konsep keperawatan ra

19
KONSEP KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. a. Aktivitas atau istirahat Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda: Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. b. Kardiovaskuler Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan atau kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). c. Integritas ego Gejala: Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).

Upload: bang-doel

Post on 13-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep keperawatan rematoid artritis

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Keperawatan Ra

KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ

lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut

atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

a. Aktivitas atau istirahat

Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;

kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,

keletihan.

Tanda: Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

b. Kardiovaskuler

Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan atau kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,

kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

c. Integritas ego

Gejala: Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,

faktor-faktor hubungan.

Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan) Ancaman pada konsep

diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).

d. Makanan atau cairan

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau

cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)

Tanda: Penurunan berat badan

Kekeringan pada membran mukosa

e. Hygiene

Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.

Ketergantungan

f. Neurosensori

Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Gejala: Pembengkakan sendi simetris

Page 2: Konsep Keperawatan Ra

g. Nyeri atau kenyamanan

Gejala: Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan

lunak pada sendi ).

h. Keamanan

Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.

Lesi kulit, ulkus kaki.

Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas atau pemeliharaan rumah tangga.

Demam ringan menetap

Kekeringan pada meta dan membran mukosa.

i. Interaksi social

Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;

isolasi.

j. Penyuluhan atau pembelajaran

Gajala: Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja)

Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “penyembuhan“ arthritis tanpa pengujian.

Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.

Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.

Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas

perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.

Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.

LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu

gejala-gejala meningkat

Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.

Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai

penyebab AR.

Page 3: Konsep Keperawatan Ra

Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi

sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang

menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan

osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-

produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan

komplemen ( C3 dan C4 ).

Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Menghilangkan nyeri

2. Meningkatkan mobilitas.

3. Meningkatkan monsep diri yang positif

4. mendukung kemandirian

5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan

pengobatan.

TUJUAN PEMULANGAN

1. Nyeri hilang/ terkontrol

2. Pasien menghadapi saat ini dengan realistis

3. Pasien dapat menangani AKS sendiri/ dengan bantuan sesuai kebutuhan.

4. Proses/ prognosis penyakit dan aturan terapeutik dipahami.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT/ KRONIS

Dapat dihubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/

proses inflamasi, destruksi sendi.

Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri,ketidaknyamanan, kelelahan.

Page 4: Konsep Keperawatan Ra

Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan fokus

Perilaku distraksi/ respons autonomic

Perilaku yang bersifart ahti-hati/ melindungi

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:

Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai

kemampuan.

Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program

kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional:.

a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor

yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal (R/ Membantu dalam

menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program)

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai

kebutuhan (R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang

sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang

terinflamasi/nyeri)

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat,

brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi

netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan

pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur,

sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. (R/

Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,

mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun

dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi

yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

(R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan

Page 5: Konsep Keperawatan Ra

melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka

dermal dapat disembuhkan)

f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan

terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan

pengendalian napas. (R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan

mungkin meningkatkan kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang

sesuai untuk situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan

stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)

h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. (R/

Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk

ikut serta dalam terapi)

i. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/ sebagai

anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan

meningkatkan mobilitas.)

j. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat menghilangkan

nyeri dan bengkak selama periode akut)

2. MOBILITAS FISIK,M KERUSAKAN

Dapat dihubungkan dengan : Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan

Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan

untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.

Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/

kontrol dan massa ( tahap lanjut ).

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.

Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau

konpensasi bagian tubuh.

Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Page 6: Konsep Keperawatan Ra

Intervensi dan Rasional:.

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/ Tingkat

aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk

memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak

terganmggu.(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase

penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan

isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi,

kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan

kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu

tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze (R/

Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah

perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat

mencegah robekan abrasi kulit)

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace (R/

Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi

sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor)

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan

berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas)

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan

pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/ Menghindari cidera akibat

kecelakaan/ jatuh)

i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam memformulasikan

program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam

mengidentifikasikan alat)

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan tekanan pada

jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas)

k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin dibutuhkan

Page 7: Konsep Keperawatan Ra

untuk menekan sistem inflamasi akut)

3. GANGGUAN CITRA TUBUH/ PERUBAHAN PENAMPILAN PERAN

Dapat dihubungkan dengan : Perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas

umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh : Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.

Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan

pekerjaan, ketergantungan p[ada orang terdekat.

Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.

Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi

penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.

Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi dan Rasional:.

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa

depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep

dan menghadapinya secara langsung)

b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.

Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup

sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual. (R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit

mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan

kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima

keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh

mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/ Nyeri konstan

akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi)

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode

Page 8: Konsep Keperawatan Ra

koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi

perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/ Membantu pasien untuk

mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri)

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal

aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan

mendorong berpartisipasi dalam terapi)

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan

penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)

i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang

terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya

diri)

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri,

psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama

berhadapan dengan proses jangka panjang/ ketidakmampuan)

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-

obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya

depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif)

4. KURANG PERAWATAN DIRI

Dapat dihubungkan dengan : Kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya

tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan

kemampuan individual.

Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan

perawatan diri.

Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:.

Page 9: Konsep Keperawatan Ra

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit

dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin dapat melanjutkan

aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat

ini).

b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/

Mendukung kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana

untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian,

yang akan meningkatkan harga diri)

d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk menentukan alat

bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan

alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan

evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi

karena tingkat kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah,

ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan

situasi di rumah)

5. PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH, KERUASAKAN,

RESIKO TINGGI TERHADAP

Faktor risiko meliputi : Proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem

pendukung tidak adekuat.

Dapat dibuktikan oleh : (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat

diagnosa menjadi aktual)

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan.

Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.

Intervensi dan Rasional:.

a. Kaji tingkat fungsi fisik (R/ Mengidentifikasi bantuan/ dukungan yang diperlukan)

b. Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri

sendiri. (R/ Menentukan kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan rumah

Page 10: Konsep Keperawatan Ra

untuk memenuhi kebutuhan individu)

c. Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi individual.

Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk pasien, mis: membagi tugas-tugas

rumah tangga antara anggota keluarga. (R/ Menjamin bahwa kebutuhan akan

dipenuhi secara terus-menerus)

d. Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet.

(R/ Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum pulang)

e. Kolaborasi: Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi. (R/

Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk mengubah tugas-tugas

untuk mengubah tugas-tugas untuk mempertahankan kemandirian)

f. Kolaborasi: Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan pembantu

rumah tangga bila ada. (R/ Memberikan kemudahan berpindah pada/mendukung

kontinuitas dalam situasi rumah).

6. KURANG PENGETAHUAN ( KEBUTUHAN BELAJAR ), MENGENAI

PENYAKIT, PROGNOSIS, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN.

Dapat dihubungkan dengan : Kurangnya pemajanan/ mengingat.

Kesalahan interpretasi informasi.

Dapat dibuktikan oleh : Pertanyaan/ permintaan informasi, pernyataan kesalahan

konsep.

Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang

konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

Intervensi dan Rasional:.

a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. (R/ Memberikan

pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi)

b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-

obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat.(R/ Tujuan kontrol penyakit

adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi

sendi dan mencegah deformitas)

Page 11: Konsep Keperawatan Ra

c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat,

perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. (R/

Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses

penyakit kronis kompleks)

d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. (R/ Keuntungan

dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)

e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu

tidur. (R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan

tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)

f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan

gastrointestinal, dan ruam purpuruik. (R/ Memperpanjang dan memaksimalkan dosis

aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar

terapeutik darah yang tinggi)

g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-

obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. (R/ Banyak produk mengandung

salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping

yang berbahaya)

h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung

vitamin, protein dan zat besi. (R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan

jaringan)

i. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi

penurunan berat badan sesuai kebutuhan. (R/ Pengurangan berat badan akan

mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak

kaki)

j. Berikan informasi mengenai alat bantu (R/ Mengurangi paksaan untuk

menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih

nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan)

k. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri untuk

mempersiapkan makanan dan mandi (R/ Mencegah kepenatan, memberikan

kemudahan perawatan diri, dan kemandirian)

l. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat istirahat maupun

Page 12: Konsep Keperawatan Ra

pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang , tidak

fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan

dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat

benda jika memungkinkan. ( R: mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari

gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).

m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah

bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat. ( R:

mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit )

n. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED,

Kadar salisilat, PT. ( R; Terapi obat obatan membutuhkan pengkajian/ perbaikan yang

terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping

yang berbahaya.

o. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan ( R: Informasi mengenai posisi-posisi

yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat

meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri/ percaya diri.).

p. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada). (R:

bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal).