kondisi optimum els

22
By: ak

Upload: catur9

Post on 15-Sep-2015

340 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

  • ALAT LOGGINGKONDISI OPTIMUMSP logLumpur jenis water base mudRmf Rw Pada clean sand formationPorositas yang cukup besarOpen holeInvasi lumpur dangkalPada lapisan yang cukup tebalLaterologResistivity LogLumpur jenis fresh water base mudRmf < 2RwOpen HolePorositas cukup besarInvasi dangkalKetebalan Lapisan > 1,5 spaci alatHarga resistivty 1 50 ohm-m

  • ALAT LOGGINGKONDISI OPTIMUMInduction LogJenis fresh water base mudPorositas batuan antara medium high (>15%)Open Hole Invasi Lumpur > 40 inchResistivitas formasi < 200 ohm-mRmf > 2RwKetebalan Lapisan > 60 inchMicrolateralogJenis lumpur salt water base mudOpen HolePada batuan karbonat terinvasiPorositas batuan medium (< 15%)Tahanan batuan 0,5 100 ohm-mKetebalan mud cake 3/8 inchRxo/Rmc > 15Kedalaman Invasi filtrat >= 3Gamma Ray LogTidak ada batasan dalam pemakaian dan merupakan pengganti SP Log, jika SP log tidak berfungsi dengan baik

  • ALAT LOGGINGKONDISI OPTIMUMMicrologJenis lumpur fresh water base mudPorositas >15%Open HoleTebal mud cake < 0,5Kedalaman invasi lumpur < 4Tahanan batuan 0,5 100 -mRxo / Rcm > 25Proximity LogPada batuan karbonat/ sand terinvasiPorositas batuan medium ( 40Open HoleKetebalan mud cake 3/4 3/8Neutron LogSemua jenis lumpurFormasi batuan non- shalyOpen HolePorositas rendah < 20%Diameter lubang antara 6 10

  • ALAT LOGGINGKONDISI OPTIMUMMicro Spherical Focused Log (MSFL)Jenis lumpur salt water base mudOpen HolePorositas >15%Kedalaman invasi lumpur > 4Ketebalan mud cake < 3/4Rang tahanan batuan 0,5 - 100-mDensity LogDensitas batuan formasi yang rendahUnconsolidated sand formationPorositas antara 20% - 40%Open HoleSonic LogDapat dilakukan pada semua jenis lumpur, tetapi tidak baik untuk kondisi gas filled holeOpen HoleUnconsolidated sand formationPorositas antara 15% - 25%

  • By: ak

    PEMILIHAN KOMBINASI LOG YANG OPTIMUMDefinisi :Kombinasi log sumuran yang minimal,akan tetapi mampu menghasilkan data petrofisik yang diinginkan dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

    Untuk mendapatkan suatu kombinasi log sumuran yang optimum, maka perlu dilakukan pemilihan terhadap berbagai jenis log sumuran yang tersedia di lapangan atau ditawarkan oleh berbagai perusahaan jasa logging sumur, seperti : Schulemberger,Wester-Atlas,Welex,Elnusa,dll.Komposisi kombinasi log minimal harus meliputi 3 jenis log :Log Lithologi (SP Log, GR Log, Caliper Log)Log Resistivitas ( Induction Log, Laterolog, Log Normal)Log Porositas ( Density Log, Neutron Log, Sonic Log)

  • Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Kombinasi Logging Open Hole yang Optimum:Jenis fluida (lumpur) pemoran yang digunakanJenis formasi batuan yang ditembus lobang borKarakteristik Invasi filtrat lumpurKondisi lubang bor (diameter lubang bor, Cased hole,dsb)Ketebalan lapisan batuan yang akan diukur loggingDistribusi porositas dan resestivitas batuanKondisi optimum dari setiap peralatan logging sumur yang ada.

  • Water Base MudFresh Water BaseSalt Water BaseOil Base MudGaseous Drilling Fluid/Empty HoleTerdapat 3 jenis formasi batuan yang sering terkait dengan evaluasi log ini :Formasi Lunak (Soft Formation)Yaitu formasi yang tidak kompak atau mudah runtuh ( Unconsolidated)Batuan Pasir (Sand ) and Batuan ShaleTahanan batuan kecil sampai dengan menengah (Lowmoderate Resistivty)Mempunyai porositas besarClean Sand > 25%Shaly Sand > 20%karena > 20% ,diameter invasi lumpur (Di) sekitar 2d (d adalah diameter lubang bor)

  • Formasi Sedang ( Intermediate Formation)Yaitu formasi cukup kompak (Moderately Consolodated)Golongan formasi adalah batu pasirTahanan formasi batuan sedang (Intermediate Resistivty)Mempunyai Porositas antara 15% - 20%Diameter invasi lumpur diperkirakan (Di) = 3d

    Formasi Keras ( Hard Formation)Jenis batuan ini lebih kompak dari formasi lunak dan sedangJenis batuan keras : Limestone dan DolomiteTahanan batuan sangat tinggi (high resistivty) < 15%, maka diameter invasi lumpur (Di = 10d)

  • Invasi filtrat lumpur : Air filtrat lumpur yang masuk ke dalam formasi batuan yang porous dan permeable selama pembentukan mud cakeBanyaknya filtrat yang masuk tergantung pada jenis lumpur pemboran dan jenis formasi batuan yang diborJauh dekatnya invasi filtrat lumpur (filtrat loss) menginvasi zona porous permeable tergantung pada harga porositas dan permeabilitasnya.Jika besar dan K kecil maka invasi filtrat lumpur dekat Jika dan K kecil maka invasi filtrat lumpur akan jauhDiameter invasi filtrat lumpur fungsi dari porositas : > 20% Di = 2d15% < < 20% Di = 3d10% < < 15% Di = 5d5% < < 10% Di = 10dketerangan :Di = Diameter Infasi filtrat Lumpurd = Diameter Lubang Bor = Porositas Batuan (fraksi)

  • Mengetahui perkiraan kondisi lubnag bor yang akan di log sangat penting dalam rangka pemilihan setiap jenis log yang akan digunakan dalam rangka pengukuran karakteristik formasiData kondisi lubang bor ( seperti diameter lubang bor) akan menjadai acuan dalam pemilihan jenis log yang akan dikombinasikan dan acuan dalam interprentasinyaPada prinsipnya, hasil pengukuran setiap alat log akan semakin akurat bilamana diameter lubang bor nya kecil dalam arti sesuai dengan kapasitas alat logKondisi lubang bor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kombinasi log :Variasi diameter lubang bor setelah proses pemboran selesai,kondisi ini dapat diperkirakan berdasarkan data caliper log dari sumur sebelumnya (sumur eksplorasi)Apakah lubang bor dalam kondisi open hole atau cased hole

  • Pada prinsipnya, setiap jenis log akan mengukur karakteristik formasi porous dengan akurat apabila ketebalan lapisan yang diukur lebih besar dari jarak (spasi) antara elektrodanya (transmiter receiver)Mengetahui perkiraan ketebalan dari setiap porous yang akan diukur oleh alat log sangat penting, karena data variasi ketebalan lapisan akan menjadi acuan dalam pemilihan setiap jenis log, khususnya untuk jenis log resistivityJika ketebalan lapisan porous tipis-tipis disarankan menggunakan jenis alat log yang mempunyai system difokuskan (micro spherical focus log, MSFL, induction log, dan laterolog)

  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diameter Filtrat Lumpur atau Diameter Zona yang Terinvasi:Jenis LumpurPerbedaan tekanan antara lumpur dan formasiPermeabilitas Formasi Porositas FormasiGravity Segregation

  • Jumlah air filtrat lumpur yang hilang selama proses pemboran tergantung pada additive dan type material yang digunakan untuk membuat lumpur.Setiap jenis lumpur aka mempengaruhi invasi, tergantung pada Water Loss dari lumpur tersebut.Karena lumpur dipertimbangkan sebagai suatu komposisi yang homogen, maka setiap lumpur membentuk suatu mud cake dan kehilangan sejumlah air filtrat tertentu pada saat pemboran.Jumlah air filtrat yang hilang selama pembentukan mud cake tergantung pada additive dan type material yang digunakan dalam pembentukan lumpur tersebut.

  • Perbedaan tekanan yang ada antara kolom lumpur dan formasi, sangat penting karena akan menentukan jumlah filtrat yang akan ditekan keluar masuk ke formasi.Jika perbedaan tekanan yang ada lebih besar maka fluida yang hilang juga besar.Gambaran rata-rata beda tekanan yang bagus pada sand face = 100 psi, yang mana tekanan tersebut digunakan dalam penentuan fluid loss lumpur dalam percobaan filter press di laboratorium.

  • Mempunyai sifat yang mendukung terhadap masuknya filtrat lumpur sampai mencapai kedalaman invasi yang terjauh (ultimate depth).Disisi lain,daya dukung permeabilitas ini dibatasi oleh waktu masuk filtrat kedalam formasi bersamaan dengan terbentunya mud cake.Semakin besar K maka semakin dalam invasinya,dengan bertambahnya waktu, maka kemudahan filtrat masuk ke formasi semakain menurun,karena semakin tebal mud cake yang terbentuk.

  • Sebagai faktor penentu kedalaman invasiJika porositas meningkat (semakin besar) kedalaman invasi menurun.Setiap jenis lumpur mempunyai volume filtrat yang relatif konstanVolume air filtrat lumpur yang hilang masuk formasi, tidak tergantung pada jenis formasinya tetapi sangat tergantung oleh jenis lumpurnya.Batuan formasi yang mempunyai volume pori perfoot kedalaman dari lubang bor lebih besar sehingga kapasitas penyimpanan (storage) batuan lebih besar pula (artinya batuan tersebut porositasnya besar)

  • Suatu proses pemboan dapat jadi merubah kedalaman invasi filtrat.Hal ini terjadi karena ada kemungkinan pada saat pemboran berlangsung, mud cake yang sebelumnya sudah terbentuk pada suatu formasi mengalami kerusakan (sebagian/total, terkikis). Jika hal ini terjadi, proses invasi terulang lagi untuk membentuk mud cake dan selanjutnya akan memperbesar zona invasi

  • Proses GS berlangsung setelah filtrat lumpur masuk ke formasiKecendrungan filtrat lumpur akan bergerak keatas.Proses GS ini akan mengubah bentuk zona invasi fungsi dari waktu.Proses GS ini terjadi karena adanya perbedaan densitas dan salinitas fluida antara filtrat lumpur dengan air formasi asli yang ada di dalam pori batuan (densitas air filtrat < densitas air formasi asli, salinitas air filtrat < air formasi asli).Pada bagian bawah dari formasi, air filtrat bergerak naik dari dinding lubang bor dan invasinya dangkal.Pada bagian atas, filtrat lumpur terakumulasi dibawah batas atas dan invasinya dalam.

  • Jika proses filtrasi telah selesai, yang terjadi adalah semua filtrat akan mengumpul di sepanjang batas atas formasi dan kondisi invasinya tidak muncul pada semua lapisan tersebut.Laju alir vertikal dari filtrat tergantung pada permeabilitas vertikal dari batuan dan perbedaan densitas antara fluidaSecara matematis :

    Keterangan :Vz = Laju alir vertikal, Ft/dayKz = Permeabilitas vertikal, darcy = Viskositas air, cp= Porositas batuan,= Densitas fluidag= Percepatan gravitasi,cm/sec