·l-.. j··.a·a···.~ !.'·~tr ··.·.:.:~ 1.:~~:~tl
TRANSCRIPT
Allggota jang hadir.
DEWAN PERWAKILAN RAKJAT
RISALAH PERUNDINGAN
Sidang IV.
RAP AT 156.
Bari Rabu, 5 Nopember 1958.
(Djam panggilan: 19.30).
Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
Ketua: H. Zainal Abidin Ahmad.
Sekertaris: R. S. Poerwadi.
Jang hadir 165 anggota:
H. Hasan Basri, Anwar Harjono, H. Moh. Amin Iskandar, B. J. Rambitan, H. Zainal Abidin Ahmad, H. Siradjuddin Abbas, Dr H. Ali Akbar, T. S. Mardjohan, Wijono Soerjokoesoemo, Ismangoen Poedjowidagdho, H. A. Chamid Widjaja, R. H. Soetarto Hadisoedibyo, Siauw Giok Tjhan, I. J. Kasimo, Nj. Moedikdio, Winoto Danuasmoro, Anwar Kadir, Saifuddin Zuhri, Rasjid Sutan Radja Emas, S. Martosoewito, Ajip Muchamad Dzukhri, Asmadi Tirtooetomo, Singgih Tirtosoediro, Sukatno, M. Yunan Nasution, Ir Thaher Thajeb, M. H. Loekman, Soepeno Hadisiswojo, Nj. Suharti Suwarto, K. H. Moh. Dachlan, K. H. Moehd Djoenaidi Abdoel Aziz, Sudjarwo Haryowisastro, 0. Suriapranata, Mr Dr A. M. Tambunan, Nj. Soepeni, Soedjono, K. Werdojo,
Rapat 15'. 3905
Uwes Abubakar, Doedi Soemawidjaja, IE. Z. Muttaqien, Djadja Wiriasumita, Muh. Fadil Dasuki, Sastra. Nj. Djunah Pardjaman, A. Nunung Kusnadi, Njaju H. Mariam Kanta Sumpena, S. M. Thaher, Soelaeman Widjojosoebroto, Rd. Moh. Basah, Jf. Moh. Isa Anshary, Mr R. Memet Tanumidjaja, Pandoe Karta• wigoena, Nj. S. Marijamah Djoenaidie, Soelardi, H. S. Moeslich, Nj. Sunarjo Mangunpuspito, Nj. Soemari, R.W. Probosuprodjo, S. Danoesoegito, Soekamsi Djojoadiprodjo, Djadi Wirosubroto, Josotaruno Ichsan Noer, K.H. Muslich, Soetoko Djojosoebroto, H. Anwar Musaddad, Rs. Wirjosepoetm, R.G. Doeriat, Partoadiwidjojo, R. Soesilo Prawirosoesanto, Notosoekardjo, Mr Moh. Dalijono, Balja Umar H. Achmad, H. Zain Alhabsji, Moh. Anwar Zain, Tjugito, Nj. Asmah Sjachrunie, Subadio ~astosatomo, Soedrasman, Z. Imban, Jahja Siregar, Ahem Erning· pradja, R. A. A. Soemitro Kolopaking, Njono, Mr Imron Rosjadi, Soemardi Jatmosoemarto, Nj. Suzanna Hamdani, Silas Papare, A. B. K~rubuy, Mr Tjoeng Tin Jan, Tan Kiem Liong, Oei 'lf'jeng Hien, R. Ch. M. Du Puy, E. F. Wens, J. R. Koot, Lie Po Yoe. Ang Tjiang Llat;
Wakil Pemerintah: K. H. Moh. Iljas, Menteri Agama.
Ketoa: Saudara-saudara, rapat saja buka.
Kita melandjutkan atjara tadi siang, ialah pemandangan umum babak pertama mengenai nmtjangan Anggaran Negara tab.on 1959 i, (Sid. 1958, P. 350).
Pembitjara pertama ialah Saudara Soedarsono. Saja persilakan.
• Soedisman, Soedarsono, Husein Kartasasmita, Imam Soedarsono: Saudara Ketua jang ter'Qormat, saja Soetardjo, Adam Malik, Nj. Mahmudah Mawardi, memulai giliran saja dengan memberi :sumbangan Nj. Oemi Sardjono, Asraruddin, Ors D. S. Mataku· kepada Dewan Perwakilan Rakjat be~upa waktu pan, Soetomo alias Bung Torno, Soetojo Mertodi- sebanjak lima menit, mudah-mudahan ~umbangsih moeljo, Moersid Idris, M. Caley, Suhardjo, Maniudin lima menit akan lebih berharga dari. pa1a lima ha· Brodjotruno, Abdul Aziz Dijar, Tjoo Tik. Tj_oen, . taljon menurut ukuran le ~it corporal, grand ge· Soejoso Abdul Wachi:l, K. H. Misbacb, H. Moooa- netal ~fan kaisar-~·r Nap:Oleoq.
·L-.. j··.a·a···.~ .. l •. ~.ht(.· !.'·~tr .. M .. ··.·.:.:~ .. ·· 1.:~~:~Tl.~~ .. :.·~. ~i·. :?~!!~sr:ta;:· ~:i;: lo'oairi,m~ •. ~i;ie Arifin Tanamas, R. T. A. Moh. hon 1959 Kementerlan Agatna dan Ba :an X K~ .Ali ·l:'ratam. ingk4lesoe1no, Wasis, Abdull. ah .Mutlik, inenterian Pendidikan, Pengadljaran · dan ·ebudajaan Imam ~rni FJ:andokowidjojo, R. K. H. Musta'in; chusus pos 10.7 Djawatan Kebudajaan.
Nj .• ·Ha .. d···. i~.'jah .. ·. ··i· ·····.·di, R ... Soeha. rdjo .. al .. ias. Bedjo, H;. · Dipandang selajang pandang gabunga tindjauan Andi Sew~ng eng Muntu, Abdul Rasjid •Faqih, itu tak . ada sangkut•pautnja, tetapi kup san sekilas HUSsein Saleh A gaff, K. H. Muh. Saifuddin, Nj. lintas hanja benar dalam bidang formal stis-orgaiii· Ch. Sala~, H. Senduk, H. Moeh. Akib, Moh. So.. satoris belaka, jaitu tingkatan atau me urut kode
.. Jeman, ·M. Sood~· h, M. Siregar, Njia' Diwan, K. ll, istilah modem: level tidak sama, lagi p la bagian· Ma5jnm Azhliri Dr Moh. Isa, Mr ·Qete Harun, bagian anggaran ~elandjanja berbeda-b a. Tetapi Nungtjik A. R:, · • · · ii Abdullah, Ma'rifat Mardjani, menurut hakiki, isi dan intisari agama dan kebuSaalah,Juslllf. Sut m Mangkuto, M. 0. l3afadhal, Dr dajaan amat erat ikat-mengikat, tali-te ali, penga~ Sjech H. Djalalu din, \'. B. Saka, I Made'Sugitha. ruh-mempengaruffi, mulai tjara warga-n gara lahir JC)~ G. .... ·.s ... •.'.'. ~ia, .. 1 .... A .. nua.~~ek,L. K .. ·ape, A.~·.·:. utalib. didunia turut niengi~ap hawa udara pe ama-tama
. T'~.· .... ; ..... ~.·.·.·.~·1,'~.·.; .. ~·~.·:: ... ·.9·bd.·.~.~.J~.:~.~-.··.··~·.·.··.····.f;!00·t···.·.m. Y.'··~ sa~~tj:!:S.:::~is!i°Uaran belaadj. dari Ke-•QP. · ' .· · · . t.A+ A.tdiwinan~ ~~ '· $lentpi:ian Asam.• ;(Jja. ingin mengemu a~Jm tiga
• ' ·~·.···.' ...•. ~. ~:· • ~· • . J
«-1 •••. \
..
I
•l
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
f..
r·
~·.
~··
3906 litapat 156. Raotjangml Anggaran Negara tabun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
persoalan dan mengadakan beberapa pertanjaan kepada Pemerintah:
Soal pertama ialah mengenai imbangan pengeluaran antara belandja pegawai dengan belandja barang, soal kedua mengenai imbangan perawatan pelbagai agama jang ada dinegara kita dan soal ketiga berhubungan dengan sistematik susunan beberapa pos dari Anggaran Belandja Kementerian Agama.
I. Tentang imbangan pengeluaran guna belandja pegawai dan lain-lain belandja ternjata bahwa belandja pegawai bagi Kementerian Agama menelan biaja 200 djuta rupiah dari djumlah seluruhnja 326.500.000 rupiah; djadi djauh lebih besar dari separo dari seluruh anggaran belandja.
Kalau hal ini dibandingkan dengan kementerJankementerian lainnja maka perbedaan imbangan itu amat menondjol menjusul angkasa.
Untuk memberi tjontoh saja ingin membandingkan misalnja dengan kementerian-kementerian lain.
Kementeii'ian Agraria untuk belandja pegawai 15,5 dari 71,5 diuta, berarti 'l.1: a l/5 dari seluruh anggaran belandja.
Kementerian Pertahanan 64,5 dari 139,5, berarti kurang dari separo.
Bagian VI c, Angkatan Laut 196,5 djuta dari 1141,5 djut~ berarti 1/s a 1/6 dari seluruhnja. Bilaman~ perbandingan ini dianggap perbanding
an jang timpang-pintjang karena berlainan sifat tugas denn:an Keiinenierian Agama maka saja akan mengantarkan ; Pemerintah kekementerian-kementerian 111:n dari Seksi E jaitu Pendidikan, Pen~adjaran dan Kebudajaan dan Kesehatan alias kementerian-kementerian jang kakak-beradik dengan Kementerian A!1 ama.
Kementel:ian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan mengeluarkan belandja pegawai 832 djuta dari djuml~h l.692 djota kurang dari separo.
Kemente~ian Kesehatan 140 djuta dari 505 d.iuta berarti ant~a 1/3 dan 'l.1: dari seluruh anggaran belandja.
Dengan perbandin!!an-perbandingan jang warnawami ini saja atas nama Fraksi Parta.i Nasional Indonesia · gin mengadjukan pertanjaan kepada Pemerintah: apakah pemakaian 200 djuta dari 326 djuta rupi h seluruh Anggaran Belandja Kementerian Ag~ma. ini, djadi perbandingan + 2/3 untuk belandja J¥egawai, ini tidftk dapat dikatakan kurang begit'lil tepat, ataupuil kurang effectief dan effi.cient pem kaian uang negara.
Disampi g ini saja melihat gedjala baik dengan adanja J>Cl 14.10, jang berbunji: Pengurangan berhubung de gan usaha Pemerintah•untuk membatasi vertikafisa i hanja sampai kabupaten.
Tetapi leh karena dengan. pengu~angannja iotu, pun pU.la porbandingan belandja . pegawa1 ifengq djumlab s~luruhnja masib begitu tinggi ma.kai untul
I
hal itu saja minta perhatian sepenuhnja, bagi perbandingan j1ang sebagus-bagusnja dengao pelaksanaan jang sesungguh-sungguhnJa.
II. Berhubung dengan imbangan perawatan pelbagai .agama dinegara kita, saja dapa:t mengutjapkan sj:ukur alhamdulillah bahwa nama dari kementerian jang kami hadapi ini sedjak semu1a dari Uepartemen Urusan Agama pada tahun 1946 dan kemudian hingga kini mendjadi Kementerian Agama tidak disertai dengan adjektief atau substantief jang menjebut sala:h satu agama jaitu: K.ementerian Agama, titik habis. Hal ini selaras benar dengan penutup dari Mukadd·tmah Undang-uodang Dasar Sementara kita: Maka demi ini kami menjusun keme11dekaan kami itu dala:m suatu pia,. gam negara jang berbentuk republik-kesatuan berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Jang Maha Esa. peri-kemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan dan keadilan, untuk mewudjudkan kebahagiaan, kesedjahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam masjarakat dan Negara Hokum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.
Baik Mukaddimah maupun pasal 18 mendjamin kebebasan agama, keinsjafa.n bathin dan pikiran bagi setiap orang, tanpa prioriteit dan prevalence dari salah sa•tu agama jang mengakui ke-Tuhanan Jang Maha Esa.
Nama Kementerian Agama adalah conform isi Undang-undang Dasar Sementara.
Dalam prakteknjapun tidak dilupakan agamaagama Katholik dan Protestan, tetapi saja masih ingin minta perhatian bagi agama Hindu Bali. Beberapa waktu jang lampau kami berulang-ulang mengadjukan soal agama Hindu Bali dan berhasillah itu setjara theoretisch dengan pernjataan Saudara Menteri Agama tentang pembentukan Bagi·anbagia:n Aigama Hindu Bali, tetapi dengan berpajah:. pajah saja mentjari realisasi putusan itu dalam angka-angka jang njata pada anggaran belandja, tetapi usaha saja temjata sia-sia belaka.
Surat 3 B. mengenai kepegawa:iarn ha.Iaman .. 1. ter,. tjatat: Menteri Agama, Sekdjen I F/Vll, ]?eg.awai :Tinggi d/.p F/V 4 orang, - Seker*Tis F/V l orang. Pegawai Tinggi d/p F/IV Kepala[ Bagian Pegawai . F/IV I orang, Kepala Bagia:n Keu~gan F/IV 1 orang dito-dito Kepala Bagian Urusa* Hadji, Bagian Kristen, Bagia.n Roma Katholik~ Bagiian agamaagama lain. . • I
Seluruh surat ke 3 B. saja bola~-balik sampai ha,. laman · 67 tidak ada sepatah katapfi· n jang menjed.iakan diri untuk Hindu Bali, sebag i r~isasi p11tusan Saudara Menteri, pemegang ku sa agama Ageming Adji - kata Mangkunegara lV dalam Wedatama, .pupuh Pangkur - pertama, - kalimat peng-habisan! 1 ·
Sesudah Saudara Menteri •·· lanit bersabar mende. ~gar, kamiJ?UOt!t~k diemu:t.Jem·: · ~enun~gU ·re. aU
. sasi dan bukti dan tolerans1~Jan& n1ata d1auggarm bela:ndja. • " . : ·
I
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
r " ' .
Rantjangtm Anggaran Negara tahun i959 (Sid. 1958,, P. 350). Rapat 15(h 390.7
(Soedarsono.)
Dengan terminologie agama-agama lain kurang .djelaslah perubahan, tidak puaslah pemeluk agama Hindu Bali, kurang tegaslah .pelaksanaan Undang-undang Dasar kita. ·
III. Saudara Ketua jang terhormat, mengenai -sistematik 1an;ggaran belandja saja ingin mengadjukan soat Pertama mengenai terminologie pos 14.3 Djawatan Urusan Agama, berdiri tegak diatas pos 14.4 Djawatan Penerangan Agama dan 14.5 Djawatan Pendidikan Agama.
Perkataan-perkataan Djawatan Urusan Agama karena djawatan dan urusan berdjadjar ini mengurangi ·effect dari arti djawatan dan urusan. Lagi pula perkataan urusan ini karena disambung dengan nama ·dari kementerian menimbulkan pertanjaan, apakah tidak selumh kementerian mengurus urusan agama -Oan lain-lain bagian itu, apakah bukan urusan agama pula (?)
Kemudian pos 14.5, 14.6 dan pos 14.7 tiga-tiga;nja menjebut pendidikan: jaitu Djawatan Pendidikan Agama (14.5) dan 14.6 Pendidikan Agama (sadja) kemudian 14.7 PendidikanAgama pada Sekolah Ren<lahfLandjutan Negeri (Umum dan Vak). Djelasnja .ada tiga pos: tersendiri Djawatan Pendidikan Agama, Pendidikan zonder meer, Pendidikan Agama pada .Bekolah-sekolah. Karena ada konkordansi antara bagian, pos, mata-anggaran dan anak mata-anggaran dengan kedudukan pegawai jang menjelenggarakan pos atau mata-anggaran, maka saja berpendapat bahwa hal-hal ini kurang tepat.
Paling sedikit kiranja pos 14.6 jang berbunji Pen<lidikan, ini kurang djelas dan patut dimasukkan da.lam pos 14.5 atau 14.7.
Lain soal lagi, Saudara Ketua, adalah pos 14.10. Pengurangan berhubungan dengan usaha-usaha Pemerintah untuk membatasi vertikalisasi dan seterus-1nja. Saja ingin bertanja dasar apa pengurangan belaka didjadikan (>OS otersendiri nota bene dipos pengeluaran. AndaiJcata sekaligus pengurangan ini dibagi-bagikan kepada pos-pos jang bersangkutan, maka hal itu dapat1 lebih mudah dimengerti.
Saudara K.etua ijang terhormat, sekarang saja · ingin. berpindah kepad~ lain kemente.rian, jaitu · Kementerian Pendiclikant Pengadjaran' dan Kebutlajaan dan diusus mengenai :satu djawatan, jaitu Djawatan Kebudajaan.
Sedjak semula j nama kementerian adalah Pendidika:n, Pengadjar~n dan Kebudajaan, tetapi pa3a permulaait revolusi ~rtinja tiga huruf itu adalah Pendiidikan, Pen~adj~ran <:fan Kosong. kemudian kekofi':tigan itu seked31f diisi dengan Kesenian dan achirnja dengan putas~n Menteri Pendi4ikan, Pe111gadjaran dan Kebudajaan #223/Kab.- maka K itu berarti ·Ke"bodajatm jang terdjadi atas bagian Purbak~~ Arsip Negara, Baibasa idan Kesenian jang dua ;pertama memberi a~ zal$an jang · lampal!J. dan ijang :Q;ua ba• :sjan tcracbit -me~ri kekuatan-kl!kuatmr, uDtiuk za. maa sekaraug .. ~. kebudajaan padi. zaman jang cakl.Jl.
•
. ,
datang; dengan demikian maka kuatlatl pohon · kebudajaan kita jang rindang dizaman lampau, tetapi waktu negara kita didjadjah, rantingnja patah. dahannja serkah, tunas dibantun, daunnja g!Jgur dan se• sudah ditelan masa demi.masa berupa $ebagai kerakap tumbuh dibatu, hidup segan, mati ta;lonau.
Dalam pembitjaraan Anggaran BelaQdja Djawatan Kebudajaan, saja mulai bertanja ke~ada Peme· rintah dengan alasan apakah maka sekarang bagian Purbakala dan Bahasa dipi,sahkan dari Djawatan Kebudajaan. Soal kepurbakalaan (saja d~lam hal ini tidak mempersoalkan pembagian wetenschappen, saja hanja menjebut kepurbakalaan sadja~ bet'11-betul merupakan dasar bagi susunan kebud~iaan .. tanpa melupakan dan mengabaikan unsur-unsu~ bani.· anasir-anasir jang mengalir dari luar atau~un muntjul sebagai akibat dari wahju, taufik, hidaja~. ilham dari dalam.. ·
Bahwasanja ada Fakultas-fakultas $astra dan archeologie atau dengan istilah-istilah lainnja anthropologie dan sebagainj:a itu adalah wadjar, tetapi bukan alasan untuk melepaskan b~gian-bagian Bahasa dan Ilmu Kekunoan dari Djawat~n Kebudli· jaan. Tiap universitas tentu dengan lengkap meliputi segi-segi hidup dalam kese1uruhannj~. Misalnja: ada Fakultas Pertanian, tetapi djuga ad~ Djawatan atau Kementerian Pertanian, dan demikian selandjutnja tugas fakultas dan djawatan btrbeda-beda jang satu mendalam, jang lain meluas. Dengan ini maka tidak selajaknja bilamana ada eoncentratie dari functies kesatu djurusan, misalnja ie Faktdtas Sastra dari bagian Bahasa.
Sudah barang tentu segala sesuatu ! harus ada koordinasi jang sebaik-baiknja, sehingga , perguruan· perguruan tinggi tidak boleh terlepas Cllarii masja· rakat. •
Untuk mendjaga salah faham, saja berkeberatan hanja terhadap concentraties dari functi~ sehingga pembagian tugas mendjadi kabur. .
Dalam ha1aman 17 surat 3A (mem<l>'fi pendjelasan) dikatakan: berhubung dengan ma~sud untuk lebih mempergiat usaha-usaha dalaml lapangan kebudajaan, terutama dalam bidang kese' ian, maka be~rapa · urusan dikeluarkan. dari ingkun~nm
· Djawatan Kebudajaan, misalnja Urusan furbakala, Urusan Bahasa, Urusan Sedjarah dan Ars p. Urusanurusan it'll. dimasukkan dalam dinas,·a ar .dengi,tn demikian dapat diberi perhatian sep~n · -penuhnja dan mempunjai kel~luasan untuk berk · t«bang se· baik-baiknja.
Saudara Ketua jang terhormat, dengan perkataau terutama. dalam bidang,· kesenian, mak· djelaslah sudah bahwa tudjuan pengeluaran bebe apa djenis urusan itu terutama untlllk kesenian, se ingga saja chawatirkan bahwa lontjeng · kebudaja n . hingga mundur waktu mendjadi hanja kesenian sadja.
Lagi pula kebu~ajaan sebagai keseluru an dengan perubahan itu kehilanga,n Urusan-urusa Soojarah, Purbakala, Bahlisa dan Arsip jang menur pendapat saja semua ini•m~rupakan unsur·unsur · tama dari kebudajaan dalam' artUuas. · · · · ·
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
I I I·
I
•
3908 Rapat 156. Rantjangao Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(Soedarsono.)
Dengan keterangan 1ini maka saja minta dipertimbangkan kembali terlepasnja bagian Purbakala, Arsip Negara dan bagian Bahasa dari Djawatan Kebudajaan.
Mengenai perubahan jang mengenai pemusatan pemberian subsidi oleh djawatan-djawatan kepada Kementerian Pusat, saja dapat menjetudjui sebagian. Dimana pemberian subsidi itu bersifat politis adalah djalan sebaiknja hal itu diserahkan kepada Kementerian Pusat. Tetapi dimana pemberian itu bersifat technisch maka sebaiknja hal itu ada ditangan djawatan-djawatan, sehingga dengan segera dapat bertindak bilamana kekurangan-kekurangan jang bersifat technisch terdjadi. Soalnja dapat pula dibalik begini: Djawatan-djawatan dapat menunggu putusan Menteri bilamana pemberian subsidi itu bersifat politis. Sekarang saja akan mengupas sekedar persoalan djumlah-djumlah untuk anak ragil dari Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan jang dianak-tirikan itu.
Ada perbedaan angka kurang-lebih 4 djuta rupiah. Dalam halaman 17, surat 3A (memori pendjelasan) dikatakan bahwa djumlah angaran belandja jang disediakan mendjadi Rp. 22.250.300,-, sedang dalam ulangan ringkas (surat No. 2) termaktub djumlah 18.050.300 rupiah.
Karena dalam surat ke-3 (perintjian) mentjatat djumlah 18.050.300 rupiah maka saja kira jang salah adalah djumlah 22.250.300 rupiah. Apakah ini pentjatatan jang serampangan (berbeda 4 djuta lebih) apakah ini soal kelupaan mengubah karena permintaan dikurang;i, jang terang ialah soal itu membingungkan.
Kemudian Saudara Ketua, saja minta perhatian buat pos 10.11 terutama 10.11.5 bagian kebudajaan didaerah-daerah halaman 85 surat ke·3. Untuk seluruh Indonesia total djendral disediakan 21/3 djuta rupiah. Kalau untuk Pusat disediakan l8.050.300 rupiah, maka hal ini menguntungkan Pusat, tetapi kurang menguntungkan kebudajaan daerah, sedangkan i;nenurut kejakinan saja Kabinet Karya tak pernah menghina siapapun djuga.
Oleh karena itu saja tidak mengerti perbedaan j'ang djauh itu. Mungkin saja pada achir perundingan akan mepgadjukan perubahan atau penambahan dalam angka-angka jang njata agar lebih menghargai kebudajaan daerah.
· Ada suara segar-bugar. bevkurnandang dalam memori pendjelasan. Untuk memadjukan dan memperkembangkan kebudajaan nasional dan untuk iµendorong usaha .. usaha masjarakat dalam lapangan kebudajaan, maka diusahakan agar dapat dimufai pembukaan Taman-tarnan KebudaJaan. Tapi dalam halaman 67 surat ke-3 mata-anggaran 10.7.11 dari ~ngka 1 gadji dan upah, 2 .tundjangan umum dan seterusnja sampai 10.7.ll.12a kosong-melompong angkanja. Bahkan entah 1'elupaan entah bagaimana,
tidak tjukup kehormatan untuk diberi gelaran isi pro memori.
Demikian pula mata-anggaran 10.7.12. 1 ~/d 10. Dengan perhatian jang diitjurahkan untuk Djawatan Kebudajaan ini semoga dapat didjaga supaja kebudajaan kita djangan ditumpas oleh de gemechaniseerde beschav1ing, die waren voortbrengt, <loch me.nsen verslindt, tetapi mendjadi ,,besar tak terhingga djiwa budaja, kokoh dan kekal menentang masa".
Sekian, terima kasih.
Ketua: Saja persiilakan Saudara Mr Dr Tambunan.
Mr Dr A. M. Tambunan: Saudara Ketua, lebih dahulu fraksi kami menjampaikan penghargaan kami kepada Panitia Ad hoc Anggaran Belandja tahun 1959 jang telah menjelesaikan tugasnja jang berat itu pada waktunja, dan menjampaikan laporannja jang tebal dan berisi itu kepada Dewan Perwakilan Rakjat.
Tidak lupa karni menjampaikan teriima knsih kepada Sekertariat Dewan Perwakilan Rakjat jang rnembantu Panitia Ad hoc.
Panitia Ad hoc ini ternjata sangat berguna untuk melantjarkan pekerdjaan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat didalam menjusun pemandangan umumnja. Tjara menjusun Iaporan Panitia Ad hoc inipun sudah memuaskan sehingga memang seluruhnja dapat dipandang sebagai lapor~m Gabun~an Bahagian-bahagian Dewan Perwak1lan Rak1at. Sajang, bahwa Pemerintah belum sempat mendjawah seluruh pertanjaan jang termuat dalam Iaporan itu. Sebenarnja kita harus menunggu dahulu djawaban Pemerintah jang merupakan memori djawaban, barulah kita <la.pat mengadakan pemandangan umum sebaik-baiknja. Dengan keadaan sekarang ini terpaksa kita mengambil-atih banjak sekali pandangan-pandangan, pertanjaan-pertanjaan dan tjatatan-tjatatan dari panitia, jang belum terdjawab oleh Pemerimtah. Tapi sekalipun demikian halnja, pemandangan umum ini dalam garis besarnja dapat kita susun sekedarnja, apalagi djika kita memandang anggaran belandja ini terutama dari sudut ,,policy" Pemerintah, tidak temtama dari aspek angka-angkanja jang telah diuraikan oleh kawan sefraksi kami Saudara Sondakh, dan nanti oleh Saudara Koot dan Mooy.
Dislfmping penghargaan terhadap karya Panitia Ad hoc, penghargaan ini kita sampaikan djuga kepada Pemerintah jang telah berusaha" keras untuk menjampaikan anggaran belandja ini kepada Dewan Perwakilan Rakjat sebelum permulaan masa jang berkenaan dengan anggaran itu, sesuai dengan tuntutan pasal 114 Undang-undang Dasar Sementara. Didalam usaha Pemerintah untuk mengirim rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 kepada Dewan: Perwakilan Rakjat pada waktunja, ternjata pula ke-: lemahan-kelemahannja jang dapat difahami.
•
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Ailggaran Negara tahon 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3909
(Mr Dr A. M. Tambunan.)
Panitia Ad hoc sendiri mentjatat sebagai berikut:
,,I. Pada waktu Panitia Ad hoc mengadakan rapat-rapatnja, ternjata bahwa bahan-bahan mengenai rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 tidak lengkap; jang belum lengkap adalah bahanbahan jang ditegaskan dalam lampiran (IV)"; (kemudian seperti kita ketahui bahan-bahan jang d1imaksud berangsur-angsur sudah masuk).
II. Nota Keuangan belum menggambarkan pelaksanaan dan arah dari politik Pemerintah dengan tegas. Dalam Nota Keuangan ternjata tidak terdapat pendjelasan Pemerintah mengenai pelaksa· naan program Kabinet dan pendjelasan dari pada tugas chusus tiap kementerian, malahan banjak djuga kementerian-kementerian ti<lak disebut-sebut sama sekali didalam Nota Keuangan, walaupun rantjangan anggaran belandja kementerian itu menundjukkan kenaikan.
Dalam hubungan ini Panitia Ad hoc hendak mengemukakan bahwa approach baru Kabinet, untuk pemulihan keamanan kurang digambarkan dengan tegas dalam angka-angka. Dirasakan manfaatnja, apabila Pemerfotah memberikan perintjian tersendiri tentang pengeluaran untuk semua kementerian, chusus untuk keperluan pemulihan keamanan. Apalagi usaha pemulihan keamanan itu tidak dilakukan melulu dibidang militer, tetapi djuga dibidang~bidang usaha banjak matjam kementerian.
Tjatatan II Panitia Ad hoc ini kami rasa tepat sekali, dan kami ingin mengambil-alih seluruhnja dengan pengharapan agar Pemerintah memberikan djawaban jang setjukupnja kepada Dewan Perwakilan Rakjat.
Diterimanja rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 ini sesuai dengan tuntutan Undangundang Dasar Sementara, dibitjarakannja dan diselesaikannia sebelum tahun ini berachir, berarti kemadiuan iang besar dalam sedjarah perundang· undangan kita (terutama dalam perundang-undangan budget) dan kami pandang sebagai salah satu usaha unt.uk menormalisasikan keadaan di Indonesia ini.
Saudara Ketua, sudah terang bahwa maksud anggaran belandja ini, ialah untuk dapat direaJ.isa· sikan pada tahun jang akan datang. Dengan lain perkataan, perkiraan jang ditjantumkan dalam anggaran belandia sedapat-dapatnja mendekati deficit sed'umlah 8 miljard rupiah. "
Deficit sediumlah 8 miljard rupiah itu sudah semestinja mendjadi "red light" (.,sinar merah") Irepada kita jang menundiukkan dekatnja bahaja, djadi harus kita pandang sebagai hal iang sangat serieus. Satu anggaran belandia jang berdeficit 1/3 dari ang· garan itu sebenarnja bukan anggaran jang sehat lagi. Sebab itu kitll '1"~ k; terkediut membatja halaman VI/3 dari Nota Keuangan jang berbunji:
,,Dari peng:alaman 1957 tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa deficiit jang menimbulkan kenaik-
an tingkat harga sampai batas tertentu, masih dapat mengindusir kenaikan produksi (untuk konsumsi) dalam negeri; dan kedua, bahwa produksi dan ekspor barang-barang ekspor kita dapat naik, meskipun ter~ daprut penurunan harga dipasar dunia".
Dari kesimpulan terseibut dapat kita ambil peladjaran, bahwa:
a. deficit jang besar, sampai titik tertentu, tidat perlu menimbulkan akibat jang djelek terhadap produksi, dan dengan demikian perkembangan perekonomian seluruhnja;
b. dalam struktur ,,export economie" deficit tidak mempunjai effek langsung terhadap produksi barang-barang eXiport;
c. penambahan volume uang sebagai akibat deficit tidak mempunjai effek jang mendadak terhadap tingkat harga.
Demikianlah Nota Keuangan. Peladjaran jang diambil ini seibagai kesimpulan
tersebut, menurut hemat kami sangat berbahaja. Terutama peladjaran c jang mengatakan bahwa ,,penambahan volume uang sebagai alkrbat deficit tidak mem~ punjai effek jang ,,mendadak terhadap tingkat harga". Pengalaman sehari-hari dewasa ini membukti· kan kebalikannja. Memang masih dapat kita bertahan pada clausule: ,,deficit jang besar, sampai titik tertentu", tapi djusteru menentukan ,,sampai titik tertentu" inilah jang paling sulit. Sebaiknja, djangan kita sampai kepada ,,titik tertentu" itu, sebab sudah terlambat.
Kami agak pandjang-1ebar mengutip ,,peladjaran" jang drbe11ikan oleh Nota Keuangan ini, oleh karena kami dengan senang hati turut diadjak memperketjil effek negatif dari deficit Anggaran Belandja tahun 1958 dan seterusnja.
Berkata :r'Iota Keuangan (halaman VI/3): ,,2. Soatnja sekarang ialah, bagaimana memperketjil effek negatif dari deficit Anggaran Belandja tahun 1958 jang ditaksir akan berdjumlah Rp. 9,7 miljard pada achir 1958 itu.
Dengan mengingat, pertama, effek realisasi beland ja modal tahun-tahun jang lampau; kedua, dalildalil ekonomi sebagai dikemukakan diatas; dan ketiga, adanja trend kenaikan dari produksi sedjak Mei 1958 jang baru lalu, maka pengendalian deficit 1958 tergantung pada:
a. Politik pengendalian harga (lewat beras dan tex-tiel),
b. Politik ekspor dan impor, c. Pengaturan pengangkutan (antar pulau), d. Management produksi pada umumnja dan e. Pemulihan keaman&n,
jang kita Iakukan bersama-sama". Saja ulangi, jang kita lakukan bersama-sama.
Tentang pengaruh Anggaran Belandia tahun 1959 Nota Keuangan berkata (halaman VI/4): ,,1. Deficit Anggaran Belandja tahun 1959 mung-kin
dapat dikurangi, djika pada achir tahun 1958 kita berh;!l.sil menahan effek deficit Anggaran Belandja tahun 1958.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
3912 Rapat 156. RantjaJigan Anggaran Negara tabun 1959. (Sid'. 1958, P. 350).
(Mr Dr A.M. Tambnilan.)
duksi. Imbangan uang dan produksi harus sesuai, barulah inflasi dapat dihindarkan dan barulah dapat uang kertas disesuaikan dengan harga. barang.
IV. Adakah djalan keluar dari momok deficit jang besar itu?
Pemerintah dalam Nota Keuangan telah mendjawabnja (lihat halaman VI/3) dan djawaban itu kita ambil-alih disini. Kata Nota Keuangan: ,,Pengendalian deficit (1958) tergantung pada: a. Politik pengendalian harga (lewa:t beras dan teks-
til). b. Politik ekspor dan impor. c Pengaturan pengangkutan (antar pulau). d. Management produksi pada umumnja. e. Pemulihan keamanan".
Dengan mengambil-alih djawaban Pemerintah ini untuk menekan deficit kami ingin membalik urutan· nja, sebab kami pandang jang terachir adalah lebih pen ting dari kedua terachir dan begitu seterusnja. . Menurut pandangan kami pemulihan keamanan i:nilah pokok utama dari pada pengenda:lian deficit 1958 dan 1959, kemudian management produksi, lalu pengaturan pengangkutan, politik ekspor dan impor dan barulah jang terachir politik pengendalian harga. . Hanja stabiliteit politik dan ekonomilah jang dapat mendjamin terlaksananja Anggaran Belandja tahun 1959 ini dan stabiliteit poHtik dan ekonomi terlaksana lrnlau keamanan sudah dapat terpuiihkan. Tugas ini memang adalah tugas raksasa dan dalam hubungan ini kita dapat mengerti, apa sebabnja Pemerintah mengadjak Dewan Perwakilan Rakjat dengan mengatakan: ,,Jang kita lakukan bersama-sama".
Didalam tugas pemulihan keamanan' tertjantum anggaran sedjumlah Rp. 700 djuta. Ini berarti bahwa buat pemulihan keamanan itu di.perlukan + 2 djuta ~ehari; ini berarti Iagi, bahwa politik jang didjalan· kan Pemerintah sekarang berdjalan terus dalam ta· hun 1959. Akan tetapi kami berpendapat bahwa ma· ~ij;i,ada djalan jang lain jang dapat ditempuh. ,., Saudara Perdana Menteri sendiri seringkali meriga~kan bahwa Pemerintah tidak menutup kemung,kinan mendengarkan djalan-djalan lain jang dapa:t d.itempuli. Dengan memakai kesempatan ini kami mengusulkan supaja Pemerintah mengundang beberapa orang terkemuka dari daerah-daerah jang her· golak itu untuk meminta pendapat mereka tentang pehjelesaian soal-soal berat jang kita hadapi seka~ tang. Sesudah lebih-kurang 8 - 9 bulan mendjalankan politik sekarang barang,kali orang-orang terkemuka itu dapat mengusulkan sesuatu kepada Pemerintah seba,gai usaha penjelesaian.
·· Kami ingat untuk daerah Tapanuli kepada Ephotus H.K.B.P., pemimpin geredja seluruh Tapanuli jang beranggota + 700.90() orang., Kami ingat kepada Residen Pertsiun Binanga Siregar dan beberapa Radja-radj:il Adat disana. Untuk daerah Minahasa ka:mi ingat kepada Ds. Wenas, Ketua 6.M.l.M. jang beranggota + 300 ~ 400.000 orang dan untuk dae-
rah jang tidak bergolak: Monseigneur Sugyopranoto. Pendapat-pendapat pengetua-pengetua ini sangat penting dikalangan Tapanuli dan Minahasa dan tentu djuga bagi kaum Katholik di Indonesia ini.
Disamping itu pikiran-pikiran Pendeta-pendeta ten~ tara, baik Protestan maupun Ka·tholik sangat ber· harga.
Dibeberapa surat kabar diibukota dimuat karangan Prof. Drs Sigit jang diutjapkannja pada sym· posium situasi Indonesia pada tanggal 28 September 1958 di Jogjakarta. Saja rasa, djuga pendapat ini ada baiknja direnungkan, baik oleh Pemerintah maupun oleh kita.
Pemandangan Prof. Sigit dilihat dari sudut ilmu djiwa sosial, dapat dipandang objektip dan berda~ sarkan ilmijah.
Saudara Ketua, bagaimanapun djuga halnja, se· mua pikiran harus ditudjukan kepada pemuliha!! keamanan ini, dan kami berpendapat bahwa tiap· tiap usaha jang djudjur untuk memberikan sumbangan guna pemulihan keamanan ini hendaknja dipergunakan olen Pemerintah sebaik-baiknja. Oplossing seJandjutnja jang diberikan oleh Pemerintah, jakni:
Management produksi, pengangkutan antar pulau, politik export dan import, politik pengendalian harga memang adalah oplossing jang djitu-djitu dan kami mengharapkan Pemerintah tjukup mempunjai alat untuk melaksanakannja. Terutama kami minta per7
hatian sepenuhnja dari Pemerintah mengenai pengangkutan antar pulau dan pengendalian harga, jang seolah-olah tidak terkendalikan lagi dewasa ini. ·
Sebagai penutup kami mengharapkan pertanjaan: pertanjaan Panitia Ad hoc dan Dewan Pengawas Keuangan jang berhubungan dengan Kementerian Luar Negeri, jang sampai sekarang ini belum ter.:; djawab, hendaknja didjawab oleh Pemerintah. ·
Ketua: Saja persilakan Saudara Adam Malik.
Adam Malik: Saudara Ketua jang terhormat, dalam kesempatan jang diberikan kepada saja sekarang ini untuk mengemukakan pendapat mengenai Ang• garan Belandja tahun 1959, saja akan berusaha mentjukupi batas waktu jang sudah diberikan. Karena itu maka pendapat-pendapat jang akan saja kemukakan hanja terbatas pada Bahagian-bahagian IV, IVA dau II sadja.
'Disamping rasa bersjukur bahwa Anggaran Belandja tahun 1959 sudah dapi;i.t diadjukan dalam si. dang tanun ini, maka rasa tidak puas lebih banjak mempengamh:i pikiran setelih kita lebih mehdalam membatja dan memperhatikan anggarin belandja tersebut. ·
Seluruh Anggaran Belandja tahun 1959, mulai dari Nota Keuangannja sampai kepada tiap-tiap bahagian ternja(a tidaklah menggambarkan masa depan jang terang, artinja dalam anggaran belandja tersebut Mak ada hara pan-hara pan .. jang mendjadi · pegangan bagi setiap rakjat, .bahwa kehidupa•n jang, lebih baik akan datang.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Ralltjallgan Angkarao Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3909
(Mr Dr A. M. T~bunan.)
Panitia Ad hoc sendiri mentjatat sebagai berikut:
,,I. Pada wakto Panitia Ad hoc mengadakan rapat-rapatnja, ternjata bahwa bahan-bahan men~nai rantjangan Anggaran BelaIJdja tahun 1959 tidak lengkap; jang belum lengkap adalah bahanbahan jang ditegaskan dalam lampiran (IV)"; (kemudian seperti kita ketahui bahan-bahan jang dimaksud berangsur-angsur sudah masuk).
II. Nota Keuangan belum menggambarkan pelaksanaan dan amh dari polit•ik Pemerintah dengan tegas. Dalam Nota Keuangan ternjata tidak terdapat pendjelasan Pemerintah mengenai pelaksa· naan program Kabinet dan pendjelasan dari pada tugas chusus tiap kementerian, malahan banjak djuga kementerian~kementerian ticlak disebut-sebut sama sekali didalam Not.a Keuangan, walaupun rantjangan anggaran belandja kementerian itu menundjukkan kenaikan.
Dalam hubungail ini Panitia Ad hoc hendak mengemukakan bahw.a approach baru Kabinet, untuk pemulihan keamanan kurang digambarkan dengan tegas dalam angka-angka. Dirasakan manfaatnja, apabila Pemer,intah memberikan perintjian tersendiri tentang pengeluaran untuk semua kemen· terian, chusus untuk keperluan pemulihan keamanan. Apalagi usaha pemulihan keamanan itu tidak dilakukan melulu dibidang militer, tetapi djuga dibidang-bidang usaha, banjak matjam kementerian.
Tjatatan II Pan~tia Ad hoc ini kami rasa tepat sekali, dan kami · ingin mengambil-alih seluruhnja dlengan pengharapan agar Pemerintah memberikan djawaban jaµg setjukupnja kepada Dewan Perwakilan Rakjat.
Diterimanja rabtjangan Anggaran Belandja tahun 1959 ini sesuai dengan tuntutan Undangundang Dasar Senltentara, dibitjarakannja dan diselesaikannia sebellum tahun ini berachir, berarti kemadiuan iang bfsar dalam sedjarah perundangundangan kita (teru~ama da lam perundang-undangan bud~et) dan kamil pandang sebagai salah satu usaha untuk menortnalisasikan keadaan di Indonesia ini. i
Saudara Ketua, j sudah terang bahwa maksud anggaran belandja iini, ialah untuk dapat direalisasikan pada tahun !jang akan datang. Dengan lain perkataan, perkir~an jang ditjantumkan dalam anggaran beland~· sedapat-dapatnja mendekati deficit sediumlah miljard rupiah. •
Deficit sepiumla 8 miJjard rupiah itu sudah semestinja mendjadi 1 "red light" (.,sinar merah") Irepada kita jang men ndiukkan dekatnja bahaja, djadi hams kita pandan _ sebagai hal iang sangat serieus. Satu anggaran bela dia jang berdefi_cit 1/3 dari angga.ran itu sebenarnj bukan anggaran jang sehat lagi. Sebab itu k-ita "l<l 1<: terkediut membatja halaman VI/3 dari Nota Ke angan jang berbunji:
,,Dari pengalam n 1957 tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa eficit jang menimbulkan kenaik-
•
• --~- --- -----'--
an tingkat harga sampai batas tertentu, masih dapat mengindusir kenaikan produksi (untuk konsumsi) dalam negeri; dan kedua, bahwa produksi dan ekspor barang-barang ekspor kita dapat naik, meskipun terdapait penurunan harga dipasar dunia".
Dari kesimpulan tersebut dapat kita ambil peladjaran, bahwa:
a. deficit jang besar, sampai titik tertentu, tidat perlu menimbulkan akibat jang djelek terhadap produksi, dan dengan demikian perkembangan perekonomian seluruhnja;
b. dalam struktur ,,export economie" deficit tidak mempunjai effek langsung terhadap produksi barang-barang e:x;port;
c. penambahan volume uang sebagai akibat deficit tidak mempunjai effek jang mendadak terhadap tingkat harga.
Demikianlah Nota Keuangan. Peladjaran ]ang diambil ini sebagai kesimpulan
tersebut, menurut hemat kami sangat berbahaja. Terutama peladjaran c jang mengatakan bahwa ,,penambahan volume uang sebagai akibat deficit tidak mem,.. punjai effek jang ,,mendadak terhadap tingkat harga". Pengalaman sehari-hari dewasa ini membuktikan kebalikannja. Memang masih dapat kita bertahan pada clausule: ,,deficit jang besar, sampai titik tertentu", tapi djusteru menentukan ,,sampai titik tertentu" inilah jang paling sulit. Sebaiknja, djangan kita sampai kepada ,,titik tertentu" itu, sebab sudab terlambat.
Kami agak pandjang-Jebar mengutip ,,peladjaran" jang di,be11ikan oleh Nota Keuangan ini, oleh karena kami dengan senang hati turut diadjak memperketjil effek negatif dari deficit Anggaran Belandja tahun 1958 dan seterusnja.
Berkata ~ota Keuangan (halaman VI/3): ,,2. Soatnja sekarang ialah, bagaimana memperketjil effek negatif dari deficit Anggaran Belandja tahun 1958 jang ditaksir akan berdjumlah Rp. 9,7 miljard pada achir 1958 itu.
Dengan mengingat, pertama, effek realisasi beland ja modal tahun-tahun jang lampau; kedua, dalildalil ekonomi sebagai dikemukakan diatas; dan ketiga, adanja trend kenaikan dari produksi sedjak Mei 1958 jang baru lalu, maka pengendalian deficit 1958 tergantung pada:
a. Politik pengendalian harga (lewat beras dan tex-tiel),
b. Politik ekspor dan impor, c. Pengaturan pengangkutan (antar pulau), d. Management produksi pada umumnja dan e. Pemulihan keamamm,
jang kita lakukan bersama-sama". Saja ulangi, jang kita lakukan bersama-sama.
Tentang pengaruh Anggaran Belandia tahun 1959 Nota Keuangan berkata (halaman VI/4): . ,,1. Deficit Anggaran Belandja tahun 1959 mun.J?kin
dapat dikurangi, djika pada achir tahun 1958 kita berhttsil menahan effek deficit Anggaran Belandja tahun 1958 .
l l
l . l
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
:3910 Rapat 156. Rantjangao Anggaran Negara tahun 1959 (Sjd'. 1958, P. 350).
(Mr. Dr A.M. Tambunan.)
Seterusnja:
Anggaran Belandja tahun 19S9, dengan deficit jang berdjumlah Rp. 8 miljard itu, mungkin dapat mem· punjai pengaruh positief terhadap pertumbuhan kehi· dupan ekonomi negara kita, bila kita berhasil mena· ban tekanan inflatoir dari deficit tahun l 9S8 ini. Kemungkinan ini ada, mengingat faktor-faktor extern dan trend perbaikan produksi/ekspor jang bergerak diluar pengaruh Iangsung dari deficit anggaran be· landja kita".
Seperti dikatakan tadi, Pemerintah mengadjak Dewan Perwakilan Rakjat untuk turut-serta dalam pe· ngendalian deficit jang suram itu, baik untuk tahun 19S8 maupun untuk tahun 19S9. Pemerintah meng· akui, bahwa defioit tahun 19S9 mungkin dapat diku· rangi, djika kita bersama berhasil menahan effek deficit Anggaran Belandja tahun 19S8 dan mungkin pula Anggaran Belandja tahun l9S9 mempunjai pengaruh positief terhadap kehidupan ekonomi kita, bila kita berhasil menahan tekanan inflatoir dari deficit tahun l 9S8 ini.
Adjakan itu sympathiek dan harus kita sambut dengan baik.
Saudara Ketua, ada beberapa faktor jang menim· bulkan kechawatiran bahwa Anggaran Belandja tahun 19S9 ini tidak begitu mudah direalisasikan, dengan lain perkataan bahwa deficit akan lebih ting·
· gi dari pada jang diperkirakan oleh Pemerintah.
Saudara Ketua, faktor jang pertama ialah keamanan dalam negeri. Menurut dugaam, djumlah jang disediakan untuk pemulihan keamanan jakni Rp. 700 djuta, terbagi dalam anggaran Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Uclara masing· masing Rp. 600 djuta, Rp. SO djuta dan Rp. SO djuta, kiranja dapat dilampaui djuga. Sampai bulan Agustus/September menurut Saudara Wakil Perdana Menteri II ldham Chalid sudah terpakai ± 4 mil· jard. sekalipun usaha pemulihan keamanan itu untuk tahun 19S9 tidak hegitu berat Iagi seperti pada tahun 19S8 ini~ namun follow-upnja akan tetap memakan biaja jang sangat besar djumlahnja.
Di Tapanuli umpamanja masih djauh dari pada aman. Berkata Ketua Jajasan Penjelidikan Perenitjanaan dan Pembangunan Tapanuli dan sekitarnja, Ir Sitomptll, dalam rapatnja pada tanggal 31 Oktober jang lalu sebagai berikut:
,,Maijlah kita menoleh lagi kedaerah kita. Tapa· nuli dan sekitamja. Kali Joi kita memperhatikan keadaan-keadaan disana; jang njata adalah satu kekatjauan. Adalah dewasa ini dua kekuasaan disana jang saling bermusuh-musuhan, jaitu kekuasaan tentara Pusat dan kekuasaan jang disebut tentara rimba. •
Kota,kota didudriki tentara Pusat, tetapi ada kala· nja kota-kota itu diganggu ataupun Oirebut oleh tentara riD11ba dan diduduki untuk beberapa hari.
Tentara rimba senantiasa ,memperkokoh diri dipedalaman dan untuk ini, tenaga rakjatlah jang sebagian besar dipakai oleh mereka. Sudah barang tentu bahwa rakjat, baik dikota maupun didaerah, sangat gelisah oleh karena pertenipuran-pertempuran. dan sangat terganggu pulalah pekerdjaan mereka sehari-hari. Bukan hanja pekerdjaan rakjat jang terganggu, pun sekolah-sekolah, p~kerdjaan-pekerdjaan umum lalu-lintas, terganggu pula. Pembangunan tak ada, dan jang dulu ada sudahlah berhenti. Sebaliknja pengrusakanlah jang ada, djembatan· djembatan mendjadi rusak, djalan-djalan mendjadi rusak, kantor-kantor dan rumah-rumahpun mendjadi rusak dan orang-orang mendjadi liar. Inilah keadaan dewasa ini.
Saja sendiri (kata Ir Sitompul), mulai tahun 19S6 sampai Djanuari 19S8 jaitu sebelum disana ada pertempuran-pertempuran, sering pergi ke Tapanuli berhubung dengan pekerdjaan-pekerdjaan saja disana. Dikampung-kampung, diwarung-warung, orang senantiasa menanjakan kepada saja: ,,Kapan dimulai dengan pembangunan didaerah kita ini? Kapan djalan-djalan ini dibetu1kan?''
Dan pada waktu pergolakan-pergolakan hebat dinegara ini, jaitu timbulnja P.R.R.I. dan Permesta, mereka sangat mengharapkan agar supaja djangan ki.rania sampai ada pertempuran dikampunghalaman mereka.
Nasib rakjat Tapanuli dan sekitarnja nampaknja tidaik begitu baik. Peluru-peluru toch bersiul-siul dengan ngerinja diudara Tapanuli, meriam-meriam berdentum-dentum dan memuntahkan apinja, dan kapal-kapal terbang meraung-taung serta mendjatuhkan bom-bomnja dan granat-granatnja. Rakjat jang selalu memintakan agar da~rah mereka djangan didjadikan medan permainan api, terseret kedalam api itu.
Sengadja tidak saja tjoba d~sini menuturkan kedjadian-kedjadian itu setjara pplitis, pun saja. tidak tjoba menerangkannja atau menganalisirnja dengan memakai katjamata Pemerinta:bj Republik Indonesia ataupun katjamata P.R.R.I.
Andaikata saja tjoba itu, adalkemungkinan bahwa saja akan memperdengarkant' sesuatu jang tidak benar. Sekalipun tak ada kesa ahan, saja dengungkan. masih ada kemungkin n bahwa Saudara·
· saudara ataupun orang-orang in diluar kumpulan kita ini memberikan arti jang *erlainan kepada apa jang saja sebut-sebut. Dan bu~an itu maksud per· temuan kita ini. ; • Saja dengan keterangan-ke rangan saja diataa. hanja mau menggambarkan k pada Saudara kesu-
· Iitan, kegelisahan dan ketakut n rakjat kita disana. dan bahwa mereka mengingin an sebaliknja, jaitu keamanan penuh dengan pemb ngunan.
Saja ulangi fagi. Saja tegaskan bahwa rakjat di Tapanuli dan se
kitamja tidak mengerti dan f .ak menjukai keka· tjauan · sekarang, sebaliknja ereka sangat rindo kepada pembangunan-pemban n.
•
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Raatjaligan A.nggaru Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. ,3911
(Mr Dr AM. Tambmlall.)
Saja bertanja:
Bukankah ini satu kenjataan untuk dibuat satu landasan (startingpoint) untuk meredakan suasana di Tapanuli dan sekitarnja agar kita bisa membangun daerah kampung-halaman kita itu?"
Keadaan jang digambarkan oleh Saudara Ir Sitompul tadi di Tapanuli, mutatis mutandis demikian pula di Minahasa dewasa ini, ternjata dari keterangan Pemimpin Geredja Indjil Minahasa (G.M.I.M.) kepada seorang missi Pemerintah ke Minahasa tempo hari. Memang masih banjaklah jang harus diusahakan dalam pemulihan keamanan ini. Rp. 700 djuta setahun, berarti + 2 djuta sehari, untuk pemulihan keamanan tidaklah djumlah jang sedikit. Akan tetapi seperti saja katakan tadi, menurut dugaan, djumlah itu akan lebih tinggi lagi, sehingga dengan sendirinja deficit tahun 1959 ini akan bertambah.
Faktor jang kedua ialah soal belandja pegawai. Inipun akan mengalami kenaikan jang akan me~ nimbulkan tambahnja deficit.
Menurut Nota Keuangan (halaman I/7) dalam taksiran belandja pegawai, tidak termasuk belandja pegawai-pegawai daerah otonom dan tidak pula belandja pegawai untuk perusahaan I.B.W. Dan belum pula diperhitungkan kemungkinan tambahan berhubung dengan maksud Pemerintah untuk meng· adakan perbaikan dalam peraturan gadji pegawai.
Mengingat, bahwa tingkat hidup di Djakarta achir tahun 1958 3X dan achir tahun 1959 3,2 lebih tinggi dari tahun 1953, maka sudahlah selajaknja dan seadilnia djika perbaikan dalam peraturan gadji pe· gawai-pegawai itu segera diadakan oleh Pemerintah. Pemerintah sekarang ini belum dapat mengadakan perkiraan tentang djumlah tambahan anggaran belandja pegawai ini. tapi tidak akan kurang dari 1-2 miljard.
Faktor ketiga: ialah soal beras. Buat waktu-waktu • jang akan datang, selama kita
belum dapat memprbdusir beras jang setjukupnja, beras ini tetap akat)! mendjadi ,,zorgenkind" dari tiap-tiap Pemerintah. [Kami cha.watir apakah djumlah Rp. 900 djuta ini sut:fah memadai buat tahun 1959 ini, jang seharusnja ! dimasukkan dalam Angga.ran Belandja tahun 1958f
Faktor keempat: iii.lab banjaknja uang muka pada Bank Indonesia dan ! banjalmja uang jang .beredar.
Uang muka sedjum,ah Rp. 24.270 djut.a pada achir tahun 1958" dan sedj~mlah Rp. 30.620 djuta pada achir tahun 1959 sa~gat mengchawatirkan.
Faktor kelima: ia~ah tetap adanja barter-barter, baik illegaal maupun [Setengah legaal.
I
. Menurut. penden 'ran kami, sekalipun sudah ~iperintahkan dari P sat untuk menghentikan barter nu. ' riamun masih a a daerah-daerah jang belum mentaatitija atau set -setenpb.
•
• --- --------'~ - _, _______ --
· Pemerintah sudah berulang-ulang mendjelaskan buruknja pengaruh barter liar ini terhadap perkembangan ekonomi umumnja, terhadap persediaan devisen chususnja, sebab itu haruslah diambil tindakan sebaiknja oleh Pemerintah untuk menghentikag barter itu se-effektief-effektiefnja. Selama hal itu belum terdjaidi maka deficit negarapun akan ber· tambah dan perkiraan Pemerintah akan menemui kesalahan lagi.
III. Tanda-tanda hidjau (lichtpunten).
Tidak dapat disangkal bahwa memang ada tanda· tanda hidjau ata.u lichtpunten, antara lain pampasan Djepang. Keanehan pampasan ini ialah, bahwa tiaptiap tahun harus·dirundingkan.dengan Djepang, apa· kah jang dapat disanggupkan oleh negara itu untu~ dikirim ke Indonesia. Djadi bukan kita jang menetap. kan lebih dahulu, apakah pada sesuatu tahun jang kita kehendaki.
Kemudian tekstil dari Republik Rakjat Tiongkok. Selandjutnja kredit-kredit dari lain-lain negara, se· pevti Italia, Rusia dan Swiss, dan seperti jang di~ terangkan oleh Menteri Luar Negeri, baik berupa kredi't Government, maupun berupa private. Ta~ ketentuan-ketentuan kredit ini rupanja belum 100% pas ti.
Dalam hubungan ini dapat dikatakan, bahwa investasi modal asing berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing belum dalam waktu jang singkat dapat diharapkan. Djadi kedua hal jang ter;, sebut terachir adalah lichtpunten ketjil-ketjil sadja.
Demikian pula dengan pindjaman obligasi, kita memandangnja sebagai lichtpunt ketjil sadja, berhu.,. bung dengan pengalaman pindjaman nasional tem• po hari.
Dengan pienjesal kami mengatakan bahwa perr tjiptaan uang dengan tidak disertai produksi bukanlah pembiajaan, tapi adalah penambahan inflasi. Tiap-tiap uang kertas rupiah harus ada lawan-nilai~ nja (tegenwaarde) dalam barang ekonomi, baharulah pengeluaran uang kertas rupiah itu dapat dipertang· gung-djawabkan.
Kalau dulu ada sepuluh rupiah (uang kertas) dan ada 10 buah barang ekonomi ( economisch · goed). maka harga uang kertas itu adalah benar-benar satu rupiah. Tapi kalau ditjiptakan uang rupiah kertas 20 lembar, sedangkan IO barang ekonomi itu tetap 10 buah sadja, maka harga rupiah kertas itu bukan lagi 1 rupiah, tapi sudah mendjadi IO : 20 = 50 sen. .
Kalau 40 lembar uang kertas rupiah ditjiptakan~ sedangkan barang ekonomi (economisch goed) tetap 10, maka harga uang sudah merosot mendjadi 10 : 40 = 25 sen, sebab bdat membeli 10 barang sudab harus dibajar 40 rupiah jang baru.
Kalau 100 lembar uang kertas baru ditjiptakan, sedangkan barang tetap 10, maka harga rupiah kertas tadi sudah mendjadi 10 : 100 = 1/io rupiah atau 10 sen sadja dan 1'egitulah seterusnja; ·
Ini hendaknja djangan dilupakan dalam pentjipta· an ua·ng. Seki.Ii lagi dengan pentjiptaan uang tidat mungkin deficit itu diatasi. kalau tidak disertai pro-;
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
r
I I
'.
•
3912 Rapat 156. Rantjangan Anggaran. Negara taboo 1959 (Sid. 19589 P. 350).
(Mr Dr A.M. TambnDan.)
duksi. Imbangan uang dan produksi harus sesuai, barulah inflasi dapat dihindarkan dan barulah dapat uang kertas disesuaikan dengan harga barang.
IV. Adakah djalan keluar dari momok deficit jang besar itu?
Pemerintah dalam Nota Keuangan telah mendjawabnja (lihat halaman VI/3) dan d]awaban itu kita ambil-alih disini. Kata Nota Keuangan: ,,Pengendalian deficit (1958) tergantung paida: a. Polittk pengendalian harga (lewa:t bems dan •teks-
til). b. Politik ekspor dan impor. c Pengaturan pengangkutan (antar pulau). d. Management produksi pada umumnja. e. Pemulihan keamanan".
Dengan mengambil-alih djawaban Pemerintah ini untuk menekan deficit kami ingin membaHk urutannja, sebab kami pandang jang terachir adalah lebih penting dari kedua terachir dan begitu seterusnja. . Menurut pandangan kami pemulihan keamanan i:nilah pokok utama dari pada pengendalian deficit 1958 dan 1959, kemudian management produksi, lalu pengaturan pengangkutan, politik ekspor dan impor dan barulah jang terachir politik pengendalian harga. . Hanja sta:bili:teit politik da:n ekonomilah jang dapat mendjamin terlaksananja Anggaran Belandja tahun 19~9 ini dan stabiliteit poli<tik dan ekonomi terlaksana :(calau keamanan sudah dapat terpuHhkan. Tugas ini memang adalah tugas raksasa dan dalam hubungan ini kita dapat mengerti, apa sebabnja Pemerintah mengadjak Dewan Perwakilan Rakjat dengan me. ng~takan: ,,Jang kita lakukan bersama-sama".
Didalam tugas pemulihan keamanan• tertjantum anggaran sedjumlah Rp. 700 djuta. Ini berarti bahwa. buat pemulihan keamanan itu diperlukan ± 2 djuta ~ari; ini berarti lagi, bahwa politik jang didjalan· ka.n Pemerintah sekarang berdjalan terus dalam ta· hun 1959. Akan tetapi kami berpendapat bahwa ma· sih, ada djalan jang lain jang dapat ditempuh. '', ·saudara Perdana Menteri sendiri seringkali me-. tig~takfln bahwa Pemerintah tidak menutup kemung· )<:inan m.endengarkan djalan-djalan lain jang dapa't d.itempµh. Dengan memakai 'kesempatan ini kami mengusulkan supaja Pemerintah mengundang bebe· rapa o~ang terkemuka dari daerah-daerah jang ber· golak i:tu untuk meminta pendapat mereka tentang piehjele$aian . soal-soal berat jang kita hadapi seka~ rang. Se&udah Iebih-kurang 8 - 9 bulan mendjalan· kan politik sekarang barangjcali orang-orang terkenmka Hu dapat mengusulkan sesuatu kepada Pemerintah sebagai uisaha penjelesaian.
·· Kam!i ingat untuk daerah Tapanuli kepada Ephoi'us H.K.B.P., pemimpin geredja seluruh Tapanuli jang btranggota ± 700.900 prang .• Kami ingat kepada Residen Pensiun Binanga Siregar d_an b~berapa Radja.radj:a Adat disana. Untuk daerah Mina.has~ kilmi i•gat kepada Ds. Wenas, Ketua O.M.I.M. jang. beranggota + 300 ,.;.,;. 400.000 orang dan untuk dae-
rah jang tidak bergolak: Monseigneur Sugyopranoto. Pendapat-pendapat pengetua-pengetua ini sangat penting dikalangan Tapanuli dan Minahasa dan tentu djuga bagi kaum Katholik di Indonesia ini.
Disamping itu pikiran-pikiran Pendeta-pendeta teiitara, baik Protestan maupun Katholik sangat ber~ harga.
Dibeberapa surat kabar diibukota dimuat ka-rangan Prof. Drs Sigit jang diutjapkannja pada symposium situasi Indonesia pada tanggal 28 September 1958 di Jogjakarta. Saja rasa. djuga pendapat ini ada baiknja direnungkan, baik oleh Pemerintah maupun oleh kita.
Pemandangan Prof. Sigit dilihat dari sudut ilmu d'jiwa sosial, diapat dipandaug objektip dan berda~ sarkan ilmijah.
Saudara Ketua, bagaimanapun djuga halnja. semua pikiran harus ditudjukan kepada pemulihau keamanan ini, dan kami berpendapat bahwa tiap: tiap usaha jang djudjur untuk memberikan sumbangan guna peanuliha:n keamanan ini hendaknja dipergunakan oleh Pemerintah sebaik-baiknja. Oplossing se-1andjutnja jang diberikan oleh Pemerintah, jakni:
Management produksi, pengangkutan antar pulau, politik export dan import, politik pengendalian harga memang adalah oplossing jang djitu-djitu dan kami mengharapkan Pemerintah tjukup mempunjai alat untuk melaksanakannja. Terutama kami minta per7
hatian sepenuhnja dari Pemerintah mengenai peng~ angkutan antar pulau dan pengendalian harga, jang seolah-olah tidak terkendalikan lagi dewasa ini. ·
Sebagai penutup kami mengharapkan pertanjaan~ pertanjaan Panitia Ad hoc dan Dewan Pengawas Keuangan jang berhubungan dengan Kementerian Luar Negeri, jang sampai sekarang ini belum ter.:. djawab, hendaknja didjawab oleh Pemerintah.
Ketua: Saja persilakan Saudara Adam Malik.
Adam Malik: Saudara Ketua jang terhormat, da~am kesempatan jang diberikan. kepada saja sekarang mi untuk mengemukakan penc;iapat mengenai Ang• garan Belandja tahun 1959, 'saja akan berusaha mentjukupi batas waktu jang sudah diberikan. Ka· rena itu maka pendapat-pen~apat jang akan saja kemukakan hanja terbatas pada Bahagian-bahagial'I! IV, IVA dan II sadja.
Disamping rasa bersjukur ba.Jiwa Anggaran Belandja tahun 1959 sudah dapat 1diadjukan dafam si~ dang ta~un ini, maka rasa tidllk puas lebih banj.ak mempenga:ru'hi pikiran setela'h 'kita lebih niehdalam membatja dan memperhatibn anggaran belandja tersebut. · · ··
Seluruh Anggaran Belandi4 tahun 1959; 1llulai dari Nota Keuangannja sam · ai kepada tiap-tiap bahagian . ternjat,a tidaklal} enggambarkan. masa depR:ri jang terang, ~rtinja dal Ill anggaran belanclja, tersebut ti9ak ada harapan-h r,apan. jang merulj::idt · pegangari bagi seti~p rakjat, b .hwa kehidupwn jang. lebih baik akan datang. · ·
•
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
. ~-.,---------r--~--~-- -- -~--!
R.antjangao Anggaran Negara taboo 1959 (Sid'. 1958, P. 350). -Rapat 156~ 3913
(Adam Malik.)
Sebab disamping bertambahnja pikulan-pikulan jang bertambah berat, berupa padjak-padjak, kelihatan pulalah tumbuhnja berbagai hutang-hutang jang akan mendjadi tanggungan negara dan rakjat dimasa jang akan datang.
Oleh karena itu, djika ditindjau dari sudut isi pidato-pidato Kepala Negara, seperti apa jang diutjapkan oleh beliau pada hari ulang tahun Proklamasi baru-baru ini, antara lain disebutkan bahwa tahun 1958 'ini adalah tahun ·tantangan, dimana negara kita menghadapi berbagai matjam tantangan baik dari dalam maupun dari luar, maka bila dibandingkan dengan apa-apa jang diinginkan atau garis jang telah ditarik oleh Kepala Negara itu dalam pidatopidatonja, ternj1ata djiwa dan isi dari Anggaran Belandja tahun 1959, bersimpang-siur dan bertentangan dalam 'beberapa hal.
Kabinet Karya sudah dibentuk dengan dasar untuk melaksanakan s~stim jang sudah digariskan oleh Pre.siden dalam konsepsinja, jakni Demokrasi Terpimpin (po!His dan ekonomis) agar dapat melahirkan masjarakat adil dam makmur.
Karena itu, bagaimanakah akan tertjapai kemakmuran dan keadilan, djika pokok-pokok untuk memetjahkan persoalan ini, seperti jang digambarkan dalam Anggaran Belandja tahun 1959 itu tidak menjinggung sama sekali pokok persoalan jang saja sebutkan tadi, jakni dengan tidak mendjalankan Demokrasi Terpimpin itu dalam arti politis-ekonomis, Djika rentjana Demokrasi Terpimpin ini didjalanikan, berarti merombak sistim anggaran belandja jang Seka. rang ini. Hal· ini berarti kita harus mengorbankan kebiasaan lama, tjara-tjara bekerdja lama dengan dasar-dasar baru. Ini berarti bukan sadja peremadjaan disemua Japangan tetapi merombak dan menghan· tjurkan sistim jang lama. J akni menghapuskan sistim kerdja jang berpokdk pada paham liberalisme dan menggantinja dengan paham Demokrasi Terpimpin (sosialisme ·ala Indonesia).
Anggaran belandja jang disampaikan kepada kita sekarang ini, sesungguhnja isinja hanjalah meneruskan tradisi lama sadja, dalam mengemukakannja ada sedikit perbedaan dari pada tahun-tahun ang· garan belandja jang lampau, artinja disana-sini ditambah dan dikurangi. Pokoknja terus deficit dan bagaimana tjara-tjara mengimbangi semua deficitdeficit jang ada itu?
Sesuatu anggaran belandja jang tidak mefnpunjai bahan-bahan jang itjukup, terutama hal-hal jang me· ngenai keka'jaan negara berapa, kebutuhan jang primair seperti makanan, pa:kaian jang diperlukan berapa, pendaftaran rakjat dan penggolongan vaik-vaknja harus sudah ada, agar dengan demikian tenaga rakjat itu dimana perlu sudah dapaf dikerahkan dan pada bagian mama ia harus ditempatkan. Karena tidak ada sjarat-sjarat tersebut, maka terdapatlah mata-anggaran jang berlain-lainan dari satu kementerian dengan lain kementerian, terdapatlah konku-
•
rensi diantara -· tenaga Pemerintah dan tenagatenaga perusahaan partikelir jang dimodali Pemerintah, terdjadiliah berbagai main-mainan dalam pembelian dan 1pemba~ian rberas untuk ra!kjat, ·bahan-hahan pokok untuk industri dan sebagainja.
Karena tidak adanja satu pendirian jang sama dan tegas dari Pemerintah terhadap politik Demokrasi Terpimpin ini, maka tentulah tak mungkin dalam anggaran lbelandja sekarang ini terbajang harapanharapan jang baik untuk masa depan.
Karena itu, ma:ka rterdapatlah simpang-siur dalam melaksanakan setiap rentjana kea>rah kemakmuran jang direntjanakan. Bukankah satu kegandjilan djib. umpamanja Biro Perantjang Negara jang seharusnja han:ja membuat .rentjana, lalu ikut melaksanakan? Sedang tugas bagian pelaksanaan ini sesungguhnja harus ditangan Kementerian Perindustrian atau lainlain kementer·iian. Sekarang ini ternjata Kementerian Perindustrian hanja mengurus soal ketjil-ketjil, seperti pabrik tempe dan tahu, tetapi djika rentjana raksasa seperti iprojeot besi-hadja, fertilizer dan sebagainja sudah lain tangan jang melaksanakannja.
Keadaan ini menundjukkan tidak adanja politik: kemakmuran jang satu dan tegas dikalangan Pemerintah.
Pada Bab I (Pengeluaran) Kementerian Keuangan kelihatan angkanja hanja Rp. 4.422.500.000,- dan pada Bab II (Penerimaan) keluar angka Rp. 16.666.206.300,-. Djadi kelihatan bahwa Kementerian Keuangan mendapat surplus sebesar Rp. 12.232.795.000,-.
Djika ditindjau pengeluaran-pengeluaran Bab I tersebut dan dibandingkan dengan angka tahun 1958, ternjata seprna angka pengeJuaran itu naik.
Bagian IV.
1958 belandja pegawai 1959 " .. 1958 belandja barang 1959 •• .. 1958 belandja lain-lain 1959 " " 1958 belandja modal 1959
Umpamanja mata-anggaran uangan:
832.777.l 873.500 474.273.4 335.000 (kurang) 75.050
3.054.000 2.086.379.8 2.200.000
penjelenggaraan kc-
Belandja :peigawai Belandja lain-lain Belandja modal Belandja pegawai Belandja lain-lain Belandja modal
tahun 1958 = Rp. 410.251,-t.ahun 1958 -- Rp. ~.085.269.-~ tahun 1958 = Rp. 2'.086.379.8 tahun 1~59 = Rp. 43.500.tahun 1959 == Rp. 2.245.000,-tahun 1959 = Rp. 2.200.000,---
Tehnik penjusunan anggaran belandja: ini- tidak: tepat: Lihatlah umpamanja sadja mata~nggaran 4.1.7.lla ongk~s djalan ,pegawai ~menterian Keuangan dan Djawatan Padjak Rp. 7.!500.000,-. Kemudian J<;~ta lihat dalam pos 4.7.3:11 ua~ djalan tetap dan tundjangan mobil Rp. 30.000.000,-.
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
----------- -------~,---~-~--~~. ~
,
3914 Ritpat 156. Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(Adam~k.)
Djadi rupa-rupanja ongkos djalan jang sesungguhnja dari Kementerian Keuangan ini bukan ditempatkan disatu pos sadja tetapi terdapat djuga dilain pas. Begitu djuga, dalam mata-anggaran 4.1.7.16 terdapat pengeluaran berhubung dengan usahausaha menormalisasikan keadaan negara sebesar Rp. 37.150.000.-.
Lalu timbul pertanjaan apakah jang sesungguhnja akan dinormalisasikan Kementerian Keuangan? Tidakkah pengeluaran jang tertjantum dalam mataanggaran 4.1.7.31 jang antara lain untuk P.B.E. kedaerah-daerah dan penjerahan pendapatan padjakpadjak kedaerah sebesar Rp. 3.016.850.000,- itu bukan maksudnja untuk menormalisasikan keadaan?
Masih banjak jang dapat diturunkan dalam pos mata-anggaran pengeluaran ini, umpamanja sadja pos pengeluaran Kantor Besar Djawatan Perdjalanan kelihatan pada pos 4.7 itu belandja pegawai Rp. 12.862.890,- sedangkan untuk belandja barang sadja sudah Rp. 143.680.000,- ·belandja modal Rp. 50.000.000,-.
Mengapa sedemikian besarnja belandja barang ini? Kita lihat dalam pendjelasannja pos 4.7.5 sadja sudah dikeluarkan untuk pengusahaan kendaraan bermotor 15 djuta. pembelian kendaraan bermotor 50 djuta.
Djika diingatkan bahwa pada anggaran belandja jang sudah-sudah ternjata pos-pos pengeluaran ini selalu bertambah, maka angka pengeluaran untuk Bagian IV (Kementerian Keuangan) inipun akan mengalami hal jang sama, apalagi- dengan ban}ak ;pos jang pro memori, hampir ratusan pos pro memori mi. Karena itu deficit jang sudah dikira-kirakan 8 mil'jard pasti akan lebih besar djika tidak diadakan penindjauan umum 'kembali alfan pos-pos jang sesungguhnja daipat dikurangkan.
Berhadapan dengan pos pengeluaran ini kelihatan bahwa pos-pos penerimaanpun walaupun menundjukkan angka jang surplus, tetapi djika kita perintji penerimaaq-penerimaan itu, akan kelihatanlah bahwa peneri~aan-penerimaan tersebut masih merupakan tanda tanja. Artinja, kemungkinan besar sekali penerimaaq-penerimaan itu tidak akan tertjapai menurut angkra-angka itu.
Kita sebqtkan demikian, karena penerimaan dari padjak-padjakla:h jang terbesar masuknja hampir 10 miljard. Ar(inja, tekanan hidup terhadap rakjat akan lebih terasa: ditahun jang akan datang ini.
Begitu d~uga pada pos Bagian IV A {Perusahaan-perusahlj.an dan djawatan jang urusannja masuk K¢menterian Keul!Jlgan). Bagian IV A mt menupdjukkan pada pos pengeluarannja Rp. 4.488.500.000,- seclangkan pos penerimaannja hania Rp. 3.070.354.250,-. Entaih salah djumlah j~ng saja tjoba adakan dari angkaangk:a rtu. ternjata pengeluaran bukanJah Rp. 4.488)500.000,- tetapi lebi~ (kalau tidak salah · hitu~g) Rp. 6.704.922.200,-. Djadi berarti selisih ang~a kira-kira Rp. 2.216.422.200;....:... Ini berarti deficit !bukan 8 miljard tetapi 10 mitjard lebih.
Pemerintah berd jandji akan mengureksi sekali · Iagi angka-angka jang sudah disampaikan itu kepada Dewan Perwakilan Rakjat agar tidak terdjadi kekeliruan. Dan mudah-mudahan angka pendjumlahan saja jang salah, tetapi djika sebaliknja, maka betapakah djadinja Anggaran Belandja tahun 1959 dengan rentjana deficit jang melebihi 10 miljard itu?
Melihat keadaan angka-angka maupun pos-pos jang pro memori dari Bagian IV A ini, maka 1ebihlebih lagi menguatkan kejakinan saja betapa perlu'llja segera didjalankan pe1aksanaan Demokrasi Terpimpin drbid'ang ekonomis. ini. Artinja perusahaanperusahaan jang selama ini hidup dan tegak atas bantuan keuangan dari Pemerintah, djika menderita kerugian sadja maka lebih baik dinjatakan sebagai perusahaan negara, dimana ukuran gadji dan sebagainja disesuaikan dengan peraturan-peraturan gadji pegawai negeri. Begitu djuga perusaihaan-perusahaan jang kelihatan menguntungkan, sud-ah seharusnja semua keuntungan itu masuk ketangan Pemerintah, agar dengan demikian tidaklah lagi dimasa-masa datang semua deficit itu harus ditutup dari bebanbeban padjak sadja. Dengan mendjalankan ekonomi terpimpin pada bagian perusahaan-perusahaan setengah atau seperempat resmi ini akan memudahkan kontrol Pemerintah dan dapat dimasukkan 100%, termuat dalam anggaran belandja.
Selandjutnja saja ulangi Iagi, agar pos-pos pro memori dlalam Bagian IV A ini haruslah terisi, agar dengan demikian tidaklah nanti pada tahun 1959 Pemerintah ma~n minta tambahan anggaran belandja terlalu banjak.
Mengenai Bagian II.
Anggaran Kementerian Luar Negeri dalam tahun 1959 ternjata lebih rendah dari pada Anggaran Belandja tahun 1958. Hal ini djika kita lihat turunnja angka-angka ini, patut menggembirakan lhati, tetapi djika diingat bahwa kewadjiban tugas dari Kemen~e!ian Luar .Negeri .dimaisa tahun jang akan datang iru, maka sa1a sangs1kan apakah akan ltertjapaii tugas chusus seperti jang diharapkan, umpamanja:
1. Untuk memperkokoh solidaritet Asfa-Afrika. 2. Menetrali!sir/menghaipuskan ipe~aruh-pengaroh
kegiatan anasir-anasir pemberontak dHuar negeri. 3. Mengusahakan bantua'n-'bantu:an kredit Iuar
negeri dan mendorong dipertjepatnja pelaksanaan kredit-kredit tersebut.
Kita 1bolak-balik mentjari pos-pos untuk keperluan tugas dhusUJS jang diterakan diiaitas, temjata belum ditetapJ~m. Bagaimanakah akan tertjaipai usaha-usaha itu dengan tidaJc mengeluarkan biaja?
Memperkuat dan memperkokoh solid1lritet AsiaAfrika, bukanlah hanja dengan kata-kata atau pidato sadja, tetapi harus dibuktikan dan dilaksana-kan. ·
Apakah suda:li diadakan persiapan untuk membuka 1pe~akilan-perw~kila~ ditempat-tempat seperti R~pubhk ~hana, Gumea 1ang ~a~ ~erdeka, Aldjaza1r, Tums1a. Marokko dan lam-&un~ Dan adakah dipikirkan pos-po8 .·_ pengeluaran untuk ini?
_...'.\ •
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Raatjangan Anggara:n Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3915
(Adam Malik.)
Mengapakah kita sampai sekarang belum mengakui Guinea? Sedangkan Inggeris dan Amerika sud ah mengakuinja, tidaklah ini perlu dipi'kirkan?
Dipos manakah diambil biaja untuk menetralisir pengaruh-pengaruh anasir pemberollitak diluar negeri itu? Dapa:tkah hanja dengan setjara pengelua:ran biasa usaha-usaha mereka dinetralisir? Rasanja sukar, seba:b melawan pengaruh dan usaha-wsaha mereka diluar itu memerlukan biaja jang chusus. Artinja pengeluasan 1penerangan diluair negeri harus segera didjalankan, agar dengan demikian dengan ditambahnja pengeluaran-pengeluaran · chusus urrtuk memberikan bukti-bukti kemata dunia akan maksud-maksud baik dari Republik Indonesia barulah .dapat diharapkan kemadjuan kearah menetralisir pengaruh kaum pemberontak itu. Untuk usaha-usaha ini haruslah dikeluarkan hiaja jang tjukup dan menempatkan tenaga-tenaga jang tjakaip dan dapat mengua:sai persoalan-persoalan jang hidup ditanah air.
Djika kita liha't pada pos pengeluaran biaja kawat luar dan dalam negeri hanja 20 djuta, maka siapapun tentu akan menjangsikan berapa banjaklah dengan uang sekian itu akan daipat diberikan ipenerang-an jang tjepa:t dan luas diluar negeri? Karena itu pos untuk kawat-kawat inipun haruslah mendapatkan perhatian lebih besar.
Pos untuk menggugah pikiran didunia terhadap Irian Baratpun haruslah d1perhatikan. Dan da'lam pos Bagian II ini ternjata tidak >terbatja. Setjara apalagikah agar dapat persoalan Trian Barat terus diper<ljua1ngkan swpaja djangan sampai dilupakan oleh ·dunia jang adil dan dunia jang bebas akan hak-hak Indonesia atas.nja?
Sajapun merasa bahwa perdjalanan ,tugas Menteri Luar Negeri jang sekarang kebeberapa bagian
·dunia, tentu tidak akan melupakan 1persoalan Irian Barnt ini, hanja saja chawatir dengan bantahan. Ka
·binet bahwa kepergian beliau tidaklah untuk urusan Irian Barat, karena itu tidaklah dengan demikian akam memperlemah lagi tuntutan-tuntutan Indonesia -mengenai haknja atas Irian Barat nanti?
Sekianlah sementara, Saudara Ketua jang terhormat, pemandangan saja dalam rbaibak pertama ini.
Ketua: Saja persilakan Saudara Nj. Salawati.
-Nj. Ch. Salawati: Saudara Ketua jang terhormat, · berhubung kedua kementerian jang akan sa;a bahas, jaitu Kementerian Pertahanan Pusatdan Kementerian Veteran ada sangkut·pautnja dengan faktor keaman
.an dalam negeri, maka saja kira tidak ada salahnja, djikalau saja m~ngulangi lagi pendjelasan Pemerintah dalam nota keuangannja mengenai faktor keamanan itu. ·
Menurut pendjelasan · Pemerintah ,,keamanan ·dalam negeri ~mpengaruhi sangat Anggaran Belan·dja Negara, ialalt biaja untuk usaha-usaha pemulihan :keamanan termasuk pemeliharaan dan pembangunan
•
•
Angkatan Perang dan Polisi. Dari semua tugas pemerintahan, maka pengeluaran disektor pertahanan merupakan bahagian jang terbesar dari seluruh pengeluaran negara.
Dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1957 biaja untuk keamanan rnerupakan kurang-lebih 30% dari djumlah pengeluaran, bahkan dalam tahun 1957 dan tahun 1958 persentase ini rneningkat sampai kirakira 32,5%.
Gerakan operasi da:n pembersihan oleh An:gkatan Perang dan Mobiele Brigade untuk memberantas pengatjauan jang sedjak bertahun-tahun dilakukan oleh D.I.-T.I.I. dan lain gerombolan bersendjata di Djawa - Sumatera Utara", Sulawesi dan Malukti, meminta ratusan djuta rupiah pembiajaannja.
Adanja pemberontakan-pemberontakan di Sumatera Tengah dan Sulawesi Utara jang merusak sendisendi negara Republik Indonesia, telah mengharuskan Pemerintah mengerahkan seluruh kekuatan Angkatan Perang untuk menindasnja. Biaja-biaja untuk operasi militer, pembelian-pernbelian sendjata dan alat-alat lainnja untuk Angkatan Perang kita jang sangat dibutuhkan guna perlengkapan opernsi militer menambah lagi biaja untuk keamanan jang hams dikeluarkan tahun ini dengan djumlah jang melebihi Rp. 3 miljard besarnja.
Pemerintah menginsjafi bahwa pengeluaran untuk pemulihan keamanan merupakan beban jang berat untuk Anggaran Belandja Negara, akan 1tetapi sebaliknja Pemerintah mempunjai keinsjafan pula, bahwa penambahan produk&i dan pembang\.man pada umumnja sukar dapat ditjapai dengan baik djih tiada keamanan. Itulah sebabnja bahwa pemulihan keamanan mendapat prioriteit utama dalam rangka pengeluarah untuk usaha-usaha Pemerintah. Begitiilah pendjelasan Pemerintah.
Saudara Ketua jang terhormat, dari keterangan Pemerintah jang saja kutip tadi njata, bahwa walaupun Pemerintah telah mengeluarkan uang beratusratus djuta rupiah untuk membasmi D.l. dan T.I.I. dan achir-achir ini, Permesta-P.R.R.I. temjafa hasilnja belum 100% memuaskan. Dalatti surat-surat kabar masih sadja kita mendjumpai 1berita-berita tentang korban harta dan djiwa rakjat ser.ta tentara jang gugur karena keganasan gerombolan D.I.-T.I.I. Permesta dan P.R.R.I. . ·
Apa sebabnja, Saudara Ketua, hahwa seakan-akan Pemerinta~ dan alat-alat negara tak berhasil 100% rnembasm1 :gerombolan D.I.-T.I.I., Permesta dan P.R.R.I.? Menun~t pendapat saja, Saudara Ketua, iaIah karena Pemennta~-clan alat-alat nega1ra disamping berusaha membasm1 D.I.-T.I.I., Peymesta dan P.R.R.I. dalam hutan-hutan, masih kurimg memperhatikan pemberantasan D.I.-T.I.I., Permesta dan P.R.R.I. dalam kota.
i
Saudara Kettia · jang terhormat, D.l-T.I.I., Permesta dan P.R.R.I. dalam kota bersa~ang dimanamana, baik .dibadan-badan resmi maµpun badanbadan partikelir .
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
3916 Rapat 156. Rantjangan Anggaran Negara tabun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(Nj. Ch. Salawati.)
Selain dari pada gangguan keamanan akibat perbuatan-perbuatan gerombolan jang saja sebutkan tadi, djuga harus mendapat perhatian Pemerintah ialah perbµatan dari beberapa gelintiir manusia jang mendjadi kaja-raja diatas deritaan dan kesengsaraan rakjat.
Oleh sebab itu saja sangat menjetudjui dan menghargai akan pernjataan Overste Andi Jusuf di Makasar, 'sewaktu memperingati sumpah pemuda tahun ini jang menjatakan bahwa tentara harus memilih satu antara dua, jaitu mendjadi tentara atau pedagang.
Kemudian, Saudara Ketua, sebagai pelaksanaan dari pernjataan itu kepada tentara-pedagang itu diharuskan mendaftarkan diri dengan batas waktu 15 Nopember tahun 1958.
Mudah-rhudahan, Saudara Ketua, Overste Andi J usuf dapat bertindak tegas sesuai dengan pernjataannja, sebab' apalah manfaatnja sesuatu pernjataan, djtkalau tiada dibarengi dengan kenjataan. Sebab saja tahu, Saudara Ketua, penderitaan rakjat di Sulawesi Selatan selain disebabkan gangguan gerombolan D.I. dan T.I.I. djuga tida'k kurang pedihnja tekanan dari beberapa orang alat-alat negara jang berdagang ini. Kapal San Roberto jang masih berada di Makasar, adalah salah satu bukti dari pedagang ini. Oleh sebab itu diharapkan kepada Pemerintah untuk menepati djandjinja, bahwa soal barter liar sudah berachir.
Dan .saja kira, Saudara Ketua, sikap j:ang tegas 11ntuk menliHh satu diantara dua, j.aitu mendjadi tentara atau pedagang, mudah-mudahan dapat diikuti djuga oleh ~lat-alat negara jang lain, terutama dalam pemerintah{ln sipil, jang djuga ternjata ada jang .berdagang.
Oleh sebab itu, Saudara Ketua, djikalau Pemerintah benar-benar menghendaki keamanan dalam ne:gara kita, maka pemberantasannja djanganlah hanja ditindjau dari sudut keuangannja sadja, tetapi harus djuga ditinqjau dari sudut ketegasan sikap dalam segala lapangan dan kalangan jang mengakibatkan kekatjauan. ~anja dengan sikap tegas, Saudara Ketua, keamanan bisa tertjapai.
Dari itu ijJeranan dari Menteri Pertahanan beserta Kementerian Pertahanan Pusat, adalah sangat pen-1ing dalam pemulihan keamanan bersama-sama dengan ketiga! Angkatan Perangnja terbukti sewaktu menumpas 11emberontak-pemberontak darn petualangpetualang ~ermesta dan Pemerintah Revolusioner Republik I1donesia. . .
Sekarang , sarripailah saja • kepada pembitjaraan .anggaran belandja Bagian VIA (Kementerian Pertahanan Pusat) jang meliputi djumlah Rp. 139.500. 000,- jang !diperintji sebagai berikut: pos 6A. l ~ementerian Pusat ... Rp. 45.000.000,-
6A.3 <}orps Tjadangan Na- • slonal . . . . .. . . .. . . .. . .. .. ,, 94.000.000,-
6A..4 Rengeluaran . tidak ter- • I •
s~ngka . . . . . .. . . . . . . .. . . . . ,, . 1.000.000,-
sedang untuk pos VIA.2 (keadaan luar biasa) tidak: disediakan keuangannja.
Melihat pengeluaran untuk keempat pos itu, qiaka pos VIA 3 (Corps Tjadangan Nasional) adalah merupakan kurang-lebih 70% dari keseluruhan anggaran belandja Bagian VI A.
Akan tetapi walaupun djawaban Pemerintah atas. pertanjaan-pertanjaan Panitia Ad hoc Dewan Perwakilan Rakjat untuk rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959. mengenai Bagian A telah disampaikan kepada anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat, tetapi sangat disajangkan, bahwa memori pendjelasannja belum djuga disampaikan. Oleh sebab itu penelitian dan pembahasan tidak mungkin lantjar sehagaimana diharapkan. Dari itui Saudara Ketua. mudah-mudahan pada masa datang, tidak terulang Iagi bahwa memori peindje1asan dari sesuatu bahagian anggaran belandja tidak diadakan.
Walaupun demikian, Saudara Ketua, saja akan berusaha membahas anggaran belandja Bagian VI Aini dengan mempergurrakan bahan-bahan jang terdapat dalam Bagian VI A ini, dan dengan mempergunakan bahan-'bahan jang terdapat dalam djawaban Pemerintah atas pertanjaan anggota-anggota Panitia Ad hoc terutama mengenai anggaran belandja Bagian VI A pas 3 (C.T.N.).
Menurut djawaban Pemerintah, untuk tahun 1959 tidak lagi diberikan pindjaman-pindjaman modal dan tidak lagi disediakan belandja modal.
Oleh sebab itu, Saudara Ketua, bersediakah Pemerintah memberikan pendjelasan-pendjelasan;
L Berapa banjakkah modal jang telah dipindjarokan sebelum tahun 1959.
2. Kepada atau atas nama siapakah modal itu dipindjamkan.
3. Berapakah modal jang telah dikembalikan dan dari siapa-siapa.
4. Berapakah modal jang belum dikembalikan dan atas nama siapakah modal itu diberikan.
Selain dari pada itu, menurut djawaban Pemerinta:h daerah transmigrasi dari Corps Tjadangan Nasional adalah 5 buah:
l. Kungku. 2. Lampung (dekat Metro). 3. Ophir (Sumatera Barat). 4. Kalimantan. 5. Teluk Lada (Banten Selatan).
Oleh sebah itu dapatkah Pemerintah memberi pendjel~an mengenai djumlah kepala rumah tangga jang sudah ditampung dalam tiap-~iap objek transmigrasi Corps Tjadangan Nasional : itu: • 1. Sedjak kapankah tiap-tiap objef: itu didirikan. 2. Berapakah djumlah uang jang t~lah dipakai un-
tuk tiap-tiap objek itu. i
3. Siapakah jang bertanggung-djawab pada tiap-tiap objek itu.
4. Apakah untuk tahun 1959 kelim~ itu masih men-• dapatkan bantuan dari . Pemeri~tah dan bagai-manakah perintjiannja. . .. . ! .
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rautjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3917
(Nj. Ch. Salawati.)
Selain dari pertanjaan-pertanjaan jang saja telah adjukan diatas, djuga mengingat akan pengalaman jang pahit jang telah dialami oleh para transmigran Corps Tjadangan Nasional Ophir di Sumatera Barat akibat keganasan P.R.R.I., apa'kah Pemerintah tidak sependa:pat dengan saja, agar dimasa-masa jang akan datang, anggota transmigrasi Corps Tjadangan Nasional ini, disamping diberikan perlengkapan untuk pertanian, djuga diberikan sendjata, untuk mempertahankan diri dan membantu 1nemelihara keamanan desa-desa disekitarnja, terutama didaerah-daerah jang ada gerombolannja.
Saudara Ketua jang terhormat, selandjutnja tentang pertanjaan-pertanjaain Panitia Ad hoc mengenai mata-anggaran VIA3.4.l 7 biaja konsolidasi transmigrasi, pemberantasan wabah malaria sebanjak Rp. 100.000,- (dari pasal VIA3.4 Pengeluaran untuk transmigrasi daerah Kungku) pemberantasan wahah malaria Rp. 1.300.000,-. Sedang untuk mata-anggaran VIA3.4.23 Pekerdjaan Irigasi hanja Rp. 500.000,-.
Didjawab oleh Pemerintah ,,berhubung dengan pertanjaan, mengapa jang dipilih sebagai daerah transmigrasi djusteru daerah jang begitu banjak peI}jakit malarianja, maka ditjatat bahwa usaha jang sekarang dikerdjakan ialah hanja merupa:kan kelandjutan dari usaha-usaha jang telah dimulai sedjak dahulu.
Dalam pada itu, pada umumnja daerah hutan di Indonesia merupakan tanah datar jang banjak tumbuh-tumbuhannja dan selalu digenangi air, sehingga selalu terdapat banjak njamuk.
Dalam djumlah Rp. 1,3 djuta selain untuk pembelian oba:t-obatan termasuk djuga pembelfan material selengkapnja, umpamanja untuk mendirikan klinik, membeli ialat-alat kedokteran, biaja pembikinan salurain air itu.
Dalam pada itu djumlah setengah djuta untuk pekerdj1aan irigasi adalah hanja untuk perbaikan atau onderhoud irigasi sadja, karena parit-parit untuk keperluan irigasi sudah ada.
Akan tetapi mengingat ketiga mata-anggaran jang . disebut tadi, djuga dalam tahun 1958 menundjukkan pengeluaran jang sama banjaknja dengan tahun 1959, apakah djuga nanti dalam tahun-tahun jang akan datang, pengeluaran ini tidak dapat dihematkan.
Demi'kianlah untuk sementara, Saudara Ketua, pemandangan umum saja mengenai anggaran belandja Bagian v'JA.
Kemudian, Saudara Ketua, akan saja landjutkan pem'bitjaraan saja mengenai Anggaran Belandja Kementerian Urusan Veteran R~publik Indonesia.
Kementerian Urusan Veterain Republik Indonesia jang selama tahun 1.957 dan tahun 1958 hanja 11'.lengutus An$~r~n Belandjfl ~ementedan "£!rusa~ Veterain, rupab1a dalam tahun 1959 telah d1serah1 tugas mengurus Anggaran · Belalldja Demobilisan
_ Peladjar sebanjak Rp. 30 'djuta jang tadinja ter-
masuk dalam Anggaran Belandja Angkatan DaraL Mengingat, bahwa Anggaran Belandja Kementerian Urusaill Veteran untuk tahun 1959 berdjumlah Rp. 106.500.000,- dimana sudah termasuk Rp. 30.000.000,- untuk Anggaran Belandja Demo· bilisan Peladjar, maka sebenarnja Anggaran Belan· dja Kementerian Urusan Veteran hanjalah sebanjak Rp. 76.500.000,- suatu penurunan besar sebanjak Rp. 23.500.000,- djika dibandingkan dengan Ang·garan Belandja tahun 1958 jang berdjumlah Rp. 100.000.000,-.
Mengenai Anggaran Belandja pos 16.2 (Urusan Pendidikan) untuk kursus-kursus kedjuruan beTdjumlah Rp. 34.160.000,- menurut pendjelasan Saudara Menteri, pendidikan/kursus-kursus kedjuruan ini ada jang diadakan di Indonesia dan ada pula jang diadakan diluar negeri. Sajang sekali perintjia1!t dalam soal ini jang telah didjandjikan akan dikirim sewaktu ada ·rapat kerdja dengan Saudara Menterii rupanja terlupa, sehingga sampai saat ini belum diterima.
Walaupun demikian, dapatkah Pemerintah memberikan pendjelasan, sjarat-sjarat apakah jang diperlukan untuk dapat mengikuti tiap-tiap kursus atau pendidikan baik dalam negeri maupun diluar negeri ..
Siapakah jang menentukan bahwa seseorang telah dapat memenuhi sjarat-sjarat jang diperlukan diantara sekian banjak tjalon Veteran. Selandjutnja, Saudara Ketua, djikalau kita mempeladjari pos 16.l kementerian dan pengeluaran umum jaitu berdjumlah Rp. 43.075.000,-.
pos 16.3 Urusan Veteran bagian Propinsi Rp. 5.033.000,-
pos 16.4 Urusan Veteran bagian Kabupaten Rp. 21.835.000,-
pos 16.5 Pengeluaran tak tersangka Rp. 1.500.000,-sehingga dalam keseluruhannja adalah:
Rp. 73.340.000,- maka bolehlah dikatakan hampir kesemuanja pengeluaran ini adalah termasuk kepentingan jang mengurus kaum Veteran, sedang buat jang diurus jaitu Veteran sendiri hampir tidak nampak. Oleh sebab itu, mudah-mudahan semua jang kini bekerdja buat mengurus kaum Veteran, mulai dari Menterinja sampai kepada pesuruh jang bt:rada dikabupaten-kabupaten adalah terdiri dari kaum Veteran, djadi dengan demikian tertampunglah sebahagian ketjil dari kaum Veteran.
Tetapi sjukur, Saudara Ketua, rupanja walaupun dalam Anggaran Belandja Kementerian Urusan Veteran tida'k terdapat sesuatu pos untuk , objek pembangunan bagi para Veteran, tetapi menurut keterang-
. an Saudara Menteri dalam rapat lrerdja dengan Seksi Pertahagan, bahwa Pemerintah telah menjediakan uang sebanjak 50 djuta rupiah dimana antaranja akan dibuka tanah pertaniari di Kal~mantan Barat sekitar Singkawang jang dapat menanipung 50 kepala keluarga, di Sumafoi:a 5elatan dapat. ·ineriampunJ 500 kepala keluarga, di Sugih Waras Nusa Tenggara
·~ 1
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
39~0 Rapat 156. Rantjangan Angganm Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(H. Siradjuddin Abbas.)
dan kenapa terlalu memberi hati dan terlalu memandjakan?
Tetapi, bagaimanapun djuga, sekarang ternj;;Lta bahwa rakjat sudah banjak dirugikan akibat kelalaian jang berwadjib dalam soal memadamkan api sebelum bergedjolaknja.
Sedemikianlah fakta, Saudara Ketua, fakta jang tak dapat dipungkiri.
Saja harap hal ini akan mendjadi guru bagi Pemerintah dalam masa-masa jang akan datang, sehingga hal jang menjedihkan ini tak terulang lagi.
Mudah-mudahan ,,orang tua tidak kehilangan tongkat dua kali".
Saudara Ketua, bertalian dengan soal keamanan ini ingin saja 1bertanja kepada Pemerintah: bagaimana si:tuasi keamanan didaenrh Atjeh dewasa ini?
Hal ini menarik perhatian saja, sesudah membatja interview pers Saudara Gubemur Atjeh pada tanggal 6 Oktober jang lailu, jang mengatakan bahwa keamanan didaerah Atjeh sangatlah baiknja, bahwa seJama tahun 1957 tak ada terdjadi insideni, bahwa insiden jang terdja<li dengan Partai Perti bersifat pribadi, bahwa beliau tak akan mun<lur dan akan tetap berusaha mempertemukan dua pendirian dan lainlain sebagainja.
Saudara Ketua, hal ini menarik perhatian saja, karena ,,tak mungkin ada asap tanpa api".
Didaerah Atjeh menurut jang saja dengar sekarang sedang didjalankan apa jang dinamakan ,,Kon.sepsi Samaun Gaharu".
Ingin saja bertanja kepada Pemerintah:
a. Apa isinja Konsepsi Samaun Gaharll itu? b. Sampai kemana djauhnja tudjuan konsepsi itu? c. Bagaimana hasiinja sesudah didjalankan sampai
satu setengah tahun? d. Bagaimana pendapat Pemerintah tentang kon
sepsi itu?
Hal ini saja harapkan keterangan jang agak Iuas, supaja Dewan Perwakilan Rakjat ini mengetahui benar-benar tudjuan Konsepsi Samaun Gaharu itu.
Ketika penindj.auan Seksi Pertahanan kedaerah Atjeh, Komandan Daerah Militer Atjeh, Saudara Samaun Gaharu menerangkan tentang konsepsinja .kepada penindjttu itu bahwa, saja kutip ,,konsepsi itu berdasarkan konseps·i prinsipil bidjaksana, bersum~ berkan kepada konvensi di Istana Negara dan keterangan Pemerintah Ali ke-11 pada Dewan Perwakilan Rakjait, berhaluan inisiatif-aKtif dan berlaku mulai April 1957''. (1ihat ris.alah rapat jang ke-114 tertang_gal Z2 Agustus 1958).
Bagi saja kurang terang tafsiran sematjam ini. Tetapi diakui · pula oleh Komandl) Daerah Militer
Atjeh, bahwa memang benar D.I./T.1.1. Atjeh menerima bantuan sendjata dari Dewan Banteng, dan bahwa D.I./T.I.I. itu masih membeli sendjata setjara barter.···
Selain dari itu Komando Daerah ' Militer Atjeh mengakui djuga, bahwa D.1./T.I.I. Atjeh mempunjai pemerintahan sendiri dengan alat-alatnja didaerah jang dikuasainja, bahwa pembunuhan dan pentjulikan terdjadi terhadap orang-oran;g Perti oleh D.I./T.I.I., bahwa D.l./T.I.I. terns mengadakan latihan dan wadjib latih terhadap rakjat, bahwa dalam perajaall ulang tahun D.I./T.I.L ada pedjabat-pedjabat resmi Republik Indonesia jang menghadirinja.
Gubernur Atjeh A. Hasjmi djuga menerangkan kepada penindjau Dewan Perwakilan Rakjat itu ba:hwa sampai saat ini D.I./T.I.I. di Atjeh tetap mengadakan wadjib padjak jang mereka namakan ,,infaq" bahwa Gubernur sendiri mengakui pernah membajar wadjib padjak kepada D.I./T.I.I. dan lain-lain keterangan.
Apakah hal jang matjam itu dinamakan aman? Sudflah kiranja Pemerintah bermurah hati untuk menerangkan soal ini dihadapan sidang Parlemen ini?
Saudara Ketua, saja menerima salinan ,,Serua:n Sutji" oleh D.1./T.1.1. Atjeh jang bertanggal 1 September 1958, djadi barn 2 bulan jang bunjinja begini:
,,Seruan Sutji"
Kepada Kaum Muslimin.
1. Djangan Saudara ragu atas tertjapainja tudjuan kita.
2. Bagaimana hambatan.1hambatan, rintangan-rintangan kita lalui, tetapi achirnja kemenangan dipihak kita, kafir dan munafik kita musnahkan.
3. Awas Saudara-saudara jang tjinta agama ingin Negara Islam ja:n:g diredhai Tuhan. Waspadalah tipu-muslihat Pantja Sila dan munafik-munafik, karena Tuhan berkata: Djangan kamu tertipu oleh perintah-perintah Sja.ithan (Pantja Sila dan pendukung-pendukungnja), karena mereka pasti musuhmu.
4. Indonesia hak orang Islam. Bukan hak nenekmojang Soekarno, Djuanda, A.H. Nasution, P.N.I., N.U., P.K.I. dan pendukung-pendukungnja. Uqtulhum!
5. Selesai.
Blang Pidie, 1 September 58".
Sekian ,,Seruan Sutji' D.l./T.1.1., Saudara Ketua.
Siaran ini tentu sudah didapat oleh Pemerintah, karena jang sampai ketangan saja adalah salinan Djuru Penerang Republik Indonesia Ketjamatan Blang Eidie, jang ditanda-tangani ol~h Saudara Alian Arsjadi.
Bersediakah Pemerintah mendjelaskan dimuka sidang Parlemen ini, kira-kira bagaimanakah menjesuaikan siaran D.I. dengan kemauan Gubernur A'tjeh jang tidak akan mundur dan jang akan tetap mempertemukan dua pendirian?
Saudara Ketua, ditangan saja acfta dokumen asli, dibuat dan pakai stempel oleh D.l./T.I.I. Atjeh, bertanggal 20 Djuni 1957, jaitu dua bulan sesudah diumumkan apa jang dinamakan Konsepsi Sjamaun
i •
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3917
(Nj. Ch. Salawati.)
Selain dari pertanjaan-pertanjaan jang saja telah adjukan diatas, djuga mengingat akan pengal~man jang pahit jang telah dialami oleh para transm1gran Corps Tjadangan Nasional Ophir di Sum~tera ~arat akibat keganasan P.R.R.I., apakah Pemermtah tidak sependapat dengan s.aja, agar dimasa-masa jang akan datang, anggota transmigrasi Corps Tjadangan Nasional ini, disamping diberikan perlengkapan untuk pertanian, djuga diberikan sendjata, untuk mempertahankan diri dan membantu memelihara keamanan
. desa-desa disekitarnja, terutama didaerah-daerah jang ada gerombolannja.
Saudara Ketua jang terhormat, selandjutnja tentang pertanjaan-pertanjaain Panitia Ad hoc mengenai mata-anogaran VIA3.4.l 7 biaja konsolidasi transmigrasi, "'pemberantasan wabah malaria sebanjak Rp. 100.000,- (dari pasal VIA3.4 Pengeluaran untuk transmigrasi daerah Kungku) pemberantasan wahah malaria Rp. 1.300.000,-. Sedang untuk mata-anggaran VJA3.4.23 Pekerdjaan Irigasi hanja Rp, 500.000,-.
Didjawab oleh Pemerintah ,,berhubung dengan pertanjaan, mengapa jang dipilih sebagai daerah transmigrasi djusteru daerah jang begitu banjak peqjakit malarianja, maka ditjatat hahwa usaha jang sekarang dikerdjakan ialah hanja merupakan kelan-
. djutan dari usaha-usaha jang telah dimulai sedjak dahu1lu.
Dalam pada itu, pada umumnja daerah hutan di Indonesia merupakan tanah datar jang banjak tumbuh-tumbuhannja dan selalu digenangi air, sehingga selalu terdapat banjak njamuk.
Dalam djumlah Rp. 1,3 djuta selain untuk pembelia.n oba:t-obatan termasuk d}uga pembelian material selengkapnja, umpamanj~ untuk mendirikan klinik, membeli ralat-alat kedokteran, biaja pembi-kinan salurain air itu. ·
Dalam pada itu djumlah setengah djuta untuk pekerd}aan irigasi ada:lah hanja untuk perbaikan atau onderhoud irigasi sadja, karena parit-parit untuk keperluan irigasi sudah ada.
Akan tetapi mengingat ketiga mata-anggaran jang . disebut tadi, djuga dalam tahun 1958 menundjukkan pengeluaran jang sama banjaknja dengan tahun 1959, a;pakah djuga nanti dalam tahun-tahun jang akan datang, pengeluaraii ini tidak dapat dihematkan.
Demi'kianlah untuk sementara, Saudara Ketua, pe.. roandangan umum :saja mengenai anggaran belandja · Bagian VIA. ! ·
Kemudian, Sauda:ra Ketua, akan saja landjutkan pem'bitjaraan sajai .mengenai Anggaran Belandja Kementerian Uru.s.i!m Veteran R~publik Indonesia.
ja.~. em. s .. =f;~ .. ··r··a·ia .. ~~ ... ·~~··sa.·. ~.9·y.·;.· t~.r.=~ ~.:h·p·_::.lik·1· 9~~. d. o~·.· ~~: riiel1gurus ,b..nggara .Belandja. Kementerian Urusan
. Veterain, rupanja '·~i.lam, tahtin· 1959. tela:h diserahi tugas mengurus Anggaran · Belandja · Detnobilisan
: Peladjar sebanjak !Rp. 30 ~juta j.ang tadinja ter-
•
masuk dalam Anggaran Belandja Angkatan Darat. Mengingat, bahwa Anggaran Belandja Kementerian Urusam Veteran untuk tahun 1959 berd jumlah Rp. 106.500.000,- dimana sudah termasuk Rp. 30.000.000,- untuk Anggaran Belandja Demobilisan Peladjar, maka sebenarnja Anggaran Belandja Kementerian Urusan Veteran hanjalah sebanjak Rp. 76.500.000,- suatu perrurunan besar sebanjak Rp. 23.500.000,- djika dibandingkan dengan Anggaran Belandja tahun 1958 jang berdjumlah Rp. 100.000.000,-.
Mengenai Anggaran Belandja pos 16.2 (Urusan Pendidikan) untuk kursus-kursus kedjuruan berdjumlah Rp. 34.160.000,- menurut pendjelasan Saudara Menteri, pendidikan/kursus•-kursus kedjuruan ini ada jang dradakan di Indonesia dan ada pula jang diadakan diluar negeri. Sajang sekali perintjian dalam soal ini jang telah didjandjikan akan dikirim sewaktu ada rnpat kerdja dengan Saudara Menteri rupanja terlupa, sehingga srampai saat ini belum diterima.
Walaupun demikian, dapatkah Pemerintah memberrkan pendjelasan, sjarat-sjarat apakah jang diperlukan untuk dapat mengikuti tiap-tiap kursus atau pendidikan baik dalam negeri maupun diluar negeri.
Siapakah jang menentukan bahwa seseorang telah dapat memenuhi sjarat-sjarat jang diperlukan diantara sekian banjak tjalon Veteran. Selandjutnja, Saudara Ketua, djikalau kita mempeladjari pos 16.l kementerian dan pengeluaran umum jaitu berdjumlah Rp. 43.075.000,-.
pos 16.3 Urusan Veteran bagian Propinsi Rp. 5.033.000,-
pos lt'l.4 Urusan Veteran bagian Kabupaten Rp. 21.835.000,-
pos 16.5 Pengeluaran tak tersangka Rp. 1.500.000,-sehingga dalam keseluruhannja adalah:
Rp. 73.340.000,- maka bolehlah dikatakan hampir kesemuanja pengeluaran ini adalah termasuk kepentingan jang mengurus kaum Veteran, sedang buat jang diurus jaitu Veteran sendiri hampir tidak nampak. Oleh sebab itu, mudah-mudahan semua jang kini bekerdja buat mengurus kaum Veteran, mulai dari Menterinja sampai kepada pesuruh jang bc;:rada dikabupaten-kabupaten adalah terdiri dari kaum Veteran, djadi dengan demikian tertampunglah sebahagian ketjil dari kaum Veteran.
Tetapi sjukur, Saiylara Ketua, rupanja walaupun dalam Anggaran Belandja Kementerian Urusan Veteran tidak terdapat sesuatu pos untuk objek pembangunan bagi para Veteran, tetapi menurut keterang-
. an Saudara Menteri · dalam rapat lrerdja dengan Seksi Pertahanan, bahwa Pemerintah telah menjediakan uang 'seb;njak 50 d juta rupiah dimana antaranja akan dibuka tanah · pertaniari di Kalimantan Barat sekitar Singbwang jang aapa(mem1.mpung50 kepala keluarga, di Sumateta Selatan dapat inenampung 500 kepala keluarga, di Sugih Waras Nusa Tenggara
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
i ~ ~ f r ' . fl
' I I i f
3918 Rapat 156. Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid'. 1958, P. 350).
(N. Ch. Salawati.)
untuk penanaman kapas dapat menampung 500 kepala keluarga.
Selain dari pada itu di Ceram kaum Veteran a:kan mendapat 5 kapal, di Kalimantan akan mendapat 10 sleepboten dan oto-oto truck jang sanggup menampung 300 kepala keluarga.
Djuga dengan pampasan Djepang, Pemerintah akan me~diri~an 2 pabrik kertas dengan harga 3,4 djuta rupiah, 1ang akan dibangun di Prapat dan Kaiimantan Selata:n, djuga untuk menampung ka:um Veteran. Pelajaran Veteran (Polem) dengan 3 buah kapalnja seharga Rp. 1.200.000,- telah dapat menampung 90 kepala keluarga.
Mudah-mudahan, Saudara Ketua, segala usaha jang masih akan diadakan sebagaimana saja sebut tadi akan dapat berdjalan lantjar, walaupun pada permulaannja nanti hanja dapat menampung sebahagian ketjil dari kaum Veteran. Melihat bahwa sudah ada rentjana pembangunan untuk kaum Veteran, maka saja minta pendjelasan:
l. Siapa-siapakah jang duduk dalam Dewan Perentjana Kementerian Urusan Veteran?
2. Dengan dasar apakah dipakai nanti, untuk menempatkan anggota Veteran dalam objek-objek itu?
3. Mengapa Sulawesi tidak direntjanakan mendapat objek untuk kaum Veteran?
Selain dari itu, Saudara Ketua, saja mendengar kabar, bahwa Polandia bersecfi.a mendirikan objek penangkapan ikan laut di 8 tempat. Apakah tawaran ini sudah pernah disampaikan kepada Pemerintah, dan djika pernah ditawarkan, bagaimanakah sjaratsjarat pembajarannja serta berapa harganja dan ba-gaimanakah pendapat Pemerintah? •
Saudara Ketua jang terhormat, tadi sudah saja katakan bahwa belandja untuk tahun 1959 untuk urusan Veteran bahagian propinsi adalah sebesar Rp. 5.033.000,-. Untuk urnsan kabupa:ten sebesar Rp. 21.835.000,-, sedang untuk Anggaran Belandja tahun 1958, propinsi mendapat Rp. 3.074.000,- dan kabupaten mendapat Rp. 15.275.000,-. Untuk Anggaran Belandja tahun 1957 propinsi mendapat Rp. 1.537.000,-, kabupaten mendapat Rp. 8.045. 000,-. Djadi selama Kementerian Urusan Veteran berdiri, maka urusan Veteran propinsi telah men<lapat uang sebanjak Rp. 4.611.000,_:_ sedang untuk kabupaten sebanjak Rp. 23.320.000,--.
Kesemuanja adalah Rp. 27.931.000,-. Oleh sebab itu, Saudara Ketua, karena banjaknja uang telah disebarkan dipropinsi dan • kabupaten, dapatkah Pemerintah mend jelaskan:
I. Berapa kabupatenkah jang telah siap dengan . pendaftaran dan berapa propinsikah jang telah siap dengan pendaftaran dan berapa propinsi-kah jang belum siap? •
2. Berapa djµmiah Veteran jang telah terdaftar · · , urituk se_luru.h Indonesia dan bt:;,rapakah per
kiraan jang belum terdaftar?
3. Kesulitan-kesulitan apakah jang telah ditemui dalam soal pendaftaran itu?
Achirnja, Saudara Ketua, •kami mengharapkan Kementerian Urusan Veteran Republik Indonesia akan berhasil memperbaiki tingkat hidup dan moral dari pada kaum Veteran agar supaja kaum Veteran dimana sadja dia berada, akan mendjadi teladan dart pionir bagi masjarakat sekelilingnja.
Terima kasih.
Ketua: Saja persilakan Saudara H. Siradjuddin Abbas.
H. Siradjnddin Abbas: Saudara Ketua jang terhormat, terlebih dahulu saja menjatakan, bahwa saja termasuk golongan orang jang menghargai kebidjaksanaan Pemerintah, jang telah berhasrat besar akan menjelesaikan rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 ini bersama-sama Dewan P.erwakilan Rakjat, sesuai dengan kehendak Undang-undang Dasar kita pasal 114. Setahu saja Kabinet jang mendahului: Kabinet ini, belum ada jang berbuat begitu.
Tudjuan Pemerintah dalam usaha ini, kalau saja tidak salah, ialah supaja pengeluaran dan penerimaan negara berlaku menurut Undang-undang, jakni djangan ada sebuah djugapun pengeluaran atau penerimaan jang berlaku diluar Undang-undang, karena negara kita adalah negara hukum.
Akan tetapi, Saudara Ketua, tudjuan jang sutji itu kemudian mendjadi agak kabur pula, karena kalau diteliti pos-pos anggaran belandja ini banjak sekali terdapat tjatatan pro memori-pro memori baik dalam pengeluaran atau dalam penerimaan. Pro memori-pro memori itu, seharnsnja, kalau diperhatikan benar-benar, kadang-kadang dapat diisi kemudian hari dengan angka-angka jang besar, mungkin djutaan djuga.
Maka timbullah ketjurigaan, kalau tidak akan dikatakan ,,sangka djelek" pada sebahagian besar anggota Dewan Perwakilan Rakj,at ini, dimana seolah-olah Menteri-menteri jang hersangkutan, akan mendjalanka:n rol jang tidak ba~k, berselimutkan pro memori-pro memori itu.
Bertalian dengan itu, agar supaja bersih, bersediakah Pemerintah memberi angka! antjar-antjar dalam pos-pos pro memori itu, kalau angka-angka ini tidak akan menjulitkan benar bagi Pemerintah dikemudian hari.
Saudara Ketua, kita akan ~rdeficit sebanja:k 8 miljard atau 8.000 milliun rupiah. Sesungguhnja banjak &nar deficit ini!
Dan sesungguhnjalah berat btinar beba:o. jang akan dipikul rakjat! · . Sesungguhnjalah kita ketjewa [atas deficit sebanjak ltU. I
Akan teiapi kalau kita pikirkin, bahwa deficit sebanjak itu ia~~ .akibat ~ari fa' tor keaman. an, jaitu untuk memb1a1a1 pemuhhan k amanan dan untuk menumpas pemberontak-pembe ontak tnaka perasaan kita mendjadi lega djuga. 1
i • I
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Anggaran Negara tabun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3919
(H. Siradjuddin Abbas.)
Memang, Saudara Ketua, saja berpendapat djuga, bahwa usaha pemulihan keamanan itu harus diberi prioritet nomor satu, karena keamanan itulah, me:nurut pendapat saja, jang mendjadi pokok-pangkal bagi segala matjam kemakmuran.
Kita jakin tak ada kemakmuran tanpa keamanan.
Saja jakin bahwa kemelaratan jang diderita rakjat :selama ini adalah sebahagian besar disebabkan karena gangguan-gangguan keamanan, karena uang negara jang seharusnja dipakai untuk pembangunan terpalksa dipakai untuk belandja operasi-operasi :melawan pengganggu-pengganggu keamanan.
Kalau pengganggu-pengganggu keamanan sudah tidak ada lagi, maka kita tak perlu lagi menjediakan beland j'a 32Yz 0/o dari anggaran belandja untuk keamanan dan dalam tahun 1959 ini Rp. 1.000 djuta untuk membeli perlengkapan perang, kita tak perlu menjediakan Rp. 700 djuta untuk belandja keaman-.an, karena negara kita menganut politik damai, bukan negara pendjadjah atau imperialis jang memerlukan persendjataan.
Saudara Ketua, bukan sadja uang negara dihabiskan oleh pengganggu-pengganggu keamanan, akan -tetapi djuga uang rakjat, harta-benda rakjat dan kadang-kadang djuga djiwa rakjat. Sudah berapakah rumah jang dibakar, sudah berapakah djembatan jang hantjur, sudah berapakah harta-benda jang musnah, dan sudah berapakah djiwa jang melajang akibat gangguan-gangguan. keamanan dari D.I., T.I.I., P.R.R.I. dan Permesta?
Pengganggu keamanan itu bergembira mendengar, bahwa Pemerintah Republik Indonesia sudah kepajahan, bahwa Pemerintah Republik Indonesia sudah kehabisan devisen, bahwa begroting Republik Indonesia sudah berdeficit 8 miljard, akan tetapi tidakkah mereka berpikir bahwa jang memikul semuanja itu rakjat, baik rakjat jang tinggal didaerah kekuasaan Republik Indonesia ataupun jang dibawah kekuasa
;an D.I., T.1.1., P.R.R.I. dan Permesta. Mereka bersaran dan berpropaganda, melalui ra
dio-radio mereka, bahwa mereka menghantam Pe_merintah Pusat, bahwa mereka menghantam Kabinet Djuanda, bahwa mereka menentang regim Soekarno, akan tetapi, mereka lupa bahwa jang mereka bunuh adalah rakjat didaerah, bahwa rumah jang mereka bakar adalab rumah-rumah rakjat didaerah, bahwa jang mereka' hantjurkan adalah djembatan
,djembatan jang sangllt berguna bagi rakjat didaerah, sedang Pemerintah :pusat jang mereka tentang itu ;sehat wal'afiat, tak kurang suatu apa.
Semua orang jaJ!lg mentjintai rakjat dan negara . harus menangis melthat praktek-p~aktek jang dilakukan oleh D.I., T.I\I., P.R.R.I. dan Permesta, jang menjebabkan kemeiaratan rakjat jang berlarut-larut.
··. Ol~h karena itula~l~aka seluruh rakjat jang men!Jintai negara, ba~ dan agama, harus me~njokong usaha Pemeirintah dalam menumpas peng-
•
I ..-....
ganggu-pengganggu keamanan dan ·bersama-sama Pemerintah menentang D.I./T.I.I., P.R.R.I. dan Permesta, demi kepentingan rakjat jang kita tjintai ini.
~au:dara Ketua, walaupun kita menentang P.R.R.I. dan Permesta, akan tetapi suMu hal jan;g kita .sesalkan kepada Pemerintah, ialah kelalaian dalam menghada pi pemberontak itu. Umpamanja kebakaran rumah, setelah ,,api sampai kegondjong" barulah dipadami, dan barulah dibawa air dan pompa untuk memadami.
Kita melihat sekarang, bahwa usaha-usaha kaum pemberontak itu sangatlah luasnja, bidang pembe-rontakan mereka boleh dikataka:n hampir meliputi seluruh Sumatera dan Sulawesi. Bukan sadja didalam negeri tetapi djuga riaknja sampai keluar negeri, sampai ke Singapura, Hongkong, Bangkok, Taiwan, Philipina, Tokio dan bahkan sampai djuga ke Italia, London dan Amerika.
Persiapan alat persendjataan mereka sudah lama dipersiapkan. Mereka mengadakan kontak jang Juas dihiar neger·i. Mereka mengadakan konperensikonperensi dan pertemuan-pertemuan di Singapura, Bangkok dan Hongkong. Mereka sampai mempunjai 16 buah pesawat udara, mereka menerima droppingen barang-barang dan alat-alat sendj'ata jang dihutuhkannja.
Dalam persiapan physik mereka sudah lama mendidik pemuda-pemuda, sudah lama mengadakan latihan-latihan militer, sudah lama mengumpulkan pemuda-pemuda untuk dididik rochani dan djasmaninja untuk menentang Pemerintah Pusat. Hal ini sudah kita ketahui sekarang ini. Alangkah luasnja usaha men;,ka itu!
Jang mendjadi pertanjaan bagi rakjat sekarang ialah, kenapakah hal jang sebesar dan seluas itu tidak dikeitahui oleh Pemerintah dan oleh alat-alat negara sebelumnja, sehingga diambil tindakan pentjegahan sebelum terdjadi, dan rakjat tidak menanggung akibat sebesar ini, dan uang negara tidak perlu keluar sebanjak ini.
Ada dua kemungkinan, jaitu, pertama: Pemerintah bersama-sama alat-alatnja tidak mengetahui sebelumnja dan kedua: Pemerintah dan alat-alatnja lalai, ragu-ragu dan tidak tegas dalam mengambil tindakan.
Kalau Pemerillltah rtidak tahu sebelumnja, maka itu adalah suatu keheranan besar, lebih besar heran~ nja dari mendengar bahwa alat-alat negara dan pamongpradja-pamongpr3dj:a dapat ditipu oleh Radja Idrus dan Permaisuri Markonah, atau lebih besar herannja dari mendengar hahwa seorang bekas Kepala Djawatan Reserse Pusat dapat ditipu oleh ,,Profesor Djokosutomo M.A.", sehingga ia menerima titel Mr d31i orang jang tidak berhak memberikannja.
Kalau Pemerintah sudah ta:hu sebelumnja maka bertanjalah kfta, kenapakah tidak diambil tindakan sebelum terdjadinja. Kenrupa lalai, kenapa. bimbang •
i '
1 • l
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
I ' !
~ .
39~0 Rapat 156. Rautjaogitn Anggaraa Negara taboo 1959 (Sid. 1958, P. 350~
(H. Siradjuddin Abbas.)
dan · kenapa terlalu memberi ha ti dan terlalu memandjakan?
Tetapi, bagaimanapun djuga, sekarang ternjttta bahwa rakjat sudah banjak dirugikan akibat kelalaian jang berwadjib dalam soal memadamkan api sebelum bergedjolaknja.
Sedemikianlah fakta, Saudara Ketua, fakta jang ta'k dapat dipungkiri.
Saja harap hal ini akan mendjadi guru bagi Pemeriritah dalam masa-masa jang · akan datang, sehingga hal jang rilenjed:ihkan ini tak terulang lagi.
Mudah-mudahan ,,orang tua tidak kehilangan tongkat dua kali".
Saudara Ketua, bertalian dengan soal keamanan ini ingin saja ibertanja kepada Pemerintah: bagaimana situasi keamanan didaera'h Atjeh dewasa ini?
Hal ini menarik perhatian saja, sesudah membatja interview pers Saudara Gubemur Atjeh pada tanggal 6 Oktober jang lailu, jang mengatakan bahwa keamanan didaerah Atjeh sangatlah haiknja, bahwa selama tahun 1957 tak ada terdjadi insideIJi, bahwa in~ siden jang terdjadi de gan Partai Perti bersifat pribadi, bahwa beliau ta akan mundur dan akan tetap berusaha mempertem kan dua pendirfan dan lainlain sebagainja.
Saudara Ketua, hal nii menarik perhatian saja, karena ,,tak mungkin ad asap tanpa api":
Didaerah Atjeh me urut jang saja dengar sekarang sedang didjalankan apa jang dinamakan ,,Kon.sepsi Samaun Gaharu".
Ingin saja bertanja kepada Pemerintah:
a. Apa isinja Konsepsi Samaun Gaharu itu? b. Sampai kemana djauhnja tudjuan konsepsi itu? c. Bagaimana hasil:nja sesudah didjalankan sampai
satu setengah tahun? d. Bagaimana penda:pat Pemerintah tentang kon
sepsi itu?
Hal ini saja harapkan keterangan jang agak luas, supaja Dewan Perwakilan Rakjat ini mengetahui benar-benar tudjuan Konsepsi Samaun Gaharu itu.
Ketika .penindjauan Seksi Pertahanan kedaerah Atjeh, Komandan Daerah Militer Atjeh, Saudara Samaun Gaharu menerangkan tentang konsepsinja kepada penindjuu itu •bahwa. saja kutip ,,konsepsi itu berdasarkan konsep&i prinsipil bidjaksana, bersumberkan kepada konvensi di. Istana Negara dan keterangan Pemerintah Alike-II pada Dewan Perwakilan Rakjait, berhaluan inisiatif-a'ktif dan berlaku mulai April 1957" (lihat risalah rapat jang ke-114 tertang,gal 22 A.gustus 1958).
Bagi saja kurang terang tafsiran sematjam ini. Tetapi diakui pula oJeh Koman~ Daerah Militer
Atjeh, bahwa memang benar D.I./T.I.I. Atjeh 11'.ienerima bantuan sendjata: dari Dewah Banteng, dan bahwa D.l.fT.I.I. itu masih membeli st!ndjata setjara barter.·
'Selain dari Hu Komando Oaerah MiHter Atjeh mengakui djuga, bahwa D.l.fT.I.I. Atjeh mempunjai pemerintahan sendiri dengan alat-alatnja didaerah jang dikuasainja, bahwa ,pembunuhan dan pentjulikan terdjadi terhadap orang-orang Perti oleh D:l./T.I.I., bahwa D.1./T.I.I. terus mengadakan latihan dan wa.:. djib latih terhadap rakjat, bahwa dalam .perajaan ulang tahun 'D.I./T.I.I. ada ,pedjabat-pedjabat resmi Republik Indonesia jang menghadi·rinja.
Gubernur Atjeih A. Hasjmi djuga menerangkan kepada penindjau Dewan Perwakilan Rakjat itu ba:hwa sampai saat ini D.l./T.l.l. di Atjeh tetap mengadakan wadjib padjak jang mereka namakan ,,infaq'~ bahwa Gubernur sendiri mengakui pernah membajar wadjib padjak kepada D.I./T.I.I. dan lain-lain keterangan.
Apakah hal jang matjam itu dinamakan aman? Sudi:lah kiranja Pemerintah bermurah hati untuk menerangkan soal ini dihadrupan sidang Parlemen ini?
Saudara Ketua, saja menerima salinan ,,Serua:n Sutji" oleh D.l./T.I.I. Atjeh jang bertanggal 1 September 1958, djadi baru 2 bulan jang bunjinja begini:
,.Seruan Sutji"
Kepada Kaum Muslimin.
1. Djangan Saudara ragu atas tertjapainja tudjuan kita.
2. Bagaimana hambatan.iham:batan, rintanga:n-rintangan kita lalui, tetapi achirnja kemenangan dipihak kita, kafir dan munafik kita musnahkan.
3. Awas Saudara-saudara jang tjinta agama ingin Negara Islam ja:lJig diredhai Tuhan. Waspadalah tipu-muslihat Pantja Sila dan munafik-munafik, karena Tuhan berkata: Djangan kamu tertipu oleh perintah-perintah Sjaithan (Pantja Sila dan pendukung-pendukungnja), karena mereka pasti musuhmu.
4. Indonesia hak orang Islam. Bukan hak nenekmojang Soekarno, Djuanda, A.H. Narution, P.N.I .• N.U., P.K.I. dan pendukung-pendukungnja. Uqtulhum!
5. Selesai.
Blang Pi die, 1 September 58".
S.ekian ,.Seruan Sutji' D.I./T.I.I., Sauda'l'a Ketua.
Siaran ini tentu sudah didapat oleh Pemerintah, karena jang sampai ketangan ~ saja adalah. salinan Djuru 'Penerang Republik Indonesia Ketjamatan Blang Bi.die, jang ditanda-tangani oleh Saudara Alian Arsjadi.
Bersediakah Pemerintah mendjelask"an dimuka sidang Parlemen ini, kira-kira t?agaimanakah menjesuaikan siaran D.I. dengan kem~uan Gubernur Atjeh jang tidak akan mundur dan j~ng akan tetap mem-pertemukan dua pendirian? . i ...
Saudara Ketua, ditangan saj~ ada dokumen asli, dibuat.dan pakaistempel oleh P.I./T.I.I. Atjeh, hertanggal 20 Djuni 1957, jaitu dj.Ja bulan sesudah diumumkan apa jang dinamakaln Konsepsi Sjamaun
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Aeggaran Negara tahun 1959 (Sid'. 1958, P. 350). Rapat 156. 3921
(H. Siradjuddin Abbas.)
Gaharu, jang ditanda-tangani oleh ,,Wakil Kepala Staf" Kolonel T.I.I. Abdurrahman Hasjim pakai tjap N.I.l.
Dalam dokumen jang berpagina 15 itu, D.I./T.I.I. telah menghantam habis-habisan ,,Konsepsi Sjamaun Gaharu". Mereka mengatakan tidak mungkin kita berdamai dengan Pemerintah R.I.K (maksudnja Republik Indonesia Komunis), sembojan pembangunan besar-besaran adalah ratjun, politik petjah-belah dan adu domba adalah Tharikat Fir'aun. Dawah Islamijah tidak boleh dihalangi oleh adanja "cease fire" dan lain-lain sebagainja.
Saudara Ketua, ditangan saja ada 4 buah gambar, dimana dibuktikan bahwa D.I./T.I.I. Atjeh masih tetap sadja menembaki orang-orang jang tidak sesuai dengan haluan mereka. Jang ditembak itu adalah T. Usman Pauh Assisten Wedana. Seorang rakjat biasa di Labuhan Hadji, seorang rakjat biasa di Manggeng, seorang anak ketjil dari Manggeng djuga.
Saja harap Saudara Ketua menjampaikan gambargambar photo ini kepada Pemerintah.
Saudara Ketua, untuk penutup uraian saja bertalian dengan keamanan di Atjeh, saja peringatkan Pemerintah dengan pidato Paduka Jang Mulia Presiden dalam hari u1ang tahun ke-XIII, 17 Agustus 1958, bahwa belif!u memerintahkan agar alat-alat negara dan rakja;t bertindak tegas terhadap D.I./ T.I.I., P.R.R.I. daf Permesta, jang mengatjau negara.
Dan saja tanjakan: Bagaimanakah menjesuaikan pidato Kepala Negara dengan Konsepsi Sjamaun Gaharu jang bertjumbu-tjumbu dengan D.I./T.I.I.?
Saudara Ketua jang terhormat. bahwasanja Indonesia salah satu negara pentjipta idee Konperensi Bandung semua orang sudah tahu. Dunia, baik Barat ma u1pun Timur, mengagumi sukses jang diitjapai oleh Konperensi Bandung.
Walaupun ,,Konperensi Bandung" telah berlalu 3 tahun, akan tetapi nama Bandung selalu berkumandang didalam rapat-rapat antar negara, baik negaranegara Asia-Afrikfl maupun negara diluarnja.
Keputusan-keputusan konperensi mendjadi ,,pedoman" bagi negarai-negara Asia-Afrika, dan keputusan-keputusannja mendjiwai perdjuangan-perdjuangan rakjat jang terdjadjah di Asia-Afrika ini.
Semua pemimpin Asia-Afrika jang berdjumpa dengan saja selama 3 tahun ini mengakut, bahwa suksesnja Konperensi Asia-Afrika di Bandung itu adalah"terseblj.b pidato pembukaan jang gilanggemilang dari Bu4g Karno, Kepala Negara kita, dan djuga berkah pinipinan Saudara Mr Ali Sastroamidjojo, Perdana ~nteri Indonesia ketika itu.
Konperensi Asi~·Afrika di Bandung, bulan April 1955 itu telah mengambil dengan suara bulat putusanputusan jang ber~alian dengan, diantaranja, kerdjasama ekonomi qan kebudajaan dianta:ra bangsabangsa Asia-Afri~a.
' •
Didalam bahagian ekonomi Konperensi Bandung telah memutuskan, saja kutip ringkasnja sadja:
I. Kerdja-sama ekonomi diantara negara-negara Asia-Afrika dengan dasar saling menguntungkan.
2. Saling memberika.n bantuan teknik seluas-Iuasnja dalam bentuk-bentuk ekspor, pelatih, tukar-menukar rahasia pekerdjaan dan pendirian lembagalembaga penjelidikan nasional.
3. Pendirian dana bangsa-bangsa untuk perkembangan perekonomian dan untuk memperkembangkan usaha-usaha bersama diantara negara-negara Asia-Afrika.
4. Menstabilisasi perdagangan barang-barang ekspor dalam region itu.
5. Tindakan kolektif menstabilisasi dari barang primer didaerah itu.
6. Kerdja-sama dalam membangun perindustrian diantara negara-negara Asia-Afrika.
7. Pertukaran keterangan mengenai soal-soal mi· njak.
8. Memperkembangkan tenaga-tenaga atom untuk maksud-maksud damai diantara negara-negara Asia-Afrika.
9. Dan lain-lain.
Begitulah ringkasnja keputusan-keputusan Konperensi Bandung dalam soal perekonomian.
Adapun dalam soal kebudajaan, Konperensi Ban· dung telah mengambil keputusan diantaranja:
I. Memperkembangkan kerdja-sama kebudajaan. 2. Bekerdja-sama dalam menghapuskan kolonialis
me jang menghambat perkembangan kemadjuan kebudajaan.
3. Pertukaran mahasiswa-mahasrswa dan peladjar diantara negara Asia-Afrika. .
Saudara Ketua, putusan-putusan jang diambil oleh Konperensi Bandung tahun 1955 itu, telah diperkuat dan diperluas pula oleh Konperensi Seti.a Kawan Rakjat-rakjat Asia-Afrika . jang terdjadi di .Kairo pada achir tahun 1957.
Untuk lengkapnja bersama int saja lampirkan teks putusan Konperensi Kairo tentang Ekonomi dan Kebudajaan dalam bahasa Inggeris untuk mendjaga rumusan aslinja. Harap1ah dianggap sudah terbatja dan dimasukkan dalam risalah (lihat lampiran).
Saudara Ketua, jang mendjadi pertanjaan bagi saja, sampai dimana usaha-usaha Pemerintah dalam melaksanakan putusan-putusan Konperensi Bandung ini dan adakah disediahn biaja-biaja untuk pelaksanaan itu.
Jang· sangat saj,a tq,nggu djawa!bannja ialah jang bertalian dengan putusan ekonomi dan kebudajaan, karena jang tampak se'karang bagi kami, bahwa Pemerintah dalam mentjari djalan keluar dari kesulitan-kesuliitan ekonomi selalu menoleh hanja ke Amerika atau ke Sovjet Uni, sedang negara-negara sahabat di Asia~Afrika jang mempunjai kesanggupan pula agak dilupakan.
Begitu djuga dalam soal pertukaran mahasjswa dan peladjar, pandangan selalu berat kepada· negara
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
3922 Rapat 156. Raatjailgaa Anggaran Negara tahun 1959 (Sil. 1958, P. 350)~
(H. Siradjuddin~ Abbas.)
Barat, Amerika dan Sovjet Uni, padahal dibahagian negara Asia-Afrika ilmu-ilmu itu dewasa ini tidak kekurangan.
Saudara Ketua, baru-baru ini Saudara Menteri Keuangan, dalam mendjawab pertanjaan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakjat menerangkan, sa.ja kutip ,,selain keadaan keuangan dewasa ini tidak mengizinkannja, pemberian bantuan modal pada bank-bank nasional pada pendapat kami tidak mempunjai sifat mendidik kearah pertumbuhan jang sehat".
Demikian diantaranja keterangan Saudara Menteri Keuangan.
Keterangan Saudara Menteri ini, menurut pendapat • saja, memberi petundjuk bahwa pemberian modal
kepada bank-bank nasional pada zaman jang lalu sekarang ternjata telah digunakan tidak menurut semestinja.
Memang, Saudara Ketua, hal ini sudah mendjadi rahaisia umum.
Oleh karena hu saja ingin bertanja:
a Sudah berapakah djumlah jang telah dipindjamkan kepada bank-bank partikelir sebagai bantuan modal dalam tahun-tahun 1957 dan tahun 1958?
b'. Adakah untuk maksud itu disediakan pos-pos dalam Anggaran Belandja tahun 1959 ini?
Saja mengharapkan keterangan jangdjelas tentang djumlah angkanja dan nama bank-bia:nk itu menurut perintjiann:ja masing-masing.
Saudara Ketua, saja tahu, dan djuga saja kira semua anggota djuga tahu, bahwa Pemerintah telah memberikan bantuan modal kepada bank-bank partikelir .atau separo partikelir sebanjak:
1. Pada tahun 1953 sebanjak Rp. 115.900.000,,--. 2. Pada tahun 1954 sebanjak Rp. 85.163.333,34. 3. Pada tahun 1955 sebanjak Rp. 207.430.719,93. '4- Pada tahun 1956 sebanjak Rp. 1.061.260.600,-.
Djumlabnja sampai tahun 1956 adalah Rp. 1.469.754.653,27.
Dengan sebutan: Seribu empat ratus enam puluh sembilan miljun, tudjuh ratus 1ima puluh empat r,ibu enam ratlls lima puluh tiga rupiah dan dua puluh tudjuh sen, tegasnja hampir satu setengah milljard rupiah.
Saudara Ketua, saja berprinsip, dan mudahmudaha.n prinsip ·ini dianut djuga oleh Pemerintah, bahwa ,,uang negara itu adalah uang rakjat" jang d.ihasilkan oleh rakjat dengan susah pajah. Setiap uang rakjat jang dipakai, terutama kalau dipakai untuk dagang haruslah dipertanggung-djawaibkan kepada rakjat melalui Dewan Perwakilan Rakjat ini.
Prinsip itulah jang mendorong. saja memiQta kepada Pemerintah, sekiranja Pemerintah tidak . keberatarn mempertanggung-djawabkan dimuka Dewan Pel'Wakilan Ra.kjat ini sekitar •hal-hal jang dibawah ini:
a. Situasi bank-bank separo partikelir, umpamanja Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Industri Negara dan lain-lainnja jakni tentang laba-ruginja, terutama tentang uangua.ng jang dipindjamkan jang tidak ada harapan akan kembaJ.i lagi.
b. Situasi bank-bank partikelir jang dimodali dengan uang negara, jakni siapakah diantara mereka jang tidak sehat tumbuhnja, jang tidak mengangsur hutangnja dan tidak membajar rentenja dan lain-lain sebagainja.
Djawaban ini sangat perlu didapat sebelurn pemandangan . umum babak kedua, jaitu untuk sebagai landasan berpikir bagaimana menghadapi deficit jang sebainjak 8 miljard itu.
Saudara Ketua, menghadapi deficit 8 miljard ini, mau tidak mau kita teringat kepada perseroan-perseroan terbatas dan jajasan-jajasan dimana negara langsung atau tak langsung mempunjai sangkut~ paut keuangan.
Banjak diantara perseroan-perseroan terbatas itu menerima modal djutaan dari Pem.erintah, dari uang rakjat, akan tetap! rakjat tidak tahu laba-ruginja, karena tidak dipertan.ggung-djawabkan oleh Pemcrintah kepada Dewan Perwakilan Rakjat.
Kita ambil tjontoh umpamanja:
1. Djakarta Lloyd.................. Rp. 6.000.000. 30.000.000. 10.000 .. 000. 46.000.000.
2. Garuda Indonesian Airways 3. Maskapai Billiton ........... . 4. Sampit Dajak ................. . 5. Bank Industl'i Negara ..... . 6. Bank Negara Indonesia .. . 7. Central Trading Company 8. Pertjetakan Kebajoran ..... . 9. Pelni ............................. .
10. Bank Pegawai .............. . 11. Pabrik Gula Madu Baru .. .
Itu sadja berdjumlah
.. 378.000.000.
.. 100.000.000. 5.000.000.
48.000 .. 000 49.000.000. 3.000.000.
62.000.000.
Rp. 837.000.000.
Angka sudah agak tua, mungktin sekarang sudah lebih meningkat.
Disamping itu kita teringat kepada uang rakjat jang diberikan negara kepada pe~usahaan-perusahaan melalui bank dengan djamirlan likwiditet dari negara.
Kita ambil tjontohnja:
1. Perindustrian Dainang 2. N.V. Godjali Semarang 3. Fir~a Murni 4. Firma Allinco 5. Mulia Knitting Factory 6. Perseroan Dagang Mahona 7. N.V. Sidec Limited 8. Jajasan Djawa Timur 9. N.V. Kalimadu i
10. Maskapai Usaha Dagang I 11. Pengusaha Tembakau Djokd a 12. N.V. Abadi . 13. N.V. :bagang Goa I ,
i
Rp. 5.000.000; 5.000.000. 2.500.000 .
.. 2.500.000. • 2.000.000.
3.000.000. .. 22.800.000.
5.000.000. " 12.000.000.
3.000.000. 7.000.000 . 2.5001.000. 7.000;000.
-- L ... _·
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Si«t 1958, P. 350). Rapat 156. 3923
(H. Siradjuddin Abbas.)
14. N.V. Ifco Rp. 7.000.000. 15. Cakra Trading Coy 3.000.000. 16. N.V. Tandjung 5.000.000. 17. N.V. Irama 2.500.000. 18. N.V. Melant 2.500.000. 19. Koperasi Batari 5.000.000. 20. Perkongsian Pertjetakan 7.500.000. 21. P.P. Muhammadijah 3.000.000. 22. N.V. Tiga Mas 3.000.000. 23. N.V. Ind. B.D.B. 5.000.000. 24. P.T. Sanggabuana 5.000.000. 25. J ajasan Perumahan Pegawai 3.000.000. 26. P.T. Indonesian Shipbuilding 4.000.000. 27. C.V. Bulan Bintang ,, 2.500.000. 28. N.V. Rubber 5.000.000. 29. N.V. Pabrik Kulit Ngian Ngian ,, 10.000.000. 30. Purbaja Mining Cooperation 3.000.000. 31. Indonesian Life Trading Coy 4.000.000. 32. Motor Ind. Pertama 6.000.000. 33. N.V. Hara pan Masa 3.500.000. 34. P.D. Muhd Jusuf 5.000.000. 35. Firma Pantjalang 3.000.000. 36. Firma Irian 3.000.000. 37. N.V. Indessa 5.000.000. 38. Pengusaha Tembakau Solo 5.000.000. 39. Firma Umbul Rezeki ,, 3.000.000.
