keterangan saksi video conference pada …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/skripsi...

122
KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS CEBONGAN, YOGYAKARTA (Tinjauan Yuridis Putusan No. 48-K/PM II-11/AD/VI/2013) SKRIPSI Oleh : DIEN KALPIKA KASIH EIA010031 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2014

Upload: vokhue

Post on 30-Jan-2018

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS CEBONGAN,

YOGYAKARTA

(Tinjauan Yuridis Putusan No. 48-K/PM II-11/AD/VI/2013)

SKRIPSI

Oleh :

DIEN KALPIKA KASIH

EIA010031

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2014

Page 2: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

i

KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS CEBONGAN,

YOGYAKARTA

(Tinjauan Yuridis Putusan No. 48-K/PM II-11/AD/VI/2013)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :

DIEN KALPIKA KASIH

EIA010031

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2014

Page 3: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video
Page 4: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video
Page 5: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

iv

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul:

“KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS CEBONGAN,

YOGYAKARTA (Tinjauan Yuridis Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013)”

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan terbatasnya literatur. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan diterima dengan ketulisan

hati.

Dari penulisan sripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Angkasa, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal

Soedirman.

2. Dr. Hibnu Nugroho, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen

Penguji I dan Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing II

sekaligus Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan

penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat tersusun.

Page 6: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

vi

1. Bapak Dr. Hibnu Nugroho, S.H., M.H. dan ibu Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,

M.H. selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis, atas segala bimbingan, bantuan,

arahan, dukungan dan masukan yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.

Terima kasih atas bimbinganya semoga suatu saat nanti penulis dapat membalas

jasa yang telah Bapak dan Ibu berikan. Walaupun penulis tahu, Bapak dan Ibu

tidak mengharapkan imbalan apapun dari penulis.

2. Bapak Pranoto, S.H., M.H. Dosen Penguji skripsi penulis yang telah bersedia

untuk menjadi penguji penulis.

3. Dr. H. Kuat Puji Prayitno, S.H.,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis.Terima kasih atas kebaikan serta kesediannya setiap kali penulis

berkonsultasi Kartu Rencana Studi (KRS).

4. Segenap dosen, karyawan, dan karyawati serta keluarga besar Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman, yang telah berjasa kepada Penulis selama

menempuh kuliah.

5. Mamah ku tersayang Hj. Hestya Dwi Adi Prihatini wanita yang telah merawat,

menyayangi, membesarkan, mendoakan dan memberikan motivasi kepada

penulis.

6. Bapakku H. Bagas Pitro Martono, A.Md. lelaki yang telah mendidik,

menyayangi, mendoakan dan selalu memberikan motivasi kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Terimakasih atas semua cinta, perjuangan, dukungan, nasihat-nasihat serta doa

yang terus-menerus diberikan kepada penulis hingga saat ini.Terimakasih yang

Page 7: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

vi

setulus-tulusnya untuk kalian, walaupun penulis tahu bahwa ucapan terimakasih

tidak cukup untuk mewakili betapa penulis bangga dan sayang terhadap kalian,

semoga Allah SWT membalas segalanya yang telah papa dan mama berikan

kepada saya. Amin.

Semoga segala kebaikan yang mereka berikan kepada penulis, mendapatkan

balasan sebesar-besarnya dari ALLAH SWT. Penulis juga memohon maaf kepada

semua pihak apabila terdapat kesalahan dalam ucapan maupun tindakan selama

berproses di FH UNSOED. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah pengetahuan tentang Hukum Acara khususnya Hukum Acara Pidana.

Purwokerto, Agustus 2014

DIEN KALPIKA KASIH

E1A010031

Page 8: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

vii

ABSTRAK

KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS CEBONGAN,

YOGYAKARTA

(Tinjauan Yuridis Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013)

Oleh :

DIEN KALPIKA KASIH

E1A010031

Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat dan mempengaruhi kehidupan

manusia, termasuk dalam dunia hukum. Salah satu bentuk kecanggihan teknologi

dalam bidang hukum adalah dalam proses pemeriksaan saksi yang menggunakan

sarana video conference. Contoh kasus yang menggunakan video conference dalam

pemeriksaan saksinya yaitu kasus penembakan yang terjadi di Lembaga

Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta. Sebenarnya masih terjadi perdebatan

penggunaan video conference dalam pemeriksaan saksi pada kasus tersebut. Oleh

karena itu penggunaan video conference sebagai sarana pemeriksaan saksi perlu

dikaji di dalam hukum positif Indonesia.

Kata kunci: Keterangan Saksi; Video Conference;, Kasus Cebongan, Yogyakarta.

Page 9: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

viii

ABSTRACT

These days, technology develops rapidly and iffluences human beings,

including in the world of law. One of some modern tecnologies in the world of law is

the process of witnesses investigation which uses video conference as the medium.

The case example of using video conference in the medium. The case example of

using video conference in the witnesses investigation is the case of shooting which

happens in Cebongan Jail, Yogyakarta.

Actually, there is still a debate about the use of video conference in

investigating the witnesses in that case. Therefore, the use of video conference as a

witnesses investigation medium needs to be reviewed in the Indonesian Positive Law.

Keyword : witnesses; video conference; Cebongan Case, Yogyakarta.

Page 10: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... iii

PRAKATA.......................................................................................... iv

ABSTRAK.......................................................................................... vii

ABSTRACT...................................................................................... .......... viii

DAFTAR ISI................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................ 5

C. Tujuan.................................................................................... ......... 5

D. Kegunaan............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 7

1. Hukum Pembuktian............................................................ 7

a. Pengertian Pembuktian.................................................. 7

b. Teori, Asas dan Prinsip Pembuktian............................... 8

c. Tujuan dan Fungsi Pembuktian...................................... 17

2. Keterangan Saksi............................................................ 19

a. Pengertian Saksi....................................................... 19

Page 11: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

ix

b. Syarat Menjadi Saksi................................................ 22

Page 12: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

x

a. Hak dan Kewajiban Saksi.............................................. 26

b. Saksi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana... 32

c. Saksi Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006

tentang Perlindungan Saksi dan Korban......................... 37

2. Video Confrence.................................................................... 39

a. Pengertian Video Conference.............................. 39

b. Sejarah Video Conference.................................... 41

c. Tujuan dan Fungsi Penggunaan

Video Conference................................................. 48

d. Perkara-perkara yang Kesaksiannya Menggunakan

Video Conference................................................ 51

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 58

A. Metode Pendekatan........................................................................... 58

B. Spesifikasi Penelitian........................................................................ 60

C. Sumber Bahan Hukum...................................................................... 61

D. Metode Pengumpulan Bahan Hukum............................................... 62

E. Metode Penyajian Bahan Hukum..................................................... 62

F. Metode Analisis Bahan Hukum........................................................ 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................ 64

A. Hasil Penelitian................................................................................. 64

1. Bahan Hukum Primer................................................................. 64

2. Bahan Hukum Sekunder............................................................. 69

Page 13: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

xi

A. Pembahasan....................................................................................... 75

1. Diperlukannya Video Conference Dalam Pembuktian

Keterangan Saksi Pada Kasus Cebongan, Yogyakarta

Pada Putusan No.48-K/PM II-

11/AD/VI/2013........................................................................... 75

2. Kekuatan Pembuktian Keterangan Saksi Pada

Kasus Cebongan, Yogyakarta Pada Putusan

No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013.................................................. 95

BAB V PENUTUP................................................... .................................. 102

A. Simpulan................................................................................................ 102

B. Saran..................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat, terutama di

bidang komunikasi dan infomasi juga membawa pengaruh yang sangat

besar bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya yaitu penggunaan satelit

untuk komunikasi.

Pada era seperti sekarang ini kembali teknologi memberikan

kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi yakni melalui “video

conference”. Sebelumnya masyarakat hanya dapat berbicara dan

mendengarkan orang yang diajak berbicara yang barada jauh darinya ( di

luar negeri sekalipun ) melalui pesawat telepon saja. Tetapi dengan

teknologi video conference, maka tidak hanya mendengar suara orang

lain dari jauh untuk berkomunikasi, tetapi juga dapat menyaksikan

gambar orang yang diajak untuk berkomunikasi pada saat itu juga.

Sebenarnya teknologi ini sudah dikenal di Indonesia sejak era 90-

an yang mana pada saat itu Presiden Soeharto masih berkuasa, beliau

sering mengadakan “tele wicara” yang disiarkan secara langsung oleh

TVRI setiap bulannya dan dalam acara tersebut Presiden Soeharto

menggunakan media televisi dan telepon (pada saat itu pihak TVRI

bekerjasama dengan pihak Telkom ) untuk dapat langs ung berbicara

dengan rakyat yang ada dipelbagai belahan Nusantara, sementara

Presiden Soeharto berada di Jakarta dan rakyat yang diajak berdialog

Page 15: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

2

berada di Kalimantan misalnya.1 Tetapi dengan media video conference

tersebut seolah-olah rakyat berbicara dan bertatap muka secara langsung

dengan Presidennya.

Perkembangan teknologi melalui video conference sebagai media

komunikasi membawa dampak yang sangat besar di Indonesia khususnya

dalam bidang hukum. Pemanfaatan teknologi video conference di bidang

hukum Indonesia dimulai pada saat persidangan kasus penyimpangan

dana non -budgeter Bulog atas nama terdakwa Akbar Tanjung. Saat itu

mantan Presiden BJ. Habibie yang menjadi saksi dalam kasus tersebut

tidak dapat dihadirkan ke persidangan karena pada saat itu beliau berada

di Hamburg Jerman dan tidak dapat datang ke Indonesia dengan alasan

menunggu ist rinya yang sedang sakit. Alasan tersebut kemudian pihak

Pengadilan Jakarta Pusat berinisiatif untuk mengambil jalan pintas

dengan mengadakan suatu video conference whitness atau kesaksian

secara video conference, dan kesaksian tersebut diadakan di kantor

Konsul Jenderal Indonesia di Hamburg Jerman, dan disiarkan secara

langsung oleh salah satu stasiun swasta di Indonesia. 2 Kasus lainnya

yang keterangan saksinya menggunakan video conference adalah kasus

penembakan yang dilakukan oleh anggota Koppasus kepada empat

tahanan yang terjadi di dalam lembaga pemasyarakatan Cebongan

Yogyakarta ( Lapas Cebongan Yogyakarta ) pada hari Sabtu tanggal 23

1 Kusuma, Nandar, Kesaksian Melalui Video Conference Dalam Perkara (internet),

2012. Tersedia: http://www.hukumindonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui-video-conference.html (diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 20:11 WIB ).

2 Sidang dengan menghadirkan saksi Prof.B.J.Habibie yang berada di Hamburg Jerman (sumber: kompas tanggal 24 Juni 2002).

Page 16: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

3

Maret 2013 sekitar pukul 01:30 WIB. 3 Di duga karena rekan sejawat

anggota Koppasus tersebut yaitu Serka Heru Santoso yang dikeroyok

hingga tewas oleh sekelompok orang yaitu Dikki CS di tempat hiburan

Hugo’s Cafe di Jalan Adisucipto, Depok, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dikarenakan peristiwa tersebut maka anggota Koppasus

Yogyakarta lainnya melakukan penembakan terhadap kelompok Dikki

CS yang saat itu telah menjadi tahanan di Lembaga Pemasyarakatan

Cebongan, Yogyakarta.

Pada saat penembakan tersebut para tahanan yang lainnya yang

ikut menyaksikan penembakan tersebut untuk selanjutnya dijadikan

sebagai saksi dalam kasus yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan

Cebongan. Setelah kejadian tersebut banyak saksi yang tertekan dan

trauma, oleh karena itu Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (

LPSK ) yaitu Abdul Harris Semendawai memohon kepada Mahkamah

Agung Republik Indonesia agar kiranya para hakim di Pengadilan Militer

II-11 Yogyakarta agar berkenan memeriksa kesaksian dari para saksi

tersebut melalui video conference karena melihat kondisi psikologi dari

para saksi. Mahkamah Agung Republik Indonesia telah bersedia bahwa

keterangan saksi kasus Cebongan Yogyakarta menggunakan video

conference, namun pada saat itu para hakim yang mengadili dan

memutus perkara tersebut masih terdapat pro dan kontra mengenai

3Bahasa Indonesia, Penembakan Cebongan (internet), 2013. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Penembakan_Cebongan ( di akses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 20:00 WIB ) .

Page 17: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

4

keterangan saksi yang disampaikan melalui video conference.4 Para

hakim yang setuju menggunakan video conference memberikan alasan

bahwa untuk menciptakan keadaan yang lebih aman dan kondusif serta

menciptakan rasa aman kepada saksi, maka lebih baik saksi tidak di

hadirkan secara langsung ke dalam ruang pesidangan. Namun, berbeda

pendapat dengan majelis hakim yang tidak setuju dengan penggunaan

video conference di dalam pemeriksaan saksi-saksi. Majelis hakim yang

tidak setuju berpatokan pada Pasal 160 ayat (1) huruf a KUHAP yang

berbunyi :

Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi seorang menurut urutan yang dipandang sebaik -baiknya oleh hakim ketua sidang setelah mendengar pendapat penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum;

Serta majelis hakim yang tidak setuju juga berpegang teguh pada

Pasal 185 ayat (1) KUHAP yakni :

Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.

Sesuai dengan patokan yang digunakan oleh majelis hakim yang

tidak setuju dengan adanya penggunaan video conference sebagai sarana

dalam pemeriksaan keterangan saksi maka dapat dikatakan bahwa

majelis hakim tersebut sangat mengutamakan kehadiran saksi dalam

persidangan tanpa perantara oleh fasilitas apapun, karena hakikat dari

hukum acara pidana yakni mencari kebenaran materiil yaitu memperoleh

kebenaran hakiki yang sebenar-benarnya. 5

4 Sorot, Jogya, Kasus Cebongan: MA Setuju Pakai Video Conference, (internet),

2013. Tersedia: http://berita-jogya-1...an -ma--setuju-pakai-videoconference.html (diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 10:54 WIB ).

5 Ibid.

Page 18: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

5

Dilatarbelakangi permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk

meneliti lebih jauh dan menyusun dalam penulisan skripsi yang berjudul

:

KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA KASUS

CEBONGAN, YOGYAKARTA

(Tinjauan Yuridis Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat

dirumuskan permasalahan, yaitu :

1. Mengapa video conference diperlukan dalam pembuktian

keterangan saksi pada kasus Cebongan, Yogyakarta pada Putusan

No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013?

2. Bagaimana kekuatan pembuktian keterangan saksi video

conference pada kasus Cebongan, Yogyakarta terkait dengan

Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengggunaan video conference dalam mendengarkan

keterangan saksi dalam proses perkara pidana khususnya pada

keterangan saksi pada kasus yang terjadi di Lembaga

Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta.

2. Mengetahui kekuatan pembuktian keterangan saksi video

conference pada Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013.

Page 19: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

6

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

pengembangan pustaka hukum yang berkaitan dengan Hukum

Acara Pidana terutama yang berkaitan dengan penggunaan video

conference keterangan saksi pada kasus yang terjadi di dalam

Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta .

2. Kegunaan praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan

informasi dan pendidikan bagi masyarakat tentang dasar

pertimbangan penggunaan video conference dalam memberikan

kesaksian pada proses perkara pidana khususnya dalam kasus yang

terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta serta

membandingankan pendapat para praktisi hukum mengenai

penggunaan video conference dalam memberikan kesaksian pada

proses perkara pidana . Selain itu, membandingkan pula dengan

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana tentang kekuatan

yuridis keterangan saksi yang diberikan melalui video conference

dalam proses perkara pidana agar secara praktis dapat dengan

mudah diterapkan.

Page 20: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Hukum Pembuktian

a. Pengertian Pembuktian

Hukum pembuktian adalah seperangkat kaidah hukum yang

mengatur tentang pembuktian.6 Membuktikan adalah meyakinkan hakim

tentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu

persengketaan. Menurut M. Yahya Harahap7 :

Pembuktian adalah ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang dan boleh digunakan hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan.

Menurut R. Subekti8 mengatakan bahwa :

Bukti berarti sesuatu untuk meyakinkan akan kebenaran suatu

dalil atau pendirian. Pembuktian adalah perbuatan yang dilakukan untuk

meyakinkan kebenaran suatu dalil di muka pengadilan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga dijelaskan

mengenai pengertian pembuktian yaitu:

6 Munir Fuady,2006. Teori Hukum Pembuktian Cet. I. Bandung: PT.Citra Aditya

Bakti, Hal 1. 7 Zein, Arief, Pembuktian Dalam Hukum Pidana (internet), 2011. Tersedia:

www.pembuktian-dalam-hukum-pidana.html (diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 10:57 WIB).

8 Siadari, Ray Pratama, Beberapa Pengertian dan Dasar Hukum Pembuktian (internet), 2012. Tersedia: www.beberapa-pengertian -dan-dasar-hukum.html (diakses pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 20:40 WIB).

Page 21: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

8

Perbuatan memberi (memperlihatkan bukti, melakukan

sesuatu sebagai bukti kebenaran, melaksanakan cita-cita dan sebagainya,

menandakan atau menyatakan bahwa sesuatu benar serta meyakinkan,

menyaksikan).

Dengan demikian nampaklah bahwa pembuktian itu hanyalah

diperlukan dalam persengketaan dan perkara di muka hakim atau

pengadilan, sehingga pembuktian itu hanya diperlukan, apabila timbul

suatu perselisihan.9

Sementara itu, pengertian pembuktian dalam ilmu hukum

adalah suatu proses, baik dalam acara perdata maupun pidana, yang mana

dengan menggunakan alat-alat bukti yang sah, dilakukan tindakan

dengan prosedur khusus, untuk mengetahui suatu fakta atau pernyataa n,

khususnya fakta atau pernyataan yang dipersengketakan di pengadilan,

yang diajukan dan dinyatakan oleh salah satu pihak dalam proses

pengadilan itu benar atau tidak seperti dinyatakan itu.10

b. Teori, Asas dan Prinsip Pembuktian

Proses “pembuktian” hakikatnya lebih dominan pada sidang

pengadilan guna menemukan kebenaran materiil tentang peristiwa yang

terjadi dan memberikan keyakinan kepada hakim tentang kejadian

tersebut sehingga hakim dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya.

Dikaji dari sudut pandang hukum acara pidana, maka “hukum

pembuktian” berkembang dalam rangka untuk menarik suatu kesimpulan

9 Ibid Hal 1. 10 berita-jogya-.1...an-ma--setuju-pakai-videoconference.html (internet), Loc.Cit.

Page 22: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

9

bagi hakim di dalam sidang pengadilan untuk menyatakan bahwa

terdakwa terbukti atau tidak melakukan tindak pidana yang telah

didakwakan oleh penuntut umum dalam surat dakwaannya dan pada

akhirnya hakimlah yang berwenang menjatuhkan berat ringannya

hukuman pada terdakwa. Dalam menjatuhkan berat ringannya hukuman

tersebut tentunya hakim memegang prinsip dari setiap pemikiran hakim,

pemikiran tersebut tidak lepas juga dari teori ataupun prinsip yang ada di

dalam hukum pembuktian itu sendiri. Ada beberapa teori pembuktian

yang dianut hakim di Indonesia, yaitu:

1. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim semata atau

conviction intime.

Ini merupakan teori pembuktian yang menjelaskan agar terbukti atau

tidaknya kesalahan terdakwa semata-mata ditentukan atas penilaian

keyakinan atau perasaan hakim. Dasar hakim membentuk

keyakinannya tidak perlu didasarkan pada alat bukti yang ada.

2. Teori pembuktian berdasarkan pada undang-undang secara positif atau

positif wettelijk bewijs theori.

Yaitu apabila suatu perbuatan terdakwa telah terbukti sesuai dengan

alat-alat bukti sah menurut undang-undang, maka hakim harus

menyatakan terdakwa terbukti bersalah tanpa mempertimbangkan

keyakinannya sendiri. Dalam teori ini undang-undang menentukan

bagaimana cara hakim untuk mempergunakan alat bukti tersebut

sebagaimana mestinya, asalkan penggunaannya sesuai dengan yang

telah ditentukan oleh undang-undang. Jika dikaji secara hakiki,

Page 23: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

10

ternyata teori pembuktian ini mempunyai segi negatif dan positif. Hal

ini tampak melalui asumsi M. Yahya Harahap11 sebagai berikut:

“Pembuktian menurut undang-undang secara positif,

keyakinan hakim tidak ikut ambil bagian dalam pembuktian kesalahan

terdakwa. Keyakinan hakim dalam sistem ini tidak ikut berperan

menentukan salah atau tidaknya terdakwa. Sistem ini berpedoman

pada prinsip pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan

undang-undang. Untuk membuktikan salah atau tidaknya terdakwa

semata -mata digantungkan kepada alat-alat bukti yang sah. Asal sudah

dipenuhi syarat-syarat dan ketentuan pembuktian menurut undang-

undang. Sudah cukup menentukan kesalahan terdakwa tanpa

mempersoalkan keyakinan hakim. Apakah hakim yakin atau tidak

tentang kesalahan terdakwa, bukan menjadi masalah. Pokoknya,

apabila sudah dipenuhi cara-cara pembuktian dengan alat-alat bukti

yang sah menurut undang-undang, hakim tidak lagi menanyakan

keyakinan hati nuraninya akan kesalahan terdakwa. Dalam sistem ini,

hakim seolah-olah robot pelaksana undang-undang yang tidak

memiliki hati nurani. Hati nuraninya seolah-olah tidak ikut hadir

dalam menentukan salah ata u tidaknya terdakwa. Meskipun demikian,

dari satu segi sistem ini mempunyai kebaikan. Sistem ini bener-benar

menuntut hakim sebagai suatu kewajiban untuk mencari dan

menemukan kebenaran salah atau tidaknya terdakwa sesuai dengan

tata cara pembuktian dengan alat-alat bukti yang telah ditentukan

11 M. Yahya Harahap, 1985. Pembahasan Pemasalahan dan Penerapan KUHAP .

Jakarta: Pustaka Kartini, Hal 789-799.

Page 24: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

11

undang-undang. Dari sejak semula pemeriksaan perkara, hakim harus

melemparkan dan mengesampingkan jauh-jauh faktor keyakinannya.

Hakim semata -mata berdiri tegak pada nilai pembuktian objektif tanpa

mencampuradukan hasil pembuktian yang diperoleh di persidangan

dengan unsur-unsur subjektif keyakinan nuraninya. Sekali majelis

hakim menentukan hasil pembuktian yang objektif sesuai dengan cara

dan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang, mereka tidak

perlu lagi bertanya dan menguji hasil pembuktian tersebut dengan

keyakinan hati.”

3. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis

atau conviction rasionnee.

Putusan hakim didasarkan atas keyakinannya tetapi harus disertai

pertimbangan dan alasan yang jelas dan logis. Di sini pertimbangan

hakim dibatasi oleh reasoning yang harus reasonable. Dalam

perkembangannya lebih lanjut teori ini mempunyai dua bentuk, yaitu:

a. Conviction intime:

Yakni kesalahan terdakwa bergantung pada keyakinan

belaka sehingga hakim tidak terikat oleh suatu peraturan. Dengan

demikian, putusan hakim tampak timbul nuansa subjektifnya.

Misalnya, dalam putusan hakim dapat berdasarkan pada mistik,

keterangan medium, dukun, dan sebagainya sebagaimana pernah

diterapkan dahulu pada praktik peradilan. Apabila dikaji dan

ditelaah secara mendalam, mendetail, dan substansial, penerapan

sistem pembuktian conviction intime mempunyai subjek, yaitu:

Page 25: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

12

“Sistem pembuktian conviction intime menetukan salah tidaknya

terdakwa, semata-mata oleh penilaian keyakinan hakim.

Keyakinan hakimlah yang menentukan keterbuktikan kesalahan

terdakwa. Darimana hakim menarik dan menyimpulkan

keyakinannya, tidak menjadi masalah dalam sistem ini. Keyakinan

boleh diambil dan disimpukan dari alat-alat bukti yang

diperiksanya dalam sidang pengadilan. Bisa juga hasil

pemeriksaan alat-alat bukti itu diabaikan hakim dan langsung

menarik keyakinan dari keterangan atau pengakuan terdakwa.

Sistem pembuktian conviction intime ini, tentu mengandung

kelemahan. Hakim dapat saja menja tuhkan hukuman pada seorang

terdakwa semata-mata atas “dasar keyakinan” belaka tanpa

didukung alat-alat bukti yang cukup. Sebaliknya, hakim leluasa

membebaskan terdakwa dari tindak pidana yang dilakukannya

walaupun kesalahan terdakwa telah cukup bukti dengan alat-alat

bukti yang lengkap, selama hakim tidak yakin atas kesalahan

terdakwa. Jadi dalam sistem pembuktian conviction intime,

sekalipun kesalahn sudah cukup terbukti, pembuktian yang cukup

itu dapat dikesampingkan oleh keyakinan hakim. Sebaliknya,

walaupun kesalahan terdakwa “tidak terbukti” berdasarkan alat-

alat bukti yang sah, terdakwa bisa dinyatakan bersalah semata-

mata atas “dasar keyakinan” hakim. Keyakinan hakimlah yang

“dominan” atau yang paling menentukan salah atau tidaknya

terdakwa. Seolah-olah menyerahkan sepenuhnya nasib terdakwa

kepada keyakinan hakim semata -mata. Keyakinan hakimlah yang

Page 26: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

13

menentukan wujud kebenaran sejati dalam sistem pembuktian

ini.”12

b. Conviction raisonce

Yakni keyakinan hakim tetap memegang peranan penting

untuk menetukan tentang kesalahan terdakwa. Akan tetapi,

penerapan keyakinan hakim tersebut dilakukan secara selektif

dalam artian keyakinan hakim “dibatasi” dengan harus didukung

oleh “alasan-alasan jelas dan rasional” dalam mengambil

keputusan. Andi Hamzah13 menyebutkan bahwa:

“Sistem atau teori pembuktian jalan tengah atau yang

berdasarkan keyakinan hakim sampai batas tertentu ini terpecah

kedua jurusan. Yang pertama yang tersebut di atas yaitu

pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis

(convincion reisonne) dan yang kedua ialah teori pembuktian

berdasarkan undang-undang secara negatif (negative wettelijke

bewlijs theorie).

Persamaan keduanya ialah sama berdasar atas keyakinan

hakim, artinya terdakwa tidak mungkin dipidana tanpa adanya

keyakinan hakim bahwa ia bersalah. Perbedaannya ialah bahwa

yang tersebut pertama berpangkal tolak pada keyakinan hakim,

tetapi keyakinan itu harus didasarkan kepada suatu kesimpulan

(conclusie) yang logis, yang tidak didasarkan kepada undang-

undang, tetapi ketentuan-ketentuan menurut ilmu pengetahuan

12 Ibid, M. Yahya Harahap, 1985, Hal 797-798. 13Andi Hamzah, 1990. Pengantar Hukum Acara Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia,

Hal 229.

Page 27: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

14

pembuktian yang mana yang ia akan pergunakan, sedangkan yang

kedua berpangkal tolak pada aturan-aturan pembuktian yang

ditetapkan secara limitatif oleh undang-undang. Pada yang

pertama dasarnya ialah suatu yang tidak didasarkan undang-

undang, sedangkan pada yang kedua didasarkan pada ketentuan

undang-undang yang disebut secara limitatif.”

4. Teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif atau

negatif wettelijk bejist theori.

a. Teori pembuktian ini berada di antara teori positif wettelijk dan

teori conviction resionnee;

b. Salah tidaknya seorang terdakwa ditentukan oleh keyakinan

hakim yang didasarkan pada cara dan dengan alat-alat bukti yang

sah menurut undang-undang.

Pada prinsipnya teori pembuktian menurut undang-undang

secara negatif (negatif wettelijk bejist theori) menentukan bahwa

hakim hanya boleh menjatuhkan pidana terhadap terdakwa jika alat

bukti tersebut secara limitatif ditentukan oleh undang-undang dan

didukung pula oleh adanya keyakinan hakim terhadap eksistensinya

alat-alat bukti tersebut. Dari aspek historis ternyata sistem pembuktian

menurut undang-undang secara negatif tentulah melekah adanya :

a. Prosedural dari tata cara pembuktian sesuai dengan alat-alat bukti

sebagainya limitatif ditentukan undang-undang.

b. Terhadap alat-alat bukti tersebut hakim yakin, baik secara materiil

maupun secara prosedural.

Page 28: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

15

Menurut teori ini hakim hanya boleh menjatuhkan pidana

apabila sedikit-dikitnya alat-alat bukti yang telah ditentukan

undang-undang itu ada, ditambah dengan keyakinan hakim yang

didapat dari adanya alat-alat bukti itu.

Dalam Pasal 183 KUHAP menyatakan sebagai berikut:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali

apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar

terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Atas dasar ketentuan Pasal 183 KUHAP ini, maka dapat

disimpulkan bahwa KUHAP memakai sistem pembuktian menurut

undang-undang yang negatif. Ini berarti bahwa dalam hal

pembuktian harus dilakukan penelitian, apakah terdakwa cukup

alasan yang didukung oleh alat pembuktian yang ditentukan oleh

undang-undang (minimal dua alat bukti) dan kalau ia cukup, maka

baru dipersoalkan tentang ada atau tidaknya keyakinan hakim

akan kesalahan terdakwa.

Teori pembuktian menurut undang-undang negatif tersebut

dapat disebut dengan negative wettelijk, istilah itu berarti: wettelijk

artinya berdasarkan undang-undang, sedangkan negative artinya

walaupun dalam suatu perkara terdapat cukup bukti sesuai dengan

undang-undang, maka hakim belum boleh menjatuhkan hukuman

sebelum memperoleh keyakinan tentang kesalahan terdakwa.

Dalam sistem pembuktian yang negatif alat-alat bukti

limitatif ditentukan dalam undang-undang dan bagaimana cara

Page 29: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

16

mempergunakannya hakim juga terikat pada ketentuan undang-

undang.

Selanjutnya perpaduan antara sistem pembuktian negatif dan

keyakinan hakim ini melekat pula adanya unsur-unsur objektif dan

subjektif dalam menentukan terdakwa bersalah ataukah tidak. Hal

ini ditegaskan oleh M. Yahya Harahap14 sebagai berikut:

“Dengan demikian, sistem ini memadukan unsur-unsur

subjektif dan objektif dalam menetukan salah atau tidaknya

seorang terdakwa. Tidak ada yang paling dominan diantara kedua

unsur tersebut. Karena kalau salah satu unsur diantara kedua unsur

itu tidak ada, berarti belum cukup mendukung keterbuktian

kesalahan terdakwa. Misalnya, ditinjau dari segi ketentuan cara

dan dengan alat-alat bukti akan kesalahan terdakwa yang sudah

terbukti tadi. Maka, dalam hal seperti ini terdakwa tidak dapat

dinyatakan bersalah. Sebaliknya, hakim benar-benar yakin

terdakwa sungguh-sungguh bersalah melakukan kejahatan yang

didakwakan. Akan tetapi, keyakinan tersebut tidak didukung

dengan pembuktian yang cukup menurut tata cara dan dengan alat-

alat bukti yang sah menurut undang-undang. Dalam hal seperti ini

pun terdakwa tidak dapat dinyatakan bersalah. Oleh karena itu,

diantara kedua komponen tersebut harus saling mendukung.”15

14 M. Yahya Harahap, 1985, Op.Cit., Hal 800. 15 Pembuktian-dalam-hukum-pidana.html (internet), Loc.Cit.

Page 30: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

17

Di Indonesia sendiri menganut teori pembuktian berdasarkan

undang-undang secara negatif atau negatif wettelijk bejist theori yang

mana harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Kesalahan terbukti dengan sekurang-kurangnya “dua alat bukti yang

sah”.

2. Dengan alat bukti minimum yang sah tersebut hakim memperoleh

keyakinan bahwa telah terjadi tindak pidana dan terdakwalah

pelakunya. 16

Hal ini dipertegas lagi dengan ketentuan yang ada di dalam Pasal

183 KUHAP, yakni :

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.

Dikatakan bahwa dalam hukum pembuktian ini terdapat asas

minimum pembuktian. Asas ini merupakan asas yang mengatur batas

yang harus dipenuhi untuk membuktikan kesalahan terdakwa, yaitu :

1. Dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah (dengan hanya

satu alat bukti belum cukup);

2. Kecuali dalam pemeriksaan perkara dengan cara pemeriksaan “cepat”,

dengan satu alat bukti sah saja cukup untuk mendukung keyakinan

hakim. 17

Dalam hukum pembuktian terdapat pula prinsip pembuktian

diantaranya :

16 Ibid. 17 Ibid.

Page 31: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

18

1. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan kembali (notoire feiten);

2. Satu saksi bukan saksi (unus testis nullus testis); 3. Pengakuan (keterangan) terdakwa tidak cukup untuk membuktikan

bahwa ia bersalah. 18

Dengan diterapkannnya teori, prinsip maupun asas dari

pembuktian tersebut dalam kerangka pikir para hakim, maka dalam

penjatuhan berat ringannya hukuman yang diberikan kepada terdakwa

diharapkan dapat tercipta dan terlaksana dengan seadil-adilnya.

c. Tujuan dan Fungsi Pembuktian

Pembuktian merupakan suatu rangkaian dari proses pemeriksaan

di depan persidangan. Dalam hal ini hakim diharapkan betul-betul

cermat, teliti dan matang menilai serta mempertimbangkan seluruh bukti-

bukti yang diajukan di persidangan, karena dengan pembuktian inilah

ditentukan apakah terdakwa benar-benar terbukti melakukan tindak

pidana yang didakwakan kepadanya dan selanjutnya dapat dibebaskan

dari hukuman bila tidak terbukti bersalah. Pada prinsipnya “hukum

pembuktian” dikaitkan dengan hukum acara pidana hal tersebut memiliki

tujuan atau fungs i sebagai berikut :

1. Sebagai sarana untuk mencari suatu kebenaran materiil dari suatu

tindak pidana yang terjadi;

2. Menemukan orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana;

3. Meminta pengadilan untuk memutuskan bermasalah atau tidaknya

tersangka; dan

4. Melaksanakan dan kemudian mengawasi pelaksanaan dari putusan

tersebut.19

18Ibid.

Page 32: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

19

2. Keterangan Saksi

a. Pengertian Saksi

Dalam sistem peradilan pidana Indonesia, kedudukan saksi sangat

penting sehingga keterangan saksi dijadikan salah satu diantara lima alat

bukti yang sah sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP, yaitu:20

Keterangan saksi; Keterangan ahli; Surat; Petunjuk; dan Keterangan terdakwa.

Penempatan keterangan saksi dalam urutan pertama dari lima alat

bukti yang sah, menunjukan tentang pentingnya alat bukti keterangan

saksi dalam penyelesaian perkara pidana.21 Sebelum membahas lebih

lanjut mengenai keterangan saksi, terlebih dahulu kita akan membahas

mengenai definisi saksi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

definisi saksi dibagi menjadi beberapa pengertian, antara lain :

1. Orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian);

2. Orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa yang dianggap mengetahui suatu kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan dapa t memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi;

3. Orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa;

4. Keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengeta hui;

5. Bukti kebenaran;

19 Hibnu Nugroho, 2012. Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Di

Indonesia. Jakarta: Media Prima Aksara, Hal 32. 20 Muchamad Iksan, 2012. Hukum Perlindungan Saksi dalam Sistem Peradilan

Pidana Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press, Hal 9. 21 Andi Hamzah, 1985. Pengantar Hukum Acara Pidana di Indonesia. Jakarta:

Ghalia Indonesia, Hal 187.

Page 33: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

20

6. Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri.

Menurut Pasal 1 butir ke 26 KUHAP:

Saksi adalah orang yang dapat memberi keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang dia dengar sendiri, dia lihat sendiri dan dia alami sendiri.

Menurut Pasal 1 butir ke 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun

2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban:

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri.

Pengertian saksi yang lebih luas dapat dikemukakan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara

Perlindungan terhadap Korban dan Saksi Pelanggaran HAM yang Berat

sebaga i peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000

tentang Pengadilan HAM, yang memberikan definisi saksi sebagai:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan tentang perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, dan alami sendiri, yang memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun (Pasal 1 butir 3).

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2003 tentang Tata Cara

Perlindungan Khusus bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian

Uang sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 15

Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucin Uang sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003, dalam Pasal 1

butir 3 memberikan pengertian saksi sebagai:

Page 34: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

21

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana pencucian uang yang didengar sendiri, dilihat sendiri, dan dialami sendiri.

Saksi merupakan pihak yang telah terlibat dalam perkara pidana.

Ia menduduki peran dan fungsi yang penting dalam suatu pemeriksaan

perkara di sidang pengadilan. Tanpa adanya saksi, suatu tindak pidana

akan sulit diungkap kebenarannya. Maksud dari menanyai saksi adalah

memberikan kesempatan untuk menyatakan bahwa tersangka tidak

bersalah, ataupun jika bersalah maka mengakui kesalahannya .22 Menurut

Pasal 1 butir ke 27 KUHAP dikatakan bahwa:

Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

Berdasarkan beberapa pengertian saksi di atas maka dapat

dinyatakan bahwa keterangan saksi merupakan hal yang penting dalam

proses persidangan. Sebab saksi lah yang mengetahui secara kongret

mengenai suatu tindak pidana yang sebenarnya terjadi. Dalam KUHAP

saat ini pun keterangan saksi menduduki peringkat pertama sebagai salah

satu alat bukti dalam proses perkara pidana. Keterangan saksi merupakan

salah satu alat bukti terpenting dalam perkara tindak pidana, oleh sebab

itu hukum acara pidana yang mengutamakan kebenaran materiil, yaitu

kebenaran yang mendekati kenyataan sebagaimana yang menjadi tujuan

utama KUHAP.23

22 Andi Hamzah, 1990, Op.Cit., Hal 162. 23 Hibnu Nugroho, 2010. Bunga Rampai Penegakan Hukum Di Indonesia (Edisi

Revisi). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Hal 95.

Page 35: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

22

Dalam Pasal 184 KUHAP menempatkan alat bukti saksi dalam

urutan pertama sebagai alat bukti sah, berbeda dengan hukum acara

perdata yang mengutamakan kebenaran formal, sehingga menempatkan

alat bukti surat sebagai urutan pertama.24

Keterangan saksi dalam kedudukannya sebagai alat bukti

dimaksudkan untuk membuat terang suatu perkara yang sedang di

periksa, diharapkan dapat menimbulkan keyakinan pada hakim, bahwa

suatu tindak pidana itu benar-benar telah terjadi dan terdakwa telah

bersalah melakukan tindak pidana tersebut.

b. Syarat Menjadi Saksi

Dalam hal menjadi seorang saksi merupakan sebuah kewajiban

bagi setiap orang yang diminta hadir dalam memberikan keterangan di

sidang pengadilan. Berikut ini ada syarat-syarat seseorang agar dapat

menjadi saksi, yaitu :

1. Sehat jiwa dan batinnya (tidak gila);

2. Baliq (dewasa);

3. Berani disumpah sesuai dengan agama masing-masing;

4. Melihat, mendengar dan mengalami perkara pidana tersebut25.

Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi oleh seorang

saksi, maka kesaksiannya tersebut menjadi tidak sah. Ditinjau dari segi

nilai dan kekuatan pembuktian keterangan saksi, agar keterangan saksi

24 Varia Peradilan No 328 Maret 2013, hal 78. 25Yahoo, Answers, Apa Pengertian Saksi, Syarat Sebagai Saksi dan Kewajiban

Sebagai Saksi ? (internet), 2012. Tersedia: http://Apa_pengertian_saksi_syarat_sebagai_saksi_dan_kewajiban_sebagai_saksi?/html (diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 19:20 WIB).

Page 36: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

23

atau kesaksian mempunyai nilai serta kekuatan pembuktian, perlu

diperhatikan beberapa pokok ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang

saksi, yaitu sebagai berikut:

1.Harus mengucapkan sumpah atau janji;

2.Keterangan saksi yang yang bernilai alat bukti. 26

Keterangan saksi yang mempunyai nilai ialah keterangan yang

sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 butir ke 27 KUHAP,

yaitu:

Yang saksi lihat sendiri;

Yang saksi dengar sendiri; Yang saksi alami sendiri; Serta menyebut alasan dari pengetahuan itu; Keterangan harus diberikan di sidang pengadilan.

Keterangan saksi yang memenuhi syarat dan bernilai sebagai

alat bukti secara yustisial haruslah:

a. Memberikan keterangan yang sebenarnya sehubungan dengan tindak pidana yang sedang diperiksa. Ketera ngan saksi haruslah murni berdasarkan kesadarannya sendiri, dan didukung oleh latar belakang dan sumber pengetahuannya.

b. Keterangan saksi yang relevan untuk kepentingan yustisial.

i.“yang ia dengar sendiri”;

ii.“yang ia lihat sendiri”; atau iii.“yang ia alami sendiri”. iv.Hasil pendengaran, penglihatan, atau pengala man sendiri dimaksud

harus didukung suatu alasan “pengetahuannya” yang logis dan masuk akal.

v.Jumlah saksi yang sesuai untuk kepentingan peradilan sekurang-kurangnya dua (Pasal 182 ayat (2) KUHAP: unus testis nullus testis,satu saksi bukan saksi)27

26hukum indonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui-video-conference.html

(internet), Loc.Cit. 27 M. Yahya Harahap, 2001. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,

Penyidikan dan Penuntutan (Edisi Kedua). Jakarta: Sinar Grafika, Hal 141-142 .

Page 37: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

24

Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi. Namun ada

pengecualian yang terdapat dalam Pasal 168 KUHAP, yakni:

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam ga ris lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

Di samping karena hubungan derajat kekeluargaan (sedarah atau

semenda), telah ditentukan dalam Pasal 170 KUHAP bahwa mereka yang

karena pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya diwajibkan

menyimpan rahasia, dapat meminta dibebaskan dari kewajiban

memberikan keterangan sebagai seorang saksi. Dalam Pasal 171 KUHAP

juga terdapat pengecualian orang-orang yang tidak diwajibkan menjadi

saksi, yakni:

1.Anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin;

2.Orang yang sakit atau sakit jiwa meskipun ingatannya baik kembali.

Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa anak yang

belum berumur lima belas tahun, demikian juga dengan orang yang sakit

ingatan, sakit jiwa, orang yang gila meskipun kadang-kadang saja, yang

dalam ilmu penyakit jiwa disebut psyhcopaat. Mereka ini tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara sempurna dalam hukum pidana, maka

mereka tidak dapat diambil sumpah atau janji dalam memberikan

keterangan, karena itu keterangan mereka hanya dijadikan sebagai

sebuah petunjuk saja.

Page 38: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

25

Dalam Pasal 185 ayat (5) KUHAP dinyatakan bahwa baik

pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan

merupakan keterangan saksi. Di dalam penjelasan Pasal 185 ayat (1)

KUHAP dikatakan bahwa:

Dalam keterangan saksi tidak termasuk keterangan yang diperoleh dari orang lain atau testimonium de auditu.

Dengan demikian, keterangan saksi yang diperoleh dari orang

lain bukanlah alat bukti yang sah. Keterangan demikian merupakan

keterangan saksi yang mendengar orang lain mengatakan atau,

menceritakan sesuatu, atau apa yang ada dalam ilmu hukum acara pidana

disebut terstimonium de auditu.

Menurut Andi Hamzah, sesuai dengan penjelasan KUHAP yang

mengatakan kesaksian de auditu tidak diperkenankan sebagai alat bukti,

dan selaras pula dengan tujuan hukum acara pidana yaitu mencari

kebenaran materiil, dan pula untuk perlindungan te rhadap hak-hak asasi

manusia, yang mana keterangan seorang saksi yang hanya mendengar

dari orang lain, tidak terjamin kebenarannya. Maka kesaksian de auditu

patut tidak dipakai di Indonesia pula.28

Namun demikian, kesaksian de auditu perlu pula didengar oleh

hakim, walaupun tidak mempunyai nilai sebagai bukti kesaksian, tetapi

dapat memperkuat keyakinan hakim yang bersumber pada dua alat bukti

yang lain. Pada umumnya de auditu diterima sebagai alat bukti tetapi

dibatasi pengertiannya dari pengertian biasa. Tidak diajukan sebagai de

28 Andi Hamzah, 2001. Hukum Acara Pidana Indonesia (Edisi revisi). Jakarta:

Ghalia Indonesia Hal 260-261.

Page 39: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

26

auditu atau hearsay evidence. Misalnya keterangan terdakwa bahwa

seseorang telah mengakui kepadanya bahwa orang itulah yang

melakukan kejahatan tersebut. Selanjutnya dapat dikemukakan adanya

batas nilai suatu kesaksian yang berdiri sendiri dari seorang saksi yang

disebut unus testis nullus testis. Dalam Pasal 185 ayat (2) KUHAP yang

mengatakan bahwa:

Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

Menurut D.Simons yang dikutip dalam Buku Andi Hamzah

mengatakan bahwa:

“Suatu keterangan saksi yang berdiri sendiri tidak dapat membuktikan suatu keadaan tersendiri, suatu petunjuk suatu dasar pembuktian dan juga ajaran Hoge Raad bahwa dapat diterima keterangan seorang saksi untuk satu unsur (bestanddeel) delik dan tidak bertentangan dengan Pasal 342 ayat (2) Ned. Sv.”

Pendapat D.Simons tersebut tidak bertentangan dengan Pasal

Pasal 185 ayat (2) dan ayat (4) KUHAP. Jika satu keterangan saksi

berdiri sendiri dipaka i sebagai alat bukti untuk suatu keadaan atau suatu

unsur delik. Pada Pasal 185 ayat (4) KUHAP mengatakan bahwa:

Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lainnya sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. c. Hak dan Kewajiban Saksi

Hak dan kewajiban saksi merupakan salah satu contoh

hubungan timbal balik negara dan masyarakat, yang mana hak-hak

masyarakat pada umumnya maupun pada masyarakat yang bertindak

sebagai saksi, harus dilindungi oleh negara. Dalam proses persidangan

Page 40: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

27

pidana, pemenuhan hak saksi oleh negara merupakan satu hal yang wajib

dan apabila saksi merasa bila hak-haknya telah terpenuhi, maka secara

tidak langsung akan berdampak positif bagi pelaksanaan kewajibannya di

dalam proses persidangan.29

Perlindungan terhadap skasi dan korban sebagaimana diatur

dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 bertujuan memberikan

rasa aman kepada saksi dan korban dalam memberikan keterangan dalam

proses peradilan, sedangkan asas yang dianut oleh undang-undang

tersebut adalah penghargaan atas harkat dan martabat manusia; rasa

aman; keadilan; tidak diskriminatif dan kepastian hukum.30

Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Perlindungan Saksi dan Korban menyebutkan mengenai hak-hak sebagai

saksi (termasuk korban), yaitu:

(1) Seorang Saksi dan Korban berhak: a. Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan

harta bendanya serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya;

b. Ikut serta dalam proses memilih dan mementukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan;

c. Memberikan keterangan tanpa tekanan; d. Mendapat pene rjemah; e. Bebas dari pertanyaan yang menjerat; f. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus; g. Mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan; h. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan; i. Mendapatkan identitas baru; j. Mendapatkan tempat kediaman baru;

29 Runtuwene, Oktavianus Garry. 2012. Hak dan Kewajiban Yang Mengikat Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen vol I No. 4 Oktober-Desember2012. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/907 (diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 12:46 WIB).

30 Hibnu Nugroho, 2010, Op.Cit., Hal 83.

Page 41: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

28

k. Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan;

l. Mendapat nasihat hukum;dan/atau m. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu

perlindungan berakhir. (2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Saksi

dan/atau Korban tindak pidana dalam kasus-kasus tertentu sesuai dengan keputusan LPSK.

Pada masa lalu, jauh sebelum terbitnya Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, seorang

ahli mengemukakan beberapa hak dari saksi (korban), yaitu sebagai

berikut:

a. Si korban berhak mendapatkan kompensasi atas penderitaannya,

sesuai dengan kemampuan memberi kompensasi si pembuat korban

dan taraf keterlibatan/partisispasi/peranan si korban dalam terjadinya

kejahatan, delinkuensi, dan penyimpangan tersebut.

b. Berhak menolak kompensasi untuk kepentingan pembuat korban

(tidak mau diberi kompensasi karena tidak memerlukannya).

c. Berhak mendapatkan kompensasi untuk ahli warisnya bila si korban

meninggal dunia karena tindakan tersebut.

d. Berhak mendapat pembinaan dan rehabilitasi.

e. Berhak mendapat kembali hak miliknya.

f. Berhak menolak menjadi saksi bila hal ini akan membahayakan

dirinya.

g. Berhak mendapatkan perlindungan dari ancaman pihak pembuat

korban bila melapor menjadi saksi.

h. Berhak mendapatkan bantuan penasihat hukum.

Page 42: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

29

i. Berhak menggunakan upaya hukum (recht middelen).31

Bentuk perlindungan hukum lainnya yang diberikan kepada

saksi selain yang dirumuskan sebagai hak-hak saksi, antara lain 32

memberikan kesaksian di luar pengadilan. Saksi dan/atau korban yang

merasa dirinya berada dalam ancaman yang sangat besar, atas

persetujuan hakim dapat memberikan kesaksian tanpa hadir langsung di

pengadilan tempat perkara tersebut sedang diperiksa. Saksi dan/atau

korban sebagimana dimaksud di atas dapat memberikan kesaksian secara

tertulis yang disampaikan dihadapan pejabat yang berwenang dan

membubuhkan tanda tangannya pada berita acara yang memuat tentang

kesaksian tersebut. Saksi dan/atau korban tersebut di atas juga dapat pula

didengar kesaksiannya secara langsung melalui sarana elektronik dengan

didampingi oleh pejabat yang berwenang. Ketentuan seperti ini diatur

dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Keseimbangan dari hak yang melekat terdapat kewajiban-

kewajiban yang harus ditunaikan oleh saksi (maupun korban), yaitu

sebagai berikut:

a. Tidak sendiri membuat korban dengan mengadakan pembalasan (main

hakim sendiri).

b. Berpartisipasi dengan masyarakat mencegah perbuatan, dan korban

lebih banyak lagi.

31 Bambang Waluyo,2012. Viktimologi Perlindungan Korban&Saksi. Jakarta: Sinar

Grafika, Hal 43. 32 Muchamad Iksan, 2012, Op.Cit., Hal 164.

Page 43: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

30

c. Mencegah kehancuran si pembuat korban baik oleh diri sendiri

maupun oleh orang lain.

d. Ikut serta membina pembuat korban.

e. Bersedia dibina atau membina diri sendiri untuk tidak menjadi korban

lagi.

f. Tidak menuntut kompensasi yang tidak sesuai dengan kemampuan

pembuat korban.

g. Memberi kesempatan pada pembuat korban untuk memberi

kompensasi pada pihak korban sesuai dengan kemampuan (mencicil

bertahap/imbalan jasa).

h. Menjadi saksi bila tidak membahayakan diri sendiri dan ada

jaminan33.

Menambah hal yang telah disebut, saksi dan korban juga

dilindungi hak-haknya, antara lain sebagai berikut:

1. Mengajukan keberatan atas penghentian penyidikan atau penuntutan

(praperadilan). Korban sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.

Pasal 80 KUHAP berbunyi:

permintaan untuk memeriksa sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau penuntutan dapat diajukan oleh penyidik atau penuntut umum atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua pengadilan negeri dengan menyebutkan alasannya.

2. Mengizinkan atau tidak mengizinkan dari keluarga korban atas

permintaan penyidik melakukan otopsi korban. Pasal 134 KUHAP,

menyatakan:

33Bambang Waluyo, 2012, Op.Cit., Hal 43.

Page 44: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

31

a) Dalam hal sangat diperlukan untuk keperluan pembuktian bedah

mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.

b) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan

dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu

dilakukannya pembedahan tersebut.

c) Apabila waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga

atau pihak yang perlu diberitahukan tidak ditemukan, penyidik

segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

dalam Pasal 133 ayat (2) dan Pasal 134 ayat (1) undang-undang

ini.

3. Korban sebagai saksi dapat mengundurkan diri untuk memberi

kesaksian (vide Pasal 168 KUHAP).34

Seiring dengan adanya hak-hak yang melekat pada saksi, tidak

luput pula dari kewajiban-kewajiban yang ada dan harus dipenuhi oleh

setiap orang yang akan menjadi saksi dalam sebuah proses

persidangan pidana, agar dapat terciptanya keseimbangan dalam

proses hukum khususnya hukum acara pidana ini, berikut telah

diuraikan kewajiban saksi sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 30

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi

dan Korban adalah sebagai berikut:

(1) Dalam hal LPSK menerima permohonan Saksi dan/atau Korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Saksi dan/atau Korban menandatangani pernyataan kesediaan mengikuti syarat ketentuan perlindungan Saksi dan Korban.

34Bambang Waluyo, 2012, , Op.Cit, Hal 60.

Page 45: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

32

(2) Pernyataan kesediaan mengikuti syarat dan ketentuan perlindungan Saksi dan Korban sebagaimana dima ksud pada ayat (1) memuat:

a. Kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk memberikan kesaksian dalam proses peradilan;

b. Kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk menaati aturan yang berkenaan dengan keselamatannya;

c. Kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk tidak berhubungan dengan cara apapun dengan orang lain selain atas persetujuan LPSK, selama ia berada dalam perlindungan LPSK; dan

d. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh LPSK.

Bila antara hak dan kewajiban sebagai saksi telah seimbang

dan selaras maka telah terpenuhinya sistem peradilan pidana yang

serasi dan memberikan pengayoman bagi masyarkat.

d. Saksi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

sebagai ketentuan pokok yang mengatur hukum acara pidana yang

bersifat umum (lex generalis) berlaku bagi semua tindak pidana

kecuali yang mnegatur secara menyimpang/khusus (lex specialis)

dalam undang-undang khusus35, telah memberikan definisi atau

pengertian “saksi” dalam Pasal 1 butir 26 KUHAP, yaitu:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

Definisi saksi di atas cukup luas atau umum, sehingga yang

termasuk dalam pengertian saksi biasa orang yang menjadi korban,

pelapor, pengadu, maupun orang lain yang dapat memberikan

keterangan tentang suatu perkara pidana baik di tingkat penyidikan,

penuntutan, maupun di muka sidang pengadilan. 36

35 Muchamad Iksan, 2012, Op.Cit., Hal 93. 36Ibid, Muchamad Iksan, 2012, Hal 94.

Page 46: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

33

Kebanyakan undang-undang pidana khusus yang dibuat

sesudah berlakunya KUHAP tidak memberikan definisi atau

pengertian saksi secara khusus, artinya, saksi yang dimaksud dalam

undang-undang tersebut mengacu pada pengertian saksi yang diatur

dalam KUHAP. Memang ada beberapa perundang-undangan yang

memberikan definis saksi, walaupun tidak ada perbedaan secara

mendasar dengan apa yang diatur dalam KUHAP.37

Di dalam Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 2003 tentang

Tata Cara Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Tindak

Pidana Pencucian Uang sebagai peraturan pelaksana an dari Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian

Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2003, dalam Pasal 1 butir 3 memberikan pengertian saksi

sebagai berikut:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana pencucian uang yang didengar sendiri, dilihat sendiri, dan dialami sendiri.

Definisi ini sama dengan KUHAP, hanya ada pengkhususan

untuk pemberian keterangan pada perkara pidana pencucian uang.

Berbeda dengan KUHAP yang tidak memberikan pengertian khusus

tentang “pelapor”38 (sehingga masuk dalam pengertian saksi),

Undang-Undag Pencucian Uang dan Peraturan Pemerintahnya di atas

membedakan secara tegas antara saksi dengan pela por.39

37 Ibid, Hal 94. 38 Lukman Ali, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pelapor adalah orang yang

melaporkan). Jakarta: Balai Pustaka. Hal 566. 39 Muchamad Iksan, 2012, Op.Cit., Hal 95.

Page 47: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

34

Pasal 1 butir 2 PP Nomor 57 Tahun 2003 menyebutkan:

Pelapor adalah setiap orang yang:

a. karena kewajibannya berdasarkan peraturan perundang-undangan menyampaikan laporan kepada PPATK tentang transaksi keuangan mencurigakan atau transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang; atau

b. secara sukarela melaporkan kepada penyidik tentang adanya dugaan terjadinya tindak pidana pencucian uang sebagimana dimaksud dalam Undang-undang.

Dengan adanya pembedaan antara saks i dan pelapor ini,

apakah berarti dalam perkara pencucian uang pelapor itu bukan saksi ?

Pertanyaan dan penegasan ini penting karena berkaitan dengan hak-

hak saksi yang dijamin oleh KUHAP maupun perturan perundang-

undangan lainnya. Jika pelapor itu bukan saksi, maka mestinya ia

tidak memperoleh hak-hak perlindungan sebagai saksi. Ia hanya

memperoleh perlindungan sebatas yang diberikan undang-undang

terhadap pelapor.

Pelapor pada hakikatnya adalah saksi, akan tetapi secara

formal tidak memberikan kesaksian di persidangan. Perlindungan

hukum dalam undang-undang ini lebih ditujukan terhadap pelapor

sebagaimana di atas. Ketentuan yang demikian adalah janggal, ka rena

justru saksi yang memberikan kesaksian di muka penyidik atau hakim

tidak diatur secara eksplisit perlindungannya.40

Belakangan pengertian dan ruang lingkup “Saksi”

sebagaimana diatur dalam KUHAP dan beberapa peraturan

perundang-undangan dimaknai “hanya” orang yang mendengar,

40 Ibid, Hal 96.

Page 48: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

35

melihat, dan mengalami sendiri suatu perbuatan pidana, dipandang

banyak merugikan tersangka dan terdakwa, sehingga diajukan yudicial

review ke Mahkamah Agung. Makhamah Agung selanjutnya melalui

Keputusan No.65/PUU-VIII/2010 memberikan makna tambahan

menjadi saksi adalah “Orang yang dapat memberikan keterangan

dalam rangka penyidikan, penuntutan, dan peradilan suatu perkara

pidana yang tidak selalu ia dengar sendiri dan ia alami sendiri”.

Dengan demikian, maka dalam setiap ketentuan yang mengatur

tentang pengertian (ruang lingkup) saksi, maka harus dibaca dan

dimaknai dengan tambahan kata ... “tidak selalu” ... sebagimana

putusan Mahkamah Konstitusi tersebut di atas, walaupun perundang-

undangan tersebut secara formal belum diamandemen. Walaupun

sepertinya sepele, tapi peruba han ini telah memberikan kewajiban

hukum bagi aparat penegak hukum untuk memeriksa saksi a de

charge yang biasanya memperkuat alibi tersangka atau terdakwa. Di

sisi lain, hal ini merupakan angin segar bentuk perlindungan baru bagi

tersangka dan terdakwa.41

Dalam konteks sistem peradilan pidana, secara yuridis, saksi

adalah orang yang dapat memeberikan keterangan guna kepentingan

penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana

yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri, sedangkan

secara sosiologis, pengertian saksi sering dipahami meliputi juga

“ahli”, maka populer dengan istilah “saksi ahli”. Akan tetapi secara

yuridis, antara “saksi” dan “(saksi) ahli” adalah berbeda, sehingga di

41 Ibid, Hal 98.

Page 49: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

36

dalam Pasal 184 KUHAP dibedakan antara “keterangan saksi” dan

“keterangan ahli” sebagai dua alat bukti yang berbeda. Keterangan

saksi menurut Pasal 1 butir 27 KUHAP adalah:

Salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keteranagan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

Sementara keterangan ahli menurut Pasal 1 butir 28 KUHAP

adalah:

Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

Dari rumusan di atas diketahui bahwa saksi bisa orang yang

melihat, mendengar, atau orang yang mengalami tindak pidana. Jadi

salah satu saksi yang sangat potensial adalah korban tindak pidana itu,

sedangkan orang yang mendengar dari orang yang mendengar tindak

pidana atau yang populer dengan adagium testimonium de auditu

tidak dapat menjadi saksi dalam perkara pidana. 42

Dalam praktik hukum acara pidana, saksi dibedakan menjadi

beberapa macam, yaitu:

a. Saksi korban; b. Saksi makhota; c. Saksi verbalisan; d. Saksi a charge;43 e. Saksi a de charge.44

42 Ibid, Hal 99. 43Saksi A Charge adalah saksi dalam perkara pidana yang dipilih dan diajukan oleh

penuntut umum, dikarenakan kesaksiannya yang memberatkan terdakwa. Darwan Prinst, 2002. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik. Jakarta: Djambatan. Hal 142.

Page 50: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

37

Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim

harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan (Pasal 185 ayat (6)

KUHAP):

1) Persesuain antara keterangan saksi yang satu dengan yang lain; 2) Persesuain antara keterangan saksi dengan alat bkti yang sah lainnya; 3) Alasan yang mungkin dipergunakan saksi untuk memberikan

keterangan yang tertentu; 4) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.45

Peranan ahli atau saksi ahli dalam perkara pidana juga sangat

penting, sehingga produk dari ahli yang disebut dengan keterangan

ahli juga menjadi salah satu alat bukti yang sah menurut Pasal 184

KUHAP.46

e. Saksi Menurut Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2006

tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Perlindungan Saksi dan Korban sebagai produk hukum terbaru yang

secara khusus mengatur tentang perlindungan saksi dan korban,

memberikan pengertian saksi dan korban, akan tetapi tidak

memberikan pengertian tentang pelapor. Pengertian saksi menurut

Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Perlindungan Saksi dan Korban adalah:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang

44 Saksi A De Charge adalah saksi yang dipilih atau diajukan oleh penuntut umum,

terdakw a, atau penasihat hukum yang sifatnya meringankan terdakwa. Ibid, hal 142. 45 Muchamad Iksan, 2012, Op.Cit., Hal 101. 46 Ibid, Hal 101.

Page 51: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

38

pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri.

Sementara korban menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

adalah:

Seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.

Jadi, definisi saksi yang dipakai oleh UUPSK mengikuti

(cakupan) definisi yang dibuat da lam Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan

Saksi Pelanggaran HAM yang Berat maupun Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap

Saksi, Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim dalam Perkara Tindak

Pidana Terorisme, meliputi juga yang memberikan keterangan pada

(mulai) tahap penyelidikan, sedangkan menurut KUHAP, hanya

dimulai pada tahap penyidikan. 47

Mengingat UUPSK ini merupakan undang-undang yang

bersifat umum (The Umbrella Act) yang mengatur tentang saksi dan

korban, maka harus dipahami bahwa ketentuan dalam undang-undang

ini berlaku untuk saksi dan korban semua tindak pidana, walaupun

dalam peraturan peralihan Pasal 44 dikatakan bahwa pada saat

undang-undang ini diundangkan, peraturan perundang-undangan yang

mengatur mengenai perlindungan terhadap Saksi dan/atau Korban

47 Ibid, Hal 97.

Page 52: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

39

dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

undang-undang ini. 48

3.Video Conference

a. Pengertian Video Conference

Teknologi, meski pada awalnya tiada bersangkut paut dengan

ilmu-ilmu dasar dalam perkembangannya tak dapat melepaskan diri

dari ilmu-ilmu tersebut, misalnya, perkembangan teknologi

telekomunikasi dan teknologi komputer yang menghasilkan internet

tak dapat dilepaskan dari perkembangan yang yang terjadi pada

bidang mikro elektronika, material dan perangkat lunak. 49

Kehadiran internet membawa dunia seakan-akan menjadi

selebar daun kelor. Pernyataan ini lebih ditunjukan kepada perolehan

informasi yang cepat sehingga kejadian di Eropa dapat diketahui oleh

orang Indonesia dalam hitungan detik. Semua itu disebabkan karena

kemajuan teknologi informasi, khususnya internet.50

Informasi dalam perkembangannya berkembang menjadi

beberapa bentuk, salah satu bentuk dari berkembangnya informasi

tersebut salah satunya adalah video conference. Video conference

adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video

sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda. Ini bisa

berupa antara dua lokasi yang berbeda ( point to point ) atau

48 Ibid, Hal 97. 49 Agus Raharjo, 2007. Hukum Dan Teknologi Suatu Tinjauan Filosofis dan Kritik

Terhadap Positivisme Hukum . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Hal 1. 50 Ibid Hal 77.

Page 53: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

40

mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan

konferensi ( multi point ).51

Cara komunikasi ini merupakan kesempatan bagi para

pengguna untuk saling melihat dan mendengar serta serta memiliki

banyak kelebihan dibandingkan dengan konferensi audio saja. Arti

lain dari video conference adalah teknologi komunikasi menggunakan

video dan suara untuk menghubungkan pengguna yang berjauhan

melalui internet, dimana mereka berada di ruangan yang sama yang

saling mengintegrasi. Setiap pengguna komputer/user membutuhkan

bandwidth, mikrofon, webcam dan koneksi internet untuk

berpartisipasi dalam video conference. Anggota dari kedua belah

pihak dapat melihat dan mendengar. Satu sama lain secara real time,

dan memungkinkan percakapan secara alami. Video conference secara

luas digunakan disemua sektor industri. Banyak perusahaan

multinasional menggunakan video conference sebagai sarana

berkomunikasi dengan mitra mereka di negara yang berbeda, dan

untuk usaha kecil, mereka menggunakan video conference untuk

memungkinkan pelanggan dan pemasok dari berbagai negara.

Peralatan yang diperlukan untuk video conference mudah digunakan.

OSD akan menampilkan nomor, kemudian selanjutnya hal yang perlu

dilakukan adalah menelepon nomor atau pilih dari buku alamat.

Sistem video conferencing yang modern, tidak hanya untuk

berkomunikasi melalui video dan suara, tetapi memungkinkan

51Wikipedia, Pengertian Video Conference (internet), 2013. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki (di akses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 18:00 WIB).

Page 54: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

41

pengguna aplikasi untuk saling berbagi dokumen, berbagi aplikasi,

berbagi gambar, co-browsing serta desktop sharing. Semua fasilitas

ini akan ditemukan jika menggunakan perangkat lunak VMEET

produk dari Softfoundry.

b.Sejarah Video Conference

Video Conference adalah komunikasi secara langsung antara

dua orang atau lebih pada tempat yang berbeda dengan menggunakan

suara atau video. Ide awal untuk menggabungkan suara dan video

untuk komunikasi pertama kali dilakukan oleh perusahaan telepon

AT&T pada tahun 1956, perus ahaan telepon yang didirikan oleh

penemu telepon yaitu Alexander Graham Bell. Video conference

pertama kali diperkenalkan pada publik oleh perusahaan telepon

AT&T pada tahun 1964 pada ajang World’s Fair di New York,

Amerika Serikat. Pertama kali video conference diperkenalkan tidak

ada orang yang menduga bahwa akan berkembang sangat pesat hingga

dapat menggantikan telepon standar.

Tahun 1970 AT&T mengkomersilkan layanan video

conference yang mereka namakan Picturephone. Picturephone belum

dapat mengirimkan video, akan tetapi mengirimkan gambar-gambar

yang masih kecil, layanan ini kurang diterima oleh masyarakat, karena

selain kemampuan yang masih sangat kurang juga harga yang

ditawarkan masih sangat mahal sekitar US $ 160. Ericsson pada tahun

1971 mendemonstrasikan video call pertama mereka. Perusahaan lain

yang melihat keberhasilan Ericsson mulai mengembangkan teknologi

Page 55: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

42

video conference seperti Network Video Protocol (NVP) pada tahun

1976. Pada tahun yang sama perusahaan Nippon Telegraph and

Telephone melakukan video conferencing antara Tokyo dan Osaka.

Tahun 1981 dikembangkan juga Packet Video Protocol

(PVP). IBM di Jepang pada tahun 1982 melakukan video conference

pada kecepatan 48000 bps yang terhubung ke Amerika untuk

melakukan rapat mingguan mereka. Pada tahun yamg sama

Compression Labs memperkenalkan sistem layanan publik mereka

seharga US $ 250,000 dengan harga per jam penggunaan US $ 1,000.

Sistem yang dimiliki mereka sangat besar dan membutuhkan daya

listrik yang besar, akan tetapi hanya mereka satu-satunya layanan

video conference yang ada di pasaran saat itu. Pada tahun 1986

diluncurkan layanan video conference baru yaitu PictureTel’s dengan

harga sistem yang jauh lebih murah yaitu US $ 80,000 dengan harga

per jamnya US $ 100. Pada saat kedua sistem komersial yang ada saat

itu, dikembangkan juga layanan video conference yang dikembangkan

khusus untuk perusahaan, organisasi dan untuk militer. Tahun 1984,

Datapoint menggunakan sistem Datapoint MINX pada kampus di

Texas dan menyediakan layanan video conference untuk kalangan

militer. Akhir tahun 1980 Mitsubishi menjual produk mereka yang

dinamakan still-picture phone yang merupakan suatu kegagalan, yang

mana dua tahun setelah memperkenalkan produk, mereka baru

membuat jalur komunikasi.

Page 56: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

43

Tahun 1991 sistem video conference untuk komputer

diperkenalkan oleh IBM, software yang dinamakan PicTel dengan

harga US $ 20,000. Sistem tersebut masih menggunakan warna hitam

putih dengan harga per jamnya yaitu US $ 30, hal tersebut merupakan

harga termurah saat itu. DARTnet membuat sejarah dengan

melakukan video conferencing antara negara Amerika dengan Inggris.

DARTnet hingga saat ini dikenal dengan nama CAIRN yang hingga

saat ini masih melayani layanan video conference dan

menghubungkan lusinan institusi. Salah satu yang paling terkenal

dalam sejarah video conference adalah software CU-SeeMe yang

dikembangkan oleh MacIntosh pada tahun 1992, versi pertama dari

software ini tidak dapat mengirimkan suara, akan tetapi merupakan

sistem video conference terbaik yang dikembangkan pada saat itu.

AT&T yang sama memperkenalkan video phone seharga US $ 1,500.

Tahun itu juga dikenalkan Mbone pada bulan Juli. Tahun 1992

merupakan tahun paling berkembang bagi bisnis video conference ini.

Pada tahun 1993 VocalChat diperkenalkan oleh Novell akan tetapi

tidak bertahan lama. MacIntosh mengembangkan software mereka

yaitu CU-SeeMe pada tahun 1994. Mereka telah berhasil membuat

video conference yang mendukung audio . Melihat keterbatasan

software hanya pada sistem operasi MacIntosh saja, maka

dikembangkan CU-SeeMe yang mendukung untuk Windows, hal

tersebut merupakan sistem operasi terbesar saat itu. Pada bulan April

tahun 1994, CU-SeeMe untuk Windows berhasil dibuat, akan tetapi

seperti perkembangan awal pada MacIntosh, pada Windows tidak

Page 57: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

44

mendukung audio pada awalnya. Pada bulan Agustus tahun 1995

diluncurkan CU-SeeMe v0.66b1 yang mendukung audio dan video.

Microsoft pada tahun 1996 mengembangkan software

NetMeeting yang memiliki kemiripan dengan PictureTel, akan tetapi

belum mendukung video. Bulan Desember pada tahun yang sama

diperkenalkan Microsoft NetMeeting v2.0b2 dengan kemapuan

mendukung video. Pada tahun yang sama, VocalTec’s Internet Phone

v4.0 untuk Windows diluncurkan. Melihat perkembangan yang

semakin maju, maka Badan International Telecommunications Union

(ITU) membuat suatu standar video conference pada tahun 1996,

mereka membuat standar H.263 yang mengurangi penggunaan jalur

data pada komunikasi video conference. Standar lain yang dibuat yaitu

H.323 untuk komunikasi paket data multimedia. Standar -standar lain

mulai dibuat dan dikembangkan pada tahun 1998 hingga kini.

Pengembang software dari Universitas Cornell membuat CU-SeeMe

v1.0 pada tahun 1998, yang mana telah mendukung sistem operasi

Windows dan serta video conference yang ada telah mendukung video

berwarna. Standart Moving Picture Experts Group Compression

Standart Version 4 (MPEG-4) dibuat pada tahun 1999 oleh Moving

Picture Experts Group untuk kompresi video dan suara dan menjadi

standar internasional untuk konten multimedia. Pada bulan Pebruari

tahun 1999, MMUSIC membuat Session Inituation Protocol (SIP)

yang mana SIP merupakan protokol yang memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan H.323. Pada tahun yang sama NetMeeting

Page 58: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

45

v3.0b diluncurkan oleh Microsoft yang telah mendukung standar ITU

yaitu H.323. Di tahun yang sama juga diluncurkan iV isit v2.3b5 yang

telah mendukung untuk Windows dan MacIntosh diikuti oleh Media

Gateway Control Protocol (MGCP), version 1. Pada bulan Desember

1999 Microsoft meluncurkan NetMeeting v3.01.

Pada tahun 2001 Microsoft membuat Windows XP messenger

yang telah mendukung SIP Protocol. Pada tahun yang sama yang

mana video conference mulai digunakan pada bidang lain yaitu

kedokteran. Video conference digunakan untuk melakukan operasi di

Amerika. Dokter menggunakan robot yang ada di tempat lain dan

melakukan operasi dengan melihat melaui vodeo. Pada bulan Oktober

2001, video conference juga digunakan pada bidang jurnalis,

wartawan mulai menggunakan satelit dan melakukan video conference

untuk melapor berita perang langsung dari Afganistan. Joint Video

Team yang didirikan pada bulan Desember tahun 2001 menyelesaikan

riset mereka yang membuat standar baru ITU-T yaitu H.264 pada

Desember 2002. Protokol baru ini menstandarisasikan teknologi

kompresi video MPEG-4 dan ITU-T untuk beberapa bidang. Pada

Maret 2003, teknologi baru siap diterapkan pada lingkungan kampus.

Video conference digunakan untuk sistem pembelajaran offclass,

yang mana mahasiswa tidak perlu datang ke kampus untuk mengikuti

kuliah dan melakukan pembelajaran melalui video conference, hal ini

dapat memungkinkan karena semakin bagusnya kualitas video

streaming dan berkurangnya delay pada video yang dikirimkan.

Page 59: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

46

Perusahaan seperti Vbrick menyediakan sistem MPEG-4 yang

digunakan pada kampus-kampus. Pada tahun yang sama, software

video conference untuk kalangan individu mulai bermunculan dan

mulai banyak digunakan. Perusahaan-perusahaan baru mulai

memperbaiki kemapuan dan performa dari video conference. Pada

bulan Maret 2004 Linux membuat GnomeMeeting yang menggunakan

protocol H.323 yang dapat mendukung video conference dengan

NetMeeting. April 2004 Applied Global Tecnologies mengembangkan

kamera yang dapat diaktifkan melalui suara sehingga dapat digunakan

untuk mencari pembicara yang aktif dalam conference.

Perkembangan yang konstan dalam sistem video conference

akan terus berkembang dan menjadi bagian yang sangat penting dalam

bisnis dan kehidupan sehari-hari. Perkembangan yang baru terus

dibuat dan sistem menjadi lebih murah dalam harga, tetapi harus

diperhatikan pilihan dalam menggunakan sistem yang ada sesuai

dengan tipe network yang digunakan, kebutuhan sistem dan kebutuhan

conference yang digunakan. 52

Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan

pada proses penyampaian informasi, tak terkecuali dalam bidang

hukum sekalipun. Dimulai pada tahun 1980-an, jaringan pengiriman

telepon digital semakin mungkin, seperti Intergrated Sevices Digital

Networks atau ISDN, meyakinkan angka bit minimum (biasanya 128

Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem terdedikasi

52 http://www.yumpu.com/id/document/view/7874873/7 -bab-landasan-teori-21-

sejarah-video-conference-video (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 20:08 WIB).

Page 60: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

47

pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan jaringan ISDN

diseluruh dunia. Pada tahun 1990-an, sistem telekonferensi video

berkembang dengan cepat dari peralatan pribadi sangat mahal,

perangkat lunak dan persyaratan jaringan untuk teknologi berbasis

standar yang tersedia untuk masyarakat umum dengan biaya wajar.53

Tidak seperti e -mail, video conference ini adalah aplikasi real

time yang harus serempak pada saat koneksi end to end , dan tidak

dapat mentolerir adanya paket yang hilang, tertunda, atau tidak

berurutan.54

Setelah terciptanya keunggulan-keunggulan yang ada pada

video conference tersebut, akhirnya pada 1990-an, Internet Protocol

atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan teknologi

kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga

memungkinkan dekstop atau komputer pribadi berbasis konferensi

video. Pada 1992, CU-SeeMe dikembangkan di Cornell oleh Tim

Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA, telekonferensi video tiba ke

masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan perangkat lunak,

seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed,

Skype dan lain-lain membawa kemurahan, meskipun kualitas

rendah.55

53Wikipedia, Konferensi Video (internet), 2009. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_video.html (diaskes pada tanggal 27 April 2014 pukul 16:07 WIB).

54http://www.systempro.asis/news/98/Pertimbangan-untuk-membeli-video-conference (diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 17:22 WIB).

55 Konferensi_video (internet), Loc. Cit.

Page 61: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

48

Hal tersebut yang mencetuskan lahirnya teknologi

telekomunikasi yang interaktif yaitu video conference.

c. Tujuan dan Fungsi Penggunaan Video Conference

Video conference adalah suatu bentuk komunikasi, yang

sangat berguna karena menghemat waktu dan biaya perjalanan bagi

orang-orang. Video conference antara dua orang, yang biasa disebut

sebagai “point-to-point” dan komunikasi antara banyak orang biasa

disebut “multipoint” atau konferensi “multiparty”. Selain audio dan

transmisi video antara oran-orang, konferensi video juga digunakan

untuk berbagi dokumen, komputer akan menampilkan informasi data.

Dokumen elektronik lebih diperjelas lagi dalam Pasal 1 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, yaitu:

Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Yang dimaksud dengan Komputer berdasarkan Pasal 1 ayat

(14) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, adalah:

Alat untuk memproses data elektr onik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.

Page 62: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

49

Sementara yang dimaksud dengan Informasi Elektronik

berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, adalah:

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas, pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Komunikasi “multiparty” adalah bentuk paling kompleks

dari konferensi video. Dalam hal ini terdapat lebih dari dua partisipan

yang berpartisipasi dalam konferensi, dan semua akan saling melihat

dan mendengar. Penggunaan video conference dalam pertemuan

sering membuat waktu terasa lebih pendek, ini biasa disebabkan

karena berkurangnya waktu bepergian. Pertemuan manual, biasanya

yang bisa menghabiskan waktu selama lima jam, terkadang waktu

habis di perjalanan.

Sekarang hanya memerlukan waktu satu atau dua jam,

dengan menggunakan konferensi video. Akan dapat berkomunika si

lebih teratur dengan orang-orang dari daerah lain atau negara lain,

yang biasanya akan membutuhkan biaya yang mahal. Telekonferen

merupakan salah satu alat bukti dari perkembangan teknologi yang

tidak dapat dipungkiri kehadirannya. Dengan media ini kita dapat

berkomunikasi secara audio visual dengan seseorang tentang adanya

Page 63: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

50

kendala. Hal ini ini dikerenakan telekonferen dapat digunakan dalam

keadaan apapun tanpa mengenal batas ruang, jarak dan waktu.56

Berikut ini adalah fungsi penggunaan video conference

untuk berbagai keperluan, antara lain:

a. Instan face-to-face dari mana saja di dunia.

b. Melakukan wawancara/interview.

c. Beberapa layanan konsultasi.

d. Tujuan pembelajaran MNEs.

e. Pertemuan seluruh dunia untuk penelitian, ilmu pengetahuan.

f. Memecahkan masalah real time yang mungkin timbul dalam

organisasi.

g. Konferensi ounline secara bersamaan keberbagai universitas. 57

Terlebih lagi video conference juga sangat berguna dalam:

a. Menghemat waktu dengan mengurangi waktu perjalanan.

b. Menurunkan biaya, karena tidak perlu secara fisik berpindah

dari satu tempat ke tempat lain.

c. Lebih cepat dan lebih baik dalam pengambilan keputusan.

d. Informasi pengetahuan dapat diperoleh dengan cepat.

e. Meningkatkan produktivitas.58

56 http://Portal-Garuda.org/download (diakses pada tanggal 8Juni 2014 pukul 17:46

WIB). 57Google, Apa Itu Video Conference (internet), 2013. Tersedia: www.apa-itu-video-

conference.html (diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 19:08 WIB). 58 Ibid.

Page 64: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

51

d.Perkara-perkara yang Kesaksiannya Menggunakan Video

Conference

Video conference merupakan salah satu bukti dari

perkembangan teknologi yang tidak dapat dipungkiri kehadirannya.

Melalui media ini kita dapat berkomunikasi secara audio visual

dengan seseorang tanpa adanya kendala. Hal ini dikarenakan video

conference dapat digunakan dalam keadaan apapun tanpa mengenal

batas ruang, jarak dan waktu. 59

Kehadiran video conference memberikan kemudahan bagi

penggunanya disemua bidang, tak terkecuali bidang hukum. Saat ini

video conference telah banyak dipergunakan para penegak hukum

untuk mendengarkan keterangan saksi yang berhalangan hadir di

ruang persidangan karena suatu hal tertentu. Video conference dirasa

memberikan banyak keuntungan, dilihat dari segi keamanan seorang

saksi terlebih lagi penggunaan video conference dapat

mempengaruhi keterangan saksi yang apabila dihadirkan langsung di

ruang persidangan dapat mengancam keselamatan saksi tersebut dan

berpengaruh pada keterangan yang diberikannya. Penerapan pertama

kali video conference dalam persidangan di Indonesia dilakukan

tahun 2002. Ketika itu mantan presiden BJ Habibie memberikan

kesaksian dari Hamburg, Jerman untuk persidangan kasus korupsi

59Portal-Garuda.org/download ( internet), Loc.Cit..

Page 65: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

52

pengadaan beras di Bulog dengan terdakwa Rahadi Ramelan. Sidang

itu diselenggarakan terpisah, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. 60

Cara bersaksi seperti itu debatable mengingat dalam

pengertian kesaksian di persidangan, seharusnya saksi hadir secara

fisik (syarat material). Bila saksi tidak hadir langsung dan hanya

memberikan keterangan secara tertulis, maka pembuktiannya

menjadi “tidak bernilai” karena tidak memenuhi syarat formal

sebagaimana diatur dalam KUHAP.61

Demikian pula kesaksian hasil video conference bisa

mengakibatkan nilai keterangan saksi berubah hanya menjadi alat

bukti petunjuk, atau bahkan sebatas keterangan tambahan, tidak

sebagai keterangan pokok, dan hal itu tentu tidak diharapkan. 62

Berikut ini merupakan beberapa kasus atau perkara di

Indonesia yang dalam mendengarkan keterangan saksinya

menggunakan sarana video conference :

1. Kasus Bom Bali

Perlu kita ketahui, video conference pernah dilakukan

dalam perkara peradilan kasus bom Bali dengan terdakwa Ali

Gufron alias Muhklas diselenggarakan dengan media video

conference dari kesaksian wan min bin wan dari Malaaysia. Alasan

digunakan video conference pada kasus tersebut bersifat praktis, hal

ini dikarenakan saksi tidak perlu datang ke Bali hanya untuk

60Nugroho, Hibnu, Nilai Pembuktian Telekonferensi (internet), 2013.Tersedia:

Hibnu Nugroho_Gagasan Hukum_Hal 2.html (diakses pada tanggal 7 Juli 2014 pukul 20:18 WIB).

61 Ibid. 62 Ibid.

Page 66: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

53

memberikan kesaksian, sehingga dapat menghemat waktu dan

memperhemat biaya. Pihak yang kontra terhadap hadirnya media

video conference tersebut, menyatakan bahwa dengan memberi

kesaksian melalui media video conference dianggap tidak sah karena

tidak hadir pada persidangan yang sebenarnya dan ketentuan

mengenai media tersebut tidak diatur secara jelas dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 63

2. Kasus Terorisme dengan Terdakwa Abu Bakar Ba’asyir

Saksi pada persidangan Ba’asyir menggunakan video

conference. Ada lima saksi dari Markas Komando Brimob. Menurut

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam,

kesaksian melalui video conference dapat mengurangi tekanan pada

kelima orang saksi tersebut. Selain itu, kesaksian melalui fasilitas

modern tersebut diharapkan lebih efektif dan efisien. Sebelumnya,

jaksa mengajukan permohonan pemeriksaan ke -16 saksi Ba’asyir

dilakukan via video conference, pada 14 Maret 2011 di Kelapa Dua,

Depok, Jawa Barat. Jaksa beralasan bahwa pemeriksaan tanpa tatap

muka dengan terdakwa bisa menghindarkan saksi yang pada waktu

itu berstatus tersangka, dari kemungkinan ancaman dan tekanan. Ke-

16 saksi tersebut adalah Imron Baihaqi; Hariadi Usman; Abdul

Haris; Suranto; Luthfi alias Ubaid; Muhammad Ilham; Komarudin;

Hamid Agung Wibowo; Munasikin; Muji Haq; Andriansyah; Hendro

Sultani; Joko Purwanto; Muksin; Solahudin dan Joko Daryono.

63 Sulistyawati, Putu Elik, Pemanfaatan Telekonferen Sebagai Alat Bantu

Pembuktian Dalam Persidangan Pidana (internet), 2012 . Tersedia: http://ipi12364.pdf (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 05:53 WIB).

Page 67: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

54

Hakim menetapkan ke-16 saksi akan diperiksa atau ditanya hanya

oleh jaksa saja. Adapun berdasarkan asas kesetaraan, hakim

mengijinkan salah seorang penasihat hukum untuk ikut mengawasi

jalannya persidangan, namun dalam ruangan terpisah. Jika

menemukan adanya kejanggalan, penasihat hukum bisa

melaporkannya pada majelis hakim, sedangkan dari pihak hakim,

hakim Maman dan salah seorang panitera pengganti untuk ikut

mengawasi dan mencatat jalannya pemeriksaan secara video

conference.64

3. Kasus Penembakan Cebongan, Yogyakarta

Sebanyak 10 dari 42 saksi (saksi warga sipil) kasus

pembunuhan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II

B, Cebongan,Sleman direkomendasikan tidak hadir secara langsung

untuk memberikan kesaksian pada persidangan kasus itu di Oditur

Militer, Yogyakarta. Rekomendasi tersebut disampaikan Ketua tim

psikologi yang telah melakukan pemeriksaan dan pendampingan

terhadap para saksi tersebut. Menurut Ketua Tim pemeriksaan saksi

kasus Cebongan yang juga Ketua Assosiasi Psikologi Forensik

Indonesia (APSIFOR), Yusti Probowati, 10 saksi yang

direkomendasikan tidak hadir langsung terdiri atas delapan warga

binaan (tahanan) dan dua petugas lapas. Ada beberapa sebab yang

menyebabkan ke -10 saksi tersebut tidak hadir langsung meski bisa

memberikan kesaksian secara langsung, yaitu trauma, kecemasan

64 http://LensaIndonesia.Keterangan-Lima-Saksi-Akan -Diperlihatkan-Lewat-Video-

Conference (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 06:19 WIB).

Page 68: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

55

dan ketakutan yang tinggi. Mereka mengalami gangguan klinis.

Kesepuluh saksi itu bisa melakukan kesaksian langsung terkait kasus

Cebongan melalui media video conference. Selain ke -10 saksi tadi,

ada satu saksi yang membutuhkan penanganan tersendiri saat

memberikan kesaksian. Satu saksi ini direkomendasikan tidak

memberikan kesaksian secara langsung baik di muka persidangan

maupun menggunakan peralatan lain. Sebab, dari hasil pemeriksaan

psikologi, satu saksi ini sering memberikan keterangan bias. Oleh

karena itu, dia butuh pendampingan petugas saat bersaksi, itu pun

harus menggunakan metode tertentu tanpa memberikan kesaksian

langsung. Dijelskan Yusti, pemeriksaan psikologi terhadap 42 saksi

kasus Cebongan telah dilakukan sejak tanggal 29 Mei 2013 hingga

15 Juni 2013 lalu. Pemeriksaan tersebut merupakan tahap pertama

dari tiga tahap pemeriksaan tim psikolog. Sebanyak 42 saksi yang

diperiksa ini terdiri atas 31 tahanan dan 11 petugas Lapas. Yusti juga

menjelaskan pemeriksaan saksi-saksi tersebut menggunakan metode

standard psikologi ditambah dengan wawncara serta test khusus

karena kasus ini spesifik. Dari hasil test itu, 34 saksi dirasa cukup

kompeten member ikan kesaksian, 7 saksi dinilai kurang kompeten

dan 1 saksi tidak kompeten. Dari 34 saksi yang cukup kompeten ini

hanya 31 saksi yang siap hadir langsung memberikan kesaksian di

persidangan. Itu artinya, kata Yusti, jumlah 10 saksi yang

direkomendasikan tidak hadir langsung di muka sidang bisa saja

bertambah menjelang sidang digelar, karena rasa takut dan

kecemasan bisa saja meningkat. Rekomendasi lain yang dihasilkan

Page 69: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

56

tim psikologi ini adalah, 42 saksi masih membutuhkan penguatan

berupa pendampingan psikologi selama masa sidang. Namun dari

jumlah itu, 29 saksi diantaranya tidak melakukan intervensi

psikologi dan 13 diantaranya memerlukan psikotherapi.65

4. Kasus Penyelewengan Dana Non-budgeter Bulog

Persidangan Rahadi Ramelan, yang saat itu sebagai

terdakwa Mantan Kepala Bulog dalam kasus penyelewengan dana

non-budgeter Bulog yang pada waktu itu seorang saksinya adalah

Baharuddin Jusuf Habibie dalam kesakisannya dilakukan dengan

video conference. Kesaksian Baharuddin Jusuf Habibie, pada saat itu

sebagai Presiden Republik Indonesia saat dana sebesar Rp 63 Milyar

itu mengucur, amat diperlukan. Padahal Habibie tidak bisa datang ke

Indonesia, kerena menunggui isterinya, Hasri Ainun Habibie, yang

sedang sakit dan tengah dirawat di Jerman. Pada saat itu teknologi

yang digunakan diambil dari perusahaan telekominnikasi Malaysia

(Polycom), yang memiliki fasilitas Intergrated System Digital

Network (ISDN) dengan menggunakan serat optik sebagai sarana

pengiriman datanya. Biaya teknologi yang dikeluarkan sebesar US $

4690,00. Kira-kira setara dengan Rp 43 Juta. Pembiayaan mencakup

view station di dua titik, yaitu Hamburg dan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan, masing-masing menghabiskan dana US $ 530; video

on demand sebesar US $ 1485 dan sewa line sebesar US $ 429.

65 Republika, Saksi kasus Cebongan Direkomendasikan Bersaksi Via Video

Cnference (internet), 2013. Tersedia: Republika.co.id.Saksi-Kasus -Cebongan-Direkomendasikan-Bersaksi-Via-Video-Conference (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 07:12 WIB).

Page 70: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

57

Persidangan tersebut dilakukan pada tanggal 2 Juli 2002 selama dua

setengah jam yakni muali pukul 14:30 sampai dengan pukul 17:00

WIB.66

66 Latiefs.blogspot.com/2002_09_01_archive.html (diakses pada tanggal 6 Juli 2014

pukul 20:16 WIB).

Page 71: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini

merupakan penelitian hukum (legal research.)67Adapun pengertian

mengenai penelitian hukum (legal research) adalah menemukan

kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum sesuai dengan norma

hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai

dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan (act) seseorang sesuai

dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan) atau prinsip

hukum.68

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yuridis normatif (Normative Legal Research), yaitu penelitian yang

mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan

perundang-undangan (laws in book) atau hukum dikonsepkan sebagai

kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang

dianggap pantas69, selain pendekatan perundang-undangan digunakan

juga pendekatan kasus. Yang menjadi kajian pokok dalam pendekatan

kasus adalah ratio decindedi, atau reasoning yaitu pertimbangan

67 Peter Mahmud Marzuki, 2013. Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Cetakan

Kedelapan. Jakarta: Kencana. Hal 56. 68 Ibid, Hal 47. 69 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006.Pengantar Metode Penelitian Hukum .

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hal 118.

Page 72: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

59

pengadilan untuk sampai kepada suatu putusan.70 Merujuk pada

pendekatan tersebut, maka penelitian ini menggunakan:

1. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach)

Pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan yang

dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang

bersangkut paut dengan permasalahan hukum yang diteliti.71 Untuk itu

harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-

sifat sebagai berikut:

a. Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada di dalamnya

terkait antara satu dengan lain secara logis;

b. All-inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup

mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak

akan ada kekurangan hukum;

c. Systematic bahwa di samping bertautan antara satu dengan yang

lain, norma-norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis.72

2. Pendekatan Kasus (case approach)

Berbeda dengan penelitian sosial, pendekatan kasus (case

approach) dalam penelitian normatif bertujuan untuk mempelajari

penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam

praktik hukum. Terutama mengenai kasus -kasus yang telah diputus

sebagaimana yang dapat dilihat dalam yurisprudensi terhadap perkara-

70 Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar Penelitian Hukum . Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, Hal 9. 71 Peter Mahmud Marzuki, 2013, 0p. Cit., Hal 93. 72 Johnny Ibrahim, 2005.Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang:

Bayumedia Publishing, Hal 303.

Page 73: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

60

perkara yang menjadi fokus penelitian. Jelas kasus-kasus yang telah

terjadi bermakna empiris, namun dalam suatu penelitian normatif,

kasus-kasus tersebut dipelajari untuk memperoleh gambaran terhadap

dampak dimensi penormaan dalam suatu aturan hukum dalam praktik

hukum, serta menggunakan hasil analisisnya untuk bahan masukan

(input) dalam eksplansi hukum.73

B. Spesifikasi Penelitia n

Dalam penelitian ini spesifikasi penelitian yang digunakan

adalah preskriptif ,74 yaitu apa yang seharusnya merupakan esensial

dari penelitian hukum karena untuk hal itulah dilakukan penelitian

tersebut.

Dengan demikian, preskriptif yang diberikan bukan merupakan

suatu yang telah ada. Oleh karena itulah yang dihasilkan oleh

penelitian hukum sekalipun bukan asas hukum yang baru atau teori

baru, paling tidak argumentasi baru. Bartolak dari argumentasi baru

itulah diberikan preskriptif sehingga preskriptif tersebut bukan

merupakan suatu fantasi atau angan-angan kosong. 75

Kaitannya dengan penelitian yang Penulis lakukan yaitu

mengenai keterangan saksi yang diberikan melalui video conference

pada kasus yang terkadi di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan,

Yogyakarta.

73 Ibid,, Hal 321. 74 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Edisi Pertama Cetakan Ke-4,

Jakarta: Kencana, Hal 206. 75 Ibid, Hal 207.

Page 74: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

61

C. Sumber Bahan Hukum

Pada penelitian hukum normatif, data sekunder sebagai sumber

atau bahan informasi dapat berupa bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, dan bahan hukum tersier sebagai berikut:

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, dan

terdiri dari norma (dasar) atau kaidah dasar, peraturan dasar, dan

peraturan perundang-undangan. Bahan hukum primer juga dapat

berupa catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.76 Dalam penelitian

ini bahan hukum primer yang digunakan adalah:

a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti rancangan undang-

undang, hasil penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum.

Kaitannya dengan penelitian ini bahan hukum sekunder yang

digunakan adalah hasil penelitian dan hasil karya dari kalangan

hukum seperti literatur, jurnal, dan buletin ilmiah bidang hukum.

Bahan hukum sekunder ini juga dapat berupa semua publikasi tentang

hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Bahan

76 Ibid, Hal 141.

Page 75: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

62

hukum sekunder yang terutama adalah buku teks, karena buku teks

berisi mengenai prinsip-prinsip dasar Ilmu Hukum dan pandangan-

pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi.77

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan

petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder

seperti kamus hukum dan ensiklopedia. Kaitannya dengan penelitian

ini bahan hukum tersier yang digunakan meliputi Kamus Hukum dan

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

D. Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan data merupakan kegiatan peneliti dengan

melakukan penelusuran untuk mencari data yang relevan terhadap isue

yang dihadapi.78 Dalam penelitian ini, pengumpulan data sekunder

dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan.79

Studi kepustakaan yang dilakukan juga berupa internet

browsing , termasuk di dalamnya karya tulis ilmiah maupun jurnal

surat kabar yang memberikan informasi bagi penulisan ini.

E. Metode Penyajian Bahan Hukum

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh disajikan dalam

bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis sebagai satu

kesatuan yang utuh. Dalam penelitian ini, data sekunder dan data

primer yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yaitu mengenai

77 Ibid, Hal 142. 78 Ibid, Hal194. 79 Saryono Hanadi, 2008. “Metodologi Penulisan dan Penelitian Hukum”.Bahan

Kuliah MPPH , Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman, Hal 9.

Page 76: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

63

seba b diperlukannya video conference pada saat pemeriksaan

keterangan saksi yang kasusnya terjadi di Lembaga Pemasyarakatan

Cebongan, Yogyakarta serta kekuatan yuridis mengenai keterangan

saksi video conference tersebut yang kasusnya terjadi di Lembaga

Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta.

F. Metode Analisis Bahan Hukum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis data kualitatif 80, yaitu dengan menjabarkan dan

menafsirkan data hasil penelitian berdasarkan doktrin-doktrin dan

norma-norma hukum guna memperoleh kebenaran dalam analisis

data, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang memadai

untuk menyusun suatu kesimpulan sebagi hasil akhir dari penyusunan

penulisan ini.

80 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988.Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri.

Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 98.

Page 77: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bahan Hukum Primer

1.1 Undang -Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang -undang Hukum Acara Pidana

1.1.1 Pasal 1

(26) Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

(27) Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

1.1.2 Pasal 80

Permintaan untuk memeriksa sah atau tidaknya suatu penghentian penyidikan atau penuntutan dapat diajukan oleh penyidik atau penuntut umum atau pihak ketiga yang berkepentingan ke pada ketua pengadilan negeri dengan menyebutkan alasannya.

1.1.3 Pasal 134

(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.

(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.

(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.

Page 78: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

65

1.1.4 Pasal 160

(1) a. Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi seorang menurut urutan yang dipandang sebaik-baiknya oleh hakim ketua sidang setelah mendengar pendapat penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum.

1.1.5 Pasal 168 Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang

ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi: a. keluarga sedarah atau semenda dalam garis

lurus ke atas atau ke bawah samapi derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

c. suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang be rsama-sama sebagai terdakwa.

1.1.6 Pasal 170 (1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka. (2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.

1.1.7 Pasal 171

Yang boleh diperiksa untuk memberi keterangan tanpa sumpah ialah:

a. anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin;

b. orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang-kadang ingatannya baik kembali.

1.1.8 Pasal 182

(2) Jika acara tersebut pada ayat (1) telah selesai, hakim ketua sidang menyatakan bahwa pemeriksaan dinyatakan ditutup, dengan ketentuan

Page 79: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

66

dapat membukanya sekali lagi, baik atas kewenangan hakim ketua sidang karena jabatannya, maupun atas permintaan penuntut umum atau terdakwa atau penasihat hukum dengan memberikan alasannya.

1.1.9 Pasal 183

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.

1.1.10 Pasal 184

(1) Alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa.

1.1.11 Pasal 185

(1)Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.

(2)Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.

(5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi.

Page 80: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

67

1.2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Perlindungan Saksi dan Korban

1.2.1 Pasal 1

(1)Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, da n pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri.

1.2.2 Pasal 5

(1) Sorang Saksi dan Korban berhak: a. memperoleh perlindungan atas keamanan

pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah dibeikannya;

b.ikut serta dalam proses memilih dan menetukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan;

c. memberikan keterangan tanpa tekanan; d.mendapat penerjemah; e. bebas dari pertanyaan yang menjerat; f. mendapat informasi mengenai perkembangan

kasus; g.mendapat informasi mengenai putusan

pengadilan; h.mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan; i. mendapat identitas baru; j. mendapatkan tempat kediaman baru; k.memperoleh pergantian biaya transportasi

sesuai dengan kebutuhan; l. mendapat penasihat hukum; dan/atau m.memperoleh bantuan hidup biaya sementara

sampai batas waktu perlindungan berakhir. (2)Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan kepada Saksi dan/atau Korban tindak pidana dalam kasus-kasus tertentu sesuai dengan keputusan LPSK.

1.2.3 Pasal 9

(1)Saksi dan/atau Korban yang merasa dirinya

berada dalam Ancaman yang sangat besar, atas persetujuan hakim dapat memberikan

Page 81: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

68

kesaksian tanpa hadir langsung di pengadilan tempat perkara tersebut sedang diperiksa.

(2)Saksi dan/atau Korban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memberikan kesaksiannya secara tertulis yang disampaikan di hadapan pejabat yang berwenang dan membubuhkan tanda tangannya pada berita acara yang memuat tentang kesaksian tersebut.

(3)Saksi dan/atau Korban sebaga imana dimaksud pada ayat (1) dapat pula didengar kesaksiannya secara langsung melalui sarana elektronik dengan didampingi oleh pejabat yang berwenang.

1.2.4 Pasal 30

(1)Dalam hal LPSK menerima permohonan Saksi dan/atau Korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Saksi dan/atau Korban menandatangani pernyataan kesediaan mengikuti syarat dan ketentuan perlindungan Saksi dan Korban.

(2)Pernyataan kesediaan mengikuti syarat dan ketentuan perlindungan Saksi dan Korban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk

memberikan kesaksian dalam proses peradilan;

b. kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk menaati aturan yang berkenaan dengan keselamatannya;

c. kesediaan Saksi dan/atau Korban untuk tidak berhubungan dengan cara apa pun dengan orang lain selain atas persetujuan LPSK, selama ia dalam perlindungan LPSK;

d. kewajiban Saksi dan/atau Korban untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun mengenai keberadaannya di bawah perlindungan LPSK; dan

e. hal-hal lain yang dianggap perlu oleh LPSK.

Page 82: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

69

1.3 Undang -Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Transaksi

dan Informasi Elektronik

1.3.1 Pasal 1

(1) Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (elektronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka , Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah oleh memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

(4) Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melaui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

(14) Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.

2. Bahan Hukum Sekunder

A. Keterangan Saksi

Menurut Pasal 1 butir ke 26 KUHAP, saksi adalah:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna ke pentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat, dan ia alami sendiri.

Page 83: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

70

Memahami saksi adalah orang yang dapat memberikan

keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan

tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri

dan ia alami sendiri, maka keterangan saksi adalah salah satu alat

bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi

mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat

sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dan

pengetahuannya itu. Memberikan kete rangan di sini bukan keterangan

yang berdasarkan apa yang terjadi dan dilihatnya secara langsung.

Sumpah saksi menjadi jaminan atas kesaksian yang diberikan secara

benar.81

Selain memberikan keterangan, saksi tampil dan memudahkan

kerja sama dalam mencari informasi yang valid tentang persoalan

hukum yang terjadi. Saksi juga sebagai alat bukti, berpartisipasi

dengan masyarakat mencegah perbuatan, dan korban lebih banyak

lagi. Saksi sebagai alat bukti juga harus bersaksi dihadapan

pengadilan. Bersaksi dan memberi keterangan dihadapan pengadilan

adalah tugas atau kewajiban saksi yang utama. Jika saksi tidak mau

memberikan kesaksian, maka dia akan mendapat panggilan sesuai

dengan aturan hukum yang berlaku. Ada yang bahkan dijemput paksa

karena ketidaksediaannya untuk bersaksi. Hal ini dilakukan karena

81Runtuwene Oktavianus Garry. 2012. Hak dan Kewajiban Yang Mengikat

Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen vol I No. 4 Oktober-Desember2012. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/907 (internet), Loc.Cit.

Page 84: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

71

seorang saksi harus menjalanan kewajibannya untuk bersaksi di

persidangan.82

Dalam Pasal 184 KUHAP membatasi bahwa alat bukti yag sah

ialah:

Keterangan saksi; Keterangan ahli; Surat; Petunjuk; dan Keterangan terdakwa.

Saksi adalah seorang yang mempunyai informasi tangan

pertama mengenai suatu kejahatan atau kejadian dramatis melalui

indera mereka (penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan) dan

dapat menolong memastikan pertimbangan-pertimbangan penting

dalam suatu kejahatan atau kejadian. Se orang saksi yang melihat

langsung suatu kejadian secara langsung dikenal sebagai saksi mata.

Saksi ini sering dipanggil ke pengadilan untuk memberikan

kesaksiannya dalam suatu proses peradilan. 83

Ketentuan mengenai pengertian saksi yang ada di dalam

KUHAP, secara spesifik diatur kembali dalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa:

Saksi adalah seseorang yang menyampaikan laporan dan/atau orang yang dapat memberikan keterangan dalam proses penyelesaian tindak pidana berkenaan dengan peristiwa hukum yang ia dengar, lihat dan alami sendiri dan/atau orang yang memiliki keahlian khusus tentang pengetahuan tertentu guna kepentingan penyelesaian tindak pidana.

82Ibid. 83 Wikipedia, Pengertian Saksi (internet), 2013. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/saksi (diakses pada tanggal 12 Juli 2014 pukul 06:43 WIB)

Page 85: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

72

Dalam proses persidangan, peranan saksi sangat nampak dalam

proses penyelidikan oleh jaksa. 84

Hal ini terjadi karena menurut Pasal 184 KUHAP, keterangan

saksi adalah salah satu alat bukti yang menguatkan. Selain keterangan

saksi, ada juga alat bukti lain yang dijelaskan dalam Pasal 184

KUHAP tersebut. Dengan demikian, maka saksi dalam proses

peradilan memiliki kedudukan yang sangat penting.85

B. Video C onference Sebagai Sarana Pemeriksaan Saksi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada beberapa arti kata

atau pengertian tentang definisi saksi, yaitu:

1. Orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian);

2. Orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi;

3. Orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa;

4. Keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui;

5. Bukti kebenaran; 6. Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan

penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri.

Saksi menurut Pasal 1 butir ke 26 KUHAP adalah:

Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

84 Padmo Wahjono ,1985. Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini . Jakarta:

Ghalia Indonesia, Hal 242. 85 Runtuwene Oktavianus Garry. 2012. Hak dan Kewajiban Yang Mengikat

Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen vol I No. 4 Oktober-Desember2012. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/907 (internet), Loc.Cit.

Page 86: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

73

Saksi adalah mereka yang mempunyai pengetahuan sendiri

berdasarkan apa yang dialaminya, dilihatnya, dan/atau didengarnya

berkenaan dengan dugaan terjadinya suatu tindak pidana. Berdasarkan

definisi tersebut, maka tidaklah mustahil saksi juga seorang korban

atau pihak yang dirugikan atas peristiwa tersebut. Saksi diharapkan

dapat menjelsakan rangkaian kejadian yang berkaitan dengan sebuah

peristiwa yang menjadi objek pemeriksaan di muka pengadilan. Saksi,

bersama alat bukti lain akan membantu hakim untuk menjatuhkan

putusan yang adil dan objektif berdasarkan fakta -fakta hukum yang

dibeberkan. 86

Untuk dapat memberikan kesaksiannya secara gamblang dan

benar, hak-hak saksi harus terpenuhi terlebih dahulu. Salah satu hak

saksi ialah saksi harus terbebas dari rasa takut dan tertekan. Dalam

memberikan kesaksian, saksi harus merasa aman serta tidak ada

sesuatu yang membahayakan jiwanya saat sebelum memberikan

kesaksian, saat memberikan kesaksian serta setelah memberikan

kesaksian. Saksi harus terbebas dari rasa takut, khawatir akan dampak

dari keterangan yang diberikannya. Seseorang mungkin saja menolak

untuk bersaksi, atau kalaupun dipaksa berbohong karena ia tidak mau

mempertaruhkan nyawanya atau nyawa keluarganya kerena

keterangannya yang memberatkan terdakwa. Di sisi lain, seseorang

dapat menolak memberikan keterangan karena mengalami trauma

86Iskandar, Aditya Nugraha, Pentingnya Perlindungan Terhadap Saksi Dan Korban

Kejahatan (internet), 2010. Tersedia: http://iskandar.centre.blog.pentingnya-perlindungan-terhadap-hak-hak-saksi-dan-korban-kejahatan.html (diakses pada tanggal 11 Juli 2014 pukul 08:22 WIB).

Page 87: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

74

hebat akibat peristiwa pidana sehingga tidak memiliki kemampuan

untuk menceritakan ulang peristiwa yang dialaminya itu. Tidak sedikit

kasus yang tidak dapat dibawa di muka pengadilan ataupun terhenti di

tengah jalan karena persoalan yang satu ini. Kasus -kasus seperti

korupsi atau kejahatan narkotika yang melibatkan sebuah sindikat,

atau kasus -kasus kekerasan berbasis gender menjadi contoh kasus

yang sering kali tidak dapat diproses karena tidak ada saksi yang mau

dan berani memberikan keterangan yang sebenarnya. Maka , yang

terjadi kemudian adalah bukan saja gagalnya sebuah tuntutan untuk

melakukan proses peradilan yang bersih, jujur dan berwibawa untuk

memenuhi rasa keadilan, tetapi juga pelanggaran hak-hak asasi

individual yang terkait dalam kasus tersebut.87

Contoh konkrit kasus yang saksinya merasa tertekan dan

ketakutan ketika diminta hadir di persidangan untuk memberikan

kesaksian terkait tindak pidana yang telah mereka alami adalah saksi

dalam kasus penembakan di Lapas Cebongan, Yogyakarta. Saksi

dalam kasus Cebongan tersebut mengalami trauma yang sangat hebat

ketika diminta untuk menceritakan kembali peristiwa yang

mengerikan tersebut. Bahkan ada salah satu saksi yang memberikan

keterangan bias sewaktu ditanya kronologi peristiwa yang sebenarnya.

Salah satu cara yang dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan

Korban (LPSK) selaku lembaga yang memperjuangkan kepentingan

saksi dan korban merekondasikan, untuk dapat mendengarkan

keterangan saksi pada kasus Cebongan tersebut dilakukan dengan

87 Ibid.

Page 88: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

75

sarana atau media video conference. Saksi dapat memberikan

keterangnnya tanpa harus datang langsung di pengadilan Militer

Yogyakarta. Melalui sarana video conference, antara saksi dan para

penegak hukum yang berada di pengadilan tetap dapat melakukan

interaksi langsung dan dapat bertatap muka tanpa harus melakukan

kontak fisik. Penggunaan video conference sendiri tersebut masih

menimbulkan perdebatan dikalangan dunia hukum. Pada akhirnya

nanti, apakah video conference layak digunakan sebagai sarana dalam

pemeriksaan saksi dalam kasus pidana, itu semua kembali lagi pada

pengetahuan dan keyakinan hakim yang memutuskan suatu perkara.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, hakim wajib menggali nilai-nilai yang ada di

masyarakat, supaya antara nila i kepastian; keadilan dan kemanfaatan

dapat berjalan selaras demi kesejahteraan masyarakat.

B. Pembahasan

1. Diperlukannya Video Conference Dalam Pembuktian

Keterangan Saksi Pada Kasus Cebongan, Yogyakarta Pada

Putusan No.48-K/PM II-11/AD/VI/2013

Peran dari pembuktian dalam suatu proses hukum di

pengadilan merupakan hal yang sangat penting. Pembuktian dalam

berperkara merupakan bagian yang sangat kompleks dalam proses

litigasi. Keadaan kompleksitasnya makin rumit, karena pembuktian

Page 89: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

76

berkaitan dengan kemampuan merekonstruksi kejadian atau peristiwa

masa lalu (past event) sebagai suatu kebenaran (truth).88

Pembuktian menurut ilmu hukum adalah suatu proses, baik

dalam acara pidana maupun dalam acara perdata, yang mana dengan

menggunakan alat-alat bukti yang sah, dilakukan tindakan de ngan

prosedur khusus, untuk mengetahui suatu fakta atau pernyataan,

khususnya fakta atau pernyataan yang dipersengketakan di

pengadilan, yang diajukan dan dinyatakan oleh salah satu pihak dalam

proses pengadilan itu benar atau tidak seperti yang dinyatakan.89

Ada suatu perbedaan yang tajam antara pembuktian dalam

hukum acara pidana dan pembuktian dalam hukum acara perdata. Di

samping perbedaan dalam jenis alat bukti, terdapat pula perbedaan

tentang sistem pembuktian. Sistem pembuktian dalam hukum acara

pidana dikenal dengan “sistem pembuktian negatif” (negative wettelijk

bewlijs), yaitu yang dicari oleh hakim adalah kebenaran yang materiil,

sedangkan dalam hukum acara perdata berlaku “sistem pembuktian

positif” (positive wettelijk bewlijs), yaitu yang dicari oleh hakim

adalah kebenaran formil.90

88 Chabbie, Lady, Hukum Pembuktian (internet), 2012. Tersedia: www.hukum-

pembuktian.html (diakses pada tanggal 8 Juli 2014 pukul 20:41) . 89 Munir Fuady, 2006, Op.Cit., Hal 1. 90 Ibid, Hal 2.

Page 90: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

77

Pembuktian, dikaji dari perspektif yuridis, menurut M. Yahya

Harahap91 adalah:

Ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat bukti yang boleh digunakan hakim guna membuktikan kesalahan terdakwa. Pengadilan tidak boleh sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan terdakwa.

Dalam pembuktian terdapat empat teori pembuktian, yaitu:

1. Teori pembuktian positif. Bahwa bersalah atau tidaknya terdakwa bergantung sepenuhnya pada sejumlah alat bukti yang ditetapkan terlebih dahulu (keyakinan hakim diabaikan).

2. Teori pembuktian negatif. Bahwa hakim hanya boleh menjatuhkan pidana apabila sedikit-dikitnya alat-alat yang telah ditentukan dalam undang-undang, ditambah dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari adanya alat-alat bukti.

3. Teori pembuktian bebas. Bahwa mengakui adanya alat-alat bukti dan cara pembuktian, namun tidak ditentukan dalam undang-undang.

4. Teori berdasarkan keyakinan. Bahwa hakim dalm menjatuhkan pidana semata-mata bergantung pada keyakinan pribadinya dan dalam putusannya tidak perlu menyebutkan alasan-alasan putusannya. 92

Proses pembuktian hakikatnya memang lebih dominan pada

sidang pengadilan guna menemukan kebenaran materiil akan

peristiwa yang terjadi dan memberikan kepada hakim tentang kejadian

tersebut sehingga hakim dapat memberikan putusan seadil mungkin.

Sida ng pengadilan merupakan aspek esensial dan fundamental

pembuktian, baik yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum, terdakwa

dan/atau bersama penasihat hukumnya, maupun oleh majelis hakim.

91 M. Yahya Harahap, 2005. Pembahasan Permasalah dan Penerapan KUHAP

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Jakarta: Sinar Grafika, Hal 252.

92hukum indonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui-video-conference.html (internet), Loc.Cit.

Page 91: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

78

Walaupun tahap awal pembuktian ini bersama-sama dilakukan, proses

akhir dalam pembuktian tidaklah sama. Proses awal pembuktian di

depan sidang pengadilan dimulai dengan pemeriksaan saksi dan/atau

korban (terdapat dalam Pasal 160 ayat (1) huruf b KUHAP). Akan

tetapi, bagi jaksa penuntut umum proses akhir pembuktian berakhir

dengan diajukannya tuntutan pidana yang dapat dilanjutkan dengan

replik. Kemudian bagi terdakwa dan/atau penasihat hukumnya

diakhiri dengan pembacaan pembelaan (pledoi), yang dapat langusng

dilanjutkan dengan pembacaan duplik, sedangkan bagi majelis hakim,

berakhirnya proses pembuktian ini diakhiri dengan pembacaan

putusan (berupa vonis, baik di pengadilan negeri maupun di

pengadilan tinggi, jika perkara tersebut dilakukan upaya hukum

banding) , namun sebenarnya pembuktian tersebut hakikatnya

mempunyai dua dimensi sebagai suatu proses pidana yang dilakukan,

mulai tahap penyelidikan sebagai permulaannya dan tahap penjatuhan

pidana oleh hakim sebagai tahap akhirnya.93

Sesungguhnya, kegiatan pembuktian dapat dibedakan menjadi

dua bagian, yaitu:

1. Bagian kegiatan pengumpulan fakta. Kegiatan pemeriksaan alat-alat bukti yang yang diajukan di muka sidang pengadilan oleh jaksa penuntut umum dan penasihat hukum atau atas kebijakan majelis hakim. Proses pembuktian pada tahap pertama akan berakhir pada saat ketua majelis hakim menyatakan (diucapkannya secara lisan) dalam sidang bahwa pemeriksaan perkara telah selesai(terdapat dalam Pasal 182 ayat (1) huruf a). Yang dimaksud selesai dalam pasal ini tidak lain adalah telah selesainya pemeriksaan untuk mengungkapkan atau mendapa tkan fakta-fakta (termasuk pemeriksaan setempat).

93Ibid.

Page 92: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

79

2. Bagian pekerjaan penganalisisan fakta yang sekaligus penganalisisan hukum. Bagian pembuktian yang berupa penganalisisan fakta-fakta yang didapat dalam pesidangan dan penganalisisan hukum masing-masing oleh jaksa penuntut umum, penasihat hukum serta majelis hakim. Oleh jaksa penuntut umum, pembuktian dalam arti kedua ini dilakukan dalam surat tuntutannya (requisitoir). Bagi penasihat hukum, pembuktiannya diajukan dalam nota pembelaan (pledio) dan majelis hakim akan membahas dalam putusan akhir (vonis) yang dibuatnya.94

Proses pembuktian dalam persidangan pidana erat kaitannya

dengan alat-lata bukti yang ada di dalam Pasal 184 KUHAP, yaitu:

Keterangan saksi; Keterangan ahli; Surat; Petunjuk; dan Keterangan terdakwa.

Keterangan saksi yang ditempatkan pada urutan pertama

dalam hierarki alat-alat bukti tersebut menunjukan betapa pentingnya

suatu keterangan yang diberikan oleh saksi di dalam proses

persidangan, guna membuat terang suatu perkara pidana tersebut.

Dalam KUHAP, pengertian keterangan saksi tersebut terdapat dalam

Pasal 1 but ir ke 27, yaitu:

Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

Apabila seseorang yang mendengar, melihat dan mengalami

sendiri suatu perkara pidana, kemudian orang tersebut dimintai

keterangannya serta dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP),

secara yuridis orang tersebut dimintai keterangannya serta statusnya

94 Adami Chazawi, 2006. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Bandung: PT.

Alumni, Hal 21-22.

Page 93: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

80

masih sebagai saksi (terdapat di dalam BAB I Pasal 1 butur ke 26

KUHAP) dan keterangannya tersebut belum dapat dikatakan sebagai

keterangan saksi (terdapat dalam BAB I Pasal 1 butir ke 27 KUHAP),

karena keterangan tersebut belum saksi nyatakan di depan persida ngan

(Pasal 185 ayat (1) KUHAP), namun apabila keterangannya saksi

tersebut tetap disampaikan di luar persidangan (incraht van gewijsde),

maka pemberian keterangan tersebut tidaklah dapat diklasifikasikan

sebagai keterangan saksi melainkan hanya sebatas saksi selaku

person. Tidak ada satu perkara pidana yang lepas dari pembuktian alat

bukti keterangan saksi. Hampir semua perkara pidana, selalu

didasarkan kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya

di samping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih tetap selalu

diperlukan pembuktian alat bukti keterangan saksi. 95

Keterangan saksi dalam keduduknya sebagai alat bukti

dimaksudkan untuk membuat terang suatu perkara yang sedang

diperiksa, diharapkan dapat menimbulkan keyakinan pada hakim,

bahwa suatu tindak pidana itu benar-benar telah terjadi dan terdakwa

bersalah telah melakukan tindak pidana tersebut. Menjadi saksi adalah

suatu kewajiban setiap orang, orang yang menjadi saksi setelah

dipanggil ke suatu sidang pengadilan untuk memberikan keterangan,

tetapi dengan suatu alasan kemudian menolak kewajiban tersebut,

maka orang tersebut dapat dikenakan pidana berdasarkan ketentuan

undang-undang yang berlaku. Dalam Pasal 185 ayat (5) KUHAP

95 Lilik Mulyadi, 2010. Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Hal 76.

Page 94: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

81

dinyatakan bahwa baik pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari

hasil saja, bukan merupakan suatu keterangan saksi.

Dalam hal menghadirkan ataupun hadir dalam suatu sidang di

pengadilan kaitannya sebagai suatu kewajiban sebagai seorang saksi,

dewasa ini dunia hukum khususnya hukum acara pidana menciptakan

suatu terobosan baru. Dengan memanfaatkan teknologi yang begitu

pesat perkembangannya, maka terciptalah suatu gagasan atau sebagai

sebuah yurisprudensi bahwa dalam mendengarkan keterangan saksi,

saksi tersebut tidak perlu hadir langsung di ruang persidangan,

melainkan saksi tersebut dapat memberikan keterangannya melalui

sarana atau media yang disebut dengan video conference. Video

conference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia

teleconferen. Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku

katanya, yaitu video yang berarti video, serta conference yang berarti

konferensi. Maka yang dimaksud dengan video conference adalah

konferensi video yang mana data yang ditransmisikan adalah dalam

bentuk video atau audio visual.96

Video conference merupakan sutau teknologi yang

menggembirakan dan menambah semangat kita untuk bergabung

dengan internet, penggunaan teknologi video conference yakni

penggunaan video/teknologi suara dan komputer yang memungkinkan

orang pada lokasi yang berjauhan untuk saling melihat, mendengar,

dan berbicara satu sama lain. Teknologi video conference ini dapat

memungkinkan orang saling berkomunikasi secara tatap muka,

96 en.wikipedia.org/wiki (internet), Loc.Cit.

Page 95: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

82

dengan kata lain berkomunikasi secara visual. Komunikasi visual

yakni sebuah teknologi komunikasi yang terdiri dari dua orang atau

lebih pada lokasi yang berbeda yang dapat dilihat dan didengar secara

bersamaan pada waktu yang bersamaan.97

Pada dasarnya ada dua jenis sistem video conference:

a. Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya dengan sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh dengan kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan ke kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ. Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk video conference: 1. Konferensi video kelompok besar: non-portable, besar,

perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.

2. Konferensi video kelompok kecil: non-portable atau portable, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.

3. Konferensi video individual: biasanya perangkat portable, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon , dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.

b. Sistem dekstop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentrasformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dalam pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem dekstop bekerja dengan standar H.323. Video conference dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang juga dikenal sebagai emeeting.98

97 Febrian J, 2004. Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung:

Informatika, Hal 21. 98 Wordpress, Pengertian Video Conference (internet), 2010. Tersedia:

http://multimediaplasa.files.wordpress..com/2010/02/pengertian--video-conference.pdf (dikases pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 05:25 WIB).

Page 96: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

83

Dalam perkembangan teknologi komunikasi, dimana tuntutan

kebutuhan pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi makin tinggi,

dalam penyampaian ide dan pendapat tidak hanya audio saja akan

tetapi diperlukan juga visualnya, oleh karena itu dibutuhkan

komunikasi yang dapat mengirimkan audio visualnya. Video

conference memakai tetekomunikasi audio dan video untuk membawa

orang ke tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan untuk

pertemuan. 99

Saat ini video conference sudah banyak digunakan dalam

berbagai bidang. Misalnya dalam dunia peradilan hukum yang

memanfaatkan video conference sebagai sarana untuk memberikan

kesaksian jarak jauh. Penerapan video conference untuk

mengahadirkan saksi dalam persidangan pidana menimbulkan

perdebatan panjang. Disatu sisi perkembangan hukum ketinggalan

jauh dengan perkembangan masyarakat, apalagi bila dibandingkan

dengan kemajuan teknologi, sedangkan di sisi lain KUHAP sebagai

basis acara pemeriksaan perkara pidana tidak mengaturnya.

Berdasarkan Pasal 185 ayat (1) KUHAP dikatakan bahwa:

Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.

Kalimat yang saksi nyatakan di sidang pengadilan inilah yang

menjadi titik tolak perdebatan. Disatu pihak mengatakan bila saksi

tidak hadir langsung secara fisik ke depan persidangan maka

kesaksiannya tidak sah, dipihak lain menyatakan bahwa dengan

99hukum indonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui-video-conference.html

(internet), Loc.Cit.

Page 97: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

84

menggunakan media video conference saksi sudah hadir di

persidangan, karena keterangan saksi tetap dapat di cross-check oleh

kedua belah pihak dan dapat dilihat pada layar minotor yang ada.100

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, memiliki kekhususan secara

formil dibandingkan dengan KUHAP. Salah satu kekhususannya

terkait dengan penggunaan alat bukti yang merupakan proses

pembaharuan pembuktian dalam KUHAP.101

Pengaturan mengenai alat bukti tersebut terdapat dalam Pasal

27 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme, yaitu sebagai berikut:

Alat bukti pemeriksaan tindak pidana terorisme meliputi: 1. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Hukum Acara Pidana; 2. Alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirmkan,

diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu;

3. Data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada: a. Tulisan, suara, atau gambar; b. Peta, rancangan, foto, atau sejenisnya. c. Huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki

makna atau dapat dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya. Mengenai penggunaan video conference dalam pemeriksaan

keterangan saksi di persidangan terdapat pro dan kontra dalam hal

tersebut. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perdebatan panjang

100http://www.lontar.ui.aca.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=111353&lokasi=loka

l. (diakses pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 06:00 WIB). 101hukumindonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui -video -conference.html

(internet), Loc.Cit.

Page 98: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

85

dalam penggunaan video conference sebagai sarana pemeriksaan saksi

dalam persidangan perkara pidana, yaitu:

1. Kebijakan formulatif (pembuat undang-undang) dan kebijakan aplikatif (penegak hukum) di Indonesia mengacu pada ketentuan hukum positif. Konsekuensi logis yang demikian membuat muara pada penegakan hukum yang bersifat formal legistik, sehingga terdapat jurang yang relatif tajam dalam mencari keadilan. Keadilan yang dikejar dan diformulasikan oleh kebijakan formulatif adalah keadilan undang-undang.

2. KUHAP tidak mengatur tentang video conference, sehingga pro dan kontra penggunaannya tergantung pada apakah merugikan ataukah menguntungkan masing-masing para pihak.

3. Terhadap eksistensi video conference hakim menyetujui dilakukannya video conference tersebut. Aspek ini sebenarnya harus dilakukan dunia peradilan di Indonesia apabila tidak ingin dipandang negatif oleh masyarakat.102

Beberapa pakar hukum yang tidak setuju dengan penggunaan

video conference juga berpendapat bahwa:

1. Menurut Prof. Achmad Ali, seorang akademisi dan juga anggota Komnas HAM, berpendapat bahwa selama video conference belum diatur dalam hukum positif Indonesia, maka video conference tidak dapat digunakan sebagai alat bukti. Terkait dengan sumpah yang diucapkan oleh saksi, menurut Prof. Achmad Ali, sumpah para saksi itu tidak bernilai sumpah karena tidak mempunyai akibat hukum. Padahal sesuai Pasal 174 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP, pada hakikatnya fungsi sumpah bagi saksi adalah agar saksi itu dapat dituntut berdasarkan delik pidana bila ia memberikan keterangan palsu sesuai dengan Pasal 242 KUHP.

2. Menurut Prof. Andi Hamzah, seorang Guru Besar Hukum Pidana Universitas Hasanudin berpendapat bahwa video conference bukanlah merupakan alat bukti saksi. Video conference hanya dapat dijadikan alat untuk menguatkan keyakinan hakim. Itu pun dengan beberapa syarat, seperti video conference harus dilakukan di kantor perwakilan Indonesia di luar negeri melalui video conference harus didampingi oleh jaksa penuntut umum dan pengacara terdakwa.103

102 Lilik Mulyadi, 2008. Bunga Rampai Hukum Pidana:Perspektif Teoritis dan

Praktik . Bandung: PT. Alumni, Hal 125. 103hukumindonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui -video -conference.html

(internet), Loc.Cit.

Page 99: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

86

Dengan dasar yuridis ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

disebutkan bahwa:

Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Dalam menggali, mengikuti, memahami dan mengejar

kebenaran materiil dalam hukum pidana, hakim mempunyai peranan

yang penting dalam menilai masing-masing alat bukti. Karena tujuan

yang hendak dicapai dalam hukum acara pidana dalam pembuktian

yaitu untuk menemukan kebenaran materiil yang merupakan

kebenaran yang nyata dan sebenar-benarnya.104

Dalam KUHAP ketentuan mengenai video conference tidak

diatur. Ketentuan Pasal 184 ayat KUHAP menyebutkan 5 jenis alat

bukti:

Keterangan saksi; Keterangan ahli; Surat; Petunjuk; dan Keterangan terdakwa.

Pada dasarnya, sistem pembuktian yang dianut oleh Indonesia

yaitu sistem pembuktian berdasarkan undang-undang secara

negatif.105

Hal ini berarti hasil dan kekuatan pembuktian berdasarkan alat

bukti yang disebut pada undang-undang dan daripadanya, sehingga

104Andi Hamzah, 1983. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia . Jakarta: Sinar

Grafika, Hal 18. 105 Ibid, Hal 235.

Page 100: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

87

hakim dapat memperoleh keyakinan bahwa memang terdakwalah

yang melakukan tindak pidana.

Keterangan saksi yang disampaikan dalam kasus penembakan

di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta

menggunakan media video conference. Dilatarbelakangi karena

terjadinya pengeroyokan oleh beberapa orang terhadap seorang Sertu

Kopassus Kandang Menjangan Kertasura yang bernama Heru Susanto

di tempat hiburan Hugo’s Caffe di Jalan Adi Sucipto, Depok, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengakibatkan Sertu Heru Susanto

tersebut tewas.106

Setelah berhasil ditangkap dan diketahui bahwa pelaku

pengeroyokan Sertu Heru Santoso tersebut adalah kelompok Dicky

CS, awalnya para pelaku ditahan di Mapolda DIY sebelum kemudian

dipindahkan di Lapas Cebongan kelas II B karena sel di Mapolda DIY

sedang direnovasi. 107

Pada saat itu, diduga karena dendam atas tewasnya Sertu Heru

Santoso di tangan preman kelompok Dicky CS tersebut, dan sebagai

anggota Kopassus yang memiliki jiwa Korsa yang tinggi, pada hari

Sabtu, tanggal 23 Maret 2013 sekitar pukul 01:30 WIB, sekitar 17

orang yang pada waktu itu belom diketahui bahwa ke 17 orang

tersebut rekan sejaw at Sertu Heru Santoso kemudian mendatangi

106 JPNN, Kronologi Pengeroyokan Anggota Kopassus Sertu Heru (internet), 2013.

Tersedia: http://JPNN.Kronologi -pengeroyokan-anggota-kopassus-sertu-heru.html (dikases pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 20:48 WIB).

107Kalsum, Umi, Pengacara: Janggal, Pemindahan Empat Pembunuh Kopassus ke Lapas Cebongan (internet), 2013. Tersedia: www.blogspot.com.umi.kalsum.Pengacara:janggal, pemindahan emapt pembunuh kopassus ke lapas cebongan (diakses pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 20:56 WIB).

Page 101: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

88

Lapas Kelas II B Cebongan. Setelah berhasil melompati pagar

pembatas Lapas kemudian mereka sempat melakukan penyanderaan

terhadap para penjaga sipir Lapas Cebongan sebelum akhirnya

mendatangi sel tempat Dicky CS ditahan dan menembak 4 tahanan

yang merupakan kelompok Dicky CS hingga tewas.

Pada saat kejadian tersebut, banyak pihak yang dilibatkan

sebagai saksi. Sekitar 42 orang dijadikan saksi dalam kasus

penembakan Cebongan. Saksi tersebut antara lain petugas sipir Lapas

Cebongan yang disandera oleh 17 anggota Kopassus hingga para

tahanan di Lapas Cebongan yang pada saat itu melihat langsung

penembakan yang dilakukan oleh anggota Kopassus kepada ke empat

tahanan (kelompok Dicky CS) di dalam Lapas tersebut.

Sebagai Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)

yang notabene melindungi kepentingan saksi dan korban dari

ancaman yang dapat mengganggu kondisi fisik maupun psikologi dari

para saksi tersebut, maka selaku Ketua Lembaga Perlindungan Saksi

dan Korban, Abdul Harris Semendawai mengajukan surat permohon

kepada Mahkamah Agung untuk menyetujui keterangan saksi yang

diberikan mengguna kan media video conference dengan alasan

keamanan para saksi. Mahkamah Agung menyetujui penggunaan alat

bantu video conference untuk proses pemberian kesaksian pada kasus

Cebongan di Pengadilan Militer II-11, Yogyakarta. Terkait dengan

dana pemasangan dan pembiayaan video conference semua

ditanggung oleh pihak LPSK. Alasan penggunaan video conference

pada kesaksian kasus Cebongan, Yogyakarta tersebut dikarenakan

Page 102: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

89

suasana tempat persidangan yang dinilai tidak kondusif karena

banyaknya aksi demo yang mendukung pelaku penembakan (anggota

Kopassus) dan dipastikan akan mempengaruhi psikologi para saksi.

Menurut Teguh Soedarsono selaku anggota LPSK mengatakan bahwa

saksi yang terlindungi LPSK yang dipanggil ke pengadilan akan

didampingi oleh LPSK dan psikolog, terutama bagi saksi yang masih

tertekan dan trauma. Sebagian saksi yang dalam pemberian

keterangannya tidak melalui video conference dan siap memberikan

kesaksian di pengadilan, akan dikawal dan dilindungi

keberangkatannya hingga di Lapas Cebongan. 108

Sarana video conference dipasang di tiga titik, yakni di

Pengadilan Militer Yogyakarta, di Lapas Cebongan Yogyakarta serta

di kantor LPSK di Jakarta. Ke 48 saksi kasus Cebongan mendapatkan

perawatan dari 18 orang psikolog. Para saksi mengalami ketakutan

yang hebat saat menjelang proses persidangan. Menurut Abdul Harris

Semendawai berdasarkan dari keterangan ke 18 psikolog yang

menangani perawatan, para saksi masih sering mengalami mimpi

buruk soal peristiwa tersebut. Kemudian, jika diminta mengingat

kejadian tersebut, mereka merasa ketakutan sampai mengeluarkan

keringat dingin. 109

Sebanyak 10 dari 42 saksi kasus penembakan tahanan di Lapas

kelas II B Cebongan, Yogyakarta tidak hadir langsung untuk

memberikan kesakisan pada kasus tersebut di Pengadilan Militer

108 berita-jogya-1...an-ma--setuju-pakai-videoconference.html (internet), Loc.Cit . 109 Jawa Post National Network, Desak MA Putuskan Penggunaan Video

Conference (internet), 2014. Tersedia: http://Desak-M A-Putuskan-Penggunaan-videoconference.html (dikases pada tanggal 11 Juli 2013 pukul 06:25 WIB).

Page 103: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

90

Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua tim psikologi yang

telah melakukan pemeriksaan dan pendampingan terhadap para saksi

tersebut. Menurut Ketua tim pemeriksaan saksi kasus Cebongan yang

juga ketua Assosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), Yusti

Probowati, 10 saksi yang direkondasikan menggunakan video

conference terdiri atas 8 warga binaan (tahanan) di Lapas Cebongan,

dan 2 petugas sipir Lapas. Alasan mereka tidak bisa dihadirkan dalam

persidangan dikarenakan mengalami gangguan klinis yakni, trauma,

kecemasan serta ketakutan yang tinggi. Selain 10 saksi yang telah

disebutkan, ada 1 saksi yang membutuhkan penanganan tersendiri saat

memberikan kesaksian. Sebab, satu saksi ini sering memberikan

keterangan bias. Oleh sebab itu, butuh pendampingan petugas saat

bersaksi, itupun harus menggunakan metode tertentu tanpa

memberikan kesaksian langsung. Pemeriksaan psikologi terhadap 42

saksi kasus Cebongan telah dilakukan sejak tanggal 29 Mei 2013

hingga 15 Juni 2013 lalu. Sebanyak 42 orang yang menjadi saksi

dalam kasus penembakan tahanan di Lapas Cebongan, Yogyakarta

terdiri dari 31 orang tahanan dan 11 orang merupakan petugas sipir

Lapas Cebongan. Metode yang digunakan para psikolog dalam

pemeriksaan saksi tersebut menggunakan metode standart psikologi

ditambah dengan wawancara secara test khusus. Dari hasil test

tersebut, dipaparkan Yusti Probowati bahwa 34 saksi dinilai cukup

kompeten untuk memberikan kesaksian, 7 saksi dinilai kurang

kompeten dalam menberikan kesaksiannya, serta 1 saksi dinyatakan

tidak kompeten. Yang perlu dicatat dari 34 saksi yang cukup

Page 104: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

91

kompeten ini, hanya 31 saksi yang siap hadir langsung memberikan

kesaksiannya di persidangan. Sisanya memberikan kesaksian melalui

video conference karena merasa takut dan cemas pada saat

memberikan kesaksian. 110

Berdasarkan kasus dan pernyataan dari beberapa pihak yang

melindungi kepentingan saksi dalam kasus Cebongan, Yogyakarta ini,

ketidakhadiran saksi banyak diakibatkan oleh ketidakpercayaan atas

jaminan keamanan terhadap saksi, pelakauan terhadap saksi saat

diperiksa dan alasan-alasan lainnya, sehingga saksi enggan diperiksa

di persidangan. Implikasi dari kesaksian yang tidak memadai tersebut

terutama karena minimnya kehadiran saksi membuat tersendatnya

proses pembuktian yang akhirnya akan menyulitkan hakim dalam

memberikan keputusan hukum. 111

Dalam sebuah proses peradilan pidana, saksi adalah kunci

untuk memperoleh kebenaran materiil. Teorinya terdapat dalam Pasal

184 sampai dengan Pasal 185 KUHAP. Dalam Pasal 184 KUHAP

menempatkan keterangan saksi diur utan pertama di atas alat bukti lain

berupa keterangan ahli; surat; petunjuk; dan keterangan terdakwa.

Dalam Pasal 185 ayat (2) KUHAP menyatakan:

Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. Kemudian ayat (3)nya berbunyi:

110Republika.co.id.Saksi-Kasus-Cebongan-Direkomendasikan-Bersaksi-Via-Video-

Conference (internet), Loc.Cit. 111Ian, Hard, Penggunaan Video Conference Sebagai Alat Bukti yang Sah di

Persidangan (internet), 2011. Tersedia: http://penggunaan_video_conference_sebagai_alat_bukti_yang_sah_dalam_persidangan.html (diakses pada tanggal 11 Juli 2014 pukul 07:05 WIB).

Page 105: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

92

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan alat bukti yang sah lainnya.

Hal ini dapat diartikan bahwa keterangan lebih dari satu orang

saksi saja tanpa disertai alat bukti lainnya, dapat dianggap cukup

untuk membuktikan apakah seorang terdakwa bersalah atau tidak.

Pada saat memberikan keterangan, saksi harus dapat memberikan

keterangan yang sebenar-benarnya. Untuk itu, saksi perlu merasa

aman dan bebas saat diperiksa di muka pengadilan. Ia tidak boleh

ragu-ragu menjelaskan peristiwa yang sebenarnya, walaupun

keterangan itu memberatkan terdakwa. Maka, dalam Pasal 173

KUHAP memberikan kewenangan kepada majelis hakim untuk

memungkinkan seorang saksi didengar keterangannnya tanpa

menghadirkan terdakwa. Alasannya jelas, yaitu mengakomodir

kepentingan saksi sehingga ia dapat berbicara dan memberikan

keterangannya secara lebih leluasa tanpa rasa takut, khawatir ataupun

tertekan. 112

Persoalan tentang perlindungan saksi dan korban seharusnya

menjadi persoalan yang sangat penting dalam proses pemeriksaan di

pengadilan ini. Karena itu perlindungan atau pemberian hak-hak

khusus kepada saksi dan korban mutlak harus dilakukan. Perlindungan

keamanan bagi saksi diharapkan juga diberikan setelah proses

pemberian kesaksian. Sebagai contoh saksi dalam kasus Cebongan ini

menyatakan bahwa posisinya sangat sulit untuk memberikan

kesaksian di pengadilan karena katakutan dan trauma yang hebat

112iskandar.centre.blog.pentingnya-perlindungan-terhadap-hak-hak-saksi-dan-

korban-kejahatan.html (internet), Loc.Cit.

Page 106: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

93

ketika mengingat kembali peristiwa penembakan yang terjadi di Lapas

Cebongan tersebut.113

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara

Perlindungan terhadap Korban dan Saksi Pelanggaran HAM yang

Berat sebenarnya telah memberikan cara untuk prosedur pemberian

kesaksian yang berbeda dengan KUHAP, yaitu pemberian kesaksian

dengan menggunakan video conference atau tanpa hadir langsung di

pengadilan. Tapi prose dur tersebut bertentangan dengan aturan yang

ada di dalam KUHAP. Hal ini problematik karena proses pembuktian

yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini tidak menjadi otomatis

diterima oleh majelis hakim karena derajat peraturan yang berbeda.

Oleh karena itu, pelaksanaan dari proses pemberian kesakisan yang

dimaksud oleh Peratura n Pemerintah tersebut terbatas digunakan oleh

para hakim karena para hakim sendiri berbeda pendapat mengenai

perlu tidaknya digunakan mekanisme kesaksian ini.114

Dalam praktiknya, ternyata proses pembuktian yang terutama

berkaitan dengan pemeriksaan saksi membutuhkan sebuah mekanisme

khusus. Terobosan yang dilakukan oleh majelis hakim ketika

memperbolehkan adanya pemeriksaan melalui media video conference

merupakan salah satu mekanisme pemberian keterangan oleh saksi,

terutama saksi korban yang tidak diatur oleh KUHAP. Alasan

digunakannya video conference adalah bahwa adanya adagium:

113penggunaan_video_conference_sebagai_alat_bukti_yang_sah_dalam_persidangan

.html (internet), Loc.Cit. 114 Ibid.

Page 107: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

94

“bahwa hukum itu berkembang dan cenderung tertinggal”. Hakim

sebagai penegak hukum memang mempunyai kewajiban untuk

menggali hukumnya. 115

Jadi, diterapkannya media video conference sebagai salah satu

cara dalam pemeriksaan saksi, ternyata lebih banyak diakibatkan

pertimbangan dari majelis hakim tentang perlunya cara ini digunakan

agar menemukan kebenaran materiil. Majelis hakim yang setuju

menggunakan media video conference ini perlu mengeluarkan

penetapan khusus untuk terlaksananya video conference. Hal ini

berarti bahwa proses pemberian kesaksian melalui video conference

tidak dapat digunakan secara otomatis. Perbedaan pandangan apakah

video conference, sebagai salah satu cara untuk melindungi saksi

ketika memberikan keterangan secara aman baik secara fisik dan

mental bertentangan dengan KUHAP, menjadi bahan analisis yang

penting karena akan berimpikasi pada model kesaksian pada kasus-

kasus pidana yang lainnya.116

Implikasi terhadap pertentangan secara yuridis ini adalah,

apakah pemeriksaan saksi dengan menggunakan media video

conference ini akan dapat digunakan sebagai sebuah alat bukti yang

sah atau tidak, jika dilihat ketentuan dalam KUHAP bahwa kesaksian

yang dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah adalah saksi yang

hadir langsung di persidangan (Pasal 185 ayat (1) KUHAP) dan saksi

yang dibacakan keterangannya yang telah disumpah terlebih dahulu.

115 Ibid. 116 Ibid.

Page 108: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

95

Jika tidak ada jaminan bahwa model kesaksian media video

conference ini dapat diperlakukan sebagai alat bukti yang sah, maka

segala keputusan yang telah diambil majelis hakim dapat dibatalkan

dalam tingkat banding. Di sini hakim berani untuk melakukan

terobosan hukum demi menjamin perlindungan kepada saksi dan

korban dan demi menemukan kebenaran materiil. Hakim berani

mengambil langkah untuk melindungi saksi dan/atau korban dari

ancaman, baik mental maupun fisik dari gangguan maupun teror

kepada saksi yang pernah terjadi pada saat saksi dan/atau korban

datang ke persidangan untuk memberikan kesaksian.117

2. Kekuatan Pembuktian Keterangan Saksi Video Conference

Pada Kasus Cebongan, Yogyakarta Pada Putusan No.48-

K/PM II-11/AD/VI/2013

Keterangan saksi yang dinyatakan sebagai alat bukti yang sah

(berdasarkan Pasal 185 ayat (1) KUHAP ) ialah sesuai dengan

ketentuan Pasal 1 butir ke 27 KUHAP, yaitu apa yang saksi dengar;

yang saksi lihat dan saksi alami sendiri dalam suatu tindak pidana.

Syarat agar suatu keterangan saksi tersebut dapat dinyatakan sah

apabila:

1. Saksi harus mengucapkan sumpah atau janji (sebelum memberikan keterangan).

Redaksi Pasal 160 ayat (30 KUHAP menerangkan bahwa sebelum saksi memberikan keterangan waib mengucapkan sumpah atau janji yang dilakukan menurut cara sesuai agamanya masing-masing dan lafaz sumpah atau janji berisi bahwa saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya

117 Ibid.

Page 109: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

96

dan tidak lain daripada yang sebenarnya. Alasan bahwa sumpah yang diucapkan sebelum saksi memberikan keterangan di sidang pengadilan adalah:

a. saksi akan terpengaruh oleh sumpah atau janji yang diucapkan;

b. saksi akan mengurangi niat untk mengingkari janji;

c. bahwa keterangan yang diucapkan akan mempunyai kekuatan pembuktian. 118;

2. Keterangan saksi harus harus mengenai peristiwa pidana yang saksi lihat sendiri dan yang dialami sendiri, dengan menyebutkan alasan pengetahuannya (testimonium de auditu = keterangan yang diperoleh dari orang lain tidak memiliki nilai pembuktian) ;

3. Keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan (kecuali yang ditentukan pada Pasal 162 KUHAP)

Keterangan saksi yang dinyatakan di luar sidang pengadilan (outside the court) bukan alat bukti dan tidak dapat digunakan untuk membuktikan kesalahan terdakwa, meskipun misalnya hakim, penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum, mendengar bahwa keterangan seorang yang berhubungan dengan peristiwa pidana yang sedang diperiksa, dan keterangan tersebut mereka mendengarnya di halaman kantor pengadilan atau disampaikan oleh seseorang kepada hakim di rumah tempat tinggalnya, keterangan yang demikian tidak dapat dinilai sebagai alat bukti karena keterangan tersebut tidak dinyatakan di sidang pengadilan.119;

4. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup membuktikan kesaalahan terdakwa (unus testis nullus testis).

Prinsip minimum pembuktian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP, agar suapaya keterangan saksi dapat dianggap cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa maka harus dipenuhi paling sedikit atau sekurang-kurangnya dengan dua alat bukti yang sah. Ini berarti, jika alat bukti yang dikemukakan penuntut umum hanya terdiri dari seorang saksi saja tanpa ditambah dengan keterangan saksi lain atau alat bukti lainnya atau kesaksian tunggal maka kesaksian seperti ini tidak dapat dinilai sebagai alat bukti

118 Juliman, Keterangan Saksi Sebagai Salah Satu Alat Bukti Dalam Perkara Pidana

(internet), 2012. Tersedia: http://bab -ii-keterangan-saksi-sebagai-salah_24.html.pdf (diakses pada tanggal 7 Agustus 2014 pukul 05:35 WIB).

