keterlibatan indonesia dalam pasukan operasi...

121
KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI PENGAWASAN-PERDAMAIAN PBB PADA KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI LEBANON 2006-2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Cecep Supardi 1110114000037 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: truongthuy

Post on 03-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN

OPERASI PENGAWASAN-PERDAMAIAN PBB PADA

KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI LEBANON

2006-2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Cecep Supardi

1110114000037

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk
Page 3: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk
Page 4: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk
Page 5: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini membahas tentang alasan yang menyebabkan keterlibatan

Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik

Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014. Meski permasalahan Indonesia pada

2006 terkait dengan penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) ditinjau dari anggaran pertahanan namun Indonesia tetap berperan aktif

dalam misi perdamaian dunia yang di usung PBB ke Lebanon. keterlibatan

Indonesia dalam pasukan pemeliharaan perdamaian PBB yang didasari oleh

semangat pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke-IV tentang komitmen

Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Komitmen tersebut

tercerminkan di dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas-aktif,

khususnya dalam hal upaya Indonesia untuk turut berperan aktif menjaga

keamanan dan perdamaian internasional.

Penelitian ini bertujuan menganalisis mengenai keterlibatan Indonesia

dalam pengiriman pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik

Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014. Metodologi penelitian yang digunakan

penulis yaitu metode penelitian kualitatif yang meliputi focus groups, penelitian

berbasis internet, penelitian berbasis dokumen atau arsip (archival and document-

based research). Dalam menganalisis kerangka teori penelitian ini penulis

mengunakan analisis kebijakan luar negeri dan konsep kepentingan nasional.

Keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian

PBB pada konflik Israel-Hezbullah atas dasar kebijakan luar negeri dan

kepentingan nasional Indonesia yang akan dicapai pada konflik Isreal-Hizbullah

di Lebanon. Keterlibatan Indonesia dalam misi perdamian pada konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon, ada empat komponen gagasan kebijakan luar negeri

Indonesia untuk kepentingan nasional dari temuan penelitian ini yaitu (1)

Orientasi kebijakan luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempunyai konsep thousand friends-zero

enemy untuk menggambarkan orientasi, sikap, dan tingkah laku Indonesia dalam

kondisi internasional yang menurut istilah presiden SBY navigating a turbulent

ocean. (2) Peran nasional atas dukungan dari Komisi I DPR RI, Kementerian

Pertahanan RI, Panglima TNI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian

Keuangan RI. (3) Tujuan nasional terdiri dari esistensi militer Indonesia di dunia

Internasional melalui prestasi pasukan Kontingen Garuda, alutsista Indonesia di

dunia Internasional dan perdagangan Indonesia surplus. (4) Tindakan nasional

yaitu atas dasar Keputusan Presiden RI nomor 15 tahun 2006 tanggal 9 September

2006 tentang pengiriman pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon Selatan dan

Peraturan Presiden RI nomor 85 tahun 2011 tanggal 29 November 2011 tentang

Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP).

Kata Kunci: Indonesia, Kebijakan Luar Negeri, Kepentingan Nasional, Konflik

Israel-Hizbullah, Lebanon, UNIFIL

Page 6: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’aalamiin segala puji dan syukur atas kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan rizki serta kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KETERLIBATAN

INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI PENGAWASAN-

PERDAMAIAN PBB PADA KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI

LEBANON 2006-2014” senantiasa skripsi ini selalu diberkahi ilmu yang

bermanfaat dan berguna dunia akhirat.

Sebelum mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa

selama proses penyelesaikan skripsi ini. Penulis terlebih dahulu mengatakan

bahwa semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja keras, doa dan cita-cita

di masa depan yang menjadi motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan di

program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat menyadari

bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak

yang telah memotivasi dan membimbing penulis, baik dalam bentuk waktu,

tenaga, ide dan pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibu HJ. Edah Jubaedah dan Bapak H. Nedi

Sugianto atas doa dan restu serta dukungan yang setulus hati baik moril

maupun materil serta dengan penuh kasih sayang dan kesabaran untuk

memberikan kepercayaan, motivasi dan perhatian kepada penulis. Terima

kasih atas seluruh cinta dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Robi Sugara, M.Sc selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan ilmu dan waktunya dalam membimbing penulis selama

penulisan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan

motivasi yang diberikan oleh beliau yang penuh kesabaran kepada penulis

untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

3. Bapak M. Adian Firnas, M.Si selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional dan Ibu Eva Mushoffa, MA selaku Sekretaris Program Studi

Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Badrus Sholeh, MA dan Ibu Inggrid Galuh Mustikawati, M.HSPS

serta Bapak Ibu Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Jajang Saprijal selaku Staf Bagian Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

sangat banyak membantu dalam proses administrasi penulis.

Page 7: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

vii

6. Bunda Komalasari, S.Pd.I yang selalu memberikan semangat saat halangan

menghadang dan selalu mengingatkan saat penulis terlalu sibuk dengan

berbagai aktivitas. Terimakasih dengan sepenuh cinta karena telah

memberikan masukan pemikiran dan memberikan bantuan dalam berbagai

hal yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

7. Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) Jakarta yang telah menjadi

tempat penulis bernaung dan menghabiskan waktu selama masa perkulihan

dan mengerjakan skripsi. Semoga ikatan kekeluargaan kita tetap abadi hingga

akhir hayat.

8. Keluarga Besar Racana Fatahillah-Nyi Mas Ganda Sari Pramuka UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi bagian hidup penulis dalam

berorganisasi Unit Kegiatan Mahasiswa dan banyak meberikan inspirasi dan

motivasi hidup penulis sehinga bisa seperti ini.

9. Keluarga Besar Indonesian Muslim Crisis Center (IMC2) yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman mengenai bidang peneletian

dan dukungan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

10. Sahabat-sabahat program studi Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2010 yang telah menjadi bagian berharga dari

kehidupan penulis. Terima kasih atas masukan, pemikiran, saran serta

informasi selama penulis mengerjakan skripsi.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan serta

dukungannya.

Terakhir, penulis mengharapkan kritik serta saran yang konstruktif dari

berbagai pihak terhadap skripsi ini. Karena penulis menyadari skripsi ini jauh dari

kata yang sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih

terhadap khazanah ilmu pengetahuan baik sebagai bahan referensi maupun

sebagai bahan bacaan.

Jakarta, 9 Juni 2017

Cecep Supardi

Page 8: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ....................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .......................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .................................................................................. 1

B. Perntayaan penelitian ................................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8

E. Kerangka Teori .......................................................................................... 13

1. Analisis Kebijakan Luar Negeri ............................................................ 13

2. Konsep Kepentingan Nasional .............................................................. 16

F. Metodologi Penelitian ................................................................................ 17

G. Sistematika Penelitian ............................................................................... 23

BAB II KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH

A. Respon Internasional Pada Konflik Israel-Hezbullah ............................... 25

B. Respon Indonesia Pada Konflik Israel-Hezbullah .................................... 30

BAB III INDONESIA DAN PASUKAN PERDAMAIAN PBB

A. Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Perdamaian PBB ........................ 34

B. Keterlibatan Indonesia Dalam Misi Perdamaian Pada Konflik

Israel-Hezbullah ........................................................................................ 42

BAB IV ANALISIS KETERLIBATAN INDONESIA DALAM MISI

PERDAMAIAN PADA KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI

LEBANON

A. Orientasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia .............................................. 52

B. Peran Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL................. 55

C. Tujuan Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL .............. 61

D. Tindakan Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL .......... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 78

B. Saran .......................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.A.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia..................................................... 4

Grafik I.A.2 Pasukan Indonesia dalam Operasi Perdamaian PBB ...................... 37

Grafik I.A.3 Jumlah Personel Indonesia di UNPKO .......................................... 40

Page 10: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

x

DAFTAR TABEL

Tabel II.B.1 Realisasi Anggaran Pertahan Tahun 2005-2008 ............................... 5

Tabel II.B.2 Data Partisipasi Indonesia Selama 4 Tahun Terakhir ..................... 39

Tabel II.B.3 Jumlah Personel Kontingen Garuda di Misi Perdamaian Dunia ... 62

Tabel II.B.4 Jumlah Personel Misi Perdamaian UNIFIL 2014 .......................... 63

Page 11: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.C.1 Peta Penugasan TNI dalam Perdamaian Dunia ......................... 35

Gambar III.C.2 Peta Penugasan Indonesia Battalion UNIFIL ............................ 45

Gambar III.C.3 Kontigen Garuda Raih Juara Umum Kejuaraan Menembak ..... 65

Page 12: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

AARM ASEAN Armies Rifle Meet

AASAM Australian Army Skillat Arms Meeting

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BISAM Brunei International Skill at Arms Meet

CIMIC Civil and Military Cooperation

DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

HI Hubungan Internasional

IBDExpo Indonesia Business and Development Expo

IDF Israel Defence Force

INDOBATT Indonesia Battalion

IPSC Indonesian Peace and Security Center

KBRI Kedutaan Besar Republik Indonesia

KEMLU Kementerian Luar Negeri

KONGA Kontigen Garuda

LAF Lebanese Armed Forces

MENHAN Menteri Pertahanan

MPP Misi Pemeliharaan Perdamaian

OIC Organization of Islamic Cooperation

OMSP Operasi Militer Selain Perang

PBB Perserikatan Bagnsa-Bangsa

PDB Pendapatan Domestik Bruto

PKC Peacekeeping Center

PKOs Peacekeeping Operations

PLO Palestine Liberation Organization

RAPBN Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

RI Republik Indonesia

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

SATGAS Satuan Tugas

TKMPP Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian

TNI Tentara Nasional Indonesia

UN PKOs United Nations Peacekeeping Operations

UNAMID United Nations Mission In Darfur

UNEF United Nations Emergency Force

UNIFIL United Nations Interim Forces in Lebanon

UUD Undang-Undang Dasar

Page 13: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Indonesia memiliki sasaran yang hendak dicapai dalam menjalankan politik

luar negeri adalah kerjasama bilateral maupun multilateral, meningkatkan

diplomasi Indonesia di dunia internasional dan berperan aktif dalam menciptakan

perdamaian dunia. Indonesia terus berperan dalam upaya memelihara perdamaian

dan keamanan dunia berdasarkan amanat pembukaan Undang-Undang Dasar

(UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, baik di tingkat bilateral, regional,

maupun internasional (Bappenas 2006, bab.7).

Sejak 1957 Indonesia mulai turut serta mengirim pasukan dalam misi

perdamaian Perserikatan Bagnsa-Bangsa (PBB), demi masalah kemanusiaan,

memelihara perdamaian dan keamanan dunia internasional berdasarkan amanat

UUD 1945. Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara di dunia

terkesan baik, karena Indonesia menjalankan selogan politik luar negeri era

pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yaitu Thousand

Friends Zero Enemy and Navigating A Turbulent Ocean (Falahi 2009:229).

Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah

terjalin dengan baik seperti Lebanon adalah negara yang ketiga mengakui

Indonesia setelah Mesir dan Suriah (Kemlu 2017), terlihat dari orientasi kebijakan

luar negeri Indonesia pada 1950-an tegas memihak negara-negara Timur Tengah.

Page 14: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

2

Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk bergabung

dengan pasukan negara-negara lain di bawah PBB. Pasukan perdamaian PBB

yang dikirim ke Mesir dinamakan United Nations Emergency Force (UNEF).

Pasukan KONGA I berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik dan pada 12

September 1957. Pasukan KONGA I membuat Indonesia terus mendapat

kepercayaan dari PBB untuk membantu pemeliharaan perdamaian di berbagai

belahan dunia bila terjadi konflik (Dahlan 2008:141).

Salah satu konflik yang melibatkan negara di kawasan Timur Tengah adalah

konflik Israel-Hezbullah di Lebanon Selatan. Konflik Israel-Hezbullah yang

terjadi pada 2006 merupakan serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-

menerus di Israel Utara dan Lebanon Selatan yang melibatkan sayap Hezbullah

dan Israel Defence Force (IDF). Konflik ini berawal ketika Hezbullah menyerang

pasukan Israel yang menyusup ke daerah sekitar Aita al Chab, Lebanon Selatan

pada 12 Juli 2006 (Zuirman 2009:63).

Menyikapi perkembangan situasi yang terjadi tersebut, maka Dewan

Keamanan PBB sebagai institusi internasional mengambil sikap untuk menengahi

konflik yang sedang terjadi agar segera berakhir. Di sisi lain Dewan Keamanan

PBB juga mengajak dunia internasional untuk turut berperan secara aktif dalam

penyelesaian koflik dan bergabung bersama United Nations Interim Forces in

Lebanon (UNIFIL) yaitu salah satu organisasi PBB yang secara khusus

menangani di Lebanon guna meredam timbulnya konflik dan mengupayakan

terciptanya serta terpeliharanya perdamaian yang abadi pasca konflik antara Israel

Page 15: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

3

dengan kelompok Hezbullah di wilayah Lebanon. Dewan Keamanan PBB

berhasil merumuskan resolusi 1701 tanggal 11 Agustus 2006 sebagai dasar

legalitas hukum dalam menjalankan misi operasi perdamaian di wilayah Lebanon

(Putranto 2010:12).

Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia berperan serta secara aktif

dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia dalam mengimplementasikan politik

luar negeri Indonesia. Pengiriman pasukan KONGA sesuai dengan amanat

pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV yang berbunyi “...ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial...”. Hal ini juga diatur dalam UU no. 34 tahun 2004 tentang tugas Tentara

Nasional Indonesia (TNI), dimana pada pasal 20 ayat 3 ditegaskan mengenai

pengerahan kekuatan TNI dalam melaksanakan tugas Operasi Militer Selain

Perang (OMSP) (Putranto 2010:12).

Operasi pemeliharaan perdamaian dunia adalah sebagai salah satu wujud

implementasi dari pelaksanaan tugas OMSP. Disamping itu pengiriman pasukan

KONGA berdasarkan pada keputusan Presiden RI nomor 15 tahun 2006 tanggal 9

September 2006 tentang pengiriman pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon

(Putranto 2010:12).

Penyelenggaraan pertahanan negara sangat bergantung pada besarnya

anggaran pertahanan yang dialokasikan pemerintah. Selama ini penentuan jumlah

anggaran pertahanan banyak didasarkan pada faktor kemampuan keuangan negara

dan prioritas pembangunan. Pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka

Page 16: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

4

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2024 dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 menempatkan bidang pendidikan

sebagai prioritas pertama dalam pembangunan nasional, diikuti oleh

pembangunan infrastruktur. Apabila diukur dari nilai Pendapatan Domestik Bruto

(PDB), rata-rata anggaran pertahanan dalam beberapa dekade terakhir relatif

konstan, yakni berada di bawah 1% (Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:163)

Grafik I.A.1: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun GDP (US$)

2005 3.848

2006 4.338

2007 4.260

2008 1.829

2009 -1.704

2010 4.327

2011 3.117

2012 2.413

2013 2.535

2014 2.727

Sumber: The World Bank, Indonesia GDP growth (annual %), World Bank

national accounts data and OECD National Accounts data files 2015.

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.KD.ZG?end=2015&location

s=ID&start=2005&view=chart yang diakses pada 7 Maret 2017

Page 17: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

5

Secara nominal, anggaran pertahanan mengalami kenaikan 1%. Namun,

rasio terhadap PDB sejak tahun 2006 terus mengalami penurunan, bahkan pada

tahun 2006 berada pada rasio 0,93% terhadap PDB, seperti ditunjukkan pada tabel

di bawah ini:

Tabel II.B.1: Realisasi Anggaran Pertahan Tahun 2005-2008

Tahun Jumlah PDB% APBN% Anggaran Pemb Rutin RP KE BEL.PEG NON

BEL.PEG

2005 23.108,10 1,05 5,81 4.310,96 4.784,52 9.529,04 4.483,58

2006 28.229,18 0,93 4,36 5.147,40 4.450,52 12.140,60 6.490,66

2007 32.640,06 0,92 4,27 5.718,20 4.220,51 14.641,17 8.060,18

2008 33.678,99 0,79 4,23 6.248,05 4.220,50 15.044,01 8.166,43

RATA2 27.815,71 0,95 4,88 5.106,92 4.249,16 12.149,61 6.309,91

Sumber: Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:163, Kementerian Pertahanan

Republik Indonesia

Kenaikan nilai nominal anggaran pertahanan terjadi pada anggaran rutin,

sementara kenaikan anggaran pembangunan dalam jumlah yang sangat kecil

sehingga kenaikan tersebut tidak memberikan efek signifikan terhadap

pembangunan pertahanan (Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:163-164).

Dari alokasi anggaran pertahanan tersebut, sekitar 67% merupakan anggaran

rutin, sedangkan untuk pembangunan pertahanan hanya sekitar 33%. Dari

anggaran yang teralokasi untuk pembangunan pertahanan, sekitar 83%-nya atau

sekitar 16% dari total anggaran pertahanan berbentuk kredit ekspor yang

pengelolaannya sangat kompleks dan sering mengalami kesulitan untuk

mencairkannya (Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:164).

Anggaran pertahanan yang riil untuk membiayai kegiatan operasi,

pemeliharaan Alutsista, dan pembangunan kekuatan pertahanan berada di bawah

Page 18: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

6

kebutuhan minimal. Tugas-tugas pertahanan dalam negeri, yakni dalam kerangka

mengatasi konflik yang berdimensi keutuhan wilayah NKRI, menjaga perbatasan

dan pulau-pulau terluar Indonesia serta membantu pemerintah dalam penanganan

dampak bencana alam di sejumlah daerah semakin menyadarkan betapa

pentingnya kesiap-siagaan pertahanan, baik personel maupun Alutsista, serta

dukungan anggaran untuk menyelenggarakan kegiatan OMPS termasuk

pengiriman pasukan perdamaian PBB. Di sisi lain, kenyataan bahwa Alutsista

TNI banyak berusia tua, tetapi masih dipertahankan karena proses regenerasi

berupa pengadaan Alutsista generasi baru untuk menggantikan Alutsista yang

sudah usang berjalan sangat lambat (Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:164).

Meski permasalahan Indonesia pada 2006 terkait dengan penurunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditinjau dari anggaran

pertahanan namun Indonesia tetap berperan aktif dalam misi perdamaian dunia

yang di usung PBB. Berdasarkan perkembangan tersebut penulis tertarik untuk

melihat secara lebih detail proses keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi

pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-

2014.

Penulis beralasan memilih penelitian pada tahun 2006-2014, ingin

mengetahui keterlibatan Indonesia dalam pasukan pemeliharaan perdamaian PBB

yang didasari oleh semangat pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke-IV

tentang komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Komitmen

Page 19: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

7

tersebut juga tercerminkan di dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas-

aktif, khususnya dalam hal upaya Indonesia untuk turut berperan aktif menjaga

keamanan dan perdamaian internasional.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan alasan-alasan tersebut di atas, penulis

bermaksud melakukan penelitian dan tertarik dengan memilih judul skripsi

"Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Operasi Pengawasan-Perdamaian PBB

Pada Konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014".

Adapun pertanyaan yang muncul pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterlibatan Indonesia dalam pengiriman pasukan operasi

pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon

2006-2014?

2. Mengapa Indonesia terlibat dalam misi perdamaian pada konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon 2006-2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian:

1. Penelitian ini bertujuan menganalisis mengenai keterlibatan Indonesia

dalam pengiriman pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada

konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

2. Menjelaskan keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian dunia pada

konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

Page 20: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

8

Manfaat Penelitian:

1. Penelitian ini menjadi bahan referensi mahasiswa Hubungan

Internasional, khusus mengenai keterlibatan Indonesia dalam pasukan

operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di

Lebanon 2006-2014.

2. Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan bagi mahasiswa dan menjadi bahan referensi penelitian

dalam studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam tunjauan pustaka untuk menganalisis skripsi berjudul “Keterlibatan

Indonesia Dalam Pasukan Operasi Pengawasan-Perdamaian PBB Pada Konflik

Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014”, tinjauan pustaka dari beberapa sumber

terdiri dari Skripsi, Jurnal, dan Working Paper.

Penelitian terdahulu yang disebut sebagai literatur review yang penulis

dapatkan dari penelitian pertama adalah skripsi yang dilakukan oleh Aryo

Wicaksono dalam skripsi berjudul “Peran United Nations Interm Force In

Lebanon (UNIFIL) dalam Konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2008”

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangun Nasional (VETERAN) Jakarta 2009 (Wicaksono, 2009).

Skripsi ini membahas mengenai peranan pasukan pengawas perdamaian PBB

United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang bertugas di Lebanon

Page 21: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

9

Selatan periode 2006-2008. UNIFIL diterjunkan sejak 1978 dimana pada saat itu,

UNIFIL dibentuk sebagai respon Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

(DK PBB) atas konflik Israel-PLO (Palestine Liberation Organization) di

Lebanon. Pada 2006 konflik Israel-Hezbullah pecah dan mengakibatkan

kerusakan yang cukup banyak disisi Lebanon. Menanggapi konflik ini, DK PBB

mengeluarkan resolusi 1701 untuk menghentikan pertempuran dan mengawasi

perdamaian di kawasan Lebanon Selatan. Selama penempatan sejak tahun 2006

hingga tahun 2008 UNIFIL tentunya memiliki tugas dan peranan yang sesuai

dengan mandat resolusi 1701. Skripsi ini memberikan penjelasan atas tugas-tugas

dan fungsi yang dilaksanakan oleh UNIFIL dalam kurun waktu tersebut.

Penelitian yang ke-dua yang penulis temukan dilakukan oleh Ray Murphy

yang berjudul “UN Peacekeeping in Lebanon: A Case Study” (Murphy, 2008).

Dalam penelitiannya, Ray Murphy mengamati peran UNIFIL menjalankan

mandat dari PBB dari konflik 1978 yang terjadi di Lebanon berdasarkan resolusi

425 dan 426. Masalah dapat terlihat ketika pada tahun 2006 tercetus konflik lagi

di Lebanon, mengasumsikan bahwa resolusi 425 bersifat jangka pendek dalam

penyelesaian konflik di Lebanon 1978. Konflik antara Israel-Hezbullah di

Lebanon tahun 2006 merupakan tugas UNIFIL dalam penyelesaian konflik

berdasarkan resolusi DK PBB no. 1701. Menjabarkan resolusi DK PBB no.1701

dalam menjelaskan peran UNIFIL. Israel berharap UNIFIL dapat melucuti senjata

Hezbullah, bagaimanapun hal ini tak pernah terjadi dikarenakan dalam resolusi

tersebut tidak jelas siapa yang akan melucuti senjata Hezbullah. Hanya tercantum

tentara Lebanon akan dibantu oleh UNIFIL karena pemerintahan dan tentara

Page 22: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

10

Lebanon sangat lemah untuk melawan Hezbullah. Dalam penelitian ini melihat

implementasi resolusi PBB yang dijalankan UNIFIL dalam menyelesaikan

konflik, namun tidak spesifik menjelaskan resolusi konflik di Lebanon, dalam

penelitian ini juga menjelaskan resolusi konflik di Kosovo dan di Somalia yang di

lakukan pasukan perdamaian PBB.

