lambang negara kesatuan republik indonesia · pdf filediikrarkan sebagai pedoman hidup ......

33
i LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: duongnhan

Post on 31-Jan-2018

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

i

LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

ii

PANCASILA

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

3. PERSATUAN INDONESIA

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN

DALAM PERMUSYARATAN PERWAKILAN

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Page 3: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

iii

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945 Pembukaan

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu. maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak

sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakyat

Indonesia ke depan pintu kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka,

bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka

rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah

Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia

yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang

Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Page 4: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

iv

LAMBANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Page 5: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

v

ARTI LAMBANG POLRI

Lambang Polri bernama Rastra Sewatkottama yang berarti Polri adalah Abdi

Utama dari pada Nusa dan Bangsa. Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang

diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri pada tanggal 1 Juli 1954.

Polri yang tumbuh dan berkembang dari rakyat dan untuk rakyat, memang harus

berinisiatif dan bertindak sebagai abdi sekaligus pelindung dan pengayom rakyat.

Harus jauh dari tindakan dan sikap “Penguasa”. Ternyata prinsip ini sejalan

dengan paham kepolisian di semua negara yang di sebut new modern police philosophy.

“Vigiliant quiescant” ( kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tentram).

Prinsip itu diwujudkan dalam bentuk logo dengan rincian makna :

Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara

Tiang dan Nyala Obor bermakna penegasan tugas Polri, disamping memberi

sesuluh selalu sadar akan perlunya kondisi kamtibmas yang mantap.

Pancaran Obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan

5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945 hari Proklamasi kemerdekaan dan

sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan

negara.

Tangkai padi dan kapas menggambarkan cita – cita bangsa menuju kehidupan

adil dan makmur, sedang 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi

merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan Kapolri pertama 29

September 1945 yang di jabat oleh Jenderal Raden Said Soekanto

Tjokrodiatmojo.

Tiga bintang diatas logo Tri Brata adalah pedoman hidup Polri. Sedang warna

hitam dan kuning adalah warna legendaris Polri.

Warna Hitam adalah lambang keabadian dan sikap tenang mantap yang

bermakna harapan agar Polri selalu tidak goyah dalam situasi dan kondisi

apapun: tenang, memiliki stabilitas nasional yang tinggi dan prima agar dapat

selalu berpikir jernih, bersih, dan tetap dalam mengambil keputusan.

Page 6: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

vi

LAMBANG POLISI LALU LINTAS

Page 7: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

vii

MAKNA LAMBANG POLISI LALULINTAS

Gambar Roda : Lambang “Kecepatan Bergerak” atau Mobile

Kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan setiap anggota Polantas di dalam pengabdian sebagai aparat penegak hukum, pelindung, pengayom danpelayan masyarakat dalam rangka terbinanya ketentraman masyarakat guna terwujudnya keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Gambar Tameng : Lambang “Perlindungan”

Setiap anggota Polantas wajib memiliki kemampuan dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan mental kepribadian yang berjiwa Tri Brata dan Catur Prasetya dalam rangka tugas melindungi masyarakat dari setiap gangguan kamtibmas.

Jari – Jari Tameng : Berjumlah 22 diartikan sebagai tanggal lahirnya Polantas.

Garis Marka : Berjumlah 9 diartikan sebagai bulan September yang merupakan bulan lahirnya Polantas.

Gambar Sayap : Adalah lambang inisiatif, melindungi dan mempermudah gerakan pelaksanaan tugas dari Polantas untuk melindungi setiap pemakai jalan dan memberi rasa aman dan nyaman dalam berlalu lintas.

Gambar sayap terdiri dari tiga bagian yang menjadi jiwa dan semangat pengabdian bagi setiap anggota Polantas.

- Sayap dengan lima helai berarti Pancasila

- Sayap dengan tiga helai berarti Tri Brata

- Sayap dengan empat helai berarti Catur Prasetya

Penjumlahan makna gambar pada lambang = 55 diartikan sebagai Tahun kelahiran Lalu Lintas Bhayangkara, yaitu tahun 1955.

Seloka bertuliskan : “DHARMA KERTA MARGA RAKSYAKA”

Dharma Kerta : Sebagai sasaran pengabdian

Marga : Jalan Raya dan setiap pengguna jalan.

Raksyaka : Memberi perlindungan dan pelayanan terhadap pengguna jalan

Page 8: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

viii

IKRAR POLISI LALU LINTAS

TRI BRATA

KAMI POLISI INDONESIA

1. BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA DENGAN PENUH KETAKWAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

2. MENJUNJUNG TINGGI KEBENARAN, KEADILAN DAN KEMANUSIAAN DALAM

MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG

BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG – UNDANG DASAR 1945

3. SENANTIASA MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKAT

DENGAN KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN

KETERTIBAN

CATUR PRASETYA

SEBAGAI INSAN BHAYANGKARA KEHORMATAN SAYA ADALAH

BERKORBAN DEMI MASYARAKAT BANGSA DAN NEGARA, UNTUK :

1. MENJAGA SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN

2. MENJAGA KESELAMATAN JIWA, HARTA BENDA DAN HAK

ASASI MANUSIA

3. MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM

4. MEMELIHARA PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI

Page 9: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

ix

VISI DAN MISI

KODE ETIK PROFESI

Visi Polisi Lalu Lintas adalah menjamin tegaknya hukum di jalan yang bercirikan Perlindungan, Pengayoman, Pelayanan Masyarakat yang demokratis sehingga terwujud keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Misi Polisi Lalu Lintas adalah mewujudkan Masyarakat pemakai jalan memahami dan yakin kepada Polantas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dalam kegiatan Pendidikan Masyarakat lalu lintas, penegakan hukum lalu lintas, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan

Page 10: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

x

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ( Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/ 32 / VII / 2003 tanggal 1 Juli 2003 )

PEMBUKAAN

Keberhasilan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan melindungi,

mengayomi serta melayani masyarakat, selain ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan

keterampilan teknis Kepolisian yang tinggi sangat ditentukan oleh perilaku terpuji setiap

anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di tengah masyarakat.

Guna mewujudkan sifat kepribadian tersebut, setiap anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya senantiasa terpanggil

untuk menghayati dan menjiwai Etika Profesi Kepolisian yang tercermin pada sikap dan

perilakunya, sehingga terhindar dari perbuatan tercela serta penyalahgunaan wewenang.

Etika Profesi Kepolisian merupakan kristalisasi dari nilai – nilai Tri Brata yang

dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia dalam wujud komitmen moral yang meliputi etika pengabdian,

Kelembagaan dan kenegaraan, selanjutnya disusun ke dalam Kode Etik Profesi Kepolisian

Negara Republik Indonesia

Etika pengabdian merupakan komitmen moral setiap anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia terhadap profesinya sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegak hukum serta pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Etika Kelembagaan merupakan komitmen moral setiap anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia terhadap institusinya yang menjadi wadah pengabdian dan patut di

junjung tinggi sebagai ikatan lahir bathin dari semua insan Bhayangkara dengan segala

martabat dan kehormatannya.

Etika Kenegaraan merupakan komitmen moral setiap anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia dan institusinya untuk senantiasa bersikap netral, mandiri dan tidak

terpengaruh oleh kepentingan politik, golongan dalam rangka menjaga tegaknya hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia mengikat secara moral sikap

dan perilaku setiap anggota Polri.

Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia harus

dipertanggungjawabkan di hadapan sidang Komisi Kode Etik.

Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat berlaku juga pada

semua organisasi yang menjalankan fungsi Kepolisian di Indonesia.

BAB I

Page 11: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xi

ETIKA PENGABDIAN

Pasal 1

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dengan menunjukkan sikap pengabdiannya berperilaku :

a. Menjunjung tinggi sumpah sebagai anggota Polri dari dalam hati nuraninya kepada

Tuhan Yang Maha Esa ;

b. Menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni karena

kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata amal ibadahnya ;

c. Menghormati acara keagamaan dan bentuk – bentuk ibadah yang diselenggarakan

masyarakat dengan menjaga keamanan dan kekhidmatan pelaksanaannya.

Pasal 2

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia berbakti kepada nusa dan bangsa

sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan :

a. Mendahulukan kehormatan bangsa Indonesia dalam kehidupannya ;

b. Menjunjung tinggi lambang – lambang kehormatan bangsa Indonesia ;

c. Menampilkan jati diri bangsa Indonesia yang terpuji dalam semua keadaan dan

seluruh waktu;

d. Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia.

Pasal 3

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas

memelihara keamanan dan ketertiban umum selalu menunjukkan sikap perilaku terpuji

dengan :

a. Meletakkan kepentingan negara, bangsa, masyarakat dan kemanusiaan di atas

kepentingan pribadinya ;

b. Tidak menuntut perlakuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan terhadap

semua warga negara dan masyarakat ;

c. Menjaga keselamatan fasilitas umum dan hak milik perorangan serta menjauhkan

sekuat tenaga dari kerusakan dan penurunan nilai guna atas tindakan yang diambil

dalam pelaksanaan tugas.

Pasal 4

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas

penegakan hukum wajib memelihara perilaku terpercaya dengan :

a. Menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah;

b. Tidak memihak ;

c. Tidak melakukan pertemuan di luar ruangan pemeriksaan dengan pihak – pihak yang

terkait dengan perkara ;

d. Tidak mempublikasikan nama terang tersangka dan saksi ;

e. Tidak mempublikasikan tata cara, taktik dan teknik penyidikan ;

Page 12: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xii

f. Tidak menimbulkan penderitaan akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja

menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak – pihak

yang terkait dengan penyelesaian perkara ;

g. Menunjukkan penghargaan terhadap semua benda – benda yang berada dalam

penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara ;

h. Menunjukkan penghargaan dan kerja sama dengan sesama pejabat negara dalam

sistem peradilan pidana ;

i. Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan

penanganan perkara yang ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan

perkara pidana yang dimaksud, sehingga diperoleh kejelasan tentang

penyelesaiannya ;

Pasal 5

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat senantiasa :

a. Memberikan pelayanan terbaik ;

b. Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama ;

c. Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit ;

d. Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak / arogan

karena kekuasaan ;

e. Tidak membeda – bedakan cara pelayanan kepada semua orang ;

f. Tidak mengenal waktu istirahat selama 24 Jam, atau tidak mengenal hari libur ;

g. Tidak membebani biaya, kecuali diatur dalam peraturan perundang – undangan ;

h. Tidak boleh menolak permintaan pertolongan bantuan dari masyarakat dengan

alasan bukan wilayah hukumnya atau karena kekurangan alat dan orang ;

i. Tidak mengeluarkan kata – kata atau melakukan gerakan – gerakan anggota

tubuhnya yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan Polisi yang telah

diberikan kepada masyarakat ;

Pasal 6

(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menggunakan kewenangannya

senantiasa berdasarkan kepada norma hukum dan mengindahkan norma agama,

kesopanan, kesusilaan dan nilai – nilai kemanusiaan.

(2) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa memegang teguh rahasia

sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah kedinasan perlu dirahasiakan.

Pasal 7

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa menghindarkan diri dari

perbuatan tercela yang dapat merusak kehormatan profesi dan organisasinya, dengan tidak

melakukan tindakan – tindakan berupa :

a. Bertutur kata kasar dan bernada kemarahan ;

Page 13: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xiii

b. Menyalahi dan atau menyimpang dari prosedur tugas ;

c. Bersikap mencari – cari kesalahan masyarakat ;

d. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan / pertolongan ;

e. Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat ;

f. Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan ;

g. Melakukan tindakan yang dirasakan sebagai perbuatan menelantarkan anak – anak

dibawah umur ;

h. Merendahkan harkat dan martabat manusia.

BAB II

ETIKA KELEMBAGAAN

Pasal 8

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menjunjung tinggi institusinya

dengan menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi.

Pasal 9

(1) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia memegang teguh garis

komando , mematuhi Jenjang kewenangan, dan bertindak disiplin berdasarkan

aturan dan tata cara yang berlaku.

(2) Setiap atasan tidak dibenarkan perintah yang bertentangan dengan norma hukum

yang berlaku dan wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah yang diberikan

kepada anggota bawahannya.

(3) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan perintah

kedinasan tidak dibenarkan melampaui batas kewenangannya dan wajib

menyampaikan pertanggungjawaban tugasnya kepada atasan langsungnya.

(4) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya tidak boleh terpengaruh oleh istri, anak dan orang – orang lain yang

masih terkait hubungan keluarga atau pihak lain yang tidak ada hubungannya

dengan kedinasan.

Pasal 10

(1) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menampilkan atas sikap

kepemimpinan melalui keteladanan, keadilan, ketulusan dan kewibawaan serta

melaksanakan keputusan pimpinan yang di bangun melalui tata cara yang berlaku

guna tercapainya tujuan organisasi.

(2) Dalam proses pengambilan keputusan boleh berbeda pendapat sebelum diputuskan

pimpinan dan setelah diputuskan semua anggota harus tunduk pada keputusan

tersebut.

(3) Keputusan pimpinan diambil setelah mendengar semua pendapat dari unsur – unsur

yang terkait, bawahan dan teman sejawat, kecuali dalam situasi yang mendesak.

Page 14: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xiv

Pasal 11

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa menjaga

kehormatan melalui penampilan seragam dan atau atribut, tanda pangkat jabatan dan tanda

kewenangan Polri sebagai lambang kewibawaan hukum, yang mencerminkan tanggung

jawab serta kewajibannya kepada institusi dan masyarakat.

Pasal 12

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa menampilkan rasa

setia kawan dengan sesama anggota sebagai ikatan bathin yang tulus atas dasar kesadaran

bersama akan tanggungjawabnya sebagai salah satu pilar keutuhan bangsa Indonesia,

dengan menjunjung tinggi prinsip – prinsip kehormatan sebagai berikut :

a. Menyadari sepenuhnya sebagai perbuatan tercela apabila meninggalkan kawan

yang terluka atau meninggal dunia dalam tugas sedangkan keadaan

memungkinkan untuk memberi pertolongan ;

b. Merupakan keteladanan bagi seseorang atasan untuk membantu kesulitan

bawahannya ;

c. Merupakan kewajiban moral bagi seorang bawahan untuk menunjukkan rasa

hormat dengan tulus kepada atasannya ;

d. Menyadari sepenuhnya bahwa seorang atasan akan lebih terhormat apabila

menunjukkan sikap menghargai yang sepadan dengan bawahannya ;

e. Merupakan sikap terhormat bagi anggota Polri baik yang masih dalam dinas

aktif maupun purnawirawan untuk menghadiri pemakaman jenazah anggota

Polri lainnya yang meninggal karena gugur dalam tugas ataupun meninggal

karena sebab apapun, dimana kehadiran dalam pemakaman tersebut dengan

menggunakan atribut kehormatan dan tata cara penghormatan yang setinggi –

tingginya ;

f. Selalu terpanggil untuk memberikan bantuan kepada anggota Polri dan

purnawirawan Polri yang menghadapi suatu kesulitan dimana dia berada saat

itu, serta bantuan dan perhatian yang sama sedapat mungkin juga diberikan

kepada keluarga anggota Polri yang mengalami kesulitan serupa dengan

memperhatikan batas kemampuan yang dimilikinya ;

g. Merupakan sikap terhormat apabila mampu menahan diri untuk tidak

menyampaikan dan menyebarkan rahasia pribadi, kejelekan teman atau

keadaan di dalam lingkungan Polri kepada orang lain buka anggota Polri ;

BAB III

ETIKA KENEGARAAN

Page 15: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xv

Pasal 13

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia selalu siap sedia menjaga

keutuhan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan Undang – Undang Dasar 1945, memelihara persatuan dalam kebhinekaan bangsa dan

menjunjung kedaulatan rakyat.

Pasal 14

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menjaga jarak yang sama

dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis, serta tidak

dipengaruhi oleh kepentingan politik golongan tertentu.

Pasal 15

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa berpegang teguh

pada konstitusi dalam menyikapi perkembangan situasi yang membahayakan keselamatan

bangsa dan negara.

Pasal 16

Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menjaga keamanan Presiden

Republik Indonesia dan menghormati serta menjalankan segala kebijakannya sesuai dengan

jiwa konstitusi maupun hukum yang berlaku demi keselamatan negara dan keutuhan bangsa.

BAB IV

PENEGAKAN KODE ETIK PROFESI

Pasal 17

Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

dikenakan sanksi moral, berupa :

a. Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela ;

b. Kewajiban pelanggar untuk menyatakan penyesalan atau meminta maaf secara

terbatas ataupun secara terbuka ;

c. Kewajiban pelanggar untuk mengikuti pembinaan ulang profesi ;

d. Pelanggar dinyatakan tidak layak lagi untuk menjalankan profesi Kepolisian ;

Pasal 18

Pemeriksaan atas pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia dilakukan oleh Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 19

Page 16: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xvi

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan 18 diatur lebih lanjut dengan

Tata Cara Sidang Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 20

Merupakan kehormatan tertinggi bagi setiap anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia untuk menghayati, mentaati dan mengamalkan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya maupun dalam kehidupan

sehari – hari demi pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

PENJELASAN TENTANG

Page 17: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xvii

KODE ETIK PROFESI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. UMUM

Pembinaan kemampuan profesi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

mengemban tugas pokoknya sebagaimana diatur dalam undang – undang Nomor 2 Tahun

2002 dilaksanakan melalui pembinaan etika profesi dan pengembangan pengetahuan serta

pengalaman penugasan secara berjenjang berlanjut dan terpadu.

Selanjutnya setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Undang –

undang Nomor 2 Tahun 2002 diwajibkan untuk menghayati dan menjiwai etika profesi

Kepolisian yang tercermin dalam sikap dan perilakunya dalam kedinasan maupun

kehidupannya sehari – hari.

Etika Profesi Kepolisian memuat 3 (tiga) substansi etika yaitu Etika pengabdian,

Kelembagaan dan Kenegaraan yang dirumuskan dan disepakati oleh seluruh anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia sehingga menjadi kesepakatan bersama sebagai Kode

Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang memuat komitmen moral setiap

anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kristalisasi nilai – nilai dasar yang

terkandung dalam Tri Brata dan dilandasi oleh nilai – nilai luhur Pancasila.

Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan pedoman perilaku

dan sekaligus pedoman moral bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai

upaya pemuliaan terhadap profesi kepolisian, yang berfungsi sebagai pembimbing

pengabdian, sekaligus menjadi pengawas hati nurani setiap anggota agar terhindar dari

perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.

Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pertama kali ditetapkan

oleh Kapolri dengan Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/213/VII/1985 tanggal 1 Juli 1985

selanjutnya naskah dimaksud terkenal dengan Naskah Ikrar Kode Etik Kepolisian Negara

Republik Indonesia beserta pedoman pengamalannya.

Dengan berlakunya Undang – undang Nomor 28 Tahun 1997 dimana pada pasal 23

mempersyaratkan adanya Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka

tanggal 7 Maret 2001 diterbitkan buku Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia dengan keputusan Kapolri No.Pol : Kep/05/III/2001 serta buku petunjuk

Administrasi Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan

Keputusan Kapolri No.Pol :Kep/04/III/2001 tanggal 7 Maret 2001.

Perkembangan selanjutnya berdasarkan Ketetapan MPR – RI Nomor VI/MPR/2000

tentang pemisahan Tentara Nasional dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketetapan

MPR – RI Nomor VII/MPR/2000 tentang peran Tentara Nasional Indonesia dan peran

Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan amanat Undang – undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam pasal 31 sampai

Page 18: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xviii

dengan pasal 35, maka diperlukan perumusan kembali Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

Republik Indonesia yang lebih konkrit agar pelaksanaan tugas Kepolisian lebih terarah dan

sesuai dengan harapan masyarakat yang mendambakan terciptanya supremasi hukum dan

terwujudnya rasa keadilan.

Selanjutnya perumusan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

memuat norma perilaku dan moral yang disepakati bersama serta dijadikan pedoman dalam

melaksanakan tugas dan wewenang bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

sehingga dapat menjadi pendorong semangat dan rambu – rambu nurani setiap anggota

untuk pemuliaan profesi Kepolisian guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan organisasi pembina profesi

Kepolisian yang berwenang membentuk Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik

Indonesia di semua tingkat organisasi, selanjutnya berfungsi untuk menilai dan memeriksa

pelanggaran yang dilakukan oleh anggota terhadap ketentuan Kode etik Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

II. BAB DAN PASAL – PASALNYA

1. Setiap Kode Etik Profesi pada umumnya memuat materi pokok yaitu nilai – nilai

/ ide yang bersifat mendasar (Statement of ideas) dan prinsip – prinsip

pelaksanaan tugas sehari – hari (Statement of guidelines / Principles in the

simply duties). Oleh karena itu pada naskah Kode Etik Kepolisian Negara

Republik Indonesia; Bab I berisi nilai – nilai dasar tentang jati diri anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menggambarkan filosofi Tri Brata,

berisi norma moral dalam etika kedinasan yang menggambarkan tingkat

profesionalisme anggota, Bab II berisi komitmen moral setiap individu anggota

terhadap institusi Polri dimana yang bersangkutan ditugaskan, Bab III berisi

komitmen moral setiap individu anggota dan institusinya yang berhubungan

dengan institusi lainnya dalam kehidupan bernegara, dan Bab IV berisi

ketentuan penegakan Kode Etik Profesi Polri yang mengatur ketentuan sanksi

moral dan Tata Cara Sidang Komisi.

2. Penjelasan pasal demi pasal :

BAB I. ETIKA PENGABDIAN

Pasal 1

Sikap moral pengabdian pengemban profesi kepolisian pertama – tama didasarkan

pada panggilan ibadah sebagai umat beragama melalui perbuatan nyata berupa

menjaga keselamatan sesama manusia, menjunjung tinggi martabat manusia dengan

segala kompleksitasnya, menjauhkan dari rasa khawatir dan ketakutan dalam

Page 19: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xix

kehidupan sehari – hari serta memelihara segenap aturan bagi terselenggaranya

sendi kehidupan manusia.

Amal perbuatan tersebut keluar dari dalam hati nuraninya dan bertanggung jawab

kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui sumpahnya dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Buah amal perbuatan tersebut akan dirasakan oleh semua masyarakat yang berbeda

– beda agama dan norma kehidupannya.

Pasal 2

Selaku anak bangsa setiap pengemban fungsi Kepolisian terpanggil dari dalam hati

nuraninya untuk tetap meluhurkan Indonesia bersama segenap komponen bangsa

Indonesia ditengah pergaulan antar bangsa di dunia.

Bangsa Indonesia ibarat sebuah bahtera dengan mengarungi samudera akan

mengalami berbagai tantangan perjuangan dan perubahan berbagai keadaan.

Namun setiap pengemban profesi kepolisian tetap menjaga dan memelihara

kelangsungan hidup dan kehormatan bangsa dengan segala pengorbanannya tanpa

batas.

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Memberikan pelayanan terbaik , yang dimaksudkan disini dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara ikhlas dengan prosedur pelayanan yang cepat,

sederhana serta tidak bersikap masa bodoh atau bersikap apatis / mendiamkan

adanya harapan masyarakat.

Tidak mengenal waktu istirahat selama 24 Jam atau tidak mengenal hari libur, yang

dimaksudkan disini adalah seorang anggota Polri yang sedang tidak bertugas tetap

dianggap sebagai sosok Polisi yang selalu siap memberikan perlindungan,

pengayoman dan pelayanan masyarakat, oleh karena itu kegiatan Polri yang harus

diemban bagi setiap anggota Polri merupakan identitas kegiatan selama 24 Jam

secara terus menerus, sehingga merupakan perbuatan yang terhormat apabila

kepadanya mengenyampingkan hak waktu istirahat atau hari libur untuk selalu

mengutamakan panggilan tugas sebagaimana harapan masyarakat dan perhatian

dari atasan.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Page 20: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xx

Memegang teguh rahasia sesuatu, yang dimaksudkan disini adalah memegang teguh

rahasia jabatan terhadap pihak tertentu yang tidak ada hubungannya dengan

kepentingan Dinas Kepolisian Republik Indonesia, proses penegakan hukum serta

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pasal 7

Pasal ini mengatur batasan – batasan minimal atas larangan terhadap bentuk

perilaku yang dapat dikatagorikan sebagai penodaan terhadap pemuliaan Profesi

Polri.

Martabat wanita merupakan sesuatu yang wajib dijunjung tinggi sehingga setiap

petugas Polri dalam penanganan kasus yang berkaitan dengan wanita perlu diberi

suatu rambu – rambu agar tidak menimbulkan persangkaan / penilaian yang

merugikan kehormatan profesi, seperti contoh antara lain dalam melakukan

pemeriksaan terhadap wanita sangat etis apabila dilakukan hanya oleh seorang

petugas pria.

BAB II, ETIKA KELEMBAGAAN

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Menggambarkan hubungan tingkatan / kewenangan dan pertanggung jawaban antar

seorang atasan dengan bawahannya, secara timbal balik. Sehingga apabila terjadi

suatu penyimpangan perilaku maka kedua belah pihak mempertanggung jawabkan

perbuatannya masing – masing atau secara bersama, sehingga apabila terjadi

penyimpangan perilaku maka kedua belah pihak mempertanggung jawabkan

perbuatannya masing – masing atau secara bersama.

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Page 21: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxi

Pasal 10

Tata cara yang berlaku, yang dimaksudkan adalah suatu proses pengambilan

keputusan yang ditempuh melalui musyawarah dengan menampung saran pendapat

anggota sebagai bahan pengambilan keputusan.

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

BAB III ETIKA KENEGARAAN

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Pasal ini menjelaskan bahwa Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

menginginkan untuk tidak terpolitisasi dan intervensi oleh pihak manapun dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya .

Pasal 15

Berpegang teguh pada konstitusi, yang dimaksud adalah semua tindakan Kepolisian

yang diambil dalam upaya mencegah dan menanggulangi situasi yang

membahayakan keselamatan bangsa dan negara tetap berdasarkan kepada Undang

– undang Dasar 1945.

Pasal 16

Cukup Jelas

BAB IV PENEGAKAN KODE ETIK PROFESI

Pasal 17

Setiap pelanggaran Kode Etik Profesi dikenakan saksi moral yang disampaikan dalam

bentuk putusan Sidang Komisi secara tertulis kepada terperiksa, dimana sanksi moral

tersebut bisa berupa pernyataan putusan yang menyatakan terperiksa terbukti

melakukan pelanggaran Kode Etik profesi Polri.

Bentuk sanksi moral sebagaimana diatur dalam pasal 17 Kode Etik Profesi Kepolisian

Negara Republik Indonesia merupakan bentuk – bentuk sanksi moral yang

penerapannya tidak secara kumulatif, namun sanksi moral tersebut terumus dari

Page 22: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxii

kadar sanksi yang teringan sampai dengan kadar sanksi terberat sesuai pelanggaran

perilaku terperiksa yang dapat dibuktikan dalam sidang Komisi.

Pernyataan penyesalan secara terbatas, yang dimaksudkan adalah pernyataan

meminta maaf secara langsung baik lisan maupun tertulis oleh terperiksa kepada

pihak ketiga yang dirugikan atas perilaku terperiksa.

Pernyataan penyesalan secara terbuka, yang dimaksudkan adalah pernyataan

meminta maaf secara tidak langsung oleh terperiksa kepada pihak ketiga yang

dirugikan melalui media massa.

Kewajiban pelanggar untuk mengikuti pembinaan ulang profesi, yang dimaksudkan

adalah anggota Polri yang telah terbukti melanggar ketentuan Kode Etik Profesi Polri

sebanyak 2 (dua) kali atau lebih melalui putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri,

kepadanya untuk mengikuti penataran/pelatihan ulang pembinaan profesi di

Lembaga Pendidikan Polri.

Pelanggaran dinyatakan tidak layak lagi untuk menjalankan profesi Kepolisian, yang

dimaksudkan adalah pelanggar dianggap tidak pantas mengemban profesi Kepolisian

sebagaimana diatur dalam rumusan pasal 14,15 dan 16 Undang – undang No 2

Tahun 2002 sehingga Ketua Sidang Komisi dapat menyatakan kepada Kasatker

setempat agar pelanggar diberikan sanksi berupa Tour of duty, Tour of area,

Pemberhentian dengan hormat atau Pemberhentian tidak dengan hormat.

Pasal 18

Pemeriksaan dalam Sidang Komisi adalah upaya pembuktian terhadap dugaan telah

terjadinya Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang didasari oleh proses putusan

sidang yang cermat sehingga tidak menjadi sarana persaingan tidak sehat antar

anggota. Sidang Komisi ini juga merupakan representasi masyarakat profesi dalam

rangka pemuliaan profesi Kepolisian.

Pasal 19

Pengaturan secara rinci tentang Tata Cara Sidang Komisi Kode Etik diatur tersendiri

dengan Keputusan Kapolri.

BAB V PENUTUP

Pasal 20

Cukup Jelas.

Page 23: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxiii

ETIKA PROFESI POLISI LALU LINTAS

1. Umum

Kata "Etika" berkaitan dengan tingkah laku manusia yang "baik atau buruk".

Ini berarti pula sebagai aturan tata susila, sikap akhlak dan tindakan yang

berhubungan dengan tata nilai yang berlaku

Demikian halnya Polantas sebagai insan hamba Tuhan sekaligus sebagai

mahluk sosial, didalam segala ucap serta perilakunya harus memperhatikan rambu -

rambu tata nilai di masyarakat maupun aturan - aturan yang berlaku di dalam

organisasinya. Oleh karenanya "Etika Profesi Polantas" menjadi satu hal yang sangat

penting bagi setiap insan Polantas dalam rangka menjalankan tugas kewajiban

maupun keberadaan Polantas sebagai bagian dari Polri yang juga merupakan bagian

dari bangsa Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai jiwa, kepribadian, pandangan

hidup dan falsafah, selain pedoman hidup Tri Brata serta Catur Prasetya sebagai

pedoman kerja, masih di pandang perlu dirumuskan doktrin - doktrin yang

bermanfaat untuk mengoperasionalkan profesinya.

Dengan demikian Polantas akan memiliki ciri - ciri khusus yang menjadi jati

dirinya dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajibannya ditengah - tengah

masyarakat dengan maksud guna mencapai Polantas yang dicintai dan di hormati

masyarakat.

2. Ketentuan - ketentuan Dasar Tentang Profesi Polantas

a. Merupakan bidang pengabdian yang memiliki unsur - unsur :

1) Setia kepada tugas dan kewajibannya dengan tidak

menyalahgunakan kewenangan, tugas pokok dan tanggung

jawab, kecuali demi kepentingan organisasi / profesinya.

2) Memerlukan pengorbanan tenaga, pikiran dan bila perlu jiwa

dan raga.

3) Tanpa pamrih yang berlebihan.

b. Memiliki hakekat dan sifat tertentu :

1) Hakekat profesi Polantas adalah "segala upaya guna

mewujudkan kamtibcar lantas"

2) Sifat - sifat profesi meliputi:

a) Formal artinya untuk menjadi anggota Polantas harus

berdasarkan peraturan yang berlaku.

Page 24: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxiv

b) Yuridis artinya segala tindakannya harus dilandasi dengan

ketentuan hukum yang berlaku.

c) Pengayoman artinya tujuan tugas Polantas berpijak pada

perlindungan masyarakat di jalan demi kamtibcar lantas.

d) Berkembang artinya pelaksanaan profesi Polantas tidak

statis.

c. Diperlukan persyaratan dasar:

1) Formal yaitu syarat - syarat sebagai Polantas, seperti

pendidikan, postur tubuh dan kemampuan - kemampuan

tertentu yang telah diatur.

2) Persyaratan Psykologis untuk menunjang pelaksanaan profesi

Polantas antara lain:

a) Ulet dan tekun

b) Cepat tepat dalam mengambil keputusan

c) Dinamis

d) Tegas dan bijaksana

e) Wawasan luas

f) Berinisiatif

g) Tidak emosional

h) Tanggap terhadap perubahan

i) Obyektif

j) Berprinsip

d. Memahami dan menguasasi teknis / pengetahuan tentang lalu lintas,

termasuk kecepatan dalam pelayanan / perlindungan masyarakat.

e. Pedoman tingkah laku Polantas mencakup:

1) Filosofis ( Pancasila, doktrin - doktrin, azas - azas kewenangan

kepolisian, etika profesi dan kode etik).

2) Yuridis (KUHP, KUHAP atau perundang - undangan lain yang

berlaku)

f. Organisasi Profesi Polantas terdiri dari tingkat pusat dan kewilayahan

dengan uraian tugas yang telah dirumuskan dalam Organisasi dan

Tata Laksana

Page 25: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxv

3. Azas yang di anut Polantas dalam melaksanakan tugas adalah :

a. Legalitas, yaitu Polantas dalam melaksanakan tugas berdasarkan pada

ketentuan perundang -undangan yang berlaku.

b. Opportunitas, bahwa setiap tindakan Polantas tidak senantiasa

mendasarkan pada ketentuan hukum, namun juga melihat

kepentingan umum yang lebih besar.

c. Keseimbangan dengan kewajiban suatu azas yang melandasi tindakan

Polantas yang menuntut ketepatan dalam menilai tentang perlu atau

tidak sama sekali bertindak. Dalam pelaksanaan azas kewajiban

tersebut, perlu diperhatikan 4 sub azas yaitu :

1) Azas Keperluan, untuk akurasi implementasi dari azas ini perlu

dibekali dengan wawasan, pengalaman dan pengetahuan yang

memadai.

2) Azas masalah sebagai ukuran, maksudnya tindakan kepolisian

harus memakai pertimbangan - pertimbangan obyektif tanpa

dibebani motif pribadi.

3) Azas tujuan sebagai ukuran, yaitu tindakan kepolisian benar -

benar mencapai sasaran yang tepat.

4) Azas keseimbangan, yaitu parameter bagi setiap tindakan

kepolisian agar dirasakan keadilan yang murni.

4. Motto / rumusan Profesi Polantas :

a. Sopan terhadap setiap masyarakat mulai dari bathinnya, lahirnya,

tindakan, ucapan dan sebagai anggota masyarakat.

b. Melayani, Polantas sebagai abdi nusa dan bangsa berkewajiban

memberikan pelayanan yang baik, tanpa pilih kasih dalam

memberikan pelayanan.

c. Melindungi, setiap anggota Polantas wajib melindungi masyarakat

pengguna jalan dari kemungkinan gangguan / ancaman yang dapat

merugikannya, baik terhadap harta benda, hak - hak dan kewajiban

masyarakat. Hal untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat

pengguna jalan dapat dilaksanakan dengan tindakan preventif

Page 26: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxvi

maupun represif, termasuk melindungi tegaknya hukum / peraturan

- peraturan yang berlaku.

d. Adil, setiap tindakan Polantas harus dirasakan wajar / patut, seimbang

oleh setiap pelaku pelanggar hukum, dengan tetap berpegang pada

nilai - nilai martabat / harkat manusia.

5. Polisi Lalu Lintas harus memiliki moral kepribadian dan perilaku yang dapat

dijadikan sebagai panutan masyarakat, agar sebagai aparat penegak hukum,

pelindung dan pelayan masyarakat benar-benar eksis.

6. Ucapan, sikap dan perilaku setiap anggota Polantas dalam mengemban tugas

harus memiliki ciri-ciri menghormati, menjunjung tinggi hak-hak azasi

manusia dengan tetap berpegang teguh demi tegaknya hukum berdasarkan

azas legalitas maupun azas opportunitas.

7. Setiap anggota Polantas dalam menjalankan tugas, fungsi dan peranannya

senantiasa berpedoman pada batas kewenangan yang ada dan Undang-

Undang yang berlaku dalam rangka mewujudkan rasa adil dan kepastian

hukum bagi masyarakat.

Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, hal-hal yang harus dihayati bagi setiap

anggota Polantas adalah :

a. Penguasaan profesi Polantas yang merupakan salah satu sarana Polri

untuk melaksanakan pengabdiannya kepada bangsa dan negara, oleh

karenanya setiap anggota Polantas wajib mengikuti setiap perubahan yang

terjadi di masyarakat maupun teknologi dan ilmu pengetahuan.

b. Memelihara sikap penampilan, kesehatan, jasmani dan rohani agar memiliki

kesiapan dalam menghadapi tugas yang diberikan.

c. Mampu mendayagunakan sumber potensi yang terdapat dilingkungan, dalam

upaya mengembangkan sumber informasi dan pemberdayaannya.

d. Memelihara hubungan baik dengan semua instansi terkait agar setiap langkah

yang ditempuh Polantas mendapat dukungan semua pihak.

e. Menegakkan citra positif Polantas dimanapun dan sampai kapanpun.

Page 27: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxvii

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT LALU LINTAS

KATA SAMBUTAN DIREKTUR LALU LINTAS POLRI

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas segala rahmat dan karuniaNya, Buku

Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan kedua yang merupakan revisi dari Buku

Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama, dapat terwujud.

Revisi dari Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama sengaja

disusun, mengingat beberapa hal yaitu antara lain dengan telah berubahnya struktur

organisasi Polri, baik secara kelembagaan dengan telah dipisahkannya Polri dari ABRI

(sekarang TNI), maupun organisasi dan tata kerja dilingkungan internal Polri mulai

dari tingkat Markas Besar Polri sampai dengan Kewilayahan. Disamping itu seiring

dengan berjalannya waktu, juga telah terjadi perubahan pada beberapa petunjuk

pelaksanaan tugas Polantas yang telah ada sebelumnya, sehingga dipandang perlu

untuk mengadakan perubahan-perubahannya.

Akhirnya, dengan tetap menaruh hormat dan penghargaan saya kepada para

penggagas dan penyusun Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama , saya

mengharapkan agar Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas yang merupakan

penyempurnaannya ini, dapat lebih bermanfaat, khususnya bagi anggota Polantas di

seluruh Indonesia.

Kepada Tim Penyusun Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas yang telah merevisi

Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas, saya mengucapkan terima kasih dan selamat

atas prestasi dan dedikasi yang telah ditunjukkan.

Semoga Tuhan Y.M.E. senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya kepada

kita khususnya insan Polantas, dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat,

bangsa dan Negara.

Jakarta, 22 September 2005 DIREKTUR LALU LINTAS POLRI

Drs. UTJIN SUDIANA. D, SH, MM

BRIGADIR JENDERAL POLISI

Page 28: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxviii

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT LALU LINTAS

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena atas rahmat dan

ridhoNya, Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan kedua yang merupakan revisi /

penyempurnaan dari Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama dapat

diselesaikan bertepatan dengan HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-50 tanggal 22

September 2005.

Pada kesempatan ini, Tim Penyusun Revisi Vademikum Polisi Lalu Lintas

mengucapkan terima kasih kepada para pendahulu, penggagas dan penyusun

sebelumnya karena berkat beliau-beliaulah sehingga Buku Vademikum Polisi Lalu

Lintas yang merupakan revisi dan penyempurnaannya ini, dapat lebih mudah

dilaksanakan.

Perubahan dan penyempurnaan Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas sengaja

dilaksanakan atas ide dan gagasan dari Bapak Direktur Lalu Lintas Polri, Brigjen Pol

Drs Utjin Sudianan. D, SH,MM, mengingat telah terjadinya beberapa perubahan

dilingkungan organisasi Polri, baik secara kelembagaan, maupun petunjuk-petunjuk

pelaksanaan yang telah ada sebelumnya.

Penyusun menyadari bahwa Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan

kedua ini, juga ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun tehnis

penulisannya, sehingga masih dipandang perlu adanya kritik dan saran guna

penyempurnaannya.

Akhirnya Tim Penyusun mengharapkan agar Buku Vademikum Polisi Lalu

Lintas ini dapat bermanfaat khususnya bagi anggota Polantas diseluruh Indonesia.

Jakarta, 22 September 2005

TIM PENYUSUN

KETUA

Drs. SULISTIYO ISHAK, SH, Msi KOMBES POL NRP 56060598

Page 29: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxix

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT LALU LINTAS

SURAT - KEPUTUSAN No. Pol. : Skep/ / IX / 2005

tentang

REVISI / PENYEMPURNAAN VADEMIKUM POLISI LALU LINTAS

DIREKTUR LALU LINTAS POLRI Menimbang : Bahwa perlu segera ditetapkan Surat Keputusan untuk

menerbitkan buku vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan ke dua yang merupakan revisi / penyempurnaan dari buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama.

Mengingat : 1. Dengan telah terjadinya perubahan struktur dan

kelembagaan serta organisasi dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia termasuk didalamnya Direktorat Lalu Lintas Polri.

2. Dipandang perlu untuk merevisi buku Vademikum Polisi

Lalu Lintas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini, serta adanya perubahan pada beberapa petunjuk yang berlaku dilingkungan Polisi Lalu Lintas.

3. Surat Perintah Direktur Lalu Lintas Polri No. Pol. :

Sprin/123/VII/2005 tanggal 25 Juli 2005 tentang Pokja Revisi Buku Vademikum Polantas.

Memperhatikan : Pertimbangan dan saran Staf Direktorat Lalu Lintas

Polri.

M E M U T U S K A N Menetapkan : 1. Menerbitkan Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas

cetakan ke dua yang merupakan revisi / penyempurnaan buku Vademikum Polisi Lalu Lintas cetakan pertama yang telah diterbitkan pada tanggal 22 September 1999, dengan ketentuan sebagai berikut :

/ a. Judul …..

Page 30: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxx

a. Judul Buku : Vademikum Polisi Lalu Lintas

cetakan kedua tahun 2005. b. Isi Buku : Beberapa materi yang berkait

dengan tugas pokok, fungsi dan peranan Polisi Lalu Lintas yang meliputi :

1) Sejarah dan organisasi lalu

lintas. 2) Fungsi tehnis lalu lintas. 3) Pembinaan Polisi lalu

lintas. 4) Kapita Selekta Hukum Lalu

Lintas. 2. Pemberlakuan Buku Vademikum Polisi Lalu Lintas

cetakan kedua dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Polisi Lalu Lintas Bhayangkara ke-50 tanggal 22 September 2005.

3. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalam

Surat Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

4. Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : September 2005

DIREKTUR LALU LINTAS POLRI

Drs. UTJIN SUDIANA D, SH. MM BRIGADIR JENDERAL POLISI

Kepada Yth : 1. Kapolri. 2. Irwasum Polri. 3. Kababinkam Polri. 4. Kabareskrim Polri. 5. Kabaintelkam Polri. 6. Para Deputy Kapolri. 7. Kadiv Propam Polri 8. Kadiv Kum Polri. 9. Kadiv Humas Polri. 10. Kadiv Telematika Polri. 11. Para Kapolda.

SURAT KEPUTUSAN DIRLANTAS POLRI NO. POL : SKEP/ / IX / 2005 TANGGAL : SEPTEMBER 2005

Page 31: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxxi

DAFTAR ISI

BAGIAN PERTAMA

: SEJARAH DAN ORGANISASI LALU LINTAS 1

BAB I SEJARAH POLISI LALI LINTAS…………………………………… 1. Jaman Penjajahan ………………………………………………. 1 2. Jaman Kemerdekaan …………………………………………… 1 4

BAB II : ORGANISASI POLISI LALU LINTAS ….………………………. 1. Visi dan Misi Polisi Di Bidang Lalu Lintas ………………… 19

2. Kebijaksanaan dan strategi Polisi Lalu Lintas…………… 19 2. Struktur Organisasi Polisi Lalu Lintas …………………… 19 a. Ditlantas Polri …………………………………………….… 20 b. Ditlantas Polda ……………………………………………… 21 c. Polda Metro Jaya ………………………………………….… 25 d. Bagan Struktur Ditlantas Polri ………………………… 29 e. Bagan Struktur Polda…………………………………… 34 f. Bagan Struktur Polda Metro Jaya……………………… 35 36 BAGIAN KEDUA

: FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS

BAB I : PENDIDIKAN MASYARAKAT BIDANG LALU LINTAS………

1. Pendahuluan ……………………………………………………… 36 2. Tujuan, Sasaran dan Manfaat ……………………………… 36

3. Kegiatan Dikmas Lantas terhadap Masyarakat terorganisir …………………………………………………………

39

5. Contoh-contoh pesan tentang keamanan lalu lintas 55

6. Lampiran ………………………………………………………… 59 64

BAB II : PENGKAJIAN MASALAH LALU LINTAS 68 1. Pendahuluan …………………………………………………… 68

2. Pengkajian Aspek Jalan ……………………………… 69 3. Pengkajian Aspek manusia …………………………. 106 4. Pengkajian Aspek Lingkungan……………………… 108 5. Pengkajian Khusus ……………………………………. 113 6. Pengkajian Aspek data dan Statistik ……………. 116 7. Penerapan Rekayasa dan Manajemen Lantas 128 8. Lampiran-lampiran ……………………………………. 134-159 BAB III : PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS ………………… 160 1. Umum ……………………………………………………… 160 2. Penegakan Hukum Lalu Lintas Bidang Preventif 161 a. Pengaturan Lalu Lintas …………………………… 161 b. Penjagaan Lalu Lintas …………………………… 167 c. Pengawalan Lalu Lintas …………………………… 172

Page 32: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxxii

d. Patroli Lalu lintas …………………………………… 178 3. Penegakan Hukum Lalu Lintas Bidang Represif … 184 a. Penindakan Pelangaran…………………………… 184 b. Bukti Pelangaran lalu Lintas Tertentu………… 189 c. Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas…………… 194 4. Lampiran – lampiran…………………………………… 235-289 BAB IV REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI LALU LINTAS 290 1. Umum …………………………………………………… 290 2. SIM………………………………………………………… 290 3. SATPAS…………………………………………………… 301 4. STNK………………………………………………………. 308 5. STCK………………………………………………………. 325 6. BPKB………………………………………………………. 328 7. TNKB / TCKB…………………………………………… 350 8. SAMSAT………………………………………………….. 352 9. Lampiran-lampiran…………………………………… 362-383 BAB V PATROLI JALAN RAYA 1. Dasar Kebijaksanaan ………..…………………….. 384 2. Pengertian ……………………………………………… 385 3. Tugas Pokok dan Peranan PJR………………….. 386 4. Hakekat ancaman yang dihadapi ……………… 389 5. Struktur Kekuatan……………………………………. 392 6. Pola Penugasan ……………………………….……… 400 7. Komando dan Pngendalian………………………… 300 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan…………………… 414 9. Lampiran – lampiran………………………………… 415-440 BAB IV INFORMASI LALU LINTAS 290 1. Pendahuluan ……………..…………………………… 441 2. Tugas dan Tanggung Jawab……………………… 443 3. Sistem Informasi Lalu Lintas ……………..……… 446 4.Jenis dan waktu pelaporan penyelenggaraan

Informasi Lantas……………………………………. 448

5. Pengolahan dan penyajian Data Lalu Lintas 449 6. Bentuk Laporan Data Lalu Lintas …………….. 450 7. Petunjuk pengisian dan pengoperasian 450 9. Lampiran-lampiran…………………………………… 451-505 BAGIAN KETIGA

MANAJEMEN PEMBINAAN DAN LATIHAN

BAB I PERENCANAAN DAN ADMINITRASI …………………… 506 1. Personel……………………………………………………… 506 2. Program dan Anggaran………………………………… 542 3. Materiil dan Logistik…………………………………….. 546

Page 33: LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA · PDF filediikrarkan sebagai pedoman hidup ... MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA ... c. Menampilkan

xxxiii

BAB II LATIHAN KEPOLISIAN LALU LINTAS…………………… 552 1. Pendahuluan …………………………………………… 552 2. Ketentuan Hukum…………………………………. 553 3.Perencanaan Latihan………………………………….. 559 4. Penutup…………………………………………………… 570 5. Lampiran-lampiran……………………………………. 571-587 BAGIAN EMPAT

KAPITA SELEKTA HUKUM LALU LINTAS

BAB I : KUHP……………………………………………………………… 589 1. Pengetahuan Hukum Pidana…………………………….. 589 2. Unsur-unsur melawan Hukum……………………… 589 3. Pasal-pasal Penting tentang

kealpaan/kesengajaan 593

BAB II HUKUM ACARA PIDANA 1. Pengertian –pengertian…………………………… 594 2. Wewenang Penyidik dan Penyelidik……………… 596 492 BAB III UNDANG-UNDANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN 1. UU No. 14 Tahun 1992 ttg LLAJ…… 601 2. UU No. 13 Tahun 1980 ttg Jalan……………… 613 3. PP No. 8 Tahun 1990 tg Jalan Tol 616 BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN DANA LAKA LANTAS 1. Umum ……………………………………………………… 622 2. Cara Mendapatkan Santuan Asuransi kecelakaan 623 BAB V KEPMENHUB YG BERKAITAN DGN LLAJ 1. Umum ………………………..…………………………… 625 BAB VI PERATURAN PENBINAAN PERSONIL 1. TAP MPR………………………..…………………………… 675 1. UU NO. Tahun 2002…………..…………………………… 676 PENUTUP 723