119 Ibid.

Page 110: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

97

yang cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa kepadanya.120 ;

5. Pemeriksaan menurut cara yang ditentukan oleh undang-undang. 121

Apabila keterangan saksi telah memenuhi ke lima syarat

tersebut, maka keterangan saksi itu mempunyai nilai pembuktian,

antara lain:

1. Diterima sebagai alat bukti yang sah; 2. Mempunyai nilai kekuatan pembuktian bebas (bersifat tidak

sempurna dan tidak mengikat); 3. Tergantung penilaian hakim (hakim bebas namun bertanggung

jawab menilai kekuatan pembuktian keterangan saksi untuk mewujudkan kebenaran hakiki);

4. Sebagai alat bukti yang berkekuatan pembuktian bebas, dapat dilumpuhkan terdakwa dengan keterangan saksi a de charge atau alat bukti lain. 122

Kemudian, keterangan saksi yang dilakukan di bawah sumpah

nilainya disamakan dengan keterangan di bawah sumpah yang

diucapkan di persidangan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka

variasi alat bukti keterangan saksi diklasifikasikan menjadi dua jenis,

yaitu:

1. Keterangan saksi di bawah sumpah di persidangan; dan 2. Keterangan saksi di bawah sumpah yang dibacakan dalam

persidangan (berdasarkan Pasal 162 ayat (2) KUHAP).123 Apabila pertitik tolak pada Pasal 160 ayat (1) serta Pasal 167

KUHAP, maka penggunaan video conference sangat bertentangan

dengan ketentuan tersebut. Yang mana dalam memberikan

kesaksiannya, saksi hadir (secara fisik) ke dalam ruang persidangan

untuk sebelumnya disumpah terlebih dahulu setelah itu baru saksi

120 Ibid. 121 Pembuktian-dalam-hukum-pidana.html (internet), Loc.Cit. 122 Ibid. 123hukumindonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui -video -conference.html

(internet), Loc.Cit.

Page 111: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

98

dapat bersaksi. Kemudian setelah memberikan kesaksiannya pun saksi

harus tetap berada di ruang persidangan, kecuali majelis hakim

memberi ijin kepada saksi tersebut untuk dapat meninggalkan ruang

sidang sebelum proses persidangan berlangsung (Pasal 167 ayat (1)

KUHAP). Ketentuan tersebut secara tekstual menuntut kehadiran

seorang saksi secara fisik di ruang persidangan. Akan tetapi,

kenyataannya untuk menegakan kebenaran materiil yang bermuara

pada keadilan, dalam praktiknya sedikit telah ditinggalkan. Misalnya,

secara faktual pada Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 661 K/Pid/1988 tanggal 19 Juli 1991 dengan kaidah dasar

yang mana keterangan saksi yang disumpah oleh penyidik karena

suatu halangan yang sah tidak dapat dihadirkan di persidangan,

sedangkan keterangannya tersebut dibacakan, maka keterangan

tersebut sama nilainya dengan kesaksian di bawah sumpah. 124

Hal ini menguatkan Pasal 162 ayat (2) KUHAP, mengenai

keterangan saksi di bawah sumpah yang dibacakan di persidangan.

Permasalahan utama mengenai penggunaan video conference ini, pada

hakikatnya adalah penerimaan dari para penegak hukum. Persidangan

video conference ini di Indonesia masih menyisakan ambiguitas dan

debatable antara sikap penuntut umum dan penasihat hukum. Secara

prinsip hukum, penggunaan video conference dalam pemeriksaan

saksi lebih menguntungkan dibandingkan dengan keterangan saksi

yang diberikan di bawah sumpah yang dibacakan di persidangan

124Ibid.

Page 112: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

99

sesuai dengan Pasal 162 ayat (2) KUHAP. Berikut ini perbandingan

antara dua hal tersebut:

1. Pengucapan sumpah atau janji sesuai dengan Pasal 160 ayat (3) KUHAP. Menurut ketentua n Pasal 160 ayat (3) KUHAP, sebelum saksi memberikan keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah atau janji terlebih dahulu. Dan pengucapan sumpah tersebut dilakukan sebelum saksi memberikan keterangan, serta dimungkinkan apabila dianggap perlu oleh pengadilan, maka hal tersebut dilakukan sesudah saksi memberikan keterangan. Baik keterangan saksi di bawah sumpah yang dibacakan maupun pemeriksaan saksi dengan media video conference, masing-masing memenuhi ketentuan ini. Keterangan saksi di bawah sumpah yang dibacakan, merupakan keterangan saksi dihadapan penyidik yang sudah diambil di bawah sumpah, sedangkan prinsip pengucapan sumpah dalam pemeriksaan saksi dengan media video conference sama dengan pemeriksaan saksi di persidangan yang dihadapkan secara biasa.

2. Keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan. Secara visual, saksi tetap hadir pada persidangan dan berhadapan dengan hakim, penuntut umum dan penasihat hukum terdakwa. Hal ini terkait dengan keyakinan hakim yang dimaksud pada Pasal 183 KUHAP, ya kni: Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Dalam penerapannya, untuk memperoleh keyakinan hakim ini pada pemeriksaan saksi di persidangan, maka akan dipertimbangkan hal-hal berikut oleh hakim, yakni: latar belakang kehidupan saksi; dan perilaku bahasa tubuhnya ketika di persidangan.125 Penggunaan media video conference ini memungkinkan hakim untuk mengetahui secara langsung gesture; sikap dan roman muka dari saksi yang dihadirkan ke persidangan.

3. Penilaian kebenaran keterangan saksi. Untuk menilai keterangan beberapa saksi sebagai alat bukti yang sah, harus terdapat hubungan antara keterangan saksi dengan alat bukti lain keterangan tersebut, sehingga dapat membentuk keterangan yang membenarkan suatu kejadian atau keadaan tertentu. Pada Pasal 185 ayat (6) KUHAP mengatur beberapa point yang patut diperhatikan hakim dalam menilai kebenaran keterangan saksi, yaitu: 1. Persesuaian antara keterangan saksi; 2. Persesuaian keterangan saksi dengan alat bukti lain. Untuk

mengetahui atau mendapatkan adanya kesesuaian

125 Ibid.

Page 113: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

100

antarketerangan saksi, ataupun dengan alat bukti lain, pada praktik persidangan sering dilakukan konfrontasi dengan saksi atau alat bukti tersebut. Konfrontasi yaitu suatu pernyataan atau keterangan saksi yang berbeda ataupun bertolak belakang dengan keterangan saksi lain atau alat bukti lain, maka akan dicek kebenarannya dengan meng-cross-check atau konfrontir yang dilakukan akan bersifat satu pihak saja, yaitu terhadap saksi atau alat bukti yang hadir di persidangan saja.

3. Alasan saksi memberi keterangan tertentu. Terhadap suatu keterangan yang diberikan oleh saksi, seorang penegak hukum tidak boleh dengan begitu saja menerima mentah-mentah hal tersebut. Terkadang perlu untuk memilah-milah dan mengkaji lebih dalam lagi mengenai alasan dari keterangan yang diberikan oleh saksi. Hal ini tentunya, dengan bantuan media video conference akan dapat dilakukan. Sebaliknya dengan keterangan saksi dibawah sumpah yang dibacakan dalam persidangan, penegak hukum hanya dapat menerima hasil keterangan saksi dihadapan penyidik tersebut tanpa bisa menggali lebih dalam mengenai hal tersebut.

4. Klarifikasi terhadap keterangan saksi oleh penegak hukum. Penggunaan video conference merupakan satu sarana untuk dapat mencari kebenaran materiil. Para pihak yang terlibat, yaitu: hakim; penuntun umum serta penasihat hukum dapat mendengar langsung keterangan saksi dan dapat menguji kebenaran tersebut.126 Mengenai ketentuan dasar hukum pembuktian, kesaksian

dalam menggunakan media video conference dalam menyampaikan

keterangannya, maka terlebih dahulu saksi harus memenuhi

persyaratan sebagai ber ikut:

1. Keterangan lisan seseorang di muka sidang pengadilan ( sesuai Pasal 185 ayat (1) KUHAP). Sistem pembuktian secara negatif (negative wettelijk bewlijs) yang dianut KUHAP (terdapat dalam Pasal 183 KUHAP, pada prinsipnya menjamin tegaknya kebenaran; keadilan dan kepastian hukum. Dengan menggunakan keyakinan hakim dan minimal menggunakan dua alat bukti yang sah, maka sistem pembuktian kita adalah perpaduan antara sistem berdasarkan keyakinan hakim semata (conviction intime) dan sistem pembuktian positif (positive wettelijk bewlijs). Dengan demikian, keyakinan hakim merupakan suatu hal yang penting dalam sistem pembuktian di Indonesia. Sebagai suatu keyakinan, maka sifatnya konfiktif dan subjektif, sehingga sulit diuji secara objektif. Untuk mendapatkan keyakinan

126 Ibid.

Page 114: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

101

tersebut, hakim harus dapat memahami latar belakang kehidupan seseorang; perilaku dan bahasa tubuhnya (gesture) di sidang pengadilan secara fisik dan secara langsung.

2. Dengan disumpah terlebih dahulu (sesuai dengan Pasal 275 ayat (2) jo. Pasal 303 HIR dan Pasal 160 ayat (3) jo. Pasal 185 ayat (7) KUHAP). Sebagaimana ketentuan Pasal 160 ayat (3) KUHAP, dalam memanfaatkan teknologi video conference tidak jauh berbeda dengan persidangan biasa, yaitu sebelum memberikan keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain dari yag sebenarnya.

3. Tentang peristiwa tertentu yang didengar, dilihat dan dialami sendiri (nontestimonium de auditu) (sesuai dengan Pasal 1 butir ke 27 KUHAP). Seperti halnya di persidangan pidana, bahwa keterangan saksi adalah salah satu bukti dalam perkara pidana yang be rupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Dalam hal ini, video conference akan menjadi alat bukti yang sah sepanjang yang bersangkutan tidak menyangkalnya.127 Bila yang bersangkutan menyangkal hal tersebut, maka video conference hanya dapat dijadikan sebagai bukti petunjuk saja.

Apabila KUHAP dilakukan sebuah revisi, khususnya dalam

limitasi alat-alat bukti, kelima jenis alat bukti di dalam KUHAP

suadah saatnya untuk dihapus dan ditinggalkan. Pada dasarnya setiap

atau semua alat bukti dapat diajukan sebagai bukti, kecuali undang-

undang menentukan lain diserahkan kepada pertimbangan hakim. 128

Berdasarkan hal tersebut, setiap alat bukti yang diajukan dalam

persidangan wajib diperiksa oleh hakim, termasuk persidangan yang

dilakukan melalui media video conference, karena hakim memiliki

keyakinan yang kuat dalam menilainya, sehingga putusan yang

dijatuhkan akan lebih objektif.

127 Ibid. 128 Likik Mulyadi, 2008, Op.Cit., Hal 127.

Page 115: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

102

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penggunaan video conference sebagai sarana pemeriksaan

keterangan saksi dalam persidangan pada kasus Cebongan di

Yogyakarta sangat diperlukan karena:

a. kondisi saksi tidak memungkinkan untuk memberikan kesaksian

langsung di Pengadilan Militer Yogyakarta karena kondisi saksi

yang masih trauma dan mengalami ketakutan yang sangat hebat;

b. penggunaan video conference sangat efektif dilakukan

mengingat kondisi saksi yang mengalami guncangan psikis yang

hebat ketika hendak dimintai keterangan;

c. penggunaan video conference tersebut telah disetujui oleh

Mahkamah Agung serta Majelis Hakim yang menangani perkara

tersebut.

2. Kekuatan pembuktian keterangan saksi pada kasus Cebongan

Yogyakarta sesuai dengan Putusan No.48-K/PM II-

11/AD/VI/2013 dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah, tidak

hanya sebagai alat bukti petunjuk saja. Hal yang paling mendasar

pada pemeriksaan keterangan saksi yang menggunakan sarana

video conference adalah keyakinan hakim yang memeriksa,

mengadili dan memutus perkara pidana tersebut.

Page 116: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

103

B. Saran

Aparat penegak hukum, khususnya hakim harus lebih

menggali lagi nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat, terlebih

lagi dalam proses pembuktian. Tidak hanya berdasarkan pada apa

yang telah tercantum dalam undang-undang sebagai hukum positif

saja, agar dapat terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Page 117: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur:

Ali, Lukman, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Amiruddin dan Asikin, Zainal, 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chazawi, Adami, 2006. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Bandung: PT. Alumni.

Fuadi, Munir,2006. Teori Hukum Pembuktian Cet. I. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Hamzah, Andi, 1983. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

,1983. Pengantar Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

,1985. Pengantar Hukum Acara Pidana di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

,1990. Pengantar Hukum Acara Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia.

,2001. Hukum Acara Pidana Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hanadi, Saryono, 2008. Metodologi Penulisan dan Penelitian Hukum. Bahan Kuliah MPPH, Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

Harahap, M.Yahya, 1985. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Jakarta: Pustaka Kartini.

,2001. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan (Edisi Kedua). Jakarta: Sinar Grafika.

,2005. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjaun Kembali. Jakarta: Sinar Grafika.

Ibrahim, Johnny, 2005. Teori&Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishing.

Iksan, Muchamad, 2012. Hukum Perlindungan Saksi Dalam Sistem Peradilan Pidana. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Page 118: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

J, Febrian, 2004. Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.

Marzuki, Peter Mahmud, 2008. Penulisan Hukum, Edisi Pertama Cetakan Ke-4. Jakarta: Kencana.

,2013. Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Cetakan Kedelapan. Jakarta: Kencana.

Mulyadi, Lilik, 2008. Bunga Rampai Hukum Pidana: Pidana Perspek tif Teoritis dan Praktik. Bandung: PT. Alumni.

,2010. Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana. Bandung: PT: Citra Aditya Bakti.

Nugroho, Hibnu, 2010. Bunga Rampai Penegakan Hukum Di Indonesia ( Edisi Revisi ). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

,2012. Integralisasai Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jakarta: Media Prima Aksara.

Prinst, Darwan, 2002. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik . Jakarta: Djambatan.

Raharjo, Agus, 2007. Hukum Dan Teknologi Suatu Tinjauan Filosofis dan Kritik Terhadap Positivisme Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Soekanto, Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Soemitro, Ronny Hanitijo ,1988. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wahjono, Padmo, 1985. Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini. Jakarta: Ghalia Indonesia

Waluyo, Bambang, 2012. Viktimologi Perlindungan Korban&Saksi. Jakarta: Sinar Grafika.

B. Peraturan Perundang-undangan:

Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

,Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

Page 119: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

,Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

,Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

,Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

,Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi Pelanggaran HAM yang Berat

,Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Saksi, Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim dalam Perkara Tindak Pidana Terorisme

,Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang

,Peraturan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pendampingan Saksi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

C. Kamus besar, Koran, Artikel Ilmiah dan Majalah Ilmiah:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Koran Kompas yang terbit pada tanggal 24 Juni 2002

Runtuwene, Oktavianus Garry. 2012. Hak dan Kewajiban Yang Mengikat Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen vol I No. 4 Oktober-Desember2012. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/907 (diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 12:46 WIB)

Sulistyawati, Putu Elik, Pemanfaatan Telekonferen Sebagai Alat Bantu Pembuktian Dalam Persidangan Pidana. http://ipi12364.pdf (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 05:53 WIB)

Hibnu Nugroho, Nilai Pembuktian Telekonferensi. Hibnu Nugroho_Gagasan

Hukum_Halaman 2.html (diakses pada tanggal 7 Juli 2014 pukul 20:18 WIB)

Varia Peradilan No. 328 Maret 2013

Page 120: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

D. Sumber Lain:

Kusuma, Nandar, Kesaksian Melalui Video Conference Dalam Perkara (internet), 2012. Tersedia: http://www.hukumindonesia.blogspot.com/2012/05/kesaksian-melalui-video-conference.html (diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 20:11 WIB)

Bahasa Indonesia, Penembakan Cebongan (internet), 2013. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Penembakan_Cebongan ( di akses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 20:00 WIB )

Sorot, Jogya, Kasus Cebongan: MA Setuju Pakai Video Conference, (internet), 2013. Tersedia: http://berita-jogya-1...an-ma--setuju-pakai-videoconference.html (diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 10:54 WIB )

Wikipedia, Pengertian Video Conference (internet), 2013. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki (diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 18:00 WIB)

Zein, Arief, Pembuktian Dalam Hukum Pidana (internet), 2011. Tersedia:

www.Pembuktian_dalam_Hukum_Pidana.html (diaskes pada tanggal 24 April 2014 pukul 10:57 WIB)

Yahoo, Answers, Apa Pengertian Saksi, Syarat Sebagai Saksi dan Kewajiban Sebagai

Saksi ? (internet), 2012. Tersedia: http://Apa-Pengertian-Saksi-Syarat-Sebagai-dan-Kewajiban-Sebagai-Saksi?/html (diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 19:20 WIB)

Wikipedia, Konferensi Video (internet), 2009. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi video.html (dikases pada tanggal 27 April 2014 pukul 16:07 WIB)

Siadari, Ray Pratama, Beberapa Pengertian dan Dasar Hukum Pembuktian (internet), 2012. Tersedia: www.beberapa-pengertian-dan-dasar-hukum.html (diakses pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 20:40 WIB)

www.kesaksian-melalui-video-conference.html (diakses pada tanggal 5 Mei 2014

pukul 10:52 WIB) Google, Apa Itu Video Conference (internet), 2013. Tersedia: www.apa-itu-video-

conference.html (diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 19:08)

Page 121: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

http://systempro.asis/news/98/Pertimbangan-untuk-membeli-video-conference (diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 17:22 WIB)

http://Portal-Garuda.org/download (diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 17:46) http://LensaIndonesia.Keterangan-Lima-Saksi-Akan-Diperlihatkan-Lewat-Video-

Conference (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 06:19 WIB) Republika, Saksi kasus Cebongan Direkomendasikan Bersaksi Via Video Cnference

(internet), 2013. Tersedia: Republika.co.id.Saksi-Kasus-Cebongan-Direkomendasikan-Bersaksi-Via-Video-Conference (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 07:12 WIB)

http://www.yumpu.com/id/document/view/7874873/7-bab-landasan-teori-21-sejarah-video-conference-video (diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 20:08 WIB)

Latiefs.blogspot.com/2002_09_01_archive.html (diakses pada tanggal 6 Juli 2014

pukul 20:16 WIB) Chabbie, Lady, Hukum Pembuktian (internet), 2012. Tersedia: www.hukum-

pembuktian.html (diakses pada tanggal 8 Juli 2014 pukul 20:41) Wordpress, Pengertian Video Conference (internet), 2010. Tersedia:

http://multimediaplasa.files.wordpress..com/2010/02/pengertian--video-conference.pdf (dikases pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 05:25 WIB)

http://www.lontar.ui.aca.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=111353&lokasi=lokal.

(diakses pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 06:00 WIB) JPNN, Kronologi Pengeroyokan Anggota Kopassus Sertu Heru (internet), 2013.

Tersedia:http://JPNN.Kronologi-pengeroyokan-anggota-kopassus-sertu-heru.html (dikases pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 20:48 WIB)

Kalsum, Umi, Pengacara: Janggal, Pemindahan Empat Pembunuh Kopassus ke Lapas

Cebongan (internet), 2013. Tersedia: www.blogspot.com.umi.kalsum.Pengacara:janggal, pemindahan emapt pembunuh kopassus ke lapas cebongan (diakses pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 20:56 WIB)

Jawa Post National Network, Desak MA Putuskan Penggunaan Video Conference (internet), 2014. Tersedia: http://Desak-MA-Putuskan-Penggunaan-videoconference.html (dikases pada tanggal 11 Juli 2013 pukul 06:25 WIB)

Ian, Hard, Penggunaan Video Conference Sebagai Alat Bukti yang Sah di

Persidangan (internet), 2011. Tersedia:

Page 122: KETERANGAN SAKSI VIDEO CONFERENCE PADA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI DIEN KALPIKA... · Dari penulisan sripsi ini, ... Contoh kasus yang menggunakan video

http://penggunaan_video_conference_sebagai_alat_bukti_yang_sah_dalam_persidangan.html (diakses pada tanggal 11 Juli 2014 pukul 07:05 WIB)

Iskandar, Aditya Nugraha, Pentingnya Perlindungan Terhadap Saksi Dan Korban

Kejahatan (internet), 2010. Tersedia: http://iskandar.centre.blog.pentingnya -perlindungan-terhadap-hak-hak-saksi-dan-korban-kejahatan.html (diakses pada tanggal 11 Juli 2014 pukul 08:22 WIB)

Wikipedia, Pengertian Saksi (internet), 2013. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/saksi (diakses pada tanggal 12 Juli 2014 pukul 06:43 WIB)

Juliman, Keterangan Saksi Sebagai Salah Satu Alat Bukti Dalam Perkara Pidana

(internet), 2012. Tersedia: http://bab-ii-keterangan-saksi-sebagai-salah_24.html.pdf (diakses pada tanggal 7 Agustus 2014 pukul 05:35 WIB)

E. Putusan: Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 48-K/PM II-11/AD/VI/2013.