laboratorium

46
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan- kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. pengertian Laboratorium Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan- kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.Secara teoritis istilah- istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut : HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada

Upload: may-vivi

Post on 09-Jul-2015

306 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

lab

TRANSCRIPT

Page 1: Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan

ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin

ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium

komputer, dan laboratorium bahasa.

pengertian Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan

ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium

diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang

berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.

Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan

kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar,

atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan

percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang

ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan

lain-lain.

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan

lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang

berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian

lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan

dan minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal

sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat

kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan

produktifitas kerja.Secara teoritis istilah- istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :

HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja

yang ada

Page 2: Laboratorium

DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.

RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang

dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur

ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian

(manusia/benda

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja 2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah :

1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain 2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

3. menjamin proses produksi aman dan lancar

Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :

Dari sisi masyarakat pekerja

Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahtraan)

K3 belum menjadi tuntutan pekerja

Dari sisi pengusaha

Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan

efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Itulah keuntungan apabila kita mengutakan keselamatan kerja baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan perusahaan. Dalam memaknai setiap aspek keselamatan berarti kita

ikut menjaga keselamatan kita dan orang lain untuk mencapai makna keselamatan secara menyeluruh. Sumber (http://tuloe.wordpress.com)

1. FAKTOR MANUSIA

Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja.

Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan

lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap

Page 3: Laboratorium

kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.

Psikologis

Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan

dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :

o Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja. o Suasana kerja yang tidak kondusif. o Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.

Faktor Keterampilan

Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan, dsb. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.

Faktor Fisik

Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi

dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh

faktor fisik ini adalah :

o Kelelahan. o Menderita Suatu Penyakit

2. FAKTOR ALAT Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah

rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah :

Perpipaan yang sudah tua. Alat-alat safety yang sudah rusak.

Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil

dan makmur.

Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan

yang bersangkutan.

Page 4: Laboratorium

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi

mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan

pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara

umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi

pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja

tersebut.

Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada

kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja

yang disediakan oleh perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadinya kecelakan keja yaitu :

a. Faktor Manusia

Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat

merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum

memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat

jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan

kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.

b. Bahan Kimia

Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya

kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat

bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan

cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Tempat penyimpanan

harus diberi label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal

pembuatan jika bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak

diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.

Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan

sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia,

paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik

mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan

sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.

Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.

Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di

Page 5: Laboratorium

laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani

Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan

terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :

1. Faktor manusia

Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat

merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan

kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.

Kelalaian kecil yang dibiarkan akan membuat seseorang merasakan bahwa tidak lagi tampak ada kelalaian yang telah ditinggalkan. Jika kebiasaan kecil saja mudah diabaikan maka untuk

melakukan kebiasaan besar pasti dengan mudah dilupakan. Kebiasaan bekerja sesuai dengan prosedur yang benar akan terbawa jika kebiasaan kecil dalam memperhatikan aspek keselamatan kerja selalu dibiasaan dari hal-hal yang paling sederhana. Mengenakan sepatu

tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan sepatu

terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.

2. Bahan kimia

Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan

kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan

bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak

diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.

Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling

tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.

Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani

secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan.

3. Alat dan instrumentasi

Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko

Page 6: Laboratorium

percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi

digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam

pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.

4. Sarana dan prasarana penunjang Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan

kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran

listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi

hubungan arus pendek. Idealnya setiap laboratorium mempunyai program pelatihan teknik laboratorium atau kesehatan dan keselamatan

kerja kimia. Paling tidak sebelum bekerja di laboratorium, telah dibekali dengan beberapa hal penting yang

harus dipahami, diantaranya adalah :

1. Memahami tata tertib atau aturan mendasar bekerja di laboratorium termasuk kekhususan untuk setiap

laboratorium. 2. Memahami prosedur kerja yang akan dilakukan selama bekerja di laboratorium 3. Mempersiapkan perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan kebutuhan 4. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium 5. Mempersiapkan kertas kerja yang diperlukan

secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau

pertolongan pertama yang dapat dilakukan.

c. Alat Dan Instrumentasi

Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara

pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja.

d. Sarana Dan Prasarana Penunjang

Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan

kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks

serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin

dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek.

NAMA ALAT FUNGSI

Untuk memisahkan zat dari suatu

campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk

megektraksi minyak dari suatu bahan.

Page 7: Laboratorium

Rotavapor

Botol Semprot

biasanya digunakan untuk menympan

aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang

tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang

akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan

keluar.

Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri

(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan

plastik)

digunakan untuk membiakkan sel.

Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan

yang lebih besar merupakan tutupnya

pH meter

(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)

Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik.

Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya

sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan

dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.

Untuk mengukur kuat arus listrik atau

hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.

Page 8: Laboratorium

Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)

Ozon generator

Untuk membuat ozon dalam

laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni

Tabung Pemadam API Powder/Multipurs

Pemadam kebakaran

Page 9: Laboratorium

corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.

Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring)

diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah

kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam

labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.

Kalorimeter Bom

Kalorimeter bom adalah alat yang

digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada

pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel

ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap

kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung.

Kalorimeter Larutan

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam

sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan

perubahan suhu pada kalorimeter.

Page 10: Laboratorium

Timbangan atau neraca

Untuk menimbang massa suatu zat

Neraca analitik

Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di

atas.

Evaporating dish atau cawan porselin

Digunakan sebagai wadah untuk

mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak

mudah menguap, mengabukan kertas saring.

Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)

Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan

cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang

berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat

memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering

digunakan.

Page 11: Laboratorium

(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon)

Wadah atau tempat menyimpan bahan-

bahan kimia

Botol reagen atau botol pereaksi

Digunakan untuk menyimpan larutan

bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa

seperti fenolftalin.

Lup

Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama

termometer raksa yang tidak berwarna.

Page 12: Laboratorium

Simbol-simbol Bahaya di

Laboratorium Kimia

Simbol-simbol Bahaya di Laboratorium Kimia

Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang

bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi

standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).

Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu

aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous

Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan (Chemicals Law) didefinisikan sebagai berikut:

1. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), 2. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi

berbahaya selama produksi atau penggunaan, 3. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak

Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah

hukum :

1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)

2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya

cat, larutan formaldehid dll) 3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses

produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya 4. Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang

ditandai dengan simbol-simbol bahaya

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam

1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) 2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau

3. Kombinasi dari keduanya.

Page 13: Laboratorium

1. A. Standar Eropa

Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan Kemasan Zat dan Campuran ( CLP ) . Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009.

Peraturan CLP akan menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan dengan klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive 67/548/EEC ) dan

persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi . Direktif ini akan dicabut pada tanggal 1 Juni 2015.

Ketentuan pelabelan mengambil papan Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal,

bahaya dan laporan pencegahan diatur dalam GHS PBB , misalnya :

Old Hazard Symbols

New Hazard Symbols

Page 14: Laboratorium

Simbol internasional akan menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari mereka yang mirip dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan

bahaya. Fitur yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan:

- Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning yang telah digunakan sampai saat ini,

- Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang putih

dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan

Simbol bahaya internasional yang baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus digunakan pada label yang pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan frase

keselamatan. Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan harus diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk persiapan.

Sistem baru ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada, Uni Eropa, Cina, Australia, dan Jepang.

Standar pelabelan di Eropa

1. Standar Negara Australia

Hampir mirip dengan standar eropa hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan

lain-lain.

Sifatnya: radioaktif

Page 15: Laboratorium

Contoh : karbon-14, uranium, plutonium

Cara penangannya :

kalau tidak perlu, jangan menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-sinar

radioaktif yang dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh.

No Symbol dan Nama Huruf

kode

Keterangan Contoh Keamanan

1. Explosive (bersifat mudah

meledak)

Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,

guncangan atau gesekan.)

E

Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan

dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat

ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances.

Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah

terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak.

Sebagai Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan

pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit

mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan

Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2

dan R3

Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika

bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter,

etanol, dll. Contoh yang lain KClO3, NH4NO3,

C6H2(NO2)3CH3

Hindari pukulan/

benturan, gesekan,

pemanasan, api dan sumber nyala

lain bahkan tanpa

2. Oxidizing

(pengoksidasi)

O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak

dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat

meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.