Penelitian yang ke-tiga yang penulis temukan dilakukan oleh Bangkit

Rahmat Tri Widodo dalam Jurnal Pertahanan Edisi Mei 2011, Volume 1 No. 2,

Universitas Pertahanan yang berjudul “Misi Pemerihara Perdamaian Indonesia

Dalam Mendukung Politik Luar Negeri Bebas Aktif” (Widodo, 2011). Bahwa

politik luar negeri Indonesia menganut prinsip bebas-aktif. Prinsip ini berasal dari

pengalaman pahit Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan serta

pentingnya upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dihadapkan dengan

tingginya heterogenitas yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu implementasi

dari politik luar negeri bebas-aktif adalah komitmen Indonesia untuk berperan

aktif dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia sebagaimana

diamanatkan dalam alinea ke-IV pembukaan UUD 1945 untuk ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial. Amanat tersebut diimplementasikan melalui partisipasi aktif Indonesia

dalam berbagai misi pemerihara perdamaian, dimana dalam pelaksanaannya

bertujuan memperkokoh politik luar negeri Indonesia akhir-akhir ini

menempatkan Indonesia kedalam suatu peran potensial sebagai jembatan fleksibel

dalam menjembatani penyelesaian isu-isu maupun permasalahan dunia. Potensi

tersebut, dapat diperkokoh dengan pengerahan hard power dengan harmonisasi

Page 23: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

11

kuantitas dan kualitas hard power dari misi pemerihara perdamaian dalam rangka

memperkokoh smart power yang dimiliki oleh Indonesia. Mengenalisa peran misi

pemelihara perdamaian Indonesia dalam mendukung pelaksanaan politik luar

negeri bebas-aktif dalam rangka meningkatkan peran dan posisi Indonesia dalam

lingkup global.

Penelitian yang ke-empat yang penulis temukan dilakukan oleh Yeni

Handayani dalam Jurnal Rechts Vinding Online yang berjudul “Pengiriman

Pasukan Pemeliharaan Perdamaian Indonesia di Dunia Internasional" (Handayani,

2010) membahas tentang tujuan melibatkan pasukan Indonesia sebagai bagian

dari pasukan operasi pemeliharaan perdamaian dunia yaitu:

1. Mendukung pencapaian tujuan dari operasi pemeliharaan perdamaian PBB

atau organisasi internasional lainnya, untuk berperan serta dalam upaya

menciptakan perdamaian dunia.

2. Memberikan pengalaman bagi anggota TNI untuk penugasan di daerah

operasi di dalam maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan

profesionalisme melalui memberikan bantuan secara aktif dalam tugas

pemeliharaan perdamaian dunia.

Penelitian yang ke-lima yang penulis temukan dilakukan Leonard F.

Hutabarat dalam Jurnal Global & Strategis, FISIP, Universitas Airlangga,

Surabaya, Tahun 8, No. 2, Juli-Desember 2014, hal. 183-199 yang berjudul

"Indonesian Participation in the UN Peacekeeping as an Instrument of Foreign

Policy: Challenges and Opportunities" (Hutabarat, 2014) membahas partisipasi

Page 24: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

12

dalam pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai instrumen kebijakan luar negeri

Indonesia. Tulisan ini juga membahas tantangan dan peluang dalam memperkuat

partisipasi Indonesia pada operasi pasukan penjaga perdamaian PBB. Berdasarkan

pemahaman realis bahwa partisipasi dalam operasi perdamaian dimaksud dapat

memenuhi kepentingan nasional, Indonesia masih belum mendefinisikan suatu

arah yang jelas guna memandu posisi dan sikap dalam masalah ini. Strategi yang

berhasil adalah suatu proses jangka panjang yang membutuhkan suatu pendekatan

yang strategis dan holistik. Menjadi sepuluh besar negara kontributor pasukan

pada operasi penjaga perdamaian PBB akan menjadi suatu perjalanan yang

bersejarah bagi Indonesia pada dekade-dekade berikutnya.

Sementara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis lebih menekankan

pada sudut pandang keterlibatan Indonesia dalam pasukan pengawasan-

perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

Pembahasan penelitian ini nantinya akan diperdalam oleh penulis guna

mengetahui alasan Indonesia telah menjadi salah satu negara yang sangat aktif

dalam pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB. Hal ini terbukti dari

banyaknya Pasukan Garuda yang dikirimkan baik berupa pasukan penjaga

perdamaian dalam misi pengawasan perdamaian dunia. Indonesia dalam hal ini

mendasarkan keikutsertaan dalam pasukan penjaga perdamaian, berdasarkan

amanat pembukaan UUD 1945. Namun, selain itu pengiriman Pasukan Garuda

ditujukan untuk instrumen kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional. Oleh

karena itu, penelitian ini akan melakukan pembahasan mengenai keterlibatan

Page 25: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

13

Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik

Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan elemen yang sangat penting dalam sebuah

penelitian, karena dengan kerangka teori inilah kerangka berpikir bisa dibentuk.

Kerangka berpikir ini terdiri dari teori dan konsep yang menjadi acuan serta

panduan untuk menganalisis permasalahan yang terjadi. Kerangka teori ini

merupakan syarat agar penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung-jawabkan

secara ilmiah. Penelitian ini akan mengunakan teori analisa kebijakan luar negeri

dan konsep kentingan nasional.

1. Analisis Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri menurut K. J. Holsti adalah tindakan atau gagasan

yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau

mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap

atau tindakan dari negara lain. Gagasan kebijakan luar negeri, dapat dibagi

menjadi empat komponen dari yang umum hingga kearah yang lebih spesifik

yaitu orientasi kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan, dan tindakan. (Holsti

1992:21).

Menurut Walter Carlsnaes, kebijakan luar negeri merupakan hasil dari

kompromi dan proses bargaining aktor-aktor yang terdapat dalam negara.

Bargaining tersebut berlangsung dengan melakukan penyesuaian terhadap isu-isu

yang sedang berkembang baik dalam level domestik maupun internasional.

Page 26: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

14

Sehingga suatu kebijakan cenderung bersifat dinamis, karena adanya adaptasi

suatu negara terhadap fenomena sosial yang sedang berjalan. Lebih lanjut

Carlsnaes menyatakan bahwa kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh

dua faktor besar yaitu spektrum politik domestik dan politik internasional yang

secara spesifik dinyatakan dengan sistem atau struktur internasional yang saling

mempengaruhi. Carlsnaes menyebutkan beberapa aktor yang terlibat dalam proses

pembuat kebijakan luar negeri:

“In real world we find a number of actors, both domestic and

international, who are closely involved in foreign policy decision

making in one manner or another; and equally there are a number of

structures on both sides of the domestic-international divide which

decisively affect these actors in many different ways.” (Carlsnaes

2012:126).

Kemudian terdapat beberapa aktor yang berperan dalam proses perumusan

kebijakan luar negeri seperti perdana menteri, presiden, menteri luar negeri, atau

sekretaris negara, politburos (penentu kebijakan dalam komite partai komunis),

parlemen, komite parlemen, partai politik (Carlsnaes 2012:114). Kemudian dalam

level internasional Carlsnaes melihat beberapa entitas yang berpengaruh dalam

sistem atau struktur internasional seperti struktur politik, budaya, psikologi,

ekonomi, nasional, regional, global, teknologi, struktur norma. Tentunya seluruh

stuktur tersebut pasti hadir dalam tatanan masyarakat dalam beberapa tingkatan

mulai dari kelompok kesukuan sampai sistem global. Walaupun tidak setiap aspek

tersebut penting dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri, tetapi aspek-

aspek tersebut dapat memberikan pemahaman dan penjelasan dari manifestasi

kebijakan luar negeri (Carlsnaes 2012:114).

Page 27: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

15

Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara

memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang

diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu

(Mas’oed 1994:185). Untuk memenuhi kepentingan nasional, negara-negara

maupun aktor dari negara tersebut melakukan berbagai macam kerjasama

diantaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, regional, dan multilateral.

Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara

melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh

keuntungan dari lingkungan eksternalnya (Rosenau, Boyd dan Thompson

1976:27). Kebijakan luar negeri menurutnya ditunjukan untuk memelihara dan

mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara (Rosenau et al. 32). Lebih

lanjut, menurut Rosenau, apabila kita mengkaji kebijakan luar negeri suatu negara

maka kita mengkaji kebijakan luar negeri suatu negara maka kita akan memasuki

fenomena yang luas dan kompleks, meliputi kehidupan internal (internal life) dan

kebutuhan eksternal (eksternal needs) termasuk di dalamnya adalah kehidupan

internal dan eksternal seperti aspirasi, atribut nasional, kebudayaan, konflik,

kapabilitas, institusi,dan aktivitas rutin yang ditunjukan untuk mencapai dan

memelihara identitas sosial, hukum, dan geografi suatu negara sebagai negara-

bangsa (Rosenau et al. 15).

Tujuan kebijakan luar negeri sebenarnya merupakan fungsi dari proses

dimana tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang

dilihat dari masa lalu dan apirasi untuk masa yang akan datang. Tujuan kebijakan

Page 28: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

16

luar negeri dibedakan atas tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka

pendek. Pada dasarnya tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri adalah untuk

mencapai perdamaian, keamanan, dan kekuasaan (Rosenau 1969:167).

2. Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional adalah dasar utama yang sangat dipertimbangkan

dalam merumuskan kebijakan suatu negara. Sehingga untuk mengetahui

kepentingan nasional suatu negara, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

dengan melakukan analisa kebijakan negara, karena hal ini berkaitan erat dengan

motivasi suatu negara dalam mengesahkan kebijakannya. Salah satu diantaranya

adalah dengan menganalisa kebijakan luar negeri suatu negara (Pearson dan

Rochester 1992:177).

Menurut Paul Seaubry, yang dikutip dari pernyataan Holsti, bahwa konsep

kepentingan nasional merujuk pada seperangkat ide dan tujuan nasional suatu

negara, dimana itu merupakan landasan negara dalam pelaksanaan hubungan luar

negeri. Kemudian Seaubry menjelaskan bahwa kepentingan nasional merupakan

tujuan suatu bangsa yang akan diraih dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena

ini muncul suatu pendefinisian yang membedakan antara tujuan nasional jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang (Holsti 1987:176).

Konsep kepentingan nasional sering digunakan untuk menunjukan serta

menganalisa tujuan nasional suatu negara (Holsti 1987:176). Kepentingan

nasional suatu negara bisa digambarkan menurut tujuan nasionalnya dalam tujuan

Page 29: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

17

jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang (holsti

1987:177-195).

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan dan

memahami perilaku internasional. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar

untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara (Perwita, Banyu dan Yayan

Mochamad Yani 2006:35).

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan penulis mengacu pada

buku panduan penyusunan proposal dan penulisan skripsi yang disusun oleh

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (2015).

Menurut Detlef F. Sprinz dan Yael Wolinsky Nahmias, istilah metodologi

mengacu pada cara-cara yang terkodifikasi dan terstruktur secara sistematis untuk

mengkaji teori. Metodologi sangat berguna dalam konteks sebuah program

penelitian yang progresif di mana teori memerlukan proses falsifikasi

(pembuktian salah atau benar), terhadap berbagai teori atau asumsi tentang sifat-

sifat aktor dan interaksi dari berbagai hipotesis dapat dirumuskan dan diuji apakah

diterima atau ditolak melalui studi-studi empiris. Metodologi juga dapat

membantu memperluas ruang lingkup teori-teori yang diterima atau teruji dalam

penelitian (Sprinz dan Nahmias 2002:4).

Metodologi penelitian umumnya digunakan dalam penelitian akademik

untuk mengkaji teori. Metodologi esensinya adalah strategi penelitian pada

Page 30: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

18

umumnya yang menguraikan bagaimana cara penelitian, menentukan instrumen

pengumpulan data, atau bagaimana mengukur hasil penelitian. Metodologi

penelitian memberikan banyak perhatian terhadap sifat atau jenis proses yang

harus diikuti dalam prosedur tertentu. Metodologi penelitian mengeksplorasi

prinsip, prosedur, dan strategi penelitian (Bakry 2016: 9).

Sebuah metodologi adalah proses desain untuk melaksanakan penelitian atau

pengembangan suatu prosedur penelitian. Sebuah desain penelitian yang baik

harus memastikan penelitian tersebut memiliki validitas, yakni dengan menguji

teori dan tidak ada variabel yang tidak jelas (extraneous variables). Desain

penelitian harus memiliki reliabilitas, yaitu hasil penelitiannya selalu konsisten

dalam setiap kali diverifikasi atau diuji ulang. Selain menyebutkan metode

penelitian yang digunakan, desain penelitian juga harus menjelaskan bagaimana

prosedur yang dilakukan untuk menganalisis dan menginterprestasikan data yang

dikumpulkan (Bakry 2016: 9).

Menurut Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, penelitian kualitatif

mencangkup pendekatan interpretif dan naturalistik terhadap dunia. Ini berarti

bahwa para peneliti kualitatif, mempelajari sesuatu dalam setting alamiah sesuatu

tersebut, berusaha untuk memahami atau menginterpretasikan fenomena itu.

Penelitian kualitatif mencangkup penelitian dan pengumpulan berbagai macam

material seperti studi kasus, pengalaman pesonal, introspektif, cerita kehidupan,

wawancara, observasional, sejarah, interaksional, dan teks-teks visual yang

Page 31: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

19

menggambarkan kejadian-kejadian rutin dan problematis yang bermakna dalam

kehidupan individu (Denzin dan Lincoln 1994:1).

Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai teknik penelitian yang

intuitif dan sistematis untuk membantu seorang peneliti menghasilkan

pengetahuan dengan cara yang efisien dan koheren. Penelitian kualitatif bertujuan

untuk meningkatkan tentang fenomena, aktivitas-aktivitas, proses-proses sosial.

Penelitian ini lebih berfokus pada makna (meanings) dan pemahaman

(understanding) daripada kualitatif (King 2011).

Menurut Norman K. Denzin dan Ynonna S. Lincoln, tradisi penelitian

kualitatif adalah bidang yang lintas disiplin ilmu sosial. Penelitian ini

mencangkup berbagai metode mulai dari wawancara untuk observasi, analisis

wacana, dan historis, serta yang sering disebut dengan penelitian multi-metode.

Penelitian kualitatif mempelajari fenomena dan aktor-aktor dalam setting alamiah

mereka, untuk memahami proses dan fenomena melalui makna para aktor dan

partisipan mereka memberi dalam istilah mereka sendiri. Sedangkan menurut Liz

Spencer, penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam

tentang pengalaman, perspektif dan sejarah orang dalam konteks dan sering

ditandai dengan concern untuk menemukan perspektif aktor, metode konteks-

sensitif dan semi terstruktur, kaya dengan data, penjelasan di tingkat makna serta

bagaimana dan mengapa pertanyaan diajukan (Spencer 2003:3).

Metode kualitatif secara umum merujuk pada pengumpulan data dan strategi

atau teknik analisis data, yang tergantung pada data non-numerik. Metode

Page 32: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

20

kualitatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang

bagaimana memahami dunia di sekitar, dan karena itu mengharuskan untuk fokus

pada makna dan proses yang membentuk Hubungan Internasional (HI). Penelitian

kualitatif sering dilakukan melalui studi mendalam (in-depht) atas peristiwa,

fenomena, daerah, negara, organisasi, atau individu tertentu. Dalam studi HI,

metode kualitatif kadang-kadang digabungkan dengan desain penelitian studi

kasus. Metode penelitian yang dimaksudkan di sini untuk menggambarkan

beragam alat dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan

dan menganalisis data yang datang dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis dan

tidak diformalkan menjadi angka-angka (Lamont 2015:78).

Metode penelitian kualitatif sering mengandalkan penalaran induktif. Hal ini

karena penelitian kualitatif pada umumnya menghasilkan proposisi teoritis dari

pengamatan empiris (Bryman 2012:380). Menurut Chistopher Lamont, satu hal

yang penting untuk diingat bahwa metode kualitatif tidak terikat pada posisi

epistemologis tertentu dalam studi HI. Jadi, meskipun Alan Bryman mnenyajikan

metode kualitatif, namun metode kualitatif sebenarnya mencangkup berbagai

metode yang telah digunakan oleh para sarjana dari berbagai tradisi penelitian

(Lamont 2015:78).

Strategis atau metode untuk mengumpulkan data kualitatif yang digunakan

oleh para sarajana HI meliputi wawancara, focus groups, penelitian berbasis

internet, penelitian berbasis dokumen atau arsip (archival and document-based

research). Satu hal yang juga perlu dicatat bahwa data kualitatif juga dapat

Page 33: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

21

mencangkup bentuk non-tekstual, misalnya monumen, peta, artefak sosial atau

seni lainnya. Bahkan baru-baru ini para sarjana HI juga telah mencoba

menggunakan metode visual untuk membantu menjelaskan bagaimana

memandang dan memahami dunia sekitarnya (Bakry 2016:66).

Penelitian berbasis dokumen atau arsip merupakan strategi yang paling

banyak digunakan mahasiswa untuk penelitian HI. Sangat sedikit penelitian HI

yang tidak mencangkup beberapa aspek penelitian arsip dan dokumentasi. Setiap

upaya untuk mempelajari konflik internasional, organisasi internasional, politik

lingkungan, atau hak asasi manusia, mengharuskan penelitian pada tingkat

tertentu yang melibatkan penelitian dengan dokumen. Apakah dokumen itu

merupakan perjanjian, laporan resmi, pernyataan kebijakan, legislasi, atau laporan

media. Dokumen-dokumen itu ada yang berupa data primer (primary source

documents) ada pula yang berbentuk data sekunder (secondary source documents)

(Lamont 2015:80).

Menurut Lamont, dalam penelitian yang baik sebagaian besar mengharuskan

untuk mengakses dokumen primer. Data primer adalah dokumen asli (original),

yang ditulis oleh individu yang memiliki akses langsung informasi yang

menggambarkan atau meneliti atau langsung mengalami peristiwa tertentu

(Lamont 2015:80).

Sementara itu, data sekunder adalah dokumen yang mengacu kepada data

primer atau menganalisis dokumen primer. Menurut Kenneth D. Bailey, data

sekunder adalah dokumen yang diperoleh orang-orang yang tidak hadir di tempat

Page 34: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

22

kejadian, tetapi mereka menerima informasi dengan wawancarai saksi mata atau

dengan membaca data primer (Bailey 1994:294).

Dalam teknis pengumpulan data, penulis mengunakan buku, jurnal ilmiah

dan working paper sebagai data utama dalam penelitian. Data-data tersebut

didapatkan dari perpustakaan maupun arsip institusi/lembaga pemerintah dan non

pemerintah. Data juga diperoleh melalui sumber-sumber yang relevan seperti

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Indonesian Peace and Security

Center (IPSC), Konsulat Lebanon dan peneliti yang mendalami bidang tersebut.

Selain itu, penulis juga mengumpulkan data dari naskah-naskah pidato,

pernyataan maupun surat-surat, serta website institusional resmi. Kemudian teknis

pengumpulan data diatas juga sebagai kelebihan dalam penelitian ini.

Disisi lain penelitian ini masih memiliki kekurangan yang harus penulis

sempurnakan. Penulis dalam penelitian ini tidak melakukan teknis wawancara

sebagai sumber informasi utama yang dapat memperkuat data-data penelitian

penulis. Hal tersebut dikarenakan ada keterbatasan waktu penulis dalam

melalukan penelitian.

Dengan sumber kepustakaan diharapkan membantu penulis untuk meneliti,

dan membahas mengenai “Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Operasi

Pengawasan-Perdamaian PBB Pada Konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-

2014”.

Page 35: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

23

G. Sistematika Penelitian

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang berkaitan antara

substansi serta masing-masing memiliki sub bab dan sub anak bab. Berikut adalah

sistematika penulisan.

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teoris, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II bab ini akan membahas mengenai konflik Israel-Hezbullah terhadap

respon internasional pada konflik Israel-Hezbullah serta respon Indonesia pada

konflik Israel-Hezbullah. Bertujuan mengetahui keterlibatan Indonesia dalam

pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di

Lebanon 2006-20014.

Bab III penulis akan membahas mengenai peran Indonesia dan pasukan

perdamaian PBB, keterlibatan Indonesia dalam pasukan perdamaian PBB dan

keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian pada konflik Israel-Hezbullah.

Untuk menjelaskan keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-

perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

Bab VI bab ini penulis akan membahas analisis keterlibatan Indonesia dalam

misi perdamaian pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon, dalam keterkaitan

menganlisis gagasan kebijakan luar negeri menurut K.J Holsti yaitu orientasi

kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan nasional, dan tindakan nasional.

Karena bertujuan menganalisis keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi

Page 36: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

24

pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-

2014.

Bab V merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi. Berisikan kesimpulan

dan saran mengenai keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-

perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon 2006-2014.

Page 37: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

25

BAB II

KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI LEBANON

A. Respon Internasional Pada Konflik Israel-Hezbullah

Dampak dari perang 34 hari yang terjadi pada 12 Juli-14 Agustus 2006,

antara kelompok Hezbullah yang merupakan bagian masyarakat Lebanon dan

Israel telah meminta korban jiwa yang cukup besar, baik bagi warga sipil maupun

militer. Berdasarkan sumber yang ada bahwa korban jiwa yang dialami pihak

Lebanon mencapai jumlah 1.191 orang dewasa maupun anak-anak telah menjadi

korban di pihak Lebanon (Zuirman 2009:63). Sementara korban di pihak Israel

sebanyak 119 prajurit Israel Defence Force (IDF) dan 39 warga sipil (Putranto

2010:12).

Selain korban jiwa, juga terdapat kerugian material yang luar biasa. Banyak

infrastruktur yang hancur hampir di seluruh wilayah Lebanon, dimana yang

terparah adalah di kota Beirut sebagai pusat pemerintahan, dan juga sebagian

besar wilayah Lebanon Selatan yang notabene hampir 98% (Putranto 2010:12),

dihuni oleh kelompok Hezbullah dan keluarganya yang merupakan musuh

bebuyutan Israel.

Kondisi yang sangat memperihatinkan ini menggugah masyarakat

internasional, dimana negara-negara anggota PBB sebagai motor penggerak

dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia memandang perlu untuk

memberikan perhatian khusus terhadap penyelesaian konflik yang berkepanjangan

Page 38: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

26

antara kelompok Hezbullah yang merupakan bagian masyarakat Lebanon pada

saat itu (Zuirman 2009:64).

Negara-negara yang tergabung dalam Organization of Islamic Cooperation

(OIC) mengecam keras agresi Israel atas Lebanon, serta mendesak dilakukannya

gencatan senjata. Keseriusan sikap OIC ini dituangkan dalam deklarasi hasil

petemuan pada 3 Agustus 2006 di Putrajaya, Malaysia. Pertemuan dihadiri oleh

Presiden Republik Indonesia SBY dan pemimpin negara-negara lainnya seperti

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Presiden Iran Mohamoud

Ahmadinejad, Menteri Luar Negeri Lebanon Fawzi Salloukh dan Menteri Luar

Negeri Palestina Farouk Koddumi (Organization of Islamic Cooperation 2006).

OIC mendesak PBB untuk segera mengambil langkah-langkah yang

diperlukan guna mewujudkan gencatan senjata di Timur Tengah, khususnya di

Lebanon. Desakan OIC tersebut merupakan salah satu butir dari Putrajaya

Declaration terhadap situasi di Lebanon yang merupakan hasil sidang darurat OIC

di Putrajaya Malaysia pada 3 Agustus 2006 yang dihadiri 18 negara anggota OIC.

OIC mengutuk keras agresi Israel ke Lebanon yang merupakan kejahatan dan

pelanggaran serius terhadap kedaulatan wilayah (Antara News 2006).

Selain itu, OIC meminta perhatian dunia internasional untuk membantu

Lebanon antara lain dengan mengorganisasikan bantuan kemanusiaan, serta

membantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Lebanon. Hasil dari sidang

tersebut, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi sebagai ketua KTT

OIC ke-10 menyatakan, OIC sepakat membantu Lebanon agar penderitaan rakyat

Page 39: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

27

Lebanon bisa dihentikan. Sidang darurat tersebut, menurut Perdana Menteri

Malayasia Badawi mendukung tujuh poin rencana yang diajukan Lebanon, di

antaranya agar pasukan perdamaian PBB di Lebanon yang tergabung dalam

UNIFIL dapat keikutsertaan dari negara-negara anggota OIC (Antara News 2006).

Konflik Israel-Hezbullah yang terjadi di Lebanon mendapatkan perhatian

PBB. Upaya merestorasi perdamaian mendapatkan bergamam hambatan,

khususnya respon dari sekutu Israel yatitu Amerika Serikat. Setelah melalukan

negosiasi dengan berbagai pihak dan menyikapi perkembangan situasi yang

terjadi, maka Dewan Keamanan PBB berupaya keras untuk menengahi konflik

yang sedang terjadi agar segera diakhiri (Tabloid Diplomasi 2010).

Dewan Keamanan PBB berupaya keras untuk menengahi konflik agar

segera diakhiri, menyikapi perkembangan situasi yang terjadi tersebut. Dewan

Keamanan PBB juga mengajak kepada dunia internasional agar turut serta dalam

berpartisipasi dengan cara mengirimkan pasukannya untuk bergabung bersama

UNIFIL guna meredam timbulnya konflik dan mengupayakan terciptanya serta

terpeliharanya perdamaian yang abadi pasca konflik antara kelompok Hezbullah

dengan Israel di wilayah Lebanon. Dengan demikian keluarlah resolusi Dewan

Keamanan PBB 1701 tanggal 11 Agustus 2006 sebagai dasar dalam pelaksanaan

tugas Operasi Perdamaian di wilayah Lebanon (Zuirman 2009:64).

Implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dibagi menjadi 7 tahap

pelaksanaannya, yaitu: (Resolusi 1701).

Page 40: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

28

1. Memonitor kesepakatan penghentian perumusan di anatara pihak-pihak yang

bertikai.

2. Mendampingi dan membantu pemerintah Lebanon selama proses penggelaran

pasukan Lebanon (LAF) di Lebanon Selatan. Hal itu dilaksanakan bersamaan

dengan proses pengunduran pasukan Israel (IDF). Pemerintah Lebanon dan Israel

akan mengkoordinasikan proses pengunduran pasukan di Lebanon Selatan.

3. Membantu pelaksanaan dan koordinasi dalam proses pengunduran pasukan

Israel, baik dengan pemerintah Lebanon maupun Israel.

4. Memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat sipil setempat serta

membantu mengamankan proses kembalinya masyarakat, baik yang telah

mengungsi maupun yang telah terpisah dari keluarganya selama berlangsungnya

perang sepanjang Juli sampai Agustus 2006.

5. Membantu pasukan LAF dalam proses mewujudkan zona wilayah bebas dari

personel atau kelompok bersenjata beserta aset militer lainnya antara Blue Line

dan sungai Litani, kecuali aset militer dan sejata milik pemerintah Lebanon dan

personel UNIFIL.

6. Meyakinkan bahwa wilayah tanggung jawab yang telah diberikan tidak

digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan yang dapat memicu terjadinya kembali

konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.

7. Membantu pemerintah Lebanon mengamankan garis batas antara Lebanon dan

Israel serta jumlah daerah yang dijadikan titik infiltrasi.

Page 41: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

29

Dewan Keamanan PBB diberikan kewenangan untuk mengeluarkan resolusi

baik berupa seruan gencatan senjata maupun pembentukan pasukan perdamaian.

Hal ini sesuai dalam pernyataan David P. Barash:

The Security Council was empowered to identify an aggressor and

then to request various member states to provide military force as

necessary to enforce the peace (Barash 2002:353).

Operasi pemeliharaan perdamaian PBB/United Nations Peacekeeping

Operations (UN PKO) diperkenalkan oleh Mantan Sekretaris Jenderal PBB Dag

Hammarskjold pada tahun 1950-an dan merupakan istilah yang dipakai untuk

segala macam kegiatan operasional untuk membantu pencegahan konflik dan

penciptaan perdamaian yang berkembang dan berada di bawah wewenang DK

PBB. Sesuai dengan pasal 43 Piagam PBB menyatakan bahwa:

“Semua anggota PBB, agar turut serta membantu pemeliharaan

perdamaian dan keamanan internasional, memberikan kesanggupan

untuk menyediakan angkatan bersenjata bagi Dewan Keamanan dan

bantuan-bantuan serta fasilitas-fasilitas termasuk pula hak-hak lalu

lintas, yang dianggap perlu untuk memelihara perdamaian dan

keamanan internasional apabila diminta dan sesuai dengan suatu

persetujuan atau persetujuan-persetujuan khusus” (Charter of the

United Nations, Chapter VII).

Kesepakatan bersama masyarakat dunia mengakui perang terbuka harus

diakhiri. Permusuhan antara pihak yang bertikai mesti diselesaikan di meja

perundingan. Kalaupun masih terjadi peperangan, PBB mempunyai tanggung

jawab untuk melakukan pemeliharaan perdamaian dengan melibatkan anggota

PBB, agar memberi ruang pada upaya bina perdamaian. Dalam melakukan misi

perdamaian, PBB melibatkan sejumlah stakeholders atau pemangku kepentingan.

Page 42: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

30

Termasuk di dalamnya tentara yang direkrut dari tiap-tiap negara anggota PBB

yang mengikutsertakan sebagai kontributor pasukan perdamaian PBB.

B. Respon Indonesia Pada Konflik Israel-Hezbullah

Menyikapi perkembangan situasi yang terjadi, maka Dewan Keamanan PBB

berupaya keras untuk menengahi konflik agar segera diakhiri. Di sisi lain Dewan

Keamanan PBB juga mengajak dunia internasional untuk bergabung bersama

UNIFIL guna meredam timbulnya konflik dan mengupayakan terciptanya serta

terpeliharanya perdamaian yang abadi pasca konflik antara Israel dengan

kelompok Hezbullah di wilayah Lebanon. Sehingga keluarlah resolusi DK PBB

1701 tanggal 11 Agustus 2006 sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas operasi

perdamaian di wilayah Lebanon (Zuirman 2009:64).

PBB membentuk operasi pemeliharaan perdamaian yaitu UNIFIL. UNIFIL

dibentuk sebagai tindak lanjut Dewan Keaman PBB atas protes keras Lebanon

terhadap serangan Israel ke kawasan Lebanon Selatan yang berbatasan langsung

dengan Israel. Permintaan Lebanon berkaitan erat dengan konflik yang terjadi di

kawasan Lebanon Selatan sejak Maret 1978 (UNIFIL 2016).

Indonesia aktif berdiplomasi di PBB dan negara-negara OKI, aktif

berkomunikasi ke Lebanon dan Israel melalui pihak ketiga dan meyakinkan

bahwa Indonesia sangat siap untuk mengirim pasukan perdamaian ke Lebanon

dalam situasi seperti itu (Tabloid Diplomas 2012).

Hubungan antara Indonesia dengan Lebanon bermula dengan

diumumkannya pernyataan pengakuan de-jure atas negara Republik Indonesia

Page 43: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

31

oleh Presiden Lebanon, Bechara El-Khoury pada tanggal 29 Juli 1947. Lebanon

adalah negara yang ketiga mengakui Indonesia setelah Mesir dan Suriah.

Sementara hubungan diplomatik kedua negara telah dirintis sejak dekade 1950-an

dengan mengakreditasikan Duta Besar Rl di Cairo untuk merangkap Lebanon, dan

pada pertengahan dekade itu juga pemerintah Indonesia memutuskan untuk

membuka perwakilan di Beirut meskipun masih berstatus Kuasa Usaha,

sedangkan Duta Besar tetap dirangkap dari Cairo (Kemlu 2017).

Pada saat itu merupakan momentum bagi Indonesia mempertahankan

komitmen dalam turut serta menjaga perdamaian di Timur Tengah dengan

menyerukan gencatan senjata demi kestabilitasan keamanan dunia internasional.

Indonesia menunjukkan rasa kepedulian akan keamanan di dunia internasional

dan siap membantu demi terciptanya perdamaian bagi kedua belah pihak, sejalan

dengan amanat pembukaan UUD 1945 dan tetap menjaga komitmen Indonesia

dalam setiap misi pemeliharaan perdamaian di bawah mandat PBB di dunia

Internasional (Sumertha 2009:54).

Dengan diberlakukannya resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, maka

sebagai bentuk partisipasi pemerintah Indonesia dan rasa cinta damai yang

tertuang pada alinea ke-IV pembukaan UUD 1945, Presiden SBY memerintahkan

Panglima TNI untuk mengirimkan pasukan KONGA sebanyak 850 personil yang

bertugas sebagai bagian dari pasukan perdamaian dunia yang tergabung dalam

UNIFIL di Lebanon Selatan (Putranto 2010:12).

Page 44: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

32

Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB dan terpilih menjadi

anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB telah menunjukkan komitmennya

untuk mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian diberbagai belahan dunia

yang sedang dilanda konflik, termasuk salah satunya di Lebanon Selatan (Putranto

2010:12).

Adanya inisiatif Indonesia untuk menugaskan pasukan penjaga

perdamaiannya dalam konflik Israel-Hezbullah di Lebanon merupakan bentuk

kebijakan luar negeri Indonesia di dunia internasional, hal tersebut merupakan

salah satu wujud implementasi dari politik luar negeri bebas-aktif yang dilakukan

Indonesia di bawah mandat PBB yang dimulai sejak tahun 1957. Dalam

pengiriman TNI yang tergabung dalam pasukan KONGA, kebijakan luar negeri

terasa sangat kental bahkan tidak kalah penting dibandingkan tugas utama yang

diembannya sebagai pasukan penjaga perdamaian di wilayah negara konflik

sesuai undang-undang nomor 34 tahun 2004 melaksanakan Operasi Militer Selain

Perang (OMSP) sebagai perwujudan perubahan paradigma baru pertahanan

nasional dalam sistem pemerintahan Indonesia (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Pasal 20

ayat 2 dan ayat 3).

Keberadaan pasukan KONGA XXIII/UNIFIL di Lebanon merupakan

implementasi dari tugas pokok TNI. Sesuai dengan undang-undang Republik

Indonesia nomor 34 tahun 2004, TNI selain mempunyai tugas pokok operasi

militer untuk perang, juga mempunyai tugas OMPS. Salah satunya adalah untuk

Page 45: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

33

melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan luar negeri

Indonesia. Pengiriman pasukan KONGA ini berdasarkan keputusan Presiden

Republik Indonesia nomor 15 tahun 2006 tanggal 9 September 2006 tentang

pengiriman pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon Selatan (Zuirman

2009:64).

Kepentingan Indonesia terhadap misi pemeliharaan perdamaian adalah

kepentingan bidang pertahanan. Seperti pernyataan Presiden SBY menjelang

HUT RI tanggal 14 Agustus 2009 yaitu: (Pidato Kenegaraan Presiden Republik

Indonesia).

“Dengan berakhirnya konflik dan operasi militer diberbagai tempat di

Indonesia, maka menjaga perdamaian internasional juga merupakan

suatu wadah pelatihan bagi TNI guna memperkuat profesionalismenya

sesuai tingkat standar internasional”

Partisipasi Indonesia dalam penyelesaian konflik Israel-Hizbullah di

Lebanon di bawah mandat PBB merupakan arahan dari nilai-nilai yang

terkandung dalam UUD 1945 yang bertujuan untuk turut serta dalam

pemeliharaan perdamaian di dunia internasional.

Page 46: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

34

BAB III

INDONESIA DAN PASUKAN PERDAMAIAN PBB

A. Keterlibatan Indonesia Dalam Pasukan Perdamaian PBB

Peran serta Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian (MPP) PBB

merupakan amanat UUD 1945 kepada pemerintah dan rakyat Indonesia untuk ikut

aktif mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial. Keterlibatan Indonesia dalam membangun stabilitas

dan perdamaian dunia diwujudkan melalui pengiriman pasukan perdamaian di

bawah bendera PBB ke sejumlah negara di berbagai kawasan yang dilanda

konflik (Buku Putih Pertahanan 2008:152).

Selain itu komitmen tersebut tercermin di dalam politik luar negeri

Indonesia, khususnya dalam hal upaya Indonesia untuk turut berperan aktif

menjaga keamanan dan perdamaian internasional. Indonesia memiliki pandangan

bahwa keberhasilan dari suatu misi perdamaian sangat bergantung kepada prinsip-

prinsip yang telah disepakati oleh seluruh anggota PBB, yaitu: persetujuan dari

pihak-pihak yang bertikai (consent), memiliki mandat yang jelas, impartiality, dan

non-use of force kecuali untuk membela diri dan mempertahankan mandat yang

diemban dari PBB (Petikab 2014).

Sejak keikutsertaan Indonesia pertama kali dalam kontingen PBB, yakni di

dalam tugas perdamaian di Mesir pada tahun 1957 yaitu UNEF dalam MPP PBB.

Indonesia terus mengambil bagian dalam memperkuat kontingen MPP PBB untuk

tugas-tugas pengawasan perdamaian, gencatan senjata, perlindungan keamanan

Page 47: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

35

dan keselamatan, serta bantuan kemanusiaan. Berbagai operasi yang dilaksanakan

oleh pasukan KONGA di antaranya melaksanakan operasi untuk memelihara

perdamaian, operasi pencegahan konflik, menciptakan perdamaian, memperkuat

perdamaian, membangun perdamaian, evakuasi, dan operasi kemanusiaan atau

operasi penanggulangan dampak bencana alam (Buku Putih Pertahanan Indonesia

2008:152).

Kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia serta pengalaman

tugas selama terlibat dalam tugas perdamaian dunia menuntut untuk terus

membenahi kemampuan dan mempersiapkan secara prima pasukan KONGA yang

dilibatkan dalam penugasan TNI dalam perdamaian dunia (Buku Putih Pertahanan

Indonesia 2008:154).

Gambar III.C.1 Peta Penugasan TNI dalam Perdamaian Dunia

Sumber: Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:154, Kementerian Pertahanan

Republik Indonesia

Page 48: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

36

United Nations Peacekeeping Operations (UN PKO) yang sering disebut

dengan MPP PBB merupakan flagship enterprise dari PBB dalam rangka turut

menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Jumlah personel Indonesia

yang tengah bertugas dalam berbagai MPP PBB Berdasarkan data UN PKO per

30 Mei 2014, tercatat sekitar 1.783 personil baik dari unsur militer, polisi, maupun

sipil yang diterjunkan untuk MPP PBB tersebar pada 8 misi pemeliharaan

perdamaian dan 1 misi non PBB, di antaranya yaitu United Nations Interim Force

in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon 1.287 pasukan, United Nations Organizations

Stabilization Mission in Democratic Republic of Congo (MONUSCO) di Congo

185 pasukan, Mission Des Nations Unies Pour Ia stabilization en Haiti

(MINUSTAH) di Haiti 154 pasukan, United Nations Mission in Darfur (UNAMID)

di Darfur 149 pasukan, United Nations Interim Security Force for Abyei

(UNISFA) di Sudan 2 pasukan, Mission for Referendum in Western Sahara

(MINURSO) di Marocco 2 pasukan, United Nations Mission in Republic of South

Sudan (UNMISS) di Sudan 3 pasukan, United Nations Mission in Liberia

(UNMIL) di Liberia 1 pasukan, International Monitoring Team (IMT) Misi

Perdamaian Non-PBB di South Filipines 10 pasukan. Menempatkan Indonesia di

urutan ke-16 dari 122 Troops/Police Contributing Countries (UN PKO 2014).

Pengiriman operasi pemelihara perdamaian di bawah bendera PBB

menunjukkan komitmen yang kuat bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang

merdeka cinta damai. Dari penugasan tersebut, Indonesia mencatat berbagai

prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia,

sekaligus menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional serta

Page 49: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

37

meningkatkan citra Indonesia di mata internasional. Partisipasi Indonesia dalam

operasi pemelihara perdamaian PBB telah mengangkat posisi Indonesia dalam

lingkup hubungan antarbangsa, terutama dalam pelaksanaan politik luar negeri

Indonesia yang bebas-aktif (Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008:153-154).

Grafik I.A.2: Pasukan Indonesia dalam Operasi Perdamaian PBB 2000-2015

Sumber: Providing for Peacekeeping, Peacekeeping Contributor Profile: Indonesia

2016, http://providingforpeacekeeping.org/2016/02/05/peacekeeping-contributor-

profile-indonesia/yang diakses pada 7 Februari 2017

Pada awalnya peran MPP PBB hanya terbatas pada pemeliharaan gencatan

senjata dan stabilisasi situasi di lapangan sehingga usaha-usaha politik untuk

menyelesaikan konflik dapat dilakukan (Diplomasi Multilateral 2012:5). Namun

demikian, dengan berakhirnya perang dingin, konteks penggelaran MPP PBB

berubah dari misi tradisional yang mengedepankan tugas-tugas militer, menjadi

misi yang lebih multidimensional dalam rangka mengimplementasikan perjanjian

Page 50: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

38

damai secara komprehensif dan membantu meletakkan dasar-dasar bagi

terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.

Sifat dari konflik yang harus dihadapi oleh MPP PBB juga mengalami

perubahan. Sebelumnya MPP PBB harus menghadapi konflik antar-negara namun

saat ini MPP PBB dituntut pula untuk dapat diterjunkan pada berbagai konflik

internal dan perang saudara. Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut

merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam

memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional,

sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan tersebut merupakan sarana

peningkatan profesionalisme individu dan organisasi yang terlibat secara langsung

dalam penggelaran operasi internasional (Kemlu 2016).

Secara strategis dan ekonomis partisipasi Indonesia dalam misi

pemeliharaan perdamaian dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan

industri strategis nasional di bidang pertahanan. Salah satu produk Indonesia yang

digunakan dalam misi pemeliharaan perdamaian yaitu kendaraan militer lapis baja

Anoa yang diproduksi oleh PT. Pindad (Kemlu 2013).

Keterlibatan Indonesia sejak tahun 1957 telah mendapatkan penghargaan

dan pengakuan dari berbagai pihak. Kredibilitas, profesionalisme serta peran dan

partisipasi aktif Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB menjadi

salah satu pertimbangan semakin intensnya permintaan PBB kepada pemerintah

Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya dan menempatkan pasukan KONGA

untuk mengisi jabatan-jabatan strategis baik di misi pemeliharaan perdamaian

Page 51: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

39

PBB maupun pada markas besar PBB. Hal ini tercermin dengan telah ditunjuknya

Mayor Jenderal TNI Imam Edy Mulyono untuk menjadi Force Commander misi

MINURSO di Sahara Barat oleh Sekretaris Jenderal PBB pada bulan Agustus

2013. Posisi Force Commander merupakan jabatan strategis setingkat Assistant

Secretary General (Kemlu 2013).

Sesuai dengan amanat Konstitusi dan instruksi Presiden Republik Indonesia,

Pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan partisipasinya dalam UN PKO

sebagai net-contributor dari perdamaian. Visi Indonesia dalam hal ini adalah

mewujudkan penggelaran 4.000 Indonesian Peacekeepers pada tahun 2019 yang

tertuang dalam RPJMN 2015-2019, yang diharapkan menempatkan Indonesia

masuk sepuluh besar penyumbang pasukan (Troop/Police Contributing

Countries) di UN PKO (Media Informasi Kemhan 2014). Berikut data partisipasi

Indonesia selama 4 tahun terakhir (LAKIP Ditjen Multilateral Kemlu 2015).

Tabel II.B.2 Data Partisipasi Indonesia Selama 4 Tahun Terakhir

Sumber: LAKIP Ditjen Multilateral Kemlu 2015:15, Laporan Kinerja 2015

Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia.

TAHUN TOTAL PERSONEL KESELURUHAN PERINGKAT

2012 1.717 personel 16

2013 1.546 personel 21

2014 1.783 personel 16

2015 2.840 personel 12

Page 52: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

40

Grafik I.A.3 Jumlah Personel Indonesia di UNPKO

Jumlah Personel Indonesia di UNPKO

3000

2500

2000

1500

1000

500

0 2012 2013 2014 2015

Sumber: LAKIP Ditjen Multilateral Kemlu 2015:15, Laporan Kinerja

2015 Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia.

Peningkatan peran pemeliharaan perdamaian PBB dalam pengertian

tradisional peran UN PKO terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan

stabilisasi situasi di lapangan sampai usaha-usaha politik untuk menyelesaikan

konflik dapat dilakukan. Namun sekarang, misi UN PKO diharapkan dapat

membawa misi yang lebih multidimensional dalam rangka mengimplementasikan

perjanjian perdamaian secara komprehensif dan membantu meletakkan dasar-

dasar bagi terciptanya perdamaian yang berkelanjutan (Supiadin 2009:14).

1717 1546

1783

2840

Page 53: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

41

Dengan sifat peacekeeping yang semakin multidimensional, Indonesia juga

mendorong pentingnya kontribusi pakar sipil dalam misi peacekeeping dan

peacebuilding. Selain itu pengalaman Indonesia dalam upaya mediasi di tingkat

nasional maupun internasional menjadi potensi untuk mengirimkan pakar sipil

dalam berbagai program peacebuilding PBB, seperti di bidang revitalisasi

ekonomi dan basic safety and security (Supiadin 2009:14-15).

Peraturan Presiden nomor 85 tahun 2011 tanggal 29 November 2013 tentang

Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP), TKMPP mempunyai

tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan mengoordinasikan langkah-langkah

yang diperlukan dalam pelaksanaan partisipasi Indonesia pada misi-misi

pemeliharaan perdamaian dunia berdasarkan kepentingan nasional (Diplomasi

Multilateral 2013). Sedangkan untuk melaksanakan tugas itu, TKMPP

melaksanakan fungsi: a). pengoordinasian perencanaan, persiapan, pelaksanaan,

dan penghentian partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan dunia; b).

penyiapan kajian komprehensif dan penyiapan rekomendasi tentang kebijakan

bagi partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan dunia; c). penyiapan dan

perumusan posisi dan strategi Indonesia dalam perundingan mengenai partisipasi

Indonesia; d). pemantauan dan evaluasi partisipasi Indonesia pada misi-misi

pemeliharaan perdamaan dunia.

Page 54: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

42

B. Keterlibatan Indonesia Dalam Misi Perdamaian Pada Konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon

Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB dan terpilih menjadi

anggota tidak tetap DK PBB telah menunjukkan komitmennya untuk

mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian diberbagai belahan dunia yang

sedang dilanda konflik, termasuk salah satunya di Lebanon Selatan (Zuirman

2009:64-65).

Keberadaan kontingen KONGA XXIII di Lebanon merupakan implementasi

dari tugas pokok TNI. Sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia nomor

34 tahun 2004, TNI selain mempunyai tugas pokok operasi militer untuk perang,

dan juga mempunyai tugas operasi militer selain perang. Salah satunya yaitu

untuk melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan luar negeri

Indonesia. Pengiriman pasukan KONGA berdasarkan Keputusan Presiden

Republik Indonesia nomor 15 tahun 2006 tanggal 9 September 2006 tentang

pengiriman pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon Selatan (Zuirman

2009:65).

1. Peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi perdamaian

dunia di Lebanon Selatan

Satgas Yonif Mekanis TNI KONGA XXIII di Lebanon berkekuatan 850

personel, terdiri dari gabungan personel dari TNI AD, TNI AL dan personel TNI

AU, serta personel dari Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Luar Negeri

RI sebagai Satuan Tugas (SATGAS) yang tergabung dalam pasukan perdamaian

Page 55: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

43

dunia, SATGAS Yonif Mekanis TNI Konga XXIII/ UNIFIL berperan di bawah

kendali komando UNIFIL Sektor Timur yang bermarkas di Ebel El Saqi, Lebanon

Selatan Markas Besar (MABES) UNIFIL sendiri berada di Naqoura (Zuirman

2009:65).

Tugas dan tanggung jawab SATGAS Yonif Mekanis TNI KONGA

XXIII/UNIFIL sesuai dengan Resolusi PBB 1701 tanggal 11 Agustus 2006 yang

merupakan bagian dari tugas UNIFIL yaitu membantu Lebanese Armed Forces

(LAF) dalam upaya mengamankan wilayah operasi UNIFIL dari keberadaan

senjatasenjata illegal, kelompok bersenjata, menjaga integritas Blue Line,

melaksanakan kegiatan sosial dan memberi bantuan kemanusiaan serta

melindungi kegiatan masyarakat setempat dalam rangka mendukung tugas

Komando Sektor Timur. Tugas-tugas di atas antara lain dilakukan dalam berbagai

kegiatan seperti: (Zuirman 2009:65-66).

1. Melaksanakan pengintaian, kegiatan observasi, posisi-posisi statis dan patroli

secara acak yang dilakukan siang dan malam hari dalam rangka memonitor

proses penghentian permusuhan dalam area operasi, monitor situasi sepanjang

Blue Line, mencegah terjadinya pelanggaran, membangun kewaspadaan

terhadap lingkungan sekitar serta mengumpulkan informasi dan data khususnya

pada route/daerah sensitif.

2. Melakukan koordinasi dan membantu kegiatan LAF guna menghindari aktifitas

permusuhan termasuk mengambil tindakan terhadap keberadaan senjata ilegal

dalam area operasi.

Page 56: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

44

3. Membangun hubungan dengan aparat setempat dan tokoh sipil dalam area

operasi serta membantu aparat setempat bila dibutuhkan.

Selain kegiatan operasional tersebut di atas SATGAS juga melakukan

serangkaian kegiatan yang berinteraksi dengan masyarakat secara langsung

melalui Civil Military Coordinatian (CIMIC). Pada teknis pelaksanaannya

SATGAS dapat melakukan inovasi dan inisiatif dalam rangka mengembangkan

kegiatan di lapangan yang terdapat sasaran, sesuai kondisi dan kebutuhan

sehingga dapat mencapai target yang diharapkan.

Wilayah tanggung jawab SATGAS Yonif Mekanis KONGA

XXIII/UNIFIL ini dengan luas = 112 Km², Kedalaman = 13 Km, Blue Line

sepanjang = 11 Km. Batas Utara adalah Sungai Litani yang membatasi dengan

wilayah Lebanon Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Spainbatt (Spanyol

Battalion) dan Blue Line/negara Israel, sebelah Selatan berbatasan dengan Nepbatt

(Nepal Battalion) sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Sektor Barat

Italbatt dan Franchbatt. Dalam wilayah operasi ini terdapat 13 desa binaan yang

menjadi tanggung jawab Indobatt sedangkan pasukan kawan yang membantu

kelancaran tugas Indobatt dari LAF dengan kekuatan 1 Kompi (+), yaitu Poko

Koki, 6 Peleton dan 1 Tim yang tersebar diwilayah Indobatt yang dipimpin oleh

seorang Kolonel. Kekuatan ini kadangkala berubah tergantung perubahan

situasi yang terjadi baik di Lebanon Selatan maupun Lebanon Utara, karena

gejolak antar kelompok di kota Beirut makin cukup tinggi dan beberapa kali

terjadi perang kelompok. Sedangkan disepanjang Blue line berdampingan dengan

Page 57: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

45

5 Pos IDF yang kekuatannya rata- rata 1 Tim hingga 1 Ton diperkuat dengan

beberapa Tank Mercava dan beberapa unit Humvee bersenjata (Zuirman

2009:66).

Gambar III.C.2 Peta Penugasan Indonesia Battalion UNIFIL

Sumber: Zuirman, Kolonel Inf. B., Upaya Optimalisasi Peran Pasukan Tni

Dalam Misi Perdamaian Dunia Khususnya Di Lebanon Selatan 2009:66. Jurnal

Yudhagama No. 82 Tahun XXIX Edisis Maret 2009 Media Informasi dan

Komunikasi TNI AD.

Tugas-tugas patroli rutin yang dilakukan oleh pasukan Yonif Mekanis TNI

Konga XXIII/UNIFIL antaranya yaitu (Zuirman 2009:66-67):

1. Patroli siang dan malam sebanyak 50 kali baik dengan kendaraan tempur

maupun kombinasi jalan kaki, setiap hari penggelaran personel di lapangan

sekitar 300 orang, sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut tanpa mengurangi

kesejahteraan prajurit, maka pelaksanaan di lapangan di bagi menjadi 3

kekuatan, 1/3 melaksanakan tugas, 1/3 standby dan 1/3 istirahat ini yang

Page 58: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

46

dilakukan sepanjang tahun diluar dari kegiatan latihan bersama antar negara

kontingen maupun kegiatan protokoler.

2. Static Point, patroli ini dilaksanakan untuk memantau daerah-daerah yang

tidak terjangkau oleh rute Patroli Area Operasi, dimana kehadiran pasukan

UNIFIL sangat diperlukan di daerah ini. Posisi Static Point ini juga dapat

digunakan sebagai pangkal patroli.

3. Observation Post, kegiatan ini bertujuan untuk memonitor wilayah yang

tidak terjangkau oleh rute Patroli Area Operasi dan Static Point serta

dilaksanakan selama 24 jam. Hal ini dilaksanakan karena tingkat kerawanan

di wilayah tersebut masih tinggi sehingga kehadiran pasukan UNIFIL

diperlukan setiap saat.

4. Observation Tower, untuk mengontrol keamanan kedudukan pasukan yang

berada di dalam compound, maka tower observasi didirikan di dalam

compound dan menjadi bagian Dinas Dalam serta menjadi Force Protection

Measure dari masing-masing compound.

5. Patroli Gabungan yaitu operasi gabungan dengan LAF dilaksanakan

berdasarkan Frago 47-02 tentang Coordinated Activities With LAF. Pola

operasi yang dilaksanakan berdasarkan perkembangan situasi yang terjadi di

dalam wilayah operasi. Bentuk operasi gabungan ini terdiri dari Joint

Vehicle Patrol, Joint Foot Patrol, Counter Rocket Launching Operation

(CRLO), Combine/Random Check Point dan Co-located Check Point.

Page 59: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

47

6. Counter Rocket Launching Operation (CRLO), patroli kendaraan gabungan

bersama 1 Tim LAF yang dilaksanakan diwilayah Indobatt dimana

kemungkinan wilayah tertentu akan digunakan sebagai tempat peluncuran

roket dari pihak Arm Element Hezbullah ke wilayah Israel, jadwal patroli ini

bersifat random dan dikendalikan langsung oleh Sektor Timur.

7. Patroli Area Operasi, berdasarkan Frago No. 64/02 tentang Operational

Patrols, Frago no 22/02 tentang Road Control and Surveilance , patroli area

operasi dilaksanakan oleh seluruh Kompi Mekanis dengan tujuan untuk

mengawasi wilayah operasi dengan rute yang telah ditentukan oleh Sektor

Timur.

8. Patroli Blue Line dilaksanakan dengan berjalan kaki maupun menggunakan

Ranpur dengan tujuan mengontrol batas wilayah antara Israel dengan

Lebanon dari pelanggaran batas wilayah darat. Patroli ini juga

memonitor segala bentuk kegiatan provokasi oleh sekelompok masyarakat

yang dapat menimbulkan perselisihan antara pihak- pihak yang bertikai. TP

37 dan Panorama adalah titik-titik yang sering digunakan oleh masyarakat

untuk kegiatan provokasi karena berbatasan langsung dengan wilayah Israel.

9. Area Domination Patrol, patroli kendaraan yang dilaksanakan dengan

menggunakan rute Counter Rocket Launching Operation (CRLO) tanpa

melibatkan LAF. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan patroli lainnya,

dimana jadwal patroli ini dikendalikan langsung oleh Sektor Timur dan

tertutup.

Page 60: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

48

10. Patroli Udara, patroli ini bertujuan memantau wilayah operasi Indobatt dari

udara sehingga perubahan terhadap kontur medan dan bangunan dapat

diketahui secara detail. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kegiatan

penyelidikan untuk melengkapi data yang tidak dapat dipantau dari daratan.

Patroli udara dilaksanakan satu kali dalam sebulan sepanjang tahun.

2. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran pasukan

KONGA dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon

Untuk terlaksananya dan tercapainya tugas pokok pasukan KONGA dalam

melaksanakan misi perdamaian dunia di Lebanon dihadapkan dengan segala

keterbatasan sarana, prasarana maupun peralatan yang ada, diperlukan kerja keras,

kekompakan, kesamaan visi dan misi, kreatifitas dan inovasi unsur pimpinan serta

loyalitas dari semua anggota pasukan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

peran pasukan KONGA dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon antara

lain: (Zuirman 2009:65-66).

1. Melaksanakan latihan dan operasi bersama kontingen negara lain, seperti: East

Gate Exercise, East Beacon Exercise, OGL Evacuation Exercise, Alert Status

Exercise, Seal Contigency Plan Exercise, Command Information System

Exercise, Command Post Mobile Exercise, Tri Angle Operation 1st, Tri Angle

Operation 2nd, VIP dan VVIP Security Exercise (Zuirman 2009:68-69).

2. Melaksanakan pembinaan satuan berupa pembinaan ke dalam dan pembinaan

ke luar.

Page 61: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

49

Pembinaan ke dalam yaitu secara umum pembinaan yang dilakukan ke

dalam khususnya terhadap pasukan KONGA lebih ditekankan kepada sikap

profesionalisme keprajuritan sesuai dengan tuntutan Standart Operation

Procedure (SOP) yang diberlakukan bagi seluruh prajurit yang tergabung dalam

misi perdamaian dunia oleh PBB. Hal ini sangat penting mengingat jumlah negara

yang tergabung dalam kontingen penugasan misi perdamaian di Lebanon

Selatan/UNIFIL ada 28 negara baik dari Asia, Afrika, maupun Eropa (Zuirman

2009:69).

Pembinaan ke luar yaitu menjalin hubungan dengan pihak Kedutaan Besar

Republik Indonesia (KBRI) Beirut. Hal yang mendasar dalam membina hubungan

dengan pihak KBRI Beirut adalah menjaga silaturahmi dan hubungan kerja sama

yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan administrasi visa bagi para prajurit

yang akan melaksanakan tugas maupun cuti dengan tujuan ke beberapa negara

baik di wilayah Timur Tengah maupun Eropa (Zuirman 2009:71).

Kegiatan pembinaan territorial di desa binaan. Kegiatan pembinaan

territorial yang dilaksanakan oleh prajurit Indobatt atau lebih dikenal dengan

kegiatan Civil and Military Cooperation (CIMIC) sangat mendukung kelancaran

tugas pokok sebagai pasukan perdamaian dunia. Guna mengimbangi dan

menetralisir situasi di wilayah desa binaan, maka SATGAS KONGA

XXIII/UNIFIL membuat berbagai macam kegiatan guna meringankan penderitaan

masyarakat yang trauma akibat perang dan tidak menutup kemungkinan suatu

saat akan pecah perang kembali diantara mereka. Kegiatan CIMIC yang telah

Page 62: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

50

dilakukan oleh para prajurit Indobatt menjadikan masyarakat Lebanon Selatan

bisa menerima dengan baik kehadiran prajurit Indobatt. Sebagai gambaran

kegiatan Cimic, antara lain : (Zuirman 2009:72-73).

1. Anjangsana ke rumah masyarakat, salah satu kelebihan prajurit Indobatt adalah

melakukan kegiatan anjangsana ke rumah-rumah masyarakat di wilayah

binaannya. Tatap muka dengan tokoh masyarakat, kegiatan ini dikoordinasikan

sebelumnya dengan tokoh masyarakat setempat, mengingat 98% wilayah

Indobatt adalah kaum Syiah dan mereka adalah tokoh garis keras yaitu

kelompok Hezbullah. Kegiatan ini dilakukan secara rutin baik

mendatangi/silaturahmi ke rumah mereka secara langsung maupun diundang

oleh Dansatgas ke Mako Satgas, acara ini dihadiri oleh Komandan Sektor

Timur.

2. Menghadiri undangan makan bersama warga dirumahnya dan menghadiri

pemakaman terhadap salah satu warga yang meninggal dunia maupun

menghadiri ta’ziah ke rumah warga atau menghadiri undangan pernikahan

salah satu warga.

3. Smart Car, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh prajurit

Indobatt dengan menggunakan Mobil Pintar sumbangan dari Ibu Negara, Ibu

Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono.

4. Renovasi salah satu rumah warga yang rusak akibat perang dan sekarang

dihibahkan oleh pemiliknya untuk dijadikan rumah persahabatan Indonesia

dengan Lebanon, di rumah tersebut ada berbagai aktifitas prajurit Indobatt,

Page 63: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

51

diantaranya pelayanan kesehatan gratis, kelas komputer, kelas bahasa

Indonesia, kelas kesenian tari-tarian tradisional Indonesia, kegiatan

kepemudaan seperti pembentukan tim Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K) dan sebagai tempat rekreasi bagi anak-anak.

5. Membantu masyarakat memanen gandum atau buah zaitun, biasanya yang

dibantu adalah warga yang tidak memiliki peralatan panen atau karena usia

lanjut.

6. Membantu warga yang kendaraannya mengalami kecelakaan. Sering warga

datang ke salah satu pos Indobatt meminta bantuan untuk mengangkat mobil

yang terperosok kejurang atau mogok dengan menggunakan kendaraan

katrol/crane yang ada di Indobatt.

7. Kerja bhakti, Kegiatan ini dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para

Moukhtar/Major di desa binaan masing-masing dengan sasaran pembersihan

fasilitas umum berupa taman kota, balai desa, masjid maupun kegiatan lain

secara bergotong royong.

8. Kegiatan agama, masyarakat Lebanon selatan khususnya wilayah desa binaan

Indobatt hampir 98% Islam aliran Syiah, memang ada beberapa perbedaan

dengan Islam di Indonesia, sementara masyarakat Indonesia cenderung mirip

Suni. Guna mensiasati tersebut maka kegiatan agama, seperti sholat berjamaah

di masjid dilakukan secara bergantian, karena pada dasarnya mereka tidak mau

di imami/ dipimpin yang bukan imamnya sendiri.

Page 64: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

52

BAB IV

ANALISIS KETERLIBATAN INDONESIA DALAM MISI PERDAMAIAN

PADA KONFLIK ISRAEL-HEZBULLAH DI LEBANON

Dalam menganalisis keterlibatan Indonesia dalam misi perdamian pada

konflik Israel-Hezbullah di Lebanon, ada empat komponen gagasan kebijakan luar

negeri dari yang umum hingga kearah yang lebih spesifik yaitu orientasi

kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan nasional, dan tindakan nasional.

(Holsti 1992:21). Kebijakan luar negeri Indonesia bertujuan untuk mencapai

kepentingan nasional di Lebanon. Karena konsep kepentingan nasional

merupakan dasar untuk memahami dan menjelaskan perilaku kebijakan luar

negeri Indonesia dalam misi perdamaian pada konflik Israel-Hezbullah di

Lebanon.

A. Orientasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Indonesia memiliki prinsip-prinsip dasar kebijakan luar negeri yang tertuang

dalam prinsip politik bebas-aktif. Politik luar negeri bebas-aktif menggambarkan

penyesuaian Indonesia dalam kondisi dan kebutuhan pada perang dingin dengan

apa yang disebut mendayung di antara dua karang. Konsep-konsep tersebut

disesuaikan oleh Presiden SBY dalam kondisi dan kebutuhan yang ada dewasa

ini. Presiden SBY mempunyai konsep thousand friends-zero enemy untuk

menggambarkan orientasi, sikap, dan tingkah laku Indonesia dalam kondisi

internasional yang menurut istilah presiden SBY navigating a turbulent ocean.

(Djafar dan Robby Aulia Fadila 2013:171)

Page 65: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

53

Konsep tersebut menjadi pedoman bagi pelaksanaan kebijakan luar negeri

Indonesia pada masa pemerintahan Presiden SBY periode 2004-2009 dan periode

2009-2014. Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi konsep tersebut adalah:

(Djafar dan Robby Aulia Fadila 2013:171-172).

Struktur dan kondisi dalam sistem internasional:

Struktur dan kondisi internasional yang dihadapi dunia dewasa ini menurut

persepsi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden SBY terbagi dalam tiga

tantangan dasar yang dihadapi dunia, yaitu: tantangan keamanan (the challenge of

security); tantangan pertumbuhan (the challenge of development); dan tantangan

demokrasi (the challenge of democracy) (ICWA 2005).

Kebutuhan domestik:

Kebutuhan dalam negeri Indonesia, terutama pada masa Presiden SBY

periode 2004-2009 tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah

nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 dan rencana pembangunan nasional jangka

panjang (RPJPN) tahun 2005-2025.

Sasaran RPJMN kebijakan luar negeri Indonesia pada 2004-2009, yaitu

“meningkatnya peran Indonesia dalam hubungan internasional dan dalam

menciptakan perdamaian dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan

masyarakat internasional serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama

ekonomi regional dan internasional yang lebih baik dalam mendukung

pembangunan nasional” (RPJMN Tahun 2004-2009:Bab VIII). Sedangkan salah

satu arah, tahapan, dan prioritas pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025

Page 66: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

54

yang tertera pada RPJPN 2005-2025 yaitu, “terwujudnya peranan Indonesia yang

meningkat dalam pergaulan dunia internasional” (RPJPN Tahun 2007:Bab IV).

Dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan dalam memenuhi

kebutuhan domestik tersebut, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden SBY,

menggagas konsep politik luar negeri yang dianggap tepat untuk menghadapi hal

tersebut dan tentunya untuk mencapai kepentingan nasional, yaitu navigating a

turbulent ocean dan thousand friends-zero enemy. Keterlibtan Indonesia dalam

pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di

Lebanon adalah salah satu bentuk implementasi dari konsep navigating a

turbulent ocean dan thousand friends-zero enemy. Indonesia sedang berusaha

mengarungi kondisi eksternal dan internal yang sangat kompleks (samudera yang

bergejolak) dan berusaha mendapatkan teman sebanyak-banyaknya (ribuan

teman) dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon untuk kepentingan nasional Indonesia (Djafar dan Robby

Aulia Fadila 2013:172).

Implementasi dari politik luar negeri bebas-aktif adalah komitmen Indonesia

untuk berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia

sebagaimana diamanatkan dalam alinea ke-IV pembukaan UUD 1945 untuk “ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial”, mengingat pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang

Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

Page 67: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

55

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4169); Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004

tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439).

Amanat tersebut diimplementasikan melalui keterlibatan Indonesia dalam

pasukan pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon

dalam pelaksanaannya, untuk memperkokoh politik luar negeri Indonesia.

Prakarsa PBB sebagaimana ditetapkan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB

nomor 1701 tanggal 11 Agustus 2006 tentang penghentian pertempuran antara

Israel dan Hezbullah, kondisi konflik di Lebanon telah memasuki tahap gencatan

senjata menuju pada perdamaian (Zuirman 2009:64).

Permintaan Sekretaris Jenderal PBB kepada Pemerintah RI agar Indonesia

dapat ikut serta dalam rangka mewujudkan perdamaian di Lebanon, dan hasil

pertemuan konsultasi antara Pemerintah dengan DPR RI pada 28 Agustus 2006,

dipandang perlu mengirimkan pasukan KONGA untuk misi perdamaian di

Lebanon (Zuirman 2009:65).

B. Peran Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL

DPR RI secara resmi memberikan restu politik atas prakarsa pemerintah

mengirimkan misi pemelihraan perdamaian ke Lebanon, namun restu ini dengan

beberapa catatan. Pengiriman misi pemelihraan perdamaian itu merupakan

perwujudan pelaksanaan amanat UUD 1945 tentang politik luar negeri Indonesia

Page 68: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

56

bebas-aktif. Hal ini merupakan pembahasan utama ketika berlangsungnya

konsultasi antara pemerintah dan DPR RI yang diadakan di ruang Pustakaloka

DPR RI Jakarta pada 28 agustus 2006. Sidang dipimpin oleh Agung Laksono

sebagai ketua DPR RI yang didampingi seluruh pemimpin fraksi di DPR RI.

Sedangkan, pemerintah dipimpin Presiden SBY yang didampingi Wakil Presiden

Jusuf Kalla serta Kementerian Pertahanan RI, Kementerian Luar Negeri RI,

Kementerian Keuangan RI dan Panglima TNI (Politik Indonesia 2006).

Dukungan DPR RI memberikan beberapa catatan, yaitu dalam hal teknis,

mandat yang dikuasakan kepada pasukan pemelihara perdamaian dimana

Indonesia menjadi komponennya, dan anggaran yang perlu dikeluarkan terlebih

dahulu oleh pemerintah. Catatan yang disampaikan DPR RI sesungguhnya

merupakan pemikiran pemerintah, bahwa hal-hal yang sensitif mendapat kejelasan

dari PBB, menurut Presiden SBY setelah melakukan rapat konsultasi dengan

pimpinan DPR RI sekitar tiga jam di ruang Pustakaloka Gedung Nusantara IV

DPR RI pada 28 agustus 2006 (Antara News 2006).

Hal sensitif menurut Presiden SBY antara lain adanya mandat yang jelas

dari UNIFIL yaitu Pasukan PBB di Lebanon misi yang jelas, batas waktu

penugasan yang jelas, skema pendanaan antara Indonesia dan PBB yang jelas,

rules of engagement serta prosedur-prosedur tetap yang berlaku di UNIFIL. Serta

Department of Peace Keeping Operation United Nations di New York Amerika

serikat, sudah mematangkan mandat dan tugas rules of engagement, pembiayaan

Page 69: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

57

dan lain-lain yang tentu berasal dari resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701

tahun 2006 (Antara News 2006).

Posisi Indonesia berangkat harus di bawah naungan PBB. Tugas pasukan

KONGA adalah mengawasi gencatan senjata dan kita tidak mengemban tugas

untuk melucuti senjata Hezbullah dan semua dilaksanakan dengan tujuan peace

keeping, bukan peace making atau peace enforcing yang lazimnya menggunakan

Piagam PBB Bab 7 yaitu menggunakan kekuatan untuk memaksa pihak yang

berperang menghentikan perang menurut Presiden SBY. Bila hal itu semua telah

jelas, Presiden SBY berharap kontingen penjaga perdamaian Indonesia akan

berangkat sebagai perwujudan amanat konstitusi dan sebagai peran Indonesia

dalam misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon pada konflik Israel-Hezbullah

(Politik Indonesia 2006).

DPR RI menyatakan mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk

segera mengirim pasukan keamanan dalam rangka pelaksanaan tugas PBB ke

Lebanon. Forum konsultasi khususnya DPR RI, sepakat untuk memberikan

dukungan atas langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk segera mengirim

pasukan keamanan dalam rangka pelaksanaan tugas PBB selaku bagian dari peace

keeping operation di Lebanon, menurut Ketua DPR RI Agung Laksono.

Sementara itu, masalah yang berkaitan dengan masalah teknis seperti masalah

mandat dan anggaran menurut Agung Laksono akan dibahas oleh alat

kelengkapan DPR yang terkait (Kemendagri 2006).

Page 70: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

58

Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan Israel tidak

berkeberatan dengan pengiriman personel Indonesia ke Lebanon. Menhan Juwono

menyatakan bahwa setelah skenario proses penjaga perdamaian selesai, Indonesia

akan mengirimkan tim pendahulu. Sedangkan untuk personel lapangan akan

dikirim secara bergelombang pada setiap bulan sampai jumlah personel mencapai

jumlah 1.000 orang (Kemendagri 2006).

Secara prinsip DPR RI sudah setuju menyangkut mekanisme penyediaan

anggaran. Ada dua pos yang bisa dimanfaatkan, pertama dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2006 menurut Menhan Juwono. APBN

2006 adalah anggaran pembelanjaan lain-lain yang jumlahnya mencapai sekitar

Rp33,6 triliun. Selain itu Menhan juga menjelaskan dari kebutuhan sekitar Rp383

miliar akan melihat berapa kebutuhan berdasarkan anggaran yang ada (Antara

News 2006).

Dana sejumlah itu, menurut Menhan Juwono diperlukan untuk menalangi

terlebih dahulu berbagai keperluan yang harus dikeluarkan negara pengirim

kontingen ke dalam misi UNIFIL. PBB pasti membayar kembali semua

pengeluaran yang pemerintah pakai. Hanya saja ini memerlukan waktu sekitar 60

hari kerja, yang tidak ditalangi adalah pembelian alat kesenjataan di luar yang

terdapat dalam daftar persenjataan organik, menurut Menhan Juwono (Antara

News 2006).

Rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan mengenai

pembahasan pengajuan kebutuhan anggaran pengiriman pasukan TNI dalam

Page 71: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

59

rangka operasi pemelihara perdamaian UNIFIL ke Lebanon pada 8 September

2006 di ruang rapat Komisi I Gedung Nusantara II Paripurna LT.1. Rapat yang

hadir 37 orang dari 50 Anggota Komisi I DPR RI dan Pemerintah yaitu Menteri

Pertahanan RI Juwono Sudarsono beserta jajarannya. Rapat kerja komisi I DPR

RI dengan Menteri Pertahanan pada 8 September 2006 dengan acara sebagaimana

tersebut di atas dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Theo L. Sambuaga dan

dinyatakan terbuka untuk umum dengan hasil kesimpulan (KOMISI I DPR RI

2006) antara lain:

1. Komisi I DPR RI menyetujui dan mendukung pengiriman pasukan TNI ke

Lebanon sebagai bagian dari UNIFIL dalam rangka operasi pemelihara

perdamaian PBB sebagai wujud komitmen nasional Indonesia dalam turut

memelihara perdamaian dunia.

2. Dalam pelaksanaan tugas dilapangan sebagai bagian dari UNIFIL, pasukan

TNI melakukan tugas sesuai dengan mandat, tugas, dan rule of engagement

yang ditetapkan PBB dengan titik berat menjaga perdamaian serta melakukan

misi kemanusiaan, termasuk memperlancar upaya-upaya rekonstruksi.

3. Pemerintah perlu mempersiapkan pasukan KONGA dalam UNIFIL dengan

perlengkapan dan kelengkapan persenjataan yang diperlukan termasuk

memberikan bekal pengetahuan tentang budaya, kondisi sosial, peta politik,

serta akar konflik di wilayah tersebut. Dalam hubungan ini, Pemerintah perlu

mempersiapkan Contingency Plan apabila situasi yang terburuk muncul secara

tidak terduga.

Page 72: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

60

4. Dalam hubungan dengan dukungan anggaran bagi partisipasi pasukan KONGA

dalam UNIFIL khususnya pengadaan barang/kendaraan tempur, Komisi I DPR

RI minta pemerintah untuk melaksanakannya berdasarkan prinsip tender,

transparansi, akuntabilitas, harga kompetitif, kualitas barang yang teruji dan

dapat digunakan kembali di Indonesia, serta membuka diri bagi diversifikasi

sumber pengadaan alutsista dan tidak tergantung pada negara atau negara-

negara sumber tertentu, seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, disamping

faktor keterdesakan waktu dan kompabilitas.

5. Komisi I DPR RI minta agar dalam pembiayaan partisipasi TNI dalam

UNIFIL, agar tidak menggunakan anggaran yang telah direncanakan bagi

pembangunan TNI, sehingga anggaran yang telah terprogram tidak terganggu

terutama anggaran bagi peningkatan kemampuan TNI dan pengamanan daerah

perbatasan.

Keputusan anggaran pemerintah secara resmi telah mengajukan anggaran

pengiriman pasukan TNI ke Lebanon sebesar Rp 355,075 miliar dalam

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2006. Usulan

anggaran disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani lndrawati dalam rapat

pleno panitia anggaran DPR RI yang membahas RAPBN 2006. Perincian

penggunaan dana itu, menurut Sri Mulyani terbesar akan digunakan untuk

membeli panser dan asuransi Rp 287,24 miliar, sedangkan kebutuhan operasional

mekanik TNI, Rp 32,809 miliar, yang terdiri dari biaya operasional selama 3

bulan Rp 29,298 miliar serta perencanaan dan penyerahan Rp 1,269 miliar biaya

Page 73: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

61

pembekalan dan pratugas Rp 932 juta. Anggaran pemberangkatan Rp 445 juta dan

anggaran purnatugas Rp 863 juta (Kemendagri 2006).

C. Tujuan Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL

1. Esisitensi Militer Indonesia di Dunia Internasional

Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB dan anggota tidak tetap

Dewan Keamanan PBB telah menunjukkan komitmennya untuk mengirimkan

pasukan pemelihara perdamaian di berbagai belahan dunia yang sedang dilanda

konflik, termasuk salah satunya di Lebanon Selatan. Pengiriman pasukan

KONGA pertama kali dilakukan pada tanggal 8 Januari 1957 ke Mesir. Dalam

rangka perwujudan tujuan nasional upaya yang dilakukan Indonesia yaitu

mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif

dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia (Putranto 2010:12).

Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia berperan serta secara aktif

dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia. Pengiriman pasukan KONGA

merupakan prestasi TNI dalam skala internasional tercermin dalam aktifnya

Indonesia mengirimkan pasukan KONGA pada misi-misi perdamaian PBB.

Indonesia ini sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV. Hal ini

juga diatur dalam UU No.34 Tahun 2004 tentang tugas TNI, dimana pada pasal

20 ayat 3 ditegaskan mengenai pengerahan kekuatan TNI dalam melaksanakan

tugas Operasi Militer Selain Perang. Operasi pemeliharaan perdamaian PBB

merupakan sebagai salah satu wujud implementasi dari peran nasional Indonesia

terhadap pelaksanaan tugas OMSP dalam keterlibatan misi perdamaian UNIFIL di

Lebanon (Zuirman 2009:65).

Page 74: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

62

Indonesia sebagai negara yang berkomitmen untuk menjaga perdamaian

dunia selama ini telah secara aktif menjawab panggilan-panggilan tugas tersebut.

Kontribusi pasukan perdamaian dan pengiriman pasukan KONGA untuk misi

pemeliharaan perdamaian dunia tersebar pada 8 misi pemeliharaan perdamaian di

bawah PBB dan 1 misi non PBB sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah

ini:

Tabel II.B.3: Jumlah Personel Kontingen Garuda di Misi Perdamaian Dunia

Sampai Bulan Mei 2014

Sumber: United Nations Peacekeeping Operations, Jumlah Personel Kontingen

Garuda di Misi Perdamaian Dunia 2014, diakses pada tanggal 16 Oktober 2016

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributors.shtml

Berdasarkan data di atas, menempatkan Indonesia di urutan ke-16 dari 122

Troops/Police Contributing Countries (UN PKO 2014), sampai saat ini Indonesia

masih aktif mengirimkan pasukan perdamaian ke negara-negara konflik untuk

Page 75: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

63

misi perdamaian seperti di Lebabon pada konfkik Israel-Hezbullah (Ariestianti

2014:17).

Tabel II.B.4: Jumlah Personel Misi Perdamaian UNIFIL 2014

No Country The Number of Personnel

1 Armenia 1

2 Austria 214 3 Bangladesh 327

4 Belarus 5

5 Belgium 102

6 Brunei 26

7 Cambodia 183 8 China 218

9 Croatia 1

10 Cyprus 2

11 El Savador 52

12 Findland 346 13 France 861

14 Germany 122

15 Ghana 866

16 Greece 60

17 Guatemala 2

18 Hungary 4

19 India 895

20 Indonesia 1.287

21 Ireland 199

22 Italy 1.107 23 Kenya 1

24 Malaysia 829

25 Nepal 869

26 Qatar 3

27 Serbia 143 28 Sierra Leone 3

29 Solvenia 14

30 Spain 591

31 Sri Lanka 151

33 The Yugoslav Republic of Macedonia 1 34 Turkey 55

32 United Republic of Tanzania 159

Sumber: United Nations Peacekeeping Operations, Jumlah Personel Misi

Perdamaian UNIFIL 2014, diakses pada tanggal 16 Oktober 2016

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributors.shtml

Page 76: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

64

Indonesia diberikan kepercayaan oleh Dewan Keamanan PBB untuk

keterlibatan dalam misi UNIFIL di Lebanon sejak tahun 2006. Indonesia pada

tahun 2014 tercatat sebagai penyumbang pasukan terbanyak dibandingkan dengan

negara-negara anggota PBB yang terlibat dalam misi perdamaian di UNIFIL dari

34 Troops/Police Contributing Countries (UN PKO 2014), sampai saat ini

Indonesia masih aktif mengirimkan pasukan perdamaian ke Lebabon pada

konfkik Israel-Hezbullah (Ariestianti 2014:17).

Pasukan KONGA berprestasi tidak hanya sebagai pasukan terbanyak di misi

UNIFIL, dan juga berprestasi dalam kejuaran menembak. Prajurit TNI yang

tergabung dalam Satgas Yonmek KONGA XXIII-E/Unifil atau Indonesia

Battalion (Indobatt) menjuarai kejuaraan menembak antarkontingen negara-

negara yang tergabung dalam UNIFIL yang digelar menjelang akhir penugasan

pasukan penjaga perdamaian itu berlangsung di lapangan tembak sektor timur

UNIFIL, Ebel Al Saqi, Lebanon Selatan pada 19 November 2011. Kejuaraan

bertajuk “Sector East Inter Contingent Combat Shooting Championship 2011” itu

diikuti enam tim dari batalyon di jajaran Sektor Timur UNIFIL, yakni Indobatt,

India (Indbatt), Spanyol (Spainbatt), Nepal (Nepbatt), Malaysia (Malcoy), dan

ditambah dengan prajurit Lebanon (LAF). Indonesia yaitu tampil sebagai juara

dengan nilai 342, Sementara itu, India yang bertindak sebagai panitia

penyelenggara harus puas sebagai pemenang kedua dengan nilai 329. Spanyol

berada di urutan ketiga dengan torehan nilai 281 (TNI AL 2011).

Page 77: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

65

Gambar III.C.3 Kontingen Garuda Raih Juara Umum Kejuaraan

Menembak UNIFIL 2014

Sumber: TNI AD, Satgas Indo Fpc Konga Tni Raih Prestasi Terbaik Lomba

Menembak Unifil, diakses pada tanggal 17 Februari 2017

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributors.shtml

Kontingen Garuda TNI berhasil menjuarai seluruh materi kejuaraan

menembak antar kontingen negara peserta UNIFIL yang diselenggarakan oleh

India Battalion (India Batt) pada 9 Oktober 2014, bertempat di lapangan Tembak

Ebel El Saqi Sektor Timur Lebanon. Dalam lomba yang diikuti oleh berbagai

negara peserta Troops Contribution Country(TCC). Kontingen Garuda TNI

menurunkan tiga Tim terbaiknya yang masing-masing diwakili oleh Satgas Force

Head Quarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indonesia Force Protection

Commpany (Indo FPC), dan Satgas Indonesia Battalion (Indo Batt). Dari seluruh

kategori yang dilombakan, Kontingen Garuda TNI berhasil menyapu bersih

semua nomor yang dipertandingkan yaitu The Best Shot Rifle yang diraih oleh

Page 78: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

66

Praka Wardono (Indo FPC) demikian juga The Best Shot Pistol diraih oleh Sertu

Setiawan (Indo FPC). Sementara pada kategori Senapan beregu, juara 1 diraih

oleh Satgas Indo FPC, juara 2 Satgas FHQSU, dan juara 3 diraih oleh Satgas

Indobat. Begitu juga pada kategori Pistol beregu, juara 1 diraih oleh Satgas Indo

FPC, juara 2 oleh Satgas Indobat, dan juara 3 oleh Satgas FHQSU. Dengan hasil

tersebut Satgas Indo FPC ditetapkan sebagai juara umum dengan gelar Champion

Contingent (TNI AD 2014).

2. Alutsista Indonesia di Dunia Internasional

Secara strategis dan ekonomis keterlibatan Indonesia dalam misi

pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon dapat dimanfaatkan untuk mendorong

pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan bertujuan untuk

kepentingan nasional. Salah satu produk Indonesia yang digunakan yaitu

kendaraan militer Panser Anoa, Pistol G2, Senjata Laras Panjang SS1 dan SS2

yang diproduksi oleh PT. Pindad (Kemlu 2016).

Sebagai industri nasional yang memproduksi alat utama sistem persenjataan

yang mendukung penuh proses pertahanan kedaulatan bangsa, PT. Pindad ikut

terlibat dalam mendukung misi perdamaian dunia. Keterlibatan yang pertama kali

pada tahun 2009 PT. Pindad mengirimkan 14 unit Panser Anoa untuk misi

UNIFIL. Pengiriman 24 unit Anoa ke Sudan untuk misi UNAMID merupakan

keterlibatan PT. Pindad yang kedua. Oleh karena itu, 24 unit panser tersebut akan

digunakan oleh SATGAS Battalion Komposit pasukan KONGA XXXV-

Page 79: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

67

B/UNAMID yang akan bertugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian selama

satu tahun penuh di daerah Darfur, Sudan (Pindad 2014).

Kehadiran beberapa pejabat tinggi dari UNIFIL pada 8 Februari 2013, yang

sempat mengunjungi Markas Indonesia Battalion (Indobatt) memberikan

kesempatan bagi Komandan SATGAS Yonmek XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf.

Lucky Avianto untuk memamerkan produk dalam negeri Indonesia. Setelah

mempromosikan seni budaya Indonesia, Dansatgas mempromosikan alutsista

yang digunakan oleh Indobatt dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB di

Lebanon. Beberapa diantaranya yang sempat dipamerkan yakni kendaraan tempur

jenis Anoa dan Pistol G2 yang berhasil memenangkan kejuaraan menembak kelas

dunia yang kesemuanya merupakan hasil produksi dalam negeri Indonesia melalui

PT. Pindad (Tabloid Diplomasi 2013).

Bertempat di Lapangan Sukarno Markas Indobatt, pada 7 Februari 2013

alutsista yang di produksi oleh PT. Pindad ini sengaja digelar dan dipamerkan

kepada Kepala Staf dari Sektor Timur yakni Kolonel Bernal. Pada kesempatan

tersebut Kolonel Bernal yang sempat menerima penjelasan tentang kendaraan

tempur jenis Anoa ini berkesempatan untuk mengendarai dan berkeliling Markas

Indobatt bersama Dansatgas. Kolonel Bernal menilai Indonesia melalui Indobatt

memang sudah dikenal oleh pasukan lain tentang kesiapannya dan alutsista yang

digunakannya seperti Anoa dan senjata yang diproduksinya sendiri dari Indonesia.

Sementara menurut Dansatgas Indobatt keunggulan dari Anoa ini sudah banyak

dirasakan dan diakui oleh dunia yang sudah banyak yang memesan Anoa tersebut,

Page 80: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

68

untuk itu Indonesia selain mengirim pasukan dalam misi perdamaian juga

dimanfaatkan oleh Dansatgas untuk mempromosikan produk dalam negeri

Indonesia terimplentasi dalam tujuan nasional (Pindad 2015).

Kini Panser Anoa buatan PT. Pindad telah mendapat pengakuan dunia

internasional. Sewaktu di Lebanon pada Oktober 2014, Panser Anoa yang dibawa

TNI dinyatakan layak bertugas oleh UNIFIL dalam misi perdamaian. Lapisan baja

dan rangka Anoa dinyatakan memiliki tingkat Stanag 3, yang bisa menahan peluru

kinetis hingga 7,62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter

dengan kecepatan 930 m/s. Anoa juga bisa menahan ledakan ranjau hingga massa

8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan. Sejauh ini, langkah PT.

Pindad untuk go internasional sudah dekat dengan banjir pesanan dari luar negeri,

termasuk dari Thailand, Filipina, Timor-Timur, Singapura, dan Malaysia (Pindad

2015).

Sementara ditempat yang sama untuk jenis senjata, Dansatgas

memperkenalkan jenis Pistol G2. Pistol ini menurut catatan sudah berprestasi

hingga tingkat dunia. Menurut Dansatgas di tahun 2012 jenis Pistol G2 ini

berhasil meraih emas pada kejuaraan menembak Australian Army Skillat Arms

Meeting (AASAM) 2012 yang digelar oleh Australia di setiap tahunnya dan diikuti

oleh banyak negara. Pistol yang memiliki kaliber 9×19 mm memiliki 2 tipe,

yakni: Tipe Elite dan Tipe Combat yang sejak 2011 tercatat sudah 5000 unit

terpesan (Tabloid Diplomasi 2009).

Page 81: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

69

PT. Pindad melalui produk-produk kebanggaannya, telah turut serta

mengharumkan nama bangsa di kancah global dalam keterlibatan misi

perdamaian PBB untuk semakin menegaskan kemampuan dan kemandirian

bangsa dalam bidang pertahanan. Senjata dan munisi PT. Pindad telah disegani

dan diakui dunia, salah satunya dalam perlombaan menembak internasional yang

secara konsisten dimenangkan oleh tim Indonesia seperti Sector East Inter

Contingent Combat Shooting Championship UNIFIL, Australian Army Skill at

Arms Meeting (AASAM), ASEAN Armies Rifle Meet (AARM), dan Brunei

International Skill at Arms Meet (BISAM). Tidak hanya itu, kendaraan tempur

produksi PT. Pindad diakui kemampuannya oleh PBB untuk menjaga perdamaian

di beberapa misi seperti UNIFIL dan UNAMID (Pindad 2015).

Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar

Negeri RI Andi Rahmianto mengatakan PT. Pindad memiliki kesiapan Indonesia

untuk bisa memberikan sumbang sarannya di operasi perdamaian PBB dan lebih

jauh lagi, peran PT. Pindad yang cukup strategis dalam mendukung performa

personil di lapangan. Dalam 10 tahun terakhir produk-produk PT. Pindad sudah

gunakan dalam berbagai operasi seperti Panser Anoa di Libanon, Pistol G2,

Senjata Laras Panjang SS1 dan SS2 PT. Pindad memiliki implikasi jangka

panjang terhadap tujuan nasioanl Indonesia, karena berkaitan dengan produk PT.

Pindad sebagai elemen pendukung keberhasilan pasukan KONGA dalam misi

perdamaian PBB (Pindad 2015).

Page 82: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

70

Industri alutsista nasional PT. Pindad tengah mengupayakan agar produk

alutsista dapat diperkenalkan dan digunakan oleh pasukan lain dalam berbagai

misi PBB. Implikasi jangka panjang tersebut adalah upaya TKMPP yang

berlandaskan UU Industri Pertahanan No. 16 Tahun 2012 untuk mempromosikan

beberapa produk militer PT. Pindad yang dipakai pasukan KONGA dalam

berbagai misi perdamaian dunia (Pindad 2015).

PT. Pindad bertekad untuk menjadi produsen pertahanan dan keamanan

terkemuka di Asia, partisipasi dalam Indonesia Business and Development Expo

(IBDExpo) 2016 merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan

produk-produk andalannya yang telah diakui kualitasnya oleh dunia internasional.

Mulai dari keandalan produk senjata PT. Pindad dalam menjuarai beberapa

kompetisi menembak internasional seperti AASAM, AARM, dan BISAM.

Keterlibatan PT. Pindad dalam mendukung pasukan penjaga perdamaian dunia

PBB, melalui UNIFIL dan UNAMID serta kemampuan senapan serbu SS1 PT.

Pindad yang berhasil menembus rompi anti peluru tentara Amerika Serikat

(Pindad 2016).

Seiring dengan keberlanjutan perusahaan dalam berinovasi, PT. Pindad turut

berbangga atas beragam prestasi yang ditorehkan hingga ke level internasional.

Kendaraan khusus produksi PT. Pindad Anoa 6x6, mendapat kepercayaan dari

PBB untuk mendukung misi perdamaian di UNIFIL di Libanon, UNAMID, dan

MINUSCA. Hal ini menjadi satu prestasi khusus bagi PT. Pindad karena berarti

kualitas produk PT. Pindad dapat disandingkan dengan produk kendaraan tempur

Page 83: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

71

kelas dunia lainnya. Hingga kini, ada kurang lebih empat puluh satu unit

kendaraan tempur buatan anak negeri yang mendukung pasukan KONGA dalam

MPP PBB (Pindad 2017).

3. Perdagangan Indonesia Surplus

Mendukung Lebanon untuk terus mengupayakan perdamaian dan keamanan

nasionalnya, KBRI Beirut dan keterlibatan pasukan KONGA menyelenggarakan

pergelaran terpadu suatu kegiatan di Lebanon yang mengkolaborasikan pameran

budaya, ekonomi dan pariwisata ditujukan untuk memamerkan potensi dan

kekayaan Indonesia untuk tujuan nasional (Buku Diplomasi Indonesia 2010:78).

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Lebanon tahun 2009

mencapai USD 83,75 juta dengan ekspor Indonesia sebesar USD 82,45 juta dan

impor sebesar USD 1,3 juta, sehingga surplus bagi Indonesia sebesar USD 81.15

juta. Sementara volume perdagangan Indonesia-Lebanon hingga akhir bulan

oktober 2010 tercatat sebesar USD 68.05 juta, dengan nilai ekspor Indonesia

sebesar USD 62.71 juta dan nilai impor sebesar USD 5.34 juta, sehingga surplus

bagi Indonesia sebesar USD 57,37 juta. Produk andalan Indonesia yang

memenuhi pasar Lebanon yaitu pulp of wood; paper and paperboard, vehicles,

aircraft, vessels, transport, equipment, machinery, electrical instruments (Buku

Diplomasi Indonesi 2010:78).

Selama periode Januari-Juni 2011, berbagai kegiatan telah dilakukan dalam

mempromosikan perdagangan, investasi, dan pariwisata, antara lain:

a) Penyelenggaraan Business Dinner, 20 april 2011.

Page 84: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

72

b) Partisipasi pada pameran dagang dan pariwisata di Baalbeck, 26 juni-10 juli

2011.

Total perdagangan Indonesia-Lebanon tahun 2010 sebesar USD 95 juta,

sedangkan hingga agustus 2011 tercatat sebesar USD 45,4 juta dengan surplus

sebesar USD 36,9 juta (Buku Diplomasi Indonesia 2011:109).

Upaya diplomasi ekonomi dan perdagangan oleh KBRI Beirut di tahun

2014 telah memberikan dampak kenaikan ekspor Indonesia ke Lebanon yang

mencapai USD 56,8 juta per september 2014 atau naik 0,7 % dari periode sama

tahun 2013. Sepanjang tahun 2014, KBRI Beirut telah melakukan beberapa

kegiatan fasilitasi bisnis dan promosi perdagangan dan pariwisata, diantaranya:

business meeting Indonesia-Lebanon tour and travel gathering untuk

mempromosikan paket wisata Indonesia, terutama untuk pasar honeymooners,

penjajakan pembentukan Indonesia-Lebanon Business Council dengan Mr. Ali El

Masri, Presiden China-Lebanon Business Council, serta pendampingan kunjungan

pengusaha Lebanon di 29th Trade Expo Indonesia (Buku Diplomasi Indonesia

2014:72).

Berbagai upaya juga telah dilakukan KBRI Beirut untuk terus meningkatkan

profil Indonesia termasuk dalam peningkatan Trade Expo Indonesia.

Meningkatkan kepercayaan para pebisnis Lebanon untuk berbisnis dengan

Indonesia, kegiatan tour and travel operators gathering serta kontak langsung

dengan para pebisnis yang akan melakukan bisnis dengan Indonesia atau menjadi

bridge builder bagi penyelesaian sengketa bisnis, terbukti efektif. Fasilitasi dan

Page 85: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

73

pendampingan pebisnis dalam ajang bisnis di Indonesia serta penyebaran

informasi perihal Trade Expo Indonesia dan jadwal pameran internasional di

Indonesia, secara tidak langsung turut mendorong peningkatan nilai transaksi

perdagangan Indonesia-Lebanon. Dengan potensi pasar 4 juta jiwa, dari jumlah

kisaran USD 89 juta di tahun 2013, di akhir tahun 2014 nilai perdagangan kedua

Negara mencapai USD 100 juta, dengan surplus di Indonesia (Restra KBRI Beirut

2015:8).

4. Tindakan Nasional dalam Keterlibatan Misi Perdamaian UNIFIL

Keputusan Presiden RI nomor 15 tahun 2006 tanggal 9 September 2006

tentang pengiriman pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon Selatan. Dalam

rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial sesuai dengan alinea ke-IV pembukaan UUD 1945,

Pemerintah Republik Indonesia terhadap tidakan nasional berperan aktif dalam

ikut menciptakan perdamaian dunia melalui pengiriman pasukan KONGA dalam

operasi permeliharaan perdamaian di Lebanon pada konflik Israel-Hezbullah.

Prakarsa PBB dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 tanggal 11

Agustus 2006 tentang penghentian pertempuran antara Israel dan Hezbullah,

kondisi konflik di Lebanon telah memasuki tahap gencatan senjata menuju pada

perdamaian (Zuirman 2009:65).

Permintaan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kepada Pemerintah RI

agar dapat ikut serta dalam rangka mewujudkan perdamaian di Lebanon, dan hasil

pertemuan konsultasi antara pemerintah dengan DPR RI pada 28 Agustus 2006,

Page 86: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

74

dipandang perlu mengirimkan Kontingen Garuda untuk misi perdamaian di

Lebanon mengingat yaitu: (Putranto 2010:12).

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882).

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4169).

4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439).

Keputusan Presiden SBY tentang kontingen garuda dalam misi perdamaian

di lebanon membentuk kontingen Garuda untuk bergabung dalam UNIFIL, dalam

rangka melaksanakan misi perdamaian di Lebanon. Kebijakan dalam rangka

penyiapan kekuatan TNI sebagai pasukan KONGA.

Penyiapan kekuatan TNI dan pemberangkatannya, dilaksanakan oleh

Panglima TNI sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertahanan.

Sedangkan Menteri Luar Negeri melakukan tugas yaitu: (Kemlu 2016).

Page 87: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

75

1. Koordinasi dengan PBB berkaitan dengan pengiriman kontingen Garuda.

2. Koordinasi dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI berkaitan dengan

Mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

Anggaran operasional kontingen Garuda dalam misi UNIFIL dibebankan

kepada PBB dan APBN. Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan

berkoordinasi dalam rangka penyiapan anggaran yang diperlukan untuk persiapan

dan pemberangkatan kontingen Garuda termasuk dalam melakukan reimbursment

kepada PBB atas biaya operasional kontingen Garuda di Lebanon (Kemlu 2016).

Melalui Peraturan Presiden RI nomor 85 tahun 2011, Presiden RI telah

membentuk Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP) yang

keanggotaannya terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan

Keamanan (Pengarah), Menteri Luar Negeri (Ketua), Menteri Pertahanan, Menteri

Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional, Sekretaris Kabinet, Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI

dan Kepala Badan Intelijen Negara. Sedangkan bertindak sebagai Sekretaris

TKMPP dijabat oleh Ketua Pelaksana Harian, dalam hal ini telah ditunjuk

Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu 2016).

TKMPP mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan

mengoordinasikan langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan

partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan perdamaian dunia berdasarkan

kepentingan nasional. Sedangkan untuk melaksanakan tugas itu, TKMPP

melaksanakan fungsi (Kemlu 2016):

Page 88: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

76

1. pengoordinasian perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penghentian

partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan dunia;

2. Penyiapan kajian komprehensif dan penyiapan rekomendasi tentang kebijakan

bagi partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan dunia;

3. Penyiapan dan perumusan posisi dan strategi Indonesia dalam perundingan

mengenai partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan perdamaian dunia

berdasarkan kepentingan nasional;

4. Pemantauan dan evaluasi partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan

perdamaian dunia.

Dukungan Pemerintah Indonesia terhadap peran TNI di dunia internasional

sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Pusat Misi Pemeliharaan

Perdamaian (PMPP) di Sentul Bogor. Presiden SBY sendiri memberikan

perhatian dan dukungan untuk perkembangan dan kemajuan serta eksistensi

pasukan KONGA pada misi pemeliharaan perdamaian PBB. Peran aktif

Pemerintah Indonesia dalam pengembangan pasukan penjaga perdamaian dunia

sesuai dengan amanat konstitusi dan instruksi Presiden Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan partisipasinya dalam UN PKO

sebagai net contributor dari perdamaian dunia. Visi Indonesia dalam hal ini

adalah mewujudkan penggelaran 4.000 Indonesian Peacekeepers pada tahun 2019

tertuang dalam RPJPN 2005-2025, yang diharapkan menempatkan Indonesia

masuk ke dalam peringkat sepuluh besar penyumbang pasukan di UN PKO.

Arahan Presiden SBY ini sejalan dengan harapan Sekretaris Jenderal PBB agar

Page 89: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

77

Indonesia meningkatkan kontribusi peacekeepers dalam misi pemeliharaan

perdamaian PBB. Sekretaris Jenderal PBB mengharapkan Indonesia yang aktif

mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, menjadi contoh bagi bangsa-bangsa

lain untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga stabilitas keamanan dunia

(Ariestianti 2014:18).

Page 90: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah anggaran pertahanan pada 2006 karena jumlah anggaran

pertahanan banyak didasarkan faktor kemampuan keuangan negara dan prioritas

pembangunan. Pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

2005-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009

merupakan bidang pendidikan sebagai prioritas pertama dalam pembangunan

nasional, diikuti oleh pembangunan insfratruktur.

Meski permasalahan Indonesia pada 2006 terkait dengan penurunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditinjau dari anggaran

pertahanan namun dengan kebijakan luar negeri Indonesia tetap berperan aktif

dalam misi perdamaian dunia yang di usung PBB, sehingga Indonesia harus

terlibat dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB pada konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon. Karena Lebanon adalah negara yang ketiga mengakui

Indonesia setelah Mesir dan Suriah.

Hubungan antara Indonesia dengan Lebanon bermula dengan

diumumkannya pernyataan pengakuan de-jure atas negara Republik Indonesia

oleh Presiden Lebanon, Bechara El-Khoury pada tanggal 29 Juli 1947. Sementara

hubungan diplomatik kedua negara telah dirintis sejak dekade 50-an dengan

mengakreditasikan Duta Besar Rl di Cairo untuk merangkap Lebanon, dan pada

Page 91: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

79

pertengahan dekade itu juga pemerintah Indonesia memutuskan untuk membuka

perwakilannya di Beirut meskipun masih berstatus Kuasa Usaha, sedangkan Duta

Besar tetap dirangkap dari Cairo.

Respon internasional pada konflik Israel-Hizbullah berawal dari negara-

negara yang tergabung dalam Organization of Islamic Cooperation (OIC)

mengecam keras agresi Israel atas Lebanon, serta mendesak dilakukannya

gencatan senjata. Keseriusan sikap OIC ini dituangkan dalam deklarasi hasil

petemuan pada 3 Agustus 2006 di Putrajaya, Malaysia. Sementara Respon

Indonesia pada konflik Israel-Hizbullah berdasarkan keputusan Presiden Republik

Indonesia nomor 15 tahun 2006 tanggal 9 September 2006 tentang pengiriman

pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon Selatan.

Keterlibatan Indonesia dalam pasukan perdamaian PBB merupakan flagship

enterprise dari PBB dalam rangka turut menjaga perdamaian dan keamanan

internasional. Jumlah personel Indonesia yang tengah bertugas dalam berbagai

MPP PBB Berdasarkan data UN PKO per 30 Mei 2014, tercatat sekitar 1.783

personil baik dari unsur militer, polisi, maupun sipil yang diterjunkan untuk MPP

PBB tersebar pada 8 misi pemeliharaan perdamaian dan 1 misi non PBB, di

antaranya yaitu United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon,

United Nations Organizations Stabilization Mission in Democratic Republic of

Congo (MONUSCO) di Congo, Mission Des Nations Unies Pour Ia stabilization

en Haiti (MINUSTAH) di Haiti, United Nations Mission in Darfur (UNAMID) di

Darfur, United Nations Interim Security Force for Abyei (UNISFA) di Sudan,

Page 92: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

80

Mission for Referendum in Western Sahara (MINURSO) di Marocco, United

Nations Mission in Republic of South Sudan (UNMISS) di Sudan, United Nations

Mission in Liberia (UNMIL) di Liberia, International Monitoring Team (IMT)

Misi Perdamaian Non-PBB di South Filipines. Menempatkan Indonesia di urutan

ke-16 dari 122 Troops/Police Contributing Countries.

Keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian pada konflik Israel-

Hezbullah di Lebanon yaitu:

1. Peran dan tugas pasukan KONGA sebagai pasukan misi perdamaian dunia di

Lebanon Selatan.

2. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran pasukan KONGA

dalam rangka pencapaian tugas pokok di Lebanon.

Keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB

pada konflik Israel-Hezbullah atas dasar kebijakan luar negeri dan kepentingan

nasional Indonesia yang akan dicapai pada konflik Isreal-Hizbullah di Lebanon.

Keterlibatan Indonesia dalam misi perdamian pada konflik Israel-Hezbullah di

Lebanon, ada empat komponen gagasan kebijakan luar negeri Indonesia untuk

kepentingan nasional dari temuan penelitian ini yaitu:

1. Orientasi kebijakan luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempunyai konsep thousand friends-

zero enemy untuk menggambarkan orientasi, sikap, dan tingkah laku

Indonesia dalam kondisi internasional yang menurut istilah presiden SBY

Page 93: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

81

navigating a turbulent ocean. Konsep tersebut menjadi pedoman bagi

pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan

Presiden SBY dalam sasaran RPJMN kebijakan luar negeri Indonesia pada

2004-2009, yaitu “meningkatnya peran Indonesia dalam hubungan

internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia, serta pulihnya citra

Indonesia dan kepercayaan masyarakat internasional serta mendorong

terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan internasional yang

lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional”. Sedangkan salah satu

arah, tahapan, dan prioritas pembangunan jangka panjang yang tertera pada

RPJPN 2005-2025 yaitu, “terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat

dalam pergaulan dunia internasional”.

2. Peran nasional atas dukungan dari Komisi I DPR RI, Kementerian Pertahanan

RI, Panglima TNI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Keuangan RI.

3. Tujuan nasional terdiri dari esistensi militer Indonesia di dunia Internasional

melalui prestasi pasukan Kontingen Garuda, alutsista Indonesia di dunia

Internasional dan perdagangan Indonesia surplus.

4. Tindakan nasional yaitu atas dasar Keputusan Presiden RI nomor 15 tahun

2006 tanggal 9 September 2006 tentang pengiriman pasukan pemelihara

perdamaian di Lebanon Selatan dan Peraturan Presiden RI nomor 85 tahun

2011 tanggal 29 November 2011 tentang Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan

Perdamaian (TKMPP).

Page 94: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

82

B. Saran

Keterlibatan Indonesia dalam pasukan operasi pengawasan-perdamaian PBB

pada konflik Israel-Hezbullah di Lebanon, harus lebih ditingkatkan pengaruh

posisi dan strategi Indonesia dalam misi perdamaian PBB berdasarkan kebijakan

luar negeri Indonesia untuk mencapai kepentingan nasional dalam melaksanakan

tugas dan fungsi untuk pemerintah Indonesia yaitu:

1. Pengoordinasian perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penghentian

keterlibatan Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian UNIFIL;

2. Penyiapan kajian komprehensif dan penyiapan rekomendasi tentang kebijakan

bagi keterlibatan Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian UNIFIL;

3. Penyiapan dan perumusan posisi dan strategi Indonesia dalam perundingan

mengenai keterlibatan Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian UNIFIL

berdasarkan kepentingan nasional;

4. Pemantauan dan evaluasi keterlibatan Indonesia pada misi pemeliharaan

perdamaian UNIFIL.

Page 95: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xiv

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bailey, Kenneth D. 1994. Methods of Social Research. New York: The

Free Press.

Bakry, Umar Suryadi. 2016. Metode Penelitian Hubungan Internasional.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bryaman, Alan. 2012. Social Research Methods. Oxford, NY: Oxford

University Press.

Carlsnaes, Walter. 2012. Actors, structures, and foreign policy analysis.

In Stave Smith, Amelia Hadfield, dan Tim Dunne, Foreign Policy.

Oxford: Oxford University Press.

Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative

Approaches. Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.

Barash, David P. 2002. Peace and Conflict Studies. London: SAGE

Publication.

Denzin, Norman K dan Yvonna S. Lincoln. 1994. Handbook of

Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: SAGE Pablications.

Djafar, Zainuddin dan Robby Aulia Fadila. 2013. Menuju Peran Strategis

Indonesia di Lingkungan Regional dan Global. Bandung: PT.

Dunia Pusta Jaya.

Falah, Zihadi. 2009. Memikirkan Kemabali arti million friends zero

enemy dalam era parado . In S. B. Yudhoyono, Indonesia Unggul:

Kumpulan Pemikiran dan tulisan Pilihan oleh Presiden Republik

Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Hoslti, KJ. 1987. Politik Internasional: Kerangka Analisa. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

------. 1992. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. Bandung:

Bina Cipta.

Lamont, Chistopher. 2015. Research Methods in International Relations.

Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc.

Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan

Metodologi. Jakarta: LP3ES.

Page 96: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xv

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Pearson, Frederic S. dan J. Martin Rochester. 1992. Internasional

Relation: The Global Condition In The Twentieth Century. USA:

The McGraw-Hill Compaies, Inc.

Perwita, Banyu dan Yayan Mochamad Yani. 2006. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: Rosda Karya.

Plano, Jack C dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional.

Bandung: Abardin.

Rosenau, James N, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World

Politics: An Introduction. New York: The Free Press.

Spencer, Liz. 2003. Quality in Qualitative Evaluation: A framework for

Assessing Reserch Evidence. London: The Cabinet Office.

Sprinz, Detlef F dan Yael Wolinsky Nahmias. 2002. Models, Numbers,

and Cases: Methods for Studying International Relations.

Michigan: The University of Michigan Press.

Tim Penyusun Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi.

2015. Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi.

Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

SKRIPSI

Wicaksono, Aryo. 2009. Peran UN Interm Force in Lebanon (UNIFIL)

dalam Konflik Israel-Hisbullah di Lebanon Selatan 2006-2008.

Jakarta: Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangun Nasional

(VETERAN) Jakarta.

Page 97: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xvi

JURNAL, DOKUMEN, ARTIKEL

Ariestianti, Benedicta Trixie. 2014. “Tni Dan Perwujudan Perdamaian

Dunia”. Wira Media Informasi Kementerian Pertahanan Volume

50 / No. 34 / September-Oktober 2014.

Bappenas. 2006. “Pemantepan Politik Luar Negeri dan Peningkatan

Kerjasama Internasional”. Bab.7

Buku Diplomasi Indonesia 2010. 2010. “Diplomasi Indonesia 2010”.

Direktorat Informasi dan Media, Direktorat Jenderal Informasi

Dan Diplomasi Publik. Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia.

------. 2011. “Diplomasi Indonesia 2011”. Direktorat Informasi dan

Media, Direktorat Jenderal Informasi Dan Diplomasi Publik.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

------. 2014. “Diplomasi Indonesia 2014”. Direktorat Informasi dan

Media, Direktorat Jenderal Informasi Dan Diplomasi Publik.

Cetakan kedua september 2015 Kementerian Luar Negeri

Republik.

Dahlan, Harwanto. 2012. “Menghidupkan Kembali Komitmen ke Timur

Tengah”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. h.141.

Handayani, Yeni. 2010. “Pengiriman Pasukan Pemeliharaan Perdamaian

Indonesia di Dunia Internasional". Jurnal Rechts Vinding Online.

Hutabarat, Leonard F. 2014. "Indonesian Participation in the UN

Peacekeeping as an Instrument of Foreign Policy: Challenges and

Opportunities". Jurnal Global & Strategis Universitas Airlangga

Surabaya Tahun ke-8, No. 2 Juli-Desember 2014, hal. 183-199.

ICWA. 2005. Persepsi pemerintah mengenai struktur dan kondisi dalam

sistem internasional abad-21 tersebut disampaikan oleh Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya yang berjudul

“Indonesia and The World“, disampaikan di depan delegasi ICWA

pada 19 Mei 2005, dan diulangi oleh Menteri Hassan Wirajuda

dalam pidatonya yang berjudul “Indonesia’s Foreign Policy“,

disampaikan dalam forum ICWA pada 18 Agustus 2005. Lihat

Into The New World: Leading Statesmen and Thinkers Discuss

The Remarkable Journey of Indonesia, Jakarta: ICWA.

Page 98: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xvii

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2008, “Buku Putih

Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta

2003.

KOMISI I DPR RI. 2006. “ Laporan Singkat Rapat Kerja Komisi I DPR

RI dengan Menteri Pertahanan”, Pembahasan pengajuan

kebutuhan anggaran pengiriman pasukan TNI dalam rangka

operasi pemelihara perdamaian UNIFIL ke Libanon. DPR RI pada

8 September 2006.

LAKIP Ditjen Multilateral Kemlu. 2015. "Laporan Kinerja 2015".

Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia.

Murphy, Ray. 2007. “UN Peacekeeping in Lebanon, Somalia, and

Kosovo; Operational and Legal Issues in Practice”. New York:

Cambridge University Press, 2007.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-

2009, Bab VIII tentang Pemantapan Politik Luar Negeri dan

Peningkatan Kerjasama Internasional.

Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Peringatan

Hari Ulang Tahun Ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia di

depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia Tahun 2009 Jakarta, 14 Agustus 2009

Putranto, Letkol Inf. AM, S.Sos. 2010. “Kontingen Garuda XIII-

B/UNIFIL di Lebanon Selatan”. Tabloid Diplomasi No. 30 Tahun

III, tgl. 15 April-14 14 Mei 2010 Kementerian Luar Negeri

Republik.

Restra KBRI Beirut. 2015. “Rencana Strategis KBRI Beirut 2015-2019”.

Kedutaan Besar Republik Indonesia Beirut-Lebanon 2015.

Sumertha, Brigjen TNI I Gede. “Meningkatkan Peran TNI Dalam

Mengemban Tugas Misi Perdamaian Dunia”. Jurnal Yudhagama

No. 82 Tahun XXIX Edisis Maret 2009 Media Informasi dan

Komunikasi TNI AD.

Supiadin, Mayjen TNI A.S. 2009. “Meningkatkan Peran TNI Pada Misi

Pemeliharaan Perdamaian Dalam Mendukung Tugas Pokok”.

Jurnal Yudhagama No. 82 Tahun XXIX Edisis Maret 2009 Media

Informasi dan Komunikasi TNI AD.

Page 99: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xviii

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Bab IV Tentang

Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahun

2005-2025.

Widodo, Rahmat Tri. 2011. “Misi Pemerihara Perdamaian Indonesia

Dalam Mendukung Politik Luar Negeri Bebas Aktif”. Jurnal

Pertahanan Edisi Mei 2011, Volume 1 No. 2, Universitas

Pertahanan.

Zuirman, Kolonel Inf. B. 2009. “Upaya Optimalisasi Peran Pasukan Tni

Dalam Misi Perdamaian Dunia Khususnya Di Lebanon Selatan”.

Jurnal Yudhagama No. 82 Tahun XXIX Edisis Maret 2009 Media

Informasi dan Komunikasi TNI AD.

MEDIA INTERNET

Antara News. 2006. “DPR Beri Restu Resmi Pengiriman Misi Militer RI

ke Lebanon”, artikel diakses pada 17 Januari 2016 dari:

http://www.antaranews.com/print/40960/dpr-beri-restu-resmi-

pengiriman-misi-militer-ri-ke-lebanon

Kemendagri. 2006. “Pengiriman Pasukan Mulai 28 September 2006”,

artikel diakses pada 17 Januari 2016 dari:

http://www.kemendagri.go.id/news/2006/09/07/pengiriman-

pasukan-mulai-28-september-2006

Kemhan. 2012. “Malaysia Akan Pesan 32 Panser Rimau Buatan Pindad”,

artikel diakses pada 7 Januari 2017 dari:

https://www.kemhan.go.id/2012/04/16/malaysia-akan-pesan-32-

panser-rimau-buatan-pindad.html

Kemlu. 2009. “UNIFIL Puji Peran Indonesia dalam Menjaga Perdamaian

di Lebanon”, artikel diakses pada 20 Agustus 2016 dari:

http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/UNIFIL-Puji-

Peran-Indonesia-dalam-Menjaga-Perdamaian-di-Lebanon.aspx

------. 2016. “Indonesia dan United Nations Peacekeeping Operations”,

artikel diakses pada 7 Januari 2017 dari:

http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/Pages/Partisipasi-

Indonesia-dalam-Pasukan-Misi-Perdamaian-PBB.aspx

------. 2017. “Hubungan Lebanon-Indonesia”, artikel diakses pada 17

Januari 2017 dari:

http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/Pages/Partisipasi-

Indonesia-dalam-Pasukan-Misi-Perdamaian-PBB.aspx

Page 100: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xix

King, John C. 2011. “Qualitative Research Method in International

Affairs for Master Students”, dokumen diakses pada 7 Februari

2017 dari:

https:www.american.edu/sis/crs.upload/2011SP-SIS-680-

001_King.pdf

Organization of Islamic Cooperation (OIC). 2006.“OIC secretary general

strongly condemns the tragic killing of United Nations

peacekeepers in Lebanon”, artikel diakses pada 17 Januari 2016

dari:

http://www.oic-oci.org/topic/?t_id=157&ref=165&lan=en

Peacekeeping Center (PKC) Indonesia. 2017.“ Establishment of

Peacekeeping Centre”, artikel diakses pada 17 Januari 2016 dari:

http://www.pkc-indonesia.mil.id/en/profile/establishment-of-

peacekeeping-centre

Petikab. 2014.“Partisipasi Indonesia dalam Pasukan Misi Perdamaian

PBB”, artikel diakses 14 Januari 2017 dari:

https://www.patikab.go.id/v2/id/2012/10/24/partisipasi-indonesia-

dalam-pasukan-misi-perdamaian-pbb/

Pindad. 2014. “Serah Terima 24 Unit Anoa Kepada Mabes TNI”, 20

Januari 2017 dari:

https://www.pindad.com/anoa-panser-handover-to-mabes-tni_

------. 2015. “Pameran Indonesia Hebat, Cerminan Kesiapan BUMN

dalam Hadapi Tantangan Global”, 20 Januari 2017 dari:

https://www.pindad.com/pameran-indonesia-hebat-cerminan-

kesiapan-bumn-dalam-hadapi-tantangan-global

------. 2015. “Peluang Jangka Panjang Pindad Dukung Misi Perdamaian

PBB”, 20 Januari 2017 dari:

https://www.pindad.com/peluang-jangka-panjang-pindad-dukung-

misi-perdamaian-pbb

------. 2015. “Pindad Upayakan Produknya Digunakan PBB”, 20 Januari

2017 dari:

https://www.pindad.com/pindad-upayakan-produknya-digunakan-

pbb

------. 2015. “Tembus Tank Baja, Senapan 'Sniper' Indonesia Gegerkan

Dunia”, 20 Januari 2017 dari:

https://www.pindad.com/tembus-tank-baja-senapan-sniper-

indonesia-gegerkan-dunia

Page 101: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xx

------. 2016. “Produk Terbaru Pindad dalam IBDExpo 2016”, 20 Januari

2017 dari:

https://www.pindad.com/produk-terbaru-pindad-dalam-ibdexpo-

2016

------. 2017. “Pindad Rayakan Hari Jadi ke-34: Membangun Pindad

Incorporated Unggul”, 20 Januari 2017 dari:

https://www.pindad.com/pindad-rayakan-hari-jadi-ke34-

membangun-pindad-incorporated-unggul

Politik Indonesia. 2006. “Presiden: DPR Dukung Pengiriman Pasukan Ke

Lebanon”, artikel diakses pada 17 Januari 2016 dari:

http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=2144-

Presiden:-DPR-Dukung-Pengiriman-Pasukan-Ke-Lebanon

Providing for Peacekeeping. 2016. ”Peacekeeping Contributor Profile:

Indonesia”, dokumen diakses pada 7 Februari 2017 dari:

http://providingforpeacekeeping.org/2016/02/05/peacekeeping-

contributor-profile-indonesia/

Tabloid Diplomasi. 2009. “Pengadaan Alutsista TNI”, artikel diakses

pada 14 Januari 2017 dari:

http://www.tabloiddiplomasi.org/index.php/2009/08/23/pengadaan

-alutsista-tni/

------. 2010. “Kontingen Garuda XXIII-B/UNIFIL di Lebanon Selatan”,

artikel diakses pada 14 Januari 2017 dari:

http://www.tabloiddiplomasi.org/index.php/2010/04/14/kontingen

-garuda-xxiii-bunifil-di-lebanon-selatan/

------. 2012. “Diplomasi Indonesia Konsisten Mengelola Perubahan”,

artikel diakses pada 9 September 2016 dari:

http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/2012/Tabloid%20Diplomasi

%20Januari%202012.pdf

------. 2012. “Produk Pindad Merambah Pasar Internasional”, artikel

diakses pada 14 Januari 2017 dari:

http://www.tabloiddiplomasi.org/index.php/2012/04/21/produk-

pindad-merambah-pasar-internasional/

------. 2013. “Satgas Yonmek XXIII-G/UNIFIL Pamerkan Produksi PT.

Pindad”, artikel diakses pada 17 Januari 2017 dari:

http://www.tabloiddiplomasi.org/index.php/2013/02/27/satgas-

yonmek-xxiii-gunifil-pamerkan-produksi-pt-pindad/

------. 2014. “Expo Indonesia (TEI) ke-28 Meningkatkan Kinerja Ekspor

Nasional Indonesia”, artikel diakses pada 17 Januari 2017 dari:

Page 102: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

xxi

http://www.tabloiddiplomasi.org/index.php/2014/01/16/expo-

indonesia-tei-ke-28-meningkatkan-kinerja-ekspor-nasional-

indonesia/

TNI AD. 2014. “Satgas Indo Fpc Konga Tni Raih Prestasi Terbaik Lomba

Menembak Unifil”, artikel diakses 17 Februari 2017 dari:

https://tniad.mil.id/2014/09/satgas-indo-fpc-konga-tni-raih-

prestasi-terbaik-lomba-menembak-unifil/

TNI AL. 2011. “Prajurit Tni Menjadi Yang Terbaik Dalam Lomba

Menembak Di Lebanon”, artikel diakses 17 Februari 2017 dari:

http://www.tnial.mil.id/News/Seremonial/tabid/79/articleType/Art

icleView/articleId/5961/Default.aspx

UN PKO. 2014. “Number of Garuda Contingent Personel on World

Peacekeeping Missions until Mei 2014”, dokumen diakes pada 16

Oktober 2016 dari:

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributo

rs.shtml

------. 2015. “Jumlah Personel Misi Perdamaian UNIFIL 2014”, dokumen

diakes pada 16 Oktober 2016 dari:

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributo

rs.shtml

UNIFIL. 2006. “Indonesia joins UNIFIL”, dokumen diakses pada 17

November 2016 dari:

https://unifil.unmissions.org/indonesia-joins-unifil

------. 2016. “UNIFIL Background”, dokumen diakes pada 10 November

2016 dari:

https://unifil.unmissions.org/unifil-background

United Nations. 2006. “Charter of the United Nations: Chapter VII,”

dokumen diakses pada 4 Apil 2017 dari:

http://www.un.org/en/sections/un-charter/chapter-vii/index.html

World Bank. 2015. ” The World Bank, Indonesia GDP growth (annual

%), World Bank national accounts data and OECD National

Accounts data files”, dokumen diakses pada 7 Maret 2017 dari:

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.KD.ZG?end=

2015&locations=ID&start=2005&view=chart

Page 103: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDO NESIA NOMOR 15 TAHUN 2006

TENTANG KO NTINGEN GARUDA DALAM M ISI PERDAM AIAN DI LEBANO N

PRESIDEN REPUBLIK INDO NESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abad i, dan keadilan sosial sesuai dengan Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Republik Indonesia senantiasa berperan aktif dalam ikut menc iptakan perdamaian dunia melalui pengiriman Kontingen Garuda dalam O perasi Pemeliharaan Perdamaian (O PP) di berbagai kawasan dunia;

b. bahwa atas prakarsa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana ditetapkan dalam Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 1701 tanggal 11 Agustus 2006 tentang Penghentian Pertempuran antara Israel dan Hezbullah, kondisi konflik di Lebanon telah memasuki tahap genc atan senjata menuju pada perdamaian;

c . bahwa atas permintaan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Bangsa kepada Pemerintah Republik Indonesia agar Republik Indonesia dapat ikut serta dalam rangka mewujudkan perdamaian di Lebanon, dan hasil pertemuan konsultasi antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 28 Agustus 2006, dipandang perlu mengirimkan Kontingen Garuda untuk misi perdamaian di Lebanon;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c , dipandang perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Kontingen Garuda Dalam M isi Perdamaian di Lebanon;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

M EMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KO NTINGEN GARUDA DALAM M ISI PERDAM AIAN DI LEBANO N.

Page 104: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

PERTAM A : Membentuk Kontingen Garuda untuk bergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), dalam rangka melaksanakan misi perdamaian di Lebanon.

KEDUA : Kebijakan dalam rangka penyiapan kekuatan Tentara Nasional

Indonesia (TNI) sebagai Kontingen Garuda sebagaimana dimaksud dalam Diktu m PERTAM A ditetapkan oleh Menteri Pertahanan.

KETIGA : Penyiapan kekuatan TNI sebagai Kontingen Garuda sebagaimana

dimaksud dalam Diktum PERTAM A dan pemberangkatannya, dilaksanakan oleh Panglima TNI sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertahanan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA .

KEEM PAT : Menteri Luar Negeri melakukan :

1. koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkaitan dengan pengiriman Kontingen Garuda sebagaimana dimaksud dalam Diktu m PERTAM A;

2. koordinasi dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI berkaitan dengan M andat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

KELIM A : 1. Anggaran operasional Kontingen Garuda dalam misi UNIFIL dibebankan kepada PBB dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2. Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan berkoordinasi dalam rangka penyiapan anggaran yang diperlukan untuk persiapan dan pemberangkatan Kontingen Garuda termasuk dalam melakukan reim bursm ent kepada PBB atas biaya operasional Kontingen Garuda di Lebanon.

KEENAM : Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan

Keputusan Presiden ini ditetapkan oleh Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, dan Panglima TNI sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangannya masing-mas ing.

KETUJUH : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 September 2006 PRESIDEN REPUBLIK INDO NESIA,

ttd. DR. H. SUSILO BAM BANG YUDHO YO NO

Page 105: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

LAMPIRAN 2

UNITED NATIONS INTERIM FORCE IN LEBANON

(UNIFIL)

Naqoura,

11 November 2006

PRESS RELEASE

Indonesia joins UNIFIL

UNIFIL strength has reached a total of around 9700 troops from 21 different

countries after 129 troops of the Indonesian Battalion have arrived in Lebanon today, 10

November 06.

Around 8,000 troops are deployed on the ground between the Litani River and the Blue

Line, plus the UNIFIL Maritime Task Force with 1,700 naval personnel.

On the humanitarian side, from 3 to 10 November 2006, approximately 703 civilians

received medical and dental treatment by French, Indian, Italian and Spanish battalions in

the entire area of operations. The veterinarian from Indbatt treated 567 animals for

various ailments.

UNIFIL Engineers conducted 58 controlled demolition of unexploded ordnance in the

area of operation.

Page 106: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

S/RES/1701 (2006)

LAMPIRAN 3

United Nations S/RES/1701 (2006)

Security Council Distr.: General

11 August 2006

Resolution 1701 (2006)

Adopted by the Security Council at its 5511th meeting, on 11 August 2006

The Security Council,

Recalling all its previous resolutions on Lebanon, in particular resolutions 425

(1978), 426 (1978), 520 (1982), 1559 (2004), 1655 (2006) 1680 (2006) and 1697

(2006), as well as the statements of its President on the situation in Lebanon, in

particular the statements of 18 June 2000 (S/PRST/2000/21), of 19 October 2004

(S/PRST/2004/36), of 4 May 2005 (S/PRST/2005/17), of 23 January 2006

(S/PRST/2006/3) and of 30 July 2006 (S/PRST/2006/35),

Expressing its utmost concern at the continuing escalation of hostilities in

Lebanon and in Israel since Hizbollah’s attack on Israel on 12 July 2006, which has

already caused hundreds of deaths and injuries on both sides, extensive damage to

civilian infrastructure and hundreds of thousands of internally displaced persons,

Emphasizing the need for an end of violence, but at the same time emphasizing

the need to address urgently the causes that have given rise to the current crisis,

including by the unconditional release of the abducted Israeli soldiers,

Mindful of the sensitivity of the issue of prisoners and encouraging the efforts

aimed at urgently settling the issue of the Lebanese prisoners detained in Israel,

Welcoming the efforts of the Lebanese Prime Minister and the commitment of

the Government of Lebanon, in its seven-point plan, to extend its authority over its

territory, through its own legitimate armed forces, such that there will be no

weapons without the consent of the Government of Lebanon and no authority other

than that of the Government of Lebanon, welcoming also its commitment to a

United Nations force that is supplemented and enhanced in numbers, equipment,

mandate and scope of operation, and bearing in mind its request in this plan for an

immediate withdrawal of the Israeli forces from southern Lebanon,

Determined to act for this withdrawal to happen at the earliest,

Taking due note of the proposals made in the seven-point plan regarding the

Shebaa farms area,

Page 107: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

S/RES/1701 (2006)

Welcoming the unanimous decision by the Government of Lebanon on

7 August 2006 to deploy a Lebanese armed force of 15,000 troops in South Lebanon

as the Israeli army withdraws behind the Blue Line and to request the assistance of

additional forces from the United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) as

needed, to facilitate the entry of the Lebanese armed forces into the region and to

restate its intention to strengthen the Lebanese armed forces with material as needed

to enable it to perform its duties,

Aware of its responsibilities to help secure a permanent ceasefire and a long-

term solution to the conflict,

Determining that the situation in Lebanon constitutes a threat to international

peace and security,

1. Calls for a full cessation of hostilities based upon, in particular, the

immediate cessation by Hizbollah of all attacks and the immediate cessation by

Israel of all offensive military operations;

2. Upon full cessation of hostilities, calls upon the Government of Lebanon

and UNIFIL as authorized by paragraph 11 to deploy their forces together

throughout the South and calls upon the Government of Israel, as that deployment

begins, to withdraw all of its forces from southern Lebanon in parallel;

3. Emphasizes the importance of the extension of the control of the

Government of Lebanon over all Lebanese territory in accordance with the

provisions of resolution 1559 (2004) and resolution 1680 (2006), and of the relevant

provisions of the Taif Accords, for it to exercise its full sovereignty, so that there

will be no weapons without the consent of the Government of Lebanon and no

authority other than that of the Government of Lebanon;

4. Reiterates its strong support for full respect for the Blue Line;

5. Also reiterates its strong support, as recalled in all its previous relevant

resolutions, for the territorial integrity, sovereignty and political independence of

Lebanon within its internationally recognized borders, as contemplated by the

Israeli-Lebanese General Armistice Agreement of 23 March 1949;

6. Calls on the international community to take immediate steps to extend

its financial and humanitarian assistance to the Lebanese people, including through

facilitating the safe return of displaced persons and, under the authority of the

Government of Lebanon, reopening airports and harbours, consistent with

paragraphs 14 and 15, and calls on it also to consider further assistance in the future

to contribute to the reconstruction and development of Lebanon;

7. Affirms that all parties are responsible for ensuring that no action is taken

contrary to paragraph 1 that might adversely affect the search for a long-term

solution, humanitarian access to civilian populations, including safe passage for

humanitarian convoys, or the voluntary and safe return of displaced persons, and

calls on all parties to comply with this responsibility and to cooperate with the

Security Council;

8. Calls for Israel and Lebanon to support a permanent ceasefire and a long-

term solution based on the following principles and elements:

– full respect for the Blue Line by both parties;

– security arrangements to prevent the resumption of hostilities, including the

establishment between the Blue Line and the Litani river of an area free of any

Page 108: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

06-46503 3

S/RES/1701 (2006)

armed personnel, assets and weapons other than those of the Government of

Lebanon and of UNIFIL as authorized in paragraph 11, deployed in this area;

– full implementation of the relevant provisions of the Taif Accords, and of

resolutions 1559 (2004) and 1680 (2006), that require the disarmament of all

armed groups in Lebanon, so that, pursuant to the Lebanese cabinet decision of

27 July 2006, there will be no weapons or authority in Lebanon other than that

of the Lebanese State;

– no foreign forces in Lebanon without the consent of its Government;

– no sales or supply of arms and related materiel to Lebanon except as

authorized by its Government;

– provision to the United Nations of all remaining maps of landmines in

Lebanon in Israel’s possession;

9. Invites the Secretary-General to support efforts to secure as soon as

possible agreements in principle from the Government of Lebanon and the

Government of Israel to the principles and elements for a long-term solution as set

forth in paragraph 8, and expresses its intention to be actively involved;

10. Requests the Secretary-General to develop, in liaison with relevant

international actors and the concerned parties, proposals to implement the relevant

provisions of the Taif Accords, and resolutions 1559 (2004) and 1680 (2006),

including disarmament, and for delineation of the international borders of Lebanon,

especially in those areas where the border is disputed or uncertain, including by

dealing with the Shebaa farms area, and to present to the Security Council those

proposals within thirty days;

11. Decides, in order to supplement and enhance the force in numbers,

equipment, mandate and scope of operations, to authorize an increase in the force

strength of UNIFIL to a maximum of 15,000 troops, and that the force shall, in

addition to carrying out its mandate under resolutions 425 and 426 (1978):

(a) Monitor the cessation of hostilities;

(b) Accompany and support the Lebanese armed forces as they deploy

throughout the South, including along the Blue Line, as Israel withdraws its armed

forces from Lebanon as provided in paragraph 2;

(c) Coordinate its activities related to paragraph 11 (b) with the Government

of Lebanon and the Government of Israel;

(d) Extend its assistance to help ensure humanitarian access to civilian

populations and the voluntary and safe return of displaced persons;

(e) Assist the Lebanese armed forces in taking steps towards the

establishment of the area as referred to in paragraph 8;

(f) Assist the Government of Lebanon, at its request, to implement

paragraph 14;

12. Acting in support of a request from the Government of Lebanon to

deploy an international force to assist it to exercise its authority throughout the

territory, authorizes UNIFIL to take all necessary action in areas of deployment of

its forces and as it deems within its capabilities, to ensure that its area of operations

Page 109: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

S/RES/1701 (2006)

4 06-46503

is not utilized for hostile activities of any kind, to resist attempts by forceful means

to prevent it from discharging its duties under the mandate of the Security Council,

and to protect United Nations personnel, facilities, installations and equipment,

ensure the security and freedom of movement of United Nations personnel,

humanitarian workers and, without prejudice to the responsibility of the

Government of Lebanon, to protect civilians under imminent threat of physical

violence;

13. Requests the Secretary-General urgently to put in place measures to

ensure UNIFIL is able to carry out the functions envisaged in this resolution, urges

Member States to consider making appropriate contributions to UNIFIL and to

respond positively to requests for assistance from the Force, and expresses its strong

appreciation to those who have contributed to UNIFIL in the past;

14. Calls upon the Government of Lebanon to secure its borders and other

entry points to prevent the entry in Lebanon without its consent of arms or related

materiel and requests UNIFIL as authorized in paragraph 11 to assist the

Government of Lebanon at its request;

15. Decides further that all States shall take the necessary measures to

prevent, by their nationals or from their territories or using their flag vessels or

aircraft:

(a) The sale or supply to any entity or individual in Lebanon of arms and

related materiel of all types, including weapons and ammunition, military vehicles

and equipment, paramilitary equipment, and spare parts for the aforementioned,

whether or not originating in their territories; and

(b) The provision to any entity or individual in Lebanon of any technical

training or assistance related to the provision, manufacture, maintenance or use of

the items listed in subparagraph (a) above;

except that these prohibitions shall not apply to arms, related material, training or

assistance authorized by the Government of Lebanon or by UNIFIL as authorized in

paragraph 11;

16. Decides to extend the mandate of UNIFIL until 31 August 2007, and

expresses its intention to consider in a later resolution further enhancements to the

mandate and other steps to contribute to the implementation of a permanent

ceasefire and a long-term solution;

17. Requests the Secretary-General to report to the Council within one week

on the implementation of this resolution and subsequently on a regular basis;

18. Stresses the importance of, and the need to achieve, a comprehensive,

just and lasting peace in the Middle East, based on all its relevant resolutions

including its resolutions 242 (1967) of 22 November 1967, 338 (1973) of

22 October 1973 and 1515 (2003) of 19 November 2003;

19. Decides to remain actively seized of the matter.

Page 110: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

14-59854 3/4

LAMPIRAN 4

United Nations S/RES/2172 (2014)

Security Council Distr.: General

26 August 2014

Resolution 2172 (2014)

Adopted by the Security Council at its 7248th meeting, on 26 August 2014

The Security Council,

Recalling all its previous resolutions on Lebanon, in particular resolut ions

425 (1978), 426 (1978), 1559 (2004), 1680 (2006), 1701 (2006), 1773 (2007), 1832

(2008), 1884 (2009), 1937 (2010) and 2004 (2011), 2064 (2012) and 2115 (2013) as

well as the statements of its President on the situation in Lebanon,

Responding to the request of the Government of Lebanon to extend the

mandate of UNIFIL for a new period of one year without amendment presented in a

letter from the Lebanese Foreign Minister to the Secretary -General of 25 July 2014

and welcoming the letter from the Secretary -General to its President of 31st July

2014 (S/2014/554) recommending this extension,

Reiterating its strong support for the territorial integrity, sovereignty and

political independence of Lebanon,

Reaffirming its commitment to the full implementation of all provisions of

resolution 1701 (2006), and aware of its responsibilities to help secure a permanent

ceasefire and a long-term solution as envisioned in the resolution,

Calling upon all concerned parties to strengthen their efforts to fully

implement all provisions of resolution 1701 (2006) without delay,

Expressing deep concern at all violations in connection with resolution 1701 (2006),

and looking forward to the rapid finalization of UNIFIL’s investigations with a view

to preventing such violations in the future,

Welcoming the constructive role played by the tripartite mechanism in

de-escalating tensions and expressing its support for the efforts of UNIFIL to

engage with both parties to fur ther develop liaison and coordination arrangements,

Emphasizing the importance of full compliance with the prohibition on sales

and supply of arms and related materiel established by resolution 1701,

Page 111: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

14-59854 3/4

Recalling the utmost importance that all parties conce rned respect the Blue

Line in its entirety, welcoming the continued progress in the marking of the Blue

line, and encouraging the parties to accelerate their efforts in coordination with

UNIFIL to visibly mark the Blue Line in its entirety, as well as to m ove forward on

the marking of its points of contention, as recommended by the Strategic Review,

Condemning in the strongest terms all attempts to threaten the security and

stability of Lebanon, reaffirming its determination to ensure that no such acts of

intimidation will prevent UNIFIL from implementing its mandate in accordance

with Security Council resolution 1701 (2006) and recalling the necessity for all

parties to ensure that UNIFIL personnel are se cure and their freedom of movement

is fully respected and unimpeded,

Recalling the relevant principles contained in the Convention on the Safety of

United Nations and Associated Personnel,

Commending the active role and dedication of the personnel of UN IFIL and

expressing its strong appreciation to Member States that contribute to UNIFIL and

underlining the necessity that UNIFIL have at its disposal all necessary means and

equipment to carry out its mandate,

Recalling the request from the Government of Lebanon to deploy an

international force to assist it to exercise its authority throughout the territory and

reaffirming UNIFIL’s authority to take all necessary action in areas of operations of

its forces and as it deems within its capabilities, to ensure that its area of operations

is not utilized for hostile activities of any kind and to resist attempts by forceful

means to prevent it from discharging its mandate,

Welcoming the efforts of the Secretary-General to keep all peacekeeping

operations, includ ing UNIFIL, under close review and stressing the need for the

Council to pursue a rigorous, strategic approach to peacekeeping deployments,

Expressing its full support for the strategic priorities and recommendations

identified by the Secretary-General in his letter of 12 March 2012 ( S/2012/151) as a

result of the Strategic Review of UNIFIL, and requesting the Secretary-General to

continue updating the Council on the implementation of the Strategic Review,

Calling upon member States to assist the Lebanese Armed Forces as needed to

enable it to perform its duties in line with resolution 1701 (2006),

Determining that the situation in Lebanon continues to consti tute a threat to

international peace and security,

1. Decides to extend the present mandate of UNIFIL until 31 August 2015;

2. Commends the positive role of UNIFIL, whose deployment together with

the Lebanese Armed Forces has helped to establish a new st rategic environment in

southern Lebanon, welcomes the expansion of coordinated activities between

UNIFIL and the Lebanese armed forces, and calls for further enhancement of this

cooperation;

3. Welcomes in this regard the engagement of UNIFIL and the Leba nese

Armed Forces in the Strategic Dialogue which aims at carrying out analysis of

ground forces and maritime assets and setting a series of benchmarks reflecting the

correlation between the capacities and responsibilities of UNIFIL vis -à-vis those of

the Lebanese Armed Forces, with a view to identifying Lebanese Armed Forces

requirements for implementing tasks mandated in resolution 1701 (2006), and, in

this regard, is encouraged by the progress made in t he formalisation of a regular

Strategic Dialogue mechanism between the Lebanese Armed Forces and UNIFIL;

Page 112: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

14-59854 3/4

ES/2172 (2014)

4. Commends, in this context, the Lebanese Armed Forces for its efforts

regarding its wider capabilities development plan, of which the Strategic Dial ogue

plan forms a separate but integral component, consistent with the relevant

recommendations of the Strategic Review, and encourages Member States to support

LAF in particular through the established coordination tools of international

assistance to build up Lebanese Armed Forces capabilities including through

training, as these forces are a central pillar of the country’s stability; and recognizes

in this regard the importance of the International Support Group for Lebanon and

the related meetings held in Paris and Rome, as well as substantial contributions

already made by some donors;

5. Strongly calls upon all parties concerned to respect the cessation of

hostilities, to prevent any violation of the Blue Line and to respect it in its entirety

and to cooperate fully with the United Nations and UNIFIL;

6. Welcomes in this regard the constructive role played by the tripartite

mechanism in facilitating coordination and in de -escalating tensions and expresses

support for the efforts of UNIFIL to engage wi th both parties to further develop

liaison and coordination arrangements;

7. Urges all parties to abide scrupulously by their obligation to respect the

safety of UNIFIL and other United Nations personnel and to ensure that the freedom

of movement of UNIFIL is fully respected and unimpeded, in conformity with its

mandate and its rules of engagement including by avoiding any course of action

which endangers United Nations personnel, and in this regard, calls for further

cooperation between UNIFIL and the Le banese Armed Forces in particular

regarding coordinated and adjacent patrols, welcomes the commitment of the

Lebanese authorities to protect UNIFIL movements and reiterates its call for the

rapid finalization of the investigation launched by Lebanon regard ing the 27 May,

26 July and 9 December 2011 attacks in order to bring to justice the perpetrators of

these attacks;

8. Urges all parties to cooperate fully with the Security Council and the

Secretary-General to make tangible progress towards a permanent c easefire and a

long-term solution as envisioned in resolution 1701 (2006), and emphasizes that

more work remains to be done by the parties to advance the full implementation of

resolution 1701 (2006);

9. Urges the Government of Israel to expedite the withdrawal of its army

from northern Ghajar without further delay in coordination with UNIFIL, which has

actively engaged Israel and Lebanon to facilitate s uch a withdrawal;

10. Reaffirms its call on all states to fully support and respect the

establishment between the Blue Line and the Litani River of an area free of any

armed personnel, assets and weapons other than those of the Government of

Lebanon and UNIFIL;

11. Welcomes the efforts being undertaken by UNIFIL to implement the

Secretary-General’s zero-tolerance policy on sexual exploitation and abuse and to

ensure full compliance of its personnel with the United Nations code of conduct,

requests the Secretary-General to continue to take all necessary action in this regard

and to keep the Security Council informed, and urges troop -contributing countries to

Page 113: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

14-59854 3/4

take preventive and disciplinary action to ensure that such acts are properly

investigated and punished in cases involving their personnel;

12. Requests the Secretary-General to continue to report to the Council on

the implementation of resolution 1701 (2006), every four months, or at any time as

he deems appropriate;

13. Stresses the importance of, and the need to achieve, a comprehensive, just

and lasting peace in the Middle East, based on all its relevant resolutions including

its resolutions 242 (1967) of 22 November 1967, 338 (1973) of 22 October 1973,

1515 (2003) of 19 November 2003, and 1850 (2008) of 16 December 2008;

14. Decides to remain actively seized of the matte

Page 114: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

S/RES/2172 (2014)

4/4 14-59854

Page 115: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

2 06-45518 06-45518 1

LAMPIRAN 5

United Nations S/2006/608

Security Council Distr.: General

4 August 2006

Original: English

Letter dated 3 August 2006 from the Permanent Representative of Malaysia to the United Nations addressed to the President of the Security Council

In Malaysia’s capacity as Chair of the Tenth Islamic Summit Conference, I

have the honour to transmit to you the Putrajaya Declaration on the Situation in

Lebanon (annex I) and the Putrajaya Declaration on the Situation in the Occupied

Palestinian Territory (annex II), which were adopted by the Special Meeting of the

Extended Executive Committee of the Organization of the Islamic Conference in

Putrajaya, Malaysia, on 3 August 2006 (see annexes).

I should be grateful if you would bring the declarations to the attention of the

members of the Security Council and arrange to have the text of the present letter

and its annexes circulated as a document of the Council.

(Signed) Hamidon Ali

Permanent Representative of Malaysia

Page 116: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

2 06-45518 06-45518 2

Annex I to the letter dated 3 August 2006 from the Permanent Representative of Malaysia to the United Nations addressed to the President of the Security Council

Putrajaya Declaration on the Situation in Lebanon adopted by the Special Meeting of the Extended Executive Committee of the Organisation of the Islamic Conference Putrajaya, Malaysia, 3 August 2006

We, the Heads of State and Government of the Republic of Azerbaijan, People’s

Republic of Bangladesh, Brunei Darussalam, Republic of Indonesia, Islamic

Republic of Iran, Malaysia, Islamic Republic of Pakistan, Republic of Turkey, and

the Representatives of the Arab Republic of Egypt, Hashemite Kingdom of Jordan,

Republic of Lebanon, State of Palestine, State of Qatar, Kingdom of Saudi Arabia,

Republic of Senegal, Syrian Arab Republic, United Arab Emirates, and Republic of

Yemen, met at the Special Meeting of the Extended Executive Committee of the

Organisation of Islamic Conference on 3 August 2006 in Putrajaya, Malaysia to

discuss the situation in Lebanon. The OIC Secretary-General was also in attendance.

The Meeting was chaired by the Honourable Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi,

Prime Minister of Malaysia as the Chairman of the 10th Islamic Summit

Conference.

1. At the invitation of the Chair, we came together to demonstrate our serious

concern over the grave crisis in the Middle East arising from the continuing Israeli

aggression against Lebanon. We express our full support for and solidarity with the

Government and people of Lebanon in their legitimate and heroic resistance against

the Israeli aggression.

2. We strongly condemn the relentless Israeli aggression against Lebanon and the

serious violations of the latter’s territorial integrity and sovereignty and in this

regard charge Israel with full responsibility for the consequences of its aggression.

3. We express our concern at the inability of the United Nations Security Council

to take the necessary actions for a ceasefire and demand that the Council fulfill its

responsibility for the maintenance of international peace and security without any

further delay by deciding on and enforcing an immediate and unconditional

comprehensive ceasefire. In the event of failure by the United Nations Security

Council to act immediately, we call upon all OIC Member States to be united in

support of the convening of a meeting of the General Assembly under Uniting for

Peace, in cooperation with other Member States of the United Nations.

4. We also strongly condemn the indiscriminate and massive Israeli air strikes, in

particular on the village of Qana on 30 July 2006, killing more than 60 civilians,

mostly children, and the targeting of United Nations peacekeepers at the United

Nations Observer post at Khiam in Southern Lebanon on 25 July 2006. In this

regard, we strongly urge that a full investigation into these criminal acts perpetrated

by Israel be conducted by the United Nations. The attacks and killing of innocent

civilians and the destruction of houses, properties and infrastructure are a breach of

the principles of the Charter of the United Nations, international law and

international humanitarian law and blatant and flagrant violations of human rights.

Page 117: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

2 06-45518 06-45518 3

5. We call for the immediate and unconditional release of all Lebanese detainees

held by Israel.

6. We are strongly convinced that there should be no impunity for violations by

Israel of international humanitarian law and international human rights law. Israel

must be held accountable for all its actions. We call for the immediate convening of

a special session of the United Nations Human Rights Council as well as a meeting

of the High Contracting Parties to the 4th Geneva Convention to address these

violations.

7. We welcome all efforts towards immediate and unconditional ending of Israeli

aggression and fully support the Lebanese Government Seven-Point Plan* and stress

the important role of the United Nations in this regard, underlining also the

importance of the consent of all concerned parties in Lebanon on any future

settlement, and all other efforts towards ending the violence and to bring about

lasting peace in Lebanon.

8. We recognize the dire humanitarian situation in Lebanon and the urgent need

to expedite the delivery of relief assistance to the Lebanese people, including

through the immediate allowing of safe passages inside Lebanon. We demand that

Israel provide unimpeded access for the delivery of such assistance. We urge the

international community, especially the Member Countries of the OIC to generously

contribute to current humanitarian relief efforts. In this regard, we express our deep

appreciation to the countries that have contributed generously to alleviate the

suffering of the people in Lebanon. We welcome the role of the UN in the delivery

of humanitarian assistance and relief.

9. We note with satisfaction the efforts of OIC Member Countries, the General

Secretariat and OIC Organs to provide humanitarian assistance to Lebanon and

requests the OIC Secretary-General to continue to work closely with OIC Member

Countries, regional and international organizations and NGOs in bringing

humanitarian relief and assistance to the people affected by the conflict and

facilitate the early return of displaced persons.

10. We urge the international community to support Lebanon on all levels,

including through organizing a donor’s conference to assist the country in facing the

tremendous burden resulting from the human, social and economic tragedy which

has afflicted the country in the areas of relief, reconstruction and rebuilding of the

national economy.

11. We condemn the destruction of religious and historical sites in Lebanon by

Israel and demand that Israel immediately stop further destruction of these sites.

12. We hold Israel responsible for the loss of lives and suffering as well as the

destruction of properties and infrastructure and demand Israel to compensate the

Republic of Lebanon and its people for the losses sustained resulting from Israeli

aggression.

13. We agree to establish a Contact Group on the current situation in Lebanon. The

Contact Group will be coordinated by Malaysia and comprise members of the OIC

Troika and other interested members.

* see annex.

Page 118: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

4 06-45518 06-45518 4

14. We urge all OIC Member States to be united in facing the current crisis in the

Middle East. Towards this end, we reaffirm our commitment to Islamic solidarity

among OIC Member States, including solidarity and support to Member States who

are facing threats, as mandated in the “Ten-Year Programme of Action to Meet the

Challenges Facing the Muslim Ummah in the 21st Century” adopted in Makkah in

December 2005.

Putrajaya, Malaysia

3 August 2006

Page 119: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

4 06-45518 06-45518 5

Annex

Seven-Point Plan by Lebanon An immediate and comprehensive cease-fire and a declaration of agreement on the

following issues:

1. An undertaking to release the Lebanese and Israeli prisoners and detainees

through the ICRC.

2. The withdrawal of the Israeli army behind the Blue Line, and the return of the

displaced to their villages.

3. A commitment from the Security Council to place the Shebaa Farms area and

the Kfarshouba Hills under UN jurisdiction until border delineation and Lebanese

sovereignty over them are fully settled. While in UN custody, the area will be

accessible to Lebanese property owners there. Further, Israel surrenders all

remaining landmine maps in South Lebanon to the UN.

4. The Lebanese government extends its authority over its territory through its

own legitimate armed forces, such that there will be no weapons or authority other

than that of the Lebanese state as stipulated in the Taef national reconciliation

document.

5. The UN international force, operating in South Lebanon, is supplemented and

enhanced in numbers, equipment, mandate and scope of operation, as needed, in

order to undertake urgent humanitarian and relief work and guarantee stability and

security in the south so that those who fled their homes can return.

6. The UN, in cooperation with the relevant parties, undertakes the necessary

measures to once again put into effect the Armistice Agreement signed by Lebanon

and Israel in 1949, and to insure adherence to the provisions of that agreement, as

well as to explore possible amendments to or development of said provisions, as

necessary.

7. The international community commits to support Lebanon on all levels, and to

assist it in facing the tremendous burden resulting from the human, social and

economic tragedy which has afflicted the country, especially in the areas of relief,

reconstruction and rebuilding of the national economy.

Page 120: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

6 06-45518 06-45518 6

Annex II to the letter dated 3 August 2006 from the Permanent Representative of Malaysia to the United Nations addressed to the President of the Security Council

Putrajaya Declaration on the Situation in the Occupied Palestinian Territory adopted by the Special Meeting of the Extended Executive Committee of the Organisation of the Islamic Conference Putrajaya, Malaysia, 3 August 2006

We, the Heads of State or Government of the Republic of Azerbaijan, People’s

Republic of Bangladesh, Brunei Darussalam, Republic of Indonesia, Islamic

Republic of Iran, Malaysia, Islamic Republic of Pakistan, Republic of Turkey, and

the Representatives of the Arab Republic of Egypt, Hashemite Kingdom of Jordan,

Republic of Lebanon, State of Palestine, State of Qatar, Kingdom of Saudi Arabia,

Republic of Senegal, Syrian Arab Republic, United Arab Emirates, and Republic of

Yemen, met at the Special Meeting of the Extended Executive Committee of the

Organisation of Islamic Conference on 3 August 2006 in Putrajaya, Malaysia to

discuss the situation in the Occupied Palestinian Territories. The OIC Secretary-

General was also in attendance. The Meeting was chaired by the Honourable Dato’

Seri Abdullah Ahmad Badawi, Prime Minister of Malaysia as the Chairman of the

10th Islamic Summit Conference.

1. At the invitation of the Chair, we came together out of our serious concern

over the continuing Israeli occupation of Palestine and aggression in the occupied

territories.

2. We strongly condemn the Israeli occupation of Palestinian lands and for its

unrelenting aggression against the Palestinian people, which have caused the loss of

lives and destruction of properties and demand the total, complete and unconditional

withdrawal of Israel from the Occupied Palestinian Territories, since 1967,

including East Jerusalem.

3. We further condemn Israel for the abduction and detention of Palestinian

Cabinet Ministers, government officials, and other individuals and call for the

immediate and unconditional release of all Palestinian detainees held by Israel.

4. We call on the United Nations Security Council to assume its responsibilities

to compel Israel to respect international law and put an end to Israel’s occupation

and illegitimate practices in the Occupied Palestinian Territories, including placing

collective punishment and unilateral sanctions over the Palestinian people and

economy, and the illegal construction of settlements and the separation wall which

is aimed at confiscating and annexing Palestinian land and property and altering the

demographic and geographic character of the Palestinian territories, including Al-

Quds Al-Sharif.

5. We commended the free and democratic Palestinian Legislative Council

election, which have demonstrated the free will of the Palestinian people. In this

regard, we call upon the international community to respect the outcome of the

elections and to be supportive of Palestinians in exercising their rights.

6. We recognize the dire humanitarian situation in the Occupied Palestinian

Territories and the urgent need for relief, reconstruction and rehabilitation

assistance. In this regard, we express our deep appreciation to the countries that

Page 121: KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PASUKAN OPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40966/1/CECEP... · Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda (KONGA) I untuk

6 06-45518 06-45518 7

have contributed generously to alleviate the suffering of the Palestinian people and

urge the international community to continue contributing to Palestine’s

rehabilitation efforts.

7. We reaffirm our commitment and support for all initiatives leading to a

peacefully negotiated settlement to the Israeli-Palestinian conflict, including the

Quartet Performance-Based Roadmap leading to a permanent Two-State solution to

the Israeli-Palestinian conflict as outlined in UNSC Resolution 1515 and the Arab

Peace Initiative. The solution to the Israeli-Palestinian conflict would constitute the

only guarantee for durable peace in this region.

8. We strongly urge the United Nations to convene an international conference on

the Middle East to deliberate on a comprehensive, just and durable plan for the

region based on the relevant United Nations resolutions, with the involvement of the

Permanent Members of the Security Council and other interested parties, including

OIC Member States.

9. We reiterate our commitment and support towards Palestine in achieving self-

determination and establishment of a sovereign and independent Palestinian state

with Al-Quds Al-Sharif as its capital and the return of Palestinian refugees, in

accordance with General Assembly resolution 194.

10. We urge all OIC Member States to be united in facing the current crisis in the

Middle East. Towards this end, we reaffirm our commitment to Islamic solidarity

among OIC Member States, including solidarity and support to Member States who

are facing threats, as mandated in the “Ten-Year Programme of Action to Meet the

Challenges Facing the Muslim Ummah in the 21st Century” adopted in Makkah in

December 2005.

Putrajaya, Malaysia

3 August 2006