Dan banjak lagi, jang kalau d~salin semuanja akan memakan tempat jang pandjang. Jang kita tjatat ini jang diatas Rp. 2.500.000,- sadja.
Uang rakjat ini dipindjamkan kepada beliaubeliau itu, setahu saja dahulu tidaklah mempunjai dasar-dasar setjara perusahaan bank tehnis, tetapi semata-mata djaminan Pemerintah, dalam hal ini Menteri Jusuf Wibisono.
Sekarang, bertalian dengan deficit 8 miljard ini, inginlah saja mendapat sebuah lijst dari Pemerintah jang memuat perintjian piutang-piutang itu, serta keterangan siapakah diantara mereka jang djudjur, jang mau mengembalikan uang negara, dan siapakah diantara mereka jang menganggap bahwa uang rakjat jang dipakai~ja itu adalah uangnja sendiri.
Untuk menghilangkan salah faham saja tidak ber· pendapat bahwa semua perusahaan jang memakai uang negara itu sudah bobrok semuanja, akan teta· pi saja tahu bahwa dianta:ra mereka banjak jang telah menjalah-gunakan uang negara itu, sehingga mereka lupa bahwa untuk menghasilkan uang negara itu diambil dai:i keringat rakjat, jang iadangkadang untuk sesuap nasi bagi mereka susah mentjarinja.
Saja harap keterangan Pemerintah, ichtiar apakah jang akan didjalank .. n oleh Pemerintah untuk menagih uang ini kembalJi atau ichtiar apakah jang telah dilaksanakan untukfi menagih kemb~li uang jajasan ini, apakah tidak isa dengan melalui Penguasa Perang Daerah? M dah-mudahan Pemerintah tidak keberatan untuk ine enuhi permintaan saja ini. · ·Sekianlah, Saudar Ketua, terima kasih.
I •
Ketua: Saja persilakan Saudara Nj. Suharti Suwarto.
Nj. Suharti Suwarto: Saudara Ketua, menurut bahan-bahan jang telah kami peladjari tentang Anggaran Belandja Kementerian Agama, kami dapat menarik kesimpulan bahwa dibandingkan dengan anggaran bekmdja untuk tahun 1958, maka untuk tahun 1959 terdiapat kenaikan sebanjak Rp. 18.749.430,- sehingga seluruh anggaran belandja untuk tahun 1959 berdjumlah Rp. 414.997.000,-. Djumlah jang telah direntjanakan itu akan dikurangiJ berhubung dengan usaha Pemerintah untuk membataSliJ vertikaI,isasi kantor-kantar sampai: kabupaten sehanjak Rp. 88.497.000,- sehingga ditentukan adanja pengeluara:n untuk Kementerian Agama untuk tahun 1959 sedjumlah Rp. 326.500.000,--..
Pengurangan anggaran belandja berhubung dengan usaha membatasi dinas vertikalisasi tersebut djuga telah diadakan pada tahun 1958, akan tetapi dalam memori pendjelasan oleh Pemerintah dinjatakan, bahwa usaha tersebut praktis belum bisa didjalankan, karena masih belum terdapat kata sepakat jang bulat dan masih menghadapi pula bermatjam· matjam kesulitan. Mengingat akan pendjelasan itu, kami pada kesempatan ini: ingin mendapat pendjelasan-pendjelasan lebih landjut bagaimanakah rentjananja setjara konkrit untuk mengatasi kesulitankesulitan itu dan apakah kiranja usaha pembatasan dinas vertikalisasi sampy.i kabupaten itu setjara berangsur-angsur dalam tahun 1959 dapat dilaksanakan.
Saudara Ketua, oleh Panitia Ad hoc Anggaran Belandja tahun 1959 sudah diadjukan banjak pertanjaan mengenai rantjangan anggairan belandja dari masing-masing kementerian termasuk Kementerian Agama .. Pertanjaan-pertanjaan tersebut sangat membantu kami dalam menelaah setjara lebih mendalam lagi tentang rantjangan Anggaran Belandja Kementerian Agama akan tetapi amat disajangkan, bahwa dari pihak Kementerian Agama belum disiapkan djawaban-djawaban atas pertanjaan-pertanjaan tersebut setjara tertulis.
Dalam rapat kerdja Seksi E telah diadakan djawaban-djawaban setjara lisan atas pertanjaan-pertanj:aian tersebut, tetapi oleh 'karena ada hlal-hal jang bagi kami masih belum djelas maka terpaksa pada kesempatan ini akan kami adjukan pertanjaanpertanjaan lagi.
Saudara Ketua, dilihat dari imbangan angka-angka pengeluaran untuk masing-masing k.ementerian, maka pengeluaran jang direntjanakan untuk Kementerian A:gam~. i:tu ternjat.a tidaJ<: sedikii1t ?iumlahnja. Hal ini b1sa d1hhat dan anggaran beland1a untuk kementerian-kementerian lainnja jang tidak kurang pentingnja misalnja: Kementerian Perdagangan hanja menerima djumlah pengeluaran untuk dinas modal dan dinas biasa sebanjak Rp. 211.500.000,-.
Kementerian • Perindustrian . h . ba . k . an1a se n1a .. .. .. . .. . . . .. .. . . .. . Rp. 277.000.000,-
Kementeriano Perburuhan tidak 1 b"h d . e 1 an .. . . . .... . . . . . .. .. . . .. . . . . .. .. . ,, 92.000.000,-
<l
l • 1
'~
" .i ·j ;~ , .j
J
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
3924 Rapat 156. Rantjangan Anggaran Nt.,-gara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 35~)),
(Nj. Suharti Suwarto.)
Kementerian Agraria hanja sedjumlah ............................. Rp. 71.500.000,-dan seterusnja.
Dari Anggaran Belandja Kementerian Agama tersebut ternjata lebih dari 60% digunakan untuk beIandja pegawai, jaitu sebanjak Rp. 200.000.000,sedang jang 40% lainnja diperuntukkan belandja modal dan belandja barang. Dalam Nota Keuangan lampiran XI didjelaskan, bahwa da1ri anggaran belandja sebanjak itu ada diantaranja uang sedjumlah 24 dju~a j1ang ditentukan untuk usaha pembangunan, ialah sebagai hefandja modal lain dan merupakan investment langsung. Mengenai hal ini oleh Pani:tia Ad hoc Anggaran Belandja telah ditanjakan perintjiannja a•kan tetapi dalam pendjelasan Pemerintah dalam rapat kerdja Seksi E kami mendapat keterangan bahwa Kementerian Agama dalam hal ini kurang mengetahuinja. Untuk mendjaga djangan sampai ada hal-hal jang simpang-siur terutama antara keterangan jang kami dapat dari Nota Keuangan dengan pendjelasan Kementerian Agama, maka bersama ini kami minta pendjelasan-pendjelasan lebih 1andjut.
Selandjutnja berkenaan dengan beberapa mata:anggaran, maka kami ingin mendapat pendjelasanpendjelasan tentang hal-hal sebagai berikut:
J .. Mata-anggaran 14.1. (Kementerian dan pengeluaran Umum) dalam memori pendjelasan dikemukakan dalam halaman 2, bahwa belandja mo
.dal untuk tahun 1959 berdjumlah Rp. 17.760. 1000,-. Djumlah angka ini tidak se.suai dengan apa jang kami dapat lihat dalam perintjiai;i S. 3. halaman 2 jang menjatakan, bahwa belandJa modal berdjumlah Rp. 17.560.000,-. Tentang selisih Rp. 200.000,- kami ingin mendapat keterangan seperlunja.
'.2. Ma>ta-anggaran 14.l.2.8 diperuntukkan biaja mahasiswa/pegawai jang diberi tugas beladjar dalam/luar negeri, dan masih ditulis pro memori. Apakah tentang hal ini ada hubungannja dengan ;pendjelasan Pernerintah perihal direntjanakannja 'pengiriman 100 rnahasiswa dan pegawai ke Me·sir dan Kanada? Mengapa belurn ditetapkan djurnlah anggaran tertentu, dan bagairnana rentjana pelaksanaan pengirirnan-pengiriman tersebut?
P:ada rnata-anggaran 14.8.1.6 dan 14.8.1.7 ter-1fjanturn djuga tundjan~an-tundjangan beladjar 'kepada rnahasiswa dan/atau si,swa dan tundjangan j,katan dinas kepada mahasiswa dan/atau :siswa masing-masing sebanjak Rp. 8.815.700,-dan Rp. 15.238.300,- sehingga berdjumlah Rp. 24.054.000,-;-:-. Bagairnanalrah saling hubungannja mata-anggaran ini dengan rnata-anggaran jang ·kami sehutkan diatas? • . .
3 Dalam beberapa mata-anggaran mas1h tert1anturn niemori, misalnja mata-anggaran 14.2;1.6. mata-anggaran 14.3.1.6, mata-anggaran 14.4.1.6
mata-anggaran 14.5.1.6 ialah mengenai tund jangan bagi pengadjarlpemirnpin untuk kursus-kursus pendidikan pegawai. Kami ingin mendapat pendjelasan mengapa belum ditentukan djumlah pengeluaran tertentu dan bagaimana pengalamannja dalam tahun-tahun jang lalu?
4. Berdasarkan pertanjaan-pertanjaan jang telah diadjukan oleh Panitia Ad hoc berhubung dengan Anggaran Belandja Kementerian Agama tentang adanja voorschot gadji dalam mata-anggaran 14.1.2.5 sebesar 2 djuta 500 ribu rupiah untuk tahun 1959 jang dalarn tahun 1958 berdjumlah 2 djuta rupiah dan pelaksanaannja diserahkan kepada Djawatan Perdjalanan, maka da1am rapat kerdja Seksi E kami mendapat keterangan bahwa voorschot tersebut rnenurut pengalarnai1 pada tahun 1958 belum dikeluarkan dan belum dipakai berhublmg belum adanja vaste reistoe!age bagi petugas-petugas Kementerian Agama. ~l'ienurut keterangan lebih landjut dalam rapat kerdja tersebut diterangkan, bahwa penggunaannja tentang hal ini masih akan ditindjau. Sepandjang pengetahuan karni, maka sekarang ini telah ada Peraturari Pemerintah tentang tundjangan perdjalanan bagi pegawai negeri. Mengapa hal itu belurn dianggap berlaku untuk petugas-petugas Kementerian Agama?
Apakah hal ini tidak rnenjalahi peraturan jang ada?
Saudara Ketua, mengenai belandja lain-lain ditentukan djumlah sebanjak 86 djuta rupiah, diantaranja ialah tundjangan-tundjangan buat organisasi-organisasi kepanduan dikalangan madrasah-madrasah sebanjak 2 djuta rupiah dan tundjangan-tundjiangan kepada madrasah-madrasah wadjib beladjar sebanjak 12 djuta rupiah.
Tentang hal kepanduan-kepanduan dikalangan rnadrasah diterangkan dalam memori pendjelasan, bahwa hal ini diperlukan guna mengisi lowongan pendidikan anak-anak antara sekolah dan rumah dan untuk ini dirasakan perlu rnemupuk organisasi kepanduan dikalangan madrasah. Kredit sebesar 2 djuta rupiah akan diperuntukkan mengadakan training-centre kepanduan di Pusat, latihan-latihan didaerah serta membeli alat-alat jang diperlukannja.
Teritang maksud mernberi bantuan untuk memperluas organisasi-organisasi kepanduan dalarn masjarakat kami dapat mengerti sepenuhnja. Akan tetapi oleh ~rena dalarn Anggaran Belandja Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan djuga sudah ada rnata-anggaran dalarn Pendidikan Masjai:akat untuk rnemberi bantuan kepada kepanduankepanduan, maka karni berpendapat, bahwa harus ada koordinasi jang sebaik-baiknja dalam rnemberikan bimbingaIP kepada organisasi-organisasi kepanduan tersebut. Dan alangkah baiknja djikalau pengeluaran untuk keperluan kepanduan itu dapat dipusatkan kepaqa salah satu mata-anggaran jang s\1dah ada, ial.ah rnata-anggaran Kementerian Pendi.dikan, Pengadjaran dan Kehudajaan tersebut diatas. Perlunja ialah agar supaja ada kesatuan bimbingan
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
....,,,,~'21!\ ....... - . ..,., ..,., -~~-~~ .... ,-.~-~-~-. ""'1!'1!'.,.,...Ji!\i' ~·•.-,,,...__.,..,,..-.,~' -;~- •oc••
I
Ratntjangan Anggaran Negar:a tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3925
(Nj. Suharti Suwarto.)
dan bantuan. Oleh karena itu mata-anggaran 14.8.l.32c jang diperuntukkan chusus memberi bantuan kepada organisasi-organisasi kepanduan agama, kiranja pula dapat ditindjau kembali.
Mengenai tundjangan untuk madrasah-madrasah wadjib beladjar, dalam memori pendjelasan dinjatakan, bahwa hal itu diperlukan sebagai usaha setjara chusus meningkatkan pendi:dikan kepada madrasahmadrasah mendahului terlaksananja Updang-undang Pendidikan No. 12 tahun 1954 jang mewadjibkan anak-anak hams beladjar. Mengenai· wadjib beladjar ini oleh Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan barulah diadakan experimen-experimen dibeberapa tempat. Oleh karena itu kami ingin sekali mendapat pendjelasan-pendjelasan lebih landjut tentang koordinasi usaha wadjib beladjar dikalangan madrasah-madrasah ini dengan usaha wadiib beladjar iang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan tersebut.
Mengenai tundjangan-tundjangan kepada perserikatan-perserikatan agama jang termaktub dalam mata-anggaran 14.8.1.33 sebesar Rp. 1.500.000,kami ingin mendapat pendjelasan-pendjielasan apakah dalam hal ini djuga dilakukan pemberian tundiangan kepada organisasi-organisasi kebathinan? Dan selandjutnja kami djuga ingin mendapat pendjelasan sampai dimanakah Pemerintah dapat merealisasi bantuannja kepada para pemeluk agama Hindu-Bali, jang banjak disinggung-singgung oleh para pembitjara dalam rnembahas Anggaran Belandja Kementerian Agama pada tahun-tahun jang lalu.
Djika sudah dirnalisasi, maka berapakah subsidisubsidi jang sudah dim akan di•berikan kepada organisasi kebathinan maupun agama Hindu-Bali tersebut? Tentang tundjangan kepada pendidikan pada sekofah-sekolah Kristen dan Kathoiik, sebanjak Rp. 2.250.000,-, kami ingin mendapat pendjelasan apakah usaha Pemerintah untuk segera dapat mengganti pastor-pastor asing jang banjak ada didaerah Nusa Tenggara Timur dengan pastor-pastor bangsa Indonesia sendiri?
Saudara Ketua, hal lain jang me.garik perhatian kami ialah bahwa disamping berbagai tundjangan tersebut, maka Pemerintah mengurangi tundjangannja untuk Badan-badan Penasehat Perkawinan/Pertyeraian dari djumlah sei,esar 1 djuta rupiah pada tahun 1958 mendjadi seteqgah djuta rupiah untuk tahun 1959. Maksud mengurangi tundjangan bagi Badanbadan Penasehat ferkawinan/Pertjeraian • seperti jang kami · lihiat ~ada ma:ta-anggaran 14.8.1.35 tersebut belum dapat rk:ami mengerti. Apalagi djikalau kami hubungkan deQgan keterangan Pemerintah untuk memperluas Badan-badan Penasehat Perkawinan/Pertjeraian itu tidak hanja terbatas di Djakarta Raya dan Djawa Ba~at sadja, tetapi"djuga didaerahdaerah lainnja. Men$rut pendapat kami Badan-badan Penasehat Perkajwinan/Pertjeraian ini sekalipun b~lum berhasil 100%_1dalam pek~rdjaan?~a tetapi ban1ak berfaedah untuk[ mengatas1 persehs1han-perseli-
•
sihan dalam perkawinan dan pertjeraian. Lebih-lebih lagi berhubung hingga kini Undang-undang Perkawinan belum ada dan rupanja Pemerintath tidak mau tergesa-gesa dalam menjelesaiikan perkara Undangundang Perkawinan, sekalipun hal ini mendjadi tuntutan dan desakan jang umum bagi kaum wanita. Hal ini djika benar adalah sangait disajangkan! Adalah mendjadi kewadjiban kita sekalian dari Dewan Perwakilan Rakjat ini untuk memenuhi tuntutan masjarakat terutama kaum wanita, agar Undangundang Perkawinan ini segera dapat diselesaikan.
Oleh Pemerintah dinjatakan, bahwa Badan-badan Penasehat Perkawinan/Pertjeraian tersebut bisa membantu mengurangi hal-hal dan kedjadian-kedjadian jang sewenang-wenang dan mengurangi pertjeraianpertjeraian atau perkawinan jang tidak pada tempatnja. Menurut statistik Kementerian Agama pada tahun 1956 maka angka-angka itu dapat dilihat sebagai berikut:
Jang datang ke B.P4. perlu akan bertjerai 24.396 orang, jang dapat didamaikan 1.405 orang, perseDJtase antara jang akan tjerai dengan jang didamaikan ada 5,76%. Angka-angka itu terdapat dari 20 B.P4. didaerah Djawa. Barat. Dengan demikian maka gunanja B.P4. atau PS. itu ternjata ada, dan perlu diperluas ditempat-tempat lain dimana semua organisasi wanita diadjak ikut-serta. Oleh karena itu maka kami ber;pendapat, bahwa usaha memperluas badan-badan tersebut adalah tidak sesuai dengan maksud rnengurangi tundjangan untuk keperluan itu. Lebih landjut kami ingin mendapat keterangan dari Pemerintah tentang banjaknja Badan Penasehat Perka~ winan/Pert}eraian jang ada sekarang ini dan kami ingin pula mendapat statistik tentang perkawinan dan pertjeraian pada tahun 195~ dan selandjutnja pada tiap-tiap tahun. Kami mengharap supaja bahan-bahan itu dapat setjara teratmr diiberikan kepada Dewan Perwakilan Rakjat.
Saudara Ketua, rupanja persoal<!ln sekitar masalah perkawinan tidak berhenti disirtu sadja. Ketjuali tundjangan untuk Badan-badan Penasehat Perkawinan/ Pertj:eraian dikurangi, tetapi djuga Pemerintah mengurangi taksiran pemasukan keuangan nikah, talak dan rudjuk jang pada tahun-tahun jang lalu diperkirakan ada Rp. 30 djuta kini dikurangi mendjadi hanja Rp. 27Yz djuta. Alasannja ialah 1karena gangguan keamanan. Alasan Pemeri·ntah 'ini agaknja bertentangan dengan k:eterangan-keterangan jang pernah kami terima sewaktu penind jauan ke Sumaiera Barat, dimana oleh petugas-.petuga:s Djawatan Agama dikatakan kepada delegasi Seksi E, bahwa: dari sekian banjaknja pekerdjaan Dj;watan Agama jang terbengkalai karena peristiwa pemberontakan P.R.R.I., maka satu nal perlu ditjatat, bahwa pekerdjaan nikah, talak dan rndjuklah jang berdjalan terns dan tidak ada vacuum. Hal ini menundjukkan, bahwa p~masukan biaja nikah, •talak dan rudjuk tidak terganggu karena adanja pemberontakan tersebut. Sampai dimana kebenarannja hal ini kami serahkan kepada Pemerintah .
I l
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
3926 Ra.pat 156. Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(Nj. SUharti Suwarto.)
Dalam rapat kerdja Seksi E atas pertanjaan Panitia Ad hoc Anggaran Belandja tentang pemasukan biaja nikah, talak dan rudjuk, kami mendapat keterangan bahwa hal ini masuk Kas Negeri. A'kan tetapi djikalau hal itu benar, maka mengaipa pemasukan uang nikah, talak dan rudjuk itu tidak kami Jihat pada Nota Keuangan? Untuk mendjaga djangan sampai ada pemasukan keuangan jang tersel!p dan tidak diketahui dimana letaknja, maka kami ingin mendapat pendjelasan tentang hal ini lebih landjut. Dafam laporan Dewan Pengawas Keuangan djuga tentang hal pemasukan biaja nikah, talak dan rudju'k ini tidak dikemukakan. Hal ini sangat kami sajangkan, karena djumlah pemasukan nikah, talak dan rudjuk tersebut ternjata tidak sedikit djumlahnja.
Sebagai masalah jang tidak kurang pentingnja ingin kami kemukakan disini bahwa usaha normalisasi djawatan-djawatan agama ditempa!t-tempat jang sudah dibebaskan oleh Angkatan Perang Republik Indonesia antara lain di Sumatera Bara<t dan Sulawesi Utara perlu mendapat perhatian kita. Dalam hal ini kami ingin mendapat pendjelasan-:pendjelasan sampai dimana problim itu diselesaikan, mengingat bahwa tidak sedikit pegawai Djawatan Agama te}ah ikut serta dalam pembernntakan P.R.R.I./ Permesta. Bahkan di Sumatera Barat lebih dari 90% tumt serta dengan P.R.R.I.! Dalam keterangan Pemerintah sewaktu mendjawab pertanjaan-peritanjaan tentang Anggaran Belandja 1958 didjelaskan, bahwa Pemerintah akan terus mendjalankan skrining pegawai hal mana djuga berlaku lebih-lebih dikalangan Djawatan Agama didaerah tersebut. Pada kesempatan iini kami ingin mendapat pendjelasan-pendjelasan sampai dimana skrining 1pegawai itu daipat didjalankan dan dengan usaha-usaha itu, apakah sekarang djawatan tersebut sudah dapat berdjalan?
Mengenai tundjangan jang disebutkan dalam mataanggaran 14.8.l.31b ditulis adanja tundjangan berhubung dengan mahasiswa/peladjar jang menderita akibat peristiwa-peristiwa jang bersedjarah.
Apa jang dimaksudkan dengan peristiwa-peristiwa jang bersedjarah itu? Apakah barangkali peristiwa, seperti halnja pemberontakan P.R.R.I./Permesta se- · karang ini, dimana banjak peladjar/mahasiswa menderita karenanja? Kalau hal sematjam ini jang dim~ksudkan, maka kami menganggap bahwa pemakaian istilah atau perkataan ,,peristiwa bersedjarah" itu tidak pada tempatnja. Lagi pula mata-anggaran itu masih itertulis pro memori .• Oleh karena itu kami ingin mendapat pendjelasan lebih landjut tentang perlunja mata-anggaran itu, dan apakah sebabnja maka tidak ditentukan djumlah pengeluaran tertentu?
Selandjutnja kami ingin mendapat keterangan tentang beberapa mata-anggaran jang mentjantumkan biaja untuk ·penerbitan. perpustakaan ataupun kebudajaan, Mengenai penerbitan-penetbitan · terSebut kami sekali lagi mendesak supaja kepada semua
anggota Seksi E dikirim penerbitan Kementerian Agama tersebut, seperti halnja kami selalu menerima penerbitan dari kementerian-kementerian lainnja. Perlunja supaja kami dapat mengetahui perkembangan dan usaha kementerian masing-masing jang bersangkutan dengan pekerdjaan clan tugas seksi kita masing-masing.
Sebagai penutup uraian kami ini, maka kami ingin mendapat pendjelasan dari Pemerlntah sampai dimana kebenarannja tentang artikel-artikel ataupun berita-berita jang dimuat dalam surat kabar Pemuda perihal korupsi jang ada di Kementerian Agama. terutama jang didjalankan oleh Sekertaris Djenderal Saudara Kafrawi. Djikalau hal ini benar, maka bagaimanakah usaha Pemerintah untuk mengatasinja?
Demikianlah pemandangan kami tentang Anggaran Belandja Kementerian Agama.
Terima kasih.
Ketua: Saja persilakan Saudara Soeatmadji.
Dr· R. Soeatmadji: Saudara Ketua jang terhormat, saja mendapat tugas untuk berbitjara mengenai rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 bagian XI, bagian kesehatan. Saja mengerti bahwa membuat rantjangan anggarau belandja dalam keadaian sekarang, adalah pekerdj'aan jang amat sulit; proces destruksi dan degenerasi masih meradjalela, memuntjak peracuuit dengan adanja pemberontakan P.R.R.I./Permesta, praktis diseluruh Sumatera, Sulawesi Tengah dan Utara, sedangkan dilain-lain daerah seperti di Djawa Barat dengan D.I. dan T.I.I.-nja gedjala-gedjala masih djauh dari pada menjenangkan. Jang demikian itu 1ebih-lebih saja dapat menjaksikan dan merasakannja setelah menindjau di Sumatera Barat perdagangan dan kegiatan ekonomi produksi lumpuh, sedangkan elemen-elemen jang tak bertanggung-djawab mengambil kesempatan untuk mendjalankan barter gelap dan penjelundupan. Pengamanan daerah-daerah dengan follow-upnja normalisasi memakan biaja jang tidak sedikit.
Saudara Ketua, dengan mengemukakan semua iini, tidaklah berarti, bahwa djiwa saja diliputi oleh ketakutan, keragu-raguan atau pe$imisme jang melumpuhkan, tidak, sebab unsur-utjsur jang sehat, kuat dynamis, vitaal dapat saja dj~mpai di Padang dan Bukittinggi. Pun ,hasil-hasil jang telah ditjapainja memberi harapan baik untuk !hari depan, dan saja pertjajA, jang demikian itu pasti terdapat pula dimana-mana. Kalan diatas saja $engemukakan factafacta jang menjedihkan, ini ~rarti baliwa kami s~kalian harus menginsjafi, bahwa Kabinet Karya sungguh dihadapkan kepada ekerdjaan jang sulit dia:n berat, dan i.ni berarti pula · ahwa saja mengadjak Dewan Perwakilan Rakjat un uk tidak menjulitkan Pemedntah dalam menunaib tugasnja, akan tetapi mengad jak untuk membantu emerinta:h de~n segala kema.mpuan dan potensi jang ada 1pada kita. dengan menginsjafi kekuranga.-kekurangan, kelalai-
•
-
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Raatjangan Anggaran Negara tahun 1959(Sid.·1958, P. 350). Rapat 156. 3927
(Dr R. Soeatmadji.)
~n-·kelalaian dan 1kebodoha.n.-kebodoha:n ja:ng dihuat· :nja oleh kita bersama pada masa-masa jang lampau.
Kemerdekaan adalah resultante dari pada pekerdjaan, perdjuangan kiita bersama, dapat dibanggakan kepada seluruh dunia heroiknjapun diakui oleh
:seluruh dunia. Kemudian, setelah 13 tahun merdeka ~i.ta bersama dalam usa?a untuk membangun, meng~ 1s1 kemerdekaan berhastl membawa Republik Indo· nesia sampai kepada batas-batas djurang kehantjuran, inipun resultante dari pada pekerdjaan perdju
·angan kita bersama jang tidak dapat dibanggakan, ·dan sangat memalukan.
Kami sebenarnja tidak dapat dan tidak boleh menjalahkan orang-orang asing, kegiatan-kegiatan
·subvers'if asing, akan tetapi harus mentjari kesalahan--kesalahan primair dalant tubuh, djiwa kita sendiri. Dalam ~a?a ini, s:i-ja masih ingat pada ~mbitjara· .an-pembit1araan didalam gedung Dewan Perwakilan Rakjait i~i, mengenali penjelundupan-penjelundupan, mengenai bermatjam-matjam peristiwa, jang pada hakekatnja adalah pelanggaran-pelanggaran besar· be.saran dari pada Undang-undang dan disiplin ketentaraan. Pembitjaraan oleh tokoh-tokoh penting dalam gedung Dewan Perwakilan Rakjat merupakan -een krachtige dan lm.rdnekkige ple:idooi ten gunste dari padia: para penjelundup, para pelanggar disiplin ~n Unclang-undMlg. Saja riasa 'biJa pleidooi itu
..di.kemukakan untuk menundjukkan ,,verzachtende' ·omstandigheden" maka saja masih dapat menerimanja, berdasarkan t"atio dan ethiek dalam negaira hukum. Fada waktu menghadapi K·abinert Ali ke-Il
-dalam gedung Dewan Perwakiban Rakjat ini terdengar suara-suara jiang seakan;.akan concordla:nt de-· ~g~n par:i- promotors penjel~ndup dan peristiwa-per-1stiwa didaerah-daerah. Saia berfikir dalam hati k~tjil saja j~g diliputi oleh kesed1han, kemana larin1a het natlionaial geweten, tot overmaat van ramp reaksi dari pada Pemerintah adalah penuh dengan kemgu"ll"aguan, akibatnja bentjana nasional tidak
,dapa:t dihindairkan lagi, pertumpahan darah besar-~aran, jang oleh K~binet Wi1opo dan seterusnja -d\Jitakut~an, toch memmpa pada negara dan rakjat Indonesra.