Dalam berbagai hal mereka adalah bahan

Kalium klorat ( KCLO3), Kalium permanganat (KMnO4), Hidrogen peroksida (H2O2),

Asam nitrat (HNO3) pekat, dan K2Cr2O7.

Hindari panas serta bahan mudah terbakar

dan reduktor.

Page 16: Laboratorium

Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak

dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll.

anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida

organik.

Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9

3. Extremely flammable (amat

sangat mudah terbakar)

F

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang

memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih

awal (di bawah +35oC).

Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu

campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12

Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

Hindari campuran dengan udara

dan hindari sumber api.

4. Highly flammable

(sangat mudah terbakar)

F+

.

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah

subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah

+21oC).

Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah

terbakar di bawah pengaruh kelembaban.

Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan

pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable.

Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan

logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen

pengering.

Hindari dari sumber api, api

terbuka dan loncatan api, serTa hindari

pengaruh pada kelembaban

tertentu.

5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan Contoh bahan dengan sifat Hindari atau

Page 17: Laboratorium

(mudah terbakar)

ada mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api

Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi

likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (Flammable)

Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10

tersebut misalnya minyak terpentin, dietil

eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2), asetilena

(C2H2).

jauhkan dari api terbuka,

sumber api dan loncatan api.

6. Flammable Solid

( padatan mudah terbakar)

Padatan yang mudah terbakar didefinisikan

sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini:

Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak

stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen

dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.

Bahan yang bereaksi dengan air

dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan

(banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit

berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan

sendirinya.

Hindari panas

atau bahan mudah terbakar dan reduktor

serta hindari kontak dengan

air apabila bereaksi dengan air dan

menimbulkan panas serta api.

7. Very toxic (sangat beracun)

T+

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat

menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh

melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol

/debu ≤ 0,25 mg/L

Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium

sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.

-

8. Toxic (beracun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan

notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan

bahkan kematian pada konsentrasi sangat

Bahan karsinogenik dapat

menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker

jika masuk ke tubuh melalui

Hindari Kontak

atau masuk kedalam tubuh,

segera berobat

Page 18: Laboratorium

T rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak

dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400

mg/kg berat badan

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat :

Karsinogenik (Frase-

R :R45 dan R40) Mutagenik (Frase-

R :R47) Toksik untuk reproduksi (Frase-R

:R46 dan R40) atau

Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain

(Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya TOXIC SUBSTANCES dan kode huruf T.

inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan

benzene (toksik, karsinogenik). karbon tetraklorida (CCl4), Hidrogen sulfida (H2S),

Benzena (C6H6)

kedokter bila kemungkinan

keracunan.

9. Harmful (berbahaya)

Bahan kimia dapat menyebabkan

iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan

kulit, dihirup atau ditelan

Xn

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke

tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol

/debu 1 – 5 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22

Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic,

akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode

huruf Xn.

Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen

glikol (berbahaya), diklorometan (berbahaya,

dicurigai karsinogenik).NaOH, C6H5OH, Cl2

Hindari kontak dengan tubuh atau hindari

penghirupan, segera berobat

jika terkena bahan.

Page 19: Laboratorium

karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode

huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi

label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya

‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.

Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker

dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.

10 Irritant

(menyebabkan iritasi)

Xi Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat

menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.

Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38

dan R41

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya

isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

Hindari kontaminasi

pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.

11. Corrosive (korosif)

C Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup.

Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena

karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.

Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral

seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH

(>2%).

Hindari kontaminasi

pernafasan, kontak dengan

kulit dan mata

12. NATURE POLLUTING

Bahan berbahaya bagi

lingkungan

N Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah

dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen

lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.

Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil

timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon

seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2

Hindari kontak atau bercambur

dengan lingkungan

yang dapat membahayakan makhluk

hidup, limbah dijauhkan dari

lingkungan.

Page 20: Laboratorium

bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam

lingkungan kehidupan.

13 Flammable Liquid

(Mudah terbakar Cair)

Digunakan dalam transportasi cairan yang

mudah terbakar.

Alcohol, aseton, xylene,

toluene, ethanol, methanol, hexane, acetonitrile,

-

14.

Flammable Gas (Gas mudah terbakar )

Simbol pengaman yang digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah

terbakar.

Hydrogen acetylene

-

15. Non flammable gas (Non mudah terbakar gas )

Simbol pengaman yang digunakan dalam

transportasi gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya

di tempat terbuka).

Carbon dioxide, nitrogen, air

-

16. Spontaneously Combustible

Page 21: Laboratorium

(Secara spontan mudah

terbakar )

Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …).

-

-

17. Miscellaneous danger

(Miscellaneous bahaya)

Catch-semua simbol untuk semua bahaya

lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang).

-

-

18. Marine Pollutant

Polutan Kelautan

Polutan laut – tidak membuang dalam sistem

saluran pembuangan.

-

-

19. Poisonous Gas (Gas Beracun )

Digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai

indikator pada kendaraan.

-

-

Page 22: Laboratorium

20. Organic Peroxide

(Peroksida organic)

Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida

organik.

Asam peroksiasetat

-

21. Spontaneously Combustible

(Secara spontan mudah

terbakar )

Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …).

-

-

22. Dangerous when wet

(Berbahaya saat basah )

Ini umumnya berarti bahwa ia akan bereaksi

cukup keras dengan air.

- -

Page 23: Laboratorium

Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan:

huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-

hatian dalam penanganan bahan kimia.

Beberapa Alat dalam Laboratorium

Beserta Fungsinya

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Alat Fungsi

23. Stow away from foodstuffs

(Menyelundup jauh dari bahan

makanan)

Page 24: Laboratorium

Erlenmeyer

Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

Labu destilasi

Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas

terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.

Gelas Beaker

Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran

namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.

Page 25: Laboratorium

Corong gelas

Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau

plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan

atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas

saing pada bagian atas.

Corong bucher

Menyaring larutan dengan dengan bantuan

pompa vakum.

buret

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk

mengukut volume suatu larutan.

Corong pisah

Untuk memisahkan dua larutan yang tidak

bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.

Page 26: Laboratorium

Labu ukur leher panjang

Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan. Pada saat

praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur

volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.

kondensor

Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat

air keluar.

Page 27: Laboratorium

Filler (karet pengisap)

Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air

sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.

Pipet ukur

Untuk mengukur volume larutan

Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label

yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.

Pipet tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan

dengan jumlah kecil.

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.

Page 28: Laboratorium

Pengaduk

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

Spatula plastik dan logam

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam

bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi

dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.

Kawat nikrom

untuk uji nyala dari beberapa zat.

Pipa kapiler atau kaca kapiler

Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.

Page 29: Laboratorium

desikator

Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam

laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.

Indikator universal

Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.

Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada

pada kotak kertas universal.

Gelas arloji

1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia

2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia 3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

Page 30: Laboratorium

Hot hands

Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.

Kertas saring

Untuk menyaring larutan.

Kaki tiga

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

Kawat kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu atau

beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen

Page 31: Laboratorium

Rak tabung reaksi

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang

membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang

menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.

penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi.

Stirer dan batang stirer

Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di

dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar.

mortal dan pastle

Menghaluskan zat yang masing bersifat

padat/kristal.

Page 32: Laboratorium

Krusibel

Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-

logam.

Evaporating dish

Digunakan sebagai wadah. Misalnya

penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.

Klem dan statif

Sebagai penjepit, misalnya: · Untuk menjepit soklet pada proses

ekstraksi · Menjepit buret dalam proses titrasi · Untuk menjepit kondensor pada proses

destilasi

Ring

Untuk menjepit corong pemisah dalam

proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan.

Clay triangle

Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.

Page 33: Laboratorium

Kacamata pengaman

Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari

percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup

ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.

Pemanas spiritus

Untuk membakar zat atau memmanaskan

larutan.

Pemanas atau pembakar bunsen

Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses

suatu proses.

Hot plate

Untuk memanaskan larutan. Biasanya

untuk larutan yang mudah terbakar.

Page 34: Laboratorium

Oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk

mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

Tanur

Digunakan sebagai pemanas pada suhu

tinggi, sekitar 1000 °C.

inkubator

Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian

secara mikrobiologi.

Granat

Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB)

NAMA ALAT FUNGSI

Page 35: Laboratorium

Rotavapor

Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan

pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.

Botol Semprot

biasanya digunakan untuk menympan

aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang

tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang

akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan

keluar.

Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri (ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan

plastik)

digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang

ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya

pH meter (ada 2 macam yaitu digital dan anolog)

Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik.

Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya

sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan

dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.

Page 36: Laboratorium

Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)

Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur

kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.

Ozon generator

Untuk membuat ozon dalam

laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni

Tabung Pemadam API Powder/Multipurs

Pemadam kebakaran

Page 37: Laboratorium

corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.

Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring)

diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah

kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam

labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.

Kalorimeter Bom

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor

(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan

makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen

yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat

logam erpasang dalam tabung.

Kalorimeter Larutan

Kalorimeter larutan adalah alat yang

digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang

dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.

Page 38: Laboratorium

Timbangan atau neraca

Untuk menimbang massa suatu zat

Neraca analitik

Untuk menimbang massa suatu zat.

Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas.

Evaporating dish atau cawan porselin

Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat

pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas

saring.

Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)

(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon)

Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan

cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang

berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat

memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering

digunakan.

Page 39: Laboratorium

Wadah atau tempat menyimpan bahan-bahan kimia

Botol reagen atau botol pereaksi

Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan

untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.

Lup

Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk

mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama te

. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai

Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika

bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di

laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai. Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di

laboratorium.

Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.

Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.

Page 40: Laboratorium

3. Melakukan Percobaan

rosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang

mengkhawatirkan yaitu 9 orang/hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,

sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu

terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur keselamatan kerja di

laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Syarat Laboratorium yang Baik

Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan

peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll.

Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus

diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat

dikesampingkan begitu saja.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan

untuk mencari bahan kimia tertentu.

Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran

dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.

Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan

bila bereaksi.

2. Tata Tertib Keselamatan Kerja

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium

tanpa seizin petugas laboratorium. 2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

Page 41: Laboratorium

4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan. 6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan

pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja. 7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium. 8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye

shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya. 9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas

laboratorium. 10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang

volatil dan mudah terbakar.

11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

12. Buanglah sampah pada tempatnya. 13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan

dapat dibantu dengan segera.

14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium. 15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

3. Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat

keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.

1. Pemadam kebakaran (hidrant)

2. Eye washer 3. Water shower 4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

5. Jas Laboratorium 6. Peralatan pembersih

7. Obat-obatan 8. Kapas 9. Plaster pembalut

4. Simbol Keselamatan Kerja

Page 42: Laboratorium

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.

1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.

2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.

3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.

BIasanya berupa gelas kimia. 5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan

kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi. 6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan

listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.

7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum

menggunakan bahan tersebut. 8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya

adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.

Page 43: Laboratorium

10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser. 11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini

dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.

12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

5. Cara Memindahkan Bahan Kimia

Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui segala

informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan

kimia, jangan dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia.

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan iritasi pada

kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja.

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain yang

tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.

6. Pembuangan Limbah

Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat berbahaya bagi lingkungan. Buang

segera limbah sehabis melakukan percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan

nonorganik supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.

7. Penanganan Kecelakaan

Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan

benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran.

Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih.

Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya.

Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan hidran untuk memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran meluas, segera panggil petugas pemadam

kebakaran.

Page 44: Laboratorium

2. Keselamatan Terhadap Penggunaan Bahan di Laboratorium

Bekerja aman dengan bahan kimia

1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.

2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.

3. Menggunakan masker

4. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.

5. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).

Memindahkan bahan kimia

1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan (Lihat

lampiran 1 dan 2).

2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.

4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.

Memindahkan bahan kimia cair

1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan

memegang botol tersebut.

2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkontaminasi.

3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak terpercik.

4. Jangan menggunakan pipet yang sama untuk memindahkan bahan kimia yang berbeda.

Memindahkan bahan kimia padat

1. Gunakan wadah yang sesuai (melihat karakteristik) untuk pengambilan bahan kimia.

2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.

3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan

tersebut.

Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi

Page 45: Laboratorium

1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.

2. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.

3. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai

orang lain maupun diri sendiri.

Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia

1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.

2. Letakkan batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan yang cepat/mendadak.

3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum

seperempatnya.

Page 46: Laboratorium