kuliah kbk geriatri
DESCRIPTION
thedi nih, mau kenalan boleh?TRANSCRIPT
dr. Ryan Rachmanto, SpPD
Bagian/SMF Ilmu Penyakit DalamFK Untar/RS Sumber Waras
Geriatri (Lanjut Usia)
BATAS LANJUT USIA
WHO:
1. Usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) : usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) : usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : usia > 90 tahun
Depsos : lanjut usia diatas 60 tahun
1. Biologi
a. Teori “Genetic Clock”
Proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik didalam
nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika
jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan
berhentinya proses mitosis.
b. Teori “Error”
Menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan
sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan
berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
Teori Proses Menua
c. Teori “Autoimun”
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang
dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri (Self recognition).
d. Teori “Free Radical”
Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses
pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak akhirnya
sel mati.
e. Wear & Tear Teori
Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak
f. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
2. Teori Sosiologi
a. Activity theory
Ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung.
b. Teori kontinuitas
Adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya
suatu pola prilaku yang meningkatkan stress
c. Disengagement Theory,
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan
masyarakat, hubungan dengan individu lain
d. Teori Stratifikasi usia
Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat
proses penuaan.
3. Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow
Orang yg bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak
semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.
b. Teori Jung
Terdapat tingkatan hidup yg mempunyai tugas dalam perkembangan
kehidupan
c. Course of Human Life Theory
Seseorang dalam hubungan dg lingkungan ada tingkat maksimumnya
d. Development Task Theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan
usianya
Menua (aging) proses menghilangnya perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
Proses Penuaan
Proses tersebut akan dipengaruhi oleh :
a. Hereditas atau ketuaan genetik
b. Status nutrisi
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
Proses Penuaan
Bertambahnya usia seseorang, mk terjadinya penurunan anatomik
dan fungsional atas organ-organ tubuhnya makin besar
Hukum 1 % yang menyatakan bahwa fungsi organ akan menurun
sebanyak 1 % setiap tahunnya setelah usia 30 th (Andres & Tobin)
Penurunan fungsional yg nyata setelah usia 70 th (Svanborg et al)
Penurunan anatomik dan fungsional dr organ pd lansia akan
mempermudah timbulnya penyakit pd organ tersebut
1. Perubahan hidup dan kemunduran fisik
2. Kesepian yang disebabkan oleh putusnya hubungan
dengan orang- orang yang paling dekat dan disayangi
3. Post Power Syndrom mengalami pensiun, kehilangan
kekuatan, penghasilan dan kebanggaan
Tiga masalah pokok psikologis lansia :
LANSIA
Perubahan Anatomi & Fisiologi pada Lansia
2. Sistem gastrointestinal
Mulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfologik degeneratif,
perubahan atrofik pd rahang shg gigi lebih mudah tanggal, perubahan
atrofik pd mukosa, kelenjar, dan otot-otot pencernaan.
Patologik, misalnya:
gangguan mengunyah dan menelan, penurunan nafsu makan, konstipasi,
disfagia, hiatus hernia, ulkus peptikum, divertikulosis, pankreatitis,
sindroma malabsorbsi, karsinoma kolon dan rektum
1. Sistem panca indra
Perubahan morfologik dan fungsional yg bersifat degeneratif baik pd
fungsi melihat, mendengar, keseimbangan, perasa dan perabaan.
Patologik, misalnya:
a.mata, terjadi ekstropion/entropion, ulkus kornea, glaukoma, katarak
b.telinga, terjadi tuli konduksi dan sindroma Meniere (keseimbangan).
4. Sistem respirasi
Elastisitas paru menurun, kekakuan ddg dada meningkat, kekuatan otot
dada menurun, penurunan gerak silia, penurunan refleks batuk
Patologi, misal:
PPOK, penyakit infeksi paru akut/kronis, keganasan pada paru-bronkus.
3. Sistem kardiovaskuler
Penurunan kekuatan dan kecepatan kontraksi, isi sekuncup, cadangan
jantung dan kemampuan meningkatkan kekuatan curah jantung, terjadi
perubahan pd pembuluh darah menyebabkan kelenturan pembuluh darah
tepi meningkat.
6. Sistem hematologi
Pola pertumbuhan sel darah merah dan sel darah putih scr kualitatif tidak
berubah pada penuaan, akan tetapi sumsum tulang secara nyata
Anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, dan anemia akibat
penyakit kronis.
5. Sistem endokrinologi
50% lansia menunjukkan intoleransi glukosa dg kadar GDP normal,
penurunan tingkat produksi hormon tiroid
Pria terjadi osteoporosis karena faktor inaktivitas, asupan Ca kurang,
produksi vit D mll kulit menurun dan hormonal
Wanita terjadi osteoporosis dikarenakan penurunan hormon estrogen
pasca menopause
7. Sistem muskulo-skeletal
Sinovial sendi terjadi perubahan tidak ratanya permukaan sendi,
penyempitan celah dan lekukan di permukaan tulang rawan, erosi pd
tulang rawan hialin
Otot mengalami atrofi karena berkurangnya aktivitas, ggn metabolik,
atau denervasi saraf
Tulang terutama trabekulae menjadi lebih berongga, mikroarsitektur
berubah dan sering patah tulang akibat benturan, hormon estrogen,
vitamin D, kalsitonin dan parathormon
8. Sistem urogenital
Ginjal akan mengalami perubahan penebalan kapsula bowman, ggn
permeabilitas terhadap zat yg difiltrasi, nefron terjadi penurunan jumlah
dan atrofi. Fungsi ginjal tidak terjadi penurunan.
9. Sistem kulit dan integumen
Atrofi dari epidermis, kelenjar keringat, folikel rambut, berubahnya
pigmentasi (penipisan kulit, warna kulit berubah dan pigmentasi yg
tidak merata)
Kuku menipis dan mudah patah
Rambut rontok sampai terjadi kebotakan.
Lemak subkutan berkurang menyebabkan berkurangnya bantalan
kulit, berakibat daya tahan terhadap tekanan dan perubahan suhu
menjadi berkurang.
Penipisan kulit (kulit mudah terluka, dekubitus, hipo-hipertermia, dan
infeksi kulit)
12. Infeksi
Pada usia lanjut timus mengalami resorbsi, jumlah sel T dan sel B
tidak berubah, terjadi perubahan rangsangan terhadap stimuli,
pembentukan autoantibodi meningkat, pengenalan dan penyerangan
terhadap sel tumor menurun, makrofag dan imunitas bawaan
menurun
11. Sistem saraf pusat dan otonom
Penurunan berat otak sekitar 10 % pada penuaan (30 - 70 th).
Meningen menebal, giri dan sulci otak berkurang kedalamannya.
Penebalan tunika intima dan tunika media sehingga terjadi gangguan
vaskularisasi otak (TIA, stroke, demensia vaskuler)
Degenerasi pigmen substansia nigra, vaskularisasi menurun pd
daerah hipotalamus menyebabkan terjadinya ggn saraf otonom
Ada pembagian kelompok masalah utama pada lanjut usia
(geriatric giant) yaitu :
1. Sindrom serebral (kumpulan gejala yg terkait dg ggn peredaran
darah di otak)
2. Ggn saraf otonom (terganggunya sistem hantaran saraf shg
respon mjd lambat)
3. Jatuh (kasus yg banyak dijumpai lanjut usia)
4. Ggn kesadaran dan kognitif (termasuk dementia)
5. Inkontinensia (urin dan alvi)
6. Penyakit tulang dan patah tulang
7. Dekubitus (luka akibat tekanan karena tidak banyak bergerak)
MASALAH UTAMA PADA LANJUT USIA
Penurunan fungsi kognitif & psiko-motorik pd diri orang lanjut usia :
(1) Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction Personalitiy)
Tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua
(2) Tipe Kepribadian Mandiri (Independent Personality)
Masa lanjut usia tidak diisi dg kegiatan yg memberikan otonomi pd dirinya
(3) Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent Personalitiy)
Jika kehidupan keluarga harmonis maka tidak akan timbul gejolak
(4) Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility Personality)
Tidak puas dg kehidupannya, banyak keinginan yg kadang tidak
diperhitungkan
(5) Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate Personalitiy)
Sengsara, sulit dibantu orang lain, sering membuat susah dirinya
Tipe Kepribadian Lanjut Usia
FARMAKOTERAPI PADA USIA LANJUT
Dalam pemberian obat pada lanjut usia perlu diperhatikan:
1. Dosis obat
2. Jumlah/banyaknya obat
3. Efek samping obat
Polifarmasi :
a. Meresepkan obat melebihi indikasi klinis
b. Pengobatan yg mencakup paling tidak satu obat yg tidak perlu
c. Penggunaan empirik lima macam obat atau lebih
Tingginya angka kejadian efek samping obat pada lanjut usia
nampaknya berkaitan erat dengan:
a. Kesalahan peresepan
Dokter kurang memahami adanya perubahan farmakokinetika
atau farmakodinamika karena lanjut usia
b. Kesalahan pasien
Kelompok lanjut usia banyak mengkonsumsi obat-obat yang
dijual bebas/tanpa resep
c. Ketidak-jelasan informasi pengobatan
Pasien lanjut usia sering menjadi korban dari tidak jelasnya
informasi pengobatan dan beragamnya obat yang diberikan oleh
dokter
PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA USIA LANJUT YANG BERKAITAN DENGAN PEMAKAIAN OBAT
1. Perubahan farmakokinetik
a. Absorpsi
b. Distribusi obat
c. Metabolisme
Penurunan aliran darah hepar yang tampaknya sangat mempengaruhi
kemampuan metabolisme obat
d. Ekskresi ginjal
Tempat ekskresi sebagian besar obat, baik dalam bentuk aktif maupun
hasil metabolitnya
2. Perubahan farmakodinamik
Pasien lanjut usia relatif lebih sensitif terhadap aksi beberapa obat
dibanding kelompok usia muda
1. Riwayat pemakaian obat
Riwayat pemakaian obat sebelumnya perlu ditanyakan, apakah ada
keluhan/penyakitnya berkaitan dengan pemakaian obat (efek samping)
2. Obat diberikan atas indikasi yang ketat untuk diagnosis yang dibuat
3. Mulai dengan dosis terkecil.
Penyesuaian dosis dilakukan untuk menghindari kemungkinan intoksikasi
4. Hanya resepkan obat yang sekiranya menjamin ketaatan pasien, memberi
resiko yang terkecil, dan sejauh mungkin jangan diberikan lebih dari 2 jenis
obat
5. Jangan memberikan obat terlalu lama
6. Kenali obat yg digunakan
7. Beri dorongan supaya patuh berobat
8. Hati-hati menggunakan obat baru
PRINSIP PENGOBATAN PADA USIA LANJUT
OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN PADA USIA LANJUT
1. Obat-obat sistem saraf pusat
a. Sedativa-hipnotika
b. Analgetika
c. Antidepresan
2. Obat-obat kardiovaskuler
a. Antihipertensi
b. Vasodilator perifer
c. Obat-obat antiaritmia
d. Glikosida jantung
3. Antibiotika (golongan aminoglikosida dan beta laktam)
4. Obat-obat antiinflamasi (OAINS)
5. Laksansia
Jatuh :
adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita/saksi mata yang
melihat kejadian sehingga penderita mendadak terbaring/terduduk
dilantai /tempat yang lebih rendah dengan/tanpa hilang
kesadaran.
DEFINISI JATUH
Tinetti (1992) di AS 30% lansia > 65 th dan 50% jatuh berulang
Reuben dkk (1996) di AS 1/3 populasi lansia setiap tahun jatuh.
Kane dkk (1994) 1/3 lansia menderita jatuh setiap tahun.
Reuben (1996) risiko terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan
efek gabungan penurunan respon perlindungan diri
ketika jatuh & besar kekuatan terbantingnya.
JATUH
Kecelakaan
Cephalgia/vertigo
Hipotensi ortostatik
Obat-obatanPenyakit spesifik
Sinkope
Idiopatik
PENYEBAB JATUH
FAKTOR RESIKO
Kondisi fisik & neuropsikiatri
Penurunan Visus & pendengaran
Perubahan Neuromuskuler
INSTRINSIK
Obat-obatan
Alat bantu berjalan
Lingkungan
EKSTRINSIK
Komplikasi Jatuh
pada Lansia
Perlukaan / injury
Disabilitas
Meninggal Nursing home
Perawatan rumah sakit
KOMPLIKASI
Tujuan penatalaksanaan
- mencegah terjadinya jatuh berulang
- menerapi komplikasi yang terjadi
- mengembalikan fungsi AKS secara baik
- mengembalikan kepercayaan diri
1. Mengatasi faktor resiko, penyebab, dan komplikasinya.
2. Bersifat individual
3. Memperbaiki lingkungan rumah
Tujuan penatalaksanaan
- mencegah terjadinya jatuh berulang
- menerapi komplikasi yang terjadi
- mengembalikan fungsi AKS secara baik
- mengembalikan kepercayaan diri
1. Mengatasi faktor resiko, penyebab, dan komplikasinya.
2. Bersifat individual
3. Memperbaiki lingkungan rumah
PENANGANAN JATUH
1. Primer :
Menghindari faktor penyebab: penggunaan obat2 yang memicu terjadinya
jatuh, penyakit medis, dan lingkungan yang mendukung atau sesuai untuk
lansia
2. Sekunder :
Mengobati penyakit medis, menghindari atau mengatur dosis pemakaian
untuk obat2 berisiko, mengobati dampak yang timbul akibat jatuh,
mengatur lingkungan yang sesuai untuk lansia, melatih kemandirian pasien
3. Tertier:
Rehabilitasi penggunaan tongkat, pengoptimalan AKS, dukungan
lingkungan sekitar, melatih kemandirian pasien
PENCEGAHAN
Input sensoris dan kemampuan motorik
Instabilitas
Jatuh
• Perubahan postur tubuh.
• Kelemahan otot.• Perubahan gaya
berjalan.• Osteoporosis.• Arthritis.• Perubahan ayunan
postural.
• Degenerasi utriculuc dan sacculus.
•Reflek melambat.•Gangguan kognitif.
•Apraksia.
•Elastistisitas lensa
• Sel-sel foto reseptor.
•Katarak.•Visus menurun.•Pupil mengecil.
MUSKULO-SKELETAL
NEURONAL
VISUAL
VESTIBULER
PROSES PENUAAN
Gangguan Kognitif pada Lanjut Usia
Faal kognitif yg paling sering terganggu pada pasien geriatri yang dirawat
inap karena penyakit akut antara lain:
1. Memori segera dan jangka pendek
2. Persepsi,
3. Proses pikir, dan
4. Fungsi eksekutif
a. Disorganisasi
b. Gangguan insight
c. Kesulitan dalam pemecahan masalah
d. Perencanaan dan working memory
Gangguan faal kognitif bisa ditemukan pada:
1. Ringan (mild cognitive impairment/MCI dan vascular cognitive
impairment/VCI)
Kemampuan fungsional masih utuh
2. Berat (demensia ringan sedang dan berat)
Mundurnya faal kognitif dg hilangnya kemampuan status
fungsional
Faktor risiko timbulnya gangguan kognitif lanjut usia
Faktor risiko yg tidak dapat dimodifikasi Faktor risiko yg dapat dimodifikasi(faktor risiko vaskular)
1. Lanjut usia
2. Jenis kelamin
3. Kondisi genetik
4. Mutasi pada amyloid precusor
protein
5. Munculnya apolipoprotein E
6. Trisomi 21
7. Cerebral autosomal dominant
arteriopathy with subcortical infarct
and leucoencephalopathy
1. Tekanan darah tinggi
2. Diabetes melitus dan resistensi
insulin
3. Dislipidemia
4. Merokok
5. Obesitas
6. Gagal jantung
7. Fibrilasi atrium
8. Hiperkoagulasi dan
hiperagregasi trombosit
Kriteria diagnostik untuk Mild Cognitive Impairment:
1. Keluhan memori
2. Fungsi memori yg tidak sesuai dengan umur dan pendidikan
3. Fungsi kognitif umum masih baik
4. Aktivitas sehari-hari masih baik
5. Tidak demensia
Kriteria diagnostik untuk Vascular Cognitive Impairment:
6. Gangguan kognitif ringan sampai sedang terut fungsi eksekutif
7. Adanya tanda iskemik atau infark jaringan otak
8. Adanya aterosklerosis
9. HIS (Hachinski Ischemic Score) yang tinggi
10.Tidak memenuhi kriteria demensia
Adanya gangguan faal kognitif secara objektif antara lain dapat
dilakukan dengan pemeriksaan neuropsikiatri seperti
a. The Mini Mental State Examination (MMSE)
Sering dipakai dalam mengevaluasi dg gangguan kognitif
Pemeriksaannya mencakup: memori, fungsi eksekutif, perhatian,
bahasa, praksis dan kemampuan visuospasial
Nilai dari MMSE dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan
penderita
b. Abbreviated Mental Test (AMT)
c. The Global Deterioration Scale (GDS)
d. The Cinical Dementia Ratings(CDR)
Tatalaksana:
1. Latihan memori multifaset dan latihan relaksasi
2. Obat-obatan: gol acetylcholine esterase inhibitor dan antagonis
receptor N-methyl-D-aspartate, antioksidan (terutama vitamin E),
ginko giloba, obat-obatan anti inflamasi, estrogen dan statin
3. Pengobatan terhadap faktor risiko-nya
Demensia
Kemunduran fungsi mental intelektual didapat yg bermanifestasi
sebagai hendaya (impairment) menetap dalam beberapa area
kognitif (daya pikir, ingat, berbahasa dan fungsi eksekutif) yg
mengganggu fungsi aktivitas sosial dan pekerjaan didahului oleh
gangguan pengendalian emosi perilaku
Diagnosis Klinis:
a. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM IV)
b. International Classification Disease 10 (ICD 10)
c. Pedoman Penggolongan Diagnosis dan Gangguan Jiwa 3
(PPDGJ 3)
Gejala dan Tanda Demensia:
1. Lupa peristiwa yg baru terjadi (recent memory)
2. Kesulitan dalam berbahasa
3. Disorientasi waktu dan tempat yg pernah dikenal
4. Tidak mampu membuat keputusan, menilai, mengantisipasi
situasi dan tindakan selanjutnya
5. Kesulitan dalam berpikir abstrak
6. Meletakkan benda ditempat yg tidak biasa
7. Perubahan kepribadian dari kondisi sebelumnya
8. Kehilangan inisiatif, apatis dan malas
Tahapan Demensia:
1. Praklinis Demensia
Belum terdapat gejala klinis
Individu masih dapat berfungsi dengan baik
2. Hendaya kognitif ringan
Penurunan daya ingat
Masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari
Pemeriksaan fungsi kognitif global didapatkan nilai dalam batas
normal
Test neuropsikologis spesifik didapatkan penurunan dibawah
rerata orang seusianya dg latar belakang pekerjaan yg sama
3. Demensia dini
Sering dianggap sebagai proses penuaan sesuai usia
Individu berusaha menutupi kekurangannya
4. Demensia sedang
Gangguan nyata pada aktivitas harian
Individu tidak mandiri lagi
Gejala perilaku dan psikologis (delusi, agitasi, depresi, insomnia,
halusinasi)
Komunikasi mulai sulit dan taraf kemunduran mental setara dg balita
5. Demensia berat
- Bergantung pada pelaku rawat
- Ketrampilan kognitif, psikomotor dan verbal terbatas
- Individu menjadi seperti bayi
Tatalaksana Demensia:
1. Mental Emosional:
a. konseling
b. CBT (cognitive behavior therapy)
c. group therapy
d. psikoterapi individual/kelompok
2. Program pelatihan kognitif:
a. Paper and pencil (menggambar dan menulis)
b. Computerized program (kelompok atau individual)
3. Obat-obatan: acetylcholin esterase inhibitor, antidepresan, psikotropik
4. Lain-lain: operasi, pet therapy, aroma therapy, music therapy, dance
therapy, massage therapy, physiotherapy
HUKUM DAN ETIKA DALAM PELAYANAN GERIATRI
Bebagai hal yang sangat perlu diperhatikan adalah
1. Keputusan tentang mati hidup penderita
2. Apakah pengobatan diteruskan atau dihentikan
3. Apakah perlu tindakan resusitasi
4. Apakah makanan tambahan per infuse tetap diberikan pada penderita
dengan kondisi yang sudah jelas akan meninggal?
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada
penderita lanjut usia adalah:
1. Bersikap empati (simpati atas dasar pengertian yang dalam)
Pengertian, kasih sayang dan memahami rasa penderitaan yang
dialami oleh penderita
2. Yang ”harus” dan yang ”jangan” (non-maleficence dan beneficence)
Mengerjakan yang terbaik untuk penderita dan menghindari tindakan
yang menambah penderitaan bagi penderita
3. Otonomi (menentukan nasibnya dan mengemukakan keinginannya
sendiri)
4. Keadilan (memberikan perlakuan yang sama bagi semua penderita)
Memperlakukan seorang penderita secara wajar dan tidak
mengadakan pembedaan
5. Kesungguhan Hati
Dengan melihat prinsip diatas tersebut, aspek etika pada pelayanan
geriatrik berdasarkan prinsip otonomi kemudian dititikberatkan pada:
1. Penderita harus ikut berpartisipasi dalam prosea pengambilan
keputusan dan pembuatan keputusan
2. Keputusan harus telah mendapat penjelasan cukup tentang tindakan
atau keputusan yang akan diambil secara lengkap dan jelas
3. Keputusan yang diambil hanya dianggap sah bila penderita sehat
secara mental
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia ini
berisikan antara lain :
1. Hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat
dan kelembagaan
2. Upaya pemberdayaan.
3. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia potensial dan
tidak potensial
4. Pelayanan terhadap Lanjut Usia
5. Perlindungan sosial
6. Bantuan sosial
7. Koordinasi
8. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
9. Ketentuan peralihan.
Permasalahan yang masih terdapat pada lanjut usia, bila ditinjau dari
aspek hukum dan etika, dapat disebabkan oleh faktor:
1. Hukum
Belum semua produk hukum dan perundang-undangan yang
mempunyai Peraturan Pelaksanaan
2. Keterbatasan prasarana
Terbatas di tingkat masyarakat, pelayanan tingkat dasar,
pelayanan rujukan tingkat I dan tingkat II
3. Keterbatasan sumber daya manusia
Terbatasntya kuantitas dan kualitas tenaga yang dapat memberi
pelayanan serta perawatan kepada lanjut usia secara bermutu
dan berkelanjutan
4. Hubungan lanjut usia dengan keluarga
a. Pelecehan dan ditentarkan (abuse and neglect)
• Beban orang yg merawat lanjut usia tersebut sudah terlalu berat.
• Kelainan kepribadian dan perilaku lanjut usia atau keluarganya.
• Lanjut usia yang diasingkan oleh keluarganya.
• Penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya.
• Faktor lainnya yang terdapat di keluarga seperti :
Perlakuan salah terhadap lanjut usia.
Ketidaksiapan dari orang yang akan merawat lanjut usia.
Konflik lama di antara lanjut usia dengan keluarganya.
Perilaku psikopat dari lanjut usia dan atau keluarganya.
Tidak adanya dukungan masyarakat.
Keluarga mengalami kehilangan pekerjaan/pemutusan hubungan
kerja.
b. Tindak kejahatan (crime)
Jenis tindak kejahatan adalah:
- Penodongan
- Pencurian dan perampokan
- Penjambretan
- Perkosaan
- Penipuan dalam pengobatan penyakit
- Penipuan oleh orang tak dapat dipercaya, pemborong, sales
c. Pelayanan perlindungan (protective services)
Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia yang tidak mampu
melindungi dirinya terhadap kerugian yang terjadi akibat mereka
tidak dapat merawat diri sendiri
d. Perlindungan hukum
e. Persetujuan tertulis (Informed consent).
Persetujuan yang diberikan sebelum prosedur/pengobatan diberikan
kepada seorang lanjut usia atau penghuni panti
f. Kualitas kehidupan dan isu etika (quality of life and related ethical issue)
Berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang yang
mempengaruhi kualitas kehidupan lanjut usia adalah:
- Kemajuan ilmu kedokteran di bidang diagnostik
- Kemajuan dibidang pengobatan seperti transplatasi organ, raidasi.
- Bertambahnya risiko pengobatan.
- Biaya pengobatan yang meningkat.
- Manfaat pengobatan yang masih diragukan
Isu etika muncul bila terjadi suatu pertentangan antara pendapat ilmiah
atau ilmu kedokteran dengan pandangan etika atau perikemanusiaan:
a. Untuk mengawali atau melanjutkan pengobatan terhadap lanjut usia
yang sakit berat
b. Mempertahankan atau melepaskan infuse atau tube feeding.
c. Melakukan tindakan yang biayanya mahal.
d. Euthanasia.
Di luar negeri keputusan yang diambil berupa :
• Keinginan lanjut usia dan keluarganya.
• Derajat penderitaan dan gangguan kognitif lanjut usia tersebut.
• Prognosa penyakit yang diderita.
• Kualitas kehidupan dari lanjut usia.
• Perawatan yang sedang diberikan.
T e r i m a K a s i h