kerangka acuan new angud

7
KERANGKA ACUAN PENYUSUNAN KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN KARGO DI KAWASAN TIMUR A. PENDAHULUAN Pembangunan nasional saat ini memberikan perhatian yang lebih besar kepada pembangunan Kawasan Timur Indonesia yang dipandang lebih tertinggal dari pada pembangunan Kawasan Barat Indonesia. Konsekuensinya adalah semua sektor pembangunan harus memberikan perhatian yang lebih besar bagi pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Sektor perhubungan juga tidak terlepas dari arah kebijakan pembangunan ini, yakni memberikan perhatian yang lebih besar bagi pembangunan, penyediaan dan pelayanan transportasi di Kawasan Timur Indonesia yang memiliki karakteristik alam yang khas. Salah satu kawasan terluas di Kawasan Timur Indonesia adalah propinsi Papua dan Irian Jaya Barat. Propinsi Papua dan Irian Jaya Barat dengan kondisi geografis yang masih diselimuti oleh hutan rimba tropis dan dikelilingan oleh pegunungan, menuntut tersedianya transportasi khusus yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pembangunan sub sektor transportasi darat memerlukan waktu yang cukup lama dan menghadapi kendala teknis menembus hutan rimba dan alam pegunungan. Begitu juga pembangunan sub sektor trasportasi laut, lebih cocok untuk menghubungkan Papua dan Irian Jaya Barat dengan propinsi lain. Sarana transportasi yang cocok untuk menghubungkan antar daerah di propinsi Papua dan Irian Jaya Barat adalah moda transportasi udara.

Upload: doll-haris

Post on 26-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Angkutan Udara

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka Acuan New Angud

KERANGKA ACUAN

PENYUSUNAN KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN KARGO DI KAWASAN

TIMUR

A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional saat ini memberikan perhatian yang lebih besar

kepada pembangunan Kawasan Timur Indonesia yang dipandang lebih

tertinggal dari pada pembangunan Kawasan Barat Indonesia.

Konsekuensinya adalah semua sektor pembangunan harus memberikan

perhatian yang lebih besar bagi pembangunan Kawasan Timur Indonesia.

Sektor perhubungan juga tidak terlepas dari arah kebijakan pembangunan

ini, yakni memberikan perhatian yang lebih besar bagi pembangunan,

penyediaan dan pelayanan transportasi di Kawasan Timur Indonesia yang

memiliki karakteristik alam yang khas.

Salah satu kawasan terluas di Kawasan Timur Indonesia adalah propinsi

Papua dan Irian Jaya Barat. Propinsi Papua dan Irian Jaya Barat dengan

kondisi geografis yang masih diselimuti oleh hutan rimba tropis dan

dikelilingan oleh pegunungan, menuntut tersedianya transportasi khusus

yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pembangunan sub sektor

transportasi darat memerlukan waktu yang cukup lama dan menghadapi

kendala teknis menembus hutan rimba dan alam pegunungan. Begitu juga

pembangunan sub sektor trasportasi laut, lebih cocok untuk

menghubungkan Papua dan Irian Jaya Barat dengan propinsi lain. Sarana

transportasi yang cocok untuk menghubungkan antar daerah di propinsi

Papua dan Irian Jaya Barat adalah moda transportasi udara.

Pemerintah menyadari bahwa sarana transportasi memiliki peranan yang

vital dalam menunjang , mendorong dan menggerakkan pembangunan dan

pertumbuhan di daerah yang berpotensi namun belum berkembang. Khusus

untuk Papua dan Irian Jaya Barat , pemerintah c.q Departemen

Perhubungan telah memberikan kebijakan khusus dengan mempermudah

akses pembangunan dan pelayanan transportasi udara di daerah tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari kebijakan untuk mempermudah aspek perizinan

bagi perusahaan penerbangan yang akan beroperasi di Kawasan Timur

Page 2: Kerangka Acuan New Angud

Indonesia termasuk Papua dan Irian Jaya Barat, pengoperasian pesawat non

PK untuk angkutan kargo dan pelaksanaan angkutan udara perintis.

Khusus untuk angkutan kargo, karakteristik alam Papua dan Irian Jaya Barat

menuntut tersedianya jenis pesawat khusus yang dapat melayani wilayah

tersebut yakni pesawat yang mempunyai kapasitas besar untuk melayani

jaringan rute hub dan pesawat kapasitas kecil untuk melayani rute spoke.

Pengembangan angkutan kargo di Papua dan Irian Jaya Barat sangat

mendesak dalam rangka pengangkutan bahan pokok dan alat – alat serta

material pembangunan. Ditjen Perhubungan Udara belum memiliki data

yang pasti tentang seberapa besar kebutuhan kargo yang diperlukan di

wilayah tersebut, daerah mana saja yang akan menjadi “ hub” dan “spoke”

bagi angkutan kargo dari dan ke Papua dan Irian Jaya Barat serta jenis

pesawat apa yang sesuai dengan karakteristik alamnya yang sekaligus

sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Saat ini yang

perusahaan penerbangan yang khusus melayani kargo hanya ada pada rute

Jayapura – Wamena, yakni PT. Trigana Air Service yang terikat kontrak

dengan Pertamina dan PT. Manunggal Air Service yang mengoperasikan

pesawat Transall.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas guna mempermudah pimpinan

dalam pengambilan keputusan dan untuk mengidentifikasikan kebutuhan

angkutan kargo di wilayah timur,khususnya propinsi Papua dan Irian Jaya

Barat, serta Makasar sebagai ”hub” kargo di Kawasan Timur Indonesia,

perlu dilakukan penyusunan Kajian Kebutuhan Angkutan Kargo di kawasan

Timur Indonesia.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat kajian komprehensif

tentang kebutuhan kargo di kawasan Timur Indonesia dan mengusulkan

metode pemecahan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan angkutan

kargo.

Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mempermudah atau

membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan dan pengendalian serta

pengawasan terhadap terpenuhinya angkutan udara kargo di Kawasan

Timur Indonesia.

C. RUANG LINGKUP

Page 3: Kerangka Acuan New Angud

Ruang lingkup pengkajian untuk kebutuhan kargo 5 (lima) tahun kedepan di

Kawasan Timur Indonesia, meliputi :

1. Identifikasi kebutuhan, klasifikasi jenis kargo dan lokasi

embarkasi/debarkasi kargo yang dibutuhkan di daerah Papua, Irian Jaya

Barat dan Makasar.

2. Identifikasi kapasitas tersedia angkutan udara kargo dan kebutuhan

kapasitas angkutan udara kargo serta pendistribusiannya di daerah

Papua, Irian Jaya Barat dan Makasar.

3. Identifikasi rute-rute Hub dan Spoke angkutan udara kargo dan jaringan

rute yang dibutuhkan.

4. Analisa klasifikasi tipe angkutan udara kargo yang sesuai untuk daerah

Papua dan Irian Jaya Barat, sesuai dengan kemampuan dan fasilitas

yang tersedia di bandar udara pada rute-rute hub dan spoke yang

membutuhkan angkutan udara kargo.

5. Kajian komprehensif tentang kebutuhan kargo di kawasan Papua dan

mengusulkan metode pemecahan masalah yang berkaitan dengan

kebutuhan angkutan kargo

6. Alternatif usulan kebijakan untuk pengembangan angkutan kargo di

Kawasan Timur Indonesia.

D. RENCANA KERJA

Rencana kerja pelaksanaan kajian ini mencakup kegiatan sebagai berikut :

1. Jadwal Penyelesaian Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksaksanakan selama 6 (enam ) bulan

dengan rincian kegiatan akan disajikan dalam bentuk barchart.

2. Pengumpulan data

Kebutuhan data untuk menunjang kegiatan ini disamping menggunakan

data sekunder, juga akan dilakukan pengumpulan data primer secara

langsung ke daerah yang di jadikan sample yakni : Makasar, Jayapura,

Biak, Manokwari, Timika, dan Wamena.

3. Tenaga Ahli

Dalam penyusunan kajian tersebut, diperlukan adanya tenaga ahli yang

memiliki kemampuan pada bidang masing-masing dengan latar

belakang tentang perencanaan transportasi, ekonomi transportasi dan

ekonomi pembangunan.

Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut tenaga ahli yang dibutuhkan adalah :

N Tenaga Ahli Orang / Bulan

Page 4: Kerangka Acuan New Angud

o

1. Ahli Utama Perencanaan Transportasi 6

2. Ahli Utama Ekonomi Transportasi 6

3. Ahli Manajemen Transportasi 5

4. Ahli Muda Ekonomi Pembangunan 5

5. Ahli Muda Manajemen Transportasi 5

6. Ahli Operasi Penerbangan 5

E. SISTEM PELAPORAN

Sistem pelaporan dalam penyusunan pekerjaan ini mencakup :

a. Laporan Persiapan

Merupakan laporan awal yang berisi strategi pelaksanaan pekerjaan,

yang berupa persiapan kegiatan, gambaran dari permasalahan,

metodologi yang dipergunakan, metode pengumpulan data, rencana

kerja, rencana pengerahan tenaga pelaksana, kuesioner dan check list

data yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Laporan ini dibuat dalam jumlah 15 (lima belas) eksemplar.

b. Laporan Sementara

Berisi hasil pengumpulan data dan informasi, serta hasil identifikasi,

evaluasi dan analisa awal.

Laporan ini di buat dalam jumlah 15 (lima belas) eksemplar.

c. Konsep Laporan Akhir

Berisi hasil sementara rekomendasi yang disertai dukungan analisa

dan evaluasi.

Laporan ini dibuat dalam jumlah 15 (lima belas) eksemplar.

d. Laporan Akhir.

Merupakan laporan akhir hasil kajian yang berisi rekomendasi-

rekomendasi.

Laporan ini dibuat dalam jumlah 15 (lima belas) eksemplar.

F. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan penyusunan pedoman teknis tentang

kebutuhan angkutan kargo di propinsi Papua ini adalah 180 (seratus

delapan puluh) hari kalender, dengan rincian sebagai berikut :

Penyusunan Laporan Persiapan : 30 hari

Penyusunan Laporan Sementara : 60 hari

Penyusunan Konsep Laporan Akhir : 60 hari

Page 5: Kerangka Acuan New Angud

Penyusunan Laporan Akhir : 30 hari

Jumlah : 180 hari

G. ANGGARAN ATAU SUMBER DANA

Kegiatan pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran DIPA

Satker Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

Tahun Anggaran 2006.

KERANGKA ACUAN

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS TENTANG KEBUTUHAN ANGKUTAN UDARA KARGO DI KAWASAN TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2006

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARADIREKTUR ANGKUTAN UDARA

SANTOSO EDDY WIBOWONIP. 120 115 281

SATKER DIREKTORAT ANGKUTAN UDARA

Page 6: Kerangka Acuan New Angud

DIREKTORAT ANGKUTAN UDARADIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

JL. MERDEKA BARAT No. 8JAKARTA