kp 25 tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/kp_25_tahun_2014_split_4.pdf · 3.3...

20
Contoh : Suatu peralatan navigasi memiliki MTBF = 2000 jam, periode waktu t = 1000 jam, maka keandalan R dari peralatan tersebut adalah : R = 100 e -1000/2000 % = 100 e % = 60,65 % 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan peralatan adalah : a) keandalan bagian-bagiannya; b) tingkat dan tipe sistem cadangan ( redundancy); c) keandalan fasilitas pendukung; d) tingkat dan kualitas pemeliharaan; e) faktor lingkungan. 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 100 90 80 70 60 50 40 30 Kemungkinan kelangsungan operasi (Ps) (persen) Durasi operasi peralatan - jam (t) Ps = Kemungkinan kelangsungan hidup t = Durasi operasi m = MTBF m = 100 jam m = 167 jam m = 250 jam m = 333 jam m = 500 jam m = 1000 jam m = 2000 jam m = 5000 jam Gambar 3 : Grafik Ps = 100 e -t/m

Upload: vuongkhanh

Post on 06-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

Contoh :

Suatu peralatan navigasi memiliki MTBF = 2000 jam, periode waktu t = 1000 jam,

maka keandalan R dari peralatan tersebut adalah :

R = 100 e-1000/2000

%

= 100 e-½

%

= 60,65 %

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan peralatan adalah :

a) keandalan bagian-bagiannya;

b) tingkat dan tipe sistem cadangan (redundancy);

c) keandalan fasilitas pendukung;

d) tingkat dan kualitas pemeliharaan;

e) faktor lingkungan.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

100 90 80 70 60 50 40 30

Kemungkinan kelangsungan operasi (Ps) (persen)

Du

rasi o

pe

rasi p

era

lata

n -

ja

m (

t)

Ps = Kemungkinan

kelangsungan

hidup

t = Durasi operasi

m = MTBF

m = 100 jam

m = 167 jam

m = 250 jam

m = 333 jam

m = 500 jam

m = 1000 jam

m = 2000 jam

m = 5000 jam

Gambar 3 : Grafik Ps = 100 e

-t/m

Page 2: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi

3.3.1 Pertimbangan penghitungan kebutuhan teknisi penerbangan

Dalam menentukan jumlah teknisi telekomunikasi penerbangan di suatu

penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan didasarkan pada 2 (dua) kriteria yaitu :

kebutuhan teknisi untuk pemeliharaan peralatan dan kebutuhan teknis untuk dinas bergilir.

1. Kebutuhan Teknisi Untuk Pemeliharaan

Sesuai dengan jumlah peralatan yang ada di penyelenggara pelayanan dapat

dikelompokkan menjadi kelompok peralatan dan dari kelompok peralatan tersebut dapat

dihitung Allotment Hours untuk setiap tahunnya. Perhitungan Allotment Hours didapat

dihitung mengacu pada Skep Dirjen Hubud No. SKEP/157/IX/2003 dari jumlah

pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan untuk setiap

peralatan.

Dari jumlah Allotment Hours dibagi dengan jumlah kerja efektif perorangan per tahun

dihasilkan jumlah teknisi untuk pemeliharaan.

Jumlah jam kerja efektif perorangan per tahun, yaitu :

1 (satu) minggu = 8 jam x 5 hari = 40 jam

1 (satu) tahun = 40 jam x 52 minggu = 2080 jam

Deduksi dalam satu tahun, yaitu

2 (dua) minggu cuti tahunan = 80 jam

12 (dua belas) hari libur = = 96 jam

1 (satu) minggu karena sakit = 40 jam

Training courses = 100 jam

Waktu persiapan 10 menit/hari = 35 jam

Istirahat 60 menit/hari = 365 jam

Waktu untuk sholat (termasuk sholat jum’at) = 115 jam

Waktu untuk persiapan kendaraan, peralatan, waktu perjalanan dll = 208 jam

Jumlah = 1039 jam

Jadi jam kerja efektif perorangan/tahun = 2.080 – 1039 = 1041 jam

2. Kebutuhan Teknisi Untuk Dinas Bergilir (Shift)

Jam operasi penyelenggara pelayanan mengacu pada Skep Dirjen Hubud No. 45 Tahun

2005 Tentang Jam Operasi Bandar Udara. Maka untuk kebutuhan dinas bergilir dibagi 3

kelompok yaitu

a. Jam operasi bandar udara ≤ 7 jam/hari = 1 shift + 1 shift standby

b. Jam operasi bandar udara > 7 /d <12 jam/hari = 2 shift + 1 shift standby

c. Jam operasi bandar udara > 12 jam = 3 shift + 1 shift standby

Untuk teknisi telekomunikasi penerbangan harus standby dalam waktu 24 jam, maka

ditetapkan 3 shift dalam dinas bergilir + 1 Shift Standby.

Jadi kebutuhan teknisi untuk dinas bergilir adalah jumlah shift operasi dan shift standby

dikalikan jumlah personil per shift, kemudian ditambah pimpoksi. Namun untuk status

penyelenggara pelayanan sebagai enroute ditambah 1 orang personil.

Page 3: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

3. Total Kebutuhan Teknisi Telekomunikasi Penerbangan

Total kebutuhan teknisi telekomunikasi penerbangan adalah jumlah teknisi untuk

pemeliharaan ditambah jumlah teknisi untuk dinas bergilir (shift).

3.3.2 Contoh Penghitungan Analisa Beban Kerja Teknisi Telekomunikasi

Penerbangan

Page 4: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

Page 5: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

BAB IV

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

4.1 Umum

Kebijakan keselamatan penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan,

diperlukan oleh seluruh personel Penyelenggara Pelayanan xxx dimana keselamatan

pelayanan navigasi penerbangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan

manajemen keselamatan. Untuk menerapkan hal tersebut maka Kepala Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan memiliki komitmen dalam bentuk deklarasi

pernyataan keselamatan dari Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx (terlampir).

Tujuan kebijakan keselamatan dalam penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan adalah untuk menyediakan pelayanan navigasi

penerbangan yang selamat, efektif, dan efisien. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

maka di dalam penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan kami menerapkan

budaya keselamatan pada seluruh aspek yang terkait dalam penyelenggaraan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

4.2 Manajemen Keselamatan Penyelenggaraan Pelayanan

Untuk mewujudkan penerapan sistem manajemen keselamatan sesuai dengan

peraturan yang ditetapkan pada Civil Aviation Safety Regulation Part 171, Advisory

Circular 171-3 dan Manual of Standar CASR Part 171. Maka dibentuk suatu unit

khusus yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan isu-isu keselamatan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

Gambar 4 : Struktur Unit Keselamatan (contoh)

�����

���������� ����������������

�������

����������������������

��������������

������������

�������

�������������

�� !�������������

������������

�������

����������������������

"��� ��!�� ����

������������

Page 6: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

�#�

a. Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

b. Manager Keselamatan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

c. Koordinator Teknisi Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

d. Koordinator Teknisi Fasilitas Radionavigasi Penerbangan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

e. Koordinator Dokumentasi Data KeselamatanNama : ........................

No. Telp/HP : ........................

Tugas pokok dan fungsi pada struktur organisasi unit keselamatan tersebut

sebagai berikut:

a. Manager Keselamatan

Manager keselamatan bertugas untuk mengkoordinir, memantau dan melaporkan

penerapan sistem manajemen keselamatan pada penyelenggaraa pelayanan

telekomunikasi penerbangan kepada kepala Penyelenggara Pelayanan.

Penunjukan Manager Keselamatan tidak menghilangkan tanggung jawab Kepala

Penyelenggara Pelayanan xxx atau CEO ANS Provider terhadap keselamatan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

b. Koordinator Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Koordinator fasilitas telekomunikasi penerbangan bertugas untuk mengkoordinir,

memantau dan melaporkan isu-isu keselamatan dalam bidang fasilitas

telekomunikasi penerbangan.

c. Koordinator Fasilitas Radionavigasi Penerbangan

Koordinator fasilitas radionavigasi penerbangan bertugas untuk mengkoordinir,

memantau dan melaporkan isu-isu keselamatan dalam bidang fasilitas

radionavigasi penerbangan.

d. Koordinator Dokumentasi Data Keselamatan

Koordinator dokumentasi data keselamatan bertugas untuk mengelola laporan

bahaya dan kemudian membuat laporan akhir dari seluruh laporan bahaya

tersebut. Laporan akhir tentang keselamatan akan dilaporkan kepada manager

keselamatan

Page 7: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

�$�

4.3 Pelaporan Data Keselamatan

Laporan data keselamatan yang berfungsi untuk menyediakan data mengenai isu-isu

keselamatan kepada Manager Keselamatan dan personel terkait lainnya pada pihak

Penyelenggara Pelayanan xxxx. Data isu-isu keselamatan yang dilaporkan mengenai

bahaya, kejadian/incident, faktor dan solusi untuk mencegah bahaya yang sama.

a. Laporan Bahaya (Hazard)

