kesim

12
BAB III PEMBAHASAN Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit milik pemerintah yang diklasifikasikan sebagai Rumah sakit Tipe A Pendidikan dan dijadikan rumah sakit rujukan Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2006 berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Terdiri dari tiga pelayanan untuk penderita di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin yaitu pelayanan terhadap pasien rawat tinggal, pasien rawat jalan, dan pasien rawat darurat, pelayanan untuk penderita rawat jalan dilakukan oleh poliklinik-poliklinik spesialis dan sub spesialis yang ada di Rumah sakit. Pada beberapa poliklinik telah dilakukan permisahan antara pria dan wanita untuk memberikan kenyamanan dalam perawatan dan pemeriksaan penderita. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung membentuk Sub farmasi dan Terapi yang beranggotakan dokter dan apoteker yang berfungsi membantu Rumah sakit dalam menentukan kebijakan mengenai penggunaan obat dan pengobatan di rumah sakit. Panitia Farmasi dan Terapi memiliki tugas yang salah satu peranannya yaitu menyusun formularium dengan salah satu buktinya adalah telah menyusun formularium tahun 1995 dan melakukan revisi menjadi Formularium tahun 2002. Pelaksanaan 1

Upload: novi-zaoldyeck

Post on 27-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kesim

BAB III

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah

sakit milik pemerintah yang diklasifikasikan sebagai Rumah sakit Tipe A

Pendidikan dan dijadikan rumah sakit rujukan Propinsi Jawa Barat. Pada tahun

2006 berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Terdiri dari tiga pelayanan

untuk penderita di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin yaitu pelayanan terhadap

pasien rawat tinggal, pasien rawat jalan, dan pasien rawat darurat, pelayanan

untuk penderita rawat jalan dilakukan oleh poliklinik-poliklinik spesialis dan sub

spesialis yang ada di Rumah sakit. Pada beberapa poliklinik telah dilakukan

permisahan antara pria dan wanita untuk memberikan kenyamanan dalam

perawatan dan pemeriksaan penderita.

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung membentuk Sub

farmasi dan Terapi yang beranggotakan dokter dan apoteker yang berfungsi

membantu Rumah sakit dalam menentukan kebijakan mengenai penggunaan obat

dan pengobatan di rumah sakit. Panitia Farmasi dan Terapi memiliki tugas yang

salah satu peranannya yaitu menyusun formularium dengan salah satu buktinya

adalah telah menyusun formularium tahun 1995 dan melakukan revisi menjadi

Formularium tahun 2002. Pelaksanaan rekaman medik di Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung sudah berjalan dengan baik. Namun kerahasiaan

rekaman medik penderita belum dapat dijamin sepenuhnya kerahasiaan karena

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit

pendidikan sehingga banyak peneliti yang memerlukan data rekaman medik

dalam penelitiannya. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengetatkan peraturan

mengenai kriteria peneliti yang akan menggunakan rekaman medik.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

adalah sebagai salah satu unit pelayanan rumah sakit yang bertanggung jawab

terhadap aspek yang menyangkut pengelolaan perbekalan kesehatan mulai dari

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian mutu dan keamanan selama

penyimpanan hingga proses distribusi perbekalan kesehatan yaitu oleh instalasi

1

Page 2: kesim

2

farmasi ditujukan kepada ruang perawatan, penderita rawat tinggal, rawat jalan,

ruang penunjang dan depo-depo farmasi.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

memiliki visi yaitu menjadi Rumah Sakit yang Prima dalam Pelayanan,

Pendidikan dan Penelitian di Bidang Kesehatan Tingkat Regional pada tahun

2011. Selain dari pelayanan produk instalasi farmasi juga melaksanakan

pelayanan farmasi klinik kepada penderita atau tenaga kesehatan, bukti pelayanan

tersebut yaitu diantaranya layanan informasi obat kepada pasien, dokter, perawat,

dan masyarakat lainnya, visite dengan atau tanpa dokter, konseling yang

dilakukan di poli pulmo dan poli lansia serta pemantauan terapi obat dan

pembuatan profil pengobatan penderita (P3) dengan menganalisis atau

mengevaluasi terapi obat yang digunakan.

Dilihat dari fungsinya Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat dr.

Hasan Sadikin Bandung memiliki fungsi sebagai perencanaan dalam pengadaan

BMHP. Perencanaan BMHP itu sendiri meliputi pola konsumtif yang melakukan

perencanaan terhadap jenis BMHP aktif, jumlah pemakaian dan jumlah stock

perkiraan BMHP, pola perencanaan ini dilakukan dengan periode per tiga bulan

(pola konsumtif). Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin

Bandung juga melakukan produksi sediaan farmasi melalui cara pengemasan

kembali, pengenceran dan pembuatan, proses produksi sediaan farmasi ini

dilakukan di bagian produksi yang berada di rumah sakit. Pengadaan BMHP

dilakukan dengan cara melakukan pembelian BMHP dari luar dengan

dibentuknya panitia pengadaan dimana IFRS sebagai salah satu anggotanya.

Sistem penyimpanan BMHP di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan

Sadikin Bandung dilakukan di gudang. Sistem penyimpanan BMHP di gudang ini

dibagi menjadi dua jenis BMHP yang disimpan secara terpisah dengan maksud

untuk mempermudah dalam mengidentifikasi BMHP, jenis BMHP-nya itu sendiri

yaitu jenis BMHP rutin dan jenis BMHP Jamkesmas. Semua BMHP yang

disimpan di gudang disimpan secara terpisah menurut jenis dan sifatnya yaitu

sistem penyimpanannya terbagi menjadi 5 ruang antara lain : ruang penyimpanan

obat dan alat kesehatan, ruang X-ray Film beserta obat dan alat cucinya, ruang

Page 3: kesim

3

bahan baku kimia dan Desinfektan, ruang bahan mudah terbakar, dan ruang alat

kesehatan dan inventaris.

Proses penyaluran BMHP atau perbekalan kesehatan dilakukan

menggunakan metode FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire date first

out) sistem ini adalah dimana barang yang masuk pertama kali kegudang atau

barang yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih dekat maka pertama kali

dikeluarkan atau yang mendapat prioritas utama dikeluarkan terlebih dahulu.

BMHP yang telah disimpan di gudang farmasi selanjutnya didistribusikan

ke ternpat-tempat yang membutuhkan yaitu melalui bagian distribusi diantaranya

didistribusikan kerawat jalan, rawat tinggal, ruang penunjang dan depo-depo

farmasi. Sistem pendistribusian ini yaitu berdasarkan permintaan di ruang

perawatan atau depo-depo farmasi yang membutuhkan atau jika terjadi

kekosongan stock barang di ruangan atau depo farmasi maka akan dilakukan

permintaan barang ke gudang melalui bagian distribusi, selanjutnya di bagian

distribusi akan direkap setiap kali permintaan barang yang kemudian diserahkan

ke bagian gudang untuk dilakukan penyiapan permintaan barang, barang yang

telah disiapkan didistribusikan oleh bagian distribusi ke depo atau ruangan yang

melakukan permintaan BMHP. BMHP yang telah tersedia di depo atau ruangan

didistribusikan ke pasien berdasarkan sistem distribusi setiap ruangan atau depo

itu sendiri.

Sistem distribusi obat yang diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung oleh Sub lnstalasi Pelayanan Farmasi

dan Apotek adalah melalui sistem disfribusi obat persediaan di ruangan (floor

stock), unit dose dispensing (UDD), dan individual prescription (IP) atau

kombinasi ketiganya. Sistem disribusi obat persediaan di ruang merupakan

penyimpanan BMHP di ruangan dalam jumlah dan jenisnya terbatas dan biasanya

digunakan pada keadaan darurat, BMHP yang berada di ruangan umumnya

sifatnya life saving atau cito contohnya adalah lidokain, infus RL, dextrose, alat-

alat kesehatan seperti disposable syringe, abocath infus set, dan lain-lain. Sistem

distribusi obat resep individual adalah sistem distribusi obat yang semua

kebutuhannya melalui resep dokter atau disesuaikan dengan resep dokter,

Page 4: kesim

4

sedangkan sistem distribusi obat unit dose adalah penyiapan obat penderita yang

dilakukan dalam satuan dosis untuk satu kali pemakaian yang diserahkan pada

waktu yang sesuai dengan instruksi dokter. Sistem distribusi obat unit dose ini

belum dapat diterapkan di seluruh area pelayanan farmasi, sistem distribusi ini

penerapannya masih terbatas dalam lingkup beberapa depo farmasi saja antara

lain depo farmasi ruang 11, depo farmasi ruang Mawar, depo farmasi ruang

Bougenvile, serta depo farmasi di gedung baru yang terdiri dari farmasi unit

darurat (EU2) dan depo farmasi ruang internis khusus (RIK) lantai 1, lantai 2,

lantai 3 dan lantai 4, HCU.

Instalasi Farmasi dr.Hasan Sadikin telah menerapkan pelayanan farmasi

klinik yaitu dengan memberikan pelayanan informasi obat kepada penderita,

pelayanan informasi obat ini berupa konseling yang diprioritaskan untuk penderita

yang mendapatkan obat lebih dari tiga jenis dan kepada penderita yang

memerlukan kepatuhan dalam meminum obatnya untuk mengontrol penyakitnya

seperti penderita hipertensi, gagal ginjal, penyakit hati, diabetes, penyakit TBC

dan penyakit lainnya. Konseling juga diberikan pada penderita lansia yang

dilakukan setiap hari selasa dan kamis. Setiap pemberian konseling dilakukan di

ruangan khusus.

Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia, pelayanan KIE ini

tidak dapat dilaksanakan terhadap semua pasien di RSUP dr. Hasan Sadikin

Bandung. Untuk lebih mengefektifkan pelayanan KIE tersebut, ada baiknya

dilakukan penambahan SDM berkualitas dan berpengalaman sehingga layanan

dengan orientasi pasien dapoat terus ditingkatkan. Prioritas pemberian KIE

diberikan pada pasien:

1. Geriatrik

2. Pediatrik

3. Pasien dengan polifarmasi

4. Pasien dengan banyak resep dokter

5. Pasien dengan penyakit ginjal

6. Pasien dengan penyakit hati

7. Pasien diabetes

Page 5: kesim

5

8. Pasien dengan penggunaan obat terapi sempit

9. Pasien yang memerlukan terapi khusus, misalnya kemoterapi

10. Pasien akan pulang

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Page 6: kesim

6

Berdasarkan pengamatan, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin

Bandung telah melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian yang meliputi:

1. Pelayanan farmasi produk

a. Perencanaan Barang Medik Habis Pakai (BMHP)

b. Produksi sediaan farmasi

c. Penyimpanan/gudang BMHP

d. Distribusi BMHP. Sistem distribusi BMHP di RSHS terdiri atas

sistem persediaan lengkap di ruangan (floor stock), sistem resep

individual (individual prescription), dan sistem pelayanan unit dosis

(unit dose dispensing).

2. Pelayanan farmasi klinik

Pelayanan farmasi produk telah dilakukan melalui seluruh depo farmasi

yang ada di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung sehingga

memudahkan pengguna sarana dan prasarana kesehatan untuk

mendapatkan fasilitas kefarmasian. Sedangkan farmasi klinik

dilaksanakan di sebagian besar depo farmasi, namun penerapannya

belum optimal.

4.2 Saran

Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Dr. Hasan

Sadikin Bandung, maka disarankan:

1. Untuk meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau, sebaiknya

penerapan formularium dan kebijakan lain tentang obat lebih ditingkatkan.

2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, disarankan adanya peningkatan sumber

daya manusia baik apoteker maupun asisten apoteker di beberapa depo untuk

meningkatkan efisiensi kerja dan peningkatan produktivitas. Perlunya

perbaikan dan perluasan sarana fisik dari depo farmasi terutama di gedung

lama untuk mengotimalkan pelayanan.

3. Untuk meningkatkan pelayanan farmasi klinik disarankan agar menyediakan

pelayanan farmasi klinik di unit-unit yang lain yang saat ini belum terjangkau

Page 7: kesim

7

dan penetapan jadwal visite/kunjungan ke ruangan pasien baik dilakukan oleh

apoteker sendiri atau bersama-sama dengan dokter.

4. Untuk mendukung kecepatan dan kelancaran pelayanan farmasi klinik

diperlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang menangani perawatan

penderita, khususnya dokter dan perawat dalam hal penyediaan data dan

dokumen yang lengkap dan akurat tentang pemberian obat kepada penderita.

5. Untuk memahami peran apoteker di instalasi farmasi rumah sakit, perlu

diamati lebih jauh mengenai peran apoteker dalam Panitia Farmasi Terapi,

Panitia Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, serta partisipasi apoteker lainnya

dalam program rumah sakit. Selain itu, untuk meningkatkan peran apoteker di

rumah sakit dr. Hasan Sadikin Bandung, aplikasi kepedulian farmasi melalui

pelayanan farmasi klinik perlu ditingkatkan di seluruh depo farmasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar, Charles, J.P. Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. EGC. Jakarta. 2003.

2. Siregar, Charles, J.P. Farmasi Klinik Teori & Penerapan. EGC. Jakarta. 2003.

3. Humas dan Protokoler Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. 80 Tahun Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bakti Husada. Bandung. 2003.

Page 8: kesim

8

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. No. B/2643/M.PAN/12/2005. 26 Desember 2005.

5. Saragi, Sahat. Drug Related Problems. Panduan dan Materi PKPA di Apotek Kimia Farma. Jakarta. 2008.

6. Adhi, Djuanda. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 8. 2008/2009. PT. Info Master. 2008.

7. Tan. T dan Rahardja Kirana. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi ke V. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2002.

8. Mycek, Mary J. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Widya Medika. Jakarta. 1995.

9. Sukandar Y Elin Prof Dr, dkk. ISO Farmakoterapi. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Jakarta. 2008.

10. Tjay Tan Hoan Drs, Rahardja K Drs. Obat-obat Penting. PT. Gramedia. Jakarta. 2003.

11. Rubenstein David, dkk. Kedokteran Klinis Edisi keenam. Erlangga. Jakarta. 2007.