Saja kira sekaranglah waktunja bagi kita sekalian untuk sungguh-sungguh mengadakan zelfbezinning
-dan zelrf-koreksi. Psychologische schock, jaitu pertumpaha.n darah besar ... besaran, intervensi raksasa
. a~ng jang belum !~a berselang berada diambang pmtu. dam tan ~1au sudah tjukup kuat, • untuk ;mengmgatkan k1ta pada sedjarah hina-dina bagil bangsa Ind6nesia, dimana beberapa gelintir orang Beland8: ·b~hasil ~endjadjah djutaan manusia Indonesia~ d1mana negara seluas godong kelor dapat menguasai Indonesia~ seluas lebih dari pada benua Eropah. Ja, ~aja har,1? Pemerintah c\janganlah ragu·
:.mgu dalam tmdakanpJa agar tidak lagi memberikan _ k~Qlpatan kepada ipara petualang-petualang jang .. berusaba keras untttkr~embangkrutkan kewibawaan ~Pemerintah. seperti hatnja dengan Kabinet-kabinet
•
jang sudah-sudlah. K:alau Ka'binet Karya dalam keadaan darurat perang sampa~ lengah membfarkan ~ibawaannja dirongrong, dirusak, saja pikir Kabtnet Kacyapun boleh gulung ttikar s:adja, karena tJoch tidak akan dapat menguasai keadaan. Dengan tutunan het nationale geweten, saja mengharapkan Panglima Tertinggi, Kabinet Katya, dan Penguasa Pera!1g ~apat bek~dja sama Jang erat untuk mengambil tmdakan-tiindakan jang tepat. Kekeliruan dalam keadaan sulit-rumit adalah wadjar, akan tetapi dengan tutunan het natilonale geweten menudju kearah keselamatan negara dan bangsa, kekelirua.n dapat tjepat diperbaiki, seperti ·halnja waktu susunan Kahinet diubah, dengan mengelimineer kementeri·an-kemente1fan dan mendjelmakan kementedankementerian baru, dengan tidak ragu-ragu pula mengubah personalia.
Selama keadaan masih seperti sekarang tidaklah ada faedahnja bagi para pemimpin untuk ikut-ikut mengeluh dalam ha1 kesukaran dan kekurangan; tjara demikian hanja akan dapat menambah kekeruhan. Kami harus berbuat dan tahan mende1:1ita pula.
Saudara Ketua jang terhormat, sekarang saja akan membahas rnntjangan Anggaran Belandja tahun 1959 bagian XI.
Memori .pendjelasan rantjanga:n Anggaran Belandja tahun 1958 Kementerian Kesehatan mengatakan sebagai berikut:
Sebagai telah disebutkan dalam nota memori pendjelasan pada tahun-tahun jang lalu Anggaran Beland~a Kementerian Kesehatan untuk tahun 1958. djuga disusun atas dasar keadaan keuangan negara kita pada dewasa ini, dengan djumlah jang sangat sederhana pula. Oleh karena itu rentjana pembangunan dalam berbagai lapangan ba'i·k dalam lapangan termasuk perluasan rumah-rumah sakit dan balai~alai . pengob~tan maupu_n dalam lapangan preventif (diantaran1a laboratonum-laboratorium, lembagalenrb~~a serta usaha-usaha pentjegaha:n lainnja) dan pend1dikan para medis harus ditindjau kembali dengan rnaksud supaja pelaksanaannja disesuaikan dengan keadaan keuangan jang disediakan untuk tahun ini.
Memori pendjefasan rantjangan Anggaran Belandja Kementerian Kesehatan tahun 1959 mengatakan sebagai berikut:
Se.suai dengan tudjuan Pemerintah untuk setapak demi setapak melaksanakan rentjana pembangunan dala.m segala lapangan, terutama bagi daerah jang mas1h terbelakang, maka Kementerian Kesehatan tidak pula k~tinggalan· berusaha memadjukan Kesehatan Rak1at. dengan sembojan ,,Rakjat sehat, negara kuat".
Pendjelasan untuk tahun 1958 menjangkut anggaran-an~ran !>el~ndja tahun-tahun jang lampau, terasa .mi~eur. s~suai den~an ~eadaan mineurnja, merosotn~anJa mla1 uang kita, 1ang berakibat membubungn1a harga. barang, deficit terus-menerus bertambah.
.'i ' • j
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
Rantjangan Anggaran Negara tabun 1959 (Sid. .1958, P. 350).
(Dr R. Soeatmadji.)
Pendjelasan rantjangan Anggairan Belandja tahun 1959 agak bersemangat jaitu berbunjii: ,,Kementerian Kesehatan tidak pula ketinggalan berusaha un· tuk memadjukan kesehatan rakjat dengan sembojan Rakjat sehat, negara kuat", tapi sajan.g sekali setelah menjebut program usaha pembangunan disusul dengan pendjelasan landjutan jang berbunji: . Untuk keperluan program tersebut diatas tentu sadja diper· lukan biaja jang tidak sedikit. Namun mengingat keuangan negara pada dewasa ini sangat suram dan plafond anggaran belandja jang telah ditetapkan untuk tahun 1959 djauh lebih rendah dari pada jang diinginkan, jakni Rp. 505 djuta, inaka suara jang agak bersemangat· itu terasa sangat mineur kembali.
Saudara Ketua, dalam membahas Anggaran Belandja tahun 1959, saja tidak akan muluk-muluk karena mengingat kenjataan, bahwa keadaan masih belum heres, biaja keamanan normalisasi dan rehabilitasi masih akan membutuhkan pengeluaran jang maha besar, sedangkan penerimaan negara untuk tahun 1959 berhubung merosotnja perdagangan dengan luar negeri terutama nampak · masih sangat suram sekalipun pada achir-achir ini sedjak bulan September menundjukkan perbaikan. Bagaimana prosedur pembagian kredit antara kementerian masing-masing, saja tidak mengerti, ·tapi dalam pidato saja waktu menghadapi rantjangan Anggaran .Belandja tahun 1957, saja mengandjurkan/menjerukan kepada Saudara Menteri · Kesehatan, supaja tiap-tiap tahun dengan gigih dan kuat memperdjuangkannja; basil: buat kali ini 'adalah plafond sedjumlah Rp. 505 djuta.
Realisasi anggaran belandja untuk. tahun 1956 menurut Nota Keuangan adalah Rp. 515.689.000,-, realisasi sementara untuk tahun 1957 adalah Rp. 532.620.000,-.
Rantjangan Anggaran Belandja tahun 1958 adalah Rp. 502.316.700,- ditambah dengan permintaan tambahan untuk pos Iuar negeri 11.2.7.15 sedjumlah Rp. 8.571.000.- dan pos pharmasi 11.14.2.14, pos pembelian obat-obatan Rp. 30.000.000,- mendjadi Rp. 540.897.700,-.
Dalam anggaran 1956 untuk pembelian obat-obat-an saja mentjatat .................. Rp. 59.750.700.-. dalam anggaran 1957 .. .. .. . .. .. . ,, 57.926.800,-. dalam anggaran 1958 .. . . . . . . .. . . ,, 110.000.000,-. dalam anggaran 1959 .. .. .. .. .. .. ,, 51.000.000,-.
Menilik plafond Anggaran Belandja ta:hun 1959 sedjumlah Rp. 505 djuta, lebih rendah dari pada realisasi Anggaran tahun 1956, 1957 da .. .c\nggaran Belandja tahun 1958, maldi. saja tidak dapat me· ngerti, · dan saja minta supaja didjelaskan bagai· manakah akan dapat dilaksanakannja. program jang disodorkan oleh Kementerian Kesehatan. . Jang pasti tidak mungkin adalah memperbesar . persediaan obat-obatan dan bahan' lain untuk pengobatan, Dengan angka~angka tersebut· diatas meni
. lik. pula naiknj~ h1uga b.ara~g~l:>ara;ng.; dan keharusa.n pembajaran-pembajaran Bukti Export, saja hanja
dapat memperhitungkan, bahwa segala sesuatu akan mendjadi mundur, saja kira destruksi akan melebihi ·construksi.
Maka kiranja tidak akan berkelebihan bila ang;.· garan mengenai pembelian obat~obatan dan bahanbahan lain untuk pengobatan ditambah, guna pema-· kaian routine dan rehabilitasi rumah-rumah sakit,. balai-balai pengobatan B.K.I.A.-B.K.I,A., jang menderita kerusakan, ataupun kerugian, akibat dari pada pemberontakan. Biasanja dalam keadaan seperti sekarang, dalam keadaan ·bentjana, keadaan kesehatan merosot, bahkan dapat timbul epidemi-epidcmi.
Saudara Ketua, Pemerintah suka mendatangkan beras seharga bermiljaird-miljard rupiah, disebabkan karena adanja tuntutan santer, gemuruh dari rakjat, sedangkan kekurangan akan obat-obatan jang sudah menahun; chronis. · biasanja tidaklah terdengar, Rakjat banjak dipelosok desa biasa menderita sakit zonder mengeluh. sembuh, matil dengan djamu:-; djamu dan hocus-pocus dairi dukun-dukun.
Produksi, dan pembelian harus diatur baik, sehingga stock jang redelijk tjukup selalu tersedia bagi orang-orang jang sekarang sudah biasa mempergunakan obat-obat modern. Berhubung saja mengetahui. bahwa supply kepada daerah-daerah jang bergolak belum lantjar, maka hendaknja soal ini dapat perhaitian serieus. Orang djanganlah terpaksa tetlalu lama menunggu-nunggu; apabila demikian, ilJ!i akan menghambat mentale normalisasi, jang kita semua tidak •inginkan. Sekarang dan dahulu selalu terasa kekurangan-kekurangan, djuga dipusat-pusat pemeIiharaan dan pengobatan orang-orang sakit. Maka dalam pada ini saja minta perhatian Pemerintah henda:knja dipikirkan setjara serieus pendirian pabrik-pabrik guna melajani kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan; hendaknja Kementerian Kesehatan minta bagian · dari realisasi pampasan perang Djepang dan · lain-lain dari luar negeri dan pula dapatlah dipi·kirkan penanaman modal asiing guna pendirian industri-industri jang menjangkut kebutuhan kesehatan :rakjat. Mulai sekarang hendaknja diinsjafi bahwa pengluasan Usaha Kesehatan Masjarakat Desa: akan pula membutuhkan supply obat-obatan jang tida:k sedikit dan pengluasan usaha lresehatan sampai keselmuh pelosok•pelosok desa diharapkan. mendjadi perhati~n utama dari pada Pemerintah dimasa dekat, sebah lebih dari 70% rakjat Indonesia jang berada didesa telah berabad~. abad menunggu. ·
Saudara Ketua, kalau anak , saja sakit, saja akan ma:rah kalau dokternja terlam~t datang; saja akan mendjual rumah, atau berhutang, untuR: pengobatan dan perawatan seorang keluarga saja jang sakit. Saja kira semua waikil rakjat jang i berada digedung ini · ·tidak berbeda dengan saja, lakan berbuat sama .. . Akan tetapi, s"audara Ketua, Jtjara melajani mkjat j~ng _sakit dipelosok-pelosok defa sedjak zaman,~n:·d1ad1ahan hmgga sekarang ~lum berubah; sedJak. :saja lulus mendjadi dokter paqa tahun 1925 hingga sekarang sudah 32 tahun: Iamainja saja Iiienjaksikan
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
·~ Anggalan· Negara tahun 1959 (Sict l958t P. 350). Rapat 156. 3929
~ridir1. belum menundjukkan perbaikan. artinja lebih tliri 70"/c, rakjat Indonesia tidak dapat pengobatan ~~~. perawatan dari tenaga kesehatan. manakala mer~ka menderita. sakit. djuga tidak/belum dalam Negara Indonesia Merde!ka. Dokter Leimena mengatakan, bahwa kita terbelakang 50-100 tahun; tlokter Azis Saleh, Menteri Kesehatan sekarang me.o.gatakan 90% rakjat Indonesia belum mendapatkan perlindungan dari bahaja penjakit oleh tem;tga kese~ ha tan. ... Dokter Samano, pemimpin bagian penjakit tuber~ulose mengatakan, bahwa kita dalam bidang memetangi penjakit tuberculose, the second killer. sedikit~ nja SO tahun terbelakang. ·· Saudara Ketua jang terhormat, Djawatan Kesehatan Rakjat mendasarkan tindakannja hanja kepada laporan mingguan dari pak Kepala Desa, jait:u · laporan labir-mati. Apabila dalam suatu desa dalam suatu minggu kematian 2-3 orang Qipandang normal. maka Diawatan Kesehatan :\lakjat tidak berbuat apa-apa. Baru apabila kema· iiB:n dalatn satu minggu naik mendjadi umpamanja ~,8. atau lebih. maka barulah seorang dokter atas perintah atau initiatief sendiri mendatangi desa jang bersangkutan, menjelidiki apa sebabnja, setelah di~ ~dakan tindakan seperlunja:
Berpuluh-puluh tahun dj·utaan manusia Indonesia. lahir, sakit, mati dengan tiada pengawasan, pera~ .,atan; ataupun pengobatan. Pemerintah membiarkan djutaan orang sakit. membiarkan tiap-tiap tahun ratusan ribu orang mati bel.um pada waktunja, padahal Pemerintah bertanggung-djawab atas kehidupan dan, kematian tiap-tiap warga-negara; padahal pula 'kami sekarang hidup dalam zaman atom dimana tingkat pengetahuan dalam bidang kesehatan tidak ketinggalan meotjapai kemadjuan jang memungkinkan orang dapat mentjapai life expec~ation le.bib dari 70 tahun.
Dalam bidang kesehatanpun keadaan sama-rata s~ma-~asa, adil dan makmur di Negara Indonesia belum tertjapai. Untuk sedikit memberi gambaran tentang tingkat kesehatan dari rakjat Indonesia. Beria.ma ini saja menjadjikan angka-angka, sekalipun .~ngka-angka ini belum dapat dikatakan dapat dipertjaja setjara ilmiah~ sebab sumber-surober angka~ angka belum Iengkap dan masih samar-samar. ~eba~i t>er.bandingan: saja menjadjikan pula an~ka· Slngka dil'rr Nederlamd negara bekas pendjadjah Indonesia diroana nampak sekali perbedaan jang sangat roenjolok: ·
• . · , . • Kema:ttan baji Keroatian um um
Indonesia 1954 120---200% 15% -20% Nederlahd.1926 6i;1V., Prem. 9,75% Laki2 9.96%
1953 22% .. 7.,04% .. 7,9% :'. ~J;J~ra,, ~t~a jan~ te.rhormat •. 1.\alaQ dibatja dan Cit!elitt ke~bah apa fan,g dahulµ ,~an.. sekarang. saja ut1apkan d1dalam ged~g Dewan Perwakilan Rakja~
•
ini maka teranglah, bahwa saja minta perhatian dari Parleµi~ dan Pemerintah ~n nasib djutaan rakjat dipelosok-pelosok desa jang dalam sakit praktis ta.IC terpe1:hara. Saja insjaf dan mengerti. bahwa usaha preventief adalah aniat penting dan harus didjalan• kan, akan tetapi saja minta pengertian dari Peme;; rintah dan Parlemen; bahwa usaha curatief adalah kebutuhan acuut. tidak ada bedanja dengan perut lapar minta segera diisi, orang sakit tidak dapat menunggu-nunggu, tidak dapat dibiarkan mati, daii dewasa ini, sedjak proklamasi kemerdekaan negara Indonesia, Pemerintah Indonesia, dalam kenjataannja masih membiarkan ratusan ribu orang mati, dengan tidak ada perawatan dan pengobatan selagi sakitnja. Bila kematian 15% perkiraan jang terendah, djumlah orang Indonesia 80 djuta (djuga diambil rendah), mah. t•iap tahun jang mati dengan tiada dirawat atau diobati selagi sakitnja, mati konjol kasarnja adalah 90% dari 80.000 X 15 adalah 1,08 djuta orang. Saia harap~ para pemimpin r~kjat, ·para pedjabat dalam pemermcahan, para wakil funksionil dalam Dewa~ Nasional, para wakil rakjat dalam Dewan Perwakilan Rakjat, para anggota Dewan Menteri, and. last but not least Bung Karno sendiri Kepala, Negara, supaja tepo seliro, djanganlah k~daan jang demikian itu· dibiarkan berlarut-larut P~r~ kataan jang saja berulang-ulanl! harus mendengarkannja jaitu: usaha kesehatan harus diti•tik~ beratkan kepada usaha preventief, bagi saja adalah perkataan kolonial, lagu lama jang d·:dengungdengungkan oleh pendjadjah. jang hanja tjari untung dan ·tjari mmah.
Saudara Ketua, sedjak tahun 1956 dengan adanja dan diselenggarakannja plan Bandung, saja dapat menangkap sajup--saj-up suara baru, jaitu suara jang berbunji: •• integrasi antara usaha curatief dan preventief' akan tetapi sampai sekarang suara ini belum terdengar dom:nant, masib sadja santer ter .. denigar · ,.preventief", , · preventi~f . kepada rakjat kurang mampu, sekalipun hasilnja dalam penin:: djauan saja dimana-mana belum nampak. .·
Dalam djawabannja. Pemerintah atas laporan Seksi E mengenai beberapa objek pertjontohan usaha kesehatan, mengakui masih terus-menerus mentjari tjara-tjara ja:ng baik, untuk melajani rakjat dalam bidang kesehatao. Saudara Ketua, sebetulnja secljak tahun 1930 dan sebelumnja orang sudah mentjari-tjari Kementerian Kesehatan seka~ rang telah sampa.i , k~pada pilot project Be~asi, di~ ~ana initiatief desa diactiveer, guided selfhelp, dmsahakan, dalam metnb~ngun masjarakal desa djuga · setjara sederhana, dalam bidang kesehata~ mempraktekkan integrasi antara usaha curatief <lari preventief. · · ··
, Saja kfra, Saud~r~ Ketua mengingat waktu men~ tjari-tjari sudah tjukup lama, kurang-lebih tig~ ptiluh ~~~Qn, ~~k.~ sa.ja sangat ipengandjurkan perluasaa t1ara l)ekas1 set1ara progres1ef do~lbewust dan praktia karena saja perfjaja bahwa dengan tjara Bekasi itu
•
j 1 ·i 'i
'
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
...-- .... "'""' sq .....
3930 Rapat 156. RantjaDgan Anggaran Negara tahua 1959!(Sid'.. 1958, P. 350)~·
(Dr R. Soeatmadji.)
kebutuhan rakjat pasti akan dapat dipenuhi dalam waktu jang tida·k dilambat-lambatkan, dan sjarat mu~lak adalah titik-berat perhatian harus selalu di· tud1ukan kepada kesehatan ma"Sjarakat desa, dimana betul-betul intergrasi curatief dan preventief didjalan.kan. Dengan tjara demikian kita menudju kesama-rata sama-bahagia, adil dan makmur dalam bidang kesehatan, tidak seperti sekarang hanja si~ kaja, ataupun sebagian ketjil orang jang berada di-centre, dapat mengenjam kemadjuan dalam ilmu kesehatan. Saudara Ketua, Nippon dalam SO tahun hampir dapat mentjapai tingkatan, sederadjat de~ ngan dunia Barat, R.R.T. dan Sovjet Rusia dapat mentjapai kemadjuan-kemadjuan jang menjolok, berkat initiatief dan creatief vermogen sendiri, dan praktische zin, tidak terlalu lama mentjoba-tjoba dan mentjari-tjari. Kesan saja adalah, kita terlalu meleka:tkan diri kepada adjaran-adjaran expertexpert dari dunia Barat hingga initiatief creatief vermogen dan praktische zin kita dibingungkan dan dilumpuhkan. Maka untuk pengluasan doelbewust dan praktis dari pada kesehatan masjarakat desa, voorzieningen materieel dan personeel, harus segera direntjanakan setjara doelmatig dan praktis, tenaga· tenaga multipurpose hendaknja dididik setjara planma•tig untuk dikerahkan menudju ketertjapainja sama-rata, sama-rasa, adil dan makmur dalam bidang kesehatan.
Saudara Ketua j1ang terhormat, dalam menghadapi rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 diatas, saja telah mengatakan tidak akan mengharap mulukmuluk. Saja hanja mengharap supaja bagaimimapun djuga dipenuhinja. terutama pengeluaran routine dan biaja untuk menormalisasi dan rehabilitasi kerusak· an-kerusakan, akibat dari pada kerusakan-kerusak· an disamping meneruskan bangunan-bangunan jang sedang berdjalan.
Saudara Ketua, uraian saja mengenai usaha kese· hatan, saja kuntji dengan utjapan sebagai berikut: Ilmu kesehatan manusia adalah bagian dari pada speciale biologie. Objek adalah phaenotypus manu· sia jaitu wudjud dan sifat-sifat jang timbul sebagai reactie dari pada genotypus terhadap keadaan dise~ kelilingnja.
Mengenai baik genotypus maupun phaenotypus. Hmu kesehatan mendapatkan dasar utama dari pada ilmu penjakit.
Genotypus dan phaenotypus dalam perkembang· annja sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan masjatakat oleh karenanja •orang ahli kesehatan se· Jalu m.emperhatikan keadaan alam dan masjarakat. Phaenotypus jang berasal dari genotypus jang baik, dipuptlk dan hidup langsung dalam keadaan alam dan masjarakat jang baik sempu:rna. adalah tjita· tji<ta ipeologi seorang ilmu kesehatan, djadi pula tudj~n dari tiap-tiap Pemerintah.
Hmia kesehatan menghendaki adanja alam jang subur, masjarakat jang ma_kmur. adil dam damai.
Gerakan dunia untuk menghentikan pertjobaanpertjobaan peledakan bom-bom nuclear dan hydrogeen adalah mengingat bentjana genetic effect Jang dapat diakibatkan oleh radiasi alam, sehingga seba. iknja gerakan dunia jang menghenda'ki supaja keku, atan atoom digunakan untuk tudjuan-tudjuan damai, adalah untuk menambah kemakmuran umat manu., sia. ·
Sekarang sediki·t mengenai soal personalia dan beberapa pertanjaan. Dewasa ini Pemerintah sedang mengusahakan penjelenggaraan peremadja• an. Tenaga-tenaga muda dengan hati berdebar-debar mengikuti pelaksanaan · dari pada peremadjaan. Berhubung dengan ini, maka banjak tenaga telah dipensiun dan akan dipensiun. Dengan sendirinja tenaga muda direct lager in rang mempunjai harapan besar untuk mendjadi pengganti }ang dipensiun. Djika harapan ini meleset, tentu akan menimbulkan rasa ketjewa.
Pada saja sampailah kel.uhan dari kalangan pegawai Kementerian Kesehatan jang memberi kesan bahwa principe "The right man on the right place" kurang diutamakan, lagi pula orang pensiunan dari djawatan lain, dipekerdjakan lagi dalam Kementerian Kesehatan. Djuga beberapa orang lain dari luar kalangan Kementerian Kesehatan jang dipekerdjakan, pula menghalang-halangi opschuiving keatas bagi orang Kement·erian Kesehatan jang dt}. ngan hati berdebar sabar menunggu.
Saja mengharapkan keterangan dari Pemerintah dan bila keluhan ini memang ada dasarnja, saja mengharapkan penindjauan setjara bidjaksana. Selandjutnja saja mengadjukan soal kepegawaian.
Pada permulaan memangku djabatan, Saudara Menteri Kesehatan dalam Kabinet Karya menganon'.'.' seer akan memperbaiki dicipline dan ketertiban dalam kalangan pegawai Kementerian Kesehatan~ djuga akan mengadakan efficiency dalam merealisasikan anggaran belandja dengan memperbaiki tjara pembelian dan memberantas lwrupsi.
Bertalian dengan ini, saja mengandjurkan kepada Pemerintah, supaja dalam hal ini, mempergunakan "Honour system'', djanganlab berbuat seperti een inquisiteur tel'..hadap orang jang ditjurigai dan jang terdakwa berbuatlah seperti seorang bapak terhadap pada anak-anaknja jang ditjintai, tidak boleh dilupakan bahwa keadaan · adalah akibat dari pad~ pemimpin-pemimpin jang terdahulu. Dalam hal ini saja mempersilakan Saudara, Menteri, membatja. laporan-laporan dari Saudara Hardjokusumo almar· hum mengenai basil inspeksinja jang didjalankan 1
dan perlakuan-pe:rlakuan jang dialami dari pembe-. sar-pembesar.
Ketua: Saja peringatkan waktu untuk Saudara sudah habis. ·
Dr R. Soeatmadji: Tinggat sedikit lagi, Saudar~ Ketua, bolehkah saja teruskan~ ,
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Anggaran Negara tahon 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapat 156. 3931
(Dr Soeatmadji.)
~Pada dewasa ini, rasa gelisah meHputi para pegawai diHngkungan Kementerian Kesehatan.
Berhubung dengan itu saja bertanja, betulkah bahwa dewasa ini dikalangan pegawai dan buruh pusat Kementerian Kesehatan timbul kegelisahan sehiingga akibatnja pekerdjaan tidak dapat berdjalan sebagaimana mestinja?
Ketua: Saudara, waktu untuk Saudara sudah tjukup,, saja harap sekian sadja.
Dr R. Soeatmadji: Baik, Saudara Ketua, tetapi saja harap agar pidato saja selandjutnja jang tidak sempat saja batjakan ini, dianggap sebagai sudah dibatjakan sadja.
(Bagiian pemandangan Dr R. Soeatmadji jang tidak diibatjakan:
Menurut keterangan jang 'Saja peroleh, ada 9 orang sardjana juristen jang ditempatkan sebagai pe¥awai baru, dan disamping itu ada tenaga-tenaga pesrnnan dari luar Kementerian Kesehatan jang dipekerdjakan kembali pada Kementerian Kesehatan, jaitu:
1. Saudara Ismangoen (bekas pegawai Djawatan Kereta Api pensiunan) diperbantukan pada Biro Sekeritaris Djenderal/Pemeriksa Administrasi.
2. Saudara Prawirosoedirdjo (bekas pegawai Djawatan Kereta Api pensiunan) diperbantukan pada Biro Sekertari.s Djenderalf Perbaikan Arsip.
3. Saudara Amir (bekas pegawai Dewan Pengawas Keuangan) diperbantukan pada Bagian Kas.
4. Saudara F. Siagian (Pengawas Militer Urusan Pharmasi Kementerian Kesehatan) diangkat sebagai Kepala Inspeksi Keuangan Kementerian Kesehatan.
S. Saudara Mr Abdulwahab Bakri (dari Djawatan Kereta Api) diangkat sebagai Pedjabat Kepala Bahagian Keuangan Kementerian Kesehatan.
Bebeirapa pertanjaan ingin saja adjukan kepada Pemerintah, disamping pertanjaan jang telah diadjukan diatas.
1. Dapatkah Pemerintah memberi angka-angka kematiian, terperintji menurut provinsi, kabupatenkabupaten, sebab-sebab penjakit dan umur dari tahun 1940, dan tahun-tahun setelah penjerahan kedaulatan?
2. Berapakah djumlah tempat tidur jang wrsedia bagii para penderita, terperintji chusus dan umum, dan penjebarannja, partikelir dan Pemerintah, dari 1940 dan pada tahun-tahun setelah penjerahan kedaulatan, demikian pula mengenai Health centres dan Badan-ibadan Kesedjahteraan lbu dan Anak? •
3. Berapakah tenaga dokter, bidan, perawat dan lain-Iain tenaga paramedis, terperintji, Pemerintah, partikeJi.r, penjebarannja dari tahun 1940 dan tahun-tahun setelah penjerahan kedaulatan?
•
4. Djenis obat apakah, jang 100% onafhan~elijk dari luar negeri, dapat dibuat didalam negen?
Instrumenten dan utensilien apakah jang 100°/o onafhankelijk dari luar negeri, dapat dibuat didalam negeri. Apakah jang dapat dibuat itu, sudah mentjukupi kebutuhan, ataukah seperti halnja dengan chinine preparatan sudah d.al?at diexport. Bagaimanakah sekarang export chmme jang sedjak 1953 matjet, karena perdagangan oleh penguasa lama, disalurkan Jewat Amsterdam?
5. Mengenai susu sari kedele, apakah tudjuan Pemerintah sewaktu membantu didirikannja pabrik
susu sari kedele? Berapa ton kedelekah jang dikeluarkan dan
konsumsi biasa setiap tahunnja setelah pabrik dapat bekerdja?
Betulkah bahwa 40% calorien hilang dalam proces pembikinan kedele mendjadi bubuk susu sari kedele. Apakah bau tak enak telah dapat dilenjapkan dari pada susu sari kedele?
Berapa banjak produksi dalam tahun 1957 dan Yi tahun 1958.
Pada siapakah bubuk susu sari kedele didjualnja dan bagaimanakah penerimaan dari pada dunia konsumen?
Apakah angka-angka bedrijfsexploitasi menundjukkan untung ataukah rugi?
Apakah penjelidikan setjara ilmiah telah didjalankan djuga oleh para ah!~ jang competent di Jogja, Surabaja, Semarang, Bandung, dan lain-lain tempat, difaginkan beberapa laporan untuk perbandingan?
Berapakah P.E. faktor dari pada susu sari kedele?
Apakah niuttig jang njaJta dari pada basil usaha pekerdjaan lembaga makanan rakjat bagi
rakjat banjak, pertanjaan ini saja hubungkan dengan basil jang telah ditjapainja oleh P.P.M.R. Djawa Tengah, terutama dengan hasil jang ditjapainja oleh Bupati Sentot dari Wonogiri dan kawan-kawannja?
6. Bagaimanakah keadaan l.B.W. Lembaga Pasteur mengenai exploitatie, untung dan ruginja?
7. Berapa'kah mahasiswa Fakultas Kedokteran iang sekarang sudah dibiajai oleh Kementerian Kesehatan, disamping jang dibiajai oleh Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan?
Rumah Sakit Umum Malang menurut peraturan jang terachir, telah meplenuhi sjarat untuk dapat dipandang sebagai Rumah Sakit Umum Pusat, kapasiitet 600, djumlah specialist semua ada, ketjuali seorang neuroloog-psychiater. Di·bandingkan dengan Rumah Sakit Umum di Palembang, Padang, Medan dan Singaradja, menurut volume pekerdjaannja, para petugas di Rumah Sakit Umum Malang memikul pertanggungan-djawab jang lebih besar dari pada petugas-petugas di Rumah Sakit Umum Pusat jang saja sebut diatas .
------~---"--------~- ----~
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
3932 Rapat 156. Rantjanpn Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350).
(Dr R. Soeatmadji.)
Pertanjaan: apakah tidak dapat d~pandang adil bila dalam waktu dekat Rumah Sakit Umum Malang dinaikkan tingkaitnja mendjadi Rumah Sakit Umum ·Pusa:t?)
Seki an.
Ketua: Saja persilakan Saudara Imban.
Z. lmban: Assal'amu'alaikum warahmatullahi wa·· baraka:tuh.
Saudara Ketua jang terhormat, mengenai Nota Keuaogan dan bahagian umum dari rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 ini sedikitnja telah dikemukakan oleh Saudara sefraksi dengan kami, Saudara A. N. Kusnadi.
Jang kami merasa perlu untuk dikemukakan disini jaitu sedikit mengenai rantj1angan anggaran belandja Bagian III, ialah bahagian Kementerian Dalam Negeri. Bagian ini adalah sangat peD1ting, menurut pendapat kami. Karena kementerian inilah jang akan menjelenggarakan pemerintahan didaerah-daerah, jaitu daerah-daerah tingkat I dan tingkat II diseluruh Indonesia. Pemerintahan daerah-daerah inilah jang erat hubungainnja dengan rakjat. Djika rakjat menemui segala matjam tekanan dari penghidupan dan kehidupannja dari segala matjam lapangan maka jang pertama-tama terbajang dimatanja untuk tempat berteduh atau berlindung atau tempat minta pertimbangan ialah pemerintahan didaerah. Kita mengetahui, bahwa daerah-daerah diseluruh Indonesia ini baru mengindjak fase jang baru sebab sebagian besar baru dibentuk sebagai daerah-daerah swatantra tingkat I ataupun tingkat II menurut Undangundang No. l tahun 1957. Djika kita menindjau rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 dari Bagian Ill ini dibanding dengan Anggaran Belandja tahun 1958 maka djumlahnja adalah lebih kurang.
Dalam tahun 1958 djumlahnja jaitu Rp. 5.358.800.000,- dan dalam tahun 1959 sedjumlah Rp. 2.801.000.000,-. Kekurangan ini disebabkan diadakannja pelaksanaan setjara riil dari Undangundang Perimbangan Keuangan No. 32 tahun 1956 dimana perintjian bagian daerah-daerah dari pada padjak negara diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri penjelesaiannia kepada Kementerian Keuang· an jaitu sedjumlah Rp. 2.679.000.000,- dari bagian padjak dari daerah-daerah dan Rp. 300.000.000,dari bagian penerimaan Peraturan Bukti Export.
Dengan demikian, Saudara Ketua, njatalah untuk menielenggarakan pemberian keuangan kepada daerah-daerah sekarang ini dilaksanakan oleh dua lementerian, jaitu oleh Kementerian Keuan1?an dilaksanakan pembagian padjak kepada daerah-daerah sebagai dikatakan tadi dan oleh Kementerian Dalam Negeri diselenggarakan ,,Gandjaran, subsidi dan sumbangan kepada daerah swatantra tersebut dalam mata-anggaran 3.5.1.3.1 sedjumlah Rp. 1.571.000.000,-.
Oleh karena tjara demikian itu adalah tjara jang baru, maka kami bertanja apakah tehnis penjelenggaraannja tidak menimbulkan kesulitan jang baru bagi daerah-daerah jang bersangkutan terutama da· lam masa peralihan dari Undang-undang No. 22 tahun 1948 dan Undang-undang No. 44 tahun 1950 dari bekas Negara Indonesia Timur mendjelang Undang-undang No. 1 tahun 1957.
Djika kita melihat keinginan daerah-daerah sekarang ini baik tingkat I maupun tingkat II diseluruh Indonesia ini untuk membangun amatlah memuntjak, akan tetapi selalu tertekan dalam hal anggaran belandja jang selalu tidak tjukup, karena disebabkan sumber pendapatan dari daerah-daerah jang bersangkutan masih kurang dan sudah tentu untuk sementara waktu masih menghendaki bantuan-bantuan dari Pemerintah Pusat. Apabila kita melihat banjak· nja daerah swatantra sekarang jang telah dibentuk dan akan dibentuk maka djumlah tersebut tadi tidak akan mentjukupi. Oleh sebab itu kami bertanja bersediakah Pemerintah untuk berichtiar menambah djumlah-djumlah jang tersebut tadi untuk bantuan kepada daerah-daerah baik tingkat I maupun tingkat II diseluruh Indonesia dengan tjara dan djalan menaikkan djumlah banjaknja bahagian dari pada Peraturan Bukti Export, menurul: hemat kami, sedikit-dikitnja 20%.
Apakah dasar pemberian sumbangan kepada daerah-daerah swatantra tingkat I dan II untuk tahun 1959 masih memakai dasar ketentuan tersebut dalam pasal 7 dari Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1958?
Saudara Ketua jang terhormat, sesuatu daerah untuk dapat mengurus isi rumah-tangganja, maka daerah itu sangat membutuhkan sumber pendapatannja. Selain dari pada sumber-sumber padjak dan retribusi daerah serta pendapatan-pendapatan lain jang telah ditetapkan dalam garis besarnja dengan Undang-undang Perimbangan Keuangan, Undang~undang No. 32 tahun 1956 maka ada lagi sumber pendapatan jang dapat diadakan oleh daerah menurut Undang-undang No. 1 tahun 1957 pasal 59 jang berbunji:
1. Dewan Perwakilan Rakjat Daerah berhak mengadakan perusahaan daerah.
2. Dalam Peraturan Pemerintah ditetapkan peraturan umum tentang mengadakan perusahaan daerah.
Dalam hubungan ini agar pemerintahan dimasingmasi~ daerah sudah dapat membuka perusahaanperusahaan daerah jang dimaksud, ingin kami mendapat keterangan dari Pemerintah apat:ah Peraturan Pemerintah sebagai jang termahub dalam Undangundang tersebut telah dikeluarkan?
Berbitjara J,pengenai pengisian otonomi daerah dapat kami kemukakan kegembiraan mengenai tindakan-tindakan jang telah dilaksanakan oleh Pemerintah jang telah melandjutkan penjerahan beberapa tugas Pemerintah Pusat pada daerah-daerah swatan.. tra jaitu:
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangao Anggaran Negara taihun 1959 (Sid. .1958, P. 350). Rapat 156. 3933
(Z. Imban.)
a. Urusan perikanan laut, kehutanan, dan karct rakjiat dengan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1957.
b Urusan bimbingan dan perbaikan sosial dengan Peraturan Pemerintah No. 5 ·tahun 1958.
c Urusan perumahan dengan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1958.
d. Urusan kesedjahteraan buruh, kesedjahteraan penganggur dan pemberian kerdja pada penganggur dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1958.
Dalam hubungan ini ingin kami bertanja, apakah penjerahan tugas-tugas tersebut disertai pula penjerahan ]ceuangannja dari kementerian jang bersangkutan kepada daerah jang diserahi tugas itu?
Saudara Ketua jang terhormat, dalam Bagian III ini tersedia untuk belandja modal sedjumlah Rp. 150.000.000,- dan untuk belandja lain-Iain Rp. 1.821.000.000,-. Mengingat deficit negara jang dalam rantjangan anggaran belandja ini ternjata Rp. 8.000.000.000,-, dapatkah diichtiarkan untuk mengurangkan dengan: tjara menghemat pengeluaran belandja modal dan pengeluaran lain-lain. Jaitu umpamanja agar keperluan belandja modal dan pengeluaran lain-lain jang dirasa belum ada urgensinja dalam tahun 1959 djangan dilaksanakan dulu?
Didalam pos 3.5.3. tersebut gadji pegawai negeri jang diperbantukan pada pemerintahan daerah. Dalam hubungan ini ingin kami adjukan pertanjaan, apakah sebabnja dalam pos ini semua mata-anggarannja dinjatakan pro memori. Apakah pegawaipegawai jang akan diperbantukan itu belum dapat diperkirakan berapa belandja jang akan dikeluarkan untuk tahun 1959?
Untuk keperluan urusan desa disediakan pada pos 3.6 sedjumlah Rp. 133.000.000,-.
Dalam hubungan ini ingin kami bertanja apakah pos ini meliputi urusan desa seluruh Indonesia?
Dan bagaimanakah dasar pembagian keperluan tersebut djika meHputi urusan desa seluruh Indonesia? Apakah Pemerintah tida:k sependapat dengan kami agar mata-aggaran 3.6.2.37 biaja pembentukan desa peirtjobaan buat sementara tidak disediakan sadja. Dan djumlah jang disediakan untuk itu buat tahun 1959 ditambahkan kepada bantuan keperluankeperluan lainnja.
Saudara Ketua jang terhormat, selandjutnja didalam rantjangan anggaran belandja Bagian III ini ada tertjantum pos 3.2 jaitu pemilihan pewan Perwakillan Rakjat dan untuk pos ini distruiakan djumlah Rp. 218.311.300,-. Dalam hubungan ini ingin kami bertanja apakah djumlah itu sudah mesti diperlukan untuk tahun 1959. Djika belum diperlukan apakah itu bukan satu djalan lagi, walaupun ketjil, untuk mengurangkan deficit· n~gara.
Saudara Ketua jang terhomat, berbitjara mengenai Bagian IX dari Kementerian Penerangan ingin kami mengemukakan, bfihwa bahagian ini adalah bagi negara sobagai lampui penerang kepada rakjat, agar rakjat dapat mengetabui djalan jang akan ditempuh
untuk menudju kebahagiaan. Didalam pos-pos anggaran belandja maka dilihat pengeluaran dafam pos
"kementerian dan pengeluaran umum jang paling besar jaitu meliputi djumlah Rp. 101.260.000,dan kepada pos propinsi-propinsi hanja Rp. 79.426. 000,- dengan tak disediakan belandja modal.
Djika kita menindjau pekerdjaan dalam Djawatan Penerangan dimasing-masing propinsi amatlah luas dan amatlah 1banjak, karena disanalah jang menjelenggarakan kepentingan-kepentingan penerangan dikabupaten-kabupaten. Dan lebih-lebih lagi banjak urusan-urusan dan penjelenggaraan penerangan itu ialah dalam djawatan-djawatan Penerangan Kabupaten, karena disinilah jang menjelenggarakan penerangan diketjamatan-ketjamatan sampai mengundjungi kampung-kampung atau desa-desa didalam ketjamatan-ketjamaitan itu.
·Karena diseluruh Indonesia ini masih banjak kabupaten jang djalan-djalannja terlalu djelek jang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ketjamatan-ketjamatan sampai dikampung-kampung. maka sejogianja penjelenggaraan kebutuhan penerangan dikabupaten-kabupaten itu haruslah mendapat perhatian jang serieus dari Pemerintah. Sebagai saja katakan tadi untuk belandja dinas modal buat propinsi-propinsi tidak disediakan untuk tahun 1959. Dalam hubungan ini ingin kami bertanja apakah sebabnja demikian?
Apakah tiap-tiap Djawatan Penerangan Kabupa, ten diseluruh Indonesia sudah semuanja mempunjai gedung (kaJlltor) sendiri dimana djawatan itu dapat bekerdja bagi keperluan penerbitan-penerbitan dan lain-lain keperluan administrasinja?
Dapatkah diperintji Djawatan Penerangan Kabupaten-kabupaten manakah jang sekarang telah mempunjai gedung kantor tersendiri? Apakah masingmasing Djawatan Penerangan Kabupaten sekarang sudah mempunjai mobil unit dan kendaraan untuk kepeduan penerangan?
Pada mata-anggaran 9.1.2.25 ada dinjatakan biaja untuk bangunan-bangunan sebesar Rp. 26.900.000,-. Ingin kami mendapat keterangan untuk bangunanbangunan manakah jang dirnaksud? Dan dimanakah bangunan-bangunan itu akan didirikan?
Saudara Ketua jang terhormat, kiita semua merasa bahwa defki,t Anggaran Belandja tahun 1959 sudah terlalu ttinggi. Oleh sebab itu kita berichtiar agar deficit terrsebut sedaipat-daipatnja dikurangi seba• gai djuga jang telah kami adjukan dalam Bagian III, lbegitu pula andjuran kami dalam Bagian IX ini dan · seterusnja kepada semua bahagian dari rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 ini apakah tidak sebaiknja deficit negaira diperketj;il dengan tjara menghemat pengeluaran untuk beland ja modal dan untuk belandja barang jang setelah dipertimbangkan belum mempunjai urgensinja buat dikeluarkan dalam tahun 1959? Sedapat-dapatnja dalam ta. bun 1959 memelihara dengan sebaik-baiknja barangbarang modal jang kita telah beli selama 13 tahun ini,. agar dapat dipakai terus dalam tahun-tahun ber. ikutnja, ·
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
·--·------.-------~. -- ~.,,....,-...-~~~--------------
3934 Rapat 156. Rantjangan Anggaran Negara tahuo 1959 (Sid. 1958; P. 350).
(Z. Imban.)
Berl>itjara mengenai Bagian VIII B, Saudarat Ketua, kami rasa sangat perlu dikemukakan disini agar pefajaran kapal-kapal antar pulau diseluruh Indonesia dalam tahun 1959 sudah dapat diatur dengan sebaik-baiknja. Terutama hubungan pelajaran dari tiap-tiap kabupaten diseluruh Sulawesi dengan pulau Djawa, hubungan pelajaran antara pulau-pulau di Maluku, Nusa Tenggara dan pulau Djawa agar telah dapat diatur sebaik-baiknja. Karena perbaikan untuk mendapatkan keperluan kebutuhan hidup sehari-harl di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara hanja tergantung pada tjepat dan teraturnja hubungan pelajaran dengan kapal disana dengan pulau Djawa dan Sumatera.
Kita semua mengetahui bahwa mata pentjarian dari hampir seluruh rakjat terutama di Sulawe.si Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara jang terutama ialah penghasilan kopra.
Dan kopra ini perlu dikirim keluar ba·ik keluar kelain pulau di Indonesia ini maupun keluar negeri dengan membutuhkan kapal untuk mengalljglrntnja. Djika kopra disana tak dapat diangkut sebab ketiadaan kapal, maka kita telah dapat membajangkan baga·imana kesulitan keperluan hidup seharihari jang dihadapi oleh rakjat petani kelapa disana.
Saudara Ketua jang terhormat, kami merasa gembira dan berterima kasih atas usaha Pemerintah jang telah digambarkan dalam rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 Bagian VIIIB surat No. 3A Menurut keterangan dalam surat tersebut, bahwa pembangunan/pembelian kapal-kapal dalam tahun 1958 meliputi 69 buah kapal. Dari pada djumlah 69 buah kapal ini telah diterima dalam tahun 1958, 24 buah kapal, akan diterima dalam tahun 1959, 16 buah kapal dan sesudah tahun 1959, 25 buah kapal. Dalam hubungan ini ingin kami mengadjukan pertanjaan, apakah kapal-kapal jang dibeli dan di·· bangun itu akan diselenggarakan sendiri oleh Kementerian Pelajaran mengenai trajek pelajaran kapal-kapal tersebut, ataukah diserahkan kepada satu perusahaan pelajaran nasional? Lain dari kapalkapal jang tersebut tadi berapakah kapal-kapal jang sekarang ada dari kepunjaan pelajaran partikulir dari perusahaan nasional?
Saudara Ketua jang terhormat, berbitjara mengenai perhubungan didarat jaitu perhubungan dari tempat-tempat dipedalaman Sulawesi dengan tempattempat dipantai amat sulit sekali. Jang telah acta djalan-djalan raja maka pengangkutan orang-orang jang bepergian hanja dengap bus dan pengangkutan barang dengan truck. Pembajaran bus disana sangat mahal, umpamanja perdjalanan jang pandjangnja 200 'km buat seorang harus dibajar palilllg murah Rp. 75,-. Oleh karena negara kita mempunjai perusahaan pengangkutan bus jaitu Djawatan Ang· lcutan Motor Republik Indonesia ingin kami adjukan pertanjaan kepada Pemerintah apakah djawatan perusahaan tersebut dapat melebarkan perusg.~aan itli di Sulawesi dan la.in-lain kepulauan diseluruh
Indonesia? Dengan dibukanja perusahaan inli ditempat-tempat itu berarti meringankan pula penclleritaan rakjat disana, karena akan bertambah alat pengangkutan, sebab soal pengangkutan ini . sangat: terasa kesulitannja disana.
Berbitjara mengenai perdagangan kopra, Saudara Ketua, ingin kami · mengemukakan pertanjaan kepada Pemerintah bagaimanakah perdagangan kopra sekarang diatur? Terutama didaerah-daerah di Sulawesi jang barn dibebaskan dari pemberontak P.R.R.I./Permesta? Bagaimana tjara pengangkutan kopra disana untuk dibawa ke Djawa? Apakah sekarang ini pembeliannja dimasing-masing daerah disana masih diselenggarakan oleh Jajasan-jajasan Kelapa Daerah? Dan bagaimana penjelenggar:1an oleh jajasan ini selandjutnja? Apakah boleh Ja1asan Kelapa Daerah mentjari pasaran kopra langsung dengan pabrik-pabl'ik minjak di Djawa? Berapakah pembeJ.ian oleh pedagang-pedagang kepada rakjat petani kelapa per kwintal. Bagaimanakah tjaranja akan diselenggarakan agar keuntungan pendjualan kopra itu dapat kembali kepada daerah jang bersangkutan untuk pembangunan daerah itu dan sebahagiannja kembali kepada petani kelapa, agar ia dapat merasakan pula basil djerih-pajahtllja jang telah memelihara dan mengerdjakan kopranja?
Saudara Ketua jang terhormat, sebagaimana dike· tahui bahwa tiap tahun bertimbun-timbun sabut kelapa di Sulawesi jang hantjur dan tidak dipergunakan. Padahal sabut kelapa ini sanga•t productief sekali dan akan membawa penghasilan bagi negara dan rakjatnja. Dalam hubungan ini ingim kami mengadjukan pertanjaan kepada Pemerintah apakah tidak ada rentjana dari Pemerintah untuk mendirikan disana pabrik minjak kelapa, perusahaan jang membuat barang-barang dari sabut kelapa dan pabrik untuk membuat karung-karung buat keperluan kopra?
Untuk memperketjil penderitaan petani kelapa jalllg tidak mempunjai kapital maka perlu1 sekali di·ichtiarkan agar mereka tidak mendjadi korban dari sistim idjon. Hampir seluruh rakjat petani kelapa jang tidak mempunjai modal terikat dalam hutang akibat sistim idjon ini. Lebih lama lebih besar hutangnja dan achirnja kebun kelapanja djatuh pada tangan pedagang.jang selalu memberi hutang kepadanja dan ia sendiri bersama keluarga· nja akan djatuh melarat. Kini telah ada Undangundang jang mengatur Bank Tani dan Nelajan. Dalam hubungan ini ingin kami mengacl.jl'kan pertanjaan,• dapatkah · petani-petani kelapa didaerahdaerah itu . mendapat pindjaman dari Bank Tani tersebut? Dapatkah Pemerintah membetikan pendjelasan, bagaimanakah t1aranja agar pada tiap daerah swatantra tingkat II dapat didirikan satu Bank Tani dan Nefajan?
Saudara Ket~a jang terhormat, sebagai satu masalah jang kami merasa sangat penting ingin kami kemukakan soal Bukti Expo~t. Sebagaimama kita mengetahui Pemerintah telah. njengadakan Peraturan Bukti Export dengan maksud memperbanjak expert
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rantjangan Anggaran Negara tahun 1959 (Sid. 1958, P. 350). Rapet 156. 3953
(Z. lmban.)
dan memperketjil barang-barang import jang tidak esensiil. Dengan adanja Peraturan Bukti Export maka dari permulaan harga lmers Bukti Export 250% dan kini sudah naik mendjadi 332%. Sete1ah diadakan Peraturan Bukti Export ini sampai sekarang, kita semua sudah mengetahui bahwa akibatnja .sangat memberatkan beban rakjat sehari-hari.
Dalam hubunga:n ini kami ingin mengadju:kan pertanjaan, ba,gaimana pandangan Pemerintah atas Peraturan Bukti Export ini? Apakah belum tiba waktunja sekarang ini agar Peraturan Bukti Export tersebut ditarik kembali?
Mengenai rantjangan Anggaran Belandja tahun 1959 Bagian XV, jaitu dari Kementerian Pekerdjaan Umum dan Tenaga, ingin kami kemukakan rent1ana 5 tahun mengenai pembangunan djalan-djalan dan djembatan-djembatan berdjumlah Rp. 199.720.000,-. Pengairan sedjumlah Rp. 139.000.000,-. Pembangunan kota Rp. 8.500.000,-. Technik penjehatan (assaine:ring/waterleiding negara Rp. 14.900.000,dan Perusahaan Listrik Negara/Djawatan Tenaga Listrik Rp. 86.480.000,-.
Dalam hubungan ,ini ingin kami kemukakan pertanjaan kepada Pemerintah:
1. Dapatkah diperintji pandjangnja djalan dan ban'jaknja djembatan untuk tiap-tiap propinsi jang dimasukkan dalam rentjana 5 tahun terse but?
:2. Kota-kota mana kah jang masuk rentjana 5 tahun untuk dibangun?
•
•
3. Ditempat-tempat manakah jang masuk rentjana 5 tahun jang mendapat technik penjehatan/assai-nering/waterleiding negara? ·
4. Ditempat-tempat manakah jang masuk rentjana 5 tahun untuk dibangunkan tenaga listrik?
Saudara Ketua jang terhormat, sekian dahulu pemandangan umum dan pertanjaan-pe~tanj~an kami mengenai rantjangan Anggaran BelandJa tahun 1959 dalam babak pertama ini dengan pengharapan agar mendapat keterangan dan djawaban dari Pemerintah.
Terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ketua: Saudara-saudara, sekianlah pembitjaraan buat malam ini; 8 orang sudah mengambil bagian dalam pembitj1araan ini. Sampai hari ini, sesudah 6 kali rapat, 56 orang pembitjara telah menggun~kan .ke: sempatan dari djumlah 109 orang seluruhnJa. D3ad1 masih tinggal 53 orang jang akan berbitjara.
Saja minta perhatian, Saudara ... saudara, rap~trapat jang harus kita adakan untuk 53 pembit1ara ini ialah besok Kamis, Djum'at siang dan malam, kemudian Sabtu siang dan malam.
Kalau Saudara-saudara ingin supaja pembitjaraan ini segera dapat diselesaikan, silakan Saudara-saudara berbitjara dengan fraksi masing-masing, mana jang dapat mengundurkan diri atau dimasukkan dalam pemandangan umum babak kedua.
Sekian sadja, dan dengan ini rapat saja tutup.
Rapat ditutup djam 23.50.
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
I ~·
•
3936 Rapat 156.
Economic resolutions.
Introduction:
The peoples of Asia and Africa are now passing through a critical stage in their evolution towards independence. Most of the countries of these two ~ntinents are still suffering a great deal from the evils of imperialism and its tyranny. To mention a few of these evils: the loss of their independence, ~he backwardness of their economy, the low standard of living, the spread of unemployment and the insufficient educational opportunities among their peoples. These peoples occupy 59% of the world's area, containing much of the mineral and agricultural wealth and a very huge human potential, with a population estimated to be 70% of the world 's total.
The peoples of Africa and Asia have fought against these detrimental conditions, and though some have attained their independence, still their economy is subject to the tyrannical imperialists. They are still a focus for imperialism's ambitions.
One hundred and fifty million of the inhabitants of Africa and Asia are still suffering from imperialism and its exploitation their resources. The people of Africa and Asia are determined to overcome aH obstacles in their way. They realize fully that the economy of many Afro-Asian countries is unbalanced; unemployment is widespread, prices are soaring up and workers generally do not enjoy the benefits of trade union rights.
The people of Africa and Asia realize fully that more attention should be given to production so as to yield a reasonable return.
In their present liberation movement the peoples of Africa and Asia find it necessary to work closely not only in the political sphere, but also in that of economics. They realize that their independence, and social, material and cultural standards cannot be maintained without their economic development.
They deem it necessary, in our present should prevail. The Afro-Asian peoples are of the opinion that they should work together for their economic development and co-ordination of their plans on mutual and reciprocal bases of interest.
Representatives of the Afro-Asian countries in their Solidarity Conference here in Cairo, after due discussion of conditions, have reached various conclutions in the form of recommendations, general and special. These recommendations will be the watchword in all their activities, including matters dealing with commercfa.l exchange, economic development, labour and co-operatives, and the deliverance of the dependent countries from imperialism.
This co-operation and solidarity in the different economic spheres will consolidate their national independence and foster world peace.
A General resolutions. The peoples of Asia and Africa who have achiev
ed political independence are determined to continue
Lampiran pidato B. Siradjuddin Abbas.
their struggle against all forms of colonialism and imperialism and particularly to secure the complete economic independence of their countries.
Guided by the above aims the conference calls. upon all the governments of Asia and Africa to co· operate more closely in the task of diversifyilng their economics through industrialization in order to raise· the living standards of their peoples.
In particular the conference urges:
a) The abolition of the existing inequality in the ex· change between developed and under developed' countries;
b) The establishment of favourable prices for raw materials in the world market;
c) The establishment of such currency exchange relations as would stimulate the development of national economics of under developed countries;
d) The development of trade between nations irres· pective of their socio-economic systems;
e) The use of the natural resources of each country for the benefit of its people;
f) The development of economic relations between countries in a manner not detrimental to their national independence and sovereignty.
The conference declares that nationalization is a lawful means and a right possessed by every nation in accordance with the principles of national sovereignty.
The conference recommends the setting up of a permanent committee with a view to collecting data and information relating to the Afro-Asian countries and distributing such data and information by all possible means in order to facilitate economic relations amongst them.
The conference calls upon the government of the Afro-Asian countries to study economic deve:Iopment in the light of prevailing social and economic con·ditions and present international relationships. Such studies of comprehensive planning should be con· ducted in a special conference to be called at a future date in order to speed up socio-economic development with a view to raising the living standards of their peoples, thereby narrowing the gap between individual nations and safeguarding world peace, and implementing the United Nations Charter and the Bandung Principles.
B. • Resolutions for commercial exchange.
The Afro-Asian Peoples Solidarity Confe?"encc 1
adopts the following recommendations:
1. Emphasizes the need for the development of trade between all nations withouit any discrimination or restrictions• as have been imposed upon certain Afro-Asian countries due to their socio-economic systems, are unjust and should be abolished; and decla· res <that the blocking of balances or the prieventing. of their full and free utilizaition is unlawful and unjustifiable and should be strongly resisted. .
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Lampiran pidato H. Siradjuddin Abbas.
2. Notes with satisfaction the concrete development of the Bandung spirit of close economic cooperation as evidenced by the conclusion of numerous trade and aid agreemen1Js between the Afro-Asian countries which resulted there frnm.
3. Welcomes the notable efforts of the Arab countries in their attempts to effect closer economic cooperation. Such true friendly co-operation built on the basis of equality and mutual assistance will have the effect of promoting a greater development of economic and trade relations between the countries of the Afro-Asian area as a whole.
4. Urges the Afro-Asian countries to study and explore all avenues leading to the establishment of easier trade relations and methods of payment with a view to facilitating the further development of trade and closer economic co-operation between Afro-Asian countries on a basis of equality and mutual benefit.
•
Rapat 156. 393 7
5. Recommends the invitation of Unions and Chambers of Commerce in the Afro-Asian countriies to hold a conference in Cairo at the end of 1958 to study way:s and means of expanding commercial exchange and promoting economic co-operation between the countries of the Afro-A:sian group.
6. Calls upon ithe Afro-Asian governments to conclude agreements among themselves for the exchange of Afro-Asian goods and materials on reciprocally favouraible bases, and urges that similar privileges be extended to the commercial agents of those countries.
7. Calls upon 1the Afro-Asian· governments to have better means of communications and transportation so as to hasten economic developments, and invites Afro-Asian governments, as well as railway, maritime and aviation firms therein to fix reduces rates for the carriage of citizen1s and products of AfroA:sian coullltries .
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM