konflik dan rekonsiliasi
TRANSCRIPT
KonflikRekonsiliasi&
GKDI Manado20 Juni 2015
A lesson by John Louis (Singapore Church of Christ)
Kejadian 4:23-24 Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya
itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai
isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku
ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia
memukul aku sampai bengkak; 24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat,
maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."
Matius 18:21-22 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni
saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai
tujuh kali?" 22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan!
Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh
puluh kali tujuh kali.
Lukas 17:4-5 Bahkan jikalau ia berbuat dosa
terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal,
engkau harus mengampuni dia." 5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan:
"Tambahkanlah iman kami!"
Konflik adalah ketidaksepakatan apa pun antara dua orang.
• konflik KONSTRUKTIF (efek positif)
• konflik DESTRUKTIF(efek negatif)
i) Prinsip-prinsip Alkitab tentang apa yang dapat dikompromikan?
Akal budi membuat seseorang panjang sabar
dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.
(Amsal 19:11)
MORAL
PRUDENSIAL
KONVENSIONAL
PERSONAL
Cerdas Memilah Konfl ik
Energi harus disalurkan terutama pada hal-hal Moral dan Prudensial.
Contoh-Contoh:• Seringnya dating,• Metode penginjilan,• Melewatkan pertemuan tengah
minggu/pdg,• Saat Teduh, • Persembahan,• Jenis-jenis lagu,• Membangun/menyewa gedung
gereja,• Jadwal kerja staf/pemimpin
gereja yang tidak etis,• Gaya berkhotbah,• Menerima masukan,
• Pernikahan yang buruk,• Parenting yang buruk,• Perpecahan,• Gosip,• Kasih untuk orang-orang
miskin, • Lebih menghargai kerahasiaan
daripada bahaya terhadap diri/ orang lain,• Tuduhan yang tidak beralasan, • Permintaan maaf yang lebih
baik untuk hal-hal yang tidak serius.
ii) Akar Ketidakpuasan• Kurangnya kesadaran atau Titik Buta
(Blind Spot)• Luka-luka Terdahulu yang Tidak
Terselesaikan• Agenda/ Ambisi Pribadi• Kebutuhan Emosional Inti tidak
terpenuhi, dan mimpi-mimpi yang tidak terwujud. Telusuri dan bantulah memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi dan
tidak adanya azas praduga tak bersalah. Kita perlu mendengarkan dan berempati. Memperhatikan dan
merenungkan.
iii) Menyelesaikan masalah dengan cepat
Ibrani 12:14-15 Berusahalah hidup damai dengan semua
orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak
seorangpun akan melihat Tuhan. 15 Jagalah supaya jangan ada
seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak
orang.
Matius 5:23-24 Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam
hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali
untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
iv) Waspada terhadap Bias Menugaskan orang yang tepat untuk menilai kasus tersebut
Amsal 18:17 Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya
benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki
perkaranya.
1 Korintus 6:1-6 Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain,
berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang
kudus? 2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam
tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
3 Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi
perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. 4 Sekalipun demikian, jika kamu harus
mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang
tidak berarti dalam jemaat? 5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak
adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-
perkara dari saudara-saudaranya? 6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap
saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
v) Waspada terhadap Sikap Suka Menghukum
Kejadian 4:23-24 – dunia menghukum
vsMatius 18:21-22 – Yesus
mengampuni
vi) Waspada terhadap Abuse dari Atas ke Bawah dan Reverse Abuse
dari Bawah ke Atas
Dulu yang terjadi adalah yang pertama, sekarang yang kedua juga lazim
terjadi.
vii) Mengenali Perbedaan Antara Pengampunan dan Rekonsiliasi
• Pengampunan adalah antara Anda dan Tuhan
• Rekonsiliasi adalah antara dua orang dan hanya dapat terjadi jika kedua pihak menerima tanggung jawab. Rekonsiliasi takkan mungkin kecuali pengampunan diberikan oleh kedua pihak.
viii) Belajar untuk bersikap Vulnerable saat memasuki
Rekonsiliasi
Berusaha keraslah untuk rekonsiliasi, tetapi jika
pihak yang lain tidak mau, maka selesaikan dengan
pengampunan dan nantikan peluang lainnya.
Sikap VULNERABLE• Menceritakan kelemahan
dan ketakutan kita,• Menceritakan perasaan kita
dengan respek,• Menceritakan kebutuhan
kita,• Meminta maaf saat
diperlukan.
• Lihat sesama kita sebagai pribadi yang membutuhkan kita dan yang kebutuhannya dapat kita penuhi,
• Sesama kita adalah manusia dan punya kelemahan, sama seperti kita,
• Sesama kita memiliki perasaan sakitnya sendiri, mari kita berbelas kasihan,
• Kita harus menerima satu dengan yang lain sebagaimana adanya,
• Berubah dan menjadi seperti anak kecil..: sikap vulnerable dapat membawa air mata kelegaan.. Mengalami kesatuan dan kedekatan baru,
• Sampaikan semua vulnerability kita dengan hormat dan intonasi lembut.
VULNERABLE, ingat:
1. Daftarkan nama orang-orang yang pernah menyakiti hati Anda lalu doakanlah kebaikan untuk mereka,
2. Sampaikan permintaan maaf pada seseorang yang Anda tahu telah merasa Anda sakiti,
3. Temukanlah satu “blind spot” Anda dengan bertanya pada 3 orang terdekat Anda ,
4. Buatlah satu ‘draft’ (naskah) dengan konsep vulnerable (ekspresikan kelemahan, perasaan, kebutuhan dan minta maaf) untuk satu konflik yang sedang Anda hadapi,
5. Minta pendapat dari pembimbing rohani Anda mengenai ‘draft’ vulnerable tersebut, bacalah berulang-ulang draft Anda yang sudah di-edit itu,
6. Sampaikanlah ungkapan vulnerable itu kepada yang bersangkutan (jika tidak memungkinkan bertemu, telepon atau kirim teks via email atau messenger),
7. Di hadapan Allah, catatlah pelajaran baru yang Anda dapat dalam rekonsiliasi konflik,
8. Berikan hadiah untuk seseorang yang pernah mengalami konflik dengan Anda.
8 hari bertumbuh dalam REKONSILIASI KONFLIK:“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.”
1.Daftarkan nama orang-orang yang pernah menyakiti hati Anda lalu doakanlah kebaikan untuk mereka,
2.Sampaikan permintaan maaf pada seseorang yang Anda tahu telah merasa Anda sakiti,
3.Temukanlah satu “blind spot” Anda dengan bertanya pada 3 orang terdekat Anda ,
4.Buatlah satu ‘draft’ (naskah) dengan konsep vulnerable (ekspresikan kelemahan, perasaan, kebutuhan dan minta maaf) untuk satu konflik yang sedang Anda hadapi,
8 hari bertumbuh dalam REKONSILIASI KONFLIK:“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.”
5.Minta pendapat dari pembimbing rohani Anda mengenai ‘draft’ vulnerable tersebut, bacalah berulang-ulang draft Anda yang sudah di-edit itu,
6.Sampaikanlah ungkapan vulnerable itu kepada yang bersangkutan (jika tidak memungkinkan bertemu, telepon atau kirim teks via email atau messenger),
7.Di hadapan Allah, catatlah pelajaran baru yang Anda dapat dalam rekonsiliasi konflik,
8.Berikan hadiah untuk seseorang yang pernah mengalami konflik dengan Anda.
8 hari bertumbuh dalam REKONSILIASI KONFLIK:“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.”
Kemuliaan bagi Allah. Amen.