klasifikasi nyeri

6
KLASIFIKASI NYERI A. Berdasarkan sumbernya Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) ex: terkena ujung pisau atau gunting Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus ex: sprain sendi Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan thoraks. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan B. Berdasarkan penyebab: Fisik Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur) Psycogenic Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya

Upload: hanif-nur-riestyanto

Post on 21-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Health

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi Nyeri

KLASIFIKASI NYERI 

A. Berdasarkan sumbernya

Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya

bersifat burning (seperti terbakar)

ex: terkena ujung pisau atau gunting

Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah,

tendon dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus

ex: sprain sendi

Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium

dan thoraks. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan

B. Berdasarkan penyebab:

Fisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur)

Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari

emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba

merasa nyeri pada dadanya)

Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut

Page 2: Klasifikasi Nyeri

C. Berdasarkan lama/durasinya

Nyeri akut

Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera,  atau intervensi bedah dan

memiliki awitan yan cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan.

Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit

yang akan datang.  Nyeri ini terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya intervensi

medis, setelah keadaan pulih pada area yang rusak.  Apabila nyeri akut ini muncul,

biasanya tenaga kesehatan sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Nyeri

akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk itu harus menjadi

prioritas perawatan. Rehabilitasi bisa tertunda dan hospitalisasi bisa

Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu

periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung

lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena

pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa

berlangsung terus sampai kematian. Pada nyeri kronik, tenaga kesehatan tidak

seagresif pada nyeri akut. Klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami

periode remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan

meningkat).  Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang 

diarahkan pada penyebabnya. Nyeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampuan

fisik dan psikologis. Sifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien

menjadi frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu yang

mengalami nyeri kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak

pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari.

Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik

Page 3: Klasifikasi Nyeri

 

Nyeri akut Nyeri kronik

Lamanya dalam hitungan menit Ditandai  peningkatan BP, nadi, dan

respirasi Respon pasien: Fokus pada nyeri,

menyetakan nyeri menangis dan mengerang

Tingkah laku menggosok bagian yang nyeri

Lamanyna sampai hitungan bulan, lebih dari 6 bulan

Fungsi fisiologi bersifat normal Tidak ada keluhan nyeri Tidak ada aktifitas fisik sebagai

respon terhadap nyeri 

 

D. Berdasarkan lokasi/letak

Radiating pain

Nyeri menyebar dr sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain)

Referred pain

Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari  jaringan

penyebab

Intractable pain

Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna)

Phantom pain

Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (ex: bagian tubuh yang

diamputasi)  atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON NYERI

Page 4: Klasifikasi Nyeri

Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal  jika nyeri diperiksakan.

Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi actor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).

Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri).

Makna nyeri

Berhubungan dengan  bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.

Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Teknik relaksasi, guided imagery merupakan teknik untuk mengatasi nyeri.

Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.

Pengalaman masa lalu

Page 5: Klasifikasi Nyeri

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

Pola koping

Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

Support keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.