ketentuan the global domain gita santih festival 2020...a. latar belakang berbicara era saat ini,...
TRANSCRIPT
1
KETENTUAN
The Global Domain Gita Santih Festival 2020
PANITIA PELAKSANA
The Global Domain Gita Santih Festival 2020
JAKARTA
2020
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………..………………………………………………….……… 2
A. Latar Belakang………………….……………………………….……………….. 3
B. Tujuan Penyelenggaraan The Global Domain Gita Santih Festival 2020… 4
C. Nama dan Bentuk Kegiatan…………………………………………………..……. 4
D. Tema Kegiatan The Global Domain Gita Santih Festival 2020 .……….… 4
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan …………………………………………..……..... 4
F. Peserta …………………………… ………………………………………………. 4
G. Tata Tertib ……………………………………………….………………….......… 5
Ketentuan Umum Peserta …………………………………………………………. 5
Ketentuan Khusus…………………………………………………………………. 7
a. Pedoman Festival Pembacaan Sloka / Palawakya …………………………….. 7
b. Pedoman Festival Nyanyian Rohani …………………………………………… 7
c. Pedoman Festival Dharma Wacana ..…..……………………………………….. 8
d. Pedoman Festival Kreativitas ………………………………………………….. 9
e. Hadiah Bagi Penampilan Terbaik Festival..... ..................................................... 11
H. Penutup ………………………………………………………………………….. 11
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………12
3
A. Latar Belakang
Berbicara era saat ini, tentunya pola hidup masyarakat dalam dunia digital tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Peralihan pola hidup masyarakat berputar tajam 360
derajat, di mana saat ini semuanya beralih menjadi sesuatu yang sangat instan, cepat, mudah
dan tanpa batasan jarak tentunya. Hal yang paling mendasar dalam era digital saat ini yaitu
bagaimana kemajuan teknologi informasi ini mampu melahirkan kedamaian bagi dunia dan
segenap isinya.
Kedamaian adalah situasi damai itu sendiri atau perasaan damai di dalam hati manusia yang
lahir karena adanya kesadaran perdamaian, hal ini karena Proses evolusi manusia bukan
hanya pada tataran fisik, lebih dari itu juga pada kesadaran spiritual. Dalam konsep Ajaran
Dharma dikenal istilah Tri Hita Karana, yaitu tiga sumber kedamaian. Dalam konsep ini
diuraikan rasa bakti yang tulus kepada Sang Pencipta akan menumbuhkan rasa cinta kasih
sejati kepadaNya, sehingga kita merasakan kehadiranNya didalam jiwa. Didalam pustaka
Bhagavata Purana ada 9 bentuk pemujaan kepada Tuhan yang disebut “Nava Vida Bhakti”,
diantaranya adalah “Kirtanam” yaitu memuja keagungan Tuhan dengan melantunkan
Kidung-kidung Suci Kedamaian atau Gita Santih.
Dengan melantunkan Gita Santih ini semakin mempertahankan nilai-nilai Satyam
(kebenaran), Sivam (kesucian) dan Sundaram (keharmonisan dan estetika). Sehingga
kegiatan Gita Santih dalam berbagai bentuk akan sangat membantu menciptakan suasana
hening, hikmat/kusuk yang dipancari getaran kesucian hingga melahirkan kedamaian.
Kedamaian sebagai perwujudan dari kecintaan terhadap Semesta dan isinya adalah upaya
yang patut terus menerus dilakukan secara berkelanjutan, maka akan menjadi bagian dari
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Senandungkanlah nyanyian perdamaian di
hati dan jiwa masing-masin, yang pada gilirannya akan mengantarkan manusia menuju sifat
kedewataannya (Madawa) dari sifat keraksasaannya (Danawa). Sifat demikian merupakan
hakikat dari keseimbangan dalam mengaktualisasikan Gita Santih dalam jiwa manusia.
Berdasarkan hal yang telah kami uraikan diatas maka pantas kiranya kita memberi perhatian
yang lebih terhadap permasalahan tersebut maka perlu sebuah solusi cerdas dalam
menyuarakan Gita Kedamaian. Untuk itu kami berencana mengadakan sebuah acara yang
4
diberi nama The Global Domain Gita Santih Festival 2020, sebagai bentuk apresiasi yang
menggugah kaum muda dunia untuk berekpresi mengumandangkan Gita Perdamaian
sehingga dapat memberi vibrasi kepada masyarakat International untuk mewujudkan
kedamaian. Acara ini tersaji berupa festival kreativitas seni yang menyuarakan kedamaian
berlandaskan kebenaran (dharma).
B. Tujuan Penyelenggaraan The Global Domain Gita Santih Festival 2020
1. Meningkatkan rasa kedamaian sebagai wujud pemahaman ajaran dharma;
2. Meningkatkan sradha dan bhakti sebagai landasan terbentuknya budi pekerti luhur;
3. Melestarikan dan mengembangkan Gita Santih atau lagu kedamaian di kalangan
masyarakat;
4. Meningkatkan keterampilan membaca kitab suci atau kidung-kidung keagamaan;
5. Memperdalam pemahaman kitab suci dalam rangka mewujudkan persatuan,
kesejahteraan dan kedamaian;
6. Mengimplementasikan nilai-nilai universal kitab suci dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
7. Memaknai Gita Santih sebagai momentum dan wahana untuk menjalin komunikasi dan
kerja sama antar umat manusia;
8. Melestarikan budaya dan membangkitkan kreativitas sesuai nilai-nilai universal dari Gita
Santih dalam pelaksanaan dharma.
C. Nama dan Bentuk Kegiatan
The Global Domain Gita Santih Festival 2020 (merupakan ajang festival nyanyian
kedamaian tingkat dunia).
The Global Domain Gita Santih Festival 2020 menyelenggarakan kegiatan:
a. Festival membaca sloka atau palawakya;
b. Festival nyanyian rohani (kearifan lokal);
c. Festival dharma wacana;
d. Festival kreativitas.
5
D. Tema Kegiatan The Global Domain Gita Santih Festival 2020
Membangun Generasi yang Unggul dalam Mewujudkan Kedamaian Rohani dan
Kesejahteraan Jasmani.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 Desember 2020 secara virtual untuk seluruh dunia.
F. Peserta
Peserta adalah individu atau kelompok yang dibagi dalam dua kategori yaitu :
• Anak-anak, usia 6 – 13 tahun
• Remaja, usia 14 - 20 tahun
Peserta untuk masing-masing jenis dan kategori lomba adalah sebagai berikut.
a. Festival Membaca Śloka/Palawakya diikuti oleh peserta:
a. Tingkat Anak-anak
b. Tingkat Remaja
b. Festival Nyanyian Rohani diikuti oleh peserta:
a. Tingkat Anak-anak
b. Tingkat Remaja
c. Festival Dharma wacana diikuti oleh peserta:
a. Tingkat Anak-anak
b. Tingkat Remaja
Bahasa yang digunakan dalam Dharmawacana yaitu: Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris atau bahasa negaranya masing-masing
d. Festival Kreativitas
Tanpa batasan usia
G. Tata Tertib
Ketentuan Umum Peserta
1. Para partisipan merupakan individu atau kelompok dari seluruh negara yang dibagi dalam dua
kategori usia yaitu :
6
• Anak-anak, usia 6 – 13tahun;
• Remaja, usia lebih dari 14 tahun - 20 tahun.
2. Peserta diperkenankan mengikuti jenis serta kategori lomba sebagai berikut:
a. Festival Membaca Śloka/Palawakya yang dikelompokkan dalam dua tingkat
yaitu:
1) Tingkat Anak-anak;
2) Tingkat Remaja;
b. Nyanyian Rohani yang dikelompokkan dalam dua tingkat yaitu:
1) Tingkat Anak-anak;
2) Tingkat Remaja.
c. Festival Dharma wacana yang dikelompokkan dalam dua tingkat yaitu:
1) Tingkat Anak-anak;
2) Tingkat Remaja.
Bahasa yang digunakan dalam Dharma wacana yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris atau bahasa negara masing-masing.
d. Festival Kreativitas
Tidak ada batasan usia.
3. Setiap peserta diharapkan dapat mengikuti 1 (satu) jenis kategori festival, kecuali
untuk nomor kreativitas dibolehkan mengikuti satu jenis festival lainnya;
4. Ketika peserta tampil dalam festival, diharapkan mengenakan pakaian bebas, rapi, dan
sopan;
5. Nomor urut tampil dikeluarkan oleh panitia dan akan dipasang ketika peserta tampil;
6. Peserta harus bergabung sesuai arahan panitia. Pemanggilan nomor urut tampil peserta
akan dilakukan sebanyak 3 (tiga kali), apabila peserta yang bersangkutan tidak muncul
maka akan dinyatakan gugur;
7. Informasi terkait pelaksanaan kegiatan festival secara terperinci termasuk sistem
penilaiannya di semua bidang festival akan disampaikan pada saat technical meeting
pada tanggal 15 Desember 2020.
7
Ketentuan Khusus
➢ Pedoman Festival Pembacaan Sloka / Palawakya
1. Peserta terdiri dari satu pasangan yang berperan sebagai pembaca dan penerjemah;
2. Ketika tampil, peserta menyampaikan salam pembuka atau panganjali dan diakhiri
dengan paramasanti atau salam penutup;
3. Naskah sloka dan palawakya yang dipakai adalah syair-syair kitab Susastra Weda
seperti Catur Weda, Slokantara, Sarasamuscaya, Bhagavadgīta;
4. Naskah disiapkan oleh panitia ( Lampiran 1 dan Lampiran 2);
5. Sistem pengamatan menggunakan konsep satyam (kebenaran), sivam (kesucian) dan
sundaram (keharmonisan);
6. Teknis festival pembacaan sloka/palawakya dan penilaian diatur oleh dewan
pengamat pada waktu technical meeting;
7. Masing-masing pasangan wajib menampilkan hanya 1(satu) bait;
8. Peserta dipersilahkan memilih salah satu bait dari 4 (empat) bait pilihan yang
disiapkan.
➢ Pedoman Festival Nyanyian Rohani
1. Nyanyian Rohani adalah nyanyian yang mengusung nilai-nilai yang mencerminkan
kedamaian: kedamaian hubungan manusia dengan Tuhan, kedamaian hubungan
manusia dengan sesama manusia dan kedamaian hubungan manusia dengan
lingkungan;
2. Peserta adalah individu atau peserta kelompok;
3. Nyanyian rohani tradisonal adalah lagu bernafaskan Hindu dalam bentuk macapat
(sekar alit), kidung (sekar madia) dan kakawin (sekar agung) atau nyanyian etnis
Nusantara seperti nyanyian Batak, Kalimantan, Sulawesi, Sasak, Papua atau yang
lain; atau nyanyian etnis dunia seperti nyanyian Afrika, India, Belgia, Amerika dan
sebagainya yang bersumber dari kearifan lokal meliputi unsur doa / puja puji
terhadap keagungan Tuhan serta mengusung nilai-nilai yang mencerminkan
kedamaian hubungan manusia dengan Tuhan, kedamaian hubungan sesama manusia
dan kedamaian hubungan manusia dengan lingkungan;
8
4. Dibawakan dalam bahasa daerah Nusantara, bahasa Jawa Kuno, bahasa Indonesia,
bahasa Inggris atau bahasa negara masing-masing;
5. Pada waktu tampil, peserta menyampaikan salam pembuka atau panganjali dan
diakhiri dengan paramasanti atau salam penutup;
6. Masing-masing peserta hanya wajib menampilkan 1(satu) bait lagu;
7. Peserta diharapkan mengenakan busana rapi, dan sopan;
8. Materi nyanyian disiapkan oleh peserta;
9. Sistem pengamatan menggunakan konsep satyam (kebenaran), sivam (kesucian) dan
sundaram (keharmonisan);
10. Teknis festival dan teknis penilaian diatur oleh dewan pengamat pada waktu technical
meeting;
11. Waktu dibatasi maksimal 10 menit;
12. Masing-masing peserta menyerahkan naskah yang akan dibawakan.
➢ Pedoman Festival Dharma Wacana
1. Dharma wacana yang digelar dalam festival akan dibawakan dalam Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris atau bahasa negara masing-masing;
2. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 dengan spasi ganda (dua). Letter/tulisan
memakai calibri ukuran huruf 12;
3. Tema dharma wacana yang diusung dalam The Global Domain Gita Santih Festival
Tahun 2020 berlaku bagi semua tingkatan yaitu Tri Hita Karana yang bermakna
kedamaian hubungan manusia dengan Tuhan, kedamaian hubungan sesama manusia
dan kedamaian hubungan manusia dengan lingkungan;
4. Judul ditetapkan oleh peserta sesuai dengan tema yang telah ditentukan di atas;
5. Naskah dharma wacana dikirimkan ke link/tautan email: [email protected]
dan ke nomor WA TGDGSF 2020: +62 878-7437-1677;
6. Naskah dikirim ke panitia The Global Domain Gita Santih Festival beserta soft copy
dan diterima paling lambat tanggal 10 Desember 2020;
7. Dharma wacana disampaikan secara hafalan/lisan yang materinya sesuai naskah
yang diserahkan ke panitia;
9
8. Dharma wacana disampaikan selama maksimal 10 menit untuk anak- anak dan
maksimal 15 menit untuk remaja;
9. Struktur materi dharma wacana terdiri dari pembukaan, isi dan penutup;
10. Sistem pengamatan/penilaian menggunakan konsep/katagori satyam (kebenaran),
sivam (kesucian) dan sundaram (keharmonisan).
➢ Pedoman Festival Kreativitas
Festival Kreatifitas dalam rangka The Global Domain Gita Santih Festival 2020
merupakan ajang kompetisi kreatifitas untuk menggugah kaum muda untuk
berekpresi mengumandangkan Gita Perdamaian sehingga dapat memberi vibrasi
kepada masyarakat International untuk mewujudkan kedamaian melalui media video
yang bisa berupa nyanyian, puisi, ceritera, film pendek, video dokumenter, video
iklan, video tik-tok, video gerak dan lagu yang memuat ekspresi nilai-nilai
kedamaian yang dishare di akun media sosial masing-masing peserta.
Syarat dan Ketentuan Festival Kreatifitas
1. Peserta adalah generasi muda yang keikutsertaannya bisa bersifat individu atau
kelompok;
2. Konten video tidak mengandung unsur kekerasan, hal-hal negatif (SARA,
Pornografi), tidak bermuatan politik serta dan tidak melanggar hukum/aturan yang
berlaku;
3. Peserta hanya mengirimkan 1 Video dan dilengkapi dengan sinopsis penjelasan video
tersebut, durasi video maksimal 12 menit;
4. Video yang dikirimkan merupakan karya asli pribadi/kelompok dan peserta wajib
bertanggungjawab penuh terhadap keaslian karya yang dikirimkan;
5. Video yang dikirimkan diunggah di platform media sosial seperti Tik-Tok,
Instagram, Youtube dan Facebook dan lain-lain serta menggunakan Bahasa
Indonesia, bahasa Inggris atau bahasa negara masing-masing;
6. Video yang dikirimkan menjadi milik panitia dan dapat secara bebas dalam rangka
kegiatan dilingkungan Gita Santih Nusantara dengan tetap mencantumkan nama
kreator/pencipta;
10
7. Peserta wajib memfollow akun IG @gitasantih dan merepost flyer Festival dengan
menyertakan hastag #gitasantihfestival #Festivalkreatifitasgitasantih;
8. Karya video dapat dikirim dalam format DVD/USB dengan format MP4, AVI,
MOV resolusi minimal 720p/ H264 atau mengirim link unggahan di Youtube,
Google Drive dan kirimkan link/tautan ke email; [email protected] dengan
subjek “Festival Video Kreatifitas Gita Santih”;
Video dikirim paling lambat 11 Desember dengan menyertakan nama lengkap, asal,
No. HP yang dapat dihubungi dan jenis serta judul video;
9. Pihak Penyelenggara dan Dewan Pengamat tidak bertanggung jawab atas hal apapun,
mengenai video yang dikirimkan apabila terjadi penuntutan kepemilikan hak cipta,
atas sebagian/seluruh bagian video yang dikirimkan dan hal-hal lainnya yang
membuat, kerugian dengan nilai ataupun tanpa nilai bagi peserta maupun pihak lain;
10. Penyelenggara berhak mendiskualifikasi video peserta sebelum dan sesudah
penjurian apabila dianggap tidak memenuhi ketentuan, serta mencabut status juara
peserta apabila Video yang difestivalkan menjadi pemenang festival;
11. Peserta dianggap telah menyetujui semua persyaratan yang ditetapkan atas karya
video yang dikirim;
12. Sistem pengamatan/penilaian menggunakan konsep/katagori satyam (kebenaran),
sivam (kesucian) dan sundaram (keharmonisan);
13. Kriteria penilaian terhadap video yang dikirimkan meliputi:
a. Kesesuaian isi/pesan video dengan tema kegiatan;
b. Keunikan ide cerita/ originalitas;
c. Kreaktifitas dan penghayatan (acting, otentisitas peran dan penyutradaraan);
d. Keindahan/Estetika (kualitas gambar, tata suara, penataan artistik dan
penyuntingan).
11
➢ Hadiah Bagi Penampilan Terbaik Festival
1. Sloka/Palawakya, Nyanyian Rohani & Dharmawacana:
a. Penampilan Terbaik 1: Rp. 1.000.000,00
b. Penampilan Terbaik 2 : Rp. 600.000,00
c. Penampilan Terbaik 3 : Rp 400.000,00
2. Kreativitas:
a. Penampilan Terbaik 1 : Rp. 2.000.000,00
b. Penampilan Terbaik 2 : Rp 1.200.000,00
c. Penampilan Terbaik 3 : Rp 800.000,00
H. Penutup
Demikian ketentuan kegiatan ini telah ditetapkan, kami sangat mengharapkan dukungan dan
partisipasi bapak dan ibu. Atas perhatian bapak ibu kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 25 Nopember 2020
The Global Domain Gita Santih Festival 2020
Dr. I Gede Adiputra, MM. Dewa Putu Darma, S.Ak, MM.
Ketua Sekretaris
Mengetahui:
Ida Bhawati Prof.Dr.dr. Nyoman Kertia, SpPd-KR
Ketua Gita Santih Nusantara
12
Lampiran :1
KETENTUAN FESTIVAL
NASKAH PEMBACAAN SLOKA BERPASANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA
1. Samo ‘haṁ sarva-bhūteṣu
na me dveṣyo ‘sti na priyaḥ,
ye bhajanti tu māṁ bhaktyā
mayi te teṣu cāpy aham. ( Bhagavad Gita IX.29)
“Aku adalah sama bagi semua mahluk; bagi-Ku tiada yang terbenci dan
terkasihi; tetapi mereka yang berbhakti pada-Ku dengan penuh
pengabdian, mereka ada pada-Ku dan Aku ada pada mereka ”
2. Na karmaṇām anārambhān
naiṣkarmyaṁ puruṣo ‘śnute,
na ca sannyasanād eva
siddhiṁ samadhigacchati.(Bhagavad Gita III.4.)
“Tanpa kerja orang tak akan mencapai kebebasan, demikian juga ia tak
akan mencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja.”
3. Prajāpate na tvad etāny anyo
viśvā jātāni pari tā babhūva,
yatkāmās te juhumas tan no astu
vayaṁ syāma patayo rayiṇām (Regveda X.121.10)
Oṁ Hyang Prajapati, Pencipta alam semesta, tidak ada yang lain
yang maha kuasa, mengendalikan seluruh ciptan-Mu, kami persembahkan
segala cita-cita kami, kepada-Mu, anugrahkanlah karunia berupa segala
kebajikan kepada kami”
4. Ā no bhadrāh kratawo yantu viśvato
adabdhāso aparitāsa udbhidaḥ
devā no yathā sadamid vṛdhe asan,
aprāyuvo rakṣitāro dive dive( Yayurveda XXV.14)
“Semogalah pikiran –pikiran yang mulya, pikiran-pikiran yang tidak
berbahaya, gagasan-gagasan yang menguntungkan datang kepada kami
dari semua arah . Para dewata yang senantiasa waspada memberi berkah
setiap hari dan bermanfaat bagi kemajuan kami”.
13
Lampiran 2 :
KETENTUAN FESTIVAL
NASKAH PEMBACAAN PALAWAKYA BERPASANGAN ANAK-ANAK
DAN REMAJA
1. Kalinganya, ikang putra yan lālana, tuhun ika tan pinihĕran, tan wurung
mamangguh doṣa, kunang ikang putra yan tinādana, tuhun ika yan
sinakitan ing warah-warah, tan wurung ika mamangguh guṇa, matangnya
ikang putra mwang śiṣya tādana nika, maran agöng gunanya, haywa wineh
lālana, ling ning aji( Slokantara, sloka 23(49)
Terjemahan:
Pada hakekatnya jika seorang anak selalu dimanjakan, sungguh tidak
pernah dilarang berbuat apapun, tidak dapat dihindari akan menemui
penderitaan, adapun anak yang selalu dihukum, sungguh itu sebagai
pendidikan, pasti dia menjadi orang yang baik, oleh karenanya seorang
anak maupun murid perlu dihukum untuk menjadikan dia orang yang
bersifat mulya dan janganlah selalu dimanjakan, demikian menurut ajaran
suci.
2. Kalinganya, yan ing wêngi Sang Hyang Candra sira pinaka damar, yan ring
rahina Sang Hyang Rawi pinaka damar, Yan ring triloka Sang Hyang
Dharma pinaka damar. Kunang yan ing kula ikang anak suputra pinaka
damar, ling ning haji (Slokantara, sloka 24 (52)).
Terjemahan Sesungguhnya, pada waktu malam hari bulanlah sebagai penerang, jika
pada siang hari matahari sebagai penerang, jika di tiga dunia ini dharmalah
sebagai penerang. Adapun dalam keluarga, putra yang baiklah sebagai
cahayanya. Demikian menurut ajaran kitab suci.
3. Matangnyan nihan, kadáyákêna ning wwang, tan wák, káya, mánah, kawarjana, makolahang asubhakarma, apan ikang wwang mulahakên ikang hayu, hayu tinêmunya, yapwan hala pinakolahnya, hala tinêmuwya. (Sarasamuscaya, 156)
Terjemahan
Oleh karenanya inilah yang harus diupayakan orang, janganlah berkata,
berbuat, dan berpikir buruk, karena orang yang berbuat baik, kebaikan
yang akan diperolehnya, apabila berbuat jahat maka penderitaan yang
ditemukan olehnya.
14
4. Nyàyeki kadáyákêna ning wwang, ikang buddhi màsih ring sarwapràni, yatika pagêhakêna, haywa dêngki, haywa ta engin, haywa ta humayam-ayam, ikang wastu tan hana, wastu tan yukti kunêng, haywa ika inangên-angên. (Sarasamuscaya, 89)
Terjemahan
Inilah hendaknya yang dilakukan orang, perasaan cinta kasih kepada
semua mahluk, hal itu patut dikuatkan, janganlah dengki, janganlah
menginginkan dan merindukan sesuatu yang tidak ada atau yang tidak
benar, hal itu jangan dipikir-pikirkan.
15
Lampiran 3 : FORMAT PENILAIAN DEWAN PENGAMAT
FORMAT PENILAIAN HASIL PENGAMATAN TERHADAP UNSUR-UNSUR
SATYAM, SIWAM DAN SUNDARAM UNTUK NOMOR SLOKA / PALAWAKYA
NAMA PESERTA : …………………………………
NOMOR TAMPIL : …………………………………
ASAL PESERTA : …………………………………
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
TOTAL
NILAI KETERANGAN
(3x4)
1. SATYAM
Tampilan sloka/palawakya mampu
menunjukkan wiraga (syair/lirik, melodi
dan penyajian keseluruhan) secara
benar menurut sumber dan dresta
daerah masing-masing.
PEMBACA 35
a. Wirama suara untul sloka/palawakya di
bungkahing jihwa benar;
b. Guru-laghu (chandha) pada sloka benar;
c. Guru basa pada palawakya benar;
d. Pengucapan syair/lirik pada sloka/palawakya
benar;
e. Terjemahan syair pada sloka/palawakya benar;
f. Kalimat lagu (kalimat melodi) pada sloka benar
menurut dresta daerah masing-masing;
g. Sikap, rias, busana dan pola penyajian
pangwacen dan paneges benar sesuai ketentuan.
PENERJEMAH 15
16
a. Terjemahan disampaikan secara tepat;
b.
Terjemahan disampaikan dengan
mempergunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Atau Bahasa
Inggris, atau Bahasa Negara Masing-
masing
2. SIWAM
Tampilan sloka/palawakya mampu
mengeluarkan rasa (wirasa) kesucian,
kedamaian atau kebenaran/dharma.
25
a. Penyajian sloka/palawakya mampu
mencerminkan wirasa kesucian (sauca),
kedamaian (santih) dan atau kebenaran (dharma);
b. Pola penyajian sloka/palawakya menunjukkan
wirasa kebersihan dan kerapian. 3. SUNDARAM
Tampilan wirama (elemen
sloka/palawakya) yang seimbang dan
harmonis sehingga mampu
memancarkan kenikmatan batin yang
ngalangenin.
25
a. Wiraga dari sikap/gerak, suara, rias, busana dan
pola penyajian harmonis dengan karakter lagu
yang dibawakan; c. Keseimbangan dan keharmonisan yang dinamis
antara elemen atau bagian sloka/palawakya dan
antara pangwacen dan paneges bagus/indah
(ngalangenin).
TOTAL NILAI 100
DEWAN PENGAMAT
Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
…………… …………… .………… ................... ......................
17
FORMAT PENILAIAN HASIL PENGAMATAN TERHADAP UNSUR-UNSUR
SATYAM, SIWAM DAN SUNDARAM UNTUK NOMOR NYANYIAN ROHANI
NAMA PESERTA : …………………………………
NOMOR TAMPIL : …………………………………
ASAL PESERTA : …………………………………
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
TOTAL
NILAI KETERANGAN
(3x4)
1. SATYAM
Tampilan nyanyian rohani
mampu menunjukkan wiraga
(syair, melodi dan penyajian
secara keseluruhan) secara benar
menurut sumber atau dresta
daerah masing-masing.
40
a. Wirama suara di bungkahing jihwa
(kakawin), di madyaning jihwa (kidung),
di tungtunging jihwa (macapat) benar;
b. Guru-laghu pada kakawin benar,
pancapriring/wilet pada kidung benar,
guru macapat, palet basa dan aturan pola
macapat pada sekar alit benar;
c. Pengucapan syair/lirik benar menurut
sumber atau dresta daerah masing-masing;
d. Penyajian kalimat lagu (kalimat melodi)
pada lagu rohani benar menurut sumber
atau dresta daerah masing-masing;
e. Terjemahan benar;
f. Sikap, rias, busana dan pola penyajian
benar sesuai ketentuan.
2. SIWAM
18
Tampilan nyanyian rohani
mampu mengeluarkan rasa
(wirasa) kesucian, kedamaian atau
kebenaran/dharma
30
a. Pola penyajian nyanyian rohani mampu
mengungkapkan wirasa kesucian (sauca),
kedamaian (santih) dan atau kebenaran
(dharma);
b. Pola penyajian nyanyian rohani mampu
menunjukkan wirasa kerapian dan
kebersihan.
3. SUNDARAM
Tampilan nyanyian rohani
mampu menunjukkan wirama
(elemen nyanyian rohani) yang
seimbang dan harmonis sehingga
dapat memancarkan kenikmatan
batin yang ngelangenin.
30
a. Wiraga sikap/gerak, suara, rias busana dan
pola penyajian bagus/indah (ngalangenin);
b. Keseimbangan dan keharmonisan yang
dinamis antara elemen/bagian penyajian
dan antara pangwacen dan paneges
bagus/indah (ngalangenin).
TOTAL NILAI 100
DEWAN PENGAMAT
Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
…………… …………… .………… ................... ......................
19
FORMAT PENILAIAN HASIL PENGAMATAN TERHADAP UNSUR-UNSUR SATYAM,
SIWAM DAN SUNDARAM UNTUK NOMOR DHARMAWACANA
NAMA PESERTA : …………………………………
NOMOR TAMPIL : …………………………………
ASAL PESERTA : …………………………………
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
TOTAL
NILAI KETERANGAN
(3x4)
1.
SATYAM
Tampilan wiraga (bagian fisikal)
dharmawacana mampu
mengungkapkan tema Trihita
Karana yang benar
40
a. Isi dharmawacana adalah original;
b. Isi dan tata tulis naskah dharmawacana
benar;
c. Wirama penyajian dharmawacana diformat
dalam bentuk pendahuluan, pokok
pembahasan dan penutup/kesimpulan;
~d. Wirama dari sikap/gerak, suara, busana
dan penampilan tepat sesuai ketentuan.
e. Ada sumber sastranya
f. Kesesuaian antara naskah dengan saat
tampil/iv
2.
SIWAM
Tampilan dharmawacana mampu
memberikan suasana kesucian,
kedamaian atau
kebenaran/dharma.
30
20
a. Dharmawacana mampu mengungkapkan
wirasa yang berkaitan dengan nilai-nilai
kesucian (sauca), kedamaian (santih) dan
atau kebenaran/(dharma);
b. Dharmawacana dapat mengungkapkan
wirasa kebersihan dan kerapian.
3. SUNDARAM
Sajian wirama (elemen
dharmawacana) mampu
memberikan kenikmatan batin
yang ngalangenin.
30
a. Wiraga dharmawacana disajikan secara
dinamis, segar dan hidup;
b. Keseimbangan dan keharmonisan yang
dinamis antara elemen/bagian penyajian
bagus/indah/(ngalangenin).
TOTAL NILAI 100
DEWAN PENGAMAT
Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
…………… …………… .………… ................... ......................
21
FORMAT PENILAIAN HASIL PENGAMATAN TERHADAP
UNSUR-UNSUR SATYAM, SIWAM DAN SUNDARAM UNTUK NOMOR KREATIFITAS
NAMA PESERTA : …………………………………
NOMOR TAMPIL : …………………………………
ASAL PESERTA : …………………………………
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
TOTAL
NILAI KETERANGAN
(3x4)
1. SATYAM
Menunjuk pada tampilan wiraga
(bagian fisikal kreatifitas) yang
mampu mengungkapkan nilai-nilai
kebenaran/dharma)
40
a. Penggarapan komposisi kreativitas benar
sesuai kaidah pengolahan (aransemen) atau
penciptaan karya kreativitas (seni);
b. Wirama garapan dan pola penyajian
kreativitas original;
c. Wirama suara benar sesuai karakter
kreativitas yang dibawakan;
d. Wirama pengucapan, monolog atau dialog
benar sesuai teks;
e.
Kalimat lagu (kalimat melodi) pada nyanyian
benar sesuai sumber atau konsep;
f.
Terjemahan pada nyanyian (yang
menggunakan terjemahan) benar;
g.
Wirama kreativitas mampu memberikan
pesan-pesan kebenaran atau nilai-nilai
dharma;
h.
Wirama dari sikap, gerak, suara, rias, busana
dan pola penyajian benar sesuai karakter
kreativitas yang dibawakan.
2. SIWAM
22
Tampilan kreatifitas yang mampu
menyajikan rasa (wirasa) kesucian,
kedamaian atau kebenaran/dharma.
30
a. Pola penyajian kreativitas mampu
mengungkapkan wirasa kesucian
(sauca), kedamaian (santih) dan
atau nilai-nilai kebenaran
(dharma);
b. Kreativitas mampu
mengungkapkan wirasa kebersihan
dan kerapian.
3. SUNDARAM
Tampilan wirama (elemen
kreatifitas) mampu memberikan
kenikmatan batin yang ngalangenin. 30
a. Komposisi garapan bagus/indah
(ngalangenin);
b. Wiraga dari sikap, gerak, suara, rias, busana
dan pola penyajian kreativitas bagus/indah
(ngalangenin); c. Keseimbangan dan keharmonisan yang
dinamis antara elemen/bagian kreativitas dan
antara pangwacen dan paneges (bagi
nyanyian yang menggunakan terjemahan)
bagus/indah (ngalangenin).
TOTAL NILAI 100
DEWAN PENGAMAT
Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
…………… …………… .………… ................... ......................