang atau mendapatkan kredit dari bank.18
18 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, Proses,
(Jakarta : Adler Manurung Press, 2013), h. 3.
26
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu bagian penting dalam
kegiatan manajemen, sehingga sangatlah perlu untuk mengetahui apa dan
bagaimana proses dalam pengambilan keputusan. Keputusan (desicion)
adalah sebuah pilihan (choice), yakni pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Menurut McGrew dan Wilson mengatakan bahwa keputusan
berkaitan dengan suatu proses, dimana suatu keputusan adalah keadaan
akhir dari suatu proses yang lebih dinamis19. Sehingga pengambilan
keputusan adalah proses dimana adanya pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara
pemecahan masalah20.
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara
pemecahan masalah memiliki fungsi21 sebagai berikut :
a. Sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individual maupun secara kelompok ataupun secara
institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutan dengan masa
depan, masa yang akan datang dimana efeknya atau pengaruhnya akan
berlangsung lama.
19Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2015), h. 35. 20 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 17. 21 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 18.
27
Selain itu dalam pengambilan keputusan juga memiliki tujuan yang
dibedakan menjadi dua jenis22, yakni :
a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil tersebut sekaligus dapat
memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontrakdiktif ataupun
tidak.
Dalam pengambilan keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta
(fact) dan nilai (value). Namun, diantara keduanya yang lebih mendominasi
adalah fakta dibanding dengan nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan
suatu perusahaan. Sehingga diperlukan untuk mengetahui unsur-unsur apa
saja dalam pengambilan keputusan tersebut agar keputusan dapat lebih
terarah. Unsur-unsur pengambilan keputusan23, adalah sebagai berikut :
a. Tujuan dari pengambilan keputusan
b. Identifikasi alternatif-altenatif keputusan untuk memecahkan masalah
22 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 18. 23 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 19.
28
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi
pengambilan keputusan. Menurut George R. Terry, faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan24 adalah :
a. Tujuan perusahaan
Setiap keputusan nantinya harus dijadikan bahan dalam pencapaian
tujuan dari perusahaan
b. Orientasi
Keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada diri
pribadi, tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan perusahaan
c. Alternatif-alternatif tandingan
Jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul memuaskan, karenanya
harus dibuatkan altetrnatif-alternatif tandingan
d. Tindakan
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, karenanya harus
diubah menjadi tindakan fisik
e. Waktu
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan proses yang
lama
24 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 25.
29
f. Kepraktisan
Dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil keputusan yang
praktis untuk memperoleh hasil yang optimal
g. Kegiatan berikutnya
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
mata rantai kegiatan berikutnya.
Proses dasar dalam pembuatan keputusan secara rasional hampir
sama dengan proses perencanaan startegis formal25, yakni sebagai berikut :
1) Pemahaman dan perumusah masalah melalui identifikasi dan diagnosis
masalah
2) Pengumpulan dan analisis data yang relevan
3) Pengembangan alternatif-alternatif. Hebert Simon mengemukakan
konsep pemuasan (satisfying), yang berarti bahwa pembuat keputusan
memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan yang ideal
4) Evaluasi alternatif-alternatif melalui penilaian berbagai alternatif
penyelesaian
5) Pemilihan alternatif terbaik
6) Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih maka harus
segera membuat rencana-rencana tindakan untuk mengatasi berbagai
persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan
keputusan
7) Evaluasi hasil-hasil keputusan
25 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 28.
30
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.2
Proses Pengambilan Keputusan
Sumber : Nugroho (2008)
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa dalam
pengambilan keputusan diperlukan sebuah pertimbangan yang matang dan
tahapan-tahapan yang harus dipenuhi sebelum menghasilkan sebuah
keputusan.
4. Go Public
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan pasti
memiliki berbagai alternatif dalam sumber pendanaan, baik dari dalam
perusahaan maupun luar perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh
oleh perusahaan untuk menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya
adalah dengan melakukan penawaran umum saham (go public). Penawaran
umum saham (go public) ini lebih sering dikenal dengan istilah IPO (Initial
Tahap 1
•Pemahaman dan perumusan masalah
Tahap 2
•Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Tahap 3
•Pengembangan alternatif-alternatif
Tahap 4
•Evaluasi alternatif-alternatif
Tahap 5
•Pemilihan alternatif terbaik
Tahap 6
•Implementasi keputusan
Tahap 7
•Evaluasi hasil-hasil keputusan
31
Public Offering). IPO adalah sebuah proses yang dilakukan perusahaan
untuk mendapatkan dana dari publik dimana dana dapat digunakan untuk
mendanai ekspansi perusahaan dan biasanya harus memenuhi undang-
undang tentang penawaran saham ke publik dimana di Indonesia yaitu UU
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal26. IPO atau penawaran umum
merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang di lakukan
oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau
efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya27.
Selain itu, menurut Gunawan penawaran umum tidak lain adalah
istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan
dan menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik
dalam bentuk saham, obligasi, atau efek lainnya kepada masyarakat secara
luas. Sehinggga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penawaran
umum, perusahaan dapat mengubah status perusahaan yang awalnya
merupakan perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan keputusan go public adalah sebuah keputusan
untuk melakukan penawaran umum saham guna mendapatkan dana yang
dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan. Berikut hal-hal yang
membedakan perusahaan go public dan tidak go public.
26 Manurung, Adler Haymans, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, dan Proses,
(Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013), h. 1. 27 Tjiptono D. Dan Hendy M.F, Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab,
(Jakarta : Salemba Empat, 2006), h.73.
32
Tabel 2.2
Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public
No. Aspek Perusahaan Tidak
Go Public
Perusahaan Go
Public
1. Persyaratan
pengungkapan
minimum (minimum
disclosure requirement)
Tidak mutlak Mutlak ditaati
2. Jumlah pemegang
saham
Biasanya terbatas Lebih dari 300
pemegang saham
3. Kewajiban
menyampaikan laporan
(reguler maupun
insidetif)
Tidak mutlak Mutlak
4. Pemisahan antara
pemilik dan manajemen
Bukan merupakan
kebutuhan
mendesak
Merupakan
kebutuhan
5. Pergantian kepemilikan
saham
Rendah Tinggi
6. Tindakan manajemen Tidak selalu
menarik perhatian
masyarakat
Menjadi perhatian
masyarakat
Sumber : Gunawan dan Wulandari (2009)
Manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public28, adalah :
1) Emiten yang melakukan penawaran umum saham (go public) akan
memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Hal ini lebih
baik dibandingkan emiten harus menggunakan fasilitas kredit dari bank
karena emiten akan dibebankan dengan tingkat bunga yang cukup besar.
2) Meningkatkan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang
saham utama dan pemegang saham minoritas.
28 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go
Public Dan Go Private Di Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 9.
33
3) Meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena pada umumnya
perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan
lebih meningkat dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup.
4) Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan. Hal ini sangat jelas
menguntungkan emiten karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
untuk jasa advertising yang cukup mahal.
5) Biaya penawaran umum saham relatif murah dengan proses yang cepat.
Selain manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public,
tetap ada konsekuensi atau risiko yang harus ditanggung oleh perusaahaan29,
diantaranya :
1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka dan harus
mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban
pelaporan.
2) Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan
maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat di
pertanggung jawabkan.
3) Perusahaan atau calon emiten harus selalu membuat pelaporan yang
diwajibkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan keuangan
juga harus terus dipantau baik oleh pemilik modal maupun oleh
masyarakat umum, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera
diketahui.
29 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go
Public Dan Go Private Di Indonesia, h. 11.
34
4) Perusahaan atau calon emiten wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana hasil penawaran umum.
5) Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan atau
calon emiten dan pembagian dividen. Hal ini merupakan prinsip full
disclosure yang dianut oleh setiap perusahaan terbuka dan bersifat
mutlak.
Proses Penawaran Umum atau proses yang harus dilalui perusahaan
untuk go public dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan30, yakni:
1) Tahap Persiapan
Merupakan tahapan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penawaran umum. Pada tahap paling awal, perusahaan
yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang
saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat
persetujuan, emiten melakukan penunjukkan penjamin emisi serta
lembaga dan profesi penunjang pasar, seperti akuntan publik, penilai,
konsultan hukum, dan notaris.
2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, calon
emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal hingga Bapepam (OJK) untuk menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif.
30 Tjiptono D. Dan Hendy M.F, Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab, h.82.
35
3) Tahap Penawaran Saham
Merupakan tahapan utama, dimana pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.
4) Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya
saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek.
Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut ini :
36
Gambar 2.3
Proses Penawaran Umum Saham
Sumber : Tjiptono dan Hendy (2006)
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada
empat tahapan dalam melakukan proses go public, yakni : tahap persiapan, tahap
pengajuan pernyataan pendaftaran, tahap penawaran saham dan tahapan
pencatatan saham di Bursa Efek.
Internal
Perusahaan
BAPEPAM
(OJK)
Pasar
Perdana
Pasar
Sekunder Pelaporan
1. Rencana Go
Public
2. RUPS
3. Penunjukkan :
a. Underwriter
b. Profesi
penunjang
c. Lembaga
Penunjang
4. Mempersiapkan
dokumen-
dokumen
5. Konfirmasi
sebagai Agen
Penjual oleh
Penjamin Emisi
6. Kontrak
Pendahuluan
dengan Bursa
Efek
7. Public Expose
8. Penandatanganan
perjanjian
1. Pernyataan
pendaftaran
2. Expose terbatas
di BAPEPAM
(OJK)
3. Tanggapan atas
:
a. Kelengkapan
dokumen
b. Kecukupan
dan kejelasan
informasi
c. Keterbukaan
(aspek
hukum,
akuntansi,
keuangan,
dan
manajemen)
4. Komentar
tertulis dalam
waktu 30 hari
5. Pernyataan
pendaftaran
efektif
1. Penawaran
oleh
Sindikasi
Penjamin
Emisi dan
Agen
Penjual
2. Penjatahan
kepada
investor
oleh
sindikasi
penjamin
emisi dan
emiten
3. Pengembali
an dan
(refund)
4. Distribusi
efek kepada
investor
secara
elektronik
1. Emiten
mencatatkan
sahamnya di
bursa efek
2. Perdagangan
efek di bursa
efek
1.Laporan
berkala,
misalnya ;
laporan
tahunan
dan
laporan
triwulan
2.Laporan
kejadian
penting
dan
relevan,
misalnya
akuisisi,
pergantian
direksi,
dan lain-
lain
Sebelum Emisi Sesudah
37
B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public
Berikut kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian dan
berasal dari hasil peninjauan studi literatur terkait benefit (manfaat), opportunity
(peluang), cost (biaya), dan risk (resiko) atas keputusan go public beserta
alternatif solusi yang ditawarkan.
1. Benefit (Manfaat)
Dalam kriteria benefit ini berisi tentang manfaat-manfaat apa saja yang di
terima ketika menentukan goal yang sudah ditetapkan, dimana goal dalam
penelitian ini adalah keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk.
Kriteria benefit diturunkan dalam beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Revenue (pendapatan)
Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu
akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
Dimana perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi,
memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan
infrastruktur, dan membayar utang perusahaan.31 Tentu hal tersebut
akan meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan.
2) Market share (pangsa pasar)
Pangsa pasar (market share) adalah proporsi kemampuan penjualan
perusahaan dalam menguasai suatu segmen. Pangsa pasar digunakan
31 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
38
untuk mengukur posisi perusahaan dalam persaingan industri. 32 Maka
semakin tinggi pangsa pasar dapat mencerminkan semakin tinggi
kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar.
3) Market size (ukuran pasar)
Market size adalah jumlah pembeli dan penjual di pasar tertentu33. Pasar
yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari
perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan.34
Oleh karena itulah, market size dapat mendorong perubahan penting
dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan.
b. Financial (Keuangan)
1) Profitabilitas
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (profit) atau nilai hasil akhir operasional perusahaan
selama periode tertentu.35 Tentu dengan melakukan penawaran umum
(go public) akan meningkatkan profitablitas perusahaan.
2) Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek
atau yang harus segera dibayar. Perusahaan yang likuid merupakan
32Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan
Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.142. 33Investor Words : Biggest, Best Investing Glossary diakses dari :
http://www.investorwords.com/6576/market_size.html pada 9 Mei 2016. 34 Marc J.M dan Giancarlo I.P, “Market Size, Trade, and Productivity”, Jurnal, Review of
Economics Studies, Vol.75, 2008, h.296. 35Nur Azlina, “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Skala
Perusahaan terhadap Profitabilitas”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, (Juli 2009), h. 108.
39
perusahaan yang sehat, sehat dari segi keuangan karena kemampuannya
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka
pendek.36 Sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk dapat
mendukung likuiditas sebuah perseroan.
3) Stability
Istilah stability atau kestabilan dalam penelitian ini adalah adanya
pertumbuhan keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan
adanya saham yang diperdagangkan di Bursa tentu selain meningkatkan
profitabilitas dan likuiditas perusahaan, maka akan menstabilkan
keuntungan yang diperoleh.
4) Return
Return merupakan hasil yang diperoleh atas investasi saham.37 Tentu
perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang
dalam meningkatkan return saham.
c. Intangible Benefit
1) Company image (reputasi perusahaan)
Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas
perusahaan.38 Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena sudah
tidak perlu mengeluarkan biaya advertising, karena Bursa, koran, dan
televisi serta media lainnya akan memberitakan perusahaan tanpa bayar
36 Rizal Ahmad, “Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Deviden Tunai’, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2, No.2 (November 2009), h.191. 37 Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan
Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.141. 38 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
40
dan membuat investor semakin mengingat perusahaan.39 Jika di
analogikan maka perusahaan go public ini dapat seperti menyelam
sambil meminum air. Artinya, akan banyak manfaat yang diperoleh dari
keputusan go public tersebut.
2) Profesionalitas
Dengan menjadi perusahaan publik, tentu akan semakin banyak pihak
yang memonitoring perusahaan tersebut dan hal tersebut mendorong
perusahaan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. Tentu
hal ini sangat berdampak baik bagi kinerja perusahaan.
2. Opportunity (Peluang)
Dalam kriteria opportunity ini berisi tentang peluang-peluang apa saja yang
akan didapatkan ketika suatu perusahaan memutuskan go public. Dimana
kriteria tersebut dibagi menjadi beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Market growth (pertumbuhan pasar)
Adanya peningkatan pertumbuhan pasar di industri perbankan, karena
pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik
likuiditasnya akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan
perusahaan yang masih tertutup.40 Tentu peluang seperti ini dapat
39 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta
: Manurung Press, h.7. 40 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
41
dimaksimalkan dengan baik, jika perseroan tersebut dapat menyusun
stategi go public yang tepat.
2) Market competitiveness (persaingan pasar)
Adanya peningkatan daya saing di pasar, karena perusahaan yang telah
melakukan go public akan mempunyai kekuatan yang lebih besar.41
Sehingga, perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan
yang lainnya.
b. Financial (Keuangan)
1) Pendapatan (income)
Peluang meningkatan pendapatan perusahaan. Perusahaan yang
melakukan penawaran umum atau go public tentu akan berpeluang
memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2) Modal (capital)
Peluang perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal.
Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu
akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
3) Laba
Peluang pertumbuhan laba yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan
melakukan penawaran umum (go public) perusahaan akan berpeluang
untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
41 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta
: Manurung Press, h.6.
42
4) Return
Peluang dalam meningkatkan tingkat pengembelian atas investasi.
Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai
peluang dalam meningkatkan return saham.
3. Cost (Biaya)
Dalam proses IPO atau go public tentu saja akan mengeluarkan biaya-biaya
sehubungan dengan proses IPO tersebut. Komposisi terbesar biaya IPO
berasal dari biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan, selanjutnya
biaya untuk lembaga dan profesi penunjang, kemudian biaya lain-lain atau
operasional penyelenggaraan IPO.42
a. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
Biaya jasa untuk penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
sebesar 4%.
b. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal
Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya sebesar 0,16% yang
terdiri atas, akuntan sebesar 0,03%, konsultan hukum sebesar 0,11%, biro
administrasi efek sebesar 0,00% dan notaris sebesar 0,01%.
c. Biaya operasional penyelengaraan IPO
Biaya lain-lain atau biaya operasional penyelenggaraan IPO yang
dimaksud adalah seperti biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB,
dan lain-lain sebesar 0,53%.
42 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 107.
43
4. Risk (Resiko)
a. Market
1) Tidak Likuidnya Saham Yang Ditawarkan Pada Penawaran Umum
Tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang akan diperdagangkan
akan aktif atau likuid, karena terdapat kemungkinan bahwa saham
Perseroan akan dimiliki oleh satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak
dapat memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.43 Meskipun
jumlah saham yang akan ditawarkan dan di catatkan di BEI oleh
Perseroan dalam Penawaran Umum relatif banyak.
2) Fluktuasi Harga Saham Yang Ditawarkan
Harga saham baru yang ditawarkan setelah Penawaran Umum dapat
berfluktuasi, tergantung pada beberapa faktor, termasuk; penjualan
saham yang ditawarkan oleh pemegang saham mayoritas Perseroan;
penjualan saham Perseroan dalam jumlah substansi di masa mendatang
di pasar publik atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi,
dapat berdampak negatif terhadap harga pasar yang berlaku atas
sahamnya atau terhadap kemampuannya untuk mengumpulkan modal
melalui penawaran umum ekuitas tambahan atau efek yang terkait
ekuitas; dan harga penawaran dapat secara substansi lebih tinggi daripada
nilai aset bersih per saham dari saham yang beredar yang diterbitkan ke
para pemegang saham Perseroan yang telah ada, sehingga investor dapat
43 Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun
2013, h.68.
44
mengalami penurunan nilai yang subtansial.44 Sehingga, perseroan perlu
mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan
tersebut.
b. Financial
1) Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Adanya fluktuasi nilai tukar yang kemudian berada di posisi depresiasi
akan menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi
ditanggapi sebagai berita negatif oleh pasar modal karena cenderung
membatasi pengeluaran konsumen dan akan mengurangi pendapatan
perusahaan.45 Meskipun risiko ini dipengaruhi oleh faktor eksternal,
perseroan tetap harus mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko
tersebut.
2) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat di agunkan tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan.
44Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun
2013, h.68. 45 Sulistyandari,”Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga
Saham Di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Perrformance, Vol. 13 (1), Maret 2011, h.106.
45
c. Management
1) Tidak Mampu Bersaing Dalam Pengendalian Operasional
Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari pihak eksternal untuk
membiayai kegiatan operasionalnya.46 Apabila biaya tidak mencukupi
maka perusahaan memiliki kemungkinan tidak mampu bersaing dalam
hal pengendalian operasional perusahaan.
2) Tidak Mampu Bersaing Dalam Inovasi Produk
Perusahaan apapun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara
penuh pada abad millenium harus memiliki mental prima yang bersifat
antisipatif, inovatif, dan prima. Bank syariah pun tidak dapat lepas dari
kewajiban melakukan inovasi produk dalam rangka meningkatkan daya
saing dan kinerjanya.47 Ketika perusahaan tidak mampu bersaing dalam
inovasi produk tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
3) Adanya Kontrol Dan Presure Oleh Pihak-Pihak Eksternal
Perusahaan
Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan menjadi perusahaan publik,
dimana perusahaan akan dikontrol dan mendapat presure oleh pihak-
pihak eksternal perusahaan.48 Karena yang akan memiliki saham dari
perusahaan tersebut menyebar ke banyak stakeholder.
46 Cahyani Nuswandari, “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap
Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vol.16 No.2, September 2009, h.71. 47 Henni Indriati, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk Perbankan
Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, Juni 2011, h.6. 48 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h.79.
46
5. Alternatif Strategi
Dalam kriteria alternatif strategi ini terdiri dari beberapa sub alternatif strategi
yang merupakan strategi dalam memutuskan go public, yaitu :
a. Company Branding (Brand Perusahaan)
1) Penguatan Branding
Dengan memiliki branding perusahaan yang kuat tentu akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai
perusahaan yang sehat, dikelola secara profesional, dan sebagainya.49
Karena akan mencipatkan kepercayaan dari investor untuk memiliki
saham dari perusahaan tersebut.
2) Penguatan Struktur Perusahaan
Pada umumnya keberadaan perusahaan tidak lepas dari grup atau
kelompok perusahaan. Investor akan mempertimbangkan keberadaan
perusahaan dalam sebuah grup, apakah anak perusahaan, induk
perusahaan (holding company) dan faktor lain yang terkait dengan
struktur perusahaan dalam satu grup.50 Ketika perusahaan tersebut tidak
berasal dari struktur perusahaan yang kuat, tentu akan mengurangi
minat investor untuk memiliki saham tersebut.
3) Peningkatan Ukuran Perusahaan
Semakin besar aset perusahaan, pada umumnya akan semakin menarik
minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Perusahaan
49 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 79 50 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, h. 80.
47
dengan aset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang leading
di industrinya, teruji oleh berbagai kondisi ekonomi, memiliki produk
yang handal dan dikenal masyarakat luas.51 Ukuran perusahaan bisa
saja menjadi pertimbangan investor dalam memutuskan untuk membeli
saham perusahaan tersebut.
b. Financial Performance (Kondisi Keuangan)
1) Kemampuan Meningkatkan Asset dan Liability
Sesuai dengan UU Pasar Modal yaitu dalam meningkatkan transparansi
dan menjamin perlindungan terhadap pemodal setiap perusahaan yang
menawarkan efeknya melalui pasar modal wajib mengungkapkan
seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan
keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan
terhadap masyarakat. Perusahaan yang mengungkapkan informasi lebih
banyak kepada pihak luar diduga memiliki kinerja perusahaan ynag
lebih baik.52 Karena perusahaan tidak akan menutup-nutupi informasi
positif yang dapat membangun minat investor dalam berinvestasi.
2) Kemampuan Menghasilkan Laba
Laba merupakan daya tarik yang begitu kuat bagi investor dalam
membeli saham terlebih apabila diyakini bahwa perusahaan tersebut.
akan mampu tumbuh dengan baik dan mampu menghasilkan laba
51 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, h. 80. 52 Theresia Dwi Hastuti, “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan”, Jurnal SNA VIII, Vol. VIII, September 2005, h.242.
48
secara berlanjutan.53 Karena investor pasti menginginkan keuntungan
dalam setiap investasinya.
3) Kualitas Good Corporate Governance
Kemajuan sebuah perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh sejauh
mana perusahaan tersebut dikelola secara profesional. Terlebih untuk
kurun waktu yang sangat panjang, faktor-faktor GCG seperti
transparansi, akuntabilitas, perlakuan yang fair terhadap pemegang
saham, reliability, akan mejadi faktor yang menunjang daya saing
perusahaan.54 Dan apakah strategi dalam memperbaiki kualitas GCG
perseroan ini dapat menjadi strategi utama dalam memutuskan go
public bank syariah.
c. Internal Policy (Strategi Internal)
1) Penentuan Timing IPO
Kesalahan penentuan waktu penawaran saham ke publik dapat
menimbulkan image negatif kepada saham perusahaan. Apabila pasar
sedang mengalami penurunan maka ada kemungkinan saham tersebut
ditransaksikan pada hari pertama akan turun dan harga IPO jauh lebih
rendah dari harga wajarnya.55 Sehingga, penentuan timing yang tepat
saat penawaran saham ke publik merupakan salah satu strategi yang
harus dipikirkan oleh Emiten dan penjamin emisi saham.
53 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, h. 80. 54 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, h. 80. 55 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta
: PT Adler Manurung Press, 2013, h.56.
49
2) Penentuan Jumlah Saham Beredar
Penentuan atas saham yang akan ditawarkan kepada publik merupakan
tanggung jawab dari perusahaan sekuritas yang dituangkan pada
Peraturan Bapepam dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-691/BL/2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum yang dikenal
dengan Peraturan Bapepam IX.A.7. 56 Dan perusahaan yang
menawarkan saham juga mempunyai hak untuk memberikan masukan
kepada perusahaan sekuritas.
3) Penentuan Kualitas Profesi dan Lembaga Penunjang
Perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham ke publik harus
bekerjasama dengan pihak yang ditentukan oleh UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Adapun pihak yang berpartisipasi dalam rangka
proses IPO dapat dikelompokkan menjadi lembaga penunjang pasar
modal dan profesi penunjang pasar modal. Lembaga penunjang proses
IPO terdiri dari Perusahaan Sekuritas dan Biro Administrasi Efek. Dan
Profesi penunjang proses IPO terdiri dari, Akuntan Publik, Penasihat
Hukum, Penilai, dan Notaris.57 Dengan demikian kualitas lembaga
profesi dan penunjang baik secara langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh kepada kesuksesan go public suatu perseroan.
56 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta:
PT Adler Manurung Press, 2013, h.97. 57 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta:
PT Adler Manurung Press, 2013, h.45.
50
Berikut hasil rangkuman diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel dibawah
ini :
Tabel 2.3
Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi
Literatur
No. INDIKATOR
A. BENEFIT
1. Market
a. Peningkatan perolehan pendapatan (revenue)
b. Peningkatan market share
c. Peningkatan market size
2. Financial
a. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas)
b. Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak
ketiga (likuiditas)
c. Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif (stability)
d. Tingkat pengembalian atas investasi (return)
3. Intangible Benefit
a. Peningkatan reputasi perusahaan (company image)
b. Peningkatan profesionalitas perusahaan
B. OPPORTUNITY
1. Market
a. Pertumbuhan pasar di industri perbankan (market growth)
b. Peningkatan daya saing di pasar (market competitiveness)
2. Financial
a. Peningkatan pendapatan perusahaan (income)
b. Perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal
c. Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif
d. Tingkat pengembalian atas investasi (return)
C. COST
51
1. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
2. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal
3. Biaya operasional penyelengaraan IPO
D. RISK
1. Market
a. Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum
b. Fluktuasi harga saham yang ditawarkan
2. Financial
a. Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah (fluktuasi
mata uang)
b. Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek (likuiditas)
c. Risiko waktu pengembalian atas investasi
3. Management
a. Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional
b. Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk
c. Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan
E. Alternatif Strategi
1. Company Branding
a. Penguatan Branding
b. Penguatan Struktur Perusahaan
c. Peningkatan Ukuran Perusahaan
2. Financial Performance
a. Kemampuan meningkatkan asset dan liability
b. Kemampuan menghasilkan laba
c. Kualitas pelaporan Good Corporate Governance
3. Internal Policy
a. Penentuan waktu yang tepat (timing)
b. Penentuan jumlah saham yang beredar
c. Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas
52
C. Penelitian Terdahulu
James C. Brau dan Stanley E. Fawcett melakukan penelitian dengan
judul “Initial Public Offerings : An Analysis of Theory and Practice58”.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan praktek atas teori dari Initial
Public Offering (IPO) dimana variabel yang diteliti adalah motif, waktu,
pemilihan underwriter, underpricing, signaling, dan keputusan untuk tetap
menjadi perusahaan private. Metode analisis yang digunakan adalah Metode
Dillman, yakni Total Design Method. Dengan objek penelitiannya adalah
perusahaan yang tidak IPO, gagal IPO, dan berhasil dalam IPO.
Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa yang menjadi motif
utama perusahaan yang melakukan IPO adalah untuk memfasilitasi akuisisi.
Untuk segi waktu, perusahaan menentukan IPO berdasarkan pada kondisi pasar
secara global. Dari segi underpricing, perusahaan mengharapkan tingkat
underpricing yang mampu mengimbangi investor dalam mengambil resiko.
Kemudian untuk signaling, catatan perusahaan di masa lampau merupakan
sinyal positif yang kuat dalam menentukan keputusan IPO. Selain itu, untuk
pemilihan underwriter diperlukan sertifikasi underwriter untuk meningkatkan
kepecayaan emiten dalam bersaing. Lalu menemukan bahwa motif utama
perusahaan yang tetap berstatus private adalah untuk mempertahankan
pengambilan keputusan atas kontrol dan kepemilikan perusahaan.
Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah melakukan penelitian
yang berjudul “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, Dan
58 James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory
and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006).
53
Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia59”. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti faktor yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham dari
perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 1990 sampa dengan Juni 2009. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dan analisis jalur dengan menggunakan metode
regresi partial least square untuk menguji hubungan antara tujuan perusahaan
go public, herding, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat underpricing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat underpricing
dipengaruhi secara langsung oleh ukuran perusahaan dengan koefisien
parameter bernilai negatif dan secara statistik signifikan, sedangkan ukuran
perusahaan secara tidak langsung melalui herding tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat underpricing. Dengan demikian, secara langsung pada
perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia yang memiliki asset besar akan
cenderung memiliki tingkat underpricing yang rendah, sehingga persentase
initial return yang diperoleh akan kecil, sedangkan informasi mengenai ukuran
perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya herding ketika saham tersebut
diperdagangkan pertama kali di pasar sekunder.
Hasbi Siraj melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan
Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah60”.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat kesehatan keuangan
59 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran
Perusahaan, Dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan. No. 01 (April 2010). 60 Hasbi Siraj, Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT.
Bank Panin Syariah, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
54
Bank Panin Syariah sebelum go public, (2) menganalisis tingkat kesehatan
keuangan Bank Panin Syariah setelah go public, dan (3) menganalisis pengaruh
kebijakan go public terhadap tingkat kesehatan keuangan Bank Panin Syariah.
Metode analisis yang digunakan adalah metode uji beda paired sample t test.
Dengan variabel yang dianalisis adalah komponen rasio keuangan yang
terdapat pada RBBR (Risk-Based Bank Rating) yakni, rasio ROA, NOM, dan
CAR. Selanjutnya penelitian dilanjutkan pada tahap perbandingan antara
kesehatan keuangan pra go public dengan pasca go public dengan
menggunakan uji beda paired-sample t test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum go public, secara
keseluruhan mengalami perubahan ke tingkat yang lebih baik. Begitu juga
setelah go public, Bank Panin Syariah menunjukan pertumbuhan yang sangat
signifikan. Namun berdasarkan hasil uji lanjutan dengan uji beda paired-
sample t test menunjukan bahwa hanya pada rasio CAR yang mewakili faktor
capital, ada perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public.
Sedangkan pada rasio ROA dan NOM yang mewakili faktor earning, tidak ada
perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public.
Untuk lebih jelas, maka lihatlah ringkasan peneliatian terdahulu pada
tabel dibawah ini :
55
Tabel 2.4
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Model Analisis dan
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. James C. Brau dan Stanley
E. Fawcett. Journal of
Finance. 2006
Initial Public Offerings :
An Analysis of Theory and
Practice
Metode Dillman’s –
Total Design Method
Motif IPO, waktu,
underwriter,
underpricing, signaling,
keputusan private
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka ditemukan bahwa motif
utama perusahaan melakukan IPO adalah
untuk menfasilitasi akuisisi.
Tema penelitian yang
dibahas terkait teori dan
praktek IPO
- Objek penelitian antara
perusahaan yang tidak IPO,
perusahaan yang gagal IPO,
dan perusahaan yang berhasil
IPO
- Penggunaan variabel
penelitian
- Penggunaan metode penelitian
2. Fitri Ismiyati dan Rohmad
Fuad Armansyah. Jurnal
Manajemen Teori dan
Terapan. Universitas
Airlangga. 2010
Motif Go Public, Herding,
Ukuran Perusahaan, Dan
Underpricing Pada Pasar
Modal Indonesia
Metode regresi berganda
dan analisis jalur dengan
metode regresi partial
least square
Tujuan perusahaan go
public, herding, dan
ukuran perusahaan
terhadap tingkat
underpricing.
Berdasarkan hasil penelitian yang
ditemukan bahwa nilai R-square 0,100 yang
berarti model regresi memiliki tingkat
goodness-fit yang kurang baik atau dapat
dikatakan variabilitas initial return yang
dapat dijelaskan oleh ketiga variabel dalam
sebesar 10%.
Kemudian hasil dari analisis jalur adalah
bahwa motif perusahaan melakukan go
public dan ukuran perusahaan (total aset)
dapat berpengaruh langsung terhadap initial
return.
Tema penelitian yang
dibahas terkait motif
perusahaan go public
yang merupakan bagian
dari pembahasan
penelitian yang
dilakukan peneliti
- Metode analisis yang
digunakan
- Tujuan penelitian hanya
menganalisis tentang motif
perusahaan go public, tidak
ada bahasan tentang solusi
dan skala prioritas dari setiap
motif untuk go public
3. Hasbi Siraj. Skripsi. UIN
Jakarta (2015)
Pengaruh Kebijakan Go
Public Terhadap Tingkat
Kesehatan Keuangan PT.
Bank Panin Syariah.
Metode uji beda paired-
sample t test
ROA, NOM, CAR
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
pada rasio CAR yang mewakili faktor
modal, ada perbedaan rata-rata antara pra
dan pasca go public
- Objek penelitian yang
digunakan yaitu PT
Bank Panin Syariah
- Tema yang diangkat
tentang kebijakan go
public
- Metode analisis yang
digunakan
- Tujuan penelitian
56
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, banyak hal yang membedakan
dengan penelitian yang diangkat oleh penulis, yaitu : 1) Dari segi tujuan
penelitian, penulis memfokuskan penelitian untuk mengevaluasi keputusan go
public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan mengetahui seberapa
pentingkah keputusan go public ini dalam meningkatkan pertumbuhan
perbankan syariah. 2) Dari metode penelitian yang digunakan, penulis
menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dengan pendekatan
Benefit Cost Ratio (BCR) yang diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L.
Saaty. 3) Dari penggunaan variabel, jika berdasarkan metode yang digunakan
variabel ini disebut dengan kriteria, dimana kriteria yang digunakan adalah
benefit of go public, cost of go public, opportunity of go public, dan risk of go
public.
Dengan demikian keputusan go public bank syariah sangat menarik
untuk dikaji lebih jauh, karena manfaat dan peluangnya dapat mempercepat
perkembangan bank syariah tentu dengan perhitungan biaya dan resiko tetap
harus dipertimbangkan. Selain itu, penentuan metode penelitian yang tepat juga
sangat penting untuk dapat mendeteksi urgensi atas keputusan go public bank
syariah. Dalam bab berikutnya akan dijelaskan terkait metode penelitian yang
digunakan.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, dimana dalam
penelitian ini penulis menggunakan data primer. Perolehan data primer tersebut
melalui indept interview dan pengisian kuesioner oleh pakar, praktisi, atau
akademisi yang expert dalam topik yang bersangkutan. Tidak hanya itu, penulis
juga menerapkan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian kaji
tindak (action research) dimana pelaksanaannya dapat dilakukan dengan survei
dan wawancara. Penelitian kaji tindak adalah penelitian yang dilakukan sebelum
suatu kebijakan diambil, dimana penelitian kaji tindak merupakan suatu bentuk
penelaahan atau inkuiri melalui rekfleksi diri yang dilakukan oleh peserta
kegiatan dalam situasi tertentu untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran
serta keabsahan dari a) kegiatan yang dilakukan, b) pemahaman akan kegiatan
yang dilakukan, c) situasi kelembagaan tempat kegiatan dilakukan61.
B. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian
adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu tipe
pengumpulan data tidak berpeluang (non probability sampling). Teknik
purposive sampling atau judgement sampling adalah teknik penarikan sampel
61 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta : Gramata
Publishing, 2013), h.12.
58
yang berdasarkan pada karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi
target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.62
Responden yang dipilih penulis adalah responden yang dianggap
memiliki pemahaman mendalam mengenai financial management, islamic
economic, finance dan pasar modal. Dalam metode ANP jumlah responden tidak
ditetapkan atau tidak terlalu penting, yang paling penting adalah responden
merupakan orang yang menguasai dan kompeten di bidangnya.
Tabel 3.1
Daftar Responden Penelitian
No
.
Nama Profesi Keahlian Bidang
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Dosen FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Financial
Management,
Islamic
Banking, and
Finance
2. Dr. Aries Muftie, MH Komisaris Utama
PT Bank Panin
Syariah Periode
2012-2016
Islamic
Economics and
Finance
3. Dr. Ir. H. Roikhan
Muhammad Aziz, MM
Dosen FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Islamic
Economics and
Finance
4. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si Dekan FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Islamic
Economics and
Finance
D. Metode Analisis Data
1. Konsep Analytic Network Process (ANP)
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode penelitian
Analytic Network Process (ANP). ANP merupakan pendekatan kualitatif yang
62 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 117.
59
bersifat non parametrik non bayesian, untuk proses pengambilan keputusan
dengan kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi.63 ANP
memiliki asumsi yang paling sedikit karena model yang dibuat dalam ANP
sesuai dengan kenyataan yang ada, diambil dari teori kajian pustaka pendapat
dan ide dari pakar dan praktisi yang betul-betul menguasai masalah yang
diangkat64. Sehingga metodologi penelitian ANP sangat cocok untuk penelitian
dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Metode ini adalah pengembangan
metode dari Analytic Hierarchy Process (AHP). ANP merupakan pendekatan
baru dalam proses pengambilan keputusan yang memberikan kerangka kerja
umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan tanpa membuat asumsi-
asumsi tentang independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari
elemen-elemen dalam suatu level65.
Penelitian dengan metodologi ANP terdiri dari tiga langkah, yakni66 :
Pertama, melalui kuesioner dan interview mendalam dengan akademisi, pakar,
dan praktisi untuk memahami sepenuhnya masalah yang terjadi dan
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut. Kedua,
hasil dari tahapan pertama digunakan untuk mengembangkan jaringan ANP dan
kuesioner yang relevan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari para ahli
63 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, Dalam
Seminar Intern Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti 27 Januari
2005, (Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3. 64 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam, h.212. 65 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.4. 66 Ascarya, “The Lack Of Profit And Loss Sharing In Indonesia’s Islamic Banks: Revisited”,
Jurnal, Review of Indonesia Economic and Business Studies, Vol.1, No. 1, 2010, h.1.
60
dan praktisi. Ketiga, analisis ANP diterapkan untuk menetapkan solusi alternatif
prioritas dan strategi kebijakan yang optimal.
Konsep utama dalam ANP adalah pengaruh (influence), sementara konsep
utama dalam AHP adalah preferensi (preference). AHP dengan asumsi
dependensinya tentang klaster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP.
67 Perbedaan antara hierarki dan jaringan (network) dapat dilihat pada Gambar
5.1. Hierarki memiliki tujuan (goal) atau titik sumber (source node) serta kriteria
dan sub kriteria atau titik tumpahan (sink node). Bentuknya berupa struktur
linear dari atas ke bawah tanpa adanya timbal balik (feedback) dari level
terendah ke level diatasnya.
Gambar 3.1
Perbedaan Hierarki dan Jaringan
Sumber : Ascarya (2005)
Terdapat dua jenis keterkaitan pada metode ANP, yaitu: (1)
keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence), artinya elemen dalam
67 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 4.
61
suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam
komponen/cluster yang sama, dan (2) keterkaitan antar elemen yang berbeda
(outer dependence), artinya elemen dalam suatu komponen/cluster dapat
mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang berbeda dengan
memperhatikan setiap kriteria68.
Seperti halnya Analytical Hierarchy Process (AHP), ANP juga
menggunakan skala rasio. Prioritas-prioritas dalam skala rasio merupakan
angka fundamental yang memungkinkan untuk dilakukannya perhitungan
operasi aritmetika dasar, seperti penambahan dan pengurangan dalam skala
yang sama, perkalian dan pembagian dari skala yang berbeda, dan
mengkombinasikan keduanya dengan pembobotan yang sesuai dan
menambahkan skala yang berbeda untuk memperoleh skala satu dimensi. Perlu
diingat bahwa skala rasio juga merupakan skala absolut. Kedua skala tersebut
diperoleh dari pairwise comparison “pembandingan sepasang-sepasang”
dengan menggunakan judgements atau rasio dominasi pasangan dengan
menggunakan pengukuran aktual.
Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP seseorang bertanya:
”Mana yang lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP
seseorang bertanya: “Mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”.
Pertanyaan terakhir jelas memerlukan observasi faktual dan pengetahuan untuk
68 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3.
62
menghasilkan jawaban-jawaban yang valid, yang membuat pertanyaan kedua
lebih obyektif daripada pertanyaan pertama.
2. Landasan ANP
ANP merupakan metodologi dengan pendekatan kualitatif dimana
data yang digunakan untuk dijadikan bahan analisis tidak tersedia, sehingga
harus mencari data secara primer69. ANP memiliki empat aksioma yang
menjadi landasan teori, antara lain70:
a. Resiprokal, aksioma ini menyatakan bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai
pembandingan pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari elemen
induknya C, yang menunjukkan berapa kali lebih banyak elemen A
memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB).
Misalkan, jika A lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari
besar A.
b. Homogenitas, menyatakan bahwa elemen-elemen yang dibandingkan
dalam struktur kerangka ANP sebaiknya tidak memiliki perbedaan terlalu
besar, yang dapat menyebabkan lebih besarnya kesalahan dalam
menentukan penilaian elemen pendukung yang mempengaruhi keputusan.
69 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 219. 70 Aam Slamet Rusydiana dan Abrista Devi, “Analytic Network Process : Pengantar Teori
dan Aplikasi”, Bogor : Smart Publishing, 2013, h.16.
63
Tabel 3.2
Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik
DEFINITION INTENSITY OF
IMPORTANCE DESCRIPTION
Equal Importance 1 Dua elemen yang dibandingkan
memiliki kontribusi
kepentingan yang sama Weak 2
Moderate importance 3 Pengalaman dan penilaian
sedikit mendukung satu elemen
dibandingkan elemen yang lain Moderate plus 4
Strong importance 5 Pengalaman dan penilaian kuat
mendukung satu elemen
dibandingkan elemen yang lain
Strong plus 6 Satu elemen sangat lebih kuat
dibandingkan elemen lainnya,
dan dominan ditunjukkan
dalam praktik
Very strong or
demonstrated
importance
7
Very,very strong 8 Bukti-bukti yang memihak satu
elemen dibandingkan elemen
lainnya memiliki bukti yang
tingkat kemungkinan
afirmasinya tertinggi
Extreme importance
9
Sumber : Saaty (2006) dan Hendri (2013)
c. Prioritas
Yaitu pembobotan secara absolut dengan menggunakan skala interval (0.1)
dan sebagai ukuran dominasi relatif.
d. Dependence Condition
Diasumsikan bahwa susunan dapat dikomposisikan ke dalam komponen-
komponen yang membentuk bagian berupa cluster.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat
empat landasan yang menjadi dasar dalam penerapan metode analytic network
process, yakni : resiprokal, homogenitas, prioritas, dan dependence condition.
64
3. Prinsip Dasar ANP
Prinsip-prinsip dasar ANP terbagi menjadi 3, yaitu dekomposisi,
penilaian komparasi (comparative judgement), dan komposisi hierarkis (sistesis)
dari prioritas71.
Penjelasan lebih lengkap ketiga prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut72:
a. Prinsip Dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang
kompleks menjadi kerangka hierarki atau jaringan cluster, sub cluster, sub-
sub cluster, dan seterusnya. Dekomposisi adalah memodelkan masalah ke
dalam kerangka ANP.
b. Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan
pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen
dalam cluster dilihat dari cluster induknya. Pembandingan pasangan ini
digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam
suatu cluster dilihat dari cluster induknya.
c. Prinsip komposisi hierarkies atau sintesis diterapkan untuk mengalikan
prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas global dari
elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global seluruh hierarki dan
menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level
terendah (biasanya merupakan alternatif).
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
terdapat tiga prinsip yang harus diketahui oleh peneliti dalam menggunakan
71 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif
(Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8. 72Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8.
65
metode analytic network process, yakni : prinsip dekomposisi, prinsip penilaian
komparasi, dan prinsip komposisi hierarkies.
4. Konsistensi Dalam ANP
Dalam menentukan prioritas dalam analisis jaringan pada ANP adalah
dengan melalui pembandingan pasangan antara satu kriteria dengan kriteria lain.
Semakin banyak kriteria yang dibandingkan maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya inkonsistensi (tidak konsisten) dalam melakukan
perbandingan, sedangkan syarat yang harus dipenuhi adalah memenuhi
transitivitas. Contoh transitivitas adalah sebagai berikut :
Jika memiliki 3 kriteria (X1, X2, X3) yang akan dibandingkan satu sama lain,
maka73 :
Jika X1 > X2 dan X2 > X3, maka X1 > X3
sehingga jika X1 = 2X2 dan X1 > 4X3, maka 2X2 > 4X3
Ketika membandingkan satu kriteria, pasti tidak akan mengharapkan
adanya hubungan intransitif. Namun dalam membandingkan masalah yang
memiliki banyak kriteria, hampir tidak mungkin untuk tidak mendapatkan
adanya hubungan intransitif74. Sebagai contoh sederhana dari persamaan diatas
misalnya, jika seorang guru private diberi pilihan beberapa penawaran insentif
di Lembaga Private dimana ada penawaran insentif yang berbeda di masing-
masing lembaga, maka insentif menjadi faktor penentu. Dan faktor lain seperti
73 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 224. 74 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 10.
66
prestise dari lembaga tersebut menjadi pertimbangan. Pada akhirnya guru
private tersebut menerima tiga penawaran sebagai berikut :
Tabel 3.3
Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas
LEMBAGA PRIVATE GAJI PRESTISE
A Rp 2.000.000/bulan Tinggi
B Rp 1.750.000/bulan Sedang
C Rp 1.500.000/bulan Rendah
Berdasarkan ketiga pilihan tersebut, maka guru private berkesimpulan
bahwa lembaga A > B, B > C, dan A > C. Dimana jika lembaga A dibandingkan
dengan lembaga B, mana yang lebih rendah prestisenya dan lebih besar dari sisi
gajinya?, begitupun seterusnya. Lalu, penawaran dari lembaga yang manakah
yang akan diambil oleh guru private tersebut ?
Konsistensi sempurna akan terjadi apabila semua pertimbangan
berkaitan dengan yang lainnya secara sempurna. Jika guru private sebelumnya
mengatakan bahwa lembaga A tiga kali lebih baik dibandingkan lembaga B, dan
lembaga B dua kali lebih baik dibandingkan lembaga A, maka pertimbangan
guru private tersebut terhadap lembaga A dan C haruslah enam kali lebih baik,
dan bukan yang lain. Semakin besar guru private menyimpang dari enam, maka
semakin besar terjadinya inkonsistensi.
Oleh karena itu untuk mencapai konsistensi cukup sulit maka dalam
teori ANP diperkenalkan konsep deviasi. Dimana tingkat inkonsistensi
preference atau pengaruh perbandingan pasangan tidak lebih dari 10 persen atau
67
0,175. Artinya, jika perbandingan pasangan memiliki tingkat inkonsistensi lebih
dari 0,1 atau 10 persen, berarti pembandingan pasangan yang dilakukan tidak
konsisten dan akan berpengaruh terhadap hasil prioritas yang kurang dapat
dipercaya76.
5. Fungsi Utama ANP
ANP memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai berikut77 :
a. Menstruktur kompleksitas
ANP mampu menstruktur kompleksitas permasalahan secara hierarkis
kedalam cluster-cluster yang homogen dari faktor-faktor.
b. Pengumpulan dalam skala rasio
Dalam metodologi ANP menggunakan pengukuran skala rasio yang diyakini
paling akurat dalam mengukur faktor-faktor yang membentuk hierarki. Level
pengukuran dari terendah ke tertinggi adalah nominal, ordinal, interval dan
rasio. Pengukuran rasio diperlukan untuk mencerminkan proporsi..
c. Sintesis
Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Jika analisis berarti mengurai
entitas material atau abstrak ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis
berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
metode analytic network process memiliki lima fungsi utama, yaitu : mestruktur
75 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 10 76 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 225. 77 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”,
(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.8.
68
kompelksitas, pengumpulan dalam skala rasio, dan sistesis. Dengan demikian
ANP sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, sifatnya yang objektif dan
melibatkan pandangan pakar dan praktisi akan menghasilkan keputusan yang
tepat. Dan tidak hanya berdasarkan pada satu sudut pandang saja, sehingga akan
lebih kuat dasar untuk mengambil keputusan tersebut.
69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk
Bank Panin Syariah mulai mendapatkan ijin usaha sebagai bank umum
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dari Bank
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 pada tanggal 6 oktober 2009 dan mulai
beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009. PT
Bank Panin Syariah Tbk (Panin Bank Syariah) berkantor pusat di Gedung Panin
Life Center, Jl. Letdjen S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.
PT Bank Panin Syariah merupakan bank syariah pertama yang menjadi
perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa
atau dikenal dengan istilah go public. Bank Panin Syariah melakukan go public
pada tanggal 15 Januari 2014 dengan mengeluarkan sejumlah 4.750.000.000
saham dengan harga Rp100,-/lembar dan disertai dengan 950.000.000 Waran
Seri I. Dimana rencana penggunaan dana yang di peroleh dari hasil penawaran
umum tersebut akan digunakan sebagai modal kerja untuk memperkuat struktur
pendanaan jangka panjang dan mendukung ekspansi pembiayaan serta
pengembangan jaringan Bank Panin Syariah termasuk infrastruktur didalamnya.
Perkembangan Bank Panin Syariah selalu meningkat seiring setelah
melakukan go public, hal ini ditandai dengan pertumbuhan aset dari tahun 2013
70
hingga 2015 meningkat secara signifikan. Pertumbuhan dapat dilihat pada
Gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1
Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 - 2015
Sumber : Laporan Tahunan Bank Panin Syariah 2015 (data diolah)
Tidak hanya pertumbuhan aset yang positif, melainkan total DPK dan pembiayaan
bersih Bank Panin Syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Dimana
hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2
Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013 - 2015
Sumber : Laporan Tahunan Bank Panin Syariah 2015 (data diolah)
Hal ini merupakan prestasi yang sangat baik untuk perkembangan Bank Panin
Syariah di masa mendatang. Pada tahun 2014 Bank Panin Syariah berhasil
4.052.510
6.206.504 7.134.235
-
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
2013 2014 2015
Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah
Aktiva Linear (Aktiva)
2.870.310 5.076.082 5.928.345
2.581.882 4.736.314 5.620.680
-
5.000.000
10.000.000
2013 2014 2015
Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah
DPK Pembiayaan
71
membukukan laba bersih sebesar Rp 70,9 juta meningkat dibanding laba bersih
tahun 2013 sebesar Rp 21,3 juta. Dan Bank Panin Syariah memperoleh laba sebesar
Rp 53,6 juta pada tahun 2015 lalu.
Perlu dketahui bahwa saat ini komposisi kepemilikan saham terbesar
Bank Panin Syariah dimiliki oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk sebesar 51,86%,
diikuti oleh Dubai Islamic Bank PJSC sebesar 39,50%, dan Masyarakat sebesar
8,64%. Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 4.1
Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Panin Syariah Maret 2016 dan Maret 2015
Seiring dengan penambahan porsi kepemilikan saham Dubai Islamic
Bank (DIB) di tahun 2016 yaitu sebesar 39,50% lebih besar dibanding tahun 2015
sebesar 24,67% menjadikan DIB sebagai salah satu pemegang saham pengendali di
Bank Panin Syariah. Sejalan dengan hal tersebut maka telah disepakati dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 April 2016 bahwa akan
ada perubahan nama PT Bank Panin Syariah Tbk menjadi PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk dan akan berlaku setelah Bank Panin Syariah mendapat izin regulator.
Nama Pemegang
Saham
2016 2015
Jumlah
Saham
Persentase
(%)
Jumlah
Saham
Persentase
(%)
PT. Bank Panin
Tbk 5.119.951.790 51,86 5.119.951.790 52,03
Dubai Islamic Bank 3.900.000.000 39,50 2.427.750.000 24,67
Publik 853.620.810 8,64 2.292.612.010 23,30
Jumlah 9.873.572.600 100% 9.840.313.800 100%
72
B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public
Setelah melakukan studi literatur dan indepth interview, maka kerangka
umum untuk analisis benefit, opportunity, cost, dan risk memiliki lima buah cluster
utama, yaitu ; 1) Benefit; 2) Opportunity; 3) Cost; 4; Risk; dan 5) Alternatif Strategi.
Cluster benefit ini untuk melihat manfaat yang pasti didapat dari hasil keputusan go
public, baik dalam perbaikan performa market, financial, dan intangible benefit
yang lain. Cluster benefit memiliki 3 elemen, yaitu elemen market, financial, dan
intangible benefit. Cluster opportunity ini untuk mempertimbangkan peluang yang
lebih besar yang muncul di masa mendatang yang sangat berpeluang dalam
perbaikan kinerja market dan financial. Cluster opportunity memiliki 2 elemen,
yaitu elemen market dan financial.
Selanjutnya cluster cost ini untuk melakukan perhtungan atas biaya yang
pasti terjadi dalam mengimplementasikan strategi keputusan go public, baik biaya
penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga penunjang, dan biaya operasional
penyelenggaraan. Cluster cost memiliki 3 elemen, yaitu elemen biaya jasa
penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga penunjang, dan biaya operasional
penyelenggaraan. Cluster risk memiliki 3 elemen, yaitu elemen market, financial
dan management. Kemudian cluster alternatif strategi memiliki 3 elemen, yaitu
elemen company profile, finance performance dan internal policy. Dimana masing-
masing elemen tersebut memiliki beberapa sub elemen sebagai turunannya. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini.
73
Gambar 4.3
Model ANP Keputusan Go Public
MARKET FINANCIAL INTANGIBLE
BENEFIT MARKET FINANCIAL MARKET FINANCIAL MANAGEMENT
BENEFITS OPPORTUNITIES COST RISKS
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
BIA
YA
JA
SA P
ENJA
MIN
AN
EM
ISI
BIA
YA
PR
OFE
SI D
AN
LEM
BA
GA
PEN
UN
JAN
G
BIA
YA
OP
ERA
SIO
NA
NA
L
PEN
YEL
EGG
AR
AA
N
REV
ENU
E
MA
RK
ET S
HA
RE
MA
RK
ET S
IZE
PR
OFI
TAB
ILIT
AS
LIK
UID
ITA
S
STA
BIL
ITY
RET
UR
N
CO
MP
AN
Y IM
AG
E
PR
OFE
SIO
NA
LITA
S
MA
RK
ET G
RO
WTH
MA
RK
ET C
OM
PET
ITIV
ENES
S
INC
OM
E
MO
DA
L
LAB
A
RET
UR
N
SAH
AM
TID
AK
LIK
UID
FLU
KTU
ASI
HA
RG
A S
AH
AM
FLU
KTU
ASI
MA
TA U
AN
G
LIK
UID
ITA
S
WA
KTU
PEN
GEM
BA
LIA
N
PEN
GEN
DA
LIA
N O
PER
ASI
ON
AL
INO
VA
SI P
RO
DU
K
KO
NTR
OL
DA
N P
RES
UR
E
ALTERNATIF STRATEGI
COMPANY BRANDING FINANCE PERFORMANCE INTERNAL POLICY
BRANDING STRUKTUR
PERUSAHAAN
UKURAN
PERUSAHAAN TIMING IPO JUMLAH
SAHAM
KUALITAS
LEMBAGA ASSET &
LIABILITY LABA GCG
74
C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public
Berdasarkan data yang diolah dari pengisian kuesioner dan menggunakan
software Super Decision dan Microsoft Excel 2013, maka didapatkan hasil
penelitian dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil ANP atas Keputusan Go Public
KETERANGAN PAKAR PRAKTISI TOTAL
ASPEK NR R NR R NR R
A.1 Benefit 0,31941 1 0,41667 1 0,35434 1
B.2 Opportunity 0,20882 4 0,41667 1 0,28348 2
C.3 Cost 0,21309 3 0,08333 2 0,16648 4
D.4 Risk 0,25868 2 0,08333 2 0,19570 3
MANFAAT GO PUBLIC
A1.1 Market 0,39632 1 0,33333 1 0,37934 1
A1.2 Financial 0,32819 2 0,33333 1 0,32958 2
A1.3 Intangible Benefit 0,27549 3 0,33333 1 0,29108 3
MANFAAT PASAR
A1.11 Revenue 0,26241 3 0,14286 2 0,23018 3
A1.12 Market Share 0,30413 2 0,42857 1 0,33768 2
A1.13 Market Size 0,43346 1 0,42857 1 0,43214 1
MANFAAT FINANSIAL
A1.21 Profitabilitas 0,14411 4 0,25000 1 0,16568 4
A1.22 Likuiditas 0,31617 1 0,25000 1 0,30269 1
A1.23 Stability 0,28894 2 0,25000 1 0,28101 2
A1.24 Return 0,25077 3 0,25000 1 0,25061 3
MANFAAT TAK BERWUJUD
A1.31 Company Image 0,50000 1 0,50000 1 0,50000 1
A1.32 Profesionalitas 0,50000 1 0,50000 1 0,50000 1
PELUANG GO PUBLIC
B2.1 Market 0,31061 2 0,50000 1 0,37745 2
B2.2 Financial 0,68939 1 0,50000 1 0,62255 1
PELUANG PASAR
B2.11 Market Growth 0,85172 1 0,50000 1 0,79143 1
B2.12 Market Competitiveness 0,14828 2 0,50000 1 0,20857 2
PELUANG FINANSIAL
B2.21 Income 0,34200 1 0,25000 1 0,32419 1
B2.22 Modal 0,29421 2 0,25000 1 0,28566 2
75
B2.23 Laba 0,23695 3 0,25000 1 0,23948 3
B2.24 Return 0,12683 4 0,25000 1 0,15067 4
BIAYA GO PUBLIC
C3.1 Biaya jasa penjaminan emisi 0,31768 2 0,33333 1 0,32159 2
C3.2 Biaya profesi dan lembaga 0,23680 3 0,33333 1 0,26093 3
C3.3 Biaya operasional
penyelenggaraan 0,44553 1 0,33333
1 0,41748 1
RISIKO GO PUBLIC
D4.1 Market 0,39782 1 0,33333 1 0,38157 1
D4.2 Financial 0,36908 2 0,33333 1 0,36007 2
D4.3 Management 0,23311 3 0,33333 1 0,25836 3
RISIKO PASAR
D4.11 Saham Tidak Likuid 0,54836 1 0,50000 1 0,54320 1
D4.12 Fluktuasi Harga Saham 0,45164 2 0,50000 1 0,45680 2
RISIKO FINANSIAL
D4.21 Fluktuasi Mata Uang 0,41854 1 0,33333 1 0,39998 1
D4.22 Likuiditas 0,26284 3 0,33333 1 0,27819 3
D4.23 Return 0,31862 2 0,33333 1 0,32183 2
RISIKO MANAJEMEN
D4.31 Pengendalian Operasional 0,23525 2 0,33333 1 0,26376 2
D4.32 Inovasi Produk 0,53970 1 0,33333 1 0,47971 1
D4.33 Kontrol dan Presure 0,22506 3 0,33333 1 0,25653 3
HASIL PERHITUNGAN BOCR STRATEGI GO PUBLIC
STRATEGI GO PUBLIC
E.1 Company Profile 0,34204 2 0,20000 2 0,30653 2
E.2 Financial Performance 0,38902 1 0,60000 1 0,44177 1
E.3 Internal Policy 0,26894 3 0,20000 2 0,25170 3 STRATEGI - COMPANY
PROFILE
E1.1 Branding 0,65000 1 0,33333 1 0,57084 1
E1.2 Struktur Perusahaan 0,18883 2 0,33333 1 0,22495 2
E1.3 Ukuran Perusahaan 0,16117 3 0,33333 1 0,20421 3 STRATEGI - FINANCIAL
PERFORMANCE
E2.1 Asset dan Liability 0,23333 3 0,60000 1 0,32500 2
E2.2 Laba 0,31667 2 0,20000 2 0,28750 3
E2.3 GCG 0,45000 1 0,20000 2 0,38750 1
STRATEGI - INTERNAL
E3.1 Timing IPO 0,43424 1 0,20000 2 0,37568 2
E3.2 Jumlah Saham Beredar 0,13861 3 0,20000 2 0,15396 3
E3.3 Kualitas Profesi dan
Lembaga 0,42714 2 0,60000 1 0,47036 1
*NR : Nilai Rata-Rata; R : Rangking
76
Dari hasil penelitian diatas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Menurut Pakar
Menurut pakar keputusan go public akan memberikan benefit dan
potensi risiko yang lebih besar dibandingkan potensi peluang dan biaya
yang akan dikeluarkan. Nilai prioritas tertinggi tetap pada manfaat dari go
public itu sendiri, yaitu sebesar 31,94%. Untuk risiko sebesar 25,87%, biaya
sebesar 21,31%, dan peluang sebesar 20,88%. Hasil tersebut diperoleh dari
perhitungan perbandingan pasangan (pairwise comparison) antar kriteria.
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Sedangkan menurut praktisi bank panin syariah keputusan go
public yang telah diambil memberikan manfaat dan potensi peluang yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya dan potensi risiko yang akan
muncul. Dimana nilai prioritas antara benefit dan peluang memiliki nilai
yang sama besar, yaitu 41,67%. Dan kriteria biaya dan risiko juga memiliki
nilai prioritas yang sama besar yaitu 8,33% namun jauh lebih kecil
dibandikan manfaat dan potensi peluang yang diperoleh.
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwase comparison)
maka diperoleh bahwa keputusan go public memberikan benefit dan
peluang lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan dan potensi risiko
yang muncul ketika bank syariah menjadi perusahaan publik. Dimana nilai
prioritas tertinggi berada pada benefit go public sebesar 35,43%, peluang
sebesar 28,35%, risiko sebesar 19,57%, dan biaya sebesar (16,65%).
77
Dengan hasil pengukuran rater agreement menunjukkan tingkat
kesepakatan responden terhadap efek menjadi perusahaan publik sebesar
0,7188 atau 71,88%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan go public ini akan
memberikan dampak positif terhadap perkembangan bank syariah dengan
manfaat dan peluang lebih besar dibanding biaya dan potensi risiko yang
timbul.
1. Analisis Benefit
Manfaat yang didapat dari suatu keputusan go public dibagi menjadi
tiga manfaat, yaitu market, financial, dan intangible benefit. Dimana respon
pakar dan praktisi berbeda dalam menanggapi prioritas manfaat yang diperoleh
dari keputusan go public.
a. Menurut Pakar
Berdasarkan hasil perhitungan prioritas pakar antar kriteria
manfaat go public, maka diperoleh manfaat pasar sebesar 39,63%, manfaat
finasial sebesar 32,82%, dan manfaat tidak berwujud sebesar 27,55%.
Dimana manfaat pasar lebih besar dirasakan dibandingkan manfaat finasial
dan manfaat tidak berwujud.
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Berbeda dengan pandangan praktisi bahwa manfaat pasar,
finansial, dan manfaat tidak berwujud memiliki nilai prioritas yang sama
besarnya, yaitu sebesar 33,33%. Hal ini menggambarkan bahwa ketiga
78
kriteria tersebut memberikan pengaruh positif berupa manfaat yang sama
besar kepada bank syariah yang telah go public.
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka
diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan pengukuran rater
agreement menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan praktisi
terhadap manfaat go public sebesar 0,0216 atau 2,16%.
Gambar 4.4
Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public
Kemudian diperoleh hasil prioritas manfaat yang diterima atas
keputusan go public yaitu adalah 1) manfaat pasar (37,93%), 2) manfaat
finansial (32,96%), dan 3) manfaat tak berwujud (29,11%). Untuk manfaat
pasar, hasil prioritas yang diperoleh atas manfaat tersebut adalah 1) market
size (43,21%), 2) market share (33,77%), dan 3) revenue (23,02%).
Lalu dari segi manfaat finansial diperoleh hasil prioritas sebagai
berikut; 1) likuiditas (30,27%), 2) stability (28,10%), 3) return (25,06%), dan
4) profitabilitas (16,57%). Untuk manfaat tak berwujud (intangible benefit)
memberikan porsi persentasi yang seimbang yaitu 50% untuk peningkatan
0,0 0,2 0,4 0,6
PAKAR
PRAKTISI
MEAN W = 0,0216
A1.3 Intangible Benefit
A1.2 Financial
A1.1 Market
79
reputasi perusahaan (company image) dan 50% untuk peningkatan
profesionalitas perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi dari
masing-masing manfaat go public yaitu :
1. Peningkatan market size (43,21%) dari sisi pasar.
Hal ini membuktikan bahwa market size memiliki peran penting dalam
mendorong perubahan dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja
perusahaan. Karena pasar yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
FINANCIAL INTANGIBLEBENEFIT
MARKET
32,96%29,11%
37,93%
Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
MARKETSHARE
MARKET SIZE REVENUE
33,77%
43,21%
23,02%
Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
LIKUIDITAS PROFITABILITAS RETURN STABILITY
30,27%
16,57%
25,06%28,10%
Gambar 4.7Aspek Manfaat Finansial
0
0,5
COMPANY IMAGE PROFESIONALITAS
50% 50%
Gambar 4.8Aspek Manfaat Tak Berwujud
80
lebih tinggi dari perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas
perusahaan tersebut.
2. Peningkatan likuiditas (30,27%) dari sisi finansial.
Perusahaan yang memutuskan menjadi perusahaan publik akan mendapatkan
suntikan dana dari masyarakat yang cukup besar dan dapat meningkatkan
likuiditas perusahaan. Dimana perusahaan yang likuid merupakan perusahaan
yang sehat dari segi keuangan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek.
3. Peningkatan reputasi dan profesionalitas perusahaan (50%) dari sisi manfaat
tak berwujud.
Tidak dapat di pungkiri bahwa penawaran umum saham dapat meningkatkan
prestise dan publisitas perusahaan serta mendorong perusahan untuk
meningkatkan profesionalitas perusahaannya.
2. Analisis Peluang
Peluang yang diperoleh dari keputusan go public, dibagi menjadi 2
kategori yaitu peluang pasar dan finansial. Dimana pandangan pakar dan praktisi
berbeda dalam menanggapi prioritas potensi peluang yang diperoleh dari
keputusan go public.
a. Menurut Pakar
Berdasarkan hasil perhitungan nilai prioritas pakar, maka diperoleh
hasil bahwa potensi peluang perbaikan kinerja keuangan lebih besar
dibandingkan dengan potensi peningkatan pasar. Dimana nilai prioritas
81
peluang finansial berupa peningkatan kinerja keuangan sebesar 68,94% lebih
tinggi dibandingkan potensi peluang pasar sebesar 31,06%.
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Berbeda halnya dengan pandangan praktisi yang beranggapan
bahwa potensi peluang finasial dan pasar adalah sama besarnya. Hal ini
menggambarkan bahwa keputusan go public yang diambil oleh bank syariah
akan memberikan peluang peningkatan kinerja keuangan dan peningkatan
pasar bank syariah itu sendiri.
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka
diperoleh hasil sebagai berikut. Maka diperoleh hasil pengukuran rater
agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan
praktisi terhadap peluang go public sebesar 0,02 atau 2%.
Gambar 4.9
Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public
Kemudian diperoleh hasil prioritas peluang yang diperoleh atas
keputusan go public yaitu adalah 1) peluang finansial (62,25%) dan 2)
peluang pasar (37,75%). Untuk peluang finansial diperoleh hasil prioritas
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8
PAKAR
PRAKTISI
MEANW = 0,02
B2.2 Financial
B2.1 Market
82
peluang go public sebagai berikut; 1) peningkatan pendapatan (32,42%); 2)
perbaikan modal (28,57%); 3) peningkatan laba (23,95%); dan 4)
peningkatan return (15,07%). Dan untuk peluang pasar, nilai prioritas
tertinggi berada pada peluang pertumbuhan pasar (market growth) sebesar
79,14% dan peningkatan daya saing perusahaan hanya sebesar 20,86%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi
peluang go public untuk masing-masing peluang, yaitu :
1. Peluang peningkatan pendapatan perusahaan (32,42%) dari sisi finansial.
Hal ini membuktikan bahwa bank syariah yang memutuskan go public
memiliki potensi memperoleh dana yang relatif besar dan akan diperoleh
sekaligus. Tentu akan sangat membantu bank syariah dalam melakukan
ekspansi lebih luas lagi.
0
0,5
1
FINANCIAL MARKET
62,25%
37,75%
Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public
0
0,1
0,2
0,3
0,4
INCOME LABA MODAL RETURN
32,42%
23,95%28,57%
15,07%
Gambar 4.11Aspek Peluang Finansial
0
0,2
0,4
0,6
0,8
MARKETCOMPETITIVENESS
MARKET GROWTH
20,86%
79,14%
Gambar 4.12Aspek Peluang Pasar
83
2. Peluang peningkatan pertumbuhan pasar perusahaan (79,14%) dari sisi
peluang pasar.
Hal ini membuktikan bahwa bank syariah yang memutuskan untuk go public
memiliki peluang yang lebih besar dalam peningkatan pertumbuhan pasar bank
syariah itu sendiri, karena dengan mejadi perusahaan publik likuiditas akan
lebih meningkat dibanding dengan perusahaan tertutup.
3. Analisis Biaya
Pertimbangan biaya juga diperlukan dalam pengambilan keputusan go
public, dimana bank syariah sudah mampukah secara finansial dalam memenuhi
biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama proses go public. Dalam penelitian
ini membagi biaya menjadi tiga, yaitu biaya penjaminan emisi, biaya profesi dan
lembaga penunjang dan biaya operasional penyelenggaraan. Dimana pandangan
pakar dan praktisi berbeda dalam menanggapi prioritas biaya yang lebih penting
dalam keputusan go public.
a. Menurut Pakar
Berdasarkan hasil perhitungan nilai prioritas pakar, maka diperoleh hasil
bahwa biaya operasional penyelenggaraan lebih penting atau lebih
menentukan dalam menyukseskan keputusan go public bank syariah. Dimana
nilai prioritas biaya operasional penyelenggaraan sebesar 45%, biaya jasa
penjaminan emisi sebesar 32%, dan biaya profesi dan lembaga penunjang
sebesar 24%.
84
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Bagi praktisi pertimbangan biaya go public dari tiga kriteria yang
dibandingkan memiliki nilai prioritas yang sebanding, yaitu 33,33%. Hal ini
menggambarkan bahwa masing-masing biaya yang dikeluarkan dalam proses
go public turut menentukan kesuksesan atas keputusan go public bank syariah
tersebut.
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka
diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana diperoleh hasil pengukuran rater
agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan
praktisi terhadap biaya go public sebesar 0,0204 atau 2,04%.
Kemudian dapat diperoleh hasil prioritas atas biaya-biaya go public
yang lebih penting pengaruhnya dalam kelancaran proses go public, yaitu :
Gambar 4.13
Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public
Gambar 4.14
Aspek Biaya Go Public
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
BIAYA JASAPENJAMINAN EMISI
BIAYA OPERASIONALPENYELENGGARAAN
BIAYA PROFESI DANLEMBAGA
PENUNJANG
32,16%
41,75%
26,09%
0,0 0,2 0,4 0,6
PAKAR
PRAKTISI
MEAN
W = 0,0204
C3.3 Biayaoperasionalpenyelenggaraan
C3.2 Biaya profesidan lembaga
C3.1 Biaya jasapenjaminan emisi
85
1. Biaya operasional penyelenggaraan (41,75%)
Biaya operasional penyelenggaraan IPO ini meliputi biaya percetakan, iklan,
persiapan RUPSLB, dan biaya lain-lainnya. Dimana biaya tersebut
dikeluarkan sekitar 0,53%.
2. Biaya penjaminan emisi (32,16%)
Biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan yang dikeluarkan sekitar
4%.
3. Biaya profesi dan lembaga penunjang (26,09%).
Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya dikeluarkan sebesar 0,16%
yang terdiri atas akuntan, konsultan hukum, biro adminitrasi efek, dan notaris.
4. Analisis Risiko
Pertimbangan potensi risiko yang mungkin terjadi dalam pengambilan
keputusan go public juga sangat diperlukan untuk diperhatikan. Dalam
penelitian ini risiko dibagi menjadi tiga fokus utama yaitu risiko pasar, finansial,
dan manajemen operasional perusahaan.
a. Menurut Pakar
Berdasarkan hasil pandangan pakar terhadap potensi risiko go public,
maka diperoleh nilai prioritas risiko pasar sebesar 40% lebih besar dibanding
risiko finasial sebesar 37% dan risiko manajemen sebesar 23%. Hal ini
menggambarkan bahwa risiko pasar memiliki potensi lebih besar yang akan
dihadapi oleh bank syaria ketika go public, sehingga diperlukan persiapan dan
antisipasi dalam menimimalkan potensi risiko tersebut.
86
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Lain halnya dalam pandangan praktisi ketika melihat potensi risiko
go public yang akan dihadapi. Praktisi memandang bahwa tidak hanya risiko
pasar yang memiliki potensi yang lebih besar, melainkan risiko-risiko lain
sepeti risiko finasial dan manajemen juga memiliki potensi yang sama
besarnya. Sehingga bank syariah juga harus mempersiapkan diri untuk dapat
meminimalkan potensi dari risiko-risiko tersebut.
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka
diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan hasil pengukuran rater
agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) responden
terhadap risiko go public sebesar 0,0204 atau 2,04%.
Gambar 4.15
Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public
Kemudian dapat diperoleh hasil penilaian prioritas terhadap potensi
risiko yang akan muncul ketika bank syariah menjadi perusahaan publik, yaitu :
1) risiko pasar (38,16%), 2) risiko finansial (36,01%), dan 3) risiko manajemen
operasional (25,84%). Untuk risiko pasar maka diperoleh prioritas risiko sebagai
berikut : 1) risiko saham tidak likuid (54,32%), dan 2) risiko fluktuasi harga
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
PAKAR
PRAKTISI
MEAN W = 0,0204
D4.3 Management
D4.2 Financial
D4.1 Market
87
saham. Dalam risiko finansial juga diperoleh prioritas risiko sebagai berikut : 1)
risiko fluktuasi mata uang (40%), 2) risiko return (32,18%), dan 3) risiko
likuiditas (27,82%). Selanjutnya dalam risiko manajemen operasional
ditemukan prioritas risiko sebagai berikut : 1) risiko tidak mampu bersaing
dalam inovasi produk (47,97%), 2) risiko tidak mampu bersaing dalam
pengendalian operasional (26,38%), dan 3) risiko adanya kontrol dan presure
dari pihak eksternal (25,65%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi
untuk masing-masing risiko go public, yaitu :
1. Risiko saham tidak likuid (54,32%) dari sisi risiko pasar.
0
0,1
0,2
0,3
0,4
FINANCIAL MANAGEMENT MARKET
36,01%
25,84%
38,16%
Gambar 4.16Aspek Risiko Go Public
0,4
0,45
0,5
0,55
FLUKTUASIHARGA SAHAM
SAHAM TIDAKLIKUID
45,68%
54,32%
Gambar 4.17Aspek Risiko Pasar
0
0,1
0,2
0,3
0,4
FLUKTUASIMATAUANG
LIKUIDITAS RETURN
40,00%
27,82%32,18%
Gambar 4.18Aspek Risiko Finansial
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
INOVASIPRODUK
KONTROL DANPRESURE
PENGENDALIANOPERASIONAL
47,97%
25,65% 26,38%
Gambar 4.19Aspek Risiko Manajemen
88
Hal ini membuktikan bahwa risiko tidak likuidnya saham yang ditawarkan
pada penawaran umum perlu mendapat perhatian agar dapat meminimalkan
potensi risiko tersebut, karena tidak ada jaminan bahwa saham peerseroan
yang akan diperdagangkan akan aktif atau likuid.
2. Risiko fluktuasi mata uang (40%) dari sisi risiko finansial.
Adanya fluktuasi nilai tukar yang berada diposisi depresiasi akan
menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi merupakan berita
negatif dalam dunia pasar modal karena akan cederung membatasi
pengeluaran investor dan mengurangi pendapatan perusahaan.
3. Risiko tidak mampu bersaing dalam inovasi produk (47,97%) dari sisi risiko
manajemen operasional.
Hal ini membuktikan bahwa semakin besar suatu perseroan maka semakin
besar pula persaingannya. Sehingga diperlukan inovasi produk yang harus
terus berkembang. Ketika perseroan tidak mampu bersaing dalam inovasi
produk tentu akan mempengaruhi kinerja perseroan tersebut.
5. Analisis Strategi
Dalam rangka menentukan keputusan go public tentu perlu adanya
rancangan strategi untuk memaksimalkan benefit dan peluang yang akan
diterima oleh bank syariah. Dimana dalam penelitian ini memfokuskan pada tiga
strategi utama, yaitu : 1) strategi profil perusahaan yang dibagi menjadi tiga yaitu
penguatan branding, penguatan struktur perusahaan, dan peningkatan ukuran
perusahaan, 2) strategi performa keuangan perusahaan yang dibagi menjadi tiga,
yaitu peningkatan pertumbuhan aset dan liability, kemampuan menghasilkan
89
laba, dan perbaikan laporan GCG perusahaan, 3) strategi internal perusahaan
yang dibagi menjadi tiga bagian pula, yaitu : penentuan timing IPO, penentuan
jumlah saham beredar, dan penentuan profesi dan lembaga penunjang yang
berkualitas.
a. Menurut Pakar
Berdasarkan penilaian pakar terhadap strategi go public yang
ditawarkan, maka diperoleh hasil prioritas bahwa strategi dengan perbaikan
kinerja keuangan (financial performance) yang di publikasikan dalam bentuk
laporan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam memutuskan go public
bank syariah. Dimana nilai prioritas strategi financial performance sebesar
38,9%, strategi perbaikan profil perusahaan (company profile) sebesar 34,2%,
dan strategi internal perseroan seperti timing IPO, penguatan branding, dan
penentuang jumlah saham beredar sebesar 26,89%. Perhitungan tersebut
berdasarkan analisis BOCR dengan pendekatan formula additive negative,
sehingga diketahui prioritas untuk jangka panjang.
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah
Sama halnya dengan hasil penilaian praktisi terhadap strategi go
public yang ditawarkan, praktisi pun beranggapan bahwa strategi dengan
perbaikan kinerja keuangan (financial performance) yang di publikasikan
dalam bentuk laporan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam
memutuskan go public bank syariah. Dengan nilai prioritas strategi financial
performance sebesar 60%, dan strategi perbaikan profil perusahaan serta
strategi internal memiliki nilai prioritas yang sama yaitu 20%.
90
c. Hasil Keseluruhan Responden
Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka
diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan hasil pengukuran rater
agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan
praktisi terhadap strategi go public sebesar 0,0813 atau 8,13%.
Gambar 4.20
Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public
Dalam gambar diatas dijelaskan bahwa pakar dan praktisi sepakat
strategi perbaikan kinerja keuangan (financial performance) yang di
publikasikan dalam bentuk laporan merupakan strategi prioritas yang
ditawarkan untuk bank syariah go public.
Namun, pengukuran dengan rater agreement tidakhlah cukup untuk
mengetahui bobot penentuan prioritas suatu strategi. Oleh karena itu
dilakukan perhitungan kembali dengan menggunakan formula additive
negative untuk melihat prioritas jangka panjang. Formula ini khusus
digunakan untuk merumuskan sebuah strategi jangka panjang. Dimana dalam
formula tersebut memperhitungkan benefit, opportunity, cost, dan risk dari
masing-masing strategi yang ditawarkan.
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8
PAKAR
PRAKTISI
MEANW = 0,0813
E.3 Internal Policy
E.2 FinancialPerformance
E.1 Company Profile
91
Tabel 4.3
Bobot Alternatif Strategi Go Public
Strategi A.1 Benefit B.2
Opportunity C.3 Cost D.4 Risk
E1.1 Branding 0,1962 0,1483 0,1037 0,1226
E1.2 Struktur Perusahaan 0,0773 0,0584 0,0409 0,0483
E1.3 Ukuran Perusahaan 0,0702 0,0531 0,0371 0,0439
E2.1 Asset dan Liability 0,1117 0,0844 0,0590 0,0698
E2.2 Laba 0,0988 0,0747 0,0522 0,0618
E2.3 GCG 0,1332 0,1007 0,0704 0,0833
E3.1 Timing IPO 0,1291 0,0976 0,0682 0,0807
E3.2 Jumlah Saham Beredar 0,0529 0,0400 0,0280 0,0331
E3.3 Kualitas Profesi dan
Lembaga 0,1617 0,1222 0,0854 0,1011
Tabel diatas menunjukkan hasil penilaian BOCR untuk masing-masing alternatif
strategi keputusan go public bank syariah. Perhitungan BOCR dalam strategi ini
menggunakan pendekatan additive negative formula yaitu biasa digunakan
untuk menentukan prioritas jangka panjang. Dimana formulanya adalah :
Sehingga dihasilkan nilai prioritas strategi sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Penghitungan Prioritas Strategi Go Public
STRATEGI
bB+oO-cC-
rR Rank Priority
E1.1 Branding 0,190278 1
E1.2 Struktur Perusahaan 0,074984 7
E1.3 Ukuran Perusahaan 0,068071 8
E2.1 Asset dan Liability 0,108333 5
E2.2 Laba 0,095833 6
E2.3 GCG 0,129167 3
E3.1 Timing IPO 0,125227 4
E3.2 Jumlah Saham Beredar 0,051320 9
E3.3 Kualitas Profesi dan Lembaga 0,156786 2
Sumber : data diolah di super desicion dan Ms. Excel
Additive Negative Formula = bB+oO-cC-rR
92
Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwise comparison) dan
perhitungan analisis BOCR terhadap setiap strategi yang ditawarkan maka
dihasilkan nilai prioritas dari masing-masing strategi dalam hal memutuskan go
public bank syariah yaitu : 1) penguatan branding (19,03%), 2) penentuan
kualitas profesi dan lembaga penunjang (15,68%), 3) perbaikan GCG
perusahaan (12,92%), 4) penentuan timing IPO (12,52%), 5) peningkatan
pertumbuhan aset dan liability (10,83%), 6) peningkatan kemampuan
menghasilkan laba (9,58%), 7) penguatan struktur perusahaan (7,50%), 8)
peningkatan ukuran perusahaan ( 6,81%), dan 9) penentuan jumlah saham
beredar (5,13%). Untuk lebih lengkanya dapat dilihat pada Gambar 4.23
dibawah ini.
Gambar 4.21
Hasil Prioritas Strategi Go Public Penedekatan BOCR
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiga prioritas utama yang
dapat dijadikan strategi dalam memutuskan go public bank syariah yaitu :
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
E1.1Branding
E1.2 StrukturPerusahaan
E1.3 UkuranPerusahaan
E2.1 Assetdan Liability
E2.2 Laba E2.3 GCG E3.1 TimingIPO
E3.2 JumlahSaham
Beredar
E3.3 KualitasProfesi dan
Lembaga
19,03%
7,50% 6,81%
10,83%9,58%
12,92% 12,52%
5,13%
15,68%
Hasil Prioritas Strategi Go Public
93
1. Penguatan Branding
Penguatan branding perusahaan tentu akan menjadikan daya tarik
tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai perusahaan yang
sehat dan dikelola secara profesional.
2. Penentuan Kualitas Profesi Dan Lembaga Penunjang
Penentuan kualitas dan lembaga penunjang juga menjadi prioritas
strategi kedua yang dapat dijadikan pertimbangan bank syariah dalam
memutuskan go public. Karena dalam proses IPO memerlukan peran penting
dari lembaga profesi dan lembaga penunjang, sehingga diperlukan pula
pertimbangan kualitas dari lembaga-lembaga tersebut.
3. Perbaikan GCG Perusahaan
Dengan strategi perbaikan GCG perusahaan, maka dapat menunjang
daya saing perusahaan tersebut. Karena kemajuan sebuah perusahaan pada
dasarnya ditentukan oleh sejauh mana perusahaan tersebut dikelola secara
profesional.
Demikianlah hasil pengolahan dan analisis dari data yang telah diperoleh,
hal ini membuktikan bahwa keputusan go public sangat perlu dipertimbangkan
bank syariah sebagai keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah permodalan.
Dibuktikan dengan kesepakatan pakar dan praktisi yang sepakat bahwa go public
akan memberikan manfaat dan peluang yang lebih besar dibandingkan biaya dan
potensi risiko. Dengan nilai prioritas manfaat sebesar 35,43%, peluang sebesar
28,35%, risiko sebesar 19,57%, dan biaya sebesar 16,65%.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang keputusan go public PT Bank
Panin Syariah Tbk melalui pendekatan analytic network process, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai prioritas benefit sebesar
35,43%, peluang sebesar 28,35%, cost sebesar 16,65%, dan risiko sebesar
19,57%. Manfaat yang diperoleh atas keputusan go public berdasarkan hasil
penelitian adalah 1)peningkatan market size (43,21%) dari sisi pasar, 2)
peningkatan likuiditas (30,27%) dari sisi finansial, dan 3) peningkatan
reputasi dan profesionalitas perusahaan (50%) dari sisi manfaat tak
berwujud. Peluang yang diperoleh atas keputusan go public berdasarkan
hasil penelitian, yaitu 1) peluang peningkatan pendapatan perusahaan
(32,42%) dari sisi finansial, dan 2) peluang peningkatan pertumbuhan pasar
perusahaan (79,14%) dari sisi peluang pasar. Hasil prioritas atas biaya-biaya
go public yang lebih penting pengaruhnya dalam kelancaran proses go
public, yaitu : 1) biaya operasional penyelenggaraan (41,75%) yang
didalamnya meliputi biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan biaya
lain-lainnya; 2) biaya penjaminan emisi (32,16%), dan 3) biaya profesi dan
lembaga penunjang (26,09%). Potensi risiko yang akan timbul ketika
menjadi perusahaan publik, yaitu : 1) risiko saham tidak likuid (54,32%)
dari sisi risiko pasar, 2) risiko fluktuasi mata uang (40%) dari sisi risiko
95
finansial, dan 3) risiko tidak mampu bersaing dalam inovasi produk
(47,97%) dari sisi risiko manajemen operasional.
2. Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwise comparison) dan
perhitungan analisis BOCR terhadap setiap strategi yang ditawarkan maka
dihasilkan nilai prioritas dari masing-masing strategi dalam hal memutuskan
go public bank syariah yaitu : 1) penguatan branding (19,03%), 2) penentuan
kualitas profesi dan lembaga penunjang (15,68%), dan 3) perbaikan GCG
perusahaan (12,92%).
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, maka penulis
merekomendasikan bagi pihak perseroan khususnya bank syariah yang ingin go
public untuk dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi segala potensi
peluang dan risiko go public yang akan muncul. Karena dengan persiapan yang
baik dapat memaksimalkan manfaat dan peluang serta meminimalkan potensi
risiko yang akan dihadapi. Dan saat ini bank syariah harus mulai meningkatkan
kepercayaan diri untuk dapat melenggang di dunia pasar modal, karena dengan
menjadi perusahaan publik bank syariah dapat melakukan ekspansi dan
memperluas pasar bank syariah itu sendiri.
Kemudian bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan referensi
yang lebih banyak dalam penelusuran studi literatur terhadap masalah yang
diangkat dan menambah jumlah responden yang expert dibidang masalah
tersebut sehingga output yang dihasilkan lebih kuat dan dapat
diimplementasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an.
Ahmad, Rizal. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Deviden Tunai. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol.2. No.2.
Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal Di Indoesia :
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat.
Fakhruddin, Hendy M. 2008. Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan
Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Ihsan, Dwi Nuraini. 2015. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta : UIN Press.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Laporan Tahunan Bank Panin Syariah Tahun 2014
Manurung, Adler Haymans. 2013. Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan
Praktek. Jakarta : Manurung Press.
Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk
Tahun 2013.
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019. 2015. Departemen Perbankan
Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Rusydiana, Aam Slamet dan Abrista Devi. 2013. Analytic Network Process:
Pengantar Teori dan Aplikasi. Bogor : Smart Publishing.
Salusu. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Business Economic And Managerial Decision Making.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soemitra, Andri. 2009. Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013. Metode Penelitian Ekonomi Islam.
Jakarta: Gramata Publishing.
Widjaja, Gunawan dan Wulandari Risnamanitis. 2009. Seri Pengetahuan Pasar
Modal: Go Public Dan Go Private Di Indonesia. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Jurnal
Ascarya. 2005. Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi
Kualiltatif. Dalam Seminar Intern Program Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi di Universitas Trisakti. Jakarta : Pusat Pendidikan dan
Kebanksentralan Bank Indonesia.
Ascarya. 2005. Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi
Kualiltatif. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank
Indonesia.
Ascarya. 2010. The Lack Of Profit And Loss Sharing In Indonesia’s Islamic Banks:
Revisited, Jurnal, Review of Indonesia Economic and Business Studies.
Vol.1. No. 1.
Azlina, Nur. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal,
dan Skala Perusahaan terhadap Profitabilitas. Pekbis Jurnal. Vol.1. No.2.
Brau, James C. Dan Stanley E. Fawcett. 2006. Initial Public Offerings : An Anlysis
of Theory and Practice. The Journal Of Finance. No. 1.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan
Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan. Jurnal SNA VIII. Vol.
VIII.
Herman, Sebastian. 2015. Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah
Kenapa Rendah?. Paper FREKS III Kategori Muda.
Indriati, Henni. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk
Perbankan Syariah di Indonesia. Tesis Universitas Indonesia.
Ismiyati, Fitri dan Rohmad Fuad Armansyah. 2010. Motif Go Public, Herding,
Ukuran Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. No. 1.
Melitz, Marc J. dan Giancarlo I.P. Ottaviano. 2008. Market Size, Trade, and
Productivity. Jurnal. Review of Economics Studies. Vol.75.
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.16 No.2.
Siraj, Hasbi. 2015. Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan
Keuangan PT. Bank Panin Syariah. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015. 2015. Tabel Rasio Keuangan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Otoritas Jasa Keuangan.
Sulistyandari. 2011. Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan
Indeks Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Perrformance.
Vol. 13 (1).
Suprapti, Sri Budiwati Wahyu dan Siti Dwi Nuraini. 2009. Pengaruh Pangsa
Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham,
Jurnal Karisma. Vol. 3 (2).
Internet
Bursa Efek Indonesia. 2015. Perusahaan Tercatat. Diakses dari:
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25
Nopember 2015.
Deny, Septian. 2015. Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi.
Artikel diakses pada pada 5 Oktober 2015 dari:
http://bisnis.liputan6.com/read/2243325/perbankan-syariah-ikut-terdampak-
perlambatan-ekonomi
Pratiwi, Ria. 2014. Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah
Capai Rp 4 Triliun. 19 Juni 2014. Diakses dari :
http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpk-meningkat-
aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun. Diakses pada Rabu, 14 Oktober
2015.
Siregar, Dian Ihsan. 2013. BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di
Bursa. 13 Desember 2013. Diakses dari :
http://bisnis.liputan6.com/read/773944/bei-minta-perbankan-syariah-ikut-
melenggang-di-bursa. Diakses pada Senin, 25 November 2015.
LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian
FORM KUESIONER
(Keputusan Go Public pada PT Bank Panin Syarih Tbk : Pendekatan Analytic Network
Process)
Mohon dicentang (V) di kolom sesuai dengan jawaban. Angka 9 dalam skala verbal berarti
amat sangat besar pengaruhnya.
A.1 Dalam mengambil keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BENEFIT
Melihat manfaat yang pasti didapat dari suatu keputusan go
public, baik dalam perbaikan performa market, finansial dan
intangible benefit yang lain.
OPPORTUNITY
Mempertimbangkan peluang yang lebih besar yang muncul di
masa datang yang sangat berpeluang dalam perbaikan kinerja
market dan financial.
COST
Melakukan perhitungan atas biaya yang pasti terjadi dalam
mengimplementasikan strategi keputusan go public, baik
biaya penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga, dan biaya
operasional penyelenggaraan.
RISK
Mempertimbangkan potensi risiko yang mungkin terjadi di
bidang market, financial, dan management.
B.1 Berdasarkan benefit/manfaat yang pasti didapat dari pengambilan suatu strategi
keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MARKET
Pertumbuhan pendapatan, market share dan market size.
FINANCIAL
Perbaikan kinerja keuangan.
INTANGIBLE BENEFIT
Meningkatkan company image dan profesionalitas.
B.2 Berdasarkan opportunity/peluang yang bisa dimanfaatkan dari pengambilan suatu
strategi keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MARKET
Peluang pertumbuhan market growth dan market
competitiveness.
FINANCIAL
Peluang peningkatan kinerja keuangan.
B.3 Berdasarkan cost/biaya yang pasti terjadi dari pengambilan strategi keputusan go public,
mana dari hal berikut yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI
Peningkatan biaya jasa penjaminan emisi saham dan
penasihat keuangan.
BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA
Peningkatan biaya profesi dan lembaga penunjang pasar
modal.
BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN
Peningkatan biaya operasional penyelenggaraan IPO.
B.4 Berdasarkan risk/risiko yang mungkin terjadi dari pengambilan strategi keputusan go
public, mana yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MARKET
Risiko saham tidak likuid dan fuluktuasi harga saham yang
ditawarkan.
FINANCIAL
Risiko fluktuasi mata uang, likuiditas dan waktu return atas
investasi.
MANAGEMENT
Risiko gagal bersaing dalam pengendalian operasional,
inovasi produk, dan adanya kontrol dan presure oleh pihak
eksternal perusahaan.
C.1.1 Terjadinya pertumbuhan pasar/market akibat pengambilan keputusan go public, dari
hal berikut manfaat mana yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
REVENUE
Peningkatan perolehan pendapatan.
MARKET SHARE
Peningkatan market share.
MARKET SIZE
Peningkatan market size.
C. 1.2 Terjadinya perbaikan kinerja financial akibat pengambilan keputusan go public, dari
hal berikut manfaat mana yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROFITABILITAS
Peningkatan kemampuan menghasilkan laba.
LIKUIDITAS
Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada
pihak ketiga.
STABILITY
Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif.
RETURN
Peningkatan tingkat pengembalian atas investasi.
C.1.3 Manfaat tak terlihat (intangible benefit), dari hal berikut mana yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
COMPANY IMAGE
Peningkatan reputasi perusahaan.
PROFESIONALITAS
Peningkatan profesionalitas perusahaan.
C.2.1 Peluang pertumbuhan pasar/market, jika terjadi pertumbuhan pasar akibat
pengambilan keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MARKET GROWTH
Pertumbuhan pasar di industri perbankan.
MARKET COMPETITIVENESS
Peningkatan daya saing di pasar.
C.2.2 Peluang peningkatan kinerja keuangan/financial, jika terjadi peningkatan kinerja
keuangan akibat pengambilan keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
INCOME
Peningkatan pendapatan perusahaan.
MODAL
Perbaikan permodalan baik kemudahan dalam mendapatkan
modal.
LABA
Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif.
RETURN
Peningkatan tingkat pengembalian atas investasi.
C.3.1 Risiko terganggunya pasar/market yang mungkin terjadi akibat pengambilan
keputusan go public, dari hal berikut mana yang lebih penting:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SAHAM TIDAK LIKUID
Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran
umum.
FLUKTUASI HARGA SAHAM
Fluktuasi harga saham yang ditawarkan.
C. 3.2 Risiko financial akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut mana yang
lebih penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
FLUKTUASI MATA UANG
Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah.
LIKUIDITAS
Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendek.
RETURN
Risiko waktu pengembalian atas investasi.
C.3.3 Risiko management akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut mana
yang lebih penting:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PENGENDALIAN OPERASIONAL
Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional.
INOVASI PRODUK
Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk.
KONTROL DAN PRESURE
Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal
perusahaan.
-Akhir dari Kuesioner Tahap 1-
D.1 Dalam memutuskan keputusan go public bank syariah, alternatif manakah yang lebih
penting :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
COMPANY PROFILE
Dengan penguatan branding, penguatan struktur perusahaan,
dan peningkatan ukuran perusahaan.
FINANCIAL PERFORMANCE
Dengan meningkatkan pertumbuhan aset dan liability,
kemampuan menghasilkan laba, dan laporan GCG.
INTERNAL POLICY
Dengan menentukan timing IPO, jumlah saham yang beredar,
dan penentuan profesi dan lembaga penunjang yang
berkualitas.
D.1.1 Berdasarkan alternatif Company Profile, manakah yang lebih berpengaruh dalam
memutuskan go public :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BRANDING
Penguatan branding.
STRUKTUR PERUSAHAAN
Penguatan struktur perusahaan.
UKURAN PERUSAHAAN
Peningkatan ukuran perusahaan.
D.1.2 Berdasarkan alternatif Finanncial Performance, manakah yang lebih berpengaruh
dalam memutuskan go public :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASSET DAN LIABILITY
Kemampuan meningkatkan asset dan liability.
LABA
Kemampuan menghasilkan laba.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Kualitas pelaporan Good Corporate Governance.
D.1.3 Berdasarkan alternatif Internal Policy, manakah yang lebih berpengaruh dalam
memutuskan go public :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TIMING IPO
Penentuan waktu yang tepat untuk IPO.
JUMLAH SAHAM BEREDAR
Kemampuan menghasilkan laba.
KUALITAS PROFESI DAN LEMBAGA
Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas.
-Akhir dari Kuesioner Tahap 2-
NAMA :
JABATAN :
TTD
..................................., ............................Mei 2016
Lampiran II : Tampilan Model ANP pada Software Super Desicion
Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data
Keterangan
R1 R2 R3 R4
Normalized By Cluster
Limiting Normalized By Cluster
Limiting Normalized By Cluster
Limiting Normalized By Cluster
Limiting
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK 1,00000 0.138158 1,00000 0.066388 1,00000 0.107085 1,00000
0.114086
BOCR
BENEFIT 0.41667 0.098684 0.31941 0.031157 0.31941 0.050256 0.31941 0.053541
OPPORTUNITY 0.41667 0.098684 0.20063 0.019570 0.20063 0.031568 0.22128 0.037093
COST 0.08333 0.019737 0.22128 0.021585 0.22128 0.034817 0.20063 0.033631
RISK 0.08333 0.019737 0.25868 0.025233 0.25868 0.040701 0.25868 0.043362
BENEFIT
FINANCIAL 0.33333 0.055556 0.53961 0.044093 0.16342 0.044093 0.60000 0.060000
INTANGIBLE BENEFIT 0.33333 0.055556 0.29696 0.024265 0.29696 0.080122 0.20000 0.020000
MARKET 0.33333 0.055556 0.16343 0.013354 0.53962 0.145592 0.20000 0.020000
LIKUIDITAS 0.25000 0.083333 0.45541 0.245745 0.50000 0.081712 0.14088 0.084528
PROFITABILITAS 0.25000 0.083333 0.14088 0.076021 0.16667 0.027237 0.14088 0.084528
RETURN 0.25000 0.083333 0.26283 0.141828 0.16667 0.027237 0.26283 0.157700
STABILITY 0.25000 0.083333 0.14088 0.076021 0.16667 0.027237 0.45541 0.273245
COMPANY IMAGE 0.50000 0.166667 0.50000 0.148481 0.50000 0.148481 0.50000 0.100000
PROFESIONALITAS 0.50000 0.166667 0.50000 0.148481 0.50000 0.148481 0.50000 0.100000
MARKET SHARE 0.42857 0.071429 0.50000 0.040856 0.29696 0.080122 0.16342 0.016342
MARKET SIZE 0.42857 0.071429 0.25000 0.020428 0.53962 0.145592 0.29696 0.029696
REVENUE 0.14286 0.023810 0.25000 0.020428 0.16342 0.044093 0.53962 0.053961
OPPORTUNITY
INCOME 0.25000 0.125000 0.42359 0.282391 0.33333 0.222222 0.27718 0.207885
LABA 0.25000 0.125000 0.22704 0.151363 0.33333 0.222222 0.16009 0.120066
MODAL 0.25000 0.125000 0.22704 0.151363 0.16667 0.111111 0.46730 0.350472
RETURN 0.25000 0.125000 0.12232 0.081549 0.16667 0.111111 0.09543 0.071576
MARKET COMPETITIVENESS 0.50000 0.125000 0.20000 0.033333 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500
MARKET GROWTH 0.50000 0.125000 0.80000 0.133333 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500
FINANCIAL 0.50000 0.125000 0.66666 0.111111 0.66666 0.111111 0.75000 0.093750
MARKET 0.50000 0.125000 0.33334 0.055556 0.33334 0.055556 0.25000 0.031250
COST
BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI 0.33333 0.333333 0.25000 0.250000 0.16342 0.163424 0.53961 0.539615
BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN 0.33333 0.333333 0.50000 0.500000 0.53961 0.539615 0.29696 0.296961
BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA PENUNJANG 0.33333 0.333333 0.25000 0.250000 0.29696 0.296961 0.16342 0.163424
RISK
FLUKTUASI MATA UANG 0.33333 0.111111 0.50000 0.250000 0.16342 0.065370 0.62501 0.185605
LIKUIDITAS 0.33333 0.111111 0.25000 0.125000 0.29696 0.118785 0.23849 0.070821
RETURN 0.33333 0.111111 0.25000 0.125000 0.53961 0.215846 0.13650 0.040535
INOVASI PRODUK 0.33333 0.111111 0.53962 0.134904 0.50000 0.200000 0.63699 0.104099
KONTROL DAN PRESURE 0.33333 0.111111 0.16342 0.040856 0.25000 0.100000 0.25829 0.042210
PENGENDALIAN OPERASIONAL 0.33333 0.111111 0.29696 0.074240 0.25000 0.100000 0.10473 0.017115
FLUKTUASI HARGA SAHAM 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 0.50000 0.050000 0.25000 0.067452
SAHAM TIDAK LIKUID 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 0.50000 0.050000 0.75000 0.202355
FINANCIAL 0.33333 0.055556 0.50000 0.062500 0.40000 0.040000 0.29696 0.080122
MANAGEMENT 0.33333 0.055556 0.25000 0.031250 0.40000 0.040000 0.16342 0.044093
MARKET 0.33333 0.055556 0.25000 0.031250 0.20000 0.020000 0.53962 0.145592
ALTERNATIF STRATEGI
COMPANY PROFILE 0.20000 0.125000 0.40196 0.336067 0.32026 0.235573 0.30390 0.218287
FINANCE PERFORMANCE 0.60000 0.375000
0.30715 0.256800 0.40749 0.299737 0.45243 0.324972
INTERNAL POLICY 0.20000 0.125000 0.29089 0.243200 0.27225 0.200263 0.24367 0.175028
COMPANY PROFILE
BRANDING 0.33333 0.333333 0.68334 0.683340 0.66667 0.666667 0.60000 0.600000 STRUKTUR PERUSAHAAN 0.33333 0.333333 0.19981 0.199810 0.16667 0.166667 0.20000 0.200000 UKURAN PERUSAHAAN 0.33333 0.333333 0.11685 0.116850 0.16667 0.166667 0.20000 0.200000
FINANCE PERFORMANCE
ASSET DAN LIABILITY 0.60000 0.600000 0.25000 0.250000 0.25000 0.250000 0.20000 0.200000
GCG 0.20000 0.200000 0.25000 0.250000 0.50000 0.500000 0.60000 0.600000
LABA 0.20000 0.200000 0.50000 0.500000 0.25000 0.250000 0.20000 0.200000
INTERNAL POLICY
JUMLAH SAHAM BEREDAR 0.20000 0.200000 0.11111 0.111111 0.20000 0.200000 0.10473 0.104729
KUALITAS PROFESI DAN LEMBAGA 0.60000 0.600000 0.44444 0.444444 0.20000 0.200000 0.63699 0.636986
TIMING IPO 0.20000 0.200000 0.44444 0.444444 0.60000 0.600000 0.25828 0.258285
Keterangan :
No
.
Nama Profesi Keahlian Bidang
1. Dr. Aries Muftie, MH Komisaris Utama PT
Bank Panin Syariah
Periode 2012-2016
Islamic
Economics and
Finance
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Dosen FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Financial
Management,
Islamic Banking,
and Finance
3. Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad
Aziz, MM
Dosen FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Islamic
Economics and
Finance
4. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si Dekan FEB UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Islamic
Economics and
Finance