keterampilan menulis2 ...

17
KETERAMPILAN MENULIS A. Pengertian Menulis Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tu- lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie, 1998:45). Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca. Menurut Akhadiah dkk (1998:1-3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang disampaikan kepada orang lain

Upload: imam-dwi-upayanto

Post on 23-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD

TRANSCRIPT

Page 1: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

KETERAMPILAN MENULIS

A. Pengertian Menulis

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari

kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan

sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf,

angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau

perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tu-lisan. Selanjutnya

menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan,

serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain

(Syafi’ie, 1998:45). Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang

menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas

rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda

baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat

kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan

disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Menurut Akhadiah dkk (1998:1-3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang

menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Menulis berarti menyampaikan pikiran,

perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas

kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang disampaikan kepada

orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai

dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam

klausa dan kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin

teratur bahasa yang digunakan, makin mudah orang menangkap pikiran yang disalurkan

melalui bahasa itu.

Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa

yang ditulis mudah dipahami pembaca. Kemampuan menulis adalah kemampuan

seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dan perasaan kepada pihak lain

dengan melalui bahasa tulis (Saleh Abbas, 2006:125). Pendapat lainnya menyatakan

bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang

dimaksud oleh pengarang.

Page 2: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

B. Proses Menulis

Temple dkk. (1988:99) mengidentifikasi adanya lima tahap perkembangan

penulisan yang dialami anak, yaitu : prafonemik, fonemik tahap awal, nama-huruf,

transisi, dan menguasai.

Dalam tahap prafonemik anak sudah mengenali bentuk dan ukuran huruf, tetapi

anak belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata. Selanjutnya dalam tahap

fonemik awal, anak sudah mulai mengenali prinsip-prinsip fonetik, tahu cara kerja

tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan prinsip fonetik masih sangat terbatas. Pada

tahap nama-huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik dia

sudah menggunakan huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu

kata. Dalam tahap transisi, penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin lengkap.

Meskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakakn ejaan dan tanda baca dalam

menulis, khususnya pemberian spasi antar kata.

C. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat

tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca,

mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya tulis.

Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.

1. Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik

menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu

rangkaian waktu.

2. Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi

tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).

Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.

3. Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi

tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan

tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga

pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.

4. Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi

tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan

tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.

Page 3: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

5. Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang

sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan

mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak

D. Manfaat Menulis

Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis

mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengem-

bangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4)

menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

1. Menulis Mengasah Kecerdasan

Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak

pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi

(1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke

dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan

kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan

penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki

kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat

menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat

mengingat sampai evaluasi.

2. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas

Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala

sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti

pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3)

pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya

enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.

3. Menulis Menumbuhkan Keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk

pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik.

Konsekuensinya, penulis harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan

tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.

4. Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi

Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal

yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang

disampaikan itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Penulis tak akan dapat

Page 4: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

menyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau

pengetahuan yang memadai tentang apa yang akan dituliskan. Kecuali, kalau memang

apa yang disampaikan hanya sekedarnya.

Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap

informasi yang diperlukan. Untuk keperluan itu, penulis mungkin akan membaca,

menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemerolehan informasi

itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta

menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Penulis akan berusaha

untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik

mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah

ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat

dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya.

Akhadiah, (1988:1-2) mengungkapkan bahwa menulis banyak memberikan

manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis

berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir,

dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan,

dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan

berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis me-

mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6)

menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.

E. Metode Pengajaran Menulis

1. Pengenalan huruf

Pengenalan huruf dilakukan melalui langkah-langkah : a. Menyajikan gambar, b.

Menyebut dan menulis nama yang terdapat dalam gambar, c. Menggunakan teknik

analisis dan sintesis, dan d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf.

2. Latihan

Kegiatan yang dilakukan : a. Memegang pensil dan sikap duduk, b. Gerakan tangan

dalam menulis, c. Mengeblat, d. Menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf,

dan e. Menatap huruf/kata.

3. Menyalin tulisan

Kegiatan yang dilakukan : menyalin huruf, menyalin kata, menyalin kalimat, dan

menyalin bacaan sederhana.

4. Menulis halus atau indah

Page 5: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

Penekanan diarahkan pada bentuk huruf, ukuran huruf, tebal tipisnya penulisan huruf,

serta kerapian tulisan.

5. Dikte/imlak

Kegiatan yang dilakukan dalam dikte meliputi : anak menyiapkan alat tulis, guru

mengucapkan kalimat, anak menulis kalimat yang diucapkan guru, tulisan anak

dikoreksi oleh temannya, dan anak membetulkan tulisannya titik.

6. Melengkapi

Kegiatan yang disarankan meliputi : melengkapi dengan huruf, melengkapi dengan

suku kata, dan melengkapi dengan kata.

7. Menulis nama

Kegiatan menulis nama difokuskan pada penulisan nama benda atau gambar, nama

orang, nama binatang, dan nama jalan.

8. Mengarang, sederhana berdasarkan gambar seri, cerita sederhana, atau pengalaman

anak.

F. Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Karangan sebagai bukti kreativitas diperoleh melalui serangkaian aktivitas mneulis.

Rangkaian aktivitas menulis sebagaimana dikemukakan oleh Ellis, dkk (1989) dan

Tompkins (1994) yakni: pramenulis, pendrafan, perbaikan, penyuntingan dan publikasi.

Menurut Rofi’uddin (1997) menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang

bersifat fleksibel. Sedangakn menurut Graves (Saleh Abbas, 2006:137) rangkaian

aktivitas tersebut tidak dilaksanakan secara linear tetapi secara rekursif-simultan. Strategi

menulis terbimbing yang dimaksud adalah menulis terbimbing yang memberi

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang

mereka senangi, sehingga ia merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya

(Saleh Abbas, 2006:137).

Bimbingan-bimbingan yang diberikan:

1. Bimbingan pada tahap pra-menulis

a. Siswa mengidentifikasi, memilih dan menentukan topik berdasarkan tema

tertentu.

b. Mengenali bentuk tulisan yang akan dikembangkan melalui pemberian model

teks bacaan.

c. Menyusun kerangka karangan berdasarkan proses pengorganisasian topik.

2. Bimbingan pada tahap pendrafan

Page 6: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

a. Siswa mengembnkan kerangka karangan menjadi draft sementara.

b. Siswa mengembangkan gagasan utama dan detail penjelasannya dengan baik.

3. Bimbingan pada tahap perbaikan

a. Siswa membacakan draft awal terhadap teman dengan baik.

b. Melakukan temu pendapat kelompok

c. Merencanakan dan melaksanakan perbaikan draft awal berdasarkan saran atau

tanggapan dari teman dan guru.

4. Bimbingan pada tahap penyuntingan

Bantuan yang diberikan pada tahap ini sama dengan pada tahap perbaikan.

Perbedaannya hanya pada fokus perbaikan. Dalam penyuntingan ini yang diperbaiki

adalah aspek mekanik, pilihan kata, dan penyusunan kalimat.

5. Bimbingan pada tahap pempublikasian

Bantuan yang diberikan pada tahap ini adalah menunjukkan pola penulisan yang

sesuai dengan media yang akan digunakan untuk mempublikasikan karya tulis.

G. Aspek Menulis Karangan

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh

siswa. Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan

suatu karangan. Badudu (Akip Effendy, 2012) mengemukakan yang perlu diperhatikan

dalam menulis, yaitu (1) menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, (2)

menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata dalam distribusi

yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) menyusun klausa atau

kalimat dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih

besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7) menyusun wacana dari paragraf-paragraf

dengan baik, (8) membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi,

eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) membuat surat (macam-macam surat), (10)

menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian, pengalaman,

dan sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan

sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) mengubah wacana

( wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).

Pelajaran mengarang menurut Moeljono (Akip Effendy, 2012) macamnya adalah

1. Mengarang Surat

Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis.

Perbedaannya dengan percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang

Page 7: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

diajak berbicara tidak dapat diterima secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa

dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada bahasa percakapan biasa.

Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat

kekeluargaan dan (2) surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah

surat yang dikirim dari dan kepada keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian

bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman

yang tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada

jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas

biasanya terikat oleh pedoman dan tatatulis tertentu.

2. Mengarang Cerita Non Fiksi

Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang

ada/terjadi sungguh-sungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang

berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di

lingkungannya. Dengan demikain mengarang cerita non fiksi ialah menulis apa saja

yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.

3. Mengarang Cerita Fiksi

Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita

berdasarkan atas buah rekaan atau angan-angan saja. Cerita ini akan berupa suatu

cerita pendek, fragmen, atau sekedar lamunan mengarang saja. Oleh karena itu

dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat mempunyai nilai (1) membiasakan

untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2) menghidupkan

fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.

4. Mengarang Lukisan Keadaan

Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang

menggambarkan suatu situasi secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan

mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan untuk menggambarkan sesuatu

dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata secara tepat. Karangan lukisan

keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Karean sebagai suatu lukisan, maka

kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu

menyentuh perasaan sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan

keadaan mengarah kepada gaya bahasa puisi atau prosa liris.

5. Menulis Berita Aktual

Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu

peristiwa dengan cara menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim

Page 8: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

dipergunakan dalam persuratkabaran. Jadi berita aktual ialah suatu kejadian yang

penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang banyak secara tertulis.

Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan

peristiwa yang penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan

(2) mengembangkan bakat kewartawanan.

6. Mengarang Puisi

Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat. Manfaat mengarang puisi

ialah (1) menyalurkan dorongan melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya

yang terdapat pada diri masing-masing, (2) memberika latihan mengungkapkan

perasan dengan lambang-lambang kata yang tepat, yang berarti melatih kemampuan

berbahasa, (3) mengajar memberi kesibukan yang berguan untuk mengisi waktu

senggang dengan kepandaiannya, (4) mencoba secara tidak langsung memahami

keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan

yang dihadapi, dan (5) membantu memperkembangkan bakat.

7. Mengarang Esai

Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada

suatu saat menarik perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu

pengetahuan,keagamaan, filsafat, kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial.

Tujuan mengarang esai ialah membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah

yang pada suatu saat menarik perhatian orang.

8. Mengarang Naskah Pidato

Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan

kepada seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri. Suatu piadato

yang resmi memerlukan persiapan. Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis.

Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah pidato perlu memperhatikan pidato yang

akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato dibedakan antara lain: (1)

pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato keilmuan.

Syarat-syarat menulis

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk meng-

hasilkan tulisan yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut

adalah (1) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap

Page 9: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

kondisi pembaca, (3) menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa

Indonesia, (5) kemampuan memulai tulisan, dan (6) kemampuan memeriksa tulisan.

Berikut ini dikemukakan beberapa persyaratan atau kemampuan yang harus dipunyai

oleh seorang penulis.

1. Kemampuan menemukan masalah

Seseorang tidak dapat menulis apabila ia tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Oleh

karena itu, penulis harus mampu menemukan dan memahami masalah yang akan ditulisnya.

2. Kepekaan terhadap kondisi pembaca

Sebagai salah satu bentuk peristiwa komunikasi, menulis pada hakekatnya adalah

menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan kemauan, serta informasi ke dalam

tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain.

3. Menyusun perencanaan penulisan

Menulis memerlukan perencanaan. Oleh karena itu setiap kali seorang penulis akan

menulis suatu karangan ia harus mempunyai perencanaan penulisan.

4.Kemampuan menggunakan bahasa

Penulis harus menguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Ia menulis dalam

bahasa Indonesia dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu

menggunakannya dengan baik dan benar.

5.Kemampuan memulai tulisan

Memulai menulis sering merupakan kegiatan yang sulit dilakukan. Hal ini dialami

baik oleh penulis yang sudah berpengalaman maupun orang yang baru belajar

menulis.

6.Kemampuan memeriksa naskah karangan sendiri

Menulis bukanlah pekerjaan sekali jadi, melainkan merupakan pekerjaan “lanjut

ulang”.

Page 10: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

KESIMPULAN

Menulis sebagai keterampilan berbahasa, yang digunakan sebagai sarana atau media untuk

(1) menuangkam gagasan, ide, buah pikiran ke dalam bentuk tulisan, (2) menceritakan

sesuatu kepada orang lain melalui tulisan, (3) mengungkapkan ekspresi perasaan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan, (4) berkomunikasi secara tidak langsung

Page 11: KETERAMPILAN MENULIS2  DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDd

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Haryadi dan Zamzani. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Syafei, Imam. (1988). Retorika Dalam Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Tarigan, H.G. (1987). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Effendy, Akip. (2012). Hakikat Keterampilan Menulis. Diakses dari

http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis/. Pada

tanggal 27 Oktober 2012, jam 21:49 WIB.