Berikut adalah format laporan mengenai situasi atau keadaan yang dapat

menyebabkan kondisi berbahaya terhadap orang, pesawat udara, peralatan dan

peralatan pendukung lainnya walaupun kondisi tersebut belum menyebabkan

kecelakaan terhadap orang atau peralatan yang ada. Laporan ini ditujukan kepada

Manager Keselamatan dan personel terkait, format laporan sebagai berikut:

Kepada Yth :

Direktur Jenderal Perhubungan

a. DATA UMUM

1 Tanggal Kejadian :

2. Nama Penyelenggara Pelayanan :

3. Lokasi Kejadian :

4. Waktu Kejadian :

5. Jenis Kejadian :

6. Informasi Cuaca (Weather Report e.g Wind,

Visibility)

:

b. DATA FASILITAS / PERALATAN / KENDARAAN

1. Nama Pengelolah Fasilitas / Peralatan dan

Kendaraan

:

2. Jenis Fasilitas / Peralatan / Kendaraan :

Kerusakan Pada Fasilitas / Peralatan /

Kendaraan

:

Nama Operator :

Nomor Operator :

Jumlah Korban :

c. DESKRIPSI

1. Kronologi Kejadian :

2. Dampak Kejadian terhadap operasional

Pelayanan

:

(Tempat, Tanggal Bulan Tahun)

Petugas Pelapor (optional)

Tabel 8 : Contoh Format Laporan Kondisi Bahaya

Page 8: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

�%�

No Tanggal Kejadian Solusi Keterangan

1 12-3-2011 Ada hewan (tikus) memasuki

gedung VOR yang terletak di

Pasar Kemis-Tangerang.

Tikus tidak

ditemukan

2 23-3-2011 Personel PLLU melihat ada

salah seorang personel

ground handling yang

mendengarkan musik dengan

menggunakan head set waktu

bekerja

Identitas

personel

dimaksud

tidak

diketahui

Tabel 9 : Contoh Format Laporan Akhir

b. Mekanisme Pelaporan

1) Setiap personel yang melihat kejadian bahaya dan kerusakan peralatan wajib

melaporkan kejadian tersebut pada format laporan yang telah ditentukan pada

kurun waktu 1 x 24 jam;

2) Laporan tersebut disampaikan kepada Manager Keselamatan yang ditunjuk

oleh pihak Penyelenggara Pelayanan xxxx;

3) Manager Keselamatan menganalisa kemungkinan tingkat bahaya dan

konsekuensi kejadian yang dilaporkan pada rapat internal unit teknis apabila

bahaya yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kecelakaan. Manager

keselamatan juga menentukan metode atau solusi untuk menanggulangi atau

mengurangi bahaya yang ditimbulkan;

4) Manager Keselamatan menyiapkan laporan akhir seluruh kejadian kepada

Kepala Penyelenggara Pelayanan xxxx;

5) Kepala Penyelenggara Pelayanan xxxx menindaklanjuti laporan tersebut dan

juga mendokumentasikan laporan tersebut sebagai bukti;

6) Apabila terdapat kejadian yang terkait dengan instansi lain maka pihak

Penyelenggara Pelayanan menyampaikan informasi tersebut secara tertulis

kepada instansi tersebut;

7) Dalam kurun waktu tertentu pihak Penyelenggara Pelayanan xxx melaporkan

kegiatan keselamatan yang telah dilaksanakan kepada Ditjen Hubud;

8) Manager Keselamatan akan menyiapkan draft notam pada saat mengetahui

terjadinya kondisi bahaya yang dapat mengganggu keselamatan

penerbangan;

9) Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx segera menerbitkan NOTAM setelah

mendapatkan laporan mengenai terjadinya kondisi bahaya yang mengganggu

keselamatan penerbangan.

c. Kejadian Bahaya Yang Harus Dilaporkan

1) Kerusakan peralatan;

Page 9: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

�&�

2) Kerusakan peralatan penunjang (pendingin ruangan, gedung peralatan, dan

lain sebagainya);

3) Gangguan hewan pada peralatan;

4) Kebakaran peralatan;

5) Tindakan tidak sesuai SOP;

6) Kejadian lain yang menyebabkan kondisi bahaya.

4.4 Mekanisme Monitoring berkelanjutan

1. Rencana Monitoring Keselamatan

Unit SMS akan selalu melaksanakan Monitoring dalam bentuk audit, audit ini

kami laksanakan untuk menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan juga hal-hal yang membahayakan. Berdasarkan hasil audit

dalam bentuk temuan maka akan dirumuskan rekomendasi terhadap

permasalahan tersebut sebagai laporan akhir. Manual operasi pelayanan

telekomunikasi peerbangan berisi detail mengenai pengaturan keselamatan

sebagai dasar untuk pelaksanaan audit. Kinerja akan diukur berdasarkan sistem

manajemen yang sudah tercantum dalam manual operasi. Audit secara

independen akan dilaksanakan setiap tahun dan sebelum pembaharuan Sertifikat

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan.

2. Form Pengecekan (Meter Reading, Ground Check dan Checklist)

Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam setiap tahapan di atas, sesuai pada

lampiran.

3. Organisasi audit

Dalam melaksanakan audit, terdapat 3 (tiga) tingkatan, seperti berikut:

a. Self Auditing

Audit ini dilaksanakan oleh Manager sesuai dengan tanggung jawab di

masing-masing bidangnya. Setiap Manager harus mengetahui kelemahan

keselamatan di bidangnya, melakukan audit untuk memastikan kelemahan

tersebut sudah diminimalisasi sebelum menjadi masalah yang besar.

b. Independent Internal Audit

Audit ini dilaksanakan oleh pihak lain dalam organisasi Penyelenggara

Pelayanan xxxx secara independent yang sudah berpengalaman. Keuntungan

pelaksanaan independent internal audit adalah :

1) Memberi kepastian dan keyakinan pada setiap manajer bahwa semua

persyaratan dan ketentuan keselamatan telah dipenuhi.

2) Adanya tenggat waktu terhadap masalah-masalah keselamatan yang lama

penanganannya.

3) Adanya standar keselamatan dalam organisasi di bandar udara terhadap

ide-ide baru mengenai keselamatan

Page 10: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

�'�

4) Setiap manajer tidak kebal terhadap tindakan yang mengancam

keselamatan

c. Auditing by Regulator

Audit ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai

regulator dan didampingi oleh kami sebagai unit yang menangani masalah

keselamatan di penyelenggara pelayanan xxx.

4. Pelaksanaan audit

a. Unit SMS akan menentukan jadwal pelaksanaan Audit dan mempublikasikan

kepada pihak-pihak terkait;

b. pelaksanakan Self Auditing akan di laksanakan secara berkelanjutan;

c. Independent Internal Audit dilaksanakan 2 kali dalam setahun dan

d. Auditing by regulator dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

oleh pihak regulator.

4. 5 Investigasi Kejadian Keselamatan

Unit SMS akan melakukan Insvestigasi kejadian yang dilaksanakan pada saat terjadi

kecelakaan, dimana kecelakaan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

Unit SMS juga akan berkoordinasi dan membantu KNKT dalam melaksanakan

Investigasi kejadian serius dan membuat laporan pelaksanaan Investigasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

4.6 Forum Keselamatan

Unit SMS membentuk suatu forum yang bertujuan untuk memfasilitasi masalah

keselamatan dengan pihak-pihak terkait lainnya misalnya personel Aeronautical

Information Service, Radio Komunikasi Penerbangan dan Pemandu Lalu Lintas

Udara serta unit lain yang terkait.

4.7 Pelatihan Personel

1. Tujuan

Pelatihan dan pendidikan ini dilaksanakan untuk mempertahankan (recurrent) dan

meningkatkan kompetensi personil teknisi telekomunikasi dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja dan efisiensi kerja.

2. Kompetensi

Personil teknisi penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan harus

memilki Sertifikat Kecakapan Personil dan Lisence peralatan yang selalu

diperbaharui apabila telah habis masa berlakunya.

Page 11: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

3. Pelatihan Untuk Teknisi

Pelatihan bagi personil penyelenggara akan selalu dilaksanakan secara

berkelanjutan untuk menjamin keselamatan penerbangan serta Manager dan

personil yang tidak mematuhi sistem keselamatan akan dikenakan tindakan

indisipliner.

Rencana Pelatihan Personil teknisi dalam 5 tahun kedepan :

�������

������� � �� � �� � �� � �� � ��

����� ��

���� ��

��� ��

��� ��

��� ��

�!"�

Tabel 10 : Contoh Rencana Pelatihan Personil teknisi

Catatan :

FN : Firman

BD : Bandi

DJ : Doni Juliansyah

IM : Iman

Page 12: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

BAB V

DATA PERALATAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

5.1 Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan�

���� �����

��������

����

� ��� �� �� ���������

������ ������ ��������� ������ �������

��������

�������

�������� �����

��� �������� ������ � ����� ������ ���������� �� ����� �� �� �� ����� �

��� � � � � � � � � � � � �

Tabel 11 : Contoh Data peralatan

Page 13: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

5.2 Data Nilai Kinerja Pelayanan

Tabel 12 : Contoh Data Nilai Pelayanan� �

��� �����

�����

������� ��� ������

��������

������

��������

��������

�������

�����������

����������

�����������

�����������

��� �� �������������

�� ��

�������������

���� ��

!"����������

� � � � �#$��%�"�

�������

�� �� �� �� �� �� �� �� � � ���������

�"&�� �

��� ������

���

���������������� �� �� ��� � �� ��� � �� �� �� ��� ����� ������ � � ��� �������� �����������

��� ������

��

������������������� �� ��� � �� � � �� � �� �� � ����� �� ����� ���!��� ������� �����������

���� "�#

��

$%%����������� � ��!� � ����� � � � �� ����������� ������� �������� � ��� %����&�'��

���� "(� $%%���������������� ��!� � ����� � � � �� ����������� ������� �������� � ��� %����&�'��

Page 14: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

BAB VI

PENUTUP

Manual operasi penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan ini disusun

dengan tujuan untuk memenuhi standar yang ditetapkan di dalam Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29

Tahun 2013.

Manual operasi ini disusun sesuai dengan kondisi pelayanan dan peralatan

telekomunikasi penerbangan pada Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di xxxx

dan apabila terjadi perubahan maka akan dilakukan perubahan dan up dating terhadap manual

operasi ini. Manual operasi ini mencerminkan kondisi dari praktek yang berlaku saat ini

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di xxxx yang akan terus diperbarui untuk

mendapatkan hasil semaksimal mungkin untuk memenuhi seluruh peraturan yang berlaku.

Page 15: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

DAFTAR SINGKATAN

Daftar berikut adalah singkatan penting yang digunakan dalam manual ini, seperti yang pada

umumnya digunakan dalam penyelenggaraa pelayanan telekomunikasi penerbangan.

ADC Aerodrome Control

APP Approach Control

ACC Area Control Centre

AFIS Area Flight Information Service

AFTN Aeronautical Fixed Telecommunication Network

ARP Aerodrome Refference Point

AMSC Automatic Message Switching Control

AMSS Automatic Message Switching System

ADS-B Automatic Dependent Surveillance Broadcast

ATIS Automatic Terminal Information Service

ATN Aeronautical Telecommunication Network

ATS Air Traffic Service

AOC Airline Operator Certificate

AVSEC Aviation Security

ATC Air Traffic Controller

BO Briefing Office

DME Distance Measuring Equipment

DVOR Doppler Very High Frequency Omnidirectional Range

FIS Flight Information Service

HF A/G High Frequency Air-Ground

ILS Instrument Landing System

Kapoksi Kepala Kelompok Teknisi

KM Keputusan Menteri

MSSR Monopulse Secondary Surveillance Radar

MTBF Means Time Before Failure

MTTR Means Time To Repaire

MM Middle Marker

NM Nautical Mile

MHz Mega Hertz

OM Outer Marker

PSR Primary Surveillance Radar

PAPI Precision Approach Path Indicator

PP Peraturan Pemerintah

PKP-PK Pertolongan Kecelakaan Pertama-Pemadam Kebakaran

Pimpoksi Pimpinan Kelompok Teknisi

RADAR Radio Detection & Ranging

RTIL Runway Threshold Identifier Light

RX Receiver

SKEP Surat Keputusan

SOP Standard Operating Procedure

SSR Secondary Surveillance Radar

SMS Safety Management System

SDM Sumber Daya Manusia

Page 16: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam
Page 17: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

���

LAMPIRAN 1

Deklarasi Kepala Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan

Keselamatan penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan menjadi

prioritas utama dalam mewujudkan keselamatan pelayanan navigasi penerbangan bagi

pihak pengguna jasa. Untuk itu Penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi

penerbangan yang aman, selamat dan efektif merupakan persyaratan utama dalam

penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini mendukung untuk:

1. Mendukung program-program Sistem Manajemen Keselamatan yang dijabarkan

dalam Manual Operasi ini.

2. Kehandalan kinerja pelayanan telekomunikasi penerbangan.

3. Keselamatan setiap orang yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

4. Pelaksanaan audit internal penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi

penerbangan untuk identifikasi awal masalah keselamatan.

5. Melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan untuk menjaga tingkat

keselamatan yang ditetapkan.

Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx

Tanggal :.......................

Tandatangan :........................

Page 18: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam

LAMPIRAN 2

Hasil Commisioning Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Contoh:

Hasil Flight Commissioning Peralatan DVOR merk AMS 1150 / DME merk AMS 1119

Page 19: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam
Page 20: KP 25 Tahun 2014 - gloopic.netgloopic.net/uploads/doc/skep/KP_25_Tahun_2014_split_4.pdf · 3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi ... Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam