kukuh
TRANSCRIPT
![Page 1: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/1.jpg)
EKSTRAK KEBEN UNTUK ATASI KATARAK
A.Tanaman Keben
Keben atau Barringtonia asiatica adalah pohon yang memiliki morfologi tumbuh tegak dengan batang tampak bekas tempelan daun yang besar. Daun membulat telur sungsang atau lonjong-membulat telur sungsang. Perbungaan berbentuk tandan dan letaknya diujung, jarang di ketiak, kelopak bunga hijau seperti tabung panjang, daun mahkota putih, menjorong, benang sari memerah di ujung, putik memerah di ujung. Buahnya membundar telur, menirus ke ujung, menetragonal tajam ke pangkal yang mengggubang, bila muda berwarna hijau setelah tua menjadi coklat. Di Indonesia, Filipina dan Indo-Cina, buah atau biji dipakai untuk racun ikan, sedangkan di Kepulauan Bismarck, biji segar diparut dan dibubuhkan langsung pada pegal-pegal. Biji yang kering dihaluskan, dicampur air dan diminum untuk batuk, flu, sakit dan radang tenggorokkan. Dibubuhkan secara eksternal pada luka atau limpa yang bengkak setelah terserang malaria. Di Australia, suku Aborigin menggunakannya untuk racun ikan dan kadang-kadang meredakan sakit kepala. Di Indo-Cina buah yang muda dimakan sebagai sayur setelah dimasak lama. Ditanam sebagai pohon peneduh di sepanjang jalanan utama sepanjang laut.
Jenis ini seringkali dikelirukan dengan Terminalia catappa atau Fagraea crenulata. Meskipun demikian, B.asiatica memiliki daun yang lebih berdaging, lebih mengkilat dan ujung yang lebih runcing dibandingkan dengan T.catappa. F. crenulata memiliki daun yang tumbuh berpasangan serta memiliki duri di sepanjang batangnya.
![Page 2: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/2.jpg)
B.Taksonomi Tanaman Keben
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Lecythidales
Famili : Barringtoniaceae Rudolph! (-Lecythidaceae)
Genus : Barringtonia
Spesies : Barringtonia asiatica Kurz
Sinonim : Barringtonia spedosa J.R. Forster
![Page 3: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Kandungan Kimia Pada Tanaman Keben
kandungan senyawa aktif dalam tanaman keben, Menurut Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu kedokteran. Dari penelitian-penelitian lain diketahui bahwa selain saponin, buah dan biji keben juga mengandung asam galat; asam hidrosianat yang terdiri dari monosakarida; serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat, dan asam anhidro-bartogenat.
Senyawa aktif dalam biji buah ini, yang diduga kuat memiliki efek penyembuhan dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin. Beberapa jenis saponin telah berhasil diidentifikasi. saponin yang berasal dari buah keben merupakan saponin jenis baru. Dengan kandungan senyawa tersebut buah keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti anti bakteri, anti jamur, analgesik, dan anti tumor
![Page 4: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/4.jpg)
D.Ektraks Keben
Sebelumnya memang belum pernah ditemukan pengobatan tradisional yang menggunakan biji buah keben dari spesies Barringtonia asiatica untuk mengobati penyakit mata. Namun spesies lain dari genus Barringtonia, yakni putat hutan (B. macrostachya Kurz.) bagian akarnya dan butun darat (B. racemosa L. Bl. Ex. DC) bagian bijinya telah diguna-kan di Kalimantan dan Jawa untuk mengatasi gangguan mata. Sayangnya, tidak diketahui dengan jelas jenis-jenis penyakitnya.
Sampai akhirnya, pada Desember 2002 Heinrich menemukan komposisi obat tetes mata dari biji keben. Obat tetes ini dibuat dari biji keben yang berspesies 6. asiatica dan fi. exce/sa tanpa campuran bahan lain. Buah keben tersebut diperoleh dari pohon yang tumbuh di tepi pantai Desa Nafri, DistrikAbepura, Kotamadya Jayapura, Provinsi Papua. Bahan baku biji keben dapat pula diperoleh dari pantai Base G, Distrik Jayapura Utara dan pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan. Buah dipilih yang sudah matang, dicirikan dengan adanya semburat cokelat pada kulitnya. Dalam memproduksi obat tetes ini, Heinrich tidak pernah mengambii Iangsung dari pohonnya, melainkan hanya mengambii buah yang sudah jatuh dengan sendirinya.
Awalnya ia mencobakan obat tetes yang dibuatnya, pada matanya sendiri yang menderita hipermetropia plus 4. Setelah ditetesi sebanyak 20 kali, masing-masing mata 2 tetes (1 tetes = 0,06 ml.) setiap dua hari sekali, ia merasakan ada perbaikan. Saat itu hipermetropia di matanya telah turun menjadi plus 2. Hasil uji coba ini semakin membuatnya yakin bahwa obat ini tidak menimbulkan efek samping atau membahayakan kesehatan orang lain. Hanya saja setelah di tetesi, mata akan terasa pedih sekitar 15 – 30 menit.
![Page 5: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/5.jpg)
Dengan keyakinan ini, ia memberanikan diri untuk mengujikan obat tetes mata buatannya pada penderita gangguan mata di Jayapura, kota tempat tinggalnya. Hasil uji coba ini membuktikan bahwa obat tetes mata keben mampu menyembuhkan penyakit katarak, pterigium, glaukoma baru, miopia, dan hipermetropia. Sampai saat ini belum ada pasien yang mengeluh atau keberatan dengan obat tetes mata keben. Mereka justru memberikan dorongan dan semangat supaya obat ini dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas. Heinrich juga mendapat perhatian dan dukungan dari kalangan medis seperti, dr. John Manangsang, dr. Barus Siahaan, dan dr. Lewerissaa (ahli mata di RS Dok 2, Jayapura
Sekarang obat tetes mata keben banyak digunakan untuk mengobati
seluruh penyakit katarak, baik ringan maupun berat. Obat tetes ini juga dapat
digunakan sebagai terapi pengobatan pasca operasi katarak. Senyawa aktif
dalam obat tetes mata dari keben yang bertanggung jawab terhadap
penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Deterjen alami ini memiliki
efek meningkatkan aktifitas proteasome, yaitu protein yang mampu
mendegradasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida-polipeptida pendek
dan asam amino.Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi lensa
mata penderita katarak secara bertahap "dicuci"sehingga lepas dari lensa dan
keluar dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan.
Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi lensa mata
penderita katarak secara bertahap "dicuci" sehingga lepas dari lensa dan keluar
dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan.
![Page 6: kukuh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082413/557213bb497959fc0b92e330/html5/thumbnails/6.jpg)
Khusus untuk penderita katarak yang juga menderita diabetes, sebelum
dilakukan pengobatan, kadar gula darahnya harusterkontrol di bawah 200 mg/dl
setelah makan. Selama menggunakan obat tetes mata keben, penggunaan obat
tetes mata konvensional dari dokter harus dihentikan. Setelah pengobatan
selama 1,5 bulan, penderita dianjurkan memeriksakan matanya ke dokter untuk
mengetahui apakah kataraknya sudah bersih total atau belum. Bila kataraknya
sudah bersih, pengobatan dengan keben dapat dihentikan. Namun bila belum
bersih, pengobatan harus dilanjutkan hingga bersih, supaya tidak muncul
katarak baru lagi.
Selain itu pengobatan dengan memanfaatkan buah keben ini diyakini mampu mengatasi penyakit mata selain katarak seprti , petrigium, glaucoma, myopia (mata minus), hipermetropia (amata plus), astigmatis, dan infeksi mikroba.